Post on 03-Dec-2015
description
KEHAMILAN KEMBAR
dr. MUSLICH ASHARI,Sp.OG
Epidemiologi
• Insiden 1:90 kehamilan• 2/3 dizigotik dan 1/3 monozigotic• Frekuensi janin multiple pada ras yang berbeda bangsa negro lebih tinggi dari kulit putih• Meningkat pada usia ibu 30 - 40 th• Angka kejadian meningkat pada induksi ovulasi/bayi tabung
RISIKO KEMBAR IMPLIKASI KLINIS
1. Risiko ibu2. Risiko janin
MATERNAL RISKS
1. Increased symptom of early pregnancy2. Increased risk of miscarriage3. The vanishing twin syndrome4. Anemia5. Preterm labor/delivery6. Hypertension7. Antepartum hemorrhage8. Hydramnios9. Possible need for prenatal
hospitalization10.Antepartum fetal death11.Risk of operative delivery12.Increased likelihood of CS13.Postpartum hemorrhage14.Postnatal problems
FETAL RISKS
1. Stillbirth or neonatal death2. Preterm labor and delivery3. Intrauterine growth restriction4. Congenital abnormalities5. Twin – twin transfusion6. Hydramnios7. Cord accident8. Risk of asphyxia9. Operative vaginal of delivery, especially for the
second twin10.Death of co-twin
MEKANISME KEMBAR
DisigotikMonosigotik
Mekanisme kembar dizigotik
• Fertilisasi 2 ovum oleh 2 sperma pada satu siklus ovulasi• 2/3 kasus kembar• Fetal sex sama atau beda• Membran Dikhorion dan diamnion• Plasenta Satu atau 2 plasenta
Faktor yang mempengaruhi kembar disigotik• Bayi tabung/induksi ovulasi• Herediter ( riwayat kembar keluarga ibu)• Paritas dan usia ibu• Ras
Mekanisme kembar monosigot
• 1/3 dari seluruh jumlah kehamilan kembar
• Jenis ditentukan oleh waktu setelah fertilisasi saat pembelahan embrio beda struktur membran
• Pembelahan sebelum inner cell mass dibentuk dan lapisan luar blastokist belum menjadi khorion (72 jam pertama sesudah fertilisasi)Kembar monozygot diamnion, dikorion kejadian: 30 %
• Pembelahan antara hari ke 4 dan 8 Kembar monozygot diamnion, monokorion kejadian 60 %
• Jika amnion sudah terbentuk, Pembelahan sekitar hari ke 8 Monozygot monoamnion, monokorion Kejadian: jarang
• Jika sesudah diskus embrionik terbentuk pembelahan tidak lengkap….Kembar Siam kejadian sangat jarang
Mekanisme kembar monosigot
PLASENTA DAN SELAPUT KETUBAN PADA KEHAMILAN KEMBAR
DIAGNOSIS • Diagnosis sering baru dapat
ditegakkan saat menjelang partusKarena tidak terfikirkan oleh pemeriksa
Riwayat Dan Pemeriksaan Fisik• Riwayat kehamilan kembar keluarga
Bukti lemah, terapi Klomifen atau gonadotropin hipofisePetunjuk yang kuat
• Pemeriksaan fisik dengan pengukuran TFU pentingUterus >>dari usia kehamilan
• Uterus >> harus dipikirkan kemungkinan : - Multifetus, Distensi VU, Hidramnion, Mola, Mioma Uteri/Adenomiosis, Massa Adneksa, Makrosomia dan Riwayat haid yang kurang cermat
• Sebelum trimester 3 sulit didiagnosis dengan cara palpasi (leopold)
• Demikian juga pada kehamilan lanjut, khususnya bila janin tumpang tindih, ibu gemuk atau bila tedapat hidramnion
• Apabila dlm pemeriksaan leopold didapatkan 3 bagian besar, auskultasi didapatkan 2 puctum max yg berbeda dan frekuensi DJJ yg berbeda
Pemeriksaan Penunjang• DJJ pada trimester 3 dapat dideteksi
dengan ultrasonik doppler atau stetoskop aural pada kehamilan 18 – 20 minggu
• Dengan pemeriksaan USG kantong kehamilan yang terpisah dapat ditemukan lebih dini
• Dengan USG identifikasi kepala janin harus dilakukan dalam 2 bidang saling tegak lurus sehingga tidak keliru menafsirkan tubuh janin sebagai kepala
• Penggunaan sinar-X tidak selektif harus dihindari
• Informasi yang diberikan bisa menghasilkan diagnosis yang salah bila : foto dibuat pada kehamilan 18 minggu pertama, kualitas foto yang jelek, gemuk, hidramnion, janin bergerak saat foto dibuat
• Pemeriksaan biokimia gonadotropin korionik, kadar laktogen plasenta, dan
α-fetoprotein lebih tinggi dari janin tunggal
PENGELOLAAN
• Deteksi dini• Menentukan lebih awal khorionisitas• Deteksi kemungkinan kelainan janin• Pengamatan secara reguler (ANC)• Saat tepat menentukan persalinan• Cara persalinan
Terima kasih