4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10...

20
22 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan Proses perakitan di PT Inti Duta Lestari Plasindo berjalan pada jam kerja dari hari Senin sampai hari Jumat, mulai pukul 08:00-17:00. Waktu istirahat selama 1 jam dibagi mulai pukul 12:00-12:45 dan pukul 15:00-15:15, sehingga total jam kerja dalam 1 hari adalah 8 jam. Proses perakitan yang dibahas dalam penelitian ini adalah produk Asena tipe 3A, S7060, FS, HD. 4.1.1. Proses Perakitan Finger Spray (FS) Proses perakitan Finger Spray (FS), terdiri dari: 1. Proses perakitan housing dengan gasket 2. Proses penataan hasil no.1 di palet (1 palet berisi 80 unit) dan pemasukan valve ball dan spring ke dalam housing dan gasket di palet 3. Proses perakitan piston valve dengan piston 4. Proses pemberian silikon hasil no.3 dan dipasang denga n second valve 5. Proses perakitan hasil no.4 dengan hasil no.2 6. Proses pemasukan container cap (c. cap) ke hasil rakitan no.5 7. Proses perakitan button dengan nozzle 8. Proses welding hasil no.7 9. Proses welding hasil no.8 dengan hasil no.6 10. Proses inspeksi (tes semprot) 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat dilihat pada Lampiran 1. Selanjutnya untuk memudahkan dalam penulisan, penomoran setiap proses menggunakan kode berdasarkan peta proses operasi, yaitu sebagai berikut:

Transcript of 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10...

Page 1: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

22

4. PERANCANGAN MODEL AWAL

4.1. Proses Perakitan

Proses perakitan di PT Inti Duta Lestari Plasindo berjalan pada jam kerja

dari hari Senin sampai hari Jumat, mulai pukul 08:00-17:00. Waktu istirahat

selama 1 jam dibagi mulai pukul 12:00-12:45 dan pukul 15:00-15:15, sehingga

total jam kerja dalam 1 hari adalah 8 jam. Proses perakitan yang dibahas dalam

penelitian ini adalah produk Asena tipe 3A, S7060, FS, HD.

4.1.1. Proses Perakitan Finger Spray (FS)

Proses perakitan Finger Spray (FS), terdiri dari:

1. Proses perakitan housing dengan gasket

2. Proses penataan hasil no.1 di palet (1 palet berisi 80 unit) dan

pemasukan valve ball dan spring ke dalam housing dan gasket di palet

3. Proses perakitan piston valve dengan piston

4. Proses pemberian silikon hasil no.3 dan dipasang dengan second valve

5. Proses perakitan hasil no.4 dengan hasil no.2

6. Proses pemasukan container cap (c. cap) ke hasil rakitan no.5

7. Proses perakitan button dengan nozzle

8. Proses welding hasil no.7

9. Proses welding hasil no.8 dengan hasil no.6

10. Proses inspeksi (tes semprot)

11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding

12. Proses perakitan overcap

Peta proses operasi FS dapat dilihat pada Lampiran 1. Selanjutnya untuk

memudahkan dalam penulisan, penomoran setiap proses menggunakan kode

berdasarkan peta proses operasi, yaitu sebagai berikut:

Page 2: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

23

Tabel 4.1. Kode Proses FS

No. Kode Proses1 O-1 Perakitan housing dengan gasket2 O-2 Penataan di palet, pemasukan valve ball dan spring3 O-3 Perakitan piston valve dengan piston4 O-4 Perakitan dengan second valve5 O-5 Perakitan O-2 dengan O-46 O-6 Pemasukan container cap7 O-7 Perakitan button dengan nozzle8 O-8 Welding9 O-9 Welding O-6 dengan O-8

10 I-1 Inspeksi (tes semprot)11 O-10 Welding selang12 O-11 Perakitan overcap

4.1.2. Proses Perakitan S7060

Proses perakitan S7060 terdiri dari:

1. Proses perakitan valve plunger dengan piston, kemudian dilakukan

welding

2. Proses perakitan hasil no.1 dengan pump housing

3. Proses perakitan trigger spring dengan trigger

4. Proses welding hasil no.2 dengan hasil no.3

5. Proses penataan hasil no.4 di keranjang kemudian diisi valve ball (1

keranjang berisi 39 unit)

6. Proses welding valve case dengan bottle packing

7. Proses pemasukan hasil no.6 ke dalam bottle cap

8. Proses perakitan hasil no.5 dengan no.7

9. Proses punch hasil no.8

10. Proses pemasangan spinner dengan nozzle kemudian dilakukan punch

11. Proses pemasukan selang dengan dan dilakukan welding

12. Proses inspeksi (tes semprot) dan penutupan nozzle untuk 2 unit

13. Proses pemasangan gasket

Peta proses operasi S7060 dapat dilihat pada Lampiran 2. Selanjutnya

untuk memudahkan dalam penulisan, penomoran setiap proses menggunakan

kode berdasarkan peta proses operasi, yaitu sebagai berikut:

Page 3: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

24

Tabel 4.2. Kode Proses S7060

No. Kode Proses1 O-1 Perakitan valve plunger dengan piston2 O-2 Perakitan dengan pump housing3 O-3 Perakitan trigger spring dengan trigger4 O-4 Welding O-2 dengan O-35 O-5 Pemasukan valveball6 O-6 Perakitan valve case dengan bottle packing7 O-7 Perakitan dengan bottle cap8 O-8 Perakitan O-5 dengan O-79 O-9 Punch

10 O-10 Perakitan dengan spinner, nozzle lalu punch11 I-1 Welding selang12 O-11 Inspeksi13 O-12 Perakitan dengan gasket

4.1.3. Proses Perakitan HD

Proses perakitan HD terdiri dari:

1. Proses perakitan housing dengan gasket

2. Proses penataan di palet dan pemasukan valve ball, spring serta

container cap ke dalam housing di palet (1 palet berisi 80 unit)

3. Proses perakitan chaplet dengan nozzle head

4. Proses perakitan hasil no.3 dengan piston shaft

5. Proses punch hasil no.4

6. Proses perakitan hasil no.5 yang diberi silikon dengan piston

7. Proses penyeteman hasil no.6

8. Proses pemberian silikon hasil no.7 kemudian dipasang dengan hasil

no.2 lalu dilakukan welding

9. Proses pembukaan tutup nozzle head dengan alat

10. Proses inspeksi dengan manometer

11. Proses penutupan tutup nozzle head dengan alat

12. Proses pemasangan selang kemudian dilakukan welding

Page 4: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

25

Peta proses operasi HD dapat dilihat pada Lampiran 3. Selanjutnya untuk

memudahkan dalam penulisan, penomoran setiap proses menggunakan kode

berdasarkan peta proses operasi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.3. Kode Proses HD

No. Kode Proses1 O-1 Perakitan housing dengan gasket2 O-2 Penataan di palet dan pemasukan valve ball, spring, c.cap 3 O-3 Perakitan chaplet dengan nozzle head4 O-4 Perakitan O-3 dengan piston shaft5 O-5 Punch6 O-6 Perakitan piston7 O-7 Penyeteman8 O-8 Perakitan O-7 dan O-2 lalu welding9 O-9 Pembukaan tutup nozzle head

10 I-1 Inspeksi dengan manometer11 O-10 Penutupan tutup nozzle head12 O-11 Pemasangan selang kemudian welding

4.1.4. Proses Perakitan 3A

Proses perakitan 3A terdiri dari:

1. Proses perakitan valve case dengan valve sheet di palet (1 palet berisi

64 unit)

2. Proses perakitan valve stopper dan hasil no.1 dengan menggunakan alat

bantu

3. Proses inspeksi hasil no.2

4. Proses perakitan bottle cap, hasil no.3 dengan pump base

5. Proses welding hasil no.4

6. Proses perakitan piston shaft, piston, second valve, second valve spring,

dan spinner

7. Proses penekanan piston (hasil no.6) dengan mesin welding

8. Proses perakitan piston spring dengan piston valve

9. Proses pembuatan filter mess dengan mesin plong

10. Proses perakitan filter mess dan filter case

11. Proses pemanasan hasil no.10

Page 5: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

26

12. Proses perakitan selang filter dan hasil no.11 dengan diwelding

13. Proses perakitan hasil no.8, no.7, dan no.5 serta lever kemudian

dilakukan welding

14. Proses pemasangan nozzle di hasil no.13 dengan mesin pemutar

15. Proses pemasangan gasket pada hasil no.14 dengan mesin pemutar

16. Proses perakitan hasil no.15 dengan selang filter (no.12) kemudian

dilakukan welding

17. Proses inspeksi akhir (tes semprot) untuk 2 unit

18. Proses perakitan headjet dengan botol

19. Proses pembungkusan produk hasil no.18 dengan plastik

20. Proses pemberian staples

Peta proses operasi 3A dapat dilihat pada Lampiran 4. Selanjutnya untuk

memudahkan dalam penulisan, penomoran setiap proses menggunakan kode

berdasarkan peta proses operasi, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4. Kode Proses 3A

No. Kode Proses1 O-1 Perakitan valve case dengan valve sheet di palet2 O-2 Perakitan valve stopper dan O-1 dengan menggunakan alat bantu3 I-1 Inspeksi awal4 O-3 Perakitan bottle cap , dengan pump base5 O-4 Welding O-36 O-5 Perakitan piston shaft, piston, second valve, second valve spring, dan spinner7 O-6 Penekanan piston (O-5) dengan mesin welding8 O-7 Perakitan piston spring dengan piston valve9 O-8 Pengeplongan filter mess

10 O-9 Perakitan filter mess dan filter case11 O-10 Pemanasan O-912 O-11 Perakitan selang filter dan O-10 dengan dilakukan welding13 O-12 Perakitan hasil O-4,O-6 dan O-7 serta lever kemudian welding14 O-13 Pemasangan nozzle dengan mesin pemutar15 O-14 Pemasangan gasket dengan mesin pemutar16 O-15 Perakitan O-14 dengan selang filter (O-11) kemudian welding17 I-2 Inspeksi akhir (tes semprot)18 O-16 Perakitan headjet dengan botol19 O-17 Pembungkusan produk dengan plastik20 O-18 Pemberian staples

Page 6: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

27

4.2. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur waktu proses

dengan menggunakan stopwatch serta menghitung banyaknya operator dan mesin

yang digunakan di setiap operasi.

4.2.1. Data Waktu Proses

Waktu proses dalam hal ini didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan suatu proses dari awal sampai akhir. Pengambilan data

waktu proses ini dilakukan dengan menggunakan stopwatch untuk setiap proses

dari keempat produk yang diteliti. Jumlah sampel yang diambil sebanyak 40 data

untuk setiap prosesnya, karena dalam menjalankan simulasi tidak ada batasan

jumlah data yang perlu diambil. Semakin banyak data yang diambil semakin

akurat dan mewakili kondisi sesungguhnya, dalam hal ini dirasa 40 data sudah

cukup mewakili kondisi sesungguhnya. Data pengambilan waktu proses dapat

dilihat pada Lampiran 5 sampai 8.

4.2.2. Data Jumlah Operator dan Mesin

Data jumlah operator dan mesin yang dibutuhkan dalam proses perakitan

produk Asena tipe 3A, S7060, FS, HD adalah sebagai berikut.

Tabel 4.5. Jumlah Operator dan Mesin Tipe FS

No. Kode Kapasitas Jumlah Jenis Jumlah per mesin/ operator operator mesin mesin

1 O-1 1 1 Manual 02 O-2 80 2 Manual 03 O-3 1 1 Manual 04 O-4 1 1 Manual 05 O-5 80 1 Manual 06 O-6 1 1 Manual 07 O-7 1 2 Manual 08 O-8 1 1 Nozzle 19 O-9 1 1 Welding 1

10 I-1 1 2 Manual 011 O-10 1 1 Selang 112 O-11 1 1 Manual 0

Page 7: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

28

Tabel 4.6. Jumlah Operator dan Mesin Tipe S7060

Kapasitas Jumlah Jenis Jumlah per mesin/ operator operator mesin mesin

1 O-1 1 1 Plunger 12 O-2 1 1 Manual 03 O-3 1 2 Manual 04 O-4 1 2 Lever 25 O-5 39 1 Manual 06 O-6 1 1 Packing 17 O-7 1 1 Manual 08 O-8 1 1 Manual 09 O-9 1 1 Punch 110 O-10 1 1 Nozzle 111 O-11 1 1 Selang 112 I-1 2 2 Manual 013 O-12 1 1 Manual 0

KodeNo.

Tabel 4.7. Jumlah Operator dan Mesin Tipe HD

No. Kode Kapasitas Jumlah Jenis Jumlah per mesin/ operator operator mesin mesin

1 O-1 1 1 Manual 02 O-2 80 2 Manual 03 O-3 1 1 Manual 04 O-4 1 1 Manual 05 O-5 1 1 Piston 16 O-6 1 1 Manual 07 O-7 1 1 Manual 08 O-8 1 2 Welding 29 O-9 1 1 Manual 010 I-1 1 1 Manual 011 O-10 1 1 Inspeksi 112 O-11 1 1 Selang 1

Page 8: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

29

Tabel 4.8. Jumlah Operator dan Mesin Tipe 3A

No. Kode Kapasitas Jumlah Jenis Jumlah per mesin/ operator operator mesin mesin

1 O-1 64 1 Manual 02 O-2 64 1 Manual 03 I-1 1 1 Manual 04 O-3 1 2 Manual 05 O-4 1 1 Welding 16 O-5 1 6 Manual 07 O-6 1 1 Piston 18 O-7 1 1 Manual 09 O-8 1 1 Plong 110 O-9 1 1 Manual 011 O-10 1 1 Filter Mess 112 O-11 1 1 Selang Filter 113 O-12 1 4 Lever 414 O-13 1 2 Nozzle 215 O-14 1 1 Packing 116 O-15 1 1 Selang 117 I-2 2 4 Manual 018 O-16 1 2 Manual 019 O-17 1 2 Manual 020 O-18 1 1 Stapler 1

Proses perakitan 3A yang utama terdiri dari proses nomor 1 sampai 17,

dimana dalam kondisi normal menggunakan operator sebanyak 18 orang. Para

operator mengerjakan proses nomor 1 sampai 12 pada setengah hari kerja.

Selanjutnya 14 operator dari ke-18 operator ini melanjutkan mengerjakan proses

nomor 13 sampai 17 pada setengah hari kerja berikutnya setelah istirahat makan

siang. Sedangkan 6 operator lainnya tetap mengerjakan proses no.6 karena proses

ini yang paling membutuhkan waktu paling banyak, jadi tetap berjalan terus

sepanjang hari untuk memenuhi stok. Proses nomor 18 sampai 20 disebut dengan

proses pembotolan. Proses pembotolan berjalan sepanjang hari dan dalam kondisi

normal menggunakan operator sebanyak 5 orang.

Page 9: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

30

4.3. Pengolahan Data

4.3.1. Perancangan Konseptual Model

Langkah selanjutnya setelah pengamatan dan pembelajaran aliran proses

adalah mulai membangun konseptual model yang meliputi interaksi- interaksi

yang terjadi antara komponen-komponen dan asumsi-asumsi dari komponen dan

struktur sistem. Perancangan konseptual model dalam hal ini berupa layout dan

Entity Flow Diagram tiap produk yang dapat dilihat pada Lampiran 9 sampai 12.

4.3.2. Uji Independensi

Data waktu proses perakitan yang telah diambil sebelum dimasukkan ke

dalam simulasi perlu diuji sifat independennya dengan software Minitab 13. Dari

hasil pengolahan data dengan uji korelasi dan scatter plot, didapati semua data

waktu proses perakitan bersifat independen. Sebagai contoh output dari

pengolahan data uji independensi dari proses perakitan housing dan gasket produk

FS adalah sebagai berikut:

Correlations: O-1, O-1* Pearson correlation of O-1 and O-1* = 0.019 P-Value = 0.909

1 2 3

1

2

3

O-1*

O-1

Gambar 4.1. Output Minitab Hasil Uji Korelasi FS Proses O-1

Output di atas menunjukkan nilai korelasi proses perakitan housing dan

gasket sebesar 0.019 atau ˜ 0 sehingga dapat dikatakan data tersebut independen.

Cara yang lain adalah dengan melihat P-value, dimana hipotesa untuk pengujian

ini adalah sebagai berikut:

H0: Data proses bersifat independen

H1: Data proses tidak bersifat independen

Page 10: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

31

P-value proses di atas sebesar 0.909 yang berarti = 0.05 sehingga dapat

disimpulkan gagal tolak H0 atau data proses perakitan housing dan gasket bersifat

independen. Selain itu dapat juga dengan melihat pola persebaran data dari scatter

plot, dapat dilihat bahwa data proses perakitan housing dan gasket tersebar acak

dan tidak membentuk pola, maka dapat dikatakan bahwa data tersebut

independen.

Cara yang sama juga dilakukan terhadap proses-proses yang lain untuk

keempat produk. Hasil uji independensi data waktu proses perakitan setiap proses

untuk keempat produk dapat dilihat pada Lampiran 13 sampai 16.

4.3.3. Uji Kesesuaian Distribusi

Setelah dilakukan uji independensi maka selanjutnya data waktu proses

diuji kesesuaian distribusinya untuk diketahui jenis distribusi dari data-data yang

telah diambil. Uji kesesuaian distribusi menggunakan software STATGRAPH.

Berikut ini adalah contoh output dari proses perakitan housing dengan gasket

produk FS:

Distribusi Lognormal Analysis Summary

Data variable: Ass_Hous_Gasket

40 values ranging from 1.13 to 2.78

Fitted lognormal distribution: mean = 1.73202 standard deviation = 0.36132

Page 11: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

32

Goodness-of-Fit Tests for Ass_Hous_Gasket

Chi-Square Test---------------------------------------------------------------------------- Lower Upper Observed Expected Limit Limit Frequency Frequency Chi-Square---------------------------------------------------------------------------- at or below 1.31792 4 4.44 0.04 1.31792 1.44796 6 4.44 0.54 1.44796 1.55129 2 4.44 1.34 1.55129 1.64732 6 4.44 0.54 1.64732 1.74512 9 4.44 4.67 1.74512 1.85315 1 4.44 2.67 1.85315 1.9854 4 4.44 0.04 1.9854 2.1813 3 4.44 0.47above 2.1813 5 4.44 0.07----------------------------------------------------------------------------Chi-Square = 10.3992 with 6 d.f. P-Value = 0.108816

Estimated Kolmogorov statistic DPLUS = 0.12824Estimated Kolmogorov statistic DMINUS = 0.0658389Estimated overall statistic DN = 0.12824Approximate P-Value = 0.541782

EDF Statistic Value Modified Form P-Value---------------------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov D 0.12824 0.828679 >0.10Anderson-Darling A^2 0.476373 0.476373 >0.10---------------------------------------------------------------------*Indicates that the P-Value has been compared to tables of critical valuesspecially constructed for fitting the currently selected distribution.Other P-values are based on general tables and may be very conservative.

Distribusi Normal Analysis Summary

Data variable: Ass_Hous_Gasket

40 values ranging from 1.13 to 2.78

Fitted normal distribution: mean = 1.73225 standard deviation = 0.377743

Page 12: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

33

Goodness-of-Fit Tests for Ass_Hous_Gasket

Chi-Square Test---------------------------------------------------------------------------- Lower Upper Observed Expected Limit Limit Frequency Frequency Chi-Square---------------------------------------------------------------------------- at or below 1.27116 2 4.44 1.34 1.27116 1.44339 8 4.44 2.84 1.44339 1.56955 2 4.44 1.34 1.56955 1.67947 10 4.44 6.94 1.67947 1.78503 6 4.44 0.54 1.78503 1.89495 1 4.44 2.67 1.89495 2.02111 4 4.44 0.04 2.02111 2.19334 2 4.44 1.34above 2.19334 5 4.44 0.07----------------------------------------------------------------------------Chi-Square = 17.1499 with 6 d.f. P-Value = 0.00874786

Estimated Kolmogorov statistic DPLUS = 0.170716Estimated Kolmogorov statistic DMINUS = 0.0745932Estimated overall statistic DN = 0.170716Approximate P-Value = 0.194385

EDF Statistic Value Modified Form P-Value---------------------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov D 0.170716 1.10094 <0.01*Anderson-Darling A^2 1.07116 1.09275 0.0073*---------------------------------------------------------------------*Indicates that the P-Value has been compared to tables of critical valuesspecially constructed for fitting the currently selected distribution.Other P-values are based on general tables and may be very conservative.

Distribusi Weibull Analysis Summary

Data variable: Ass_Hous_Gasket

40 values ranging from 1.13 to 2.78

Fitted Weibull distribution: shape = 4.60788 scale = 1.8859

Page 13: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

34

Goodness-of-Fit Tests for Ass_Hous_Gasket

Chi-Square Test---------------------------------------------------------------------------- Lower Upper Observed Expected Limit Limit Frequency Frequency Chi-Square---------------------------------------------------------------------------- at or below 1.18557 1 4.44 2.67 1.18557 1.39751 6 4.44 0.54 1.39751 1.55038 5 4.44 0.07 1.55038 1.68049 11 4.44 9.67 1.68049 1.80205 5 4.44 0.07 1.80205 1.92479 2 4.44 1.34 1.92479 2.06058 4 4.44 0.04 2.06058 2.23724 2 4.44 1.34above 2.23724 4 4.44 0.04----------------------------------------------------------------------------Chi-Square = 15.8 with 6 d.f. P-Value = 0.0148687

Estimated Kolmogorov statistic DPLUS = 0.183195Estimated Kolmogorov statistic DMINUS = 0.109847Estimated overall statistic DN = 0.183195Approximate P-Value = 0.136486

EDF Statistic Value Modified Form P-Value---------------------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov D 0.183195 1.15863 <0.01*Anderson-Darling A^2 1.47008 1.51657 <0.01*---------------------------------------------------------------------*Indicates that the P-Value has been compared to tables of critical valuesspecially constructed for fitting the currently selected distribution.Other P-values are based on general tables and may be very conservative.

Distribusi Eksponensial Analysis Summary

Data variable: Ass_Hous_Gasket

40 values ranging from 1.13 to 2.78

Fitted exponential distribution: mean = 1.73225

Page 14: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

35

Goodness-of-Fit Tests for Ass_Hous_Gasket

Chi-Square Test---------------------------------------------------------------------------- Lower Upper Observed Expected Limit Limit Frequency Frequency Chi-Square---------------------------------------------------------------------------- at or below 0.20403 0 4.44 4.44 0.20403 0.435339 0 4.44 4.44 0.435339 0.702367 0 4.44 4.44 0.702367 1.01819 0 4.44 4.44 1.01819 1.40473 7 4.44 1.47 1.40473 1.90307 22 4.44 69.34 1.90307 2.60544 10 4.44 6.94 2.60544 3.80614 1 4.44 2.67above 3.80614 0 4.51 4.51----------------------------------------------------------------------------Chi-Square = 102.718 with 7 d.f. P-Value = 0.0

Estimated Kolmogorov statistic DPLUS = 0.203128Estimated Kolmogorov statistic DMINUS = 0.486215Estimated overall statistic DN = 0.486215Approximate P-Value = 1.22317E-8

EDF Statistic Value Modified Form P-Value---------------------------------------------------------------------Kolmogorov-Smirnov D 0.486215 3.20663 <0.01*Anderson-Darling A^2 11.8656 12.0436 0.0000*---------------------------------------------------------------------*Indicates that the P-Value has been compared to tables of critical valuesspecially constructed for fitting the currently selected distribution.Other P-values are based on general tables and may be very conservative.

Density Trace for Ass_Hous_Gasket

Ass_Hous_Gasket

dens

ity

1.1 1.4 1.7 2 2.3 2.6 2.90

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

Gambar 4.2. Output STATGRAPH Hasil Uji Kesesuaian Distribusi FS Proses O-1

Pada pendugaan keluarga distribusi proses perakitan housing dengan

gasket seperti yang tampak pada output diatas, dapat dilihat nilai expected

frequency sebesar 4.44 (lebih kecil dari 5). Dengan demikian metode pengujian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, karena jumlah sampel data yang

dikumpulkan termasuk berukuran kecil. Uji Kolmogorov-Smirnov mempunyai ciri

Page 15: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

36

semua parameter dari distribusi yang akan diduga harus diketahui dan sifat

distribusinya adalah kontinu. Dalam hal ini distribusi yang parameternya dapat

diestimasikan adalah normal, lognormal, eksponensial, weibull. Jadi setiap data

waktu proses yang diolah, dicoba untuk diuji kesesuaian distribusinya dengan

keempat distribusi tersebut.

Berikut ini adalah analisa dengan distribusi lognormal proses perakitan

housing dan gasket pada produk FS dengan hipotesa:

H0: Data proses berdistribusi lognormal

H1: Data proses tidak berdistribusi lognormal

Diketahui nilai Dn modified dari hasil uji K-S di output komputer pada

kolom modified form mempunyai nilai sebesar 0.828679. Jika dibandingkan

dengan nilai critical value pada tabel 2.2, dimana critical value untuk distribusi

lognormal dengan 1-α sebesar 0.95 adalah 0.895, maka nilai modified form

(0.828679) < critical value (0.895). Hal ini dapat disimpulkan gagal tolak H0 yang

berarti proses perakitan housing dan gasket berdistribusi lognormal.

Hal yang sama juga diuji pada ketiga distribusi yang lain (normal,

weibull, eksponensial), kemudian dibandingkan nilai modified form dengan nilai

critical value (MF/CV). Hasil perbandingan yang memiliki nilai lebih kecil dari 1

dengan nilai yang paling kecil maka diasumsikan data tersebut lebih sesuai

dimasukkan ke dalam distribusi tersebut. Sebagai contoh dapat dilihat pada tabel

berikut untuk proses perakitan housing dan gasket pada produk FS:

Tabel 4.9. Uji Kesesuaian Distribusi Proses Perakitan Housing dengan Gasket Produk FS

Distribusi Exp. Freq Modified Form (K-S) Critical Value MF/CVNormal 4.44 1.10094 0.895 1.230100559Lognormal 4.44 0.828679 0.895 0.925898324Eksponensial 4.44 3.20663 1.094 2.931106033Weibull 4.44 1.15863 0.843 1.374412811Kesimpulan: Data berdistribusi lognormal

Pengolahan data uji kesesuaian distribusi secara keseluruhan dapat dilihat

pada Lampiran 17 sampai 20, sedangkan hasil uji distribusi beserta nilai

parameternya dapat dilihat pada Lampiran 21 sampai 24. Hasil uji distribusi ini

Page 16: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

37

nantinya digunakan sebagai inputan data untuk dimasukkan ke dalam software

Promodel 6.0.

4.3.4. Perancangan Operasional Model

Dari hasil perancangan konseptual model terhadap keempat produk yang

diteliti, maka selanjutnya model mulai dibangun ke dalam bentuk operasional

secara komputerisasi melalui software Promodel 6.0, kemudian dimasukkan

inputan data waktu proses hasil dari uji independensi dan kesesuaian distribusi,

beserta dengan data jumlah operator, mesin. Aliran proses perakitan dan waktu

proses yang berbeda antara produk satu dengan yang lain, menyebabkan aliran

proses ini harus dibuat model lintasannya sendiri-sendiri.

Keterbatasan lokasi dalam Promodel 6.0 Student Version menyebabkan

sistem dalam suatu rangkaian proses perakitan perlu dibagi menjadi beberapa

bagian. Output dari bagian yang satu, menjadi input untuk bagian yang lain yang

merupakan proses kelanjutannya. Berikut ini adalah pembagian aliran proses

setiap produk ke dalam model yang dibangun:

Gambar 4.3. Aliran Proses FS dalam Perancangan Operasional Model

Keterangan:

1. FS awal 1, terdiri dari proses:

O-1 à O-2 à O-3 à O-4 à O-5 à O-6

2. FS awal 2, terdiri dari proses:

O-7 à O-8

3. FS awal 3, terdiri dari proses:

O-9 à I-1 à O-10 à O-11

Page 17: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

38

Gambar 4.4. Aliran Proses S7060 dalam Perancangan Operasional Model

Keterangan:

1. S7060 awal 1, terdiri dari proses:

O-1 à O-2 à O-3 à O-4 à O-5 à O-6 à O-7 à O-8

2. S7060 awal 2, terdiri dari proses:

O-9 à O-10 à O-11 à I-1 à O-12

Gambar 4.5. Aliran Proses HD dalam Perancangan Operasional Model

Keterangan:

1. HD awal 1, terdiri dari proses:

O-1 à O-2 à O-3 à O-4 à O-5 à O-6 à O-7 à O-8 à O-9

2. HD awal 2, terdiri dari proses:

I-1 à O-10 à O-11

Gambar 4.6. Aliran Proses 3A dalam Perancangan Operasional Model

Keterangan:

1. 3A awal 1, terdiri dari proses:

O-8 à O-9 à O-10 à O-11

2. 3A awal 2, terdiri dari proses:

O-7

Page 18: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

39

3. 3A awal 3, terdiri dari proses:

O-5

4. 3A awal 4, terdiri dari proses:

O-6

5. 3A awal 5, terdiri dari proses:

O-1 à O-2 à I-1 à O-3 à O-4

6. 3A awal 6, terdiri dari proses:

O-12 à O-13 à O-14 à O-15 à I-2

7. 3A awal pembotolan, terdiri dari proses:

O-16 à O-17 à O-18

4.3.5. Steady State

Kondisi steady state digunakan untuk menentukan besarnya waktu

warmup yang diperlukan sampai sistem mencapai keadaan stabil. Proses

pencarian waktu warmup dilakukan dengan cara menjalankan program secara trial

and error sampai diketemukan pada output 1 produk dihasilkan atau keluar dari

sistem, karena setelah 1 produk dihasilkan, proses akan berjalan terus secara

stabil. Mengingat keterbatasan lokasi dalam Promodel 6.0, maka dalam

pencarian waktu warmup dilakukan dengan cara dibagi menjadi beberapa bagian.

Ketika output produk pertama dari model bagian pertama keluar dari sistem, maka

waktu warmup dari bagian yang pertama itu menjadi waktu kedatangan (arrival

time) untuk model bagian kedua yang merupakan proses kelanjutannya. Demikian

juga dicari waktu warmup untuk bagian kedua dan seterusnya sampai 1 produk

benar-benar selesai diproses.

Berikut ini adalah waktu warmup yang diperlukan untuk keempat produk

yang diteliti:

Page 19: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

40

Tabel 4.10. Warmup Time

Tipe Model Warmup timeFS FS awal 1 6.425 menit

FS awal 2 4 detikFS awal 3 6.65 menit

S7060 S7060 awal 1 1.85 menitS7060 awal 2 2.6 menit

HD HD awal 1 4 menitHD awal 2 4.125 menit

3A 3A awal 1 7 detik3A awal 2 4 detik3A awal 3 9.5 detik3A awal 4 10 detik3A awal 5 3.05 menit3A awal 6 3.95 menit

3A awal pembotolan 4.175 menit

4.3.6. Replikasi

Banyaknya replikasi yang harus dilakukan ditentukan dengan terlebih

dahulu melakukan replikasi awal sebanyak 5 kali. Hasil output dari replikasi awal

kemudian dimasukkan ke dalam rumus (2.2). Sebagai contoh jumlah replikasi

yang sesungguhnya dari Ass 1 sebagai output dari model FS awal 1a hasil

replikasi awal sebanyak 5 kali adalah sebagai berikut: 2

394.15862.1296.1

×

≥R

0244.0≥R

Hasil perhitungan menunjukkan bahwa jumlah replikasi yang harus

dilakukan adalah > 0,0244 dan dibulatkan menjadi 1. Kesimpulan yang dapat

diambil dari hasil ini adalah tidak perlu dilakukan lagi replikasi tambahan karena

hasil replikasi awal sebanyak lima kali sudah dapat mewakili.

Cara yang sama seperti di atas juga dilakukan pada model-model awal

yang lain dan hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 25.

4.3.7. Verifikasi dan Validasi

Model yang sudah dibangun juga diuji verifikasi, apakah model yang telah

dibangun bisa dijalankan dengan baik atau tidak. Jika program tidak bisa

Page 20: 4. PERANCANGAN MODEL AWAL 4.1. Proses Perakitan · 11. Proses perakitan selang ke hasil no.10 kemudian dilakukan welding 12. Proses perakitan overcap Peta proses operasi FS dapat

41

dijalankan dengan baik, biasanya software Promodel 6.0. akan memberitahu letak

kesalahan. Cara ini dikenal dengan istilah compile. Selain itu, uji verifikasi juga

dilakukan dengan membandingkan model dengan Entity Flow Diagram.

Langkah terakhir yang dilakukan adalah uji validasi, yaitu menguji apakah

model yang dibangun sudah sesuai dengan sistem nyata atau belum. Cara yang

dilakukan adalah dengan face validity, yaitu dengan menunjukkan model kepada

orang yang ahli di lapangan dalam hal ini adalah staff PPIC untuk membantu

mengidentifikasi model, agar model yang dibangun mewakili sistem nyata sesuai

yang diinginkan perusahaan. Dalam hal ini tidak bisa dilakukan perbandingan

antara output produksi harian dari model dengan output harian sesungguhnya,

karena tidak ada catatan yang akurat atau dokumentasi terhadap output produksi

harian kondisi aktual. Selama ini hanya ada estimasi minimal stok yang biasa

tersedia selama produksi harian.

Tabel 4.11. Perbandingan Output Harian Model dengan Estimasi Persediaan

Harian Minimal

Replikasi FS* S7060* HD 3A**1 11213 5492 12697 68832 11186 5490 12696 68843 11170 5485 12696 68844 11155 5496 12696 68845 11174 5482 12697 6884

Stok Minimal 10000 5000 10000 6300Jumlah Operator 15 16 14 18

Keterangan:

* : Sebelum inspeksi

** : Sebelum pembotolan

Tabel di atas menunjukkan bahwa output harian model sudah memenuhi

persediaan harian minimal yang biasa diperkirakan tersedia di gudang atau lantai

produksi. Jadi dapat diambil kesimpulan dari pendekatan validasi di atas

perancangan model awal sudah valid.