Post on 15-Jan-2017
1
KEBIJAKAN PENGAWASAN KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
DAERAH PADA ASPEK ANGGARAN, PBJ DAN DAERAH PADA ASPEK ANGGARAN, PBJ DAN DANA DESADANA DESA
Oleh :Ir. TARMIZI A.KARIM,M.Sc
INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI
JAKARTA, 23 MARET 2016
2
3
ESENSI PEMERINTAHANKemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdakaan kebangsaan
MAKNA PEMERINTAHAN KONDISI SAAT INI KONSEP PERUBAHAN
4
ENTREPRENEUR GOVERNMENT
Sebaliknya Pemerintah Wirausaha bersedia meninggalkan program dan metode lama. Ia bersifat inovatif, imajinatif dan kreatif serta berani mengambil risiko. Ia juga mengubah beberapa fungsi kota menjadi
sarana penghasil ketimbang penguras anggaran. Ia berorinetasi pasar, memusatkan pada ukuran kinerja,
memberikan penghargaan kepada jasa
Dalam pemerintahan, kecenderungan yang rutin adalah untuk melindungi
“tempat basah”, menolak perubahan, membangun kerajaan, memperbesar lingkup kendali seseorang, melindungi
proyek dan program tidak peduli masih diperluan lagi atau tidak.
KATALIS MILIK MASYARAKATKOMPETITIF
MISI
ORIENTASI HASIL
WIRAUSAHA
ORIENT PELANGGANANTISIPATIFDESENTRALISASI
ORIENTASI PASARSEMUA MENJADI SATU
5
AREA RAWAN KORUPSI
Sambutan Mendagri hari Anti Korupsi Se Dunia Tahun 2014, diolah
6
PENGAWASAN SEBAGAI BINGKAI PEMBERDAYAAN DAERAH
Untuk memperkuat Otonomi Daerah adalah adanya mekanisme pembinaan,
pengawasan, pemberdayaan, serta sanksi yang jelas dan tegas. Adanya
pembinaan dan pengawasan serta sanksi yang tegas dan jelas tersebut memerlukan
adanya kejelasan tugas pembinaan, pengawasan dari Kementerian yang
melakukan pembinaan dan pengawasan umum serta kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang
melaksanakan pembinaan teknis. Sinergi antara pembinaan dan pengawasan
umum dengan pembinaan dan pengawasan teknis akan
memberdayakan Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Source : Lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014
7
- Pengawasan Umum- Penjatuhan sanksi administrasi
- Pengawasan Teknis
- Pengendalian Pemda-Pengawasan Perangkat Daerah
- Pelaksanaan Perda/Perkada- Peraturan perundang-undangan-Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan LKPD oleh BPK
Pengawasan Umum Kab/ Kota
- Sbg bentuk partisipasi dalam pemerintahan
- Pengawasan pelayanan publik
Secara nasional dikoordinasikan Mendagri
8
KONDISI DAN TANTANGAN PEMDA
Sumber : RPJMN 2015-2019
9
Jakwas merupakan acuan, sasaran dan prioritas pengawasan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam
Negeri, Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah.
meningkatkan penjaminan mutu
KEBIJAKAN PENGAWASAN PEMDA TAHUN 2016
URUSAN
SPM NSPK PRIORITAS NASIONAL
ANGGARAN
KONSISTENSI PERENCANAAN DAN ANGGARAN
PAD ANGGARAN
PILKADA 2017
DESA
PENYALURAN DANA DESA
PBJ
ULP MANDIRI E-
PROCUREMENT
10
PENGAWASAN ANGGARAN
11
PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
APBD digunakan untuk melayani mayarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
APBD mampu menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran;
APBD digunakan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan bagi masyarakat. Jangan ada lagi kepala daerah dan DPRD yang melakukan pemborosan keuangan daerah dengan melakukan perjalan dinas ke luar negeri secara tidak efektif atau membelanjakan APBD dengan membeli kendaran dinas yang tidak sesuai standar;
Menjadikan APBD sebagai alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah;
APBD harus dikelola secara efisiens, efektif, taat azas dan sesuai standar keuangan
12
HASIL MONITORING KEMENTERIAN DALAM HASIL MONITORING KEMENTERIAN DALAM NEGERI NEGERI
Tahun 2013Tahun 2013Dokumen Perencanaan belum Dokumen Perencanaan belum menjadi menjadi landasan dalam menjadi menjadi landasan dalam penganggaranpenganggaran•17,07% program dan 85,84% pagu 17,07% program dan 85,84% pagu program yang ditetapkan dalam Perda program yang ditetapkan dalam Perda ttg ttg RPJMD Provinsi tidak dijabarkan kedalam RPJMD Provinsi tidak dijabarkan kedalam peraturan gubernur tentang RKPDperaturan gubernur tentang RKPD•RPJMD dgn PPAS, RPJMD dgn PPAS, inkonsistensi program inkonsistensi program mencapai 25,03% dengan pagu anggaran mencapai 25,03% dengan pagu anggaran mencapai 97,49%mencapai 97,49%•RPJMD dengan APBDRPJMD dengan APBD, , inkonsistensi inkonsistensi program menurun menjadi hanya 14,70% program menurun menjadi hanya 14,70% tetapi pagu anggaran semakin meningkat tetapi pagu anggaran semakin meningkat menjadi 103,04%.menjadi 103,04%.
Inkonsistensi RPJMD-RKPD-PPAS-Inkonsistensi RPJMD-RKPD-PPAS-APBD APBD ProvinsiProvinsi Tahun 2013 Tahun 2013
13
14
RKA-SKPD belum RKA-SKPD belum konsisten terhadap kaidah-kaidah perencanaan dan konsisten terhadap kaidah-kaidah perencanaan dan belum disusun belum disusun dengan baik dan tepat sesuai dengan kaidah-kaidah dengan baik dan tepat sesuai dengan kaidah-kaidah penganggaranpenganggaran
informasi dalam dokumen RKA-SKPD kerapkali tidak terukurinformasi dalam dokumen RKA-SKPD kerapkali tidak terukur dan dan melenceng dari tujuan yang direncanakanmelenceng dari tujuan yang direncanakan
penganggaran belanja yang belum optimal juga berdampak kepada penganggaran belanja yang belum optimal juga berdampak kepada penyerapan penyerapan APBD APBD yang tidak maksimal dan cenderung terjadi yang tidak maksimal dan cenderung terjadi penyerapan pada akhir tahunpenyerapan pada akhir tahun
kualitas belanja kualitas belanja APBD APBD masih belum optimal dalam mendukung masih belum optimal dalam mendukung sasaran pembangunan sasaran pembangunan nasional dan daerahnasional dan daerah
Hasil pemeriksaan BPK atau Reviu oleh Inspektorat atas Laporan Hasil pemeriksaan BPK atau Reviu oleh Inspektorat atas Laporan Keuangan PeKeuangan Pemmerintah erintah DDaerah masih ditemui adanya kesalahan aerah masih ditemui adanya kesalahan penganggaran, berupa salah klasifikasi belanja ataupun penempatan penganggaran, berupa salah klasifikasi belanja ataupun penempatan anggaran belanja bila sedemikian material tingkat kesalahan anggaran belanja bila sedemikian material tingkat kesalahan penganggaran tentu akan mempengaruhi dalam pemberian opini oleh penganggaran tentu akan mempengaruhi dalam pemberian opini oleh BPK.BPK.
PERMASALAHAN PENGANGGARANPERMASALAHAN PENGANGGARAN
15
NO TAHAPAN REVIU DOKUMEN PERENCANAAN WAKTU
1 Pembentukan tim penyusun RKPD/Renja-SKPD Kab/Kota Desember thn sebelumnya2 Pembentukan tim penyusun RKPD/Renja-SKPD Provinsi Minggu ke-2 Januari
3Penyusunan rancangan awal RKPD dan rancangan Renja-SKPD Kab/Kota
Minggu ke-2 Januari
4 Musrenbang desa/kelurahan Minggu ke-3 s.d Minggu ke-4 Januari5 Lanjutan penyusunan rancangan Renja-SKPD Minggu ke-1 Februari6 Musrenbang Kecamatan Minggu ke-2 Februari
7Pembahasan rancangan Renja SKPD pada Forum SKPD kabupaten/kota
Minggu ke-3 s.d ke-4 Februari
8Penyusunan rancangan awal RKPD dan rancangan Renja-SKPD Provinsi
Minggu ke-4 Februari
9 Penyusunan rancangan RKPD kabupaten/kota Minggu ke-1 s.d ke-2 Maret10 Pembahasan rancangan Renja SKPD pada Forum SKPD Provinsi Minggu ke-3 s.d ke-4 Maret11 Pelaksanaan Musrenbang RKPD kabupaten/kota Minggu ke-3 s.d ke-4 Maret12 Penyusunan rancangan RKPD Provinsi Minggu ke-1 s.d ke-2 April13 Pelaksanaan Musrenbang RKPD Provinsi Minggu ke-3 April14 Perumusan Rancangan Akhir RKPD Provinsi Minggu ke-2 Mei
15 Perumusan Rancangan Akhir RKPD kab/kotaMinggu ke-1 April s.d Minggu ke-4 Mei
16 Reviu RKPD Provinsi Minggu ke-2 Mei17 Penetapan Perkada RKPD Provinsi Minggu ke-3 Mei18 Reviu Renja-SKPD Provinsi Minggu ke-4 Mei19 Penetapan Renja SKPD Provinsi Minggu ke-4 Mei20 Reviu RKPD kabupaten/kota Minggu ke-2 Mei21 Penetapan Perkada RKPD kabupaten/kota Minggu ke-4 Mei22 Reviu Renja-SKPD kabupaten/kota Minggu ke-1 Juni23 Penetapan Renja SKPD kabupaten/kota Minggu ke-2 Juni
16
NO TAHAPAN REVIU DOKUMEN PENGANGGARAN WAKTU
24 Penyusunan Rancangan KUA dan PPASMinggu ke-4 Mei
25Reviu Rancangan KUA dan PPAS Provinsi/Kabupaten/Kota
26 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada KDH Minggu ke-1 Juni
27 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada DPRD Minggu ke-2 Juni
28 Pembahasan KUA dan PPAS 1 bulan
29 Nota Kesepakatan KUA dan PPAS Minggu ke-4 Juli
31 Penetapan SE tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD Minggu ke-1 Agustus
33 Pembahasan RKA-SKPD oleh TAPD Minggu ke-2 Agustus s.d Minggu ke-4 September 34 Reviu RKA-SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota
36 Penyiapan Raperda APBD Akhir September
37Penyampaian Raperda APBD beserta kampirannya oleh Kepala Daerah kepada DPRD
Minggu ke-1 Oktober
39 Persetujuan Bersama antara DPRD dan KDH Akhir November
40Evaluasi oleh Mendagri bagi APBD provinsi dan oleh Gubernur bagi APBD kab/kota
15 hari kerja
41Penyempurnaan Raperda APBD berdasarkan hasil evaluasi
7 hari
42 Penetapan Perda tentang APBD 31 Desember
17
TAHAPAN DAN TATA CARA REVIUTAHAPAN DAN TATA CARA REVIU(SESUAI DENGAN SE MENDAGRI NO. 700/025/A.4/IJ TANGGAL 13 (SESUAI DENGAN SE MENDAGRI NO. 700/025/A.4/IJ TANGGAL 13
JANUARI 2016 DAN SE MENDAGRI NO. 050/795/SJ)JANUARI 2016 DAN SE MENDAGRI NO. 050/795/SJ)
1. TAHAP PERENCANAAN, meliputi kegiatan untuk memilih dan menentukan objek reviu, melakukan usulan penugasan reviu dan mempersiapkan bahan penyusunan Program Kerja Reviu.
2. TAHAP PELAKSANAAN, mencakup kegiatan penelaahan dokumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan daerah.
3. TAHAP PELAPORAN HASIL REVIU, mencakup kegiatan penyusunan Catatan Hasil Reviu (CHR) dan Laporan Hasil Reviu (LHR).
Kegiatan reviu dilaksanakan secara objektif oleh auditor APIP lingkup pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan dituangkan dalam Rencana Kerja Pengawasan Tahunan dan Program Kerja Pengawasan Tahunan.
Prinsip obyektivitas mensyaratkan agar APIP provinsi/kabupaten/kota yang tergabung dalam Tim melaksanakan reviu dengan jujur dan tidak mengompromikan kualitas. Pereviu harus membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.
Gubernur, Bupati/Walikota Menugaskan APIP Untuk Gubernur, Bupati/Walikota Menugaskan APIP Untuk Melakukan Reviu Terhadap Dokumen Perencanaan Dan Melakukan Reviu Terhadap Dokumen Perencanaan Dan
PenganggaranPenganggaran
18
PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA (PBJ)
19
APIP DALAM PERPRES 54 & 70
20
TAHAPAN PBJ & RISK
RISK
• Perencanaan tidak sesuai kebutuhan riil
• HPS tidak akurat/kompeten
• Spek diarahkan ke renanan ttt
• Mark up
•Pemilihan sistem evaluasi tidak tepat•Benturan kepentingan•Suap•Kick back
• Tanpa jaminan pelaksanaan
• Tidak sesuai spek
• Tidak dipungut denda
• fiktif
• Tidak dimanfaatkan
21
BENTENG AKUNTABILITAS
22
INSPEKTORAT MELAKUKAN PROBITY AUDIT TERHADAP PBJ
23
PENGAWASAN DANA DESA
24
MANDAT BINWASPemerintah Pusat (Mendagri)
memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa;
memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada lembaga masyarakat Desa;
memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa; melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan
keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis; melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh
Pemerintah Daerah kabupaten/Kota; melakukan inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa; melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa; melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penataan wilayah
Desa; membantu Pemerintah dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum
adat sebagai Desa; dan membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota dan
lembaga kerja sama antar Desa. Peran Pemerintah (UU Nomor 6 Tahun 2014, Psl 113)
25
26
AREA RISIKO DANA DESAKebijakan Kebijakan peraturan pelaksanaan tidak harmonis,multi tafsir dan tidak
operasionalKebijakan penghitungan alokasi: Dana Desa, ADD dan Bagi Hasil tidak sesuai ketentuanKebijakan PBJ Desa dan Pengelolaan Keu Desa belum ada, belum operasional dan multi tafsir
Sumber Daya PTPKD tidak kompeten, tidak memiliki pemahaman pengelolaan keuangan daerah/desa
PERENCANAAN
•Keselarasan Perencanaan •Tingkat Partisipasi •Kualitas RKP Desa
P’ANGGARAN
•Unifikasi dan Integrasi Anggaran •Harmonisasi Kades & BPD• Evaluasi APB Desa oleh kec
PELAKSANAAN
PENATAU SAHAAN
PELAPORN & PTJWBN
PENGAWASAN
•Pengadaan B/J• Kewajiban Perpajakan• Kades ‘Powerfull’
•Administrasi pembukuan• Cara peng-SPJ-an •Pencatatan kekayaan desa •Konsep ‘Bel. Modal’ & Bel. Barang
•Jumlah Laporan yg hrs dibuat •Tatacara Pelaporan
•Efektifitas pengawasan •Kesiapan APIP
27
28
29
30
31
UPAYA BINWAS KEMENDAGRI
TERIMA KASIHTERIMA KASIH