Post on 02-Mar-2019
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data berpedoman pada langkah-langkah yang telah
diuraikan pada BAB III. Pada bagian ini akan diuraikan hasil pengolahan dan
analisis data sebagai berikut
1. Karakteristik Sampel Penelitian
Berdasarkan kriteria dan klasifikasi pada masing-masing variabel, maka dapat
diidentifikasi beberapa hal seperti berikut:
a. Partisipasi/aktivitas mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler.
Tabel 4.01 menunjukkan bahwa sampel yang berjumlah 265 orang
mahasiswa ternyata terdapat 76 orang atau 28,68 % yang tergolong aktif
mengikuti program ekstra-kurikuler, dan sebagian besar 71,32 % atau
sebanyak 189 mahasiswa tergolong mahasiswa yang kurang aktif dalam
mengikuti program kegiatan ekstra-kurikuler. Mereka lebih banyak meng-
konsentrasikan dirinya pada kegiatan akademik dibandingkan dengan
mahasiswa aktivis.
102
TABEL 4.01
PARTISIPASI MAHASISWA DALAM PROGRAM
KEGIATAN EKSTRA-KURIKULER
103
KATAGORI JUMLAH PRESENTASE
AKTIVIS (Yl) 76 26,68NON-AKTIVIS (Y2) 189 71,32
JUMLAH 265 100
Pengelompokan mahasiswa didasarkan atas skor yang diperoleh dari angket
yang nereka isi. Skor yang mereka peroleh atas dasar jabatan yang pernah
dialami selama enam semester dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan
antara lain jabatan dalam Senat Mahasiswa Institut, Senat Mahasiswa
Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Badan Perwakilan Mahasiswa,
Unit Kegiatan Mahasiswa dan kegiatan mahasiswa lainnya, seperti
kepanitiaan yang dibentuk sewaktu-waktu sesuai dengan keperiuan sebagai
perwujudan pelaksanaan program organisasi kemahasiswaan. Setiap jabatan
yang dialami mahasiswa diberi nilai sesuai dengan pembobotannya. Jabatan
Ketua adalah jabatan yang memperoleh bobot penilaian lebih tinggi dari
pada sekretaris. Jabatan Sekretaris memperoleh bobot penilaian lebih tinggi
dari pada bendahara. Jabatan Bendahara memperoleh bobot penilaian lebih
tinggi dari pada Ketua Seksi. Begitu juga jabatan Ketua Seksi memperoleh
bobot penilaian lebih tinggi dari pada anggota. Pembobotan ini berdasarkan
asumsi bahwa seorang ketua adalah jabatan yang memperoleh wewenang
104
mengelola suatu organisasi dan meniikul tanggung jawab atas keberhasilan
dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Namun dalam pelaksanaannya
secara organisatoris birokrasi wewenang ketua sebagian dilimpahkan kepada
pejabat yang lebih rendah dalam tanggung jawab sesuai dengan kewe-
wenangannya. Oleh karena itu bobot tanggung jawabnya sesuai dengan
tinggi rendahnya jabatan yang didudukinya. Nilai-nilai yang diperoleh itu
dikumpulkan kemudian dijumlahkan menjadi skor partisipasi mahasiswa
dalam program kegiatan ekstra-kurikuler. Sebagai gambaran partisipasi
mahasiswa dalam kegiatan program ekstra-kurikuler dapat dilihat pada rata-
rata skor yaitu 24,37 dan simpangan baku 12,02. Mahasiswa yang mem
peroleh skor di atas rata-rata (24,37) terdapat 76 orang atau 26,28 %
termasuk kelompok mahasiswa aktivis dan mahasiswa yang memperoleh
skor di bawah rata-rata terdapat 189 orang atau 71,32 %termasuk kelompok
mahasiswa non-aktivis. Rentang skor yang diperoleh antara 0 - 59.
Mahasiswa yang termasuk kelompok non-aktivis yang memiliki skor antara
0-24 sebanyak 189. Betapa tidak, selama 6 semester rata-rata mereka
hanya mencapai skor antara 0-4. Artinya mahasiswa non-aktivis ini hanya
terlibat dalam program kemahasiswaan pada tarap anggota, bahkan tidak
sama sekali. Mahasiswa kelompok ini diduga kegiatannya sehari-hari hanya
berkaitan dengan program kurikuler saja. Dikhawatirkan mahasiswa
105
kelompok non-aktivis ini kelak menjadi sarjana yang berwawasan ke
masyarakatan dan kenegaraannya sempit. Sebaliknya terdapat 26,28 %
mahasiswa termasuk kelompok aktivis. Mereka aktif dalam berbagai ke
giatan kemahasiswaan seperti Senat Mahasiswa Institut, Senat Mahasiswa
Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan dan kegiatan-kegiatan Iain seperti
kegiatan dalam Unit Kegiatan Mahasiswa yang terdiri atas kegiatan ke
terampilan, kerohanian, kesenian, olahraga, bakti sosial dan seminar.
Dalam berbagai kegiatan yang diikuti mahasiswa terjadi "hubungan" atau
interaksi sosial (Mar'at, 1981:108) yang mengandung kontak sosial yang
terdiri atas proses persepsi, proses belajar, proses pengalaman. Proses ini
ditentukan oleh komponen sikapyaitu kogniti£ afektif dan konatif. Hal inilah
yang menyebabkan timbulnya kekhawatiran dikalangan mahasiswa non-
aktivis, bila mereka terlalu aktif dalam kegiatan ekstra-kurikuler akan meng-
hambat program studi mereka. Oleh karena itu aktivitas mereka dalam ke
giatan ekstra-kurikuler ala kadarnya.
b. IPK MKDU
1) Gambaran Umum IPK MKDU Mahasiswa IKIP Bandung
Gambaran umum IPK MKDU mahasiswa IKIP Bandung dapat dilihat
pada tabel 4.02. Ternyata dari 265 sampel mahasiswa yang memperoleh
IPK MKDU di atas 3,0 terdapat 103 orang atau 38,87 %, di bawah 3,0
106
terdapat 62 orang atau 61,13 % dan tidak ada yang memperoleh IPK
MKDU kurang dari 2,00. Skor rata-rata 2,99.
TABEL 4.02
IPK MKDU MAHASISWA IKIP BANDUNG
KATAGORI IPK MKDU JUMLAH PRESENTASE
TINGGI 3,10-4,00 103 38,87
SEDANG 2,10-3,00 162 61,13
RENDAH -2,00 0 0
JUMLAH 265 100,00
2) Gambaran umum IPK MKDU mahasiswa aktivis
Tabel 4.03 menunjukkan, bahwa dari 76 mahasiswa yang termasuk
kelompok aktivis ternyata yang memperoleh IPK MKDU di atas 3,00
sebanyak 45 orang atau 59,21 % di bawah 3,0 terdapat 31 orang atau
40,79 %.
TABEL 4.03
IPK MKDU MAHASISWA AKTIVIS IKIP BANDUNG
KATAGORI IPK MKDU JUMLAH PRESENTASE
TINGGI 3,10-4,00 45 59,21
SEDANG 2,10-3,00 31 40,79
RENDAH -2,00 0 0
JUMLAH 76 100
Tabel 4.03 ini menunjukkan bahwa walaupun para aktivis sibuk dengan
kegiatan kemahasiswaan tetapi mereka dapat meraih nilai MKDU yang
cukup baik. Hal ini sudah tentu berkat kerja keras mereka dan kemampu
an mereka mengatur kegiatannya sehari-hari
107
yaitu dengan mengikuti jadwal harian yang cukup ketat. Kesibukan
mereka dalam berbagai kegiatan ekstra-kurikuler tidak menjadikan
mereka lalai melaksanakan tugas utamanya sebagai mahasiswa yaitu
"belajar".
3) Gambaran IPK MKDU kelompok mahasiswa non-aktivis
IPK MKDU mahasiswa non-aktivis dapat dilihat pada tabel 4.04.
Mahasiswa yang memperoleh nilai di atas 3,00 sebanyak 58 orang dan
103 responden atau 56,31 % atau 31,22 % dari 189 mahasiswa non-
aktivis.
TABEL 4.04
IPK MKDU MAHASISWA NON-AKTIVIS
KATAGORI IPK MKDU JUMLAH PRESENTASE
TINGGI 3,10-4,00 58 31,22
SEDANG 2,10-3,00 131 68,78
RENDAH -2,00 0 0
JUMLAH 189 100,00
Mahasiswa non-aktivis lebih banyak waktu untuk belajar dibandingkan
dengan mahasiswa "aktivis". Namun ternyata "banyaknya waktu" tidak
menjamin "keberhasilan" mahasiswa dalam meraih "prestasi akademik".
Keberhasilan prestasi banyak tergantung pada pemanfeatan waktu secara
efektif dalam belajar. Di lain pihak mahasiswa sebagai calon pemimpin di
masa yang akan datang diharapkan selalu akrab dengan lingkungan dan
masyarakat sehingga mereka "peka" terhadap keresahan yang dirasakan oleh
anggota masyarakat. Selanjutnya diharapkan mereka akan merasa terpanggil
108
untuk turut bertanggung Jawab atas keresahan termaksud, sehingga mereka
turut berpartisipasi dalam upaya memecahkan permasalahan yang dihadapi
masyarakat. Keterlibatan mereka dalam kegiatan kemasyarakatan secara
bertahap para mahasiswa terlatih berpikir kritis, logis baik indukatif maupun
dedukatif dan mampu mengendalikan emosinya dalam menghadapi berbagai
masalah.
c Tanggung jawab Sosial
1) Gambaran Umum Tanggung jawabSosial Mahasiswa IKIP Bandung.
Gambaran umum tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung dapat
dilihat pada tabel 4.05 Tanggung jawab sosial dalam penelitian ini dibagi
tiga katagori berdasarkan skor yang diperoleh. Mahasiswa yang memiliki
skor antara 146-165 termasuk katagori sedang. Mahasiswa yang ter
masuk katagori tinggi dalam hai tanggung jawab sosialnya, yaitu
mahasiswa yang memperoleh skor di atas 165, dan mahasiswa yang
memiliki tanggung jawab sosial rendah, yaitu mahasiswa yang mem
peroleh skor di bawah 146. Atas dasar itu ternyata terdapat 52 responden
yang masuk katagori tinggi, 158 responden masuk katagori sedang dan
55 responden masuk ke dalam katagori rendah.
TABEL 4.05
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MAHASISWA IKIP BANDUNG
KATAGORI SKOR JUMLAH PRESENTASE
TINGGI 166-lebfli 55 19,62
SEDANG 146-165 158 59,62
RENDAH s/d 145 55 20,76
JUMLAH 265 100,00
109
Pada tabel 4.05 menunjukan terdapat 210 mahasiswa atau 79,24 %
memiliki tanggung jawab sosial rata-rata dan di atas rata-rata. Hal ini
diartikan bahwa di samping mereka memperhatikan kepentingan sendiri
tetapi cukup besar perhatiannya terhadap kepentingan umum. Namun
perlu diwaspadai 20,76 % mahasiswa yang memiliki tanggung jawab
rendah. Diduga mereka terlalu mementingkan diri sendiri dan kurang
memperhatikan kepentingan umum. Padahal mereka itu adalah calon
pendidik dan calon pemimpin bangsa di masayang akan datang.
2) Gambaran Tanggungjawab Sosial Mahasiswa Aktivis
Tabel 4.06 menunjukkan, bahwa dari 76 responden terdapat 36 orang
atau 47,37 % yang termasuk mahasiswa yang memiliki tanggung jawab
sosial katagori tinggi, 37 orang atau 48,68 % masuk katagori sedang dan
3 orang atau 3,95 % masuk ke dalam katagori rendah.
TABEL 4.06
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MAHASISWA AKTIVIS
110
KATAGORI SKOR JUMLAH PRESENTASE
TINGGI 166-lebih 36 47,37
SEDANG 146-165 37 48,68
RENDAH s/d 145 3 3,95
JUMLAH 76 100,00
3) Gambaran Tanggung jawab Sosial Mahasiswa Non-aktivis
Tabel 4.07 menunjukkan, bahwa dari 189 responden terdapat 16 orang
atau 8,47 % yang termasuk mahasiswa yang memiliki tanggung jawab
sosial katagori tinggi, 121 orang atau 64 % masuk katagori sedang dan 52
orang atau 27 % masuk ke dalam katagori rendah.
TABEL 4.07
TANGGUNG JAWAB SOSIAL MAHASISWA NON-
AKTIVIS
KATAGORI SKOR JUMLAH PRESENTASE
TINGGI 166-lebih 16 8,47
SEDANG 146-165 121 64,02
RENDAH s/d 145 52 27,51
JUMLAH 189 100,00
Tabel 4.06 dan tabel 4.07 kita bandingkan. Ternyata dari dua kelompok
mahasiswa ini yang memiliki tanggung jawab sosial tinggi adalah mahasiswa
aktivis 36 orang atau 13,58 % dan mahasiswa non-aktivis 16 orang atau
6,04 %. Jumlah dan prosentase responden menunjukkan, bahwa mahasiswa
aktivis lebih unggul tanggung jawab sosialnya dibandingkan dengan
Ill
mahasiswa non-aktivis. Hal ini diduga ada kaitannya dengan berbagai
kegiatan non-akademik atau ekstra-kurikuler yang dilakukan mahasiswa
aktivis menuntut tanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukannya.
Biasanya jenis kegiatannya banyak bermanfaat luas bagi masyarakat dan
dalam melakukan kegiatannya sering kali mengorbankan kepentingan
dirinya demi kepentingan "umum". Hal inilah yang menjadikan dia menjadi
manusia yang memiliki tanggungjawab sosialyang tinggi.
2. Hubungan IPK MKDU dengan Tanggungjawab Sosial
a. Penyebaran sampel secara keseluruhan berdasarkan tinggi rendahnyatanggung jawab sosial dan IPK MKDU
Tabel 4.08 menunjukkan penyebaran sampel berdasarkan tinggi
rendahnya tanggung jawab sosial dan IPK MKDU. Titik temu dua
variabel pada katagori tinggi, yaitu Tanggung jawab Sosial dengan IPK
MKDU terdapat 43 orang atau 16,60 %. Artinya 16,60 % mahasiswa ini
memiliki katagori tinggi baik IPK MKDU maupun tanggung jawab
sosialnya. Dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara keberhasilan
MKDU dengan tanggung jawabsosial. Hal ini diperkuat oleh data, bahwa
terdapat titik temu 112 orang atau 42,26 % dari dua variabel pada
katagori sedang. Artinya 47,26 % mahasiswa memiliki katagori sedang
baik IPK MKDU maupun tanggung jawab sosialnya. Di lain pihak
112
terdapat 5,28 % yang memiliki IPK MKDU tinggi tetapi memiliki
tanggung jawab sosial rendah. Dalam kehidupan sehari-hari kita melihat
orang yang dianggap telah memiliki pendidikan cukup dianggap memiliki
tanggung jawab sosial tinggi pula. Namun ada juga orang yang telah
cukup "berpendidikan" tetapi tanggung jawab sosialnya rendah.
Pendidikan yang diperolehnya tidak menggambarkan perilaku manusia
yang berpendidikan. Kejujuran tampaknya bergantung pada faktor-faktor
situasional. Hal ini menurut A.V. Kelly (S. Nasution, 1988:31)
menyebabkan korelasi antara pengetahuan moral dengan kelakuan moral
rendah. Manusia yang telah mengetahui yang baik tidak berarti berbuat
yang baik. Seorang yang mencontek dalam keadaan tertentu belum berarti
bahwa ia akan mencontek dalam semua situasi. Ia mencontek bergantung
pada kemungkinan akan kedapatan dan dihukum. Seseorang akan lebih
hati-hati bila mencontek bukan karena ia lebih jujur.
TABEL 4.08
PRESENTASE PENYEBARAN KESELURUHAN SAMPEL
BERDASARKAN TINGGI RENDAHNYA TANGGUNG
JAWAB SOSIAL DAN IPK MKDU
IPK
MKDU
TANGGUNG JAWAB SOSIAL
JML %R S T
f % f % f %
R 0 - 0 - 0 - 0 -
S 41 15,47 112 42,26 8 3.02 161 60,75
T 14 5,28 46 17,36 44 16,60 104 39,25
JML 55 20,76 158 59,62 52 19,62 265 100
Keterangan: R
S
T
Rendah
SedangTinggi
113
b. Penyebaran Sampel Berdasarkan Kelompok Mahasiswa dan TinggiRendahnya Tanggung Jawab Soaial dan IPK MKDU
Tabel 4.09 menunjukkan bahwa sebanyak 189 mahasiswa dari 265
responden atau 71,32 %termasuk ke dalam kelompok non-aktivis dan 76
orang (28,68 %) termasuk ke dalam kelompok mahasiswa aktivis.
TABEL 4.09
PENYEBARAN SAMPEL BERDASARKAN KELOMPOKMAHASISWA TINGGI RENDAHNYA TANGGUNG JAWAB
SOSIAL DAN IPK MKDU
KELOMPOK
MAHASISWA
IPK
MKDU
T .SOSIAL JML %
R S T
NON-AKHVIS
R 0 0 0 0
S 38 89 3 130
T 14 32 13 59
JML 52 121 16 189 71,32
AKTIVIS
R 0 0 0 0
S 3 23 5 31
T 0 14 31 45
JML 3 37 36 76 28,68
JML 55 158 52 265 100,00
Keterangan : R
S
T
Rendah
SedangTinggi
Selanjutnya perhatikan titik temu pada kolom mahasiswa non-aktivis
terdapat 13 mahasiswa yang memiliki tanggung jawab sosial tinggi dan
IPK MKDU tinggi. Di lain pihak mahasiswa aktivis memiliki 31 orang
114
yang masuk kriteria tinggi dalam hal tanggung jawab sosial maupun IPK
MKDU - nya.
c. Presentase penyebaran sampel pada masing-masing kelompok mahasiswaberdasarkan tinggi rendahnya tanggung jawabsosial dengan IPK MKDU
Jumlah dan presentase mahasiswa baik mahasiswa aktivis maupun
mahasiswa non-aktivis dalam hal perolehan IPK MKDU dihubungkan
dengan tanggung jawab sosialnya dapat dilihat padatabel 4.10.
TABEL 4.10
PRESENTASE PENYEBARAN SAMPEL BERDASARKAN KELOMPOKMAHASISWA DAN TINGGI RENDAHNYA TANGGUNG JAWAB
SOSIAL DAN IPK MKDU
KELOMPOK
MAHASISWA
IPK
MKDU
TANGGUNGJAWAB1SOSIAL
JML %R S T
f % f % f %
NON-AKTIVIS
R 0 - 0 - 0 - 0
49,0622,26
S 38 14,34 89 33,58 3 1,13 130
T 14 5,28 32 12,08 13 4,91 59
JML 52 19,62 121 45,66 16 6,04 189 71,32
AKTIVIS
R 0 - 0 - 0 - 0
11,7016,98
S 3 1,13 23 8,68 5 1,89 31
T 0 - 14 5.78 31 11,70 45
JML 3 1,13 37 13,46 36 13,59 16 28,68
JML 55 20,75 158 59,62 52 19,63 265 100
Keterangan R
S
T
Rendah
SedangTinggi
Mahasiswa non-aktivis yang memiliki IPK MKDU dan tanggung jawab
sosial tinggi 4,91 %. Di lain pihak mahasiswa aktivis yang memiliki
tanggung jawab sosial tinggi dan IPK MKDU tinggi terdapat 11,70 %. Hal
115
ini menunjukkan kesibukan mahasiswa aktivis tidak menghambat terhadap
keberhasilan prestasi belajar yang dicapainya. Selanjutnya yang menarik
perhatian pada tabel 4.09 dan 4.10 ini adalah pada kolom mahasiswa aktivis
ternyata tidak ada satu mahasiswapun yang memiliki IPK MKDU tinggi
tetapi tanggung jawab sosialnya rendah. Di lain pihak pada kolom
mahasiswa non-aktivis terdapat 14 orang atau 5,28 % mahasiswa yang me
miliki IPK MKDU tinggi tetapi tanggung jawab sosialnya rendah. Walaupun
jumlah atau prosentasenya "sedikit", tetapi patut menjadi perhatian para
"pembina" khususnya. Hal ini biasanya kelompok yang kurang bertanggung
jawab dapat "menodai" nama baik kelompok mahasiswa secara keseluruhan.
3. Hasil Pengujian Asumsi Statistika
Pengujian asumsi statistik yang dilalukan adalah normalitas distribusi
frekuensi skor setiap variabel, homogenitas varians, signifikansi regresi dan
linieritas regresi y atas x. Ada pun hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Distribusi frekuensi skor variabel partisipasi mahasiswa dalam program
kegiatan ekstra-kurikuler IPK MKDU dan tanggung jawab sosial
mahasiswa adalah normal. Hal ini dapat dilihat pada hasil perhitungan
berikut ini:
116
1) Harga Chi-kuadrat hitung pada variabel partisipasi mahasiswa dalam
program kegiatan ekstra-kurikuler adalah 4.192 lebih kecil dari pada
Chi-kuadrat tabel (5,0.0,5) yakni 11.10.
2) Dan untuk variabel tanggung jawab sosial, harga Chi-kuadrat hitung
sebesar 5.642. Ini juga lebih kecil dari pada Chi-kuadrat tabel
(5,0.0,5) yakni 11.10.
Apa bila dirangkumkan, maka hasil pengujian normalitas pada ketiga
variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11
TABEL 4.11
RANGKUMAN PENGUJIAN NORMALITAS DISTRIBUSI
VARIABEL X2 HITUNG X2 TABEL PENAPSIRAN
AKTIVITAS
IPK MKDU
T. SOSIAL
4.192
3.951
5.642
11.1
11.1
11.1
NORMAL
NORMAL
NORMAL
b. Varians pada variabel tanggung jawab sosial menunjukkan variansi yang
homogen. Ini dibuktikan dengan hasil perhitungan dari uji F, dimana
harga F hitung varians sebesar 1.28 lebih kecil dari pada F tabel (75,188)
(0.05) yakni 1,35 (interpolasi).
c. Model persamaan regresi Y atas X, meliputi persamaan regresi y atas xl
dan y atas x2. Hasilnya dikemukakan sebagai berikut:
117
1) Model persamaan regresi Y atas XI adalah
y = 33.95 + 19.66x1 memiliki koefisien regresi yang sangat signifikan.
Hal ini dibuktikan oleh harga F hitung sebesar 105.00 yang jauh lebih
besar dari pada harga F tabel (0.05) (1,263) yaitu 3.89 (dengan
interpolasi).
Hasil perhitungan itu menunjukkan adanya ketergantungan yang
signifikan dari tanggung jawab sosial pada IPK MKDU. Artinya
tinggi rendahnya tanggung jawab sosial seseorang ada kaitannya
dengan tinggi rendahnya IPKMKDU yang bersangkutan. Bilaseorang
mahasiswa memiliki IPK MKDU tinggi maka biasanya tanggung
jawab sosialnya pun tinggi dan sebaliknya.
Model persamaan tersebut dipandang memiliki persamaan regresi
yang linier, karena dari hasil pengujian melalui analisis variansi teruji
bahwa harga F hitung yakni 1.195 lebih kecil dari pada F tabel
(0.05X93,170) sebesar 1.34 (dengan interpolasi).
Berarti pada tingkat kepercayaan 90 % dengan dk ( 48,215 ) model
persamaan regresi tersebut linier. Hasil pengujian regresi di atas,
diikhtisarkan dalam tabel berikut ini:
TABEL 4.12
HASIL PENGUJIAN SIGNIFIKANSI
DAN LINIERITAS REGRESI Y ATAS X
VARIABEL
SIGNIFIKANSI
REGRESI Y ATAS X
LINIERITAS
REGRESI Y ATAS X
F Sign, pada (2) F Sign, pada (2)
XI
X2
105.00
89.44
0.05
0.05
1.195
1.42
0.05
0.10
118
Keterangan : XI -Variabel IPK MKDUX2=Variabel Partisipasi Mahasiswa dalam
Program Kegiatan Rkstra-KurikulerY =Variabel Tanggungjawab sosial
3. Analisis Korelasi
XI IPK MKDU
X2 Partisipasi Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler
Y = Tanggung jawab Sosial
a. Korelasi antaraIPK MKDU dengan Tanggung jawab Sosial
(Xl.Y)r = 0,53
Kontribusi relatif IPK MKDU terhadap tanggung jawab sosial.
Berdasarkan persamaan Y = 33.95 + 19.66 XI, dihitung koefisien
korelasi sederhana antar dua variabel. Hasilnya diperoleh r YX1 = 0,53.
Untuk menguji taraf koefisien korelasi tersebut, digunakan uji r-kritis dua
pihak yang menghasilkan r = 0,12. Selanjutnya harga r-hitung di
bandingkan dengan r-kritis ternyata signifikan pada taraf kepercayaan
95 %. Dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa terdapat hubungan
119
korelatif yang positif signifikan antara IPK MKDU dengan tanggung
jawab sosial. Dengan mengontrol variabel partisipasi mahasiswa dalam
program kegiatan ekstra-kurikuler (X2)7 maka dihitung koefisien korelasi
parsial (RYX1-2). Dari perhitungan itu, maka diperoleh harga
rYXl-2 = 0.40. Selanjutnya untuk menguji taraf signifikansinya
digunakan uji t. Dari perhitungan diperoleh nilai t = 2.91 > t (0.01) 2.576.
Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara IPK MKDU dengan
tanggung jawab sosial tak dapat diabaikan. Ini berarti MKDU ber
kontribusi secara signifikan terhadap tanggung jawab sosial. Nilai
kontribusinya sebesar 0,16 atau 16 %. Artinya MKDU memiliki andil
sebesar 16 % terhadap tanggung jawab sosial seseorang dan 84 % adalah
andil dari faktor yang tidak diukur.
b. Korelasi antara Partisipasi Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-
kurikuler dengan Tanggung jawab Sosial (X2.Y) r = 0.50
Kontribusi relatif Partisipasi Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-
kurikuler terhadap tanggung jawab sosial berdasarkan persamaan
Y = 78.43 + 0.59X2, dihitung koefisien korelasi sederhana antar dua
variabel. Hasilnya diperoleh r YX2 = 0,50. Untuk menguji taraf koefisien
korelasi tersebut, digunakan r-kritis dua pihak yang menghasilkan
r = 0,12. Ketika dibandingkan harga r-hitung dengan harga r-kritis
120
ternyata signifikan pada taraf kepercayaan 95 %. Dengan demikian dapat
ditafsirkan bahwa terdapat hubungan korelasi yang positif signifikan
antara partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
dengan tanggung jawab sosial.
Dengan mengontrol variabel partisipasi mahasiswa dalam program ke
giatan ekstra-kurikuler (X2), maka dihitung koefisien korelasi parsial
(RYX2-1). Dari perhitungan itu diperoleh harga rYX2-l = 0,35, maka
diperoleh nilai t = 2.91 > t (0.01) 2.576. Hal ini menunjukkan hubungan
antara aktivitas mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
terhadap tanggung jawab sosial. Nilai kontribusinya sebesar 0,13 atau
13 %. Artinya partsipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-
kurikuler memiliki andil 13 %terhadap tinggi rendahnya tanggung jawab
sosial para mahasiswa dan 87 %adaiah andil dari faktor lain yang tidak
diukur.
c. Korelasi antara IPK MKDU bersama Partisipasi Mahasiswa dalam
Program Kegiatan Ekstra-kurikuler dengan Tanggung jawab Sosial
(Xl.X2-Y)r = 0,61
Mengacu pada persamaan Y= 41.03 + 14.16X1 + 0.38X2 dan asumsi-
asumsi statistik yang telah dikemukakan terdahulu, dihitung koefisien
korelasi ganda variabel IPK MKDU dan partisipasi mahasiswa dalam
121
program kegiatan ekstra-kurikuler dan tanggung jawab sosial. Hasilnya
diperoleh RX1X2-Y - 0.61. Untuk menguji taraf koefisien korelasi
tersebut, digunakan uji F hitung = 77.413 > F tabel (0.05) (2,264) - 3.04
(interpolasi). Dari data tersebut nampak F-hitung lebih besar dari F-tabcl.
Hal ini berarti secara bersama-sama MKDU dan partisipasi mahasiswa
dalam program kegiatan ekstra-kurikuler dan tanggung jawab sosial ber-
korelasi secara positif signifikan dengan tanggung jawab sosial. Nilai
kontribusinya sebesar 0,37 atau 37 %. Artinya MKDU dan Partisipasi
mahasiswa dalam kegiatan program ekstra-kurikuler memiliki andil se
besar 37 % terhadap tinggi rendahnya tanggung jawab sosial mahasiswa
selebihnya 73 % adalah andil dari faktor lain yang tidak diukur. Faktor
pergaulannya dengan teman sebaya, misalnya mau tidak mau dia ikut
serta dalam berbagai kegiaiaii, karena dikhawatirkxm di asingkan dari
kelompoknya atau tidak boleh bergaul dengan rekan mahasiswanya. Ana
lisis korelasi antar variabel ini dirangkum dalam tabel 4.13 berikut ini.
TABEL 4.13
KORELASI IPK MKDU-TANGGUNG JAWAB SOSIAL-
AKTTVTTAS MAHASISWA DALAM PROGRAM
EKSTRA-KURIKULER
VARIABEL r r-kritis KONTRIBUSI KETERANGAN
Xl.Y 0,53 0,12 0,28 SIG. tk. 95%
Y.X1-2 0,40 0,16 t. hit > t. tab
X2.Y 0,50 0,12 0,25 SIG. tk 95%
Y.X2-1 0,35 0,13 t. hit > t. tab
Y.X1.X2 0,61 0,37 f. hit > f. tab
122
4. Analisis Jalur
Ketiga variabel dalam penelitian ini, yaitu IPK MKDU (Xi), Partisipasi
Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler (X2) dan Tanggung
jawab Sosial (X3) menunjukkan adanya korelasi satu sama lain. Namun
belum teruji kausal dari suatu variabel lain. Analisis jalur menguji kausal
yang diteorikan, tetapi bukan untuk menurunkan teori kausal tersebut
(Sudjana, 1992:29).
Selanjutnya dengan analisis jalur ini diuji pula kausal dari Pendidikan
Agama (PAX Pendidikan Kewiraan (PK), Pendidikan Pancasila (PP) , Ilmu
Sosial Dasar (ISD), sebagai sub-mata kuliah MKDU, terhadap tanggung
jawab sosial mahasiswa IKIP Bandung.
Dalam hal analisis jalur ini penulis meminta bantuan ahli statistik, maka
dengan menggunakan komputer diperoleh data sebagai berikut ini,
DESKRIPSI VARIABEL
1 -> pa 5 —> tsos2 —> pk 6 -> mkdu3 -> pmp 7 —> isd4 -• prt 8 -> ibd/iad
♦*♦ SUB SISTEM 1 : 05 (01, 02, 03, 04, 06, 07)
123
MATRIK KORELASI
pa pk pmp prt mkdu isd tsos
pa 1.00000 0.15083 -0.00642 -0.00851 0.51012 0.13545 0.13798
pk 0.15083 1.00000 0.13542 0.01977 0.54998 0.08159 0.04298
pmp -0.00642 0.13542 1.00000 0.00248 0.46108 0.14743 -0.06386
prt -0.00851 0.01977 0.00248 1.00000 0.04435 0.14607 0.19624
tnkdu 0.51012 0.54998 0.46108 0.04435 1.00000 0.58450 0.00764
isd 0.13545 0.08159 0.14743 0.14607 0.58450 1.00000 -0.06793
MATRIK INVERS
pa pk pmp prt mkdu isd
pa 2.01290 0.86573 0.89971 -0.03574 -2.49270 0.98629
pk 0.86573 2.11483 0.75793 -0.08691 -2.61722 1.14092
pmp 0.89971 0.75793 1.78875 -0.03698 -2.18813 0.83695
prt -0.03574 -0.08691 -0.03698 1.02808 0.17483 -0.23498
mkdu -2.49270 -2.61722 -2.18813 0.17483 6.40437 -2.89515
isd 0.98629 1.14092 0.83695 -0.23498 -2.89515 2.37647
NILAI PATH
P 05 -01 = 0.164437652448322 t = 2.027602136207860
P 05 - 02 = 0.047398000573849 t = 0.570183117378400
P 05 - 03 = -0.038336688147402 t = -0.501455612884457
P 05 - 04 = 0.212738660146254 t = 3.670505728317150
P 05 - 06 = -0.036792178388795 t = -0.254336971421335
P 05 -07 = -0.097988695401952 t = -1.111991883280790
P06-Un= 0.961614592103284
R2 = 0.075297376254035
Variabel 05 Dipengaruhi oleh variabel 01, 02, 03, 04, 06, 07Sebesar 7.52974%
Dipengaruhi variabel yang tidak di ukur sebesar 92.47026 %
Ada tiga langkah yang ditempuh dalam analisis jalur, yaitu membuat matrik
korelasi, kemudian matrik invers dan akhiraya diperoleh nilai path atau
124
koefisien jalur. Efek langsung dari satu variabel ke variabel lain signifikan,
bila koefisien jalur kedua variabel tersebut lebih besar dari 0,05 dan efek tak
langsung dapat diketahui dari hasil pengurangan korelasi kedua variabel oleh
koefisien jalurnya (Sudjana, 1992:309).
Atas dasar analisis jalur tersebut maka diperoleh data nilai efek langsung
maupun tak langsung dari MKDU berikut sub mata kuliah MKDU dan
kegiatan mahasiswa terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa IKIP
Bandung. Data efeklangsung dan tidak langsung tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.14
TABEL 4.14
EFEK LANGSUNG MAUPUN TIDAK LANGSUNG
DARI SETIAP VARIABEL TERHADAP TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Mata Kuliah Tanggung jawab Efek langsung Efek tidak
dan Kegiatan sosial KJ> 0,005 langsung r-KJMKDU - 0.0367 Tidak Signifikan 0.0443
PA 0.2127 Signifikan - 0.0265
PK 0.0473 Signifikan 0.0044
PMP - 0.0383 Tidak Signifikan - 0.0255
ISD - 0.0979 Signifikan 0.0300
PRT 0.2127 Signifikan - 0.0165
Data pada tabel 4.14 menunjukkan bahwa tidak semua variabel memiliki
efek langsung terhadap tanggung jawab sosial. Hal ini berarti kualitas
tanggung jawab sosial selain disebabkan oleh faktor langsung dan efek tidak
langsung yaitu melalui variabel lain atau faktor yang tidak diukur. Dalam hal
ini variabel yang memiliki efek langsung terhadap tanggung jawab sosial
125
(t.sos) adalah Pendidikan Agama (PA), Pendidikan Kewiraan (PK) dan
Partisipasi Mahasiswa dalam Program Kegiatan Ekstra-kurikuler (PRT).
Di lain pihak koefisien jalur ISD signifikan memiliki efek langsung, tetapi
terbalik arah, yaitu tanggung jawab sosial memiliki efek langsung terhadap
ISD. Pendidikan Pancasila, tidak memiliki efek langsung terhadap kualitas
variabel Tanggung jawab Sosial (t.sos). Artinya nilai-nilai Pendidikan
Pancasilaberpengaruh terhadap tanggung jawab sosial secara sendiri-sendiri
kalau melalui variabel lain, misalnya berintegrasi dengan pendidikan agama
(pa) atau pendidikan kewiraan (pk) atau kegiatan kemahasiswaan (prt).
Bagan 4.1 menggambarkan korelasi ketiga variabel dalam pemilihan ini dan
sub mata kuliah MKDU terhadap tanggung jawab sosial serta koefisien jalur
MKDU. Partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler, sub
mata kuliah MKDU terhadap tanggung jawab sosial.
MKDU (6) tidak memiliki efek langsung terhadap tanggung jawab sosial (5)
karena koefisien jalurnya -0,03679. Namun tanggung jawab sosial
mahasiswa IKIP Bandung dipengaruhi oleh pendidikan agama (1),
pendidikan kewiraan (2), pendidikan pancasila (3), partisipasi mahasiswa
dalam program kegiatan ekstra-kurikuler (4) dan ISD secara bersama-sama
sebesar 7,52 % yang berarti kualitas tanggung jawab sosial dipengaruhi oleh
variabel yang tidak diukur sebesar 92,47 %.
BAGAN 4.1
KOEFISIEN KORELASI DAN KOEFISIEN JALURSETIAP VARIABEL
Keterangan:
1 = Pendidikan Agama2 = Pendidikan Kewiraan
3 = Pendidikan Pancasila
4 = Partisipasi Mahasiswa dalam Program Ekstra-kurikuler5 = Tanggung jawab Sosial6 = MKDU
7-ISD
126
127
Makna dari data ini menunjukkan bahwa manusia sebagai mahluk sosial
yang ber-Tuhan dalam kehidupannya dipengaruhi oleh berbagai hal, antara
lain keluarga, adat istiadat, agama, sosial, ekonomi, politik, keamanan.
Namun secara individual dampak pengaruh lingkungan itu berbeda,
walaupun mereka berada di lingkungan yang sama. Hal ini berarti setiap
individu menunjukkan eksistensinya. Perbedaan ini disebabkan oleh
perbedaan kemampuan individual, antara lain perbedaan daya nalar,
keimanan kepada Tuhan, norma, serta nilai-nilai yang dianutnya. Implikasi
dari hasil penelitian ini adalah proses belajar mengajar pendidikan umum
yang tertuang dalam MKDU merupakan integrasi dari berbagai sub mata
kuliah yang bertujuan meningkatkan kualitas berpikir kritis dan penanaman
nilai-nilai yang terkandung dalam pembahasan topik-topik mengenai agama,
sosial-ekonomi dan poiitik, pertahanan dan keamanan serta lingkungan
hidup dan kelestarian alam, sehingga pengaruh MKDU terhadap tanggung
jawab sosial lebih besar dibandingkan dengan hasil yang pernah dicapai.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa MKDU berkontribusi terhadap tanggung
jawab sosial mahasiswa sebesar 16 %. Berarti 84 % adalah faktor lain yang
berkontribusi terhadap tanggung jawab sosial mahasiswa. Dengan kata lain faktor-
faktor yang tidak diukur cukup besar andilnya dalam pembinaan tanggung jawab
128
sosial. Seperti suasana kampus yang edukatif religius akan memberikan andil
dalam kontribusi terhadap tanggung jawab sosial. Hal ini merupakan bukti bahwa
manusia adalah mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk individu akan
memberikan respon terhadap stimulus yang diterimanya. Respon ini merupakan
hasil penghayatan dalam dirinya secara individual. Namun kemampuan peng-
hayatan itu tidak lepas dari hasil interaksi sosial yang pernah dialaminya.
Bagaimanapun juga manusia memerlukan kehadiran orang lain dalam hidupnya.
Kehadiran "orang lain" baik secara kelompok maupun secara sendiri-sendiri
menimbulkan konflik pada diri masing-masing. Konflik muncul pada waktu
manusiaharus memutuskan satu dari dua alternatifpilihan yang bertentangan yaitu
antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Dalam hal menghadapi konflik
ini setiap manusia memiliki "kiatnya" masing-masing. Disinilah akan nampak
perbedaan kualitas tamnggung jawab manusia. Manusia yang memiliki tanggung
jawab sosial yangtinggi akan menunda kepentingan pribadinya dan mendahulukan
kepentingan umum. Dengan demikian tindakan yang diambil merupakan keputus
an yang telah diperhitungkan dengan sematang-matangnya. Oleh karena itu
pengetahuan yang diperoleh pengalaman yang dihayati dengan baik akan meng
hasilkan nilai-nilai kehidupan sebagai pedoman dalam menghadapi masalah
kehidupannya. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa jalur MKDU tidak
merupakan penyebab langsung terhadap tinggi rendahnya kualitas tanggung jawab
129
sosial. Sebaliknya partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler
menjadi penyebab langsung tinggi rendahnya kualitas tanggung jawab sosial
mahasiswa. Makna dari angka-angka yang diperoleh dari perhitungan yang
tercantum pada bagan 4.1 bahwa :
1. Tinggi rendahnya Tanggung jawab Sosial mahasiswa (5) bukan akibat langsung
oleh tinggi rendahnya IPK MKDU (6) Mahasiswa yang bersangkutan. Hal ini
berdasarkan koefisien jalur yang diperoleh -0,03679 lebih kecil dari 0,05.
2. Tinggi rendahnya Tanggung jawab Sosial mahasiswa (5) akibat langsung dari
tinggi rendahnya Partisipasi Mahasiswa dalam Kegiatan Program Ekstra-
kurikuler. Hal ini berdasarkan koefisien jalur yang diperoleh 0,21273 lebih
besar dari 0,05.
3. Pendidikan Pancasila (3) tidak berakibat langsung terhadap tinggi rendahnya
tanggung jawabsosial, karena koefisien jalurnya - 0,0383 lebih kecil dari 0,05.
4. Pendidikan Kewiraan (2) berakibat langsung terhadap tinggi rendahnya tang
gungjawab sosial, karenakoefisien jalurnya0,0473 dibulatkan menjadi 0,05.
5- Pendidikan Agama berakibat langsung terhadap tinggi rendahnya tanggung
jawab sosial, karena koefisien jalurnya 0,1644 lebih besar dari 0,05.
6. Ilmu Sosial Dasar memiliki koefisien jalur -0,0979 signifikan dilihat dari batas
keberartian 0,05. Hal ini berarti tinggi rendahnya tanggung jawab sosial
130
berakibat langsung terhadap tinggi rendahnya IPK MKDU yang dicapai
mahasiswa.
C. Diskusi Temuan
1. Temuan
Pengaruh lingkungan sosial menimbulkan respons yang berbeda pada maha
siswa. Hal ini tergantung pada kuat tidaknya rangsangan dari lingkungan sosial
nya yang dirasakan mahasiswa yang bersangkutan (Mar'at, 1981:27). Ling
kungan sosial sebagai suatu rangsangan akan mampu mengubah sikap se
seorang terhadap suatu obyek tergantung pada kekuatan rangsangan dan
kepekaan mahasiswa yang bersangkutan, sehingga dampaknya pun pada setiap
mahasiswa tidak sama. Selain dari itu bagi orang yang telah berusia lebih dari
20 tahun kepribadiannya sulit berubah (Slamet Imam Santoso, 1987:126) maka
tidak semua mahasiswa mengubah sikap awal menjadi sikap baru terhadap
suatu obyek. Itulah sebabnya walaupun semua mahasiswa berada dalam
kampus yang sama, tetapi tidaksemua mahasiswa berpartisipasi dalam program
kegiatan ekstra-kurikuler. Akibatnya secara garis besar ada dua kelompok
mahasiswa, yaitu mahasiswa aktivis dan mahasiswa non-aktivis. Perbedaan
sikap ini menimbulkan dampak selanjutnya terutama dalam hal IPK MKDU dan
tanggung jawab sosialnya. Kelompok mahasiswa aktivis lebih unggul di
bandingkan dengan kelompok mahasiswa non aktivis dalam hal IPK MKDU
131
(59,21 % berbanding 31,22 %) dan tanggung jawab sosialnya (47,37 %
berbanding 8,47 %). Hasil pengolahan data menunjukkan ketiga variabel
penelitian ini saling berkaitan. Hal ini dibuktikan oleh korelasi IPK MKDU
dengan tanggung jawab sosial (r = 0,53), partisipasi mahasiswa dalam program
kegiatan ekstra-kurikuler dengan tanggung jawabsosial (r = 0,50), IPK MKDU
dengan partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler (r =
0,45) gabungan IPK MKDU dan partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan
ekstra-kurikuler dengan tanggung jawab sosial (r = 0,61). Hal ini disebabkan
karena tanggung jawab sosial merupakan hasil renungan, penghayatan dan
pelatihan tidak hanya pada waktu mengikuti MKDU saja, tetapi diperkuat pada
waktu mereka berinteraksi-sosial selama berpartisipasi dalam program kegiatan
ekstra-kurikuler. Pengetahuan yang mereka terima dalam MKDU dijadikan
acuan pada waktu mereka berpartisipasi dalam program kegiatan ekstra-
kurikuler. Di lain pihak mahasiswa non-aktivis yang waktu dan perhatiannya
lebih banyak dikonsentrasikan terhadap kegiatan akademik dari pada non-
akademik ternyata IPK MKDU dan tanggung jawab sosialnya lebih rendah
dibandingkan dengan mahasiswa aktivis. Hal ini disebabkan MKDU sebagai
pendidikan umum tidak hanya sebagai materi pengajaran yang harus dikuasai
dan dipahami secara teoritis tetapi juga harus dihayati, direnungkan kembali
serta dikaji ulang dilapangan. Penekanan MKDU pada "pendidikan"
132
kewarganegaraan, misalnya yaitu diharapkan mahasiswa menjadi warga negara
yang baik. Salah satu perilaku warga negara yang baik adalah warga negara
yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah sosial ekonomi, masalah-
masalah sosial politik dan lain sebagainya, berkemampuan berpikir efektif
komunikatif daya penyesuaian yang tepat, mampu membeda-bedakan nilai-
nilai (J.B. Conant, 1950:65). Perilaku yang diharapkan akan dimiliki secara
bertahap kalau mahasiswa tersebut berpartisipasi dalam program kegiatan
ekstra-kurikuler atau kegiatan sosial lainnya. Ternyata penghayatan materi
MKDU bersamaan dengan pengalaman para mahasiswa pada waktu berpar
tisipasi dalam program kegiatan ekstra-kurikuler berkontribusi terhadap tang
gung jawab sosial sebesar 37 %. Kontribusi ini lebih besar dibandingkan
dengan kontribusi baik MKDU terhadap tanggungjawab sosial (16 %) maupun
kontribusi partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler (13
%) secara sendiri-sendiri. Di lain pihak hasil pengolahan data dengan meng
gunakan analisis jalur membuktikan bahwa walaupun MKDU berkorelasi
dengan tanggung jawab sosial, tetapi kualitas tanggung jawab sosial belum
tentu akibat dari tinggi rendahnya IPK MKDU yang diperoleh mahasiswa,
karena korelasi tidak identik dengan kausal (Sudjana, 1992:305). Hal ini ter-
bukti berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur bahwa koefisien jalur MKDU
- tanggung jawab sosial -0,03679 lebih kecil dari 0,05 batas minimal keberartian
133
(Sudjana, 1992:304). Di lain pihak koefisien jalur variabel partisipasi
mahasiswa dalam program kegiatan ekstra-kurikuler terhadap tanggung jawab
sosial signifikan yaitu 0,21273 lebih besar dari 0,05.
Selanjutnya diketahui pula, bahwa tidak semua sub mata kuliah dasar umum
menjadi penyebab kualitas tanggung jawab sosial mahasiswa. Koefisien jalur
Pendidikan Pancasila terhadap tanggung jawab sosial misalnya -0,03833 tidak
signifikan. Artinya Pendidikan Pancasila bukan penyebab tinggi rendahnya
tanggung jawab sosial mahasiswa, sebaliknya koefisien jalur ISD terhadap
tanggung jawab sosial -0,09798 signifikan pada batas keberartian 0,05. Artinya
bukan ISD menjadi penyebab tinggi rendahnya tanggung jawab sosial, tetapi
manusia yang bertanggungjawab sosial akan memperoleh IP ISD yang tinggi.
Sub mata kuliah dasar umum yang menjadi penyebab kualitas tanggung jawab
sosial mahasiswa adalah pendidikan agama (0,1644) dan pendidikan kewiraan
(0,05). Hasil analisis jalur memberi petunjuk kepada yang berwenang agar
dalam memberi kuliah MKDU keterkaitan antar sub mata kuliah tetap ada,
walaupun pendekatan maupun penekanan pembahasannya berbeda. MKDU
sebagai pendidikan umum mengandung nilai-nilai dalam setiap sub mata kuliah
harus merupakan kesatuan yang utuh. Dengan kata lain MKDU yang terdiri
atas berbagai sub mata kuliah tetapi memiliki keterkaitan satu sama lain.
134
Dengan demikian setelah mahasiswa menyelesaikan MKDU akan memiliki
wawasan yang luas dan terpadu.
Hukuman adalah salah satu unsur yang penting dalam "penanaman disiplin"
seseorang (Hurlock, 1972:417). Lebih baik lagi hukuman itu tidak terjadi
menimpa seseorang. Untuk itu faktor "pengawasan" sangat penting perannya
dalam berbagai segi kehidupan. Dalam angket yang peneliti gunakan sebagai
alat penelitian ada tiga pernyataan yang perlu mendapat perhatian kita dalam
penanaman disiplin yaitu faktor pengawasan dan hukuman. Pernyataan yang
dimaksud adalah pernyataan nomor empat, nomor delapan dan nomor 33.
Nomor empat pemyataannya sebagai berikut ini. Saya melaporkan kepada
pengawas ujian bahwa teman saya mencontek pada waktu ujian. Responden
diminta untuk mencantumkan jawaban atau tanggapannya pada salah satu
kolom (Sangat Setuju, Setuju, Tidak Punya Pendapat, Tidak Setuju, Sangat
Tidak Setuju) yang telah disediakan dengan memberi tanda.
Grafik4.01
Jawaban RespondenTerhadap Pernyataan Nomor 4
ss 9%
s 21%
TPP 52 % 1
TS 29%
TST 9%| | 1 i
% 10 20 30 40 50
Keterangan:
SS = Sangat SetujuS = SetujuTPP = Tidak Punya PendapatTS = Tidak SetujuSTS = Sangat Tidak Setuju% = Presentase
135
Yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 30 % dari 331 orang
responden. Yang tidak menyatakan setuju sebesar 70 %. Hal ini menunjukkan
bahwa para mahasiswa ini tinggi solidaritasnya terhadap teman. Mereka tidak
ingin menjatuhkan nama baik temannya. Namun di sisi lain dilihat dari sisi
"pengawasan" hal ini merupakan kelemahan Budaya kita memang sulit untuk
bertindak tegas terhadap si pelanggar aturan terutama terhadap teman sejawat
yang melanggar aturan. Bahkan seringkali kita melihat di masyarakat bila
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh "oknum" aparat pemerintah misalnya
yang kebetulan oknum tersebut teman sejawat dalam lingkungan kerianya,
maka biasanya ia mendapat perlindungannya. Pada hal dalam undang-undang
tidak dikenal dengan "kebal hukum" bagi seorang warga negara. Selanjutnya
responden memberi tanggapan terhadap pernyataan nomor delapan yaitu saya
melaporkan kepada dosen yang berwenang bahwa soal ujian telah diketahui
mahasiswa sebelum ujian dimulai. Dan terhadap pernyataan nomor 33 yaitu
saya melaporkan kepada dosen bahwa ujian telah "bocor" walaupun saya akan
dibenci teman-teman.
Grafik4.02
Jawaban RespondenTerhadap Pernyataan Nomor 8
SS
S
TPP
TS
STS 5%
15%
28%
18%
% 10' 20'
Keterangan :SS = Sangat SetujuS = SetujuTPP = Tidak Punya PendapatTS = Tidak SetujuSTS = Sangat Tidak Setuju% = Presentase
34%
30
Grafik4.03
Jawaban RespondenTerhadap Pernyataan Nomor 33
SS
S
TPP
TS
STS 6%
14%
26%
35%
19%
Keterangan :
SS = Sangat SetujuS = SetujuTPP = Tidak Punya PendapatTS = Tidak SetujuSTS = Sangat Tidak Setuju% = Presentase
136
40'
137
Responden dalam merespon pernyataan baik pernyataan nomor delapan
maupun nomor 33 yang menyatakan setuju 49 % bagi nomor delapan, 40 %
bagi nomor 33 lebih kecil dibandingkan dengan jumlah responden yang
menyatakan tidak setuju, sangat tidak setuju dan tidak punya pendapat 51 %
bagi nomor delapan dan 60 % bagi nomor 33. Hal ini memperkuat keyakinan
kita bahwa budaya melaporkan ketimpangan perlu mendapat perhatian khusus,
karena resiko si pelapor cukup besar. Di lain pihak pelapor suatu hal yang
sangat penting dalam menghimpun informasi sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan. Ketidak-beranian melaporkan ketimpangan
yang terjadi merupakan tantangan bagi kita yang sedang menggalakkan gerakan
disiplin nasional dan pengawasan melekat khususnya.
2. Temuan Makna
Penghayatan nilai-nilai yang terkandung dalam MKDU sebagai pendidikan
umum tidak cukup dilakukan di ruangan kelas dan di ruangan belajarnya saja,
tetapi lebih dari itu yaitu dialami sendiri di dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga mahasiswa memiliki berbagai pengalaman. Pengalaman yang di
maksud diperoleh dalam berbagai program kegiatan ekstra-kurikuler. (E.G.
Williamson, Nelson B. Henry, 1952:230-239). Mahasiswa pada waktu aktif
dalam program kegiatan ekstra-kurikuler berhadapan langsung dengan ber
bagai masalah yang menuntut pemecahan dengan segera. Mahasiswa dalam
138
situasi yang demikian betul-betul diuji bukan saja kemampuannya, tetapi itikad
dan tanggungjawabnya terhadap kepentingan umum sesuai dengan tugas yang
diembannya. Itikad untuk berbuat semaksimal mungkin dan siap menanggung
risiko atas segala perbuatannya. Proses pengambilan keputusannya berpegang
teguh pada demokrasi Pancasila, yaitu musyawarah dalam upaya mencapai
mufakat. Untuk itu mahasiswa wajib berjiwa besar, yaitu kemampuan dan ke-
beranian mengemukakan pendapat disertai argumentasi yang jelas dan dapat
dipertanggungjawabkan, dan siap menerima kritikan maupun celaan sekalipun.
Selain itu mereka dituntut memiliki kemampuan menganalisis, menarik
kesimpulan dan menilai berbagai pendapat sehingga berhasil menyusun
berbagai alternatifpilihan sebelum keputusan ditentukan. Akhirnya mereka juga
dituntut untuk memiliki keberanian mengambil keputusan dan mampu me-
yakinkan orang lain bahwa keputusannya adalah tindakan terbaik demi
kepentingan umum. Pengalaman ini disadari atau tidak disadari merupakan
pelatihan kepemimpinan. Betapa tidak, selama para mahasiswa aktif dalam
kegiatan ekstra-kurikuler mereka memperoleh pelatihan kepemimpinan. Dalam
hal ini Mar'at (1984:131) menyatakan bahwa mahasiswa yang menjadi
pemimpin yang berhasil tidak dikarenakan bakat dari lahir saja, juga tidak
hanya dilatih di kursus-kursus kemahasiswaan. Yang jelas adalah kerjasama
pimpinan mahasiswa tersebut dengan kelompok-kelompok kegiatan yang
139
dikelolanya yang dapat membuat dan melatih seseorang menjadi pemimpin
yang berhasil. Dokter Cipto Mangunkusumo, Ir. Soekarno, Dr. Moch. Hatta,
Mr. Yamin adalah pemimpin bangsa Indonesia yang termasuk angkatan 45
yang sejak mahasiswa aktif dalam kegiatan ekstra-kurikuler. Begitu juga Ir.
Akbar Tanjung, dr. Abdul Gafur adalah tokoh-tokoh 65 adalah mahasiswa
aktivis yang menjadi pemimpin yang berhasil. Mereka betul-betul memiliki
tanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa antara ketiga variabel, yaitu IPK
MKDU, Aktivitas dalam Ekstra-kurikuler, dan Tanggung jawab Sosial
keterkaitannya positif dan signifikan. Hal ini diperkuat oleh data hasil penelitian
bahwa terdapat korelasi antara IPKMKDU dengan Tanggung Jawab Sosial, dan
korelasi antara Aktivitas/partisipasi Mahasiswa dalam Program Kegiatan
Ekstra-kurikuler dengan Tanggung jawab Sosial, serta korelasi antara IPK
MKDU dengan Partisipasi Mahasiswa dalam kegiatan Ekstra-kurikuler. Namun
demikian MKDU bukan penyebab tinggi rendahnya kualitas tanggung jawab
sosial. Berbeda dengan partisipasi mahasiswa dalam program kegiatan
mahasiswa akan menyebabkan tinggi rendahnya tanggung jawab sosial.