ii Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Tribute To Maswan;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Penulis :
Tim Penulis
Penyunting :
Alex Yusron Al Mufti dan Azaz Riyadi
xii + 124 halaman : 14,5 x 21,5 cm
ISBN : 978-623-94113-2-9
Cetakan pertama, Agustus 2020
Desain dan Lay out :
Akash Talenta Muhammad
Diterbitkan oleh :
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitsa Islam Nahdlatul Ulama Jepara
iii Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, akhirnya kami berhasil mengkompilasikan
tulisan-tulisan tentang seorang motivator, teladan dan guru kami.
Dalam buku ini ada 44 orang yang menuliskan secara singkat
pengalaman selama bergaul bersama bapak Drs. Maswan, MM.
Masing-masing penulis memiliki kesan tersendiri ketika bertemu,
komunikasi dan berdiskusi bersama dengan almarhum.
Kami merasa perlu untuk menyatukan tulisan-tulisan
tersebut kedalam sebuah buku ini mengingat banyak inspirasi yang
dapat dijadikan teladan dari seorang Pak Maswan semasa hidupnya.
Kami berharap hadirnya buku ini mampu menghibur keluarga,
teman, rekan kerja, mahasiswa, murid dan siapapun yang pernah
mengenal Pak Maswan.
Pak Maswan telah memberikan teladan kepada kami bahwa
begitu pentingnya mengabadikan karya melalui tulisan. Buku
sebagai karya beliau telah banyak diterbitkan. Buku ini diterbitkan
pada 100 hari wafat beliau. Semoga Buku ini dapat melengkapi dan
menemani deretan panjang buku-buku yang telah ditulis Pak
Maswan.
Kami mohon maaf apabila masih banyak temuan
kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyuntingan serta
editing naskah yang telah ditulis oleh para penulis dalam buku ini.
Tentu masih banyak kisah dan cerita inspiratif bersama Pak Maswan
yang belum sempat ditulis dalam buku ini. Setidaknya langkah kecil
ini dapat mengabadikan pengalaman-pengalaman nyata untuk
dijadikan pelajaran dimasa mendatang.
iv Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Mari kita kirim
hadiah bacaan surat “al-Fatihah” untuk beliau. Mudah-mudahan
buku ini menjadi amal jariyah yang pahalanya sampai kepada
almarhum. Semoga selalu mendapatkan rahmat dan maghfirah
Allah SWT.
Al-fatihah.[]
Jepara, 1 Agustus 2020
Tim Penyunting
v Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PENGANTAR
PERWAKILAN KELUARGA
Buku ini mengenai al-marhum wa al-maghfur lah Bapak
kami, Drs. Maswan, M.M (21 April 1960 - 4 Mei 2020). Buku biografi
yang ditulis oleh rekan-rekan dosen dan kolega ini merupakan
sekumpulan bunga rampai dalam mengenang Bapak. Semacam
buku sejarah kesaksian hidup tentang sosok Bapak yang berhasil
terekam secara epic di benak rekan sejawatnya, baik di kampus
Unisnu maupun di lembaga organisasi yang pernah diikuti.
Kami, putra putrinya, lebih mengetahui Bapak sebagai sosok
yang tak henti menimba dan mengajarkan ilmu hingga akhir
hayatnya. Sejak masa muda sudah berkiprah dan berjuang di dunia
pendidikan sebagai guru. Berkhidmat di lembaga pendidikan NU
sampai Bapak menjadi pengurus LP Ma’arif Kabupaten Japara era
KH. Mahfud Asymawi.
Pada saat Bapak menjadi pengurus itulah, Bapak diminta
untuk menjadi dosen di INISNU Jepara pada awal-awal berdiri era
Dr. (HC) KH. Sahal Mahfudz yang saat itu menjadi rektor sekaligus
Rais Amm PBNU. Unisnu diawal berdirinya belum punya kampus
sendiri, masih menumpang di MA Darul Ulum Purwogondo
Kalinyamatan. Bapak termasuk pelaku sejarah awal berdirinya
INISNU yang sekarang bertransformasi menjadi UNISNU dan
menjadi kampus kebanggan NU Jepara saat ini.
Semangat menimba ilmu itulah yang mendorong Bapak
melewati batas tempat kelahirannya di Kota Jepara, sehingga
membawa ke kota Apel Malang. Bapak belajar ilmu Pendidikan di
IKIP Malang, kemudian menamatkan program Magister Manajemen
vi Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
di Surakarta dan melanjutkan program doktoral di Universitas
Negeri Semarang.
Semangat keilmuan Bapak tampak tertanam sejak remaja.
Kala itu saat masih menjadi mahasiswa di Kota Malang, Bapak sering
menuangkan ide-idenya lewat tulisan yang dikirim di media massa.
Kegemarannya membaca dan menulis itulah yang mengantarkan
Bapak menjadi wartawan kampus dan mendirikan Himpunan
Mahasiswa Penulis yang diketuai Bapak.
Bapak memang gemar menulis, menyebarkan keluasan dan
kedalaman ilmu yang ditimbanya menjadi opini. Bacaannya lewat
batas, seperti tampak dari rujukan dalam berbagai tulisannya.
Tulisan-tulisannya di berbagai surat kabar, sejak ia remaja selalu
rapih ia kliping hingga beratus-ratus lembar. Beragam tulisannya
fokus menyoroti tentang dunia pendidikan, perpolitikan,
kebudayaan, keagamaan dan beragam tema lainnya.
Saat Almarhum menjadi dosen di Universitas Nahdlatul
Ulama (UNISNU) Jepara, Bapak tetap membagikan ilmu
kepenulisannya kepada mahasiswa dan rekan mengajarnya. Bagi
Bapak, menulis adalah sebuah seni yang tidak akan pernah hancur,
karena baginya sebuah tulisan akan selalu abadi bahkan sampai
penulisnya tiada. “Jika berbicara bisa, mengapa tidak ditulis”,
menjadi jargon andalannya saat menyemangati orang-orang yang
ingin memulai menulis. Bagi Bapak, menulis menjadi salah satu cara
mengisi bejana jiwanya agar tetap hidup.
Sekarang, melintas banyak kenangan semasa Bapak
membesarkan, mendidik dan membimbing kami bertiga, anak-
anaknya. Bapak adalah figur yang hangat, bijak, suka bercanda dan
tidak mudah marah. Sosoknya yang terlihat garang dan galak
vii Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
tenyata memiliki selera humor dan kelucuan yang selalu dirindukan.
Kehangatan bapak dengan keluarga tercermin saat moment
romantisme dengan Ibu masa mudanya diceritakan ulang kepada
kami. Bagi Bapak, Ibu adalah sosok pendamping terhebatnya.
Terasa belum lama Bapak masih bersama kami,
membersamai dalam bincang dan diskusi ringan. Kini ia telah
pulang mendahului kami semua. Tepat setelah ulang tahunnya ke
60, Bapak meninggalkan kami semua. Bapak dipanggil waktu sahur
selepas melaksanakan shalat tahajud di malam 11 Ramadhan. Bapak
meninggalkan kami dengan sebaik-baiknya peninggalan. Terhitung
mulai saat itulah tugas Bapak selesai dan diteruskan oleh anak
cucunya untuk berjuang dalam pendidikan.
Bapak meninggalkan Istri Rochis Zunaidah dan putri
sulungnya Aida Farichatul Laila yang sekarang tinggal di Mayong
bersama suami Ahmad Kholas Syihab dan Muhammad Ghezwany
Syihab cucu lelakinya. Meninggalkan putri kembar Ulfa Izzatun
Fauziyah dan Ulfi Fardiatun Nasichah yang saat ini masih kuliah di
UNISNU Jepara. Semoga kami yang ditinggalkan diberikan
kekuatan dan ketabahan sehingga bisa meneruskan perjuangan
Bapak.
Atas nama ahli waris almarhum, kami menyampaikan
penghargaan kepada para penulis buku ini. Semoga kandungan
yang tersurat dalam buku ini maupun yang tersirat memberi
manfaat kepada para pembaca. Amiiin
Jepara, 02 Agustus 2020
Aida Syihab
(Putri Pertama Almarhum)
viii Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Drs. Maswan, MM
21 April 1960 - 4 Mei 2020
ix Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................... iii
PENGANTAR PERWAKILAN KELUARGA ...................................... v
DAFTAR ISI ..................................................................................... ix
KEBERSAMAAN PAK MASWAN .................................................... 1
Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag .............................................................. 1
SOSOK INFLUENCER YANG PERIANG .......................................... 3
Prof. Dr. Waras Kamdi .............................................................................. 3
SOSOK PENGINSPIRASI ................................................................. 5
Dr. Rini Werdiningsih, MS. ...................................................................... 5
MEWARISI KETEKUNAN Sdr. MASWAN ...................................... 7
Dr. H. Akhirin, M.Ag. .................................................................................. 7
SOSOK TEMAN, SUAMI, BAPAK, SAHABAT YANG KREATIF,
PRODUKTIF DAN INSPIRATIF ..................................................... 10
Prof. Dr. Hj. Murbangun Nuswowati, M.Si. ..................................... 10
TEMAN PERJUANGAN ................................................................. 15
Dr. H. Barowi, M.Ag. ................................................................................ 15
KOMITMEN TINGGI TERHADAP TUGAS .................................... 16
Drs. H. Mahalli, M.Pd. .............................................................................. 16
PAK MASWAN: KOLUMNIS PROLIFIK ITU TELAH PERGI ......... 17
Ahmad Saefudin ....................................................................................... 17
SANG TELADAN ............................................................................ 21
Alex Yusron Al Mufti ............................................................................... 21
PAK MASWAN, TETAP HADIR BERSAMA KAMI ....................... 24
Azaz Riyadi .................................................................................................. 24
x Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MASWAN DAN DAKWAH BIL QOLAM ...................................... 29
Ma’as Shobirin, M.Pd .............................................................................. 29
BEDA SATU HURUF ...................................................................... 31
Miswan Ansori ........................................................................................... 31
PEGIAT MEDIA MASSA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK
LEMBAGA ...................................................................................... 32
M. Novailul Abid ....................................................................................... 32
GORESAN KENANGAN DRS. MASWAN, MM. ........................... 35
Muhammad Nofan Zulfahmi ............................................................... 35
PAK MASWAN, PENJAGA KHITTAH LITERASI DARI UNISNU . 38
Sholahuddin Muhsin ............................................................................... 38
MEMBANGUN PENDIDIKAN MELALUI TULISAN ...................... 41
Dr. H. Nur Khoiri, M.Ag. ......................................................................... 41
SANG ELIT YANG MERANGKUL SI ALIT ..................................... 45
Sukarman, M.Pd.I ...................................................................................... 45
SOSOK YANG SELALU MEMBERI MOTIVASI ............................. 47
Miftakhurrohman ..................................................................................... 47
SOSOK BERSAHAJA DAN RELIGIUS ITU TELAH TIADA... ......... 51
Rukhaniyah ................................................................................................. 51
MASWAN DAN CITA-CITA TERPENDAM ................................... 54
Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag ........................................................... 54
TETAP DIHATI ............................................................................... 57
Yushinta Eka Farida.................................................................................. 57
MENJAGA WARISAN SEORANG PENULIS ................................. 60
Dedi Merisa ................................................................................................ 60
ABAH WAN, NGREGANI YANG MUDA ...................................... 64
Abdul Wahab Saleem ............................................................................. 64
FIGUR BAPAK ................................................................................ 67
xi Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Anita Afrianingsih ..................................................................................... 67
SURAT UNTUK BAPAK MASWAN DI SURGA ............................ 69
Aliva Rosdiana ........................................................................................... 69
DRS. MASWAN, MM: AKTIVIS, PENULIS DAN AKADEMISI ..... 71
Dr. H. Subaidi, M.Pd. ............................................................................... 71
MENGENANG SANG “THE BEST MENTOR” ............................... 74
Edi Susilo ..................................................................................................... 74
ISYARAT KEPERGIAN PAK MASWAN ......................................... 77
H. Mufid ....................................................................................................... 77
SANG WIRABRADJA TELAH TUTUP USIA.................................. 78
Santi Andriyani .......................................................................................... 78
PENYADARAN PRESTISE SANG PENULIS POPULER ................. 80
Eka Setya Budi ........................................................................................... 80
MENELADANI BABE MASWAN ................................................... 82
Ahmad Kholas Syihab ............................................................................. 82
PERJUMPAANKU DENGAN PENULIS PRODUKTIF ITU ............. 86
H. Hisyam Zamroni .................................................................................. 86
MASWAN: HIDUP SEUTUHNYA UNTUK PENDIDIKAN ............ 88
Khoirul Muslimin ...................................................................................... 88
PEMIMPIN KHARISMATIK DAN BERSAHAJA ........................... 98
Aprilia Riana Putri ..................................................................................... 98
MASWAN SANG MOTIVATOR ................................................. 100
Muhammad Natsir ................................................................................ 100
PAK MASWAN, AKADEMISI YANG DITERIMA DI “WARUNG
KOPI” .................................................................................... 102
Fathur Rohman ...................................................................................... 102
BAPAK PEMBIMBING DAN PEMBINA ..................................... 106
Ita Widayati.............................................................................................. 106
xii Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
BAPAK MASWAN; SOSOK PENULIS BEREMPATI TINGGI ..... 108
Azzah Nor Laila ...................................................................................... 108
JANGAN MENYERAH DENGAN USIA ...................................... 110
Sholihatun ................................................................................................ 110
PENGGEMAR JENGKOL DAN SOSOK SEDERHANA ............... 112
Abdul Wahid ........................................................................................... 112
DOSEN IDEAL ............................................................................. 113
H. Ali As’ad ............................................................................................... 113
SEMANGAT 45, BABE MASWAN SELAMAT JALAN ............... 114
Muhammad Miqdad Sya’roni ........................................................... 114
PENULIS YANG JENAKA ........................................................... 119
Darnoto ..................................................................................................... 119
SEBUAH KEPULANGAN ............................................................ 121
Ulfa dan Ulfi ............................................................................................. 121
1 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
KEBERSAMAAN PAK MASWAN
Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag
Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Pak Maswan menjalani hidup dengan sempurna,
Allahummaghfir lahu warhamhu. semoga Allah mengampuninya
dan mengasihinya. Saya merasakan ada togetherness spirit
(semangat kebersamaan) Pak Maswan, sebagai misteri yang
menampilkan potensi emosionalnya yang mendalam. Hal ini
terbaca melalui seni menulisnya, trampil mengajar, rajin
berorganisasi, kekuatan ideologinya yaitu Islam Ahlussunnah wal-
Jama'ah, seni berteman dari berbagai kalangan, mengurus masjid di
lingkungannya, terbilang sebagai anggota dewan pendidikan
provinsi Jawa Tengah, merintis dan menjadi Ketua Aliansi Dosen
Nahadla Jawa Tengah dan DI Jogyakarta. Yang menarik, Pak
Maswan aktif di Koordinatorat LP Ma'arif Kecamatan Mlonggo dan
sebagai guru di Madrasah Mathalibul Huda, sampai akrab dengan
sesepuh Jam'iyyah NU, dan Kiai Mahfudz Asymawi pun
mempercayainya dan mengajak bersama ngurusi pendirian Institut
Islam Nahdlatul Ulama (INISNU), yang kemudian berkembang
menjadi UNISNU.
Kemampuan Pak Maswan mengungkapkan dirinya, tetap
merupakan bukti keunggulan kepribadian dirinya. Dari awal riwayat
spirit kebersamaan, terlihat dari motif seni mengolah kayu dan motif
mengekspresikan bahasa yang mendorongnya untuk "menulis".
Dua hal ini bukti kemampuan reflektif seorang Pak Maswan.
2 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Kecekatan tangannya amat erat hubungannya dengan banyaknya
kolega yang hadir dan makin akrab, baik dari kalangan murid, santri,
guru, kiai, bahkan dosen dan pejabat.
Perkembangannya kemudian, adalah seni yang melekat
pada diri Pak Maswan justru mengemban arti dan fungsi
menyenangkan "mata" dan "pikiran" orang, karena tulisannya di
media massa dibaca. Sesuatu yang dipersepsi sebagai "nilai artistik"
menjadi kristal-kegiatan manusia spesifik Pak Maswan, yaitu untuk
mengungkapkan penghayatan emosionalnya yang mendalam
mengenai pengalaman-pengalaman manusiawinya. Dalam kawasan
khas Pak Maswan ini, kegiatan seni bernuansa kebersamaan
mempunyai motif yang bisa disebut transsurvival.
Pak Maswan memang sudah berada di alam baqa',
keabadian tanpa batas untuk menghadap Allah Al-Ghafur Al-Rahim,
Tuhan yang mencurahkan ampunan dan kepengasihan. Akan tetapi
dunia yang ditinggalkannya mewariskan investasi semangat untuk
optimis dengan realitas-realitas yang positif. Semangat
kebersamaan yang diwariskan, menjadi benih kesadaran sosial baru
bagi kita teman-teman yang meneladani kebajikannya sebagai amal
shaleh Pak Maswan. Dengan amal shaleh-mu Pak Maswan.. Allah
mencurahkan maghfirah dan rahmah-Nya. Amiin
3 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SOSOK INFLUENCER YANG PERIANG
Prof. Dr. Waras Kamdi
Guru Besar Universitas Negeri Malang
Anda yang belajar psikologi kepribadian pasti mengenal
tipe-tipe kepribadian manusia, yang di antaranya disebut tipe
influencer. Orang dengan tipe ini digambarkan optimis, terbuka,
dan mudah bergaul dengan orang lain. Sebagian besar dari mereka
adalah kreatif secara alami dan memiliki keingintahuan yang
meledak-ledak. Mereka adalah tipe pebelajar sepanjang hayat.
Maswan, ia adalah pemilik kecerdasan influence itu. Sosok
yang senantiasa mengedepankan hubungan dengan orang lain.
Siapa pun Anda yang pernah mengenal dirinya pasti tak mudah
melupakan senyum dan tawa lepasnya yang khas itu. Ia suka bicara
apa saja, dan betapa ia yang sangat fashionable, terutama dalam
merawat kumisnya. Ia juga pegiat sosial yang sangat baik,
pribadinya selalu bergelora membela yang lemah, disertai
kreativitasnya yang tak pernah henti, di tengah kepribadian
hidupnya yang mengalir begitu saja, riang penuh keramahan, dan
optimistis.
Perkenalan saya dengan Maswan bermula ketika kami sama-
sama aktivis kampus di IKIP Malang, di awal 1980-an. Ia aktivis
Pramuka, tapi saya tidak. Kami ketemu di komunitas Pers
Mahasiswa, yang kemudian nama Pers Mahasiswa itu diganti
dengan Jurnalistik Kampus oleh Mendikbud Daud Joesoef ketika
melakukan Normalisasi Kehidupan Kampus di zaman Orde Baru.
4 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Kami berhimpun dalam wadah bernama Himpunan Mahasiswa
Penulis. Pengalaman romantik yang tak pernah terlupakan bersama
Maswan saat itu adalah ketika kami sempat jadi “anak nakal”.
Sebuah reportase berjudul “Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing
Melompat-lompat” yang kami tulis di koran kampus dianggap
kurang ajar. Tulisan itu berisi laporan kritis tentang pagelaran seni
kampus yang mengandung pesan kurang edukatif, melibatkan
anak-anak di bawah umur. Tulisan itu sempat membuat sebagian
pejabat kampus kebakaran jenggot, dan saya terpaksa harus
menunda ujian skripsi satu semester, Maswan tak luput dari teror si
pemilik acara. Tetapi, berkat peran Pak Muhadjir Effendy, pembina
kami saat itu, persoalan selesai dengan baik. Sejak itu persahabatan
kami bermula.
Maswan, juga sosok yang suka berpikir rapi. Rupanya habit
menulisnya yang terpupuk dari kampus itu terus kebawa hingga
akhir hayat. Ia aktif menulis opini di media massa, terutama di
Harian Suara merdeka, sebagai bentuk kepeduliannya pada
berbagai persoalan kemasyarakatan dan bangsa. Ia juga konsisten
“mengerjakan apa yang ditulis, dan menulis apa yang ia kerjakan”.
Ketika masih kuliah di IKIP Malang ia sudah bisa hidup dari
mengukir dengan motif tradisional khas Jepara, dan merangkai
janur, serta menulis modulnya dan melatih kawan-kawan
mahasiswa lainnya. Betapa rules berpikir dan bekerja yang rapi,
konsisten, dan cermat telah menjadi atribut yang melekat pada
pribadi beliau hingga akhir hayatnya.
Selamat jalan, kawan.
5 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SOSOK PENGINSPIRASI
Dr. Rini Werdiningsih, MS.
Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jateng,
Pengurus ADN Jateng & DIY
Innalillahi wa inna ilillahi rojiun. Kaget, Sedih bercampur
menjadi satu. Hari itu Senin 4 Mei 2020 pukul 03.00 pagi telah
engkau panggil sahabat kami Drs. Maswan, MM. menghadap di hari
baanmu. Semoga Allah SWT memudahkan langkahnya,
mengampuni dosa-dosanya dan menerima semua amal ibadahnya.
Aamiin.
Bagi kami teman-teman di Dewan Pendidikan Provinsi
Jateng. Pak Maswan adalah sosok teman yang baik hati, peduli,
rajin, memiliki disiplin yang tinggi, dan selalu menginspirasi. Tidak
hentinya almarhum selalu mengingatkan kami teman-temannya,
untuk mau menyisihkan waktu menyempatkan diri menulis. Masih
terngiang apa yang beliau ucapkan .”Ayooo bu terus menulis….” itu
yang selalu beliau katakan, apabila bertemu.
Karya-karyamu selalu menginspirasi kami pak Mas ……...
Kami banyak belajar darimu, tentang berbagai hal. Ragamu boleh
pergi, namun kebaikan dan semangatmu, selalu ada di hati kami
sahabat-sahabatmu. Engkau yang baik hati dan selalu
menginspirasi………..
Kagem Keluarga besar almarhum bapak Maswan, Ibu
Maswan, putri-putrinya, menantu serta cucu. Semoga diberikan
6 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
kekuatan dan keikhlasan serta selalu diberikan kesehatan dan
kebahagiaan. Aamiin yaa robbal alamin.
7 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MEWARISI KETEKUNAN Sdr. MASWAN
Dr. H. Akhirin, M.Ag.
Wakil Rektor 1 Unisnu Jepara
“Sopo tekun, bakal tekan”. Itulah kira-kira falsafah hidup Sdr
kita Maswan. Kita semua tahu bahwa Sdr Maswan adalah insan
biasa-biasa saja . Tidak pinter bangetlah kira-kira. Namun dengan
modal tekun semua yang mau tekan. Ini adalah pengamalan ajaran
Allah swt dalam surat al Ankabut ayat 69. (Wal ladziina jaahaduu
fiina lanahdiyannahum subulunaa). Di antara pelajaran yang dapat
kita unduh dari ayat ini adalah “dengan modal sungguh-sungguh
Allah akan menunjukkan berbagai jalan”.
Tiga ketekunan yang harus kita teruskan dari Saudara kita
Maswan.
1. Tekun menggalalang silatur rahim.
Dengan tekun menggalang silatur rahim Maswan bisa menjadi
salah satu pengurus Dewan Pendidikan Jawa Tengah. Dengan
tekun menggalang silatur rahim Maswan bisa menjadi salah
satu deklarator Aliansi Dosen Dahadla (ADN ) di Unisma
Malang.
Dengan tekun menggalang silatur rahim Maswan menjadi
Ketua ADN defisi Jateng dan DIY. Dengan tekun menggalang
silatur rahim Maswan bisa menjadi salah satu asesor Akriditasi
SMA – MA di Jawa Tengah. Dan masih banyak lagi jabatan dan
status yang saya tidak tahu. Alhamdulillah Maswan selalu
8 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
membawa bendera UNISNU Jepara. Berarti kita hutang budi
dengannya.
Dengan tekun menggalang silatur rahim Maswan mampu
menulis buku Untaian Pesan Pernikahan, sebagai souvenir
pernikahan anak pertamanya ini. Dalam buku terebut, Maswan
mengumpulkan pesan-pesan pernikahan yang bagus sekali
dari tokok-tokoh agama sampai tokoh politik antara lain KH
Sya’roni Ahamadi (sesepuh Kudus), Prof Dr H Muhajir Efendi
(Menteri Pendidikan Nasional), Prof Dr H Ahmad Rafiq MA
(Pengurus MUI Jawa Tengah, Direktur Pasca Sarjana UIN
Walisongo), H Nusron Wahid ME (politikus Nasional), Dr. H
Sa’dullah Assa’idi M. Ag (Rektor Unisnu Jepara) dan masih tak
terhtitung lagi penulis lainnya dalam buku pesan pernikhan
tersebut.
2. Tekun membaca ayat (kitabiyah maupun kauniyah) Buku dan
situasi. Maswan tekun dan cerdas membaca , baik ayat
kitabiyah maupun ayat kauniyah (buku maupun situasi). Tulisan
Maswan selalu laku jual karena temanya selau hangat. Apa
yang ditulis dalam artikel harian selalu hal-hal sedang di bahas
umat. Tulisannya selalu selalu menarik, baik isi, redaksi maupun
ekspresinya. Oleh karenanya surat kabar gemar memuatnya.
Dan lagi-lagi dalam koran itu Maswan selalu membawa nama
Unisnu Jepara
3. Tekun menulis yang telah di baca.
Salah satu amal jariyah adalah tulisan. Maswan memiliki dua
kelebihan yang sulit di tiru yaitu ahli kalam (pidato) dan ahli
qalam (menulis). Maswan sering cerita kepada saya bahwa
9 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
setiap ada bahan yang layak di tulis, semalampun dia tekun
menulisnya (asal di temani rokok).
Berikut tulisan yang saya ketahui:
a. Buku Ajar Teknologi Pendidikan
b. Untaian Pesan Pernikahan
c. Artikel harian dalam berbagai surat kabar.
Semoga almarhum ngunduh amal jariyah ini di kuburnya.
10 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SOSOK TEMAN, SUAMI, BAPAK, SAHABAT YANG KREATIF,
PRODUKTIF DAN INSPIRATIF
Prof. Dr. Hj. Murbangun Nuswowati, M.Si.
Dosen UNNES dengan Bidang Ilmu: Pendidikan Kimia
Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah
Pak Maswan adalah teman yang menyenangkan, teman
yang selalu suka menulis dengan tulisan kreatif dan terkini. Berita
yang baru tren di masyarakat selalu di respon dengan tulisan yang
mudah diresapi oleh kalangan masyarakat biasa. Sebetulnya baru
berteman dengan beliau mulai dari dilantiknya kami (ber 13) oleh
bapak Gubernur Jawa Tengah, menjadi dewan Pendidikan Provinsi
Jawa Tengah” periode 2017-2022. Minimal satu kali dalam sebulan
kami bertemu. Kami langsung bersatu dan akrab dalam
menjalankan tugas tersebut. Terima kasih inspirasinya untuk lebih
rajin menulis. Tulisannya yang mudah dinikmati, merupakan
keadaaan nyata yang terjadi yang sedang tren.
Ketika kabar itu muncul di WAG, Sesaat aku seolah tak
percaya. Namun sekian menit berikutnya aku pun tersadar bahwa
dalam hidup ini kita sering disodorkan dengan kenyataan
kenyataan yang tak terduga. Apalagi kematian, siapapun tak ada
yang bisa untuk menghindar. Banyak contoh orang yang sudah
sakit, bertahun-tahun tetap diberi kehidupan, diparingi sehat
kembali. Banyak juga yang tidak sakit tiba-tiba meninggal. Bersama-
sama bersepeda dengan teman-teman mengelilingi kampus
konservasi, karena masih muda, merasa masih kuat mendahului
11 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
teman teman senior dengan berucap, ayo semangat, ayo semangat,
tiba-tiba berhenti sampai yang senior sudah sampai juga di area dia
berhenti. Senior bertanya: kenapa berhenti, sambil lanjut bersepeda.
Senior yang lain ada yang ikut berhenti di area yunior berhenti tadi,
ternyata yunior tadi sudah meninggal.
Ada juga di acara FGD di acara dinas pendidikan, dua orang
sebagai narasumber. Narasumber 1 sudah selesai, ganti nara
sumber yang ke 2. Peserta menyaksikan sungguh-sungguh, karena
topik tersebut sangat penting. Memberi materi sambil duduk, dan
baru kalimat yang ke dua kok diulang-ulang, dalam video di Hp
(saya sempat merekam) ada yang bilang kok pelo ya? Sebentar
kemudian mukanya menelungkup ke meja. Acara berhenti sebentar,
membawa narasumber ke 2 tadi ke rumah sakit, kita berdoa
bersama supaya dapat penanganan yang bagus dan sembuh. Dua
puluh menit kemudian ada kabar, bahwa narasumber ke 2 tadi
sudah meninggal. Walau contoh-contoh seperti itu banyak dan
berulangkali, namun untuk kabar pak Maswan ini, masih saja aku
diliputi rasa tak percaya. Kecuali itu, langsung terbayang di pelupuk
mataku isterinya yang cantik, putrinya yang cantik, lebih-lebih
cucunya yang ganteng, harus ditinggal menghadap sang Khaliq.
Semua harus tetap semangat menjalani kehidupan tanpa
panjenengan.
Saya pribadi langsung teringat saat ditinggal ibu. Ibu yang
tidak pernah sakit serius, tahun 2003 (dalam usia 76 tahun) telah
meninggalkan kami. Semua saudara mengira kalau yang seda
adalah bapak, karena di sekitar waktu tersebut bapak sering
opname karena tekanan tinggi dan diabet. Betapa berbedanya
bapak sepeninggal ibu. Setiap melihat sesuatu, misal makanan
12 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
kesukaan ibu pasti cepat-cepat masuk kamar dan menangis. Sosok
bapak yang sangat kami banggakan, ternyata bisa menangis. Kami
berenam berusaha menghibur bapak, yang sebetulnya kami sendiri
juga sangat kehilangan. Tahun 2005 bapak menyusul dipanggil
sang khalik. Walau bapak sudah usia 81 tahun saat itu, tetap saja
sampai saat ini, bayangan bersama mereka, kesedihan terutama
kebahagiaan masih selalu terbayang di pelupuk mata. Sampai saat
ini, jika kami mendapat kebahagiaan, wah betapa ibu bapak
senangnya andai menyaksikan ini semua. Entah budaya apa ini,
kakak dan adikku atau yang lain selalu bilang: saat ini ibu bapak juga
melihat kok/menyaksikan kita, sambil pada tersenyum. Pendidikan
yang luar biasa, harus berbuat baik sama siapa saja. Selalu
menyantuni anak-anak yang tidak mampu bersekolah. Pendidikan
yang istimewa dari orang tua, betul-betul sangat bermanfaat ketika
di kampus atau di tempat kerja mengalami ketidakadilan,
ketidakbenaran, ketidaknyamamanan. Perlakuan-perlakuan yang
tidak laik tersebut dilakukan oleh seorang pejabat, yang hanya
percaya pada hasutan dari seseorang. Saya yakin saat ini yang
dirasakan Isteri dan putra putri bapak Maswan adalah seperti itu.
Memang pak Maswan telah meninggalkan kita semua untuk
selama-selamanya, menghadap Sang Khaliq. Dari pengamatan
pribadi, pak Maswan adalah orang yang telah menjalani hidup
dengan sepenuh hati. Kita menyadari bahwa antara hidup dan mati
memang tidak ada batasnya. Ada yang punya istilah sangat tipis
jaraknya dan kita tidak pernah tahu kapan kematian itu akan datang
menjemput. Kematian adalah sebuah kepastian yang akan menyapa
setiap makhluk bernyawa. Dalam QS. Ali Imran: 185 Allah SWT
berfirman: “Setiap tubuh yang berjiwa pasti merasakan mati,
13 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
bahwasanya pahalamu akan disempurnakan (dibayar) di hari
kiamat. Barang siapa dihindarkan dari neraka dan diangkat ke sorga,
sungguh menanglah dia. Tiadalah kehidupan di dunia ini, kecuali
hanya kesenangan palsu yang memperdaya”.
Setiap orang menyadari bahwa hidup ini ada batasnya,
hidup ini akan berakhir. Hanya saja kapan dan bagaimana kita akan
menghadapi kematian, tak seorang pun yang tahu. Firman Allah
SWT: “Seseorang tidak tahu pasti apa yang akan diperbuatnya
besok pagi, dan tidak pula mengetahui secara pasti di bumi/daerah
mana ia akan mati” (QS. Luqman: 34).
Ajal akan datang pada saat yang Allah tetapkan, tanpa ada yang
bisa menunda atau mempercepatnya. “… ketika ajal mereka tiba,
mereka tiada daya menangguhkannya ataupun menyegerakannya
sesaatpun” (QS. Al-A’raf: 34).
Ketentuan ini memberi peringatan kepada kita untuk
senantiasa bersiap-siaga menuju kematian. Cerita-cerita tentang
peristiwa kematian mendadak harus kita ambil hikmahnya. Rahasia
kematian mengajarkan produktivitas tinggi pada manusia. Karena
tidak tahu kapan akan dipanggilNya, maka manusia diajarkan
senantiasa mencetak karya-karya terbaik sepanjang masa. Manusia
juga diajarkan untuk senantiasa membina hubungan silaturahim
yang baik dengan semua orang di setiap kesempatan. “Jangan ada
dusta diantara kita”, sebuah lagu yang merupakan peringatan juga
untuk manusia
Alangkah indahnya dunia ini tatkala setiap orang menyadari
hakikat kabar kematian yang tersembunyi. Hal terpenting bukanlah
tentang kapan dan dengan cara apa kita menutup lembaran
kehidupan kita di dunia ini. Tapi bagaimana akhir kisah yang kita
14 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
ukir dalam lembaran-lembaran itu. Pembelajaran daring di SD,
sering siswanya diberi tugas untuk bercerita tentang kegiatan pagi
tadi, siang tadi , kemaren dan tugas-tugas yang dapat
meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan anak.
Selamat jalan pak Maswan, semoga engkau bahagia di sisi
Nya. Engkau inshaa Allah benar-benar telah menjalani hidup
dengan baik.
15 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
TEMAN PERJUANGAN
Dr. H. Barowi, M.Ag.
Direktur Program Pascasarjana Unisnu Jepara
Saudara Maswan adalah teman seperjuangan saya puluhan
tahun yang lalu sejak kami bersama mengelola NU di wilayah
Mlonggo. Selama menjadi sekretaris NU Mlonggo selama 2 periode
beliau menunjukan komitmen dan integritas luar biasa dalam
melayani umat. Begitu juga saat kami Bersama menitih karir di
Unisnu Jepara. Dedikasinya untuk Unisnu Jepara membuatnya
ditunjuk menjadi wakil dekan 3 Fakultas Tarbiyah. Tidak hanya itu
sederet jabatan strategis juga diembannya yaitu sebagai Sebagai
anggota asessor Madrasah Aliyah Jawa Tengah, dan Ketua Asosiasi
Dosen Nahdliyyin Jateng-Jogja. Beliau juga aktif dalam dunia
kepenulisan sejak mendirikan majalah SIAR dan juga menghasilkan
ratusan tulisan ilmiah yang dimuat di berbagai media massa.
Selamat jalan saudaraku Maswan, semoga surga menantimu
Amin.
16 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
KOMITMEN TINGGI TERHADAP TUGAS
Drs. H. Mahalli, M.Pd.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Pak Maswan yang saya kenal sejak 1989. Ketika sama-sama
mengabdi di INISNU Jepara adalah sosok yg memiliki komitmen
tinggi terhadap tugas yg dipercayakan kepada beliau. Pada awal
mengabdi di INISNU, beliau masih merangkap sebagai salah satu
guru di madrasah Aliyah Matholibul Huda Mlonggo, selain itu beliau
juga sebagai seorang pengusaha mebel yang sukses. Namun ketika
Inisnu Jepara menerapkan aturan bahwa pegawai tetap tidak boleh
merangkap tugas ditempat lain, beliau merespon dengan melepas
tugas di luar INISNU/UNISNU dan secara bertahap mengurangi
kegiatannya sebagai pengusaha dan akhirnya berhenti sama sekali
untuk bisa fokus melaksanakan tugas sebagai pegawai tetap.
Inilah bukti komitmen beliau terhadap amanat yang
diberikan oleh lembaga. Beliau sangat lugas dan apa adanya, tidak
dibuat-buat dalam bersikap dan berbicara, baik dalam berinteraksi
secara personal maupun dalam konteks formal kedinasan. Apa yang
dikatakan adalah apa yang beliau fikirkan. Tidak ada yg dimanipulasi
dari hati dan pikirannya. Terkadang ucapannya terkesan 'galak' tapi
sebenarnya itu merupakan gaya khas beliau dalam mengekspresi
ketegasan beliau.
Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan
ampunannya kepada beliau. Aamiin.
17 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PAK MASWAN: KOLUMNIS PROLIFIK ITU TELAH PERGI
Ahmad Saefudin
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Maswan, begitulah beliau dikenal oleh khalayak. Namanya
singkat, merepresentasikan karakternya yang lugas, ceplas-ceplos,
dan gak bertele-tele. Saya, dan teman-teman kampus, biasa
memanggilnya Pak Maswan.
Masih setengah percaya, ba'da sahur semalam, beberapa
WA group mengabarkan kepergiannya kepada Sang Khalik. Hingga
simpang siur kabar duka itu terkonfirmasi kebenarannya. "Pak
Maswan kondisi sehat, magrib kami buka puasa bersama, kejadian
beliau tiada setelah sholat tahajud, kemudian dada sesak, setelah
itu beliau tiada," tegas Kang Khoirul Muslimin, adiknya, di WA Group
Dosen NU Jateng dan DIY. Kebetulan, terhitung sejak 21 Februari
2020, Pak Maswan Jepara resmi dikukuhkan sebagai Ketua Aliansi
Dosen Nahada (ADN) wilayah Jawa Tengah dan Jogja. Organisasi ini
merupakan sayap NU yang mewadahi kalangan ilmuwan dan
akademisi.
Pak Maswan adalah kolumnis prolifik. Gagasannya tersebar
di pelbagai harian surat kabar. Beliau juga penulis buku produktif.
Setiap buku yang ia tulis, pasti berkolaborasi dengan adiknya, Kang
Khoirul Muslimin dan salah satu putrinya, Mbak Aydha Ef El.
Misalnya, buku Gus Dur : Manusia Multidemensional (2015),
Membangun Karsa Menjadi Penulis Populer (2015), Teknologi
18 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Pendidikan: Penerapan Pembelajaran yang Sistematis (2016), dan
Kecemasan Komunikasi: Mengatasi Cemas Berkomunikasi di Depan
Publik (2017).
Bagi saya pribadi, Pak Maswan bukan hanya seorang
intelektual. Ia juga figur Bapak yang "ngayomi" dan "ngayemi" sejak
saya masih berbaju mahasiswa, sekitar 14 tahun lalu. Apalagi setelah
aktif di struktural Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas
Tarbiyah maupun Institut Islam Nahdlatul Ulama (sekarang Unisnu)
Jepara, hubungan saya semakin dekat.
Saya tak saja mahasiswanya di kelas, tapi juga binaannya di
organisasi kemahasiswaan. Sosoknya yang egaliter, mambuat kami,
pengurus BEM merasa nyaman ketika mendiskusikan isu-isu aktual
seputar kebijakan kampus. Meskipun saat itu Pak Maswan sudah
menjabat sebagai Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan, tapi
perangainya sederhana, jauh dari kesan elitis. Lulus dari kampus,
saya sempat "lost contact", tapi tetap menikmati kolom-kolomnya
dari jauh.
Sampai akhirnya, kami dipertemukan kembali awal tahun
2016, setelah saya ikut berkhidmah di kampus yang sama. Interaksi
kami kian intensif. Beberapa bulan kemudian, saat saya didapuk
menjadi moderator beliau pada agenda pelatihan jurnalistik yang
diadakan oleh lembaga pers mahasiswa, Pak Maswan membuka
satu rahasia yang tak pernah saya ketahui sebelumnya.
Ternyata, Beliau adalah salah satu orang yang
merekomendasikan kepada pimpinan lain--dalam suatu forum
rapat seleksi dosen baru--agar mereka berkenan memberikan
kesempatan kepada saya untuk berkiprah di kampus. Boleh jadi,
karena rekam jejak saya selagi mahasiswa yang sering membuat
19 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
"ontran-ontran" di kampus, sehingga Beliau berinisiatif meyakinkan
kolega sesama pimpinan, "Saefudin seng cilik iko? Yo aku reti.
Ancen wonge rodo' kemlithi. Tapi ngko aku seng mbina. Tenang
wae," kurang lebih begitu testimoninya.
Pertemuan terakhir saya dengan Beliau terjadi Rabu
kemarin, 29 April 2020. Seperti sudah ditakdirkan, hari itu
seharusnya saya tidak ada jadwal ngampus. Tapi, salah satu dosen
berhalangan piket, sehingga meminta saya untuk
menggantikannya.
Ketika asyik ngobrol dengan Mas Azaz Riyadi di kantor TU
Fakultas, Pak Maswan yang tampak bugar tiba-tiba masuk. Seperti
biasa, Beliau mengawali pembicaraan dengan pertanyaan khasnya,
"Piye kabare kabeh? Dho sehat to?" Perbincangan kami berlanjut
dengan sesekali diselingi gelak tawa. Saya juga sempat konsultasi
tentang rencana kegiatan Buka Bersama dan Halal bihalal kampus
di tengah wabah pandemi Covid-19. Sambil berlalu Beliau bilang,
"Yo. Ngko tak kondo wong nduwuran. Lah cetho sido orane."
Tak pernah terlintas sedikitpun, itu adalah perbincangan
serius terakhir saya dengan Beliaunya. Sampai sekarang pun masih
belum yakin, jika Beliau telah dipanggil Yang Maha Kuasa.
"Update" status Facebook pamungkasnya tanggal 2 Mei
2020. Dua puluh enam postingan arsip "e-paper" artikel-artikelnya
sudah cukup menjadi bukti, bahwa Pak Maswan adalah kolumnis
prolifik. Prestasi yang sulit ditandingi oleh akademisi lain di kampus
Unisnu Jepara. Semoga kelak ada yang melanjutkan tradisi
literasinya.
20 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Tepat di bulan Ramadan, setelah tahajud, Engkau pergi. Tapi,
tulisanmu abadi. Saya bersaksi, Penjenengan tiyang sae, Pak!
Semoga husnul khatimah. Amin
21 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SANG TELADAN
Alex Yusron Al Mufti
Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Unisnu Jepara
Pak Maswan adalah salah satu dosen terbaik di Unisnu,
terbukti banyak amanah yang diberikan kepada beliau dalam
bentuk jabatan mulai dari ketua panitia kegiatan besar di kampus
seperti KKN Unisnu dan perhelatan besar kampus lainnya, menjabat
Wakil Dekan 3 FTIK Unisnu Jepara, sebagai anggota Dewan
Pendidikan Jawa Tengah, ketua umum Asosiasi Dosen NU Jateng
dan DIY, menjadi Asessor dan masih banyak lagi aktivitas beliau.
Di samping tugas wajibnya tri dharma perguruan tinggi
sebagai dosen Unisnu, pak Maswan juga sebagai kolumnis di
berbagai media cetak, sudah tidak terhitung lagi tulisan beliau
dimuat di media cetak berbagai bidang bahasannya mulai dari
pendidikan sampai masalah sosial tak luput dari gagasan cerdasnya
untuk dituangkan dalam tulisan, beliau juga banyak menulis buku
ajar maupun buku-buku tentang motivasi menulis.
Pak Maswan sosok yang pandai bergaul, Egaliter terhadap
pimpinan kampus menunjukkan hubungan baik antar pimpinan,
terhadap dosen beliau sangat egaliter (grapyak).
Pak Maswan sosok humoris tapi tidak kehilangan wibawa
diahadapan sesama dosen maupun mahasiswa. Masih banyak lagi
kesan sosok pak Maswan ini yg tidak bisa saya ungkapkan, satu kata
untuk Pak Maswan adalah Teladan.
22 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Pak Maswan yang saya kenal adalah sosok yang sangat
perhatian terhadap kemajuan kampus, melalui jabatan yang
diemban (wakil dekan 3) beliau sangat perhatian terutama dalam
bidang kemahasiswaan, beliau sering menyempatkan waktu untuk
hanya sekedar membuka acara kegiatan mahasiswa pada jam luar
kantor bahkan pada malam hari sekalipun. Beliau memotivasi para
mahasiswa untuk semangat menekuni organisasi kemahasiswaan
sebagai ajang mengembangan bakat dan minat mahasiswa sebagai
kelengkapan kecakapan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh
mahasiswa.
Pada musim penerimaan mahasiswa baru, Pak maswan juga
semangat dalam rangka mencari calon mahasiswa baru karena
menurut beliau keberadaan mahasiswa adalah hal utama, oleh
karena itu mencari calon mahasiswa sebanyak-banyaknya adalah
menjadi perhatian beliau, suatu ketika saya usulkan fakultas untuk
tetap berkunjung ke kepala MA dalam rangka sosialisasi PMB
(karena PMB dihandle oleh Universitas), beliau langsung merespon
positif segera membentuk tim PMB Fakultas untuk sosialisasi ke
MA/SMA tapi tetap memperhatikan tim PMB yang dari Unisversitas.
Pak Maswan juga sosok motivator yang baik, sering sekali
beliau memotivasi teman-teman dosen untuk mempunyai harapan
menjadi Rektor atau pimpinan lainnya, dengan demikian mampu
meningkatkan kinerja supaya menjadi lebih baik, sering beliau
mengatakan: dosen harus punya cita2 menjadi rektor atau pimpinan
lainnya sehingga kinerjanya semangat dan baik, karena menjadi
rektor atau pimpinan lainnnya itu kinerjanya harus baik, itulah yang
sering disampaikan oleh pak Maswan.
23 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Sosok kebapakan, humoris, grapyak itu telah dipanggil oleh
Allah SWT beserta ilmu yang luas tentang menulis yang ada pada
pribadi yang baik itu. Kami merasa kehilangan, Unisnu merasa
kehilangan, Selamat jalan Bapak Maswan semoga Allah
mengampuni kesalahan/kekhilafan yang engkau lakukan dan
menerima semua amal baikmu, dan semoga ilmu motivasi yang
engkau berikan, bermanfaat dan menjadi pahala yang terus
mengalir sampai hari akhir nanti.
24 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PAK MASWAN, TETAP HADIR BERSAMA KAMI
Azaz Riyadi
Kepala Tatausaha Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
Alumni Unisnu Jepara
Delapan tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengarungi
perjalanan dan berkarya. Namun waktu tersebut terasa singkat
kebersamaan saya dengan Pak Maswan. Setidaknya kurun waktu
tersebut kebersamaan saya dengan pak Maswan. Boleh dibilang pak
Maswan adalah seperti bapak saya sendiri. Sejak pertama saya
mengabdikan diri di Unisnu Jepaa tahun 2012 (saat itu masih Inisnu
Jepara) beliau adalah salah satu pimpinan saya secara struktural dan
teladan bagi saya. Kami pun bertemu hampir setiap hari selama
kurun waktu tersebut. Beliau menjabat Pembatu Dekan III, bidang
kemahasiswaan dan alumni Fakultas Tarbiyah Inisnu Jepara hingga
kampus berubah menjadi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Unisnu Jepara. Beliau adalah pimpinan fakultas dan saya mendapat
amanah tugas di Bagian Tatausaha Fakultas.
Tidak mudah rasanya jika bercerita tentang hari-hari inspiratif
kebersamaan dengan pak Maswan, karena banyak hal yang saya
pelajari dari beliau. Disadari atau tidak, Pak Maswan memberikan
banyak inspirasi untuk pengembangan pribadi saya. Meskipun kami
tidak pernah bertemu di ruang kelas untuk perkuliahan, saya
tetaplah “santri” beliau. Ilmu-ilmu dari beliau yang diberikan, saya
dapatkan melalui obrolan santai bahkan di forum-forum rapat yang
saya ikuti bersama beliau.
25 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Pak Maswan bagi saya adalah pimpinan yang selalu
menghargai dan “nguwongke” kami. Tak pernah beliau memberikan
tugas yang memaksakan kehendak pribadi. Beliau selalu memahami
dan mengerti kondisi yang berkaitan dengan tugas yang diberikan
kepada kami. Beliau pimpinan (atasan-red) yang memposisikan diri
seolah setara dengan kami yang sebenarnya kami adalah
“bawahan” beliau. Menganggap kami adalah mitra kerja, bukan
“bos” dan “anak buah”.
Hal itu dibuktikan dengan setiap kali memberikan “dawuh”
kepada kami pasti diawali dengan kata “Tolong Mas”, bahasa yang
digunakan dalam bahasa jawa begini : “Njaluk tulung mas, engko
nek wis sela”, selalu begitu kepada kami. Itu menunjukkan betapa
pengertian dan perhatiannya beliau kepada kami.
Pak Maswan Dermawan
Pak Maswan adalah salah satu pimpinan kami yang
dermawan. Pernah suatu ketika beliau dengan sengaja
membawakan hasil kebun dari rumah, kala itu rambutan,
setentengan kresek plastik besar untuk kami di kantor.
Tak hanya itu, seringkali ketika beliau mendapatkan rizqi tidak
lupa berbagi dengan kami. Beliau sering meminta sejumlah amplop
kosong ke kantor kami. Amplop kosong itu bukan dipakai untuk
dibawa pulang atau keperluan lain, akan tetapi selang beberapa
menit dibawa kekantor beliau lalu dikembalikan kepada kami
dengan sudah terisi sejumlah uang sambil mengucap “Mas ini ada
rizqi, saya bagi sedikit ya” sambil tersenyum. Hal itu dilakukan
biasanya saat beliau selesai menjadi dewan penguji di Fakultas
mapun setelah kunjungan saat menjadi asessor. Ya, pak maswan
26 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
juga pernah tercatat sebagai tim Asesor Akreditasi untuk tingkat
SMA/MA Provinsi Jawa Tengah.
Rahasia Menulis Pak Maswan
Pak Maswan dikenal banyak orang dengan produktifitas
menulisnya. Tulisan beliau tentang penyikapan isu-isu kekinian
sering muncul di media massa. Tentang rahasia menulis, pak
Maswan pernah menyampaikan kepada saya bahwa beliau sering
menulis diwaktu sepertiga malam hari. Waktu tersebut bagi pak
Maswan adalah waktu yang tenang dan jernih untuk menuangkan
ide dan gagasan dalam tulisan. Menulis artikel untuk media massa
sangat mudah bagi beliau, dan semangat beliau selalu membara
ketika melakukannya.
Jadi teringat, suatu ketika dalam sebuah perjalanan Jepara -
Semarang, di mobil saya pernah diminta beliau membacakan tulisan
artikel yang telah terbit di media massa hari itu, dengan mencoba
mengekspresikan tulisan pak Maswan saya membacakan artikal itu
mulai dari judul sampai dengan akhir secara tuntas. Saya diminta
membacakan agar tulisannya dapat dipahami oleh teman-teman
semobil kala itu.
Tugas Terakhir dari Pak Maswan
Rabu, 29 April 2020, tepat 6 hari sebelum kepergian beliau,
dilaksanakan pelantikan bapak Dr. KH. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag.
seagai Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara untuk
periode 2020-2024. Di hari itu, pak Maswan masih turut hadir dalam
pelaksanaan upacara pelantikan, saya melihat kehadiran beliau,
karena saya menjadi pembawa acara tersebut.
27 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Di hari yang sama saat menjelang istirahat dirumah sekira
menjelang pukul 21.00an, tiba-tiba saya mendapatkan pesan
WhatsApp dari beliau. “Mas tolong saya dibuatkan ucapan selamat
untuk pak rektor atas nama Ketua ADN Jateng dan DIY serta Angota
Dewan Pendidikan Jawa Tengah”, kurang lebih begitu pesan yang
disampaikan. Saya menjawab, “nggeh pak, saya coba, karena
perangkatnya dikampus”. Alhamdulillah saya tidak mengabaikan
dawuh beliau itu, langsung saya buka laptop dan mendesain ucapan
selamat atas nama beliau sebagaimana gambar berikut ini :
Setelah selesai desain langsung saya kirimkan ke beliau, tanpa ada
revisi beliau menyatakan menerima desain saya itu dengan pesan
singkat “Terimakasih mas”. Sebuah kehormatan dan ketenangan
bagi saya telah melaksanakan tugas terakhir dari beliau pada pukul
28 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
21.12.38 (sesuai keterangan file saya yang tersimpan). Jika kita
melihat akun facebook pak Maswan gambar tersebut langsung
diuload beliau pada pukul 21.48.
Meskipun secara kasat mata kami tidak bertemu, hingga saat
ini saya masih merasakah kehadiran pak Maswan bersama kami di
kampus. Saya seolah tidak yakin bahwa beliau telah meninggalkan
kami. Sugeng Tindak pak. Perjuanganmu akan kami lanjutkan
semampu kami. Petuah dan teladanmu akan menjadi bekal kami.
Terimakasih pak. Bapak adalah orang baik. Semoga Allah
memberikan rahmat dan maghfirah kagem bapak.
Bapak Drs. Maswan, MM., Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara (tengah)
menyanyikan sebuah lagu usai pelaksanaan upacara peringatan Hari
Pendidikan, 2 Mei 2019
29 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MASWAN DAN DAKWAH BIL QOLAM
Ma’as Shobirin, M.Pd
Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang dan Pendiri
Perkumpulan Generasi Muda “Griya Peradaban”
Rasa kehilangan atas kepergian beliau masih terasa dalam
diri saya hingga kini. Tepatnya bada subuh, saya membaca kabar
duka dari grup whatsapp Asosiasi Dosen NAHADA bahwa beliau
(Bapak Maswan) berpulang ke Rahmatullah. Kepergian beliau tentu
mengejutkan banyak pihak dan kolega karena memang kabarnya
tidak ada rasa sakit yang dirasakan sebelumnya. Saya juga tidak
pernah mengira komunikasi beberapa bulan lalu terkait
pembentukan Asosiasi Dosen NAHADA merupakan komunikasi
terakhir kalinya. Begitulah kehidupan, tak satupun manusia yang
bisa merencanakan kematiannya. Semua pasti berpulang, cepat
atau lamabat. Namun melihat kekhusyukan dan ketulusan beliau
berkhidmah di dunia pendidikan, saya menyakini bahwa beliau
meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.
Secara pribadi, saya mengenali beliau tepatnya tahun 2016
pada acara diklat calon asesor BAP S/M Provinsi Jawa Tengah.
Setelah perjumpaan itu, kemudian berlanjut di media sosial. Sering
kali saya mengikuti informasi dari beliau melalui beranda
facebooknya. Sebagai seorang akademisi yang berdedikasi tinggi,
banyak konten dan tulisan mencerahkan yang beliau unggah
seputar isu-isu pendidikan. Pergerakan dan kepedulian beliau di
bidang pendidikan sangat tinggi hingga pada akhirnya mampu
30 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
menghantarkannya menjadi salah satu anggota Dewan Pendidikan
Jawa Tengah.
Bapak maswan adalah guru saya. Beliau banyak
mengajarkan ilmu melalui gagasan brilian yang beliau muat di
berbagai media masa. Bangun pemikiran, analisis tajam serta
keindahan bahasa yang memukau lewat tulisannya menjadi rujukan
para dosen muda untuk terus produktif berkarya. Inilah passion
beliau yang jarang dimiliki oleh akademisi lainnya. Ia menulis
dengan hati, sebuah perenungan demi kemajuan pendidikan di
Indonesia. Jadi tidak salah apabila beliau dipercaya untuk mengisi
pelatihan menulis di kalangan guru maupun dosen muda.
Di akhir kesaksian ini, kembali saya tegaskan bahwa Bapak
Maswan adalah orang yang baik. semangat perjuangan dan
dedikasi beliau harus menjadi rujukan bagi generasi muda NU
khsususnya yang sudah konsen di dunia akademik. Generasi Muda
NU harus mampu membawa perubahan segar melalui karya besar
sebagaimana yang sudah dilakukan oleh beliau, Almarhum Bapak
Maswan. Semoga Allah Swt menempatkan beliau di tempat yang
mulia. Amin Ya Robbal Alamin.
31 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
BEDA SATU HURUF
Miswan Ansori
Ketua Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara
Nama saya dan nama beliau Alm Pak Maswan memang
hanya beda satu huruf, Saya Miswan dan nama beliau Maswan.
Sering kali teman teman di kampus kami salah menyebut nama
kami walaupun sebenarnya perawakan tubuh dan usia kami jauh
berbeda, dan selain itu beliau juga adalah senior saya di kampus ini.
Meskipun tidak satu fakultas namun kami sering melakukan
kegiatan bersama terutama untuk kegiatan KKN. Waktu itu saya
menjadi korcam di kec Bangsri,dan beliau adalah wakil ketua KKN
yang kebetulan berdomisili di daerah Bangsri, beliau dengan sabar
mau menemani saya mengantarkan surat surat koresponden untuk
beberapa desa meskipun saat itu beliau sedang ada kesibukan lain.
Dalam kenangan saya beliau adalah seorang master dalam
penulisan artikel di media massa, entah sudah berapa ratus tulisan
beliau yang telah terbit di koran. Hingga suatu saat saya pernah
menghadiri sebuah acara undangan seminar penelitian yang
diadakan oleh Kementrian Agama di Jakarta dan berkenalan
dengan teman yang menjadi peserta juga dari Magelang , ketika
saya menyebutkan nama dan Instansi kampus saya secara langsung
teman tersebut berkata “oh..yang sering menulis di surat kabar ya..”
Semoga beliau mendapatkan tempat yang baik disisi Allah
SWT. Selamat Jalan Master, Selamat Jalan Pak Maswan.
32 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PEGIAT MEDIA MASSA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK
LEMBAGA
M. Novailul Abid
Staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Unisnu Jepara
Pak maswan begitu sapaan kami setiap beliau datang ke
LPPM Unisnu Jepara dengan setumpuk koran ditangan kanan
dengan selembar kertas putih diatasnya yang bertuliskan kumpulan
judul publikasi media massa selama 1 (satu) Semester setiap
tahunnya, begitu rutinitas dalam enam bulan sekali menuju LPPM
Unisnu Jepara untuk hanya sekedar menyerahkan puluhan judul
yang telah terbit pada media massa populer. Hal tersebut
sebenarnya cukup membuat sebuah pertanyaan besar dikalangan
dosen unisnu pada umumnya karena dapat diketahui untuk
publikasi media massa pada umumnya bisa dicairkan insentifnya,
namun terbatas selama 1 (satu) tahun anggaran hanya bisa
maksimal claim 4 (empat) judul. Pertanyaan tersebut bukan tanpa
alasan, karena secara umum dosen unisnu yang melaporkan hasil
publikasi media massanya tidak banyak sedangkan pak maswan
melakukan sebaliknya meski kelebihan judul lebih dari 4 tidak bisa
di klaim pencairannya. “Mas Noval, ini tak kasih koran setumpuk
didalamnya semua tulisan saya, nah kertas print ini adalah listnya”
sapa pak maswan ketika menyetorkan daftar publikasi koran pada
tahun anggaran 2018-2019 yang jumlahnya 35 (tiga puluh lima)
Judul dari berbagai media massa populer. Saya pun menjelaskan
33 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
mengenai aturan publikasi media massa yang bisa di claim hanya 4
(empat) Judul dari satu nama pemulis dan beliaupun menjawab. “iya
gapapa dah tau aturan itu lama mas, ini semua saya setorkan ke
LPPM untuk data saja saya mengenai aturan itu ya memang harus
dijalankan ambil saja 4 (empat) Judul sisanya bisa di simpan LPPM.
Sebelum ada aturan itu akhir tahun ma’no bodho aku mas”. Ucap
beliau sambil tertawa bersama. Dari situ kami belajar dari beliau
bahwa kontribusi terhadap lembaga lebih penting dan diutamakan.
Jika beliau mau bisa saja tidak perlu repot mengumpulkan banyak
berkas dan merekapnya cukup memilih 4 dari sekian judul publikasi
tapi tidak dengan beliau benar-benar totalitas dengan apa yang
beliau miliki.
Keaktifan beliau dalam publikasi media massa menjadikan
Ka LPPM Unisnu Jepara tertarik membuat acara untuk mendorong
dosen agar bisa menuai kesuksesan yang sama atau minimal
mendekati beliau. Acara tersebut adalah klinik atau kiat menulis
untuk media massa tidak banyak yang mendaftar sebagai peserta
mungkin karena saat itu bulan april 2019 bertepatan dengan
aktifitas puasa Ramadlan sehingga beberapa dosen membatasi
aktifitas berlebih. Melihat antusias pendaftar Ka LPPM sempat
menanyakan mengenai keadaan yang ada apakah memungkinkan
untuk dilanjutkan. Namun dengan ucapan penuh makna pak
maswan berkata “Saya sendiri tidak masalah meski 1 (satu) orang
saja yang berminat tetap niat orang itu adalah menjadi lebih baik
(dalam hal publikasi media massa) tapi saya kembalikan ke LPPM
bagaimana baiknya”. Saat itu juga di tetapkan untuk melanjutkan
pelatihan menulis artikel ilmiah populer dengan pemateri bapak
Drs. Maswan M.M. pada tanggal 12 April 2019.
34 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Kontribusinya untuk lembaga tanpa melihat jumlah coin
yang beliau dapat adalah salah satu dari sekian banyak hal baik
yang bisa kita contoh. Selamat jalan Bapak Maswan dari kami LPPM
Unisnu Jepara.
“Mengisi materi kelas menulis publikasi media massa walaupun
dalam keadaan puasa Ramadlan”
35 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
GORESAN KENANGAN DRS. MASWAN, MM.
Muhammad Nofan Zulfahmi
Dosen Prodi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Unisnu Jepara
Perjalanan hidup memang sudah digariskan oleh Yang
Maha Kuasa. Jodho, Rizqi lan Pati ora ana sing ngerti. Begitulah
rangkaian proses dinamika kehidupan manusia. Manusia hanya
mampu berikhtiar serta bertawakal. Ada perkenalan juga ada
perpisahan.
Meskipun baru sebentar saja mengenal Bapak Drs. Maswan,
MM., tetapi Beliau memberikan pesan dan kesan yang sangat
berarti pada saat seleksi dosen tidak tetap dan proses penyusunan
borang akreditasi. Karya-karya serta ilmu yang diberikan Beliau akan
terus dikenang dan bermanfaat bagi banyak orang. Hal yang paling
berkesan adalah pada saat Saya memulai perjalanan karir di Unisnu
Jepara dengan melamar sebagai calon dosen tidak tetap di
lingkungan FTIK Unisnu Jepara.
Hari dimana semua pelamar yang menerima panggilan
untuk mengikuti seleksi menjadi dosen tidak tetap di lingkungan
FTIK Unisnu Jepara telah tiba. Hari pertama adalah seleksi melalui
tes Microteaching dan hari kedua adalah mealui tes Wawancara.
Beliau duduk di bangku belakang pada saat tes Microteachig.
Pandangan menatap serta style rapi, tegas, tidak banyak bicara dan
lugas saat menyampaikan beberapa instruksi membuat perasaan
36 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
saya pada saat itu berdebar-debar. Namun, tidak menyurutkan
niatan Saya untuk tetap bersemangat dalam mengikuti seleksi.
Beberapa saat setelah semua pelamar melaksanakan
Microteacing, Beliau memberi beberapa masukan-masukan serta
motivasi-motivasi kepada semua pelamar. Sebelum meninggalkan
ruangan, Saya terkaget karena Beliau berjalan dari belakang
menghampiri Saya yang duduk di baris paling depan pojok kanan
dan menjabatkan tangan sekaligus berkata, “Selamat dan Sukses!”.
Jabatan tangan serta ucapan dari Beliau membuat semangat Saya
semakin berkobar dalam mengikuti seleksi.
Peserta yang lolos dalam seleksi Microteaching, keesokan
harinya melanjutkan ke tahap seleksi Wawancara. Wawancara
secara tertutup diuji oleh beberapa penguji. Ketika diwawancarai
oleh Bapak Drs. Maswan, MM., banyak pertanyaan yang dilontarkan
oleh Beliau. Salah satu pertanyan Beliau yang masih Saya ingat
adalah, “Menurut Njenengan, mendidik itu seperti apa?”, Saya jawab
dengan cepat tanggap, “Mendidik seperti apa yang disampaikan
oleh Mbah Maimoen Zubair”.
Tidak sampai disitu saja, Beliau menyambung
pertanyaannya lagi, “Apa pesene Mbah Moen?”. Kemudian saya
jawab secara singkat seperti apa yang disampaikan pada nasehat
KH. Maimoen Zubair. Intinya adalah “Jadi guru tidak usah punya niat
untuk membuat pintar murid. Nanti kamu hanya akan marah-marah
ketika melihat muridmu tidak pintar, ikhlasnya akan hilang.
Melainkan niatkan untuk mendidik dengan baik dan menyampaikan
ilmu. Doakan agar mendapat hidayah-Nya” (KH. Maimoen Zubair).
Tersirat dalam pesan nasehat tersebut, kemudian Beliau
menambahkan bahwa niat meyampaikan ilmu kepada murid harus
37 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
ikhlas, mendidik serta mendoakan murid agar murid dapat menjadi
lebih baik dan mendapat hidayah, murid bisa berkembang. Sampai
berakhirnya acara seleksi, Beliau masih tetap dengan stylenya yang
khas.
Alhamdulillah atas restu orangtua dan izin Allah SWT, Saya
diterima sebagai dosen tidak tetap di lingkungan FTIK Unisnu
Jepara. Terimakasih Bapak Drs. Maswan, MM. sudah turut
menggoreskan kenangan dalam perjalanan karir Saya. Semoga
Bapak diberikan tempat yang indah di surga oleh Allah SWT.
Catatan : Penggalan chat terakhir dari Bapak Drs. Maswan, MM.
Singkat, padat dan jelas.
38 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PAK MASWAN, PENJAGA KHITTAH LITERASI DARI UNISNU
Sholahuddin Muhsin
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisnu Jepara dan Kepala MA
NU Al-mustaqim Bugel kedung Jepara.
Saya mengenal pak Maswan agak dekat ketika saya ditunjuk
oleh beliau untuk menjadi sekretaris dalam pembuatan buku
sejarah UNISNU. Bertambah menjadi dekat ketika pak Maswan,
sebagai Pendamping KKL Mahasiswa FTIK (Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan) melakukan monitoring ke Madrasah Aliyah NU Al-
mustaqim. Madrasah aliyah yang berada dibawah naungan Yayasan
Muhsin Ali, yang baru berumur 3 tahun, dimana saya berkhidmah
sebagai kepala madrasah.
Sebelum itu, saya sering membaca tulisan-tulisan pak
Maswan pada halaman wacana nasional harian Suara Merdeka,
harian wawasan, harian Birawa, Jawa Pos Radar Kudus, dan lain
sebagainya, saya juga sering melihat tulisan-tulisan pak maswan
melalui story WA dan juga status di laman fb beliau. Saya menikmati
tulisan-tulisan tersebut, idenya segar, ditulis dengan bernas dan
tanpa tedeng aling-aling. Itu mungkin juga yang menjadikan pak
Maswan beda dengan penulis-penulis yang lain.
Saya bergumam dalam hati, Pak Maswan ini luar biasa,
sebagai seorang anggota dewan pendidikan Jawa Tengah---yang
tentu disibukkan dengan rapat, rapat dan rapat dan Dosen FITK
UNISNU dengan jam terbang tinggi, tetapi mampu meluangkan
39 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
waktu untuk menulis artikel di koran. Ini tradisi yang membuat saya
iri dan ingin sekali meniru pak Maswan.
Foto Pak Maswan di Kantor MA NU AL-Mustaqim Bugel Kedung
Jepara
Semangatnya menulis tidak pernah pudar, tidak hanya artikel
pendek di koran, tetapi beliau juga menjadi penulis buku, saya
dihadiahi buku ”Karsa Menjadi Penulis” masih tersimpan di rak buku
perpustakaan pribadi saya. Saya mentelaah buku ini dan mengingat
betul bagaimana motivasi dan trik-trik jitu supaya tulisan bisa
menembus koran dan majalah yang lahir dari pergumulan beliau
menulis.
***
40 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Hari itu adalah hari Kamis tahun 2019, pak Maswan bersama
dengan beberapa dosen FTIK berkunjung ke sekolah kami, MA NU
Al-mustaqim. Saya yang diberikan amanah sebagai kepala
madrasah merasa bersyukur dikunjungi pak Maswan. Pertama saya
sungguh rikuh, maklum saya belum punya kantor/ruangan
tersendiri, saya biasa duduk di kursi dan meja kerja setara dengan
guru-guru yang lain. Saya persilahkan pak Maswan duduk dan
kemudian melakukan dialog yang cukup panjang tentang
bagaimana manajement Madrasah.
Dialog ini sangat inspirasional dan memotivasi saya dan
teman-teman. Saya ingat beliau sambil menghisap batang rokok
memberikan nasehat-nasehat yang sangat berguna bagi
kepentingan madrasah. Beliau berkata ”ten madrasah niki ingkang
kula kunjungi paling dangu” (saya berkunjung di madrasah ini
adalah yang paling lama diantara madrasah yang lain).
Alhamdulillah madrasah kami terpilih untuk menjadi salah satu
madrasah binaan FTIK UNISNU. Oleh karena itu beberapa
mahasiswa/mahasiswi selama kurang lebih 40 hari praktik mengajar
di madrasah aliyah Al-mustaqim. Sebagai madrasah aliyah yang
baru berumur 2 tahun, tentu saja banyak kekurangan-kekurangan
disana-sini.
Sangat layak jika Pak Maswan dikatakan sebagai penjaga
Khittah Literasi dari UNISNU, karena konsistensi beliau dalam
mengobarkan semangat literasi dikalangan dosen dan civitas
akademika UNISNU, juga merupakan inspirator manajement
pendidikan madrasah. Selamat jalan Bapak Maswan, semoga Allah
memberikan tempat terindah. Amin. Wallahu A’lam Bi Ashawaab.
41 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MEMBANGUN PENDIDIKAN MELALUI TULISAN
Dr. H. Nur Khoiri, M.Ag.
Wakil Dekan II Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Walisongo Semarang
Pembangunan manusia (human development) yang saat ini
selalu didengungkan merupakan suatu gagasan yang tidak
mengacu kepada salah satu aspek saja akan tetapi harus
membangun keseluruhan aspek sumber daya yang dimiliki oleh
manusia. Jika hanya salah satu aspek saja yang menjadi fokus
perhatian maka hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif
bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.
Membahas mengenai kualitas sumber daya manusia,
pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses
peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas
pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan
proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.
Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya
manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta telah dan
terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai
usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, antara lain
melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem
evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan
pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga
kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah
42 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas
pendidikan.
Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun
masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agen perubahan
masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia yang diharapkan saat
ini adalah manusia yang mampu mengembangkan keseluruhan
potensi yang dimilikinya. Gambaran manusia yang seutuhnya
tersebut telah dirumuskan di dalam Undang–Undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang
menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga masyarakat
mengemban amanat masyarakat untuk membantu menciptakan
siswa yang memiliki kualitas yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan
visi pendidikan Nasional tahun 2020 yaitu, “terwujudnya bangsa,
masyarakat, dan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi, maju
dan mandiri”. Kemudian dipertegas lagi dengan rumusan visi
Indonesia 2020 yaitu, “terwujudnya masyarakat Indonesia yang
religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil sejahtera, maju,
mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara.”
Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendukung
cita-cita tersebut. Peran serta masyarakat dimaksud adalah sesuai
dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing. Salah satunya
seorang guru berperan mencerdaskan anak bangsa dengan
43 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
ilmunya, seorang pengusaha dengan hartanya, bahkan seorang kuli
bangunan pun dapat ikut serta dengan tenaganya.
Begitu juga dengan sosok sahabat penulis, almarhum Bapak
Drs. Maswan, M.M. selalu memberikan kontribusinya untuk
memberikan ide-ide kreatif maupun saran dan kritik untuk ikut serta
membangun pendidikan melalui tulisan. Banyak karya-karyanya
dimuat diberbagai media massa surat kabar dan tidak sedikit juga
diterbitkan dalam berbagai buku.
Tidak hanya ide-ide yang keluar di berbagai tulisan, beliau
juga berperan aktif diberbagai organisasi pendidikan, diantaranya
adalah sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Unisnu Jepara, menjadi anggota Dewan Pendidikan Daerah Provinsi
Jawa Tengah, dan yang baru-baru ini beliau dilantik sebagai ketua
ADN (Asosiasi Dosen Nahada).
Penulis mengenal beliau yang dikenal dengan sifat humornya,
santai dan tidak neko-neko. Dibalik perawakan sederhana dan suka
merokok itu, ternyata beliau memiliki talenta yang luar biasa. Beliau
tak pernah lelah untuk selalu mengajak anak didik dan sahabat-
sahabatnya untuk menuangkan ide kreatif kedalam goresan tinta
dengan tujuan untuk membangun pendidikan. Tulisan-tulisan
beliau tidak terlepas dari pemikiran-pemikirannya dibidang
pendidikan.
Penulis sebagai sahabat senasib seperjuangan dalam
mengabdikan diri membangun dan membesarkan lembaga
pendidikan NU di kota Jepara, begitu berkesan dengan Bapak
Maswan tentang karya-karyanya yang istiqomah untuk selalu tetap
melakukan pembangunan dibidang pendidikan melaui tulisan.
45 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SANG ELIT YANG MERANGKUL SI ALIT
Sukarman, M.Pd.I
Dosen PAI FTIK Unisnu Jepara
Penulis adalah mahasiswa ex INISNU sekaligus rekan kerja
almarhum di UNISNU Jepara
Sosoknya kharismatik memang tiada duanya. Sesuai dengan
namanya “Maswan” (Must One). Posisinya sebagai pemegang rekor
penulis paling produktif di Unisnu Jepara Puluhan bahkan mungkin
ratusan karyanya pada banyak media massa surat kabar harian
belum tergantikan oleh siapapun. Pribadinya yang supel dan ramah
membuat siapa saja akan susah untuk melupakan figur seorang pak
Maswan.
Sebagai mahasiswa yang pernah menimba ilmu dari beliau,
penulis memiliki kesan yang mendalam. Pak Maswan seorang dosen
yang disiplin, lugas dalam berbahasa, memiliki sikap ngemong dan
mengayomi pada mahasiswa, tegas namun tidak keras. Tidak hanya
mengkritik tapi juga mengarahkan. Mungkin hal inilah yang
melatarbelakangi beliau mengemban amanat sebagai Wakil Dekan
3 bagian kemahasiswaan fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara sampai dengan akhir
hayatnya tepat 3 tahun masa jabatannya ( 4 Mei 2017 s.d 4 Mei
2020). Hidmahnya pada dunia pendidikan mengantarkanya menjadi
anggota Dewan Pendidikan.
Sebagai mahasiswa, penulis merasa bersyukur karena dapat
menyambung silaturrahim dengan beliau dengan status yang
46 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
berbeda yakni dari mahasiswa hingga menjadi pengajar (Dosen)
pada institusi yang sama di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
(FTIK) Unisnu Jepara. Hal yang menarik dari beliau adalah sosoknya
yang seolah tidak pernah menua. Penulis merasa sejak menjadi
mahasiswa hingga menjadi dosen sejawat tidak ada yang berubah
dari jasmani beliau. masih dengan fisik yang prima, tampilan yang
enerjik, dan bersemangat. Etos kerjanya yang tinggi menjadi kiblat
bagi penulis untuk senantiasa bersemangat untuk terus selalu
berkarya.
Sebagai pimpinan beliau adalah sosok pimpinan yang tidak
elitis, merangkul dan tidak menjaga jarak dengan para bawahan dan
juniornya. Sebagai pimpinan beliau tidak segan untuk menyapa
terlebih dahulu jika bertemu dengan siapapun bahkan kepada
bawahannya sekalipun. Obrolan santai beliau di sela istirahat
sembari menyalakan dan menghisap sebatang rokok di teras kantor
adalah hal yang akan susah untuk dilupakan. Berkunjung ke kantor
dosen pada sela kesibukannya adalah hal yang sangat dirindukan.
Tawanya yang lepas dan renyah mengalahkan rempeyek lebaran
yang belum sempat beliau santap. Ramadlon mubarok telah
mengantarkan beliau pada peristirahatan terakhir ke haribaan Sang
Pencipta. Kepergiannya yang tiba-tiba sangat mengejutkan
keluarga, rekan dan kolega. Meski raga tak lagi bersama namun
semangat, nasihat, karya dan amal baktinya akan menjadi prasasti
sejarah yang abadi selamanya. Selamat jalan guruku tempatmu di
surga Rabb-mu.
Al fatihah
47 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SOSOK YANG SELALU MEMBERI MOTIVASI
Miftakhurrohman
Alumni dan Karyawan Unisnu Jepara
Mengenang Bapak Drs. Maswan, M.M. penulis selalu teringat
dengan sesosok yang selalu memberikan motivasi kepada anak
didiknya. Pertama kali berjumpa dengan beliau dan kenal beliau
ketika saya mengikuti mata kuliah Teknologi Pendidikan di Fakultas
Tarbiyah yang kala itu masih Institut Islam Nahdlatul Ulama
(INISNU) Jepara. Beliau sebagai seorang dosen pendidikan terkenal
dengan watak humoris, murah senyum dan selalu gembira ini
membuat para mahasiswa selalu teringat tentang sosok beliau.
Setiap sesi perkuliahan selalu diselingi dengan humor dan motivasi-
motivasi yang dapat membangkitkan semangat para mahasiswa.
Beliau menceritakan tentang sejarah beliau mulai dari perjuangan
beliau bagaimana bisa tetap melanjutkan pendidikan hingga
Perguruan Tinggi, meski dari keluarga sederhana namun semangat
beliau tetap terpacu. Dikisahkan hingga beliau harus menjadi
tukang ukir di kota Malang untuk tetap bisa makan dan mampu
menggapai cita-citanya. Cerita-cerita perjuangan beliau itu
dimaksudnya untuk memberikan semangat kepada anak didik
beliau agar tetap semangat untuk menggapai cita-cita tanpa kenal
lelah.
Motivasi yang selalu didengungkan beliau adalah semangat
untuk menjadi seorang penulis. “Apapun yang ada dipikiran kalian
tulislah dalam lembaran kertas”, ungkap beliau disetiap
48 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
kesempatan. “Dengan tulisan maka orang akan selalu mengenang
kita hingga kita sudah tidak ada di dunia”, lanjutnya. Sebagai
seorang aktivis pendidikan beliau selalu mencurahkan ide-ide
kreatif kedalam bentuk tulisan, baik di media massa yang selalu kita
lihat setiap ada moment atau hari besar Islam maupun
Nasional.Buku-buku karya beliau juga telah diterbitkan.Motivasi
untuk menulis selalu dilontarkan dimanapun, tdk hanya dalam
perkuliahan namun setiap kesempatan berjumpa dengan
mahasiswa, dengan harapan bahwa mahasiswa dapat memiliki
karya berupa tulisan yang akan dikenang sepanjang masa.
Beliau juga selalu mengajak untuk menjadi manusia unggul
dimanapun berada, minimal menjadi orang yang bermanfaat
dilingkungannya masing-masing. Dengan memberi istilah “JADILAH
SAPI UNGU”, beliau berharap kita semua menjadi orang yang
berbeda diantara orang-orang sekitarnya. Berbeda disini
maksudnya adalah menjadi manusia yang bisa memberikan warna
dalam kehidupan untuk menjadi manusia yang lebih baik, manusia
unggul dan memberikan manfaat kepada sekitarnya.
Sebagai seorang guru, dosen dan pendidik beliau tetap
rendah hati dan tetap meminta arahan dan bimbingan dari
mahasiswa. Hal ini berdasarkan ungkapan beliaukepada pengurus
organisasi kemahasiswaan dilingkungan Fakultas Tarbiyah waktu
itu, ketika beliau diangkat menjadi Pembantu Dekan III Fakultas
Tarbiyah INISNU Jepara yang membidangi tentang kemahasiswaan.
Karena merasa masih belum berpengalaman tentang urusan
organisasi kemahasiswaan, beliau tidak sungkan untuk meminta
bimbingan dan belajar bersama mahasiswa.
49 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Unisnu Jepara, beliau sangat dekat dengan bawahannya, dan tetap
bercanda serta bergurau bersama, tidak membeda-bedakan
terhadap status jabatan keorganisasian.Hingga akhir hidupnya
beliau mengabdikan diri untuk membagun pendidikan melalui ide-
ide yang dituangkan dalam tulisan. Selain mengabdi di Unisnu
Jepara beliau juga menjabat sebagai anggota Dewan Pendidikan
Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah dan juga sebagai ketua ketua
ADN (Asosiasi Dosen Nahada) tingkat Jawa Tengah dan DIY
Yogyakarta.
Begitu banyak pelajaran berharga dari perjalanan hidup dan
kepribadian beliau, yang selalu memberikan manfaat, semangat dan
motivasi untuk terus maju dan berkembang serta bermanfaat bagi
orang lain serta lingkungan sekitar.
Akhirnya, sebagai penutup tulisan ini, kami sangat
merindukan sosok beliau yang suka humoris, murah senyum dan
selalu gembira. Beliau adalah sosok yang selalu memberi motivasi,
seorang kepala keluarga idaman, guru idaman, pendidik idaman,
orang tua idaman, dan pemimpin yang disukai oleh banyak orang.
Penulis bangga mengenal sosok bapak Maswan, beliau adalah Guru
kami, orangtua kami, atasan kami, dan motivator kami. Selamat
berbahagia Bapak, jasa dan pengabdianmu akan selalu dikenang,
karyamu tak akan pernah lekang, dan semoga engkau tenang
disana. Aamiin ya robbal alamiin.
50 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Pak Maswan Foto bersama dengan dosen dan karyawan
Fakultas Tabiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Setelah upacara peringatan hari santri
51 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SOSOK BERSAHAJA DAN RELIGIUS ITU TELAH TIADA...
Rukhaniyah
Kepala Tatausaha Fakultas Syari’ah dan Hukum Unisnu Jepara
Pak Maswan begitulah orang menyebutnya, beliau sosok
yang begitu bersahaja, dan religius. Beliau adalah salah satu pejabat
di Unisnu dan orang penting dalam dunia pendidikan di Jawa
Tengah, semasa hidupnya karya-karya beliau untuk kemajuan dunia
pendidikan teruslah mengalir. Namun beliau selalu rendah hati
dengan siapapun termasuk dengan saya. Hal yang selalu ku ingat
kenangan dengan beliau adalah ketika beliau berangkat ke masjid
untuk menunaikan sholat jamaah di masjid Ar-Robaniyyin, tanpa
sengaja beliau selalu menyapa saya dengan celetukan khas
gluwehannya : “ruh, kuwe nyahmene lagi mangkat nek masjid nek
mau iku lho lapo...? ” tanya beliau kepada saya dan ku jawab juga :
“nek kulo ke masjidnya telat berarti kan kita sami-sami nggih pak”
beliau nimpali lagi : “oh kalo begitu mau lagi berjuang ngelawan
syetan ya, dan akhirnya setannya kalah karena meskipun telat tetap
berangkat, hahahaha”. Kata-kata itu yang selalu ku ingat ketika
berangkat ke masjid.
Tak hanya itu yang selalu ku ingat, beliau adalah orang yang
sangat tegas dan berwibawa sehingga sangat disegani oleh ribuan
mahasiswanya, ketegasan beliau dalam forum-forum rapat juga
selalu menjadi daya tarik dalam memberikan pertimbangan. Beliau
52 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
juga sangat mencintai keluarga dengan seringkali menunjukkan
foto dirinya dengan istri dan anak-anaknya yang mungkin di se usia
beliau sudah jarang lagi ditemukan yang mungkin bisa membuat iri
banyak pasangan muda lainnya.
Ketika berbicara dengan anak, beliau juga sering ngguyoni
Saya dengan pertanyaan yang jawabannya adalah sama “ruh, kuwe
koq anakmu akih trus wedok kabeh”, namun pertanyaan itu
jawabannya ku kembalikan lagi kepada beliau. “tekone sami kaleh
panjenengan sih pak, hehehe kita imbang 1:1 hehehe”
Untuk beberapa kali periode beliau sering diamanahi
menjadi Ketua KKN Unisnu, dan seringkali pula saya bersama beliau
dalam kegiatan KKN. Entah kegiatan ceremonial maupun
monitoring ke posko-posko mahasiswa. Seringkali bercerita ngalor
ngidul dan dari sekian banyak stakeholder yang kami temui, mulai
dari perangkat desa sampai pejabat lainnya, beliau sering bilang
lho, kenal karo aku ra ruh, wong aku iku wong terkenal calon DPR
seng ora dadi. Hahaha. Dan memang betul Saya begitu kagum
dengan beliau banyak sekali yang kenal beliau, relasi beliau sangat
banyak mulai dari teman sekolah sampai relasi bisnis maupun relasi
pejabat. Beliau adalah orang yang sangat supel dan tak segan untuk
menyapa semua orang. Beliau orang yang sangat dicintai dan
ditunggu kehadirannya dan karyanya. Dari beliau saya bisa belajar
dengan ilmu networking.
Tak hanya itu, saat pernah aku makan di warung dan
kebetulan bareng sama beliau, saat mau ku bayar makanannku
beliau trus bilang ke penjualnya, “tak bayare aku kabeh, nek ora
gelem ta bayarke yo kuwe seng bayari aku, gajimu karo aku mberah
ak tek” kata-kata itu menurutku bukan berarti arogan tetapi karena
53 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
beliau sosok yang jujur dan sangat mudah bergaul bersama dengan
mahasiswa/ karyawan tanpa memandang status.
Banyak sekali kenangan dari beliau yang sangat membekas,
namun saat jam 3 an pagi, saat bangun dan menyiapkan menu
sahur untuk keluarga, ku buka chatt WA dan ku ulang-ulang baca
lagi apa aku salah membacanya? apa kabar ini benar atau tidak? dan
ternyata kabar itu benar bahwa beliau telah dipanggil dalam
keadaan yang begitu indah, dalam keadaan suci sedang selesai
sholat dan berdzikir. Perasaan syok dan kaget seolah tak percaya,
karena jam 9 malam masih ku baca status beliau sedang bersama
cucunya, namun beberapa jam kemudian Allah sudah berkata lain.
Subhanallah sungguh indah sekali Engkau memanggil hambaMU
yang Engkau cintai. Orang baik akan meninggal dalam keadaan
baik.
Sekarang sosok yang religius itu sudah tiada dan tak ada
lagi orang yang nyeletuk dan mengingatkan aku lagi. Mengingatkan
dalam berlomba-lomba untuk kebaikan. Masih teringat jelas masa-
masa beliau ketika bertemu dengan saya di tangga, di tempat
wudhu dan seringkali mengucapkan kata-kata tersebut, namun
sekarang tak ada lagi yang membual dan guyon-guyon lagi.
Selamat jalan Bapak, semoga engkau tenang di alam sana, karya-
karyamu akan selalu menjadi amal jariyah yang selalu menerangi
kuburmu.
54 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MASWAN DAN CITA-CITA TERPENDAM
Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag
Dosen Unisnu Jepara, Asesor SMA/MA Provinsi Jawa Tengah
Maswan, seorang kawan dan sahabat yang penuh dengan
kenyentrikan dalam berbahasa, penuh pula dengan ragam
pemikiran yang dituangkan dalam ide-ide segar yang bertabur
dalam banyak media cetak di Indonesia. Penulis katakan “nyentrik”
karena dalam keseharian banyak ungkapan yang disampaikan
dalam bentuk terus terang dan vulgar serta bloko-suto dalam
menyampaikan aspirasi positif tentunya.
Rasa kehilangan atas berpulangnya almarhum ke Hadlirat
Ilahi Rabbi menjadi suatu hal yang sulit dilupakan, karena sehari
sebelum wafatnya beliau masih sempat kirim kabar via WA terkait
dengan banyak hal yang menjadi pemikiran untuk pengembangan
kampus dan pengembangan pendidikan secara umum.
Pengabdian dan perjuangan almarhum dalam dunia
pendidikan tidak diragukan lagi, mulai dari kegiatan-kegiatan kecil
tingkat fakultas sampai universitas, ia juga termasuk salah satu
Asesor SMA/MA Provinsi Jawa Tengah dari unsur dosen Unisnu
Jepara (bersama penulis), menjadi anggota Dewan Pendidikan
Provinsi, bahkan pengabdian dan perjuangan beliau sampai pada
puncaknya menjadi pucuk pimpinan Ketua Aliansi Dosen
Nahada/Nahdlatul Ulama (ADN) Provinsi Jawa Tengah.
Banyak hal yang sering diungkapkan tentang ide-ide
segarnya yang muncul di berbagai media massa menjadi
55 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
penggugah bagi para pembacanya. Ungkapan menggelitik yang
sering disampaikan pada penulis dengan Bahasa Jawa adalah:
“nisbate wong Puring iso dadi Asesor SMA/MA, iso dadi anggota
Dewan Pendidikan Provinsi, lan dadi ketua Aliansi Dosen Nahada
(ADN) Provinsi Jawa Tengah, ora angger wong pak, soale nek
angger wong malah kacau… ” (Saya hanya seorang dari desa Puring
Bangsri Jepara bisa menjadi Asesor SMA/MA, menjadi anggota
Dewan Pendidikan Provinsi, dan menjadi Ketua Aliansi Dosen
Nahada/Nahdlatul Ulama (ADN) Provinsi Jawa Tengah tidak semua
orang pak, masalahnya kalau setiap orang malah menjadi kacau)
kata almarhum sambil tertawa renyah khas beliau…
Secara berkelakar almarhum menyampaikan pada penulis
bahwa cita-cita tertinggi dalam hidupnya adalah sebagai “Rektor”
demi memajukan pendidikan di Jepara terutama dalam
pengembangan human resources (sumber daya manusia). Semasa
hidupnya, almarhum juga bercita-cita ingin lebih mewujudkan dan
menjadikan sebuah fakultas yang bersahaja, penuh kebersamaan
dan persaudaraan yang bernuansa dan bernilai akhlaqul karimah
serta mewujudkan kampus tercinta Unisnu Jepara sejajar dengan
perguruan tinggi lain yang terkemuka di Indonesia.
Beliau telah dipanggil terlebih dahulu oleh Yang Maha
Kuasa ke Pangkuan-Nya. Bisakah keinginan dan cita-cita yang
terpendam dari almarhum ini terwujud? Jawabannya ada pada kita
semua yang bisa mewarisi perjuangan dan pengabdian yang tiada
henti dari seorang bernama Maswan dengan sejuta cita-cita yang
terpendam.
56 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Foto Bersama Pak Maswan saat melaksanakan kegiatan KKL di
Malang pada tahun 2017
57 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
TETAP DIHATI
Yushinta Eka Farida
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Masih Tentang beliau pak Maswan. Masih ingat kumis tipis
yang selalu, menyunggingkan senyum manisnya? Beliaulah Pak
Maswan. Masih ingat Seorang Pria yang selalu datang ke kantor
untuk sekadar menyapa kita? Beliau Pak Maswan. Masih
terngiangkah kata yang selalu beliau katakan “Piye sehat Ra?” beliau
Pak Maswan. Masihkah terbaca tulisan yang seruing muncul di
koran pada kolom guru? Beliau pak maswan.
Masihkah ingat Bapak yang selalu merokok di depan kantor
Tatausaha Fakultas dan selalu menyapa kita saat tiba-tiba kita jalan:
“Lapo Bu?, Lopo Pak?”
Tak akan ada yang mampu mengganti sosok beliau Pak
Maswan. Rindu, iya kami rindu keramahan Beliau. Terkenang, iya
kami selalu terkenang sosok Bapak yang bijaksana. Beliau Pimpinan,
teman dosen, dan bapak yang sangat istimewa.
Beliau tak pernah sungkan bahkan malu jika harus meminta
berfoto dan meminta untuk difoto. Yang selalu saya kenang jika
dengan beliau “Bu ayo foto mbek aku, ngko tak duduohke bojoku“.
58 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Dan saat ada acara-acara pasti minta di foto dan bilang “Aku foto
Bu..., Tak uploade ne FB Bu.. ben terkenal..... meskipun tak perlu
meminta untuk foto, beliau sudah terkenal dikalangan siapapun.
Beliau sahabat mahasiswa, tak ada jarak dengan sesama rekan kerja.
Beliau pimpinan yang “grapyak”
59 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Aplikasi Tik tok, beliau juga meminta untuk membuat gerakan
tersebut. Itu adalah kenangan terakhir kami dengan beliau saat
pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan pada Januari 2020 lalu.
Pak Maswan.... Semoga tenang disana... Surga untuk beliau.....
Terima kasih untuk semua ilmu yang beliau berikan selama hidup.
Beliau panutan.
60 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MENJAGA WARISAN SEORANG PENULIS
Dedi Merisa
Kepala Bagian Hukum, Humas dan Kerjasama Unisnu Jepara,
Alumni Unisnu Jepara
Sejatinya saya ragu menulis tentang beliau, karena khawatir
jika tulisan ini justru merendahkan kredibilitasnya. Namun, pada
saat yang sama penulis juga yakin, keluhuran nama beliau tak akan
jatuh hanya oleh goresan ini. Lagi pula, tulisan ini hanyalah fragmen
dari kehidupannya, karena kehidupannya telah ia tulis sendiri
melalui ratusan karya, bahkan hidupnya adalah tulisan itu sendiri.
Dengan niat mengenang agar deposit semangat kepenulisannya
tetap kita jaga, maka penulis memberanikan diri membuat
“kesaksian” ini.
Saya mengenal pak Maswan sejak tahun 2003 silam, saat
mulai “nyantri” di Inisnu Jepara. Beliau sangat mudah dikenali dari
suaranya yang lantang dan khas itu. Pak Maswan selalu menjadi
pusat perhatian di berbagai forum, saat ia memiliki kesempatan
bicara, maka semua telinga akan terkesiap mendengar suaranya
yang lantang.
Gagasan yang disampaikannya secara lisan maupun tertulis,
senantiasa segar dan disampaikan dengan segala kesahajaannya.
Tidak muter-muter dan “to the point” adalah diantara ciri khasnya
saat berbicara. Maka, sering kali ia tidak terlalu lama jika berbicara,
tapi bisa panjang sekali jika gagasannya disampaikan dalam bentuk
61 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
tulisan. Setidaknya demikian memori yang ada tatkala bersama
dengannya di berbagai forum.
Yang paling dikenang adalah diksi yang digunakan. Ia tidak
terlalu menggunakan term yang “melangit”. Pilihan katanya
sederhana, seakan tersirat bahwa esensi dari setiap tulisan dan
pembicaraan adalah memahamkan, bukan memaksa pembaca atau
pendengar memahami maksud kita dengan diksi yang melangit.
Maka, menjadi ciri khasnya juga, bahwa isu-isu yang kadang rumit
dan ruwet, menjadi sangat mudah dan terurai jika ia tuliskan.
Di bidang kepenulisan, Pak Maswan adalah teladan. Ia
memang selalu bergairah untuk menulis. Hal itu sudah tertanam
sejak muda. Deposit semangat menulisnya tidak pernah defisit. Ia
juga sangat peka dalam membaca setiap isu yang sedang tren dan
mengurainya menjadi sebuah tulisan, yang pada akhirnya media
massa pun tergoda untuk menerbitkannya.
Ada kisah menarik tentang seputar karyanya yang
diterbitkan oleh media massa. Seringkali ia menemui kami di lorong
biro untuk menanyakan koran yang terbit beberapa hari yang telah
berlalu. Kami sudah hafal niatnya mencari koran bekas itu, hampir
pasti karena tulisannya diterbitkan pada koran edisi tertentu yang
pada waktu diterbitkan, ia tidak sempat membacanya. Dan lorong
biro itu menjadi salah satu destinasi yang diandalkan.
Kami pun selalu membantu mencarikan koran yang
dimaksud, terkadang ketemu, terkadang juga tidak. Jika tidak kami
temukan koran yang dimaksud, kami kadang bergurau (tapi serius),
bahwa di koran tersebut ada fotonya yang terlihat terlalu tampan,
sehingga menggoda orang untuk mengambilnya. Mungkin untuk
hiasan dinding, atau untuk dikliping. Ya, memang beliau tampan,
62 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
dan mungkin karena itulah, seorang Rokhis Zunaida tergoda dan
bersedia menjadi ibu dari anak-anaknya.
Sepengalaman saya, pak Maswan selalu menghargai
pendapat orang lain, walaupun pendapat itu muncul dari orang
yang lebih muda, baik dari sisi usia maupun pengalaman. Ia bukan
pribadi yang ngotot agar orang lain mengikuti pendapatnya.
Sikapnya ini yang membuat penggemar “Luwak White Koffie” itu
mudah akrab dengan siapapun yang lebih muda.
Dalam suatu kesempatan, Pak Maswan pernah berkisah
bahwa rokok menjadi salah satu pemacu inspirasinya saat menulis.
Meskipun belakangan, rokok pulalah yang diduga kuat menjadi
pemicu sakitnya. Namun, setiap batang rokok yang terbakar dan
asap yang mengepul itu telah menjadi saksi sekaligus arti, bahwa
dalam suatu proses seringkali membutuhkan pengorbanan. Asap
rokoknya juga telah menjadi wasilah baginya dalam berteman
dengan lebih banyak orang. Lihat saja, mereka yang merokok lebih
mudah mencairkan suasana ketika bertemu orang lain, bahkan
dengan yang belum dikenal sekalipun. Testimoni ini mungkin
sedikit lebay, namun demikianlah faktanya, meskipun hal itu hanya
berlaku untuk sementara pihak.
Saya bersyukur, “sempat” dipertemukan dengan pak
Maswan, meskipun singkat. Bahkan, hingga kini saya masih
merasakan vibrasi kehadirannya, setidaknya semangatnya yang
selalu menginspirasi itu. Semangat menulis adalah kekayaan yang
telah ia wariskan untuk kita semua. Semoga bisa kita lanjutkan dan
dijauhkan dari kemiskinan semangat menulis. Salah satu ikhtiyarnya
adalah menulis tentangnya, dan semoga tidak hanya untuk sekedar
menjaga warisanya.
64 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
ABAH WAN, NGREGANI YANG MUDA
Abdul Wahab Saleem
Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara,
Ketua Lembaga Dakwah PCNU Jepara
Sikap apresiatif, apalagi kepada yang lebih "muda" itu
kebanyakan sulit keluar, apalagi dari orang yang menganggap diri
sebagai "tua".
Itu tidak terjadi pada Abah Maswan, begitu aku sering
memanggilnya. Tentu pengalaman bersama dengan Abah Wan tak
cukup halaman untuk dituliskan semua, karena sangat sering kami
berada dalam satu forum, baik itu diskusi, rapat, seminar, pengajian
dan yang lain dalam macam-macam wadah organisasi dan majelis.
Produktifitas Abah Wan dalam menulis memang luar biasa,
dan itu yang juga sempat menjadi lontaran kritik padaku, "gus Doel,
kuwe iku ancen hebat, tapi isamu pidato, opo sing mok omongke
iku lho tulisen", sambil terbahak ku jawab "ben ditulis Udin sih Bah"
(maksud saya dimas Sunan Ahmad Saefudin, yang intelektual muda
itu).
Testimoni khidmah Abah Wan di berbagai wadah organiasasi
terutama di NU telah banyak ditulis di WAG ataupun halaman
medsos yang lain, sebagai ketua ADN Jateng-DIY (aku termasuk
salah satu anak buahnya) dan anggota Dewan Pendidikan Jateng,
juga Dosen dan pejabat kampus, ternyata Abah Wan masih selalu
65 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
menyempatkan diri berkhidmah di kampung, tanpa sedikitpun
jumawa. Lha aku termasuk yang pernah diundang untuk mengisi
ceramah pengajian santunan Yatama di kampungnya, dan ternyata
Abah Wan adalah ketua Yayasan ngaji cah cilik-cilik itu (aku lupa
nama Yayasannya), luar biasa...
Dalam forum-forum, Abah Wan itu tegas (campur galak-galak
gitu), menuangkan gagasan apa adanya (sebagaimana kalau ia
menuangkan gagasan dan ide ke dalam tulisan bebas yang
bertebaran di media-media). Kami sering "berdebat", tetapi sering
pula Abah Wan yang "sepuh" mengapresiasi bahkan legowo
dengan pendapatku yang "enom" dan "sepele" ini. Artinya, bahwa
orang yang biasa dengan perbedaan dan legowo menerima
gagasan orang lain yang mungkin berbeda dengan gagasannya, ia
adalah orang yang sudah selesai dengan diri sendiri dan pantas
menjadi panutan, ya, semacam sufi yang "berkelas" gitu lah.
Setahuku, Abah Wan tak gemar umbar "dalil", beliau juga
tidak ndakik-ndakik meneriakkan dhawuh kanjeng Nabi "laisa
minna man lam yarham shaghirana wa lam yuwaqqir kabirana", juga
kalimat hikmah "khudz al-hikmah wa lau min fam al-bahimah".
Tetapi dalam lakunya, Abah Wan telah mempraktikkan semua itu,
legowo "ngregani" yang muda, mengambil pandangan yang baik
dan "ashlah", berkelakar bersama dengan untaian kata motifasi
yang blak-blakan dan apa adanya.
Dalam membangun peradaban, dibutuhkan integrasi
harmonis tiga "dunia", yaitu dunia kata, tulis dan laku, karena sering
terjadi, yang mahir berkata-kata, ternyata tak begitu cakap
menuliskannya, pula sebaliknya, pandai menulis tapi tak fasih
mengatakannya. Ada juga yang memiliki kompetensi keduanya,
66 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
kata-tulis, tetapi tak sanggup memgamalkan dalam laku untuk
kemaslahatan.
Abah Wan termasuk salah satu orang yang pantas menjadi
inspirasi dalam tiga "dunia" tersebut, berani berkata-kata, berani
menuliskan dan berupaya meng-uswah-kan melalui laku baik dan
nyontoni.
Abah Wan, aku bersaksi jenengan min ahlil khoir, pesan dan
gurauanmu insyllah kami lanjutkan. Dan aku tetep udud,
sebagaimana kita sering lakukan bersama (cuma, rokok kita beda
merek).bSelamat menuju Surga Bah... Keluarga pasti tabah...
Keterangan Foto, Abah Wan yang tengah dan ganteng itu. Sehabis
uapacara Hari Santri Nasional di kampus Unisnu Jepara.
67 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
FIGUR BAPAK
Anita Afrianingsih
Dosen Prodi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Unisnu Jepara
Beliau adalah figur bapak yang saya temukan selain bapak
kandung saya. Masih terngiang sekali wejangannya ketika turun dari
tangga FTIK pasca itu, dengan tutur kata yang khas beliau berkata
“simpanlah semua keluh kesahmu dengan aman tanpa harus di gae
update status wa, yo” kala itu mata hatiku terbuka dengan seksama.
Terimakasih bapak, yang setiap ketemu selalu bertegur sapa
dengan gayanya “sehat tow?” dan selalu saya jawab alhamdulillah
sehat bapak, sambil saya menganggukkan kepala menunjukkan
rasa hormat, kagum dan beliau sangat berwibawa.
Kali keduanya, Ketika beliau berkunjung ke gubug saya, Ketika
itu saya melihat beliau menghela nafas sedalam-dalamnya sambal
berkata “ ya allah, bu perjuangan jenengan luar biasa, aku sampai
tidur bangun, tidur bangun 3 kali lho, baru sampai rumah jenengan”
njeh bapak, 100 km Pulang Pergi perjalanan yang saya tempuh
untuk sampai dimana tempat saya mengabdikan segenap ilmu,
lahiriah dan batiniah. Beliau menjawab “semoga sehat selalu dan
berkah ya bu”. Kata demi kata yang beliau tuturkan itu juga
membuat saya semakin semangat menjalani semuanya dengan
tawaqal dan ikhlas.
Bapak, walaupun engkau bukan bapak kandungku, semua
wejangan darimu selalu mampu membukakan mata hatiku, bahwa
68 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
menjalani kehidupan ini, harus ikhlas dan selalu bersyukur. Masih
banyak wejangan-wejangan lainnya yang akan memenuhi secarik
cerita ini.
Begitulah beliau, figure bapak yang senantiasa memberikan
naihat-nasihatnya kepada saya, selamat jalan Bapak, semoag
engkau diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan Allah SWT
mengampuni segala kekhilafanmu. Serta keluarga yang engkau
tinggalkan selalu Allah SWT berikan ketabahan, keberkahan dan
kelancaran dalam kehidupan yang fana ini. Aaminn ya robbal
alamin,,. terimakasih bapak, terimakasih dan terimakasih.
69 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SURAT UNTUK BAPAK MASWAN DI SURGA
Aliva Rosdiana
Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Dear Bapak Maswan,
Saya mungkin bukan orang yang kenal betul dengan pak
Maswan. Yang saya kenal dari Bapak adalah sosok the best writer
Unisnu ever had dengan karya tulisan popular Bapak yang setiap
hari membanjiri media cetak dan media massa online. Itu yang
membuat saya sangat terinspirasi. Jiwa jurnalisme Bapak sangat
mendarah daging dan itu menular pada saya. Hingga suatu hari
ketika saya berteman di facebook dan tulisan saya di media massa
online yang saya share mengandung kontroversi bagi sebagian
banyak orang dikritik lalu Bapak kritik melalui status. Kritikan adalah
motivasi yang membangun. Begitulah adanya tulisan jika berbau
politik. Saya sangat berterimakasih kepada Bapak karenanya.
Banyak orang mengenal sosok pak Maswan baik secara tatap
muka, suara khas, dan tulisan-tulisan. Suara tulisan lebih dianggap
jenius mewakili suara verbal. Hal ini dikarenakan tulisan dianggap
lebih autentik dan tidak hilang ditelan waktu. Seperti
perumpamaan, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati
meninggalkan belang.” Tulisan pak Maswan selalu meninggalkan
memori indah dan pahala akan selalu mengalir pada beliau karena
tulisan-tulisannya yang membawa kemaslahatan bagi orang
banyak. Selamat jalan pak Maswan. Saya bertanya-tanya, apakah
70 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Bapak di surga sana masih tetap menulis? Lalu apa yang Bapak tulis?
Saya yakin kehidupan di surga tidak serumit di dunia dan Bapak
tidak bisa berdiam diri untuk tidak menulis.
Kepada bapak Maswan, saya ingin menyuarakan hati saya dan
mungkin hati orang-orang yang mengasihi Bapak dalam lirik lagu
“Remember Me” OST Coco.
Remember me though I have to say goodbye. Remember
me... don’t let it make you cry. Forever if I’m far away I hold you in
my heart. I sing a secret song to you. Each night we are apart.
Bapak Maswan yang selalu ada di hati, sepotong lirik lagu
seolah suara pak Maswan berbicara pada kami semua untuk selalu
mengingat Bapak. Selamat jalan, Bapak. Semoga kita semua bisa
bertemu di surga Allah SWT. Aaamiin YRA.
71 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
DRS. MASWAN, MM: AKTIVIS, PENULIS DAN AKADEMISI
Dr. H. Subaidi, M.Pd.
Sahabat Sowan Mbah KH. Abdul Khalim dan Mbah Kiai Bajuri
Senandang Senori Tuban, Jawa Timur,
Dosen Program Pascasarjana Unisnu Jepara
Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara Drs. Maswan,
MM atau Gus Wan (sapaan di Grup WA ADN) memberi pesan
akademis dan ilmiah dari dunia perguruan tinggi yang
mengingatkan masyarakat kampus agar bergerak dan berpacu
dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya dunia tulis menulis.
Semasa hidupnya, pria kelahiran Jepara itu dikenal sebagai
penulis, aktivis, juga akademisi. Meninggalkan kariernya di bidang
furniture, pria lulusan IKIP Negeri Malang Jawa Timur dan STIE AUB
Solo Jawa Tengah ini mulai aktif menulis sejak dini sewaktu kuliah
S1. Gus Wan (sapaan di grup WA ADN) menjadi pimpinan redaksi
koran kampus saat itu. Setelah itu, ia aktif menulis di suara
mingguan dan bulanan kampusnya, Jawa Pos, Suara Merdeka, dan
lain sebagainya sampai akhir hayatnya (Perbincangan perjalanan
sowan KH. Halimi Pati Kidul terkait PMB 2017).
Tulisan-tulisan beliau banyak menyoroti berbagai persoalan
yang sedang dihadapi umat dan bangsa, terutama soal pendidikan
dan pengajaran. Diantara tulisan-tulisan yang terpublis adalah:
72 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Fiqih Di Kelas
VII Di MTs SA PP Roudlotut Tholibin Bandungharjo Donorojo Jepara
Tahun Ajara 2014/2015; Pengaruh Kemampuan Menghafal
Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Dalam Bidang Studi Al-
Qur’an Hadits Di MA NU Hasyim Asy’ari 02 Karang Malang Gebog
Kudus; Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah; Variasi
Pembelajaran Dalam Teknologi Instruksional; Tim Penyusun Buku
Silabus Kurikulum Tahun 2012 Prodi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara; Pembentukan
Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu-Lagu Islami (Studi Kasus Di
PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara TA. 2015/2016);
Hubungan Kebiasaan Wudhu Dengan Peningkatan Konsentrasi
Belajar Fikih Siswa Di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara TP.
2014/2015; Penggunaan Media LCD Dalam Pembelajaran PAI
Siswa Kelas VI Di SD NU Nawa Kartika Kudus TP. 2014/2015;
Implementasi Metode Demonstrasi Pada Mata pelajaran Fikih Siswa
Kelas VI Di MADIN Tarbiyatul Athfal II Ujung Pandan Welahan
Jepara TP. 2014/2015.
Selain menulis di media massa, pria yang menjabat sebagai
wakil dekan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UNISNU
Jepara ini juga menulis beberapa buku, antara lain: Gus Dur:
Manusia Multidemensional (2017), Tata Cara Menulis Karya Ilmiah
(2018).
Sejak pertengahan tahun 2017, pria yang berdomisili di desa
Jeruk Wangi Bangsri (dukuh Poreng) ini telah mengumpulkan
naskah-naskah tulisannya yang pernah diterbitkan di berbagai
media untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Selain itu, beliau juga
73 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
sering diminta untuk memebrikan pelatiahan jurnalistik
dilingkungan sekolah, madrasah dan perguruan tinggi.
Kemampuan menulis Gus Wan tidak lepas dari kegemarannya
membaca sejak usia muda. Kebiasaan itu terus dipertahankan
hingga akhir hayat. Ia biasanya menyediakan waktu untuk membaca
sebelum dan sesudah tidur, setelah shalat subuh, pagi hari, dan juga
sore hari. Pernah dalam satu bulan, muncul dua belas judul artikel
koran yang bisa dipublis, dengan kata lain, setiap beliau menghisap
rokok, disitulah beliau memperoleh inspirasi dan pemikiran baru,
kemudian diekspresikan dalam sebuah tulisan, itulah kehebatan
alm. Drs. Maswan, MM. (Perbincangan dalam perjalanan sowan K.
Bajuri Sendang Senori Tuban Jawa Timur, PMB 2018).
Gus Wan juga aktif berorganisasi sejak muda. Organisasi yang
ia tekuni sampai akhir hayat adalah Pengurus Dewan Pendidikan
Daerah (DPD) Prov. Jawa Tengah, Ketua ADN dilingkungan
Nahdlàtul Ulama Prov. Jawa Tengah, Ketua Yayasan Islam yang
mengelola pendidikan Agama Islam wilayah Bangsri Jepara.
Semoga anak cucu beliau mewarisi ilmu, semangat dan kegigihan
almarhum dalam dunia tulis menulis ilmiah, dan Allah memberikan
ampunan atas segala khilafnya, Amin.
74 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MENGENANG SANG “THE BEST MENTOR”
Edi Susilo
Murid Menulis Pak Maswan, Dosen Prodi Ekonomi Islam Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Unisnu Jepara
Bergabungnya tiga institusi pendidikan (INISNU, STIENU dan
STTDNU) menjadi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara,
menjadikan saya sebagai salah satu Dosen baru di lembaga
pendidikan tersebut. Ada sosok “Dosen senior yang menarik
perhatian saya”, karena tulisan-tulisannya dimuat berbagai media
massa. Sosok tersebut adalah “Pak Maswan”. Rasa penasaran untuk
menulis di media massa memberanikan saya untuk berkenalan
sekaligus memohon Beliau untuk menjadi mentor saya dalam
menulis.
“Silahkan Pak Edi”….. saya siap membantu” begitu jawaban
beliau, suatu siang sehabis sholat Dhzuhur berjamaan, di Masjid
Kampus Ar-Robbaniyyin. “Artikel yang telah ditulis nanti diemail ke
saya, biar saya koreksi”. Benar saja….artikel-artikel saya dikoreksi
oleh Beliau dengan menunjukkan berbagai kelemahannya, sambil
membenahinya.
Atas bimbingan dan mentoring dari Beliau, akhirnya artikel
saya bisa dimuat di sebuah rubrik Koran lokal “Radar Jepara” sampai
dua kali, dan wacana nasional “Suara Merdeka” pada waktu yang
tidak lama.
76 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Terima kasih “Pak Maswan”. Mengenangmu adalah
mengenang “Sang Guru Sejati”. Kehilanganmu adalah kehilangan
seorang “The best mentor”. Selamat Jalan “Sang Guru”…. Surga
Allah menunggumu!.
77 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
ISYARAT KEPERGIAN PAK MASWAN
H. Mufid
Wakil Dekan 2 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Pak Maswan yang saya tahu ketika bertemu dengan saya,
beliau selalu menanyakan kepada saya dengan perkataan begini: "
Piye kabare... sehat ra?". Sehat itu penting karena untuk bisa
menjalankan aktivitas kerja.
Kira-kira 20 hari sebelum pak Maswan meninggal dunia ada
beberapa keanehan yang saya rasakan diantaranya adalah : Dia
selalu mengalah, ketika saya melontarkan kata kata yang menggoda
(menggoda emosinya), beliau tidak membantah dan ngeles .... saja.
Hari-hari itu juga beliau juga selalu intens mendengarkan
pengajian Gus Baha di kantornya, padahal jika hari sebelumnya
beliau kadang mendengarkan musik dangdut sebagai hiburan
beliau dengan penyanyi : Via Vallen, Nella Kharisma dan Jihan Audi.
Selamat tinggal pak Maswan, semoga mendapatkan Surga-
Nya Allah SWT . Aamiin.
78 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SANG WIRABRADJA TELAH TUTUP USIA
Santi Andriyani
Murid Pak Maswan, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Unisnu Jepara
Pak Maswan, begitu kami memanggil beliau sejak saya masuk
kuliah di INISNU (sekarang menjadi UNISNU) pada tahun 2007
silam. Sosok beliau yang santai dan ramah membuat kami para
mahasiswa lumayan dekat dengan beliau. Dari dulu sampai
sekarang gaya beliau selalu kekinian dan terkesan selalu muda
menampakkan aura penuh semangat dan fresh. Saat beliau masuk
di kelas , Pak Maswan selalu membuat suasana menjadi rame dan
nyaman , tidak ada kesan penuh ketegangan. Beliau menampakkan
diri sebagai pendidik yang ngayomi bukan menakut-nakuti , beliau
selalu menyampaikan joke-joke yang kontekstual bukan abal-abal.
Bagi saya, kami, dan teman-teman dosen di UNISNU, Pak
Maswan merupakan sosok yang tangguh dalam dunia penulisan.
Karya-karya beliau membumi diseantero media cetak. Beliau bagai
sang Wirabradja, sang pemberani dan tajam. Pak Maswan berani
menyuarakan ide-ide dan pemikiran beliau melalui dunia tulis
menulis. Bahkan sering beliau secara tajam mengkritik kebijakan-
kebijakan pemerintah yang kaitannya dengan dunia pendidikan.
Saya juga sering menjumpai karya beliau berseliweran di media
cetak Surabaya dan Malang. Sungguh,, beliau adalah sang Wiro
bagi kita.
79 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Keteguhan dan konsistensi beliau dalam jurnalistik ini
memberikan lecutan semangat bagi kita untuk selalu berupaya
memberikan sumbangsih dan dedikasi bagi masyarakat kapanpun
dan bagaimanapun. Beliau mengejawantahkan “ Tri Dharma
Perguruan Tinggi “ dalam pemikiran dan ide-ide yang relevant dan
kritis melalui bidang tulis menulis. Pak Maswan telah meneriakkan
semangat “Holopis Kuntul Baris“. Semangat untuk bekerjasama,
berjuang dengan peuh konsisten mengabdikan diri pada
masyarakat sesuai dengan passion masing-masing.
Sekarang , Pak Maswan telah tiada. Beliau saya ibaratkan
seperti bunga “ Frangipani “. Bunga ini merupakan bunga spesial
dan memiliki makna mendalam. Meski bunga ini banyak tumbuh di
pemakaman, tetapi hanya bunga Frangipani lah yang selalu
berguguran sebelum layu. Sama halnya dengan beliau, beliau tiada
saat beliau masih “ ajeg “ dengan karya-karya fenomenal. Beliau
tutup usia saat ghirrah dan semangat beliau dalam menulis masih
sangat membara.
catatan : referensi istilah dari novel DUR
80 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PENYADARAN PRESTISE SANG PENULIS POPULER
Eka Setya Budi
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Ilmu penalaran mengajarkan kita bagaimana kita dalam
mengambil sebuah simpulan harus berdasarkan fakta dan data
yang mumpuni. Pengambilan simpulan tanpa data dan fakta adalah
omong belaka, boleh dikatakan orang dungu. Sering kali kita tanpa
sadar selalu menari sebuah simpulan hanya berdasrkan prasangka,
praduga imaji simpulan subjektif berdasarpada pengalaman kita
sendiri. Hal ini tentu akan menghasilkan sebuah simpulan yang
tidak benar dan kurang bermakna.
Pentingnya penyadaran prestise sesorang harus kita pahami
dan mengerti, bukankah khalayak umum akan menerima simpulan
kita apabila simpulan kita sesuai dengan kualifikasi keilmuan dan
simpulan dapat diuji kebenarannya.
Dulu sering kali saya membuat tulisan, artikel, jurnal, dan
simpulan-simpulan yang tidak sesuai dengan kualifikasi saya. Bisnis
entreprenuer selalu jadi bahasan. Tak tangung-tangung kebijakan
desan, RPJM Des, PNPM Mandiri Pedesaan, dan Pilpet adalah tema
dalam tulisan saya. Hingga bertemu dengan guru penulis produktif
beliau Bapak Drs. Maswan, M.M. Beliau mengatakan :lho kamu kan
ulusan S1 dan S2 bahasa Indonesia yaaa tulisannya yaa harus sesuai
dengan kualifikasi keilmuan kamu, masak orang bahasa Indonesia
tulisannya dunia bisnis, politik, dan ekonomi, nanti kamu tidak fokus
81 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
lhooo, minimal bidang pendidikanlah”. Kata-kata inilah sontak
mengoyak hati saya, perasaan cemas, dan merasakan bersalah telah
melenceng pada jalur yang kurang tepat.
Terimakasih bapak Maswan, selamat jalan semoga amal
ibadah diterima Allah Swt, diampuni dari segala dosa-dosanya, dan
ditempatkan pada tempat yang terbaik Aminn Allahuma Amin
82 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MENELADANI BABE MASWAN
Ahmad Kholas Syihab
Ayah dari Cucu Pak Maswan, Suami Putri Pertama Almarhum.
Bagi penulis, Babe Maswan begitu kami sering
memanggilnya, merupakan sosok orang tua sekaligus guru ideal
yang mempunyai segudang wacana juga pengalaman yang perlu
penulis catat dan di- stabilo karena hampir semua yang Babe
utarakan penuh dengan petuah bijak. Masih ingat betul Be, ketika
pertama kali bertandang ke Puring dan pertama kali itu juga ketemu
langsung dan mengenalmu. Tapi nekat nembung Aida dan singkat
cerita lansung di-ACC, setelah itu kami berdua diskusi hangat
jagongan sampai jam 2 dini hari baru diijinkan pulang. Lebih
lengkapnya nanti penulis ceritakan di lain waktu saja ya. hehe
Babe Maswan dilahirkan bertepatan dengan peringatan hari
Kartini 21 April 1960 di Desa Sekuro, Mlonggo, Jepara. Masa kecil
sampai lulus MA dihabiskan di Jepara, hingga akhirnya mencoba
peruntungan untuk melanjutkan study S1-nya di salah satu kampus
negeri kota apel Malang. Disana Babe bekerja serabutan mengukir
kayu serta menulis untuk mencukupi kebutuhan hidup dan
kuliahnya. Karena ketekunan dan keaktifan di dunia tulis menulis,
Babe dipercaya menjadi ketua (Himpunan Mahasiswa Penulis) HMP
di IKIP Negeri Malang yang sekarang menjadi UM (Universitas
Negeri Malang). Kepiawaian menulisnya itu diekspresikan lewat
opini-opini di surat kabar sejak mahasiswa hingga menjelang
meninggalnya Babe.
83 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Selepas selesai S1-nya, Babe kembali ke Jepara berkhidmat di
lembaga pendidikan NU, sampai Babe menjadi pengurus LP Ma’arif
Kabupaten Japara era KH. Mahfud Asymawi, disaat Babe menjadi
pengurus itulah, Babe diminta untuk menjadi dosen di INISNU
Jepara pada awal-awal berdiri era Dr. (HC) KH. Sahal Mahfudz yang
saat itu menjadi rektor sekaligus Rais Amm PBNU. Unisnu diawal
berdirinya belum punya kampus sendiri, masih menumpang di MA
Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan. Babe termasuk pelaku
sejarah awal berdirinya INISNU yang sekarang bertransformasi
menjadi UNISNU dan menjadi kampus kebanggan NU Jepara saat
ini. Disela kesibukan Babe menyelesaikan Magister di Solo,
mengajar di UNISNU, Babe juga menjadi pengusaha furniture untuk
mencukupi kebutuhan keluarga.
Kesibukan Babe tidak lepas dari dunia pendidikan dan
khidmat di NU, mulai dari guru di salah satu madrasah swasta NU,
kemudian menjadi dosen UNISNU. Di kampung, Babe masih aktif
sebagai pengurus rating NU Puring Jerukwangi. Bahkan Istri dan
ketiga putrinya dikuliahkan semuanya dikampus NU Unisnu Pekeng
itu. Memang kecintaan Babe terhadap pendidikan dan NU tidak bisa
diragukan lagi. Lewat tulisan di media seperti (Suara Merdeka, Jawa
Pos, Duta Masyarakat, Tribun, Kedaulatan Rakyat dll) dan media
sosial yang bertebaran dimana-mana, Babe fokus menyoroti dan
mengkritik sekaligus memberi solusi tentang dunia pendidikan
lewat tulisan-tulisannya.
Produktifitas babe di dunia pendidikan mengantarkan Babe
menjadi Asesor BAN-SM yang khusus mengakreditasi sekolah dan
madrasah, disamping itu Babe juga mewakili suara NU di Dewan
Pendidikan Jawa Tengah. Ya, lagi-lagi NU. Karya-karya berbentuk
84 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
buku seperti Gusdur Manusia Multidimensional, Babe tulis karena
saking cintanya dengan NU dan Gusdur dan sebenarnya masih
banyak sekali buku karya Babe yang menjadi warisan akademis yang
bisa dibaca khalayak. Terakhir sebelum dipanggilNya, Babe masih
menyusun tahap akhir desertasi doktoralnya di Unnes Semarang
dan beberapa bulan lalu baru saja dilantik menjadi Ketua ADN
(Aliansi Dosen Nahdlatul Ulama) untuk wilayah Jateng dan DIY.
Tepat setelah ulang tahunnya ke 60, Babe meninggalkan kita
semua. Babe dipanggil waktu sahur selepas melaksanakan shalat
tahajud di malam 11 Ramadhan. Babe meninggalkan kita dengan
sebaik-baiknya peninggalan. Terhitung mulai saat itulah tugas Babe
selesai dan diteruskan oleh anak cucunya untuk berkhidmat di NU
nantinya. Disana Babe insyaAllah akan bertemu gurunya yaitu Mbah
Hasyim Asyari, karena Mbah Hasyim pernah berkata “sapa wonge
sing ngurus NU bakal tak dadikno santriku”, Semoga.
Babe meninggalkan Istri Rochis Zunaidah dan putri sulungnya
Aida Farichatul Laila yang sekarang tinggal di Mayong bersama
penulis dan Muhammad Ghezwany Syihab cucu lelakinya.
Meninggalkan putri kembar Ulfa Izzatun Fauziyah dan Ulfi Fardiatun
Nasichah yang saat ini masih kuliah di UNISNU Jepara. Semoga
kami yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan
sehingga bisa meneruskan perjuangan Babe.
Demikian, sekelumit teladan dari Babe yang tidak cukup
halaman untuk menuliskannya. Semoga menjadi teladan untuk
kami sekeluarga. Kami mohon doa agar menjadi orang yang sabar
dalam menerima takdirNya. Dan kami memohon maaf atas segala
salah sekaligus mohon doa agar Babe senantiasa diberikan
maghfirah dan dilapangkan kuburnya dan kelak berkumpul kembali
85 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
di Surga Allah SWT. Atas nama keluarga, kami tidak bisa membalas
kebaikan Bapak/Ibu/Saudara. Semoga kebaikan tersebut dibalas
Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Amiin.
86 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PERJUMPAANKU DENGAN PENULIS PRODUKTIF ITU
H. Hisyam Zamroni
Wakil Ketua PCNU Kabupaten Jepara
“Kang Hisyam, aja kendor nulis”. Kata itu yang selalu dikatakan
oleh Mr. Maswan kepadaku saat ketemu, guyon bareng dan sekadar
saling sapa di WA. Saya mengenalnya saat masih menjadi Kepala
Sekolah di MTs dan MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa dan ketika
itu saya sedang kuliah Akta IV di UNISNU Jepara.
Perjumpaan awal saya dengan Mr. Maswan adalah melalui
tulisan-tulisannya yang inspiratif, di mana jarang sekali saya jumpai
dosen dosen muda gemar menulis di media massa seperti Suara
Merdeka, Jawa Pos dan lainnya. Ini yang membuat saya
“kesengsem” sama Mr. Maswan. Tulisan-tulisannya di media massa
tentang pendidikan progresif, memberikan inspirasi banyak orang
bagaimana me-manage dan memajukan pendidikan di Indonesia.
Pada sesi tulisan tulisannya tentang pendidikan, Mr. Maswan
mengolaborasikan antara pendidikan pesantren dan pendidikan
sekuler, di mana dia memberikan tawaran tentang mutu pendidikan
ditentukan oleh profesionalitas seorang guru. Guru profesional,
menurutnya, adalah guru yang cerdas (smart), berkharisma,
dinamis, kreatif, inovatif dan mempunyai etos kerja yg tinggi
sehingga guru profesional tidak “melulu” berbicara “hasil”, tetapi
juga harus mementingkan “proses” pendidikan.
87 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Kecerdasan dan produktivitas menulis Mr. Maswan ditandai
dengan banyaknya karya yang tersebar di berbagai media massa
dan 14 buku karyanya yang akan menjadikan namanya dikenang
senantiasa. Buah karya itu, selain sebagai produk intelektual, juga
memberi motivasi kepada siapa pun, utamanya para generasi muda
dan mahasiswanya, untuk meniru jejak langkahnya.
Dengan reputasi dan komitmennya di dunia pendidikan,
maka tak berlebihan kiranya jika ia diberi amanah sebagai salah satu
Komisioner Dewan Pendidikan Jawa Tengah dan didapuk menjadi
ketua Assosiasi Dosen Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
Saya sangat kehilangan orang yang selama ini menjadi
partner dalam menulis beberapa buku, termasuk buku pertama
saya: Pendidikan Multikultural, di mana dia dengan tajam mengritisi
dan memberi masukan agar buku saya “layak” dibaca secara enak
renyah, enjoy dan tidak berat sebagaimana karya ilmiah murni.
Sungguh saya, dan kita semua kehilangan dengan kepergian
Mr. Maswan yang perjumpaan dan pesapaan dengannya adalah
perjumpaan dan sapa melalui karya yang jarang dimiliki banyak
orang. Ia juga sering menggojlok saya; Kang Hisyam, yen pidato iku
wes akih sing iso, tapi yen nulis akih sing terseok-seok. Demikian ia
selalu mengingatkan.
Selamat jalan sahabatku, Mr. Maswan. Kami sangat
kehilanganmu. Saya yakin, akan ada penerus “jihad nulismu”. Kamu
orang baik, dan semoga husnul khatimah. Amin.
88 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MASWAN: HIDUP SEUTUHNYA UNTUK PENDIDIKAN
Khoirul Muslimin
Adik Kandung Pak Maswan, Dosen Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Unisnu Jepara
Puring merupakan sebuah dukuh di Jerukwangi, daerah ini
berpendudukan padat, sebagian besar penduduk bermata
pencaharian petani. Kini dukuh puring telah banyak mengalami
perubahan semenjak berdirinya PLTU di Desa Kaliaman. Hal ini
ditunjukkan dengan bangunan tata desa yang mulai dipercantik dan
akses jalan juga halus dan lebar.
Di dukuh inilah tinggal seorang yang bernama Maswan. Ia
merupakan seorang guru, dosen, dan juga pengusaha mebel. Ia
dilahirkan pada tanggal 21 April 1960 di di Desa Sekuro RT 003 RW
001 Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara dari pasangan Bapak H.
Ircham dan Hj. Asiyah anak ke-3 dari 13 bersaudara. Sebagai
seorang kakak yang memilik banyak adik, ia selalu membantu orang
tuanya untuk membantuk pekerjaan di sawah dan juga momong
adik-adiknya. Ia memiliki pribadi yang patuh kepada kedua orang ,
pekerja keras, cekatan.
Oleh karena itu, Maswan kecil lebih banyak menghabiskan
waktunya untuk belajar dan momong adik-adik, dan membantu
orang tua ke ladang. Karena sejak kecil sudah terbiasa bekerja keras
dan pantang menyerah, ia telah memiliki kemampuan manjemen.
89 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Maswan kecil memang memiiki pribadi yang keras, tetapi memiliki
selera humor yang tinggi.
Maswan menempuh pendidikan pertama di TK, SDN Sekuro,
PGAP Mathalibul Huda Mlonggo, PGAN Kudus. Selesai dari PGAN
Kudus pada tahun 1979/1980, ia melanjutkan kuliah di IKIP Negeri
Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang). Di IKIP
Malang, ia memilih Program Studi teknologi pendidikan. Maswan
membiayai kuliah dengan menjual ukiran dan menjadi pengukir
kayu.
Selain itu, ia juga terhimpun menjadi mahasiwa penulis dan
dipercaya juga menjadi Ketua Himpunan Menulis Mahasiswa di
Malang, bekal Keterampilan menulis di media itu juga yang
mengantarkan beliau memilik tambahan biaya untuk membiaya
kuliah. Dosen dan juga mentor menjadi penulis ia dapatkan dari
Prof. Dr. Muhadjir Effendy yang saat ini menjabat menjadi Menteri
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
Republik Indonesia. Karena kemampuan menulis itu, dan menjadi
hobi beliau, setiap hari-harinya ia terus berkarya melalui karya
ilmiah populer yang dimuat di media cetak lokal maupun nasional.
Kecintaan menulis, membuat ia mudah untuk menyelesaikan skripsi.
Gelar Doktorandus (Drs) Teknologi Pendidikan di raih pada 1985.
Sebelum ia lulus sudah melakukan pengabdian menjadi staf di IKIP
Negeri Malang. Namun karena kecintaan untuk mengabdikan diri
daerah kelahiran, akhirnya ia pulang kampung dan mengajar di
MTs, dan MA Mathalibul Huda Mllonggo, selain itu juga merintis
berdirinya SMA Bhakti Praja Mlonggo dan SMP Ma’arif Bangsri
Jepara.
90 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Maswan Tidak hanya mengajar di kelas, ia mengajarkan
banyak keterampilan hal yang diperoleh dari kuliah di antaranya
keterampilan menulis, keterampilan dekorasi, keterampilan
membuat spanduk, keterampilan membuat majalah. Untuk
menjalankan pengabdian itu, beliau dan teman-teman
seperjuangan, mendirikan Lembaga Pengkajian dan
Pengembangan Masyarakat (LP2KM). Dengan lembaga itu
perjuangan dan pengabdian terus dilakukan di berbagai bidang.
Beliau memiliki prinsip manusia yang baik adalah manusia yang
bermanfaat bagi orang lain. Selain sibuk mengajar beliau juga aktif
di Ansor, dan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU baik di tingkat
kecamatan maupun kabupaten. Kesibukan beliau yang teramat
padat itu, dijadikan rumah sebagai tempat singgah untuk ganti baju.
Berjodoh dengan Murid
Pada tahun tahun 1993, tepatnya tanggal 28 Mei beliau
menikah Rokhis Zunaidah dan menetap di Jerukwangi Puring. Ia
dikarunia tiga putri, anak pertama Aida Farichatul Laila, Ulfa Izzatun
Fauziyah, Ulfi Fardiatun Nasicah. Kiprah beliau ketika di Jerukwangi
pun sama, di desa kelahiran beliau Jeruk Wangi pengabdian untuk
desa lingkungan dicurahkan sesuai dengan kemampuan. Kondisi di
Jerukwangi Puring memang berbeda dengan di Desa Sekuro, di
Desa kelahiran beliau akses mudah dijangkau listrik sudah
terpasang, kondisi masyarakat juga sudah tertata dengan tatanan
kehidupan keagamaan yang baik. Namun hal itu berbeda dengan
kondisi yang ada di Jerukwangi Puring. Kondisi yang demikianlah
memberikan tantangan tersendiri ia untuk terus berjuang dan
menata kehidupan yang lebih religius. Jejak perjuangan beliau saat
91 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
itu tidak sia-sia di atas keterbatasan sumber daya manusia, akhir
lembaga pendidikan berbasis keagamaan berdiri yaitu MADIN
Darul Ulum. Lembaga ini menjadi cikal bakal untuk memberikan
bekal generasi muda di desa Jerukwangi dukuh Puring. Keinginan
yang lain selain pendirian MADIN adalah ingin berdirinya Madrasah
Ibtidiyah, namun sebelum keinginan itu terwujud beliau sudah
dipanggil Allah Swt.
Maswan menyadari bahwa perjuangan tidak hanya
dilakukan dengan pikiran dan tenaga tetapi materiil juga menjadi
hal yang dominan dalam melakukan perjuangan. Untuk
mendapatkan tambahan pendapatan tidak hanya dilakukan dengan
mengajar, ia kemudian berfikir untuk memulai usaha. Sehingga
pada tahun 1997 beliau merintis membuat usaha mebel. Proses
usaha dilakukan beliau tidak gampang, prosesnya jatuh bangun,
produksi yang dikirim ke Semarang diawal-awal rintisan sering
kembali tanpa hasil, sehingga tidak ada keuntungan yang didapat
tetapi kerugian. Namun kondisi demikain tidak menyurutkan niat
beliau untuk terus bangkit. Dalam perjalanan waktupun akhirnya
usaha mebel yang dijalani dengan ketekunan membuahkan hasil
yang bisa dirasakan sampai saat ini.
Walaupun dalam kondisi menjalankan usaha tetapi
kewajiban mengajar dan belajar tetap dilakukan, baik mengajar di
MA Mathalibul Huda Mlonggo maupun di Unsinu Jepara, disela
kesebikan beliau mengurus mebel, beliau menyempatkan
melanjutkan studi S2 di STIEAUB Surakarta bersama teman-
temannya hingga lulus dan memperoleh gelar magister manajemen
pada tahun 2009.
92 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Khidmah di Kampus
Sejak lulus S2, beliau mulai fokus mengajar di Unisnu Jepara
dan menjabat sebagai wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Karena fokus di Unisnu, dan tidak bisa berbagi waktu
dengan baik, mebel yang dikelola akhirnya sedikit-sedikit
mengalami kemunduran, dan mememutuskan untuk tidak
melanjutkan lagi usaha mebel. Fokus menjadi seorang pendidik di
Unisnu menjadi menjadi pilihan beliau. Sebagai seorang dosen
beliau sangat aktif dalam berbagai kegiatan, terlebih menulis artikel
populer di media cetak yang terus dilakukan oleh beliau, sehingga
nama beliau dan juga nama Unisnu terus berkibar di penjuru media.
Bersamaan dengan itu akhirnya memutuskan mengembankan
potensi di tingat Jawa Tengah dan terpilh menjadi asesor dan
menjadi Anggota Dewan Pendidikan Jawa Tengah. Apa yang beliau
dapatkan hari ini merupakan dari jerih payah dan ketekunan yang
ia lakukan, tidak salah bila kenikmatan yang didapat.
Di Mata Keluarga
Sebagai sosok Kakak, beliau selalu ngemong dan
memperhatikan keluarga, beliau menjadi penggerak yang
merekatkan keluarga satu dengan yang lain, walau posisinya bukan
yang paling tua, tetapi beliau dituakan dalam urusan keluarga.
Bapak/Ibunya selalu meyerahkan urusan keluarga kepada beliau.
Maswan memang kelihatan garang, tetapi hati dan baik pada
keluarga dan sesama, hampir semua kakak, dan adik-adiknya
pernah merepotkannya. Walau demikian, ia tetap memberikan
yang terbaik untuk saudara-saudara dan keluarganya sendiri.
93 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Maswan memiliki perhatian dan kesadaran yang tinggi pada
pendidikan. Sebagai seorang adik, Khoirul Muslimin benar-benar
merasakan hal itu dan menjadi inspirasinya untuk menjalani hidup
ini. Dari sisi pendidikan saya mengikuti jejak beliau sampai
menempuh S2, walau dulu beliau di kuliah sampai ke Malang,
namun S1 saya tempuh di Inisnu Jepara di Fakultas Dakwah. ketika
saya luluspun saya mengikuti jejak beliau mengajar di MTs.
Mathalibul Huda Mlonggo. Tidak hanya itu saja, sampai urusan
jodoh saya memiliki kesamaan dengannya, dan semua ini atas
rahmat dan ridlo Allah swt mendapat istri seorang murid sendiri. Ini
artinya apa yang baik dilakukan oleh seorang kakak mampu
memberi inspirasi adiknya.
Berkhidmah Menjadi Asesor dan Dewan Pendidikan Jawa
Tengah
Perlu kami sampaikan dalam tulisan ini bahwa nama saya
sejak lahir bukan Khoirul Muslimin, nama saya sejak lahir Maskuri,
nama tersebut diganti oleh teman kakak saya karena ketika saya
kecil sering tidak mau mengaji. Alhmdulillah setelah nama diganti
Khoirul Muslimin saya mau dan rajin mengaji. Dari nama sama-sama
M, yaitu Maskuri dan Maswan, beliau juga aktif berorganisasi di
Ansor, LP Ma’arif NU, sama pun sama di IPNU bahkan saya sampai
IPNU Tingkat Pusat, dari sisi pendamping hidup, jodoh saya murid
sendiri, beliau juga sama. Dari aspek profesi, beliau Guru MA
Mathalibul Huda Mlonggo, dan juga mengajar MTs Mathalibul
Huda Mlonggo, sama-sama menjadi guru, sama-sama berkhidmah
di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Saya menjadi Staf Dewan
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, dan beliau menjadi anggota.
94 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Beliau juga dosen di Unisnu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
dan saya pun mengajar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu
Jepara.
Selain itu, beliau rajin menghasilkan tulisan, baik dalam
bentuk buku maupun karya ilmiah popoler. Jejak beliau dibidang
tersebut, juga kami ikuti walaupun tidak sepopuler beliau dalam
menulis buku maupun karya ilmiah populer. Kesamaan jejak ini,
adalah bagian keteladanan yang beliau berikan kepada adik-
adiknya. Sehingga saya mampu mengikuti jejak baik beliau dalam
pengembangan sumber daya manusia.
Akhir Perjalanan
Sejak menikah, setiap Ramadan saya dan keluarga kecilku
memiliki kebiasan berbuka di rumah beliau. Buka puasa yang saya
lakukan secara rutin itu, saya agendakan 10 hari terakhir. Namun
pada Pada bulan Ramadan 1441 H ini, kebiasan buka bersama di
akhir Ramadhan, saya lakukan pada awal Ramadan yaitu pada hari
Minggu 4 Mei 2020 bertepatan dengan ramadan ke-10. Entah ada
perasaan apa, yang pasti saat itu saya ingin berbuka di rumah
beliau.
Saat itu, saya awali dengan mengirim pesan ke WA Group
keluarga “Kak Nanti sore Farras mau buka di Puring. “Ok,” Jawab
Mbak Rokhis. Pada pukul 16.40 saya dan keluarga menuju Puring.
Alhamdulillah perjalan lancar, tiba di Puring jam 17.05 WIB. Saya dan
keluarga langsung ke belakang, dan tampak makanan berjejer dan
siap disantap. Uniknya dalam menu buka itu ada yang khusus
dibuatnya yaitu ‘Cegempong.’ “Om ini Cegempong yang buat mas
mu,” pungkas Mbak Rokhis.
95 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Adzan berkumandang, kami pun berdoa dan menimun dan
memakan makanan yang disediakan, semua tersaji di meja hampir
semua kesukaan Kakak saya, mulai dari gereh, cegempong, buah
sawo, dll. Hampir 85 persen kesukaan beliau. Kami foto dan kami
kirim ke group keluarga mengabarkan bahwa saya dan istri buka di
rumah Kak Wan, namun sayang di dalam foto itu ia tidak kena
jepretan kamera.
Usai sholat magrib, keluarga saling melakukan aktivitas
mengaji, Kak Wan juga mengambil Alquran dan mengaji di kamar
beliau, habis mengaji kami jagong di ruang tamu, membahas
persiapan 100 hari Bapak H. Ircham. Pada pukul 20.00 kita
melakukan sholat Isya berjama’ah dan dilanjutkan sholat Tarawih,
usai sholat tarawih saya dan beliau masih jagong-jagong sampai
jam 21.30 WIB. Sebenarnya niatan saya dan keluarga tidur di Puring,
akan tetapi karena Naila merengek-rengek menangis minta pulang
akhirnya kita pamit pulang. “Ora turu kene Nang,” ujar Kak Wan
sambil menyerahkan 2 semangka. “Yo wis Ati-ati,” tandasnya. Tidak
ada tanda-tanda apapun yang saya alami kalau beliau akan kembali
menghadapa kepada Allah swt pada hari itu.
Pukul 2.00 dini hari ada panggilan dari ponakan Ulfi
beberapa kali, hampir tujuh kali, kemudian saya terima telpon itu
terdengar suara tangis dan bilang “Om bapak om, om bapak om,”
tanpa berpikir panjang dan bergegas saya mengeluarkan motor dan
meluncur sekencang mungkin ke Puring. Sesampai di Puring kondisi
beliau sudah di mobil dan dan segera dilarikan ke rumah Sakit Islam
Sultan Hadirin. Dalam perjalanan ke RSI saya yakin beliau masih
dibisa diselamatkan, namun ketika saya baru sampai berada dipintu
UGD, saya melihat Mbak Rokhis menangis sesugukan. Saya mulai
96 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
cemas dan masuk ke ruang UGD. “ Pasien sudah meninggal
mungkin diperkirakan sudah dari rumah,” kata salah satu Tim medis
yang menjaga di UGD.
Kemudian saya urus adminstrasi perjalan dan mengabarkan
berita duka ke pihak kampus. saya coba hubungi Dr. KH. Akhirin Ali
beberapa kali tetapi tidak terhubung, akhirnya saya memutuskan
menghubungi Pak Drs. Mahalli, M.Pd. bahwa mengabarkan Kak
Wan telah tiada habis melaksanakan sholat Tahajud. Informasi
tersebut kemudian menyebar diseluruh jagad dunia maya, ada yang
percaya ada yang tidak percaya, sampai ada yang japri saya secara
langsung menanyakan informasi beredar di dunia masyarakat. “Apa
betul Pak Maswan Meninggal?” Ujar beberapa Teman. Saya
sampaikan bahwa informasi yang beredar di dunia maya benar.
Kematian akan menjemput setiap mahluk yang bernyawa
sewaktu-waktu/kapan dan dimana kita tidak pernah tahu. Allah SWT
telah menetapkan umur, jodoh, rezeki, dan nasib manusia jauh
sebelum manusia dilahirkan. Imam Ghozali berkata bahwa yang
paling dekat dengan kita adalah kematian, sedangkan yang paling
jauh adalah masa lalu. Apa yang disampaikan imam ghozali menjadi
penjelas, bahwa/kematian tidak ada batas di antara kita. Maka hal
bijak yang kita lakukan adalah membekali diri dengan amal sholeh
dan melakukan intropeksi besar-besaran atau semacam revolusi
diri, apakah jalan yang kita tempuh telah benar ataukah jauh dari
tujuan yang sebenarnya. Allah SWT akan memaafkan kita jika kita
pernah berbuat salah dan bertaubat kembali ke jalan yang lurus.
Namun jika kita tahu jalan yang benar dan secara sengaja kita
melangkah ke jalan yang salah, itu namanya kesesatan. Marilah kita
97 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
kembali melakukan perbaikan diri agar akhir perjalanan kita
kepangkuan Allah SWT tanpa ada penyesalan.
98 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PEMIMPIN KHARISMATIK DAN BERSAHAJA
Aprilia Riana Putri
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Pak Maswan, sosok lelaki tampan berkumis yang punya gaya
leadership transformasional dan penuh humoris membuat selalu
hangat dalam bersikap dengan siapapun, mulai dari level office boy,
dosen muda, staf atau bahkan dg sesama koleganya. Beliau sosok
pemimpin yang tidak pernah punya sekat dengan siapapun namun
selalu nampak berwibawa dan terhormat. Gaya bicaranya yang
ceplas- ceplos membuat suasana forum resmi kadang menjadi
renyah dengan canda tawa sejenak. Beliau mengajarkan banyak hal
pada generasi muda bahwa dengan menulis akan mencatat sejarah.
Selain hobi dengan mengabdi di berbagai aktifitas, kemampuan
menulisnya sudah tidak bisa di elakkan lagi. Hampir ratusan tulisan
beliau di surat kabar dan buku cetak pun berjejer rapi sebagai bukti
sejarah beliau punya motivasi tinggi dan mempunyai jiwa pantang
menyerah. Hal ini patut dicontoh oleh kita semua, suri tauladan
dengan prestasi dan bukti nyata, bukan hanya bualan belaka.
Ada banyak hal terngiang dalam memori mengingat sosok
pak Maswan, salah satunya saat saya yang dosen muda saat itu
tanpa punya jabatan apa-apa, memberanikan diri untuk menulis
karya sastra saya berupa cerpen dan akhirnya berhasil di muat di
media massa, dengan sangat penuh antusias koran tersebut saya
bawa ke ruangan beliau. Dengan tanpa basa-basi beliau langsung
99 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
memberikan banyak komentar positif dan kritik membangun
tentang cara tata tulis yang baik dan menarik tanpa sedikitpun ada
kalimat diskriminatif atau pun sarkasme muncul dari ujaran beliau.
Semenjak itu, motivasi saya terus meningkat karena terngiang betul
dengan nasehat dan masukannya. “Jika saya lelaki paruh baya masih
saja produktif dengan banyak hal termasuk dunia tulis menulis,
mosok Bu April yang masih muda kalah”, celetuknya sebelum saya
keluar dari ruangan beliau.
Kepergian beliau meninggalkan kesedihan yang mendalam
bagi banyak kalangan, termasuk bagi kami para dosen yang masih
membutuhkan sosok pemimpin seperti beliau. Sosok kharismatik,
tidak arogan, tetapi lucu dan begitu hangat dengan siapapun tanpa
terkecuali. Semua orang disapa tanpa harus menunggu disapa
terlebih dahulu. Akhlakul Karimah sederhana yang begitu indah
untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata, bukan hanya teori
semata, karena tidak sedikitpun angkuh dan selalu bersahaja. Beliau
bukan hanya sosok pemimpin tapi bapak dan juga sahabat bagi
kami semua. Tidak pernah pelit berbagi ilmu dan selalu memberikan
inspirasi bagi sesama.
Bapak, jasa-jasamu akan terkenang selalu dan doakan kami
semua bisa meneruskan perjuanganmu dalam dunia tulis menulis,
leadership dan akhlakul karimahmu.
Semoga seluruh ladang amal dan kebajikanmu menjadi
pendampingmu di surga.
100 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
MASWAN SANG MOTIVATOR
Muhammad Natsir
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Maswan, masa kapanpun akan selalu menawan, itu
ungkapan - yang menurut penulis sekaligus yunior beliau- layak
disandangkan untuk beliau. Meskipun jasad raga beliau sudah
bersemayam di alam barzah, tetapi spirit, jiwa dan ruh beliau masih
memberian inspirasi bagi teman sejawat, kolega dan murid-murid
beliau, termasuk di antara mereka adalah penulis tulisan ini. Ada
beberapa narasi isyhad (mempersaksikan) akan kebaikan dan amal
baik beliau semasa hidupnya, dan hal bagian dari deskripsi sabda
Rasul yang berbunyi; “sebut dan tuturkan amal baik seseorang yang
telah wafat dari kalian semua”.
Pertama, Pengakuan saya bahwa beliau adalah orang yang
sumeh, suka memberikan kabahagiaan kepada orang lain dengan
sapaan dan senyumannya, orang semanak, orang yang suka “ care
” dengan kondisi orang lain, sering sekali beliau dengan gayanya
yang kocak menanyakan kabar menyapa teman yang ditemuai; “
piye kabare ?, sehat yoo, nek iseh ngrokok berarti yo sehat “. Itu
bahasa-bahasa sapaan yang sering beliau ungkapkan untuk
mengartikulasikan rasa seduluran, semanak dan sumeh dengan
orang yang ditemui.
Kedua, beliau sosok yang selalu menampakkan style enerjik
di semua aktifitasnya sebagai pendidik dan konsultan akademik
101 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
bagi teman sejawat, kolega dan murid-muridnya, gaya komunikasi
fleksibel yang menyenangkan hati orang di sekelilingnya.
Ketiga, figur motivator bagi semuanya, celotehan yang
sering beliau dengungkan ialah “ karir puncak dari seorang dosen
yaa menjadi Rektor atau wakil Rektor, jadi harus rajin dan semangat
untuk aktif di Tri Dharma perguruan tinggi, yo mulang, yo neliti, yo
ngabdi”.
Keempat, usahakan dosen dapat aktif menuangkan
pemikiran dan opininya tentang pendidikan di media cetak ataupun
elektronik. Hal itu bagian dari kontribusi yang berharga untuk
pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di Indonesia
sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap amanah profesi
pendidik.
Kelima, dosen harus terus aktif untuk melatih rasa dan karsa
dari setiap ide yang dituangkan dalam bentuk tulisannya. Rasa karsa
ini harus terus dilatih, latihan itu bagian dari upaya untuk
melembutkan rasa karsa agar peka, sensitif, dan responsif terhadap
kondisi dan situasi perkembangan pendidikan di negeri ini.
Demikian beberapa pesan dan wejangan almarhum kepada para
juniornya agar selalu dan tetap semangat menjalani profesi dan
pengabdian diri kepada masyarakat akademis pada khususnya.
Selamat jalan The Doctor semoga segala amal baikmu
diterima dan diberi balasan oleh Allah dengan balasan yang lebih
baik. Selamat jalan untuk menapaki kehidupan abadi yang penuh
dengan kenikmatan Allah swt, kenikmatan itu terlimpahkan
untukmu, amiiin ya Robbal alamiiin.
102 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PAK MASWAN, AKADEMISI YANG DITERIMA DI “WARUNG
KOPI”
Fathur Rohman
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Salah satu problem klasik para akademisi adalah sulitnya
mengkomunikasikan ide atau teori akademik yang rumit ke dalam
ungkapan yang simpel. Dari sisi tulisan, sepengamatan saya tidak
banyak akademisi yang mau dan mampu apalagi lihai menulis di
media massa baik cetak ataupun online, meskipun itu cuma media
sosial milik sendiri. Begitu pula, dari sisi lisan, jarang kita
menemukan ceramah-ceramah para akademisi yang gayeng dan
enak dinikmati. Seperti yang kita tahu, media massa adalah sumber
informasi utama, malah bisa jadi satu-satunya yang familiar bagi
bagi masyarakat, terutama masyarakat awam. Sehingga, tulisan di
media massa memang lebih mengutamakan bahasa yang simpel
dan mudah dipahami daripada bahasa-bahasa intelek yang
cenderung elitis.
Sementara itu, kehidupan para akademisi tidak bisa lepas
dari term-term akademik. Yang mereka geluti sehari-hari adalah
buku-buku dan jurnal ilmiah. Demikian pula ketika menulis, para
akademisi lebih suka menulis buku dan artikel ilmiah. Entah itu
sekedar untuk mememuhi kewajiban akademik atau untuk
meningkatkan pangkat akademik. Jadi maklum, jika kebanyakan
akademisi seringkali gagap saat harus menulis atau berbicara
103 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah. Problem inilah
yang memicu anggapan bahwa dosen selama ini berada di atas
menara gading. Duduk nyaman menikmati kemewahan seorang diri
tanpa mau berbagi dengan orang sekitar.
Saya jadi teringat dengan ungkapan yang sering dikutip
para penceramah “Bedane profesor karo kiai; nek kiai iku ndadekno
gampang perkoro sing angel, nek profesor iku gawe angel perkoro
sing gampang” (bedanya profesor dan kiai adalah; jika kiai
membuat hal yang sulit jadi mudah, kalau profesor membuat
perkara mudah jadi sulit). Ungkapan ini barangkali ada benarnya.
Faktanya memang sebagian besar akademisi hobi mengutip istilah-
istilah ilmiah dalam segala kesempatan, tak peduli siapa mukhatab-
nya. Ini yang seringkali membuat lawan bicara bingung dan
parahnya, memunculkan anggapan sinis kepada akademisi.
Dianggap kemaki, nggaya, keminter, atau apalah. Sementara kiai,
justru mampu menerjemahkan ajaran Islam yang kebanyakan
berbahasa Arab, menjadi mudah dimengerti oleh masyarakat awam.
Pak Maswan adalah satu dari sedikit akademisi yang sudah
selesai dengan problem itu. Di satu sisi beliau adalah akademisi
yang setiap hari berjibaku dengan karya ilmiah tingkat tinggi. Beliau
berbagi ilmu pengetahuan dengan mahasiswa dan akademisi,
menulis artikel jurnal, buku referensi, hingga menulis disertasi.
Namun, di sisi lain, ilmu pengetahuan itu tidak dinikmatinya
bersama kalangannya sendiri. Beliau juga mampu menyulap ilmu
pengetahuan yang barangkali sulit dijangkau kalangan awam
menjadi mudah untuk dikonsumsi masyarakat luas.
104 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Jika Anda mengikuti FB beliau, anda akan melihat hampir
setiap bulan 2 sampai 3 tulisan beliau yang terbit di berbagai media
massa. Ini menjadi salah satu bukti sahih bahwa Pak Maswan bukan
tipe akademisi yang suka duduk nyaman di atas kursi akademik.
Beliau masih tetap memijakkan kaki di tengah-tengah masyarakat
awam dengan berbagai ide dan gagasan segar yang bisa dinikmati
semua orang. Lewat kolom-kolomnya itu, Pak Maswan telah
menyapa “masyarakat warung kopi” dan memberikan mereka
pencerahan atau setidaknya mengenalkan mereka dengan ilmu
pengetahuan. Ini berarti, Pak Maswan adalah akademisi yang bisa
diterima di manapun, tidak hanya di dunianya, tetapi juga di dunia
pinggiran, dunia orang bawah, dunia warung kopi.
Dengan begitu, Pak Maswan juga telah mengamalkan
dawuh Kanjeng Nabi Muhammad Saw “Khatibu al-Naasa ‘ala Qadri
‘Uqulihim” Berkomunikasilah dengan orang-orang sesuai dengan
kemampuan mereka. Sebagai dosen, beliau tidak hanya fasih
dengan dunia akademik yang dianggap “melangit”. Tetapi di luar
itu, beliau juga mampu membawa dunia akademik itu kembali turun
ke “bumi” dan dinikmati “makhluk bumi”. Pak Maswan, ibarat
manusia langit yang mampu membumi.
***
Lewat kolom-kolom itu pula, saya pertama kali mengenal al-
Marhum al-Maghfur lahu Pak Maswan sebagai seorang kolumnis.
Tulisan beliau yang terbit di Koran Muria, salah satu media lokal di
pantura, adalah inspirasi sekaligus mirror bagi saya yang masih
pemula untuk menjajal peruntungan di media massa. Lewat tulisan
itu, saya sedikit banyak mengetahui model tulisan yang disukai
media massa. Bagaimana polanya, gaya bahasanya, apa tema yang
105 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
diinginkan, hingga hal-hal teknis seperti jumlah kata atau
karakternya. Beruntung, percobaan pertama hasil dari ATM (amati,
tiru, dan modifikasi) tulisan Pak Maswan itu berhasil terbit di media
yang sama.
Setelah bergabung di Unisnu, beliaulah yang me-mentor-i
saya dalam dunia per-kolom-an. Beliau yang mengarahkan,
memberikan wejangan, dan motivasi untuk terus menulis. Saat ragu
dengan tulisan sendiri, kepada beliaulah saya bersandar untuk
mengungkapkan kegalauan itu. Tanpa ribet, beliau kemudian "men-
tashih" sekaligus men"tahsin" draft tulisan saya sehingga benar-
benar layak masuk media. Saat tulisan itu terbit, beliaulah orang
yang pertama kali memberitahu, bahkan sebelum saya tahu, dan
mengucapkan selamat. Saya memang tidak pernah belajar bersama
beliau di kelas, tapi saya bersyukur bisa merasakan sentuhan tangan
dingin beliau. Produktifitas beliau telah menginspirasi banyak
penulis pemula, untuk terus menulis, meski cuma ala kadarnya.
Kini, kita takkan lagi bisa menikmati tulisan-tulisan renyah
beliau yang mewarnai koran-koran pagi. Sang guru yang humoris
itu telah berpulang ke hadapan Allah Swt di sepertiga malam
tanggal ke-11 Ramadlan pasca menunaikan shalat tahajjud.
Sungguh sebuah cara menghadap Tuhan yang membuat muslim
manapun iri. Namun, hakikatnya Pak Maswan tidak pernah pergi,
karena lewat karya-karyanya beliau telah mengabadi.
106 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
BAPAK PEMBIMBING DAN PEMBINA
Ita Widayati
Alumni Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Ketua Racana Putri
Ratu Kalinyamat Unisnu Jepara Periode 2009-2010
Ketika menjadi mahasiswa, mengenal dan dibimbing
langsung oleh pak Maswan sungguh pertemuan yang menjadi
pengalaman sangat berpengaruh dalam perjalanan menimba ilmu
semasa kuliah pada kurun waktu 2008-2012. Bapak Maswan adalah
figur dan sosok bapak pendidikan idola untuk mahasiswa. Bukan
saja sebagai dosen yang mentransfer ilmu kemahasiswanya dengan
teori-teori saja, tapi dengan memberikan tindakan dan contoh
nyata di organisasi kemahasiswaan. Kala itu Pak Maswan memang
sudah menjadi pembantu Dekan bidang kemahasiswaan, jadi saya
juga sering dibimbing saat menjalankan organisasi.
Hal itu dapat saya rasakan ketika mendapat amanah menjadi
ketua Racana Putri Ratu Kalinyamat Inisnu Jepara (sekarang menjadi
Unisnu Jepara) periode 2009-2010. Pak Maswan menjadi pembina
pramuka yang sangat mengayomi dan menujukkan jiwa ke-bapak-
an untuk kami sebagai anak-anaknya.
Selain itu, pak Maswan juga kami kenal sebagai dosen yang
murah senyum dan suka menyapa. Itu menjadi salah satu khas
karakter beliau. Keramahan pak Maswan membuat saya dan teman-
teman merasa nyaman ketika menjadi mahasiswa. Hal yang saya
ingat adalah saat beliau menjadi dosen pembimbing skripsi saya.
107 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Beliau orang yang sangat berjasa untuk skripsi saya. Beberapa
masalah yang saya hadapi saat menyelesaikan skrpsi diantaranya,
dua kali ditolak dalam ujian proposal judul skripsi (jangan ditanya
bagaimana rasa saya saat itu). Ditambah tuntutan orang tua harus
lulus tepat waktu membuat saya harus selesai skripsi dalam waktu
kurang lebih tiga bulan.
Tapi berkat bimbingan Pak Maswan sore itu saya
mendapatkan pencerahan yang melahirkan judul skripsi saya
menuju draft final. Sempat dirawat dirumah sakit beberapa hari
karena beban pikiran skripsi, saya masih beruntung mendapatkan
motivasi via telpon dari beliau. Ketika itu, saya harus telpon
menyampaikan permohonan maaf kepada beliau karena saya sudah
terlanjur janjian menghadap beliau untuk bimbingan. Dalam
komunikasi kami, Pak Maswan “dawuhi” begini kepada saya "skripsi
kok mbok pikir sampek ngono ngopo, wes warasno sek engko leh
bar skripsine" (Skripsi kok kamu pikir sampai sakit begitu untuk
apa?, Sudah jangan dipikir yang penting kamu sembuh dulu agar
segera selesai skripsinya). Alhamdulillah, berkat bimbingan pak
Maswan sedikit-demi sedikit saya bangkit, saya berhasil
menyelesaikan penulisan skripsi saya berjudul Implementasi
Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan) pada Materi Pelajaran Akidah Akhlaq di Mi
Kedungombo Buaran Mayong Jepara 2011/2012.
Terimakasih bapak Maswan, terima kasih bapak pembina
sejati untuk anak mahasiswamu. Hidupmu selalu mampu memberi
manfaat untuk orang lain, melalui tulisan-tulisan, engkau telah
mampu memotivasi dan merubah pendidikan menjadi lebih baik.
Surga Allah tempatmu Bapak. Aamiin.
108 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
BAPAK MASWAN; SOSOK PENULIS BEREMPATI TINGGI
Azzah Nor Laila
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Menulis bagi sebagian orang menjadi momok, sulit, dan
seringkali mandek tidak berujung. Adakalanya orang kesulitan
menulis karena kurang membaca, kurang pengalaman, sulit
memulai dan bingung berawal dari mana. Namun berbeda dengan
almarhum Bapak Maswan, menulis adalah ruh dalam laku hidup
beliau. Menulis essay, opini, sampai buku menjadi rutinitas beliau.
Sempat beliau menceritakan, saat ada ide yang kemudian
dituangkan dalam tulisan opini itu seolah mengalir seperti air. Kata
demi kata dengan lancar mengalir, gagasan brilian terus bergulir,
sentilan-sentilan ringan nan membangun menjadi tawaran solutif
untuk pembaca dan masyarakat dari hulu ke hilir, pesan berisi
ungkapan sebagai bentuk empati pada pihak yang lemah selalu
diselipkan seolah tiupan angin semilir, begitulah gambaran tulisan-
tulisan karya almarhum Bapak Maswan.
Bukan suatu hal yang belebihan bila almarhum Bapak
Maswan mendapatkan gelar sosok teladan. Habit dan passion
almarhum Bapak Maswan sebagai penulis tersebut menjadi salah
satu bentuk membumikan pesan iqra’. Mengapa demikian? Pada
hakikatnya menulis merupakan aktifitas yang tersirat dari pesan
iqra’. Sebagaimana dalam penjelasan dari beberapa Mufassir bahwa
kata qaraa mengandung arti menghimpun, menelaah, membaca.
109 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Proses menulis tidak terlepas dari langkah awal membaca, dimana
penulis memulai membaca teks, referensi, membaca keadaan sosial,
membaca hikmah yang tersirat dari fenomena. Menulis juga melalui
suatu proses menghimpun informasi, menelaah, menganalisis, dan
memformulasikan menjadi suatu karya. Ketika suatu karya tulis itu
ada, saat itulah mendorong masyarakat untuk membaca. Almarhum
Bapak Maswan telah menghasilkan banyak karya tulis. Hal itulah
bentuk langkah riil almarhum Bapak Maswan dalam memberikan
kontribusi membumikan pesan iqra’ tersebut yang patut diteladani.
Selain kepiawaian beliau dalam menulis, beliau juga memiliki
empati yang tinggi pada orang lain serta merakyat. Hal itu terlihat
saat membahas acara atau moment ceremonial yang akan diikuti
banyak orang, beliau selalu berpesan “jangan lama-lama”. Pesan itu
tampak sepele, pendek kata, namun sarat makna. Pesan agar saat
mengadakan suatu acara perlu memahami audience, perlu
mengerti bila para tamu atau peserta itu memiliki banyak urusan
masing-masing sehingga tidak perlu bertele-tele atau terlalu lama
dalam forum. Almarhum Bapak Maswan juga sosok yang sering
menanyakan kabar para kolega, teman, dan mahasiswa beliau. Hal
itu menjadi bentuk kepedulian dan bukti beliau sosok yang memiliki
empati tinggi terhadap orang lain.
110 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
JANGAN MENYERAH DENGAN USIA
Sholihatun
Alumni Unisnu Jepara, Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini dan
Asesor BAN-PAUD dan PNF
“Jangan menyerah dengan usia”. Kalimat pendek yang
menurut orang lain mungkin tidak berharga, namun tidak demikian
dengan saya. Kalimat yang terucap dari beliau almarhum dosen dan
juga pembenia pramuka semasa masih menjadi mahasiswa di
Institut Islam Nahdlatul Ulama Jepara yang saat ini menjadi
Universitas Islam Nahdlatul Ulama yaitu beliau Almarhum bapak
Drs. Maswan, MM.
Pada tahun 2005 saya mendapatkan mandat dari teman-
teman untuk menjadi ketua racana putri masa bhakti 2005-2006,
disinah saya lebih dekat dan intens berkominikasi dengan beliau
karena beliau menjadi pembina pramuka racana Kalijaga Inisnu
Jepara. Meskipun beliau adalah pembina putra namun saya lebih
sering berkonsultasi, ngudo roso dan curhat kepada beliau terkait
kegiatan - kegiatan kami, tak jarang kami lebih sering berkunjung
ke kediaman beliau. Beliau adalah sosok yang sederhana, murah
senyum, dan murah hati. Sumbangsih saran, tenaga, fikiran serta
sokongan materil beliau curahkan penuh kepada kami “Racana
Kalijaga” sampai saya purna tugas menjadi ketua.
Meskipun saya tidak berkesempatan dibimbing beliau
dalam menyusun tugas akhir sekripsi saya, namun saya banyak
belajar dari beliau setelah lulus dari INISNU tentang penulian karya
111 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Ilmiah yaitu pada saat dipertemukan lagi dengan beliau pada tahun
2012 pada saat saya disandingkan dengan beliau menjadi Juri
lomba penulisan Karya Ilmiah pada kegiatan Raimuna Cabang VI
dan Gladi Widya Cakra Baswara I Kwartir Cabang Jepara. Sempat
grogi karena disandingkan dengan beliau seorang dosen dan juga
penulis hebat, namun beliau tidak membuat saya menciut namun
memberikan semangat untuk selalu bermanfaat bagi orang lain dan
sebuah pengakuan dari beliau bangga karena dipertemukan
dengan mantan Ketua Putri Racana yang juga mahasiswinya dalam
moment yang tepat.
Tahun 2019 Saya sowan kepada beliau diruang kerjanya
meminta restu untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Negeri
Semarang. Beliau kaget karena bertemu mahasiswinya yang sudah
jadul kata beliau. Dengan senyum khasnya beliau berkata “ada
apa?” saya sampaikan maksud dan tujuan saya sowan kepada
beliau, Eeee…. beliau kaget lagi karena lulus S1 Jurusan PAI INISNU
Tahun 2008 baru sekarang Tahun 2019 berkesempatan melanjutkan
S2 PAUD. Kagetnya beliau bukan semata-mata karena rentang
waktu yang cukup lama (10 Tahun) antara studi S1 ke S2, tapi lebih
pada sebuah penghargaan bahwa seorang saya mahasiswinya yang
rekam pendidikannya tidak linier antara S1 san S2 namun
bersemangat untuk terus belajar meningkatkan SDM tanpa embel-
embel apapun hanya untuk ridlo Allah SWT melalui anak-anak kecil
yaitu di PAUD. “Jangan menyerah dengan usia” terus berkarya dan
berikhtiar untuk mencerdaskan anak bangsa”. Ridlo dan Do’amu
yang Bapak panjatkan terus mengiringi langkahku hingga
sekarang… Terimakasih bapak, kaulah motivator bagiku.
112 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PENGGEMAR JENGKOL DAN SOSOK SEDERHANA
Abdul Wahid
Bagian Kebersihan Kampus Unisnu Jepara
Istri saya, Siti Khodijah sering mendapat tugas untuk
memasak saat ada acara-acara tasyakuran ataupun selamatan di
kampus Unisnu Jepara, bahkan hampir setiap hari rabu, saya dan
istri selalu menyiapkan hidangan makan siang untuk disantap
bersama-sama di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu
Jepara. Hari rabu adalah hari rutin kami melaksanakan khataman Al
qur’an yang diakhiri dengan makan bersama.
Pak Maswan punya kesukaan lauk jengkol setiap ada acara
makan, pertama yang dicari pak Maswan adalah jengkol. Bahkan
sangking sukanya pada makanan itu, pernah suatu hari sempat
memesan untuk dibelikan jengkol 1 kg dan dimasak istri saya untuk
dibawa pulang beliau.
Yang terlintas dalam ingatan tentang Pak Maswan, beliau
sering menghabiskan jam istirahat dikampus dengan duduk-duduk
santai di kursi depan kantor Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,
sembari merokok, membuka handphone dan bercerita hal-hal
menarik. Jika kehabisan rokok, beliau sening joinan dengan saya.
Hal itu menunjukkan kesederhanaan beliau dalam bergaul bersama
saya. Selamat Jalan Pak Maswan. Lain kali kita joinan rokok lagi..
113 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
DOSEN IDEAL
H. Ali As’ad
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Semasa hidup, sosok Drs Maswan MM, selalu hadir
memberikan warna tersendiri di Kampus Unisnu Jepara. Beliau
menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan Unisnu Jepara, beliau seorang yang periang, humaris.
Setiap kali datang ke kantor dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan dengan renyah menyapa kami “piye kabare podo waras?”,
Beliau adalah seorang dosen yang mampu memberikan
keteladanan kepada anak didiknya tentang nilai-nilai luhur dalam
kehidupan. Menurut Pak Maswan, pemahaman bahwa tugas dosen
adalah sekedar mentransfer ilmu yang pernah diperoleh adalah
pemahaman yang sangat parsial. Sebagai pemegang peranan kunci
dalam perkembangan pendidikan mahasisw di Unisnu Jepara,
tentunya tanpa kehadiran beliau dan ilmu yang diturunkan, kami
tidak akan berada di posisi yang sekarang.
Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan pak, semoga
Allah membalas kebaikanmu.
114 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SEMANGAT 45, BABE MASWAN SELAMAT JALAN
Muhammad Miqdad Sya’roni
Alumni Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara
Yai, begitu saya menyebut dan sering menyapanya. Beliau
salah satu dosen di Kampus Unisnu Jepara. Tapi bagi saya beliau
tidak hanya dosen, tapi sosok guru yang bisa "di gugu lan di tiru".
Tidak banyak cakap tapi tangkas, tidak begitu retorika tapi kerja
nyata. Itulah yang saya lihat dari keteladanan Bapak Maswan, yang
sering saya memanggil dengan Yai Maswan.
Dikatakan saya dengan beliau akrab juga sering berjumpa,
dikatakan beliau sosok yang "grapyak" juga karena sering kali
sebelum saya menyapa Yai Maswan, saya sudah "kedisikan" disapa
oleh beliau. Yai Maswan yang Agamawan, sering kali saya jumpai di
Masjid Kampus. Beliau itu "sregep" dan sangat rajin berjamaah,
bahkan setiap hari Senin dan Kamis saat ada kultum, jika ada pengisi
kultum yang kosong, dan tidak ada yang mengisi beliau pasti yang
maju, untuk memberikan sepatah kata atau tausyiah semangat
dalam beribadah. Tapi yang saya lihat bukan itu saja, Yai Maswan
itu setiap selesai Kultum, pasti yang mengawali untuk Sholawat
"Bubariyah", salah satu tradisi dan istilah di NU setelah acara di
sholawati dan bubar. Sehingga secara tidak langsung beliau selalu
mengajak bersholawat kepada yang hadir dan yang mendengar
untuk menjawab sholawat Bubariyah.
Masih ingat betul, beliau ketika "Ngunduh Mantu" Anaknya
yang "mbarep", Aydha FL yang kebetulan juga teman sekelas di
115 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Komunikasi '12 (Angkatan KPI 2012). Saat itu ingin berkah
sholawatan dalam pernikahan anaknya, masih dalam memori
ingatan saya, beliau sampai mau sowan (istilah pesantren) kepada
saya, untuk ngaturi kalau Jamuro diminta sholawatan dalam acara
melek an dalam Ngunduh Mantu Anaknya. Melihat WA beliau yang
begitu, saya langsung datang dan minta ketemu dengan Yai
Maswan di Ruang Kerjanya di Kantor FTIK Unisnu Jepara untuk
"nggenahke" terkait teknis sholawatan dalam acara tersebut, dan
alhamdulilah pas acara "melekan" dibarokahi dengan Maulid dan
Sholawat, ketika mau akad juga diberkahi dengan bacaan sholawat
nabi. Disini saya masih menyimpulkan bahwa beliau itu ahli
sholawatan. Yai Maswan Agamawan dan Ahli Sholawatan.
Yai Maswan semangat 45, kita tahu dan semuanya juga
mengetahui jiwa semangat yang kuat itu ada dalam diri beliau.
Selalu semangat dan memberikan semangat kepada siapapun, itu
karakter yang khas dalam diri beliau. Sering kali saya bertemu
dengan beliau pagi-pagi betul sudah berada di depan masjid
kampus, kadang juga ketemu di depan pos satpam depan gedung
hijau, masih pagi betul sudah datang ke kampus. Ini kalau tidak
memiliki jiwa yang semangat maka tidak mungkin yai Maswan
"sregep" ke kampus pagi-pagi.
Semangat 45 begitu sering saya mendengarnya, ternyata ini
menjadi semiotika bahwa engkau meninggalkan kami dalam
tanggal 04 pada bulan ke 05, 04 Mei 2020. Tidak hanya itu saya
menjadi sangat yakin bahwa beliau ini pasti Khusnul Khotimah,
karena tepat tanggal 11 Ramadhan 1441 bulan yang mulia, seusai
Sholat Tahajud dan Membaca Yasin Kau pergi meninggalkan kita
semua.
116 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, membaca kabar di WhatsApp
Kang Samsul jam 03:55 hati sontak kaget dan langsung membuat
ucapan belasungkawa dengan foto yang legend, yang saya ambil
dari Foto profil beliau di WhatsApp. Foto itulah yang sudah
menghilirkan dan meramaikan dalam dunia jagat koran manual
juga koran digital. Sekali lagi "Jenengan" itu selain Agamawan juga
meninggal dengan cara yang sangat menawan, Yai Maswan.
Terakhir bertemu dengan Yai Maswan pada 28 Maret 2020,
saat itu berjumpa dan bertemu di depan gapura Makam Puring
Jerukwangi, karena kebetulan bersamaan dengan takziyah
tetangganya beliau. Seusai pertemuan di pemakaman kami
berjanjian untuk saya dan istri sowan ke ndalem beliau. Kebetulan
saya ada perlu dengan beliau, yang pertama terkait opini tulisan
beliau untuk JAMURO, karena sedang disusun Buku "Kiprah
Jamuro" (Kisah Pengalaman dan Sejarah), dan beliau salah satu yang
akan mengisi dalam sub bab "Jamuro, Apa Kata Mereka". Yang
kedua terkait beliau akan menjadi narasumber dalam Pesona R-Lisa
edisi 04 April 2020. Namun karena sedang situasi pandemi Covid-
19 maka beliau mengundurnya sampai situasi aman.
Banyak bahasan ngobrol dengan beliau ketika itu, saya cuma
menangkap pesan beliau, "Lha piye mas penulis iku pilihan mas"
jawabnya Yai Maswan singkat. Ketika itu saya meminta masukan
terkait tulisan-tulisan saya dan kebetulan ketemu sosok penulis
yang legend. Dalam pesan singkatnya itu saya mencoba untuk
menanyakan lagi, intinya jangan berhenti untuk menulis, dan terus
menulis walaupun tulisanmu di tolak oleh editor atau redaktur.
Sehingga saya masih ingat betul kata kata itu. Menjadi inspirasi bagi
kami untuk meniru jejak langkah beliau dalam dunia penulisan.
117 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Pesan tersirat beliau mau meninggalkan kita semua, sejak 02
Mei yang kebetulan tepat Hari Pendidikan Nasional. Beliau unggah
semua tulisan-tulisan beliau yang pernah dimuat di media-media
massa koran manual juga digital di akun Facebook Maswan Jepara.
Ini secara kebetulan ataupun menjadi isyarat, Wallahu 'Alam. Tapi
setidaknya pesan beliau dan jejak perjuangan Yai Maswan akan
tetap di lanjutkan oleh siapapun, anak keturunannya, murid-
muridnya maupun kawan-kawannya.
Yai Maswan, Sugeng Tindak, Sugeng Sowan Gusti, Selamat
Jalan.
"Guru Maswan Menawan"
Guru yang mulia dan menawan
Semoga disertai keselamatan
Dengan kucuran kerahmatan
Bagi sang pendidik kehidupan
Guru Yang Mulia dan Menawan
Derai air mata cinta Berpisah diakhir jumpa
Sang teladan yang nyata
Inspirasi dan motivasi membekas di jiwa
Kau ajari kami keteladanan
Semoga Allah muliakan
Bersama Nabi Sang Pujaan
Kau sebut dalam shalawatan
118 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Kami tunduk atas kehendak-Mu
Kami mematuhi-Mu
Istirahatlah dalam tidurmu
Penuh tenang bak pengantin baru
Maafkan kami, yang menjengkelkan dihati
Tiada maksud kami untuk menghakimi
Doa kepadamu tiada henti
Senantiasa berdoa pada ilahi Robbi:
"Ya Robbi, ampunilah guru kami, Yai Maswan Bin Irham yang
Agamawan, Ahli Sholawatan, Gigih Dalam Perjuangan, Terkenang
Dalam Tulisan dan Menawan Dalam Menghadap Keharibaan
Tuhan".
119 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
PENULIS YANG JENAKA
Darnoto
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara
Tulisan ini walaupun saya beri judul Penulis yang Jenaka,
tetapi yakinlah bahwa di dalamnya anda tidak akan menemukan
sesuatu yang lucu yang akan membuat anda tertawa, jadi
sebelumnya saya mohon maaf ya.. Pemilihan judul ini tidak lain
hanya karena kenangan bersama beliau yang selalu membuat saya
tertawa akan guyonan-guyonan yang ringan dan renyah dari beliau.
Mengenal bapak yang satu ini adalah sebuah kebanggaan
pribadi bagi saya. Selain tulisannya yang bejibun dan bertebaran di
berbagai media baik online maupun cetak, beliau pribadi adalah
sosok guru/dosen yang jenaka, humoris, kocak, dan ceria. Hal ini
kami rasakan ketika suasana pembelajaran di ruang kuliah, dari awal
hingga akhir selalu membuat kita untuk tertawa. Selain itu bapak
Maswan merupakan sosok yang sangat perhatian baik kepada
mahasiswa maupun teman sejawat, hal ini dibuktikan dengan
pertanyaan yang selalu hampir kita dengar setiap kali masuk ke
kantor dosen, pertanyaan wajib itu adalah “piye kabare sehat
kabeh?”.
Apabila kita mengukur produktifitas tulisan beliau, layak
untuk kita gelari sebagai seorang “Suhu”, suhu di sini bukan berarti
temperatur panas maupun dingin, tetapi Suhu yang saya maksud
adalah guru, master, ahli, expert, dll. Virus produktifitas menulis ini
sudah beliau tularkan jauh sebelum virus covid-19 melanda dunia,
120 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
sudah hampir 15 tahun yang lalu beliau selalu mengoloki telinga
para mahasiswa seperti saya untuk selalu menulis, menulis, dan
menulis. Walaupun tingkat efek yang ditimbulkan sangat variatif,
ada yang baik dan kurang baik, saya sendiri termasuk yang kurang
begitu baik alias males untuk menulis..hehehe. maafkan saya bapak
Maswan, semoga saya segera tertular semangat panjenengan.
Walaupun penuh dengan keceriaan dan lawakan, beliau
merupakan sosok yang serius dan tidak main-main terhadap
kualitas para mahasiswanya, hal ini diceritakan oleh istri saya yang
kebetulan mahasiswa beliau. Pada suatu perkuliahaan, ada seorang
mahasiswa yang kebetulan presiden BEM Unisnu tidak serius dan
guyon di dalam kelas, detik itu juga beliau langsung meng-kuliahi
si presiden BEM ini sampai enthek ngamek kurang golek, tentu saja
beliau bukan marah akan dorongan nafsu, tetapi lebih kepada
memberikan pelajaran, bahwa sosok pemimpin itu harus
memberikan teladan kepada orang-orang di sekitarnya, inilah
sebenarnya pesan yang ingin disampaikan beliau.
Dari sekian tahun perkenalan dengan guru saya yang satu
ini, banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari beliau. Bahwa
menjadi seorang pengajar, guru, atau dosen, haruslah menjadi diri
kita sendiri, penuhi diri dengan kesederhanaan, pacu produktifitas,
bumbuhi dengan humor sehingga hidup akan berwarna dan
bermakna. Akhirnya kami berdoa semoga bapak mendapat tempat
yang mulia di sisi-Nya dan semoga semangat yang panjenengan
tularkan kepada kami menjadi jariyah yang memberikan manfaat,
amiin, Al-fatihah.
121 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
SEBUAH KEPULANGAN
Ulfa dan Ulfi
Dua Putri Kembar Bapak Maswan
Sedikit kisah perjalanan tentang seorang ayah, seorang
pemimpin, seorang penasehat, apapun itu. Sampai di titik
terakhirnya.
Sewaktu kami kecil, bapak selalu menjadi sosok yang tidak
pernah menyerah dalam berusaha. Bapak selalu bisa menjadi
contoh ayah yang baik dan selalu sabar terhadap keluarga.
Selama hidup bapak, kami dididik untuk berpegang pada
pendidikan. Dari bapak yang hampir menamatkan sarjana
doktoralnya, membuat kami menjadi terus semangat dalam
menimba ilmu lebih tinggi lagi. Bapak mengajarkan jika pendidikan
akan menjadi bekal manusia untuk bisa menjadi lebih baik. Dan
benar, dengan pendidikan yang bapak dapat, bapak berhasil
menjadi dewan pendidikan serta tim Asesor di Jawa Tengah. Bapak
selalu membuat kami bangga, apapun karya baik yang beliau sudah
torehkan.
Bapak juga aktif dalam dunia menulis. Selama hidupnya,
bapak memiliki puluhan karya tulisan berbentuk buku dan ribuan
bahkan karya berbentuk artikel. Dari situlah, sejak kecil kami selalu
dilatih bapak untuk selalu menulis, entah dalam bentuk puisi
ataupun cerpen. Bapak melatih kami untuk bisa mempublikasikan
tulisan kami di majalah anak.
122 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Bapaklah yang selalu menjadi penyemangat dalam
melakulan berbagai hal. Bapaklah yang juga menjadi sosok
penasehat dalam segala masalah yang sedang kami hadapi.
Namun, bapak hanya sampai pada waktu yang Allah sudah
tentukan. Minggu hari, tidak ada yang menyangka jika hari itu
adalah sebuah pertemuan akhir yang Allah berikan, untuk keluarga,
teman, siapapun yang mengenal bapak. Aku pikir, semua yang
menjadi firasat buruk selama beberapa bulan, hanya perasaan yang
tidak ada artinya, tidak akan terjadi. Namun, Allah selalu punya
kuasa. Manusia tidak bisa apa apa.
Selama hari terakhir Bapak, kebiasaan yang dilakukan hanya
seperti biasa, menanam banyak tanaman, menanam bunga,
membantu ibuk, dan sesekali menggarap tugas kantor. Tapi, bapak
cenderung lebih pendiam selama bulan puasa , selama 10 hari
sebelum kepergian. Tidak banyak hal yang bisa diutarakan, tidak
sama seperti dahulu. Bapak, cahanyanya kian redup, hari demi hari.
Bapak yang selalu memberi nasehat, perlahan hanya diam yang
setiap hari didengar.
Dan ternyata jawaban atas kegelisahan itu adalah sebuah
kepergian, pada senin fajar setelah tahajut. Kepergian yang hanya
menyisakan pamit selama beberapa menit. Lalu Allah mengambil.
Kami merasa ada tinju yang menyerang sekujur tubuh. Tapi
Allah sayang dengan bapak, kami tidak tau kesakitan seperti apa
sebuah kepulangan, namun kepergian itu sangat lembut dan
dimudahkan. Bapak pulang dengan sangat mudah.
Semua orang mengantar kepergian bapak, semuanya.
Dalam hati, langit hitam seperti menyelimuti semua kesedihan, lalu
123 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
hujan turun tak henti hentinya, hingga tenggelam semua semangat.
Hanya gelap yang terlihat. Waktu itu.
Sebuah kepulangan yang pasti terjadi, semuanya tanpa aba-
aba. Hingga kenangan yang tersisa sampai di titik terakhir bisa
ditemukan. Hari itu, sebuah kepergian.
Bapak telah berada pada waktu yang Allah sudah tentukan.
Sekarang hanya butuh terbiasa. Bapak sudah melepas raga yang
sudah tidak lagi di dunia. Melepas segala yang ia punya.
Pak Maswan Bersama Keluarga
124 Tribute to Drs. Maswan, MM;
Mengenang Hari-hari Inspiratif
Pak Maswan Bersama Pengurus ADN Jateng dan DIY
Pak Maswan Anggota Dewan Pendidikan Jawa Tengah
Top Related