016 - Analisis Sperma [Dr. Rini]

Post on 10-Jul-2016

275 views 16 download

description

016 - Analisis Sperma [Dr. Rini]

Transcript of 016 - Analisis Sperma [Dr. Rini]

Analisis Sperma

Rini Riyanti, dr., Sp.PK

Tujuan

● Menilai status fertilitas seorang pria

● Penampungan dan pemeriksaan harus dilakukan di bawah suatu prosedur standar agar mendapat hasil yang valid

Sperma/ Ejakulat/ Semen

● Campuran dari spermatozoa yang terendam dalam cairan testis, epididymis dan pada waktu ejakulasi bercampur dengan hasil sekresi kelenjar-kelenjar : prostat, vesika seminalis dan bulbo uretralis

Penampungan dan Pengiriman Sampel

● Pasien/ subyek dibekali dengan lembar instruksi tertulis yang jelas tentang cara koleksi dan transportasi sampel– Tidak berhubungan seks dalam 2-7 hari (sebaiknya 3-4 hari)

sebelum pemeriksaan– Sampel dikeluarkan di laboratorium secara masturbasi– Sanggama terputus tidak dianjurkan– Tidak boleh menggunakan kondom– Jika dikeluarkan di rumah harus sampai di Lab. Kurang dari

1 jam dan dibawa dalam saku agar tetap hangat

● Untuk pemeriksaan awal , minimal 2x. Dengan interval 7 hari – 3 bulan.

● Jika hasil kedua pemeriksaan sangat berbeda, perlu pemeriksaan tambahan.

● Jadi tidak boleh menentukan diagnosis hanya dengan 1x pemeriksaan.

● Sebaiknya sampel dikumpulkan di ruangan khusus di lab. (Karena jika pada pemeriksaan I didapatkan motilitas sperma sangat rendah/ gerak lurus ke depan < 25 %), maka smapel II harus segera diperiksa segera setelah ejakulasi.

● Tempat penampung adalah wadah/ botol gelas yang bersih, bermulut lebar, dihangatkan untuk mencegah resiko cold shock

● Botol penampung diberi label nama, tanggal dan waktu pengeluaran, serta lamanya abstinensi.

● Sampel harus dilindungi terhadap temperatur yang ekstrim saat transportasi.

● Sampel kemungkinan mengandung virus yang berbahaya (HIV, Hepatitis, Herpes)

Pemeriksaan Makroskopis

● Pemeriksaan awal : pengamatan fisik sampel● Pengamatan dilakukan pada suhu kamar :

– Warna– Bau– Koagulasi dan Likuefaksi– Volume– Konsistensi– pH

Warna

● Normal :putih keabuan/ putih mutiara (mengandung spermatozoa)

● Azoospermia/ Oligozoospermia : putih jernih/ bening

● Kecoklatan : apabila terdapat sel darah merah (hemoglobin)

Bau

● Normal : Khas seperti bunga akasia● Infeksi : bau amis, busuk.

Koagulasi dan Likuefaksi

● Setelah dikeluarkan, semen akan mengalami proses koagulasi (terbentuk koagulum), selanjutnya akan mencair (likuefaksi) menjadi homogen dalam waktu 60 menit

● Memanjang : Likuefaksi > 60 menit.● Likuefaksi tidak sempurna : serat-serat mukus● Setelah likuefaksi sempurna dikocok untuk

pemeriksaan selanjutnya.

Volume

● Normal : > 2 ml

Konsistensi

● =viskositas● Ada 3 cara :

– Jarum 21G– menekan keluar sampel lewat jarum 21G– observasi bentuk yang keluar : berupa tetesan /

benang– abnormal : benang dgn panjang > 2 cm

– Pipet Eliasson (Hagedorn Yensen)– semen dihisap sampai tanda 0,1 ml– pangkal ditutup dengan jari, dipegang tegak lurus,

tangan kiri memegang stopwatch– Bersamaan dgn jari dibuka, stopwatch dinyalakan– Hitung waktu jatuhnya tetesan pertama– Normal : 2 detik

– Batang pengaduk gelas– celupkan batang pengaduk ke dalam semen– Angkat dan perhatikan tetesan/ benang yang

terjadi– normal : tidak lebih dari 2 cm

pH

● Harus diperiksa dalam waktu 1 jam● Normal > 7,2 (WHO : 7,2-8,0)● pH > 8,0 curiga adanya infeksi● PH < 7,0 dengan azoospermia, kemungkinan

terjadi disgenesis dari vas deferens, vesika seminalis atau epididymis

Pemeriksaan Mikroskopis

● Terdiri dari pemeriksaan :– Perkiraan konsentrasi spermatozoa– Pemeriksaan motilitas spermatozoa– Sel-sel lain– Aglutinasi

Perkiraan Konsentrasi spermatozoa

● Dilakukan dengan memperkirakan/ menghitung jumlah rata-rata spermatozoa pada beberapa lapang pandang (400X) dan hasilnya dikalikan 105.

● Misal : jumlah rata-rata 40/LPB– Maka perkiraan konsentrasi 40 x 105

– 4.106 / ml● Syarat : jumlah spermatozoa per-LPB harus

homogen, tersebar merata

● Dikerjakan setelah likuefaksi sempurna dan dicampur dengan baik

● Bila tetap tidak homogen : kemungkinan likuefaksi abnormal,agregasi spermatozoa dalam benang-benang mukus atau terjadi aglutinasi

● Cara :– Satu tetes semen diteteskan pada gelas obyek– Tutup dengan kaca penutup– Obyek glas dilewatkan diatas lampu spiritus– Dilihat di bawah mikroskop (400X)

Pemeriksaan Motilitas spermatozoa

● Cara :– Satu tetes semen (10-15µL) diteteskan dengan

mikropipet atau melalui jarum 21G pada gelas obyek– Tutup dengan kaca penutup (22x72mm)– Kedalaman 25-30 µL– Inkubasi 1 menit– Dilihat di bawah mikroskop (400X)– Pada suhu kamar 18-24o C

● Diluar suhu tesebut : perubahan motilitas● Penilaian : dilakukan pada bebrapa LPB (4-6)● Gerakan diklasifikasikan :

a. Gerak maju ke depan, cepat dan lurus

b. Gerak maju, lambat dan berkelokc. tidak ada gerak maju ke depan, bergetar di tempat,

gerak melingkar

d. Tidak begerak sama sekali● Dinyatakan dalam prosentase masing-masing

Analisis Semen Manusia Fertilitas seorang pria ditentukan oleh jumlah

dan kualitas spermanya. Menurut WHO :1. Normozoospermia

Jumlah sperma > 20 juta/mL2. Oligozoospermia

Jumlah sperma < 20 juta/mL3. Astenozoospermia

Motilitas sperma a < 25 % ; a+b < 50%

Motilitas sperma :Kriteria a bergerak cepat dan lurus ke depan

Kriteria b bergerak lambat dan tidak lurus

Kriteria c bergerak ditempat

Kriteria d tidak bergerak

4. Teratozoospermia Morfologi sperma normal < 30%

5. OligoAstenoTeratozoospermia Sindrom O A T

6. Azoospermia 0 sperma + plasma semen

7. Aspermia 0 sperma + 0 plasma semen

Sel-sel lain

• Lekosit terdapat pada sebagian besar semen manusia

• Sebagian besar berupa Netrofil• Sel-sel lain yang tidak dikenali sebagai lekosit

masuk dalam sel-sel germinal imatur.

Aglutinasi

• Keadaan dimana spermatozoa yang motil terikat satu dengan yang lain

• Adanya aglutinasi mengarahkan pada adanya proses imunologis, perlu pemeriksaan lebih lanjut

• Rata : 5%

Pemeriksaan Mikroskopis lanjutan

• Penghitungan jumlah spermatozoa• Pemeriksaan morfologi spermatozoa