Post on 11-Nov-2020
15 Oleh :
Debrina Puspita Andriani e-mail : debrina@ub.ac.id
www.debrina.lecture.ub.ac.id
O
U
T
L
I
N
E
1. Pengantar 2. Definisi Istilah 3. Perhitungan Dasar Perpajakan 4. Pengaruh Model Depresiasi Terhadap Pajak 5. Mentabulasikan Aliran Kas Setelah Pajak
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 2
3
Pajak harus dipertimbangkan dalam studi ekonomi teknik untuk menentukan potensi profit mendatang yang diperkirakan akan diterima dari suatu proposal teknik yang dianalisis
Pajak yang dipungut dari suatu perusahaan/perorangan akan mengurangi total besarnya keuntungan yang diperoleh
Pajak biasanya terdiri dari pajak pusat dan pajak daerah
PENGANTAR
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID
DEFINISI ISTILAH
Pendapatan kotor (Gross Income/GI) jumlah semua pendapatan baik yang berasal dari penjualan maupun pendapatan bunga selama satu periode akuntansi
Pengeluaran (Expenses/E)
ongkos-ongkos yang harus ditanggung ketika terjadi transaksi bisnis, termasuk di antaranya pengeluaran bunga atas pinjaman modal dan pengeluaran-pengeluaran lainnya
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 4
DEFINISI ISTILAH
Pendapatan terkena pajak (taxable income/TI)
jumlah pendapatan yang akan dikenakan pajak pendapatan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku
TI = GI – E – D Dimana:
TI : Taxable Income/pendapatan terkena pajak
GI : Gross Income/pendapatan kotor
E : Expenses/pengeluaran
D : Depreciation/penyusutan
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 5
DEFINISI ISTILAH
Pendapatan Kapital (Capital Gain/CG)
suatu pendapatan yang diperoleh apabila harga jual (SP) dari suatu aset melebihi harga belinya (PP) § Short Term Gain (STG) à penjualan berlangsung dalam selang kurang dari satu
tahun sejak pembelian aset yang bersangkutan § Long Term Gain (LTG) à penjualan berlangsung dalam selang lebih dari satu
tahun sejak pembelian aset yang bersangkutan
CG = SP – PP; CG > 0 Dimana:
CG : pendapatan capital SP : harga jual aset PP : harga beli aset
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 6
DEFINISI ISTILAH
Kerugian kapital (capital loss/CL) Terjadi bila harga jual (SP) suatu aset kurang dari nilai bukunya (BV) § Short-Term Loss (STL) à selang penjualan dan pembelian < 1 tahun § Long-Term Loss (LTL) à selang penjualan dan pembelian > 1 tahun
CL = BV – SP Dimana:
CL : kerugian capital
BV : nilai buku aset saat penjualan berlangsung
SP : harga jual aset
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 7
DEFINISI ISTILAH
Recaptured Depreciation (RD) Terjadi apabila suatu aset yang terdepresiasi dijual dengan harga yang lebih tinggi dari nilai bukunya
RD = SP – BV
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 8
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 9
P = (TI) T TI = GI – E – D P = (GI – E – D) T
P = Besarnya pajak TI = Taxable income (pendapatan
terkena pajak) T = Tingkat pajak yang dikenakan
untuk pendapatan terkena pajak sebesar TI
GI = Gross income (pendapatan kotor) E = Expenses (pengeluaran)
D = Depresiasi atau penyusutan
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 10
BESARNYA PAJAK
BESARNYA PAJAK
• berbeda-beda tergantung TI Tingkat pajak
• dikenai pajak lebih rendah TI lebih rendah
• berubah-ubah tergantung kebijakan pemerintah
Besarnya tingkat pajak untuk tiap
interval TI tertentu
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 11
CONTOH (1)
Pada tahun 2012 PT. FGH memiliki pendapatan kotor sebesar Rp 5,5 milyar dengan total pengeluaran dan depresiasi untuk tahun tersebut adalah Rp 3,7 milyar. Berapakah pajak pendapatan yang harus dibayar oleh perusahaan bila pada interval TI tersebut tingkat pajak yang dikenakan adalah 45%?
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 12
PENYELESAIAN (1)
GI = Rp 5,5 milyar (E + D) = Rp 3,7 milyar T = 45% TI = GI – (E + D)
= Rp 5,5 milyar – Rp 3,7 milyar = Rp 1,8 milyar
Pajak yang harus dibayar = Rp 1,8 milyar (45%) = Rp 810 juta
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 13
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 14
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI
Besarnya depresiasi secara langsung mempengaruhi besarnya pendapatan terkena pajak à mempengaruhi besarnya pajak yang harus dibayar
TI = BTCF – D BTCF = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak); BTCF = GI – E
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 15
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI Dengan metode depresiasi yang berbeda, nilai present worth dari pajak yang akan dibayar akan semakin rendah apabila metode depresiasi yang digunakan semakin cepat menurunkan nilai dari aset yang didepresiasi
Bila depresiasi dibuat besar pada tahun awal dari umur suatu aset maka nilai Taxable Income akan kecil
Bila Taxable Income kecil, besarnya pajak yang harus dibayar juga kecil
Total present worth dari pajak yang ditanggung akan lebih kecil bila depresiasi dibuat besar pada tahun awal periode depresiasi
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 16
PEMILIHAN MODEL DEPRESIASI
Besarnya aliran kas setelah pajak
ATCF = BTCF – P ATCF = after tax cash flow (aliran kas setelah pajak) BTCF = before tax cash flow (aliran kas sebelum pajak) P = besarnya pajak yang harus dibayar
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 17
CONTOH (2)
Misalkan harga awal sebuah aset adalah Rp 50 juta dengan umur 5 tahun. Aliran kas sebelum pajak setiap tahunnya adalah Rp 20 juta. Apabila tingkat pajak yang dikenakan adalah 30% dan ROR setelah pajak adalah 10%, bandingkan nilai present worth dari pajak yang dikenakan apabila digunakan metode:
§ Depresiasi garis lurus § Depresiasi SOYD
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 18
PENYELESAIAN (2) Menggunakan Depresiasi Garis Lurus Dt = Rp 50 juta / 5 tahun
= Rp 10 juta TI = Rp 20 juta – Rp 10 juta
= Rp 10 juta (besarnya pendapatan terkena pajak) P = 30% x Rp 10 juta
= Rp 3 juta (besarnya pajak/tahun) PW = Rp 3 juta (P/A, 10%, 5)
= Rp 3 juta (3,791) = Rp 11,373 juta (nilai present worth dari pajak selama 5 tahun)
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 19
PENYELESAIAN (2)
Menggunakan Depresiasi SOYD
SOYD = N(N+1)/2
= 5(5+1)/2 = 15
Dt = (N – t + 1)/SOYD x (P – S)
= (5 – t + 1)/15 x Rp 50 juta
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 20
Tahun(t) BTCF depresiasi TI pajak0 -501 20 16,667 3,333 1,0002 20 13,333 6,667 2,0003 20 10,000 10,000 3,0004 20 6,667 13,333 4,0005 20 3,333 16,667 5,000
Menggunakan Depresiasi SOYD PW = 1 juta (P/A, 10%, 5) + 1 juta (P/G, 10%, 5)
= 1 juta (3,791) + 1 juta (6,862) = 10,653 juta
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 21
CONTOH (3)
Sebuah peralatan penunjang produksi direncanakan akan dibeli oleh PT. ABC. Harga awal alat adalah Rp 50 juta dengan masa pakai 5 tahun dan nilai sisa nol. Selama 5 tahun, pendapatan yang diharapkan adalah sebesar (28 juta – 1 juta n) dimana n adalah tahun terjadinya aliran kas. Sedangkan pengeluaran tahunan diperkirakan sebesar (9,5 juta + 0,5 juta n). a. Apabila tingkat pajak efektif 30% dan metode depresiasi
garis lurus, tabulasikanlah aliran kas setelah pajak dari alat tersebut
b. Hitung nilai PW dari aliran kas tersebut bila MARR setelah pajak adalah 8%
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 22
PENYELESAIAN (3)
Tahun Pendapatan Pengeluaran BTCF Depresiasi TI Pajak ATCFB-C D-E 30%xF D-GD F G H
0 50 -50 -501 27 10 17 10 7 2,1 14,92 26 10,5 15,5 10 5,5 1,65 13,853 25 11 14 10 4 1,2 12,84 24 11,5 12,5 10 2,5 0,75 11,755 23 12 11 10 1 0,3 10,7
A B C E
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 23
Dt = Rp 50 juta / 5 tahun = Rp 10 juta
a.
PENYELESAIAN (3)
ENGINEERING ECONOMY - WWW.DEBRINA.LECTURE.UB.AC.ID 24
b. Tahun ATCF (P/F,8,t) PW
0 -50 1,0000 -50
1 14,9 0,9259 13,7959
2 13,85 0,8573 11,8736
3 12,8 0,7938 10,1606
4 11,75 0,7350 8,6363
5 10,7 0,6806 7,2824
TotalPW 1,7488