Post on 21-Oct-2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kredit sebagai salah satu sumber modal mempuanyai peranan yang sangat penting
dalam mengembangkan usaha golongan ekonomi lemah. Dengan kredit tersebut, golongan
ekonomi lemah memperoleh kesempatan menambah permodalan dalam rangka meningkatkan
produtivitas.
Mengingat pentingnya bantuan permodalan bagi masyarakat pedesaan, sedangkan
lembaga kredit formal belum berhasil mengatasi permasalahan yang ada, pemerintahan
mendirikan Badan Kredit Desa (BKD) yang sesuai dengan situasi dan kondisi perekonomian
masyarakat serta kualifikasi para nasabah yang beraneka ragam.
Badan Kredit Desa (BKD) adalah lembaga keuangan yang mempunyai tujuan pokok
menghimpun dana dari rakyat guna memupuk permodalan (dana) dan menyalurkan kembali
kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman. Dalam prakteknya, masyarakat di pedesaan
mempunyai kebiasaan menyimpan uangnya dalam almari, di bawah bantal dan lain yangtidak
produktif dan tingkat keamanannya kurang terjamin. Disisi lain bila membutuhkan tambahan
modal usahanya, mereka mempunyai kebiasaan meminjama kepada retenir dengan bunga yang
sangat tinggi.
Badan Kredit Desa (BKD) sebagai lembaga keuangan di pedesaan yang paling dekat dan
dibutuhkan masyarakat kecil mempunyai kewajiban moral untuk mendidik dan mengarahkan
masyarakat agar merubah kebiasaan tersebut dan mengarahkan mereka dengan membiasakan
menyimpan maupun meminjam uang ke lembaga Badan Kredit Desa (BKD) dengan tingkat bunga
rendah. Mengingat pentingnya peranan lembaga ini dalam ikut serta mendorong roda
perekonomian masyarakat, maka operasi usaha Badan Kredit Desa (BKD) haruslah efektif dan
efisien.
Sejalan dengan fungsinya, Badan Kredit Desa (BKD) membutuhkan modal kerja yang
cukup untuk dipinjamkan kepada masyarakat. Modal kerja tersebut penting untuk menjaga
likuiditas BKD, tetapi keberadaan modal kerja tersebut harus produktif, yang disalurkan kepada
masyarakat dalam bentuk kredit. Dengan penyaluran kredit tersebut maka BKD akan memperoleh
pendapatan berupa bunga kredit. Jika terlalu besar modal kerja yang tidak produktif maka akan
menyebabkan BKD tidak efisien, karena BKD harus membayar bunga simpanan kepada nasabah.
Dalam rangka mewujudkan efisien dan efektifitas BKD, maka Bank Indonesia (BI)
sebagai Bank Sentral yang mempunyai otoritas tertinggi dalam pembinaan Lembaga Keuangan
Bank dan Non Bank, memperlakukan BKD sebagai BPR khusus dan mendelegasikan proses
pengawasan kepada Bank Rakyat Indonesia (BRI). Hal tersebut beralasan mengingat waktu
berdirinya BRI dengan BKD relatif dekat yaitu hanya selang 1 tahun, selain itu hanya BRI yang
selama ini bergerak dalam perkreditan usaha mikro, kecil dan menengah yang terbesar di desa-
desa, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam pengawasan BKD. Berdasarkan latar belakang
masalah, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perputaran Modal
Kerja Dalam Hubungannya Dengan Efisiensi Usaha Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI
Cabang Purwokerto”.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa (BKD)
Pengawasan BRI Cabang Purwokerto ?
2. Bagaimana perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI
Cabang Purwokerto ?
3. Bagaimana hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha pada Badan
Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto ?
C. Pembatasan Masalah
Agar permasalahan tidak bias dan hasil penelitian sesuai dengan tujuannnnya, maka
permasalahan dibatasi pada :
1. Analisis efiensi usaha perkreditan ditinjau dari profitabilitas.
2. Analisis perputaran modal kerja dibatasi pada perputaran pinjaman yang diberikan.
3. Periode penelitian adalah lima tahun yaitu dari tahun 2002 sampai dengan 2006.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa
(BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.
b. Untuk mengetahui perkembangan efesiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD)
Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.
c. Untuk mengetahui hubungan antara perputaran modal kerja dengan efesiensi usaha pada
Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi Badan Kredit Desa (BKD)
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan sehingga diperoleh
gambaran sejauh mana kesesuaian antara kenyataan dalam dunia praktek yang ada
dengan teori yang mendasari penjualan secara kredit pada suatu perusahaan.
b. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan informasi dalam mempertimbangkan dan
menentukan kebijakan di masa yang akan datang.
c. Bagi Masyarakat Ilmiah
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai referensi dalam penelitian dan penulisan
karya yang berkaitan dengan ilmu ekonomi.
E. Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
F. Hipotesis
1. Perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI
Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan.
2. Perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang
Purwokerto cenderung mengalami peningkatan.
3. Terdapat hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha pada Badan Kredit
Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.
II. METODE PENELITIAN ANALISIS
A. Metoda Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. yaitu penelitian
yang mengambil sample dari suatu populasi.
2. Sasaran Penelitian
Sasaran dari penelitian ini adalah profitabilitas dan perputaran modal kerja yang terjadi pada
Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.
3. Penentuan Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah efisiensi usaha dan perputaran
modal kerja.
4. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, digunakan teknik :
a. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung dengan pimpinan dan staf BKD pengawasan BRI
Cabang Purwokerto untuk mendapatkan informasi mengenai masalah-masalah yang
berhubungan dengan perputaran modal kerja dan efisiensi usaha.
Kegiatan OperasionalBadan Kredit Desa
Laporan Laba / Rugi Neraca
Perputaran Modal Kerja Efesiensi Usaha
Trend perputaran modal kerja
Trend efisien usaha
Trend positif berarti meningkatTrend negatif berarti menurun
Trend positif berarti semakin efisienTrend negatif berarti semakin tidak efisien
Hubungan positif berarti semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin tinggi efisiensi usaha
Hubungan negatif berarti semakin tinggi perputaran modal kerja maka semakin rendah efisiensi usaha
b. Dokumentasi
Penelitian ini menggunakan data dokumentasi, yaitu pengambilan data dengan cara
menyalin atau memfotokopi catatan-catatan yang ada di BKD.
5. Data yang diperlukan dalam penelitian :
1) Sejarah pendirian dan perkembangan Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI
Cabang Purwokerto.
2) Struktur organisasi Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.
3) Neraca Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto periode tahun
2000 sampai dengan 2006.
4) Laba rugi Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto periode tahun
2000 sampai dengan 2006.
6. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan
BRI Cabang Purwokerto. Ukuran populasi dalam penelitian ini adalah 70 Badan Kredit Desa.
7. Sampel
a. Ukuran Sampel
Untuk menentukan dilakukan dengan rumus Slovin, dengan rumus sebagai berikut
(Husein Umar, 2000) :
Keterangan :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Presentasi kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yangmasih dapat ditolerir atau yang diinginkan.
Dengan menggunakan presentase kelonggaran (10 persen) maka dari ukuran populasi
sebanyak 70 BKD diperoleh ukuran sampel sebesar 71,18. Dalam penelitian ini peneliti
akan mengambil sampel 42 BKD.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan adalah simple random sampling (pengambilan sampel secara acak
sederhana). Simple random sampling adalah sebuah sampel yang diambil secara acak
sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Masri Singarimbun, 1995). Cara
pengambilan dalam penelitian ini adalah dengan cara mengundi angka nomor urut BKD yang
ada di Kabupaten Banyumas.
8. Sumber data
a. Data primer, yaitu data yang bersumber secara langsung dari perusahaan berupa kegiatan
penyaluran kredit BKD.
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan dari catatan-catatan yang ada di BKD dalam
bentuk neraca dan laporan rugi laba.
B. Metoda Analisis
1. Definisi Operasional Varibel Penelitian
a. Efisiensi usaha merupakan ukuran penggunaan modal yang digunakan untuk memperoleh
laba. Efisiensi usaha ini diperoleh dari rasio antara laba operasional dan non operasional
dengan total aktiva (Agnes Sawir, 2001)
b. Perputaran modal kerja adalah modal kerja yang dalam keadaan beroperasi atau berputar
dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha (Bambang
Riyanto, 2001).
2. Untuk mengukur tingkat efisiensi usaha perkreditan, digunakan rumus assets utilization ratio
(Agnes Sawir, 2001) :
Operating income + Non operating incomeAssets utilization ratio = x 100%
Total assets
3. Perputaran modal kerja yang digunakan dihitung dengan rumus (Slamet Munawir, 2004) :
PenjualanPerputaran modal kerja =
Rata-rata modal kerjaVariabel penjualan dalam penelitian ini diukur dengan jumlah kredit yang disalurkan atau
omset kredit.
Modal kerja yang digunakan adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
4. Uji Nomalitas
Uji normalitas data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah uji statistik non-
parametrik kolmogrof-smirnof yang menyatakan bahwa data residual berdistribusi normal
apabila nilai asymptotic significance (2-tailed) > 0,05 (Suliyanto, 2003).
5. Analisa Kuadrat Terkecil (Least Square)
a. Untuk menguji hipotesis pertama digunakan analisis trend least square method, dengan
persamaan sebagai berikut (J. Supranto, 1998) :
Y = a + Bx
Keterangan :
Y = Perputaran modal kerja
X = Tahun (0, 1, 2,…….)
a = Intersep
b = Koefisien trend (slope)
Nilai parameter a dan b dapat dihitung dengan rumus :
Kriteria Pengujian :
Hipotesis pertama diterima apabila koefisisen trend perputaran modal kerja lebih dari 0
(b > 0). Yang berarti perputaran modal kerja Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI
Cabang Purwokerto mengalami peningkatan.
Hipotesis pertama ditolak apabila koefisisen trend perputaran modal kerja lebih kecil dari
0 (b 0). Yang berarti perputaran modal kerja Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan
BRI Cabang Purwokerto cenderung konstan atau mengalami penurunan.
b. Untuk menguji hipotesis kedua digunakan trend least square method, dengan persamaan
sebagai berikut (J. Supranto, 1998) :
Y = a + Bx
Keterangan :
Y = Efisiensi usaha
X = Tahun (0, 1, 2,…….)
a = Intersep
b = Koefisien trend (slope)
Nilai parameter a dan b dapat dihitung dengan rumus :
Kriteria Pengujian :
Hipotesis kedua diterima apabila efisiensi lebih besar dari 0 (b > 0). Yang berarti efisiensi
Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto mengalami
peningkatan.
Hipotesis kedua ditolak apabila efisiensi lebih kecil dari 0 (b 0). Yang berarti efisiensi
Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto.
6. Analisa korelasi product moment
Untuk mengetahui hubungan perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha digunakan
korelasi product moment dengan rumus (Sugiyono, 1999) :
Dari hasil analisis ini maka akan muncul kemingkinan sebagai berikut :
r = 0 berarti tidak ada hubungan perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha
r > 0 berarti ada hubungan positif perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha
r < 0 berarti ada hubungan negatif perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha
Keterangan :
X = Perputaran modal kerja
Y = Efisiensi usaha
7. Untuk mengetahui signifikan hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha
diuji dengan uji t. yang langkah-langkahnya sebagai berikut : (Sugiyono, 2001)
a. Formula Hipotesis :
H0 = p = 0 tidak ada hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha
H1 = p ≠ 0 ada hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha
b. Menentukan level of significance a : 0,05 dengan degree of freedom n-2
c. Menentukan Kriteria Pengujian
H0 diterima jika : t tabel t hitung t tabel
H0 ditolak : t hitung < – t tabel atau t hitung > t tabel
d. Menghitung nilai t dengan rumus :
Keterangan :
r = koefisiensi korelasi produk moment
n = banyaknya data
Menarik kesimpulan, apakah H0 diterima atau ditolak.
III. RINGKASAN HASIL PENELITIAN
1. Perputaran modal kerja
Hasil perhitungan perputaran modal kerja pada tahun 2003 sampai dengan 2006 dapat dilihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Perputaran Modal Kerja BKD yang ada di kabupaten Banyumas tahun 2003 –2006
No. Nama BKDPerputaran Modal Kerja (kali)
2003 2004 2005 20061 Alasmalang 1,0368 4,4165 3,6385 4,1058 2 Arcawinangun 7,1222 5,6747 4,9885 4,2239 3 Banjarsari Kidul 1,6327 1,3913 1,6027 1,6290 4 Bobosan 6,0965 6,4837 4,9673 5,3676 5 Bogangin 2,1283 2,3469 1,6711 1,6316 6 Dawuhan Wetan 6,4488 5,2359 2,6402 4,4611 7 Grujugan 4,4841 4,0283 5,6327 5,2769 8 Gumelar Lor 4,9382 4,5432 4,5725 5,1877 9 Jompo Kulon 4,6781 4,6327 4,3147 5,8001 10 Kalibagor 4,2567 4,4435 4,7758 4,5007 11 Kalisalak 4,2076 3,7218 5,6214 10,1289 12 Karangpucung 3,2173 2,8737 3,1303 3,1790 13 Karangrau 1,7412 1,5854 1,8755 1,9447 14 Karangsari 6,2759 5,2627 6,0153 5,5879 15 Karangtengah 5,7410 5,4519 4,7701 5,5664 16 Kedungrandu 6,9073 4,9592 6,0861 7,0635 17 Kemawi 4,5092 6,5689 6,2037 3,4602 18 Kembaran 6,5337 4,9037 6,7771 7,5177 19 Ketenger 3,1962 2,2668 3,2288 3,2679 20 Klahang 3,2441 2,7863 3,2884 3,6788 21 Kober 5,5221 4,7581 6,5761 6,5450 22 Linggsari 1,7154 1,3731 1,5792 1,6681 23 Pamijen 3,9773 2,3679 3,9718 4,4185 24 Pegalongan 2,1749 1,4009 1,7385 1,9274 25 Petarangan 6,5878 3,0611 4,1388 4,3008 26 Plangkapan 5,4015 4,8286 3,0872 3,3027 27 Pliken 3,2718 4,1655 3,2812 3,2482 28 Prembun 2,4962 2,0463 2,8347 3,0912 29 Purwodadi 4,3486 4,3652 4,9536 5,5985 30 Purwokerto Wetan 5,1242 5,8177 4,0120 3,7071 31 Purwosari 5,9173 4,0994 3,5046 4,0712 32 Rejasari 2,6504 2,3524 2,5702 2,9541 33 Sawangan Kebasen 3,2106 1,9627 1,9406 2,1201 34 Sawangan Wetan 5,7040 2,8220 3,2404 2,9184 35 Sibalung 3,9720 3,5251 4,3477 4,3374 36 Sidamulya 2,9195 5,2274 5,0572 4,5684 37 Sokaraja 1,6546 5,7820 4,6828 4,9393 38 Sokaraja Kidul 6,8841 5,1669 4,3825 4,9010 39 Sokaraja Kulon 3,4304 1,7701 1,8303 1,8631 40 Sokawera Kidul 2,6939 2,0946 2,8138 2,6176 41 Sudagaran 2,2955 2,4062 2,5517 2,9101 42 Tambaksari Kidul 1,7363 1,7148 1,5696 1,4570
Rata - rata 4,0973 3,7306 3,8206 4,0725
2. Efisiensi Usaha
Hasil perhitungan asset utilization ratio pada BKD yang ada di Kabupaten Banyumas dapat dilihat
pada tabel 2.
Tabel 7. Asset Utilization Ratio pada BKD yang ada di kabupaten Banyumas tahun 2002 – 2006
No. Nama BKDAsset Utilization Ratio
2002 2003 2004 2005 20061 Alasmalang 0,0900 0,0183 0,1456 0,1287 0,11352 Arcawinangun 0,0726 0,1026 0,1160 0,0704 0,08663 Banjarsari Kidul 0,0429 0,0702 0,0608 0,1252 0,10194 Bobosan 0,0209 -0,0800 0,0253 0,1649 0,16945 Bogangin 0,0090 -0,0437 0,0983 0,1106 0,09546 Dawuhan Wetan 0,0455 0,1322 0,2657 0,0846 0,08227 Grujugan 0,1786 0,1623 0,1103 0,1771 0,20408 Gumelar Lor 0,1056 0,1822 0,1622 0,1408 0,10389 Jompo Kulon 0,0252 0,0338 0,0401 0,1777 0,193910 Kalibagor 0,1085 -0,0038 0,0279 0,1431 0,169011 Kalisalak 0,1333 0,1499 0,1297 0,0957 0,142012 Karangpucung 0,0709 0,1244 0,1546 0,1332 0,132913 Karangrau 0,1257 0,1363 0,1372 0,1682 0,153114 Karangsari 0,0218 0,1201 0,1087 0,1207 0,077015 Karangtengah 0,0216 0,0821 0,1667 0,1635 0,171616 Kedungrandu 0,1000 0,1304 0,1992 0,1185 0,164017 Kemawi 0,0429 0,1867 0,0960 0,0925 0,148218 Kembaran 0,1014 0,1256 0,1217 0,1196 0,132519 Ketenger 0,0911 0,1347 0,0875 0,1097 0,109420 Klahang 0,0629 0,1438 0,0996 0,1005 0,088021 Kober 0,0800 0,1324 0,0893 0,1590 0,221222 Linggsari 0,0792 0,1278 0,1318 0,0676 0,073223 Pamijen 0,0406 0,1495 0,0699 0,1104 0,116724 Pegalongan 0,0656 0,1872 0,1985 0,1564 0,138225 Petarangan 0,1335 0,1786 0,1805 0,0723 0,074626 Plangkapan 0,0899 0,2711 0,1495 0,0739 0,052727 Pliken 0,0363 -0,0826 0,1599 0,1373 0,157228 Prembun 0,0985 0,2286 0,0659 0,1578 0,142129 Purwodadi 0,0396 0,0310 -0,0103 0,2478 0,240930 Purwokerto Wetan 0,0128 0,0951 0,0686 0,0957 0,090731 Purwosari -0,0421 0,2092 0,1888 0,0583 0,084932 Rejasari 0,1821 0,2257 0,2185 0,1367 0,132833 Sawangan Kebasen 0,0177 0,1902 0,1403 0,1009 0,096034 Sawangan Wetan 0,0421 0,1051 0,0304 0,0765 0,091635 Sibalung 0,1129 0,1020 0,1196 0,1744 0,156436 Sidamulya 0,1081 0,2149 0,3031 0,1099 0,137037 Sokaraja 0,0115 0,0750 -0,0009 0,1732 0,171538 Sokaraja Kidul 0,1344 -0,0296 0,1439 0,0462 0,073739 Sokaraja Kulon 0,1022 0,0712 0,1088 0,0937 0,090240 Sokawera Kidul 0,0720 0,1485 0,1298 0,0812 0,111241 Sudagaran 0,1246 0,1633 0,1623 0,1201 0,118242 Tambaksari Kidul 0,1209 0,1264 0,0799 0,1251 0,1079
Rata - rata 0,0746 0,1150 0,1210 0,1219 0,1266
3. Trend Perputaran Modal Kerja
Analisis trend yang digunakan dalam penelitian ini adalah trend least square. Berdasarkan
perhitungan analisis trend dengan metode least square. Hasilnya adalah sebagai berikut :
Y = 3,9302 + 0,0008 X
Berdasarkan persamaan trend tersebut dapat diketahui bahwa nilai konstanta sebesar 3,9302. Hal
ini menunjukkan pada awal periode rata-rata Perputaran Modal Kerja BKD sebesar 3,9302 kali.
Nilai koefisien trend least square sebesar 0,0008. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap
tahun Perputaran Modal Kerja pada BKD cenderung mengalami peningkatan 0,0008 kali. Dengan
demikian hipotesis pertama yang menyatakan perkembangan perputaran modal kerja pada Badan
Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan dapat
diterima.
4. Trend Efisiensi Usaha
Berdasarkan perhitungan analisis trend dengan metode least square. Hasilnya adalah sebagai
berikut :
Y = 0,1211 + 0,0018 X
Berdasarkan persamaan trend tersebut dapat diketahui bahwa nilai
konstanta sebesar 0,1211. Hal ini menunjukkan pada awal penode rata-rata
efisiensi BKD sebesar 12,11 persen. Nilai koefisien trend least square sebesar
0,0018. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata setiap tahun efisiensi pada BKD
cenderung mengalami peningkatan 0,18 persen. Dengan demikian hipotesis
kedua yang menyatakan perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD)
Pengawasan BRl Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan diterima.
5. Analisis korelasi
Berdasarkan perhitungan korelasi dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi
sebesar 0,0916. Korelasi positif tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi perputaran modal
kerja maka akan berhubungan dengan peningkatan efisiensi usaha. Nilai korelasi yang mendekati
nol tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi
usaha perkreditan adalah sangat lemah.
Untuk mengetahui signifikansi hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi
usaha perkreditan digunakan uji t. Berdasarkan perhitungan uji t pada lampiran 17 dapat diketahui
nilai t hitung sebesar 1,1852. Nilai t tabel pada derajat kebebasan (168-2 = 166) sebesar 1,9744.
Jadi t hitung < t tabel atau berada di daerah penerimaan Ho, sehingga dapat diartikan tidak
terdapat hubungan yang erat antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha perkreditan,
dengan demikian hipotesis ketiga ditolak. Daerah penerimaan H0 dapat dilihat pada gambar 5.
IV. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisis Irend least square dapat diketahui bahwa perputaran modal kerja BKD di
Kabupaten Banyumas cenderung mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dan BKD yang
diteliti analisis trendnya menunjukkan trend yang positif. Dengan demikian hipotesis pertama
yang menyatakan perkembangan perputaran modal kerja pada Badan Kredit Desa (BKD)
Pengawasan BRI Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan dapat diterima.
2. Efisiensi usaha BKD di Kabupaten Banyumas dari tahun 2002 sampai dengan tahun 2006
cenderung mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari hasil analisis trend least
square menunjukkan adanya trend yang positif. Dengan demikian hipotesis kedua yang
menyatakan perkembangan efisiensi usaha pada Badan Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI
Cabang Purwokerto cenderung mengalami peningkatan diterima.
3. Hubungan antara perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha perkreditan adalah sangat
lemah, hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi yang mendekati angka nol.
Berdasarkan uji t juga dapat diketahui bahwa tidak ada hiibungan yang signifikan antara
perputaran modal kerja dengan efisiensi usaha perkreditan. Dengan demikian hipotesis ketiga
yang menyatakan terdapat hubungan antara modal kerja dengan efisiensi usaha pada Badan
Kredit Desa (BKD) Pengawasan BRI Cabang Purwokerto ditolak.
Daerah penerimaan Ho
Daerah penolakan Ho
Daerah penolakan Ho
Gambar 5. Daerah penerimaan Ho
- 1,9744 1,97441,1852
B. Implikasi
1. BKD di Kabupaten Banyumas dapat mempertahankan pencapaian perputaran modal kerja. Bagi
BKD yang mengalami penurunan dapat berupaya meningkatkan perputaran modal kerja dengan
cara meningkatkan penyaluran kredit.
2. BKD yang ada di Kabupaten Banyumas dapat mempertahankan efisiensi usaha yang dicapai pada
saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan net operating income dengan
meningkatkan penyaluran kredit kepada masyarakat desa dan mengurangi biaya operasional.
3. Untuk meningkatkan efisiensi usaha dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan
operasional dan pendapatan non operasional. Pendapatan operasional dapat ditingkatkan melalui
penyaluran kredit, sehingga BKD akan memperoleh pendapatan operasional yang semakin besar
dari bunga pinjaman.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Sartono. 2000 Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Cetakan Keenam. BPFE.
Yogyakarta.
Agnes Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yayasan Penerbit Gajah
Mada. Yogyakarta.
Husein Umar. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Penerbit Gramedia Pustaka
Utama Jakarta.
J. Supranto. 1998. Statistik teori dan Aplikasi. Jilid I Penerbit Erlangga Jakarta.
Kerlinger dan Predhazur.1987. Korelasi dan Analisis Regresi Ganda. Nur Cahaya. Yogyakarta.
Masri Singarimbun. 1995. Metode Penelitian Survei. Penerbit LP3S Jakarta.
Mohammad Muslich.. 1997. Manajemen Keuangan Modern. Cetakan Pertama. Bumi Aksara-Pusat
Antar Universitas Studi Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.
Sugiyono. 1999. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta Bandung
————— 2001. Metode Penelitian Bisnis Alfabeta Bandung Suliyanto.
Suliyanto. 2003. Praktikum Analisis Statistik. UNSOED Purwokerto.
Slamet Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Penerbit Liberty Yogyakarta
Syafaruddin Alwi. 1994. Alat-alat Analisis dalam Pembelanjaan. Edisi Keempat. Andi Offset.
Yogyakarta.
Syaiful M Ruky. 1999. Menilai Penyertaan dalam Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS EKONOMI EKSTENSI
Alamat : Kampus UNSOED Grendeng Purwokerto 53122
BAHAN SEMINAR HASIL PENELITIAN
ANALISIS PERPUTARAN MODAL KERJA
DALAM HUBUNGANNYA DENGAN EFISIENSI BADAN KREDIT DESA
(BKD) PENGAWASAN BRI CABANG PURWOKERTO
Oleh :
NASIEM BAGIS
CIH000093
Disetuji untuk diseminarkan
Pada tanggal : 23 Juli 2008
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Riswan . MM . Ak Bambang S B I, SE . MSi . AkNIP. 131572335 NIP. 132257744