Post on 26-Feb-2018
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
1/19
4/17/201
# 8
MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
Manajemen Tanaman
Agroecosystems management integrates economic, ecological and social values to
tackle challenges and find opportunities. It takes a broad view that ranges from theground under your feet to your neighboring farms and communities, and from farm to
market to consumer.
To a farmerit means finding a style of farming that pays the bills, that the neighbors
and community want to support and protect, and that your kids want to continue.
To a scientist it means operating at the intersection of the agricultural disciplines,
together with farmers. It means considering agriculture as a system, and seeing both
problems and opportunities as properties that emerge from the system rather than
one of its parts.
To a student interested in agriculture, it means the framework for all of your courses
and experience, no matter how broad your studies are, and the connection between
your focused courses and Indonesian/JATIM agriculture.
To an environmentalist it means a system of agriculture that enhancesenvironmental qualities like biodiversity and is economically successful as well.
To a businessperson it means entrepreneurial opportunities that enhance social
and environmental bottom lines with equal importance to the economic one.
To a consumerit means an agriculture that can be trusted to provide healthy food
from a healthy ecosystem with a fair return to the farmer.
To a policy makerit means that long-term simultaneous gains in environmental,
social and economic dimensions outweigh short-term gains in any one area.
How do we do it? Take a look at the projects we have going for some examples, and
dont hesitate to share your own ideas. We thrive on partnership.
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
2/19
4/17/201
5 Masalah PembangunanPertanian
1. Penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya lahan pertanian (C organik tanah 2%seharusnya minimal 2,5% atau bahan organik> 4,3%). (terus terjadi penciutan luas lahan
pertanian yang beralih fungsi menjadi lahanbangunan dan industri)
2. Terbatasnya aspek ketersediaaninfrastruktur penunjang pertanian yang
juga penting namun minim ialahpembangunan dan pengembangan waduk.(Total areal sawah di Indonesia sebesar7.230.183 ha, sumber airnya 11 persen(797.971 ha) berasal dari waduk, sementara89 persen (6.432.212 ha) berasal dari non-waduk.)
3. Kelemahan dalam sistem alihteknologi. (Ciri utama pertanian modernadalah produktivitas, efisiensi, mutu dankontinuitas pasokan yang terus menerusharus selalu meningkat dan terpelihara)
4. Terbatasnya akses layanan usahaterutama di permodalan. (Kemampuan
petani untuk membiayai usaha taninyasangat terbatas sehingga produktivitasyang dicapai masih di bawah produktivitas
potensial).
5. Masih panjangnya mata rantai tataniaga pertanian, (Sehinggamenyebabkan petani tidak dapatmenikmati harga yang lebih baik, karena
pedagang telah mengambil untung terlalubesar dari hasil penjualan).
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
3/19
4/17/201
DOMINANT ANNUAL CROPS IN DIFFERENT LIFE ZONES
Life Zone Dominant Annual Crops
Cereals Tubers and
Roots
Seed
Legumes
1.Tropical rain forest ( 0-500 m altitude,
no defined dry season,1500-3000 mm
rain)
2.Subtropical humid forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,short dry season,
1500-2000 mm rain)
3.Subtropical dry forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,long dry season,
1000-1500 mm rain)
4.Temperate moist forest (low montane)
(1000-2000 m altitude,long dry season,
1500 mm rain)
5.Temperate dry forest (low montane)
(semiarid,500-1000 mm rain)
6.Cool temperate dry to moist forest
(Montane)(2000-3000 m altitude,long dry
season,500-1000 mm rain)
Paddy,rice
Paddy and upland
rice,corn
Corn,sorghum
Corn,millet,wheat,b
arley
Sorghum,millet,
wheat,barley
Wheat,barley
Dashien,taro
Cassava,Sweet
potato
Cassava,Sweet
potato
White potato
White potato
White potato
Cowpea,
string bean
Common
bean,string
bean,peanut
Common
bean,peanut
soybean
Common
bean,broad
bean,chick
pea
Broad bean
(sweet),pea
Broad bean
DOMINANT PERENIAL CROPS IN DIFFERENT LIFE ZONES
Life Zone Dominant Perenial Crops
Herbaceous Arboreal
1.Tropical rain forest ( 0-500 m altitude,
no defined dry season,1500-3000 mm
rain)
2.Subtropical humid forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,short dry season,
1500-2000 mm rain)
3.Subtropical dry forest (Premontane)
(500-1000 m altitude,long dry season,
1000-1500 mm rain)
4.Temperate moist forest (low montane)(1000-2000 m altitude,long dry season,
1500 mm rain)
5.Temperate dry forest (low montane)
(semiarid,500-1000 mm rain)
6.Cool temperate dry to moist forest
(Montane)(2000-3000 m altitude,long dry
season,500-1000 mm rain)
Banana,plantain
Sugarcane,bananap
lantain,pasture
grasses,legumes
Sugarcane,pasture
grasses and
legumes
range and pasture
grasses andlegumes
Range and pasture
grasses and
legumes
High altitude range
grasses
Rubber,oil
palm,cacao,coconut,trees for
forage,firewood and lumber
Avocado,mango,citrus,cacao,oil
palm,coffee,trees for forage and
lumber
Avocado,mango,citrus,coffee,tr
ees for forage and firewood
Citrus,mango,deciduous
fruits,mixed forest trees
Deciduous fruits,mixed forest
trees
Evergreen forest trees
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
4/19
4/17/201
Tabel. Komoditi terpilih pada tiap agro-ekosistem
menurut urutan prioritas
Tanaman
Zone Pangan Industri/Perk
ebunan
Hortikultura Kehutanan
Rendah
Elevasi
0-500m dpl
Iklim B,C,D
Sedang
Elevasi
500-1000m dpl
Iklim B,C,D
1.k.tanah
2.Jagung
3.Kedelai
4.k.hijau
5.Padi gogo
6.Ubi kayu
7.Ubi jalar
1.Jagung
2.k.tanah
3.Ubi jalar
4.Ubi kayu
5k.hijau
1.Kelapa
2.Tebu
3.Melinjo
4.Kapok
5.Kemiri
1.Cengkeh
2.Kopi
3.Melinjo
4.Kapok
5.kemiri
1.Jeruk
2.Mangga
3.Pepaya
4.Adpokat
5.Pisang
6.Lengkeng
7.Durian
8.Pete
9.Nenas
1.Jeruk
2.Apel
3.Lengkeng
4.Pepaya
5.Adpokat
6.Durian
7.nenas
1.Tomat
2.k.panjang
3.Lombk
4.B.merah
1.Tomat
2.B.putih
3.B.merah
4.B.daun
5.Kentang
6.Wortel
7.kubis
1.Albisia
2.Johar
1.Albisia
2.Pinus
3.Kaliandra
zone Pangan Industri/perkebu
nan
Hortikultura Kehutanan
Atas
Elevasi
>1000-1500m
dpl
Tinggi
Elevasi
1500m dplIklim B,C,D
1.Jagung
1.jagung
1.Kopi
1.Rami
1.Jeruk
2.Apel
3.Adpokat
1.Terong be
landa
2.Persik3.Carica
4.Kubis
1.Kentang
2.B.daun
3.B.putih
4.B.merah
5.Wortel
6.Kubis
7.k.kapri
1.Kentang
2.B.daun
3.K.babi
1.Pinus
2.Kaliandra
3.Albisia
1.Pinus
2.Kaliandra
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
5/19
4/17/201
Tabel Agroekologi Tanaman Pangan
Tipe lahan Simbol Penciri Utama
1. Lahan sawah beririgasi( Irrigated Lowland )
2. Lahan sawah tadah hujan
( rainfed lowland )
3. Lahan kering beriklim basah
( dryland-wet climate )
IR
TH
KB
- Potensi air irigasi > 5 bulan- Ketersediaan air tidak tergantung
kepada curah hujan
- elevasi < 700 m dpl
- Potensi irigasi < 5 bulan
- ketersediaan air sangat dipengaruhi
oleh curah hujan
- Elevasi < 700 m dpl
- Curah hujan > 2000 mm/th
- Masa bertanam > 6 bulan
- Elevasi < 700 m dpl
Tipe lahan Simbol Penciri Utama
4. Lahan kering beriklim kering
( dryland dry climate )
5. Lahan dataran tinggi
( high altitude area )
6. Rawa lebak dan pasang surut
( swampy/tidal areas )
KK
DT
RP
- Curah hujan < 2000 mm/th
- Masa bertanam < 6 bulan
- Elevasi , 700 m dp
- Elevasi > 700 m dpl
- Ada lapisan bahan organik
- Terpengaruh pasang surutnya per
mukaan air sungai dan laut
- Potensi sulfat masam
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
6/19
4/17/201
LAHAN KERING
SATARI(1977)Adalah lahan yang dalam keadaan alamiah,lapisan atas
dan bawah tubuh tanah(topsoil dan sub soil) sepanjang
tahun tidak jenuh air dan tidak tergenang,serta kelembaban
tanah sepanjang tahun berada dibawah kapasitas lapang.
MULJADI(1977)
Adalah lahan yang hampir sepanjang tahun tidak
tergenang secara permanen.
AHLI TANAH INDONESIA
Adalah lahan dimana kebutuhan air tanaman tergantung se
penuhnya air hujan dan tidak pernah tergenang secara
tetap
LUAS LAHAN KERING DI INDONESIA
Luas lahan pertanian (lahan kering dan ba-
sah) di Indonesia 59,7 juta Ha sedang di
Jawa 9,6 juta Ha.
Luas lahan kering di Indonesia 51,7 juta Ha
sedang di Jawa 6,1 juta Ha.
Ini berarti di Indonesia 86,24 % lahan perta-nian berupa lahan kering,sedang di Jawa
63,54% berupa lahan kering.
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
7/19
4/17/201
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
8/19
4/17/201
CIRI CIRI LAHAN KERING
Terbatasnya air
Peka terhadap erosi
Makin menurunnya produktifitas lahan
Tingginya variabilitas kesuburan tanah
Macam species yang ditanamAdopsi teknologi maju masih rendah
Ketersediaan modal sangat terbatas
Infrastruktur kurang baik
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
9/19
4/17/201
LAHAN KRITIS
Adalah lahan tidak produktif,dengan kondisiyang tidak memungkinkan untuk diusaha-
kan sebagai lahan pertanian tanpa usaha
usaha rehabilitasi terlebih dahulu.Ini dise-
babkan karena lahan mengalami degradasi
yang diakibatkan oleh pengangkutan un-
sur hara bersama hasil panen,pencucian
hara dan erosi.
Luas lahan kritis di Indonesia 6,8 juta Ha,1,3 juta Ha di Jawa.
Lahan terdegradasi, lahan pertanian yang ditinggalkan karena ditumbuhi
alang-alang, biaya produksi > pendapatan BONGKOR
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
10/19
4/17/201
1
Imperata in dry season. farmer needs fire wood all year
Tamban
Ema
Peluang ataukah ancaman?
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
11/19
4/17/201
Foto: Jan Bennist
Land productivity?
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
12/19
4/17/201
1
Bagaimana cara mengatasinya?
Landproductivity?
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
13/19
4/17/201
1
A natural forest
INTERAKSI
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
14/19
4/17/201
1
BENTUK POLA TANAM UNTUK
MENANGANI KONSERVASI DAN
REHABILITASI LAHAN (DIREKTORAT
BINA REHABILITASI DAN
PENGEMBANGAN LAHAN)
1. Talun
2. Tegal pekarangan
3. Budidaya lorong/Alley Cropping
4. Wana Tani/ Agroforestry
5. Usaha tani konservasi tanah terpadu/Joint
conservation farming.
6. Pionir
POLA TANAM
BERLORONG/BUDIDAYA
LORONG/ALLEY CROPPING
- Merupakan kombinasi Row Intercropping
dan Strip Intercropping
- Tanaman leguminosae ditanam secara berbaris (row)dan tanaman semusim ditanam secara beralur (strip)
- Pada pola tanam ini tanaman semusim ditanam diantarabarisan tanaman leguminosae yang berbentuk pohonatau tegakan.
- Tanaman leguminosae tsb secara periodik dipangkasuntuk mengurangi naungan yang sekaligus dapatdigunakan untuk mulsa atau pakan ternak,sedangrantingnya untuk kayu bakar
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
15/19
4/17/201
1
Pel tophorum Glir ic idia
4 m
Shading out weeds during dry season
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
16/19
4/17/201
1
TOTAL MASUKAN BIOMAS TAJUK RATA RATA PER TAHUN
YANG MERUPAKAN HASIL PANGKASAN RATA-RATA TIGA KALI
SETAHUN,KAND.N TOTAL DAUN DAN T0TAL MASUKAN DALAM
TANAH
Jenis Tanaman Berat Kering
Tajuk (ton/Ha)
N (%) N-total
(kg/Ha)
Dadap (Erythrina)
Lamtoro (Leucaena)
Gamal (Gliricidia)Petaian (Peltophorum)
Caliandra
4.5
6.0
8.08.0
10.0
2.4
3.0
2.91.7
2.7
108
180
232136
270
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
17/19
4/17/201
1
PRODUKSI BAHAN PANGKASAN
SEGAR/TAHUN
Lamtoro Gung (Giant Leucaena leucocephala) 15-20t/Ha setara 160 kgN,15 kg P,150kg K,40 kg Ca,15 kgMg.
Calliandra Calothyrus 12t/Ha setara 360 kg N/Ha.
Peltophorum, 8 t/Ha setara 200 Kg N/Ha.
Flem ing ia congestaFoto: F Agus
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
18/19
4/17/201
1
PENEKANAN BESARNYA EROSI
LAHAN
Flemingia Congesta, 99,87%(63,9t/Ha)
Calliandra calothyrsus, 88,99% (56,94t/Ha)
Tephrosia volgelli, 81,28%(52,12t/Ha)
dalam satu musim tanam.
7/25/2019 8 Manajemen Agroekosistem Tanaman
19/19
4/17/201
Maninjau
Foto: Kurniatun Hairiah
(Foto: Kurniatun Hairiah)