Post on 15-Apr-2017
A. Pengertian BudayaBudaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsure yang rumit dan disepakati bersama, seperti system agama,politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian dan bangunan.( id.m.wikipedia.org/wiki/budaya )
Selain itu, ada juga yang mengartikan kebudayaan sebagai simpanan akumulatif dari
pengetahuan, pengalaman, kepercayaan, nilai, sikap, makna, hirarki, agama, pilihan
waktu, peranan, relasi ruang, konsep yang luas, dan objek material, atau kepemilikan
yang dimiliki dan di pertahankan oleh sekelompok orang atau suatu generasi. Dengan
demikian pula kebudayaan bisa berarti sisitem pengetahuan yang dipertukarkan oleh
sejumlah orang dalam sebuah kelompok yang besar. Bahkan kebudayaan adalah
komunikasi dan komunikasi adalah kebudayaan.( Edward T.Hall, 1981).
Kebudayaan itu memperngaruhi nila-nilai yang dimiliki manusia, bahkan
mempengaruhi sikap dan perilaku manusia. Dengan kata lain, semua manusia merupakan
aktor kebudayaan karena manusia bertindak dalam lingkup kebudayaan.
Kebudayaan diyakini sebagai warisan dari orang dewasa kepada anak-anak. Bahwa
manusia tidak dilahirkan dengan kebudayaan, tapi kebudayaan itu dipelajari oleh
manusia sepanjang kehidupan.
B. Individu dan Identitas BudayaIdentitas sangatlah penting. identitas membantu masyarakat luas untuk bisa
mengenal individu atau kelompok baik dari segi budaya, agama, ataupun politik dan
berbagai aspek kehidupan yang lain. Identitas juga bisa memandu seseorang dalam
memilah perjalanan dari tujuan hidupnya, mislanya seseorang yang ingin masuk di
sebuah komunitas, maka orang tersebut harus mengenal identitas komunitas itu, dengan
demikian maka untuk selanjutnya apabila sudah mengenal dan mengerti tentang
karakteristik komunitas tersebut dia bisa akan tetap masuk apabila komunitas tersebut
poistif, sebaliknya akan meninggalkan apabila komunitas tersebut negatif.
identitas individual adalah identitas atau jati diri yang dimiliki seseorang yang ia
dapat sejak ia lahir maupun dari proses interaksi yang dialami mulai dari lahir.
Contoh: Seorang gadis jawa tidak berani membangkang perintah ibu atau ayahnya,
sehingga ia dijuluki sebagai gadis baik dan penurut. Baik dan penurut adalah identitas
individual dari gadis jawa itu, sebab tidak semua gadis dari jawa adalah seorang anak
yang penurut terhadap orang tua.
Identitas komunal adalah jati diri atau suatu karakteristik yang menggambarkan ciri-
ciri dari suatu kelompok atau koloni yang menunjukkan secara utuh tentang
kepribadian koloni itu. contoh: anak punk dengan gayanya yang serba hitam dan
identitas dengan alkohol, jalanan dan pergaulan bebas merupakan identitas dari koloni
anak punk tersebut. Hal-hal itu adalah pembeda antara koloni anak punk dengan
koloni atau kelompok lain.
Identitas adalah menunjukkan jati diri agar dapat dikenal orang. Dan identitas
budaya disini adalah rincian karakteristik atau ciri-ciri sebuah kebudayaan yang dimiliki
oleh sekelompok orang yang kita ketahui batas-batasnya tatkala dibandingkan dengan
karakteristik atau ciri-ciri kebudayaan orang lain (Liliweri, 2003: 72).
Dalam kegiatan komunikasi, identitas tidak hanya memberikan makna tentang
pribadi individu, lebih dari itu identitas menjadi ciri khas sebuah kebudayaan yang
melatarbelakanginya. Dari ciri khas itulah nantinya kita dapat mengungkapkan
keberadaan individu tersebut. Jadi individu disini berperan dalam mengenalkan identitas
budayanya pada orang banyak.
C. Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan.
Pusat perhatian komunikasi dan kebudayaan yang terletak pada variasi langkah dan cara
manusia berkomunikasi melintasi komunikasi manusia atau kelompok sosial. Pelintasan
komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal maupun nonverbal,
yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua konteks interaksi antar manusia.
Komunikasi antarbudaya adalah suatu proses komunikasi simbolik, interpretatif,
transaksional, dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang yang karena memiliki
perbedaan derajat kepentingan memberikan interpretasi dan harapan secara berbeda
terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai makna yanng
dipertukarkan.( Lustig dan Koester)
Secara sederhana, komunikasi lintas budaya ini adalah proses komunikasi yang
dilakukan dengan adanya interaksi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memeliki
latar belakang kebudayaan yang berbeda.
Namun dalam komunikasi lintas budaya yang dilakukan kerap kali terjadi
permasalahan dalam proses interaksinya. Seperti dibawah ini :
1). Stereotip
Sering kali kita tanpa sadar menyamakan seseorang dengan orang lain,
dikarenakan berasal dari kelompok budaya yang sama. Ini dilakukan kerena persepsi
kita terhadap suatu kelompok atau budaya yang mengakar secara terus menerus.
Stereotip ini terkadang dapat berupa hal positif namun juga bisa negative. Dengan
kata lain stereotip adalah menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit
informasi dan membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka
dalam suatu kelompok. Dan juga sebagai penilaian terhadap seseorang hanya
berdasarkan persepsi terhadap kelompok mana orang tersebut dikategorikan.
Stereotip ini menjadi salah satu penghambat dari proses komunikasi lintas
budaya, karena stereotip ini dapat membuat kita terlalu cepat membuat kesimpulan
terhadap seseorang tanpa mengenal karakter orang tersebut secara individual.
Jika stereotip yang diberikan positif,mungkin ini akan menjadikan proses
komunikasi menjadi lebih baik. Namun jika stereotip yang diberikan buruk, makan ini
dapat membawa ketidakadilan sosial bagi mereka yang menjadi korban.
2). Prasangka
Menurut Feldman (1985), prasangka adalah evaluasi positif atau negative atau
sikap mengadili suatu anggota dari kelompok berdasarkan keanggotaannya pada
kelompok tersebut. Dan juga Gerungan (1988) mengatakan bahwa prasangka ini
adalah sikap persaan orang-orang terhadap golongan manusia tertentu, golongan ras,
atau kebudayaan yang berlainan dengan orang yang berprasangka.
Hampir serupa dengan Stereotip, namun prasangka adalah keyakinan yang
didasarkan pada gagasan yang terlebih dahulu disederhanakan, digeneralisasi atau
dilebih-lebihkan pada sekelompok orang.
3). Resisme
Resisme memiliki arti sebagai suatu system kepercayaan atau doktrin yang
menyatakan bahwa perbedaan biologis yang melekat pada ras manusi menentukan
pencapaian budaya atau individu, bahwa suatu ras manusia menentukan pencapaian
budaya atau individu, bahwa suatu ras lebih superior dan memiliki hal untuk mengatur
yang lainnya (www.wikipwdia.com)
Sedangkan dala kamus besar bahasa Indonesia resisme diartikan sebagai
paham atau golongan yang menerapkan penggolongan atau perbedaan cirri-ciri fisik
seperti warna kulit, dalam masyarakat.
4). Etnosentrisme
Mereka menganggap kelompok budaya/etnisnya yang lebih baik (superior) hingga
bisa menimbulkan rasisme yaitu pengkategorisasian individu berdasarkan warna kulit,
rambut, dan lainnya.
Etnosentrisme cendrung menganggap rendah orang-orang yang dianggap asing, dan
mereka juga mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri. Ini kerap kali terjadi
jika masing-masing budaya bersikukuh dengan identitasnya, menolak bercampur
dengan kebudayaan lain.
Porter dan Samovar mengatakan bahwa ini terjadi secara tidak sadar dan
menggunakan kelompok sendiri dan kebiasaan sendiri sebagai criteria untuk penilaian
makin besar kesamaan mereka dengan kita maka makin dekan mereka dengan kita,
dan sebaliknya. Kita cendrung melihat kelompok kita, budaya kita, negeri kita,
sebagai yang paling bermoral.
Malaysia dan Kebudayaannya.
Malaysia ialah sebuah negara yang terbilamg kaum yang hidup dalam keadaan aman
dan damai. Tiga kaum yang ada di Malaysia ialah Melayu, Cina dan India. Melayu
merupakan kaum terbesar dengan membentuk 54% populasi di Malaysia. Melayu adalah satu
kaum yang beragama Islam, berbahasa Melayu dan mengamalkan budaya Melayu. Kaum
Melayu mempunyai pengaruh yang penting dalam arena politik di Malaysia.dan juga
kebanyakan dari masyarakat melayu Malaysia berasal dari tanah air Indonesia, yang sudah
tinggal lama dan menjadi warga Negara Malaysia. Cina mewakili 25% dari penduduk
Malaysia dan tinggal di bandar-bandar besar di pantai barat semenanjung. Kebanyakan kaum
Cina beragama Buddha, Taoisme atau Kristian, berbahasa Mandarin, Hokkien, Hakka,
Kantonis atau Teochew dan lebih dominan dalam bidang ekonomi. India membentuk 7.5%
dari populasi Malaysia. Kebanyakannya beragama Hindu, bertutur Tamil, Malayalam, dan
Hindi. Selain itu, terdapat juga kaum Sikh, Serani atau Eurasian dan kaum bumiputera lain.
Bahasa Melayu ialah bahasa rasmi Malaysia, tetapi Bahasa Inggris digunakan secara meluas.
Masyarakat Malaysia gemar membuat ukiran dan tenun. Adat Timur Malaysia dikenal
dengan topeng kayunya. Sedangkan arsitektur malaysia yang merupakan bagian dari
kebudayaan malaysia terdiri dari perpaduan budaya Islam dan China yang sebenarnya dibawa
oleh kolonis Eropa ke Malaysia. Sehingga ada kemiripan bentuk dan model arsitektur dengan
model dan bentuk arsitektur di Thailand serta Indonesia. Kolonis Eropa lebih mengenalkan
kaca, serta material yang lain yang hingga akhirnya mengubah konsep arsitektur Malaysia.
Dalam soal kebudayaan Malaysia dalam bentuk musik, adanya pengaruh yang besar
dari India, China, Thailand, dan Indonesia membuat musik tradisional Malaysia yang
berpusat di wilayah Kelantan - Pattani memiliki banyak kemiripan dengan negara - negara
tersebut. Alat musik yang digunakan terdiri dari gendang, seruling, terompet, serta rebana.
Musik - musik tradisonal Malaysia masih sering diperdengarkan pada acara - acara ulang
tahun, acara tahunan sebuah perusahaan, sampai pada digunakan sebagai backsound pada
saat dongeng - dongeng adat digelar.
Foto Kebudayaan Malaysia :
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan Setiap budaya pasti memili cirri khas dan identitas budayanya masing-masing, disini individu dapat dikatakan sebagai identitas dari budaya yang dimilikinya untuk dapat dikenal orang secara luas. Kebudayan disini tidak dapat terjadi tanpa komunikasi, karena komunikasi itu adalah budaya dan budaya adalah komunikasi. Setiap orang memiliki pemikiran masing-masing tentang budaya yang ditemuinya, baik itu dalam bentuk positif ataupun negative, seperti permasalahan dari komunikasi lintas budaya yang seing terjadi yaitu stereotip, etnosentrisme, resisme, dan prasangka.
B. SaranUntuk menilai suatu kebudayaan yang ada pada seseorag jangan menilai kebudayaannya berdasarkan kelompok budayanya, tapi juga dilihat dari sisi individualnya. Apalagi jika membandingkannya dengan kebudayaan kita, dan menganggap kebudayaan mereka dibawah dari kebudayaan kita. Karena penilaian yang seperti itu akan menjadi suatu permasalahan bagi proses komunikasi lintas budaya yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29403/5/Chapter%20I.pdf , diakses pada 28 Januari 2013, pukul 14:10 WIB.
http://karsa.stainpamekasan.ac.id/index.php/jks/article/view/81/68 Diakses pada 28 januari 2013, pukul 14:15 WIB.
http://carapedia.com/kebudayaan_malaysia_info2463.html , Diakses pada 28 januari 2013, pukul 14:12 WIB.
http://amaliya-isa.blogspot.com/2012/06/ringkasan-buku-makna-budaya-dalam.html , Diakses pada 28 januari 2013, pukul 14:11 WIB.
www.wikipwdia.com , diakes pada 31 Januari 2013, pukul 19:05 WIB.
MAKALAH KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
TENTANG
“Budaya dan Individu Identitas Budaya”
OLEH : KELOMPOK 5
1. MIFTA LIVIA ANGRAINI (1010861007)2. ADE TIO PUTRA (1010862 )3. Alissa ferrina (1010863003)4. Muhammad Riski (101086 )
ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ANDALAS2012/2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan atas ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala, karena berkat
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Budaya dan individu identitas
budaya”. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah komunikasi
lintas budaya.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu sehingga
makalah ini selesai pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Padang, Januari 2013
Penyusun