Post on 03-Mar-2019
vii | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
Daftar Isi
Pengantar Redaksi ii Sistimatika Penulisan Jurnal iii Daftar Isi vii 1. Efektivitas Pelatihan Manajemen Konflik pada Manajer Perawat Terhadap Kepuasan Kerja
dan Kinerja Perawat Pelaksana Adventy Riang Bevy Gulo, Bustami Syam, Achmad Fathi .......................................................... 1-6
2. Efektivitas Cognitive Behavioral Therapy Terhadap Kecemasan pada Pasien Chronic Obstructive Pulmonary Disease di Rumah Sakit Kota Medan Muhammad Taufik Daniel Hasibuan, Dewi Elizadiani Suza, Yesi Ariani, Elvi Andriani Yusuf 7-11
3. Penentuan Jenis Kelamin Berdasarkan Kerapatan Alur Sidik Jari Doaris Ingrid Marbun ..................................................................................................................... 12-15
4. Pengalaman Perawat dalam Pelaksanaan Mentorship di RSUP H. Adam Malik Medan Eva Kartika Hasibuan, Nurmaini, Sri Eka Wahyuni ................................................................... 16-21
5. Pengembangan Program Orientasi Kerja Berbasis Caring di Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi Josep Kristian Lubis, Setiawan, Achmad Fathi ............................................................................ 22-30
6. Pengaruh Penerapan Metode 5S Oleh Kepala Ruangan Terhadap Perencanaan Logistik di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan Paskah Rina, Bustami Syam, Achmad Fathi ................................................................................. 31-36
7. Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Tentang Infertilitas di Lingkungan I Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan Kristin Natalia .................................................................................................................................. 37-39
8. Pengaruh Gaya Manajemen Konflik Terhadap Stres pada Mahasiswa Sarjana Keperawatan Stikes Sumatera Utara Lili Suryani Tumanggor, Wiwik Sulistyaningsih, Rika Endah.................................................... 40-44
9. Pengaruh Edukasi Perawatan Diri Terhadap Aktivitas Sehari-Hari Pasien Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan Ongku Bosar Hasibuan, Heru Santosa, Cholina Trisa Siregar ................................................... 45-50
10. Pengaruh Terapi Air Terhadap Konstipasi pada Ibu Pasca Salin Sectio Caesarea di RSU Sembiring Delitua Tahun 2012 Peny Ariani ....................................................................................................................................... 51-53
11. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Perdarahan Post Partum di Klinik Bersalin Tanjung dan Klinik Bersalin Kurnia Delitua Putri Ayu Yessy Ariescha ................................................................................................................ 54-56
12. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan K3 dan K4 pada Ibu Nifas di RSU Sembiring Tahun 2015 Rentawati purba, Bahtera Bindavid Purba ................................................................................... 57-59
13. Pengembangan Kompetensi Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Manajemen Pelayanan Pasien Melalui Pelatihan Penerimaan Pasien Baru Berbasis Caring di Rumah Sakit Swasta Kota Medan Setiawan, Roymond H. Simamora, Achmad Fathi ...................................................................... 60-65
14. Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Sectio Caesarea di RSU Sembiring Delitua Tety Junita Purba ............................................................................................................................ 66-70
15. Dukungan Pasangan dalam Merawat Pasien Stroke yang Mengalami Disabilitas Fungsional di Rumah Trinita Situmorang, Nurmaini, Nunung F. Sitepu ........................................................................ 71-76
Efektivitas Pelatihan Manajemen Konflik pada Manajer Perawat Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Perawat Pelaksana
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 1
EFEKTIVITAS PELATIHAN MANAJEMEN KONFLIK PADA
MANAJER PERAWAT TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN
KINERJA PERAWAT PELAKSANA
Adventy Riang Bevy Gulo, Bustami Syam, Achmad Fathi
E-Mail: Adventy_gulo@yahoo.com
Abstract
Nursing as a professional organization has big potential in implementing nursing care in a hospital;
therefore, nurses should have optimal performance. One of the factors which influence nurses’
performance in carrying out their nursing care in a hospital is the exsistence of conflict. The role of nurse
managers is very important in conflict management is because it influences nurse practitioners; work
satisfaction in their wards. The objective of the research was to identify the effectiveness of conflict
management training for nurse managers on nurse practitioners’ work satisfaction and performance in
providing nursing care in the inpatient wards of private hospitals in Medan. The research used
quantitative and quasi experimental method with pretest and posttest without control group. The samples
were 110 nurse practitioners in 20 inpatient wards. The training was given to 20 nurse managers,
followed by the process of guidance by the researcher. Respondents’ characteristics were analyzed by
using descriptive statistic test, while nurse practitioners’ work satisfaction and performance were
analyzed by using statistic paired t-test to find out the difference in the values (increased or decreased) of
nurse practitioners’ work satisfaction and performance before and after having been guided and the
conflict management was applied by nurse managers. The result of the research showed that there was
significant increase in nurse practitioners’ work satisfaction at 13.82 and in performance at 20.77 after
having been guided and conflict management training (p-value = 0.000, α = 0,05). It is recommended
that nurse managers increase their ability in conflict management by participating in various trainings
and develop self-education.
Keywords: Conflict Management Training for Nurse Manager, Work Satisfaction, Performance
Abstrak
Keperawatan sebagai organisasi profesi berpotensi besar dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
rumah sakit, sehingga perawat dituntut memiliki kinerja yang optimal. Salah satu faktor yang turut
mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja perawat dalam melaksanakan pelayanan keperawatan di rumah
sakit adalah adanya konflik. Peran manajer perawat sangat penting dalam memanajemen konflik karena
akan berpengaruh pada kepuasan kerja perawat pelaksana dalam ruangan. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi efektifitas pelatihan manajemen konflik pada manajer perawat terhadap kepuasan kerja
dan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan di ruang rawat inap Rumah
Sakit Swasta Kota Medan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain
penelitian quasi eksperimen menggunakan pendekatan pre and post test without control group dan
pengambilan sampel dengan simple random sampling. Perawat pelaksana yang menjadi responden
berjumlah 110 orang yang tersebar dalam 20 ruang rawat inap. Karakteristik responden dianalisa dengan
menggunakan uji statistik deskriptif sedangkan kepuasan kerja dan kinerja responden dianalisa dengan
menggunakan uji statistik paired t-test untuk melihat perbedaan nilai kepuasan kerja dan kinerja dari
perawat pelaksana mengalami kenaikan atau penurunan setelah dibimbing dan diterapkannya manajemen
konflik oleh manajer perawat. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang bermakna pada kepuasan
kerja yaitu 13,82 dan juga pada kinerja perawat pelaksana yaitu 20,77 sesudah dibimbing dan
diterapkannya manajemen konflik oleh kepala ruangan yang mendapatkan pelatihan manajemen konflik
(p value = 0,000, α = 0,05). Rekomendasi penelitian adalah sebaiknya setiap kepala ruangan atau calon
kepala ruangan diberi pelatihan dan tetap mengaplikasikan manajemen konflik secara berkesinambungan
di ruangan masing-masing.
Kata kunci: Pelatihan manajemen konflik, kepuasan kerja, kinerja
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 7
EFEKTIVITAS COGNITIVE BEHAVIORAL THERAPY TERHADAP
KECEMASAN PADA PASIEN CHRONIC OBSTRUCTIVE
PULMONARY DISEASE DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN
Muhammad Taufik Daniel Hasibuan, Dewi Elizadiani Suza,
Yesi Ariani, Elvi Andriani Yusuf E-mail : aniel_jibril@yahoo.com
Abstract
Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) patients will undergo the decrease in their life quality
and anxiety, due to the factors of hospitalization and exacerbation. The anxiety indicated bad health
profile in COPD patients like exacerbation, the decrease in life quality, and the change in psychosocial
status. Cognitive Behavioral Therapy (CBT) is a structured and ephemeral psychotherapy which is
intended to cope with today’s problem and to modify dysfunctional mind and behavior by conducting
cognitive restructuring. The objective of the research was to find out the effectiveness of CBT on anxiety
in COPD patients at the hospitals in Medan. The research used quasi-experimental method with one
group pretest-posttest design. The samples were 35 COPD patients as the respondents, taken by using
consecutive sampling technique. The data were gathered by using HADS-A questionnaires and
sphygmomanometer and analyzed by using dependent t-test. The result of the research showed that there
was significant difference in anxiety before and after the intervention (t=42.01 and p=0.000) and in
hemodynamic with systolic (t=2.65 and p= 0.012), diastolic (t=3.22 and p=0.003), PR (t=7.99 and
p=0.000), and RR (t=13.57 and p=0.000). The conclusion was that CBT was effective in decreasing
anxiety in COPD patients. It could help maximize medication program in the process of recovery in
COPD patients. It is recommended that it be used for COPD medication program
Keywords: cognitive behavioral therapy, anxiety, chronic obstructive pulmonary disease
Abstrak
Pasien chronic obstructive pulmonary disease (COPD) akan mengalami penurunan kualitas hidup dan
gangguan kecemasan yang diakibatkan karena faktor rawat inap (hospitalizations) dan keparahan
penyakit (exacerbations). Pasien COPD dengan kecemasan akan menunjukkan profil kesehatan yang
buruk seperti keparahan penyakit, penurunan kualitas hidup, dan perubahan status psikososial. Cognitive
behavioral therapy (CBT) merupakan psikoterapi yang dirancang secara terstruktur, jangka pendek, dan
diarahkan untuk mengatasi permasalahan masa kini, serta bertujuan untuk memodifikasi pikiran dan
perilaku yang dysfunctional dengan cara restrukturisasi kognitif. Penelitian ini bertujuan mengetahui
efektivitas CBT terhadap kecemasan pada pasien COPD di rumah sakit kota Medan. Jenis penelitian ini
menggunakan quasi-experimental design dengan one group pre test-post test. Sampel yang dipakai dalam
penelitian berjumlah 35 orang dan consecutive sampling dipakai sebagai teknik pengambilan sampel pada
populasi COPD. Pengumpulan data penelitian menggunakan kuesioner HADS-A dan spygmomanometer,
serta analisa data yang digunakan memakai uji dependent t-test. Dari uji statistik dependent t-test pada
kecemasan antara sebelum dan sesudah intervensi didapatkan perbedaan yang signifikan (t=42.01,
p=0.000) dan pada haemodinamik antara sebelum dan sesudah intervensi didapatkan hasil yaitu sistol
(t=2.65, p=0.012), diastol (t=3.22, p=0.003), pulse rate (t=7.99, p=0.000), respiration rate (t=13.57,
p=0.000), maka dapat disimpulkan bahwa CBT efektif menurunkan kecemasan pada pasien COPD.
Penggunaan CBT dapat membantu dalam memaksimalkan program pengobatan terhadap proses
penyembuhan yang jauh lebih baik pada pasien COPD dan menyarankan penggunaannya terhadap
program pengobatan untuk COPD.
Kata kunci: cognitive behavioral therapy, kecemasan, chronic obstructive pulmonary disease
12 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
PENENTUAN JENIS KELAMIN BERDASARKAN
KERAPATAN ALUR SIDIK JARI
Doaris Ingrid Marbun Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara/Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan
dodoforensik@gmail.com
Abstract
Gender plays a very important role in the process of identification. We can limit our effort in the process
of identification and at the same time increases the possibility of identification.Decomposed bodies,
severely damaged bodies or in case the remaining body parts only leaving the finger to
examinedfingerprint test. Fingerprint is one of the very important methods in the process of identification,
can be done easily, cheap with specific result if done by the expert in the field of dactyloscopy. This
simple procedure can be used to determine gender which will help in process of identification. The design
of the study is descriptive with cross sectional study approach from 276 medical students doing their
clinical rotation in the department of forensic medicine in RSUP H. Adam Malik and RSUD dr. Pirngadi
Medan from May 2nd, 2016 until July 10th, 2016. We found from this study that the male research subjects
have fingerprints with an average density of ridges 11.23 ridges/25 mm2 and standard deviation 1.18
ridges/25 mm2. While the female research subjects have fingerprints with an average density of ridges
12.29 ridges/25 mm2 and standard deviation 1.10 ridges/25 mm2. We obtained P-value 0.00001 based
on data of the relationship between the density of ridgeswith gender so that it can be concluded that there
is a significant relationship between the density of ridges with gender. P-values were obtained from the
data of the relationship between the density of ridgeswith tribe is 0.2334 which means there is no
significant relationship between the density of ridges with the tribe. The result of this study is density of
ridges <12 ridges/25 mm2more likely belongs to males whereas density of ridges >12 ridges/25 mm2more
likely belongs to females. In the study we cannot determine race on ridge density.
Keywords: Gender, Density of the fingerprint ridges
Abstrak
Jenis kelamin adalah salah satu informasi yang penting untuk mengidentifikasi seseorang yang akan
membatasi daftarpencarian dan mempersingkat waktu pencarian sekaligus memperbesar kemungkinan
teridentifikasinya seseorang. Mayat yang telah membusuk, rusak berat ataupun yang hanya berupa
potongan tubuh terkadang hanya menyisakan jari tangan - dalam hal ini sidik jari - untuk diperiksa.
Pemeriksaan sidik jari merupakan salah satu metode identifikasi yang penting, mudah dilakukan,
biayanya murah dan hasilnya spesifik bila dilakukan oleh ahli daktiloskopi. Jika pemeriksaan sidik jari
sederhana seperti yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dipergunakan oleh dokter pada tahap awal
pemeriksaan untuk menentukan jenis kelamin korban maka akan sangat membantu proses identifikasi.
Desain penelitian ini adalah deskritif dengan pendekatan cross sectional terhadap 276 peserta mahasiswa
yang sedang menjalani magang klinis di RSUP H. Adam Malik dan RSUD dr. Pirngadi Medan dari 2 Mei
2016 sampai 10 Juli 2016.Analisis data dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Stata. Dari
penelitian ini didapatkan bahwa subjek penelitian berjenis kelamin laki-laki memiliki sidik jari dengan
rata-rata kerapatan alur sidik jari 11,23 alur sidik jari/25 mm2 dan simpang bakunya 1,18 alur sidik jari/25
mm2. Sedangkan subjek penelitian berjenis kelamin perempuan memiliki sidik jari dengan rata-rata
kerapatan alur sidik jari 12,29 alur sidik jari/25 mm2 dan simpang bakunya 1,10 alur sidik jari/25 mm2.
Didapatkan nilai P-value 0,00001 pada data hubungan antara kerapatan alur sidik jaridengan jenis
kelamin sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kerapatan alur sidik jari
dengan jenis kelamin. P-value yang didapatkan dari data hubungan antara kerapatan alur sidik jaridengan
suku adalah 0,2334 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kerapatan alur sidik jari
dengan suku. Dari penelitian ini didapatkan bahwa kepadatan alur sidik jari <12 alur sidik jari/25 mm2
cenderung berjenis kelamin laki-laki.Kepadatan alur sidik jari ≥ 12 alur sidik jari/25 mm2cenderung
berjenis kelamin perempuan. Kepadatan alur sidik jari berdasarkan suku-suku asli Indonesia di Medan
tidak ada perbedaan yang signifikan.
Kata kunci: Jenis kelamin, Kerapatan alur sidik jari
16 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
PENGALAMAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN
MENTORSHIP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
Eva Kartika Hasibuan, Nurmaini, Sri Eka Wahyuni
Email: evakartikahasibuan@ymail.com
Abstract
Mentoring is mutually beneficial between someone who has the advantage in experience and someone
who does not. Informal mentoring is done spontaneously with the span of time according to the mentee’s
need; it does not need preparation (impromptu) for mentoring process, it occurs voluntarily, and it is
established according to mutual confidence building between a mentor and a mentee. The objective of the
research was to dig up nurses’ experience in implementing mentorship in RSUP H. Adam Malik, Medan.
The research was qualitative with descriptive phenomenological method. The data were gathered by
conducting in-depth interviews and field recording. The samples were 9 nurses as the respondents, taken
by using purposive sampling technique with inclusive criteria: nurses with the rank of PK 2 and PK 3 in
career, ward heads, and the team heads in PJT (Integrated Heart Disease) Room. The result of the
interviews was analyzed by using NVivo Version 11.0 (trial) software program. The result of the research
showed that there were 2 themes, 7 sub-themes, and 17 categories. The themes were implementing
informal mentorship, getting support in implementing mentorship. It is recommended the hospital
management make specific standard and format and specific schedule and time so that there will be
uniformity in implementing mentorship. It is also recommended that the next researchers dig up their
researches profoundly so that there will more themes with more respondents in order that the result of the
research will be better.
Keywords: Mentorship, Nurse, Experience
Abstrak
Mentoring merupakan hubungan yang saling menguntungkan dari seseorang yang mempunyai
pengalaman lebih kepada individu yang kurang berpengalaman. Mentoring informal merupakan
mentoring secara spontan dengan rentang waktu sesuai dengan kebutuhan mentee dan tidak
memerlukan persiapan untuk proses mentoring, terjadi secara sukarela, dan hubungan yang terbentuk
berdasarkan rasa percaya antara mentor dan mentee. Tujuan penelitian ini untuk menggali pengalaman
perawat dalam melaksanakan mentorship di RSUP H. Adam Malik Medan. Jenis penelitian yaitu
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Metode pengumpulan data adalah dengan
wawancara mendalam dan catatan lapangan, dengan jumlah partisipan 9 perawat, teknik pengambilan
partisipan menggunakan purposive sampling dengan kiteria inklusi perawat dengan jenjang karir PK 2
dan PK 3, kepala ruangan dan ketua tim dan di ruang Penyakit Jantung Terpadu (PJT). Hasil wawancara
dianalisis dengan menggunakan software NVivo Versi 11.0 (Trial). Hasil penelitian yang didapat 2 tema
7 subtema dan 17 kategori. Tema yang didapat yaitu melaksanakan mentorship yang bersifat informal dan
mendapatkan dukungan dalam melaksanakan mentorship. Direkomendasikan kepada rumah sakit untuk
membuat standart dan format khusus, jadwal dan waktu khusus, supaya adanya keseragaman dalam
melaksanakan mentorship, dan bagi peneliti selanjutnya direkomendasikan untuk melaksanakan
penelitian dengan menggali secara mendalam sehingga tema–tema yang ditemukan lebih banyak lagi dan
jumlah partisipan diperbanyak, sehingga hasil penelitian menjadi lebih baik.
Kata kunci: Mentorship, Perawat, Pengalaman
22 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
PENGEMBANGAN PROGRAM ORIENTASI KERJA BERBASIS
CARING DI RUMAH SAKIT UMUM NATAMA
KOTA TEBING TINGGI
Josep Kristian Lubis, Setiawan, Achmad Fathi
lubis_josep@yahoo.com
Abstract
Implementation of the orientation program of work aims to address the problems experienced by the
performance of new nurses as lack of confidence, inability to think critically and clinical knowledge,
relationships with colleagues, the desire to be independent but still depend to a senior nurse, frustration
in the workplace, and organizational policies in setting priorities for skills and communication problems
with doctors or other professions. The purpose of the research is to develop the work orientation program
based on caring. Design of this study was an action research. Instruments study are namely interview
guide, focus group discussion (FGD) guide, knowledge questionnaire, satisfaction questionnaires and
observation sheets. The number of the research participant is 13 persons. The data are analyzed
qualitatively and quantitatively. The results of this research is a change in the standard operating
procedures of work orientation program based on caring. The outcome of the research are executive
team’s, and new nurses’ knowledge on work orientation program based on caring increase and new
nurses satisfaction about work orientation program based on caring increase. It is recommended that the
leaders, management, and the heads of the unit in hospital to make a policy associated with caring for
other programs and form the evaluation team so that these activities can continue to be implemented on
an ongoing basis.
Keywords: action research, work orientation program, caring
Abstrak
Pelaksanaan program orientasi kerja bertujuan mengatasi masalah yang dialami oleh kinerja perawat baru
seperti kurang percaya diri, ketidakmampuan dalam berpikir kritis dan pengetahuan klinis, hubungan
dengan rekan kerja, keinginan untuk mandiri tetapi masih tergantung pada perawat senior, frustrasi di
lingkungan kerja, dan kebijakan organisasi dalam menetapkan prioritas keterampilan serta masalah
komunikasi dengan dokter atau profesi lain. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan program
orientasi kerja berbasis caring. Jenis penelitian adalah action research. Instrumen penelitian yaitu
panduan wawancara, panduan focus group discussion, kuisioner pengetahuan, kuisioner kepuasan dan
lembar observasi. Partisipan dalam penelitian adalah 13 orang. Data dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Hasil penelitian adalah suatu perubahan pada standar prosedur operasional program orientasi
kerja berbasis caring. Outcome penelitian adalah meningkatnya pengetahuan tim pelaksana,
meningkatnya pengetahuan perawat baru, dan meningkatnya kepuasan perawat baru tentang program
orientasi kerja berbasis caring. Penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan, pihak manajemen dan
kepala-kepala unit Rumah Sakit Umum Natama Kota Tebing Tinggi untuk membuat suatu kebijakan
yang berhubungan dengan caring pada program-program lainnya dan dibentuk tim evaluasi sehingga
kegiatan tersebut dapat terus dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kata kunci: action research, program orientasi kerja, caring
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 31
PENGARUH PENERAPAN METODE 5S OLEH KEPALA
RUANGAN TERHADAP PERENCANAAN LOGISTIK
DI RUMAH SAKIT IMELDA PEKERJA INDONESIA
MEDAN
Paskah Rina, Bustami Syam, Achmad Fathi
E-mail : Paskahsitumorang85@gmail.com
Abstract
5S work attitude is the attitude possessed by an employee in determining the selection of stuffs in the work
place, structuring, cleaning, maintaining work environment condition, and employees’ habit which are
needed for performing good work. One of the important components which cause recovery is health
equipment. The objective of the research was to identify the influence of the application of 5S method of
the ward heads on Logistic Planning at Imelda Pekerja Indonesia Hospital. This quantitative research
used quasi experimental method with one group pretest-posttest design. The population was 17 ward
heads, and all of them were used as the samples. The sampling technique was total sampling. The results
showed that the application of 5s method had some influence on the logistic planning in which the Mc
Nemar test for the functions of planning, storage and control was 0.004 and for the maintenance function
was 0.002. There were some differences in the war heads’ logistic planning after applying 5s method
before and after the intervention. Before the intervention, 9 respondents (53 %) had poor planning
function, 9 respondents (53 %) had poor storage function, 10 respondents (59 %) had poor equipment
maintenance, 10 respondents (59 %) had bad equipment maintenance, and 9 respondents (47.1%) had
good equipment control, and 9 respondents (53 %) had bad equipment control. After the intervention, the
implementation of 5S method of ward heads’ logistic planning which included planning function, storage
function, maintenance function, and control function of all respondents, increased to 100%. The result of
the observation showed that there were some ward heads that did not carry out choosing the need for
equipment according to the application of 5S method. There were some nurses who did not clean the
equipment right after being used to the patients and did not store it in the places according to their labels.
It is recommended that the ward heads increase logistic planning by carrying out their primary mission
so that the planning can run optimally according to the procedure, and equipment can be provided
effectively and efficiently.
Keywords: 5S Method, Logistic Planning, Ward Head
Abstrak
Sikap kerja 5S merupakan suatu sikap yang dimiliki seorang pekerja dimana berawal dari kebulatan tekat
dalam hal pemilahan barang-barang di tempat kerja, mengadakan penataan, pembersihan, pemeliharaan
kondisi lingkungan kerja serta kebiasaan dari pegawai yang sangat diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan dengan baik. Salah satu komponen penting dalam mendukung upaya penyembuhan adalah
peralatan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan metode 5S oleh
kepala ruangan terhadap perencanaan logistik di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode quasi experimental study dengan desain one group pre
test-post test. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala ruangan rawat inap yang berjumlah 17 orang.
Teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Hasil penelitian didapatkan bahwa ada pengaruh
penerapan metode 5S terhadap perencanaan logistik dimana Uji Mc Nemar pada fungsi perencanaan,
penyimpanan dan pengendalian sebesar 0,004 dan fungsi pemeliharaan sebesar 0,002. Perbedaan
perencanaan logistik kepala ruangan setelah penerapan 5S dimana sebelum intervensi 5S perencanaan
yang meliputi fungsi perencanaan kurang baik sebanyak 9 orang (53 %), fungsi penyimpanan kurang
baik sebanyak 9 orang (53 %), fungsi pemeliharaan alat kurang baik sebanyak 10 orang (59 %), dan
fungsi pengendalian alat kurang baik sebanyak 9 orang (53%). Setelah intervensi penerapan metode 5S
perencanaan logistik kepala ruangan yang meliputi fungsi perencanaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan
pengendalian mengalami peningkatan yaitu dalam kategori baik sebanyak 17 orang (100 %). Hasil
observasi yang dilakukan peneliti ternyata masih ada kepala ruangan yang belum melaksanakan
pemilihan kebutuhan alat sesuai dengan pedoman penerapan metode 5S dimana masih ada perawat di
ruangan yang belum melakukan proses pembersihan alat ketika selesai dipakai kepada pasien dan alat
tidak disimpan sesuai tempat yang diberi label. Saran kepada kepala ruangan untuk terus melakukan
Paskah Rina, Bustami Syam, Achmad Fathi
32 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
perencanaan logistik dengan baik dan melaksanakan tugas pokok masing-masing sehingga perencanaan
berjalan optimal sesuai prosedur dan pengadaan alat dilakukan secara efektif dan efisien.
Kata kunci : Metode 5S, Perencanaan Logistik, Kepala Ruangan
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 37
PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR
TENTANG INFERTILITAS DI LINGKUNGAN I KELURAHAN
KEMENANGAN TANI KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN
Kristin Natalia E-mail: Kristin.desember@gmail.com
Abstract
Infertility are a married couple who had sexual intercourse regularly (2-3 times a week) without
contraception for 12 months and never occurs. Infertility can be caused 40% of the husband, 40% of
wives and 20% of both sides. This study aimed to identify the knowledge and attitudes about infertility
couples of childbearing age in district of Medan Tuntungan. The research design used in this research is
descriptive with a large sample of 30 couples of childbearing age with a total sampling. From the results
obtained, the husband aged 26-35 years as many as 22 people (73.3%), 26-30 year-old wife as many as
14 people (46.7%), the most senior husband education were 17 (56.7%) , wife of the highest high school
education were 13 people (43.3%), most husbands work of civil servants (PNS) as many as 18 people
(60%), most wives work housewife as many as 23 people (76.7%), resources husband earned about
infertility mostly came from health professionals such as midwives and health profesional 21 people
(70%), resources wife obtained mostly came from health professionals such as midwives and health aide
23 people (76.7%). Based on the knowledge of couples of childbearing age showed the majority of
couples of childbearing age have enough knowledge about the husband's infertility as 19 people (63.3%),
the wife of 16 people (53.3%). Based on the attitude of couples of childbearing age show all couples of
childbearing age have a positive attitude about infertility, the husband of 30 people (100%), the wife of
30 people (100%). Thus the delivery of information and health education by health personnel are still
required to give a good knowledge and attitudes about infertility.
Keywords: Knowledge, Attitude, Infertility
Abstrak
Infertilitas (kemandulan) adalah pasangan suami-istri yang menjalani hubungan seksual secara teratur (2-
3 kali seminggu) tanpa kontrasepsi selama 12 bulan dan tidak terjadi kehamilan. Infertilitas dapat
disebabkan 40% dari pihak suami, 40% dari istri dan 20% dari kedua belah pihak. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap pasangan usia subur tentang infertilitas di Lingkungan I
Kelurahan Kemenangan Tani Kecamatan Medan Tuntungan. Desain penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif dengan besar sampel sebanyak 30 pasangan usia subur dengan metode
pengambilan sampel total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh, suami berumur 26-35 tahun sebanyak
22 orang (73,3%), istri berumur 26-30 tahun sebanyak 14 orang (46,7%), pendidikan suami terbanyak
SLTA sebanyak 17 orang (56,7%), pendidikan istri terbanyak SLTA sebanyak 13 orang (43,3%),
pekerjaan suami terbanyak pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 18 orang (60%), pekerjaan istri
terbanyak ibu rumah tangga sebanyak 23 orang (76,7%), sumber informasi yang didapat suami mengenai
infertilitas terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan matri kesehatan sebanyak 21 orang
(70%), sumber informasi yang didapat istri terbanyak berasal dari tenaga kesehatan seperti bidan dan
mantri kesehatan sebanyak 23 orang (76,7%). Berdasarkan pengetahuan pasangan usia subur
menunjukkan mayoritas pasangan usia subur mempunyai pengetahuan cukup tentang infertilitas yaitu
suami sebanyak 19 orang (63,3%), istri sebanyak 16 orang (53,3%). Berdasarkan sikap pasangan usia
subur menunjukkan seluruh pasangan usia subur mempunyai sikap positif tentang infertilitas yaitu suami
sebanyak 30 orang (100%), istri sebanyak 30 orang (100%). Dengan demikian penyampaian informasi
dan penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan masih diperlukan untuk memberikan pengetahuan dan
sikap yang baik tentang infertilitas.
Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Infertilitas
40 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
PENGARUH GAYA MANAJEMEN KONFLIK TERHADAP STRES
PADA MAHASISWA SARJANA KEPERAWATAN STIKES
SUMATERA UTARA
Lili Suryani Tumanggor, Wiwik Sulistyaningsih, Rika Endah Magister Administrasi Keperawatan
lili_tumanggor@yahoo.co.id
Abstract
Conflict is a part of the resultsof differences in opinion, values or beliefs between two persons or more
which leads to stress. It happens to everyone, including nursing undergraduate students who are
completing their degrees. The objective of the research was to analyze the influence of conflict
management style on stress in nursing undergraduate students at STIKes Sumatera Utara. The research
used quantitative method with correlation design to find out the influence of the conflict management
style on stress. It was conducted from May until August, 2015. The samples were 110 respondents, and
the data were gathered by using questionnaires whichhad been tested their validity. The results of CVI
conflict management style and stress were 0.97 and 0.94 respectively. Reliability of cronbach alpha value
of conflict management style was 0.81 and stress was 0.95. The result of ANOVA test for testing the
difference between the five conflict managements and stress showed that p>0.159 which indicated that
there was no influence of conflict management style on stress.
Keywords: conflict management style, stress, nursing students
Abstrak
Konflik merupakan sebagian akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai atau keyakinan dari dua orang
atau lebih dan dengan adanya masalah-masalah hal tersebut dapat menimbulkan stres. Konflik dapat
terjadi pada siapa saja, termasuk mahasiswa sarjana keperawatan yang sedang mengikuti proses
pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh gaya manajemen konflik terhadap stres
pada mahasiswa sarjana keperawatan di STIKes Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan desain korelasi untuk mengetahui pengaruh gaya manajemen konflik terhadap stres.
Penelitian dilaksanakan bulan Mei sampai Agustus 2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak
110 responden dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan
uji validitas dengan hasil CVI gaya manajemen konflik 0.97 dan stres 0.94. Reliabilitas nilai cronbach
alfa dari gaya manajemen konflik 0.81 dan stres 0.95. Uji beda dilakukan untuk menguji perbedaan nilai
rata-rata antara kelima gaya manajemen konflik. Hasil uji beda dengan ANOVA menunjukkan nilai
signifikansi p >0.159 maka tidak ada perbedaan tingkat stres berdasarkan gaya manajemen konflik.
Kata kunci: gaya manajemen konflik, stres, mahasiswa keperawatan
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 45
PENGARUH EDUKASI PERAWATAN DIRI TERHADAP
AKTIVITAS SEHARI-HARI PASIEN HEMODIALISA DI RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN
Ongku Bosar Hasibuan, Heru Santosa, Cholina Trisa Siregar Email : hasbers.bayo@yahoo.com
Abstract
Chronic kidney desease is a malfunction of kidney so that cannot maintain its metabolism fluid and
electolyte imbalance. Patients with chronic kidney desease can be treated with a therapy of kedney
substitute with hemodialysis to maintain their life. Hemdialysis patients have problems to self-care deficit
in which affects to their activity daily livning’s. One of the interventions to cope with self-care disorder is
by self-care education, a preces of interaction between healtn care providers (nurses) and patients to
increase ability patients to do their self-care. The objective of this research was ti identfiy the influence of
self-care education on activity daily livin’s of hemodialysis patients in General Horpital Dr.Pirngadi
Medan. This research used of quasi-experimental method with nonequivalent pre-posttest with control
group designe. The samples were 28 respondents who had disorders of their activity daily living’s for
each group with accidental sampling technicue. Activity daily living’s of nutrition and fluid management,
mobilization/movement, housekeeping, rest and sleep and responsibility for medication before and after
self-care education in intervention and control group was analyzed by using Wilcoxon signed ranks test
with p-value <0.05 in intervention group and p-value > 0.05 in control group. Activity daily living’s after
self-care education in both groups was analyzed by using Mann-Whitney test with p-value > 0.05. The
result of this research showed that there was the influence of self-care education on activity daily living’s
respondents. Self-care education can be to increased activity daily living’s of hemodialysis patients if it’s
done substainbaly at least one month by reminding them once a for helatrh care providers, especially
nurses, to continously provide self-care education for patients with hemodialysis.
Keywords: Hemodialysis, Self-Care Education, Activity Daily Lving’s
Abstrak
Penyakit ginjal kronis merupakan suatu kelainan fungsi ginjal secara menahun, mengakibatkan ginjal
tidak mampu untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit. Pasien gagal
ginjal kronis dapat dilakukan salah satu terapi pengganti fungsi ginjal untuk mempertahankan hidupnya
yaitu hemodialisa.Pasien hemodialisa memiliki masalah defisit perawatan diri yang berdampak terhadap
aktivitas sehari-hari. Salah satu intervensi untuk mengatasi gangguan perawatan diri adalah edukasi
perawatan diri, yaitu suatu proses interaksi antara petugas kesehatan (perawat) dengan pasien untuk
meningkatkan kemampuan pasien melakukan perawatan dirinya. Tujuan penulisan ini adalah untuk
mengidentifikasi pengaruh edukasi perawatan diri terhadap aktivitas sehari-hari pasien hemodialisa di
RSUD Dr. Pirngadi Medan. Jenis penulisan ini adalah quasi eksperimental dengan desain nonequvalent
pre-posttest with control group. Sampel penulisan yaitu pasien hemodialisa yang mengalami gangguan
aktivitas sehari-hari, terdiri dari 28 orang masing-masing kelompok dengan tekhnik aksidental sampling.
Aktivitas sehari-hari manajemen nutrisi dan cairan, mobilisasi/pergerakan, aktivitas rumah, istirahat tidur
dan tanggung jawab terhadap pengobatan sebelum dan sesudah edukasi intervensi pada kelompok
intervensi dianalisis dengan Wilcoxon signed ranks test dengan nilai(p<0.05), pada kelompok kontrol
dianalisa dengan uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan nilai (p>0.05). Aktivitas sehari-hari sesudah
edukasi perawatan diri pada kelompok intervensi dan kontrol dianalisis dengan Mann-Whitney testdengan
nilai (p<0.05). Penulisan ini menunjukkan ada pengaruh edukasi perawatan diri terhadap aktivitas sehari-
hari responden. Edukasi perawatan diri dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri sehari-hari pasien
hemodialisa jika dilakukan secara berkelanjutan dengan waktu minimal 1 bulan dengan cara diingatkan
kembali setiap minggu dan dievaluasi diminggu keempat. Edukasi ini dapat menjadi masukan kepada
pelayanan kesehatan khususnya keperawatan untuk selalu memberikan edukasi perawatan diri kepada
pasien yang menjalani hemodialisa secara terus-menerus.
Kata kunci: Hemodialisa, Edukasi Perawatan Diri, Aktivitas Sehari-hari
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 51
PENGARUH TERAPI AIR TERHADAP KONSTIPASI PADA IBU
PASCA SALIN SECTIO CAESAREA DI RSU SEMBIRING
DELITUA TAHUN 2012
Peny Ariani Stikes Deli Husada, Delitua
penyariani@gmail.com
Abstract
Constipation is a decrease of defecation and one complication of childbirth sectio caesarea that occurs
due to the spinal anesthesia which slows gastrointestinal motility and reduced mobilization on the mother
post sectio caesarea are often treated with the use of a laxative that has many side effects. Intervention
therapy naturally with water as much as 1.5 liters of water were taken in the morning after waking up is a
natural way to stimulate gastrocolic effect resulting in defecation. To determine the effect of water
treatment against constipation in the mother post sectio caesarea copy. This study uses quasi-
experimental design with two research design intervention and control group. The number of samples in
this study were 28 people in the intervention group and 28 in the control group. Sampling was done by
using purposive sampling technique with data analysis independent t-test. The results obtained by the
majority of respondents in the intervention group aged> 35 years as many as 14 people (50%) and the
majority of respondents in the control group aged 25-35 years as many as 15 people (53.6%). Based on
the parity of respondents, the majority of respondents in the intervention group with children 3 to as
many as 9 people (32.1%) and the majority in the control group, respondents with children 2 to 11
persons (39.3%). Statistical analysis showed that the water treatment effect on defecation time mothers
who experience constipation (P = 0.000) and the frequency of defecation (P = 0.006). The results of this
research can be proved that water therapy can deal with constipation in the mother post sectio caesarea
copy. So, the researchers suggest the therapeutic use of water as a nursing intervention in dealing with
constipation in the mother post sectio caesarea copy.
Keywords: water therapy, constipation, post sectio caesarea
Abstrak
Konstipasi merupakan penurunan defekasi dan salah satu komplikasi dari persalinan sectio caesarea yang
terjadi karena pengaruh anastesi spinal yang memperlambat motilitas gastrointestinal serta berkurangnya
mobilisasi pada ibu pasca sectio caesarea yang sering ditangani dengan penggunaan laxative yang banyak
memiliki efek samping. Intervensi alami dengan pemberian terapi air sebanyak 1,5 liter air putih yang
diminum pada pagi hari setelah bangun tidur merupakan cara alami untuk merangsang efek gastrokolik
sehingga terjadi defekasi. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh terapi air terhadap konstipasi
pada ibu pasca salin sectio caesarea. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen dengan
rancangan penelitian two group intervensi dan kontrol. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 28
orang pada kelompok intervensi dan 28 orang pada kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan
dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan analisa data uji t-independent. Hasil penelitian
diperoleh mayoritas responden pada kelompok intervensi berusia >35 tahun sebanyak 14 orang (50%) dan
mayoritas responden pada kelompok kontrol berusia 25 – 35 tahun sebanyak 15 orang (53,6%).
Berdasarkan paritas responden, mayoritas responden pada kelompok intervensi dengan anak ke 3
sebanyak 9 orang (32,1%) dan mayoritas pada kelompok kontrol, responden dengan anak ke 2 sebanyak
11 orang (39,3%). Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terapi air berpengaruh terhadap waktu defekasi
ibu yang mengalami konstipasi (nilai P = 0,000) dan frekuensi defekasi (P = 0,006). Hasil penelitian ini
dapat dibuktikan bahwa terapi air dapat menangani konstipasi pada ibu pasca salin sectio caesarea. Jadi,
peneliti menyarankan penggunaan terapi air sebagai salah satu intervensi keperawatan dalam menangani
konstipasi pada ibu pasca salin sectio caesarea.
Kata kunci: terapi air, konstipasi, ibu pasca salin sectio caesarea
54 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP
PERDARAHAN POST PARTUM DI KLINIK BERSALIN
TANJUNG DAN KLINIK BERSALIN KURNIA DELITUA
Putri Ayu Yessy Ariescha
putriayu_yessyariescha@yahoo.co.id
Abstact
The maternal mortality rate in Indonesia due to postpartum hemorrhage have the highest rank. And
based on the research the biggest causes occurs after delivery and 50% post-partum deaths occurred
within the first 24 hours. Protocol evidance latest by the WHO is based on implementation of Early
initiation of Breastfeeding. Through sucking the mother's nipple, it will stimulate the production of the
hormone oxytocin which will help the contractions of the uterus and reduce uterine bleeding. Objective to
know effect of the implementation of the Early initiation of Breastfeeding toward number of postpartum
hemorrhage. This research design use quasy Experiment with the study design Two of Group Post Test
intervention and control. The number of samples in this study were 23 groups of intervention who giving
birth in clinic Tanjung and 23 control group of women giving birth at the Clinic Kurnia. A sampling
technique use purposive sampling. The results showed that the average number of respondents who do
Early initiation of Breastfeeding bleeding is 302.70 cc with SD 32.64. And the amount of bleeding Early
initiation of Breastfeeding is 340.04 cc with SD 28.35. P = 0.000. Conclusion: From the results it can be
proven that there is the influence of Early Initiation of Breastfeeding for post partum hemorrhage. This
research is expected to be input in the improvement of knowledge in the field of health, especially
midwives in service delivery in order to perform Early initiation of Breastfeeding properly to reduce the
number of post partum hemorrhage that still the biggest cause of maternal death in post partum period or
the first of 24 hours post partum.
Keywords: Post Partum, Haemorragic, Early initiation of Breastfeeding
Abstrak
Angka kematian ibu di Indonesia karena perdarahan post partum mempunyai peringkat tertinggi. Dan
berdasarkan penelitian penyebab terbesar terjadi setelah persalinan dan 50 % kematian nifas terjadi dalam
24 jam pertama. Protocol evidance based terbaru oleh WHO adalah tentang palaksanaan Iniasiasi
Menyusu Dini (IMD). Melalui emutan pada puting susu ibu, maka akan merangsang produksi hormon
oksitosin yang akan membantu kontraksi uterus dan mengurangi perdarahan uterus. Tujuan Penelitian
untuk mengatahui ada atau tidak ada pengaruh pelaksanaan IMD terhadap jumlah perdarahan post
partum. Metodologi penelitian : Penelitian ini menggunakan desain Quasy Eksperiment dengan
rancangan penelitian Two Group Post Test intervensi dan kontrol. Jumlah sampel dalam penelitian ini
adalah 23 orang kelompok intervensi yaitu ibu bersalin di klinik Tanjung dan 23 orang kelompok kontrol
yaitu ibu bersalin di Klinik Kurnia. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan Purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah perdarahan responden yang dilakukan IMD adalah
302,70 cc dengan SD 32,64. Dan jumlah perdarahan yang tidak IMD adalah 340,04 cc dengan SD 28,35.
Nilai P = 0,000. Dari hasil penelitian dapat dibuktikan bahwa ada pengaruh Inisiasi Menyusu Dini dengan
perdarahan Post Partum. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu
pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya bidan dalam pelayanan persalinan agar melakukan IMD
dengan benar untuk mengurangi jumlah perdarahan post partum yang masih menjadi pemicu terbesar
kematian ibu pada masa nifas atau 24 jam pertama post partum.
Kata kunci : Inisiasi Menyusu Dini, Perdarahan post partum.
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 57
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN K3 DAN K4 PADA
IBU NIFAS DI RSU SEMBIRING TAHUN 2015
Rentawati Purba, Bahtera Bindavid Purba
rentawatipurba@yahoo.co.id
Abstract
Pregnancy visit show the drop out rate where as pregnant mother who go for 1st pregnant visit do not go
for 3rd of trimester and it cause health workers can not observe their pregnancy. The purpose of this study
is to know the associated factors with pregnancy visit on 3rd phase and 4th phase of puerperal mother as
participant of the Social Guarantee Organizer Agency in 2015. The design of this study is cross sectional
analytic approach. The number of sample is 96 people, with using consecutive sampling. From bivariate
analysis found that there are three uncorrelated variables to pregnancy visit such as age with p-value
0.355, education with p-value 0.72, occupation with p-value 0.24 and there are five correlation variables
to pregnancy visit such as knowlegde with p-value 0.03, husband support with p-value 0.01, distance of
health service with p-value 0.00, parity with p-value 0.02 and previous pregnancy complication with p-
value 0.01. The multivariate analysis result show that the distance of health service has significant value
to pregnancy visit with p-value 0.00 (PR ; 2.041 CI 95% ; 1.008-6.200). This result expected to health
workers in order to provide counseling to pregnant women about the benefits of pregnancy visit.
Keywords : Age, Education, Occupation, Knowledge, Support, distance of health service, Parity, and
Previous pregnancy Complication
Abstrak
Kunjungan kehamilan menunjukkan angka drop out dimana ibu hamil yang melakukan kunjungan
pertama tidak melanjutkan kunjungan kehamilan sampai trimester ke-3 sehingga kehamilannya tidak
dapat terus dipantau oleh petugas kesehatan . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuai faktor-
faktor yang berhubungan dengan kunjungan pemeriksaan kehamilan K3 dan K4 pada ibu nifas peserta
BPJS di RSU.Sembiring Delitua tahun 2015. Desain dalam penelitian ini adalah analitik dengan
pendekatan crosssectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang, dengan tehnik
pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Dari hasil analisa bivariat didapatkan bahwa
ada 3 variabel yang tidak berhubungan dengan kunjungan kehamilan diantaranya usia dengan p-value
0.335 , pendidikan dengan p-value 0.72, pekerjaan dengan p-value 0.24 dan ada 5 variabel yang
mempunyai hubungan dengan kunjungan kehamilan diantaranya pengetahuan dengan p-value 0.03,
dukungan suami dengan p-value 0.01, jarak layanan kesehatan dengan p-value 0.00, paritas dengan p-
value 0.02 serta komplikasi kehamilan sebelumnya dengan p-value 0.01 . Dari hasil analisis multivariate
didapatkan bahwa jarak layanan kesehatan mempunyai nilai yang signifikan dengan kunjungan kehamilan
ibu dengan p-value 0.00 (PR ; 2.041 CI 95% ; 1.008-6.200. Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar
memberikan penyuluhan kepada ibu hamil tentang manfaat kunjungan kehamilan.
Kata kunci : Usia, Pendidikan, Pekerjaan, Pengetahuan, Dukungan, Jarak layanan Kesehatan, paritas
dan komplikasi kehamilan sebelumnya
60 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
PENGEMBANGAN KOMPETENSI PERAWAT PELAKSANA
RUANG RAWAT INAP DALAM MANAJEMEN PELAYANAN
PASIEN MELALUI PELATIHAN PENERIMAAN PASIEN BARU
BERBASIS CARING DI RUMAH SAKIT SWASTA KOTA MEDAN
Setiawan, Roymond H. Simamora, Achmad Fathi roymond_oy@yahoo.com
Abstrak
This Devotion activities held within 4 months (August, s. d November 2016), RS Medan Thamrin Mother
was chosen as the Center of activity. As for the stages of the activities of the Service are as follows: the
first step, doing a Study Patient satisfaction towards the services provided by nurses, when first entered
the result is inpatient (64%) Patients Declared satisfied against nurses, moreover also in review the
things what is expected by the patient of Nurse that can be given By Nurses to the patient while receiving
patients in inpatient to firstly, obtained knowledge of nurses is an average of 70. The second step is, do a
forum group discussion (FGD) to nurse-a nurse who served in inpatient space, to find solutions to
existing problems, then the third step is the formulation and determination of the problem, and the
problem-solving plan. The fourth step, do training: Application of the concept of Caring On Acceptance
of new patients in the room Management of inpatient care, caring selected as base training because this
is the basic concept of the caring Foundation of core services nursing care which operates to the concern
and respect for the nursing care service recipients. The fifth step is: along the same to the rest room
inpatient Nurse applying standard operating procedures (SPO) Acceptance of new Patients in the
inpatient preparation, SPO is very important because through the SPO is expected throughout the
existing nurses who receive new patients can enforce the Ministry in accordance with existing
procedures. the next step is, do the socialization and application of SPO, will then be the observation to
figure out the impact of the application of this observation, the SPO is then analyzed through FGD for
perfected. The next step is to present the SPO Leadership before the RS to obtain a determination of the
validity of SPO. After training in the application of the concept of Caring On Acceptance of new patients
in the room Management of inpatient care private hospital Medan city, obtained an increase of
satisfaction of patients toward Nursing Service. Achieve optimal Nurse job satisfaction of nurses can
work just as well..
KKeeyywwoorrdd :: Nurse, Implementing new patient Acceptance, Caring Behavior, SPO
Abstrak
Kegiatan Pengabdian ini dilaksanakan dalam waktu 4 bulan (Agustus s.d November 2016), RS Bunda
Thamrin Medan dipilih menjadi Center kegiatan. Adapun tahapan Kegiatan Pengabdian sebagai berikut:
langkah Pertama, melakukan Pengajian kepuasan Pasien terhadap layanan yang diberikan oleh perawat,
saat pertama sekali masuk ke Ruang rawat inap hasilnya adalah (64%) Pasien Menyatakan puas terhadap
Perawat, selain itu juga di kaji hal-hal apa yang diharapkan oleh pasien dari Perawat yang dapat diberikan
Oleh Perawat kepada pasien saat menerima pasien di ruang rawat inap untuk pertama sekali, diperoleh
pengetahuan Perawat adalah rata-rata 70. Langkah ke dua adalah, melakukan forum group diskusi (FGD)
kepada perawat-perawat yang bertugas di ruang rawat inap, untuk mencari solusi atas permasalahan yang
ada, selanjutnya langkah ketiga adalah perumusan dan penetapan permasalahan, dan rencana pemecahan
masalah. Langkah ke empat, melakukan pelatihan: Aplikasi Konsep Caring Pada Manajemen Penerimaan
pasien Baru diruang Rawat Inap, caring dipilih sebagai basis pelatihan dikarenakan Konsep caring inilah
landasan dasar dari inti pelayanan asuhan keperawatan yang menitik beratkan kepada kepedulian dan rasa
hormat terhadap penerima layanan asuhan keperawatan. Langkah kelima adalah: bersama sama dengan
Seluruh Perawat ruangan rawat inap menerapkan standar prosedur operasional (SPO) Penerimaaan Pasien
Baru di Ruang rawat inap, penyusunan SPO ini sangat penting dikarenakan melalui SPO yang ada
diharapkan seluruh perawat yang menerima pasien baru dapat memberlakukan pelayanan sesuai dengan
prosedur yang ada. langkah berikutnya adalah, melakukan sosialisasi dan Aplikasi SPO, kemudian akan
di Observasi untuk mengetahui dampak dari aplikasi SPO ini, hasil observasi ini kemudian ditelaah
melalui FGD untuk penyempurnaannya. Langkah berikutnya adalah mempresentasikan SPO dihadapan
Pimpinan RS untuk memperoleh Penetapan Pemberlakuan SPO. Setelah dilakukan Pelatihan Aplikasi
Konsep Caring Pada Manajemen Penerimaan pasien Baru diruang Rawat Inap Rumah Sakit Swasta Kota
Pengembangan Kompetensi Perawat Pelaksana Ruang Rawat Inap dalam Manajemen Pelayanan ...
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 61
Medan, diperoleh peningkatan kepuasan Pasien terhadap layanan Keperawatan.Tercapainya kepuasan
kerja Perawat yang optimal Perawat dapat bekerja sama dengan baik.
Kata kunci: Perawat Pelaksana,Penerimaaan Pasien Baru, Perilaku Caring, SPO
66 | Jurnal Riset Keperawatan Indonesia . Volume 5 . No. 1 . Januari – Juni 2017
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KECEMASAN PASIEN PRE SECTIO CAESAREA DI RSU
SEMBIRING DELITUA
Tety Junita Purba tetyjunitapurba@gmail.com
Abstract
Anxiety is a signal that sensitize themselves to taking action to overcome the threat. Action Sectio
Caesarea with various complications cause anxiety. Excessive anxiety can result in delays in the delivery
process plan with Sectio Caesarea. Type of analytical study with cross sectional design with the aim to
determine the factors that affect the patient's anxiety level Sectio Caesarea in RSU Sembiring Year 2015
with a sample of 61 people with concecutive sampling method. Bivariate analysis using chi square test
and multivariate analysis with multiple logistic regression (Multiple Logistic Regresion). The result
showed that the distribution of respondents by age mothers feel anxious 32 of 46 (69.6%) at age ≥ 20 yrs
more based on the number of children whose mothers feel anxious as many as 27 of 34 (79.4%) mothers
of children <2 higher, based dkungan mother's family were not supported by the families of 5 of 8
(62.5%) compared with women who feel anxious in the group that supported so that families of 39 of 53
(73.6%), based on mothers experience sectio caesarea patients with anxious mothers with no experience
of the operation of 31 of 37 (83.3%). So it can be concluded that there is a relationship between the
operating experience with patient anxiety caesarea section. Suggested to counselors at RSU Sembiring
Delitua to pay attention to the patient experience in providing counseling before sectio caesarea action
and also provide opportunities for training to nurses in the delivery room so understanding nurse
counseling techniques on getting better.
Keywords: Anxiety level, sectio caesarea Patients, Hospitals
Abstrak
Kecemasan suatu sinyal yang menyadarkan diri untuk mengambil tindakan mengatasi ancaman. Tindakan
Sectio Caesarea dengan berbagai komplikasi menimbulkan kecemasan. Kecemasan yang berlebihan dapat
mengakibatkan terhambatnya rencana proses persalinan dengan Sectio Caesarea. Jenis Penelitian bersifat
analitik dengan desain cross sectional dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan pasien Sectio Caesarea di RSU Sembiring Thn 2015 dengan sampel 61 orang dengan
metode concecutive sampling. Analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square dan analisis
multivariate dengan uji regresi logistic berganda (Multiple Logistic Regresion). Dari hasil penelitian
didapatkan bahwa distribusi responden berdasarkan umur ibu yang merasa cemas 32 dari 46 (69,6%) pada
umur ≥ 20 thn lebih banyak berdasarkan jumlah anak ibu yang merasa cemas sebanyak 27 dari 34 (79,4
%) ibu yang memiliki anak < 2 lebih tinggi, berdasarkan dkungan keluarga ibu yang tidak didukung oleh
keluarga yakni sebesar 5 dari 8 (62,5 %) dibandingkan dengan ibu yang merasa cemas pada kelompok
yang didukung leh keluarga yakni sebesar 39 dari 53 (73,6%), berdasarkan pengalaman ibu pasien sectio
caesarea dengan ibu yang cemas tanpa pengalaman operasi yakni sebesar 31 dari 37 (83,3 %). Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan antara pengalaman operasi dengan kecemasan pasien
section caesarea. Disarankan kepada petugas konseling di RSU Sembiring Delitua agar memperhatikan
pengalaman pasien dalam memberikan konseling sebelum dilakukan tindakan sectio caesarea dan juga
memberikan kesempatan untuk pelatihan kepada perawat yang ada di ruang bersalin supaya pemahaman
teknik konseling pada perawat semakin baik.
KKaattaa kkuunnccii:: TTiinnggkkaatt KKeecceemmaassaann,, PPaassiieenn sseeccttiioo ccaaeessaarreeaa,, RRuummaahh SSaakkiitt
Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara | 71
DUKUNGAN PASANGAN DALAM MERAWAT PASIEN STROKE
YANG MENGALAMI DISABILITAS FUNGSIONAL
DI RUMAH
Trinita Situmorang, Nurmaini, Nunung F. Sitepu Email : trinita_7morang@yahoo.com
Abstrak
Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul secara mendadak dan terjadi kapan saja. Penyakit ini
menyebabkan kecacatan berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir sebagai
akibat gangguan fungsi otak. Kecacatan akibat stroke tidak hanya berdampak bagi penyandangnya, akan
tetapi juga berdampak bagi anggota keluarga terutama pasangannya. Penderita stroke yang mengalami
kecacatan bergantung pada dukungan emosional dan fisik dari informal terutama pasangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengeksplorasi secara mendalam tentang dukungan pasangan dalam merawat pasien
stroke yang mengalami disabilitas fungsional. Penelitian ini merupakan studi fenomenologi deskriptif.
Pengumpulan data dilakukan dengan indepth interview dan fieldnote. Partisipan dalam penelitian ini
berjumlah 12 orang yang dipilih dengan tehnik purposive sampling. Hasil penelitian yaitu: (1)
Memberikan motivasi yaitu penghargaan, tanggung jawab, spiritual dan kasih sayang, (2) Partisipan
membantu pemenuhan kebutuhan pasien stroke yaitu memenuhi kebutuhan sehari-hari, memenuhi rasa
aman dan nyaman dan memenuhi kebutuhan seksualitas, (3) Partisipan tidak menunjukkan masalah
kesehatan kepada pasangan yang mengalami stroke yaitu kelelahan. Disarankan perawat sebagai edukator
khususnya pada pasien stroke perlu mengaplikasikan ilmunya untuk melakukan asuhan keperawatan pada
penderita stroke dengan melibatkan pasangan dan perawat melatih pasangan dalam merawat penderita
stroke sebelum keluar dari rumah sakit. Partisipan sebagai pasangan harus selalu memotivasi dan tidak
bosan untuk membawa pasangan yang mengalami stroke untuk berobat ke Rumah Sakit untuk dapat
melihat perkembangan dan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Kata kunci: Dukungan pasangan, stroke disabilitas fungsional.