Akustik Noise
-
Upload
wahyu-kusuma -
Category
Documents
-
view
260 -
download
1
Transcript of Akustik Noise
-
8/11/2019 Akustik Noise
1/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang MasalahBising pada gedung pasti akan terjadi akibat adanya aktivitas yang menimbulkan
suara yang bersumber dari aktivitas mesin utilitas dari gedung tersebut maupun dari
aktivitas yang dilakukan oleh orang yang berada di gedung tersebut. Bising biasanya
bersifat mengganggu dan mengurangi kenyamanan orang lain atau lingkungan sekitar.
Dan pada hal ini kami melakukan observasi pada hotel yang sangat
mengutamakan tingkat kenyamanan penghuni hotel. Terdapat beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi oleh bangunan hotel, salah satunya adalah privasi di dalam tiaptiap
unitnya. Termasuk ke dalam hal ini adalah suara. Suara dari luar tidak boleh mengganggu
ketenangan penghuni hotel, dan sebaliknya, suara dari dalam kamar hotel tidak boleh
terdengar keluar karena akan merusak privasi penghuni hotel yang lain.
1. Tempat Sampah (Penampungan awal)
Di penampungan awal ini merupakan wadah sampah baik organik maupun
anorganik yang diletakan di setiap 1 unit ruang (kamar).
2. TPS (Tempat Penampungan Sementara)
TPS ini merupakan tempat penampungan induk yang bersifat sementara di
mana merupakan wadah pusat dari sampah yang berasal dari setiap unit ruang.
Sebelum sampai ke TPS sampah-sampah dari unit ruang ditampung ke trolley
lalu di distribusikan ke TPS.
3. TPA (Tempat Penampungan Akhir)
TPA ini merupakan tempat penampungan akhir yang di sediakan oleh
pemerintah kota/kabupaten (Dinas Kebersihan Kota), namun ada juga yang di
sediakan di desa ataupun kecamatan.
Secara khusus, dalam dunia arsitektur proses ini termasuk dalam perancangan
utilitas terutama pada bangunan atau building yang memiliki skala dan kapasitas
populasi yang relative besar. Pengelolaan sistem sampah merupakan salah satu sistem
penting yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah bangunan. Oleh karena itu perencanaan
sistem sampah harus diperhitungkan dalam proses perencanaannya, dalam rangka
-
8/11/2019 Akustik Noise
2/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 2
penyediaan lahan penempatannya agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam
gedung atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha atau kegiatan tentu memiliki dampak bagi lingkungan, baik dampak
positif maupun dampak negatif. Banyak sistem dalam perancangan bangunan yang
disusun sedemikian rupa untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan ke
lingkungan. Perencanaan pengelolaan sistem sampah dalam sebuah gedung bertujuan
guna mengetahui kebutuhan kapasitas ukuran penampung (wadah) sesuai jumlah
penghuni (ruang) dan jenis sampah (organik dan anorganik) ke TPS (Tempat
Penampungan Sementara) sampai pengangkutan / pendistribusiannya ke TPA (Tempat
penampungan Akhir), sehingga pencemaran terhadap lingkungan/ masyarakat sekitar.
Fungsi utama pengelolaan sistem sampah dalam hal ini terkait dengan observasi
gedung(hotel) adalah menyediakan wadah atau tempat yang baik sehingga tidak
mengganggu aktivitas penghuni/masyarakat serta pencemaran terhadap lingkungan baik
di dalam maupun di luar objek tersebut. Dengan cara memadukan metode pengumpulan
data melalui observasi dan materi yang telah kita dapatkan pada kuliah.
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian sistem pengelolaan sampah?
1.2.2 Apa saja komponen pengelolaan sampah pada objek?
1.2.3 Apa saja komposisi sampah pada objek?
1.2.4 Berapa produksi sampah pada objek?
1.2.5 Berapa kapasitas tempat penampungan sampah pada objek?
1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Memahami pengertian pengelolaan sampah.
1.3.2 Mengetahui komponen pengelolaan sampah pada objek.
1.3.3
Mengetahui komposisi sampah pada objek.
1.3.4 Mengetahui berapa produksi sampah pada objek.
1.3.5 Mengetahui kapasita tempat penampungan sampah.
1.4Metode Penelitian
-
8/11/2019 Akustik Noise
3/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 3
Mahasiswa diharapkan dapat menganalisa dengan baik system pengelolaan
sampah yang ada di bangunan yang diobservasi dari yang mereka pelajari saat
presentasi dan dapat mendeskripsikan lalu memahaminya dengan baik.
BAB II
METODE DAN OBJEK
2.1SUMBER DAN JENIS DATA
Penulisan makalah ini dibuat dengan cara observasi ke objek secara langsung,
dengan pengertian materi dari presentasi dan makalah yang sudah dilakukan
sebelumnya oleh masing masing kelompok mahasiswa secara deskriptif. Sehingga
materi dari presentasi tersebut diterapkan langsung ke hasil observasi
2.2WAKTU DAN TEMPAT PENULISAN
Sebelum pembuatan makalah kami melakukan kegiatan observasi pada tanggal 6
dan 16 januari 2013. Dan kegiatan penulisan makalah dilakukan pada tanggal 7
Januari 2013 lalu dilanjutkan hingga 17 Januari 2014
Semua proses tersebut kami lakukan di beberapa tempat yaitu :
1. Kampus fakultas teknik jurusan Arsitektur, sebagai tempat kami mengumpulkan
data.
2. Hotel Ramada yang terletak di Jl. Pratama No.97A, Tanjung Benoa, Nusa dua,
Bali, sebagai obyek yang kami observasi.
3.
Rumah tinggal yang terletak di Jalan Tukad Pancoran, Gg. Padi No.3, Sebagai
tempat pembuatan makalah.
2.3METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA
-
8/11/2019 Akustik Noise
4/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 4
1. Metode Kajian Pustaka
Disini kami menggunakan sumber dari beberapa purtaka dan internet serta
pemahaman dari sharing makalah yang sudah dilakukan kelompok mata kuliah
ini.
2. Metode Observasi dan Analisis Data
Disini kami melakukan observasi secara langsung ke objek observasi dan
melakukan pengamatan terhadap system utilitasnya, ditambah dengna menggali
informasi dari supervisor dari masing-masing bagiannya, dan pemiliknya.
2.4 TENTANG OBJEK
Objek observasi dalam pembuatan makalah dan laporan ini adalah Ramada Resort.
Bangunan yang memiliki fungsi sebagai hotel dan restaurant ini berlokasi di Jalan Pratama No
97A Tanjung Benoa, Nusa Dua Bali. 6,1 km dari bandara ngurah rai bali. Letak objek yang
strategis dan dekat dengan fasilitas-fasilitas umum.
-
8/11/2019 Akustik Noise
5/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 5
Objek yang dibangun pada tahun 2000 ini berupa banguanan yang berdisi di atas tiga
lantai yang memiliki fungsi sebagai resort dan restaurant ini memiliki 180 guest room dengan
fasilitas seperti: bar, coffe shop, concierge, dry cleaning, fasilitas rapat, brankas, lift, restaurant,
ruang keluarga, ruang rokok, took dan fasilitas pendukung lainnya.
Pada objek juga terdapat sarana olah raga dan rekreasi seperti: gym/fasilitas kebugaran,
hot tub, kolam renang, lapangan tenis, olah raga air (bermotor dan tak bermotor), sauna, spa dan
halaman.
Gambar 2.4.1
Gambar diatas diambil dari sudut depan objek. Dari gambar tersebut tampak karakter dan
tampilan arsitektur objek yang dilihat dari perspektif luar bangunan. Dari segi arsitektur
bangunan ini tetap menggunakan konsep dan karakter khas bangunan bali yang dimana bias kita
lihat pada bentuk atap dan struktur atap pada lobinya. Bagian depan terdapat parkir visitor. Dan
parkir untuk travel yang memiliki kontrak dengan hotel ini. Parkir tidak begitu luas karena
kebanyakan visitor pada hotel ini menggunakan travel dan langsung turun di depan lobi hotel.
Semua kelengkapan fasilitas tersebut tentu membutuhkan perancangan arsitektural secara
matang. Dengan banyaknya fasilitas yang ditawarkan perancangan bangunan ini juga harus
mensinergikannya dengan lingkungan sekitar dan apa efeknya bagi lingkungan sekitar.
Maka dari itulah, melalui penulisan ini kami akan mensinergikan konsep dan teori-teoriyang kita dapatkan pada jam perkuliahan dan diaplikasikan langsung pada objek ini tentang
sistim sistim utilitasnya.
-
8/11/2019 Akustik Noise
6/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 6
BAB III
DATA DAN PEMBAHASAN
3.1Penjelasan Teori mengenai Sistim Pengelolaan Sampah
3.1.1 Pengertian Sampah
Sampah adalah semua jenis limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan
manusia dan hewan, dan dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi
kehadirannya (Tchobanoglous, Theisen &Vigil, 1993). Sedangkan dalam PP No.
18/1999 jo PP No. 85/1999 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan beracun,
secara umum limba didefinisikan sebagai bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau
proses produksi.
Definisi sampah mengalami pergeseran pada tahun-tahun terakhir ini karena
aspek pembuangan tidak disebutkan secara jelas, dimana pada masa sekarang ada
kecenderungan untuk tidak membuang sampah begitu saja, melainkan sedapat
mungkin melakukan daur ulang. Hal ini tertuang pula dalam UU no 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah. Berdasarkan UU no 18 Tahun 2008 disebutkan definisi
sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk
padat.
-
8/11/2019 Akustik Noise
7/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 7
3.1.2 Komposisi Sampah
Secara umum sampah dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
1. Sampah Organik : Sampah yang berasal dari sisa makanan(unsur alam) yang
dapat diolah kembali menjadi bahan-bahan yang ramah lingkungan, seperti
pupuk.
2. Sampah Anorganik : Sampah yang berasal dari plastik-plastik, kertas-kertas,
logam, ataupun kaleng-kaleng yang sulit diuraikan langsung oleh bakteri
pengurai dan harus melewati proses daur ulang.
3.1.3 Komponen dalam Sistem Pembuangan Sampah
Komponen-komponen dalam sistem pembuangan sampah itu sendiri tidak terlalu
banyak. Salah satu hal paling penting dan paling mendasar yang diperlukan diantaranya yaitu
tempat sampah maupun lokasi untuk penampungan sampah. Pembagian jenis tempat sampah
pada saat sekarang ini juga sudah mengalami peningkatan pesat. Pembagian jenis tempat sampah
dapat dibedakan melalui beberapa hal diantaranya sebagai berikut.
A. Berdasarkan jenis sampah Cair - Padat
Disposal (sampah) dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
1. Disposal Padat
Adapun disposal padat pada golongan ini
adalah kertas-kertas, kaleng-kaleng, puntung
rokok, plastik dan potongan logam.
2. Disposal Cair
Adapun sisa pembuangan sampah cair ini
seperti sisa-sisa makanan.
B. Berdasarkan Jenis Sampah Organik -
Non Organik
Pembagian sampah berdasarkan
jenis ini dapat dibedakan berdasarkan
Gambar 3.1`
http://reaksi.com201306kebiasaan-
membuang-sampah-sembarangan
-
8/11/2019 Akustik Noise
8/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 8
fungsi sampah tersebut. Yaitu sampah yang dapat di daur ulang atau digunakan kembali
(Sampah Organik) dan sampah yang sulit untuk di daur ulang (Sampah Non-Organik).
Selain itu sering juga kita temui
jenis sampah Non-Organik yang tidak
dapat ditaruh di tempat yang sama
dengan sampah lainnya, yang sering kita
sebut dengan sampah pecah belah.
3.1.4 Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian
timbulnya sampah, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan
akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan,
ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor-faktor lingkungan yang berkaitan
dengan masyarakat.
Gambar 3.3di atas menunjukan pola atau tahapan pengelolaan sampah.
3.1.4.1Pengumpulan Sampah
Sistem Pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah
mulai dari tempat pewadahan/penampungan sampah dari sumber timbulnya sampah
Gambar 3.2
http://drkurnia.wordpress.com20101005te
mpat-sampah-warna-warni
-
8/11/2019 Akustik Noise
9/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 9
sampai ketempat pengumpulan semantara (TPS), hingga akhirnya ke tempat
pembuangan akhir (TPA).
Pada dasarnya pengumpulan sampah dapat dikelompokkan dalam 2 pola
pengumpulan :
1. Pola individual langsung
Pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap-
tiap bangunan/sumber sampah (door to door) dan langsung diangkut untuk
dibuang di Tempat Pembuangan Akhir. Pola pengumpulan ini menggunakan
kendaraan truck sampah biasa, dump truck atau compactor truck.
Gambar 3.4
2. Pola individual tidak langsung
Gambar 3.5
Daerah yang dilayani kedua cara tersebut diatas umumnya adalah
lingkungan pemukiman yang sudah teratur, daerah pertokoan, tempat-tempat
umum, jalan dan taman.
3.
Pola komunal langsungPengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil
sampah (rumah tangga, dll) ke tempat-tempat penampungan sampah komunal
yang telah disediakan atau langsung ke truck sampah yang mendatangi titik
pengumpulan.
SUMBER SAMPAH PENGUMPULAN/
PENGANGKUTAN
PEMBUANGAN
AKHIR
SUMBER SAMPAH PENGUMPULAN
DAN
PENGANGKUTAN
PENGANGKUTAN PEMBUANGAN
AKHIR
PEMBUANGAN
AKHIR
SUMBER
SAMPAH
WADAH
KOMUNALPENGANGKUTAN
-
8/11/2019 Akustik Noise
10/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 10
Gambar 3.6
4. Pola komunal tidak langsung
Pengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil
sampah (rumah tangga dll ) ke tempat-tempat yang telah disediakan/di tentukan
(bin/tong sampah komunal ) atau langsung ke gerobak/becak sampah yang
mangkal pada titiktitik pengumpulan komunal.
Petugas kebersihan dengan gerobaknya kemudian mengambil sampah dari
tempat tempat pengumpulan komunal tersebut dan dibawa ke tempat
penampungan sementara atau transfer depo sebelum diangkut ketempat
pembuangan akhir dengan truck sampah.
Bila tempat pengumpulan sampah tersebut berupa gerobak yang mangkal,
petugas tinggal membawanya ke tempat penampungan sementara atau transfer
depountuk dipindahkan sampahnya ke atas truck.
Gambar 3.7
3.1.4.2Pengangkutan Sampah dan Pengumpulan Akhir (TPA)
Pengangkutan, dimaksudkan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari titik
pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai ke TPA pada
pengumpulan dengan pola individual langsung, atau dari tempat pemindahan (Trasfer
Depo, Trasfer Station), penampungan sementara (TPS, TPSS, LPS) atau tempat
penampungan komunal sampai ke tempat pengolahan/pembuangan akhir.
Berdasarkan hal tersebut ada beberapa cara pengangkutan sampah hingga
pengumpulan akhir (TPA):
1. Pola Individual Langsung.
PEMBUANGAN
AKHIR
SUMBER
SAMPAH
WADAH
KOMUNAL
PENGUMPULAN,
PEMINDAHAN
PENGANGKUTAN
-
8/11/2019 Akustik Noise
11/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 11
Pengangkutan sampah untuk pengumpulan yang digunakan pola
Individual Langsung, kendaraan yang digunakan untuk pengumpulan juga
langsung digunakan untuk pengangkutan ke TPA. Dari pool, kendaraan langsung
menuju ke titik titik pengumpulan (sumber sampah ) dan setelah penuh dari titik
pengumpulan terakhir (dalam suatu rit atau trip). Setelah menurunkan sampah di
TPA, kemudian kembali ke titik pengumpulan pertama untuk rit atau trip
berikutnya, setelah penuh dari titik pengumpulan terakhir pada rit tersebut
langsung menuju ke TPA demikian seterusnya dan akhirnya dari TPA langsung
kembali ke pool.
Gambar 3.8
2. Pola Individual Tidak Langsung
Gambar 3.9
https://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture82.jpghttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture74.jpghttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture82.jpghttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture74.jpg -
8/11/2019 Akustik Noise
12/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 12
Pengangkutan dari Transfer Depo tipe I dan tipe II, untuk pengumpulan
sampah dengan pola individuai tidak langsung (menggunakan gerobak/becak
sampah dan transfer depo tipe I atau II), angkutan sampahnya sebagai berikut:
2.1Kendaraan angkutan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD dan
sampah sampah tersebut diangkut ketempat pembuangan akhir.
2.2Dari TPA, kendaraan tersebut kembali ke TD untuk pengambilan /
pengangkutan pada rit atau trip berikutnya. Path rit terakhir sesuai
dengan yang ditentukan ,( jumlah sampah yang harus diangkut habis )
kendaraan tersebut langsung kembali ke pool.
2.3Dapat terjadi setelah sampah di salah satu TD habis mengambil
sampah dari TD lain atau dari TPS/TPSS /LPS.
2.4Selain itu dapat diatur pula pengangkutannya bergantian dengan TD
lain sehingga tidak ada waktu idle dari Dump Truck.
Hal ini dimungkinkan bila jarak TPA dekat ke TD sehingga waktu tempuh
truck cukup singkat, sehingga bila langsung dari TPA menuju TD yang sama,
kemungkinan akan menganggur menunggu gerobak yang sedang melakukan
pengumpulan sampah dari rumah ke rumah (door to door). Denagn
memperhitungkan waktu secara cukup cermat (waktu tempuh gerobak 1 trip dan
waktu tempuh truk 1 trip). dapat disusun jadwal pengangkutan pada tiap TD.
3.1.5 Solusi Pembuangan Sampah
Adapun solusi pada setiap permasalahan sampah yang terdapat pada masing-masing
bangunan diantaranya sebagai berikut.
1.
Untuk bangunan lantai satu, letakkan tempat sampah sesuai dengan penggunaanya
dan penyesuaiannya tehadap efisiensi tempat.
2. Untuk bangunan berlantai dua hingga tiga, pembersihan terhadap sampah masih dapat
dilakukan dengan cara menyapu, menggunakan alat penghisap debu serta peletakkan
tempat sampah di lantai dua ataupun tiga.
-
8/11/2019 Akustik Noise
13/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 13
3. Sedangkan untuk bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai disarankan untuk
menggunakan metode lift sampah yang sudah dijabarkan penggunaannya
sebagaimana di atas.
Dan untuk penanganan berdasarkan pada jenis sampah, adapun solusi yang dapat diberikan
diantaranya :
- Penanganan Sampah Organik
Penanganan sampah organik ditujukan pada pembuatan kompos mandiri yang
dilakukan di tiap rumah tangga dan tiap RT kampung. Prosesnya sangat mudah, murah
dan bermanfaat dapat berasal dari sampah dapur (rumah tangga) ataupun sampah
pekarangan (RT)
- Penanganan sampah Non-Organik
Di tiap rumah tangga harus memisahkan sampah plastik, logam dan kaca, serta
kertas kemudian membuangnya ke tong-tong sampah sesuai jenis sampah yang telah di
sediakan. Sampah-sampah tersebut akan di bawa ke tempat pengumpulan sampah untuk
dipilih mana yang masih dapat dijual mana yang tidak dijual. Hampir semua sampah non
organik dapat dijual ke pengepul.
3.2Komponen Pengelolaan Sampah Pada Objek
Komponen pendukung dalam pengelolaan sampah bersifat mendasar yaitu penyediaan
tempat untuk produksi sampah itu sendiri. Pada objek ini terdapat beberapa komponen
pengelolaan sampah sesuai dengan kebutuhan,kegunaan, dan usernya masing-masing.
3.2.1
Saluran Pembuangan Sampah
Objek merupakan bangunan berlantai, tentu dalam pendistribusian sampahnya
membutukan ruang sirkulasi kusus untuk mendistrubusikannya ke penampungan.
Pertama-tama sampah dikumpulkan oleh roomboy dari kamar- kamar yang ada
-
8/11/2019 Akustik Noise
14/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 14
pada objek. Kemudian sampah dibungkus dalam polybag dan didistribukan turun ke
lantai dasar melalui saluran pembuangan sampah seperti gambar di bawah.
Gambar 3.10
Setelah semua sampah didistribusikan turun ke lantai dasar, disanakan akan
dipindahkan kembali ke bak penampungan sementara sebelum di angkut ke TPA,
seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.11
3.2.2 Penampungan Sementara
Sebelum menuju ke penampungan akhir pada objek juga terdapat penampungan
sementara. Penampungan sementara berfungsi sebagai penyuplay produksi sampah
setiap harinya, yang akan di angkut oleh truck pengangkut sampah setiap harinya.
Pada penampunagan sementara terdapat sampah sampah dari semua jenis
penyaluran dan tempat sampah yang ada di objek sesuai dengan fungsi, kebutuhan,
-
8/11/2019 Akustik Noise
15/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 15
dan usernya masing-masing. Misalnya sampah dari garden, dapur, kamar hotel, dan
tempat- tempat lainnya. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.12
Gambar 3.13
Dari gambar di atas tambk beberapa jenis sampah yang di tampung di
penampungan sementara yang akan di angkut kembali menuju tempat pembuangan
akhir.
3.2.3 Tempat Sampah di Lingkungan Sekitar Objek
Gambar 3.14
Untuk menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih maka juga disediakan beberapa
tempat sampah di lingkungan sekitar objek. Tempat sampah dibagi sesuai jenis dan
karakter sampah. Tempat sampah ini terutama dikhususkan untuk karyawan hotel.
3.3 Komposi Sampah Pada Objek
-
8/11/2019 Akustik Noise
16/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 16
Secara umum, komposis sampah ada dua yaitu sampah organic dan sampah
anorganik. Pada objek observasi juga memiliki komposis yang sama diantaranya:
3.3.1 Sampah Organik : Pada objek sampah jenis ini diproduksi dan
didistrubusikan oleh garden dan kitchen.
3.3.2 Sampah Anorganik : Pada objek, sampah jenis ini diproduksi dan
didistribusikan oleh kamar-kamar pada hotel, ketchen, dan kantin.
3.4 Produksi Sampah Pada Objek
Berdasarkan dari pola pengelolaan sampah pada objek observasi maka untuk
menentukan komposisi sampah dan kebutuhan ukuran wadah pada objek adalah dengan
perhitungan. Seperti:
1. Setiap 1 orang menghasilkan sampah 4 liter/hari, dimana presentasenya
adalah 30% sampah organik dan 70% sampah anorganik. dengan perkiran
sampah organic dihasilkan dari sisa makanan dan anorganik berasal dari
pembungkus alat-alat, bahan-bahan, kebutuhan dari setiap orang/penghuni.
Diperkirakan setiap unit ruang(kamar) terdiri dari 2 orang/penghuni. Sehingga
untuk 1 unit ruang = 2 orang x 4 liter/hari maka akan menghasilkan produksi
sampah 8 liter/hari.
2. Setelah mendapat prakiraan kebutuhan produksi sampah per 1 unit ruang,
kemudian dikalikan dengan jumlah unit ruang(kamar) di hotel tersebut. Yang
mana jumlah kamar pada hotel ini 180 kamar (room). Maka perhitungannya
adalah : 180 unit kamar x 8 liter/ hari =1.440 liter/hari
3. Kemudian menentukan kebutuhan sampah dari aktivitas lain misalnya, Dapur,
garden, kantin dan pegawai yang bekerja pada hotel ini. Maka produksi
sampahnya diperkirakan 200 orang karyawan x 6 liter sampah/hari= 1.200
liter/hari ditambah dengan produksi sampah dari dapur dan garden berkisaran
300 liter/hari. Maka total produksi sampahnya= 1.500 liter/hari.
Dari perhitungan asumsi produksi sampah di atas, maka di dapatkan kebutuhan
untuk produksi sampah pada hotel ini adalah 2.940 liter/hari. Angka tersebut merupakan
-
8/11/2019 Akustik Noise
17/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 17
kebutuhan sampah di hari biasa sedangkan untuk hari libur meningkat 10% dari hari
biasa. Sehingga perhitungannya :
(100%+10%) x 2.940 liter/hari = 3.234 liter/hari libur.
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampah maksimal per hari pada
objek ini adalah 3.234 liter.Dari perhitungan itu maka dapat di simpulkan untuk
kebutuhan wadah sampah komunal berbanding lurus dengan kapasitas sampah per
harinya yaitu 3.234 liter dijadikan kapasitas maksimal menjadi 3.250 liter/3.250 dm3
dengan syarat maksimal truk sampah mengangkut sampah pada objek ini sekali dalam
sehari.Jadi ukuran penampungan sampahnya ialah 3.250 liter/3.250 dm3= 3,23 m
3
Jadi didapatkan dimensi ukuran wadahnya (p x l x t) = (3m x 2m x 0.55m).
-
8/11/2019 Akustik Noise
18/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan data-data observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa:
Pada objek observasi menggunakan pengelolaan sampah secara vertical
dari lantai atas menuju lantai dasar. Serta terdapat beberapa tempat
penampungan sampah di berbagai titik tertentu.
Komposisi sampah pada objek ialah sampah organic dan anorganik.
Dari perhitungan produksi sampah perhari pada objek, maka di dapatkan
kebutuhan sampah sebagai berikut:
1. Produksi sampah per hari di hari biasa = 2.940 liter/hari
2. Produksi sampah per hari di hari libur = 3.234 liter/hari
3. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan kapasitas maksimal yaitu
3.234 liter/hari jadi didapatkan kapasitas maksimal untuk
penampungan sementara pada objek yaitu 3.234 liter = 3.234m
3
.4. Maka didapatkan dimensi bak penampungan yaitu(p x l x t) = (3m
x 2m x 0.55m).
4.2 Saran
Dari data dan observasi di atas. Dapat kami lihat bahwa produksi sampah pada
objek ini setiap harinya sangat membengkak sedangkan system
pengelolan/pembuangannya hanya mengandalkan pada TPA terdekat, jadi pengangkutan
jumlah sampah yang besar tersebut minimal harus dilakukan setiap hari untuk
mengurangi pembludakan sampah. Jadi perlu dilakukan pengelolaan lai untuk
mengurangi pembengkaan jumlah sampah. Misalnya join dengan peternak hewan untuk
sampah bekas/basah dapur yang mungkin bisa dijadikan pakan ternak merekan, dan juga
-
8/11/2019 Akustik Noise
19/19
Sains & utilitas 1| sistem plumbing 19
mungkin pengolahan kembali bahan-bahan yang bisa di daur ulang ataupun digunakan
kembali.
DAFTAR PUSTAKA
Neufert, Ernest.Data Arsitek,Jilid 1 Edisi 33. Erlanga:Ciracas Jakarta
https://jujubandung.files.wordpress.com/2012
http://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/04/sistem-sampah-.html
http://darkspecialistd.blogspot.com/2012/11/sistem-sampah-dan-pengelolaan.html
http://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/sistem-pengangkutan-sampah.html
https://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-
tempat-sampah.htm
https://jujubandung.files.wordpress.com/2012http://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/04/sistem-sampah-.htmlhttp://darkspecialistd.blogspot.com/2012/11/sistem-sampah-dan-pengelolaan.htmlhttp://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/sistem-pengangkutan-sampah.htmlhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttp://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/sistem-pengangkutan-sampah.htmlhttp://darkspecialistd.blogspot.com/2012/11/sistem-sampah-dan-pengelolaan.htmlhttp://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/04/sistem-sampah-.htmlhttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012