ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR...
Transcript of ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR...
ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN SEKTOR AUTOMOTIF DAN COMPONENTS YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2009-2012
ARTIKEL
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Manajemen (S1) dan memperoleh gelar sarjana
Ekonomi
Oleh :
LINTANG SINARINGSIH
Nim. 0910411007
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
Mei, 2014
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, growth opportunity,
likuditas baik secara parsial maupun secara simultan terhadap struktur modal pada
perusahaan sector automotif dan components yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode
2009-2012. Populasi dalam penelitian ini adalah 12 perusahaan sector automotif dan
components yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Purposive
Sampling.Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan bahwa variabel
profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal, growth opportunity berpengaruh terhadap
struktur modal dan likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal. Dan variabel
profitabilitas, growth opportunity, dan likuiditas berpengaruh secara simultan atau bersama-
sama
Kata kunci: struktur modal, profitabilitas, growth opportunity, dan likuiditas
ABSTRACT
. The purpose of this study was to determine the effect pofitabilitas, growth opportunity,
liquidity either partially or simultaneously to the capital structure in corporate sector and the
automotive components listed on the Indonesian stock ursa 2009-2012. The population in this
study was 12 automotive and components listed in Indonesia Stock Exchange in 2009 until
2012. Determination of the sample in this study using purposive sampling method is the
determination of the sample based on specific criteria resulting in a sample of 6 perusahaa.
The data analysis technique used in this study is multiple linear regression analysis using the
T test and F test to test the hypothesis. Based on the results of tests that have been conducted
found that in partial profitability, laverage operational, liquidity partial effect on capital
structure. And profitability variables simultaneously, laverage operational, and liquidity are
jointly are affect the capital structure.
Keywords: capital structure, profitability, growth oppportunityl, and liquidity
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan Bursa efek
Indonesia yang semakin marak akan
memberi peluang investasi yang semakin
besar kepada para investor yang
menganggap bahwa pasar modal mampu
memberikan manfaat sebagai sarana
pengalokasian dana yang produktif untuk
jangka panjang, dan ini diperlihatkan
dengan kinerja perdagangan bursa efek
Indonesia yang juga menujukkan hasil
yang positif. Bursa efek Indonesia
sebagai cikal bakal pasar modal di
Indonesia mengalami pertumbuhan yang
sangat pesat, hal ini juga dilihat dari
jumlah perusahaan yang go pablik
tercatat disana, dari sekian banyak
perusahaan yang terdaftar tersebut ada
perusahaan yang bergerak dibidang
Otomotif dan Komponennya misalnya di
bidang produksi, perdagangan dan
investasi, maupun konsumsi. Hal itu
mengakibatkan lalu lintas barang dan
jasa, serta faktor - faktor produksi seperti
barang modal dan tenaga kerja bergerak
semakin cepat antar negara dan antar
kawasan. Tatanan perdagangan dunia
yang lebih terbuka, transparan dan
mempunyai aturan disiplin yang efektif,
akan membuka peluang bagi negara-
negara berkembang untuk meningkatkan
akses pasar ke negara maju yang selama
ini dirasakan protektif. Secara tidak
langsung keadaan tersebut memunculkan
konflik dari persaingan yang sangat ketat
bagi perusahaan - perusahaan didalam
negeri maupun diluar negeri. Begitu juga
pada perusahaan yang bergerak di bidang
industri otomotif perkembangan drastis
pada industri otomotif. Selain komposisi
pasar berubah, kompetisi terjadi secara
terbuka dengan masuknya merek - merek
asing ke Indonesia. Sejumlah prinsipal
mulai melirik Indonesia sebagai tempat
berinvestasi.
Pertumbuhan penjualan produk
otomotif baik roda dua dan roda empat
juga terus melonjak. Berdasarkan data
Gabungan Industri Kendaraan Indonesia
(Gaikindo) tahun 2012 penjualan roda
empat diperkirakan mencapai 400.000 –
420.000 unit yang sudah direvisi dari
angka sebelumnya 385.000 unit. Pada
2011 penjualan mencapai 354.208 unit
naik dari tahun 2010 sebanyak 317.780.
Sedangkan penjualan roda dua di
Indonesia jumlahnya jauh lebih tinggi
dari roda empat, yakni 2,28 juta unit
tahun 2010 dan melejit lagi menjadi 2,7
juta unit tahun 2011. Pertumbuhan yang
fantastik ini bukan berarti pasar
kendaraan bermotor menjadi jenuh.
Diprediksikan angka penjualan dua jenis
kendaraan bermotor di tahun 2012 ini
akan naik 10% dari total penjualan tahun
2011.
Pasar otomotif di dalam negeri
memang menunjukkan perkembangan
yang siginifikan. jumlah industri
komponen baru mencapai 250
perusahaan dengan komposisi perusahaan
80 persen bergerak di komponen roda
dua dan 40 persen komponen roda empat.
Bandingkan dengan Thailand yang
merupakan pesaing Indonesia dalam
sektor otomotif. Negara itu mempunyai
sekitar 1.709 perusahaan komponen
dengan 709 perusahaan sebagai pemasok
komponen original untuk perusahaan
perakitan atau OEM (Original Equipment
Manufacturine) dengan perincian 386
sebagai pemasok untuk kendaraan roda
empat, 201 perusahaan untuk roda dua
dan 122 perusahaan memasok sekaligus
untuk keduanya. Pertumbuhan otomotif
roda dua maupun empat semakin marak,
seiring dengan strategi baru pemain
otomotif dunia untuk menjadikan Asia
sebagai basis industri mereka. Sehingga
manajemen harus bisa tertata rapi dan
tidak sampai mengalami pailit karena
sangat pesatnya dan prospek industri ini.
Akan tetapi dari data yang diperoleh dari
Bursa efek Indonesia tingkat hutang
mengali kenaikan terus dengan naiknya
produksi mereka. Di bawah ini di sajikan
data DER dari sektor automotive dan
component
Tabel 1.1 Rata-rata DER Sektor
automotive dan component
Tahun 2009 2010 2011 2012
Rata-rata 0,67 1,58 1,12 1,87
Sumber: data dari BEI 2012
Berdasarkan data dari www.idx.co.id
yang telah, diperoleh perhitungan rata-
rata DER perusahaan sektor automotive
dan component yang berjumlah 12
perusahaan selama periode penelitian
2009-2012. Nilai rata-rata DER tersebut
setiap tahunnya berfluktuatif, dan hanya
pada tahun 2009 saja rata-ratanya
dibawah 1. Ketertarikan untuk meneliti
struktur modal yaitu nilai DER yang
diatas satu berarti perusahaan memiliki
jumlah hutang yang lebih besar daripada
modal sendiri. Hutang yang lebih besar
daripada modal berarti perusahaan
memiliki risiko yang lebih tinggi, yang
artinya risiko yang ditanggung investor
pun juga tinggi. Sedangkan ketertarikan
dari sebuah sub perusahaan automotive
dan component hal ini pertumbuhan
kendaraan semakin tahun semakin
meningkat dengan peningkatan produksi
berarti semakin besar struktur modal
yang dimiliki oleh perusahaan subsektor
automotive dan componen. Hal ini
bebanding terbalik dengan kondisi realita
yang mana para perusahaan banyak
terkena dampak krisis dan nilai rata-rata
DER yang diatas satu maka sektor
automotive dan component dipilih
sebagai objek penelitian ini.
Penelitian yang telah dilakukan
untuk menguji faktor-faktor yang
dianggap mempengaruhi struktur modal
telah banyak dilakukan. Namun, hasil
dari beberapa penelitian menunjukkan
ketidak konsistenan beberapa variabel
yang mempengaruhi struktur modal.
Beberapa variabel tersebut yaitu
profitabilitas, growth opportunity, dan
likuiditas menunjukkan hasil yang
berbeda dari penelitian satu dengan yang
lainnya. Profitabilitas dalam penelitian
yang dilakukan oleh Asih (2006), Bram
(2008), Farah dan Aditya (2009) dengan
perhitungan total leverage dan short-term
leverage, Pancaet al. (2010), Trisna
(2010) pada perusahaan consumer goods,
Holong (2011), Achmad (2012), dan
Bastian et al.(2012), dinyatakan
berpengaruh, sedangkan Trisna (2010)
pada perusahaan aneka industri, Farah
dan Aditya (2009) dengan perhitungan
long-term leverage, dan Seftianne dan
Ratih (2011) menyatakan bahwa
profitabilitas tidak berpengaruh.
growth opportunity dalam
penelitian yang dilakukan oleh Bram
(2008), Farah dan Aditya (2009) dengan
perhitungan long-term leverage, Trisna
(2010) pada perusahaan aneka industri
dan consumer goods, dan Seftianne dan
Ratih (2011), dinyatakan berpengaruh,
sedangkan Sudarno (2006), Farah dan
Aditya (2009) dengan perhitungan total
leverage dan short-term leverage,
Holong (2011), Achmad (2012), dan
Bastian et al.(2012), menyatakan
Leverage operasional bahwa tidak
berpengaruh.
Likuiditas dalam penelitian yang
dilakukan oleh Asih (2006), Sudarno
(2006), Farah dan Aditya (2009) dengan
perhitungan total leverage dan short-term
leverage, Holong (2011), dan Achmad
(2012), dinyatakan berpengaruh,
sedangkan Farah dan Aditya (2009)
dengan perhitungan long-term leverage,
dan Seftianne dan Ratih (2011)
menyatakan bahwa likuiditas tidak
berpengaruh.
Menarik apabila variabel-variabel
tersebut digunakan dalam menentukan
struktur modal perusahaan karena
memberikan hasil yang berbeda dari
beberapa penelitian. Oleh karena itu
variabel-variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu,
profitabilitas, growth opportunity, dan
likuiditas
1.2 perumusan masalah
struktur modal pada penelitian ini
dihitung dengan DER yaitu perbandingan
total hutang dengan total modal
perusahaan. Oleh karena itu, dirumuskan
masalah penelitian yaitu:
1. Apakah Profitabilitas, Growth
opportunity, dan Likuiditas
berpengaruh secara simultan
dan parsial terhadap struktur
modal pada perusahaan sektor
automotive dan component
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah Profitabilitas
berpengaruh dominan
terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor automotive
dan component yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. Meneliti pengaruh, Profitabilitas,
Growth opportunity, dan Likuiditas
secara simultan dan parsial
terhadap struktur modal pada
perusahaan sektor automotive dan
component yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
b. Mengetahui pengaruh Profitabilitas
secara dominan terhadap struktur
modal pada perusahaan sektor
automotive dan component yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan
memberikan manfaat bagi bagi pihak
terkait, yaitu:
a. Bagi Pihak Manajemen atau
Perusahaan
Bagi pihak manajemen atau
perusahaan khususnya sektor
automotive dan component
diharapkan sebagai pertimbangan
untuk mengambil keputusan
pendanaan perusahaan untuk
mendapatkan struktur modal yang
optimal bagi kegiatan operasional
perusahaan.
b. Bagi Pihak Investor
Bagi pihak investor, penelitian ini
diharapkan dapat menambah
informasi sebagai bahan
pertimbangan pengambilan
keputusan investasi khususnya pada
perusahaan sektor automotive dan
component.
c. Bagi Pihak Akademisi
Bagi pihak akademisi, penelitian ini
diharapkan mampu menambah
informasi, referensi dan wawasan
untuk melanjutkan penelitian
selanjutnya dalam bidang struktur
modal perusahaan.
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Pengertian Struktur Modal
Struktur modal adalah pembiayaan yang
permanen yang terdiri dari hutang jangka
panjang, saham preferen, dan modal
pemegang saham (Weston and Copeland,
1997:19). Menurut Bambang (2001:22)
struktur modal adalah pembelanjaan
permanen antara utang jangka panjang
dengan modal sendiri. Menurut Suad dan
Enny (2004:176) struktur modal adalah
perbandingan hutang dan modal sendiri
dalam struktur finansial perusahaan.
Sedangkan menurut Brealey et al. (2007:6)
struktur modal adalah gabungan pendanaan
utang jangka panjang dan ekuitas. Dari teori-
teori tersebut dapat disimpulkan bahwa
struktur modal adalah campuran pembiayaan
berbentuk hutang dengan modal sendiri
dalam struktur finansial perusahaan.
2.1.2 Struktur Modal yang Optimal
Menurut Bambang
(2001:294) struktur modal yang optimal
adalah struktur modal yang dapat
meminimumkan biaya penggunaan modal
rata-rata (average cost of capital). Sedangkan
menurut Warsono (2003:242), struktur modal
yang optimal dapat didefinisikan sebagai
suatu struktur modal yang memaksimumkan
nilai perusahaan atau harga perusahaan dan
meminimumkan biaya modalnya. Pendapat
lain diungkapkan oleh Weston andCopeland
(1997:150) bahwa struktur modal yang
optimal adalah keadaan dimana risiko dan
pengembalian ini seimbang sehingga harga
saham dapat dimaksimalkan.Dari pengertian
diatas dapat disimpulkan bahwa struktur
modal yang optimal adalah struktur modal
yang meminimumkan biaya penggunaan
modal rata-rata dan memaksimalkan nilai
perusahaan.
2.1.3 Teori Struktur Modal 2.1.3.1 Teori Tradisional
Teori struktur modal tradisionalpada
mulanya dikembangkan oleh David Durand
pada tahun 1952. Menurut Dermawan
(2007:180) teori struktur modal tradisional
terdiri dari:
1) Pendekatan laba bersih (net income/ni)
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa
investor mengkapitalisasi atau menilai laba
perusahaan dengan tingkat kapitalisasi yang
konstan dan perusahaan dapat meningkatkan
jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang
yang konstan pula. Karena tingkat
kapitalisasi dan tingkat biaya utang konstan
maka semakin besar jumlah utang yang
digunakan perusahaan, nilai perusahaan akan
meningkat dan biaya modal rata-rata
tertimbang semakin kecil sebagai akibat
penggunaan utang yang semakin besar.
Pendekatan ini dapat terlihat pada Gambar
2.1 berikut.
Biaya Modal %
Ke
Ko
Kd
0 100
Nilai Perusahaan
V=Rp
V
0 100
Rasio D/V
Gambar 2.1 pendekatan laba bersih
Keterangan :
Ke :Tingkat Kapitalisasi
Ko :Biaya Modal Rata-rata tertimbang
Kd :Biaya Utang
D :Utang (dept)
V :Nilai Perusahaan
2) Pendekatan laba operasi bersih (net
operating income/noi)
Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal
rata-rata tertimbang konstan berapapun
tingkat utang yang digunakan oleh
perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa
biaya utang konstan seperti halnya dalam
pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan
utang yang semakin besar oleh pemilik
modal sendiri dilihat sebagai peningkatan
risiko perusahaan. Konsekuensinya biaya
modal rata-rata tidak mengalami perubahan
dan keputusan struktur modal tidak penting.
Pendekatan ini dapat terlihat pada Gambar
2.2 berikut.
Biaya Modal %
Ke
Ko
Kd
0 100
Rasio D/V
Nilai Perusahaan
V=Rp
V
0 100
Rasio D/V
Gambar 2.3 pendekatan Tradisional
Keterangan :
Ke :Tingkat Kapitalisasi
Ko :Biaya Modal Rata-rata tertimbang
Kd :Biaya Utang
D :Utang (dept)
V :Nilai Perusahaan
2.1.3.2 Teori Modern
1) Modigliani-Miller (MM) tanpa pajak
Pendekatan Modigliani-Miller (1958)
menunjukkan kemungkinan munculnya
proses arbitrase yang akan membuat harga
saham (atau nilai perusahaan) yang tidak
menggunakan hutang maupun yang
menggunakan hutang, akhirnya sama. Proses
arbitrase muncul karena investor selalu lebih
menyukai investasi yang memerlukan dana
yang lebih sedikit tetapi memberikan
penghasilan bersih yang sama dengan risiko
yang sama pula.
a) Asumsi-asumsi MM tanpa pajak (Lukas,
2008:249) yaitu:
(1) Risiko bisnis perusahaan diukur dengan
σEBIT (deviasi standar earning before
interest and tax)
(2) Investor memiliki pengharapan yang
sama tentang EBIT perusahaan di masa
yang akan datang
(3) Saham dan obligasi diperjualbelikan di
suatu pasar modal yang sempurna
(4) Hutang adalah tanpa risiko sehingga
suku bunga pada hutang adalah suku
bunga bebas risiko
(5) Seluruh aliran kas adalah perpetuitas
(sama jumlahnya setiap periode hingga
waktu tak terhingga). Dengan kata lain,
pertumbuhan perusahaan adalah nol atau
EBIT selalu sama.
(6) Tidak ada pajak perusahaan maupun
pajak pribadi
b) 2 dalil MM tanpa pajak (Lukas,
2008:249) yaitu:
(1) Jika tidak ada pajak, maka nilai
perusahaan tidak tergantung pada
leverage (menggunakan hutang atau
tidak).
(2) jika hutang yang digunakan bertambah,
maka risiko perusahaan juga bertambah
sehingga biaya modal sendiri atau
keuntungan yang disyaratkan pada
modal sendiri juga bertambah. Jadi
penggunaan hutang tidak akan
meningkatkan nilai perusahaan karena
keuntungan dari biaya hutang yang lebih
kecil (murah) ditutup dengan naiknya
biaya modal sendiri.
2) Modigliani-Miller (MM) dengan pajak
Tahun 1963, MM menerbitkan artikel
lanjutan teori MM tahun 1958 (Lukas,
2008:254). Asumsi yang diubah adalah
adanya pajak terhadap penghasilan
perusahaan (corporate income tax). MM
menyimpulkan bahwa penggunaan hutang
(leverage) akan meningkatkan nilai
perusahaan karena biaya bunga hutang
adalah biaya yang mengurangi pembayaran
pajak. Contohnya yaitu apabila ada dua
perusahaann yang memperoleh laba operasi
yang sama, tetapi yang satu menggunakan
hutang (dan membayar bunga) sedangkan
satunya tidak, maka perusahaan yang
membayar bunga akan membayar pajak
penghasilan (income tax) yang lebih kecil.
Karena menghemat membayar pajak
merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan,
maka tentunya nilai perusahaan yang
menggunakan hutang akan lebih besar dari
nilai perusahaan yang tidak menggunakan
hutang.
2 dalil MM dengan pajak (Lukas, 2008:254)
yaitu:
(1) Nilai perusahaan yang sama sekali tidak
menggunakan hutang sama dengan nilai
modal sendiri perusahaan tersebut.
(2) Penggunaan hutang akan meningkatkan
nilai perusahaan dan menurunkan biaya
modal perusahaan. Modal MM dengan
pajak ini menyimpulkan bahwa
perusahaan seharusnya menggunakan
hampir 100% hutang.
3) Financial distress
Financial distress adalah kondisi dimana
perusahaan mengalami kesulitan keuangan
dan terancam bangkrut (Lukas, 2008:258).
Jika perusahaan mengalami kebangkrutan
maka akan timbul biaya kebangkrutan
(bankruptcy costs) yang disebabkan oleh
keterpaksaan menjual aktiva dibawah harga
pasar, biaya likuidasi perusahaan, rusaknya
aktiva tetap dimakan waktu sebelum terjual,
dsb. Biaya kebangkrutan ini termasuk “direct
cost of financial distress”.
Selain itu ancaman akan terjadinya financial
distress juga merupakan biaya karena
manajemen cenderung menghabiskan waktu
untuk menghindari kebangkrutan dari pada
membuat keputusan perusahaan yang baik.
Hal itu termasuk “indirect cost of financial
distress”.
Pada umumnya kemungkinan terjadinya
financial distress semakin meningkat dengan
meningkatnya penggunaan hutang. Semakin
besar penggunaan hutang, semakin besar
pula biaya beban bunga, dan semakin besar
probabilitas bahwa penurunan penghasilan
akan menyebabkan financial distress.
4) Agency cost
Agency cost atau biaya keagenan adalah
biaya yang timbul karena perusahaan
menggunakan hutang dan melibatkan
hubungan antara pemilik perusahaan
(pemegang saham) dan kreditur (Lukas,
2008:258). Jika perusahaan menggunakan
hutang, ada kemungkinan pemilik
perusahaan melakukan tindakan yang
merugikan kreditur. Misalnya perusahaan
melakukan investasi pada proyek-proyek
beresiko tinggi. Hal tersebut jelas merugikan
kreditur karena menerima keuntungan yang
tetap (bunga hutang) berapapun keuntungan
perusahaan. Konsep “jika risiko bertambah,
keuntungan juga harus bertambah” menjadi
tidak sesuai. Untuk menghindari kerugian
semacam ini, kreditur melindungi diri dengan
perjanjian-perjanjian pada saat
penandatanganan pemberian kredit
(covenant).
Covenant ini mengurangi kebebasan
perusahaan dalam membuat keputusan.
Perusahaan juga dimonitor untuk menjamin
bahwa covenant ditaati. Biaya untuk
memonitor ini dibebankan pada perusahaan
dalam bentuk bunga hutang yang lebih
tinggi.
2.2 Tinjauan Penelitian
Terdahulu
2.2.1 Penelitian Terdahulu
Asih (2006) dalam penelitiannya yang
berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan
properti yang go-public di BEJ periode 1994-
2004, dengan menggunakan variabel
independen operating leverage, likuiditas,
struktur aktiva, grow, PER, dan profitabilitas,
serta metode analisis data menggunakan
regresi linier berganda mengungkapkan
bahwa likuiditas, grow, dan PER memiliki
pengaruh positif signifikan terhadap struktur
modal. Operating leverage dan profitabilitas
berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal, dan struktur aktiva tidak
berpengaruh terhadap struktur modal.
Persamaan dengan penelitian ini terletak
pada beberapa variabel yaitu variabel
likuiditas dan variabel struktur modal sebagai
variabel dependennya. Dan sama - sam
menggunakan analisis regresi linier
berganda.
Sudarno (2006) dalam penelitiannya yang
berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan
sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi
pada bursa efek jakarta. Variabel independen
yang digunakan yaitu size, deviden,
likuiditas, non debt tax, dan risiko bisnis
dengan metode analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitiannya menyatakan
bahwa likuiditas dan non debt tax
berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal, sedangkan size, deviden, dan resiko
bisnis tidak berpengaruh signifikan.
Persamaan dengan penelitian ini terletak
pada beberapa variabel yaitu variabel
likuiditas dan variabel struktur modal sebagai
variabel dependennya. Dan sama - sam
menggunakan analisis regresi linier
berganda.
Bram (2008) dalam penelitiannya yang
berjudul pengaruh struktur aktiva, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas terhadap
struktur modal emiten sektor telekomunikasi
periode 2000-2006: sebuah pengujian
hipotesis pecking order. Hasil penelitiannya
yaitu struktur aktiva dan profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal. Size berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal.
Farah dan Aditya (2009) dalam penelitiannya
yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada industri
manufaktur di BEI. Hasil penelitiannya yaitu
profitabilitas, likuiditas, dan growth
berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal yang diproyeksikan dengan total
leverage, sedangkan size, tangibility, non
debt tax shield, age, investment tidak
signifikan.
Persamaan dengan penelitian ini terletak
pada beberapa variabel yaitu variabel
likuiditas, profitabilitas dan variabel struktur
modal sebagai variabel dependennya. Dan
sama - sama menggunakan analisis regresi
linier berganda.
Panca et al. (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan manufaktur yang go public di
BEI, menyatakan bahwa pertumbuhan
penjualan, profitabilitas, dan operational
leverage berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal, sedangkan struktur aktiva
tidak signifikan.
Persamaan dengan penelitian ini terletak
pada beberapa variabel yaitu variabel
likuiditas, profitabilitas dan leverage operasi
dan variabel struktur modal sebagai variabel
dependennya. Dan sama - sam menggunakan
analisis regresi linier berganda.
Trisna (2010) dalam penelitiannya yang
berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal (studi
perbandingan pada perusahaan aneka industri
dan consumer goods periode 2007-2009),
mentode analisis regresi linier berganda dan
uji beda (chow test), dengan variabel
independen yang digunakan yaitu
pertumbuhan penjualan, struktur aktiva,
profitabilitas dan ukuran perusahaan. Hasil
penelitiannya yaitu untuk perusahaan aneka
industri, struktur aktiva dan ukuran
perusahaan berpengaruh positif signifikan,
sedangkan profitabilitas dan pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh. Pada
perusahaan consumer goods hasil
penelitiannya adalah pertumbuhan
perusahaan dan size berpengaruh positif
signifikan terhadap struktur modal,
profitabilitas berpengaruh negatif signifikan,
dan struktur aktiva tidak berpengaruh.
Holong (2011) dalam penelitiannya yang
berjudul analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan
LQ 45 periode 2005-2010. Hasil
penelitiannya menyatakan bahwa likuiditas,
pertumbuhan perusahaan, struktur aktiva, dan
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal, sedangkan size tidak
signifikan.
Achmad (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI, memperoleh hasil yaitu
struktur aktiva, profitabilitas, likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap struktur
modal, sedangkan size, operating leverage,
pertumbuhan penjualan tidak signifikan.
Persamaan dengan penelitian ini terletak
pada beberapa variabel yaitu variabel
likuiditas, profitabilitas dan variabel struktur
modal sebagai variabel dependennya. Dan
sama - sam menggunakan analisis regresi
linier berganda.
Bastian et al. (2012) dalam penelitiannya
yang berjudul faktor-faktor yang
mempengaruhi struktur modal pada
perusahaan industri farmasi yang terdaftar di
BEI. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa
profitabilitas dan struktur aktiva berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal,
sedangkan size dan pertumbuhan penjualan
tidak berpengaruh.
Sesuai dengan uraian dalam latar
belakang masalah dan penelitian terdahulu,
penelitian ini memiliki persamaan yaitu
meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
struktur modal perusahaan. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
yaitu menggunakan objek perusahaan sektor
transportasi karena merupakan sektor yang
penting dalam kegiatan perekonomian, dan
juga penggunaan satu jenis sektor diharapkan
agar penelitian lebih terfokus dan data lebih
homogen. Selain itu perbedaan dari
penelitian ini yaitu menggunakan enam
variabel independen yang menunjukkan hasil
berbeda dari penelitian satu dengan yang
lain. Atas dasar tersebut maka dimasukkan
enam variabel independen tersebut kedalam
model penelitian. Berdasarkan hal tersebut
maka dilakukan penelitian selanjutnya yaitu
struktur modal pada sektor transportasi dan
enam variabel independen yang
mempengaruhinya.
2.3 Pengembangan Hipotesis
Penelitian
1. Pengaruh Profitabilitas, Growth
Opportunity, Likuiditas secara
simultan dan parsial Terhadap Struktur
Modal Terhadap pada perusahaan
automotive dan componets
Profitabilitas, Growth Opportunity dan
likuiditas adalah ukuran dalam persentase
yang digunakan untuk menilai sejauh mana
perusahaan mampu menghasilkan laba pada
tingkat yang dapat diterima (wikipedia).
Perusahaan dengan tingkat pengembalian
atas investasi yang sangat tinggi cenderung
menggunakan hutang yang relatif sedikit.
Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan perusahaan melakukan
sebagian besar pendanaannya secara internal
(Brigham and Houston, 2006:43). Semakin
besar dana yang tersedia untuk mendanai
operasionalnya, maka semakin kecil tingkat
leverage perusahaan.
H1 : Profitabilitas, Growth Opportunity,
dan likuiditas berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap struktur
modal perusahaan sektor automotive dan
componets.
2. Profitabilitas berpengaruh
dominan terhadap struktur modal
automotive dan componets
Profitabilitas sangat berpengaruh terhadap
struktur perusahaan karena besarnya
profitabilisat menggambarkan seberapa besar
perusahaan yang ada. Likuiditas yaitu
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya (Bambang, 2001:25).
Hal ini sesuai dengan penelitian Asih (2006),
Sudarno (2006), Farah (2009), Holong
(2011), dan Achmad (2012), menyatakan
bahwa Profitabilitas, berpengaruh paling
signifikan terhadap struktur modal
perusahaan.
H2 : Profitabilitas berpengaruh
dominan terhadap struktur modal
perusahaan sektor automotive dan
componets
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
explanatory, yaitu penelitian dengan mencari
ada tidaknya hubungan variabel-variabel
yang diteliti melalui suatu pengujian
hipotesis yang dilakukan. Penelitian ini
menguji pengaruh profitabilitas, leverage
operasi, dan likuiditas terhadap struktur
modal baik secara simultan maupun parsial
dengan menggunakan analisis regresi linier
berganda.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi secara umum merupakan jumlah
keseluruhan dari obyek yang akan dianalisis.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan
sektor transportasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2008 sampai dengan
tahun 2012 yaitu berjumlah 14 perusahaan
3.2.2 Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode Purposive Sampling,
yaitu pengambilan sampel non probabilistic
yang dilakukan berdasarkan kriteria atau
pertimbangan tertentu.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Perusahaan sektor automotive dan componets
yang memiliki debt ratio > 0 pada laporan
keuangan yang dipublikasikan secara terus-
menerus selama periode 2008-2012.
3.3 Definisi Operasional dan Skala
Pengukuran Variabel
a. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu
struktur modal yang diukur dengan debt to
equity ratio (DER). Debt to equity ratio
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
total hutang terhadap total modal yang
dinyatakan dalam bentuk presentase dengan
menggunakan skala rasio.
b. Variabel Independen
1) Profitabilitas (PROFIT)
Profitabilitas dalam penelitian ini
disimbolkan PROFIT dan diukur dengan
perhitungan return on asset (ROA), yaitu
rasio yang menunjukkan seberapa mampu
perusahaan menggunakan asset yang ada
untuk menghasilkan laba. perhitungannya
yaitu pendapatan setelah pajak berbanding
total aktiva dinyatakan dalam bentuk
persentase (%) dengan skala rasio
2) sGrowth oppportunity (GROW)
Growth opportunity dalam
penelitian ini diproyeksikan sebagai
GROW. GROW yaitu perbandingan
perubahan dalam total aktiva tahun
sekarang dikurangi total aktiva tahun
sebelumnya dibagi total aktiva tahun
sebelumnya. GROW dinyatakan dalam
bentuk presentase dengan menggunakan
skala rasio.
3)Likuiditas (current ratio)
Likuiditas dalam penelitian ini disimbolkan
LIKUID dan diproyeksikan dengan current
ratio. Perhitungan current ratio yaitu
perbandingan aktiva lancar dan hutang lancar
yang dinyatakan dalam bentuk persentase
(Brigham and Houston, 2006).
ktiva ancar
utang ancar
3.4 Metode Analisis Data
3.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu analisis regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda
digunakan untuk menguji pengaruh variabel-
variabel independen terhadap variabel
dependen. Variabel dependen dalam
penelitian ini yaitu struktur modal yang
diproyeksikan sebagai DER, sedangkan
variabel independen dalam penelitian ini
yaitu profitabilitas, leverage operasi dan
likuiditas. Dalam penelitian ini digunakan
alat bantu berupa software SPSS.
Persamaan model regresi tersebut dapat
diproyeksikan sebagai berikut:
Keterangan:
Y = Struktur Modal (DER)
a = Konstanta
X1 = Profitabilitas (ROA)
X2 = leverage Perusahaan (DOL)
X3 = Likuiditas (current ratio)
b1...b3= Koefisien Regresi Variabel
Independen
e = Unsur pengganggu (disturbance
error)
3.4.2 Uji Asumsi Klasik
Agar model persamaan regresi linier
berganda tersebut dapat diterima secara
ekonometrik dan estimator yang diperoleh
dengan metode kuadarat terkecil (OLS)
sudah memenuhi syarat Best Linier Unbiased
Estimator (BLUE), maka harus diadakan
pengujian untuk memenuhi asumsi klasik.
Pengujian asumsi klasik tersebut adalah uji
normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
autokorelasi. Model persamaan regresi linier
berganda datanya berdistribusi normal dan
tidak terjadi multikolonearitas, dan
autokorelasi. (Ghozali, 2005).
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat
apakah data yang dianalisis memiliki nilai
residual disekita nol(data normal). Dalam
penelitian ini untuk menguji apakah data
berdistribusi normal atau tidak dilakukan
dengan analisis grafik.
Dasarpengambilankeputusan:
a. .Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis
diagonal dan / atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model
regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
2. Uji Multikolinearitas
Multikolinier terjadi jika terdapat korelasi
sangat tinggi antar variabel independen.
Ujimultikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelas idiantara variabel independen.
Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari
nilai tolerance atau VIF (VarianceInflation
Factor) dari masing – masing variabel. Dasar
pengambilan keputusan:
a. Jika nilai tolerance < 0. 1 atau VIF >
10 maka terdapat multikolinieritas.
b. Jika nilai tolerance >0.1 atau VIF
<10 maka tidak terdapat multikolinieritas.
Ada beberapa cara untuk mengatasi
terjadinya multikolinieritas, baik secara satu
persatu atau secara simultan, yaitu :
- menghilangkan sebuah atau
beberapa variabel X
- menambah data baru
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain
(Ghozali, 2006 : 105). Cara memprediksi ada
tidaknya heteroskedastis pada suatu model
dapat dilihat dari pola gambar scatterplot
model tersebut. Adapun dasar analisisnya
adalah sebagai berikut :
a) Jika ada pola tertentu, seperti
titik – titik yang ada membentuk
pola tertentu yang teratur
(bergelombang, melebar
kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
b) Jika tidak ada pola yang jelas,
serta titik – titik menyebar di atas
dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah data
dalam model regresi linear terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya).yang terletak antara -2
sampai dengan 2.
4 Analisis Koefisien Determinasi
Analisis koefisien determinasi digunakan
untuk mengetahui berapa besar persentase
sumbangan variabel-variabel bebas terhadap
variasi (naik-turunnya) variabel terikat secara
bersama-sama (Muhammad, 2004:77).
Rumus koefisien determinasi yaitu:
Keterangan:
JKR = Jumlah kuadrat dari regresi
JKT = Jumlah kuadrat total
Nilai R2 yang diperoleh akan berada pada
range antara -1 sampai 1. Nilai R2 yang
paling atau lebih tinggi yaitu mendekati -1
atau 1, menunjukkan bahwa variabel
independen yang bersangkutan paling erat
hubungannya dengan variabel dependen dan
merupakan variabel independen yang paling
dominan dalam menjelaskan variasi variabel
dependen.
5 Uji Hipotesis
1. Uji Keberartian Model (Uji F)
Uji F pada dasarnya digunakan untuk
melihat signifikansi mpdel regresi,yaitu
apakah model tersebut layak dipakai/tidak
untuk menganalisa apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama- sama
terhadap variabel dependen. Dasar
pengambilan keputusan dengan
menggunakan program SPSS 12 adalah
sebagai berikut :
a. Jika nilai sig-F > 0.05 berarti secara
bersama-sama variabel independen
tidak mempunyai hubungan
signifikan dengan variabel
dependen.
b. Jika nilai sig-F < 0.05
berarti secara bersama-sama
variabel independen mempunyai
hubungan signifikan dengan variabel
dependen.
2. Uji t
Pada dasarnya digunakan untuk menentukan
apakah koefisien regresi variabel
independen yang diuji signifikan / tidak
signifikan. Kriteria yang digunakan dalam
menentukan suatu variabel signifikan/tidak
signifikan dengan menggunakan program
SPSS 12.00 adalah Dari tabel Coefficients
akan diperoleh nilai t hitung dan sig-t untuk
masing-masing variabel independen yang
diuji. Bandingkan nilai sig-t dengan 0.05.
Dasar pengambilan keputusan :
a. Jika sig-t > 0.05 berarti variabel
independen tidak mempunyai
hubungan signifikan dengan
variabel dependen
b. Jika sig-t < 0.05 berarti variabel
independen mempunyai hubungan
c. signifikan dengan variabel
dependen.
4.1 Pembahasan atas Hasil
Penelitian
4.1.1 Pengaruh Secara Simultan
Hasil pengujian secara simultan
menghasilkan tingkat signifikasi sebesar
0,006. Karena berada dibawah tingkat
signifikasi 0,05 maka dapat dinyatakan
bahwa secara simultan Profitabilitas
(ROA), Growth opportunity (GROW),
dan Likuiditas berpengaruh terhadap
struktur modal pada perusahaan sektor
automotive dan component. Hasil ini
menunjukkan bahwa faktor fundamental
yang dikaji dalam penelitian ini
merupakan faktor utama yang menjadi
pertimbangan pihak manajemen dalam
menentukan kebijakan struktur modal
perusahaan hal ini sesuai dengan teori
Menurut Bambang (2001:294) struktur
modal yang optimal adalah struktur
modal yang dapat meminimumkan biaya
penggunaan modal rata-rata (average
cost of capital). Sedangkan menurut
Warsono (2003:242), struktur modal
yang optimal dapat didefinisikan sebagai
suatu struktur modal yang
memaksimumkan nilai perusahaan atau
harga perusahaan dan meminimumkan
biaya modalnya. Pendapat lain
diungkapkan oleh Weston and Copeland
(1997:150) bahwa struktur modal yang
optimal adalah keadaan dimana risiko
dan pengembalian ini seimbang sehingga
harga saham dapat dimaksimalkan. Dari
pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa struktur modal yang optimal
adalah struktur modal yang
meminimumkan biaya penggunaan
modal rata-rata dan memaksimalkan nilai
perusahaan. Penelitian ini juga
mendukung penelitian dari Bram (2008)
dalam penelitiannya yang berjudul
pengaruh struktur aktiva, ukuran
perusahaan, dan profitabilitas terhadap
struktur modal emiten sektor
telekomunikasi periode 2000-2006:
sebuah pengujian hipotesis pecking
order. Hasil penelitiannya yaitu struktur
aktiva dan profitabilitas berpengaruh
positif signifikan terhadap struktur
modal. Size berpengaruh negatif
signifikan terhadap struktur modal.
4.1.2 Pengaruh Secara Parsial
Berdasarkan pengujian yang
dilakukan pada Tabel 4.9 dapat diketahui
bahwa dari 3 variabel independen yang
diuji yaitu PROFIT, DOL, dan LIKUID
secara parsial memiliki tingkat signifikasi
masing-masing sebesar 0,001; 0,000;
0,002; .Tingkat signifikasi yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
0,05. Artinya dari 3 variabel mempunyai
pengaruh signifikan terhadap struktur
modal yaitu profitabilitas, Growth
opportunity (GROW), dan Likuiditas.
a) Pengaruh Profitabilitas Terhadap
Struktur Modal
Profitabilitas berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal
perusahaan sektor automotive dan
component. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan perusahaan sektor
automotive dan component dalam
menghasilkan laba mempengaruhi
keputusan perusahaan dalam
menggunakan hutang. Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian
atas investasi yang sangat rendah
cenderung menggunakan hutang yang
relatif tingi. Tingkat pengembalian yang
tinggi memungkinkan perusahaan
melakukan sebagian besar pendanaannya
secara internal (Brigham and Houston,
2006:43). Namun yang terjadi pada
sektor transportasi berbeda dikarenakan
pada periode penelitian seperti yang telah
dijelaskan pada latar belakang masalah,
sektor automotive dan component
mengalami krisis keuangan dikarenakan
kondisi ekonomi global yang tidak stabil
(lintasberita). Hal tersebut juga diperkuat
dari laporan keuangan yang diperoleh
dari website Indonesia Stock Exchange
(IDX) dan Indonsian Capital Market
Directory (ICMD) yang terlihat bahwa
mayoritas perusahaan sektor automotive
dan component, tepatnya 4 perusahaan
pernah mengalami kerugian dalam tahun
tertentu selama periode penelitian. Hasil
tersebut mengakibatkan sektor sektor
automotive dan component bergantung
pada pendanaan eksternal berupa hutang
lebih besar. Sehingga yang terjadi tingkat
kemampulabaan sektor ini tidak
mempengaruhi keputusan pendanaannya.
Secara empiris penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Farah dan Aditya (2009)
dengan perhitungan long-term leverage,
Trisna (2010) pada perusahaan aneka
industri, dan Seftianne dan Ratih (2011)
yang menyatakan bahwa profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap struktur
modal.
b) Pengaruh Growth Opportunity
Terhadap Struktur Modal
Growth opportunity memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap
struktur modal pada perusahaan sektor
automotive dan component. Arah
pengaruh positif dan signifikan tersebut
menunjukkan bahwa semakin tinggi
growth opportunity maka penggunaan
rasio hutang perusahaan akan semakin
tinggi pula. Hal tersebut disebabkan
perusahaan yang pertumbuhannya cepat
membutuhkan dana yang besar untuk
ekspansi maupun pembiayaan
mendatang. Perusahaan cenderung
menggunakan dana internal melalui laba
ditahan untuk membiayai proyek-proyek
didalam perusahaan, dan apabila dana
internal dianggap kurang maka dapat
memicu peningkatan hutang melalui
sumber-sumber eksternal. Hal tersebut
sesuai dengan pecking order theory yang
menyebutkan bahwa perusahaan
cenderung menggunakan sumber
pendanaan internal (retained earnings),
dan apabila dirasa belum cukup maka
sumber pendanaan yang dipilih
setelahnya yaitu pendanaan eksternal
berupa hutang. Secara empiris hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Asih
(2006), Farah dan Aditya (2009) dengan
perhitungan total leverage dan short-term
leverage, Panca et al. (2010), Trisna
(2010) pada perusahaan aneka industri,
Achmad (2012), dan Bastian et al.
(2012).
c). Pengaruh Likuiditas Terhadap
Struktur Modal.
Likuiditas memiliki pengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur
modal pada perusahaan sektor automotive
dan component. Arah pengaruh positif
dan signifikan tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi rasio lancar maka
semakin tinggi rasio hutang, begitupun
sebaliknya. Likuiditas merupakan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansialnya. Sesuai dengan
teori yang dikemukakan oleh Bambang
(2001:25), semakin likuid suatu
perusahaan maka semakin baik
kemampuannya dalam memenuhi
hutang-hutangnya. Hal tersebut berarti
hutang yang ada didalam akan lebih cepat
untuk diganti oleh perusahaan yang
memiliki likuiditas besar sehingga
membuat hutangnya semakin menurun.
Sehingga pada saat likuiditas perusahaan
tinggi, pendanaannya lebih banyak
berasal dari sumber internal perusahaan.
Sesuai dengan pecking order theory yang
menyebutkan bahwa perusahaan
cenderung menggunakan sumber
pendanaan internal (retained earnings).
Secara empiris penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Asih (2006), Sudarno (2006), Farah
dan Aditya (2009) dengan perhitungan
total leverage dan short-term leverage,
Holong (2011), dan Achmad (2012).
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah diuraikan pada
Bab 4, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara simultan dan parsial Variabel
independen yaitu Profitabilitas
(ROA), Growth opportunity
(GROW), dan Likuiditas berpengaruh
secara terhadap Nilai Perusahaan
sektor automotive dan component
yang listed di Bursa Efek Indonesia
Indonesia dengan tahun penelitian
2009-2012. Artinya, setiap perubahan
yang terjadi pada variabel independen
yaitu Profitabilitas (ROA), Growth
opportunity (GROW), dan Likuiditas
akan berpengaruh pada struktur
modal sektor automotive dan
component di Indonesia. Rasio
Profitabilitas (ROA), Growth
opportunity (GROW), dan Likuiditas
secara bersama-sama, maupun secara
individu (parsial) maka perusahaan
dapat meningkatkan struktur
modalnya.
2. .Variabel Profitabilitas (ROA)
berpengaruh dominan terhadap
struktur modal pada perusahaan
automotive dan component yang
listed di Bursa Efek Indonesia
periode tahun 2009-2012
.
5.2 Saran
Beberapa saran yang diajukan yang
berkaitan dengan hasil penelitian ini
adalah:
1. Perusahaan sektor automotive dan
component di Indonesia hendaknya
menjaga dan inggin menstabilkan
rasio profitabilitas (ROA) di posisi
karena akan menjaga serta
memperhatikan profitabilitas karena
semakin tinggi profitablilitas maka
semakin kecil perusahaan untuk
melakukan hutang.
2. Bagi pihak perusahaan diharapkan
selalu menjaga tingkat modalnya, jika
profitabilitas tinggi maka
kemampuan perusahaan untuk
melakukan kegiatan dan menjalankan
keseharian serta tetap memberikan
deviden yang tinggi pada para
investor.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan
untuk memperluas cakupan penelitian
tentang pengaruh rasio keuangan
terhadap utang dengan menggunakan
rasio-rasio lain selain rasio yang telah
digunakan pada penelitian ini
tentunya untuk tahun yang telah
diteliti maupun tahun yang akan
datang.
Daftar Pustaka
Achmad Agus Priyono. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI. Jurnal. Malang: Universitas Islam
Malang.
http://goo.gl/Yt2xP6 [14 Maret 2013].
Asih Suko Nugroho. 2006. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
Perusahaan Properti Yang Go-Public Di Bursa Efek Jakarta Untuk Periode Tahun
1994-2004. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang.
http://goo.gl/4Vdhbp [14 November 2012].
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi 4.
Yogyakarta:BPFE.
Bastian Atpa Lumban Gaol, Kirmizi Ritonga, dan Rofika. 2012. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Industri Farmasi Yang Terdaftar
Di BEI. Jurnal.
http://goo.gl/Dw44Fx [14 Maret 2013].
Bram Hadianto. 2008. Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal Emiten Sektor Telekomunikasi Periode 2000-2006:
Sebuah Pengujian Hipotesis Pecking Order. Universitas Kristen Maranantha
Bandung.
http://majour.maranatha.edu/index.php/jurnal-manajemen/article/view/202/pdf [14
November 2012].
Brealey, Myers, and Marcus. 2007. Dasa-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan Jilid 1.
Jakarta:Erlangga.
Brigham and Houston. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Jakarta:Salemba
Empat.
Bursa Efek Indonesia: Daftar Emiten BEI 2005-2011. 2012. http://www.campur-
aduk.com/2012/02/download-icmd-2009-2010-2011-daftar-emiten-bei-2005-2011/[10
November 2012].
Panca Winahyuningsih, Kertati Sumekar, dan Hanar Prasetyo. 2010. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Go Public Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal.
http://goo.gl/qurK59 [14 Maret 2013].