Post on 15-Feb-2018
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
PENGARUH INDUKSI HORMON OOCYTE DEVELOPER (OODEV)
TERHADAP KEMATANGAN GONAD CALON INDUK IKAN NILEM
(Osteochilus hasselti)
Oleh :
EVA DWI CHOLIFAH
SIDOARJO – JAWA TIMUR
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
N a m a : Eva Dwi Cholifah
N I M : 141211133002
Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 15 Februari 1994
Alamat : Jl. Ngelom Megare RT/RW 01 No. 585, Kec. Taman,
Kab. Sidoarjo, Jawa Timur. Telp./HP 08563107877
Judul Skripsi : Pengaruh Induksi Hormon Oocyte Developer (Oodev)
Terhadap Kematangan Gonad Calon Induk Ikan Nilem
(Osteochilus
hasselti)
Pembimbing : 1. Dr. Endang Dewi Masithah, MP., Ir. . Shofy
2. Dr. Epy Muhammad Luqman,Drh.,Msi
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa hasil tulisan laporan Skripsi yang saya buat
adalah murni hasil karya saya sendiri (bukan plagiat) yang berasal dari Dana Penelitian :
Mandiri / Proyek Dosen / Hibah / PKM (coret yang tidak perlu).
Di dalam skripsi / karya tulis ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau
gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk
rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri
tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya, serta kami bersedia :
1. Dipublikasikan dalam Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Fakultas Perikanan
dan Kelautan Universitas Airlangga;
2. Memberikan ijin untuk mengganti susunan penulis pada hasil tulisan skripsi /
karya tulis saya ini sesuai dengan peranan pembimbing skripsi;
3. Diberikan sanksi akademik yang berlaku di Universitas Airlangga, termasuk
pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh (sebagaimana diatur di
dalam Pedoman Pendidikan Unair 2010/2011 Bab. XI pasal 38 – 42), apabila
dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain yang seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri.
Demikian surat pernyataan yang saya buat ini tanpa ada unsur paksaan dari siapapun dan
dipergunakan sebagaimana mestinya.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
SKRIPSI
PENGARUH INDUKSI HORMON OOCYTE DEVELOPER (OODEV)
TERHADAP KEMATANGAN GONAD CALON INDUK IKAN NILEM
(Osteochilus hasselti)
Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
pada Program Studi S-1 Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga
Oleh :
EVA DWI CHOLIFAH
NIM : 141211133002
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
SKRIPSI
PENGARUH INDUKSI HORMON OOCYTE DEVELOPER (OODEV)
TERHADAP KEMATANGAN GONAD CALON INDUK IKAN NILEM
(Osteochilus hasselti)
Oleh :
EVA DWI CHOLIFAH
NIM : 141211133002
Telah diujikan pada
Tanggal : 24 Agustus 2016
KOMISI PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P.
Anggota : Dr. Endang Dewi Masithah, Ir, M.P
Dr. Epy Muhammad Luqman, Drh.,M.Si
Dr. Widjiati, Drh., M.Si.
Abdul Manan, S.Pi., M.Si.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
RINGKASAN
EVA DWI CHOLIFAH. Pengaruh Induksi Hormon Oocyt Developer (oodev)
Terhadap Kematangan Gonad Pada Calon Induk Ikan Nilem (Osteochilus
hasselti). Dosen Pembimbing I Dr. Endang Dewi Masithah, MP., Ir. dan
Dosen Pembimbing II Dr. Epy Muhammad Luqman,Drh.,Msi
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan salah satu komoditas
budidaya air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Menurut Data
Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2013 mencantumkan nilai
produksi ikan nilem di Indonesia pada tahun 2009, 2010 dan 2011 bersifat
fluktuatif. Produksi yang diperoleh yaitu 167.461.235 kg, 385.701.378 kg, dan
308.763.779 kg. Kendala produksi ikan nilem yang fluktuatif menyebabkan
penyediaan benih tidak sepanjang tahun. Upaya mengatasi kendala tersebut adalah
adanya ketersediaan induk matang gonad. Mempercepat perkembangan gonad
ikan nilem, perlu adanya induksi hormonal, pada penelitian ini menggunakan
hormon Oodev.
Hormon Oodev merupakan kombinasi hormon yang mengandung
pregnant mare’s serum gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (Farastuti, 2014).
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh induksi hormon Oodev untuk
mempercepat kematangan gonad pada calon induk ikan nilem dan mengetahui
dosis optimum hormon Oodev dalam mempercepat kematangan gonad pada calon
induk ikan nilem. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL).
Hasil pengamatan yang didapatkan dari induksi hormon Oodev dengan dosis
berbeda terhadap kematangan gonad calon induk ikan nilem yang merupakan
dosis optimum diperoleh pada dosis hormon Oodev 0,75 mL/kg pada hari ke-14.
Pada pengamatan menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan spesifik pada
perlakuan dosis 0,75 mL/kg (1,24225%/hari), indeks kematangan gonad pada
perlakuan dosis 0,75 mL/kg terjadi yaitu 3,8575 ± 0,11730% dan ukuran diameter
telur pada perlakuan dosis 0,75 mL/kg sebesar 1,1050 ± 0,00577 mm.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
SUMMARY
EVA DWI CHOLIFAH. Effect Induced of Oocyte Developer (Oodev)
Hormone to Maturity Gonad Brood Nilem Fish. Academic Advisor I Dr.
Endang Dewi Masithah, MP., Ir. and Academic Advisor II Dr. Epy
Muhammad Luqman,Drh.,Msi
Nilem fish (Osteochilus hasselti) is a freshwater aquaculture commodity,
that has economic value. According to Ministry of fisheries and marine affairs,
nilem fish production in Indonesia in 2009, 2010, and 2011 was fluctuated. The
fluctuation nilem fish production was caused by the supply, which is not annually
done. One of the efforts to overcome these obstacles is the availability of the
mature brood gonad. To accelerate nilem fish gonad development, it needs
hormonal induction. Which Oodev hormone was administrated used oodev
hormone is a combination of pregnant mare`s serum gonadotropin (PMSG) and
Antidopamin (Farastuti, 2014).
The purpose of this research was to determine the effect of Oodev
hormone induction in accelerating the gonad maturation in nilem fish brood and
determine the optimum dose of Oodev hormone in accelerating the gonad
maturation in nilem fish brood. The method used is an experimental method. The
observation design used was completely randomized design (CRD). The result
from the observation obtained from inducing Oodev hormone with different doses
towards the gonad maturation of nilem fish brood showed that all fish can be
gonad maturity and the optimum dose was obtained at dose of 0.75 mL/kg on day
14. The observation also showed that there was an average specific growth rate in
the treatment at dose of 0.75 mL/kg about 1.24225%/day, gonadosomatic index at
dose of 0.75 mL/kg occurred 3.8575 ± 0.11730% and the diameter of the eggs at
dose of 0.75 mL/kg was 1.1050 ± 0.00577 mm.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan limpahan rahmat dan hidayahnya, sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui pengaruh induksi hormon
Oocyte developer (Oodev) terhadap kematangan gonad pada calon induk ikan
nilem (Osteochilus hasselti) yang diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan
produktifitas perikanan di Indonesia. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar–besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan ijin dan bantuan fasilitas dalam penyelesaian penelitan ini.
Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih belum sempurna, sehingga
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan Skripsi ini lebih lanjut. Akhirnya penulis berharap semoga Karya
Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk memberikan informasi serta perkembangan
ilmu dan teknologi di bidang perikanan Indonesia.
Sidoarjo, September 2016
Penulis
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan kasih
sayang-Nya sehingga dengan izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pengaruh Induksi Hormon Oocyte Developer (Oodev) Terhadap
Kematangan Gonad Calon Induk Ikan Nilem (Osteochilus hasselti).
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini baik secara
langsung maupun tidak langsung, antara lain :
Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya,
Ibu Dr. Mirni Lamid, drh., M.P. atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
untuk mengikuti pendidikan di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas
Airlangga Surabaya.
Ibu Dr. Endang Dewi Masithah, M.P., Ir.dan Bapak Dr. Epy Muhammad
Luqman,Drh.,M.Si selaku dosen pembimbing pertama dan selaku dosen
pembimbing kedua yang selama ini telah memberikan ilmu, saran, motivasi,
bimbingan, dan masukan serta telah banyak memberikan literatur dalam skripsi
saya.
Ibu Dr. Laksmi Sulmartiwi, S.Pi., M.P., Ibu Dr. Widjiati, Drh., M.Si.dan
Bapak Abdul Manan, S.Pi., M.Si. selaku penguji yang telah bersedia meluangkan
waktu untuk menguji serta memberikan masukan dan saran atas perbaikan laporan
skripsi ini.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Bapak Abdul Manan, S.Pi., M.Si. selaku dosen wali yang telah memberikan
motivasi bagi saya selama menempuh kuliah. Seluruh staf pengajar di Fakultas
Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga atas bantuan dalam penelitian dan
wawasan ilmu selama mengikuti pendidikan di Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Airlangga Surabaya, semoga penulis bisa mengamalkan ilmu yang
telah diberikan.
Bapak Boedi Rachman, S.Pi., M.Si. selaku dosen pembimbing lapangan di
Balai Besar Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi.
Seluruh Staf Kependidikan, Bagian Akademik, Bagian Keuangan, Bagian
Tata Usaha, dan Bagian sistem Informasi yang telah banyak membantu penulis
selama belajar di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga.
Orang tua penulis, Mustaqim Choiri (Alm) dan Ibu Nunuk Dwi Hartini,
S.Pd. dan kakak penulis, Rizal dan Riska serta keluarga yang selalu memberikan
dukungan, doa, bimbingan, dan motivasi yang tiada henti kepada penulis untuk
menjadi lebih baik.
Sahabat terkasih : Elly, Farah, Dimas, Intan, Gigih, Miko, Stella, Dian,
Hito, Syifa, Pita, Nunuk, Reni, Pipin, Anita, Umi, Nur, Parida, kak Rillo,
Hamidah, Sakina dan Hilda sebagai saudara seperjuangan yang telah memberikan
banyak bantuan dan semangat untuk selalu menjadi lebih baik. Teman-teman
angkatan 2012 dan teman-teman penulis lain yang belum disebutkan.
Harapan terakhir penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi para penuntut ilmu dan pengajar serta membuka kritik serta saran untuk
perkembangan ilmu pengetahuan yang lebih progresif.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ..................................................................................... iv
SUMMARY ........................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................ vii
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ............................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xiii
SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG ............................................. xiv
I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 3
1.3 Tujuan .................................................................................... 3
1.4 Manfaat .................................................................................. 3
II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 4
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
2.1 Hormon Oodev (Oocyte Developer) ....................................... 4
2.2 Dopamin dan Antidopamin .................................................... 4
2.3 Klasifikasi ............................................................................... 5
2.4 Morfologi .............................................................................. 6
2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG) ...................................... 6
2.6 Indeks Kematangan Gonad (IKG) ......................................... 7
2.7 Hormon Oocyte Developer (Oodev) dalam Proses Vitelogenin ... 8
2.8 Reproduksi ............................................................................. 9
2.9 Kualitas Air ............................................................................ 10
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ..................... 11
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian ..................................... 11
3.2 Hipotesis Penelitian .......................................................... 15
IV METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 16
4.1 Waktu dan Tempat .................................................................. 16
4.2 Materi Penelitian ..................................................................... 16
4.3 Metode Penelitian .................................................................. 16
4.3.1 Rancangan Penelitian .................................................... 17
4.3.2 Prosedur Kerja .............................................................. 18
4.3.3 Parameter Pengamatan .................................................. 19
A. Parameter Utama ...................................................... 19
B. Parameter Pendukung ............................................... 20
4.3.4 Analisis Data ................................................................. 20
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
V HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 22
5.1 Hasil ........................................................................................ 22
5.1.1 Laju Pertumbuhan Spesifik ............................................ 22
5.1.2 Indeks Kematangan Gonad ........................................... 23
5.1.3 Diameter telur ................................................................ 25
5.1.4 Kualitas Air .................................................................... 26
5.2 Pembahasan .............................................................................. 27
VI SIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 37
5.1 Simpulan ................................................................................ 37
5.2 Saran ...................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 38
LAMPIRAN ........................................................................................ 44
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perlakuan dosis hormon yang diterapkan 17
2. Data laju pertumbuhan spesifik 22
3. Indeks kematangan gonad 24
4. Diamater telur 26
5. Kisaran parameter kualitas air 27
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.Ikan nilem(Osteochilus hasselti) ....................................................... 6
2. Diagram alur mekanisme kerja hormon perlakuan induksi maturasi.. 9
3. Bagan kerangka konseptual.............................................................. 14
4. Diagram alir penelitian ..................................................................... 21
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Dokumentasi Penelitian.................................................................. 44
2. Gambaran Gonad Ikan Nilem ........................................................ 45
3. Data Pertumbuhan Rata-Rata Bobot Pada Setiap Perlakuan......... 48
4. Analisis Varian Laju Pertumbuhan Spesifik.................................. 49
5. Data Rata-Rata Indeks Kematangan Gonad.................................. 51
6. Analisis Varian Indeks Kematangan Gonad.................................. 52
7. Data Rata-Rata Diameter Telur...................................................... 53
8. Analisis Varian Diameter Telur...................................................... 54
9. Gambaran Diameter Telur Ikan Nilem .......................................... 56
10. Gambaran Diameter Telur Ikan Nilem.......................................... 58
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
Oodev = Oocyte developer
PMSG = Pregnant Mare`s Serum Gonadotropin
AD = Anti Dopamin
FSH = Follicle Stimulating Hormone
LH = Luteinizing Hormone
IKG = Indeks Kematangan Gonad
FSH-RH = Follicle Stimulating Hormone Releasing Hormone
LH-RH = Luteinizing Hormone Releasing Hormone
GTH = Gonadotropin Hormone
MIS = Maturation Inducting Steroid
LPS = Laju Pertumbuhan Spesifik
SGR = Spesific Growth Rate
GNRH = Gonadotrophin Releasing Factor
GRIH = Gonadotropin Release Inhibiting Factor
TKG = Tingkat Kematangan Gonad
MGV = Migration Germinal Vesicle
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
PGV = Perpheral Germinal Vesicle
ANOVA = Analysis of Variance
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan salah satu komoditas budidaya
air tawar yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Kusdiarti (2011) menyatakan
ikan nilem memiliki ketahanan terhadap penyakit, sintasan dan reproduksi yang
tinggi serta mempunyai beragam potensi antara lain ikan terapi, restocking pada
perairan umum dan telurnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan caviar ikan air
tawar (Subagja dkk., 2006). Produk olahan ikan nilem yang diminati oleh
masyarakat adalah pindang dan snack baby fish (Rahardjo dan Marliani, 2007).
Menurut Data Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 2013
mencantumkan nilai produksi ikan nilem di Indonesia pada tahun 2009, 2010 dan
2011 bersifat fluktuatif. Produksi yang diperoleh yaitu 167.461.235 kg,
385.701.378 kg, dan 308.763.779 kg. Kendala produksi ikan nilem yang fluktuatif
menyebabkan penyediaan benih tidak sepanjang tahun. Fluktuasi produksi ikan
nilem sangat terkait dengan jumlah pembesaran yang rendah. Sumantadinata
(1983) menjelaskan bahwa secara alami proses pemijahan ikan nilem betina dapat
dipijahkan dari umur satu hingga satu setengah tahun dengan berat badan sekitar
100 gr dan lebih banyak terjadi pada musim penghujan saja (Cholik et al., 2005).
Upaya untuk mengatasi kendala fluktuasi produksi ikan nilem adalah
ketersediaan induk matang gonad. Ketersediaan induk matang gonad dapat
meningkatkan ketersediaan benih secara berkelanjutan. Salah satu yang
diperlukan yaitu teknologi yang mampu mempercepat kematangan gonad ikan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
nilem. Menurut Tang dan Affandi (2004) bahwa strategi kematangan gonad dapat
dilakukan dengan memanipulasi hormonal.
Hormon yang digunakan dalam manipulasi hormonal adalah oocyte developer
(Oodev) yang berasal dari campuran pregnant mare`s serum gonadotropin
(PMSG) dan antidopamin (AD) (Farastuti, 2014). Hormon Oodev merupakan
hormon yang dapat merangsang perkembangan oosit pada ikan-ikan belum
matang gonad (Sihaloho, 2014).
Metode yang digunakan adalah metode penyuntikan, metode ini dianggap
lebih efektif karena pregnant mare`s serum gonadotropin (PMSG) dan
antidopamin dapat langsung masuk ke pembuluh darah ikan untuk kemudian
dapat mempercepat kematangan gonad (Sihaloho, 2014). Antidopamin pada
hormon Oodev berfungsi memblok dopamin sehingga sekresi gonadotropin di
otak tidak terhambat (Ahlina, 2015).
Pada penelitian Farastuti (2014) memperlihatkan bahwa penggunaan Oodev
dengan dosis 1 mL/kg bobot biomas telah mampu mematangkan gonad (maturasi)
ikan torsoro dalam waktu 1 minggu dan penelitian Sihaloho (2014) menyatakan
bahwa hormon Oodev dapat mematurasi ikan patin dengan dosis 0,25 mL/kg
bobot biomas dalam waktu 2 minggu.
Penggunaan hormon Oodev telah diketahui mampu mempercepat kematangan
gonad untuk berbagai ikan, namun dosis yang optimum belum diketahui secara
pasti untuk ikan nilem melalui metode penyuntikan. Penelitian ini dilakukan
dengan menyuntikan hormon Oodev pada calon induk ikan nilem (belum pernah
memijah). Penggunaan hormon Oodev ini diharapkan dapat mempercepat
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
kematangan gonad calon induk betina ikan nilem sehingga dapat mengatasi
kendala benih ikan nilem sepanjang tahun.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas sehingga masalah pada penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah induksi hormon Oodev mampu mempercepat kematangan gonad
pada calon induk ikan nilem?
2. Berapa dosis optimum hormon Oodev dalam mempercepat kematangan
gonad pada calon induk ikan nilem?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui pengaruh induksi hormon Oodev untuk mempercepat
kematangan gonad pada calon induk ikan nilem.
2. Mengetahui dosis optimum hormon Oodev dalam mempercepat
kematangan gonad pada calon induk ikan nilem.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi ilmiah tentang
reproduksi dan kematangan gonad calon induk ikan nilem (Osteochilus hasselti)
sebagai salah satu teknologi alternatif yang dapat diterapkan dalam upaya
pengembangan pembenihan ikan nilem (Osteochilus hasselti). Penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan teknologi, khusus di bidang
reproduksi ikan nilem (Osteochilus hasselti).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hormon Oodev (Oocyte Developer)
Hormon adalah zat kimia spesifik yang dihasilkan oleh kelenjar tubuh
(glandula endrokrin) yang langsung masuk ke dalam aliran darah dan dibawa ke
jaringan tubuh untuk membantu dan mengatur fungsi fisiologis (Sturkie, 1987).
Semua hormon bersifat khas dan selektif dalam pengaruhnya terhadap organ
sasaran yang ditentukan secara genetik (Nalbandov, 1964). Hormon Oodev
merupakan kombinasi hormon pregnant mare’s serum gonadotropin (PMSG) dan
antidopamin (AD) (Ahlina, 2015). Pada hormon Oodev memiliki PMSG yang
mengandung gonadotropin berupa follicle stimulating hormone (FSH) dan sedikit
luteinizing hormone (LH). PMSG yang mengandung FSH akan mengaktivasi
gonad untuk mensintesis estradiol 17β dan mengaktivasi hati untuk aktivitas
vitelogenesis (Nagahama, 1983). Hormon Oodev juga menstimulasi sekresi
gonadotropin karena ada antidopamin yang berfungsi untuk memblok dopamin.
Pemberian antidopamin ini akan menstimulasi perilisan FSH dari pituitari
(Rafiuddin, 2014).
2.2 Dopamin dan Antidopamin
Dufour et al., (2005) mengemukakan dopamin atau 4-(2-aminoetil)
benzena-1, 2-diol yaitu suatu hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus
berfungsi sebagai neurotransmitter atau zat yang menyampaikan pesan dari
satu syaraf ke syaraf yang lain dan perantara bagi biosintesis hormon
adrenalin dan noradrenalin. Posisi dopamin terdapat dalam saraf pusat sebagai
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
aktifator modulasi neuronal yang mampu mengatur beberapa fungsi fisiologis
tubuh seperti kematangan gonad (Callier et al., 2003) dijelaskan lebih lanjut
bahwa modulasi akan berlangsung jika ada rangsangan sensorik pada retina
atau organ penciuman menyebabkan hipotalamus mengatur perilaku seksual
dan kelenjar hipofisis akan mengatur pelepasan prolaktin. Menurut Mylonas
dan Zohar (2001), di luar musim pemijahan ikan maka dopamin akan
menghambat neurotransmitter saat melakukan instruksi kepada hipotalamus
dalam mensekresi gonadotropin pada proses kematangan gonad.
Vidal et al., (2004) menyatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan
dalam kematangan gonad agar kerja fisiologis kelenjar hipotalamus dalam
menghasilkan gonadotropin endogen (Gth) tetap berlangsung tanpa
dipengaruhi oleh rangsangan sensorik adalah pemberian antidopamin. Chen
dan Fernal (2008) menyatakan bahwa antidopamin adalah bahan kimia yang
dapat menghentikan kerja dopamin. Pengaruh antidopamin akan merangsang
hipofisa untuk menghasilkan gonadotropin yaitu FSH endogeneus yang
memiliki fungsi dalam pematangan awal atau vitelogenesis (Ahlina, 2015).
2.3 Klasifikasi
Ikan nilem merupakan ikan air tawar yang termasuk dalam famili Cyprinidae.
Menurut Saanin (1984) urutan klasifikasi ikan nilem adalah sebagai berikut :
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Sub-ordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinidae
Sub-famili : Cyprininae
Genus : Ostheochilus
Species : Osteochilus hasselti
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Gambar 1. Ikan nilem (Osteochilus hasselti) (Rachman dkk., 2015)
2.4 Morfologi
Morfologi ikan nilem dicirikan dengan ujung mulut runcing dengan moncong
(rostral) terlipat, terdapat sungut peraba pada sudut–sudut mulut. Bentuk tubuh
agak pipih, dan bintik hitam besar pada ekor. Sirip punggung terdiri dari tiga jari–
jari keras dan 12–18 jari–jari lunak. Sirip ekor berbentuk simetris dan sirip dubur
terdiri dari tiga jari–jari keras dan lima jari–jari lunak serta jumlah sisik–sisik
gurat sisi berkisar antara 33–36 keping (Susanto, 2006).
Hardjamulia dan Atmawinata (1980) menyebutkan bahwa spesies ikan nilem
dapat dibedakan dari warna sisik pada dasar sirip punggung yaitu coklat
kehitaman yang biasa disebut Osteochilus hasselti sedangkan hitam kehijauan
adalah Osteochilus vitatus. Rata–rata ikan nilem mempunyai panjang berkisar
antara 25–32 cm dengan bobot 150–310 gr.
2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Kematangan gonad adalah tahapan tertentu perkembangan gonad sebelum
dan sesudah memijah. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan
bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Pada gonad yang semakin
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
bertambah berat diikuti dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk
diameter telur. Peningkatan ukuran gonad disebabkan oleh perkembangan stadia
oosit. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar 10-25% dari berat tubuh
(Effendie, 2002).
Dasar yang dipakai untuk menentukan tingkat kematangan gonad dengan
cara morfologi ialah bentuk, ukuran, panjang, berat, warna dan perkembangan isi
gonad yang dapat dilihat. Menurut Nikolsky (1969) dalam Effendie (1997) tingkat
kematangan gonad ikan betina secara morfologi dan histologi adalah sebagai
berikut :
a. Tingkat I : Ovari masih kecil seperti benang, warna ovari merah muda
dan memanjang di rongga perut.
b. Tingkat II : Ukuran ovarium bertambah besar, warna ovari menjadi coklat
muda, butiran telur belum terlihat.
c. Tingkat III : Ukuran ovari relatif besar dan mengisi hampir sepertiga
rongga perut. Butiran-butiran telur telihat jelas dan berwarna kuning
muda.
d. Tingkat IV : Gonad mengisi penuh rongga perut, semakin pejal dan warna
butiran telur kuning tua. Butiran telur besarnya hampir sama dan mudah
dipisahkan. Secara histologi inti terlihat jelas dan sebaan kuning telur
mendominasi oosit.
2. 6 Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Nikolsky (1969) menggunakan tanda utama untuk membedakan
kematangan gonad berdasarkan berat gonad. Perubahan yang terjadi pada gonad
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
dan tingkat perkembangan ovarium, secara kuantitatif dapat dinyatakan dengan
suatu Indeks Kematangan Gonad (IKG). Nilai IKG untuk mengetahui tingkat
kematangan gonad saja tidak cukup memberikan informasi karakteristik aktivitas
reproduksi. Pengamatan ukuran oosit dapat memberikan informasi lebih jelas
tentang tingkatan aktivitas reproduksi (Tyler et al., 1991). Hubungan indeks
kematangan gonad dengan tingkat kematangan gonad (TKG) diamati berdasarkan
ciri-ciri morfologi kematangan gonad.
2.7 Hormon Oocyt Developer (Oodev) dalam Proses Vitelogenin
Oocyte developer (Oodev) yang berasal dari kombinasi pregnant mare’s
serum gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (AD) (Farastuti, 2014). Hormon
Oodev adalah hormon yang dapat merangsang perkembangan oosit pada ikan-
ikan belum matang gonad dalam proses vitelogenin. Vitelogenesis diartikan
sebagai proses deposisi protein vitelogenin dari hati ke dalam sitoplasma oosit.
Mekanisme Oodev jika disuntikkan pada ikan akan menyebabkan perilisan
gonadotropin endogen (Gth) dari hipotalmus seperti FSH-RH dan LH-RH serta
terjaga konsentrasi FSH dan LH analog yang terdapat pada tubuh (Jalabert, 2005).
Menurut Donaldson et al., (1983), pertumbuhan sel interestial ovarium dan
pemasakan folikel akan mengalami pertambahan diameter dan kematangan telur
hingga tahap siap untuk di ovulasikan atau ikan siap dipijahkan (dilihat pada
Gambar 2).
Aktivitas vitelogenesis sangat erat dengan aktivitas hati dalam proses
reproduksi ikan betina. Hal ini disebabkan oleh fungsi hati dalam proses
reproduksi sebagai tempat sintesis vitelogenin di bawah kendali estradiol 17β
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
yang dihasilkan oleh ovarium. Semakin banyak volume hormon estradiol 17β
yang diproduksi di dalam gonad akan meningkatkan ukuran oosit yang
selanjutnya akan meningkatkan volume dan bobot gonad ikan tersebut
menyebabkan kematangan gonad (Arukwe dan Goksoyr, 2003).
Gambar 2. Diagram alur mekanisme kerja hormon perlakuan induksi
maturasi (Sudrajat, 2010)
2.8 Reproduksi
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan
sebagai upaya untuk melestarikan jenis atau kelompok. Ikan memiliki waktu
reproduksi yang berbeda-beda tergantung pada jenis, kebiasaan hidup dan habitat.
Ikan nilem tergolong ikan yang memijah secara musiman. Di alam umumnya
hanya pada saat musim penghujan saja (Cholik et al, 2005). Tipe reproduksi ikan
nilem adalah partial spawner atau multiple spawner. Ikan nilem berpijah di
perairan dikaitkan dengan fluktuasi tingginya permukaan air akibat hujan atau
banjir (Junaidi dkk., 2015).
Pada reproduksi ikan nilem memiliki sebaran diameter telur, dari sebaran
diameter tersebut akan mencerminkan pola pemijahan. Tempat pemijahan yang
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
disukai ikan nilem berupa perairan jernih yang berarus lambat. Pemijahan ikan
nilem berlangsung pada malam hari dengan suhu air berkisar antara 18–24oC
telur-telur yang telah terbuahi akan menetas dalam waktu 15–17 jam (Rachman
dkk., 2015).
2.9 Kualitas Air
Willoughby (1999) menyatakan bahwa ikan nilem akan tumbuh dan
matang gonad dengan baik pada kondisi oksigen terlarut dalam media hidup
berkisar antara 5–6 ppm, suhu yang optimum untuk kelangsungan hidup berkisar
antara 18–28ºC dan pH antara 6,7–8,6 (Susanto, 2001).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan komoditas air tawar yang
banyak memiliki keunggulan komparatif. Beberapa potensi menguntungkan yang
dimiliki adalah sumber protein hewani, pembersih badan air dan penyeimbang
ekosistem perairan, sehingga ikan nilem dari berbagai ukuran banyak
dibudidayakan maupun dijadikan sebagai bahan makanan olahan. Permintaan
benih ikan nilem yang tinggi pada saat ini tidak dapat tersedia sepanjang tahun,
hal ini disebabkan ikan nilem memijah hanya pada musim penghujan (Cholik et
al., 2005). Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut adalah
mempercepat waktu kematangan gonad melalui manipulasi hormonal
menggunakan hormon maturasi oocyte developer (Oodev).
Oocyte developer (Oodev) yang berasal dari campuran pregnant mare`s
serum gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (AD) (Farastuti, 2014).
Reproduksi pada ikan nilem diatur oleh sistem endrokrin reproduksi yang terdiri
dari hipotalamus, kelenjar pituitari dan gonad (Rottmann et al., 1991). Mekanisme
sistem hormon reproduksi pada ikan yaitu hipotalamus merespon dengan
melepaskan hormon GnRH untuk bekerja pada kelenjar hipofisa. Selanjutnya
hipofisa tidak mengsekrisikan hormon FSH, melainkan hormon LH yang juga
bekerja pada lapisan teka oosit. Akibat kerja LH, lapisan teka akan mensintesis
hormon 17α,20β-dihisroksiprogesteron (Maturation Inducting Steroid, MIS) oleh
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
enzim 20β-hidroksi steroid dehidrogenase. Selanjutnya steroid akan merangsang
pembentukan faktor perangsang kematangan (Zairin, 2003).
Mekanisme hormonal Oodev yakni PMSG sebagai FSH yang berasal dari
luar merangsang gonad untuk pematangan awal melalui perangsangan pada sel
teka. Setelah itu testosteron masuk kedalam lapisan granulosa dan terjadi proses
pengubahan testosteron menjadi estradiol-17β oleh enzim aromatase. Selanjutnya
estradiol-17β akan merangsang hati untuk mensintesis vitelogenin yang
merupakan bakal kuning telur. Saat sekresi FSH ditekan, maka LH akan
meningkat. Kadar FSH dan LH dalam plasma darah ikan nilem dapat ditentukan
sebagai indikator fase pertumbuhan gonad ikan nilem.
Faktor yang menentukan pendewasaan kelamin pada ikan nilem yaitu
dopamin. Dopamin memberi kontribusi bagi gonad untuk menghambat fungsi
estradiol 17β. Dopamin perlu dihambat dengan zat anti dopamin. Antidopamin
sebagai neurotransmitter berfungsi untuk menghambat kerja dopamin, agar
merangsang produksi FSH dan LH di kelenjar hipofisis. Selanjutnya, oosit akan
dirangsang untuk mensintesis testosteron dan mengubahnya menjadi estradiol 17β
dengan bantuan enzim aromatase.
Estradiol 17β akan merangsang hati untuk mensintesis vitelogenin yang
merupakan bakal kuning telur. Setelah diserap oleh oosit sampai ukuran
maksimum, akan terjadi umpan balik positif ke hipotalamus untuk memproduksi
GnRH dan merangsang hipofisis memproduksi LH berfungsi untuk vitelogenesis.
Vitelogenin akan dibawa oleh aliran darah menuju gonad dan secara selektif
terjadi penyerapan oleh lapisan folikel oosit (Nagahama, 1983). Akibat dari proses
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
penyerapan vitelogenin adalah oosit akan tumbuh membesar sampai kemudian
berhenti bila telah mencapai ukuran yang maksimum. Keadaan ini disebut fase
dorman, dimana telur hanya menunggu sinyal lingkungan untuk memijah.
Aktifitas vitelogenesis ini menyebabkan nilai GSI ikan meningkat (Cerda
et al., 1996). Sintesis vitelogenin dipengaruhi oleh estradiol-17β yang merupakan
stimulator dalam biosintesis vitelogenin, selain itu dipengaruhi juga oleh androgen
yang ada dalam tubuh ikan. Androgen ini akan diubah menjadi estrogen oleh
aeromatase hati. Menurut Yaron (1995), ketika proses vitelogenesis tersebut
berlangsung granula atau globul kuning telur bertambah dalam jumlah dan
ukurannya, sehingga volume oosit membesar. Menurut Affandi et al. (2002), pada
pematangan oosit akhir, dimulai dari perpindahan germinal vesicle yang mudah
terlihat dibawah mikroskop.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
menghambat
meningkatkan
Gambar 3. Bagan kerangka konseptual
Budidaya ikan nilem
Kendala fluktuasi produksi
Teknik kematangan gonad
Buatan (secara hormonal)
Hipotalamus Oodev
PMSG AD GnRH dopamin
Sekresi hormon gonadotropin
LH FSH
Sel teka
17α,20β-dihisroksiprogesteron
Sel granulosa
Estradiol 17β
Hati
vitelogenesis
Kematangan gonad
Bobot ikan Diameter telur Bobot gonad
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
3.2 Hipotesis
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah:
1. Tingkat kematangan gonad
H0 : Penggunaan Oodev tidak mampu mempercepat kematangan gonad
pada calon induk ikan nilem.
H1: Penggunaan Oodev mampu mempercepat kematangan gonad pada
calon induk ikan nilem.
2. Dosis hormon Oodev
H0 : Tidak ada dosis Oodev optimum dalam mempercepat kematangan
gonad pada calon induk ikan nilem.
H1 : Ada dosis Oodev optimum dalam mempercepat kematangan gonad
pada calon induk ikan nilem.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
IV METODOLOGI
4.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Januari 2016 sampai Maret 2016 di
Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBPBAT), Jawa Barat.
4.2 Materi Penelitian
4.2.1 Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah syringe 1 mL dan 2,5
mL, sprayer bervolume 50 mL, kateter, timbangan digital, timbangan analitik,
aerasi, pompa air, selang pompa, selang aerasi, aerator, pipet, object glass,
mikroskop, penggaris, DO meter, termometer, pH paper dan happa pemeliharaan
berukuran 1,25 x 1,25 x 1 m3, kolam dilengkapi dengan saluran pemasukan air
(inlet) dan saluran pembuangan (outlet). Debit air sekitar 25 cm3/detik.
4.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan meliputi 40 ekor calon induk betina ikan nilem
(belum pernah memijah) dengan bobot berkisar antara 100 gr, hormon oocyte
developer (Oodev) sebanyak 75 mL/kg dan pelet.
4.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Percobaan
ditunjukan untuk pengamatan kemungkinan adanya sebab-akibat dengan cara
mengenakan satu atau lebih kondisi perlakuan yang diamati dan selanjutnya
membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih yang tidak dikenai kondisi
perlakuan (kontrol). Teknik pengambilan data secara observasi langsung melalui
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
pengamatan dan pencatatan secara langsung terhadap gejala-gejala subjek yang
diteliti (Suryabrata, 2002).
4.3.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL), sebab dalam penelitian ini semua dikondisikan sama kecuali perlakuan
(Kusriningrum, 2008). Penelitian ini terdiri dari lima perlakuan dengan empat
ulangan, setiap ulangannya terdapat 10 ekor ikan uji. Perlakuaan tanpa dikenai
induksi hormon Oodev sebagai kontrol sebagai P0, perlakuan pertama (P1)
menggunakan dosis 0,25 mL/kg, perlakuan kedua (P2) menggunakan dosis 0,50
mL/kg, perlakuan ketiga (P3) menggunakan dosis 0,75 mL/kg, dan perlakuan
keempat (P4) menggunakan dosis 1 mL/kg.
Tabel 1.Perlakuan dosis hormon yang akan diterapkan
Perlakuan ke Dosis
Oodev (mL/kg)
P0 (kontrol) 0 (tanpa Oodev)
P1 0,25
P2 0,50
P3 0,75
P4 1
Perubahan yang diamati dalam penelitian ini adalah laju pertumbuhan
spesifik, diameter telur dan indeks kematangan gonad.
Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel bebas : dosis oocyte developer (Oodev)
Variabel terikat : laju pertumbuhan spesifik, indeks kematangan gonad dan
diameter telur.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Variabel kontrol : peralatan penelitian, pakan yang digunakan, calon induk ikan
nilem yang digunakan, dan parameter kualitas air.
4.3.2 Prosedur Kerja
Penelitian yang dilakukan menggunakan 40 ekor calon induk ikan nilem
yang belum pernah memijah dan telah dipelihara di Balai Besar Perikanan
Budidaya Air Tawar Sukabumi (BBPBAT), Jawa Barat. Umur calon induk ikan
nilem yang diteliti adalah 16 bulan dan bobot berkisar antara 100 gram, dibagi ke
dalam lima perlakuan dengan empat ulangan.
Ikan nilem dimasukkan ke bak aklimatisasi. Ikan nilem dibiarkan terlebih
dahulu satu hari tanpa diberi pakan. Pemberian pakan dilakukan pada hari
berikutnya selama satu minggu. Aklimatisasi dilakukan dengan tujuan adaptasi
lingkungan, pakan dan seleksi. Setelah satu minggu, dipilih induk sebanyak 40
ekor sebagai ikan uji.
Manajemen pemberian pakan dengan FR 3% per hari dari bobot tubuh total
calon induk ikan nilem. Pakan yang digunakan berupa pelet terapung yang
diberikan sebanyak tiga kali sehari yaitu pada pukul 09.00 WIB, pukul 12.00 WIB
dan pukul 15.00 WIB. Masing-masing ulangan terdiri dari 10 ekor ikan. Setiap
ulangan, ikan dibedakan dengan memberi tanda (marker) berupa tali plastik pada
tulang keras sirip dorsal dengan warna yang berbeda. Setiap calon induk ikan
nilem diberikan tanda agar mudah dalam memantau perkembangan dari masing-
masing ikan percobaan pada setiap perlakuan.
Sampling data bobot untuk mengetahui laju pertumbuhan spesifik dimulai
pada hari ke-1 kemudian sampling dilakukan setiap 7 hari sekali hingga berakhir
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
masa maturasi (matang gonad). Kematangan gonad ikan dicirikan dengan
perkembangan diameter rata-rata telur dan pola distribusi ukuran telur (Chinabut
et al., 1991). Sampling diameter telur untuk menentukan TKG mulai dilakukan
pada hari ke-7. Penyuntikan dilakukan secara intarmuscullar pada otot punggung.
Pelaksanaan penyuntikan dimulai pada hari-1 dan selanjutnya dilakukan setiap 7
hari sekali mengacu pada penelitian Farastuti (2014). Kanuliasi untuk mengetahui
perkembangan diameter telur dilakukan mulai hari ke-10, hari ke-14, hari ke-23,
dan hari ke-30. Penyuntikan dihentikan saat ikan telah mempunyai tanda-tanda
mengalami kematangan gonad. Percobaan berlangsung selama 4 minggu.
4.4 Parameter yang Diamati
A. Parameter Utama
4.4.1 Laju Pertumbuhan Spesifik
Sampling laju pertumbuhan spesifik dimulai pada hari ke-1 kemudian
sampling dilakukan setiap 7 hari sekali hingga berakhir masa maturasi,
selanjutnya penimbangan dilakukan bersamaan dengan waktu penyuntikan. Laju
pertumbuhan spesifik ikan uji dihitung dengan menggunakan rumus dari Dawes
(1981).
Laju pertumbuhan spesifik = x 100%
Keterangan:
LPS : Laju pertumbuhan spesifik (%)
t : lama pemeliharaan (hari)
Wt : bobot induk pada hari ke-t penelitian (gram)
Wo : bobot induk awal penelitian (gram)
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
4.4.2 Indeks Kematangan Gonad (IKG)
Perhitungan indeks kematangan gonad (IKG) dihitung berdasarkan suatu
nilai dalam persen sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat
tubuh ikan termasuk gonad dikalikan dengan 100 persen sebanyak 1 ekor per
perlakuan. Perhitungan IKG dihitung dengan rumus :
IKG = x 100%
Keterangan : IKG = indeks kematangan gonad (%)
Bg = bobot gonad (gram)
Bt = bobot tubuh (gram)
4.4.3 Diameter Telur
Sampel telur diambil dengan kanulator diambil sebanyak 30 butir dan
difiksasi dengan formalin bufer fosfat 10%. Diameter telur diukur menggunakan
mikroskop binokuler Olympus type SZX16 perbesaran lensa 100 kali dan
sambungan lup. Hasil pengamatan diarahkan dengan remote Olympus U–RVL–T
yang ditampilkan pada monitor komputer menggunakan program software DP 2
BSW. Angka pengamatan yang tampak pada monitor menunjukan nilai diameter
telur dan melakukan pengamatan secara kondisi visual kematangan telur.
B. Parameter Pendukung
4.4.4 Kualitas Air
Parameter kualitas air yang diukur meliputi oksigen terlarut (DO), suhu dan
pH.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
4.5 Analisis Data
Data perhitungan laju perumbuhan spesifik diolah dengan menggunakan
ANOVA (Analysis of Variance) dan dilanjutkan dengan uji jarak berganda
Duncan dengan program SPSS ver. 23 for windows. Data indeks kematangan
gonad (IKG) dan diameter telur dibahas secara deskriptif dengan bantuan program
Ms.Esxel 2010. Alur penelitian dapat ditunjukkan pada gambar 4.
Gambar 4. Diagram alir penelitian
Analisis Statistik
Persiapan ikan dan persiapan kolam
LPS
Penimbangan bobot ikan
Pemeliharaan ikan
Penyuntikan dimulai hari ke 7 (penyuntikan setiap 7 hari)
Penyuntikan berakhir apabila matang gonad
Diameter telur
dengan
kanulasi dan
mengamati
kondisi visual
Persentase
Induk Matang
Gonad
Waktu
kematangan
gonad
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil
5.1.1 Laju Pertumbuhan Spesifik
Pada penelitian ini laju pertumbuhan spesifik calon induk ikan nilem pada
masing-masing perlakuan dihitung sesuai hingga berakhir masa maturasi.
Pertambahan bobot tubuh ikan nilem dianalisis secara ANOVA. Hasil analisis
menyatakan bahwa seluruh perlakuan berbeda nyata terhadap pertambahan bobot
tubuh dibandingkan dengan kontrol. Pada akhir penelitian, diperoleh data laju
pertumbuhan spesifik calon induk ikan nilem pada masing-masing perlakuan yang
ditunjukkan pada Lampiran 3. Rata-rata persentase laju pertumbuhan spesifik
calon induk ikan nilem selama penelitian ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2. Data laju pertumbuhan spesifik
Dosis Laju pertumbuhan spesifik (%) ± SD
0 mL/kg 0,73150a± 0,06096
0,25 mL/kg 0,81000a± 0,04758
0,50 mL/kg 0,97275b± 0,19118
0,75 mL/kg 1,24225c± 0,02819
1 mL/kg 1,01300b± 0,01714
Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan
yang nyata (p<0,05).
Pada pengamatan ini menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan spesifik
tertinggi pada perlakuan dosis 0,75 mL/kg (1,24225%/hari) berbeda nyata dengan
perlakuan dosis 1 mL/kg, 0,50 mL/kg, 0,25 mL/kg, dan 0 mL/kg (kontrol). Rata-
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
rata laju pertumbuhan spesifik terendah pada perlakuan dosis 0 mL/kg atau
kontrol (0,73150%/hari). Rata-rata laju pertumbuhan spesifik selama penelitian
dapat ditunjukkan dengan Diagram. Diagram rata-rata laju pertumbuhan spesifik
selama penelitian dapat ditunjukkan Gambar 2.
Gambar 2. Laju pertumbuhan spesifik (%/hari) pada calon induk ikan nilem
Pada perlakuan kontrol (tanpa induksi hormon Oodev) terjadi kenaikan
pada pengamatan hari pertama hingga hari ke-30 namun tidak signifikan sebesar
0,73150%/hari. Pada perlakuan dosis 0,25 mL/kg (0,81000%/hari), 0,50 mL/kg
(0,97275%/hari) dan 0,75 mL/kg (1,24225%/hari) dan perlakuan dosis 1 mL/kg
(1,01300%/hari). Hal ini menunjukkan telah terjadi penurunan laju pertumbuhan
spesifik pada dosis 1 mL/kg dibandingkan dosis 0,75 mL/kg.
5.1.2 Indeks Kematangan Gonad
Pengamatan gonad meliputi nilai presentase IKG. Pengamatan ini menjadi
sangat penting dalam proses kematangan gonad tahap awal yang dipengaruhi oleh
hormon Oodev karena aktivitas metabolisme reproduksi ikan sebagaian besar
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
tertuju pada perkembangan gonad (Mylonas et al., 2010). Perhitungan indeks
kematangan gonad dilakukan pada tiap perlakuan. Pada perlakuan dengan dosis
0,25 mL/kg hingga 1 mL/kg terjadi pertambahan indeks kematangan gonad
berbeda dengan tanpa perlakuan atau tanpa diberi induksi hormon Oodev tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Data indeks kematangan goand dapat
ditunjukkan pada Lampiran 5.
Hasil analysis of variance (ANOVA) yang dilakukan akhir pengamatan
menunjukkan bahwa setiap perlakuan induksi hormon Oodev memberikan
pengaruh yang berbeda nyata terhadap indeks kematangan gonad ikan nilem
(p<0,05). Hasil uji statistik selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Indeks kematangan gonad
Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan
yang nyata (p<0,05).
Menurut Effendi (1979) indeks kematangan gonad adalah nilai kuantitatif
yang digunakan untuk melihat gambaran perubahan gonad sebagai akibat tingkat
perkembangan ovarium. Perkembangan nilai IKG terjadi dikarenakan adanya
perkembangan garis tengah telur sebagai hasil pengendapan kuning telur, hidrasi
dan pembentukan butir-butir minyak (Effendi, 1997).
Dosis Indeks kematangan gonad (%) ± SD
0 mL/kg 1,1000a± 0,0391
0,25 mL/kg 3,6650b± 0,0946
0,50 mL/kg 3,7800c± 0,0734
0,75 mL/kg 3,8575c± 0,1173
1 mL/kg 3,8150c±0,0806
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Pada penelitian ini terlihat bahwa penyuntikan hormon Oodev memberikan
pengaruh terhadap perkembangan gonad. Diagram indeks kematangan gonad
dapat ditunjukkan Gambar 3.
Pada perlakuan kontrol (tanpa induksi hormon Oodev) terjadi peningkatan
yang tidak terlalu siginifikan terhadap indeks kematangan gonad yaitu
1,1000±0,0391% sedangkan pada perlakuan dosis 0,25 mL/kg hingga 0,75 mL/kg
terjadi kenaikan, perlakuan dosis 0,25 mL/kg diperoleh 3,6650±0,0946%,
perlakuan dosis 0,50 mL/kg sebesar 3,7800±0,0734%, dan perlakuan dosis 0,75
mL/kg didapatkan hasil 3,8575±0,1173%, kemudian pada perlakuan 1 mL/kg
mengalami penurunan yakni 3,8150±0,0806%.
Gambar 3. Indeks kematangan gonad (%) calon induk ikan nilem betina pada
masing–masing perlakuan selama penelitian
5.1.3 Diameter Telur
Hasil pengamatan ukuran diameter telur berdasarkan 30 sampel oosit pada
setiap perlakuan diperoleh nilai rata-rata diameter telur. Hasil kanulasi dan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
pengamatan telur pada calon induk nilem betina yang diinduksi hormon Oodev
mengalami fase maturasi (matang gonad) mulai terjadi pada hari ke-10 untuk
perlakuan 4 pada dosis 1 mL/kg, disusul secara berturut–turut perlakuan 3 dosis
0,75 mL/kg pada hari ke-14, perlakuan 2 dosis 0,50 mL/kg pada hari ke-23 dan
perlakuan 1 dosis 0,25 mL/kg pada hari ke-30, sedangkan pada kontrol belum
ditemukan butiran–butiran kuning telur pada gonad.
Analisis statistik menunjukkan bahwa induksi hormon Oodev berpengaruh
nyata terhadap diameter telur dibanding dengan kontrol (p<0,05) (Lampiran 8).
Telur merupakan hasil akhir dari proses gametogenesis setelah oosit mengalami
fase pertumbuhan yang sangat bergantung pada adanya hormon gonadotropin.
Perkembangan diameter telur pada oosit telesotei ini umumnya disebabkan
adanya akumulasi kuning telur (Ismail et al. 2011).
Diameter tertinggi terdapat pada perlakuan dosis 0,75 mL/kg sebesar
1,1075±0,0095 mm dan terendah terdapat pada perlakuan kontrol sebesar
0,0000±0,0000 mm. Diagram diameter telur dapat ditunjukkan Tabel 4.
Tabel 4. Diameter telur
Dosis Diameter telur (mm) ± SD
0 mL/kg 0,0000a± 0,0000
0,25 mL/kg 1,1025b± 0,0050
0,50 mL/kg 1,1050b± 0,0057
0,75 mL/kg 1,1075c± 0,0095
1 mL/kg 1,1050b± 0,0057
Keterangan : Superskrip berbeda dalam satu baris menunjukkan ada perbedaan
yang nyata (p<0,05).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Gambar 4. Ukuran diameter telur calon induk ikan nilem betina
5.1.4 Kualitas Air
Pengukuran kualitas air seperti suhu, pH dan oksigen terlarut (DO)
dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Pengukuran suhu menggunakan
termometer, pengukuran pH menggunakan pH pen, dan pengukuran oksigen
menggunakan DO test kit. Kisaran data kualitas air selama penelitian ditunjukkan
pada Tabel 5. Data kualitas air selama penelitian ditunjukkan pada Lampiran 10.
Tabel 5. Kisaran parameter kualitas air
Parameter Kisaran
Oksigen terlarut (mg/l) 0,39-1,37
Suhu(ᵒC) 28,1-28,2
pH 6,7-6,9
5.2 Pembahasan
Perkembangan gonad ikan adalah proses berkembang folikel oosit sampai
kemudian berhenti apabila telah mencapai ukuran maksimum (fase dorman).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Untuk mempercepat perkembangan gonad ikan nilem, perlu adanya induksi
hormonal, pada penelitian ini menggunakan hormon Oodev. Hormon Oodev
merupakan kombinasi hormon yang mengandung pregnant mare’s serum
gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (Fadhillah, 2016). Pada penelitian ini
menggunakan parameter laju pertumbuhan spesifik, indeks kematangan gonad
dan diameter telur.
Hasil pada perlakuan dosis hormon Oodev 0,75 mL/kg merupakan dosis
yang stabil kenaikan laju pertumbuhan spesifik, nilai indeks kematangan gonad
dan ukuran diameter telur. Kemudian pada perlakuan dosis 1 mL/kg menjadi
urutan kedua dosis hormon Oodev untuk mempercepat tahap matang gonad,
selanjutnya perlakuan dosis 0,50 mL/kg dan 0,25 mL/kg. Perlakuan kontrol atau
tanpa diinduksi hormon Oodev pada calon induk ikan nilem belum mengalami
matang gonad.
Induksi hormon Oodev terhadap calon induk ikan nilem dapat
meningkatkan laju pertumbuhan spesifik karena adanya peningkatan persentase
pertumbuhan gonad. Berdasarkan hasil analisis data hubungan laju pertumbuhan
spesifik dengan kematangan gonad calon induk ikan nilem yang diinduksi hormon
Oodev menunjukkan rata-rata laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan
dosis 0,75 mL/kg berbeda nyata dengan perlakuan dosis 1 mL/kg, 0,50 mL/kg,
0,25 mL/kg, dan 0 mL/kg (kontrol). Pada pengamatan akhir menunjukkan rata-
rata laju pertumbuhan spesifik tertinggi pada perlakuan dosis 0,75 mL/kg
(1,24225%/hari) dan rata-rata laju pertumbuhan spesifik terendah pada perlakuan
dosis 0 mL/kg atau kontrol (0,73150%/hari). Hal ini menunjukkan ada pengaruh
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
induksi hormon Oodev terhadap pertambahan laju pertumbuhan spesifik calon
induk ikan nilem betina karena menurut Effendi (1979) perkembangan gonad
hingga stadium matang, bobot ikan akan mencapai 10-25% dari bobot tubuh ikan.
Pengaruh perkembangan gonad ini yang menyebabkan naiknya laju
pertumbuhan spesifik. Peningkatan bobot juga dipengaruhi oleh proses
perkembangan gonad yang berdampak pada konsumsi energi sehingga
memerlukan energi yang lebih banyak untuk pembentukan gamet pada calon
induk. Laju pertumbuhan spesifik (LPS) atau Spesific Growth Rate (SGR) ikan
sangat bervariasi. Macam-macam faktor laju pertumbuhan spesifik ikan antara
lain faktor luar merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, seperti
kandungan oksigen terlarut, suhu air, amonia, salinitas dan fotoperiod. Fakor
dalam yaitu faktor yang sukar dikontrol, seperti seks, umur, keturunan, parasit dan
penyakit, selain faktor luar dan dalam terdapat faktor lain yang dapat memacu
pertumbuhan ikan yaitu aspek fisiologi pakan dan pencernaan. Lambatnya laju
pertumbuhan disebabkan oleh dua faktor utama, yaitu kondisi ekternal pakan,
dimana sumber nutrien yang terkandung di dalam formulasi pakan belum lengkap
bagi ikan, sehingga tidak dapat memacu pertumbuhan pada tingkat optimal.
Faktor internal ikan sehubungan dengan kemampuan ikan dalam memanfaatkan
dan mencerna pakan untuk pertumbuhan bobot tubuh (Amin, 1998).
Pengamatan gonad dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menghitung nilai
IKG dan secara histologi gonad, namun pada penelitian ini pengamatan indeks
kematangan gonad hanya dilakukan dengan menghitung nilai IKG. Pengamatan
indeks kematangan gonad sangat penting dalam proses kematangan gonad tahap
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
awal yang dipengaruhi oleh induksi hormon Oodev karena aktivitas metabolisme
reproduksi ikan sebagian besar tertuju pada proses perkembangan gonad
(Mylones et al., 2010). Pada hasil pengamatan menunjukkan nilai IKG yang
berbeda karena dosis yang berbeda, hal ini karena hormon Oodev yang
mempunyai daya kerja dominan FSH yang bekerja optimum pada calon induk
ikan nilem pada perkembangan gonad tahap awal (GTH I). Peningkatan nilai IKG
dapat disebabkan oleh perkembangan oosit yang berisi vitelogenin. Vitelogenin
yaitu bakal kuning telur yang merupakan komponen utama dari oosit yang sedang
berkembang. Saat proses vitelogenisis berlangsung maka granula kuning telur
bertambah dalam jumlah dan ukuran sehingga volume oosit menjadi membesar,
seiring dengan adanya perkembangan oosit yang ditandai dengan semakin
meningkatnya IKG.
Tampubolon et al., (2002) menyatakan bahwa perkembangan bobot gonad
beriringan dengan nilai IKG, yaitu semakin besar bobot gonad maka nilai IKG
akan semakin besar pula namun nilai IKG akan menurun setelah pemijahan. Nilai
IKG calon induk ikan nilem setelah diinduksi hormon Oodev ditunjukkan pada
Tabel 3. Nilai indeks kematangan gonad ikan nilem yang tinggi menujukkan
bahwa ukuran gonad ikan nilem besar (Rochmatin dkk., 2014). Pada penelitian
ini, nilai indeks kematangan gonad bervariasi diantara kelima perlakuan, dari rata-
rata nilai indeks kematangan yang dapat dilihat pada Gambar 3. Nilai indeks
kematangan gonad pada perlakuan dosis 0,75 mL/kg lebih besar daripada keempat
perlakuan yang lainnya. Rata-rata nilai indeks kematangan gonad pada penelitian
ini adalah 3,8575±1,1000%.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Ukuran rata-rata diameter telur ikan nilem yang diamati selama penelitian
menunjukkan perkembangan karena diinduksi oleh hormon Oodev. Oocyte
developer (Oodev) yang berasal dari campuran pregnant mare`s serum
gonadotropin (PMSG) dan antidopamin (AD) (Farastuti, 2014). Mekanisme
hormonal Oodev yakni PMSG sebagai FSH yang berasal dari luar merangsang
gonad kemudian gonadotropin releasing hormone (GnRH) akan merangsang
hipofisa untuk sekresi hormon gonadotropin yang memiliki fungsi yaitu
pematangan awal atau vitelogenesis.
Antidopamin pada hormon Oodev merupakan salah satu zat kimia yang
dapat menghentikan kerja dopamin, sedangkan dopamin itu sendiri merupakan
penghambat aktivitas pelepasan hormon GnRH dari hipotalamus. Dopamin
menghambat pematangan gonad dengan menjadi gonadotropin-release inhibiting
factor (GRIH) (Dufour et al., 2005). Antidopamin sebagai neurotransmitter yang
menghambat pematangan gonad dapat dihambat sehingga pematangan gonad
dapat lebih cepat tercapai (Sudrajat dkk., 2014). Akitivitas hormon Oodev yang
menghasilkan FSH lebih tinggi mampu menstimulasi gonad untuk terjadinya
percepatan kematangan gonad. Secara alamiah hipotalamus memproduksi
dopamin untuk menghambat sekresi FSH yang dilepaskan. Dopamin menghambat
pematangan gonad dengan menstimulasi sekresi hormon penghambat
perkembangan gonad (Ogawa dan Parhar, 2014). Penggunaan antidopamin pada
kombinasi hormon berperan sebagai penghambat kerja dopamin yang akan
memblok sekresi FSH, sehingga aktivits FSH yang terdapat pada hormon Oodev
mampu merangsang perkembangan gonad tanpa adanya blokade dari dopamin.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Metoklopramid yang terkandung dalam senyawa antidopamin memberikan
pengaruh untuk memblok reseptor melalui peningkatan pembakaran neuro
dopaminergik (Mabudi et al., 2013).
Nagahama (1983) mengungkapkan bahwa alur mekanisme FSH yang
terbawa oleh darah dan masuk ke dalam gonad selajutnya akan menginduksi
lapisan sel teka untuk memproduksi testosteron, dan secara parakrin testosteron
akan masuk ke sel granulosa kemudian dikoversi oleh enzim aromatase menjadi
estradiol 17β. Estradiol 17β merupakan hormon yang sangat penting yang
dihasilkan oleh ovari terutama pada ikan betina yang sedang mengalami proses
vitelogenesis. Estradiol 17β menglami peningkatan secara bertahap pada fase
vitelogenesis sejalan dengan peningkatan diameter telur. Peningkatan konsentrasi
estradiol 17β dalam darah akan memacu hati melakukan proses vitelogenesis dan
selanjutnya akan mempercepat proses pematangan gonad oleh karena itu, kadar
estradiol 17β dalam darah dapat digunakan sebagai indikator dari pematangan
gonad (Zairin et al., 1992).
Berkaitan dengan tingkat kematangan telur adalah kadar estradiol 17β
akan menurun menjelang kematangan akhir. Menurut Singh dan Singh (1990)
pada saat ovarium mencapai tingkat kematangan akhir, sintesis estradiol 17β akan
menurun karena hal ini merupakan umpan balik negatif estrogen terhadap hormon
yang menstimulasi sintesis estradiol 17β, lebih lanjut Zohar dan Mylonas (2001)
mengemukakan bahwa secara alami konsentrasi hormon estradiol 17β tinggi pada
fase vitelogenesis dan mencapai puncaknya pada fase mGV (migration Germinal
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Vesicle) dan kemudian mengalami penurunan pada fase pGV(peripheral
Germinal Vesicle).
Tingkat kematangan gonad ikan nilem pada awal penelitian (hari ke-0)
100% ikan nilem dalam TKG I yaitu tahap dara dengan ciri-ciri gonad yang masih
kecil, berwarna putih abu-abu, bobot gonad 0,01-0,06 gr dan telur belum
terbentuk. Menurut Effendie (2002) menyatakan bahwa TKG I yaitu tahap dara
yang ditandai organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung,
ovarium transparan, tidak berwarna sampai abu-abu dan belum terbentuk telur.
Tingkat kematangan gonad ikan nilem pada masing-masing perlakuan
munujukkan hasil antara lain TKG pada perlakuan 4 dosis 1 mL/kg telah
menunjukkan tahap TKG IV pada hari ke-10, pada perlakuan 3 dosis 0,75 mL/kg
menunjukkan tahap TKG IV pada hari ke-14, kemudian pada perlakuan 2 dosis
0,50 mL/kg terjadi tahap TKG IV pada hari ke-23 dan terakhir pada hari ke-30 di
perlakuan 1 dosis 0,25 mL/kg menunjukkan tahap TKG IV. Tingkat kematangan
gonad (TKG) IV yaitu tahap bunting dengan ciri-ciri gonad berwarna kuning dan
terbentuk telur berdiameter sekitar 1,1 mm, sedangkan pada perlakuan 0 mL/kg
atau kontrol hanya dominan ada yang TKG II.
Hasil ini menunjukkan berbeda dosis mengakibatkan berbeda waktu untuk
mencapai kematangan gonad dan induksi hormon Oodev terhadap ikan nilem
dapat mempercepat kematangan gonad. Hal ini seperti hasil penelitian Farastuti
(2014) yang melalukan penelitian berbagai dosis dimulai 0 mL/kg,0,50 mL/kg,
1,0 mL/kg dan 1,5 mL/kg yang mengalami kematangan gonad ikan tor soro
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
terbaik menggunakan dosis 1 mL/kg pada dosis perlakuan 3 dalam waktu 1
minggu.
Vitelogenesis merupakan suatu penggabungan protein-protein vitelogenin
oleh oosit dan memprosesnya menjadi protein kuning telur sehingga
menyebabkan peningkatan ukuran gonad ikan betina hingga maturasi akhir
(Libzens et al., 2010). Penggunaan hormon Oodev yang mengandung PMSG dan
antidopamin ternyata dapat mengningkatkan produksi telur dengan menginduksi
kematangan gonad (Farastuti, 2014). Berdasarkan hasil pengamatan bahwa
kisaran rata-rata diameter telur setelah diinduksi hormon oodev sebesar
1,1075±0,0095 mm. Peningkatan ukuran diameter telur ini disebabkan karena
penyerapan glikolipoprotein dalam jumlah besar yang disebut vitelogenesis.
Glikopopretein dibuat di liver dibawah kontrol hormon steroid yang terdapat pada
ovarian folikel. Glikopoprotein ini jug berperan dalam perkembangan telur. pada
keadaan ini telur dalam tahap oosit sekunder dan dapat terlihat dengan ukuran
beraneka macam. Rata-rata diameter telur saat matang gonad pada penelitian ini
sekitar 1,1 mm. Menurut Subagja dkk., (2006) menyatakan tingkat kematangan
gonad dicirikan dengan diameter oosit mencapai 1,1 mm.
Induksi hormon Oodev dengan dosis berbeda terhadap kematangan gonad
calon induk ikan nilem berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa semua
ikan dapat matang gonad. Hal tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan dan
kematangan gonad dapat dipercepat selama 14 hari pada dosis 0,75 mL/kg melalui
induksi hormon Oodev dibandingkan tanpa induksi hormon Oodev, karena secara
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
alami pada ikan nilem mengalami kematangan gonad dalam waktu 3 bulan
(Subagja dkk., 2006) .
Hasil pengamatan yang didapatkan dari beberapa parameter diatas
membuktikan bahwa induksi menggunakan hormon Oodev untuk kematangan
gonad calon induk ikan nilem dapat mempercepat kematangan gonad. Pada
perlakuan hormon Oodev dosis 0,75 mL/kg menunjukkan hasil lebih baik
dibandingkan pada perlakuan dosis di atas 0,75 mL/kg hal ini dikarenakan dosis
yang berlebihan dapat menghambat kerja organ target menyebabkan proses
umpan balik negatif dari sekresi hormon gonadotropin akibat tingginya
kandungan FSH yang dilepas. Nagahama dan Yamashita (2008) menyebutkan
adanya kemungkinan mekanisme feedback negatif sehingga kandungan FSH yang
cukup tinggi dapat menekan kerja LH endogen selanjutnya akan menekan
gonadotropin untuk menghentikan sintesis estradiol 17β. Induksi hormon yang
berlebihan dapat mengganggu keseimbangan jumlah hormon dalam tubuh ikan,
sehingga kelebihan hormon dikeluarkan oleh tubuh melalui sistem sekresi
(Mylones et al., 2010). Pada berbagai dosis 0,25 mL/kg, 0,50 mL/kg, 0,75 mL/kg
dan 1 mL/kg telah mengakibatkan kematangan gonad, namun perlakuan Oodev
dosis 0,75 mL/kg diduga sebagai dosis yang optimum untuk mempercepat
kematangan gonad.
Pada perlakuan dosis oodev 0,75 mL/kg telah mengakibatkan organ target
bekerja efektif untuk merangsang sintesis FSH eksogenus dalam mempercepat
kematangan gonad dan meningkatkan kualitas telur dalam waktu 14 hari. Hasil
pengukuran kualitas air selama penelitian masih menujukkan batas yang sewajar
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
untuk kehidupan ikan nilem. Hasil pengukuran kualitar air selama penelitian
adalah suhu 28,1-28,2°C, pH 6,7-6,9 dan DO 0,39-1,37 ppm. Hasil pengukuran
kualitas air pada penelitian ini umumnya masih berada dalam batas toleransi
hidup bagi ikan. Menurut pendapat Boyd (1990) menyatakan suhu optimum bagi
ikan pada umumnya berkisar 26-32°C. Kisaran pH selama penelitian 6,7-6,9
masih bisa ditoleransi, nilai pH yang terlalu rendah dan terlalu tinggi dapat
mematikan ikan, pH yang ideal dalam budidaya perikanan adalah 5-9
(Syafriadiman et al., 2005).
Pada saat penelitian jumlah oksigen terlarut adalah 0,39-1,37 ppm, kisaran
tersebut masih ditoleransi namun kurang baik, karena menurut Sedana (1996),
apabila oksigen yang terlarut kurang dari 1 ppm. Kecepatan difusi oksigen dari
udara tergantung dari beberapa faktor seperti kekeruhan air dan suhu. kadar
oksigen dalam air akan berkurang dengan semakin rendahnya suhu dan semakin
tingginya kekeruhan air. Jika kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobik akan
menyebabkan kematian pada ikan dan bila hidup pada ikan akan mengalami
pertumbuhan yang lambat.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah :
1. Hormon Oodev mampu mempercepat kematangan gonad pada calon induk
ikan nilem.
2. Dosis optimum hormon Oodev dalam mempercepat kematangan gonad calon
induk ikan nilem adalah 0,75 mL/kg bobot dalam waktu 14 hari.
6.2 Saran
Disarankan untuk dilakukan penelitian dan kajian lebih lanjut uji histologi
terhadap penentuan tingkat kematangan gonad dan perhitungan fekunditas hasil
tiap perlakuan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
DAFTAR PUSTAKA
Ahlina, H. 2015. Induksi Maturasi Gonad Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) secara
Hormonal dengan Menggunakan PMSG, AD dan rGH. Thesis. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Arukwe A. and Goksoyr A. 2003. Eggshell and Egg Yolk Protein in Fish, Hepatic Protein
for The Next Generation : Oogenetic, Population, and Evolutionary
Implications of Endocrine Discruption. 2 : 4.
Bolamba D, Matton P, Estrada R, Dufour JJ. 1992. Effect of Pregnant Mare
Serum Gonadotropin on Follicular Population and Ovulation Rates in
Prepubertal Gilts With Two Morphologically Different Ovarium Types.
Journal Of Animal Science. 70: 1916-1992.
Boyd C.E. 1990. Water Quality Management in Pond Fish. Research and
Development Series No. 22. International for Aquaculture. Agriculture
Experiment Station, Auburn Alabama.
Callier S, Marina S, Stephanie LC, Delphine P, Jean DV and Philippe V. 2003.
Evolution and cell biology of dopamine receptors in vertebrates. review,
biology of the cell. Institut of neurobiology Alfred Fessand CNRS. France.
Chen CC, Fernald RD. 2008. GnRH and GnRH Receptors: Distribution, Function
and Evolution. Journal of Fish Biology 73: 1099–1120.
Chinabut S., P.Chanratchakool and M. Primpol.1991.Histopathological Studies of
Infected Walking Catfish (Clarias macrocephalus). Gunther. In:
Proceedings of The Seminar on Fisheries Department of Fisheries,
Bangkok. 330-340 pp.
Cholik F, R.P. Poernomo dan A. Jauzi. 2005. Aquakultur : Tumpuan Harapan
Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan Nusantara dan Taman
Akuarium Air Tawar – TMII, Jakarta.
Dawes J.C. 1981. Marine Biology. John Wiley and Sons, New York.
Donaldson E, M. And Hunter G, A. 1983. Induced Final Maturation, Ovulation
and Spermation in Cultured Fish. Fish Physiology. Academic Press. New
York
Departemen Kelautan dan Perikanan. 2013. Statistik Perikanan Budidaya
Indonesia Tahun 2013. Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. Jakarta.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Dufour S., F.A. Weltzien, M-E. Sebert, N. Le Belle, B. Vidal, P. Vernier, and C.
Pasqualini. 2005. Dopaminergic Inhibition of Reproduction in Teleost
Fishes. Ecophysiological and Evolutionary Implications. New York
Academy of Sciences.
Dufour S, Sebert M E, Weltzien F A, Rousseau K, Pasqualini C. 2010.
Neuroendocrine Control by Dopamine of Teleost Reproduction. Journal of
Fish Biology. 76: 129-160.
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara, Yogyakarta.
5 Hlm.
.1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. 112
Hlm.
. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Tama, Yogyakarta.
Fadhillah, Radhi. 2016. Peningkatan Produksi Telur Ikan Nilem (Osteochilus
hasselti) Sebagai Sumber Kaviar Melalui Kombinasi Oodev, rGH dan
Minyak Ikan Pada Pakan. Tesis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Farastuti, Eko R. 2014. Induksi Maturasi Gonad, Ovulasi dan Pemijahan Pada
Ikan Torsoro (Tor soro) Menggunakan Kombinasi Hormon. Tesis. Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Hardjamulia A, dan Atmawinata S. 1980. Teknik Hipofisasi Beberapa Jenis Ikan
Air Tawar. Lokakarya Nasional Teknologi Tepat Guna Bagi
Pengembangan Perikanan Budidaya Air Tawar Bogor, Bogor. 1-16 Hlm.
Ismail M. F. S, Siraj S. S, Daud S. K, Harmin S. A. 2011. Association of Annual
Hormone Profile With Gonad Maturity of Mahseer (Tor tambroides) in
Captivity. General and Comparative Endocrinology,170: 125-130.
Jalabert B. 2005. Particularities of Reproduction and Oogenesis in Teleost Fish
Compared to Mammals. Reproduction Natural Development. 45: 261-279.
Junaidi Azrita dan Hafrijal Syandri. 2015. Fecundity of Bonylip Barb
(Osteochilus vittatus Cyprinidae) in Different Waters Habitats. International
Journal of Fisheries and Aquatic Studies.
Kusdiarti. 2011. Kajian Peranan Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dalam
Mengendalikan Prifiton dan Pengaruhnya Terhadap Kelangsungan Hidup
dan Pertumbuhan Ikan Mas Pada Keramba Jaring Apung di Waduk Cirata.
Tesis. Intistut Pertanian Bogor, Bogor.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Kusriningrum, R. 2008. Perancangan Percobaan. Universitas Airlangga.
Surabaya. 43-51 Hal.
Libzens E, Young G, Bobe J, Cerdà J. 2010. Oogenesis in Teleosts: How Fish
Eggs Are Formed. General and Comparative Endocrinology 165: 367-389.
Nalbandov, A. V. 1964. Reproductive Physiologis. 2nd Ed. W. H. Freeman & Co.,
San Fransisco.
Nagahama Y. 1983. The Functional Morphology of Teleost Gonads. In W. S.
Hoar, D.J. Randall dan E.M. Donaldson. Fish Physiology.Volume IX B.
Academic Press. 223-275 pp.
Nagahama Y, Yamashita M. 2008. Regulation of Oocyte Maturation in Fish.
Development, Growth and Differentiation. 50 : 195- 219.
Nikolsky, G. V. 1969. Theory of Fish Population Dynamic, as The Biological
Bacground of Rational Exploitation and The Management of Fishery
Resources.
Rachman B., Agus Sasongko dan Dwi Hani Y. 2015. Inovasi Produksi Telur Pada
Ikan Nilem (Osteochilus hasellti) Melalui Induksi Hormon dan Pengkayaan
Nutrisi. Tehnikal Report. Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar
Sukabumi, Sukabumi.
Rafiuddin, Muhammad Ahya. 2014. Kloning, Karakterisasi dan Rekayasa
Ekspresi Gen Follicle Stimulating Hormone Subunit Β Pada Ikan Patin
Siam Pangasianodon Hypopthalmus untuk Mempercepat Maturasi Gonad.
Tesis. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor,Bogor.
Rahardjo, A.A. dan Marliani, L. 2007. Nilem Diolah Naik Derajat. Trubus.
Http://www.trubus.com. Diakses 10 Desember 2015.
Rochmatin, Yuliani Siti, Anhar Solichin, dan Suradi Wijaya Saputra. 2014. Aspek
Pertumbuhan dan Reproduksi Ikan Nilem (Osteohilus hasselti) di Perairan
Rawa Pening Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Diponegoro
Journal of Maquarea Management of Aquatic Resources.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan jilid I dan II. Bina Tjipta,
Bandung.
Sedana, I. P., 1996. Prinsip Dasar Kualitas Air dan Pengelolaannya. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Riau. Pekanbaru.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Singh, P.B. and Sigh, V. 1990. Seasonal Correlaton Changes Between Sex Steroid
and Lipid Level in The Fresh Water Female Catfish (Heteropneustes
fossils). Journal Fish Biology. 37: 793-802.
Sihaloho, Ovie Indria Serena. 2014. Induksi Pematangan Gonad Calon Induk Ikan
Patin Siam (Pangasianodon hypophthalmus) ukuran 3 Kg Menggunakan
Oodev Melalui Penyuntikan. Tesis. Departemen Budidaya Perairan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sturkie, P. D. 1987. Avian Physiology. Springerverlag, New York.
Subagja, J., R. Gustiano dan L. Winarlin. 2006. Pelestarian Ikan Nilem
(Osteochilus hasselti C.V.) Melalui Teknoogi Pembenihannya. Lokakarya
Nasional Pengeloaan dan Perlindungan Sumber Daya Genetik di Indonesia:
Manfaat Ekonomi untuk Mewujudkan Ketahanan Nasional. P 279-286.
Sudrajat A.O, 2010. Pengantar Endrokrinologi. Materi Mata Kuliah
Endokrinologi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sukendi. 2008. Peran Biologi Reproduksi Ikan dalam Biotehnologi Pembenihan.
Jurusan budidaya perairan, Fakultas perikanan dan Ilmu kelautan,
Universitas Riau. Pekanbaru, Riau.
Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di
Indonesia. P.T. Sastra Hudaya. Cetakan 2. Yogyakarta.
Suryabrata, S. 2002. Metodologi Penelitian. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Susanto. 2001 . Budidaya Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya, Jakarta.
. 2006 . Budidaya Ikan Air Tawar. Penebar Swadaya, Depok.
Swanson P. 2008. Endocrine Regulation of Reproduction. http: // www .north
west fishery sciense center . noaa . gov / research / divisions/ reutd/
phys_endo / endocrine . cfm Diakses 21 September 2015.
Syafriadiman, Pamukas, N. A., Hasibuan, S. 2005. Prinsip Dasar Pengelolaan
Kualitas Air. Mina Mandiri Press. Pekanbaru. 131 Hlm.
Tampubolon RV, Sukimin S, Rahardjo MF. 2002. Aspek Biologi Reproduksi dan
Pertumbuhan Ikan Lemuru Sardirtella longiceps CV di perairan teluk
Sibolga. Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 2 : 1-7.
Tang U.M. dan Affandi R. 2004. Biologi Reproduksi Ikan. Universitas Riau
Press. Pekanbaru, Riau.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Tyler, C.R., J.P. Sumpter, H. Kawauchi, and P. Swanson. 1991. Involvement of
Gonadotropin in The Uptake of Vitellogenin Into Vitellogenic Oocytes of
The Rainbow Trout, Oncorhynchus mykiss. General and Comparative
Endocrilogy. 84: 291-299.
Vidal V, Catherine P, Nadine L B, Claire H, Holland, Miskal S, Philippe V,
Yonathan Z and Sylvie D. 2004. Dopamine Inhibits Luteinizing Hormone
Synthesis and Release In The Juvenile European Eel: A Neuroendocrine
Lock For The Onset Of Puberty. Journal. Biology Of Reproduction.
University of Maryland Biotechnology Institute, Baltimore, Maryland,
United States of America.
Willougbhy, S. 1999. Manual Of Salmonid Farming. Black Well Science.
London.
Yaron Z. 1995. Endocrine Control Of Gametogenesis and Spawning Induction in
The Carp. Aquaculture, 129 : 49 – 73.
Zairin M. Furukawa, and Aida. 1992. Induction of Ovulation by hCG Injection
in Tropical Walking Catfish Clarias batrachus Reared Under. 23-250C.
Nippon Suisan Gakkaishi. 58:1681-1685.
Zohar Y. Mylonass C. C. 2001. Endocrine Regulation and Artificial Induction of
Oocyte Maturation and Spermiation in Basses of The Genus Morone.
Aquaculture. 202: 205 – 220.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Gambar Calon Induk Dara
Keterangan : Calon Induk Dara
(A) Perut Kempis
(B) Urogenital Tampak Masih Menutup
Tempat Pemeliharan Ikan Nilem Selama Penelitian
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 2. Gambaran Gonad Ikan Nilem
P0 : Perlakuan menggunakan dosis 0 mL/kg hari ke-30 belum mengalami
kematangan gonad.
P1 : Perlakuan menggunakan dosis 0,25 mL/kg hari ke ke-30 telah mengalami
kematangan gonad.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
P2 : Perlakuan menggunakan dosis 0,50 mL/kg hari ke-23 telah mengalami
kematangan gonad.
P3 : Perlakuan menggunakan dosis 0,75 mL/kg hari ke-14 telah mengalami
kematangan gonad.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
P4 : Perlakuan menggunakan dosis 1 mL/kg hari ke-10 telah mengalami
kematangan gonad.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 3. Data Pertumbuhan Rata-Rata Bobot Pada Setiap Perlakuan (g)
Perlakuan Bobot Tubuh Awal (g) Bobot Tubuh Akhir (g)
P0.1 100 120
P0.2 105 120
P0.3 110 125
P0.4 115 135
P1.1 100 120
P1.2 100 120
P1.3 105 130
P1.4 115 135
P2.1 100 120
P2.2 105 125
P2.3 105 135
P2.4 110 140
P3.1 100 150
P3.2 100 155
P3.3 105 165
P3.4 110 170
P4.1 100 135
P4.2 105 140
P4.3 105 140
P4.4 110 145
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 4. Analisis Varian Laju Pertumbuhan Spesifik
ANOVA
LPS
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups ,629 4 ,157 18,015 ,000
Within Groups ,131 15 ,009
Total ,760 19
Descriptives
LPS
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0 ml/kg 4 ,73150 ,060962 ,030481 ,63450 ,82850 ,675 ,806
0,25 ml/kg 4 ,81000 ,047582 ,023791 ,73429 ,88571 ,756 ,872
0,50 ml/kg 4 ,97275 ,191185 ,095592 ,66853 1,27697 ,806 1,246
0,75 ml/kg 4 1,24225 ,028194 ,014097 1,19739 1,28711 1,203 1,270
1 ml/kg 4 1,01300 ,017146 ,008573 ,98572 1,04028 ,992 1,034
Total 20 ,95390 ,199936 ,044707 ,86033 1,04747 ,675 1,270
Test of Homogeneity of Variances
LPS
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,825 4 15 ,025
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets
LPS
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
0 ml/kg 4 ,73150
0,25 ml/kg 4 ,81000
0,50 ml/kg 4 ,97275
1 ml/kg 4 1,01300
0,75 ml/kg 4 1,24225
Sig. ,253 ,551 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 5. Data Rata-Rata Indeks Kematangan Gonad (g)
Perlakuan Gonad (g) Bobot Tubuh (g) IKG (%) IKG (%) Setelah
Ditransformasi
P0.1 1,56 120 1,3 1,05
P0.2 1,45 120 1,2 1,09
P0.3 1,58 125 1,26 1,12
P0.4 1,5 135 1,11 1,14
P1.1 15,25 120 12,7 3,56
P1.2 15,68 120 13,06 3,61
P1.3 18,25 130 14,03 3,74
P1.4 19,05 135 14,11 3,75
P2.1 18,05 120 15,04 3,72
P2.2 18,15 125 14,52 3,72
P2.3 18,75 135 13,88 3,81
P2.4 19,45 140 13,89 3,87
P3.1 21,05 150 14,03 3,74
P3.2 22,25 155 14,35 3,78
P3.3 25,4 165 15,39 3,92
P3.4 27,1 170 15,94 3,99
P4.1 20,05 135 14,85 3,73
P4.2 19,95 140 14,25 3,77
P4.3 19,5 140 13,92 3,85
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
P4.4 22,25 145 15,34 3,91
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 6. Analisis Varian Indeks Kematangan Gonad
Descriptives
IKG
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
0 ml/kg 4 1,1000 ,03916 ,01958 1,0377 1,1623 1,05 1,14
0,25 ml/kg 4 3,6650 ,09469 ,04735 3,5143 3,8157 3,56 3,75
0,50 ml/kg 4 3,7800 ,07348 ,03674 3,6631 3,8969 3,72 3,87
0,75 ml/kg 4 3,8575 ,11730 ,05865 3,6709 4,0441 3,74 3,99
1 ml/kg 4 3,8150 ,08062 ,04031 3,6867 3,9433 3,73 3,91
Total 20 3,2435 1,10414 ,24689 2,7267 3,7603 1,05 3,99
Test of Homogeneity of Variances
IKG
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3,799 4 15 ,025
ANOVA
IKG
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 23,055 4 5,764 797,008 ,000
Within Groups ,108 15 ,007
Total 23,163 19
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets
IKG
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
0 ml/kg 4 1,1000
0,25 ml/kg 4 3,6650
0,50 ml/kg 4 3,7800 3,7800
1 ml/kg 4 3,8150
0,75 ml/kg 4 3,8575
Sig. 1,000 ,075 ,240
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
Lampiran 7. Data Rata-Rata Diameter Telur (µm)
No. Perlakuan 1(µm) Perlakuan 2(µm) Perlakuan 3 (µm) Perlakuan 4(µm)
1 1101,31 1101,61 1151,13 1101,09
2 1100,04 1105,04 1100,44 1104,04
3 1102,31 1102,31 1102,31 1101,11
4 1041,78 1041,78 1041,78 1041,08
5 1104,72 1104,72 1154,72 1107,02
6 1000,71 1100,71 1010,71 1100,71
7 1109,53 1105,49 1105,49 1105,09
8 1105,49 1109,53 1109,53 1108,03
9 1102,53 1102,49 1102,33 1102,13
10 1100,63 1100,63 1110,63 1100,03
11 1100,04 1100,44 1106,04 1110
12 1101,2 1101,2 1101,1 1106,2
13 1204,03 1204,03 1204,03 1110,03
14 1100,27 1100,17 1110,25 1160,2
15 1110,46 1110,46 1110,96 1110,46
16 1101,14 1101,13 1101,34 1101
17 1100,17 1100,27 1100,67 1100,07
18 1111,2 1111,25 1110,1 1100
19 1110,65 1110,45 1110,79 1110,05
20 1124,56 1104,56 1124,56 1101,3
21 1100,47 1100,97 1100,47 1100,07
22 1107,29 1109,29 1107,29 1107,19
23 1100,47 1100,47 1100,97 1100
24 1105,72 1101,46 1104,52 1140,05
25 1102,46 1105,72 1102,46 1101,16
26 1100,47 1100,69 1101,47 1100,19
27 1100,25 1100,35 1109,65 1101,05
28 1100,63 1100,75 1110,63 1111,05
29 1100,92 1101,92 1110,42 1100,02
30 1110,09 1110,69 1110,03 1110,09
Rata-
Rata
1102,051 1105,019 1107,561 1105,017
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 8. Analisis Varian Diameter Telur
Descriptives
N Mean
Std.
Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for
Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper
Bound
0 mL/kg 4 ,0000 ,00000 ,00000 ,0000 ,0000 ,00 ,00
0,25 mL/kg 4 1,1025 ,00500 ,00250 1,0945 1,1105 1,10 1,11
0,50 mL/kg 4 1,1050 ,00577 ,00289 1,0958 1,1142 1,10 1,11
0,75 mL/kg 4 1,1075 ,00957 ,00479 1,0923 1,1227 1,10 1,12
1 mL/kg 4 1,1050 ,00577 ,00289 1,0958 1,1142 1,10 1,11
Total 20 ,8840 ,45352 ,10141 ,6717 1,0963 ,00 1,12
Test of Homogeneity of Variances
Diameter Telur
Levene Statistic df1 df2 Sig.
6,545 4 15 ,003
ANOVA
Dimeter Telur
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3,907 4 ,977 26640,886 ,000
Within Groups ,001 15 ,000
Total 3,908 19
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets
Diameter Telur
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2
0 mL/kg 4 ,0000
0,25 mL/kg 4 1,1025
0,50 mL/kg 4 1,1050
1 mL/kg 4 1,1050
0,75 mL/kg 4 1,1075
Sig. 1,000 ,299
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4,000.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 9.Gambaran Diameter Telur Ikan Nilem
a. Gambar diameter telur pada perlakuan 1
b. Gambar diameter telur pada perlakuan 2
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
c. Gambar diameter telur pada perlakuan 3
d. Gambar diameter telur pada perlakuan 4
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI PENGARUH INDUKSI .... EVA DWI CHOLIFAH
Lampiran 10. Gambaran Diameter Telur Ikan Nilem
Waktu Parameter Pengamatan
Minggu ke-1 DO (mg/l) 0,39
pH 6,7
Suhu (ᵒC) 28,1
Minggu ke-4 DO (mg/l) 1,37
pH 6,9
Suhu (ᵒC) 28,2