02 pendidikan karakter dan wawasan masa depan

Post on 13-Jan-2015

393 views 5 download

description

 

Transcript of 02 pendidikan karakter dan wawasan masa depan

Aminuddin NajibLPQ Bina Akhlaq Pakem 0274-895003, 081328737825SMA Negeri 2 Sleman, 0274-869774, 869775e-mail: aminuddinnajib@yahoo.com

Pendidikan Karakter dan Wawasan Masa Depan

Adik berdzikir

Penjara Nazi

Penjara Nazi

Di penjara ini banyak orang mati bukan karena ditembak atau karena gas-beracun, tetapi mati karena: •rasa takut, •Kepedihan dan kengerian yg sangat•tanpa pengharapan.

Eksekusi mati dilakukan tiap hari, dan

kebanyakan dilakukan di hadapan sesama

para tahanan itu sendiri.

Penjara Nazi

4 tahun Frankl dlmpenjara itu. Ia mengalami aneka siksaan yang tak masuk akal, tetapi ia adalah

salah satu dari sedikit yang selamat dari kematian.

Viktor E. Frankl, Wina

Fiktor E. Frankl

Viktor E. FranklDalam keterpurukannya di penjara Nazi, Frankl menemukan semacam

kilatan kesadaran yang kemudian menginspirasinya untuk bertahan hidup.

Rumus logoterapi:(1)Makna hidup (the meaning of life), bahwa hidup adalah anugerah

yang bermakna, dan(2)setiap orang memiliki hasrat untuk hidup bermakna (the will of

meaning) sebagai motivasi utama, untuk(3)meraih taraf kehidupan yang lebih bermakna (the meaningful life).

Pribadi berkarakter

Pribadi berkarakter berusaha melihat dunia dengan senyum dan pengharapan.

Dan oleh karena: mereka lebih berbagia, karena mereka lebih genuine (ihlas) apa adanya.

Pribadi berkarakter biasanya lebih cerdas dan fleksibel dalam menghadapi hal yang menyenangkannya.

Urgensi Pendidikan karakter

Dr. Martin Luther King,

intelligence plus character... that is the goal of true education

kecerdasan yang berkarakter... adalah tujuan akhir pendidikan

yang sebenarnya.[Prof. Suyanto]

Pendidikan

Pendidikan adalah proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik [PP No, 19/2005, bagian penjelasan]

Apanya yang didayakan?

Potensi keberbakatan, minat dan kecerdasannya.Untuk apa?

Untuk membangun karakter, membangun visi, membangun kompetensi, membangun kreativitas.

Karakter itu apa?

Karakter adalah budi pekerti plus.

Plus apa?

Spiritualita

Yaitu kesadaran akan sesuatu makna yang lebih tinggi (misalnya

adanya keimanan) sehingga performa tingkahlakunya serba terpandu oleh cahaya yang mencerahkannya.

[Wayne Perry]

Pendidikan karakter

The only thing in the world not for sale is character(Antonin Scalia)

Satu-satunya barang yang tidak dijual di muka bumi ini adalah karakter

Mengapa?Karena karakter itu memang harus dibangun.

Melalui apa?Melalui pendidikan (baik formal, non-formal maupun informal)

yang kaya dengan nilai-nilai kebajikan dan yang menunjung tinggi kemartabatan hidup berdasarkan nilai-

nilai kebajikan itu.

Pendidikan karakter

Melalui apa karakter itu dibangun?Melalui pendidikan (baik formal, non-formal maupun informal)

yang kaya dengan nilai-nilai kebajikan dan yang menunjung tinggi kemartabatan hidup berdasarkan nilai-

nilai kebajikan itu.

Nah inilah pentingnya dibangun dan dikembangkan kultur sekolah yang

menjunjung tinggi nilai-nilai kebajikan

Pendidikan karakter

When wealth is lost nothing is lost, when health is lost something is lost but when character is lost everything is lost.

Orang Cina bilang:Nak, kalau kau miskin, harta bisa kaucari.

Kalau engkau sakit atau cacat di tubuhmu, obat kemungkinannya bisa kaucari.

Tapi kalau kau tak punya karakter, maka segalanya sudah tidak

bisa kau cari.

Pendidikan karakter

Karakter itu apa?Mental or moral qualities that make one person different from other.Karakter itu sifatnya khas, berisikan nilai-nilai dan keyakinan yang

membentuk tingkahlaku genuine orang itu.Menurut Imam al-Ghazali:

karakter seseorang tampak terutama dalam respon-spontan orang itu terhadap sesuatu.

Karakter adalah nilai-kebajikan-pribadi menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkannya lagi.

Butir-butir Budaya-Karakter-Bangsa

01. Religius 11. Cinta tanah air02. Jujur 12. Menghargai prestasi03. Toleransi 13. Bersahabat/komunikatif04. Disiplin 14. Cintai damai05. Kerja keras 15. Gemar membaca06. Kreatif 17. Peduli sosial07. Mandiri 18. Tanggung jawab08. Demokratis Nilai (value) yang tersirat dalam

setiap matpel. Guru berkewajiban mengaktualisasikannya.

09. Rasa ingin tahun10. Semangat kebangsaan

Senyum yang berbeda

Senyum yang berbeda

Para sales atau politisi

tersenyum dengan

personality ethic-nya yang

kuat.

Tetapi ibu-ibu ini tersenyum

dengan ketulusannya

yang asli.

Penjelasan gambar

Gambar tadi memberi ilustrasi perbedaan antara tata-krama dan karakter.

Tata-karama atau sopan-santun (personality) biasanya lebih menekankan pada aspek tata-lahir dan lebih mudah dipelajari.

Sementara karakter lebih menyangkut aspek batiniah dari nilai-nilai luhur dan kebajikan hidup.

Dalam Islam, kita menyebutnya sebagai akhlaq-al-karimah.

Aneka wajah

Aneka wajah

Paud di kalangan para raja hutan

Aneka wajah

Aneka wajah

Aneka wajah

Pendidikan membangun karakter

Karakter: Sifat khas, kualitas dan kekuatan moral pada seseorang atau kelompok.

Karakter mencakup: integritas, kepercayaan-diri, kedewasaan, mentalitas-berkelimpahan (abundance

mentality), kegigihan, dan semangat memperbarui diri, dan semangat untuk mencapai yang terbaik.

Pendidikan karakter

Karakter itu apa?Mental or moral qualities that make one person different from other.Karakter itu sifatnya khas, berisikan nilai-nilai dan keyakinan yang

membentuk tingkahlaku genuine orang itu.Menurut Imam al-Ghazali:

karakter seseorang tampak terutama dalam respon-spontan orang itu terhadap sesuatu.

Karakter adalah nilai-kebajikan-pribadi menyatu dalam diri manusia sehingga ketika muncul tidak perlu dipikirkannya lagi.

Ciri karakter

Keteraturan nilai, setiap tindakan secara hirarkis selalu didasarkan pada nilai-nilai (value) yang diyakininya.

Koherensi nilai, sehingga membangun keyakinan-diri yang padu dan matang

Otonomi – mempribadi, bukan pengetahuan, bukan ketrampilan, tetapi suatu kesadaran dan menghasilkan rasa puas dan plong ketika melaksanakannya.

Keteguhan dan kesetiaan terhadap nilai-nilai yang diyakininya.

Masyarakat masa depan

Ciri-ciri masyarakat masa depan:

1. Kualitas seseorang tidak ditentukan oleh apa yang Anda punya, tapi lebih ditentukan oleh ‘siapa anda’.

2. Kesejahteraan dan kebahagiaan akan lebih banyak tergantung pada modal maya yang dimiliki (modal intelektual, modal sosial, modal etikal, modal personal, seperti: iman, keteguhan, kekayaan rohaniah dan sebagainya).

Masyarakat masa depan

Kecenderungan masa depan:

3. Masyarakat akan lebih terbuka menerima kebhinekaan sebagai hal yang kodrati dan memanfaatkannya sebagai sumber keunggulan.

4. Masyarakat dituntut lebih terbuka untuk belajar dari mana saja, bisa menghargai hal-hal yang positif yang ada pada bangsa, masyarakat atau pun kelompok yang lain.

Masyarakat masa depan

Masyarakat masa depan cenderung berkembang menjadi:

5. Masyarakat dengan ciri keseketikaan, yaitu semuanya bergerak dan berubah dengan cepat, semuanya menjadi makin sementara.

6. Masyarakat penuh dengan kebaruan yang bersumber pada kreativitas dan daya inovasi manusia.

7. Masyarakat menjadi serba berkompetisi dan berkooperasi secara global dengan standard internasional.

Masyarakat masa depan

Di masa masa depan:

8. Masyarakat dituntut lebih dewasa dalam memecahkan perbedaan-

perbedaan atau konflik dengan cara yang bermartabat, manusiawi dan tidak mencari kambing hitam (victim mentality)

9. Masyarakat dituntut lebih menghargai kerja keras, menghargai prestasi, tanpa mentalitas ‘makan siang gratis’ [shg kedudukan, posisi atau

status di masyarakat lebih didasarkan pada prestasi].

10. Masyarakat dituntut bisa menemukan keselarasan antara etika

universal dengan kearifan lokal.

Tantangan bagi pendidikan

1. Tantangan pendidikan di Indonesia ialah menumbuhkan ciri-

ciri pribadi yang unggul & luhur pada masyarakat

Indonesia dengan tetap menjaga jatidiri ke-Indonesia-an.

2. Mencegah bangsa Indonesia menjadi korban dari modernitas bangsa lain di era global.

3. Tanpa modal yang cukup menghadapi masa depan, suatu bangsa bisa menjadi beban bagi bangsa yang lain dan/atau menjadi korban dari kemajuan bangsa-bangsa lain.