Analisis Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia

Post on 17-Jan-2017

280 views 4 download

Transcript of Analisis Sistem Pelayanan Kesehatan Indonesia

ANALISIS SISTEM KESEHATAN INDONESIA(Problematika & Solusinya)

Fuad Amsyari, dr, MPH, PhD

*) Disampaikan dlm Seminar Healthcare Professional, Fakultas Kedokteran Unair, 12 Desember 2016

DUNIA KESEHATAN ITU RUMIT

Cara memahami secara keilmuan dengan:

PENDEKATAN SISTEM

PENDEKATAN SISTEM(SYSTEM APPROACH):

1-ANALISIS SISTEM(System Analysis)

2-DINAMIKA MODEL(Dynamic Modeling)

SISTEM (TATANAN):

Kumpulan berbagai komponen yang berinteraksi secara kompleks, membentuk satu

kesatuan dengan tujuan tertentu

IDENTIFIKASI SUATU SISTEM MELALUI KAJIAN TERHADAP ASPEK2 nya:

1. Tujuan Sistem2. Komponen Sistem

3. Batas Sistem4. Pengendali Sistem5. Penggerak Sistem

6. Lingkungan Sistem

PERILAKU SISTEM & STATUS/KONDISI SISTEM AMAT TERGANTUNG PADA

PENGENDALI SISTEM

ANALISIS SISTEM

Mengkaji sesuatu masalah dengan memandangnya sebagai sistem atau bagian sistem dan menelusuri struktur dan perilaku

sistem tersebut

GENERASI SISTEM

1. Mengecil: Komponennya dijadikan Sub Sistem,

Sub Komponen menjadi Sub-Sub Sistem, dst: (Sub-Sub-Sub Sistem)

2. Membesar:Sistem dijadikan Komponen dari Supra Sistem, dst

(Supra-Supra Sistem)

APABILA SISTEM YANG TERKAIT TERLALU KOMPLEKS MAKA

DIUPAYAKAN MEMBUAT PENYEDERHANAAN SISTEM

TERSEBUT DENGAN MENYUSUN MODEL

MODEL:

Bentuk sederhana dari Sistem, Memanfaatkan Komponen Utama, meninggalkan Komponen Antara

PENDEKATAN SISTEM TERHADAP MASALAH KESEHATAN:

Kesehatan ditinjau dari SISTEM/TATANAN di mana permasalahan kesehatan itu terkait,

mengamati aspek mana dari sistem yang tidak menguntungkan untuk dicari solusinya

MASALAH KESEHATAN ITU KOMPLEKS SECARA INTERNAL, DILAKUKAN PENYEDERHANAAN

ATAU MODELING

MASALAH KESEHATAN JUGA KOMPLEKS DARI SISI EKSTERNAL,

TERKAIT DENGAN MASALAH SISTEM YANG LEBIH BESAR,

SISTEM NEGARA

KOMPONEN SOSIAL

KOMPONEN LINGKUNGAN BIO-FISIK

MODEL STRUKTUR NEGARA

KOMPONEN LINGKUNGAN BIO-FISIK

KOMPONEN DASAR SISTEM SOSIAL NEGARA

POLITIK

EKONOMI

HUKUM

SOSIAL-BUDAYA

PERTAHANAN-KEAMANAN-KETERTIBAN

SISTEM SOSIAL-BUDAYA

1. PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN a. Macam dan Jenjang Pendidikan b. Kurikulum c. Pendidik/guru d. Fasilitas pendidikan2. KOMUNIKASI-INFORMASI a. Media Masa b. Materi Informasi

3. KESEHATAN 4. OLAHRAGA

KESEHATAN sering dalam Posisi:

SUB

SUB

SUB-SISTEMdari suatu Negara

ANALISIS SISTEM KESEHATAN

INPUT PROCESS OUTPUT

Sumber Daya Upaya Kesehatan Status Kesehatan

(INPUT)SUMBER DAYA KESEHATAN:

- Tenaga Kesehatan: Dokter, Perawat, dll - Sarana, Prasarana, Fasilitas Kesehatan - Penunjang: SOP Program, Sistem Informasi- Beaya Investasi dan Operasional

(PROCESS)UPAYA KESEHATAN:

-Promotif :Gizi dll-Preventif : Imunisasi, dll-Kuratif : Pengobatan, dll-Rehabilitatif

(OUTPUT)STATUS/KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT:

-Angka Harapan Hidup-Angka Kematian Umum-Angka Kematian Bayi-Angka Kesakitan

MODEL STRUKTUR KEPEMIMPINAN DALAM SISKES

PRESIDEN

MENTERI KESEHATAN

DINAS KESEHATAN PROPINSI

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

GUBERNUR

BUPATI-WALIKOTA

STRUKTUR ORGANISASI KEMENKES

MENTERI KESEHATAN

SEKJEN

IRJEN

DIRJENUPAYA KES

DIRJENP2&KESLING

DIRJENGizi & KIA

DIRJENFarmasi & Alkes

Badan Litbangkes Badan P2 SDM Kes

PUSAT (8)

JENJANG PELAYANAN KURATIF

PUSKESMAS

RUMAH SAKIT RUJUKAN I

RUMAH SAKIT RUJUKAN II

JENJANG PELAYANAN NON-KURATIF

PUSKESMAS

DINAS KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

DINAS KESEHATAN PROPINSI

KEMENKES

Program Rutin

Program Khusus

Program Khusus

Program Khusus

BEBAN PELAYANAN KURATIF:

1. Puskesmas

2. Praktek Swasta

3. Rumah Sakit (Pemerintah & Swasta)

BEBAN PELAYANAN NON-KURATIF:

1. Puskesmas

2. Dinas Kesehatan (Program Khusus)

3. Kemenkes (Program Khusus)

PEMBEAYAAN PELAYANAN KESEHATAN NON-KURATIF

Pemerintah Pusat

dan/atau

Pemerintah Daerah

PEMBEAYAAN PELAYANAN KESEHATAN KURATIF

BPJS

dengan/tanpa

Pemerintah Pusat/Daerah

Peran Keuangan BPJS:

- Pengumpul Dana Masyarakat

- Pembeayaan Pelayanan Kesehatan Kuratif (Primer, Sekunder, Tersier)

PRODUK MANAJEMEN KEUANGAN BPJS:

1. Jika Negatif akan disubsidi Pemerintah untuk pemenuhan pelayanan kesehatan kuratif

2. Jika Positif akan memberi kontribusi dana ke Pemerintah untuk membantu pembiayaan

pelayanan kesehatan non-kuratif

PRODUK MANAJEMEN BPJStergantung pada:

Kebijakan Kepemimpinan BPJSdalam hal

-Manajemen internalnya-Pengaruh eksternalnya

GAMBARAN UMUM KONDISI STATUS PELAYANAN

KESEHATAN DI INDONESIA

SKALA YANG HARUS DITANGANI:

Menyehatkan Penduduk Indonesia

1. Jumlahnya 255.461.686 jiwa (2015)2. Tersebar dalam: a. 34 Propinsi b. 98 Kota & 416 Kabupaten c. 7.024 Kecamatan d. 8.142 Kelurahan & 74.093 Desa

STATUS KESEHATAN PENDUDUK

1. Angka Harapan Hidup : 69,1 th2. Angka Kematian Balita : 27,2%o kelahiran3. Angka Kematian Umum: 7,16%o

POLA PENYAKIT:

-Prevalensinya sekitar 20%penduduk /th

-Penyakit Menular terbanyak: Influenza, TBC, Muntaber, Cacar Air, Tifus, Campak, Pneumonia, Hepatitis, Pes, Kolera

-Penyakit Non-Menular terbanyak: Hipertensi, Arthritis, Stroke, Malnutrisi

INSTITUSI KESEHATAN YANG DIMILIKI (2015):

1. RS Pemerintah : 1.5932. RS Swasta : 8953. Puskesmas : 9.754

TENAGA DOKTER YANG ADA

Dokter Umum : 119.580 orangDokter Spesialis : 15.439 orang

Rasio dokter/penduduk sekitar 1 dokter melayani 2.270 penduduk

ANGGARAN KESEHATAN

Dari APBN 2016: Rp.109 Triliun*) (5,05 % APBN)

Untuk Kemenkes : Rp. 74,8 TriliunUntuk Non Kemenkes: Rp. 34,2 Triliun (Sebagai DAU & DAK di Kementerian dan Lembaga Lain)

*) Sudah termasuk hasil iuran BPJS

AKTIFITAS BPJS

1. Jumlah Peserta 156.790.287 orang2. Rawat Jalan tk I. :100.617.3783. Rawat Jalan tk II: 39.813.424

4. Rawat Inap : 6.311.146

KEUANGAN BPJS

1. Pendapatan : Rp 55,65 Triliun2. Beban Pengeluaran :Rp 61,41 Triliun3. Saldo akhir : Rp -9,07 Triliun

PROBLEMATIK&

ALTERNATIF SOLUSISISTEM KESEHATAN INDONESIA

ANALISIS BEBAN PELAYANAN KESEHATAN

Besarnya jumlah penduduk,Luasnya area negeri,

Karakter negeri Kepulauan, Kompleksitas Wilayah Administrasi

TANTANGAN YANG BESAR BAGI PEMERINTAH

ANALISIS STATUS KESEHATAN

1. Ukuran LE, IMR, CDR menunjukkan status kesehatan yang masih rendah, urutan ke sekitar 120 dari 190 negara di dunia

2. Ukuran Pola Penyakit menunjukkan masih tinggi prevalensinya, baik untuk Penyakit Infeksi dan Non-Infeksinya

ANALISIS FASILITAS PELAYANAN

1. Jumlah Dokter/Penduduk masih rendah dibanding negeri tetangga Malaysia (825penduduk/dokter) dan Singapura (513penduduk/dokter)

2. Jumlah Puskesmas masih jauh dari kebutuhan, baru sekitar satu per kecamatan yang itupun sekitar 10%nya tanpa dokter

3. Jumlah RS Pemerintah & Swasta juga masih kurang banyak, masih sekitar 2.500 RS untuk 500 Kota-Kabupaten dengan penyebaran yang jauh dari merata

4. Anggaran untuk Kesehatan juga masih rendah yakni sekitar US$50/orang(AS: 4.000, Jepang 1.750, Korea 600)

ANALISIS BPJS

1.Partisipasi peserta meningkat tajam (peserta sudah 160 juta dari total 250 juta termasuk penduduk miskin 28juta)2. Kesenjangan Fasilitas Kesehatan (ada puskesmas dengan 25.000 peserta hanya punya 2 dokter. Idealnya 3.500 peserta per dokter)

3. Penyebaran dokter & fasilitas kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit serta laboratorium tidak merata dibanding kepadatan penduduk setempat. Antrian pasien panjang4. Belum semua RS swasta ikut serta ke dalam BPJS5. Saldo keuangan negatif dalam 2 tahun tetap terjadi dan kian besar

6. BPJS masih dipertanyakan oleh masyarakat dalam 2 hal: a. Keselarasannya dengan tuntunan Agama Islam b. Melegalkan tarikan pada rakyat di luar pajak, khususnya bagi mereka yang kurang mampu, padahal pelayanan kesehatan adalah kewajiban pemerintah penuh pada rakyatnya

SOLUSI IDEAL PERBAIKAN SISTEM KESEHATAN

Pemerintah mengambil alih keseluruhan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

1. Menyediakan Fasilitas Kesehatan memadai di seluruh wilayah negara berbasis desa-kelurahan2. Semua tenaga kesehatan termasuk dokter dalam kendali penuh pemerintah sehingga bisa ditempat di manapun yang diperlukan untuk menjamin kebutuhan pelayanan kesehatan yang baik

3. Memberi prioritas pada pelayanan kesehatan non-kuratif untuk memperkecil kebutuhan pelayanan kesehatan kuratif4. Pengendalian dan pembakuan pelayanan kesehatan kuratif sesuai iptek kedokteran dan ketersediaan dana yang ada

5. Untuk meminimalkan komersialisasi pelayanan kesehatan maka Pelayanan Kesehatan swasta hanya diperbolehkan di ibu kota Propinsi yang itupun dalam pengendalian Pemerintah untuk kasus yang tidak tertangani oleh pelayanan kesehatan baku yang disiapkan pemerintah6. Anggaran Kesehatan sepenuhnya diambil dari APBN dan APBD tanpa membebani rakyat diluar pajak

7. Pelayanan Kesehatan harus tidak melanggar ketentuan agama yang ada di Indonesia 8. Tatakelola organisasi kesehatan harus dirampingkan untuk mempercepat proses penanganan masalah dan mencegah terjadinya penyelewengan

SEKIAN

WASSALAAM