Post on 19-Dec-2015
description
DETERMINASI KADAR BESI (II) PADA AIR KERAN LABORATORIUM
ANFISKO MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VISIBLE
Saiful Islam Robbani
Laboratorium Analisis Fisikokimia, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Abstrak
Dilakukan penelitian untuk memeriksa kadar besi (Fe) pada air keran laboratorium Anfisko Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran menggunakan metode analisis kolorimetri. Kolorimetri yaitu salah satu metode untuk penentuan kadar ion logam pada sampel berbentuk padatan atau cairan yang digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu zat berdasarkan intensitas cahaya warna larutan. Absorbansi dari intensitas cahaya yang terjadi diukur menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Cara analisis kuantitatifnya yaitu dengan menggunakan larutan baku standar besi (III) dengan variasi konsentrasi. Larutan baku besi (III) dan larutan sampel masing masing ditambahkan 0,2 ml larutan hidroksilammonium, 1 ml larutan Fenantrolin dan 1,6 ml larutan sodium asetat. Kemudian larutan baku dan larutan sampel masing masing dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur absorbansinya menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Hasil nya dapat didapat bahwa kandungan Fe pada sampel adalah -1.109 ppm.
Kata kunci: air, besi (III), kolorimetri, Spektrofotometer UV-Vis
Abstract
Research has done to check levels of iron ( Fe ) in tap water uses at laboratory of Pharmacy Faculty, Padjadjaran University with colorimetric analysis methode. Colorimetry is one of the methods to determine the metal ions shaped levels in samples of solids or a liquid used for determines the concentration a substance solution based on the intensity of light color. Absorbance that occurs of the luminous intensity measured use of the spectrophotometer uv-vis. Way quantitative analysis that is by using a solution of standard raw iron ( iii ) with the variation of concentration. A solution of raw iron ( iii ) and sample solution powers of each added 0.2 mls hidroksilammonium solution, 1 mls fenantrolin solution and a solution of acetic 1.6 mls of sodium. Then a solution of raw and powers of each sample solution put into cuvette and measured the absorbance with using spectrophotometer uv-vis. The results of his can get that content Fe at the sample is -1.109 ppm.
Keywords: water, iron (III), colorimetry, UV-Vis Spectrophotometer
I. Pendahuluan
Indonesia merupakan daerah
tropis yang tersusun atas 2/3 wilayah
lebih dari air. Maka dari itu Indonesia
sering disebut dengan Negara
maritime. Juga, bersyukur menjadi
bagian dari Indonesia, karena
kekayaan airnya ini. Dan kita sendiri
mengetahui bahwasanya air adalah
sumber kehidupan manusia. Tapi
dalam air banyak sekali kandungan
yang mempengaruhinya, sehingga
menyebabkan kadang air menjadi
toksik atau berbahaya bagi tubuh kita,
salah satunya adalah kadar Fe atau besi
dalam air, yang berlebihan.
Besi merupakan komponen
yang mampu mempengaruhi proses
enzimatik di dalam tubuh. Selain itu,
besi juga merupakan komponen dari
haemoglobin sehingga memungkinkan
sel darah merah membawa oksigen
dan mengantarkannya ke jaringan
tubuh. Oleh karena itu, kekurangan zat
besi mampu menimbulkan penyakit
anemia dengan gejala seperti lemas,
pucat, dan perubahan dalam tingkah
laku kognitif. Akan tetapi, kelebihan
zat besi juga mampu menyebabkan
keracunan, muntah, diare , kerusakan
usus , serta penyakit hemokro-matis.
Oleh karena itu, diperlukan suatu
standar yang mengatur batas-batas
kadar setiap senyawa yang
diperbolehkan terkandung dalam air
untuk dikonsumsi. Standar yang
mengatur mengenai air minum
terdapat di dalam Permenkes No.
492/MENKES/IV/2010, dimana di
dalamnya disebutkan bahwa standar
normal kadar besi untuk air minum
manusia sebesar 0,3 ppm (Widowati,
2008).
Penetuan kadar besi dapat
dilakukan dengan metode kolorimetri
dengan mengamati perubahan warna
pada larutan standar Fe2+ dan
membandingakan larutan tersebut
menggunakan media mata. Kita dapat
mengamati warna larutan tersebut
karena adanya perubahan warna pada
saat penambahan 1,10-fenontrolin
yang warna awal larutan tidak
berwarna atau bening menjadi
orange-merah bata dan pada
perubahan warna mengalami
perbedaan karena dipengaruhi
penambahan larutan standar Fe2+ 10
ppm yang berbeda sehingga
mempengaruhi warna (Banowati,
2013).
Kolorimetri dilakukan dengan
membandingkan larutan standar
dengan aplikasi yang dibuat pada
keadaan yang sama dengan
menggunakan tabung Nessler atau
kolorimeter Dubosque. Dengan
kolorimetri elektronik, jumlah cahaya
yang diserap berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan. Metode ini sering
digunakan dalam menentukan
konsentrasi besi dalam air minum
(Rusmawan, 2011).
Pada penelitian ini dilakukan
analisis kadar besi dalam sampel air
keran dari Laboratorium Analisis
Fisikokimia kolorimetri menggunakan
spektro UVVisible.
II. Metode
2.1 Alat
Alat yang digunakan dalam
percobaan adalah: botol semprot, gelas
beaker, gelas ukur, kuvet, labu ukur 20
ml, mikropipet, pipet tetes, pipet
volume, spektrofotometer UV-Vis.
2.2 Bahan
Bahan-bahan yang
digunakan dalam penelitian
ini,meliputi: Feri Amonium sulfat, 100
mg Fenantrolin dalam 100 mL larutan,
10 gram Hidroksil Ammonium Klorida
dalam 100 mL air, 10 gr Na-asetat
dalam 100 mL air, Asam Sulfat, air
keran (sampel), dan aquadest.
2.3 Prosedur
Pembuatan Larutan Baku Besi (II)
Pembuatan standar Fe yang
dibuat dengan cara padatan Feri
ammonium sulfat
[Fe(NH4)2(SO4)2.6H2O] di timbang
sebanyak 0,0702 gram dan
dimasukkan ke dalam labu ukur 1 liter,
larutkan dengan aquadest.
Ditambahkan 2,5 mL asam sulfat,
ditambah aquadest sampai 1 L.
Dikocok hingga homogen. Larutan
baku/ standar/stock dengan konsentrasi
10 ppm telah dibuat. Dan kemudian
larutan baku ini diiencerkan lagi
sehingga diperoleh lima konsentrasi
yang berbeda yaitu 0,1 ppm; 0,2
ppm;0,5 ppm; 1 ppm; dan 2,5 ppm
menggunakan labu ukur yang
berukuran lebih kecil.
Persiapan dan Analisis Sample
Sampel berupa air keran
sebanyak 10 mL dimasukkan ke dalam
labu ukur 20 mL. Kemudian
ditambahkan 0,2 mL larutan
hidroksilamonium klorida, 2 mL
larutan fenantrolin, 1,6 mL natrium
asetat, dan aquades hingga volume
akhir 20 mL.
Alat yang digunakan dalam
pengukuran kadar besi (II) pada
penelitian ini, yaitu spektrofotometer
UV-Vis dan scanner. Untuk
pengukuran dengan spektrofotometer
UV-Vis, setiap larutan standar besi (II)
dan larutan sampel diukur
absorbansinya pada λmax = 512 nm.
Nilai absorbansi hasil pengukuran
dialurkan terhadap konsentrasi larutan
standar besi (II) untuk membuat kurva
kalibrasi. Absorbansi larutan sampel
dialurkan terhadap kurva kalibrasi
tersebut dan ditentukan kadar besi (II).
Setelah didapatkan nilai absorbansi,
kurva kalibrasi larutan standar besi (II)
dibuat dengan cara mengalurkan
absorbansi (A) terhadap konsentrasi
(C) larutan. Absorbansi larutan sampel
diplotkan pada kurva kalibrasi larutan
standar besi (II) untuk mengetahui
konsentrasi besi (II) dalam sampel.
Setelah itu, kadar besi (II) dalam
sampel air keran dapat diketahui.
III. Hasil dan Pembahasan
Pada langkah awal dilakukan
penentuan kurva baku standar, ini
dilakukan guna mengetahui baku
standar, untuk membandingkan, juga
untuk memperoleh persamaan regresi
linier dari kurva baku ini. Pembuatan
kurva baku dimulai dengan
pengenceran bertingkat. Dan dilakukan
pada panjang gelombang 511 nm,
karena pada panjang gelombang ini
didapat absorbansi paling tinggi.
Pada percobaan ini, jumlah
besi (Fe) yang ada pada sampel
ditentukan dari Fe yang bereaksi
dengan 1,10 fenantrolin dan
membentuk kompleks berwarna yang
kemudian kompleks tersebut diukur
absorbsinya.
Dari penetuan kurva baku
standar diperoleh hasil seperti berikut :
Sehingga diperoleh kurva baku
dan persamaan regresi linier uv
sebagai berikut :
Kurva kalibrasi regresi linieritas :
Y= 0.0765x+0.1445
Kemudian dilakukan
pengukuran sampel yang akhirnya
diperoleh data bahwa daya absorbansi
sampel pada 511 nm adalah :
Dan dimasukkan kedalam persamaan,
sehingga diperoleh konsentrasi :
Y=0.0765x+0.1445
-0.0009333=0.0765x+0.1445
-0.14543=0.0765x
X= -1.901
Hasil negative yang dihasilkan
menjadi bukti kesalahan atau
ketidakvalidan data, hal tersebut dapat
dikarenakan karena adanya kesalahan
saat pengukuran atau persiapan
sampel, seperti: gangguan dari unsur-
unsur lain yang terdapat dalam larutan
sampel yang mengganggu pengukuran
pada alat spektrofotometri, kandungan
Fe dalam sampel terlalu sedikit,
0 1 2 3 4 5 6 7 8 90
0.10.20.30.40.50.60.70.8
f(x) = 0.076487304878 x + 0.1444667195122R² = 0.907539178741846
Konsentrasi (ppm)
Abso
rban
si
pembuatan larutan baku dan persiapan
sampel kurang homogen.
IV. Kesimpulan
Kandungan Fe pada sample Air
Keran Laboratorium Analisis
Fisikokimia, kandungan Fe pada
panjang gelombang 511 nm adalah -
1.901.
DAFTAR PUSTAKA
Banowati, R. 2013. Panduan
Praktikum Kimia Anorganik II.
Universitas Islam Indonesia.
Yogyakarta.
Rusmawan, Chevi Ardiana, Djulia
Onggo,and Irma Mulyani.
2011."Analisis Kolorimetri
Kadar Besi (III) dalam Sampel
Air Sumur dengan Metoda
Pencitraan Digital."
Conference Proceedings in
Science.
Widowati, W. 2008. Efek Toksik
Logam Pencegahan dan
Penanggulangan Pencemaran.
Andi. Yogyakarta.