Post on 27-Mar-2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia sangat kompleks, begitu pula hubungan yang
terjadi pada manusia sangatlah luas. Hubungan tersebut dapat terjadi antara
manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk
hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Hubungan
manusia antar manusia dapat membentuk suatu kebudayaan. Kebudayaan
yang sangat kental di Indonesia yang berhubungan dengan manusia sebagai
makhluk budaya yaitu kerja bakti. Indonesia yang terkenal dengan keramahan
rakyatnya dan sangat menyukai gotong royong tercemin pada kegiatan ini.
Kerja bakti telah menjadi kebudayaan di Indonesia. Tradisi yang sudah
diterapkan sejak nenek moyang kita itu selalu menjadi elemen penting dalam
pembangunan serta menjadi salah satu hal yang bisa dibanggakan di negeri
ini.
Kerja bakti mempunyai arti penting di masyarkat. Jika kita perhatikan
suasana kerja bakti penuh dengan kekeluargaan. Tidak ada rasa saling iri atau
bahkan merasa tertekan dengan beban kerja yang dilakukan, karena semuanya
dilandasi dengan rasa senang dan penuh dengan suasana kekeluargaan.
Mengingat di tengah fenomena masyarakat yang cenderung
individualistik seperti sekarang ini mereka masih bersedia menyisihkan waktu
untuk kepentingan masyarakat. Keadaan ini mungkin saja berbeda di kota-
kota besar, di mana semangat untuk bergotong-royong sudah mulai luntur.
1
Bahkan, ketika parit-parit mereka kotor, cukup dengan uang, mereka memilih
menyewa pekerja. Hal seperti itu, bisa jadi mengurangi nilai estetika. Dan
yang perlu diingat, tidak segalanya bisa dibeli dengan uang. Jika rakyat
Indonesia mau menyadari, meski sering disepelekan, kerja bakti tetap penting
untuk terus dilestarikan.
Hal itulah yang melatar belakangi kami mengangkat kerja bakti
sebagai tema dalam makalah ini. Ketika kerja bakti dan nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya mulai luntur saat ini. Maka kegiatan yang telah
menjadi kebudayaan dan identitas bangsa ini perlu diangkat kembali. Sayang
sekali jika anak cucu kita kelak tidak dapat merasakan indahnya suasana
kekeluargaan dan gotong royang pada kegiatan ini. Rasa persatuan dan
kesatuan bangsa akan luntur dan bangsa Indonesia pun akan kehilangan
budayanya yang selama ini diagung-agungkan dan menjadi kebanggaan. Oleh
karena itu kita perlu mengingat pentingnya pengaruh kerja bakti terhadap
kelangsungan bangsa Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian manusia sebagai mahluk budaya?
2. Mengapa kerja bakti merupakan sebuah budaya?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian manusia sebagai mahluk budaya.
2. Untuk mengetahui mengapa kerja bakti menjadi sebuah budaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia sebagai mahluk Budaya
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (sansekerta), “mens”
(latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau mahluk yang berakal budi
(mampu menguasai mahluk lain). Secara istilah manusia dapat diartikan
sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasab atau realitas, sebuah
kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan
lingkungannya, manusia merupakan suatu organisme hidup (living organism).
Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara
ekstrim dapat dikatakan setiap orang berasal dari satu lingkungan , baik
lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial),
maupun kesejahteraan.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti
cipta, karsa, dan rasa. Sebenarnya kata budaya hanya dipakai sebagai
singkatan kata kebudayaan, yang berasal dari Bahasa Sansekerta budhayah
yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau akal. Budaya atau
kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata culturur. Dalam
Bahasa Inggris culture, sedangkan dalam bahasa Latin dari kata colera.
Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan
tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti culture, yaitu
sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah
alam.
3
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsure yang rumit, termasuk system
agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda - benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai mahluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda – benda yang bersifat nyata, misalnya pola – pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain – lain, yang semuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Manusia adalah mahluk yang paling sempurna bila disbanding dengan
mahluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola
bumi. Oleh karena itu, manusia harus menguasai segala sesuatu yang
berhubungan dengan kepeminpinannya di muka bumi. Disamping tanggung
jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran,
keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu
manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan
kebahagiaan bagi semua mahluk Tuhan.
Salah satunya tradisi bergotong - royong yang tergambar dalam kerja
bakti, mungkin hanya dapat ditemukan di Indonesia. Maka dari itu, tradisi
4
yang sudah diterapkan sejak nenek moyang kita itu selalu menjadi elemen
penting dalam pembangunan serta menjadi salah satu hal yang bisa
dibanggakan oleh negeri ini.
Jika menengok seluk beluk dan faedah kerja bakti, masing – masing
warga tentu memiliki cara pandang berbeda. Tetapi, disadari atau tidak
seluruh lapisan masyarakat setuju juka kerja bakti bisa merekatkan komunitas
warga yang majemuk.
Salah satunya untuk Desa Gatak, mereka masih mempercayai bahwa
kerja bakti memiliki arti ganda. Selain untuk menyelesaikan pekerjaan yang
ada, dengan sikap gotong - royong warga juga bisa saling bertatap muka,
bertukar pikiran, hingga bercanda tawa. Sebab, kerja bakti tidak mengotak-
atik etnis, umur, agama, dan suku. Semua bersatu padu dan menggabungkan
diri untuk bergotong – royong, baik untuk meringankan beban salah satu
saudara mereka di kampung itu, atau untuk membangun salah satu sarana
umum, seperti membersihkan jalan atau selokan. Antusias warga Desa Gatak
untuk mengikuti kerja bakti masih tinggi.
Hal itu perlu disyukuri, mengingat ditengah fenomena masyarakat
yang cenderung individualistik seperti sekarang ini mereka masih bersedia
menyisihkan waktu untuk kepentingan masyarakat. Keadaan ini mungkin saja
berbeda di kota – kota besar, di mana semangat untuk bergotong – royong
sudah mulai luntur. Bahkan, ketika parit-parit mereka kotor, cukup dengan
uang mereka memilih menyewa pekerja. Hal seperti itu bisa jadi mengurangi
nilai estetika. Dan perlu diingat bahwa tidak segalanya bisa dibeli dengan
5
uang. Jika rakyat Indonesia mau menyadari, meski sering disepelekan, kerja
bakti tetap penting untuk terus dilestarikan.
2.2 Hubungan antara Kerja Bakti dan Budaya
Kalau dalam dunia pedesaan istilah kerja bakti mungkin bukan
merupakan hal yang asing, bahkan istilah tersebut telah menjadi keseharian
yang sangat umum dalam kehidupan sehari – hari masyarakat pedesaan.
Semangat yang tertanam dibalik istilah tersebut mengingatkan diri kami pada
masa lalu dimana para tokoh kemerdekaan menggunakan istilah ini untuk
membangun semangat para penduduk desa untuk membantu para pejuang
yang tengah mengadu nyawa di medan laga. Dengan kerja bakti saling bahu
membahu para penduduk menyediakan kebutuhan logistic para pejuang
kemerdekaan, selain itu para penduduk ada juga yang merelakan nyawanya
untuk membantu berjuang melawan musuh.
Pada jaman orde baru istilah kerja bakti juga sering dipakai, terutama
TNI yang dulu istilahnya ABRI dengan programnya ABRI Masuk Desa. Para
ABRI ini kerja bakti masuk desa untuk membantu masyarakat pedesaan yang
mungkin masih kekurangan tenaga untuk melakukan pekerjaan semisal :
memperbaiki saluran air, membuat sumut umum atau WC umum, bahkan
membangun balai pertemuan.
Kalau kita perhatikan suasana kerja bakti penuh dengan kekeluargaan.
Tidak ada rasa saling iri atau bahkan merasa tertekan dengan beban kerja yang
dilakukan, karena semuanya dilandasi dengan rasa senang dan penuh dengan
6
suasana kekeluargaan. Lalu apa yang menjadi masalh dengan semuanya itu ?
adakah hikmah lain dibalik istilah tersebut ?
Ternyata ada sisi lain dari istilah kerja bakti, penyalahgunaan
pengertian dari istilah kerja bakti telah membuat sebagian atau segelintir orang
dengan tega melakukan perbudakan antar sesama manusia. Dengan tidak
memperhatikan jerih payah yang dilakukan seseorang dengan tanpa ada
penghargaan yang berarti bagi manusia tersebut. Sungguh kondisi yang sangat
tidak masuk akal dan cenderung tidak manusiawi.
Dalam lingkungan pekerjaan tentunya segala sesuatu boleh dibilang
harus professional. Seseorang yang melakukan sesuatu kewajiban tentunya
mempunyai hak yang harusnya dipenuhi juga. Ternyata sampai sekarang
pengertian hak dan kewajiban yang harusnya bisa dimengerti oleh para
pengambil kebijakan dan pemegang kekuasaan masih suka disalahgunakan.
Kebanyakan para pemegang kekuasaan masih suka memeras dan menindas
anak buahnya demi kepentingan pribadi semata.
Tanpa mempunyai rasa belas kasihan (entah punya rasa belas kasihan
atau tidak), para pemegang kekuasaan dalam institusi pakaerjaan tersebut
terkadang malah memaksakan suatu pekerjaan pada seseorang dengan imblan
yang tidak sesuai dengan beban pekerjaan yang dia tangani. Sampai kapan
negeri ini akan dirundung kondisi yang demikian mengerikan.
Kerja bakti merupakan suatu budaya, karena kerja bakti berawal dari
sesuatu kebiasaan yang mulia, dan berkembang menjadi budaya yang dipanuti
oleh orang banyak.
7
2.2.1 Waktu melaksanakan kerja bakti
Kerja bakti merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok
orang untuk membuat lingkungan menjadi lebih baik dan memperindah
lingkungan. Biasanya kerja bakti dilakukan setiap hari libur atau hari
minggu. Karena kerja bakti itu dilakukan kelompok, maka dari itu
menunggu waktu yang tepat, yaitu para pelaksana kerja bakti itu libur dan
benar – benar free tidak ada kegiatan. Selain hari libur, kerja bakti juga
biasanya dilakukan pada hari hari besar, misal hari bumi, hari kemerdekaan,
dan lain – lain.
Banyak hal – hal yang dilakukan dalam kegiatan kerja bakti,
misalnya: membersihkan saluran air yang tersumbat sehingga pada saat
musim hujan tiba tidak terendam banjir, memperbaiki jalanan yang rusak,
dan lain – lain.
2.2.2 Tempat pelaksanaan kerja bakti
Kerja bakti dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja, namun
terkadang tidak semua orang pada suatu kelompok masyarakat selalu
bersedia melaksanakan kerja bakti. Terkadang status dan tingkat atau strata
ekonomi tertentu dimasyarakat turut berpengaruh terhadap mungkin atau
tidaknya suatu kerja bakti untuk dilakukan.
Contohnya saja pada lingkungan perumahan elite. Mayoritas
penduduk di lingkungan perumahan elite umumnya merupakan orang
dengan status dan strata ekonomi menengah ke atas.orang – orang ini
biasanya mempunyai banyak kesibukan dengan pekerjaan dan kepentingan
8
yang berbeda – beda. Dengan keadaan ekonomi yang lebih baik dan
ketidakmungkinan mereka untuk berpartisipasi terkadang mereka lebih
memilih atau lebih suka menyuruh orang untuk membersihkan lingkungan
rumahnya dan memberikan upah sebagai imbalannya.
Berbeda apabila dibandingkan dengan di lingkungan perkampungan.
Ditempat ini biasanya sering diadakan kerja bakti antar warga, karena
didaerah perkampungan ini strata ekonomi masyarakatnya amat beragam
dab bahkan terkadang dapat digolongkan menengah kebawah. Berangkat
dari status dan strata ekonomi yang berbeda, kecenderungan di antara
mereka untuk mengeluarkan modal sedikit lebih banyak tentu amat banyak
memerlukan pertimbangan.
Dan dengan kesibukan yang tidak terlalu padat seperti orang dengan
status pekerjaan yang penting di strata ekonomi menengah ke atas,
kesempatan masyarakat perkampungan untuk saling bercengkerama antar
warga cukup besar sehingga timbullah rasa kekeluargaan yang lebih tinggi
dibandingkan di daerah perumahan. Hal ini pula lah yang menyebabkan
penyelenggaraan kerja bakti lebih mungkin dilakukan perkampungan
dibandingkan di lingkungan perumahan terutama perumahan elite.
2.2.3 Pelaksanaan kerja bakti
Seperti halnya tempat pelaksanaan, pelaku atau pelaksana kegiatan
kerja bakti saat ini dipengaruhi pula oleh strata dan status sosial orang di
masyarakat. Orang – orang dengan strata dan status sosial didukung strata
dan status ekonomi yang jauh lebih tinggi dan dengan kepentingan. Serta
9
kesibukan yang lebih padat akan sulit meluangkan waktunya untuk
berpartisipasi dalam kegiatan masal semacam kerja bakti.
Dengan kemampuan ekonomi yang lebih mumpuni dan dengan
waktu yang lebih terbatas, umumnya orang dalam golongan menengah ke
atas lebih rela mengeluarkan uang daripada mengorbankan waktu dan
kepentingannya. Berbeda dengan golongan masyarakat menengah ke bawah
yang dengan keterbatasan finansial akan lebih bersedia mengorbankan
waktunya daripada harus mengorbankan uang yang jelas dalam
pemenuhannya pun mereka harus bekerja dengan keras.
2.2.4 Kelebihan dan Kelemahan kerja bakti
Kelebihan kerja bakti:
1. Membuat suatu pekerjaan lebih ringan dan cepat selesai
2. Meningkatkan kekompakan antar warga
3. Membuat tali silaturahmi makin erat
4. Menghilangkan kesenjangan status antar warga yang miskin dan kaya
5. Membudidayakan hidup harmonis antar warga
6. Menumbuhkan rasa peduli dan kebersamaan antar sesama warga
7. Meningkatkan kualitas komunikasi antar warga
8. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
9. Menumbuhkan kesadaran yang tinggi bahwa betapa pentingnya menjaga
lingkungan yang sehat
10. Menumbuhkan rasa cinta lingkungan kepada lokasi yang mereka tempati
11. Menjalin ikatan sinergi antar satu dengan orang lain
10
12. Adanya kesamaan, tidak adanya jenjang pendidikan, pekerjaan serta
jabatan.
Kelemahan kerja bakti:
1. Akan terjadi atau akan ada kecemburuan sosial jika mungkin ada dari
salah satu atau beberapa orang yang tidak melakukan kerja bakti atau
hanya duduk-duduk saja.
2. Karena tidak ada imbalan, terkadang banyak warga yang malas kerja
bakti.
3. Kerja bakti tidak akan maksimal, apabila yang mengikuti kegiatan kerja
bakti hanya sedikit orang yang bekerja.
4. Jika ada warga yang mementingkan diri sendiri daripada kepentingan
bersama, maka tujuan dari kerja bakti tersebut tidak bisa tercapai.
5. Biasanya kerja bakti, yang bekerja hanya orang yang umurnya sudah
tergolong tua, dalam arti se umur bapak bapak, dan jarang di temui anak
muda yang ikut campur kerja bakti.
2.2.5 Manfaat Kerja Bakti bagi Kesehatan
Pelaksanaan kerja bakti di masyarakat umumnya berhubungan
dengan kegiatan pembersihan lingkungan. Saluran air, lapangan, jalan desa
ataupun fasilitas umum di lingkungan tempat tinggal merupakan sasaran
dari kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh masyarakat.
Hal ini tidak hanya membawa dampak positif secara sosial di
masyarakat, namun juga manfaat bagi kesehatan secara khususnya. Dengan
pembersihan lingkungan, maka kesehatan lingkungan akan terjaga.
11
Pembersihan saluran air misalnya, merupakan pencegahan terjadinya
kemacetan saluran air sehingga dapat sekaligus menjadi tindakan preventif
untuk mencegah dijadikannya saluran air sebagai sarang bagi nyamuk dan
kemungkinan penularan penyakit yang vektornya adalah nyamuk.
Manfaat bagi kesehatan lainnya adalah pada pelaksanaan kerja bakti,
di mana tenaga yang diperlukan dan kerja tubuh yang dikeluarkan sama
dengan pengganti olah raga yang terkadang sering disepelekan orang.
Pemeliharaan kebugaran tubuh yang justru tanpa biaya ini mambawa
dampak positif bagi kesehatan jasmani, disamping juga bagi kesehatan
psikis dan sosial pada para pelaku kerja bakti.
Kesehatan psikis dibangun secara tidak langsung melalui
komunikasi yang terjadi antar individu saat pelaksanaan. Kesehatan sosial
akan terwujud dengan dibangunnya interaksi antar individu warga secara
tidak langsung melalui kegiatan kerja bakti, karena kontak sosial tidak
mungkin dihindari dalam praktek pelaksanaan kerja bakti tersebut. Sehingga
jelas dapat dilihat bahwa manfaat kesehatan yang secara tidak langsung
terbangun melaluikegiatan kerja bakti bisa meliputi : kesehatan lingkungan,
kesehatan jasmani, kesehatan psikis, serta kesehatan sosial tiap individu di
masyarakat.
2.2.6 Perlunya melestarikan kerja bakti
Kerja bakti adalah budaya turun temurun yang diwariskan oleh nenek
moyang kita. Kerja bakti bersifat positif dan mempunyai banyak manfaat.
Salah satunya yaitu dapat mempererat tali silaturahmi antar warga sekitar,
12
dapat pula melatih kerja sama antar warga atau bergotong – royong dan
yang paling penting sekaligus dapat menyehatkan lingkungan, jasmani, dan
sosial. Maka dari itu kerja bakti ini haruslah di wariskan secara turun
temurun.
2.2.7 Contoh kasus
18/07/2010 20:41
Liputan6.com, Yogyakarta: Bagi warga yang tinggal di pingiran Sungai Code,
Yogyakarta, hari ini adalah hari istimewa. Ribuan warga bergotong-royong
membersihkan sampah sampah yang ada di sungai. Sebelum kerja bakti dimulai
warga berkumpul di titik titik posko yang ditempatkan di atas jembatan untuk
mendengarkan arahan dari koordinator lapangan.
Semua warga ikut berpatisipasi tak kecuali anak-anak dan para ibu. Mereka terjun
ke sungai memunguti satu per satu sampah. Setelah terkumpul sampah-sampah
diangkut menggunakan truk untuk dibuang.
Kegitan yang diikuti sekitar 4.000 warga di sepanjang 20 kilomter pinggiran
Sungai Code ini dicatat oleh Museum Rekor Indoensia sebagai kerja bakti sungai
13
massal terpanjang di Indonesia yang pernah dilakukan. Piagam MURI selain
diserahkan kepada Pemerintah Kota Yogyakarta sebagai pemrakarsa juga kepada
perwakilan warga yang terlibat langsung dalam kegiatan ini.(IAN)
Hari minggu (13/7) Pagi ini mulai pukul 06.30 warga Sektor 6 perumahan gading
Serpong bersama-sama melakukan kerja bakti dilingkungan RT masing-masing.
Kerja bakti yang merupakan agenda RW 04 ini terlihat cukup mendapat
tanggapan positif dari warga.
Saluran got di Sektor 6 ini terutama sektor GC merupakan fokus utama sasaran
kerja bakti warga. Dari hasil pantauan saluran pembuangan di kawasan ini
memang tidak baik karena aliran air got tidak memiliki buangan yang memadai.
Alhasil, air limbah rumah tangga tergenang dan hanya mengandalkan serapan ke
tanah saja, Hal tersebut diatas tentu saja menjadi sumber nyamuk yang akhir-akhir
ini sering dikeluhkan warga.
Hasil pantauan di RT 08, warga mulai bekerja bakti mulai pukul 07.00 dikoordinir
oleh Bapak Ronald Gunawan. Wilayah kerja di bagi disesuaikan dengan lokasi
tinggal warga. Dalam kesempatan ini Bapak RW 04 Bapak Susanto Dwi Nugroho
dan beberapa staff pengurus terlihat melakukan koordinasi dan ramah tamah
dengan warga.
14
Warga berharap agenda kerja bakti ini dapat dilakukan secara berkala, disamping
membuat lingkungan terawat, kegiatan ini juga menambah keakraban seluruh
warga di RW 04 Sektor 6 Gading Serpong.
15
BAB III
KESIMPULAN
1. Salah satunya tradisi bergotong – royong yang bergambar dalam kerja bakti
mungkin hanya dapat ditemukan di Indonesia
2. Kerja bakti disebut juga sebagai budaya yang terjadi di masyarakat, karena
kerja bakti dilakukan secara berkala dan terus menerus. Yaitu dilakukan
setiap hari libur atau hari minggu yang bergerak di bidang kesehatan, sosial,
dan budaya.
3. Kerja bakti dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, namun terkadang
tidak semua orang pada suatu kelompok masyarakat selalu bersedia
melaksanakan kerja bakti. Terkadang status dan tingkat atau strata ekonomi
tertentu di masyarakat turut berpengaruh terhadap mungkin atau tidaknya
suatu kerja bakti untuk dilakukan. Hal ini pula lah yang menyebabkan
penyelanggaraan kerja bakti lebih mungkin dilakukan di lingkungan
perkampungan di bandingkan dilingkungan perumahan. Terutama perumahan
elite.
4. Dengan kemampuan ekonomi yang lebih mumpuni dan dengan dengan waktu
yang lebih terbatas, umumnya orang dalam golongan menengah ke atas lebih
rela mengeluarkan uang daripada mengorbankan waktu dan kepentingannya.
5. Kerja bakti memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, antara lain : dapat
meminimalisir penyebab terjadinya penyakit, sedangkan kekurangannya,
kerja bakti terbentur masalah waktu.
16
6. Manfaatnya bagi kesehatan lainnya adalah pada waktu pelaksanaan kerja
bakti, dimana tenaga yang di perlukan dan kerja tubuh yang dikeluarkan sama
dengan pengganti olah raga yang terkadang sering disepelehkan orang.
7. Kerja bakti adalah budaya turun menurun yang diwariskan oleh nenek
moyang kita. Kerja bakti bersifat positif dan mempunyai banyak manfaat.
Salah satunya yaitu dapat mempererat tali silaturahmi antar warga sekitar,
dapat pula melatih kerja sama antar warga atau bergotong – royong dan yang
paling penting sekaligus dapat menyehatkan lingkungan, jasmani, dan sosial.
Maka dari itu kerja bakti ini haruslah di wariskan secara turun temurun.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://zenziko.wordpress.com/2010/03/20/pengertian-manusia-dan-kebudayaan/
http://ridwan202.wordpress.com/.../ manusia-sebagai-mahluk-budaya /
http://dimensi5.wordpress.com/2007/07/09/ kerja-bakti /
http:ilmuwanmuda.wordpress.com/berbagai- budaya -lokal-pengaruh- budaya -
asing-dan hubungan -antar- budaya /
http://www.detiknews.com/
18