On i Cho Mycosis
-
Upload
hendy-masjayanto -
Category
Documents
-
view
236 -
download
6
description
Transcript of On i Cho Mycosis
document.doc
BAB I
PENDAHULUAN
Onikomikosis merupakan kelainan pada kuku yang
disebabkan oleh jamur dan dapat menginfeksi setiap bagian
dari kuku termasuk matriks kuku, dasar kuku, dan lempeng
kuku. Jamur penyebabnya antara lain jamur dermatofita,
jamur nondermatofita dan juga jamur beragi. Infeksi jamur
pada kuku biasanya sangat lama dan sulit untuk
disembuhkan.Penyakit ini memang tidak mengancam jiwa
namun dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan
kosmetis, sakit, kelainan bentuk, dan keterbatasan fungsi-
fungsi gerak serta emosi yang akan mempengaruhi kualitas
hidup penderita baik secara fisik maupun sosial.
1
document.doc
BAB II
ONIKOMIKOSIS
Definisi
Onikomikosis adalah Infeksi jamur pada kuku
Epidemiologi
Infeksi kuku oleh jamur lebih sering terjadi pada orang
dewasa. Kecuali pada keadaan epidemi, onikomikosis
jarang terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan kuku yang cepat pada anak-anak
mempersulit invasi jamur ke kuku.
Jumlah kasus onikomikosis pada kuku jari kaki meningkat
pada wanita, hal ini sering disebabkan oleh bentuk sepatu
wanita yang berujung lancip dan sempit, mengakibatkan
trauma serta sirkulasi udara dalam sepatu menjadi tidak
lancar sehingga kaki menjadi lembab dan menjadi tempat
perkembangbiakan yang sesuai untuk jamur.
Angka kejadian onikomikosis adalah 20 % dari semua
infeksi pada kuku. dan dapat semakin meningkat pada
pasien dengan faktor diabetes mellitus, immunosupresan,
pasien usia lanjut.
Infeksi kuku oleh jamur sangat memakan waktu untuk
penyembuhannya, oleh karena itu bila dikombinasi dengan
2
document.doc
lingkungan yang lembab dan tidak terawat maka akan
sering terjadi reinfeksi penyakit.
Etiologi
Onikomikosis disebabkan oleh 3 kelas utama jamur antara
lain :
Jamur dermatofita (Epidermophyton, Microsporum,
Trichophyton)
Jamur nondermatofita
Jamur beragi (Candida)
Trichophyton rubrum adalah jenis jamur yang paling sering
menyebabkan onikomikosis. Selain itu dapat disebabkan
oleh Trichophyton mentagrophytes, dan jamur-jamur
nondermatofita.
Candida albicans terutama menyebabkan kronik
mukokutaneus kandidiasis kuku
Faktor predisposisi
Penderita tinea pedis yang kronis
Trauma dan kerusakan kuku misalnya : oleh sepatu yang
terlalu ketat
Usia lanjut
Kesehatan buruk misalnya : diabetes mellitus
Iklim panas
Immunosupresi misalnya : HIV, “drug induced”
Klasifikasi :
Zaias membagi onikomikosis menjadi 4 tipe klinis, antara
lain :
3
document.doc
Distal Subungual Onikomikosis (DSO)
Proximal Subungual Onikomikosis (PSO)
White Superficial Onikomikosis (WSO)
Candidal Onikomikosis
Patogenesis :
Patogenesis dari onikomikosis bergantung pada tipe
klinisnya.
o Distal Subungual Onikomikosis (DSO) adalah tipe yang
umum terjadi. Invasi dimulai dari stratum korneum
pada hiponikium dan bagian distal dasar kuku,
perlahan-lahan infeksi akan menjalar ke bagian
proksimal dasar kuku lalu menginvasi permukaan
ventral lempeng kuku, dan menimbulkan terjadinya
hiperkeratosis subungual sehingga unit kuku tersebut
akan distrofik.
o Proximal Subungual Onikomikosis (PSO) adalah bentuk
onikomikosis yang jarang terjadi. Invasi jamur dimulai
dari stratum korneum bagian proksimal lipat kuku dan
perlahan-lahan menjalar ke lempeng kuku. Infeksi
sekunder oleh bakteri dan jamur lain dapat terjadi.
o White Superficial Onikomikosis (WSO) berbeda dari
tipe yang lain karena jamurnya terutama menginvasi
permukaan dorsal lempeng kuku dan disebabkan
infeksi sekunder pada dasar kuku dan hiponikium.
o Candidal onikomikosis bermanifestasi dalam 3 cara
yaitu :
4
document.doc
Onikolisis, dapat disebabkan oleh invasi
langsung jamur
Kandidal paronikia, merupakan infeksi sekunder
akibat trauma pada lipat kuku
Kronik mukokutaneus kandidiasis, menginfeksi
lempeng kuku, menjalar ke proksimal dan lateral
lipat kuku. Distrofik total onikomikosis dapat
mengenai seluruh unit kuku dan dapat
mengakibatkan kerusakan matriks kuku.
Gejala klinis :
Setiap tipe onikomikosis mempunyai gambaran
karakteristik klinis tersendiri.
Pada Distal Subungual Onikomikosis tampak lempeng
kuku menebal, hiperkeratosis subungual, kadang
lempeng kuku dan dasar kuku terpisah / onikolisis,
perubahan warna kuku dari keputihan sampai
kecoklatan, pinggir-pinggir kuku nampak distrofik dan
rapuh.
Pada White Superficial Onikomikosis tampak bercak
keputihan yang jelas di area permukaan lempeng
kuku, dan seringnya terjadi pada kuku jari kaki.
Permukaan kuku biasanya kasar dan mudah retak.
Pada Proximal Subungual Onikomikosis tampak area
keputihan sampai putih kecoklatan pada bagian
proksimal lempeng kuku yang dapat meluas sampai
menutupi seluruh kuku
Pada Candidal Onikomikosis terdapat manifestasi
paronikia, onikolisis, hiperkeratosis subungual, dan
5
document.doc
inflamasi lipat kuku terutama pada pasien dengan
penyakit kronik mukokutaneus, kuku tampak
berwarna kecoklatan atau kuning kecoklatan ??? .
Pemeriksaan penunjang :
Pemeriksaan penunjang dilakukan dengan tujuan
memastikan diagnosa dan menyingkirkan diagnosa
banding. Antara lain:
Pemeriksaan langsung dengan KOH 20% dalam
dimetilsulfoksid.
Merupakan tes saring yang berguna untuk mengetahui
ada atau tidaknya jamur. Sebelum mengambil
spesimen, kuku dibersihkan terlebih dahulu dengan
alkohol swab untuk menghilangkan bakteri dan debris.
Pada bentuk kelainan DSO, lebih baik spesimen
diambil dari dasar kuku dengan kuretase pada bagian
paling proksimal kutikula dimana konsenterasi hifa
yang terbanyak.
Pada candidal onikomikosis, spesimen diambil dari
dasar kuku terinfeksi yang paling dekat ujung
proksimal dan lateral.
Pemeriksaan kultur :
Dilakukan pada pembiakan agar saburaod dextrose
dengan atau tanpa penambahan chloramphenicol dan
cycloheximide. Penambahan cycloheximide akan
menekan pertumbuhan jamur nondermatofita oleh
karena itu sebaiknya tidak digunakan pada infeksi
kuku yang dicurigai disebabkan oleh jamur ini.
6
document.doc
Immunohistokimia
Dual flow cytometri
Pemeriksaan histologik :
Pemeriksaan alternatif ini sangat berguna untuk
memastikan diagnosa terutama bila hasil pemeriksaan
dengan KOH dan kultur menunjukkan negatif.
Pemeriksaan dilakukan dengan biopsy kuku dan
pewarnaan dengan PAS (periodic acid-schiff stain).
Teknik ini lebih sensitif terhadap onikomikosis
Diagnosa Banding, antara lain :
o Kelainan kuku pada Reiter’s Syndrome,
o Darier’s disease,
o yellow nail syndrome,
o melanonychia,
o pachyonychia congenita
o penyakit tiroid.
Diagnosa banding tersebut di atas biasanya dipisahkan
dari onikomikosis berdasarkan karakteristik lesi kulit dan
hasil pemeriksaan penunjang. Contohnya WSO harus bisa
dibedakan dari congenital atau leukonychias didapat.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan awal :
o Pengobatan topikal anti jamur :
7
document.doc
Diberikan pada kasus yang kerusakan kukunya tidak
melebihi ½ lempeng kuku dan pasien yang tidak bisa
toleransi dengan pengobatan sistemik, antara lain :
amolorfine,
sodium pyrithione,
bifonazole/urea,
propylene glycol-urea-lactic acid,
imidazole,
allylamines.
Pengobatan topical merupakan terapi tambahan dan
dikombinasi dengan obat oral.
o Pengobatan oral :
Bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan
mencegah komplikasi.
Griseofulvin, efektif untuk infeski jamur kuku jari
tangan bila diberikan selama 4 – 6 bulan. Untuk
infeksi pada kuku jari kaki penyembuhan diperlukan
waktu 12 – 18 bulan
Ketokonazole biasanya digunakan untuk
onikomikosis oleh T. rubrum
Terbinafine (gol. Obat baru) oral sebanyak 1 x
sehari selama 6 – 12 minggu
Itrakonazole (gol. Obat baru)
Fluconazole (gol. Obat baru) dapat menjadi
alternatif
o Terapi pembedahan :
8
document.doc
Yaitu dengan dilakukan ekstraksi kuku dan
matrixectomy dengan cara kimia dan mekanik.
Ekstraksi kuku baik dipertimbangkan sebagai terapi
tambahan pada pasien yang menjalani terapi oral.
Secara kimia digunakan 40 – 50% urea campuran,
dilakukan pada pasein yang mempunyai kuku yang
sangat tebal atau pada pasien yang tidak bisa
dilakukan pembedahan secara mekanik.
Kombinasi terapi topikal, oral dan bedah akan
mempercepat penyembuhan. Selama masa pengobatan
memang tidak ada pembatasan aktivitas namun ada
baiknya pasien diedukasi untuk menghindari kontak
langsung dengan faktor resiko tinggi di area umum dan
lingkungannya.
Penatalaksanaan lanjutan :
o Pasien yang menjalani terapi oral perlu dimonitor
fungsi hatinya setiap 4 – 6 minggu.
o Pengobatan dengan itrakonazole dan terbinafine
dapat dihentikan bila hasil lab sudah menunjukkan
negatif
o Setelah selesai pengobatan, pertumbuhan kuku perlu
diperhatikan setiap kunjungan, pertumbuhan harus
1,5 – 2 mm per bulan dan kurang lebih 1 tahun untuk
terlihat normal kembali. Tambahan dosis anti jamur
perlu dipertimbangkan bila setelah pengobatan selesai
pertumbuhan kuku masih terlalu lambat atau berhenti
sama sekali.
9
document.doc
Berikut di bawah ini adalah tabel obat anti jamur (obat gol. baru)
yang sering digunakan :
Nama obat Dosis Dosis anak Kontraindikasi Interaksi Peringatan
Terbinafine
(6 – 12
minggu)
250 mg
Per Oral
12 – 20 kg :
62,5 mg /
hari per oral
20 – 40 kg :
125 mg /
hari per oral
> 40 kg :
250 mg /
hari per oral
Hipersensitif Menurunkan
efek
siklosporin,
meningkatkan
toksisitas
rifampisin
dan simetidin
Hentikan
penggunaan bila
timbul iritasi pada
pemakaian
topical, disfungsi
hepatobilier,
netropenia,
steven-johnson
syndrome,
perubahan lensa
okuler dan retina.
Nama obat Dosis Dosis anak Kontraindikasi Interaksi Peringatan
itrakonazole 200 mg
per oral
100 mg /
hari untuk
infeksi
jamur
sistemik
Hipersensitif,
pemakaian
bersama
cisapride dapat
mengakibatkan
efek
kardiovaskular
yang berbahaya
(dapat
timbulkan
kematian)
Antacid
mengurangi
absorpsi, udem
dapat terjadi
pada pemakaian
bersama
kalsium channel
blocker,
timbulkan
hipoglikemi
dengan
sulfonylurea,
rhabdomyolisis
Hati-hati pada
penderita
penyakit hati,
achlorhydria,
tidak
direkomendas
ikan untuk ibu
menyusui
10
document.doc
bersamaan
dengan HMG
ko-A reduktase
inhibitor
Komplikasi :
Selulitis
Osteomyelitis
Sepsis
Nekrosis jaringan
Pada keadaan khusus misalnya pada :
Penderita AIDS, lesi akan tampak lebih atipikal dan agresif.
Prevalensi PSO lebih tinggi.
WSO umumnya disebabkan T. rubrum bukan
T.mentagrophytes pada penderita AIDS
Penderita diabetes, komplikasi onikomikosis lebih sering
terjadi, dapat terjadi infeksi sekunder bakteri dan disfungsi
saraf sensorik pada penderita diabetes dapat memperparah
trauma yang tidak bisa dirasakannya
Orang lanjut usia, terapi optimal dipersulit dengan adanya
penyakit lain misalnya arthritis,oleh karena itu sebelum
pengobatan oral anti jamur diberikan perlu diperhatikan
interaksi antar obatnya
Prognosa :
Keberhasilan pengobatan dengan terbinafine adalah 50 –
70% dan angka relaps dengan pengobatan ini juga lebih
rendah dibanding dengan griseofulvin, ketokonazole,
11
document.doc
fluconazole atau itrakonazole. Terapi ini efektif terutama
pada pasien dengan usia lebih dari 55 tahun dibanding
itrakonazole
Relaps masih sering terjadi 8 – 22% dalam jangka waktu
2 tahun misalnya dengan tanda-tanda penebalan kuku
Infeksi jamur pada kuku jari tangan prognosanya lebih
baik daripada kuku jari kaki
Pasien perlu diedukasi untuk mengenakan alas kaki yang
sesuai dengan kakinya,dan diberitahu untuk kuku terlihat
normal diperlukan waktu kurang lebih 1 tahun
BAB III
KESIMPULAN Onikomikosis adalah infeksi oleh jamur baik pada kuku jari kaki
maupun kuku jari tangan. Bisa disebabkan oleh jamur dermatofita,
nondermatofita dan jamur beragi. Penyebab tersering adalah
Trichophyton rubrum. Angka kejadian pada wanita lebih tinggi
daripada pria, hal ini dimungkinkan karena alas kaki wanita yang
berujung lancip, hingga dapat mengakibatkan trauma berulang dan
kelembaban di daerah tersebut mengakibatnya mudahnya bertumbuh
jamur. Faktor-faktor predisposisi antara lain : trauma berulang, usia
lanjut, hygiene buruk.
12
document.doc
Gejala klinis yang timbul berbeda-beda sesuai dengan tipe
kelainannya. Tipe onikomikosis ada 4 yaitu : proximal subungual
onikomikosis (PSO), distal subungual onikomikosis (DSO), white
superficial onikomikosis (WSO) dan candidal onikomikosis. Lebih dari
satu bentuk onikomikosis dapat terjadi pada saat bersamaan.
Diagnosa onikomikosis ditentukan berdasarkan bentuk lesi dan hasil
laboratorium. Pengobatan onikomikosis dapat dilakukan dengan
terbinafine, itrakonazole, ketokonazole, griseofulvin, dan anti jamur
lain.
Pengobatan onikomikosis membutuhkan waktu yang sangat lama,
kurang lebih 6 – 12 bulan pada infeksi kuku jari tangan dan 12 – 18
bulan pada infeksi kuku jari kaki. Relaps pun sering terjadi setelah
penyembuhan dalam jangka waktu 2 tahun. Oleh karena itu terapi
kombinasi (terapi topikal, oral, dan pembedahan) sangat diperlukan
dalam pengobatan onikomikosis.
KUMPULAN FOTO ONIKOMIKOSIS :
13
document.doc
Distrofik kuku asimetrik dengan debris subungual dan perubahan warna pada kuku jari tangan
14
document.doc
Distrofik kuku asimetrik dengan debris subungual dan perubahan warna pada kuku jari kaki
Total distrofik onikomikosis superficial onikomikosisdengan kerusakan sebagian lempeng kuku
Distal lateral onikomikosis proksimal onikomikosis
15
document.doc
Dengan eritem
16