Post on 22-Apr-2018
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 - 130
103
ANALISIS POSITIONING PRODUK SABUN WAJAH
(FACIAL FOAM) BERDASARKAN PERSEPSI KONSUMEN
DI KOTA JEMBER
Ervina Dwi Octavia.SE.
Alumni Program S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl.Karimata No.49 Jember-Jawa Timur
Seno Sumowo.SE.MM
Staf Pengajar
Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Jember
Jl.Karimata No.49 Jember-Jawa Timur
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui peta posisi persaingan produk sabun wajah
(facial foam) berdasarkan persepsi konsumen di kota Jember. Dasar yang digunakan untuk memposisikan
produk sabun wajah (facial foam) adalah persepsi konsumen terhadap kemiripan atribut determinan yang terdiri
dari produk, harga, lokasi, promosi, pelayanan, personel/wiraniaga, dan fasilitas fisik masing-masing produk
sabun wajah (facial foam). Teknik analisis adalah Multidimensional Scaling (MDS). Penelitian ini dilakukan
dengan mengambil responden sebanyak 70 responden dengan metode purposive sampling. Data yang diperoleh
diuji menggunakan analisis MDS untuk mengetahui keandalan dan kesahihan (Validity and Reliability), hasil
peta positioning produk sabun wajah/facial foam (Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan Clean n Clear)
berdasarkan persepsi konsumen, dan kesamaan sikap responden dalam memberikan penilaian.
Berdasarkan hasil analisis dapat dinyatakan peta posisi persaingan produk sabun pembersih wajah
berdasarkan persepsi konsumen di Jember diketahui mempunyai posisi yang berbeda-beda. Biore dapat
dikatakan memiliki posisi terbaik karena mampu mendeferensiasikan produknya khusunya dari sisi produk,
harga, lokasi, personel, dan fasilitas fisik. Sedangkan Tje Fuk dikatakan memiliki posisi terburuk karena tidak
mampu mendeferensiasikan produknya dibandingkan pesaingnya. Peta posisi persaingan yang dihasilkan
menunjukkan bahwa Tje Fuk merupakan pesaing terdekat atau pesaing langsung (direct competitor) dari Olay,
terutama menyangkut atribut produk, harga, dan lokasi, personel/wiraniaga. Sedangkan Biore merupakan
pesaing terdekat atau pesaing langsung (direct competitor) dari POND’s, terutama menyangkut atribut promosi
dan pelayanan. Dan Clean n Clear merupakan pesaing terdekat atau pesaing langsung (direct competitor) dari
POND’s, terutama menyangkut atribut personel/wiraniaga dan fasilitas fisik.
Kata Kunci : peta positioning, persepsi, atribut (produk, harga, lokasi, promosi, pelayanan, personel/wiraniaga,
dan fasilitas fisik).
ABSTRACTION
This study aims to analyze and know the map position of competitive products facial soap (facial foam)
based on the perception of consumers in the town of Jember. The basis used to position the facial soap products
(facial foam) is the consumer's perception of the similarity of attributes determinant consisting of product, price,
location, promotion, service, personnel / salespeople, and physical facilities of each facial soap products (facial
foam). Analysis technique is Multidimensional Scaling (MDS). This research was conducted by taking the
respondents were 70 respondents with a purposive sampling method. The data obtained were tested using
analysis of MDS to determine the reliability and validity (Validity and Reliability), the results of our product
positioning facial soap / facial foam (Olay, Biore, Fuk, POND'S, and Clean n Clear) based on consumer
perceptions, and the common attitude of the respondents in their assessments.
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
104 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Based on the analysis results can be expressed our competitive position soap facial cleanser products
based on consumer perceptions in Jember known to have different positions. Biore can be said to have the best
position of being able to differentiate its products especially in terms of product, price, location, personnel, and
physical facilities. While the Fuk is said to have the worst position of being unable to differentiate its products
than its competitors. Competitive position of the resulting maps show that the Fuk is the closest competitor or
competitors (direct competitors) of Olay, especially with regard to product attributes, price, and location,
personnel / salespeople. While Biore is the closest competitor or competitors (direct competitors) of POND's,
especially regarding the promotion and service attributes. And Clean n Clear is the closest competitor or
competitors (direct competitors) of POND's, especially concerning the attributes of personnel / salespeople and
physical facilities.
Keywords: map positioning, perception, attributes (product, price, location, promotion, service, personnel /
salespeople, and physical facilities).
I.PENDAHULUAN
Dewasa ini perusahaan yang bergerak di bidang
kosmetika wajah berkembang pesat, hal ini dapat
dilihat dengan semakin banyaknya produk-produk
baru yang bermunculan dengan menawarkan
berbagai tingkat kepuasan konsumen dalam urusan
kosmetik wajah, khususnya produk sabun
pembersih wajah (facial foam). Perkembangan
bisnis kecantikan wajah ini memberikan banyak
pilihan kepada konsumen untuk menentukan
alternatif kosmetik yang dapat memenuhi
kebutuhan konsumen. Situasi seperti ini mendorong
iklim persaingan bisnis perawatan kecantikan kulit
wajah akan semakin ketat. Sehingga menuntut
setiap perusahaan-perusahaan yang ada untuk lebih
membenahi dan menerapkan manajemen
pemasarannya dengan baik. Perkembangan tersebut
juga tidak terlepas dari berbagai perubahan yang
diakibatkan oleh pembangunan yang mampu
meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Meningkatnya pendapatan masyarakat akan
mengakibatkan perubahan gaya dan pola hidup
serta perubahan sistem nilai dalam masyarakat.
Berdasarkan perubahan gaya dan pola hidup
tersebut, konsumen menginginkan adanya produk
sabun pembersih wajah (facial foam) yang mampu
memenuhi harapan konsumen sperti kualitasnya
yang baik dalam membersihkan dan merawat
wajah, adanya berbagai jenis pilihan barang, mudah
dan cepat mendapatkannya. Kegiatan utama yang
dilakukan dalam bisnis produk sabun pembersih
wajah (facial foam) adalah menjual berbagai
produk dengan berbagai variasi dan keunggulannya
kepada konsumen. Namun pemasaran bukan hanya
menjual produk dan melakukan promosi di media
cetak dan televisi, tetapi jauh lebih luas dari hal
tersebut. Pemasaran merupakan bagian yang sangat
penting bagi sebuah perusahaan baik yang bergerak
dalam bidang penyedia barang maupun jasa.
Perusahaan yang sukses dalam mengelola
perusahaannya berarti berhasil mengatur strategi
pemasarannya.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok
yang dilakukan demi kelangsungan hidup
perusahaan, untuk mengembangkan usaha dan
mendapatkan laba. Menurut Kotler and Keller
(2008: 6), definisi pemasaran dapat diartikan dalam
definisi sosial dan manajerial. Definisi sosial
menunjukkan peran yang dimainkan pemasaran
dalam masyarakat, dalam hal ini peran pemasaran
adalah “menyerahkan standar hidup yang lebih
tinggi”, dalam definisi sosial tujuannya pemasaran
suatu proses sosial yang di dalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan,
dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain. Menurut definisi
manajerial, pemasaran sering digambarkan sebagai
“seni menjual produk”.Menurut Peter Drucker
(dalam Kotler and Keller 2008: 7) seorang ahli
manajemen terkemuka mengatakan: “Orang dapat
mengasumsikan akan selalu ada kebutuhan
penjualan. Akan tetapi tujuan pemasaran bukan
untuk memperluas penjualan hingga kemana-mana,
tujuan pemasaran adalah mengetahui dan
memahami pelanggan sedemikian rupa sehingga
produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan dan
selanjutnya menjual dirinya sendiri. Idealnya,
pemasaran hendaknya menghasilkan seorang
pelanggan yang siap untuk membeli. Semua yang
dibutuhkan selanjutnya adalah menyediakan
produk atau jasa itu “.
Menurut Solomon dan Stuart (2003: 3)
pemasaran adalah proses dari perencanaan dan
pelaksanaan konsepsi, penetapan harga, promosi
dan distribusi dari ide-ide, barang-barang dan jasa-
jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan individual dan
organisasional.Dari defininsi-definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa pemasaran mencakup beberapa
aspek individual, kelompok, maupun organisasi
dalam melakukan perencanaan, penetapan harga,
promosi serta distribusi untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen baik berupa
barang maupun jasa sehingga tercipta kepuasan
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 105
konsumen.Falsafah konsep pemasaran bertujuan
untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan
dan kebutuhan pembeli atau konsumen, sehingga
seluruh kegiatan perusahaan yang menganut
konsep pemasaran harus diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Akan tetapi konsep
pemasaran mengalami perkembangan sejalan
dengan berkembangnya masyarakat baik
pendidikan maupun ekonomi serta didukung
kemajuaan dibidang teknologi dan informasi, jika
perusahaan ini berhasil tujuannya maka harus dapat
memahami cara-cara atau kebiasaan dalam
masyarakat termasuk faktor kebiasaan
konsumen.Produsen produk sabun pembersih
wajah (facial foam) dalam rangka memberikan
kepuasan kepada konsumen berupaya melayani
konsumen sesuai dengan perilakunya. Perlunya
memahami perilaku konsumen ini juga didasarkan
atas pemikiran bahwa konsumen merupakan pasar
sasaran produk. Jika produk tersebut di mata
konsumen mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan, maka konsumen akan membelinya.
Sebelum melakukan pembelian, biasanya
konsumen terlebih dahulu akan memilih dan
menentukan produk apa yang akan dibelinya.
Konsumen dalam memilih dan menentukan produk
yang diinginkannya banyak dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah faktor-faktor
bauran pemasaran yang meliputi produk, harga,
promosi, lokasi, pelayanan, fasilitas fisik, dan
wiraniaga.
Produsen produk sabun pembersih wajah (facial
foam) di Kota Jember dalam perencanaan strategi
pemasarannya harus melakukan survei rutin untuk
mendapatkan informasi dan mengetahui persepsi
konsumen terhadap produk sabun wajah yang ada,
khususnya terhadap bauran pemasaran. Oleh karena
itu, perusahaan harus selalu tanggap terhadap
persepsi konsumen yang tentunya mempengaruhi
posisi pemasaran produk mereka di pasar.
Positioning dapat diartikan sebagai penetapan arti
produk di dalam pikiran konsumen menurut ciri
atau arti pentingnya berdasarkan pembandingan
dengan produk pesaing (Nurbiyati dan Machfoedz,
2005: 113). Positioning adalah suatu kegiatan
untuk memanipulasi atau mempengaruhi pikiran
konsumen untuk menciptakan image tertentu
terhadap suatu produk di benak mereka. Dengan
memahami keinginan konsumen dan mengetahui
posisi produknya di pasar, diharapkan perusahaan
dapat mengambil tindakan-tindakan yang tepat
sehingga produk yang ditawarkan dapat terus
bertahan dan mendatangkan keuntungan.Berangkat
dari pemahaman dan pemikiran di atas, maka
penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui
peta posisi persaingan atau positioning produk
sabun pembersih wajah (facial foam) di Kota
Jember berdasarkan persepsi konsumen serta
strategi-strategi apa yang dapat dilakukan
perusahaan agar dapat meningkatkan dan
mengembangkan penjualan produk sabun
pembersih wajah (facial foam) di Kota Jember.
Di Jember sendiri banyak sekali produk sabun
wajah yang ditawarkan dari berbagai merek.
Beberapa merk yang beredar di pasar antara lain:
Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan Clean and
Clear. Banyaknya variasi produk sabun pembersih
wajah (facial foam) didukung adanya
perkembangan jaman, dimana wanita dituntut
untuk selalu menjaga penampilannya. Dan dengan
adanya peluang tersebut, banyak perusahaan yang
memproduksi lebih banyak kosmetik seperti
produk sabun wajah (facial foam) yang berguna
untuk merawat wajah agar lebih terlihat menarik.
Semakin ketatnya persaingan bisnis produk sabun
pembersih wajah (facial foam) menuntut masing-
masing produsen harus dapat membaca keinginan
dan persepsi konsumen ksususnya terhadap bauran
pemasaran produk tersebut, sehingga
perusahaannya dapat terus berkembang dan
memperolah keuntungan. Hal itu menuntut
perusahaan untuk melakukan posisi persaingan
secara keseluruhan untuk memenangkan kompetisi
dan untuk mengetahui seperti apa keberadaan
perusahaan saat ini. Termasuk produsen produk
sabun pembersih wajah (facial foam) yang berada
di Kota Jember, tentunya harus bisa melihat posisi
dan atribut bauran pemasaran yang kompetitif
sehingga dapat membuat perencanaan strategi
pemasaran guna mendapatkan konsumen dan
pelanggan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka masalah
yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:
“Bagaimana peta posisi persaingan produk sabun
wajah (facial foam) berdasarkan persepsi
konsumen di kota Jember?”
Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis
dan mengetahui peta posisi persaingan produk
sabun wajah (facial foam) berdasarkan persepsi
konsumen di kota Jember.
Adapun kegunaan yang diharapkan dari
penelitian ini adalah:
a. Akademisi
1) Untuk menerapkan ilmu manajemen,
khususnya manajemen pemasaran dalam
penelitian yang berguna bagi masyarakat
umum.
2) Sebagai referensi bagi penelitian-penelitian
selanjutnya yang memiliki persoalan yang
sama dengan penelitian ini.
b. Perusahaan
Perusahaan produk sabun wajah (facial foam)
yang menjadi objek penelitian dapat
mengetahui posisi produknya di benak
konsumen dibandingkan dengan pesaingnya
dan menjadi bahan pertimbangan dalam
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
106 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
pengambilan keputusan mengenai penyusunan
strategi pemasaran.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian sejenis dilakukan oleh Mira
Lidyawati pada tahun 2009 melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Posisi Persaingan Produk
Kosmetika untuk Perawatan Kulit Wajah
Berdasarkan Persepsi Konsumen di Kota Jember”.
Pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling dengan 60 responden. Sedangkan untuk pengolahan data digunakan
metode Analisa Cluster. Produk yang diteliti adalah
Biore, POND’s, dan Clean n Clear. Sedangkan
atribut yang digunakan adalah product, price,
place, dan promotion. Hasil penelitian menyatakan
bahwa segmentasi pasar produk kosmetika untuk
perawatan kulit wajah berdasarkan persepsi
konsumen di Kota Jember ada tiga klaster yaitu
produk, manfaat, dan harga.
Penelitian lainnya dilakukan oleh Ayu Nur
Agustina (2010) melakukan penelitian yang
berjudul “Analisis Segmentasi Pasar Berdasar
Faktor Psikografis Konsumen Wanita Produk
Sabun Wajah (Facial Foam) Di Jember Kota”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
segmentasi pasar yang terbentuk berdasar faktor
psikografis konsumen wanita produk sabun wajah
(facial foam) di Jember Kota dan untuk
mengidentifikasi ciri-ciri psikografis responden
yang terbentuk. Dalam penelitian ini sampel
menggunakan purposive sampling dengan jumlah
sampel ditentukan sebanyak 120 responden.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan
analisis klaster (Cluster Analysis). Hasil penelitian
menyatakan bahwa segmentasi pasar yang
terbentuk berdasar faktor psikografis konsumen
wanita produk sabun wajah (facial foam) di Jember
ada tiga klaster yaitu penampilan, bersih, dan
kualitas. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh
Milovan (2010) dengan judul “Persepsi Konsumen
Terhadap Produk Positioning Sabun Kecantikan
Lux di Perkotaan Jember” yang bertujuan untuk
mengetahui prioritas konsumen dalam membeli
sabun kecantikan Lux di Perkotaan Jember, serta
menganalisis persepsi konsumen terhadap produk
positioning sabun kecantikan Lux di Perkotaan
Jember. Dasar yang digunakan untuk
memposisikan sabun kecantikan adalah persepsi
konsumen terhadap kemiripan atribut determinan
yang terdiri dari prestige, aroma, bentuk sabun,
warna, kemasan, merek, nama baik, kualitas dan
label. Objek yang diteliti adalah sabun Lux, Fresh,
GIV, Harmoni, dan Dove. Penelitian ini dilakukan
dengan teknik analisis Multidimensional Scaling
(MDS. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa
terdapat perbedaan posisi masing-masing sabun
kecantikan, dimana sabun merek Dove merupakan
pesaing terdekat atau pesaing langsung (direct
competitor) dari merek Lux, terutama menyangkut
prestige, aroma, bentuk sabun. Sabun Fresh dan
Harmoni tidak mempunyai pesaing langsung
(indirect competitor) karena memiliki perbedaan
terbesar atau diferensial yang jelas dan unik. Sabun
GIV tidak memiliki positioning yang kuat atau
jelas, karena tidak mempunyai banyak perbedaan
dengan sabun lain. Persamaan penelitian tersebut
dengan penelitian ini adalah penelitian tersebut
mempunyai tema atau tujuan yang sama dan alat
analisis yang. Sedangkan perbedaannya terletak
pada objek penelitian, serta alat análisis yang
digunakan yaitu Multi Dimensional Scaling (MDS).
Dalam hal ini penelitian ini menggunakan produk
sabun wajah (facial foam) sebagai objek penelitian.
Konsep pemasaran sosial meminta kepada para
pemasar untuk menyeimbangkan pertimbangan
dalam menentukan kebijakan pemasaran mereka,
yaitu keuntungan perusahaan, pemuas keinginan
konsumen, dan kepentingan umum. Pada mulanya
perusahaan mendasarkan kepuasan pemasaran
mereka terutama pada perhitungan keuntungan
perusahaan, dalam waktu dekat kemudian mulai
mengenali pentingnya dalam jangka panjang
dengan cata memuaskan konsumen. Perusahaan
mulai menyadari faktor kepentingan masyarakat
dalam pembuatan keputusannya. Konsep
pemasaran sosial mengharuskan agar
menyeimbangkan ketiga pertimbangan itu, dan
masyarakat kelas redahlah yang menjadi sasaran
utama dalam konsep ini. Menurut Swastha dan
Handoko (2000: 7), terdapat tiga unsur pokok
konsep pemasaran yaitu:
a. Orientasi kepada konsumen, dimana perusahaan
yang benar-benar memperhatikan konsumen
harus:
1) Menentukan kebutuhan pokok (basic need)
dari pembeli yang akan dilayani dan
dipenuhi.
2) Menentukan kelompok pembeli yang akan
dijadikan sasaran penjualan.
3) Menentukan produk dan program
pemasarannya.
4) Mengadakan penelitian kepada konsumen,
untuk mengukur, menilai, dan menafsir
keinginan, sikap, serta perilaku mereka.
b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara integral
(integral marketing)
Pengintegrasian kegiatan pemasaran berarti,
setiap orang dan setiap bagian dalam
perusahaan turut berkecimpung dalam suatu
usaha yang teroordinir untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen.
c. Kepuasan konsumen (consumer satisfication)
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 107
Merupakan salah satu faktor yang menentukan
bagi perusahaan, apakah dalam jangka panjang
perusahaan dapat memperoleh laba ataukah
tidah, tergantung dari bagaimana cara
perusahaan memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Para pelaku usaha dalam kegiatannya tidak
hanya mempelajari tentang konsep-konsep
pemasaran saja, tetapi para pemasar harus
mempelajari bagaimana mempengaruhi konsumen
dan mengubah perilaku dengan mengamati
keinginannya melalui studi perilaku konsumen
secara luas.
Konsep Positioning
Pembahasan tentang positioning tidak dapat
dipisahkan dengan segmentasi. Di dalam
pemasaran, segmentasi dan positioning bagaikan
riak air dan gelembungnya yang tidak dapat
dipisahkan. Sementara segmentasi
mengidentifikasikan homogenitas kelompok
customer potensial sedangkan riset positioning
akan menunjukkan bagaimana customer marasakan
produk-produk atau jasa itu bersaing dengan
pesaingnya (Hooley dan Saunders, 1993: 169).
Baik gambaran tentang bagaimana customer dalam
pasar dapat dikelompokkan, dan bagaimana
kelompok customer tersebut mengelompokkan
produk-produk yang ditawarkan di pasar.
Kegiatan usaha diawali dengan menjual produk,
dan pengiklan mengajarkan bagaimana
memberikan product personality. Menurut Ries dan
Trout 1998, dalam (Hooley dan Saunders, 1993:
169) positioning menggeser penekanan pemasaran
dari produk ke “the battle for yaur mind” (berjuang
untuk diingat). Penentuan posisi diawali dengan
sebuah barang dagangan, suatu jasa, sebuah
perusahaan, suatu lembaga, atau bahkan tentang
seseorang. Positioning adalah bukan apa yang anda
lakukan untuk harapan agar diingat dalam benak
pelanggan. Dengan kata lain, anda menempatkan
produk dalam pemikiran konsumen dengan harapan
untuk selalu diingat dan menjadi pilihan utama
ketika memutuskan membeli produk sejenis.
Michael dan Tray (dalam Kotler, 2004: 153)
mengemukakan tiga strategi posisioning yang
mereka sebut sebagai “disiplin nilai“ yang dapat
dipilih oleh perusahaan untuk memposisikan
produknya:
a. Product leadership (kepemimpinan produk)
Product leadership adalah strategi persaingan
yang secara kontinyu membawa produk atau
teknologi baru yang inovatif dan bermanfaat ke
dalam pasar. Positioning yang konsisten dengan
strategi product leaderhip biasanya focus pada
dimensi seperti kualitas, realibilitas atau
durabilitas, atribut, inovasi, performa atau hasil
akhir yang diharapkan (Solomon dkk, 2005: 84).
b. Operational excellence (keunggulan operasional)
Operational excellent adalah strategi yang fokus
pada efektivitas biaya, efisiensi, dan
kenyamanan konsumen. Dimensi yang menjadi
focus dalam strategi ini antara lain seperti harga,
nilai, kenyamanan (Solomon dkk, 2005: 85).
c. Customer intimacy (keakraban dengan
pelanggan)
Strategi ketiga menurut Michael dan Tracy
adalah customer intimacy. Strategi ini berupaya
untuk memberikan solusi yang spesifik bagi
segmen pasar tertentu. Karena strategi ini
berhubungan dengan penciptaan nilai
pengalaman atau emosional, maka strategi ini
fokus pada dimensi seperti pengalaman sensorik,
kegembiraan atau kesenangan, keamanan dan
lain-lain ( Solomon dkk, 2005: 85).
Selain tiga strategi positioning yang
dikemukakan oleh Michael dan Tracy, Solomon
(2005: 87) menambahkan satu lagi strategi yang
bisa menjadi alternatif bagi perusahaan, yaitu
strategi yang mengedepankan symbolism atau arti
tertentu. Untuk menggaet konsumen, strategi ini
menciptakan symbol atau arti tertentu untuk suatu
produk sehingga timbul ikatan psikologis dan
emosional konsumen kepada simbol tersebut.
Sedangkan menurut Umar (2000: 48), terdapat
tiga langkah dalam menentukan posisi pasar, yaitu:
a. mengidentifikasi keunggulan kompetitif, artinya
perusahaan menilai daya saing yang dimilikinya
yang akan dijadiakan sebagai dasar penentuan
posisinya di pasar;
b. memilih keunggulan kompetitif, artinya dari
keunggulan kompetitif yang telah
teridentifikasi, perusahaan memilih salah satu
untuk menentukan posisinya sebagai
perusahaan yang mampu memberikan nilai
yang lebih superior kepada pelanggan
dibanding dengan pesaingnya;
c. mewujudkan dan mengkomunikasikan
keunggulan tersebut, artinya setelah keunggulan
kompetitif tersebut dipilih, maka secara
konsisten perusahaan harus
mengkomunikasikan keunggulan tersebut dan
mewujudkan apa yang telah dikomunikasikan
sehingga tercipta image yang positif dibenak
konsumen yang pada akhirnya akan merebut
kepercayaan konsumen untuk mengkonsumsi
produk perusahaan.
Bauran Pemasaran
Pasar di era modern terdiri dari banyak sekali
pembeli yang memiliki perbedaan-perbedaan
seperti keinginan, kebutuhan, kemampuan,
keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek-
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
108 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
praktek pembeliannya (Husein Umar, 2004: 45).
Dari perbedaan tersebut muncul peluang untuk
memilah - milah pasar yang bersifat heterogen
menjadi kelompok target yang homogen. Day et.
Al. (Hooley dan Saunders, 1993: 137) menyatakan
bahwa ada 2 (dua) premis dalam segmentasi pasar.
Pertama, customer mencari manfaat yang diberikan
oleh suatu produk daripada produk itu sendiri,
sehingga mereka akan melihat suatu barang dan
jasa sebagai “Benefit bundles” (seikat manfaat).
Kedua, adanya perbedaan penggunaan akan
mengakibatkan perbedaan manfaat yang ingin
diperoleh customer dan potensial customer,
sehingga perbedaan segmen pasar tersebut memang
ada.Pada dasarnya bauran pemasaran jasa
menunjukkan faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan saat menentukan strategi
pemasaran suatu perusahaan jasa. Titik awal untuk
membuat segala keputusan tentang bauran
pemasaran tergantung pada bagaimana jasa harus
diposisikan dan segmen pasar harus dituju. Manfaat
menggunakan kerangka bauran pemasaran jasa
adalah bahwa kerangka tersebut memberi
kecocokan antara unsur-unsur yang harus
dipertimbangkan dan masing-masing unsur didalam
bauran pemasaran mempunyai dampak terhadap
semua unsur lainnya.
Beberapa manfaat yang diperoleh dari
pelaksanaan segmentasi pasar, yaitu (Hooley dan
Saunders, 1993: 152):
a. segmentasi merupakan suatu pendekatan yang
paling bermanfaat terutama bagi pemasaran
untuk usaha kecil. Pada umumnya target pasar
dapat sesuai dengan kompetensi perusahaan
dan perusahaan lebih berpeluang menciptakan
pertahanan dalam pasar yang terfokus tersebut;
b. segmentasi membantu perusahaan
mengidentifikasi gap dalam pasar sehingga
diketahui ada segmen yang belum atau tidak
terlayani;
c. pada pasar yang telah mencapai tahap maturity
atau declining stage, dengan adanya
segmentasi perusahaan masih berpeluang
untuk mengidentifikasi segmen-segmen mana
yang masih tumbuh. Dengan memusatkan
perhatian pada segmen uang masih tumbuh
tersebut sementara pasar pada umumnya sudah
menurun merupakan suatu strategi utama pada
rentang tahapan siklus produk yang terakhir;
d. segmentasi dapat meningkatkan kemampuan
marketer lebih cepat menyesuaikan produknya
dengan kebutuhan target pasar;
e. jika segmentasi tidak dilakukan maka akan
membahayakan perusahaan yang bersangkutan
ketika pesaing melakukan tekanan
terhadapnya. Implikasinya perusahaan akan
kehilangan keunggulan bersaing dan
mengalami kegagalan perusahaan yang
menerapkan strategi pemasaran yang umum
sifatnya sementara pesaing telah memfokuskan
strategi pemasarannya, maka perusahaan akan
gagal di tengah jalan.
Setelah perusahaan membagi pasar ke dalam
segmen-segmen dan telah mengevaluasi segmen
dengan pertimbangan faktor ukuran dan
pertumbuhan segmen, kemenarikan struktur
segmen, serta tujuan dan sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan, maka langkah selanjutnya
adalah memutuskan salah satu atau lebih dari
segmen ini yang akan ditarget dengan program
pemasarannya (Husein Umar, 2000: 47; Solomon
dkk, 2005: 80).
Targeting diartikan sebagai kegiatan
menentukan pasar sasaran, yaitu tindakan memilih
satu atau lebih segmen untuk dilayani (Hasan,
2008: 191). Ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan oleh pemasar dalam memilih target
pasarnya, yaitu:
a. memastikan bahwa pasar yang dipilih cukup
besar dan cukup menguntungkan bagi
perusahaan di masa mendatang;
b. target pasar harus didasarkan pada keunggulan
kompetitif perusahaan;
c. target pasar yang dibidik harus memper-
timbangkan situasi persaingan secara langsung
atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik
target segmen seperti intensitas persaingan
segmen, potensi masuknya pebisnis baru,
hambatan masuk industri, keberadaan produk-
produk pengganti, kehadiran produk
komplementer, dan perkembangan kekuatan
tawar pembeli maupun pemasok.
Hasan (2008: 197) lebih lanjut menambahkan
bahwa penentuan target dapat dilakukan melalui
beberapa langkah, yaitu:
a. mengevaluasi daya tarik masing-masing
segmen pasar yang akan dijadikan target
sasaran;
b. memilih dan menentukan besarnya segmen
pasar sasaran berdasarkan potensi pertumbuhan
pasar potensial yang menguntungkan;
c. memilih strategi pemasaran yang akan
diimplementasikan kepada target sasaran.
Swastha (dalam Hasan 2008: 192-195)
mengidentifikasi ada tujuh alternatif strategi
pemasaran dalam melayani target pasar yang
dipilih, yaitu:
1) undifferentiated marketing atau mass
marketing, merupakan strategi yang melihat
pasar secara keseluruhan dimana pusat
perhatiannya adalah pada kesamaan
kebutuhan konsumen. Penggunaan strategi
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 109
ini didasarkan pada alasan penghematan
biaya, yaitu dengan diterapkannya
standarisasi dan produksi masal sehingga
produknya tidak perlu beragam;
2) differentiated marketing adalah strategi yang
dilakukan dengan terlebih dahulu
mengidentifikasi kelompok-kelompok
pembeli tertentu (segmen pasar) dengan
membagi pasar ke dalam dua kelompok atau
lebih. Produk dan program pemasaran
didesain berbeda-beda untuk masing–
masing segmen;
3) concentrated marketing, yaitu strategi
pemasaran yang memusatkan upaya
pemasaran pada satu atau beberapa
kelompok pembeli khusus yang paling
menguntungkan. Strategi ini dipilih karena
keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan;
4) multi segmen marketing, adalah strategi
dimana perusahaan memilih dua atau lebih
segmen pasar dan menyusun bauran
pemasaran yang terpisah untuk segmen
tersebut;
5) mega marketing, yaitu strategi kordinasi
para pakar ekonomi, psikologi, politik, dan
hubungan masyarakat untuk mendapatkan
kerja sama dari sejumlah pihak guna
memasuki dan atau beroprasi di pasar
tertentu;
6) niche marketing, yaitu startegi yang
mendefinisikan pasar secara lebih spesifik
dan memfokuskan kegiatan pemasaran
hanya untuk melayani pasar yang sangat
kecil;
7) individual marketing, adalah strategi yang
mendefinisikan pasar menjadi segmen
tunggal dan pemasarannya dilakukan sesuai
dengan pesanan (customized marketing).
Persepsi Konsumen
Perusahaan harus memikirkan kembali misi
bisnis dan strategi pemasaran untuk menghadapi
pasar dengan pesaing yang sudah diketahui dengan
pasti dan menghadapi konsumen yang beraneka
ragam. Perusahaan-perusahaan yang ada akan terus
berlomba dan berharap bahwa mereka bergerak
searah dengan keinginan konsumen. Dengan
demikian perusahaan dapat membuat produk
dengan mempersepsikan pada konsumen melalui
iklan penjualan yang agresif dengan tetap
menyadari bahwa konsumen memiliki beragam
kebutuhan dengan harapan akan mutu dan
pelayanan yang terus meningkat.Persepsi
memegang peranan penting dalam pemasaran.
Dimana pemasaran merupakan ajang pertempuran
persepsi dan bukan pertempuran produk. Dalam
pemasaran persepsi dianggap lebih penting dari
pada kenyataan sesuatu yang dianggap benar.
Persepsi seseorang dengan orang lain berbeda-
beda, apa yang diketahui seseorang yang
mencerminkan apa yang dipelajari dimasa lalu,
keadaan pikiran saat ini, serta apa yang sebenarnya
ada pada kenyataan diluar dirinya. Hal tersebut
dapat menerangkan mengapa produk yang berharga
sama, berkualitas sama bisa dipersepsikan
berbeda.Definisi lain menurut William J. Staton
(dalam Setiadi, 2003: 160), persepsi dapat
didefinisikan sebagai makna yang kita pertalikan
berdasarkan pengalaman masa lalu, stimuli
(rangsangan-rangsangan) yang kita terima melalui
lima indera. Sedangkan menurut Webster (dalam
Setiadi, 2003: 160) persepsi adalah proses
bagaimana stimuli-stimuli itu diseleksi,
diorganisasikan dan diinterpretasikan.
Dari definisi di atas ada beberapa faktor utama
dalam persepsi, yaitu (Kotler, 2000: 266) (a)stimuli
factor (faktor rangsangan ), merupakan sifat fisik
atau objek seperti ukuran, warna, ketajaman, dan
berat;(b) individual factor ( faktor individu),
merupakan sifat – sifat individu yang tidak hanya
meliputi proses sensorik tetapi pengalaman di masa
lampau pada hal- hal yang sama.
Penentuan Posisi Produk
Bagi setiap segmen pasar yang dimasuki oleh
perusahaan perlu dikembangkan strategi
pemosisian produk yang lebih memperhatikan
persepsi atau tanggapan konsumen mengenai posisi
yang dipegang oleh setiap produk yang dipasarkan.
Pada hakekatnya yang dimaksud dengan
pemosisian atau positioning adalah (Kotler, 1992:
380):Tindakan merancang produk dan bauran
pemasaran agar tercipta kesan tertentu dalam
ingatan konsumen, sehingga dengan demikian
kosumen dapat memahami dan menghargai apa
yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya
dengan pesaing. Bagi setiap segmen yang ingin
dimasuki oleh perusahaan, perlu dikembangkan
strategi pemosisian produk. Dalam hal ini yang
terpenting adalah persepsi atau tanggapan
konsumen mengenai posisi yang dipegang oleh
setiap peoduk dipasar. Dengan pemosisian yang
jelas, maka posisi suatu produk akan dapat
dikomunikasikan pada target pasarnya.Untuk
menyusun strategi pemosisian produk, dengna
tujuan dapat mengatur dan mengkoordinasi
program-program pemasaran serta memberikan
kesatuan pandangan terhadap keunggulan suatu
produk, ada beberapa alternatif dasar cara
memposisikan produk yang dapat dilakukan
perusahaan dalam menawarkan produknya kepada
konsumen yang dituju yaitu:
a. Pemosisian berdasarkan penampilan produk
atau ciri-ciri produk.
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
110 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Memposisikan ciri-ciri yang menonjol dari
suatu produk. Strategi ini dilakukan dengan
memposisikan produk atau merk produk dengan
memperhatikan atribut yang ditonjolkan oleh
perusahaan. Konsumen akan lebih tertarik pada
ciri-ciri khusus untuk dapat memenuhi dan
memuaskan kebutuhannya.
b. Pemosisian berdasarkan manfaat, pemecahan
masalah atau kebutuhan.
Memposisikan manfaat apa yang diperoleh dari
perusahaan yang ditawarkan oleh perusahaan.
c. Pemosisian berdasarkan kategori pemakai.
Memposisikan produk dengan menghubungkan
produk dengan pemakainnya atau sosial
pemakainya.
d. Pemosisian dalam hubungannya dengan produk
pesaing.
Memposisikan produk atau merk secara relatif
tehadap produk pesaing.
e. Pemosisian berdasarkan kualitas harga.
Memposisikan produk dengan menekankan
pada harga dari produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
f. Pemosisian berdasarkan target pasar.
Memposisikan produk dengan melakukan
perluasan pasar sasaran yang dilayani.
Penentuan segmen pasar yang dituju akan
menentukan siapa konsumen dan pesaing,
selanjutnya keputusan mengenai pemosisian
produk akan merumuskan lebih lanjut apa, siapa,
dan bagaimana konsumen serta pesaing-
pesaingnya. Pada tahap ini perusahaan sudah siap
memulai dengan perencanaan terperinci mengenai
bauran pemasaran
Dengan penetapan pasar akan menentukan siapa
pesaing-pesaing perusahaan nantinya, selanjutnya
perusahaan mulai meneliti posisi para pesaing
kemudian menentukan apakah akan menempatkan
produknya bersebelahan dengan para pesaingnya,
atau mencari celah atau mencari peluang di pasar
yang belum dimasuki oleh produk lain. Pemosisian
membantu manajer memahami bagaimana
pelanggan melihat pasar mereka, sebagian dari
analisis pasar sasaran yang lebih luas, pemosisian
ini sangat membantu.
Positioning dan Riset Positioning
Hooley dan Saunders (1993: 167) menyatakan
bahwa positioning akhir-akhir ini mempunyai
peran utama dalam pemasaran modern. Positioning
menjadi sebuah jembatan yang menghubungkan
antara perusahaan dengan target pasarnya.
Positioning dapat menunjukkan kepada pelanggan
bagaimana perusahaan tersebut berbeda baik dari
competitor yang satu dengan competitor potensial
lainnya. Oleh karena itu, menurut Kotler (1995:
408), positioning menjadikan desain company’s image nyata sehingga pelanggan sasaran mengerti
dan memahami apa arti keberadaan perusahaan
dalam kaitannya dengan keberadaan para
pesaingnya. Adapaun definisi positioning menurut
Kotler (2002: 341) adalah sebagai
berikut:Positioning adalah tindakan merancang
tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati
suatu posisi yang terbedakan (diantara pesaing) di
dalam benak pelanggan sasarannya. Menurut
Husein Umar (2000: 48), terdapat tiga langkah
dalam menentukan posisi pasar, yaitu:
mengidentifikasi keunggulan kompetitif, memilih
keunggulan kompetitif, dan mewujudkan juga
mengkomunikasikan posisi. Jika perusahaan dapat
menentukan sendiri posisinya sebagai pihak yang
mampu menyediakan nilai superior kepada sasaran
terpilih maka perusahaan akan memperoleh
keunggulan kompetitif. Jika perusahaan telah
melakukan beberapa keunggulan kompetitif
potensial, maka perusahaan harus memilih satu
keunggulan sebagai dasar bagi kebijakan penentuan
posisinya. Perusahaan harus menentukan berapa
banyak perbedaan yang harus dipromosikan.
Setelah penentuan posisi dipilih maka perusahaan
harus mengambil langkah-langkah untuk
mewujudkan dan mengkomunikasikan posisi yang
diinginkan itu pada konsumen sasaran.
Menurut Kotler (dalam Kasali, 2005: 543), ada
empat macam kesalahan yang bisa terjadi dalam
menentukan posisi produk, antara lain:
a. Underpositioning, terjadi ketika produk tidak
memiliki posisi yang jelas karena konsumen
tidak bisa membedakan produk dengan merek-
merek lainnya sehingga dianggap sama saja
dengan produk lain di pasar.
b. Overpositioning, terjadi ketika pemasar terlalu
sempit memposisikan produknya sehingga
mengurangi minat konsumen yang masuk
dalam segmen pasarnya.
c. Confused positioning, terjadi ketika konsumen
mengalami keraguan atau kebingungan karena
terlalu banyak atribut produk yang ditekankan
oleh pemasar.
d. Doubtful positioning, yaitu positioning yang
diragukan kebenarannya karena tidak didukung
bukti yang memadai. Selain tidak didukung
dengan bukti yang kuat, konsumen tidak
percaya karena mereka mungkin pernah
memiliki pengalaman tertentu terhadap merk
tersebut, atau mungkin marketing mix yang
diterapkan tidak konsisten dengan keberadaan
produk.
Riset penentuan posisi produk merupakan salah
satu cara yang bisa digunakan oleh perusahaan
untuk menentukan bagaimana posisi produk dan
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 111
untuk menghindari kesalahan penempatan posisi
produk di pasar. Menurut Solomon (2005: 108)
riset penentuan posisi produk adalah suatu proses
untuk mengumpulkan, menganalisa, dan
menginterpretasikan data mengenai konsumen,
competitor, dan lingkungan bisnis dalam rangka
untuk membuat keputusan bisnis yang spesifik.
Jadi riset penentuan posisi produk bukan hanya
mengenai pelanggan, akan tetapi juga mengenai
competitor.
Di bagian lain, Hooley dan Saunders (1993:
169), mengungkapkan bahwa riset tentang
positioning adalah suatu penelitian tentang
pengelompokan pelanggan dan kompetitor
perusahaan, dan oleh karenanya positioning
research juga merupakan suatu penelitian dengan
problem multidemensi. Riset penentuan posisi juga
membahas tentang persepsi, keyakinan, sikap
pesaing, tentang produk, tentang keinginan, dan
kebutuhan pelanggan. Riset penentuan posisi akan
menunjukkan apa dan bagaimana yang dirasakan
pelanggan dengan adanya kompetisi antara produk
barang dan jasa. Dengan kata lain, positioning
research adalah penelitian tentang psikologi dan
memahami apa yang dirasakan oleh pasar.
Usaha memahami bagaimana pelanggan
tersebut membedakan perusahaan diantara
kompetitornya, maka penentuan posisi kompetitor
merupakan langkah penting yang digunakan dalam
positioning research. Pendekatan yang digunakan
dalam penentuan posisi tersebut adalah similaritas-
based dengan metode multidimensional scaling.
Atau dalam program statistik dikenal sebagai
metode MDS (Multi Dimensional Scaling). MDS
adalah salah satu prosedur yang digunakan dalam
peta geometri yang disebut spatial map atau
perceptual map (Simamora, 2005: 234).
Menurut Simamora (2005: 234), responden
akan menerima kartu yang berisi berbagai
kemungkinan kombinasi kemiripan antar objek
tersebut. Selanjutnya responden akan menyusun
(ranking) pasangan yang sesuai kemiripannya.
Pasangan yang paling mirip berada diurutan paling
atas, sedangkan yang paling tidak mirip berada di
urutan paling bawah. Sebuah matrik hasil uji
kemiripan pasangan ditampilkan pada tabel .1
berikut ini: (kasus Manajer toko LARIS ingin
mengetahui bagaimana posisi toko LARIS
dibandingkan dengan para pesaingnya, yaitu toko
BARU, JAYA, LESTARI, dan MURAH
Tabel .1 Individual Similary Matrix
BARU JAYA LARIS LESTARI MURAH
BARU 0 - - - -
JAYA 2 0 - - -
LARIS 1 4 0 - -
LESTARI 5 1 5 0 -
MURAH 4 2 4 5 0
Sumber: Santoso dan Tjiptono (2001: 323)
Tabel 1 menunjukkan hasil pengisian seorang
responden yang membandingkan kemiripan antar
toko berdasarkan pengamatannya. Angka – angka
yang ada di dalam setiap kotak pada tabel 2.1
tersebut menunjukan nilai tinggi-rendahnya tingkat
kemiripan objek (toko) dengan objek (toko) lainnya
berdasarkan persepsi pelanggan. Kemiripan antara
toko BARU dengan toko JAYA dapat dilihat pada
baris dua dan kolom satu, dengan nilai ( skala ) 2.
Hal ini berarti kedua toko tersebut mirip.
Kemiripan antara toko BARU dengan toko LARIS
dapat dilihat pada baris tiga dan kolom satu,
dengan nilai (skala) 1. Berarti kedua toko sangat
mirip. Sedangkan kemiripan antara toko LARIS
dengan toko LESTARI terlihat pada baris empat
dan kolom tiga, dengan nilai (skala) 5, berarti
kedua toko tersebut sangat tidak mirip satu dengan
yang lain.
Untuk memperjelas positioning masing-masing
objek maka matrik kemiripan (individual similary
matrix) tersebut di ploting dalam sebuah peta.
Walaupun ploting secara manual sulit dilakukan
akan tetapi problomatik pengerjaan tersebut teratasi
dengan bantuan software program komputer yang
telah dikembangkan untuk aplikasi MDS,
diantaranya SPSS dengan kemampuan membuat
model dengan metode ASCAL dan INDSCAL
(Singgih dan Tjiptono, 2001: 322). Gambar .1
berikut ini adalah hasil pemetaan yang berdasarkan
matrik kemiripan pada tabel .1.
Gambar .1 Peta Hasil Proses INDSCAL
Sumber: Santoso dan Tjiptono (2001: 326)
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
112 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Peta hasil proses INDSCAL menunjukkan map
MDS dari kasus di atas. Apabila dilihat dari sudut
dimensi 1 (sumbu X), terlihat bahwa semakin ke
kanan, angka dimensi 1 semakin besar. Dan bila
dilihat dari dimensi 2, terlihat bahwa semakin ke
atas, angka dimensi 2 semakin besar. Hal ini
terlihat bahwa toko LESTARI memiliki kemiripan
dengan toko BARU karena berada dikuadran yang
sama. Sedangkan toko LARIS berdekatan toko
JAYA, ini berarti bahwa toko LARIS dan toko
JAYA mempunyai kemiripan. Sedangkan toko
MURAH terletak jauh dengan toko lainnya, ini
dapat dikatakan toko MURAH paling berbeda
dengan dua kelompok toko lainnya.
Memilih Strategi Positioning
Strategi positioning merupakan strategi yang
berusaha menciptakan diferensiasi yang unik dalam
benak pelanggan sasaran, sehingga terbentuk citra
(image). Strategi positioning, mengkombinasikan
komponen-komponen bauran pemasaran dalam
serangkaian kegiatan yang dirancang oleh
perusahaan untuk mencapai tujuan positioning
tertentu. Memecahkan masalah penentu an posisi
memungkinkan perusahaan memecahkan masalah
bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi,
proses, orang, dan bukti fisik). Pada dasarnya
adalah pengerjaan rincian teknis dari strategi
penentuan posisi.ntuk melakukan penentuan posisi
yang terfokus, perusahaan harus memutuskan
seberapa banyak perbedaan dan yang mana
(misalnya manfaat atau keistimewaan) yang perlu
dipromosikan kepada pelanggan sasarannya. Dalam
memilih strategi positioning hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. menentukan total sumber daya yang digunakan
untuk program pemasaran;
b. mengindikasikan bagaimana mengalokasikan
sumber daya dengan bauran pemasaran;
c. mengalokasikan sumber daya dengan masing-
masing program pemasaran.
Titik awal dari masalah positioning adalah pada
pasar sasaran, konsep positioning harus difokuskan
pada kebutuhan konsumen. Karakteristik dan
kebutuhan pasar sasaran mengindikasikan sifat dari
program pemasaran yang diperlukan untuk
mendapatkan tanggapan yang baik dari pasar
sasaran. Akhirnya pemilihan pasar sasaran harus
mempertimbangkan kemampuan sumber daya
perusahaan untuk melayani pasar sasaran.
Kriteria kinerja manajemen untuk pasar sasaran
juga memberikan pengaruh yang besar terhadap
pemilihan strategi positioning. Berdasarkan pada
prioritas manajemen, penekanannya mungkin pada
perluasan pangsa pasar, mempertahankan posisi
dan meningkatkan profit.
Kerangka Konseptual
Positioning dapat menunjukkan kepada
pelanggan bagaimana perusahaan tersebut berbeda,
baik dengan kompetitor yang ada maupun dengan
kompetitor potensial lainnya. Penelitian ini
meminta konsumen mempersepsikan produk sabun
pembersih wajah (facial foam) di Kota Jember
antara lain: Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan
Clean and Clear. Dasar yang digunakan adalah
persepsi konsumen terhadap variabel bauran
pemasaran yang terdiri dari produk, harga,
promosi, lokasi, pelayanan, wiraniaga, dan fasilitas
fisik. Teknik yang digunakan adalah
Multidimensional Scaling (MDS).Hasil dari
persepsi responden disusun dalam suatu peta
persepsi (perceptual map). Peta ini dibentuk
dengan dua dimensi, satu pada sumbu horizontal
(sumbu X), dan satunya lagi pada sumbu vertikal
(sumbu Y). Setiap dimensi yaitu X dan Y,
mewakili bebagai atribut yang terlibat dalam
pembentukan persepsi. Berdasarkan peta persepsi
kemudian dianalisis untuk mengetahui bagaimana
posisi masing-masing produk sabun pembersih
wajah (facial foam) diantara pesaing-pesaingnya
(competitive positioning) di Kota Jember. Semakin
dekat jarak antar posisi atau koordinat,
menunjukkan bahwa produk sabun pembersih
wajah (facial foam) tersebut memiliki kemiripan
yang lebih tinggi, dan persaingan semakin dekat.
Berdasarkan peta positioning yang terbentuk, dapat
dilakukan alternatif strategi pemasaran yang perlu
dikembangkan dalam rangka meningkatkan pangsa
pasar produk sabun pembersih wajah (facial foam)
di masa yang akan datang. Kerangka konseptual
dalam penelitian ini seperti terlihat dalam
Gambar.2.
Atribut Produk
1. Produk
2. Harga
3. Promosi
4. Lokasi
5. Pelayanan
6. Personel (wiraniaga)
7. Fasilitas Fisik
Persepsi Konsumen terhadap
Atribut Produk Sabun Wajah
(facial Foam) di Kota Jember
Produk
1. Olay
2. Biore
3. Tje Fuk
4. Pond’s
5. Clean n Clear Posisi persaingan Produk
Sabun Wajah (facial Foam)
Gambar .2 Kerangka Konseptual Penelitian
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 113
III. METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel
Identifikasi variabel merupakan definisi yang
dilaksanakan atas sifat atau hal yang didefinisikan
yang dapat diamati atau diobservasi. Dalam
penelitian ini variabel yaitu atribut produk yang
terdiri dari: produk, harga, lokasi, promosi,
pelayanan, personel (wiraniaga), dan fasilitas fisik.
Definisi Operasional Variabel
Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini
adalah peta posisi persaingan produk sabun
pembersih wajah (facial foam) di Kota Jember
adalah suatu posisi yang berbeda antara produk
sabun pembersih wajah (facial foam) di Kota
Jember berdasarkan persepsi konsumen yang
digambarkan secara geometrik dalam peta persepsi
dua dimensi. Persepsi konsumen dinilai
berdasarkan kemiripan atribut determinan. Atribut-
atribut determinan yang digunakan dalam
penelitian ini berdasarkan persepsi konsumen
terhadap atribut produk, yang terdiri dari: produk,
harga, lokasi, promosi, pelayanan, personel
(wiraniaga), dan fasilitas fisik.
a. Produk adalah sesuatu yang ditawarkan dalam
hal ini produk sabun pembersih wajah (facial
foam) kepada para konsumen maupun
pelanggannya. Hal tersebut meliputi
keunggulan produk, manfaat produk, dan
tingkat kualitas produk.
b. Harga adalah besarnya nilai yang harus
dikeluarkan konsumen untuk membeli barang
atau produk beserta persyaratannya, dengan
indikator harga adalah tingkat kemahalan harga
produk dan tingkat kesesuaian harga dengan
kualitas produk.
c. Lokasi adalah gabungan antara lokasi dengan
keputusan saluran distribusi, yakni bagaimana
cara penyampaian produk kepada konsumen
dan di mana lokasi yang dianggap strategis
(memberikan kemudahan kepada konsumen
untuk mendapatkan produk) meliputi:
ketersedian di berbagai toko/agen dan
kemudahan konsumen dalam menperoleh
produk di sekitar tempat tinggalnya.
d. Promosi adalah seluruh aktivitas yang
dilaksanakan produsen produk sabun pembersih
wajah (facial foam) untuk mengkomunikasikan
dan menarik minat konsumen. Indikator
promosi meliputi: tingkat menariknya promosi
yang ditawarkan, dan tingkat banyak atau
tidaknya promosi yang ditawarkan.
e. Pelayanan adalah seluruh proses aktivitas yang
berkaitan dengan pelayanan terhadap pelanggan
sebelum, selama, dan setelah melakukan
pembelian. Indikator pelayanan meliputi:
tingkat pelayanan yang diberikan oleh
wiraniaga/agen dan tingkat kemudahan
pelayanan pembayaran barang.
f. Personel/Wiraniaga adalah semua unsur
manusia yang terlibat dalam penyampaian
produk yang selanjutnya akan mempengaruhi
persepsi pembeli, meliputi: tingkat keramahan
dan kesopanan wiraniaga dan tingkat kecakapan
dan keterampilan wiraniaga tentang produk
yang dijual.
g. Fasilitas fisik adalah berkaitan dengan hal-hal
yang melekat pada produk itu sendiri seperti
kemasan, aroma, dan variasi ukuran.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini
adalah data subyek yaitu jenis data penelitian yang
berupa opini, sikap, pengalaman atau karakter
seseorang yang dijadikan sebagai responden dalam
penelitian, dimana data yang diperoleh dalam
penelitian tersebut dengan menggunakan kuesioner
(Indriantoro dan Supomo, 1999: 145).
Sedangkan sumber data yang digunakan pada
penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli tanpa melalui proses pengolahan dari
pihak lain (Indriantoro dan Supomo, 1999:
147).Populasi dalam penelitian ini adalah
konsumen wanita produk sabun wajah (facial foam) di tiga wilayah kecamatan kota Jember yaitu
Kecamatan Patrang (Indomaret Patrang),
Kecamatan Sumbersari (Indomaret Jl. Jawa), dan
Kecamatan Kaliwates (Roxy). Dipilihnya ketiga
kecamatan tersebut sebagai daerah penelitian
didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:
a. Daerah Kecamatan Patrang, Kecamatan
Sumbersari, dan Kecamatan Kaliwates terletak
di pusat kota Jember yang masyarakatnya
cenderung menjaga penampilan sehingga
mempengaruhi gaya hidup mereka.
b. Terdapat berbagai macam counter penyedia
produk sabun wajah (facial foam) yang dapat
memenuhi kebutuhan konsumennya.
c. Untuk meminimkan biaya penelitian, maka
lokasi penelitian hanya difokuskan pada
Kecamatan Patrang, Kecamatan Sumbersari,
dan Kecamatan Kaliwates di Jember Kota.
Sampel didefinisikan sebagai sekumpulan data
yang diambil atau diseleksi dari suatu populasi.
Jadi sampel adalah bagian dari populasi (Santoso,
2008: 5). Dalam penelitian ini sampel
menggunakan purposive sampling, yaitu tehnik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2008: 122). Menurut Husein Umar
(2004: 92), mengatakan bahwa purposive sampling
dalam pemilihan sampelnya berdasarkan pada
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai
sangkut paut dengan karakteristik populasi yang
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
114 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
sudah diketahui sebelumnya. Kriteria sampel pada
penelitian ini adalah:
a. Responden merupakan konsumen wanita/
remaja yang cenderung memperhatikan
penampilan dan berusia 17 – 30 tahun.
Pemilihan usia tersebut dikarenakan dianggap
mampu memahami pertanyaan yang diberikan
dalam kuesioner.
b. Merupakan konsumen wanita yang sedang
melakukan pembelian produk sabun wajah
(facial foam) di Supermarket yang ditentukan
oleh peneliti di wilayah Jember Kota
(Kecamatan Patrang, Kecamatan Sumbersari
dan Kecamatan Kaliwates).
Ferdinand (2002: 51) menyarankan bahwa
ukuran sampel tergantung pada jumlah indikator
yang digunakan dalam seluruh variabel laten.
Jumlah sampel adalah sama dengan jumlah
indikator dikalikan 5 sampai dengan 10 mengacu
pada Ferdinand, maka jumlah sampel dalam
penelitian ini ditetapkan sebesar 70 responden yang
diperoleh dari jumlah seluruh indikator variabel
yang digunakan dalam penelitian dikalikan dengan
10 (7 x 10 = 70). Adapun rincian jumlah sampel
untuk masing-masing kecamatan yaitu Kecamatan
Patrang sebanyak 20 responden, Kecamatan
Sumbersari sebanyak 25 responden, dan
Kecamatan Kaliwates 25 responden.
Teknik Pengukuran Data
Skala pengukuran merupakan kesempatan yang
digunakan sebagai acuan untuk menentukan
panjang pendeknya interval dalam alat ukur. Alat
ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran
akan menghasilkan data kuantitatif. Skala
pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Jawaban setiap item instrument yang mengunakan
skala Likert mempunyai gradasi dari yang sangat
positif sampai sangat negatif (Sugiyono, 2008:
133). Rentang skala yang digunakan untuk
mengukur derajat sangat mirip atau sangat tidak
mirip untuk setiap variabel dalam penelitian ini
adalah 1 (satu) sampai dengan 4 (empat), dengan
tingkat pembobotan sebagai berikut:
a. Skor 4 : sangat mirip
b. Skor 3 : mirip
c. Skor 4 : netral
d. Skor 1 : tidak mirip
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Multi Dimesional Scalling
(MDS). MDS merupakan prosedur yang digunakan
untuk menggambarkan persepsi dan preferensi
konsumen dalam sebuah display. Dimana
hubungan persepsi dengan stimuli dilakukan secara
geometris antara titik – titik ke dalam ruang
dimensi atau spatial map (Malhotra dalam
Suliyanto, 2005: 160) dari hasil pemetaan akan
diperoleh posisi persaingan yang dipersepsikan
oleh konsumen. Pasangan terdekat dianggap
memiliki banyak kemiripan, sedangkan pasangan
terjauh dianggap memiliki banyak perbedaan.
Langkah-langkah kegiatan di dalam melakukan
analisis Multi Dimensional Scalling (MDS) dapat
digambarkan sebagai berikut:
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Statistik Deskriptif Responden
Statistik deskriptif merupakan proses
transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi
sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan.
Karakteristik responden digunakan oleh peneliti
untuk memberikan informasi mengenai data
demografi responden (usia, pekerjaan, dan
frekuensi pembelian produk).
Responden penelitian adalah konsumen wanita
produk sabun wajah (facial foam) di tiga wilayah
kecamatan Kota Jember yaitu Kecamatan Patrang,
Kecamatan Sumbersari, dan Kecamatan Kaliwates.
Adapun jumlah responden dalam penelitian ini
ditentukan sebanyak 70 orang. Berikut ini disajikan
statistik demografi responden yang merupakan
nasabah pada Bank Jatim Kantor Cabang Induk
Lumajang.
Tabel 2 Statistik Deskriptif Demografi Responden
Kriteria Frekwensi
Usia
Pekerjaan
Frekuensi Pembelian
Produk (perbulan)
Di bawah 20 tahun
Antara 20 sampai dengan 25 tahun
Antara 25 sampai dengan 30 tahun
Pegawai Negeri
Pegawai Swasta
Wiraswasta
Pelajar/Mahasiswa
Lainnya
1 – 2 kali
3 – 4 kali
5 – 6 kali
> 6 kali
18
37
20
11
18
12
26
3
29
22
14
5
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 115
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa
bahwa responden dengan usia kurang dari 20 tahun
sebanyak 18 orang, usia 20 – 25 tahun sebanyak 37
orang, dan usia 25 – 30 tahun sebanyak 25 orang.
Dari sisi pekerjaan, responden yang bekerja sebagai
pegawai negeri sebanyak 11 orang, pegawai swasta
sebanyak 18 orang, wiraswasta sebanyak 12 orang,
dan mahasiwa/pelajar sebanyak 26 orang. Dilihat
dari frekuensi pembelian produk per bulannya
sebagian besar responden membeli produk antara 1
- 2 kali perbulan.
Penilaian Keandalan dan Kesahihan (Reliability
and Validity)
Data input dan konsekuensi pemecahan MDS
sangat dipengaruhi oleh variabilitas acak (random
variability), jadi beberapa penilaian yang dibuat
mengenai keandalan dan kesahihan cukup dari
pemecahan MDS (Supranto, 2004: 190). Ketepatan
suatu pemecahan analisis MDS dinilai dengan
ukuran stress. Semakin rendah nilai stress, semakin
baik model MDS yang dihasilkan. Nilai stress
atribut produk sabun pembersih wajah di kota
Jember disajikan pada Tabel 3. Tabel 3
menunjukkan bahwa stress model dua dimensi
yang dihasilkan masuk dalam standar Goodness of
Fit dan menunjukkan bahwa model penskalaan
untuk mewakili data input adalah tepat. Indeks RSQ
(R square) juga harus dikaji. Model dapat diterima
apabila RSQ ≥ 0,60 (60% atau lebih). Semakin
tinggi RSQ, semakin baik model MDS. Nilai RSQ
atribut produk sabun pembersih wajah di Jember
disajikan pada Tabel 4. Nilai RSQ untuk masing-
masing atribut lebih besar dari 0,60 (60% atau
lebih). Hal ini berarti bahwa model dua dimensi
yang dihasilkan sudah bisa mewakili data input
dengan cukup baik.
Riset Peta Posisi persaingan Kekuatan Daya
Saing Produk Sabun Pembersih Wajah di
Jember
Riset peta posisi persaingan merupakan suatu
penelitian dengan problem multidimensi. Riset ini
akan menunjukkan apa dan bagaimana yang
dirasakan pelanggan dengan adanya kompetisi
antar produk sabun pembersih wajah di Jember
yang terdiri dari Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S,
dan Clean and Clear. Posisi nilai produk bisa
berubah sejalan dengan persepsi konsumen,
perubahan preferensi dan strategi pesaing. Untuk
menetapkan posisi sebuah produk perlu dilakukan
analisis posisi persaingan. Analisis posisi
persaingan membantu pemasar dalam
mengevaluasi respon pasar (Hasan, 2008: 207).
Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
penelitian perlu diketahui bagaimana persepsi
konsumen tentang produk sabun pembersih wajah
di Jember. Selain itu, juga bagaimana konsumen
membedakan atau membandingkan berdasarkan
atribut yang telah ditentukan antara lain produk,
harga, lokasi, promosi, pelayanan, personel
(wiraniaga), dan fasilitas fisik.
Peta Posisi persaingan Berbasis Atribut Produk
Persepsi konsumen di bawah ini adalah
berdasarkan atribut produk yang merupakan
tanggapan terhadap sesuatu yang ditawarkan dalam
hal ini produk sabun pembersih wajah (facial
foam). Hal tersebut meliputi keunggulan produk,
manfaat produk, dan tingkat kualitas produk.
Jawaban responden yang disajikan pada Tabel 5
adalah responden pertama saja.
Jawaban responden pertama pada Tabel 5
menunjukkan bahwa:
a. kemiripan antara Olay dengan Biore dapat
dilihat pada baris dua dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
b. kemiripan antara Olay dengan Tje Fuk dapat
dilihat pada baris tiga dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
c. kemiripan antara Olay dengan POND’s dapat
dilihat pada baris empat dan kolom satu dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
d. kemiripan antara Olay dengan Clear n Clear
dapat dilihat pada baris lima dan kolom satu
dengan nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua
produk sabun pembersih wajah tidak mirip;
e. demikian seterusnya untuk arti angka yang lain.
Angka 0 terjadi karena dilakukan
pembandingan antar produk sabun pembersih
wajah itu sendiri (seperti Olay dengan Olay),
yang tentu tidak ada nilainya.
Jawaban untuk responden kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya akan memiki variasi
jawaban yang tidak harus sama dengan jawaban
responden pertama. Jawaban selengkapnya untuk
masing-masing responden disajikan dalam
lampiran 2. Secara keseluruhan jawaban responden
tentang penilaian kemiripan masing-masing produk
sabun pembersih wajah berdasarkan atribut produk
mencerminkan persepsi konsumen. Posisi produk
sabun pembersih wajah menurut persepsi
konsumen dapat dilihat pada koordinat seperti pada
Tabel 6.Berdasarkan koordinat pada Tabel 6 dapat
dihasilkan peta posisi persaingan dari masing-
masing produk sabun pembersih wajah dengan
konfigurasi seperti Gambar 2.
.
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
116 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Tabel 3 Nilai Stress Atribut Produk Sabun Pembersih Wajah di Jember
No. Atribut Stress Goodness of Fit
1 Produk 0,025 Excellent
2 Harga 0,022 Excellent
3 Lokasi 0,042 Excellent
4 Promosi 0,027 Excellent
5 Pelayanan 0,028 Excellent
6 Personel/Wiraniaga 0,026 Excellent
7 Fasilitas Fisik 0,021 Excellent
Tabel 4 Nilai RSQ Atribut Produk Sabun Pembersih Wajah di Jember
No. Atribut RSQ Keterangan
1 Produk 0,631 Dapat Diterima
2 Harga 0,674 Dapat Diterima
3 Lokasi 0,685 Dapat Diterima
4 Promosi 0,608 Dapat Diterima
5 Pelayanan 0,788 Dapat Diterima
6 Personel/Wiraniaga 0,688 Dapat Diterima
7 Fasilitas Fisik 0,794 Dapat Diterima
Tabel 5 Persepsi Konsumen (responden ke-1) tentang Kemiripan Atribut Produk
Merk Olay Biore Tje Fuk POND’s Clean n Clear
Olay 0 . . . .
Biore 4 0 . . .
Tje Fuk 4 4 0 . .
POND’s 2 1 4 0 .
Clean n Clear 4 4 2 4 0
Tabel 6 Koordinat Produk Sabun Pembersih Wajah di Kota Jember Berdasarkan Atribut Produk
No Merk Absis (Dimensi I) Absis (Dimensi II)
1 Olay -0,8399 -0,8917
2 Biore 1,3466 -1,0279
3 Tje Fuk -0,9713 -0,4903
4 POND’s 1,0778 1,2491
5 Clean n Clear -0,6132 1,1609
Gambar 2 Peta Posisi persaingan 2
Dimensi Atribut Produk
Gambar 2 adalah peta hasil proses INDSCAL
(Individual Differences (weighted) Euclidean
Distance Model) untuk menampilkan peta MDS
dari lima produk sabun pembersih wajah di Jember
yaitu Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan Clean
and Clear. Gambar peta tersebut menunjukkan
bahwa Tje Fuk dan Olay letaknya berdekatan. Jarak
posisi yang berdekatan dari pasangan ini adalah
sebuah hasil dari persepsi konsumen bahwa produk
sabun pembersih wajah yang diperbandingkan
memiliki kemiripan satu sama lain pada atribut
produk yang meliputi tanggapan terhadap
keunggulan produk, manfaat produk, dan tingkat
kualitas produk. Gambar peta tersebut juga
menunjukkan bahwa Biore, POND’s, dan Clean n
Clear letaknya berjauhan dengan satu sama lainnya,
sehingga produk sabun pembersih wajah tersebut
memiliki perbedaan satu sama lain pada atribut
produk atau tidak ada kemiripan. MDS juga
menyediakan fasilitas untuk menguji dan
mengetahui kesamaan sikap responden dalam
menilai kemiripan obyek, apabila jawaban antar
responden atas atribut tertentu relatif sama, maka
jawaban responden dapat disebut homogen
(selaras).
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 117
a. Uji Konsistensi Responden Kemiripan Atribut
Produk
Gambar 3 Peta 2 Dimensi Konsistensi Responden
Kemiripan Atribut Produk
Gambar 3 menunjukkan bahwa posisi 70
responden tidak membentuk sebuah garis lurus
yang menuju ke kanan bawah. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada konsistensi jawaban
antar responden dalam menilai kemiripan produk
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut produk.
b. Uji Kesamaan Sikap Kemiripan Atribut
Produk
Gambar 3 Peta 2 Dimensi Kesamaan Sikap
Kemiripan Atribut Produk
Gambar 3 berisi kumpulan koordinat dari 5 x 70 isi
kuesioner, terlihat titik-titik koordinat membentuk
berbagai kelompok koordinat tersendiri. Hal ini
membuktikan bahwa responden tidak memiliki
kesamaan sikap dalam menilai kemiripan produk
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut produk.
Peta Posisi persaingan Berbasis Atribut Harga
Persepsi konsumen di bawah ini adalah
berdasarkan atribut harga yang merupakan
tanggapan terhadap besarnya nilai yang harus
dikeluarkan konsumen untuk membeli barang atau
produk beserta persyaratannya, dengan indikator
harga adalah tingkat kemahalan harga produk dan
tingkat kesesuaian harga dengan kualitas produk.
Jawaban responden yang disajikan pada Tabel 4.6
adalah responden pertama saja.
Tabel 7 Persepsi Konsumen (responden ke-1) tentang Kemiripan Atribut Harga
Merk Olay Biore Tje Fuk POND’s Clean n Clear
Olay 0 . . . .
Biore 4 0 . . .
Tje Fuk 2 4 0 . .
POND’s 4 2 4 0 .
Clean n Clear 2 4 2 4 0
Jawaban responden pertama pada Tabel 7
menunjukkan bahwa:
a. kemiripan antara Olay dengan Biore dapat
dilihat pada baris dua dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
b. kemiripan antara Olay dengan Tje Fuk dapat
dilihat pada baris tiga dan kolom satu dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
c. kemiripan antara Olay dengan POND’s dapat
dilihat pada baris empat dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
d. kemiripan antara Olay dengan Clear n Clear
dapat dilihat pada baris lima dan kolom satu
dengan nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua
produk sabun pembersih wajah mirip;
e. demikian seterusnya untuk arti angka yang lain.
Angka 0 terjadi karena dilakukan
pembandingan antar produk sabun pembersih
wajah itu sendiri (seperti Olay dengan Olay),
yang tentu tidak ada nilainya.
Jawaban untuk responden kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya akan memiki variasi
jawaban yang tidak harus sama dengan jawaban
responden pertama. Jawaban selengkapnya untuk
masing-masing responden disajikan dalam
lampiran 2. Secara keseluruhan jawaban responden
tentang penilaian kemiripan masing-masing produk
sabun pembersih wajah berdasarkan atribut harga
mencerminkan persepsi konsumen. Posisi produk
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
118 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
sabun pembersih wajah menurut persepsi
konsumen dapat dilihat pada koordinat seperti pada
Tabel8.
.
Tabel 8. Koordinat Produk Sabun Pembersih Wajah di Kota Jember Berdasarkan Atribut Harga
No Merk Absis (Dimensi I) Absis (Dimensi II)
1 Olay 0,7575 1,1032
2 Biore -1,5496 0,3865
3 Tje Fuk 0,8658 0,8909
4 POND’s -0,8345 -1,2470
5 Clean n Clear 0,7608 -1,1335
Berdasarkan koordinat pada Tabel 8 dapat
dihasilkan peta posisi persaingan dari masing-
masing produk sabun pembersih wajah dengan
konfigurasi seperti Gambar 4.
Gambar 4. Peta Posisi persaingan 2 Dimensi
Atribut Harga
Gambar .4 adalah peta hasil proses INDSCAL
(Individual Differences (weighted) Euclidean
Distance Model) untuk menampilkan peta MDS
dari lima produk sabun pembersih wajah di Jember
yaitu Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan Clean
and Clear. Gambar peta tersebut menunjukkan
bahwa Tje Fuk dan Olay letaknya berdekatan. Jarak
posisi yang berdekatan dari pasangan ini adalah
sebuah hasil dari persepsi konsumen bahwa produk
sabun pembersih wajah yang diperbandingkan
memiliki kemiripan satu sama lain pada atribut
harga yang meliputi tanggapan terhadap tingkat
kemahalan harga produk dan tingkat kesesuaian
harga dengan kualitas produk. Gambar peta
tersebut juga menunjukkan bahwa Biore, POND’s,
dan Clean n Clear letaknya berjauhan dengan satu
sama lainnya, sehingga produk sabun pembersih
wajah tersebut memiliki perbedaan satu sama lain
pada atribut harga atau tidak ada kemiripan.
MDS juga menyediakan fasilitas untuk menguji
dan mengetahui kesamaan sikap responden dalam
menilai kemiripan obyek, apabila jawaban antar
responden atas atribut tertentu relatif sama, maka
jawaban responden dapat disebut homogen
(selaras).
a. Uji Konsistensi Responden Kemiripan
Atribut Harga
Gambar 5 Peta 2 Dimensi Konsistensi Responden
Kemiripan Atribut Harga
Gambar 5 menunjukkan bahwa posisi 70
responden tidak membentuk sebuah garis lurus
yang menuju ke kanan bawah. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada konsistensi jawaban
antar responden dalam menilai kemiripan produk
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut harga. Uji Kesamaan Sikap Kemiripan
Atribut Harga
Gambar 6 Peta 2 Dimensi Kesamaan Sikap
Kemiripan Atribut Harga
Gambar 6 berisi kumpulan koordinat dari 5 x 70
isi kuesioner, terlihat titik-titik koordinat
membentuk berbagai kelompok koordinat
tersendiri. Hal ini
membuktikan bahwa responden tidak memiliki
kesamaan sikap dalam menilai kemiripan produk
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 119
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut harga.
Peta Posisi persaingan Berbasis Atribut Lokasi
Persepsi konsumen di bawah ini adalah
berdasarkan atribut lokasi yang merupakan
tanggapan terhadap gabungan antara lokasi dengan
keputusan saluran distribusi, yakni bagaimana cara
penyampaian produk kepada konsumen dan di
mana lokasi yang dianggap strategis (memberikan
kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan
produk) meliputi: ketersedian di berbagai toko/agen
dan kemudahan konsumen dalam memperoleh
produk di sekitar tempat tinggalnya. Jawaban
responden yang disajikan pada Tabel 9 adalah
responden pertama saja.
Tabel 9 Persepsi Konsumen (responden ke-1) tentang Kemiripan Atribut Lokasi
Merk Olay Biore Tje Fuk POND’s Clean n Clear
Olay 0 . . . .
Biore 4 0 . . .
Tje Fuk 2 4 0 . .
POND’s 4 2 4 0 .
Clean n Clear 4 4 4 4 0
Jawaban responden pertama pada Tabel 9
menunjukkan bahwa:
a. kemiripan antara Olay dengan Biore dapat
dilihat pada baris dua dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
b. kemiripan antara Olay dengan Tje Fuk dapat
dilihat pada baris tiga dan kolom satu dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
c. kemiripan antara Olay dengan POND’s dapat
dilihat pada baris empat dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
d. kemiripan antara Olay dengan Clear n Clear
dapat dilihat pada baris lima dan kolom satu
dengan nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua
produk sabun pembersih wajah tidak mirip;
e. demikian seterusnya untuk arti angka yang lain.
Angka 0 terjadi karena dilakukan
pembandingan antar produk sabun pembersih
wajah itu sendiri (seperti Olay dengan Olay),
yang tentu tidak ada nilainya.
Jawaban untuk responden kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya akan memiki variasi
jawaban yang tidak harus sama dengan jawaban
responden pertama. Jawaban selengkapnya untuk
masing-masing responden disajikan dalam
lampiran 2. Secara keseluruhan jawaban responden
tentang penilaian kemiripan masing-masing produk
sabun pembersih wajah berdasarkan atribut lokasi
mencerminkan persepsi konsumen. Posisi produk
sabun pembersih wajah menurut persepsi
konsumen dapat dilihat pada koordinat seperti pada
Tabel 10.
Tabel 10 Koordinat Produk Sabun Pembersih Wajah di Kota Jember Berdasarkan Atribut Lokasi
No Merk Absis (Dimensi I) Absis (Dimensi II)
1 Olay 0,6315 1,0290
2 Biore -1,1818 0,5947
3 Tje Fuk 1,3535 0,5319
4 POND’s -1,1262 -0,3775
5 Clean n Clear 0,3229 -1,7782
Berdasarkan koordinat pada Tabel 10 dapat
dihasilkan peta posisi persaingan dari masing-
masing produk sabun pembersih wajah dengan
konfigurasi seperti Gambar 7.
Gambar 7 Peta Posisi persaingan 2 Dimensi Atribut
Lokasi
Gambar 7 adalah peta hasil proses INDSCAL
(Individual Differences (weighted) Euclidean
Distance Model) untuk menampilkan peta MDS
dari lima produk sabun pembersih wajah di Jember
yaitu Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan Clean
and Clear. Gambar peta tersebut menunjukkan
bahwa Tje Fuk dan Olay letaknya berdekatan. Jarak
posisi yang berdekatan dari pasangan ini adalah
sebuah hasil dari persepsi konsumen bahwa produk
sabun pembersih wajah yang diperbandingkan
memiliki kemiripan satu sama lain pada atribut
lokasi yang meliputi tanggapan terhadap
ketersedian di berbagai toko/agen dan kemudahan
konsumen dalam memperoleh produk di sekitar
tempat tinggalnya. Gambar peta tersebut juga
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
120 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
menunjukkan bahwa Biore, POND’s, dan Clean n
Clear letaknya berjauhan dengan satu sama lainnya,
sehingga produk sabun pembersih wajah tersebut
memiliki perbedaan satu sama lain pada atribut
lokasi atau tidak ada kemiripan.
MDS juga menyediakan fasilitas untuk menguji
dan mengetahui kesamaan sikap responden dalam
menilai kemiripan obyek, apabila jawaban antar
responden atas atribut tertentu relatif sama, maka
jawaban responden dapat disebut homogen
(selaras).
a. Uji Konsistensi Responden Kemiripan Atribut
Lokasi
Gambar .8 Peta 2 Dimensi Konsistensi Responden
Kemiripan Atribut Lokasi
Gambar 8 menunjukkan bahwa posisi 70
responden tidak membentuk sebuah garis lurus
yang menuju ke kanan bawah. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada konsistensi jawaban
antar responden dalam menilai kemiripan produk
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut lokasi.
b. Uji Kesamaan Sikap Kemiripan Atribut
Lokasi
Gambar 9 Peta 2 Dimensi Kesamaan Sikap
Kemiripan Atribut Lokasi
Gambar 9 berisi kumpulan koordinat dari 5 x 70
isi kuesioner, terlihat titik-titik koordinat
membentuk berbagai kelompok koordinat
tersendiri. Hal ini membuktikan bahwa responden
tidak memiliki kesamaan sikap dalam menilai
kemiripan produk sabun pembersih wajah di
Jember berdasarkan atribut lokasi.
Peta Posisi persaingan Berbasis Atribut Promosi
Persepsi konsumen di bawah ini adalah
berdasarkan atribut promosi yang merupakan
tanggapan terhadap seluruh aktivitas yang
dilaksanakan produsen produk sabun pembersih
wajah (facial foam) untuk mengkomunikasikan dan
menarik minat konsumen. Indikator promosi
meliputi: tingkat menariknya promosi yang
ditawarkan, dan tingkat banyak atau tidaknya
promosi yang ditawarkan. Jawaban responden yang
disajikan pada Tabel 11 adalah responden pertama
saja.
Tabel 11 Persepsi Konsumen (responden ke-1) tentang Kemiripan Atribut Promosi
Merk Olay Biore Tje Fuk POND’s Clean n Clear
Olay 0 . . . .
Biore 4 0 . . .
Tje Fuk 4 4 0 . .
POND’s 2 1 4 0 .
Clean n Clear 4 4 2 4 0
Jawaban responden pertama pada Tabel 4.10
menunjukkan bahwa:
a. kemiripan antara Olay dengan Biore dapat
dilihat pada baris dua dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
b. kemiripan antara Olay dengan Tje Fuk dapat
dilihat pada baris tiga dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
c. kemiripan antara Olay dengan POND’s dapat
dilihat pada baris empat dan kolom satu dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
d. kemiripan antara Olay dengan Clear n Clear
dapat dilihat pada baris lima dan kolom satu
dengan nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua
produk sabun pembersih wajah tidak mirip;
e. demikian seterusnya untuk arti angka yang lain.
Angka 0 terjadi karena dilakukan
pembandingan antar produk sabun pembersih
wajah itu sendiri (seperti Olay dengan Olay),
yang tentu tidak ada nilainya.
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 121
Jawaban untuk responden kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya akan memiki variasi
jawaban yang tidak harus sama dengan jawaban
responden pertama. Jawaban selengkapnya untuk
masing-masing responden disajikan dalam
lampiran 2. Secara keseluruhan jawaban responden
tentang penilaian kemiripan masing-masing produk
sabun pembersih wajah berdasarkan atribut
promosi mencerminkan persepsi konsumen. Posisi
produk sabun pembersih wajah menurut persepsi
konsumen dapat dilihat pada koordinat seperti pada
Tabel 12.
Tabel 12 Koordinat Produk Sabun Pembersih Wajah di Kota Jember Berdasarkan Atribut Promosi
No Merk Absis (Dimensi I) Absis (Dimensi II)
1 Olay -0,9489 1,0607
2 Biore 0,7780 1,1309
3 Tje Fuk -0,5877 -1,2189
4 POND’s 1,5754 0,0779
5 Clean n Clear -0,8167 -1,0507
Berdasarkan koordinat pada Tabel 12 dapat
dihasilkan peta posisi persaingan dari masing-
masing produk sabun pembersih wajah dengan
konfigurasi seperti Gambar 10.
Gambar 10 Peta Posisi persaingan 2 Dimensi
Atribut Promosi
Gambar 10 adalah peta hasil proses INDSCAL
(Individual Differences (weighted) Euclidean Distance Model) untuk menampilkan peta MDS
dari lima produk sabun pembersih wajah di Jember
yaitu Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan Clean
and Clear. Gambar peta tersebut menunjukkan
bahwa Tje Fuk dan Clean n Clear serta Biore dan
POND’s letaknya berdekatan. Jarak posisi yang
berdekatan dari pasangan ini adalah sebuah hasil
dari persepsi konsumen bahwa produk sabun
pembersih wajah yang diperbandingkan memiliki
kemiripan satu sama lain pada atribut promosi yang
meliputi tanggapan terhadap tingkat menariknya
promosi yang ditawarkan, dan tingkat banyak atau
tidaknya promosi yang ditawarkan. Gambar peta
tersebut juga menunjukkan bahwa Olay letaknya
berjauhan dengan satu sama lainnya, sehingga
produk sabun pembersih wajah tersebut memiliki
perbedaan satu sama lain pada atribut promosi atau
tidak ada kemiripan.
MDS juga menyediakan fasilitas untuk menguji
dan mengetahui kesamaan sikap responden dalam
menilai kemiripan obyek, apabila jawaban antar
responden atas atribut tertentu relatif sama, maka
jawaban responden dapat disebut homogen
(selaras).
a. Uji Konsistensi Responden Kemiripan Atribut
Promosi
Gambar 11 Peta 2 Dimensi Konsistensi
Responden Kemiripan Atribut Promosi
Gambar 12 menunjukkan bahwa posisi 70
responden tidak membentuk sebuah garis lurus
yang menuju ke kanan bawah. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada konsistensi jawaban
antar responden dalam menilai kemiripan produk
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut promosi.
b. Uji Kesamaan Sikap Kemiripan Atribut
Promosi
Gambar 12 berisi kumpulan koordinat dari 5 x
70 isi kuesioner, terlihat titik-titik koordinat
membentuk berbagai kelompok koordinat
tersendiri. Hal ini membuktikan bahwa responden
tidak memiliki kesamaan sikap dalam menilai
kemiripan produk sabun pembersih wajah di
Jember berdasarkan atribut promosi.
Peta Posisi persaingan Berbasis Atribut
Pelayanan
Persepsi konsumen di bawah ini adalah
berdasarkan atribut pelayanan yang merupakan
tanggapan terhadap seluruh proses aktivitas yang
berkaitan dengan pelayanan terhadap pelanggan
sebelum, selama, dan setelah melakukan
pembelian. Indikator pelayanan meliputi: tingkat
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
122 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
pelayanan yang diberikan oleh wiraniaga/agen dan
tingkat kemudahan pelayanan pembayaran barang.
Jawaban responden yang disajikan pada Tabel 13
adalah responden pertama saja.
Gambar 12 Peta 2 Dimensi Kesamaan Sikap
Kemiripan Atribut Promosi
Tabel 13 Persepsi Konsumen (responden ke-1) tentang Kemiripan Atribut Promosi
Merk Olay Biore Tje Fuk POND’s Clean n Clear
Olay 0 . . . .
Biore 2 0 . . .
Tje Fuk 1 2 0 . .
POND’s 2 2 2 0 .
Clean n Clear 2 2 2 2 0
Jawaban responden pertama pada Tabel 13
menunjukkan bahwa:
a. kemiripan antara Olay dengan Biore dapat
dilihat pada baris dua dan kolom satu dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
b. kemiripan antara Olay dengan Tje Fuk dapat
dilihat pada baris tiga dan kolom satu dengan
nilai (skala) 1. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah sangat mirip;
c. kemiripan antara Olay dengan POND’s dapat
dilihat pada baris empat dan kolom satu dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
d. kemiripan antara Olay dengan Clear n Clear
dapat dilihat pada baris lima dan kolom satu
dengan nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua
produk sabun pembersih wajah mirip;
e. demikian seterusnya untuk arti angka yang lain.
Angka 0 terjadi karena dilakukan
pembandingan antar produk sabun pembersih
wajah itu sendiri (seperti Olay dengan Olay),
yang tentu tidak ada nilainya.
Jawaban untuk responden kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya akan memiki variasi
jawaban yang tidak harus sama dengan jawaban
responden pertama. Jawaban selengkapnya untuk
masing-masing responden disajikan dalam
lampiran 2. Secara keseluruhan jawaban responden
tentang penilaian kemiripan masing-masing produk
sabun pembersih wajah berdasarkan atribut
pelayanan mencerminkan persepsi konsumen.
Posisi produk sabun pembersih wajah menurut
persepsi konsumen dapat dilihat pada koordinat
seperti pada Tabel 14.
Tabel 14 Koordinat Produk Sabun Pembersih Wajah di Kota Jember Berdasarkan Atribut Promosi
No Merk Absis (Dimensi I) Absis (Dimensi II)
1 Olay -1,2706 0,1026
2 Biore 0,4012 1,6359
3 Tje Fuk -0,9053 -0,5561
4 POND’s 1,5316 0,2165
5 Clean n Clear 0,2432 -1,3989
Berdasarkan koordinat pada Tabel 14dapat
dihasilkan peta posisi persaingan dari masing-
masing produk sabun pembersih wajah dengan
konfigurasi seperti Gambar.13.
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 123
Gambar 13 Peta Posisi persaingan 2 Dimensi
Atribut Pelayanan
Gambar 13 adalah peta hasil proses INDSCAL
(Individual Differences (weighted) Euclidean
Distance Model) untuk menampilkan peta MDS
dari lima produk sabun pembersih wajah di Jember
yaitu Olay, Biore, Tje Fuk, POND’S, dan Clean
and Clear. Gambar peta tersebut menunjukkan
Biore dan POND’s letaknya berdekatan. Jarak
posisi yang berdekatan dari pasangan ini adalah
sebuah hasil dari persepsi konsumen bahwa produk
sabun pembersih wajah yang diperbandingkan
memiliki kemiripan satu sama lain pada atribut
pelayanan yang meliputi tanggapan terhadap
tingkat pelayanan yang diberikan oleh
wiraniaga/agen dan tingkat kemudahan pelayanan
pembayaran barang. Gambar peta tersebut juga
menunjukkan bahwa Olay, Tje Fuk, dan Clean and
Clear letaknya berjauhan dengan satu sama lainnya,
sehingga produk sabun pembersih wajah tersebut
memiliki perbedaan satu sama lain pada atribut
pelayanan atau tidak ada kemiripan.
MDS juga menyediakan fasilitas untuk menguji
dan mengetahui kesamaan sikap responden dalam
menilai kemiripan obyek, apabila jawaban antar
responden atas atribut tertentu relatif sama, maka
jawaban responden dapat disebut homogen
(selaras).
a. Uji Konsistensi Responden Kemiripan Atribut
Pelayanan
Gambar 14 Peta 2 Dimensi Konsistensi Responden
Kemiripan Atribut Pelayanan
Gambar 14 menunjukkan bahwa posisi 70
responden tidak membentuk sebuah garis lurus
yang menuju ke kanan bawah. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada konsistensi jawaban
antar responden dalam menilai kemiripan produk
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut pelayanan.
Uji Kesamaan Sikap Kemiripan Atribut Pelayanan
Gambar 15 berisi kumpulan koordinat dari 5 x 70
isi kuesioner, terlihat titik-titik koordinat
membentuk berbagai kelompok koordinat
tersendiri. Hal ini membuktikan bahwa responden
tidak memiliki kesamaan sikap dalam menilai
kemiripan produk sabun pembersih wajah di
Jember berdasarkan atribut pelayanan.
Peta Posisi persaingan Berbasis Atribut
Personel
Persepsi konsumen di bawah ini adalah
berdasarkan atribut personel/wiraniaga yang
merupakan tanggapan terhadap semua unsur
manusia yang terlibat dalam penyampaian produk
yang selanjutnya akan mempengaruhi persepsi
pembeli, meliputi: tingkat keramahan dan
kesopanan wiraniaga dan tingkat kecakapan dan
keterampilan wiraniaga tentang produk yang dijual.
Jawaban responden yang disajikan pada Tabel 15
adalah responden pertama saja.
Tabel 15 Persepsi Konsumen (responden ke-1) tentang Kemiripan Atribut Personel
Merk Olay Biore Tje Fuk POND’s Clean n Clear
Olay 0 . . . .
Biore 4 0 . . .
Tje Fuk 2 4 0 . .
POND’s 2 4 2 0 .
Clean n Clear 2 4 1 1 0
Jawaban responden pertama pada Tabel 15
menunjukkan bahwa:
a. kemiripan antara Olay dengan Biore dapat
dilihat pada baris dua dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah tidak mirip;
b. kemiripan antara Olay dengan Tje Fuk dapat
dilihat pada baris tiga dan kolom satu dengan
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
c. kemiripan antara Olay dengan POND’s dapat
dilihat pada baris empat dan kolom satu dengan
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen Di
Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
124 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua produk
sabun pembersih wajah mirip;
d. kemiripan antara Olay dengan Clear n Clear
dapat dilihat pada baris lima dan kolom satu
dengan nilai (skala) 2. Hal ini berarti kedua
produk sabun pembersih wajah mirip;
e. demikian seterusnya untuk arti angka yang lain.
Angka 0 terjadi karena dilakukan
pembandingan antar produk sabun pembersih
wajah itu sendiri (seperti Olay dengan Olay),
yang tentu tidak ada nilainya.
Jawaban untuk responden kedua, ketiga,
keempat, dan seterusnya akan memiki variasi
jawaban yang tidak harus sama dengan jawaban
responden pertama. Jawaban selengkapnya untuk
masing-masing responden disajikan dalam
lampiran 2. Secara keseluruhan jawaban responden
tentang penilaian kemiripan masing-masing produk
sabun pembersih wajah berdasarkan atribut
personel mencerminkan persepsi konsumen. Posisi
produk sabun pembersih wajah menurut persepsi
konsumen dapat dilihat pada koordinat seperti pada
Tabel 16
.
Tabel 16 Koordinat Produk Sabun Pembersih Wajah di Kota Jember Berdasarkan Atribut Personel
No Merk Absis (Dimensi I) Absis (Dimensi II)
1 Olay 0,3871 1,1429
2 Biore -1,9465 -0,2145
3 Tje Fuk 0,5275 1,0910
4 POND’s 0,1621 -1,4672
5 Clean n Clear 0,8698 -0,5522
Berdasarkan koordinat pada Tabel 16 dapat
dihasilkan peta posisi persaingan dari masing-
masing produk sabun pembersih wajah dengan
konfigurasi seperti Gambar 16.
a. Uji Konsistensi Responden Kemiripan
Atribut Personel
Gambar 17 Peta 2 Dimensi Konsistensi Responden
Kemiripan Atribut Personel
Gambar 17 menunjukkan bahwa posisi 70
responden tidak membentuk sebuah garis lurus
yang menuju ke kanan bawah. Hal ini
membuktikan bahwa tidak ada konsistensi jawaban
antar responden dalam menilai kemiripan produk
sabun pembersih wajah di Jember berdasarkan
atribut personel.
b. Uji Kesamaan Sikap Kemiripan Atribut
Personel
Gambar 18 Peta 2 Dimensi Kesamaan Sikap
Kemiripan Atribut Personel
Gambar 18 berisi kumpulan koordinat dari 5 x
70 isi kuesioner, terlihat titik-titik koordinat
membentuk berbagai kelompok koordinat
tersendiri. Hal ini membuktikan bahwa responden
tidak memiliki kesamaan sikap dalam menilai
kemiripan produk sabun pembersih wajah di
Jember berdasarkan atribut personel.
Peta Posisi persaingan Berbasis Atribut Fasilitas
Fisik
Persepsi konsumen di bawah ini adalah
berdasarkan atribut fasilitas fisik yang merupakan
tanggapan terhadap hal-hal yang melekat pada
produk itu sendiri seperti kemasan, aroma, dan
variasi ukuran. Jawaban responden yang disajikan
pada Tabel 17 adalah responden pertama saja.
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 125
Tabel 17 Persepsi Konsumen (responden ke-1) tentang Kemiripan Atribut Fasilitas Fisik
Merk Olay Biore Tje Fuk POND’s Clean n Clear
Olay 0 . . . .
Biore 4 0 . . .
Tje Fuk 4 4 0 . .
POND’s 4 2 4 0 .
Clean n Clear 4 2 2 2 0
Jawaban responden pertama pada Tabel 17
menunjukkan bahwa:
a. kemiripan antara Olay dengan Biore dapat dilihat
pada baris dua dan kolom satu dengan nilai (skala)
4. Hal ini berarti kedua produk sabun pembersih
wajah tidak mirip;
b. kemiripan antara Olay dengan Tje Fuk dapat
dilihat pada baris tiga dan kolom satu dengan nilai
(skala) 4. Hal ini berarti kedua produk sabun
pembersih wajah tidak mirip;
c. kemiripan antara Olay dengan POND’s dapat
dilihat pada baris empat dan kolom satu dengan
nilai (skala) 4. Hal ini berarti kedua produk sabun
pembersih wajah tidak mirip;
d. kemiripan antara Olay dengan Clear n Clear dapat
dilihat pada baris lima dan kolom satu dengan nilai
(skala) 4. Hal ini berarti kedua produk sabun
pembersih wajah tidak mirip;
e. demikian seterusnya untuk arti angka yang lain.
Angka 0 terjadi karena dilakukan pembandingan
antar produk sabun pembersih wajah itu sendiri
(seperti Olay dengan Olay), yang tentu tidak ada
nilainya.
Jawaban untuk responden kedua, ketiga, keempat,
dan seterusnya akan memiki variasi jawaban yang
tidak harus sama dengan jawaban responden pertama.
Jawaban selengkapnya untuk masing-masing
responden disajikan dalam lampiran 2. Secara
keseluruhan jawaban responden tentang penilaian
kemiripan masing-masing produk sabun pembersih
wajah berdasarkan atribut promosi mencerminkan
persepsi konsumen. Posisi produk sabun pembersih
wajah menurut persepsi konsumen dapat dilihat pada
koordinat seperti pada Tabel 18.
Tabel 18 Koordinat Produk Sabun Pembersih Wajah di Kota Jember Berdasarkan Atribut Personel
No Merk Absis (Dimensi I) Absis (Dimensi II)
1 Olay -1,5519 0,1162
2 Biore 1,0242 -0,8632
3 Tje Fuk -0,6732 -1,3419
4 POND’s 1,0296 0,6845
5 Clean n Clear 0,1713 1,4044
Uji Kesamaan Sikap Kemiripan Atribut Fasilitas Fisik
Gambar 21 Peta 2 Dimensi Kesamaan Sikap
Kemiripan Atribut Fasilitas Fisik
Gambar 21 berisi kumpulan koordinat dari 5 x 70
isi kuesioner, terlihat titik-titik koordinat
membentuk berbagai kelompok koordinat
tersendiri. Hal ini membuktikan bahwa responden
tidak memiliki kesamaan sikap dalam menilai
kemiripan produk sabun pembersih wajah di
Jember berdasarkan atribut fasilitas fisik.
Pembahasan
Peta Posisi Persaingan Berbasis Atribut Produk
Berdasarkan Gambar 1 Peta Posisi
Persaingan Kemiripan Atribut Produk,
menunjukkan bahwa Tje Fuk dan Olay letaknya
berdekatan. Jarak posisi yang berdekatan dari
pasangan ini adalah sebuah hasil dari persepsi
konsumen bahwa produk sabun pembersih wajah
yang diperbandingkan memiliki kemiripan satu
sama lain pada atribut produk yang meliputi
keunggulan produk, manfaat produk, dan tingkat
kualitas produk. Sedangkan Biore, POND’s, dan
Clean n Clear letaknya berjauhan satu dengan
lainnya, sehingga produk sabun pembersih wajah
tersebut memiliki perbedaan satu sama lain pada
atribut produk atau tidak ada kemiripan.Ditinjau
dari ukuran skala masing-masing dimensi, bahwa
semakin ke kanan, angka dimensi 1 semakin besar
(di ujung kanan garis horisontal). Gambar 1
menunjukkan bahwa koordinat Biore (1,3466)
berada paling dekat dengan angka dimensi 1 yang
terbesar (1,5). Implikasinya, di benak konsumen
atribut produk merupakan yang paling
membedakan bagi Biore dibandingkan dengan
Olay, Tje Fuk, POND’s, dan Clean n Clear. Pada
skala dimensi 2 bahwa semakin ke atas, maka
angka pada dimensi 2 semakin besar (di ujung atas
garis vertikal). Gambar 1 menunjukkan bahwa
koordinat POND’s (1,2491) berada paling dekat
dengan angka dimensi 2 yang terbesar (1,5).
Implikasinya, di benak konsumen atribut produk
merupakan yang paling membedakan bagi POND’s
dibandingkan dengan Olay, Biore, Tje Fuk, dan
Clean n Clear.
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen
Di Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
126 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
Peta Posisi Persaingan Berbasis Atribut Harga
Berdasarkan Gambar 4 Peta Posisi
Persaingan Kemiripan Atribut Harga,
menunjukkan bahwa Tje Fuk dan Olay letaknya
berdekatan. Jarak posisi yang berdekatan dari
pasangan ini adalah sebuah hasil dari persepsi
konsumen bahwa produk sabun pembersih wajah
yang diperbandingkan memiliki kemiripan satu
sama lain pada atribut harga yang meliputi
tingkat kemahalan harga produk dan tingkat
kesesuaian harga dengan kualitas produk.
Sedangkan Biore, POND’s, dan Clean n Clear
letaknya berjauhan satu dengan lainnya, sehingga
produk sabun pembersih wajah tersebut memiliki
perbedaan satu sama lain pada atribut harga atau
tidak ada kemiripan.
Ditinjau dari ukuran skala masing-
masing dimensi, bahwa semakin ke kanan, angka
dimensi 1 semakin besar (di ujung kanan garis
horisontal). Gambar 4 menunjukkan bahwa
koordinat Tje Fuk (0,8658) berada paling dekat
dengan angka dimensi 1 yang terbesar (1,0).
Implikasinya, di benak konsumen atribut harga
merupakan yang paling membedakan bagi Tje
Fuk dibandingkan dengan Olay, Biore, POND’s,
dan Clean n Clear. Pada skala dimensi 2
bahwa semakin ke atas, maka angka pada
dimensi 2 semakin besar (di ujung atas garis
vertikal). Gambar 4 menunjukkan bahwa
koordinat POND’s (1,1032) berada paling dekat
dengan angka dimensi 2 yang terbesar (1,5).
Implikasinya, di benak konsumen atribut harga
merupakan yang paling membedakan bagi Olay
dibandingkan dengan Biore, Tje Fuk, POND’s,
dan Clean n Clear.
Peta Posisi Persaingan Berbasis Atribut
Lokasi
Berdasarkan Gambar 7 Peta Posisi
Persaingan Kemiripan Atribut Lokasi,
menunjukkan bahwa Tje Fuk dan Olay letaknya
berdekatan. Jarak posisi yang berdekatan dari
pasangan ini adalah sebuah hasil dari persepsi
konsumen bahwa produk sabun pembersih wajah
yang diperbandingkan memiliki kemiripan satu
sama lain pada atribut lokasi yang meliputi
ketersedian di berbagai toko/agen dan kemudahan
konsumen dalam menperoleh produk di sekitar
tempat tinggalnya. Sedangkan, Biore, POND’s,
dan Clean n Clear letaknya berjauhan satu dengan
lainnya, sehingga produk sabun pembersih wajah
tersebut memiliki perbedaan satu sama lain pada
atribut lokasi atau tidak ada kemiripan. Ditinjau
dari ukuran skala masing-masing dimensi, bahwa
semakin ke kanan, angka dimensi 1 semakin
besar (di ujung kanan garis horisontal). Gambar 7
menunjukkan bahwa koordinat Tje Fuk (1,3535)
berada paling dekat dengan angka dimensi 1 yang
terbesar (1,5). Implikasinya, di benak konsumen
atribut lokasi merupakan yang paling
membedakan bagi Tje Fuk dibandingkan dengan
Olay, Biore, POND’s, dan Clean n Clear.Pada
skala dimensi 2 bahwa semakin ke atas, maka
angka pada dimensi 2 semakin besar (di ujung
atas garis vertikal). Gambar 7 menunjukkan
bahwa koordinat Olay (1,0290) berada paling
dekat dengan angka dimensi 2 yang terbesar
(1,5). Implikasinya, di benak konsumen atribut
lokasi merupakan yang paling membedakan bagi
Olay dibandingkan dengan Biore, Tje Fuk,
POND’s, dan Clean n Clear.
Peta Posisi Persaingan Berbasis Atribut
Promosi
Berdasarkan Gambar 10 Peta Posisi
Persaingan Kemiripan Atribut Promosi,
menunjukkan bahwa Tje Fuk dan Clean n Clear
serta Biore dan POND’s letaknya berdekatan.
Jarak posisi yang berdekatan dari pasangan ini
adalah sebuah hasil dari persepsi konsumen
bahwa produk sabun pembersih wajah yang
diperbandingkan memiliki kemiripan satu sama
lain pada atribut promosi yang meliputi tingkat
menariknya promosi yang ditawarkan, dan
tingkat banyak atau tidaknya promosi yang
ditawarkan. Sedangkan Olay letaknya berjauhan
dengan produk lainnya, sehingga produk sabun
pembersih wajah tersebut memiliki perbedaan
satu sama lain pada atribut promosi atau tidak ada
kemiripan.
Ditinjau dari ukuran skala masing-masing
dimensi, bahwa semakin ke kanan, angka dimensi
1 semakin besar (di ujung kanan garis horisontal).
Gambar 10 menunjukkan bahwa koordinat
POND’s (1,5754) berada paling dekat dengan
angka dimensi 1 yang terbesar (2,0).
Implikasinya, di benak konsumen atribut promosi
merupakan yang paling membedakan bagi
POND’s dibandingkan dengan Olay, Biore, Tje
Fuk, dan Clean n Clear. Pada skala dimensi 2
bahwa semakin ke atas, maka angka pada
dimensi 2 semakin besar (di ujung atas garis
vertikal). Gambar 10 menunjukkan bahwa
koordinat Biore (1,1309) berada paling dekat
dengan angka dimensi 2 yang terbesar (1,5).
Implikasinya, di benak konsumen atribut promosi
merupakan yang paling membedakan bagi Biore
dibandingkan dengan Olay, Tje Fuk, POND’s,
dan Clean n Clear.
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 127
Peta Posisi Persaingan Berbasis Atribut
Pelayanan
Berdasarkan Gambar 13 Peta Posisi
Persaingan Kemiripan Atribut Pelayanan,
menunjukkan bahwa Biore dan POND’s letaknya
berdekatan. Jarak posisi yang berdekatan dari
pasangan ini adalah sebuah hasil dari persepsi
konsumen bahwa produk sabun pembersih wajah
yang diperbandingkan memiliki kemiripan satu
sama lain pada atribut pelayanan yang meliputi
tingkat pelayanan yang diberikan oleh
wiraniaga/agen dan tingkat kemudahan pelayanan
pembayaran barang. Sedangkan Olay, Tje Fuk
dan Clean n Clear letaknya berjauhan satu dengan
lainnya, sehingga produk sabun pembersih wajah
tersebut memiliki perbedaan satu sama lain pada
atribut pelayanan atau tidak ada kemiripan.
Ditinjau dari ukuran skala masing-masing
dimensi, bahwa semakin ke kanan, angka dimensi
1 semakin besar (di ujung kanan garis horisontal).
Gambar 13 menunjukkan bahwa koordinat
POND’s (1,5316) berada paling dekat dengan
angka dimensi 1 yang terbesar (2,0).
Implikasinya, di benak konsumen atribut
pelayanan merupakan yang paling membedakan
bagi POND’s dibandingkan dengan Olay, Biore,
Tje Fuk, dan Clean n Clear.Pada skala dimensi 2
bahwa semakin ke atas, maka angka pada
dimensi 2 semakin besar (di ujung atas garis
vertikal). Gambar 13 menunjukkan bahwa
koordinat Biore (1,6359) berada paling dekat
dengan angka dimensi 2 yang terbesar (2,0).
Implikasinya, di benak konsumen atribut
pelayanan merupakan yang paling membedakan
bagi Biore dibandingkan dengan Olay, Tje Fuk,
POND’s, dan Clean n Clear.
Peta Posisi Persaingan Berbasis Atribut
Personel
Berdasarkan Gambar 16 Peta Posisi
Persaingan Kemiripan Atribut Personel,
menunjukkan bahwa Olay dan Tje Fuk serta
Clear n Clear dan POND’s letaknya berdekatan.
Jarak posisi yang berdekatan dari pasangan ini
adalah sebuah hasil dari persepsi konsumen
bahwa produk sabun pembersih wajah yang
diperbandingkan memiliki kemiripan satu sama
lain pada atribut personel yang meliputi tingkat
keramahan dan kesopanan wiraniaga dan tingkat
kecakapan dan keterampilan wiraniaga tentang
produk yang dijual. Sedangkan Biore letaknya
berjauhan dengan produk lainnya, sehingga
produk sabun pembersih wajah tersebut memiliki
perbedaan satu sama lain pada atribut personel
atau tidak ada kemiripan.
Ditinjau dari ukuran skala masing-masing
dimensi, bahwa semakin ke kanan, angka dimensi
1 semakin besar (di ujung kanan garis horisontal).
Gambar 16 menunjukkan bahwa koordinat Clean
n Clear (0,8698) berada paling dekat dengan
angka dimensi 1 yang terbesar (1,0).
Implikasinya, di benak konsumen atribut personel
merupakan yang paling membedakan bagi Clean
n Clear dibandingkan dengan Olay, Biore, Tje
Fuk, dan POND’s. Pada skala dimensi 2
bahwa semakin ke atas, maka angka pada
dimensi 2 semakin besar (di ujung atas garis
vertikal). Gambar 16 menunjukkan bahwa
koordinat Olay (1,1429) berada paling dekat
dengan angka dimensi 2 yang terbesar (1,5).
Implikasinya, di benak konsumen atribut personel
merupakan yang paling membedakan bagi Olay
dibandingkan dengan Biore, Tje Fuk, POND’s,
dan Clean n Clear.
Peta Posisi Persaingan Berbasis Atribut
Fasilitas Fisik
Berdasarkan Gambar 19 Peta Posisi
Persaingan Kemiripan Atribut Fasilitas Fisik,
menunjukkan bahwa Clear n Clear dan POND’s
letaknya berdekatan. Jarak posisi yang
berdekatan dari pasangan ini adalah sebuah hasil
dari persepsi konsumen bahwa produk sabun
pembersih wajah yang diperbandingkan memiliki
kemiripan satu sama lain pada atribut fasilitas
fisik yang meliputi kemasan, aroma, dan variasi
ukuran. Sedangkan Olay, Biore, dan Tje Fuk
letaknya berjauhan satu dengan lainnya, sehingga
produk sabun pembersih wajah tersebut memiliki
perbedaan satu sama lain pada atribut fasilitas
fisik atau tidak ada kemiripan.
Ditinjau dari ukuran skala masing-masing
dimensi, bahwa semakin ke kanan, angka dimensi
1 semakin besar (di ujung kanan garis horisontal).
Gambar 19 menunjukkan bahwa koordinat
POND’s (1,0296) berada paling dekat dengan
angka dimensi 1 yang terbesar (1,5).
Implikasinya, di benak konsumen atribut fasilitas
fisik merupakan yang paling membedakan bagi
POND’s dibandingkan dengan Olay, Biore, Tje
Fuk, dan Clean n Clear. Pada skala dimensi 2
bahwa semakin ke atas, maka angka pada
dimensi 2 semakin besar (di ujung atas garis
vertikal). Gambar 19 menunjukkan bahwa
koordinat Clean n Clear (1,4044) berada paling
dekat dengan angka dimensi 2 yang terbesar
(1,5). Implikasinya, di benak konsumen atribut
fasilitas fisik merupakan yang paling
membedakan bagi Clean n Clear dibandingkan
dengan Olay, Biore, Tje Fuk, dan POND’s.
Analisis Positioning Produk Sabun Wajah (Facial Foam) Berdasarkan Persepsi Konsumen
Di Kota Jember Ervina Dwi Octavia, Seno Sumowo
128 Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia
V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN
SARAN
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. peta posisi persaingan produk sabun
pembersih wajah berdasarkan persepsi
konsumen di Jember diketahui mempunyai
posisi yang berbeda-beda. Posisi produk
sabun pembersih wajah sangat dipengaruhi
oleh persepsi konsumen terhadap masing-
masing merek. Berdasarkan hasil penelitian
Biore dapat dikatakan memiliki posisi terbaik
karena mampu mendeferensiasikan
produknya khusunya dari sisi produk, harga,
lokasi, personel, dan fasilitas fisik. Sedangkan
Tje Fuk dikatakan memiliki posisi terbutruk
karena tidak mampu mendeferensiasikan
produknya dibandingkan pesaingnya.
b. peta posisi persaingan yang dihasilkan
menunjukkan bahwa Tje Fuk merupakan
pesaing terdekat atau pesaing langsung (direct
competitor) dari Olay, terutama menyangkut
atribut produk, harga, dan lokasi,
personel/wiraniaga. Sedangkan Biore
merupakan pesaing terdekat atau pesaing
langsung (direct competitor) dari POND’s,
terutama menyangkut atribut promosi dan
pelayanan. Dan Clean n Clear merupakan
pesaing terdekat atau pesaing langsung (direct
competitor) dari POND’s, terutama
menyangkut atribut personel/wiraniaga dan
fasilitas fisik.
Saran yang dikemukakan berikut ini disusun
berdasarkan penelitian yang dilakukan, yaitu:
a. untuk meningkatkan jumlah konsumen setiap
produk sabun pembersih wajah perlu
mempertahankan keunggulan atribut yang ada
seperti untuk produk Biore perlu
memperhatikan keunggulan atribut pesaing
seperti atribut produk, harga, lokasi,
personel/wiraniaga, dan fasilitas fisik agar
tetap dapat berkompetisi dan
mempertahankan pangsa pasarnya. Sedangkan
untuk Tje Fuk diharpkan untuk bisa
mendeferensiasikan produknya sesuai dengan
segmen yang dituju.
b. keterbatasan penelitian ini adalah hanya
meneliti konsumen produk sabun pembersih
wajah dengan metode pengambilan sampel
purposive sampling, sehingga bagi peneliti
selanjutnya terbuka peluang untuk
mengembangkan hasil penelitian ini dengan
menambah konsumen produk sabun
pembersih wajah lainnya dan pengambilan
sampel diambil secara random (probability
sampling), agar dapat dilakukan generalisasi
yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
A. Hasan. 2008. Marketing. Jakarta: Media
Pressindo.
Aline Umar. 2006. Designing Brand Identity.
Second Edition. New Jersey: John Wiley
& Sons Inc.
Augusty Ferdinand. 2002. “Structural Equation
Modeling dalam Penelitian Manajemen ”.
Edisi 2. Semarang: BP UNDIP.
Ayu Nur Agustina. 2010. Analisis Segmentasi
Pasar Berdasar Faktor Psikografis
Konsumen Wanita Produk Sabun Wajah
(Facial Foam) Di Jember Kota. Tidak
Dipublikasikan. Skripsi Fakultas
Ekonomi. Universitas Jember.
Basu Swastha dan H. Handoko. 2000.
Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, Strategi. Edisi Ketujuh. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Basu Swasta dan Irawan. 2002. Manajemen
Pemasaran Modern. Edisi ke 2.
Yogyakarta: Liberty.
Bilson Simamora. 2005. Analisis Multivariate Pemasaran. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Hooley, Joseph dan Raph Saunders. 1993.
Pemasaran. Buku 1. Jakarta: Salemba.
Husein Umar. 2000. Metode penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Milovan. 2010. Persepsi Konsumen Terhadap
Produk Positioning Sabun Kecantikan Lux
di Perkotaan Jember. Tidak
Dipublikasikan. Skripsi Fakultas
Ekonomi. Universitas Jember.
Mira Lidyawati. 2009. Analisis Posisi Persaingan
Produk Kosmetika untuk Perawatan Kulit
Wajah Berdasarkan Persepsi Konsumen
di Kota Jember. Tidak Dipublikasikan.
Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas
Jember.
Nugroho J. Setiadi. 2003. Perilaku Konsumen :
Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Bogor: Kencana.
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. 1999.
Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. BPFE UGM.
Yogyakarta.
---------. 2001. Metodologi Penelitian Bisnis
untuk Akuntansi dan Manajemen.
Yogyakarta: BPFE UGM.
JURNAL SAINS MANAJEMEN & BISNIS INDONESIA
Volume I, No. 1, September 2011, halaman 103 – 130
Jurnal Sains Manajemen & Bisnis Indonesia 129
Nurbiyati dan M. Machfoedz. 2005. Manajemen
Pemasaran. Yogyakarta: Liberty.
Philip Kotler. 1997. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PT. Prenhallindo.
---------. 2004. Manajemen Pemasaran edisi
millennium. Jakarta: PT. Prenhallindo.
Philip Kotler & Amstrong, G. 1997. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo.
Philip Kotler & Keller, K. 2008. Manajemen
Pemasaran, Edisi 12. Jakarta: PT. Indeks.
Purbantara. 2006. Analisis Posisioning
Pemasaran Mie Sedaap di Fakultas
Ekonomi Universitas Jember. Tidak
Dipublikasikan. Skripsi. Jember:
Universitas Jember.
Rhenald Kasali. 2005. Membidik Pasar
Indonesia. Segmentasi, Targeting,
Positioning. Jakarta: Gramedia Pustaka
Indonesia.
Setiadi. 2003. Manajemen Pemasaran: Dasar,
Konsep, Strategi. Edisi Ketujuh. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono. 2001. Riset
Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS. Jakarta: PT. Gramedia.
Solomon F. dan Stuart D. 2003. Marketing: Real People, Real Decision, Toronto: Pearson
Education Canada Inc.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung: CV. Alfabeta.
Suharsini Arikunto. 2007. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Prektik.Ed.Revisi.Cet 13.Jakarta: Rineka Cipta.
Suliyanto, 2005. Analisis Data dalam Aplikasi
Pemasaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Uma Sekaran. 2006. Metode Penelitian Untuk
Bisnis. Jakarta: Salembe Empat.