Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

30
Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia 24.08.2009 | Author: aisya | Article Posted in Sejarah lainnya Batik , lainnya Budaya indonesia dicuri malaysia , lainnya bunga raffesia , lainnya kuda lumping , lainnya Malaysia , lainnya reog ponorogo , lainnya tari pendet , lainnya wayang kulit , 10 Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia Sungguh sangat Menyakitkan hati bangsa indonesia atas ulah negeri tetangga yang telah banyak meng klaim budaya-budaya indonesia,mengapa negara tetangga tersebut begitu leluasa meng klaim budaya kita?apakah karena kita terlihat begitu lemah?? mengutip perkataan bapak jero wacik selaku menteri budaya dan pariwisata sore tadi yang mengatakan bahwa “Kita adalah negara kaya kebudayaan,sedangkan negara tetangga miskin kebudayaan,makanya dia berusaha untuk memiliki sebagian kebudayaan tersebut”..sepertinya kok tenang-tenang saja dan cenderung pasrah begitu saja budaya kita dicomot dan di injak2 oleh negara tetangga.sungguh sangat ironis sekali,padahal yang namanya budaya itu adalah smbol suatu negara,jikalau budaya kita sudah dipermainkan serta di klaim,itu sama saja menginjak2 harga diri bangsa indonesia…dari semua budaya yang di klaim malaysia,saya menulis 10 besar yang telah di klaim ….

Transcript of Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Page 1: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

24.08.2009 | Author: aisya | Article Posted in Sejarahlainnya Batik,  lainnya Budaya indonesia dicuri malaysia,  lainnya bunga raffesia,  lainnya kuda lumping,  lainnya Malaysia,  lainnya reog ponorogo,  lainnya tari pendet,  lainnya wayang kulit, 

10 Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Sungguh sangat Menyakitkan hati bangsa indonesia atas ulah negeri tetangga yang telah banyak meng klaim budaya-budaya indonesia,mengapa negara tetangga tersebut begitu leluasa meng klaim budaya kita?apakah karena kita terlihat begitu lemah??mengutip perkataan bapak jero wacik selaku menteri budaya dan pariwisata sore tadi yang mengatakan bahwa “Kita adalah negara kaya kebudayaan,sedangkan negara tetangga miskin kebudayaan,makanya dia berusaha untuk memiliki sebagian kebudayaan tersebut”..sepertinya kok tenang-tenang saja dan cenderung pasrah begitu saja budaya kita dicomot dan di injak2 oleh negara tetangga.sungguh sangat ironis sekali,padahal yang namanya budaya itu adalah smbol suatu negara,jikalau budaya kita sudah dipermainkan serta di klaim,itu sama saja menginjak2 harga diri bangsa indonesia…dari semua budaya yang di klaim malaysia,saya menulis 10 besar yang telah di klaim ….

1.Batik

Klaim Malaysia atas batik sangat meresahkan perajin batik Indonesia. Bangsa ini harus segera menghapus bayang-bayang yang meresahkan itu agar perajin batik Indonesia di kemudian hari tidak perlu memberi royalti kepada negara lain.Perajin batik Pekalongan, Romi Oktabirawa, mengatakan hal itu dalam pembentukan Forum Masyarakat Batik Indonesia di Jakarta. Romi mengatakan, generasi batik masa lampau hanya melihat kompetisi antarperajin di dalam negeri. Kini, sudah saatnya perajin batik bersatu, menunjukkan eksistensi bahwa batik adalah warisan budaya Indonesia.

Page 2: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Untuk melestarikannya, Pemerintah Indonesia akan menominasikan batik Indonesia untuk dikukuhkan oleh Unesco sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage).2.Tari Pendet

Geram dan marah muncul dari masyarakat Indonesia menyikapi klaim kebudayaan yang dilakukan Malaysia. Berbagai aset budaya nasional dalam rentang waktu yang tak begitu lama, diklaim negara tetangga. Pola pengklaimannya pun dilakukan melalui momentum formal kenegaraan. Seperti melalui media promosi ‘Visit Malaysia Year’ yang diselipkan kebudayaan nasional Indonesia.3.Wayang Kulit4.Angklung5.Reog Ponorogo6.Kuda Lumping7.Lagu Rasa Sayange8.Bunga Rafflesia Arnoldi9.Keris10.Rendang Padang

Benarkah Lagu Terang Bulan Asli Buatan   Indonesia?

31 Agustus 2009 solarsedayu 3 komentar

Senin, 31 Agustus 2009 – 09:27 wib

Ferdinan – Okezone

JAKARTA – Lagu Terang Bulan mendadak kembali tenar belakangan ini. Mencuatnya lagu yang pertama kali diputar di RRI Jakarta dengan piringan hitam pada 1956 silam, kemudian menjadi ‘amunisi’ bagi sekelompok masyarakat di Indonesia yang jengah atas aksi klaim Malaysia terhadap sejumlah produk buatan Indonesia.

Page 3: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Berdasarkan penelusuran okezone, lagu Terang Bulan ini diadaptasi sebuah lagu yang populer berjudul “La Rosalie”, pada akhir abad 19 di wilayah jajahan Perancis, sekitar lautan Hindia. “Lo Rosalie sendiri adalah gubahan musisi berkebangsaan Perancis Pierre-Jean de Béranger (1780-1857).

Popularitas lagu tersebut sampai melintasi lautan Hindia dan mencapai wilayah Kepulauan Melayu pada awal abad 20. Pada tahun 1888, lagu tersebut digunakan sebagai lagu kebangsaan negara bagian Perak, Malaysia.

Lagu tersebut pertama kali digunakan sebagai lagu kebangsaan Perak ketika Sultan Idris dari Perak diundang oleh Ratu Victoria ke London pada tahun 1888, setahun setelah dinobatkan sebagai Sultan.

Nada yang sama kemudian diperkenalkan oleh “Indonesian Bangsawan” (Opera), yang sedang mengadakan pementasan di Singapura pada tahun 1920. Dengan serta-merta, melodi tersebut kemudian menjadi sangat terkenal dan kemudian dinamai Terang Bulan.

Terang Bulan dengan segera menjadi lagu tembang “evergreen”, yang sering ditampilkan pada pesta-pesta, kabaret-kabaret, dan dinyanyikan oleh begitu banyak orang pada tahun 1920-an hingga 1930-an.

Namun setelah kemerdekaan Malaysia dari Inggris pada 1957 dan lagu “Allah Lanjutkan Usia Sultan” diadaptasi sebagai lagu kebangsaan negara Malaysia dengan judul “Negaraku”, lagu tersebut tidak dimainkan secara bebas lagi dan penggunaannya telah diatur oleh Undang-undang.

Polemik lagu kebangsaan Malaysia menjadi sebuah tanda tanya karena hingga kini belum bisa dipastikan siapa pencipta lagu tersebut. Kepala Cabang Lokanta Surakarta Perum Percetakan Negara RI, Ruktiningsih lantas menggelar jumpa pers di Solo pada 28 Agustus 2009.

Menurut dia, lagu ‘Terang Bulan’ pertama kali diputar di RRI Jakarta pada tahun 1956, sedangkan Malaysia baru merdeka pada 31 Agustus 1957. Perbedaan antara lagu Terang bulan dengan lagu kebangsaan Malaysia ‘Negaraku’, kata dia, hanya terletak pada syairnya saja, sedangkan nada dan iramanya hampir sama.

Di saat yang hampir bersamaan kemudian Aden Bachri mengungkapkan lagu Terang Bulan adalah ciptaan ayahnya, Syaiful Bachri. Bachri kemudian akan mendatangi perusahaan rekaman negara Lokanta di Surakarta, Solo untuk menyusuri keberadaan rekaman asli Terang Bulan.

Bachri seperti diberitakan RCTI juga berniat mendatangi Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta, bila telah memiliki bukti autentik. Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik hingga kini belum bisa memastikan lagu Terang Bulan asli buatan Indonesia.

Kepada okezone, dia mengatakan pihaknya segera melakukan penyelidikan asal muasal lagu tersebut. “Kita mengecek sejarah lagu itu di Arsip  Nasional,” ujarnya, di Jakarta. (kem)

Page 4: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Depbudpar Selidiki Asal Muasal Lagu Terang Bulan

Senin, 31 Agustus 2009 – 04:27 wib

Ferdinan – Okezone

Foto: noscadgie.files.wordpress.com

JAKARTA – Polemik saling klaim antara Malaysia dan Indonesia terus berlanjut. Setelah Malaysia mengklaim tari Pendet asli milik Bali. Kini, giliran Indonesia yang balik mengklaim lagu kebangsaan Malaysia berjudul Negaraku adalah contekan dari lagu Terang Bulan milik Indonesia.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menegaskan departemennya segera menyelidiki asal muasal lagu Terang Bulan yang memiliki kemiripan dengan lagu kebagsaan Malaysia itu.

“Kita akan mengecek sejarah lagu itu di Arsip Nasional,” kata  Jero Wacik kepada okezone di sela buka bersama di kediaman Ginandjar  Kartasasmita, Komplek Menteri Widya Chandra, Jakarta Selatan, Minggu (30/8/2009).

Dia menengarai adaptasi lagu Terang Bulan menjadi lagu Negaraku terjadi, karena Presiden Soekarno kala itu pernah memberi hadiah kemerdekaan kepada Malaysia berupa piringan hitam yang berisikan lagu Indonesia di antaranya Terang Bulan.

“Itu juga harus dicek. Saya belum bisa memastikan,” sambungnya.

Polemik klaim Indonesia atas lagu milik Malaysia mencuat ke permukaan ketika Kepala Cabang Lokanta Surakarta Perum Percetakan Negara RI, Ruktiningsih mengatakan kalau lagu kebangsaan Malaysia, Negaraku memiliki kemiripan dengan aransemen lagu Terang Bulan.

Menurut dia, lagu Terang Bulan pertama kali diputar di RRI Jakarta pada tahun 1956, sedangkan Malaysia baru merdeka pada 31 Agustus 1957. Kendati begitu, hingga kini siapa pencipta lagu tersebut belum bisa diketahui. (kem)

terkait :

Ada yang Sengaja Perburuk Hubungan   Indonesia-Malaysia

Gila, Lirik Lagu Indonesia Raya   Dilecehkan

Lagu Indonesia Raya ‘Dipermak’ di Forum   Online Categories: Nasional Tag:Bali, depbudpar, indonesia, kemerdekaan, malaysia, negaraku, pendet, RRI, solarsedayu, tari, terang bulan

Page 5: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Pendet dan Rasa Sayang   He

25 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Tuesday, 25 August 2009 | SINDO

SETIAP Malaysia menggunakan tari atau lagu yang berasal dari Indonesia untuk iklan-iklan pariwisatanya, setiap kali pula sebagian pejabat dan masyarakat Indonesia marah. Pernyataan yang dikeluarkan pun hampir-hampir sama, “Malaysia mencuri kebudayaan kita,” “Klaim Malaysia tak bisa ditolerir,” “Kita perlu protes keras,”.

Atau bahkan sampai yang paling tidak masuk akal tapi mengundang senyum,“Ganyang Malaysia, Selamatkan Siti Nurhaliza.” Jika dulu kesenian reog ponorogo, lagu Rasa Sayange,kini yang dipersoalkan adalah tari pendet yang dalam khazanah kesenian Bali merupakan ”tari selamat datang”.

Tari ini dulu amat sakral dan yang paling awal dipelajari oleh mereka yang belajar tari Bali, sebelum anak-anak belajar tari yang lebih rumit seperti tari Panji Semirang, Tenun, Manuk (Cendrawasih), Margapati dan seterusnya. Ungkapan kemarahan itu apa patut kita utarakan kepada Malaysia setiap negeri jiran itu menggunakan kesenian kita untuk promosi pariwisatanya?

Coba kita tengok iklan maskapai penerbangan Singapore Airlines (SQ) yang menggunakan Kris (bahasa kita Keris) sebagai trade marknya. Gaya pelayanannya juga sesuai dengan makna agung Kris tersebut. Namun dalam majalahnya memang maskapai penerbangan itu menyatakan secara terus terang bahwa Kris adalah benda sakral yang merupakan bagian dari khasanah budaya Indonesia.

Iklan-iklan SQ juga banyak menonjolkan Bali dan wilayah Indonesia lain sebagai salah satu tujuan pariwisata yang paling eksotik di dunia.Apa yang dilakukan Singapore Airlines jauh lebih mendunia dibandingkan yang dilakukan oleh Badan Pesiaran/ Pelancongan Malaysia melalui “Visit Malaysia 2007 atau 2009”.

Apalagi dibandingkan dengan iklan pariwisata kita, yang banyak perwakilan kita di luar negeri pun tidak memiliki informasi dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata mengenai hal itu. Pernahkah kita berpikir bahwa kesenian Indonesia sesungguhnya tidak bersifat eksklusif dan hanya dapat dimiliki oleh orang Indonesia sendiri?

Mengapa kita tidak bangga jika kebudayaan kita semakin mondial? Tanpa teriakteriak pun orang tahu bahwa tari Bali asalnya dari Indonesia. Saya teringat ketika pada 1988,saat ada Expo 88 di Brisbane dengan tema Leisure at the time of Technology, para mahasiswa asing juga mengadakan acara kesenian di kampus University of Queensland, St Lucia, di tepi Sungai Brisbane yang indah itu.

Saat Ketua Persatuan Pelajar Indonesia,Endang Sukara (kini Deputi Kebumian LIPI), menyatakan kesenian Indonesia antara lain adalah Mahabharata dan Ramayana, kontan seorang

Page 6: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

mahasiswa India berbisik pada saya, itu kan asalnya dari India.Saya hanya tersenyum seraya menjelaskan memang asalnya dari India, tapi kini sudah mendunia, banggalah Anda jadi orang India.Teman itu tidak jadi marah.

Elokkah kita marah-marah jika kita menyadari bahwa kebudayaan itu bersifat universal dan dapat dinikmati oleh siapa saja tanpa harus ribut soal hak cipta. Banggakah kita jika saat transit di Bandara Changi,Singapura,terdengar lagu-lagu Indonesia dari radio yang dipancarkan dari Batam? Tidakkah kita bangga saat kebudayaan Indonesia ternyata begitu merasuk ke Malaysia,bukan karena dibawa para TKI, melainkan melalui stasiun-stasiun TV dan radio se-Malaysia?

Betapa nikmatnya jika kita makan di Kuala Lumpur Tower sambil mendengarkan alunan lagu-lagu Indonesia. Pernahkah terpikirkan oleh kita bahwa sinetron Indonesia yang ditayangkan TV Malaysia ternyata dapat “menunda” sidang kabinet di Malaysia beberapa tahun lalu? Riak-riak kemarahan tampaknya lebih disebabkan oleh pengalaman sejarah dan politik masa lalu antara kita dan Malaysia—seperti Konfrontasi,

Sipadan-Ligitan, dan Ambalat yang masih belum selesai—ketimbang persoalan hak cipta karya seni semata.Tapi marilah kita berpikir jernih mengenai apa makna kebudayaan dan kesenian. Seberapa pun banyak karya anak bangsa kita dicuri oleh Malaysia, ini tidak akan menghabisi khasanah budaya kita yang begitu beragam.

Malaysia hanya berani mengatakan “Malaysia is Truly Asia” untuk menggambarkan khasanah budaya Asia Selatan, Asia Timur Laut, dan Asia Tenggara.Tapi kebudayaan etnik Indonesia adalah yang terkaya di dunia dan tak akan lekang oleh masa. Namun kita juga harus menyadari, tidak semua budaya kita itu asli, dapat saja itu adalah turunan dari nenek moyang kita yang berasal dari Taiwan atau Asia Tenggara Daratan.

Tengok saja “Ayam Tangkap” makanan khas Aceh yang juga dapat kita santap di daerah Golden Triangle (Segitiga Emas) antara Thailand, Laos dan Myanmar. Tengok parade Ogohogoh di setiap menjelang acara Nyepi di Bali yang mewajibkan kita semua yang ada di Bali untuk “amati karya, amati lelungan, dan amati geni” (tidak boleh bekerja, tidak boleh bercakap-cakap atau jalan-jalan, dan tidak boleh menyalakan api).

Bandingkan itu dengan tiga hari upacara Nobuta di Jepang pada setiap musim panas. Nobuta berasal dari kata Nomutai yang kalau dipisah menjadi Nomu (tidur) dan Tai (ingin). Ini adalah setan atau iblis yang selalu datang pada musim panas agar petani Jepang mengantuk dan malas bekerja agar panen mereka gagal. Bentuk, gaya tarian Ogoh-ogoh dan Nobuta mirip sekali yang intinya mengusir setan.

Orang Asia Tenggara secara fisik dan kultur juga sulit dibedakan satu sama lain,kecuali jika mereka bicara.Gaya berpakaian perempuan desa di Asia Tenggara juga mirip, khususnya mereka yang belum terpenetrasi kebudayaan Barat. Jika kita berjalan-jalan di Desa Golden City,Myanmar, jangan heran jika banyak perempuan di sana menggunakan kain (Jawa: jarit) yang bermotifkan batik Jawa kuno.

Page 7: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Mereka juga amat bangga menggunakan “Indonesian motive batik” yang mereka dapatkan dari pasar-pasar di Bangkok, Thailand, atau yang dibarter para pedagang China dan Thailand ke Myanmar. Visi kita mengenai kebudayaan janganlah terlalu sempit. Jika kebudayaan Indonesia mendunia (mondial) lewat internet, website atau iklan pariwisata negeri jiran seperti Malaysia dan Singapura, harusnya kita berterima kasih kepada para pembuatnya.

Orang pasti akan mengunjungi Indonesia karena iklan-iklan itu. Mau menonton tarian Bali pastinya mereka ke Bali. Mau mendengarkan lagu Rasa Sayange (Malaysia: Rasa Sayang He) yang asli pasti orang ke Indonesia, demikian juga jika ingin menonton reog ponorogo dari Jawa Timur. Orang asing belajar membatik pun ke Jawa, bukan ke Kuala Lumpur, Selangor, atau Kedah.

Akankah kita selalu ribut dengan Malaysia soal “kebudayaan kita yang dicuri”itu? Mengapa kita mesti ribut jika orang lain menghargai dan mempromosikan budaya Indonesia di luar negeri? Betapa indahnya jika kita juga dapat mengiklankan secara mondial sendratari Ramayana kala bulan purnama menampakkan sinarnya yang begitu eksotik di pelataran Candi Prambanan.

Betapa indahnya pula jika tari yang sama, Rama dan Shinta, yang penuh keagungan cinta, diiklankan dan ditarikan secara massal menjelang Hari Raya Galungan di Bali. Kisah Rama dan Shinta tentunya bukan kisah “Romeo dan Juliet” yang menyedihkan itu, dan tentu pula bukan kisah cinta antara “Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh” dalam novel Supernova, seperti yang Anda baca huruf pertama artikel ini dari atas sampai bawah! (*)

IKRAR NUSA BHAKTI Profesor Riset Bidang Intermestic Affairs LIPI

Simak juga :

Pengguna Twitter ‘Pagari’ Tari Pendet dari Malaysia

Klaim Tari Pendet

Presiden: Malaysia Diharap Punya Niat Baik

Malaysia Janji Tegur Pembuat Iklan Tari Pendet

Gara-gara Pendet, Masa Harus Perang Segala!

Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali

RI Protes Keras Malaysia

Undip Tolak Mahasiswa Malaysia

Pendet dan Rasa Sayang He

Page 8: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Categories: Nasional Tag:Bali, indonesia, kebudayaan, pendet, ponorogo, rasa sayange, reog

RI Protes Keras   Malaysia

25 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Tuesday, 25 August 2009

JAKARTA(SI) – Pemerintah melayangkan surat protes kepada Pemerintah Malaysia atas penggunaan tari pendet sebagai bagian dalam tayangan iklan Visit Malaysia Year 2009.

Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik mengatakan, surat tersebut ditujukan kepada Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia. Saat ini,pemerintah menunggu respons dari Malaysia soal surat teguran keras tersebut.

“Kita akan tunggu jawabannya seperti apa? Saat ini masyarakat sudah sangat marah dan tersinggung,”kata Jero WaciksaatjumpapersdiGedungDepartemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) Jakarta kemarin. Sejak beberapa waktu lalu,Malaysia memunculkan iklan pariwisata bermoto Enigmatic Malaysia di jaringan televisi internasional Discovery Channel dengan memakai ikon seni budaya Indonesia.

Di antara cuplikan adegan itu adalah tayangan seorang wanita berpakaian adat Bali sedang menampilkan tari pendet. Menurut Jero, Malaysia berbuat ulah lagi dengan melakukan klaim atas tari pendet. Dua tahun lalu,lagu Rasa Sayangedan reog ponorogo juga ditampilkan dalam promosi pariwisata Malaysia.Pada Asia Festival 2007di Osaka,Jepang, Malaysia menggunakan lagu Indang Bariang sebagai budaya Malaysia. Dia mengaku, pada saat itu telah mengirim nota protes ke Pemerintah Malaysia.

Menteri Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia mengatakan negaranya menanggapi secara serius. Bahkan sengketa budaya ini dibahas dalam sidang kabinet Malaysia. “Menterinya kemudian diperingatkan untuk tidak menggunakan budaya Indonesia untuk komersial, tanpa izin,”ujar Jero.

Bermula dari kejadian itu, tambah Jero, diwujudkan pertemuan bilateral antara Indonesia dengan Malaysia, termasuk Presiden RI dan Perdana Menteri Malaysia. Pertemuan bilateral itu menggagas eminent persons group/EPG, yaitu grup yang terdiri dari para ahli untuk menangani kasus sengketa budaya Indonesia dan Malaysia.

Dalam pertemuan bilateral disepakatiadanya daerahabu-abu(grey area),misalnya kebudayaan Melayu. Apabila grey area ini akan digunakan untuk iklan komersial, Indonesia dan Malaysia akan saling memberi tahu dan saling minta izin. “Kalau tari Melayu bisa grey area karena di kedua negara terdapat tari tersebut.Tapi,tari pendet ini kanjelas-jelas tari Bali,semua orang di dunia ini juga sudah tahu itu.

Page 9: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Bali pasti Indonesia,”tegas Jero. Jero kemudian mengatakan apabila Malaysia tidak menanggapi surat protes keras ini,Indonesia akan mengajukan tuntutan hukum kepada Malaysia.“Secara hukum, tari pendet kan ada penciptanya. Kita bisa sue (mengajukan tuntutan),”katanya.

Dia melanjutkan,Indonesia bisa mengajukan tuntutan melalui OrganisasiBidang Pendidikan dan Kebudayaan PBB/UNESCO untuk memfasilitasi itu. “Bisa kita gunakan itu. Karena itu, saya minta pelaku kebudayaan, pemerintah pusat, dan daerah untuk segera mengumpulkan bukti kuat dan segera membuat paten,”tutur Jero.

Salah Paham

Sebelumnya, Jero mengaku juga telah memanggil Duta Besar (Dubes) Malaysia untuk Indonesia. Namun, Dubes Malaysia saat ini dalam proses penggantian. Pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia diwakili Kuasa Usaha Sementara Kedubes Malaysia Amran Mohammad Zein dan dua orang dari Tourism Board Malaysia,yaitu Jamil Darus dan Mohammad Norhisyam Mohammad Yusof.

Amran menegaskan, pihaknya tidak pernah mengklaim tari pendet menjadi bagian dari budaya negaranya.Yang terjadi selama ini hanya salah paham.“Pemerintah Malaysia tidak pernah mengklaim atas tarian tersebut,”tuturnya. Menurut informasi sementara yang diterima Pemerintah Malaysia, kata dia, iklan tersebut merupakan hasil produksi pihak swasta.

Oleh karena itu, Pemerintah Malaysia akan segera melakukan penyelidikan untuk mendapatkan informasi yang akurat.“Ini maklumat (informasi) awal yang perlu dijelaskan. Kita sama-sama mencari jalan terbaik atas isu ini agar tak menimbulkan masalah. Kami mohon media untuk bersabar,” tegas Amran.

Amran menjelaskan, pihaknya tidak ingin masalah iklan tersebut membuat hubungan kedua negara memanas.Dia berharap kedua negara tetap bisa bersahabat seperti sebelumnya. “Kami sedang mencari jalan bersama supaya hubungan Malaysia dan Indonesia sebagai negara bertetangga akan tetap berkembang seperti biasa.

Malaysia sebenarnya tidak ada apa-apa tentang klaim (tidak pernah mengklaim) tari pendet tersebut, ”terangnya. Agar polemik tentang tari pendet dalam tayangan iklan pariwisata terselesaikan, Amran menyarankan sebaiknya diserahkan melalui forum EPG yang telah dibentuk kedua negara.

Iklan Ditarik

Sementara itu,Dirjen Nilai Budaya Seni dan Film (NBSF) Depbudpar Tjetjep Suparman mengatakan, Discovery Channel berjanji menarik iklan promosi Malaysia yang berisikan tari pendet mulai kemarin. Janji tersebut telah disampaikan oleh perwakilan Discovery Channel di Singapura kepada Depbudpar.

‘’Dia (perwakilan Discovery Channel/DC) tadi (kemarin) bilang sama saya melalui telepon. DC juga punya perwakilan di Jakarta,tapi tadi dari representatif yang ada di Singapura,’’ ungkapnya.

Page 10: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Tjetjep mengatakan Kementerian Kebudayaan, Kesenian dan Warisan Malaysia mengaku tak pernah tahu ada iklan tersebut.

Mereka juga tak pernah menyuruh untuk membuat iklan tersebut. ‘’Seperti dijelaskan oleh Kuasa Usaha Sementara Malaysia,mereka sedang mencari,kenapa menjadi begini,’’ tuturnya. Dia mengungkapkan,iklan tersebut dibuat oleh sebuah rumah produksi (production house/PH) asal Malaysia untuk promosi acara Enigmatic Malaysia di Discovery Channel, sebuah televisi ilmu pengetahuan dan dokumenter asal AS yang siarannya bisa disaksikan oleh pemirsa televisi berlangganan di Indonesia.

‘’Iklan tersebut bisa dilihat di internet. Coba klik Enigmatic Malaysiaatau Discovery Channel.Saya juga melihatnya dari internet.Dua hari saya habiskan untuk mencari iklan itu,’’ imbuh Tjetjep. Pemerintah Malaysia, terang Tjetjep, kini juga sedang mencari PH yang membuat iklan tersebut. Meski tak ada keterlibatan Pemerintah Malaysia dalam iklan tersebut, lanjut dia, Indonesia tetap melayangkan nota protes.

‘’Ini untuk memberi pembelajaran kepada mereka,’’ tuturnya. Dia meminta semua pihak bersabar menunggu jawaban resmi yang diberikan oleh Pemerintah Malaysia.‘’ Mereka akan secepatnya memberikan jawaban. Saya harapkan pada minggu ini,’’ kata Tjetjep. Direktur Promosi Luar Negeri Depbudpar I Gde Pitana mengatakan, tari pendet dalam iklan Visit Malaysia Year sebenarnya dapat ditayangkan sepanjang seni budaya asli Bali itu tidak diklaim sebagai milik Malaysia.

“Kita harus melihat konteks masalahnya. Karena dalam iklan pariwisata kita juga sering tampilkan barongsai sebagai daya tarik bahwa di Indonesia juga ada atraksi barongsai. Tetapi kita tidak pernah mengklaim barongsai itu milik Indonesia, melainkan seni budaya itu berasal dari China,” katanya.

Menurut dia,tari pendet merupakan seni budaya asli Bali dengan demikian hak kekayaan intelektual (HKI)-nya adalah milik masyarakat Bali. “Mengenai perlindungan HKI atau intelectual property rights bidang seni budaya, Depbudpar bersama Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Depkumham) telah melakukan nota kesepahaman (MoU), “ tutur Pitana.

Dengan adanya MoU itu, jelas Pitana,diharapkan tiap daerah rajin untuk mendaftarkan karya seni budaya baik milik perseorangan atau masyarakat ke Depkumham untuk mendapatkan perlindungan hukum. Sementara itu Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng mengatakan,masalah klaim kebudayaan ini bisa diselesaikan melalui EPG yang dibentuk antara Indonesia dan Malaysia.

Melalui EPG, diharapkan masalah dapat diselesaikan dengan baik. “Yang jelas sudah ada mekanisme yang bisa dilakukan sehingga tidak muncul persoalan yang tidak perlu, apalagi mengenai hal-hal seperti kebudayaan,” tambah Andi di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta.Dia mengatakan, secara tidak langsung Presiden sudah mendengar klaim tari pendet tersebut meski secara resmi belum mendapat laporan.

Page 11: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata guna mengambil langkah lebih lanjut. “Dengan adanya nota resmi dari Depbudpar berarti sudah ada suara sama atas nama pemerintah.

Tadi Deplu sudah berkoordinasi dengan Depbudpar untuk melihat situasi persoalannya,” jelas Faiza saat dihubungi kemarin. Faiza menilai klaim Malaysia atas tari pendet tidak bisa diterima karena tari tersebut sudah menjadi milik warga Bali selama ratusan tahun dan mengandung nilai sakral.

Terlebih, tari tersebut tidak berasal dari wilayah grey areaatau kebudayaan Melayu. Deplu akan terus mengikuti perkembangan kasus ini secara intensif mengingat kasus ini merupakan klaim Malaysia yang ke sekian atas budaya Indonesia.

Sebelumnya, Malaysia juga mengklaim tari reog,batik,serta lagu Rasa Sayange sebagai budaya mereka.“ Follow up dan tanggapan Malaysia atas nota resmi kita akan dibahas lagi,”tutur Faiza. (rendra hanggara/ rarasati syarief/maesaroh)

Simak juga :

Pengguna Twitter ‘Pagari’ Tari Pendet dari Malaysia

Klaim Tari Pendet

Presiden: Malaysia Diharap Punya Niat Baik

Malaysia Janji Tegur Pembuat Iklan Tari Pendet

Gara-gara Pendet, Masa Harus Perang Segala!

Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali

RI Protes Keras Malaysia

Undip Tolak Mahasiswa Malaysia

Pendet dan Rasa Sayang He

Categories: Nasional Tag:Bali, indonesia, malaysia, pendet

Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang   Bali

25 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Senin, 24 Agustus 2009 | 10:55 WIB

Page 12: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Ilustrasi

DENPASAR, KOMPAS.com — Kelompok seminan Bali mendesak pemerintah untuk dapat memperjuangkan dan mempertahankan tari pendet sebagai salah satu warisan dan kekayaan milik bangsa Indonesia.

“Kami harapkan Pemerintah Indonesia dapat mempertahankan tari pendet setelah jenis kesenian warisan turun-temurun dari nenek moyang masyarakat Bali itu diklaim milik Malaysia,” kata Ida Ayu Agung Mas, anggota DPD, di Denpasar, Senin (24/8).

Ia menyebutkan, pihaknya akan secepatnya menyampaikan aspirasi para seniman Bali itu kepada pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti sehingga bangsa ini tidak lagi kehilangan harta kekayaan yang tidak ternilai harganya.

Tidak hanya tari pendet, tetapi lukisan, corak batik, dan beberapa karya cipta lagu-lagu daerah di Tanah Air juga sempat diklaim milik Malaysia. “Ini sudah sangat keterlaluan,” katanya.

Malaysia lewat siaran iklan Visit Malaysia Year mengklaim tari pendet atau tari selamat datang yang biasa disuguhkan masyarakat Bali kepada para tamu penting yang datang ke Pulau Dewata.

Tari pendet yang dibawakan wanita berbusana adat Bali ditayangkan berkali-kali dalam iklan Visit Malaysia Year di beberapa stasiun televisi di dalam dan luar negeri.

Guru besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Prof Wayan Dibia, MA, menyatakan, berdasarkan pengamatan pihaknya, penari yang ditayangkan dalam iklan tersebut adalah orang Bali.

Page 13: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

“Dua penari yang tampil merupakan alumnus ISI Denpasar yang bernama Lusia dan Wiwik. Sementara itu, pengambilan gambarnya dilakukan Bali Record sekitar dua hingga tiga tahun lalu,” ujar Prof Dibia.

Melihat itu, kepada pemerintah ia menyerukan protesnya agar dapat mempertahankan produk kesenian yang ada untuk kembali didata dan didaftarkan sehingga tidak mudah diklaim negara lain.

“Tari pendet merupakan bagian dari warisan budaya kita, yang mana dalam tarian tersebut menampilkan nilai-nilai seni dan simbol-simbol budaya yang hanya dimiliki oleh tradisi budaya Hindu-Bali,” tuturnya.

Ia mengharapkan, pemerintah secepatnya dapat meluruskan sekaligus mendaftarkan bahwa tari pendet betul-betul milik dan warisan nenek moyang masyarakat Indonesia, dalam hal ini Bali.

“Dengan demikian, tari yang sesungguhnya sangat dimanjakan orang Bali itu tidak jatuh ke tangan orang lain yang berniat mencurinya,” ujar Prof Dibia.

BNJSumber : ANT

Simak juga :

Pengguna Twitter ‘Pagari’ Tari Pendet dari Malaysia

Klaim Tari Pendet

Presiden: Malaysia Diharap Punya Niat Baik

Malaysia Janji Tegur Pembuat Iklan Tari Pendet

Gara-gara Pendet, Masa Harus Perang Segala!

Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali

RI Protes Keras Malaysia

Undip Tolak Mahasiswa Malaysia

Pendet dan Rasa Sayang He

Categories: Nasional Tag:Bali, indonesia, malaysia, pendet

Gara-gara Pendet, Masa Harus Perang   Segala!

Page 14: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

25 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Senin, 24 Agustus 2009 | 19:55 WIB

Laporan wartawan KOMPAS Yurnaldi

google.com

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, memberikan reaksi keras kepada pemerintah Malaysia, sehubungan tari Pendet yang digunakan untuk promosi wisata Malaysia. Surat protes, Senin (24/8) diantarkan langsung ke Kuala Lumpur. Wakil Dubes Malaysia di Indonesia, Amran Mohamed Zain pun sudah dipanggil dan ditegur.

“Saya sedang memikirkan upaya apa yang mesti ditempuh ke depan. Masa masalah ginian (tari Pendet) harus perang dengan Malaysia. Indonesia memprotes keras penggunaan tarian Pendet di iklan tersebut. Surat protes diantar langsung dan akan diantar bersama Dubers RI di Malaysia ke Kementeian Kebudayaan, Kesenian, dan Warisan Budaya,” kata Jero Wacik, kepada pers, Senin (24/8) jelang berbuka di Jakarta.

Seperti diberitakan, penayangan tari Pendet dalam iklan Enigmatic Malaysia di saluran televisi Discovery Channel untuk pariwisata Malaysia, telah menimbulkan reaksi dari berbagai kalangan di Tanah Air. Bahkan, di Bali, puluhan seniman hari Sabtu (22/8) melakukan protes. Protes dipimpin Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Wayan Dibia. Protes ini disampaikan kepada Ida Ayu Agun g Mas, anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD-RI) di Taman Budaya Denpasar.

Menurut Dibia kepada pers, tari Pendet merupakan warisan budaya Bali secara turun-temurun. Berdasarkan pengamatan Dibia, penari Pendet dalam iklan tersebut merupakan alumnus ISI

Page 15: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Denpasar yang bernama Lusia dan Wiwik. Pengambilan gambar tersebut dilakukan sekitar dua tahun lalu.

Jero Wacik menegaskan, “Kalau diam-diam menampilkan budaya Indonesia, jelas kita marah karena hal itu tak sesuai etika. Kalau pihak Malaysia minta izin, tergantung kita. Seberapa besar benefit buat negara. Karena itu saya sudah minta agar pihak Malaysia memberikan klarifikasi.”

Menurut Wacik, Pemerintah Indonesia dan Malaysia sebenarnya telah mempunyai perjanjian bilateral untuk menangani setiap sengketa yang timbul antara kedua belah pihak. Perjanjian ini dibuat tahun 200 7.

Ini terjadi setelah pada tahun 2007 itu lagu Indang Sungai Garinggiang ciptaan Tiar Ramon dari Minangkabau digunakan oleh delegasi kesenian Malaysia pada Asia Festival 2007 di Osaka. Kemudian Rasa Sayange asal Maluku digunakan untuk Jingle Visit Malaysia 2007. Kemudian, klaim Reog Ponorogo di website pariwisata Malaysia.

Untuk mata budaya yang grey area kedua pihak sepakat saling memberi tahu dan meminta izin bila digunakan dalam iklan komersial negara masing-masing. Masing- masing pemerintah akan menjaga kesepakatan tersebut dengan mengawasi masyarakatnya masing-masing, papar Menbudpar itu.

Segera inventarisasi

Jero wacik sangat menyayangkan, himbauannya kepada gubernur se Indonesia di tahun 2007 untuk meminta bupati/walikota melakukan inventarisasi beragam budaya yang ada, tumbuh subur dan berkembang, bahkan terancam punah, untuk diinventarisasi agar bisa diumu mkan kepada dunia internasional bahwa Indonesia memiliki ribuan ragam budaya.

“Kita bisanya protes, tapi tak mau melakukan pendataan dan inventarisasi. Padahal kalau hal itu sudah dilakukan dan secara bertahap diurus hak cipta dan atau untuk karya master piece akan diajukan ke Unesco untuk diakui sebagai warisan budaya tak benda dari Indonesia, jika pihak asing menggunakannya, kita bisa tuntut royalti. Saya akan kembali menyurati para gubernur, agar segera mendaftarkan karya-karya budaya di daerahnya,” jelasnya.

Dia menyebutkan, Wayang (2003) dan Keris (2005) telah terdaftar/diinskripsi oleh Unesco sebagai warisan budaya takbenda dari Indonesia. Akhir September 2009 Batik akan didaftarkan sebagai warisan budaya takbenda dari Indonesia. Indonesia juga sedang mendaftarkan Angklung paling lambat tanggal 31 Agustus 2009 sudah terkirim ke Unesco .

Simak juga :

Pengguna Twitter ‘Pagari’ Tari Pendet dari Malaysia

Klaim Tari Pendet

Page 16: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Presiden: Malaysia Diharap Punya Niat Baik

Malaysia Janji Tegur Pembuat Iklan Tari Pendet

Gara-gara Pendet, Masa Harus Perang Segala!

Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali

RI Protes Keras Malaysia

Undip Tolak Mahasiswa Malaysia

Pendet dan Rasa Sayang He

Categories: Nasional Tag:indonesia, Kuala, Lumpur, malaysia, pendet, perang

Malaysia Janji Tegur Pembuat Iklan Tari   Pendet

25 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Selasa, 25 Agustus 2009 | 15:05 WIB

Kompas/Benny Dwi Koestanto

Gerakan tari pendet diperagakan di Taman Budaya Denpasar, Bali, Sabtu (22/8). Aksi itu merupakan bentuk protes atas berita klaim tari itu oleh pihak Malaysia. Seniman Bali mendesak pemerintah memprotes hal itu.

Page 17: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Malaysia berjanji akan menegur rumah produksi (production house) yang telah membuat iklan pariwisata Malaysia dengan muatan budaya Bali, tari pendet, tanpa seizin Pemerintah Indonesia.

“Mereka sudah berjanji akan menegur rumah produksi yang membuat iklan itu,” kata Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Jero Wacik di Jakarta, Selasa (25/8).

Pada Senin siang, pihaknya memanggil Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia dan hadir Wakil Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Amran Mohammad Zin.

Pada kesempatan itu, Wacik melayangkan teguran keras terkait penggunaan tari pendet dalam iklan promosi wisata Malaysia di program Discovery Channel berjudul “Enigmatic Malaysia”.

Dalam pertemuan itu, pihak Pemerintah Malaysia menjelaskan bahwa iklan tersebut dibuat oleh rumah produksi iklan swasta. Oleh karena itu, iklan itu tidak ada hubungannya dengan iklan pariwisata Pemerintah Malaysia. “Malaysia juga mengakui kalau pihaknya kurang melakukan pengawasan,” katanya.

Pemerintah Malaysia sudah berjanji akan membuat teguran kepada rumah produksi pembuat iklan provokatif tersebut. Menbudpar juga meminta agar Malaysia segera menarik dan menghentikan iklan tersebut detik ini juga.

“Kami sudah melayangkan nota protes secara resmi ke Pemerintah Malaysia di Kuala Lumpur dan kami meminta agar Malaysia segera menjawab surat itu agar persoalan ini lekas selesai,” katanya.

ONOSumber : Antara

Simak juga :

Pengguna Twitter ‘Pagari’ Tari Pendet dari Malaysia

Klaim Tari Pendet

Presiden: Malaysia Diharap Punya Niat Baik

Malaysia Janji Tegur Pembuat Iklan Tari Pendet

Gara-gara Pendet, Masa Harus Perang Segala!

Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali

Page 18: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

RI Protes Keras Malaysia

Undip Tolak Mahasiswa Malaysia

Pendet dan Rasa Sayang He

Categories: Nasional Tag:Bali, iklan, indonesia, malaysia, pendet

Klaim Tari   Pendet

22 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Sabtu, 22/08/2009 17:00 WIB

Komisi X DPR: Tari Pendet Harus DipatenkanElvan Dany Sutrisno – detikNews

Jakarta – Komisi X DPR menilai tari pendet di mata dunia tetap milik Indonesia sehingga harus dipatenkan. Malaysia kurang daya jual sehingga mengklaim seni budaya milik Indonesia.

“Itu kan hanya Malaysia tidak mampu menjual potensinya sendiri,  itu tetap punya Indonesia patenkan saja,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR, Heri Ahmadi, kepada detikcom, Sabtu (22/8/2009).

Menurutnya, seperti kasus sebelumnya, seharusnya pemerintah lebih serius menangani masalah ini. Sehingga kasus-kasus serupa tidak terus terjadi.

“Seperti reog dan lagu rasa sayange, itu harus dijaga,” ungkap Heri.

Selain itu, Heri juga menegaskan perlunya pelestarian kesenian Indonesia. Dengan cara ini kesenian Indonesia akan terkenal di dunia.

Page 19: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

“Lestarikan publikasikan,” tegasnya.

(van/rdf)

Sabtu, 22/08/2009 11:35 WIBSeniman Bali Protes Klaim Tari Pendet Oleh MalaysiaGede Suardana – detikNews

Denpasar – Masyarakat, seniman Bali dan sesepuh penari Bali memprotes klaim Malaysia atas tari pendet. Mereka meminta Malaysia untuk segera mencabut tari pendet dari iklan pariwisata megri jiran tersebut.

Protes ini mereka tuangkan dalam sebuah pegelaran tari pendet di Art Center, Jl Nusa Indah, Denpasar, Bali, Sabtu (22/8/2009).

Tampak hadir dalam pagelaran itu, I Wayan Dibia, dan Luh Arini penggubah tari pendet versi tontonan. Hadir pula Anggota DPD RI asal Bali Ida Ayu Agung Mas.

“Kita prihatin asal diklaimnya tari pendet yang berasal dari Bali oleh Malaysia. Kami anggota DPD, masyarakat, seniman dan sesepuh penari Bali meminta agar Malaysia mencabut tari pendet dalam iklan-iklan mereka,” ujar Ida Ayu Agung Mas di sela-sela aksi.

Menurut Ida Ayu, dalam waktu dekat pihaknya melayangkan protes pada Malaysia melalui DPD RI dan pemerintah RI.

“Masyarakat Bali siap membantu pemerintah untuk mendata ulang berbagai kesenian yang ada di Indonesia,” ungkapnya.

Dalam pagelaran tersebut, Luh Arini tampil membawakan tarian pendet bersama dengan dua penari cilik. Puluhan pengunjung art center, tampak antusias menyaksikan pagelaran ini.(rdf/djo)

Page 20: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Sabtu, 22/08/2009 11:52 WIBTari Pendet, Tarian Upacara Berumur Ratusan TahunGede Suardana – detikNews

Denpasar – Malaysia mencatut tari pendet dalam iklan pariwisatanya. Masyarakat Bali pun protes karena tari pendet sudah menjadi budaya masyarakat Bali selama ratusan tahun.

Awalnya tari pendet merupakan tarian yang disajikan di Pura untuk acara keagamanaan Hindu dan menyambut Dewa dan Dewi. Tari Pendet diciptakan dengan semangat ngayah (sukarela) sebagai persembahan pada para Dewa. Diakui dibuat secara komunal bukan perseorang.

“Inilah salah satu kesulitan untuk mendaftarkan tari Pendet ke HAKI,” keluhAnggota DPD RI asal Bali Ida Ayu Agung Mas di sela-sela protes para seniman Bali di Art Center, Jl Nusa Indah, Denpasar, Bali, Sabtu (22/8/2009).

Pada tahun 1950, tari pendet digubah menjadi tarian sekuler agar bisa menjadi tontonan umum. Salah satu tokoh yang menggubah tari pendet adalah Nuh Arini. Pada saat itu para seniman berharap tari pendet bisa digunakan untuk menjadi kegiatan pariwisata. Berbagai modifikasi pun dilakukan dalam tarian ini. Lahirlah tari pendet versi pertunjukan.

Pada tahun 1961 Wayan Berata, menyempurnakan tari pendet versi pertunjukan. Jika biasanya tari pendet dibawakan oleh dua orang, Wayan menambahnya menjadi empat orang. Dalam versi keagamaan, gadis-gadis membawakannya dalam pakaian adat untuk sembahyang. Dalam versi pertunjukan baju para penari dirubah menjadi cerah dan gemerlap.

Tahun 1962 tari Pendet disajikan secara kolosal oleh 3.000 penari pada pembukaan Asean Games.

Kini tari Pendet dibawakan para penari Bali dalam berbagai acara budaya maupun pertunjukan. Duta-duta budaya Indonesia pun kerap membawakannya di luar negeri.

(rdf/djo)

Page 21: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Categories: Nasional Tag:DPR, indonesia, klaim, komisi X, malaysia, pendet, tari

Pengguna Twitter ‘Pagari’ Tari Pendet dari   Malaysia

21 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Ardhi Suryadhi – detikNews | Kamis, 20/08/2009 – 16:34

Jakarta – Saling klaim kebudayaan antara Indonesia dan Malaysia kembali terjadi. Setelah Reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange dan lainnya, kini yang menjadi rebutan adalah Tari Pendet.

Tari Pendet sendiri selama ini kita kenal berasal dari Bali. Jadi ketika ada negara yang coba mengklaim sebagai pemiliknya, tak ayal menjadi target serangan kritikan.

Salah satu media yang tengah ramai menyuarakan untuk ‘memagari’ Tari Pendet ini adalah Twitter. Berdasarkan pengamatan detikINET, gelombang dukungan dari pengguna Twitter Tanah Air pun terus bergulir hingga Kamis (19/8/2009) sore ini.

Tak ayal, subyek ‘Pendet Dance’, ‘pendetindonesia’, dan ‘Bali’ sudah wara-wiri di daftar 10 besar Trending Topics Twitter. Jadi bisa dibayangkan, geliat postingan terkait hal ini yang begitu besar.

Hampir seluruh postingan di Twitter tentunya coba mengamankan Tari Pendet sebagai kesenian asli Indonesia. Beragam komentar diutarakan, mulai dari dukungan hingga cacian.

“RT THIS!! tell the world that #pendetindonesia. Even wikipedia knows that it comes from Indonesia http://bit.ly/tYHHJ,” tulis salah satu pengguna Twitter berinisial Puculove.

“Everyone that has been go to BALI had show pendet dance,and BALI is in INDONESIA, except u miss geography class pendetindonesia,” imbuh pengguna bernama pradhana.

(ash/ken)

Page 22: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Terkait :

Pengguna Twitter ‘Pagari’ Tari Pendet dari Malaysia

Klaim Tari Pendet

Presiden: Malaysia Diharap Punya Niat Baik

Malaysia Janji Tegur Pembuat Iklan Tari Pendet

Gara-gara Pendet, Masa Harus Perang Segala!

Penari Pendet di Iklan Visit Malaysia Orang Bali

RI Protes Keras Malaysia

Undip Tolak Mahasiswa Malaysia

Pendet dan Rasa Sayang He

Categories: Nasional Tag:dari, malaysia, pagari, pendet, pengguna, tari, twitter

Tari Pendet Diklaim   Malaysia

21 Agustus 2009 solarsedayu Tinggalkan komentar

Jumat, 21/08/2009 15:33 WIB

Deplu Imbau Masyarakat Tak Terprovokasi

Mega Putra Ratya – detikNews

Page 23: Budaya Indonesia Yang Di Klaim Malaysia

Jakarta – Malaysia mengklaim tari pendet asal Bali yang dicantumkan dalam sebuah iklan “Visit Malaysia”. Departemen Luar Negeri (Deplu) mengimbau untuk tidak mudah terprovokasi jika belum terbukti kebenarannya.

“Kita harus lihat dulu seperti apa. Jangan mudah terprovokasi,” ujar Juru Bicara Deplu Teuku Faizasyah di kantornya Jl Pejambon, Jakarta, Jumat (21/8/2009).

Faizasyah mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti hal tersebut dengan menghubungi perwakilan Indonesia di Malaysia untuk memberi informasi yang sebenarnya terjadi.

“Kalau itu sudah menjadi isu publik, kita tindaklanjuti. Kita harus bisa melihat ini seperti apa,” katanya.

Menurut Faizasyah, jika klaim tersebut dikaitkan dengan produk iklan “Visit Malaysia” terkait promosi sebuah negara, hal itu tidak terlalu menjadi masalah. Karena Indonesia pernah menggunakan latar belakang negara lain untuk mempromosikan wisata dan budaya negeri.

“Kita juga pernah menggunakan background tempat-tempat di Eropa. Kalau hanya jadi background iklan, itu jadi sarana promosi kita,” jelasnya.

(gus/iy)