10 proses MSPM'

Post on 24-Nov-2015

184 views 19 download

Transcript of 10 proses MSPM'

Alur/Mekanisme Penyelenggaraan Makananan di RSHS1. Permintaan makananan (Pasien, Pegawai) sampai Les Makananan

1) Permintaan Makanan Pasien

Berdasarkan Peraturan Pemberian Makananan (PPM) di RSHS Setiap Pasien berhak mendapatkan makananan dan standar diit yang berlaku sesuai dengan kelas perawatan.Dasar PPM bagi pasien :

1.Bagi Pasien rawat inap, pelayanan makananan diberikan sesuai dengan kelas perawatan dan terapi diitnya.

2.Bila pasien tersebut adalah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif, makanana pelayanan makananan ditujukan kepada ibunya dan makananan yang diberikan adalah makananan bagi ibu menyusui dengan kelas perawatan sesuai dengan kelas perawatan bayinya.

a Prosedur dan Administrasi Permintaan MakanananGambar 2. : Diagram Alir/Skema Pembuatan Les Makananan Pasien

Di Instalasi Gizi RSHS Bandung

1.Pasien baru / Pindah RuanganPada pasien baru/ pasien yang pindah ruangan setelah diit ditentukan oleh ahli gizi ruangan (dietesien), petugas dapur ruangan mencatat nama dan diit pasien dalam buku makananan dan papan makananan. Kemudian formulir diit Pasien Baru (PB) diserahkan ke petugas les makananan. Permintaan makananan untuk Pasien baru hanya dilayani sampai dengan :1) Jam 09.00 WIB untuk makanan pagi2) Jam 11.00 WIB untuk snack pagi3) Jam 14.00 WIB untuk makanan siang4) Jam 16.00 WIB untuk snack sore5) Jam 19.00 WIB untuk makanan malam2.Pasien LamaPetugas ruangan menyusun Daftar Permintaan Makananan Pasien (DPMP) berdasarkan jumlah dan jenis diit yang tercantum dalam buku makananan. DPMP dibuat rangkap 2, kertas yang putih diserahkan ke Instalasi Gizi, yang satu lagi kertas pink sebagai arsip diruangan. DPMP dibawa ke Instalasi Gizi sekitar pukul 09.30 WIB oleh petugas distribusi dengan membawa buku expedisi (buku yang berisi ). DPMP diterima di Instalasi Gizi paling lambat jam 10.00 WIB.3.Pasien PulangKetika pasien pulang dan melakukan pembayaran, perawat ruangan akan memberitahukan petugas gizi di ruangan, petugas ruangan hanya akan menulis daftar nama pasien yang masih dirawat di buku makanan.b Prosedur Pembuatan Les Makananan Pasien

Les makananan adalah daftar rekapitulasi permintaan makananan Pasien dari setiap ruangan rawat inap atau emergency (yang dirawat > 6 jam) yang berisikan nama Pasien, nama ruangan kelas perawatan, macam diit, dan jumlah permintaan.

Adapun tahapan pembuatan les makananan adalah sebagai berikut.

1. Menyiapkan formulir

2. Mengecek kelengkapan DPMP, jika DPMP tidak lengkap dikembalikan lagi kepetugas ruangan.

3. Memindahkan permintaan makananan ke formulir sesuai kolom dan baris, untuk formulir les distribusi makananan diit, jenis diit (kolom) dan ruangan (baris) untuk formulir les distribusi makananan, kelas (kolom) dan ruang ( baris), jenis makananan (sesuai judul formulir).

4. Merekap dan menjumlahkan permintaan makananan berdasarkan macam makananan dan kelas perawatan. Contoh makananan biasa (nasi), lunak ( bubur dan tim), diit, bubur kacang ijo dan susu.

5. Membuat kekuatan Pasien

Kekuatan Pasien adalah jumlah permintaan Pasien yang dapat makanan pada hari tersebut. Hasil rekapitulasi di buat ke dalam lembar rekapan makananan. Lembar rekapan makananan terdiri dari dua jenis yaitu : lembar diit dan lembar non diit, pengisiannya berdasarkan jumlah Pasien. Jenis makananan, kelas dan ruangan.

Formulir les makananan terdiri dari :

Kekuatan Pasien non Diit (3 rangkap ), yang akan diserahkan kepada :

1. Penanggung jawab unit di PPM

2. Administrasi PPM dan Perencanaan

3. Penaggung jawab dinas sore

Kekuatan Pasien diit kelas dan biasa (3 rangkap):

1. Administrasi PPM dan Perencanaan

2. Dinas sore / PJ unit PPM

3. Penanggung-jawab makananan untuk distribusi makananan diit

Les makananan anak yang terdiri dari

-Susu pagi

-Bubur kacang ijo

-Distribusi makananan anak(lauk pauk)

Distribusi nasi, tim dan bubur

Les distribusi nasi tim dan bubur (kelas dan biasa)

Les distribusi susu dan lauk pauk yang terdiri dari les :

Susu gelas; susu sore(dewasa lunak VIP,I dan II)

Susu pagi (dewasa lunak IIIA dan IIIB)

Susu segar pagi untuk diit (semua) jam 10.00 dan jam 16.00 untuk diit dan bubur kacang ijo 50 cc (dewasa + anak biasa +lunak kelas IIIA/B)

2) Permintaan Makanan Dokter dan pegawai

Di RSHS Bandung selain menyediakan makanan Pasien, juga menyediakan makananan untuk dokter jaga dan pegawai.Pola makan/ Waktu makan untuk Dokter Jaga

1. Makan pagi

Makan pagi terdiri dari makananan lengkap (Makanan pokok, proteinhewani, protein nabati dan sayur)

2. Makanan siang

3.Makanan sore ( Sejak Mei 2012 di alih tugaskan ke FK. Unpad).

4.Extra malam

Extra malam terdiri dari makananan kering (Mie Instan dan kopi Instan 2 in 1)

Gambar 2.2Alur Permintaan Dan Penyediaan Makananan Dokter Jaga RSHS

Tata tertib Permintaan dan Pengambilan Makananan dokter jaga

Permintaan makananan

a. Permintaan makananan dokter jaga dibuat dan diajukan oleh kepala SMF/bagian masing-masing pada formulir pemintaan yang telah disediakan dibidang perencanaan dan evaluasi Program (PE).b. Formulir pemintaan makananan tersebut harus dilampirkan dengan daftar jaga Dokter yang disetujui oleh koordinator program spesialis/koordinator profesi masing-masing SMF/bagian (Kepala SMF), daftar jaga dibuat dalam 1 periode 1 bulan.c. Untuk setiap administrasi dan perencanaan formulir permintaan makananan sudah harus sampai bagian PE selambatnya tanggal 5 pada bulan yang bersangkutan untuk perencanan dan permintaan bulan berikutnya.d. Perubahan permintaan karena terjadi perubahan dokter jaga mengikuti prosedur atau alur diatas.

Pengambilan makananan

1. Makananan diambil di dapur utama Instalasi gizi (unit makananan dokter dan pegawai) oleh petugas pengambil makanan yang telah ditunjuk oleh masing masing SMF / bagian

Jadwal pengambilan makananan adalah :

Jam 06.30 07.30 WIB untuk makan pagi

Jam 11.30 13.00 WIB untuk makan siang

Jam 17.00-19.00 WIB untuk makan sore dan extra malam

2. Makananan diambil dengan alat pengambil makananan yang telah disediakan oleh masing-masing SMF/bagian.

3. Setiap pengambilan makananan, masing-masing petugas pengambil makanan wajib mengisi buku serah terima makananan yang telah tersedia. Kehilangan dan kerusakan makanan setelah makanan keluar dari dapur utama, bukan tanggung jawab Instalasi gizi

Permintaan Makan Pegawai Dinas KhususGambar 2.3

Alur Permintaan Makanan Pegawai Dinas Khusus Keterangan :

1. Setiap bidang / Inst./ SMF mengirimkan daftar DPM kebidang PE

2. Daftar permintaan makanan yang sudah disetujui dikirim ke instalasi gizi

3. Dari Instalasi Gizi makanan dibagikan kebidang yang bersangkutan.

Permintaan diajukan ke bagian yang bersangkutan melalui bidang PE untuk disetujui, setelah itu dikirim ke Instalasi Gizi. Adapun PPM untuk pegawai yaitu :

a. Pegawai yang terdiri dari dua shif berurutan

Jam 07.00 -14.00 dan jam 14.00-jam 21.00 mendapat makan siang dan sore

Jam 14.00-21.00 dan jam 21.00-07.00 mendapat makanan sore dan ektra malam

b. Pegawai risiko tinggi, mendapat bubur kacang ijo/snack.

c. Perawat mendapatkan mie, kecuali perawat di ruang Flamboyan mendapatkan makan pagi dan sored. Pegawai dinas sore mendapat bubur kacang ijo/Snack

e. Pegawai dinas malam mendapat ekstra malam (mie Instant + kopi susu)

Pegawai yang mendapat satu kali makan lengkap (makanan pokok, protein hewani, protein nabati sayur dan buah).

6. Taksiran Kebutuhan Bakan Makananan (TKBM)TKBM adalah proses menetapkan jumlah, macam, dan kualitas bahan makanan untuk kurun waktu tertentu.

Tujuan diadakan Tersedianya perkiraan kebutuhan bahan makanan sesuai menu untuk kurun waktu tertentu berdasarkan pada pedoman menu (standar berat kotor BM) dan perkiraan jumlah konsumen yang akan dilayani.

Dalam pembuatan TKBM, dibutuhkan data-data berikut :

Alokasi dana

Standar-standar menu Siklus menu

Periode waktu

Jumlah dan jenis konsumen

Stok BM yang ada digudang Spesifikasi bahan makanan Pengetahuan BMTKBM akan menghasilkan : Macam dan jumlah kebutuhan Bahan Makanan Syarat dalam pembuatan TKBM yaitu :

Menu Pedoman menu (standar berat kotor bahan makanan) Siklus menu(10 hari) Macam menu (standar menu) Macam dan jumlah konsumen (pasien dan dokter/pegawai) Lama waktu penggunaan (1 hari; 10 hari; 1 bulan; 3 bulan; 1 tahun).Langkah-langkah dalam pembuatan TKBM :

Menyiapkan dokumen (syarat) yang dibutuhkan dalam pembuatan TKBM Membuka file format TKBM yang akan dibuat

Instalasi gizi RSHS memiliki software sendiri dalam pembutaan TKBM secara komputerisasi. Mengisi tanggal dan hari TKBM akan dikeluarkan

Mengisi/menghitung jumlah konsumen sesuai jenis dan kelas perawatan

Menghiitung kebutuhan BM untuk tiap jenis konsumen menurut jenis BM dan waktu makan berdasarkan Pedoman Menu

Rumus perhitungan kebutuhaan BM

Menghitung total kebutuhan BM untuk tiap jenis BM selama satu hari (3 kali makan dan 2 kali snack)

Membulatkan total kebutuhan sesuai spesifikasi masing-masing BM

Mengoreksi dengan TKBM menu yang sama pada siklus menu sebelumnya

Menanda-tangani dan menyerahkan ke Administrasi Umum (ADUM).

7. Pemesanan Bahan Makananan (segar, kering, dll)

Pemesanan BM diambil dari daftar perincian taksiran kebutuhan BM TKBM). TKBM dibuat oleh Si perencanaan berdasarkan kekuatan pasien dua hari yang lalu. TKBM setelah selesai dibuat oleh Si. Perencanaan diserahkan ke Si Administrasi, SDM, dan Perbekalan Instalasi Gizi untuk dicek atau diteliti kembali (dalam hal pembulatan). Bila ada jumlah yang salah atau pembulatan yang salah untuk diperbaiki terlebih dahulu, baru dibuatkan daftar pemesanan BM oleh unit pemesanan SI.Adm, SDM dan Perbekalan.

Pemesanan BMS dibuat berdasarkan Taksiran kebutuhan BM harian yang diterima dari SI perencanaan sedangkan BMK, BML dan FE dibuat berdasarkan pelaporan dari gudang BMK yang disesuaikan dengan pemakaian sebelumnya atau stock yang ada. Kemudian diserahkan kebagian perencanaan atau dibuat TKBM setelah itu diserahkan kembali ke SI.Adm, SDM dan Perbekalan untuk dipindahkan ke formulir pemesanan.

Bahan makanan yang dipesan terdiri dari :

BMS (Bahan Makanan Segar ) , dipesan setiap hari. BMK(Bahan Makanan Kering), dipesan 3-4 kali sebulan. BML(Bahan Makanan Lain-lain)

FE ( Formula Enteral), dipesan 3-4 kali sebulan.Dalam pelaksanan pemesanan BMS dibuat rangkap tiga yang diperuntukkan :

Lembaran 1 untuk perusahaan atau rekanan.

Lembaran 2 untuk arsip Instalasi Gizi

Lembaran 3 utk panitia penerimaan barang (PPBNM).

Selain dibuat daftar pesanan BM dibuat juga daftar penerimaan BM. terdiri dari rangkap 2 yaitu :

Lembar 1 untuk panitia penerimanan barang (PPBNM).

Lembar 2 untuk arsip Instalasi Gizi.

Pemesanan bahan makanan segar secara rutin setiap hari meliputi :1. Sayur mayur2. Buah-buahan

3. Ikan/Ayam

4. Daging5. Telur6. Roti

7. Tahu & Tempe8. Susu9. Bumbu

10. Makanan Jadi11. Buket Biasa dan Diit 12. Air MineralUntuk pemesanan sesungguhnya, pesanan dikurangi dengan persediaan yang ada di gudang BMS (sebelum dipesan, di cek dulu persediaan yang ada digudang). Setelah dilakukan pengurangan jumlah pemesanan awal dengan jumlah persediaan di Gudang, bon pemesanan ditanda-tangani oleh Kepala Instalasi Gizi.

Untuk pemesanan BMK, BML & FE, bon pemesanan dibuat 6 rangkap :

Lembaran 1 untuk perusahaan atau rekanan

Lembaran 2 untuk arsip Instalasi Gizi atau SI. Adm, Perbekalan, SDM & DIKLAT.

Lembaran 3 untuk PPBNM

Lembaran 4 untuk gudang logistik

Lembaran 5 untuk gudang harian

Lembaran 6 untuk SI. Perencanan

Setelah Bahan makanan datang pagi mulai pukul 07.00 WIB, bahan makanan yang telah diterima ditulis di blangko penerimaan BM. Bila terjadi penambahan pasien maka pemesanan BMS dibuatkan bon tambahan pesanan BM (Form 2) pada rapat sore/pagi, dan BM paling lambat datang jam 13.00.Untuk pemesanan BMK dibuat 1 bulan 1-2 kali atau lebih tergantung pada kebutuhan. Kebutuhan biasanya dipengaruhi adanya kenaikan jumlah pasien atau adanya perubahan menu, dll. Sedangkan BML & FE dipesan 1 siklus 1 kali (1 kali dalam 10 hari).Setelah barang-barang sudah lengkap diterima oleh PPBNM kemudian dicatat/dibukukan ke buku besar (Buku harian), dalam 1 bulan terdiri dari 3 periode.

Periode I dari tanggal 1 10.

Periode II dari tanggal 11 20.

Periode III dari tanggal 21 Akhir bulan.

Jenis Anggaran Yang digunakan adalah RBA & DIPA

Penerimaan Bahan Makananan

Penerimaan bahan makananan adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan, pencatatan dan pelaporan bahan makananan tentang macam, kualitas dan kuantitas bahan makananan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang ditetapkan oleh Instalasi gizi.

Penerimaan bahan makananan di lakukan di ruang penerimaan, yang ada dibagian belakang Instalasi gizi dan bisa dicapai oleh mobil barang yang mengantarkan bahan makananan. Di ruang penerimaan tersebut ada satu timbangan lantai untuk menimbang bahan makananan yang akan diterima sesuai dengan pesanan dan spesifikasi, sebuah meja dan kursi untuk panitia mencatat barang yang diterima, dan gerobak barang untuk mengangkut bahan makananan yang telah diterima ke ruang penyimpanan atau persiapan. Sebelum bahan makananan diterima terlebih dahulu harus ada rincian pesanan bahan makananan berupa macam, jumlah dan tersedia daftar spesifikasi bahan makananan yang telah ditetapkan Instalasi gizi.

Di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin (RSHS) penerimaan bahan makananan segar biasanya diterima setiap hari (berupa bahan makananan untuk sayuran, ayam, dan ikan segar, daging dan telur), bahan makananan yang diterima hari ini digunakan untuk menu makanan siang, malam dan besok paginya. Penerimaan bahan makananan di Instalasi gizi RSHS sudah sesuai dengan langkah-langkah penerimaan yang ditetapkan. Setiap bahan makananan memiliki spesifikasinya sendiri. Bahan makananan yang tidak sesuai spesifikasi akan dikembalikan. Bahan makanan yang datang akan ditimbang terlebih dahulu, disesuaikan dengan spesifikasi berat sesuai pemesanan. Pada susu cair dilakukan uji alkohol untuk mengetahui kemurnian susu yang akan diterima. Penerimaan bahan makananan di mulai pukul 07.00 WIB pagi. Bahan makananan segar (BMS) diterima setiap hari mulai pukul 07.00 WIB, snack hari itu diterima pukul 09.00-10.00 WIB. BMS yang akan digunakan untuk menu besok pagi dipersiapkan hari diterima dan disimpan dalam chiller dan freezer. Bahan makananan kering diterima 3 kali dalam sebulan.

Penerimaan bahan makananan di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung dilakukan secara konvensional dimana bahan makananan yang diterima harus sesuai dengan surat perjanjian dengan rekanan serta sesuai spesifikasi bahan makananan.

8. Penyimpanan, Pendistribusian Bahan Makananan

Penyimpanan bahan makananan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan makananan kering dan basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makananan kering (BMK) dan segar (BMS) serta pencatatan dan pelaporan penggunaannya.

Langkah penyimpanan bahan makananan :

1. Bahan makananan yang telah diterima langsung dibawa ke gudang penyimpanan BMK dan gudang BMS.

2. Bahan makananan yang akan langsung digunakan, ditimbang dahulu sesuai permintaan bagian pengolahan dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makananan serta dibawa langsung ke bagian persiapan dan pengolahan bahan makananan

Di Instalasi Gizi RSHS penyimpanan bahan makananan sudah sesuai dengan standar. Untuk bahan makananan kering seperti tepung, minyak, tepung susu, ataupun bahan makananan yang terdapat waktu batas penggunaan menggunakan prinsip penyimpanan FIFO (First In First Out) sesuai tanggal kadaluarsanya begitupun bahan makananan kering yang tidak ada tanggal kadaluarsanya. Bahan makananan kering umumnya disimpan dalam gudang dengan suhu kamar serta cara menata yang baik di rak-rak barang tanpa menyentuh permukaan lantai yang dapat merusak ketahan bahan makananan seperti beras dan lainnya. Semua bahan makananan yang disimpan dan yang digunakan untuk proses produksi. Penyimpanan bahan makananan kering di Instalasi Gizi terdiri atas 2 ruangan yaitu gudang logistik dan gudang BMK. Bahan makananan kering yang telah diterima akan langsung disimpan ke gudang logistik. Selanjutnya gudang BMK akan memberikan bon permintaan BMK pada gudang logistik untuk disimpan di gudang harian BMK dan bagian pengolahan akan mengorder BMK kegudang harian BMK sesuai kebutuhan pada hari tersebut. Setiap bahan yang masuk dan keluar dari gudang penyimpanan dilakukan pencatatan.

Sedangkan bahan makananan basah (segar) yang diterima dapat langsung digunakan untuk proses produksi makananan, dimana bahan makananan yang disimpan hanyalah bahan makananan yang akan diolah untuk besok paginya. Untuk protein hewani dipersiapkan H-1 sebelum di olah dan disimpan dalam freezer setelah dibersihkan. Freezer yang digunakan untuk penyimpanan juga dibersihkan secara berkala 1-2 kali seminggu. Untuk sayuran yang akan diolah besok pagi umumnya dibersihkan dan di persiapkan dulu sebelum disimpan ke dalam chiller.

Pendistribusian bahan makanan ke bagian persiapan dan pengolahan dilakukan sesuai kebutuhan pada hari tersebut, pendistribusian dilakukan oleh bagian persiapan untuk bahan makanan segar seperti sayur dan protein hewani. Untuk bahan makanan lainnya diambil sendiri oleh bagian pengolahan.9. Proses Produksi Makananan (Persiapan, Pengolahan, dan Distribusi Makananan)a. Persiapan Bahan Makananan

Persiapan bahan makananan adalah serangkaian kegiatan dalam penanganan bahan makananan yang meliputi berbagai proses diantaranya membersihkan, memotong, mengupas, mengocok dan merendam bahan makananan yang akan diolah.

Instalasi gizi RSHS memiliki 3 ruangan persiapan, yaitu ruang persiapan sayuran, persiapan daging dan persiapan bumbu. Dimasing-masing ruangan memiliki pegawai yang bertugas di bagiannnya masing-masing. Diruang persiapan bahan makananan terdapat bahan makananan yang akan diolah, peralatan persiapan yang cukup, prosedur/langkah kerja persiapan bahan makananan serta aturan-aturan proses persiapan bahan makananan. Biasanya bahan makananan yang telah diterima langsung dipersiapkan untuk diolah dan persiapan bahan makananan yang akan diolah biasanya sampai bahan makananan yang akan diolah untuk sore harinya.

Persiapan bumbu memiliki ruangan persiapan sendiri. Disini bumbu dipersiapkan, dibersihkan, dan diolah untuk bumbu yang harus diolah. Bumbu terdiri dari bumbu segar, seperti seledri, bawang prei, tomat, sereh, daun salam, daun jeruk; bumbu kering seperti merica, ketumbar, kemiri,dan garam. Bumbu yang di olah yang digunakan oleh RSHS yaitu :

1. Bumbu sup I (Bawang merah : bawang putih= 2:1)2. Bumbu sup II (Bawang putih : bawang bombay = 2:1)3. Bumbu putih (bawang putih : bawang merah : kemiri = 3 : 1 :1)4. Bumbu kuning ( bawang merah: bawang putih : kemiri: kunyit = 3 : 1 : 1 : 1 5. Bumbu balado (Cabe merah : bawang merah)6. Bumbu tumis 1 (Bawang merah + bawang putih)7. Bumbu tumis2 (Bawang merah + bawang bombay).

b. Pengolahan Bahan Makananan

Pengolahan bahan makananan adalah merupakan suatu kegiatan mengubah bahan makananan mentah menjadi makananan yang siap dimakanan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi.

Pengolahan bahan makananan bertujuan mengurangi risikokehilangan zat gizi bahan makananan, meningkatkan nilai cerna, mempertahankan warna serta bebas dari organisme dan zat yang berbahaya.

Bahan makananan yang akan diolah harus sesuai dengan syarat seperti :

1. Bahan makananan yang akan diolah sesuai dengan siklus menu

2. Tersedianya peraturan penggunaan bahan tambahan pangan

3. Tersedianya bahan makananan yang akan diolah

4. Tersedianya peralatan pengolahan bahan makananan

5. Tersedianya aturan penilaian

6. Serta tersedianya prosedur tetap pengolahan bahan makananan.

Di Instalasi Gizi RSHS pengolahan bahan makananan susah sesuai dengan langkah-langkah dan peralatan yang ada. Ruang pengolahan di RSHS terdiri dari 4 ruangan, yaitu ruangan makananan biasa, pengolahan makananan khusus diet, ruang pengolahan formula enteral, ruangan pengolahan susu dan air dan ruangan pencucian alat dan bahan.Di ruang pengolahan makanan biasa diolah makanan untuk pegawai, dokter dan pasien non-diet. Tersedia peralatan masak untuk porsi besar. Pegawai di ruangan pengolahan makanan biasa bertanggung jawab dengan tugasnya masing-masing, yaitu di bagian memasak dan memorsikan nasi, pengolahan dan pemorsian protein hewani, pengolahan dan pemorsian protein nabati, pengolahan dan pemorsian sayuran. Pendistribusian snack non-diet juga dilakukan diruangan makanan biasa. Didapur diet dilakukan pengolahan, pemorsian dan pendistribusian makanan khusus diet. Mulai dari sumber karbohidrat diet, protein hewani dan nabati, sayuran, buah dan pendistribusian snack diet. Didapur formula enteral khusus memorsikan dan mendistribusikan formula enteral komersial, mengolah dan memorsikan formula rumah sakit. Ruang pengolahan susu dan air khusus memasak, memorsikan, mendistribusikan air, bubur kacang ijo dan mendistribusikan snack biasa.Ruang pencucian alat dan bahan digunakan untuk mencuci dan membersihkan bahan makanan yang akan di olah yang telah dipersiapkan oleh bagian persiapan dan membersihkan peralatan yang telah siap digunakan.c. Pendistribusian Makananan

Pendistribusian makananan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makananan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makananan konsumen yang dilayani (makananan biasa maupun makananan khusus).

Kegiatan pendistribusian makananan di Instalasi Gizi RSUP dari Hasan Sadikin Bandung sesuai dengan standar pemberian makananan di rumah sakit, sesuai dengan standar pelayanan minimal waktu pendistribusiannya, sesuai dengam bon permintaan makananan, sesuai dengan jenis diet pasien serta ada peralatan pendistribusian dan tenaga pendistribusian.

Pendistribusian makananan di Instalasi gizi RSHS telah sesuai dengan loket-loket pendistribusian sampai kepada pendistribusian makananan diet dan ekstra pegawai. Pendistribusian makananan di Instalasi Gizi RSHS dilakukan dengan 2 cara yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sentralisasi banyak digunakan untuk pasien diet kelas III, dan cara desentralisasi digunakan untuk pasien non-diet kelas I, II dan III. Cara sentralisasi yaitu pendistribusian makananan, dengan memporsikan langsung makananan di plato-plato yang tersedia. Sedangkan desentralisasi yaitu mendistribusikan makananan dengan makananan dimasukkan kedalam panci-panci, di dapur ruangan nanti baru diporsikan lagi ke plato atau piring di dapur ruangan.

Pendistribusian makanan dari dapur ruangan ke ruangan pasien menggunakan troli yang tidak tertutup. 10. Penyajian Makananan Pasien

Makanan disajikan ke pasien sesuai dengan kelas perawatannya. Disajikan kedalam plato yang terbuat dari stainless steel dan dari plastik (khusus ruang rawat anak kelas/ Kenanga 2). Untuk pasien dengan kelas perawatan 3 disajikan dengan menggunakan plato yang terbuat dari stainlish steel, sedangkan pasien dengan kelas perawatan 2 dan dan 1 disajikan dengan plato dan piring. Makanan yang disajikan dengan piring dan perlengkapannya ditutup dengan plastik saji.

Penyajian makanan ke pasien dilakukan oleh pramusaji di masing-masing ruangan sesuai dengan dietnya masing-masing. Berat kotor (pedoman menu) x Jumlah =