Post on 12-Apr-2018
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
1/9
Demam tifoid pada anak: apa yang perludiketahui?21/07/2008 - nita-medicastore.com
Angka kejadian demam tifoid (typhoid fever)diketahui lebih tinggi pada negara yang sedangberkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika demam tifoid atau tifus abdominalis
banyak ditemukan di negara kita. Di Indonesia sendiri, demam tifoid masih merupakanpenyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius. Demam tifoid erat kaitannya
dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah
kasus demam tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta
dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam tifoid
merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada
anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan
terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anaklebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik,
insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19
tahun.
Perbedaan antara demam tifoid pada anak dan dewasa adalah
mortalitas (kematian) demam tifoid pada anak lebih rendah
bila dibandingkan dengan dewasa. Risiko terjadinya
komplikasi fatal terutama dijumpai pada anak besar dengan
gejala klinis berat, yang menyerupai kasus dewasa. Demam
tifoid pada anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun atau
lebih dan mempunyai gejala klinis ringan.
Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K)dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik
Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM menjelaskan bahwa anak usia sekolah yang
sudah bisa jajan sendiri merupakan yang paling rentan terinfeksi demam tifoid. Anak di
bawah usia 5 tahun biasanya yang memberikan makanan adalah ibunya, tentunya ibunya
memberikan yang bersih, tidak sembarangan beli. Sementara kalau bayi kan belum makan,
belum jajan, masih minum ASI, kata Prof. Sri.
Gejala Klinis Demam Tifoid
Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, mulai dari gejala yang ringan sekali sehingga
tidak terdiagnosis, dengan gejala yang khas (sindrom demam tifoid), sampai dengan gejala
klinis berat yang disertai komplikasi. Gejala klinis demam tifoid pada anak cenderung tidak
khas. Makin muda umur anak, gejala klinis demam tifoid makin tidak khas. Umumnya
perjalanan penyakit berlangsung dalam jangka waktu pendek dan jarang menetap lebih dari 2
minggu.
Pada orang dewasa, gejala klinis demam tifoid cenderung berat. Tetapi pada anak kecil
makin tidak berat. Anak sekolah di atas usia 10 tahun mirip seperti gejala klinis orang
dewasa, yaitu panas tinggi sampai kekurangan cairan dan perdarahan usus yang bisa sampaipecah (perforasi), ujar Prof. Sri.
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
2/9
Beberapa gejala klinis yang sering terjadi pada demam tifoid adalah sebagai berikut:
DemamDemam atau panas merupakan gejala utama demam tifoid. Awalnya, demam hanya
samar-samar saja, selanjutnya suhu tubuh turun naik yakni pada pagi hari lebih rendahatau normal, sementara sore dan malam hari lebih tinggi. Demam dapat mencapai 39-
40 C.
Intensitas demam akan makin tinggi disertai gejala lain seperti sakit kepala, diare,
nyeri otot, pegal, insomnia, anoreksia, mual, dan muntah. Pada minggu ke-2 intensitas
demam makin tinggi, kadang terus-menerus. Bila pasien membaik maka pada minggu
ke-3 suhu tubuh berangsur turun dan dapat normal kembali pada akhir minggu ke-3.
Perlu diperhatikan bahwa tidak selalu ada bentuk demam yang khas pada demam
tifoid. Tipe demam menjadi tidak beraturan, mungkin karena intervensi pengobatan
atau komplikasi yang dapat terjadi lebih awal. Pada anak khususnya balita, demam
tinggi dapat menimbulkan kejang.
Gangguan saluran pencernaanSering ditemukan bau mulut yang tidak sedap karena demam yang lama. Bibir kering
dan terkadang pecah-pecah. Lidah terlihat kotor dan ditutupi selaput kecoklatandengan ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor, pada penderita anak jarang
ditemukan. Umumnya penderita sering mengeluh nyeri perut, terutama nyeri ulu hati,
disertai mual dan muntah. Penderita anak lebih sering mengalami diare, sementara
dewasa cenderung mengalami konstipasi.
Gangguan kesadaraanUmumnya terdapat gangguan kesadaran berupa penurunan kesadaran ringan. Sering
ditemui kesadaran apatis. Bila gejala klinis berat, tak jarang penderita sampaisomnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis. Pada penderita dengan toksik,
gejala delirium (mengigau) lebih menonjol.
HepatosplenomegaliPada penderita demam tifoid, hati dan atau limpa sering ditemukan membesar. Hati
terasa kenyal dan nyeri bila ditekan.
Bradikardia relatif dan gejala lainBradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan
frekuensi nadi. Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1
C tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatiftidak sering ditemukan, mungkin karena teknis pemeriksaan yang sulit dilakukan.
Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah rose spot(bintik
kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut bagian atas, serta gejala
klinis yang berhubungan dengan komplikasi yang terjadi.Rose spotpada anak sangat
jarang ditemukan.
Komplikasi Demam Tifoid
Menurut Prof. Sri, pada akhir minggu ke-2 sampai masuk minggu ke-3 merupakan masa yang
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
3/9
berbahaya. Pada minggu ke-2 atau lebih, sering timbul komplikasi demam tifoid mulai dari
yang ringan sampai berat bahkan kematian. Dengan terapi yang tepat, banyak penderita yang
sembuh dari demam tifoid. Namun tanpa terapi yang tepat, beberapa penderita mungkin tidak
selamat dari komplikasi demam tifoid.
Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada demam tifoid adalah:
Perdarahan usus dan perforasiPerdarahan usus dan perforasi merupakan komplikasi serius dan perlu diwaspadai dari
demam tifoid yang muncul pada minggu ke-3. Sekitar 5 persen penderita demam
tifoid mengalami komplikasi ini. Perdarahan usus umumnya ditandai keluhan nyeri
perut, perut membesar, nyeri pada perabaan, seringkali disertai dengan penurunan
tekanan darah dan terjadinya syok, diikuti dengan perdarahan saluran cerna sehingga
tampak darah kehitaman yang keluar bersama tinja.
Perdarahan usus muncul ketika ada luka di usus halus, sehingga membuat gejala
seperti sakit perut, mual, muntah, dan terjadi infeksi pada selaput perut (peritonitis).
Jika hal ini terjadi, diperlukan perawatan medis yang segera.
Komplikasi lain yang lebih jarango Pembengkakan dan peradangan pada otot jantung (miokarditis).o Pneumonia.o Peradangan pankreas (pankreatitis).o Infeksi ginjal atau kandung kemih.o Infeksi dan pembengkakan selaput otak (meningitis).o Masalah psikiatri seperti mengigau, halusinasi, dan paranoid psikosis.
Prof. Sri menjelaskan, ada 2 jenis komplikasi pada demam tifoid, yakni komplikasi yang
terjadi di luar usus dan di dalam usus.
Komplikasi di luar ususAnak dengan panas tinggi umumnya tidak mau makan karena ada diare. Sehingga
dapat terjadi kekurangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit. Usahakan cairan yang
masuk harus banyak, baik air putih, teh manis, jus buah atau susu. Panas yang tinggi
juga dapat mengakibatkan anak kejang (kejang karena demam).
Komplikasi di dalam ususLuka di dalam usus dapat menimbulkan perdarahan sehingga tinja berdarah. Usus
yang luka ini dapat pecah. Gejala lainnya berupa perut kembung dan panas tinggi
sampai tidak sadar.
Penyebab Demam Tifoid
Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Sementara demam paratifoid yang
gejalanya mirip dengan demam tifoid namun lebih ringan, disebabkan oleh Salmonella
paratyphiA, B, atau C. Bakteri ini hanya menginfeksi manusia. Penyebaran demam tifoid
terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau urin penderita demam
tifoid dan mereka yang diketahui sebagai carrier(pembawa) demam tifoid.
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
4/9
Di beberapa negara berkembang yang masih menjadi daerah endemik demam tifoid, kasus
yang terjadi umumnya disebabkan pencemaran air minum dan sanitasi yang buruk. Infeksi
terjadi jika anda mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh penderita demam tifoid yang
tidak mencuci tangan dengan baik setelah ke toilet. Infeksi dapat juga terjadi dengan
meminum air yang telah tercemar bakteri Salmonella.
Walaupun telah diobati dengan antibiotik, sejumlah kecil penderita yang sembuh dari demam
tifoid akan tetap menyimpan bakteri Salmonella di dalam usus dan kantung empedu, bahkan
selama bertahun-tahun. Orang ini disebut sebagai carrierkronis yang dapat menyebarkan
bakteri melalui tinja mereka dan dapat menginfeksi orang lain. Perlu diwaspadai bahwa
seorang carriertidak memiliki gejala demam tifoid.
Penularan yang paling berbahaya dari tinja. Misalnya kita jajan, kalau yang mengelola
jajanan itu jorok, setelah ke toilet tidak cuci tangan dengan sabun kemudian dia membuat
makanan, pasti makanan itu akan tercemar Salmonella. Atau dia memakai air yang kurang
bagus, misalnya air sumur yang tercemar, jelas Prof. Sri.
Diagnosis Demam Tifoid
Diagnosis pasti demam tifoid atau bukan diperoleh dengan identifikasi Salmonella typhi
melalui kultur darah. Sampel untuk kultur dapat diambil dari darah, sumsum tulang, tinja,
atau urin. Sampel darah diambil saat demam tinggi pada minggu ke-1. Sampel tinja dan urin
pada minggu ke-2 dan minggu selanjutnya. Kultur memerlukan waktu kurang lebih 5-7 hari.
Sampel ditanam dalam biakan empedu (gaal culture).
Sekali kita diagnosis demamtifoid, betul-betul harus kita eradikasi, jangan sampai nantinya
jadi carrier. Untuk diagnosa pasti demam tifoid, harus diperiksa bakteri Salmonella typhiada
atau tidak. Kalau hasilnya positif, sudah pasti sakit (demam tifoid) dan itu harus diobati
dengan benar. Kultur harus disebutkan terhadap Salmonella, karena memerlukan media
empedu, jadi bukan sembarang kultur, ungkap Prof. Sri.
Bila positif ditemukan bakteri Salmonella typhi, maka penderita sudah pasti mengidap
demam tifoid. Kultur sumsum tulang belakang merupakan tes yang paling sensitif untuk
Salmonella typhi. Kultur sampel tinja dan urin dimulai pada minggu ke-2 demam dan
dilaksanakan setiap minggu. Bila pada minggu ke-4 biakan tinja masih positif maka pasien
sudah tergolong carrier.
Prof. Sri menambahkan, pada orang dewasa, bakteri Salmonella dapat bersembunyi di
kantung empedu sehingga orang tersebut menjadi carrier. Seorang carriermengidap kuman
Salmonella tetapi dia tidak sakit. Sewaktu-waktu Salmonella ini dapat keluar bersama
empedu jika carriermengkonsumsi makanan yang mengandung lemak. Pada waktu empedu
keluar, bakteri Salmonella juga ikut keluar, sehingga terus saja dibuang melalui tinja. Orang
yang seperti ini yang berpotensi menularkan demam tifoid. Sumber carrierini umumnya
orang dewasa yang mempunyai Salmonella di kantung empedu. Anak biasanya jarang sekali
menjadi carrier.
Pengobatan Demam Tifoid
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
5/9
Penderita demam tifoid dengan gejala klinik jelas sebaiknya dirawat di rumah sakit. Di
samping untuk optimalisasi pengobatan, hal ini bertujuan untuk meminimalisasi komplikasi
dan mencegahan pencemaran dan atau kontaminasi.
Tirah baringPenderita yang dirawat harus tirah baring (bed rest)dengan sempurna untukmencegah komplikasi, terutama perdarahan dan perforasi. Bila gejala klinis berat,
penderita harus istirahat total.
Nutrisio Cairan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun
parenteral. Cairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada
komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit makan. Cairan harus
mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.
o DietDiet harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Sebaiknya rendahselulosa (rendah serat) untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk
penderita demam tifoid, biasanya diklasifikasikan atas diet cair, bubur lunak,
tim, dan nasi biasa.
Terapi simptomatikTerapi simptomatik dapat diberikan dengan pertimbangan untuk perbaikan keadaan
umum penderita, yakni vitamin, antipiretik (penurun panas) untuk kenyamanan
penderita terutama anak, dan antiemetik bila penderita muntah hebat.
AntibiotikAntibiotik segera diberikan bila diagnosis telah dibuat. Antibiotik merupakan satu-
satunya terapi yang efektif untuk demam tifoid. Antibiotik yang diberikan sebagai
terapi awal adalah dari kelompok antibiotik lini pertama untuk demam tifoid. Sampai
saat ini kloramfenikol masih menjadi pilihan pertama, berdasarkan efikasi dan harga.
Kekurangannya adalah jangka waktu pemberiannya yang lama, serta cukup sering
menimbulkan carrierdan relaps. Kejadian carrierdan relaps pada anak jarang
dilaporkan.
Antimikroba lini pertama untuk demam tifoid adalah:
o Kloramfenikol.o Ampisillin atau Amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil).o Trimetroprim-Sulfametoksazol (Kotrimoksazol).
Jika pemberian salah satu anti mikroba lini pertama dinilai tidak efektif, dapat diganti
dengan anti mikroba yang lain atau dipilih anti mikroba lini kedua.
Antimikroba lini kedua untuk demam tifoid adalah:
o Seftriakson (diberikan untuk dewasa dan anak)o
Cefixim (efektif untuk anak)
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
6/9
o Quinolone (tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 18 tahun karena dinilaimengganggu pertumbuhan tulang).
Untuk antibiotik, Prof. Sri sedikit mengingatkan tentang masalah resistensi antibiotik.
Multi drug resistanceterjadi jika sudah terjadi resistensi kuman terhadap 2 di antara 3
antibiotik lini pertama. Tapi kalau kasus demam tifoid pada anak, di RSCM, sampaisaat ini kita masih berikan kloramfenikol atau kotrimoksazol. Untuk kasus yang berat
baru kita berikan sefalosporin, jelas Prof. Sri.
Pengobatan terhadap demam tifoid pada anak harus dilakukan secara tuntas.
Umumnya diperlukan terapi antibiotik dosis tinggi selama 10 hari. Anak dapat
dirawat di rumah sakit selama 5 hari, bila panasnya sudah turun, sudah mau makan,
dan tidak ada komplikasi, maka 5 hari berikutnya anak dapat dirawat di rumah.
Namun pasien harus tetap disiplin minum obat, karena kalau tidak, kuman Salmonella
tidak mati. Yang namanya pengobatan eradikasi itu betul-betul harus tuntas, jangan
sampai kambuh, kemudian jadi carrier, tegas Prof. Sri.
Pencegahan Demam Tifoid
Pencegahan adalah segala upaya yang dilakukan agar setiap anggota masyarakat tidak tertular
oleh bakteri Salmonella. Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni:
Mengobati secara sempurna pasien dan carrierdemam tifoid. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan. Perlindungan dini agar tidak tertular.
Demam tifoid dapat dicegah dengan kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan. Orang
Indonesia itu umumnya cuci tangan setelah makan, padahal harusnya sebelum makan.
Setelah makan, tangannya kotor, baru dicuci. Tapi kalau sebelum makan dia lupa. Padahal
tangan itu paling kotor, kena segala macam. Lewat tangan kita bisa memindahkan kuman. Di
sinilah kesadaran kita masih kurang, sesal Prof. Sri.
Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam tifoid:
Cuci tangan.Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan demamtifoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci tangan anda dengan air (diutamakan air
mengalir) dan sabun terutama sebelum makan atau mempersiapkan makanan atau
setelah menggunakan toilet. Bawalah pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak
tersedia air.
Hindari minum air yang tidak dimasak.Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik tifoid.
Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh bagian luar botol atau
kaleng sebelum anda membukanya. Minum tanpa menambahkan es di dalamnya.
Gunakan air minum kemasan untuk menyikat gigi dan usahakan tidak menelan air di
pancuran kamar mandi.
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
7/9
Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak daripada yang
telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut. Untuk menghindari makanan mentah yang tercemar, cucilah buah dan
sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan apakah buah dan sayuran
tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang tidak segar sebaiknyatidak disajikan. Apabila tidak mungkin mendapatkan air untuk mencuci, pilihlah buah
yang dapat dikupas.
Pilih makanan yang masih panas.Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang. Yang
terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun tidak ada jaminan makanan
yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli makanan dari penjual di jalanan
yang lebih mungkin terkontaminasi.
Jika anda adalah pasien demam tifoid atau baru saja sembuh dari demam tifoid, berikut
beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain:
Sering cuci tangan anda.Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari penyebaran
infeksi ke orang lain. Gunakan air (diutamakan air mengalir) dan sabun, kemudian
gosoklah tangan selama minimal 30 detik, terutama sebelum makan dan setelah
menggunakan toilet.
Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya sekali sehari.
Hindari memegang makanan.Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter berkata bahwa anda
tidak menularkan lagi. Jika anda bekerja di industri makanan atau fasilitas kesehatan,
anda tidak boleh kembali bekerja sampai hasil tes memperlihatkan anda tidak lagi
menyebarkan bakteri Salmonella.
Gunakan barang pribadi yang terpisah.Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan cuci dengan
menggunakan air dan sabun.
Pencegahan dengan Vaksinasi
Di banyak negara berkembang, tujuan kesehatan masyarakat dengan mencegah dan
mengendalikan demam tifoid dengan air minum yang aman, perbaikan sanitasi, dan
perawatan medis yang cukup, mungkin sulit untuk dicapai. Untuk alasan itu, beberapa ahli
percaya bahwa vaksinasi terhadap populasi berisiko tinggi merupakan cara terbaik untuk
mengendalikan demam tifoid.
Membuat tubuh kebal melalui vaksinasi merupakan bagian dari upaya perlindungan diri dari
penularan demam tifoid. Sampai saat ini vaksin tifoid oral baru diprioritaskan untuk
pelancong, tenaga laboratorium mikrobiologis, dan tenaga pemasak/penyaji makanan di
restoran atau hotel. Namun mengingat demam tifoid dengan morbiditas cukup tinggi,
vaksinasi terhadap tifoid sudah harus dipertimbangkan pemberiannya sejak anak-anak,
setelah mereka mengenal jajanan yang tidak terjamin kebersihannya.
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
8/9
Di Indonesia telah ada 3 jenis vaksin tifoid, yakni:
Vaksin oral Ty 21aVaksin yang mengandung Salmonella typhi galur Ty 21a. Vaksin ini tersedia dalam
kapsul yang diminum selang sehari dalam 1 minggu, 1 jam sebelum makan. Vaksinini dikontraindikasikan pada wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais,
sedang demam, sedang minum antibiotik, dan anak kecil 6 tahun. Lama proteksi
dilaporkan 5 tahun.
Vaksin parenteral sel utuhVaksin ini mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan yang mengandung
kurang lebih 1 milyar kuman setiap mililiternya. Dosis untuk dewasa 0,5 mL; anak 6-
12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5 tahun 0,1 mL yang diberikan 2 dosis dengan interval
4 minggu. Efek samping yang dilaporkan adalah demam, nyeri kepala, lesu, dan
bengkak dengan nyeri pada tempat suntikan. Vaksin ini di kontraindikasikan pada
keadaan demam, hamil, dan riwayat demam pada pemberian pertama. Vaksin inisudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping yang ditimbulkan dan lama
perlindungan yang pendek.
Vaksin polisakaridaVaksin yang mengandung polisakarida Vi dari bakteri Salmonella. Mempunyai daya
proteksi 60-70 persen pada orang dewasa dan anak di atas 5 tahun. Vaksin ini tersedia
dalam alat suntik 0,5 mL yang berisi 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer fenol
isotonik. Vaksin diberikan secara intramuskular dan diperlukan pengulangan
(booster) setiap 3 tahun. Vaksin ini dikontraindikasikan pada keadaan hipersensitif,
hamil, menyusui, sedang demam, dan anak kecil 2 tahun.
Di Indonesia, vaksinasi tifoid termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi yang
dianjurkan. Menurut Prof. Sri yang juga adalah Ketua Satgas Imunisasi IDAI, vaksinasi tifoid
masih dianjurkan, yang artinya belum disediakan secara gratis oleh pemerintah. Vaksin tifoid
yang diberikan ke anak umumnya adalah vaksin polisakarida dalam bentuk injeksi. Vaksin
tifoid ini harus diulang setiap 3 tahun sekali, dan pasien terkadang lupa jika tidak diingatkan.
Anak dianjurkan diberikan vaksin tifoid jika sudah berumur lebih dari 2 tahun, dimana
antibodi anak sudah siap menerima vaksin yang disuntikkan dan sudah mulai terpapar oleh
bakteri Salmonella dari makanan (jajanan) yang tercemar.
Suatu saat nanti, mungkin saja Indonesia bebas dari demam tifoid. Menurut Prof. Sri, hal
yang penting adalah penyediaan air minum yang bersih. Air yang digunakan untuk minum
dan dikonsumsi harus direbus dulu sampai mendidih. Ini menyangkut edukasi masyarakat
tentang pentingnya kebersihan.
Narasumber:
7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak
9/9
Tentang Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K)
Beliau merupakan guru besar Ilmu Kesehatan Anak dari FKUI. Kegiatan
beliau saat ini adalah sebagai staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan
Anak FKUI-RSCM Jakarta.
Menempuh pendidikan dokter umum dari FK Universitas Padjajaran (lulus
tahun 1972). Kemudian melanjutkan spesialis Ilmu Kesehatan Anak FKUI
(lulus tahun 1983). Memperoleh gelar doktor Ilmu Kesehatan Anak FKUI
di tahun 1996 dan diangkat sebagai guru besar Ilmu Kesehatan Anak di
FKUI tahun 2000.
Beliau dapat ditemui di Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM.
Organisasi:
Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Ketua Satuan Tugas Imunisasi IDAI Ketua Komite Nasional Penganggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Paska
Imunisasi (Komnas PP KIPI) - Departemen Kesehatan
Board member of Asian Society of Pediatric Infectious Disease (ASPID) Board member of Asia-Pacific Pediatric Infection and Prevention Ketua Tim Ahli Imunisasi Nasional-Technical Advisory Group (TAG-MOH) Member of Asian Strategic Alliance for Pneumococcal Disease (ASAP)