AGENDA PERENCANAAN

32
1 KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH PADA ASPEK ANGGARAN, PEMERINTAHAN DAERAH PADA ASPEK ANGGARAN, PBJ DAN DANA DESA PBJ DAN DANA DESA Oleh : Ir. TARMIZI A.KARIM,M.Sc INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI JAKARTA, 23 MARET 2016

Transcript of AGENDA PERENCANAAN

Page 1: AGENDA PERENCANAAN

1

KEBIJAKAN PENGAWASAN KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

DAERAH PADA ASPEK ANGGARAN, PBJ DAN DAERAH PADA ASPEK ANGGARAN, PBJ DAN DANA DESADANA DESA

Oleh :Ir. TARMIZI A.KARIM,M.Sc

INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI

JAKARTA, 23 MARET 2016

Page 2: AGENDA PERENCANAAN

2

Page 3: AGENDA PERENCANAAN

3

ESENSI PEMERINTAHANKemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban

dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdakaan kebangsaan

MAKNA PEMERINTAHAN KONDISI SAAT INI KONSEP PERUBAHAN

Page 4: AGENDA PERENCANAAN

4

ENTREPRENEUR GOVERNMENT

Sebaliknya Pemerintah Wirausaha bersedia meninggalkan program dan metode lama. Ia bersifat inovatif, imajinatif dan kreatif serta berani mengambil risiko. Ia juga mengubah beberapa fungsi kota menjadi

sarana penghasil ketimbang penguras anggaran. Ia berorinetasi pasar, memusatkan pada ukuran kinerja,

memberikan penghargaan kepada jasa

Dalam pemerintahan, kecenderungan yang rutin adalah untuk melindungi

“tempat basah”, menolak perubahan, membangun kerajaan, memperbesar lingkup kendali seseorang, melindungi

proyek dan program tidak peduli masih diperluan lagi atau tidak.

KATALIS MILIK MASYARAKATKOMPETITIF

MISI

ORIENTASI HASIL

WIRAUSAHA

ORIENT PELANGGANANTISIPATIFDESENTRALISASI

ORIENTASI PASARSEMUA MENJADI SATU

Page 5: AGENDA PERENCANAAN

5

AREA RAWAN KORUPSI

Sambutan Mendagri hari Anti Korupsi Se Dunia Tahun 2014, diolah

Page 6: AGENDA PERENCANAAN

6

PENGAWASAN SEBAGAI BINGKAI PEMBERDAYAAN DAERAH

Untuk memperkuat Otonomi Daerah adalah adanya mekanisme pembinaan,

pengawasan, pemberdayaan, serta sanksi yang jelas dan tegas. Adanya

pembinaan dan pengawasan serta sanksi yang tegas dan jelas tersebut memerlukan

adanya kejelasan tugas pembinaan, pengawasan dari Kementerian yang

melakukan pembinaan dan pengawasan umum serta kementerian/lembaga pemerintah nonkementerian yang

melaksanakan pembinaan teknis. Sinergi antara pembinaan dan pengawasan

umum dengan pembinaan dan pengawasan teknis akan

memberdayakan Daerah dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Source : Lampiran UU Nomor 23 Tahun 2014

Page 7: AGENDA PERENCANAAN

7

- Pengawasan Umum- Penjatuhan sanksi administrasi

- Pengawasan Teknis

- Pengendalian Pemda-Pengawasan Perangkat Daerah

- Pelaksanaan Perda/Perkada- Peraturan perundang-undangan-Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan LKPD oleh BPK

Pengawasan Umum Kab/ Kota

- Sbg bentuk partisipasi dalam pemerintahan

- Pengawasan pelayanan publik

Secara nasional dikoordinasikan Mendagri

Page 8: AGENDA PERENCANAAN

8

KONDISI DAN TANTANGAN PEMDA

Sumber : RPJMN 2015-2019

Page 9: AGENDA PERENCANAAN

9

Jakwas merupakan acuan, sasaran dan prioritas pengawasan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam

Negeri, Kementerian/Lembaga dan Pemerintahan Daerah.

meningkatkan penjaminan mutu

KEBIJAKAN PENGAWASAN PEMDA TAHUN 2016

URUSAN

SPM NSPK PRIORITAS NASIONAL

ANGGARAN

KONSISTENSI PERENCANAAN DAN ANGGARAN

PAD ANGGARAN

PILKADA 2017

DESA

PENYALURAN DANA DESA

PBJ

ULP MANDIRI E-

PROCUREMENT

Page 10: AGENDA PERENCANAAN

10

PENGAWASAN ANGGARAN

Page 11: AGENDA PERENCANAAN

11

PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

APBD digunakan untuk melayani mayarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat;

APBD mampu menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran;

APBD digunakan dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan bagi masyarakat. Jangan ada lagi kepala daerah dan DPRD yang melakukan pemborosan keuangan daerah dengan melakukan perjalan dinas ke luar negeri secara tidak efektif atau membelanjakan APBD dengan membeli kendaran dinas yang tidak sesuai standar;

Menjadikan APBD sebagai alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah;

APBD harus dikelola secara efisiens, efektif, taat azas dan sesuai standar keuangan

Page 12: AGENDA PERENCANAAN

12

HASIL MONITORING KEMENTERIAN DALAM HASIL MONITORING KEMENTERIAN DALAM NEGERI NEGERI

Tahun 2013Tahun 2013Dokumen Perencanaan belum Dokumen Perencanaan belum menjadi menjadi landasan dalam menjadi menjadi landasan dalam penganggaranpenganggaran•17,07% program dan 85,84% pagu 17,07% program dan 85,84% pagu program yang ditetapkan dalam Perda program yang ditetapkan dalam Perda ttg ttg RPJMD Provinsi tidak dijabarkan kedalam RPJMD Provinsi tidak dijabarkan kedalam peraturan gubernur tentang RKPDperaturan gubernur tentang RKPD•RPJMD dgn PPAS, RPJMD dgn PPAS, inkonsistensi program inkonsistensi program mencapai 25,03% dengan pagu anggaran mencapai 25,03% dengan pagu anggaran mencapai 97,49%mencapai 97,49%•RPJMD dengan APBDRPJMD dengan APBD, , inkonsistensi inkonsistensi program menurun menjadi hanya 14,70% program menurun menjadi hanya 14,70% tetapi pagu anggaran semakin meningkat tetapi pagu anggaran semakin meningkat menjadi 103,04%.menjadi 103,04%.

Inkonsistensi RPJMD-RKPD-PPAS-Inkonsistensi RPJMD-RKPD-PPAS-APBD APBD ProvinsiProvinsi Tahun 2013 Tahun 2013

Page 13: AGENDA PERENCANAAN

13

Page 14: AGENDA PERENCANAAN

14

RKA-SKPD belum RKA-SKPD belum konsisten terhadap kaidah-kaidah perencanaan dan konsisten terhadap kaidah-kaidah perencanaan dan belum disusun belum disusun dengan baik dan tepat sesuai dengan kaidah-kaidah dengan baik dan tepat sesuai dengan kaidah-kaidah penganggaranpenganggaran

informasi dalam dokumen RKA-SKPD kerapkali tidak terukurinformasi dalam dokumen RKA-SKPD kerapkali tidak terukur dan dan melenceng dari tujuan yang direncanakanmelenceng dari tujuan yang direncanakan

penganggaran belanja yang belum optimal juga berdampak kepada penganggaran belanja yang belum optimal juga berdampak kepada penyerapan penyerapan APBD APBD yang tidak maksimal dan cenderung terjadi yang tidak maksimal dan cenderung terjadi penyerapan pada akhir tahunpenyerapan pada akhir tahun

kualitas belanja kualitas belanja APBD APBD masih belum optimal dalam mendukung masih belum optimal dalam mendukung sasaran pembangunan sasaran pembangunan nasional dan daerahnasional dan daerah

Hasil pemeriksaan BPK atau Reviu oleh Inspektorat atas Laporan Hasil pemeriksaan BPK atau Reviu oleh Inspektorat atas Laporan Keuangan PeKeuangan Pemmerintah erintah DDaerah masih ditemui adanya kesalahan aerah masih ditemui adanya kesalahan penganggaran, berupa salah klasifikasi belanja ataupun penempatan penganggaran, berupa salah klasifikasi belanja ataupun penempatan anggaran belanja bila sedemikian material tingkat kesalahan anggaran belanja bila sedemikian material tingkat kesalahan penganggaran tentu akan mempengaruhi dalam pemberian opini oleh penganggaran tentu akan mempengaruhi dalam pemberian opini oleh BPK.BPK.

PERMASALAHAN PENGANGGARANPERMASALAHAN PENGANGGARAN

Page 15: AGENDA PERENCANAAN

15

NO TAHAPAN REVIU DOKUMEN PERENCANAAN WAKTU

1 Pembentukan tim penyusun RKPD/Renja-SKPD Kab/Kota Desember thn sebelumnya2 Pembentukan tim penyusun RKPD/Renja-SKPD Provinsi Minggu ke-2 Januari

3Penyusunan rancangan awal RKPD dan rancangan Renja-SKPD Kab/Kota

Minggu ke-2 Januari

4 Musrenbang desa/kelurahan Minggu ke-3 s.d Minggu ke-4 Januari5 Lanjutan penyusunan rancangan Renja-SKPD Minggu ke-1 Februari6 Musrenbang Kecamatan Minggu ke-2 Februari

7Pembahasan rancangan Renja SKPD pada Forum SKPD kabupaten/kota

Minggu ke-3 s.d ke-4 Februari

8Penyusunan rancangan awal RKPD dan rancangan Renja-SKPD Provinsi

Minggu ke-4 Februari

9 Penyusunan rancangan RKPD kabupaten/kota Minggu ke-1 s.d ke-2 Maret10 Pembahasan rancangan Renja SKPD pada Forum SKPD Provinsi Minggu ke-3 s.d ke-4 Maret11 Pelaksanaan Musrenbang RKPD kabupaten/kota Minggu ke-3 s.d ke-4 Maret12 Penyusunan rancangan RKPD Provinsi Minggu ke-1 s.d ke-2 April13 Pelaksanaan Musrenbang RKPD Provinsi Minggu ke-3 April14 Perumusan Rancangan Akhir RKPD Provinsi Minggu ke-2 Mei

15 Perumusan Rancangan Akhir RKPD kab/kotaMinggu ke-1 April s.d Minggu ke-4 Mei

16 Reviu RKPD Provinsi Minggu ke-2 Mei17 Penetapan Perkada RKPD Provinsi Minggu ke-3 Mei18 Reviu Renja-SKPD Provinsi Minggu ke-4 Mei19 Penetapan Renja SKPD Provinsi Minggu ke-4 Mei20 Reviu RKPD kabupaten/kota Minggu ke-2 Mei21 Penetapan Perkada RKPD kabupaten/kota Minggu ke-4 Mei22 Reviu Renja-SKPD kabupaten/kota Minggu ke-1 Juni23 Penetapan Renja SKPD kabupaten/kota Minggu ke-2 Juni

Page 16: AGENDA PERENCANAAN

16

NO TAHAPAN REVIU DOKUMEN PENGANGGARAN WAKTU

 24 Penyusunan Rancangan KUA dan PPASMinggu ke-4 Mei

 25Reviu Rancangan KUA dan PPAS Provinsi/Kabupaten/Kota

 26 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada KDH Minggu ke-1 Juni

 27 Penyampaian Rancangan KUA dan PPAS kepada DPRD Minggu ke-2 Juni

 28 Pembahasan KUA dan PPAS 1 bulan

 29 Nota Kesepakatan KUA dan PPAS Minggu ke-4 Juli

 31 Penetapan SE tentang pedoman penyusunan RKA-SKPD Minggu ke-1 Agustus

 33 Pembahasan RKA-SKPD oleh TAPD Minggu ke-2 Agustus s.d Minggu ke-4 September 34 Reviu RKA-SKPD Provinsi/Kabupaten/Kota

 36 Penyiapan Raperda APBD Akhir September

 37Penyampaian Raperda APBD beserta kampirannya oleh Kepala Daerah kepada DPRD

Minggu ke-1 Oktober

 39 Persetujuan Bersama antara DPRD dan KDH Akhir November

 40Evaluasi oleh Mendagri bagi APBD provinsi dan oleh Gubernur bagi APBD kab/kota

15 hari kerja

 41Penyempurnaan Raperda APBD berdasarkan hasil evaluasi

7 hari

 42 Penetapan Perda tentang APBD 31 Desember

Page 17: AGENDA PERENCANAAN

17

TAHAPAN DAN TATA CARA REVIUTAHAPAN DAN TATA CARA REVIU(SESUAI DENGAN SE MENDAGRI NO. 700/025/A.4/IJ TANGGAL 13 (SESUAI DENGAN SE MENDAGRI NO. 700/025/A.4/IJ TANGGAL 13

JANUARI 2016 DAN SE MENDAGRI NO. 050/795/SJ)JANUARI 2016 DAN SE MENDAGRI NO. 050/795/SJ)

1. TAHAP PERENCANAAN, meliputi kegiatan untuk memilih dan menentukan objek reviu, melakukan usulan penugasan reviu dan mempersiapkan bahan penyusunan Program Kerja Reviu.

2. TAHAP PELAKSANAAN, mencakup kegiatan penelaahan dokumen rencana pembangunan dan anggaran tahunan daerah.

3. TAHAP PELAPORAN HASIL REVIU, mencakup kegiatan penyusunan Catatan Hasil Reviu (CHR) dan Laporan Hasil Reviu (LHR).

Kegiatan reviu dilaksanakan secara objektif oleh auditor APIP lingkup pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan dituangkan dalam Rencana Kerja Pengawasan Tahunan dan Program Kerja Pengawasan Tahunan.

Prinsip obyektivitas mensyaratkan agar APIP provinsi/kabupaten/kota yang tergabung dalam Tim melaksanakan reviu dengan jujur dan tidak mengompromikan kualitas. Pereviu harus membuat penilaian seimbang atas semua situasi yang relevan dan tidak dipengaruhi oleh kepentingan sendiri atau orang lain dalam mengambil keputusan.

Gubernur, Bupati/Walikota Menugaskan APIP Untuk Gubernur, Bupati/Walikota Menugaskan APIP Untuk Melakukan Reviu Terhadap Dokumen Perencanaan Dan Melakukan Reviu Terhadap Dokumen Perencanaan Dan

PenganggaranPenganggaran

Page 18: AGENDA PERENCANAAN

18

PENGAWASAN PENGADAAN BARANG DAN JASA (PBJ)

Page 19: AGENDA PERENCANAAN

19

APIP DALAM PERPRES 54 & 70

Page 20: AGENDA PERENCANAAN

20

TAHAPAN PBJ & RISK

RISK

• Perencanaan tidak sesuai kebutuhan riil

• HPS tidak akurat/kompeten

• Spek diarahkan ke renanan ttt

• Mark up

•Pemilihan sistem evaluasi tidak tepat•Benturan kepentingan•Suap•Kick back

• Tanpa jaminan pelaksanaan

• Tidak sesuai spek

• Tidak dipungut denda

• fiktif

• Tidak dimanfaatkan

Page 21: AGENDA PERENCANAAN

21

BENTENG AKUNTABILITAS

Page 22: AGENDA PERENCANAAN

22

INSPEKTORAT MELAKUKAN PROBITY AUDIT TERHADAP PBJ

Page 23: AGENDA PERENCANAAN

23

PENGAWASAN DANA DESA

Page 24: AGENDA PERENCANAAN

24

MANDAT BINWASPemerintah Pusat (Mendagri)

memberikan pedoman dan standar pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan Desa;

memberikan pedoman tentang dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa;

memberikan penghargaan, pembimbingan, dan pembinaan kepada lembaga masyarakat Desa;

memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif; memberikan pedoman standar jabatan bagi perangkat Desa; melakukan pembinaan upaya percepatan Pembangunan Desa melalui bantuan

keuangan, bantuan pendampingan, dan bantuan teknis; melakukan bimbingan teknis bidang tertentu yang tidak mungkin dilakukan oleh

Pemerintah Daerah kabupaten/Kota; melakukan inventarisasi kewenangan Provinsi yang dilaksanakan oleh Desa; melakukan pembinaan dan pengawasan atas penetapan Rancangan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dalam pembiayaan Desa; melakukan pembinaan terhadap Kabupaten/Kota dalam rangka penataan wilayah

Desa; membantu Pemerintah dalam rangka penentuan kesatuan masyarakat hukum

adat sebagai Desa; dan membina dan mengawasi penetapan pengaturan BUM Desa Kabupaten/Kota dan

lembaga kerja sama antar Desa. Peran Pemerintah (UU Nomor 6 Tahun 2014, Psl 113)

Page 25: AGENDA PERENCANAAN

25

Page 26: AGENDA PERENCANAAN

26

AREA RISIKO DANA DESAKebijakan Kebijakan peraturan pelaksanaan tidak harmonis,multi tafsir dan tidak

operasionalKebijakan penghitungan alokasi: Dana Desa, ADD dan Bagi Hasil tidak sesuai ketentuanKebijakan PBJ Desa dan Pengelolaan Keu Desa belum ada, belum operasional dan multi tafsir

Sumber Daya PTPKD tidak kompeten, tidak memiliki pemahaman pengelolaan keuangan daerah/desa

PERENCANAAN

•Keselarasan Perencanaan •Tingkat Partisipasi •Kualitas RKP Desa

P’ANGGARAN

•Unifikasi dan Integrasi Anggaran •Harmonisasi Kades & BPD• Evaluasi APB Desa oleh kec

PELAKSANAAN

PENATAU SAHAAN

PELAPORN & PTJWBN

PENGAWASAN

•Pengadaan B/J• Kewajiban Perpajakan• Kades ‘Powerfull’

•Administrasi pembukuan• Cara peng-SPJ-an •Pencatatan kekayaan desa •Konsep ‘Bel. Modal’ & Bel. Barang

•Jumlah Laporan yg hrs dibuat •Tatacara Pelaporan

•Efektifitas pengawasan •Kesiapan APIP

Page 27: AGENDA PERENCANAAN

27

Page 28: AGENDA PERENCANAAN

28

Page 29: AGENDA PERENCANAAN

29

Page 30: AGENDA PERENCANAAN

30

Page 31: AGENDA PERENCANAAN

31

UPAYA BINWAS KEMENDAGRI

Page 32: AGENDA PERENCANAAN

TERIMA KASIHTERIMA KASIH