Download - Akustik Noise

Transcript
  • 8/11/2019 Akustik Noise

    1/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang MasalahBising pada gedung pasti akan terjadi akibat adanya aktivitas yang menimbulkan

    suara yang bersumber dari aktivitas mesin utilitas dari gedung tersebut maupun dari

    aktivitas yang dilakukan oleh orang yang berada di gedung tersebut. Bising biasanya

    bersifat mengganggu dan mengurangi kenyamanan orang lain atau lingkungan sekitar.

    Dan pada hal ini kami melakukan observasi pada hotel yang sangat

    mengutamakan tingkat kenyamanan penghuni hotel. Terdapat beberapa persyaratan yang

    harus dipenuhi oleh bangunan hotel, salah satunya adalah privasi di dalam tiaptiap

    unitnya. Termasuk ke dalam hal ini adalah suara. Suara dari luar tidak boleh mengganggu

    ketenangan penghuni hotel, dan sebaliknya, suara dari dalam kamar hotel tidak boleh

    terdengar keluar karena akan merusak privasi penghuni hotel yang lain.

    1. Tempat Sampah (Penampungan awal)

    Di penampungan awal ini merupakan wadah sampah baik organik maupun

    anorganik yang diletakan di setiap 1 unit ruang (kamar).

    2. TPS (Tempat Penampungan Sementara)

    TPS ini merupakan tempat penampungan induk yang bersifat sementara di

    mana merupakan wadah pusat dari sampah yang berasal dari setiap unit ruang.

    Sebelum sampai ke TPS sampah-sampah dari unit ruang ditampung ke trolley

    lalu di distribusikan ke TPS.

    3. TPA (Tempat Penampungan Akhir)

    TPA ini merupakan tempat penampungan akhir yang di sediakan oleh

    pemerintah kota/kabupaten (Dinas Kebersihan Kota), namun ada juga yang di

    sediakan di desa ataupun kecamatan.

    Secara khusus, dalam dunia arsitektur proses ini termasuk dalam perancangan

    utilitas terutama pada bangunan atau building yang memiliki skala dan kapasitas

    populasi yang relative besar. Pengelolaan sistem sampah merupakan salah satu sistem

    penting yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah bangunan. Oleh karena itu perencanaan

    sistem sampah harus diperhitungkan dalam proses perencanaannya, dalam rangka

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    2/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 2

    penyediaan lahan penempatannya agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam

    gedung atau lingkungan sekitarnya.

    Setiap usaha atau kegiatan tentu memiliki dampak bagi lingkungan, baik dampak

    positif maupun dampak negatif. Banyak sistem dalam perancangan bangunan yang

    disusun sedemikian rupa untuk meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan ke

    lingkungan. Perencanaan pengelolaan sistem sampah dalam sebuah gedung bertujuan

    guna mengetahui kebutuhan kapasitas ukuran penampung (wadah) sesuai jumlah

    penghuni (ruang) dan jenis sampah (organik dan anorganik) ke TPS (Tempat

    Penampungan Sementara) sampai pengangkutan / pendistribusiannya ke TPA (Tempat

    penampungan Akhir), sehingga pencemaran terhadap lingkungan/ masyarakat sekitar.

    Fungsi utama pengelolaan sistem sampah dalam hal ini terkait dengan observasi

    gedung(hotel) adalah menyediakan wadah atau tempat yang baik sehingga tidak

    mengganggu aktivitas penghuni/masyarakat serta pencemaran terhadap lingkungan baik

    di dalam maupun di luar objek tersebut. Dengan cara memadukan metode pengumpulan

    data melalui observasi dan materi yang telah kita dapatkan pada kuliah.

    1.2Rumusan Masalah

    1.2.1 Apa pengertian sistem pengelolaan sampah?

    1.2.2 Apa saja komponen pengelolaan sampah pada objek?

    1.2.3 Apa saja komposisi sampah pada objek?

    1.2.4 Berapa produksi sampah pada objek?

    1.2.5 Berapa kapasitas tempat penampungan sampah pada objek?

    1.3Tujuan Penulisan

    1.3.1 Memahami pengertian pengelolaan sampah.

    1.3.2 Mengetahui komponen pengelolaan sampah pada objek.

    1.3.3

    Mengetahui komposisi sampah pada objek.

    1.3.4 Mengetahui berapa produksi sampah pada objek.

    1.3.5 Mengetahui kapasita tempat penampungan sampah.

    1.4Metode Penelitian

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    3/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 3

    Mahasiswa diharapkan dapat menganalisa dengan baik system pengelolaan

    sampah yang ada di bangunan yang diobservasi dari yang mereka pelajari saat

    presentasi dan dapat mendeskripsikan lalu memahaminya dengan baik.

    BAB II

    METODE DAN OBJEK

    2.1SUMBER DAN JENIS DATA

    Penulisan makalah ini dibuat dengan cara observasi ke objek secara langsung,

    dengan pengertian materi dari presentasi dan makalah yang sudah dilakukan

    sebelumnya oleh masing masing kelompok mahasiswa secara deskriptif. Sehingga

    materi dari presentasi tersebut diterapkan langsung ke hasil observasi

    2.2WAKTU DAN TEMPAT PENULISAN

    Sebelum pembuatan makalah kami melakukan kegiatan observasi pada tanggal 6

    dan 16 januari 2013. Dan kegiatan penulisan makalah dilakukan pada tanggal 7

    Januari 2013 lalu dilanjutkan hingga 17 Januari 2014

    Semua proses tersebut kami lakukan di beberapa tempat yaitu :

    1. Kampus fakultas teknik jurusan Arsitektur, sebagai tempat kami mengumpulkan

    data.

    2. Hotel Ramada yang terletak di Jl. Pratama No.97A, Tanjung Benoa, Nusa dua,

    Bali, sebagai obyek yang kami observasi.

    3.

    Rumah tinggal yang terletak di Jalan Tukad Pancoran, Gg. Padi No.3, Sebagai

    tempat pembuatan makalah.

    2.3METODE PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    4/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 4

    1. Metode Kajian Pustaka

    Disini kami menggunakan sumber dari beberapa purtaka dan internet serta

    pemahaman dari sharing makalah yang sudah dilakukan kelompok mata kuliah

    ini.

    2. Metode Observasi dan Analisis Data

    Disini kami melakukan observasi secara langsung ke objek observasi dan

    melakukan pengamatan terhadap system utilitasnya, ditambah dengna menggali

    informasi dari supervisor dari masing-masing bagiannya, dan pemiliknya.

    2.4 TENTANG OBJEK

    Objek observasi dalam pembuatan makalah dan laporan ini adalah Ramada Resort.

    Bangunan yang memiliki fungsi sebagai hotel dan restaurant ini berlokasi di Jalan Pratama No

    97A Tanjung Benoa, Nusa Dua Bali. 6,1 km dari bandara ngurah rai bali. Letak objek yang

    strategis dan dekat dengan fasilitas-fasilitas umum.

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    5/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 5

    Objek yang dibangun pada tahun 2000 ini berupa banguanan yang berdisi di atas tiga

    lantai yang memiliki fungsi sebagai resort dan restaurant ini memiliki 180 guest room dengan

    fasilitas seperti: bar, coffe shop, concierge, dry cleaning, fasilitas rapat, brankas, lift, restaurant,

    ruang keluarga, ruang rokok, took dan fasilitas pendukung lainnya.

    Pada objek juga terdapat sarana olah raga dan rekreasi seperti: gym/fasilitas kebugaran,

    hot tub, kolam renang, lapangan tenis, olah raga air (bermotor dan tak bermotor), sauna, spa dan

    halaman.

    Gambar 2.4.1

    Gambar diatas diambil dari sudut depan objek. Dari gambar tersebut tampak karakter dan

    tampilan arsitektur objek yang dilihat dari perspektif luar bangunan. Dari segi arsitektur

    bangunan ini tetap menggunakan konsep dan karakter khas bangunan bali yang dimana bias kita

    lihat pada bentuk atap dan struktur atap pada lobinya. Bagian depan terdapat parkir visitor. Dan

    parkir untuk travel yang memiliki kontrak dengan hotel ini. Parkir tidak begitu luas karena

    kebanyakan visitor pada hotel ini menggunakan travel dan langsung turun di depan lobi hotel.

    Semua kelengkapan fasilitas tersebut tentu membutuhkan perancangan arsitektural secara

    matang. Dengan banyaknya fasilitas yang ditawarkan perancangan bangunan ini juga harus

    mensinergikannya dengan lingkungan sekitar dan apa efeknya bagi lingkungan sekitar.

    Maka dari itulah, melalui penulisan ini kami akan mensinergikan konsep dan teori-teoriyang kita dapatkan pada jam perkuliahan dan diaplikasikan langsung pada objek ini tentang

    sistim sistim utilitasnya.

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    6/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 6

    BAB III

    DATA DAN PEMBAHASAN

    3.1Penjelasan Teori mengenai Sistim Pengelolaan Sampah

    3.1.1 Pengertian Sampah

    Sampah adalah semua jenis limbah berbentuk padat yang berasal dari kegiatan

    manusia dan hewan, dan dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan lagi

    kehadirannya (Tchobanoglous, Theisen &Vigil, 1993). Sedangkan dalam PP No.

    18/1999 jo PP No. 85/1999 tentang pengelolaan limbah berbahaya dan beracun,

    secara umum limba didefinisikan sebagai bahan sisa pada suatu kegiatan dan/atau

    proses produksi.

    Definisi sampah mengalami pergeseran pada tahun-tahun terakhir ini karena

    aspek pembuangan tidak disebutkan secara jelas, dimana pada masa sekarang ada

    kecenderungan untuk tidak membuang sampah begitu saja, melainkan sedapat

    mungkin melakukan daur ulang. Hal ini tertuang pula dalam UU no 18 Tahun 2008

    tentang Pengelolaan Sampah. Berdasarkan UU no 18 Tahun 2008 disebutkan definisi

    sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk

    padat.

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    7/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 7

    3.1.2 Komposisi Sampah

    Secara umum sampah dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

    1. Sampah Organik : Sampah yang berasal dari sisa makanan(unsur alam) yang

    dapat diolah kembali menjadi bahan-bahan yang ramah lingkungan, seperti

    pupuk.

    2. Sampah Anorganik : Sampah yang berasal dari plastik-plastik, kertas-kertas,

    logam, ataupun kaleng-kaleng yang sulit diuraikan langsung oleh bakteri

    pengurai dan harus melewati proses daur ulang.

    3.1.3 Komponen dalam Sistem Pembuangan Sampah

    Komponen-komponen dalam sistem pembuangan sampah itu sendiri tidak terlalu

    banyak. Salah satu hal paling penting dan paling mendasar yang diperlukan diantaranya yaitu

    tempat sampah maupun lokasi untuk penampungan sampah. Pembagian jenis tempat sampah

    pada saat sekarang ini juga sudah mengalami peningkatan pesat. Pembagian jenis tempat sampah

    dapat dibedakan melalui beberapa hal diantaranya sebagai berikut.

    A. Berdasarkan jenis sampah Cair - Padat

    Disposal (sampah) dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :

    1. Disposal Padat

    Adapun disposal padat pada golongan ini

    adalah kertas-kertas, kaleng-kaleng, puntung

    rokok, plastik dan potongan logam.

    2. Disposal Cair

    Adapun sisa pembuangan sampah cair ini

    seperti sisa-sisa makanan.

    B. Berdasarkan Jenis Sampah Organik -

    Non Organik

    Pembagian sampah berdasarkan

    jenis ini dapat dibedakan berdasarkan

    Gambar 3.1`

    http://reaksi.com201306kebiasaan-

    membuang-sampah-sembarangan

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    8/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 8

    fungsi sampah tersebut. Yaitu sampah yang dapat di daur ulang atau digunakan kembali

    (Sampah Organik) dan sampah yang sulit untuk di daur ulang (Sampah Non-Organik).

    Selain itu sering juga kita temui

    jenis sampah Non-Organik yang tidak

    dapat ditaruh di tempat yang sama

    dengan sampah lainnya, yang sering kita

    sebut dengan sampah pecah belah.

    3.1.4 Pengelolaan Sampah

    Pengelolaan sampah adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengendalian

    timbulnya sampah, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan

    akhir/pembuangan sampah, dengan mempertimbangkan faktor kesehatan lingkungan,

    ekonomi, teknologi, konservasi, estetika, dan faktor-faktor lingkungan yang berkaitan

    dengan masyarakat.

    Gambar 3.3di atas menunjukan pola atau tahapan pengelolaan sampah.

    3.1.4.1Pengumpulan Sampah

    Sistem Pengumpulan sampah adalah cara atau proses pengambilan sampah

    mulai dari tempat pewadahan/penampungan sampah dari sumber timbulnya sampah

    Gambar 3.2

    http://drkurnia.wordpress.com20101005te

    mpat-sampah-warna-warni

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    9/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 9

    sampai ketempat pengumpulan semantara (TPS), hingga akhirnya ke tempat

    pembuangan akhir (TPA).

    Pada dasarnya pengumpulan sampah dapat dikelompokkan dalam 2 pola

    pengumpulan :

    1. Pola individual langsung

    Pengumpulan dilakukan oleh petugas kebersihan yang mendatangi tiap-

    tiap bangunan/sumber sampah (door to door) dan langsung diangkut untuk

    dibuang di Tempat Pembuangan Akhir. Pola pengumpulan ini menggunakan

    kendaraan truck sampah biasa, dump truck atau compactor truck.

    Gambar 3.4

    2. Pola individual tidak langsung

    Gambar 3.5

    Daerah yang dilayani kedua cara tersebut diatas umumnya adalah

    lingkungan pemukiman yang sudah teratur, daerah pertokoan, tempat-tempat

    umum, jalan dan taman.

    3.

    Pola komunal langsungPengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil

    sampah (rumah tangga, dll) ke tempat-tempat penampungan sampah komunal

    yang telah disediakan atau langsung ke truck sampah yang mendatangi titik

    pengumpulan.

    SUMBER SAMPAH PENGUMPULAN/

    PENGANGKUTAN

    PEMBUANGAN

    AKHIR

    SUMBER SAMPAH PENGUMPULAN

    DAN

    PENGANGKUTAN

    PENGANGKUTAN PEMBUANGAN

    AKHIR

    PEMBUANGAN

    AKHIR

    SUMBER

    SAMPAH

    WADAH

    KOMUNALPENGANGKUTAN

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    10/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 10

    Gambar 3.6

    4. Pola komunal tidak langsung

    Pengumpulan sampah dilakukan sendiri oleh masing-masing penghasil

    sampah (rumah tangga dll ) ke tempat-tempat yang telah disediakan/di tentukan

    (bin/tong sampah komunal ) atau langsung ke gerobak/becak sampah yang

    mangkal pada titiktitik pengumpulan komunal.

    Petugas kebersihan dengan gerobaknya kemudian mengambil sampah dari

    tempat tempat pengumpulan komunal tersebut dan dibawa ke tempat

    penampungan sementara atau transfer depo sebelum diangkut ketempat

    pembuangan akhir dengan truck sampah.

    Bila tempat pengumpulan sampah tersebut berupa gerobak yang mangkal,

    petugas tinggal membawanya ke tempat penampungan sementara atau transfer

    depountuk dipindahkan sampahnya ke atas truck.

    Gambar 3.7

    3.1.4.2Pengangkutan Sampah dan Pengumpulan Akhir (TPA)

    Pengangkutan, dimaksudkan sebagai kegiatan operasi yang dimulai dari titik

    pengumpulan terakhir dari suatu siklus pengumpulan sampai ke TPA pada

    pengumpulan dengan pola individual langsung, atau dari tempat pemindahan (Trasfer

    Depo, Trasfer Station), penampungan sementara (TPS, TPSS, LPS) atau tempat

    penampungan komunal sampai ke tempat pengolahan/pembuangan akhir.

    Berdasarkan hal tersebut ada beberapa cara pengangkutan sampah hingga

    pengumpulan akhir (TPA):

    1. Pola Individual Langsung.

    PEMBUANGAN

    AKHIR

    SUMBER

    SAMPAH

    WADAH

    KOMUNAL

    PENGUMPULAN,

    PEMINDAHAN

    PENGANGKUTAN

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    11/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 11

    Pengangkutan sampah untuk pengumpulan yang digunakan pola

    Individual Langsung, kendaraan yang digunakan untuk pengumpulan juga

    langsung digunakan untuk pengangkutan ke TPA. Dari pool, kendaraan langsung

    menuju ke titik titik pengumpulan (sumber sampah ) dan setelah penuh dari titik

    pengumpulan terakhir (dalam suatu rit atau trip). Setelah menurunkan sampah di

    TPA, kemudian kembali ke titik pengumpulan pertama untuk rit atau trip

    berikutnya, setelah penuh dari titik pengumpulan terakhir pada rit tersebut

    langsung menuju ke TPA demikian seterusnya dan akhirnya dari TPA langsung

    kembali ke pool.

    Gambar 3.8

    2. Pola Individual Tidak Langsung

    Gambar 3.9

    https://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture82.jpghttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture74.jpghttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture82.jpghttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012/06/picture74.jpg
  • 8/11/2019 Akustik Noise

    12/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 12

    Pengangkutan dari Transfer Depo tipe I dan tipe II, untuk pengumpulan

    sampah dengan pola individuai tidak langsung (menggunakan gerobak/becak

    sampah dan transfer depo tipe I atau II), angkutan sampahnya sebagai berikut:

    2.1Kendaraan angkutan keluar dari pool langsung menuju lokasi TD dan

    sampah sampah tersebut diangkut ketempat pembuangan akhir.

    2.2Dari TPA, kendaraan tersebut kembali ke TD untuk pengambilan /

    pengangkutan pada rit atau trip berikutnya. Path rit terakhir sesuai

    dengan yang ditentukan ,( jumlah sampah yang harus diangkut habis )

    kendaraan tersebut langsung kembali ke pool.

    2.3Dapat terjadi setelah sampah di salah satu TD habis mengambil

    sampah dari TD lain atau dari TPS/TPSS /LPS.

    2.4Selain itu dapat diatur pula pengangkutannya bergantian dengan TD

    lain sehingga tidak ada waktu idle dari Dump Truck.

    Hal ini dimungkinkan bila jarak TPA dekat ke TD sehingga waktu tempuh

    truck cukup singkat, sehingga bila langsung dari TPA menuju TD yang sama,

    kemungkinan akan menganggur menunggu gerobak yang sedang melakukan

    pengumpulan sampah dari rumah ke rumah (door to door). Denagn

    memperhitungkan waktu secara cukup cermat (waktu tempuh gerobak 1 trip dan

    waktu tempuh truk 1 trip). dapat disusun jadwal pengangkutan pada tiap TD.

    3.1.5 Solusi Pembuangan Sampah

    Adapun solusi pada setiap permasalahan sampah yang terdapat pada masing-masing

    bangunan diantaranya sebagai berikut.

    1.

    Untuk bangunan lantai satu, letakkan tempat sampah sesuai dengan penggunaanya

    dan penyesuaiannya tehadap efisiensi tempat.

    2. Untuk bangunan berlantai dua hingga tiga, pembersihan terhadap sampah masih dapat

    dilakukan dengan cara menyapu, menggunakan alat penghisap debu serta peletakkan

    tempat sampah di lantai dua ataupun tiga.

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    13/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 13

    3. Sedangkan untuk bangunan bertingkat lebih dari tiga lantai disarankan untuk

    menggunakan metode lift sampah yang sudah dijabarkan penggunaannya

    sebagaimana di atas.

    Dan untuk penanganan berdasarkan pada jenis sampah, adapun solusi yang dapat diberikan

    diantaranya :

    - Penanganan Sampah Organik

    Penanganan sampah organik ditujukan pada pembuatan kompos mandiri yang

    dilakukan di tiap rumah tangga dan tiap RT kampung. Prosesnya sangat mudah, murah

    dan bermanfaat dapat berasal dari sampah dapur (rumah tangga) ataupun sampah

    pekarangan (RT)

    - Penanganan sampah Non-Organik

    Di tiap rumah tangga harus memisahkan sampah plastik, logam dan kaca, serta

    kertas kemudian membuangnya ke tong-tong sampah sesuai jenis sampah yang telah di

    sediakan. Sampah-sampah tersebut akan di bawa ke tempat pengumpulan sampah untuk

    dipilih mana yang masih dapat dijual mana yang tidak dijual. Hampir semua sampah non

    organik dapat dijual ke pengepul.

    3.2Komponen Pengelolaan Sampah Pada Objek

    Komponen pendukung dalam pengelolaan sampah bersifat mendasar yaitu penyediaan

    tempat untuk produksi sampah itu sendiri. Pada objek ini terdapat beberapa komponen

    pengelolaan sampah sesuai dengan kebutuhan,kegunaan, dan usernya masing-masing.

    3.2.1

    Saluran Pembuangan Sampah

    Objek merupakan bangunan berlantai, tentu dalam pendistribusian sampahnya

    membutukan ruang sirkulasi kusus untuk mendistrubusikannya ke penampungan.

    Pertama-tama sampah dikumpulkan oleh roomboy dari kamar- kamar yang ada

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    14/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 14

    pada objek. Kemudian sampah dibungkus dalam polybag dan didistribukan turun ke

    lantai dasar melalui saluran pembuangan sampah seperti gambar di bawah.

    Gambar 3.10

    Setelah semua sampah didistribusikan turun ke lantai dasar, disanakan akan

    dipindahkan kembali ke bak penampungan sementara sebelum di angkut ke TPA,

    seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

    Gambar 3.11

    3.2.2 Penampungan Sementara

    Sebelum menuju ke penampungan akhir pada objek juga terdapat penampungan

    sementara. Penampungan sementara berfungsi sebagai penyuplay produksi sampah

    setiap harinya, yang akan di angkut oleh truck pengangkut sampah setiap harinya.

    Pada penampunagan sementara terdapat sampah sampah dari semua jenis

    penyaluran dan tempat sampah yang ada di objek sesuai dengan fungsi, kebutuhan,

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    15/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 15

    dan usernya masing-masing. Misalnya sampah dari garden, dapur, kamar hotel, dan

    tempat- tempat lainnya. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

    Gambar 3.12

    Gambar 3.13

    Dari gambar di atas tambk beberapa jenis sampah yang di tampung di

    penampungan sementara yang akan di angkut kembali menuju tempat pembuangan

    akhir.

    3.2.3 Tempat Sampah di Lingkungan Sekitar Objek

    Gambar 3.14

    Untuk menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih maka juga disediakan beberapa

    tempat sampah di lingkungan sekitar objek. Tempat sampah dibagi sesuai jenis dan

    karakter sampah. Tempat sampah ini terutama dikhususkan untuk karyawan hotel.

    3.3 Komposi Sampah Pada Objek

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    16/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 16

    Secara umum, komposis sampah ada dua yaitu sampah organic dan sampah

    anorganik. Pada objek observasi juga memiliki komposis yang sama diantaranya:

    3.3.1 Sampah Organik : Pada objek sampah jenis ini diproduksi dan

    didistrubusikan oleh garden dan kitchen.

    3.3.2 Sampah Anorganik : Pada objek, sampah jenis ini diproduksi dan

    didistribusikan oleh kamar-kamar pada hotel, ketchen, dan kantin.

    3.4 Produksi Sampah Pada Objek

    Berdasarkan dari pola pengelolaan sampah pada objek observasi maka untuk

    menentukan komposisi sampah dan kebutuhan ukuran wadah pada objek adalah dengan

    perhitungan. Seperti:

    1. Setiap 1 orang menghasilkan sampah 4 liter/hari, dimana presentasenya

    adalah 30% sampah organik dan 70% sampah anorganik. dengan perkiran

    sampah organic dihasilkan dari sisa makanan dan anorganik berasal dari

    pembungkus alat-alat, bahan-bahan, kebutuhan dari setiap orang/penghuni.

    Diperkirakan setiap unit ruang(kamar) terdiri dari 2 orang/penghuni. Sehingga

    untuk 1 unit ruang = 2 orang x 4 liter/hari maka akan menghasilkan produksi

    sampah 8 liter/hari.

    2. Setelah mendapat prakiraan kebutuhan produksi sampah per 1 unit ruang,

    kemudian dikalikan dengan jumlah unit ruang(kamar) di hotel tersebut. Yang

    mana jumlah kamar pada hotel ini 180 kamar (room). Maka perhitungannya

    adalah : 180 unit kamar x 8 liter/ hari =1.440 liter/hari

    3. Kemudian menentukan kebutuhan sampah dari aktivitas lain misalnya, Dapur,

    garden, kantin dan pegawai yang bekerja pada hotel ini. Maka produksi

    sampahnya diperkirakan 200 orang karyawan x 6 liter sampah/hari= 1.200

    liter/hari ditambah dengan produksi sampah dari dapur dan garden berkisaran

    300 liter/hari. Maka total produksi sampahnya= 1.500 liter/hari.

    Dari perhitungan asumsi produksi sampah di atas, maka di dapatkan kebutuhan

    untuk produksi sampah pada hotel ini adalah 2.940 liter/hari. Angka tersebut merupakan

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    17/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 17

    kebutuhan sampah di hari biasa sedangkan untuk hari libur meningkat 10% dari hari

    biasa. Sehingga perhitungannya :

    (100%+10%) x 2.940 liter/hari = 3.234 liter/hari libur.

    Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampah maksimal per hari pada

    objek ini adalah 3.234 liter.Dari perhitungan itu maka dapat di simpulkan untuk

    kebutuhan wadah sampah komunal berbanding lurus dengan kapasitas sampah per

    harinya yaitu 3.234 liter dijadikan kapasitas maksimal menjadi 3.250 liter/3.250 dm3

    dengan syarat maksimal truk sampah mengangkut sampah pada objek ini sekali dalam

    sehari.Jadi ukuran penampungan sampahnya ialah 3.250 liter/3.250 dm3= 3,23 m

    3

    Jadi didapatkan dimensi ukuran wadahnya (p x l x t) = (3m x 2m x 0.55m).

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    18/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 18

    BAB IV

    PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Berdasarkan data-data observasi di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

    Pada objek observasi menggunakan pengelolaan sampah secara vertical

    dari lantai atas menuju lantai dasar. Serta terdapat beberapa tempat

    penampungan sampah di berbagai titik tertentu.

    Komposisi sampah pada objek ialah sampah organic dan anorganik.

    Dari perhitungan produksi sampah perhari pada objek, maka di dapatkan

    kebutuhan sampah sebagai berikut:

    1. Produksi sampah per hari di hari biasa = 2.940 liter/hari

    2. Produksi sampah per hari di hari libur = 3.234 liter/hari

    3. Dari hasil perhitungan di atas didapatkan kapasitas maksimal yaitu

    3.234 liter/hari jadi didapatkan kapasitas maksimal untuk

    penampungan sementara pada objek yaitu 3.234 liter = 3.234m

    3

    .4. Maka didapatkan dimensi bak penampungan yaitu(p x l x t) = (3m

    x 2m x 0.55m).

    4.2 Saran

    Dari data dan observasi di atas. Dapat kami lihat bahwa produksi sampah pada

    objek ini setiap harinya sangat membengkak sedangkan system

    pengelolan/pembuangannya hanya mengandalkan pada TPA terdekat, jadi pengangkutan

    jumlah sampah yang besar tersebut minimal harus dilakukan setiap hari untuk

    mengurangi pembludakan sampah. Jadi perlu dilakukan pengelolaan lai untuk

    mengurangi pembengkaan jumlah sampah. Misalnya join dengan peternak hewan untuk

    sampah bekas/basah dapur yang mungkin bisa dijadikan pakan ternak merekan, dan juga

  • 8/11/2019 Akustik Noise

    19/19

    Sains & utilitas 1| sistem plumbing 19

    mungkin pengolahan kembali bahan-bahan yang bisa di daur ulang ataupun digunakan

    kembali.

    DAFTAR PUSTAKA

    Neufert, Ernest.Data Arsitek,Jilid 1 Edisi 33. Erlanga:Ciracas Jakarta

    https://jujubandung.files.wordpress.com/2012

    http://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/04/sistem-sampah-.html

    http://darkspecialistd.blogspot.com/2012/11/sistem-sampah-dan-pengelolaan.html

    http://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/sistem-pengangkutan-sampah.html

    https://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-

    tempat-sampah.htm

    https://jujubandung.files.wordpress.com/2012http://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/04/sistem-sampah-.htmlhttp://darkspecialistd.blogspot.com/2012/11/sistem-sampah-dan-pengelolaan.htmlhttp://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/sistem-pengangkutan-sampah.htmlhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttps://ciptaabadi11.itrademarket.com/3086799/sulo-tempat-sampah-sulo-tempat-sampah-fiber-tempat-sampah.htmhttp://arsitekistn.blogspot.com/2011/04/sistem-pengangkutan-sampah.htmlhttp://darkspecialistd.blogspot.com/2012/11/sistem-sampah-dan-pengelolaan.htmlhttp://ilmu-konstruksi.blogspot.com/2013/04/sistem-sampah-.htmlhttps://jujubandung.files.wordpress.com/2012