3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1...

11
3/30/2012 1 APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya Desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara) Pembimbing Dr. Ir. Lilik B. Prasetyo, MSc Dr. Ir. Omo Rusdiana, MSc Dwi Cahya Purnamasari DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2007 PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Manfaat METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Peralatan Data yang Dikumpulkan Pengolahan Data Analisis Data APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR DI KABUPATEN BANJARNEGARA (Studi Kasus di Gunung Lawu/Gunung Pawinihan Desa Sijeruk Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara) HASIL DAN PEMBAHASAN Parameter Penyebab Terjadinya Tanah Longsor Analisis Kerawanan Tanah Longsor Analisis Risiko Tanah Longsor Evaluasi Kejadian Tanah Longsor Sijeruk KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi Lingkungan Rusak dan banyak Gunung berapi Tanah Longsor Penutupan lahan, Curah hujan kemiringan lereng, dan geologi Banjarnegara Tanah tidak stabil Peringatan dini PJ dan SIG Data dan informasi

Transcript of 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1...

Page 1: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

1

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI

GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR

DI KABUPATEN BANJARNEGARA

(Studi Kasus di Gunung Pawinihan dan Sekitarnya Desa Sijeruk

Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara)

Pembimbing

Dr. Ir. Lilik B. Prasetyo, MSc

Dr. Ir. Omo Rusdiana, MSc

Dwi Cahya Purnamasari

DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN

DAN EKOWISATA

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007

• PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan

Manfaat

• METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu

Peralatan

Data yang Dikumpulkan

Pengolahan Data

Analisis Data

APLIKASI PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI

GEOGRAFI DALAM EVALUASI DAERAH RAWAN LONGSOR

DI KABUPATEN BANJARNEGARA

(Studi Kasus di Gunung Lawu/Gunung Pawinihan Desa Sijeruk

Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara)

• HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Penyebab Terjadinya

Tanah Longsor

Analisis Kerawanan Tanah Longsor

Analisis Risiko Tanah Longsor

Evaluasi Kejadian Tanah Longsor

Sijeruk

• KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

• DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi Lingkungan Rusak dan banyak Gunung berapi

Tanah Longsor Penutupan lahan, Curah hujan

kemiringan lereng, dan geologi

Banjarnegara

Tanah tidak stabil

Peringatan dini PJ dan SIG

Data dan informasi

Page 2: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

2

B. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui penutupan lahan daerah penelitian di Kecamatan

Banjarmangu, Kabupaten Banjanegara.

2. Memetakan penyebaran kawasan rawan bencana longsor di Gunung Pawinihan dan sekitarnya.

3. Menentukan risiko bahaya tanah longsor.

4. Mengevaluasi penyebab terjadinya tanah longsor di Desa Sijeruk, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara.

C. Manfaat Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah memberikan informasi

yang termuat dalam bentuk peta mengenai daerah rawan longsor dan risiko yang diakibatkan sehingga memberikan peringatan sedini mungkin/antisipasi terhadap kemungkinan kejadian longsor sehingga dapat mengurangi jumlah kerugian yang akan didapatkan dan juga membantu pemerintah untuk penentuan perencanaan pembangunan sarana dan prasarana wilayah.

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Waktu pelaksanaan: Bulan Juli – Agustus 2006

Lokasi penelitian : Sekitar Pegunungan Pawinihan, Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, wilayah pengelolaan RPH Siweru, BKPH Karangkobar, KPH Banyumas Timur, Perum PERHUTANI Unit I Jawa Tengah.

B. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah perangkat keras (hardware) terdiri dari PC

Komputer, Printer dan Scanner. Perangkat lunak (software) terdiri dari Arc GIS 9.0, ERDAS Imagine 8.7 dan MS Office. Selain itu juga digunakan GPS (Global Positioning System), Kamera dan alat tulis.

C. Jenis Data yang Dikumpulkan

C.1 Data Spasial

Peta Rupa Bumi Kecamatan Banjarmangu, Peta Digital Geologi, Peta Kontur , Peta Jenis Tanah Kecamatan Banjarmangu, Citra Satelit Landsat TM path/row 120/065 tanggal 09 Mei 2005, Peta Curah Hujan, Peta Infrastruktur, Peta Penggunaan Jalan dan Peta RTRW Kabupaten Banjarnegara.

C.2 Data Atribut

Data curah hujan selama 10 tahun terakhir untuk wilayah Kecamatan Banjarmangu, data kependudukan dan sosial ekonomi, Data titik koordinat hasil Ground Control Points (GCP)

D. Pengolahan Data D.1. Pengolahan Data Spasial a. Pembuatan Peta Digital b. Pengolahan Citra D.2. Pengolahan Data Atribut Data curah hujan, data kependudukan dan sosial ekonomi di analisis secara deskriptif yang digunakan sebagai data penunjang

E. Analisa Data E.1 Analisis Peta Kerawanan Bencana Tanah Longsor

Parameter-parameter yang digunakan untuk menentukan tingkat kerawanan tanah longsor adalah kemiringan lahan, penutupan lahan (landcover), curah hujan, jenis tanah dan formasi geologi (batuan induk).

Peta Penutupan Lahan

Peta Kemiringan Lereng

Peta Curah Hujan

Peta Jenis Tanah

Peta Geologi

Pembobotan/skoring Overlay/

ditumpangsusunkan

Analisis dg Model Pendugaan

Page 3: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

3

Skor Kumulatif = (30% x Faktor Curah Hujan) + (20% x Faktor Tanah) + (20% x Faktor Geologi) + (15% x Faktor Penggunaan Lahan) + (15% x Faktor Kemiringan Lereng)

Sumber: Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (2004)

Peta Kerawanan Tanah longsor :

Rendah

Menengah

Tinggi

E.2 Analisis Risiko Tanah Longsor

Peta Infrastruktur

Peta Penggunaan lahan

Peta Jaringan Jalan

Peta Properti Pembobotan

Overlay

Untuk memudahkan melakukan analisis risiko tanah longsor perlu dilakukan

pembuatan peta risiko tanah longsor.

Peta Kerawanan Tanah longsor

Overlay

Peta Properti

Analisis dg menggunakan rumus:

R = H + P Dimana: R = Risiko

H = Hazard (bahaya)

P = Properti

Kelas properti

Kelas Kerawanan Tanah Longsor

Rendah Sedang Tinggi

1 2 3

Rendah 1 2 3 4

Sedang 2 3 4 5

Tinggi 3 4 5 6

Sumber: Alhasanah, 2006

Tabel Matrik nilai risiko longsor

Peta Risiko Tanah Longsor

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Parameter Penyebab Terjadinya Tanah Longsor

A.1 Curah Hujan

Luas kelas klasifikasi curah hujan per desa

Desa Jenis Curah Hujan (mm/tahun)

3500 – 4000 4000 – 4500 5000 - 5500

Beji 1.542 351.078 7.442

Sijeruk 175.407 155.931 -

Pekandangan 302.366 49.840 -

Kendaga 471.949 - -

Prendengan - 169.334 79.135

Jumlah total (Ha) 951.264 726.183 86.577

Presentase (%) 53,92 41,166 4,91

Page 4: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

4

A.2. Jenis Geologi

Luas jenis geologi tiap desa

Desa

Jenis Geologi

Hasi gunung api

tak teruraikan

miosen fasies

sedimen

pliosen fasies sedimen

Beji 116.673 163.156 80.234

Sijeruk 89.143 240.584 1.611

Pekandangan 217.663 - 134.543

Kendaga 328.720 16.558 126.671

Prendengan - 189.685 -

Jumlah total 810.985 / 45.97% 609.982 / 34.58% 343.059 / 19.448%

A.3 Jenis Tanah Luas jenis tanah tiap desa

A.4 Kemiringan Lereng Luas kemiringan lereng per desa

Desa Jenis Tanah

Grumusol Latosol Litosol

Beji 325.561 19.471 15.031

Sijeruk 238.761 - 92.577

Pekandangan 203.078 - 149.128

Kendaga 225.855 - 246.094

Prendengan 248.470 - -

Jumlah total (Ha) 1241.725 / 70,39% 19.471 / 1,103% 502.829 / 28,50

Desa

Kemiringan Lereng

Datar

(0 – 5 %)

Landai

(5 – 15 %)

Agak Curam

(15 – 30%)

Curam

(30 – 50 %)

Sangat Curam

(> 50%)

Beji 14.545 80.005 149.378 62.461 53.477

Sijeruk 11.048 48.649 103.809 57.582 109.734

Pekandangan 23.595 58.646 109.799 57.030 103.001

Kendaga 50.895 121.335 137.353 60.062 102.192

Prendengan 9.63 40.566 111.061 42.700 44.141

Jumlah total 109.713 349.202 611.400 279.835 412.547

Presentase (%) 6,22 19,80 34,66 15,86 23,39

A.5 Penutupan Lahan

Luas penutupan lahan per desa

Tipe

Penggunaan

Lahan

Desa Daerah Penelitian (Ha)

Jumlah Persen

(%) Beji Sijeruk Pekandangan Kendaga Prendengan

Hutan 111.988 107.327 224.984 177.581 46.023 667.843 37,86

Kebun

Campuran 42.111 114.629 52.905 212.644 84.057 506.346 28,70

Sawah 64.525 37.122 3.490 4.944 36.296 146.376 8,30

Pemukiman 18.749 12.848 17.723 29.621 18.492 97.434 5,52

Semak Belukar 45.246 1.973 30.193 23.637 1.521 102.570 5,81

Tegalan/Ladang 72.287 53.177 19.157 21.788 61.452 227.862 12,92

Tanah Kosong 5.217 4.262 3.754 1.733 0.629 15.594 0,88

Page 5: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

5

B. Analisis Kerawanan Tanah Longsor

Luas kelas kerawanan tanah longsor tiap desa

Desa Kerawanan Tanah Longsor

Rendah Menengah Tinggi

Beji 67.399 278.240 13.676

Sijeruk 46.364 246.988 36.664

Pekandangan 3.706 263.209 84.413

Kendaga 1.616 335.769 132.795

Prendengan 104.675 133.482 9.194

Jumlah total (Ha) 223.33 1257.488 276.741

Presentase (%) 12,68 71,28 15,69

C. Analisis Risiko Tanah Longsor Luas kelas risiko longsor per desa

Desa Risiko Tanah Longsor

Rendah Sedang Tinggi

Beji 332.020 25.799 0,838

Sijeruk 280.863 48.516 0,631

Pekandangan 259.399 90.342 2.214

Kendaga 305.850 154.105 8.942

Prendengan 235.823 11.509 0,185

Jumlah total (Ha) 1413.955 / 80,15 330.270 / 18,72 12.810 / 0,72

Gambar Tipe Penutupan Lahan di Daerah

Penelitian

Page 6: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

6

Gambar Kejadian Longsor di Sijeruk

Page 7: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

7

Peta Lokasi Penelitian

No Desa Luas Wilayah

(Ha)

Jumlah Penduduk (Jiwa)

1. Kendaga 471,95 3.114

2. Sijeruk 331,34 2.099

3. Prendengan 248,57 2.405

4. Beji 360,06 2.181

5. Pekandangan 352,21 2.030

Jumlah 1.764,025 11.829

Tabel Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Daerah Penelitian per Desa

Sumber Data: Monografi Kecamatan Banjarmangu dalam Angka, 2004b

Page 8: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

8

Page 9: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

9

No Kelas (%) Bentuk lereng Skor

1. 0-5% Datar 1

2. 5-15% Landai 2

3. 15-30% Agak Curam 3

4. 30-50% Curam 4

5. ≥ 50% Sangat Curam 5

Tabel 4. Pengkelasan Kemiringan Lereng

Sumber: Febriana, 2005

No Jenis

tanah Klasifikasi Skor

1. Latosol Tidak Peka 1

2. Grumusol Agak Peka 2

3. Litosol Peka 3

Tabel 2. Pembagian Kelas Jenis Tanah

Sumber: Puslittanak, 1966

No Intensitas hujan

(mm/tahun) Klasifikasi Skor

1. 3500 – 4000 Tinggi 1

2. 4000 – 4500 Agak Tinggi 2

3. 5000 - 5500 Sangat

Tinggi 3

Tabel 1. Klasifikasi Intensitas Hujan

Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

No Jenis Batuan Skor

1. Miosen fasies sedimen 1

2. Pliosen fasies sedimen 2

3. Hasi gunung api tak

teruraikan

3

Tabel 3. Jenis Batuan

Sumber: Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

No Kelas Penggunaan lahan Skor

1. Hutan 1

2. Kebun campuran 2

3. Sawah 3

4. Pemukiman 4

5. Semak belukar 5

6. Ladang/tegalan 6

7. Tanah kosong 7

Tabel 5. Kelas Penggunaan Lahan

Sumber: Citra Satelit Landsat TM Tanggal 9 Mei 2005

Page 10: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

10

No Jenis Infrasruktur Buffering Kriteria penilaian

Skor total Fisik Manusia Manfaat

1. Pasar 100 3 3 3 9

2. Bangunan 50 3 2 2 7

3. Sekolah 50 3 3 3 9

4. Puskesmas 50 3 3 3 9

5. Kantor Desa 20 2 2 2 6

6. Masjid 20 2 2 2 6

Tabel 6. Nilai Skor dan Buffering untuk Tiap Jenis Infrastruktur

Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia, Peta RTRW Kab Banjarnegara dan Alhasanah, 2006

No Jenis Jalan Buffering Kriteria penilaian

Skor total Fisik Manfaat

1. Jalan Utama 100 3 3 6

2. Jalan Lokal 80 3 2 5

3. Jalan Lain 50 2 2 4

4. Jalan Setapak 20 1 1 2

Tabel 7. Nilai Skor dan Buffering untuk Tiap Jenis Jaringan Jalan

Sumber: Peta Rupa Bumi Indonesia dan Alhasanah, 2006

Faktor manusia tidak dimasukkan dalam kriteria penilaian karena jalan

hanya sebagai prasarana dan manusia berada di jalan hanya pada waktu-

waktu tertentu dan tidak dalam jangka waktu yang lama.

No Penutupan Lahan Kriteria penilaian Skor

total Fisik Manusia Manfaat

1. Hutan 1 1 1 3

2. Kebun Campuran 2 1 3 6

3. Sawah 3 1 3 7

4. Pemukiman 3 3 3 9

5. Semak Belukar 1 1 1 3

6. Tegalan/Ladang 1 1 1 3

7. Tanah Kosong 1 1 1 3

Tabel 8. Nilai skor untuk tiap jenis penutupan lahan

Sumber: Citra Landsat TM (path/row =120/065) dan Alhasanah,2006

Page 11: 3/30/2012lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2012/04/...weight-evaluasi-longsor.pdf · 3/30/2012 1 aplikasi penginderaan jauh dan sistem informasi geografi dalam evaluasi daerah rawan

3/30/2012

11

Gambar Lokasi longsor berdasarkan peta kerawanan tanah longsor

dan peta risiko longsor