68734248 Demam Tifoid Pada Anak

download 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

of 9

Transcript of 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    1/9

    Demam tifoid pada anak: apa yang perludiketahui?21/07/2008 - nita-medicastore.com

    Angka kejadian demam tifoid (typhoid fever)diketahui lebih tinggi pada negara yang sedangberkembang di daerah tropis, sehingga tak heran jika demam tifoid atau tifus abdominalis

    banyak ditemukan di negara kita. Di Indonesia sendiri, demam tifoid masih merupakanpenyakit endemik dan menjadi masalah kesehatan yang serius. Demam tifoid erat kaitannya

    dengan higiene perorangan dan sanitasi lingkungan.

    Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah

    kasus demam tifoid di seluruh dunia mencapai 16-33 juta

    dengan 500-600 ribu kematian tiap tahunnya. Demam tifoid

    merupakan penyakit infeksi menular yang dapat terjadi pada

    anak maupun dewasa. Anak merupakan yang paling rentan

    terkena demam tifoid, walaupun gejala yang dialami anaklebih ringan dari dewasa. Di hampir semua daerah endemik,

    insidensi demam tifoid banyak terjadi pada anak usia 5-19

    tahun.

    Perbedaan antara demam tifoid pada anak dan dewasa adalah

    mortalitas (kematian) demam tifoid pada anak lebih rendah

    bila dibandingkan dengan dewasa. Risiko terjadinya

    komplikasi fatal terutama dijumpai pada anak besar dengan

    gejala klinis berat, yang menyerupai kasus dewasa. Demam

    tifoid pada anak terbanyak terjadi pada umur 5 tahun atau

    lebih dan mempunyai gejala klinis ringan.

    Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K)dari Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik

    Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM menjelaskan bahwa anak usia sekolah yang

    sudah bisa jajan sendiri merupakan yang paling rentan terinfeksi demam tifoid. Anak di

    bawah usia 5 tahun biasanya yang memberikan makanan adalah ibunya, tentunya ibunya

    memberikan yang bersih, tidak sembarangan beli. Sementara kalau bayi kan belum makan,

    belum jajan, masih minum ASI, kata Prof. Sri.

    Gejala Klinis Demam Tifoid

    Gejala klinis demam tifoid sangat bervariasi, mulai dari gejala yang ringan sekali sehingga

    tidak terdiagnosis, dengan gejala yang khas (sindrom demam tifoid), sampai dengan gejala

    klinis berat yang disertai komplikasi. Gejala klinis demam tifoid pada anak cenderung tidak

    khas. Makin muda umur anak, gejala klinis demam tifoid makin tidak khas. Umumnya

    perjalanan penyakit berlangsung dalam jangka waktu pendek dan jarang menetap lebih dari 2

    minggu.

    Pada orang dewasa, gejala klinis demam tifoid cenderung berat. Tetapi pada anak kecil

    makin tidak berat. Anak sekolah di atas usia 10 tahun mirip seperti gejala klinis orang

    dewasa, yaitu panas tinggi sampai kekurangan cairan dan perdarahan usus yang bisa sampaipecah (perforasi), ujar Prof. Sri.

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    2/9

    Beberapa gejala klinis yang sering terjadi pada demam tifoid adalah sebagai berikut:

    DemamDemam atau panas merupakan gejala utama demam tifoid. Awalnya, demam hanya

    samar-samar saja, selanjutnya suhu tubuh turun naik yakni pada pagi hari lebih rendahatau normal, sementara sore dan malam hari lebih tinggi. Demam dapat mencapai 39-

    40 C.

    Intensitas demam akan makin tinggi disertai gejala lain seperti sakit kepala, diare,

    nyeri otot, pegal, insomnia, anoreksia, mual, dan muntah. Pada minggu ke-2 intensitas

    demam makin tinggi, kadang terus-menerus. Bila pasien membaik maka pada minggu

    ke-3 suhu tubuh berangsur turun dan dapat normal kembali pada akhir minggu ke-3.

    Perlu diperhatikan bahwa tidak selalu ada bentuk demam yang khas pada demam

    tifoid. Tipe demam menjadi tidak beraturan, mungkin karena intervensi pengobatan

    atau komplikasi yang dapat terjadi lebih awal. Pada anak khususnya balita, demam

    tinggi dapat menimbulkan kejang.

    Gangguan saluran pencernaanSering ditemukan bau mulut yang tidak sedap karena demam yang lama. Bibir kering

    dan terkadang pecah-pecah. Lidah terlihat kotor dan ditutupi selaput kecoklatandengan ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor, pada penderita anak jarang

    ditemukan. Umumnya penderita sering mengeluh nyeri perut, terutama nyeri ulu hati,

    disertai mual dan muntah. Penderita anak lebih sering mengalami diare, sementara

    dewasa cenderung mengalami konstipasi.

    Gangguan kesadaraanUmumnya terdapat gangguan kesadaran berupa penurunan kesadaran ringan. Sering

    ditemui kesadaran apatis. Bila gejala klinis berat, tak jarang penderita sampaisomnolen dan koma atau dengan gejala-gejala psikosis. Pada penderita dengan toksik,

    gejala delirium (mengigau) lebih menonjol.

    HepatosplenomegaliPada penderita demam tifoid, hati dan atau limpa sering ditemukan membesar. Hati

    terasa kenyal dan nyeri bila ditekan.

    Bradikardia relatif dan gejala lainBradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan

    frekuensi nadi. Patokan yang sering dipakai adalah bahwa setiap peningkatan suhu 1

    C tidak diikuti peningkatan frekuensi nadi 8 denyut dalam 1 menit. Bradikardi relatiftidak sering ditemukan, mungkin karena teknis pemeriksaan yang sulit dilakukan.

    Gejala-gejala lain yang dapat ditemukan pada demam tifoid adalah rose spot(bintik

    kemerahan pada kulit) yang biasanya ditemukan di perut bagian atas, serta gejala

    klinis yang berhubungan dengan komplikasi yang terjadi.Rose spotpada anak sangat

    jarang ditemukan.

    Komplikasi Demam Tifoid

    Menurut Prof. Sri, pada akhir minggu ke-2 sampai masuk minggu ke-3 merupakan masa yang

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    3/9

    berbahaya. Pada minggu ke-2 atau lebih, sering timbul komplikasi demam tifoid mulai dari

    yang ringan sampai berat bahkan kematian. Dengan terapi yang tepat, banyak penderita yang

    sembuh dari demam tifoid. Namun tanpa terapi yang tepat, beberapa penderita mungkin tidak

    selamat dari komplikasi demam tifoid.

    Beberapa komplikasi yang sering terjadi pada demam tifoid adalah:

    Perdarahan usus dan perforasiPerdarahan usus dan perforasi merupakan komplikasi serius dan perlu diwaspadai dari

    demam tifoid yang muncul pada minggu ke-3. Sekitar 5 persen penderita demam

    tifoid mengalami komplikasi ini. Perdarahan usus umumnya ditandai keluhan nyeri

    perut, perut membesar, nyeri pada perabaan, seringkali disertai dengan penurunan

    tekanan darah dan terjadinya syok, diikuti dengan perdarahan saluran cerna sehingga

    tampak darah kehitaman yang keluar bersama tinja.

    Perdarahan usus muncul ketika ada luka di usus halus, sehingga membuat gejala

    seperti sakit perut, mual, muntah, dan terjadi infeksi pada selaput perut (peritonitis).

    Jika hal ini terjadi, diperlukan perawatan medis yang segera.

    Komplikasi lain yang lebih jarango Pembengkakan dan peradangan pada otot jantung (miokarditis).o Pneumonia.o Peradangan pankreas (pankreatitis).o Infeksi ginjal atau kandung kemih.o Infeksi dan pembengkakan selaput otak (meningitis).o Masalah psikiatri seperti mengigau, halusinasi, dan paranoid psikosis.

    Prof. Sri menjelaskan, ada 2 jenis komplikasi pada demam tifoid, yakni komplikasi yang

    terjadi di luar usus dan di dalam usus.

    Komplikasi di luar ususAnak dengan panas tinggi umumnya tidak mau makan karena ada diare. Sehingga

    dapat terjadi kekurangan cairan (dehidrasi) dan elektrolit. Usahakan cairan yang

    masuk harus banyak, baik air putih, teh manis, jus buah atau susu. Panas yang tinggi

    juga dapat mengakibatkan anak kejang (kejang karena demam).

    Komplikasi di dalam ususLuka di dalam usus dapat menimbulkan perdarahan sehingga tinja berdarah. Usus

    yang luka ini dapat pecah. Gejala lainnya berupa perut kembung dan panas tinggi

    sampai tidak sadar.

    Penyebab Demam Tifoid

    Penyebab demam tifoid adalah bakteri Salmonella typhi. Sementara demam paratifoid yang

    gejalanya mirip dengan demam tifoid namun lebih ringan, disebabkan oleh Salmonella

    paratyphiA, B, atau C. Bakteri ini hanya menginfeksi manusia. Penyebaran demam tifoid

    terjadi melalui makanan dan air yang telah tercemar oleh tinja atau urin penderita demam

    tifoid dan mereka yang diketahui sebagai carrier(pembawa) demam tifoid.

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    4/9

    Di beberapa negara berkembang yang masih menjadi daerah endemik demam tifoid, kasus

    yang terjadi umumnya disebabkan pencemaran air minum dan sanitasi yang buruk. Infeksi

    terjadi jika anda mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh penderita demam tifoid yang

    tidak mencuci tangan dengan baik setelah ke toilet. Infeksi dapat juga terjadi dengan

    meminum air yang telah tercemar bakteri Salmonella.

    Walaupun telah diobati dengan antibiotik, sejumlah kecil penderita yang sembuh dari demam

    tifoid akan tetap menyimpan bakteri Salmonella di dalam usus dan kantung empedu, bahkan

    selama bertahun-tahun. Orang ini disebut sebagai carrierkronis yang dapat menyebarkan

    bakteri melalui tinja mereka dan dapat menginfeksi orang lain. Perlu diwaspadai bahwa

    seorang carriertidak memiliki gejala demam tifoid.

    Penularan yang paling berbahaya dari tinja. Misalnya kita jajan, kalau yang mengelola

    jajanan itu jorok, setelah ke toilet tidak cuci tangan dengan sabun kemudian dia membuat

    makanan, pasti makanan itu akan tercemar Salmonella. Atau dia memakai air yang kurang

    bagus, misalnya air sumur yang tercemar, jelas Prof. Sri.

    Diagnosis Demam Tifoid

    Diagnosis pasti demam tifoid atau bukan diperoleh dengan identifikasi Salmonella typhi

    melalui kultur darah. Sampel untuk kultur dapat diambil dari darah, sumsum tulang, tinja,

    atau urin. Sampel darah diambil saat demam tinggi pada minggu ke-1. Sampel tinja dan urin

    pada minggu ke-2 dan minggu selanjutnya. Kultur memerlukan waktu kurang lebih 5-7 hari.

    Sampel ditanam dalam biakan empedu (gaal culture).

    Sekali kita diagnosis demamtifoid, betul-betul harus kita eradikasi, jangan sampai nantinya

    jadi carrier. Untuk diagnosa pasti demam tifoid, harus diperiksa bakteri Salmonella typhiada

    atau tidak. Kalau hasilnya positif, sudah pasti sakit (demam tifoid) dan itu harus diobati

    dengan benar. Kultur harus disebutkan terhadap Salmonella, karena memerlukan media

    empedu, jadi bukan sembarang kultur, ungkap Prof. Sri.

    Bila positif ditemukan bakteri Salmonella typhi, maka penderita sudah pasti mengidap

    demam tifoid. Kultur sumsum tulang belakang merupakan tes yang paling sensitif untuk

    Salmonella typhi. Kultur sampel tinja dan urin dimulai pada minggu ke-2 demam dan

    dilaksanakan setiap minggu. Bila pada minggu ke-4 biakan tinja masih positif maka pasien

    sudah tergolong carrier.

    Prof. Sri menambahkan, pada orang dewasa, bakteri Salmonella dapat bersembunyi di

    kantung empedu sehingga orang tersebut menjadi carrier. Seorang carriermengidap kuman

    Salmonella tetapi dia tidak sakit. Sewaktu-waktu Salmonella ini dapat keluar bersama

    empedu jika carriermengkonsumsi makanan yang mengandung lemak. Pada waktu empedu

    keluar, bakteri Salmonella juga ikut keluar, sehingga terus saja dibuang melalui tinja. Orang

    yang seperti ini yang berpotensi menularkan demam tifoid. Sumber carrierini umumnya

    orang dewasa yang mempunyai Salmonella di kantung empedu. Anak biasanya jarang sekali

    menjadi carrier.

    Pengobatan Demam Tifoid

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    5/9

    Penderita demam tifoid dengan gejala klinik jelas sebaiknya dirawat di rumah sakit. Di

    samping untuk optimalisasi pengobatan, hal ini bertujuan untuk meminimalisasi komplikasi

    dan mencegahan pencemaran dan atau kontaminasi.

    Tirah baringPenderita yang dirawat harus tirah baring (bed rest)dengan sempurna untukmencegah komplikasi, terutama perdarahan dan perforasi. Bila gejala klinis berat,

    penderita harus istirahat total.

    Nutrisio Cairan

    Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun

    parenteral. Cairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada

    komplikasi, penurunan kesadaran serta yang sulit makan. Cairan harus

    mengandung elektrolit dan kalori yang optimal.

    o DietDiet harus mengandung kalori dan protein yang cukup. Sebaiknya rendahselulosa (rendah serat) untuk mencegah perdarahan dan perforasi. Diet untuk

    penderita demam tifoid, biasanya diklasifikasikan atas diet cair, bubur lunak,

    tim, dan nasi biasa.

    Terapi simptomatikTerapi simptomatik dapat diberikan dengan pertimbangan untuk perbaikan keadaan

    umum penderita, yakni vitamin, antipiretik (penurun panas) untuk kenyamanan

    penderita terutama anak, dan antiemetik bila penderita muntah hebat.

    AntibiotikAntibiotik segera diberikan bila diagnosis telah dibuat. Antibiotik merupakan satu-

    satunya terapi yang efektif untuk demam tifoid. Antibiotik yang diberikan sebagai

    terapi awal adalah dari kelompok antibiotik lini pertama untuk demam tifoid. Sampai

    saat ini kloramfenikol masih menjadi pilihan pertama, berdasarkan efikasi dan harga.

    Kekurangannya adalah jangka waktu pemberiannya yang lama, serta cukup sering

    menimbulkan carrierdan relaps. Kejadian carrierdan relaps pada anak jarang

    dilaporkan.

    Antimikroba lini pertama untuk demam tifoid adalah:

    o Kloramfenikol.o Ampisillin atau Amoksisilin (aman untuk penderita yang sedang hamil).o Trimetroprim-Sulfametoksazol (Kotrimoksazol).

    Jika pemberian salah satu anti mikroba lini pertama dinilai tidak efektif, dapat diganti

    dengan anti mikroba yang lain atau dipilih anti mikroba lini kedua.

    Antimikroba lini kedua untuk demam tifoid adalah:

    o Seftriakson (diberikan untuk dewasa dan anak)o

    Cefixim (efektif untuk anak)

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    6/9

    o Quinolone (tidak dianjurkan untuk anak di bawah usia 18 tahun karena dinilaimengganggu pertumbuhan tulang).

    Untuk antibiotik, Prof. Sri sedikit mengingatkan tentang masalah resistensi antibiotik.

    Multi drug resistanceterjadi jika sudah terjadi resistensi kuman terhadap 2 di antara 3

    antibiotik lini pertama. Tapi kalau kasus demam tifoid pada anak, di RSCM, sampaisaat ini kita masih berikan kloramfenikol atau kotrimoksazol. Untuk kasus yang berat

    baru kita berikan sefalosporin, jelas Prof. Sri.

    Pengobatan terhadap demam tifoid pada anak harus dilakukan secara tuntas.

    Umumnya diperlukan terapi antibiotik dosis tinggi selama 10 hari. Anak dapat

    dirawat di rumah sakit selama 5 hari, bila panasnya sudah turun, sudah mau makan,

    dan tidak ada komplikasi, maka 5 hari berikutnya anak dapat dirawat di rumah.

    Namun pasien harus tetap disiplin minum obat, karena kalau tidak, kuman Salmonella

    tidak mati. Yang namanya pengobatan eradikasi itu betul-betul harus tuntas, jangan

    sampai kambuh, kemudian jadi carrier, tegas Prof. Sri.

    Pencegahan Demam Tifoid

    Pencegahan adalah segala upaya yang dilakukan agar setiap anggota masyarakat tidak tertular

    oleh bakteri Salmonella. Ada 3 pilar strategis yang menjadi program pencegahan yakni:

    Mengobati secara sempurna pasien dan carrierdemam tifoid. Mengatasi faktor-faktor yang berperan terhadap rantai penularan. Perlindungan dini agar tidak tertular.

    Demam tifoid dapat dicegah dengan kebersihan pribadi dan kebersihan lingkungan. Orang

    Indonesia itu umumnya cuci tangan setelah makan, padahal harusnya sebelum makan.

    Setelah makan, tangannya kotor, baru dicuci. Tapi kalau sebelum makan dia lupa. Padahal

    tangan itu paling kotor, kena segala macam. Lewat tangan kita bisa memindahkan kuman. Di

    sinilah kesadaran kita masih kurang, sesal Prof. Sri.

    Berikut beberapa petunjuk untuk mencegah penyebaran demam tifoid:

    Cuci tangan.Cuci tangan dengan teratur meruapakan cara terbaik untuk mengendalikan demamtifoid atau penyakit infeksi lainnya. Cuci tangan anda dengan air (diutamakan air

    mengalir) dan sabun terutama sebelum makan atau mempersiapkan makanan atau

    setelah menggunakan toilet. Bawalah pembersih tangan berbasis alkohol jika tidak

    tersedia air.

    Hindari minum air yang tidak dimasak.Air minum yang terkontaminasi merupakan masalah pada daerah endemik tifoid.

    Untuk itu, minumlah air dalam botol atau kaleng. Seka seluruh bagian luar botol atau

    kaleng sebelum anda membukanya. Minum tanpa menambahkan es di dalamnya.

    Gunakan air minum kemasan untuk menyikat gigi dan usahakan tidak menelan air di

    pancuran kamar mandi.

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    7/9

    Tidak perlu menghindari buah dan sayuran mentah.Buah dan sayuran mentah mengandung vitamin C yang lebih banyak daripada yang

    telah dimasak, namun untuk menyantapnya, perlu diperhatikan hal-hal sebagai

    berikut. Untuk menghindari makanan mentah yang tercemar, cucilah buah dan

    sayuran tersebut dengan air yang mengalir. Perhatikan apakah buah dan sayuran

    tersebut masih segar atau tidak. Buah dan sayuran mentah yang tidak segar sebaiknyatidak disajikan. Apabila tidak mungkin mendapatkan air untuk mencuci, pilihlah buah

    yang dapat dikupas.

    Pilih makanan yang masih panas.Hindari makanan yang telah disimpan lama dan disajikan pada suhu ruang. Yang

    terbaik adalah makanan yang masih panas. Walaupun tidak ada jaminan makanan

    yang disajikan di restoran itu aman, hindari membeli makanan dari penjual di jalanan

    yang lebih mungkin terkontaminasi.

    Jika anda adalah pasien demam tifoid atau baru saja sembuh dari demam tifoid, berikut

    beberapa tips agar anda tidak menginfeksi orang lain:

    Sering cuci tangan anda.Ini adalah cara penting yang dapat anda lakukan untuk menghindari penyebaran

    infeksi ke orang lain. Gunakan air (diutamakan air mengalir) dan sabun, kemudian

    gosoklah tangan selama minimal 30 detik, terutama sebelum makan dan setelah

    menggunakan toilet.

    Bersihkan alat rumah tangga secara teratur.Bersihkan toilet, pegangan pintu, telepon, dan keran air setidaknya sekali sehari.

    Hindari memegang makanan.Hindari menyiapkan makanan untuk orang lain sampai dokter berkata bahwa anda

    tidak menularkan lagi. Jika anda bekerja di industri makanan atau fasilitas kesehatan,

    anda tidak boleh kembali bekerja sampai hasil tes memperlihatkan anda tidak lagi

    menyebarkan bakteri Salmonella.

    Gunakan barang pribadi yang terpisah.Sediakan handuk, seprai, dan peralatan lainnya untuk anda sendiri dan cuci dengan

    menggunakan air dan sabun.

    Pencegahan dengan Vaksinasi

    Di banyak negara berkembang, tujuan kesehatan masyarakat dengan mencegah dan

    mengendalikan demam tifoid dengan air minum yang aman, perbaikan sanitasi, dan

    perawatan medis yang cukup, mungkin sulit untuk dicapai. Untuk alasan itu, beberapa ahli

    percaya bahwa vaksinasi terhadap populasi berisiko tinggi merupakan cara terbaik untuk

    mengendalikan demam tifoid.

    Membuat tubuh kebal melalui vaksinasi merupakan bagian dari upaya perlindungan diri dari

    penularan demam tifoid. Sampai saat ini vaksin tifoid oral baru diprioritaskan untuk

    pelancong, tenaga laboratorium mikrobiologis, dan tenaga pemasak/penyaji makanan di

    restoran atau hotel. Namun mengingat demam tifoid dengan morbiditas cukup tinggi,

    vaksinasi terhadap tifoid sudah harus dipertimbangkan pemberiannya sejak anak-anak,

    setelah mereka mengenal jajanan yang tidak terjamin kebersihannya.

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    8/9

    Di Indonesia telah ada 3 jenis vaksin tifoid, yakni:

    Vaksin oral Ty 21aVaksin yang mengandung Salmonella typhi galur Ty 21a. Vaksin ini tersedia dalam

    kapsul yang diminum selang sehari dalam 1 minggu, 1 jam sebelum makan. Vaksinini dikontraindikasikan pada wanita hamil, menyusui, penderita imunokompromais,

    sedang demam, sedang minum antibiotik, dan anak kecil 6 tahun. Lama proteksi

    dilaporkan 5 tahun.

    Vaksin parenteral sel utuhVaksin ini mengandung sel utuh Salmonella typhi yang dimatikan yang mengandung

    kurang lebih 1 milyar kuman setiap mililiternya. Dosis untuk dewasa 0,5 mL; anak 6-

    12 tahun 0,25 mL; dan anak 1-5 tahun 0,1 mL yang diberikan 2 dosis dengan interval

    4 minggu. Efek samping yang dilaporkan adalah demam, nyeri kepala, lesu, dan

    bengkak dengan nyeri pada tempat suntikan. Vaksin ini di kontraindikasikan pada

    keadaan demam, hamil, dan riwayat demam pada pemberian pertama. Vaksin inisudah tidak beredar lagi, mengingat efek samping yang ditimbulkan dan lama

    perlindungan yang pendek.

    Vaksin polisakaridaVaksin yang mengandung polisakarida Vi dari bakteri Salmonella. Mempunyai daya

    proteksi 60-70 persen pada orang dewasa dan anak di atas 5 tahun. Vaksin ini tersedia

    dalam alat suntik 0,5 mL yang berisi 25 mikrogram antigen Vi dalam buffer fenol

    isotonik. Vaksin diberikan secara intramuskular dan diperlukan pengulangan

    (booster) setiap 3 tahun. Vaksin ini dikontraindikasikan pada keadaan hipersensitif,

    hamil, menyusui, sedang demam, dan anak kecil 2 tahun.

    Di Indonesia, vaksinasi tifoid termasuk dalam Program Pengembangan Imunisasi yang

    dianjurkan. Menurut Prof. Sri yang juga adalah Ketua Satgas Imunisasi IDAI, vaksinasi tifoid

    masih dianjurkan, yang artinya belum disediakan secara gratis oleh pemerintah. Vaksin tifoid

    yang diberikan ke anak umumnya adalah vaksin polisakarida dalam bentuk injeksi. Vaksin

    tifoid ini harus diulang setiap 3 tahun sekali, dan pasien terkadang lupa jika tidak diingatkan.

    Anak dianjurkan diberikan vaksin tifoid jika sudah berumur lebih dari 2 tahun, dimana

    antibodi anak sudah siap menerima vaksin yang disuntikkan dan sudah mulai terpapar oleh

    bakteri Salmonella dari makanan (jajanan) yang tercemar.

    Suatu saat nanti, mungkin saja Indonesia bebas dari demam tifoid. Menurut Prof. Sri, hal

    yang penting adalah penyediaan air minum yang bersih. Air yang digunakan untuk minum

    dan dikonsumsi harus direbus dulu sampai mendidih. Ini menyangkut edukasi masyarakat

    tentang pentingnya kebersihan.

    Narasumber:

  • 7/21/2019 68734248 Demam Tifoid Pada Anak

    9/9

    Tentang Prof. DR. dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, SpA(K)

    Beliau merupakan guru besar Ilmu Kesehatan Anak dari FKUI. Kegiatan

    beliau saat ini adalah sebagai staf pengajar di Departemen Ilmu Kesehatan

    Anak FKUI-RSCM Jakarta.

    Menempuh pendidikan dokter umum dari FK Universitas Padjajaran (lulus

    tahun 1972). Kemudian melanjutkan spesialis Ilmu Kesehatan Anak FKUI

    (lulus tahun 1983). Memperoleh gelar doktor Ilmu Kesehatan Anak FKUI

    di tahun 1996 dan diangkat sebagai guru besar Ilmu Kesehatan Anak di

    FKUI tahun 2000.

    Beliau dapat ditemui di Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak

    FKUI-RSCM.

    Organisasi:

    Ketua Bidang Ilmiah Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Ketua Satuan Tugas Imunisasi IDAI Ketua Komite Nasional Penganggulangan dan Pengkajian Kejadian Ikutan Paska

    Imunisasi (Komnas PP KIPI) - Departemen Kesehatan

    Board member of Asian Society of Pediatric Infectious Disease (ASPID) Board member of Asia-Pacific Pediatric Infection and Prevention Ketua Tim Ahli Imunisasi Nasional-Technical Advisory Group (TAG-MOH) Member of Asian Strategic Alliance for Pneumococcal Disease (ASAP)