Post on 06-Feb-2018
3/30/2012
1
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR
DI KABUPATEN BANJARNEGARA
(Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya Desa Sijeruk
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara)
Pembimbing
Dr. Ir. Lilik B. Prasetyo, MSc
Dr. Ir. Omo Rusdiana, MSc
Dwi Cahya Purnamasari
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN
DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
• PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
• METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Peralatan
Data yang Dikumpulkan
Pengolahan Data
Analisis Data
APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR
DI KABUPATEN BANJARNEGARA
(Studi Kasus di Gunung Lawu/Gunung Pawinihan Desa Sijeruk
Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara)
• HASIL DAN PEMBAHASAN
Parameter Penyebab Terjadinya
Tanah Longsor
Analisis Kerawanan Tanah Longsor
Analisis Risiko Tanah Longsor
Evaluasi Kejadian Tanah Longsor
Sijeruk
• KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
• DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi Lingkungan Rusak dan banyak Gunung berapi
Tanah Longsor Penutupan lahan, Curah hujan
kemiringan lereng, dan geologi
Banjarnegara
Tanah tidak stabil
Peringatan dini PJ dan SIG
Data dan informasi
3/30/2012
2
B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penutupan lahan daerah penelitian di Kecamatan
Banjarmangu, Kabupaten Banjanegara.
2. Memetakan penyebaran kawasan rawan bencana longsor di Gunung Pawinihan dan sekitarnya.
3. Menentukan risiko bahaya tanah longsor.
4. Mengevaluasi penyebab terjadinya tanah longsor di Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.
C. Manfaat Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah memberikan informasi
yang termuat dalam bentuk peta mengenai daerah rawan longsor dan risiko yang diakibatkan sehingga memberikan peringatan sedini mungkin/antisipasi terhadap kemungkinan kejadian longsor sehingga dapat mengurangi jumlah kerugian yang akan didapatkan dan juga membantu pemerintah untuk penentuan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana wilayah.
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Waktu pelaksanaan: Bulan Juli – Agustus 2006
Lokasi penelitian : Sekitar Pegunungan Pawinihan, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, wilayah pengelolaan RPH Siweru, BKPH Karangkobar, KPH Banyumas Timur, Perum PERHUTANI Unit I Jawa Tengah.
B. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah perangkat keras (hardware) terdiri dari PC
Komputer, Printer dan Scanner. Perangkat lunak (software) terdiri dari Arc GIS 9.0, ERDAS Imagine 8.7 dan MS Office. Selain itu juga digunakan GPS (Global Positioning System), Kamera dan alat tulis.
C. Jenis Data yang Dikumpulkan
C.1 Data Spasial
Peta Rupa Bumi Kecamatan Banjarmangu, Peta Digital Geologi, Peta Kontur , Peta Jenis Tanah Kecamatan Banjarmangu, Citra Satelit Landsat TM path/row 120/065 tanggal 09 Mei 2005, Peta Curah Hujan, Peta Infrastruktur, Peta Penggunaan Jalan dan Peta RTRW Kabupaten Banjarnegara.
C.2 Data Atribut
Data curah hujan selama 10 tahun terakhir untuk wilayah Kecamatan Banjarmangu, data kependudukan dan sosial ekonomi, Data titik koordinat hasil Ground Control Points (GCP)
D. Pengolahan Data D.1. Pengolahan Data Spasial a. Pembuatan Peta Digital b. Pengolahan Citra D.2. Pengolahan Data Atribut Data curah hujan, data kependudukan dan sosial ekonomi di analisis secara deskriptif yang digunakan sebagai data penunjang
E. Analisa Data E.1 Analisis Peta Kerawanan Bencana Tanah Longsor
Parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan tanah longsor adalah kemiringan lahan, penutupan lahan (landcover), curah hujan, jenis tanah dan formasi geologi (batuan induk).
Peta Penutupan Lahan
Peta Kemiringan Lereng
Peta Curah Hujan
Peta Jenis Tanah
Peta Geologi
Pembobotan/skoring Overlay/
ditumpangsusunkan
Analisis dg Model Pendugaan
3/30/2012
3
Skor Kumulatif = (30% x Faktor Curah Hujan) + (20% x Faktor Tanah) + (20% x Faktor Geologi) + (15% x Faktor Penggunaan Lahan) + (15% x Faktor Kemiringan Lereng)
Sumber: Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2004)
Peta Kerawanan Tanah longsor :
Rendah
Menengah
Tinggi
E.2 Analisis Risiko Tanah Longsor
Peta Infrastruktur
Peta Penggunaan lahan
Peta Jaringan Jalan
Peta Properti Pembobotan
Overlay
Untuk memudahkan melakukan analisis risiko tanah longsor perlu dilakukan
pembuatan peta risiko tanah longsor.
Peta Kerawanan Tanah longsor
Overlay
Peta Properti
Analisis dg menggunakan rumus:
R = H + P Dimana: R = Risiko
H = Hazard (bahaya)
P = Properti
Kelas properti
Kelas Kerawanan Tanah Longsor
Rendah Sedang Tinggi
1 2 3
Rendah 1 2 3 4
Sedang 2 3 4 5
Tinggi 3 4 5 6
Sumber: Alhasanah, 2006
Tabel Matrik nilai risiko longsor
Peta Risiko Tanah Longsor
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Parameter Penyebab Terjadinya Tanah Longsor
A.1 Curah Hujan
Luas kelas klasifikasi curah hujan per desa
Desa Jenis Curah Hujan (mm/tahun)
3500 – 4000 4000 – 4500 5000 - 5500
Beji 1.542 351.078 7.442
Sijeruk 175.407 155.931 -
Pekandangan 302.366 49.840 -
Kendaga 471.949 - -
Prendengan - 169.334 79.135
Jumlah total (Ha) 951.264 726.183 86.577
Presentase (%) 53,92 41,166 4,91
3/30/2012
4
A.2. Jenis Geologi
Luas jenis geologi tiap desa
Desa
Jenis Geologi
Hasi gunung api
tak teruraikan
miosen fasies
sedimen
pliosen fasies sedimen
Beji 116.673 163.156 80.234
Sijeruk 89.143 240.584 1.611
Pekandangan 217.663 - 134.543
Kendaga 328.720 16.558 126.671
Prendengan - 189.685 -
Jumlah total 810.985 / 45.97% 609.982 / 34.58% 343.059 / 19.448%
A.3 Jenis Tanah Luas jenis tanah tiap desa
A.4 Kemiringan Lereng Luas kemiringan lereng per desa
Desa Jenis Tanah
Grumusol Latosol Litosol
Beji 325.561 19.471 15.031
Sijeruk 238.761 - 92.577
Pekandangan 203.078 - 149.128
Kendaga 225.855 - 246.094
Prendengan 248.470 - -
Jumlah total (Ha) 1241.725 / 70,39% 19.471 / 1,103% 502.829 / 28,50
Desa
Kemiringan Lereng
Datar
(0 – 5 %)
Landai
(5 – 15 %)
Agak Curam
(15 – 30%)
Curam
(30 – 50 %)
Sangat Curam
(> 50%)
Beji 14.545 80.005 149.378 62.461 53.477
Sijeruk 11.048 48.649 103.809 57.582 109.734
Pekandangan 23.595 58.646 109.799 57.030 103.001
Kendaga 50.895 121.335 137.353 60.062 102.192
Prendengan 9.63 40.566 111.061 42.700 44.141
Jumlah total 109.713 349.202 611.400 279.835 412.547
Presentase (%) 6,22 19,80 34,66 15,86 23,39
A.5 Penutupan Lahan
Luas penutupan lahan per desa
Tipe
Penggunaan
Lahan
Desa Daerah Penelitian (Ha)
Jumlah Persen
(%) Beji Sijeruk Pekandangan Kendaga Prendengan
Hutan 111.988 107.327 224.984 177.581 46.023 667.843 37,86
Kebun
Campuran 42.111 114.629 52.905 212.644 84.057 506.346 28,70
Sawah 64.525 37.122 3.490 4.944 36.296 146.376 8,30
Pemukiman 18.749 12.848 17.723 29.621 18.492 97.434 5,52
Semak Belukar 45.246 1.973 30.193 23.637 1.521 102.570 5,81
Tegalan/Ladang 72.287 53.177 19.157 21.788 61.452 227.862 12,92
Tanah Kosong 5.217 4.262 3.754 1.733 0.629 15.594 0,88
3/30/2012
5
B. Analisis Kerawanan Tanah Longsor
Luas kelas kerawanan tanah longsor tiap desa
Desa Kerawanan Tanah Longsor
Rendah Menengah Tinggi
Beji 67.399 278.240 13.676
Sijeruk 46.364 246.988 36.664
Pekandangan 3.706 263.209 84.413
Kendaga 1.616 335.769 132.795
Prendengan 104.675 133.482 9.194
Jumlah total (Ha) 223.33 1257.488 276.741
Presentase (%) 12,68 71,28 15,69
C. Analisis Risiko Tanah Longsor Luas kelas risiko longsor per desa
Desa Risiko Tanah Longsor
Rendah Sedang Tinggi
Beji 332.020 25.799 0,838
Sijeruk 280.863 48.516 0,631
Pekandangan 259.399 90.342 2.214
Kendaga 305.850 154.105 8.942
Prendengan 235.823 11.509 0,185
Jumlah total (Ha) 1413.955 / 80,15 330.270 / 18,72 12.810 / 0,72
Gambar Tipe Penutupan Lahan di Daerah
Penelitian
3/30/2012
6
Gambar Kejadian Longsor di Sijeruk
3/30/2012
7
Peta Lokasi Penelitian
No Desa Luas Wilayah
(Ha)
Jumlah Penduduk (Jiwa)
1. Kendaga 471,95 3.114
2. Sijeruk 331,34 2.099
3. Prendengan 248,57 2.405
4. Beji 360,06 2.181
5. Pekandangan 352,21 2.030
Jumlah 1.764,025 11.829
Tabel Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Daerah Penelitian per Desa
Sumber Data: Monografi Kecamatan Banjarmangu dalam Angka, 2004b
3/30/2012
8
3/30/2012
9
No Kelas (%) Bentuk lereng Skor
1. 0-5% Datar 1
2. 5-15% Landai 2
3. 15-30% Agak Curam 3
4. 30-50% Curam 4
5. ≥ 50% Sangat Curam 5
Tabel 4. Pengkelasan Kemiringan Lereng
Sumber: Febriana, 2005
No Jenis
tanah Klasifikasi Skor
1. Latosol Tidak Peka 1
2. Grumusol Agak Peka 2
3. Litosol Peka 3
Tabel 2. Pembagian Kelas Jenis Tanah
Sumber: Puslittanak, 1966
No Intensitas hujan
(mm/tahun) Klasifikasi Skor
1. 3500 – 4000 Tinggi 1
2. 4000 – 4500 Agak Tinggi 2
3. 5000 - 5500 Sangat
Tinggi 3
Tabel 1. Klasifikasi Intensitas Hujan
Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
No Jenis Batuan Skor
1. Miosen fasies sedimen 1
2. Pliosen fasies sedimen 2
3. Hasi gunung api tak
teruraikan
3
Tabel 3. Jenis Batuan
Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
No Kelas Penggunaan lahan Skor
1. Hutan 1
2. Kebun campuran 2
3. Sawah 3
4. Pemukiman 4
5. Semak belukar 5
6. Ladang/tegalan 6
7. Tanah kosong 7
Tabel 5. Kelas Penggunaan Lahan
Sumber: Citra Satelit Landsat TM Tanggal 9 Mei 2005
3/30/2012
10
No Jenis Infrasruktur Buffering Kriteria penilaian
Skor total Fisik Manusia Manfaat
1. Pasar 100 3 3 3 9
2. Bangunan 50 3 2 2 7
3. Sekolah 50 3 3 3 9
4. Puskesmas 50 3 3 3 9
5. Kantor Desa 20 2 2 2 6
6. Masjid 20 2 2 2 6
Tabel 6. Nilai Skor dan Buffering untuk Tiap Jenis Infrastruktur
Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia, Peta RTRW Kab Banjarnegara dan Alhasanah, 2006
No Jenis Jalan Buffering Kriteria penilaian
Skor total Fisik Manfaat
1. Jalan Utama 100 3 3 6
2. Jalan Lokal 80 3 2 5
3. Jalan Lain 50 2 2 4
4. Jalan Setapak 20 1 1 2
Tabel 7. Nilai Skor dan Buffering untuk Tiap Jenis Jaringan Jalan
Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia dan Alhasanah, 2006
Faktor manusia tidak dimasukkan dalam kriteria penilaian karena jalan
hanya sebagai prasarana dan manusia berada di jalan hanya pada waktu-
waktu tertentu dan tidak dalam jangka waktu yang lama.
No Penutupan Lahan Kriteria penilaian Skor
total Fisik Manusia Manfaat
1. Hutan 1 1 1 3
2. Kebun Campuran 2 1 3 6
3. Sawah 3 1 3 7
4. Pemukiman 3 3 3 9
5. Semak Belukar 1 1 1 3
6. Tegalan/Ladang 1 1 1 3
7. Tanah Kosong 1 1 1 3
Tabel 8. Nilai skor untuk tiap jenis penutupan lahan
Sumber: Citra Landsat TM (path/row =120/065) dan Alhasanah,2006
3/30/2012
11
Gambar Lokasi longsor berdasarkan peta kerawanan tanah longsor
dan peta risiko longsor