Analisis Niasin

Post on 15-Jun-2015

885 views 0 download

Transcript of Analisis Niasin

 Oleh :

Kelompok 5 

Desi LorizaEriska Fianita

Ratna Komala SariRozalina Rulyanti Sido

Niasin adalah istilah generic untuk asam nikotinat dan turunan alaminya nikotinamida (niasin amida).

Niasin berfungsi sebagai komponen koenzim Nikotinamida Adenin Dinukleotida (NAD) dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat (NADP), yang berada di semua sel dan berperan sebagai factor berbagai oksidoreduktase yang terlibat dalam glikolisis, metabolisme asam lemak, pernapasan jaringan dan detoksifikasi, dimana perannya adalah melepas dan menerima atom hydrogen.

NAD juga berfungsi dalam sintesis glikogen. Sedangkan NADP juga ikut serta dalam reaksi dehidrogenasi, terutama dalam lintasan heksosa monofosfat (HMP) pada metabolisme glukosa.

Asam nikotinat dan amidanya siap diaborpsi melalui difusi. Melalui kerja teknik saluran gastrointestinal

Asam nikotinat yang terabsorpsi, didauraktifkan, melalui lintasan nikotinamid adenine dinukleatida (NAD) menjadi nikotinamid, dalam mukosa usus. Nikotinamid terabsorpsi diambil oleh jaringan dan digabung kedalam koenzim-koenzimnya

Kebutuhan minimum niasin pada orang dewasa dilaporkan sebesar 4,4 mg setara niasin per 1000 kkal.

Ahli-ahli dari Food and Agriculture Organization (FAO)/World Health Organization (WHO) menetapkan masukan niasin yang aman adalah 6,6 mg setara niasin per 1000 kkal untuk semua umur.

Niasin tersebar luas dalam makanan asal tanaman dan hewan. Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam, minyak biji-bijan dan kacang tanah. Susu dan telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan sumber niasin.

Pada tahap awal tanda-tanda kekurangan niasin adalah kelemahan otot, anoreksia, gangguan pencernaan dan kulit kemerahan.

Kekurangan berat menyebabkan pellagra yang mempunyai karakteristik dermatis, demensia dan diare.

Kulit yang terkena sinar matahari meradang dengan pola simetris pada kedua sisi tubuh, pecah-pecah dan menjadi luka.

Kelainan pada saluran cerna menyebabkan peradangan pada mukosa mulut dan saluran cerna serta diare. Kelainan pada system saraf pusat menyebabkan gejala resah, pusing, tidak bisa tidur, hilang ingatan, halusinasi yang berakhir dengan depresi berat.

Niasin sebanyak 200 kali dosis harian yang dianjurkan bisa menyebabkan:

kemerahan yang hebat gatal-gatal kerusakan hati kelainan kulit gout ulkus dan gangguan toleransi glukosa.

Analisis niasin biasa dilakukan dengan menggunakan metode kromotografi cair kinerja tinggi atau high-performance liquid chromatographic (HPLC) yaitu salah satu metode kromatografi cair yang menggunakan fasa diam yang ditempatkan dalam suatu kolom tertutup dan juga fasa geraknya berupa pelarut yang dialirkan dengan cepat kedalam kolom dengan bantuan pompa/tekanan.

Keterangan: Gradien Controller/Solvent Reservoir :

Fungsinya untuk menampung fasa gerak yang akan dialirkan kedalam kolom dengan bantuan pompa. Syarat fasa gerak yang digunakan harus dimilipore (pori-pori+5μm) dan didegass.

Pompa:Fungsinya untuk mendorong fasa gerak masuk kedalam kolom.

Sample Introductions/Injector :Fungsinya sebagai tempat memasukkan cuplikan/sampel dengan bantuan syringe.

Kolom:Merupakan jantung dari system HPLC, karena didalam kolomlah terjadi pemisahan komponen-komponen cuplikan.

Detektor:Fungsinya untuk mendeteksi komponen-komponen cuplikan hasil pemisahan kolom.

Data Output :Fungsinya untuk menampilkan hasil yang diperoleh.