Post on 02-Dec-2015
LAPORAN PENDAHULUANKONSEP ANALIS KUANTITATIF DAN PENGUKURAN pH
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Kimia Dasar
Oleh :
Nama : Windy WulandariNRP : 103020057Kelompok : III (tiga)No. Meja : 5 (lima)Tanggal Percobaan : 03 November 2010Asisten : Dandy Yusuf
LABORATORIUM KIMIA DASARJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG2010
I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2)
Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan.
1.1 Latar Belakang
Salah satu persoalan yang sering dihadapi dalam ilmu kimia adalah
menetukan komposisi dari suatu zat atau campuran. Analisis kuantitatif
merupakan cara untuk menguji dan mengidentifikasi suatu zat dalam menentukan
banyaknya komponen-komponren zat yang terdapat dalam suatu sampel zat yang
kemudian ditetapkan atau dinyatakan sebagai kadar kuatitatif.
Cara analisis yang memungkinkan kita untuk mengukur jumlah yang pasti
dalam suatu larutan dengan mereaksikan dengan suatu larutan lain yang
konsentrasinya diketahui adalah dengan cara titrasi. Analisis semacam ini yang
menggunakan volume larutan reaktan disebut analisis volumetri. Ada juga dalam
menentukan pH kita bisa menggunakan alat yang bernama pH meter, selain itu
juga bisa menggunakan indikator universal (Brady, 1999)
1.2 Tujuan Percobaan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan pH larutan, membuat dan
membakukan larutan, menentukan konsenterasi dan dapat memilih indikator yang
tepat pada larutan untuk titrasi sesuai pH indicator dari larutan tersebut.
1.3 Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah berdasarkan metode Asidimetri dan
Alkalimetri, dimana pereaksi standar bereaksi dengan larutan yang diuji dengan
dibantu oleh indikator sebagai petunjuk TAT (Titik Akhir Titrasi) sehingga
bereaksi secara kuantitatif. Berdasarkan teori Arrhenius (1884), bahwa apabila
suatu elektron melarut, sebagian dari elektron ini terurai menjadi partikel positif
dan partikel negatif yang disebut ion.
II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai: (1) Pengertian pH, (2) Pengukuran pH, (3)
titrasi asam basa dan larutan baku
2.1 Pengertian pH
pH suatu larutan menyatakan derajat atau tingkat keasaman dari larutan
tersebut. Derajat keasaman atau pH suatu larutan dapat diubah sesuai dengan
kebutuhan. Salah satu caranya dengan menambahkan senyawa basa atau asam. pH
diperoleh sebagai hasil negatif logaritma 10 dari konsentrasi ion H+ atau ion OH-
pH = -log [H+]
Adapun perhitungan pH larutan basa tidak dapat langsung ditentukan,
tetapi terlebih dahulu kita menentukan nilai pOH. Setelah diketahui maka, nilai
pH larutan basa bergantung pada harga kesetimbangan air(Kw).
Kw = [H+] [OH-]
Pada keadaan standar (suhu 25oC), harga Kw = 10-14 sehingga pH larutan basa
pH = 14 – pOH
(Brady. E. James.1998).
2.2. Pengukuran pH
Pengukuran pH secara potensiometri merupakan cara yang paling maju dan
tepat untukmengukur pH yaitu berdasarkan pengukuran tegangan gerakan elektrik
suatu sel kimia , yang mengandung larutan yang tidak diketahui pHnya sebagai
elektrolit, dan dua buah elektroda. Pengukuran pH suatu larutan asam atau basa
dapat dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus, kertas indikator universal,
dan pH-Meter.
a. Kertas Lakmus
Kertas lakmus hanya berfungsi menentukan apakah suatu zat bersifat asam
atau basa dan ketelitiannyapun kurang. Lakmus merah dan lakmus biru tidak
dapat menunjukan berapa harga pH secara tepat.
b. Larutan indikator
Indikator asam basa merupakan suatu zat yangdapat berubah warna pada pH
yang berbeda-beda. Sifat inilah yang dimanfaatkan untuk mengetahui nilai pH
suatu larutan. Perubahan warna zat atau larutan indikator memiliki rentang
tertentu yang disebut trayek indikator. Macam-macam indikator yaitu:
1. Indikator Universal
2. Fenolftalen
3. Metil Merah
4. Metil Jingga
5. Lakmus
c. pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk menentukan pH dari suatu
larutan secara mudah, sederhana, dan cepat. pH meter juga dapat digunakan untuk
mengikuti titrasi asam basa, dalam hal ini dapat dianggap sebagai indikator
terterntu. Pada dasarnya, pH meter terdiri atas dua elektroda dan satu voltmeter
untuk mengukur beda potensial (antara potensial pada elektroda pertama dan
potensial dalam elektroda lain), salah satu elektroda disebut elektroda indikator,
yang peka terhadap keasaman larutan. Elekltroda lain yang tidak peka terhadap
keasaman disebut elektroda referensi.
2.3 Titrasi asam basa dan larutan baku
Titrasi adalah metode analisis kuantitatif yang bertujuan untuk menentukan
kadar suatu larutan. Biasanya larutan yang akan dititrasi ditempatkan dalam labu
erlemeyer dan larutan penitrasi ditempatkan dalam buret. Larutan penitrasi
diteteskan perlahan-lahan kedalam lautan yang akan dititrasi. Proses ini
dihentikan jika titik akhir titrasi telah teercapai. Dalam titrasi asam basa suatu
larutan asam dititrasi oleh suatu zat penitrasi yang berupa larutan basa yang
volume dan konsentrasinya telah diketahui. Begitu juga sebaliknya, suatu larutan
basa dititrasi oleh larutan asam yang volume dan konsentrasinya telah diketahui.
Titik akhir titrasi atau titik ekivlen adalah keadaan di mana sekuruh zat yang
dititrasi tepat beraksi dengan zat penitrasi. Titik ekivalen dapat diketahui dengan
menggunakan inidkator. Jika titik ekivalen telah tercapai indikator berubah warna.
Larutan baku adalah larutan yang dapat dipakai untuk menentukan
konsentrasi dari larutan lain. Dikenal dua macam larutan baku, yaitu :
1. Zat baku primer adalah zat yang dipakai langsung untuk menentukan kadar atau
konsentrasi dari larutan lain.
2. Zat baku sekunder adalah zat yang dipakai untuk menentukan konsentrasi dari
larutan lain tetapi harus distandarisasikan dulu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym, 2009, Analisis Kualitatif, http:// id.wikipedia//Kimia_Analitik. (26 Oktober 2009)
Brady. E, James. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur. Bina Aksara : Jakarta
J.E. Brady, (1999), Kimia Universitas Asas dan Struktur, Edisi Kelima, Binarupa Aksara : Jakarta
Khopkar. S.M. (1990). Konsep Dasar Kimia Analitik. Terjemahan A.S, UI : Jakarta
Underwood, A dan Ray, JR, A, (1983). Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga : Jakarta