Tribute To Maswan - Azaz Riyadi

138

Transcript of Tribute To Maswan - Azaz Riyadi

Penyunting :

Alex Yusron Al Mufti

Azaz Riyadi

ii Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Tribute To Maswan;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Penulis :

Tim Penulis

Penyunting :

Alex Yusron Al Mufti dan Azaz Riyadi

xii + 124 halaman : 14,5 x 21,5 cm

ISBN : 978-623-94113-2-9

Cetakan pertama, Agustus 2020

Desain dan Lay out :

Akash Talenta Muhammad

Diterbitkan oleh :

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitsa Islam Nahdlatul Ulama Jepara

iii Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, akhirnya kami berhasil mengkompilasikan

tulisan-tulisan tentang seorang motivator, teladan dan guru kami.

Dalam buku ini ada 44 orang yang menuliskan secara singkat

pengalaman selama bergaul bersama bapak Drs. Maswan, MM.

Masing-masing penulis memiliki kesan tersendiri ketika bertemu,

komunikasi dan berdiskusi bersama dengan almarhum.

Kami merasa perlu untuk menyatukan tulisan-tulisan

tersebut kedalam sebuah buku ini mengingat banyak inspirasi yang

dapat dijadikan teladan dari seorang Pak Maswan semasa hidupnya.

Kami berharap hadirnya buku ini mampu menghibur keluarga,

teman, rekan kerja, mahasiswa, murid dan siapapun yang pernah

mengenal Pak Maswan.

Pak Maswan telah memberikan teladan kepada kami bahwa

begitu pentingnya mengabadikan karya melalui tulisan. Buku

sebagai karya beliau telah banyak diterbitkan. Buku ini diterbitkan

pada 100 hari wafat beliau. Semoga Buku ini dapat melengkapi dan

menemani deretan panjang buku-buku yang telah ditulis Pak

Maswan.

Kami mohon maaf apabila masih banyak temuan

kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyuntingan serta

editing naskah yang telah ditulis oleh para penulis dalam buku ini.

Tentu masih banyak kisah dan cerita inspiratif bersama Pak Maswan

yang belum sempat ditulis dalam buku ini. Setidaknya langkah kecil

ini dapat mengabadikan pengalaman-pengalaman nyata untuk

dijadikan pelajaran dimasa mendatang.

iv Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Semoga buku ini bermanfaat bagi pembaca. Mari kita kirim

hadiah bacaan surat “al-Fatihah” untuk beliau. Mudah-mudahan

buku ini menjadi amal jariyah yang pahalanya sampai kepada

almarhum. Semoga selalu mendapatkan rahmat dan maghfirah

Allah SWT.

Al-fatihah.[]

Jepara, 1 Agustus 2020

Tim Penyunting

v Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PENGANTAR

PERWAKILAN KELUARGA

Buku ini mengenai al-marhum wa al-maghfur lah Bapak

kami, Drs. Maswan, M.M (21 April 1960 - 4 Mei 2020). Buku biografi

yang ditulis oleh rekan-rekan dosen dan kolega ini merupakan

sekumpulan bunga rampai dalam mengenang Bapak. Semacam

buku sejarah kesaksian hidup tentang sosok Bapak yang berhasil

terekam secara epic di benak rekan sejawatnya, baik di kampus

Unisnu maupun di lembaga organisasi yang pernah diikuti.

Kami, putra putrinya, lebih mengetahui Bapak sebagai sosok

yang tak henti menimba dan mengajarkan ilmu hingga akhir

hayatnya. Sejak masa muda sudah berkiprah dan berjuang di dunia

pendidikan sebagai guru. Berkhidmat di lembaga pendidikan NU

sampai Bapak menjadi pengurus LP Ma’arif Kabupaten Japara era

KH. Mahfud Asymawi.

Pada saat Bapak menjadi pengurus itulah, Bapak diminta

untuk menjadi dosen di INISNU Jepara pada awal-awal berdiri era

Dr. (HC) KH. Sahal Mahfudz yang saat itu menjadi rektor sekaligus

Rais Amm PBNU. Unisnu diawal berdirinya belum punya kampus

sendiri, masih menumpang di MA Darul Ulum Purwogondo

Kalinyamatan. Bapak termasuk pelaku sejarah awal berdirinya

INISNU yang sekarang bertransformasi menjadi UNISNU dan

menjadi kampus kebanggan NU Jepara saat ini.

Semangat menimba ilmu itulah yang mendorong Bapak

melewati batas tempat kelahirannya di Kota Jepara, sehingga

membawa ke kota Apel Malang. Bapak belajar ilmu Pendidikan di

IKIP Malang, kemudian menamatkan program Magister Manajemen

vi Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

di Surakarta dan melanjutkan program doktoral di Universitas

Negeri Semarang.

Semangat keilmuan Bapak tampak tertanam sejak remaja.

Kala itu saat masih menjadi mahasiswa di Kota Malang, Bapak sering

menuangkan ide-idenya lewat tulisan yang dikirim di media massa.

Kegemarannya membaca dan menulis itulah yang mengantarkan

Bapak menjadi wartawan kampus dan mendirikan Himpunan

Mahasiswa Penulis yang diketuai Bapak.

Bapak memang gemar menulis, menyebarkan keluasan dan

kedalaman ilmu yang ditimbanya menjadi opini. Bacaannya lewat

batas, seperti tampak dari rujukan dalam berbagai tulisannya.

Tulisan-tulisannya di berbagai surat kabar, sejak ia remaja selalu

rapih ia kliping hingga beratus-ratus lembar. Beragam tulisannya

fokus menyoroti tentang dunia pendidikan, perpolitikan,

kebudayaan, keagamaan dan beragam tema lainnya.

Saat Almarhum menjadi dosen di Universitas Nahdlatul

Ulama (UNISNU) Jepara, Bapak tetap membagikan ilmu

kepenulisannya kepada mahasiswa dan rekan mengajarnya. Bagi

Bapak, menulis adalah sebuah seni yang tidak akan pernah hancur,

karena baginya sebuah tulisan akan selalu abadi bahkan sampai

penulisnya tiada. “Jika berbicara bisa, mengapa tidak ditulis”,

menjadi jargon andalannya saat menyemangati orang-orang yang

ingin memulai menulis. Bagi Bapak, menulis menjadi salah satu cara

mengisi bejana jiwanya agar tetap hidup.

Sekarang, melintas banyak kenangan semasa Bapak

membesarkan, mendidik dan membimbing kami bertiga, anak-

anaknya. Bapak adalah figur yang hangat, bijak, suka bercanda dan

tidak mudah marah. Sosoknya yang terlihat garang dan galak

vii Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

tenyata memiliki selera humor dan kelucuan yang selalu dirindukan.

Kehangatan bapak dengan keluarga tercermin saat moment

romantisme dengan Ibu masa mudanya diceritakan ulang kepada

kami. Bagi Bapak, Ibu adalah sosok pendamping terhebatnya.

Terasa belum lama Bapak masih bersama kami,

membersamai dalam bincang dan diskusi ringan. Kini ia telah

pulang mendahului kami semua. Tepat setelah ulang tahunnya ke

60, Bapak meninggalkan kami semua. Bapak dipanggil waktu sahur

selepas melaksanakan shalat tahajud di malam 11 Ramadhan. Bapak

meninggalkan kami dengan sebaik-baiknya peninggalan. Terhitung

mulai saat itulah tugas Bapak selesai dan diteruskan oleh anak

cucunya untuk berjuang dalam pendidikan.

Bapak meninggalkan Istri Rochis Zunaidah dan putri

sulungnya Aida Farichatul Laila yang sekarang tinggal di Mayong

bersama suami Ahmad Kholas Syihab dan Muhammad Ghezwany

Syihab cucu lelakinya. Meninggalkan putri kembar Ulfa Izzatun

Fauziyah dan Ulfi Fardiatun Nasichah yang saat ini masih kuliah di

UNISNU Jepara. Semoga kami yang ditinggalkan diberikan

kekuatan dan ketabahan sehingga bisa meneruskan perjuangan

Bapak.

Atas nama ahli waris almarhum, kami menyampaikan

penghargaan kepada para penulis buku ini. Semoga kandungan

yang tersurat dalam buku ini maupun yang tersirat memberi

manfaat kepada para pembaca. Amiiin

Jepara, 02 Agustus 2020

Aida Syihab

(Putri Pertama Almarhum)

viii Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Drs. Maswan, MM

21 April 1960 - 4 Mei 2020

ix Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... iii

PENGANTAR PERWAKILAN KELUARGA ...................................... v

DAFTAR ISI ..................................................................................... ix

KEBERSAMAAN PAK MASWAN .................................................... 1

Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag .............................................................. 1

SOSOK INFLUENCER YANG PERIANG .......................................... 3

Prof. Dr. Waras Kamdi .............................................................................. 3

SOSOK PENGINSPIRASI ................................................................. 5

Dr. Rini Werdiningsih, MS. ...................................................................... 5

MEWARISI KETEKUNAN Sdr. MASWAN ...................................... 7

Dr. H. Akhirin, M.Ag. .................................................................................. 7

SOSOK TEMAN, SUAMI, BAPAK, SAHABAT YANG KREATIF,

PRODUKTIF DAN INSPIRATIF ..................................................... 10

Prof. Dr. Hj. Murbangun Nuswowati, M.Si. ..................................... 10

TEMAN PERJUANGAN ................................................................. 15

Dr. H. Barowi, M.Ag. ................................................................................ 15

KOMITMEN TINGGI TERHADAP TUGAS .................................... 16

Drs. H. Mahalli, M.Pd. .............................................................................. 16

PAK MASWAN: KOLUMNIS PROLIFIK ITU TELAH PERGI ......... 17

Ahmad Saefudin ....................................................................................... 17

SANG TELADAN ............................................................................ 21

Alex Yusron Al Mufti ............................................................................... 21

PAK MASWAN, TETAP HADIR BERSAMA KAMI ....................... 24

Azaz Riyadi .................................................................................................. 24

x Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MASWAN DAN DAKWAH BIL QOLAM ...................................... 29

Ma’as Shobirin, M.Pd .............................................................................. 29

BEDA SATU HURUF ...................................................................... 31

Miswan Ansori ........................................................................................... 31

PEGIAT MEDIA MASSA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK

LEMBAGA ...................................................................................... 32

M. Novailul Abid ....................................................................................... 32

GORESAN KENANGAN DRS. MASWAN, MM. ........................... 35

Muhammad Nofan Zulfahmi ............................................................... 35

PAK MASWAN, PENJAGA KHITTAH LITERASI DARI UNISNU . 38

Sholahuddin Muhsin ............................................................................... 38

MEMBANGUN PENDIDIKAN MELALUI TULISAN ...................... 41

Dr. H. Nur Khoiri, M.Ag. ......................................................................... 41

SANG ELIT YANG MERANGKUL SI ALIT ..................................... 45

Sukarman, M.Pd.I ...................................................................................... 45

SOSOK YANG SELALU MEMBERI MOTIVASI ............................. 47

Miftakhurrohman ..................................................................................... 47

SOSOK BERSAHAJA DAN RELIGIUS ITU TELAH TIADA... ......... 51

Rukhaniyah ................................................................................................. 51

MASWAN DAN CITA-CITA TERPENDAM ................................... 54

Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag ........................................................... 54

TETAP DIHATI ............................................................................... 57

Yushinta Eka Farida.................................................................................. 57

MENJAGA WARISAN SEORANG PENULIS ................................. 60

Dedi Merisa ................................................................................................ 60

ABAH WAN, NGREGANI YANG MUDA ...................................... 64

Abdul Wahab Saleem ............................................................................. 64

FIGUR BAPAK ................................................................................ 67

xi Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Anita Afrianingsih ..................................................................................... 67

SURAT UNTUK BAPAK MASWAN DI SURGA ............................ 69

Aliva Rosdiana ........................................................................................... 69

DRS. MASWAN, MM: AKTIVIS, PENULIS DAN AKADEMISI ..... 71

Dr. H. Subaidi, M.Pd. ............................................................................... 71

MENGENANG SANG “THE BEST MENTOR” ............................... 74

Edi Susilo ..................................................................................................... 74

ISYARAT KEPERGIAN PAK MASWAN ......................................... 77

H. Mufid ....................................................................................................... 77

SANG WIRABRADJA TELAH TUTUP USIA.................................. 78

Santi Andriyani .......................................................................................... 78

PENYADARAN PRESTISE SANG PENULIS POPULER ................. 80

Eka Setya Budi ........................................................................................... 80

MENELADANI BABE MASWAN ................................................... 82

Ahmad Kholas Syihab ............................................................................. 82

PERJUMPAANKU DENGAN PENULIS PRODUKTIF ITU ............. 86

H. Hisyam Zamroni .................................................................................. 86

MASWAN: HIDUP SEUTUHNYA UNTUK PENDIDIKAN ............ 88

Khoirul Muslimin ...................................................................................... 88

PEMIMPIN KHARISMATIK DAN BERSAHAJA ........................... 98

Aprilia Riana Putri ..................................................................................... 98

MASWAN SANG MOTIVATOR ................................................. 100

Muhammad Natsir ................................................................................ 100

PAK MASWAN, AKADEMISI YANG DITERIMA DI “WARUNG

KOPI” .................................................................................... 102

Fathur Rohman ...................................................................................... 102

BAPAK PEMBIMBING DAN PEMBINA ..................................... 106

Ita Widayati.............................................................................................. 106

xii Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

BAPAK MASWAN; SOSOK PENULIS BEREMPATI TINGGI ..... 108

Azzah Nor Laila ...................................................................................... 108

JANGAN MENYERAH DENGAN USIA ...................................... 110

Sholihatun ................................................................................................ 110

PENGGEMAR JENGKOL DAN SOSOK SEDERHANA ............... 112

Abdul Wahid ........................................................................................... 112

DOSEN IDEAL ............................................................................. 113

H. Ali As’ad ............................................................................................... 113

SEMANGAT 45, BABE MASWAN SELAMAT JALAN ............... 114

Muhammad Miqdad Sya’roni ........................................................... 114

PENULIS YANG JENAKA ........................................................... 119

Darnoto ..................................................................................................... 119

SEBUAH KEPULANGAN ............................................................ 121

Ulfa dan Ulfi ............................................................................................. 121

1 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

KEBERSAMAAN PAK MASWAN

Dr. H. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag

Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Pak Maswan menjalani hidup dengan sempurna,

Allahummaghfir lahu warhamhu. semoga Allah mengampuninya

dan mengasihinya. Saya merasakan ada togetherness spirit

(semangat kebersamaan) Pak Maswan, sebagai misteri yang

menampilkan potensi emosionalnya yang mendalam. Hal ini

terbaca melalui seni menulisnya, trampil mengajar, rajin

berorganisasi, kekuatan ideologinya yaitu Islam Ahlussunnah wal-

Jama'ah, seni berteman dari berbagai kalangan, mengurus masjid di

lingkungannya, terbilang sebagai anggota dewan pendidikan

provinsi Jawa Tengah, merintis dan menjadi Ketua Aliansi Dosen

Nahadla Jawa Tengah dan DI Jogyakarta. Yang menarik, Pak

Maswan aktif di Koordinatorat LP Ma'arif Kecamatan Mlonggo dan

sebagai guru di Madrasah Mathalibul Huda, sampai akrab dengan

sesepuh Jam'iyyah NU, dan Kiai Mahfudz Asymawi pun

mempercayainya dan mengajak bersama ngurusi pendirian Institut

Islam Nahdlatul Ulama (INISNU), yang kemudian berkembang

menjadi UNISNU.

Kemampuan Pak Maswan mengungkapkan dirinya, tetap

merupakan bukti keunggulan kepribadian dirinya. Dari awal riwayat

spirit kebersamaan, terlihat dari motif seni mengolah kayu dan motif

mengekspresikan bahasa yang mendorongnya untuk "menulis".

Dua hal ini bukti kemampuan reflektif seorang Pak Maswan.

2 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Kecekatan tangannya amat erat hubungannya dengan banyaknya

kolega yang hadir dan makin akrab, baik dari kalangan murid, santri,

guru, kiai, bahkan dosen dan pejabat.

Perkembangannya kemudian, adalah seni yang melekat

pada diri Pak Maswan justru mengemban arti dan fungsi

menyenangkan "mata" dan "pikiran" orang, karena tulisannya di

media massa dibaca. Sesuatu yang dipersepsi sebagai "nilai artistik"

menjadi kristal-kegiatan manusia spesifik Pak Maswan, yaitu untuk

mengungkapkan penghayatan emosionalnya yang mendalam

mengenai pengalaman-pengalaman manusiawinya. Dalam kawasan

khas Pak Maswan ini, kegiatan seni bernuansa kebersamaan

mempunyai motif yang bisa disebut transsurvival.

Pak Maswan memang sudah berada di alam baqa',

keabadian tanpa batas untuk menghadap Allah Al-Ghafur Al-Rahim,

Tuhan yang mencurahkan ampunan dan kepengasihan. Akan tetapi

dunia yang ditinggalkannya mewariskan investasi semangat untuk

optimis dengan realitas-realitas yang positif. Semangat

kebersamaan yang diwariskan, menjadi benih kesadaran sosial baru

bagi kita teman-teman yang meneladani kebajikannya sebagai amal

shaleh Pak Maswan. Dengan amal shaleh-mu Pak Maswan.. Allah

mencurahkan maghfirah dan rahmah-Nya. Amiin

3 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SOSOK INFLUENCER YANG PERIANG

Prof. Dr. Waras Kamdi

Guru Besar Universitas Negeri Malang

Anda yang belajar psikologi kepribadian pasti mengenal

tipe-tipe kepribadian manusia, yang di antaranya disebut tipe

influencer. Orang dengan tipe ini digambarkan optimis, terbuka,

dan mudah bergaul dengan orang lain. Sebagian besar dari mereka

adalah kreatif secara alami dan memiliki keingintahuan yang

meledak-ledak. Mereka adalah tipe pebelajar sepanjang hayat.

Maswan, ia adalah pemilik kecerdasan influence itu. Sosok

yang senantiasa mengedepankan hubungan dengan orang lain.

Siapa pun Anda yang pernah mengenal dirinya pasti tak mudah

melupakan senyum dan tawa lepasnya yang khas itu. Ia suka bicara

apa saja, dan betapa ia yang sangat fashionable, terutama dalam

merawat kumisnya. Ia juga pegiat sosial yang sangat baik,

pribadinya selalu bergelora membela yang lemah, disertai

kreativitasnya yang tak pernah henti, di tengah kepribadian

hidupnya yang mengalir begitu saja, riang penuh keramahan, dan

optimistis.

Perkenalan saya dengan Maswan bermula ketika kami sama-

sama aktivis kampus di IKIP Malang, di awal 1980-an. Ia aktivis

Pramuka, tapi saya tidak. Kami ketemu di komunitas Pers

Mahasiswa, yang kemudian nama Pers Mahasiswa itu diganti

dengan Jurnalistik Kampus oleh Mendikbud Daud Joesoef ketika

melakukan Normalisasi Kehidupan Kampus di zaman Orde Baru.

4 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Kami berhimpun dalam wadah bernama Himpunan Mahasiswa

Penulis. Pengalaman romantik yang tak pernah terlupakan bersama

Maswan saat itu adalah ketika kami sempat jadi “anak nakal”.

Sebuah reportase berjudul “Guru Kencing Berdiri, Murid Kencing

Melompat-lompat” yang kami tulis di koran kampus dianggap

kurang ajar. Tulisan itu berisi laporan kritis tentang pagelaran seni

kampus yang mengandung pesan kurang edukatif, melibatkan

anak-anak di bawah umur. Tulisan itu sempat membuat sebagian

pejabat kampus kebakaran jenggot, dan saya terpaksa harus

menunda ujian skripsi satu semester, Maswan tak luput dari teror si

pemilik acara. Tetapi, berkat peran Pak Muhadjir Effendy, pembina

kami saat itu, persoalan selesai dengan baik. Sejak itu persahabatan

kami bermula.

Maswan, juga sosok yang suka berpikir rapi. Rupanya habit

menulisnya yang terpupuk dari kampus itu terus kebawa hingga

akhir hayat. Ia aktif menulis opini di media massa, terutama di

Harian Suara merdeka, sebagai bentuk kepeduliannya pada

berbagai persoalan kemasyarakatan dan bangsa. Ia juga konsisten

“mengerjakan apa yang ditulis, dan menulis apa yang ia kerjakan”.

Ketika masih kuliah di IKIP Malang ia sudah bisa hidup dari

mengukir dengan motif tradisional khas Jepara, dan merangkai

janur, serta menulis modulnya dan melatih kawan-kawan

mahasiswa lainnya. Betapa rules berpikir dan bekerja yang rapi,

konsisten, dan cermat telah menjadi atribut yang melekat pada

pribadi beliau hingga akhir hayatnya.

Selamat jalan, kawan.

5 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SOSOK PENGINSPIRASI

Dr. Rini Werdiningsih, MS.

Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jateng,

Pengurus ADN Jateng & DIY

Innalillahi wa inna ilillahi rojiun. Kaget, Sedih bercampur

menjadi satu. Hari itu Senin 4 Mei 2020 pukul 03.00 pagi telah

engkau panggil sahabat kami Drs. Maswan, MM. menghadap di hari

baanmu. Semoga Allah SWT memudahkan langkahnya,

mengampuni dosa-dosanya dan menerima semua amal ibadahnya.

Aamiin.

Bagi kami teman-teman di Dewan Pendidikan Provinsi

Jateng. Pak Maswan adalah sosok teman yang baik hati, peduli,

rajin, memiliki disiplin yang tinggi, dan selalu menginspirasi. Tidak

hentinya almarhum selalu mengingatkan kami teman-temannya,

untuk mau menyisihkan waktu menyempatkan diri menulis. Masih

terngiang apa yang beliau ucapkan .”Ayooo bu terus menulis….” itu

yang selalu beliau katakan, apabila bertemu.

Karya-karyamu selalu menginspirasi kami pak Mas ……...

Kami banyak belajar darimu, tentang berbagai hal. Ragamu boleh

pergi, namun kebaikan dan semangatmu, selalu ada di hati kami

sahabat-sahabatmu. Engkau yang baik hati dan selalu

menginspirasi………..

Kagem Keluarga besar almarhum bapak Maswan, Ibu

Maswan, putri-putrinya, menantu serta cucu. Semoga diberikan

6 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

kekuatan dan keikhlasan serta selalu diberikan kesehatan dan

kebahagiaan. Aamiin yaa robbal alamin.

7 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MEWARISI KETEKUNAN Sdr. MASWAN

Dr. H. Akhirin, M.Ag.

Wakil Rektor 1 Unisnu Jepara

“Sopo tekun, bakal tekan”. Itulah kira-kira falsafah hidup Sdr

kita Maswan. Kita semua tahu bahwa Sdr Maswan adalah insan

biasa-biasa saja . Tidak pinter bangetlah kira-kira. Namun dengan

modal tekun semua yang mau tekan. Ini adalah pengamalan ajaran

Allah swt dalam surat al Ankabut ayat 69. (Wal ladziina jaahaduu

fiina lanahdiyannahum subulunaa). Di antara pelajaran yang dapat

kita unduh dari ayat ini adalah “dengan modal sungguh-sungguh

Allah akan menunjukkan berbagai jalan”.

Tiga ketekunan yang harus kita teruskan dari Saudara kita

Maswan.

1. Tekun menggalalang silatur rahim.

Dengan tekun menggalang silatur rahim Maswan bisa menjadi

salah satu pengurus Dewan Pendidikan Jawa Tengah. Dengan

tekun menggalang silatur rahim Maswan bisa menjadi salah

satu deklarator Aliansi Dosen Dahadla (ADN ) di Unisma

Malang.

Dengan tekun menggalang silatur rahim Maswan menjadi

Ketua ADN defisi Jateng dan DIY. Dengan tekun menggalang

silatur rahim Maswan bisa menjadi salah satu asesor Akriditasi

SMA – MA di Jawa Tengah. Dan masih banyak lagi jabatan dan

status yang saya tidak tahu. Alhamdulillah Maswan selalu

8 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

membawa bendera UNISNU Jepara. Berarti kita hutang budi

dengannya.

Dengan tekun menggalang silatur rahim Maswan mampu

menulis buku Untaian Pesan Pernikahan, sebagai souvenir

pernikahan anak pertamanya ini. Dalam buku terebut, Maswan

mengumpulkan pesan-pesan pernikahan yang bagus sekali

dari tokok-tokoh agama sampai tokoh politik antara lain KH

Sya’roni Ahamadi (sesepuh Kudus), Prof Dr H Muhajir Efendi

(Menteri Pendidikan Nasional), Prof Dr H Ahmad Rafiq MA

(Pengurus MUI Jawa Tengah, Direktur Pasca Sarjana UIN

Walisongo), H Nusron Wahid ME (politikus Nasional), Dr. H

Sa’dullah Assa’idi M. Ag (Rektor Unisnu Jepara) dan masih tak

terhtitung lagi penulis lainnya dalam buku pesan pernikhan

tersebut.

2. Tekun membaca ayat (kitabiyah maupun kauniyah) Buku dan

situasi. Maswan tekun dan cerdas membaca , baik ayat

kitabiyah maupun ayat kauniyah (buku maupun situasi). Tulisan

Maswan selalu laku jual karena temanya selau hangat. Apa

yang ditulis dalam artikel harian selalu hal-hal sedang di bahas

umat. Tulisannya selalu selalu menarik, baik isi, redaksi maupun

ekspresinya. Oleh karenanya surat kabar gemar memuatnya.

Dan lagi-lagi dalam koran itu Maswan selalu membawa nama

Unisnu Jepara

3. Tekun menulis yang telah di baca.

Salah satu amal jariyah adalah tulisan. Maswan memiliki dua

kelebihan yang sulit di tiru yaitu ahli kalam (pidato) dan ahli

qalam (menulis). Maswan sering cerita kepada saya bahwa

9 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

setiap ada bahan yang layak di tulis, semalampun dia tekun

menulisnya (asal di temani rokok).

Berikut tulisan yang saya ketahui:

a. Buku Ajar Teknologi Pendidikan

b. Untaian Pesan Pernikahan

c. Artikel harian dalam berbagai surat kabar.

Semoga almarhum ngunduh amal jariyah ini di kuburnya.

10 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SOSOK TEMAN, SUAMI, BAPAK, SAHABAT YANG KREATIF,

PRODUKTIF DAN INSPIRATIF

Prof. Dr. Hj. Murbangun Nuswowati, M.Si.

Dosen UNNES dengan Bidang Ilmu: Pendidikan Kimia

Anggota Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah

Pak Maswan adalah teman yang menyenangkan, teman

yang selalu suka menulis dengan tulisan kreatif dan terkini. Berita

yang baru tren di masyarakat selalu di respon dengan tulisan yang

mudah diresapi oleh kalangan masyarakat biasa. Sebetulnya baru

berteman dengan beliau mulai dari dilantiknya kami (ber 13) oleh

bapak Gubernur Jawa Tengah, menjadi dewan Pendidikan Provinsi

Jawa Tengah” periode 2017-2022. Minimal satu kali dalam sebulan

kami bertemu. Kami langsung bersatu dan akrab dalam

menjalankan tugas tersebut. Terima kasih inspirasinya untuk lebih

rajin menulis. Tulisannya yang mudah dinikmati, merupakan

keadaaan nyata yang terjadi yang sedang tren.

Ketika kabar itu muncul di WAG, Sesaat aku seolah tak

percaya. Namun sekian menit berikutnya aku pun tersadar bahwa

dalam hidup ini kita sering disodorkan dengan kenyataan

kenyataan yang tak terduga. Apalagi kematian, siapapun tak ada

yang bisa untuk menghindar. Banyak contoh orang yang sudah

sakit, bertahun-tahun tetap diberi kehidupan, diparingi sehat

kembali. Banyak juga yang tidak sakit tiba-tiba meninggal. Bersama-

sama bersepeda dengan teman-teman mengelilingi kampus

konservasi, karena masih muda, merasa masih kuat mendahului

11 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

teman teman senior dengan berucap, ayo semangat, ayo semangat,

tiba-tiba berhenti sampai yang senior sudah sampai juga di area dia

berhenti. Senior bertanya: kenapa berhenti, sambil lanjut bersepeda.

Senior yang lain ada yang ikut berhenti di area yunior berhenti tadi,

ternyata yunior tadi sudah meninggal.

Ada juga di acara FGD di acara dinas pendidikan, dua orang

sebagai narasumber. Narasumber 1 sudah selesai, ganti nara

sumber yang ke 2. Peserta menyaksikan sungguh-sungguh, karena

topik tersebut sangat penting. Memberi materi sambil duduk, dan

baru kalimat yang ke dua kok diulang-ulang, dalam video di Hp

(saya sempat merekam) ada yang bilang kok pelo ya? Sebentar

kemudian mukanya menelungkup ke meja. Acara berhenti sebentar,

membawa narasumber ke 2 tadi ke rumah sakit, kita berdoa

bersama supaya dapat penanganan yang bagus dan sembuh. Dua

puluh menit kemudian ada kabar, bahwa narasumber ke 2 tadi

sudah meninggal. Walau contoh-contoh seperti itu banyak dan

berulangkali, namun untuk kabar pak Maswan ini, masih saja aku

diliputi rasa tak percaya. Kecuali itu, langsung terbayang di pelupuk

mataku isterinya yang cantik, putrinya yang cantik, lebih-lebih

cucunya yang ganteng, harus ditinggal menghadap sang Khaliq.

Semua harus tetap semangat menjalani kehidupan tanpa

panjenengan.

Saya pribadi langsung teringat saat ditinggal ibu. Ibu yang

tidak pernah sakit serius, tahun 2003 (dalam usia 76 tahun) telah

meninggalkan kami. Semua saudara mengira kalau yang seda

adalah bapak, karena di sekitar waktu tersebut bapak sering

opname karena tekanan tinggi dan diabet. Betapa berbedanya

bapak sepeninggal ibu. Setiap melihat sesuatu, misal makanan

12 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

kesukaan ibu pasti cepat-cepat masuk kamar dan menangis. Sosok

bapak yang sangat kami banggakan, ternyata bisa menangis. Kami

berenam berusaha menghibur bapak, yang sebetulnya kami sendiri

juga sangat kehilangan. Tahun 2005 bapak menyusul dipanggil

sang khalik. Walau bapak sudah usia 81 tahun saat itu, tetap saja

sampai saat ini, bayangan bersama mereka, kesedihan terutama

kebahagiaan masih selalu terbayang di pelupuk mata. Sampai saat

ini, jika kami mendapat kebahagiaan, wah betapa ibu bapak

senangnya andai menyaksikan ini semua. Entah budaya apa ini,

kakak dan adikku atau yang lain selalu bilang: saat ini ibu bapak juga

melihat kok/menyaksikan kita, sambil pada tersenyum. Pendidikan

yang luar biasa, harus berbuat baik sama siapa saja. Selalu

menyantuni anak-anak yang tidak mampu bersekolah. Pendidikan

yang istimewa dari orang tua, betul-betul sangat bermanfaat ketika

di kampus atau di tempat kerja mengalami ketidakadilan,

ketidakbenaran, ketidaknyamamanan. Perlakuan-perlakuan yang

tidak laik tersebut dilakukan oleh seorang pejabat, yang hanya

percaya pada hasutan dari seseorang. Saya yakin saat ini yang

dirasakan Isteri dan putra putri bapak Maswan adalah seperti itu.

Memang pak Maswan telah meninggalkan kita semua untuk

selama-selamanya, menghadap Sang Khaliq. Dari pengamatan

pribadi, pak Maswan adalah orang yang telah menjalani hidup

dengan sepenuh hati. Kita menyadari bahwa antara hidup dan mati

memang tidak ada batasnya. Ada yang punya istilah sangat tipis

jaraknya dan kita tidak pernah tahu kapan kematian itu akan datang

menjemput. Kematian adalah sebuah kepastian yang akan menyapa

setiap makhluk bernyawa. Dalam QS. Ali Imran: 185 Allah SWT

berfirman: “Setiap tubuh yang berjiwa pasti merasakan mati,

13 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

bahwasanya pahalamu akan disempurnakan (dibayar) di hari

kiamat. Barang siapa dihindarkan dari neraka dan diangkat ke sorga,

sungguh menanglah dia. Tiadalah kehidupan di dunia ini, kecuali

hanya kesenangan palsu yang memperdaya”.

Setiap orang menyadari bahwa hidup ini ada batasnya,

hidup ini akan berakhir. Hanya saja kapan dan bagaimana kita akan

menghadapi kematian, tak seorang pun yang tahu. Firman Allah

SWT: “Seseorang tidak tahu pasti apa yang akan diperbuatnya

besok pagi, dan tidak pula mengetahui secara pasti di bumi/daerah

mana ia akan mati” (QS. Luqman: 34).

Ajal akan datang pada saat yang Allah tetapkan, tanpa ada yang

bisa menunda atau mempercepatnya. “… ketika ajal mereka tiba,

mereka tiada daya menangguhkannya ataupun menyegerakannya

sesaatpun” (QS. Al-A’raf: 34).

Ketentuan ini memberi peringatan kepada kita untuk

senantiasa bersiap-siaga menuju kematian. Cerita-cerita tentang

peristiwa kematian mendadak harus kita ambil hikmahnya. Rahasia

kematian mengajarkan produktivitas tinggi pada manusia. Karena

tidak tahu kapan akan dipanggilNya, maka manusia diajarkan

senantiasa mencetak karya-karya terbaik sepanjang masa. Manusia

juga diajarkan untuk senantiasa membina hubungan silaturahim

yang baik dengan semua orang di setiap kesempatan. “Jangan ada

dusta diantara kita”, sebuah lagu yang merupakan peringatan juga

untuk manusia

Alangkah indahnya dunia ini tatkala setiap orang menyadari

hakikat kabar kematian yang tersembunyi. Hal terpenting bukanlah

tentang kapan dan dengan cara apa kita menutup lembaran

kehidupan kita di dunia ini. Tapi bagaimana akhir kisah yang kita

14 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

ukir dalam lembaran-lembaran itu. Pembelajaran daring di SD,

sering siswanya diberi tugas untuk bercerita tentang kegiatan pagi

tadi, siang tadi , kemaren dan tugas-tugas yang dapat

meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan anak.

Selamat jalan pak Maswan, semoga engkau bahagia di sisi

Nya. Engkau inshaa Allah benar-benar telah menjalani hidup

dengan baik.

15 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

TEMAN PERJUANGAN

Dr. H. Barowi, M.Ag.

Direktur Program Pascasarjana Unisnu Jepara

Saudara Maswan adalah teman seperjuangan saya puluhan

tahun yang lalu sejak kami bersama mengelola NU di wilayah

Mlonggo. Selama menjadi sekretaris NU Mlonggo selama 2 periode

beliau menunjukan komitmen dan integritas luar biasa dalam

melayani umat. Begitu juga saat kami Bersama menitih karir di

Unisnu Jepara. Dedikasinya untuk Unisnu Jepara membuatnya

ditunjuk menjadi wakil dekan 3 Fakultas Tarbiyah. Tidak hanya itu

sederet jabatan strategis juga diembannya yaitu sebagai Sebagai

anggota asessor Madrasah Aliyah Jawa Tengah, dan Ketua Asosiasi

Dosen Nahdliyyin Jateng-Jogja. Beliau juga aktif dalam dunia

kepenulisan sejak mendirikan majalah SIAR dan juga menghasilkan

ratusan tulisan ilmiah yang dimuat di berbagai media massa.

Selamat jalan saudaraku Maswan, semoga surga menantimu

Amin.

16 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

KOMITMEN TINGGI TERHADAP TUGAS

Drs. H. Mahalli, M.Pd.

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Pak Maswan yang saya kenal sejak 1989. Ketika sama-sama

mengabdi di INISNU Jepara adalah sosok yg memiliki komitmen

tinggi terhadap tugas yg dipercayakan kepada beliau. Pada awal

mengabdi di INISNU, beliau masih merangkap sebagai salah satu

guru di madrasah Aliyah Matholibul Huda Mlonggo, selain itu beliau

juga sebagai seorang pengusaha mebel yang sukses. Namun ketika

Inisnu Jepara menerapkan aturan bahwa pegawai tetap tidak boleh

merangkap tugas ditempat lain, beliau merespon dengan melepas

tugas di luar INISNU/UNISNU dan secara bertahap mengurangi

kegiatannya sebagai pengusaha dan akhirnya berhenti sama sekali

untuk bisa fokus melaksanakan tugas sebagai pegawai tetap.

Inilah bukti komitmen beliau terhadap amanat yang

diberikan oleh lembaga. Beliau sangat lugas dan apa adanya, tidak

dibuat-buat dalam bersikap dan berbicara, baik dalam berinteraksi

secara personal maupun dalam konteks formal kedinasan. Apa yang

dikatakan adalah apa yang beliau fikirkan. Tidak ada yg dimanipulasi

dari hati dan pikirannya. Terkadang ucapannya terkesan 'galak' tapi

sebenarnya itu merupakan gaya khas beliau dalam mengekspresi

ketegasan beliau.

Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan

ampunannya kepada beliau. Aamiin.

17 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PAK MASWAN: KOLUMNIS PROLIFIK ITU TELAH PERGI

Ahmad Saefudin

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Maswan, begitulah beliau dikenal oleh khalayak. Namanya

singkat, merepresentasikan karakternya yang lugas, ceplas-ceplos,

dan gak bertele-tele. Saya, dan teman-teman kampus, biasa

memanggilnya Pak Maswan.

Masih setengah percaya, ba'da sahur semalam, beberapa

WA group mengabarkan kepergiannya kepada Sang Khalik. Hingga

simpang siur kabar duka itu terkonfirmasi kebenarannya. "Pak

Maswan kondisi sehat, magrib kami buka puasa bersama, kejadian

beliau tiada setelah sholat tahajud, kemudian dada sesak, setelah

itu beliau tiada," tegas Kang Khoirul Muslimin, adiknya, di WA Group

Dosen NU Jateng dan DIY. Kebetulan, terhitung sejak 21 Februari

2020, Pak Maswan Jepara resmi dikukuhkan sebagai Ketua Aliansi

Dosen Nahada (ADN) wilayah Jawa Tengah dan Jogja. Organisasi ini

merupakan sayap NU yang mewadahi kalangan ilmuwan dan

akademisi.

Pak Maswan adalah kolumnis prolifik. Gagasannya tersebar

di pelbagai harian surat kabar. Beliau juga penulis buku produktif.

Setiap buku yang ia tulis, pasti berkolaborasi dengan adiknya, Kang

Khoirul Muslimin dan salah satu putrinya, Mbak Aydha Ef El.

Misalnya, buku Gus Dur : Manusia Multidemensional (2015),

Membangun Karsa Menjadi Penulis Populer (2015), Teknologi

18 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Pendidikan: Penerapan Pembelajaran yang Sistematis (2016), dan

Kecemasan Komunikasi: Mengatasi Cemas Berkomunikasi di Depan

Publik (2017).

Bagi saya pribadi, Pak Maswan bukan hanya seorang

intelektual. Ia juga figur Bapak yang "ngayomi" dan "ngayemi" sejak

saya masih berbaju mahasiswa, sekitar 14 tahun lalu. Apalagi setelah

aktif di struktural Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas

Tarbiyah maupun Institut Islam Nahdlatul Ulama (sekarang Unisnu)

Jepara, hubungan saya semakin dekat.

Saya tak saja mahasiswanya di kelas, tapi juga binaannya di

organisasi kemahasiswaan. Sosoknya yang egaliter, mambuat kami,

pengurus BEM merasa nyaman ketika mendiskusikan isu-isu aktual

seputar kebijakan kampus. Meskipun saat itu Pak Maswan sudah

menjabat sebagai Wakil Dekan III bidang kemahasiswaan, tapi

perangainya sederhana, jauh dari kesan elitis. Lulus dari kampus,

saya sempat "lost contact", tapi tetap menikmati kolom-kolomnya

dari jauh.

Sampai akhirnya, kami dipertemukan kembali awal tahun

2016, setelah saya ikut berkhidmah di kampus yang sama. Interaksi

kami kian intensif. Beberapa bulan kemudian, saat saya didapuk

menjadi moderator beliau pada agenda pelatihan jurnalistik yang

diadakan oleh lembaga pers mahasiswa, Pak Maswan membuka

satu rahasia yang tak pernah saya ketahui sebelumnya.

Ternyata, Beliau adalah salah satu orang yang

merekomendasikan kepada pimpinan lain--dalam suatu forum

rapat seleksi dosen baru--agar mereka berkenan memberikan

kesempatan kepada saya untuk berkiprah di kampus. Boleh jadi,

karena rekam jejak saya selagi mahasiswa yang sering membuat

19 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

"ontran-ontran" di kampus, sehingga Beliau berinisiatif meyakinkan

kolega sesama pimpinan, "Saefudin seng cilik iko? Yo aku reti.

Ancen wonge rodo' kemlithi. Tapi ngko aku seng mbina. Tenang

wae," kurang lebih begitu testimoninya.

Pertemuan terakhir saya dengan Beliau terjadi Rabu

kemarin, 29 April 2020. Seperti sudah ditakdirkan, hari itu

seharusnya saya tidak ada jadwal ngampus. Tapi, salah satu dosen

berhalangan piket, sehingga meminta saya untuk

menggantikannya.

Ketika asyik ngobrol dengan Mas Azaz Riyadi di kantor TU

Fakultas, Pak Maswan yang tampak bugar tiba-tiba masuk. Seperti

biasa, Beliau mengawali pembicaraan dengan pertanyaan khasnya,

"Piye kabare kabeh? Dho sehat to?" Perbincangan kami berlanjut

dengan sesekali diselingi gelak tawa. Saya juga sempat konsultasi

tentang rencana kegiatan Buka Bersama dan Halal bihalal kampus

di tengah wabah pandemi Covid-19. Sambil berlalu Beliau bilang,

"Yo. Ngko tak kondo wong nduwuran. Lah cetho sido orane."

Tak pernah terlintas sedikitpun, itu adalah perbincangan

serius terakhir saya dengan Beliaunya. Sampai sekarang pun masih

belum yakin, jika Beliau telah dipanggil Yang Maha Kuasa.

"Update" status Facebook pamungkasnya tanggal 2 Mei

2020. Dua puluh enam postingan arsip "e-paper" artikel-artikelnya

sudah cukup menjadi bukti, bahwa Pak Maswan adalah kolumnis

prolifik. Prestasi yang sulit ditandingi oleh akademisi lain di kampus

Unisnu Jepara. Semoga kelak ada yang melanjutkan tradisi

literasinya.

20 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Tepat di bulan Ramadan, setelah tahajud, Engkau pergi. Tapi,

tulisanmu abadi. Saya bersaksi, Penjenengan tiyang sae, Pak!

Semoga husnul khatimah. Amin

21 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SANG TELADAN

Alex Yusron Al Mufti

Dosen Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Unisnu Jepara

Pak Maswan adalah salah satu dosen terbaik di Unisnu,

terbukti banyak amanah yang diberikan kepada beliau dalam

bentuk jabatan mulai dari ketua panitia kegiatan besar di kampus

seperti KKN Unisnu dan perhelatan besar kampus lainnya, menjabat

Wakil Dekan 3 FTIK Unisnu Jepara, sebagai anggota Dewan

Pendidikan Jawa Tengah, ketua umum Asosiasi Dosen NU Jateng

dan DIY, menjadi Asessor dan masih banyak lagi aktivitas beliau.

Di samping tugas wajibnya tri dharma perguruan tinggi

sebagai dosen Unisnu, pak Maswan juga sebagai kolumnis di

berbagai media cetak, sudah tidak terhitung lagi tulisan beliau

dimuat di media cetak berbagai bidang bahasannya mulai dari

pendidikan sampai masalah sosial tak luput dari gagasan cerdasnya

untuk dituangkan dalam tulisan, beliau juga banyak menulis buku

ajar maupun buku-buku tentang motivasi menulis.

Pak Maswan sosok yang pandai bergaul, Egaliter terhadap

pimpinan kampus menunjukkan hubungan baik antar pimpinan,

terhadap dosen beliau sangat egaliter (grapyak).

Pak Maswan sosok humoris tapi tidak kehilangan wibawa

diahadapan sesama dosen maupun mahasiswa. Masih banyak lagi

kesan sosok pak Maswan ini yg tidak bisa saya ungkapkan, satu kata

untuk Pak Maswan adalah Teladan.

22 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Pak Maswan yang saya kenal adalah sosok yang sangat

perhatian terhadap kemajuan kampus, melalui jabatan yang

diemban (wakil dekan 3) beliau sangat perhatian terutama dalam

bidang kemahasiswaan, beliau sering menyempatkan waktu untuk

hanya sekedar membuka acara kegiatan mahasiswa pada jam luar

kantor bahkan pada malam hari sekalipun. Beliau memotivasi para

mahasiswa untuk semangat menekuni organisasi kemahasiswaan

sebagai ajang mengembangan bakat dan minat mahasiswa sebagai

kelengkapan kecakapan atau kompetensi yang harus dimiliki oleh

mahasiswa.

Pada musim penerimaan mahasiswa baru, Pak maswan juga

semangat dalam rangka mencari calon mahasiswa baru karena

menurut beliau keberadaan mahasiswa adalah hal utama, oleh

karena itu mencari calon mahasiswa sebanyak-banyaknya adalah

menjadi perhatian beliau, suatu ketika saya usulkan fakultas untuk

tetap berkunjung ke kepala MA dalam rangka sosialisasi PMB

(karena PMB dihandle oleh Universitas), beliau langsung merespon

positif segera membentuk tim PMB Fakultas untuk sosialisasi ke

MA/SMA tapi tetap memperhatikan tim PMB yang dari Unisversitas.

Pak Maswan juga sosok motivator yang baik, sering sekali

beliau memotivasi teman-teman dosen untuk mempunyai harapan

menjadi Rektor atau pimpinan lainnya, dengan demikian mampu

meningkatkan kinerja supaya menjadi lebih baik, sering beliau

mengatakan: dosen harus punya cita2 menjadi rektor atau pimpinan

lainnya sehingga kinerjanya semangat dan baik, karena menjadi

rektor atau pimpinan lainnnya itu kinerjanya harus baik, itulah yang

sering disampaikan oleh pak Maswan.

23 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Sosok kebapakan, humoris, grapyak itu telah dipanggil oleh

Allah SWT beserta ilmu yang luas tentang menulis yang ada pada

pribadi yang baik itu. Kami merasa kehilangan, Unisnu merasa

kehilangan, Selamat jalan Bapak Maswan semoga Allah

mengampuni kesalahan/kekhilafan yang engkau lakukan dan

menerima semua amal baikmu, dan semoga ilmu motivasi yang

engkau berikan, bermanfaat dan menjadi pahala yang terus

mengalir sampai hari akhir nanti.

24 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PAK MASWAN, TETAP HADIR BERSAMA KAMI

Azaz Riyadi

Kepala Tatausaha Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

Alumni Unisnu Jepara

Delapan tahun bukan waktu yang sebentar untuk mengarungi

perjalanan dan berkarya. Namun waktu tersebut terasa singkat

kebersamaan saya dengan Pak Maswan. Setidaknya kurun waktu

tersebut kebersamaan saya dengan pak Maswan. Boleh dibilang pak

Maswan adalah seperti bapak saya sendiri. Sejak pertama saya

mengabdikan diri di Unisnu Jepaa tahun 2012 (saat itu masih Inisnu

Jepara) beliau adalah salah satu pimpinan saya secara struktural dan

teladan bagi saya. Kami pun bertemu hampir setiap hari selama

kurun waktu tersebut. Beliau menjabat Pembatu Dekan III, bidang

kemahasiswaan dan alumni Fakultas Tarbiyah Inisnu Jepara hingga

kampus berubah menjadi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Unisnu Jepara. Beliau adalah pimpinan fakultas dan saya mendapat

amanah tugas di Bagian Tatausaha Fakultas.

Tidak mudah rasanya jika bercerita tentang hari-hari inspiratif

kebersamaan dengan pak Maswan, karena banyak hal yang saya

pelajari dari beliau. Disadari atau tidak, Pak Maswan memberikan

banyak inspirasi untuk pengembangan pribadi saya. Meskipun kami

tidak pernah bertemu di ruang kelas untuk perkuliahan, saya

tetaplah “santri” beliau. Ilmu-ilmu dari beliau yang diberikan, saya

dapatkan melalui obrolan santai bahkan di forum-forum rapat yang

saya ikuti bersama beliau.

25 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Pak Maswan bagi saya adalah pimpinan yang selalu

menghargai dan “nguwongke” kami. Tak pernah beliau memberikan

tugas yang memaksakan kehendak pribadi. Beliau selalu memahami

dan mengerti kondisi yang berkaitan dengan tugas yang diberikan

kepada kami. Beliau pimpinan (atasan-red) yang memposisikan diri

seolah setara dengan kami yang sebenarnya kami adalah

“bawahan” beliau. Menganggap kami adalah mitra kerja, bukan

“bos” dan “anak buah”.

Hal itu dibuktikan dengan setiap kali memberikan “dawuh”

kepada kami pasti diawali dengan kata “Tolong Mas”, bahasa yang

digunakan dalam bahasa jawa begini : “Njaluk tulung mas, engko

nek wis sela”, selalu begitu kepada kami. Itu menunjukkan betapa

pengertian dan perhatiannya beliau kepada kami.

Pak Maswan Dermawan

Pak Maswan adalah salah satu pimpinan kami yang

dermawan. Pernah suatu ketika beliau dengan sengaja

membawakan hasil kebun dari rumah, kala itu rambutan,

setentengan kresek plastik besar untuk kami di kantor.

Tak hanya itu, seringkali ketika beliau mendapatkan rizqi tidak

lupa berbagi dengan kami. Beliau sering meminta sejumlah amplop

kosong ke kantor kami. Amplop kosong itu bukan dipakai untuk

dibawa pulang atau keperluan lain, akan tetapi selang beberapa

menit dibawa kekantor beliau lalu dikembalikan kepada kami

dengan sudah terisi sejumlah uang sambil mengucap “Mas ini ada

rizqi, saya bagi sedikit ya” sambil tersenyum. Hal itu dilakukan

biasanya saat beliau selesai menjadi dewan penguji di Fakultas

mapun setelah kunjungan saat menjadi asessor. Ya, pak maswan

26 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

juga pernah tercatat sebagai tim Asesor Akreditasi untuk tingkat

SMA/MA Provinsi Jawa Tengah.

Rahasia Menulis Pak Maswan

Pak Maswan dikenal banyak orang dengan produktifitas

menulisnya. Tulisan beliau tentang penyikapan isu-isu kekinian

sering muncul di media massa. Tentang rahasia menulis, pak

Maswan pernah menyampaikan kepada saya bahwa beliau sering

menulis diwaktu sepertiga malam hari. Waktu tersebut bagi pak

Maswan adalah waktu yang tenang dan jernih untuk menuangkan

ide dan gagasan dalam tulisan. Menulis artikel untuk media massa

sangat mudah bagi beliau, dan semangat beliau selalu membara

ketika melakukannya.

Jadi teringat, suatu ketika dalam sebuah perjalanan Jepara -

Semarang, di mobil saya pernah diminta beliau membacakan tulisan

artikel yang telah terbit di media massa hari itu, dengan mencoba

mengekspresikan tulisan pak Maswan saya membacakan artikal itu

mulai dari judul sampai dengan akhir secara tuntas. Saya diminta

membacakan agar tulisannya dapat dipahami oleh teman-teman

semobil kala itu.

Tugas Terakhir dari Pak Maswan

Rabu, 29 April 2020, tepat 6 hari sebelum kepergian beliau,

dilaksanakan pelantikan bapak Dr. KH. Sa’dullah Assa’idi, M.Ag.

seagai Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara untuk

periode 2020-2024. Di hari itu, pak Maswan masih turut hadir dalam

pelaksanaan upacara pelantikan, saya melihat kehadiran beliau,

karena saya menjadi pembawa acara tersebut.

27 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Di hari yang sama saat menjelang istirahat dirumah sekira

menjelang pukul 21.00an, tiba-tiba saya mendapatkan pesan

WhatsApp dari beliau. “Mas tolong saya dibuatkan ucapan selamat

untuk pak rektor atas nama Ketua ADN Jateng dan DIY serta Angota

Dewan Pendidikan Jawa Tengah”, kurang lebih begitu pesan yang

disampaikan. Saya menjawab, “nggeh pak, saya coba, karena

perangkatnya dikampus”. Alhamdulillah saya tidak mengabaikan

dawuh beliau itu, langsung saya buka laptop dan mendesain ucapan

selamat atas nama beliau sebagaimana gambar berikut ini :

Setelah selesai desain langsung saya kirimkan ke beliau, tanpa ada

revisi beliau menyatakan menerima desain saya itu dengan pesan

singkat “Terimakasih mas”. Sebuah kehormatan dan ketenangan

bagi saya telah melaksanakan tugas terakhir dari beliau pada pukul

28 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

21.12.38 (sesuai keterangan file saya yang tersimpan). Jika kita

melihat akun facebook pak Maswan gambar tersebut langsung

diuload beliau pada pukul 21.48.

Meskipun secara kasat mata kami tidak bertemu, hingga saat

ini saya masih merasakah kehadiran pak Maswan bersama kami di

kampus. Saya seolah tidak yakin bahwa beliau telah meninggalkan

kami. Sugeng Tindak pak. Perjuanganmu akan kami lanjutkan

semampu kami. Petuah dan teladanmu akan menjadi bekal kami.

Terimakasih pak. Bapak adalah orang baik. Semoga Allah

memberikan rahmat dan maghfirah kagem bapak.

Bapak Drs. Maswan, MM., Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan

Alumni Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara (tengah)

menyanyikan sebuah lagu usai pelaksanaan upacara peringatan Hari

Pendidikan, 2 Mei 2019

29 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MASWAN DAN DAKWAH BIL QOLAM

Ma’as Shobirin, M.Pd

Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang dan Pendiri

Perkumpulan Generasi Muda “Griya Peradaban”

Rasa kehilangan atas kepergian beliau masih terasa dalam

diri saya hingga kini. Tepatnya bada subuh, saya membaca kabar

duka dari grup whatsapp Asosiasi Dosen NAHADA bahwa beliau

(Bapak Maswan) berpulang ke Rahmatullah. Kepergian beliau tentu

mengejutkan banyak pihak dan kolega karena memang kabarnya

tidak ada rasa sakit yang dirasakan sebelumnya. Saya juga tidak

pernah mengira komunikasi beberapa bulan lalu terkait

pembentukan Asosiasi Dosen NAHADA merupakan komunikasi

terakhir kalinya. Begitulah kehidupan, tak satupun manusia yang

bisa merencanakan kematiannya. Semua pasti berpulang, cepat

atau lamabat. Namun melihat kekhusyukan dan ketulusan beliau

berkhidmah di dunia pendidikan, saya menyakini bahwa beliau

meninggal dalam keadaan khusnul khotimah.

Secara pribadi, saya mengenali beliau tepatnya tahun 2016

pada acara diklat calon asesor BAP S/M Provinsi Jawa Tengah.

Setelah perjumpaan itu, kemudian berlanjut di media sosial. Sering

kali saya mengikuti informasi dari beliau melalui beranda

facebooknya. Sebagai seorang akademisi yang berdedikasi tinggi,

banyak konten dan tulisan mencerahkan yang beliau unggah

seputar isu-isu pendidikan. Pergerakan dan kepedulian beliau di

bidang pendidikan sangat tinggi hingga pada akhirnya mampu

30 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

menghantarkannya menjadi salah satu anggota Dewan Pendidikan

Jawa Tengah.

Bapak maswan adalah guru saya. Beliau banyak

mengajarkan ilmu melalui gagasan brilian yang beliau muat di

berbagai media masa. Bangun pemikiran, analisis tajam serta

keindahan bahasa yang memukau lewat tulisannya menjadi rujukan

para dosen muda untuk terus produktif berkarya. Inilah passion

beliau yang jarang dimiliki oleh akademisi lainnya. Ia menulis

dengan hati, sebuah perenungan demi kemajuan pendidikan di

Indonesia. Jadi tidak salah apabila beliau dipercaya untuk mengisi

pelatihan menulis di kalangan guru maupun dosen muda.

Di akhir kesaksian ini, kembali saya tegaskan bahwa Bapak

Maswan adalah orang yang baik. semangat perjuangan dan

dedikasi beliau harus menjadi rujukan bagi generasi muda NU

khsususnya yang sudah konsen di dunia akademik. Generasi Muda

NU harus mampu membawa perubahan segar melalui karya besar

sebagaimana yang sudah dilakukan oleh beliau, Almarhum Bapak

Maswan. Semoga Allah Swt menempatkan beliau di tempat yang

mulia. Amin Ya Robbal Alamin.

31 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

BEDA SATU HURUF

Miswan Ansori

Ketua Program Studi Perbankan Syari’ah Fakultas Syari’ah dan

Hukum Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara

Nama saya dan nama beliau Alm Pak Maswan memang

hanya beda satu huruf, Saya Miswan dan nama beliau Maswan.

Sering kali teman teman di kampus kami salah menyebut nama

kami walaupun sebenarnya perawakan tubuh dan usia kami jauh

berbeda, dan selain itu beliau juga adalah senior saya di kampus ini.

Meskipun tidak satu fakultas namun kami sering melakukan

kegiatan bersama terutama untuk kegiatan KKN. Waktu itu saya

menjadi korcam di kec Bangsri,dan beliau adalah wakil ketua KKN

yang kebetulan berdomisili di daerah Bangsri, beliau dengan sabar

mau menemani saya mengantarkan surat surat koresponden untuk

beberapa desa meskipun saat itu beliau sedang ada kesibukan lain.

Dalam kenangan saya beliau adalah seorang master dalam

penulisan artikel di media massa, entah sudah berapa ratus tulisan

beliau yang telah terbit di koran. Hingga suatu saat saya pernah

menghadiri sebuah acara undangan seminar penelitian yang

diadakan oleh Kementrian Agama di Jakarta dan berkenalan

dengan teman yang menjadi peserta juga dari Magelang , ketika

saya menyebutkan nama dan Instansi kampus saya secara langsung

teman tersebut berkata “oh..yang sering menulis di surat kabar ya..”

Semoga beliau mendapatkan tempat yang baik disisi Allah

SWT. Selamat Jalan Master, Selamat Jalan Pak Maswan.

32 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PEGIAT MEDIA MASSA DAN KONTRIBUSINYA UNTUK

LEMBAGA

M. Novailul Abid

Staf Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Unisnu Jepara

Pak maswan begitu sapaan kami setiap beliau datang ke

LPPM Unisnu Jepara dengan setumpuk koran ditangan kanan

dengan selembar kertas putih diatasnya yang bertuliskan kumpulan

judul publikasi media massa selama 1 (satu) Semester setiap

tahunnya, begitu rutinitas dalam enam bulan sekali menuju LPPM

Unisnu Jepara untuk hanya sekedar menyerahkan puluhan judul

yang telah terbit pada media massa populer. Hal tersebut

sebenarnya cukup membuat sebuah pertanyaan besar dikalangan

dosen unisnu pada umumnya karena dapat diketahui untuk

publikasi media massa pada umumnya bisa dicairkan insentifnya,

namun terbatas selama 1 (satu) tahun anggaran hanya bisa

maksimal claim 4 (empat) judul. Pertanyaan tersebut bukan tanpa

alasan, karena secara umum dosen unisnu yang melaporkan hasil

publikasi media massanya tidak banyak sedangkan pak maswan

melakukan sebaliknya meski kelebihan judul lebih dari 4 tidak bisa

di klaim pencairannya. “Mas Noval, ini tak kasih koran setumpuk

didalamnya semua tulisan saya, nah kertas print ini adalah listnya”

sapa pak maswan ketika menyetorkan daftar publikasi koran pada

tahun anggaran 2018-2019 yang jumlahnya 35 (tiga puluh lima)

Judul dari berbagai media massa populer. Saya pun menjelaskan

33 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

mengenai aturan publikasi media massa yang bisa di claim hanya 4

(empat) Judul dari satu nama pemulis dan beliaupun menjawab. “iya

gapapa dah tau aturan itu lama mas, ini semua saya setorkan ke

LPPM untuk data saja saya mengenai aturan itu ya memang harus

dijalankan ambil saja 4 (empat) Judul sisanya bisa di simpan LPPM.

Sebelum ada aturan itu akhir tahun ma’no bodho aku mas”. Ucap

beliau sambil tertawa bersama. Dari situ kami belajar dari beliau

bahwa kontribusi terhadap lembaga lebih penting dan diutamakan.

Jika beliau mau bisa saja tidak perlu repot mengumpulkan banyak

berkas dan merekapnya cukup memilih 4 dari sekian judul publikasi

tapi tidak dengan beliau benar-benar totalitas dengan apa yang

beliau miliki.

Keaktifan beliau dalam publikasi media massa menjadikan

Ka LPPM Unisnu Jepara tertarik membuat acara untuk mendorong

dosen agar bisa menuai kesuksesan yang sama atau minimal

mendekati beliau. Acara tersebut adalah klinik atau kiat menulis

untuk media massa tidak banyak yang mendaftar sebagai peserta

mungkin karena saat itu bulan april 2019 bertepatan dengan

aktifitas puasa Ramadlan sehingga beberapa dosen membatasi

aktifitas berlebih. Melihat antusias pendaftar Ka LPPM sempat

menanyakan mengenai keadaan yang ada apakah memungkinkan

untuk dilanjutkan. Namun dengan ucapan penuh makna pak

maswan berkata “Saya sendiri tidak masalah meski 1 (satu) orang

saja yang berminat tetap niat orang itu adalah menjadi lebih baik

(dalam hal publikasi media massa) tapi saya kembalikan ke LPPM

bagaimana baiknya”. Saat itu juga di tetapkan untuk melanjutkan

pelatihan menulis artikel ilmiah populer dengan pemateri bapak

Drs. Maswan M.M. pada tanggal 12 April 2019.

34 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Kontribusinya untuk lembaga tanpa melihat jumlah coin

yang beliau dapat adalah salah satu dari sekian banyak hal baik

yang bisa kita contoh. Selamat jalan Bapak Maswan dari kami LPPM

Unisnu Jepara.

“Mengisi materi kelas menulis publikasi media massa walaupun

dalam keadaan puasa Ramadlan”

35 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

GORESAN KENANGAN DRS. MASWAN, MM.

Muhammad Nofan Zulfahmi

Dosen Prodi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Unisnu Jepara

Perjalanan hidup memang sudah digariskan oleh Yang

Maha Kuasa. Jodho, Rizqi lan Pati ora ana sing ngerti. Begitulah

rangkaian proses dinamika kehidupan manusia. Manusia hanya

mampu berikhtiar serta bertawakal. Ada perkenalan juga ada

perpisahan.

Meskipun baru sebentar saja mengenal Bapak Drs. Maswan,

MM., tetapi Beliau memberikan pesan dan kesan yang sangat

berarti pada saat seleksi dosen tidak tetap dan proses penyusunan

borang akreditasi. Karya-karya serta ilmu yang diberikan Beliau akan

terus dikenang dan bermanfaat bagi banyak orang. Hal yang paling

berkesan adalah pada saat Saya memulai perjalanan karir di Unisnu

Jepara dengan melamar sebagai calon dosen tidak tetap di

lingkungan FTIK Unisnu Jepara.

Hari dimana semua pelamar yang menerima panggilan

untuk mengikuti seleksi menjadi dosen tidak tetap di lingkungan

FTIK Unisnu Jepara telah tiba. Hari pertama adalah seleksi melalui

tes Microteaching dan hari kedua adalah mealui tes Wawancara.

Beliau duduk di bangku belakang pada saat tes Microteachig.

Pandangan menatap serta style rapi, tegas, tidak banyak bicara dan

lugas saat menyampaikan beberapa instruksi membuat perasaan

36 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

saya pada saat itu berdebar-debar. Namun, tidak menyurutkan

niatan Saya untuk tetap bersemangat dalam mengikuti seleksi.

Beberapa saat setelah semua pelamar melaksanakan

Microteacing, Beliau memberi beberapa masukan-masukan serta

motivasi-motivasi kepada semua pelamar. Sebelum meninggalkan

ruangan, Saya terkaget karena Beliau berjalan dari belakang

menghampiri Saya yang duduk di baris paling depan pojok kanan

dan menjabatkan tangan sekaligus berkata, “Selamat dan Sukses!”.

Jabatan tangan serta ucapan dari Beliau membuat semangat Saya

semakin berkobar dalam mengikuti seleksi.

Peserta yang lolos dalam seleksi Microteaching, keesokan

harinya melanjutkan ke tahap seleksi Wawancara. Wawancara

secara tertutup diuji oleh beberapa penguji. Ketika diwawancarai

oleh Bapak Drs. Maswan, MM., banyak pertanyaan yang dilontarkan

oleh Beliau. Salah satu pertanyan Beliau yang masih Saya ingat

adalah, “Menurut Njenengan, mendidik itu seperti apa?”, Saya jawab

dengan cepat tanggap, “Mendidik seperti apa yang disampaikan

oleh Mbah Maimoen Zubair”.

Tidak sampai disitu saja, Beliau menyambung

pertanyaannya lagi, “Apa pesene Mbah Moen?”. Kemudian saya

jawab secara singkat seperti apa yang disampaikan pada nasehat

KH. Maimoen Zubair. Intinya adalah “Jadi guru tidak usah punya niat

untuk membuat pintar murid. Nanti kamu hanya akan marah-marah

ketika melihat muridmu tidak pintar, ikhlasnya akan hilang.

Melainkan niatkan untuk mendidik dengan baik dan menyampaikan

ilmu. Doakan agar mendapat hidayah-Nya” (KH. Maimoen Zubair).

Tersirat dalam pesan nasehat tersebut, kemudian Beliau

menambahkan bahwa niat meyampaikan ilmu kepada murid harus

37 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

ikhlas, mendidik serta mendoakan murid agar murid dapat menjadi

lebih baik dan mendapat hidayah, murid bisa berkembang. Sampai

berakhirnya acara seleksi, Beliau masih tetap dengan stylenya yang

khas.

Alhamdulillah atas restu orangtua dan izin Allah SWT, Saya

diterima sebagai dosen tidak tetap di lingkungan FTIK Unisnu

Jepara. Terimakasih Bapak Drs. Maswan, MM. sudah turut

menggoreskan kenangan dalam perjalanan karir Saya. Semoga

Bapak diberikan tempat yang indah di surga oleh Allah SWT.

Catatan : Penggalan chat terakhir dari Bapak Drs. Maswan, MM.

Singkat, padat dan jelas.

38 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PAK MASWAN, PENJAGA KHITTAH LITERASI DARI UNISNU

Sholahuddin Muhsin

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unisnu Jepara dan Kepala MA

NU Al-mustaqim Bugel kedung Jepara.

Saya mengenal pak Maswan agak dekat ketika saya ditunjuk

oleh beliau untuk menjadi sekretaris dalam pembuatan buku

sejarah UNISNU. Bertambah menjadi dekat ketika pak Maswan,

sebagai Pendamping KKL Mahasiswa FTIK (Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan) melakukan monitoring ke Madrasah Aliyah NU Al-

mustaqim. Madrasah aliyah yang berada dibawah naungan Yayasan

Muhsin Ali, yang baru berumur 3 tahun, dimana saya berkhidmah

sebagai kepala madrasah.

Sebelum itu, saya sering membaca tulisan-tulisan pak

Maswan pada halaman wacana nasional harian Suara Merdeka,

harian wawasan, harian Birawa, Jawa Pos Radar Kudus, dan lain

sebagainya, saya juga sering melihat tulisan-tulisan pak maswan

melalui story WA dan juga status di laman fb beliau. Saya menikmati

tulisan-tulisan tersebut, idenya segar, ditulis dengan bernas dan

tanpa tedeng aling-aling. Itu mungkin juga yang menjadikan pak

Maswan beda dengan penulis-penulis yang lain.

Saya bergumam dalam hati, Pak Maswan ini luar biasa,

sebagai seorang anggota dewan pendidikan Jawa Tengah---yang

tentu disibukkan dengan rapat, rapat dan rapat dan Dosen FITK

UNISNU dengan jam terbang tinggi, tetapi mampu meluangkan

39 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

waktu untuk menulis artikel di koran. Ini tradisi yang membuat saya

iri dan ingin sekali meniru pak Maswan.

Foto Pak Maswan di Kantor MA NU AL-Mustaqim Bugel Kedung

Jepara

Semangatnya menulis tidak pernah pudar, tidak hanya artikel

pendek di koran, tetapi beliau juga menjadi penulis buku, saya

dihadiahi buku ”Karsa Menjadi Penulis” masih tersimpan di rak buku

perpustakaan pribadi saya. Saya mentelaah buku ini dan mengingat

betul bagaimana motivasi dan trik-trik jitu supaya tulisan bisa

menembus koran dan majalah yang lahir dari pergumulan beliau

menulis.

***

40 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Hari itu adalah hari Kamis tahun 2019, pak Maswan bersama

dengan beberapa dosen FTIK berkunjung ke sekolah kami, MA NU

Al-mustaqim. Saya yang diberikan amanah sebagai kepala

madrasah merasa bersyukur dikunjungi pak Maswan. Pertama saya

sungguh rikuh, maklum saya belum punya kantor/ruangan

tersendiri, saya biasa duduk di kursi dan meja kerja setara dengan

guru-guru yang lain. Saya persilahkan pak Maswan duduk dan

kemudian melakukan dialog yang cukup panjang tentang

bagaimana manajement Madrasah.

Dialog ini sangat inspirasional dan memotivasi saya dan

teman-teman. Saya ingat beliau sambil menghisap batang rokok

memberikan nasehat-nasehat yang sangat berguna bagi

kepentingan madrasah. Beliau berkata ”ten madrasah niki ingkang

kula kunjungi paling dangu” (saya berkunjung di madrasah ini

adalah yang paling lama diantara madrasah yang lain).

Alhamdulillah madrasah kami terpilih untuk menjadi salah satu

madrasah binaan FTIK UNISNU. Oleh karena itu beberapa

mahasiswa/mahasiswi selama kurang lebih 40 hari praktik mengajar

di madrasah aliyah Al-mustaqim. Sebagai madrasah aliyah yang

baru berumur 2 tahun, tentu saja banyak kekurangan-kekurangan

disana-sini.

Sangat layak jika Pak Maswan dikatakan sebagai penjaga

Khittah Literasi dari UNISNU, karena konsistensi beliau dalam

mengobarkan semangat literasi dikalangan dosen dan civitas

akademika UNISNU, juga merupakan inspirator manajement

pendidikan madrasah. Selamat jalan Bapak Maswan, semoga Allah

memberikan tempat terindah. Amin. Wallahu A’lam Bi Ashawaab.

41 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MEMBANGUN PENDIDIKAN MELALUI TULISAN

Dr. H. Nur Khoiri, M.Ag.

Wakil Dekan II Fakultas Sains dan Teknologi

UIN Walisongo Semarang

Pembangunan manusia (human development) yang saat ini

selalu didengungkan merupakan suatu gagasan yang tidak

mengacu kepada salah satu aspek saja akan tetapi harus

membangun keseluruhan aspek sumber daya yang dimiliki oleh

manusia. Jika hanya salah satu aspek saja yang menjadi fokus

perhatian maka hal tersebut akan menimbulkan dampak negatif

bagi kehidupan masyarakat itu sendiri.

Membahas mengenai kualitas sumber daya manusia,

pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas

pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan

proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya

manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta telah dan

terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai

usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas, antara lain

melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem

evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan

pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga

kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah

42 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kualitas

pendidikan.

Sekolah merupakan salah satu sarana untuk membangun

masyarakat. Sekolah juga dapat dikatakan sebagai agen perubahan

masyarakat bahkan dunia. Manusia Indonesia yang diharapkan saat

ini adalah manusia yang mampu mengembangkan keseluruhan

potensi yang dimilikinya. Gambaran manusia yang seutuhnya

tersebut telah dirumuskan di dalam Undang–Undang RI Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 yang

menyatakan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga masyarakat

mengemban amanat masyarakat untuk membantu menciptakan

siswa yang memiliki kualitas yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan

visi pendidikan Nasional tahun 2020 yaitu, “terwujudnya bangsa,

masyarakat, dan manusia Indonesia yang berkualitas tinggi, maju

dan mandiri”. Kemudian dipertegas lagi dengan rumusan visi

Indonesia 2020 yaitu, “terwujudnya masyarakat Indonesia yang

religious, manusiawi, bersatu, demokratis, adil sejahtera, maju,

mandiri, serta baik dan bersih dalam penyelenggaraan Negara.”

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk mendukung

cita-cita tersebut. Peran serta masyarakat dimaksud adalah sesuai

dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing. Salah satunya

seorang guru berperan mencerdaskan anak bangsa dengan

43 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

ilmunya, seorang pengusaha dengan hartanya, bahkan seorang kuli

bangunan pun dapat ikut serta dengan tenaganya.

Begitu juga dengan sosok sahabat penulis, almarhum Bapak

Drs. Maswan, M.M. selalu memberikan kontribusinya untuk

memberikan ide-ide kreatif maupun saran dan kritik untuk ikut serta

membangun pendidikan melalui tulisan. Banyak karya-karyanya

dimuat diberbagai media massa surat kabar dan tidak sedikit juga

diterbitkan dalam berbagai buku.

Tidak hanya ide-ide yang keluar di berbagai tulisan, beliau

juga berperan aktif diberbagai organisasi pendidikan, diantaranya

adalah sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Unisnu Jepara, menjadi anggota Dewan Pendidikan Daerah Provinsi

Jawa Tengah, dan yang baru-baru ini beliau dilantik sebagai ketua

ADN (Asosiasi Dosen Nahada).

Penulis mengenal beliau yang dikenal dengan sifat humornya,

santai dan tidak neko-neko. Dibalik perawakan sederhana dan suka

merokok itu, ternyata beliau memiliki talenta yang luar biasa. Beliau

tak pernah lelah untuk selalu mengajak anak didik dan sahabat-

sahabatnya untuk menuangkan ide kreatif kedalam goresan tinta

dengan tujuan untuk membangun pendidikan. Tulisan-tulisan

beliau tidak terlepas dari pemikiran-pemikirannya dibidang

pendidikan.

Penulis sebagai sahabat senasib seperjuangan dalam

mengabdikan diri membangun dan membesarkan lembaga

pendidikan NU di kota Jepara, begitu berkesan dengan Bapak

Maswan tentang karya-karyanya yang istiqomah untuk selalu tetap

melakukan pembangunan dibidang pendidikan melaui tulisan.

44 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

45 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SANG ELIT YANG MERANGKUL SI ALIT

Sukarman, M.Pd.I

Dosen PAI FTIK Unisnu Jepara

Penulis adalah mahasiswa ex INISNU sekaligus rekan kerja

almarhum di UNISNU Jepara

Sosoknya kharismatik memang tiada duanya. Sesuai dengan

namanya “Maswan” (Must One). Posisinya sebagai pemegang rekor

penulis paling produktif di Unisnu Jepara Puluhan bahkan mungkin

ratusan karyanya pada banyak media massa surat kabar harian

belum tergantikan oleh siapapun. Pribadinya yang supel dan ramah

membuat siapa saja akan susah untuk melupakan figur seorang pak

Maswan.

Sebagai mahasiswa yang pernah menimba ilmu dari beliau,

penulis memiliki kesan yang mendalam. Pak Maswan seorang dosen

yang disiplin, lugas dalam berbahasa, memiliki sikap ngemong dan

mengayomi pada mahasiswa, tegas namun tidak keras. Tidak hanya

mengkritik tapi juga mengarahkan. Mungkin hal inilah yang

melatarbelakangi beliau mengemban amanat sebagai Wakil Dekan

3 bagian kemahasiswaan fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara sampai dengan akhir

hayatnya tepat 3 tahun masa jabatannya ( 4 Mei 2017 s.d 4 Mei

2020). Hidmahnya pada dunia pendidikan mengantarkanya menjadi

anggota Dewan Pendidikan.

Sebagai mahasiswa, penulis merasa bersyukur karena dapat

menyambung silaturrahim dengan beliau dengan status yang

46 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

berbeda yakni dari mahasiswa hingga menjadi pengajar (Dosen)

pada institusi yang sama di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

(FTIK) Unisnu Jepara. Hal yang menarik dari beliau adalah sosoknya

yang seolah tidak pernah menua. Penulis merasa sejak menjadi

mahasiswa hingga menjadi dosen sejawat tidak ada yang berubah

dari jasmani beliau. masih dengan fisik yang prima, tampilan yang

enerjik, dan bersemangat. Etos kerjanya yang tinggi menjadi kiblat

bagi penulis untuk senantiasa bersemangat untuk terus selalu

berkarya.

Sebagai pimpinan beliau adalah sosok pimpinan yang tidak

elitis, merangkul dan tidak menjaga jarak dengan para bawahan dan

juniornya. Sebagai pimpinan beliau tidak segan untuk menyapa

terlebih dahulu jika bertemu dengan siapapun bahkan kepada

bawahannya sekalipun. Obrolan santai beliau di sela istirahat

sembari menyalakan dan menghisap sebatang rokok di teras kantor

adalah hal yang akan susah untuk dilupakan. Berkunjung ke kantor

dosen pada sela kesibukannya adalah hal yang sangat dirindukan.

Tawanya yang lepas dan renyah mengalahkan rempeyek lebaran

yang belum sempat beliau santap. Ramadlon mubarok telah

mengantarkan beliau pada peristirahatan terakhir ke haribaan Sang

Pencipta. Kepergiannya yang tiba-tiba sangat mengejutkan

keluarga, rekan dan kolega. Meski raga tak lagi bersama namun

semangat, nasihat, karya dan amal baktinya akan menjadi prasasti

sejarah yang abadi selamanya. Selamat jalan guruku tempatmu di

surga Rabb-mu.

Al fatihah

47 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SOSOK YANG SELALU MEMBERI MOTIVASI

Miftakhurrohman

Alumni dan Karyawan Unisnu Jepara

Mengenang Bapak Drs. Maswan, M.M. penulis selalu teringat

dengan sesosok yang selalu memberikan motivasi kepada anak

didiknya. Pertama kali berjumpa dengan beliau dan kenal beliau

ketika saya mengikuti mata kuliah Teknologi Pendidikan di Fakultas

Tarbiyah yang kala itu masih Institut Islam Nahdlatul Ulama

(INISNU) Jepara. Beliau sebagai seorang dosen pendidikan terkenal

dengan watak humoris, murah senyum dan selalu gembira ini

membuat para mahasiswa selalu teringat tentang sosok beliau.

Setiap sesi perkuliahan selalu diselingi dengan humor dan motivasi-

motivasi yang dapat membangkitkan semangat para mahasiswa.

Beliau menceritakan tentang sejarah beliau mulai dari perjuangan

beliau bagaimana bisa tetap melanjutkan pendidikan hingga

Perguruan Tinggi, meski dari keluarga sederhana namun semangat

beliau tetap terpacu. Dikisahkan hingga beliau harus menjadi

tukang ukir di kota Malang untuk tetap bisa makan dan mampu

menggapai cita-citanya. Cerita-cerita perjuangan beliau itu

dimaksudnya untuk memberikan semangat kepada anak didik

beliau agar tetap semangat untuk menggapai cita-cita tanpa kenal

lelah.

Motivasi yang selalu didengungkan beliau adalah semangat

untuk menjadi seorang penulis. “Apapun yang ada dipikiran kalian

tulislah dalam lembaran kertas”, ungkap beliau disetiap

48 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

kesempatan. “Dengan tulisan maka orang akan selalu mengenang

kita hingga kita sudah tidak ada di dunia”, lanjutnya. Sebagai

seorang aktivis pendidikan beliau selalu mencurahkan ide-ide

kreatif kedalam bentuk tulisan, baik di media massa yang selalu kita

lihat setiap ada moment atau hari besar Islam maupun

Nasional.Buku-buku karya beliau juga telah diterbitkan.Motivasi

untuk menulis selalu dilontarkan dimanapun, tdk hanya dalam

perkuliahan namun setiap kesempatan berjumpa dengan

mahasiswa, dengan harapan bahwa mahasiswa dapat memiliki

karya berupa tulisan yang akan dikenang sepanjang masa.

Beliau juga selalu mengajak untuk menjadi manusia unggul

dimanapun berada, minimal menjadi orang yang bermanfaat

dilingkungannya masing-masing. Dengan memberi istilah “JADILAH

SAPI UNGU”, beliau berharap kita semua menjadi orang yang

berbeda diantara orang-orang sekitarnya. Berbeda disini

maksudnya adalah menjadi manusia yang bisa memberikan warna

dalam kehidupan untuk menjadi manusia yang lebih baik, manusia

unggul dan memberikan manfaat kepada sekitarnya.

Sebagai seorang guru, dosen dan pendidik beliau tetap

rendah hati dan tetap meminta arahan dan bimbingan dari

mahasiswa. Hal ini berdasarkan ungkapan beliaukepada pengurus

organisasi kemahasiswaan dilingkungan Fakultas Tarbiyah waktu

itu, ketika beliau diangkat menjadi Pembantu Dekan III Fakultas

Tarbiyah INISNU Jepara yang membidangi tentang kemahasiswaan.

Karena merasa masih belum berpengalaman tentang urusan

organisasi kemahasiswaan, beliau tidak sungkan untuk meminta

bimbingan dan belajar bersama mahasiswa.

49 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Unisnu Jepara, beliau sangat dekat dengan bawahannya, dan tetap

bercanda serta bergurau bersama, tidak membeda-bedakan

terhadap status jabatan keorganisasian.Hingga akhir hidupnya

beliau mengabdikan diri untuk membagun pendidikan melalui ide-

ide yang dituangkan dalam tulisan. Selain mengabdi di Unisnu

Jepara beliau juga menjabat sebagai anggota Dewan Pendidikan

Daerah tingkat Provinsi Jawa Tengah dan juga sebagai ketua ketua

ADN (Asosiasi Dosen Nahada) tingkat Jawa Tengah dan DIY

Yogyakarta.

Begitu banyak pelajaran berharga dari perjalanan hidup dan

kepribadian beliau, yang selalu memberikan manfaat, semangat dan

motivasi untuk terus maju dan berkembang serta bermanfaat bagi

orang lain serta lingkungan sekitar.

Akhirnya, sebagai penutup tulisan ini, kami sangat

merindukan sosok beliau yang suka humoris, murah senyum dan

selalu gembira. Beliau adalah sosok yang selalu memberi motivasi,

seorang kepala keluarga idaman, guru idaman, pendidik idaman,

orang tua idaman, dan pemimpin yang disukai oleh banyak orang.

Penulis bangga mengenal sosok bapak Maswan, beliau adalah Guru

kami, orangtua kami, atasan kami, dan motivator kami. Selamat

berbahagia Bapak, jasa dan pengabdianmu akan selalu dikenang,

karyamu tak akan pernah lekang, dan semoga engkau tenang

disana. Aamiin ya robbal alamiin.

50 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Pak Maswan Foto bersama dengan dosen dan karyawan

Fakultas Tabiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Setelah upacara peringatan hari santri

51 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SOSOK BERSAHAJA DAN RELIGIUS ITU TELAH TIADA...

Rukhaniyah

Kepala Tatausaha Fakultas Syari’ah dan Hukum Unisnu Jepara

Pak Maswan begitulah orang menyebutnya, beliau sosok

yang begitu bersahaja, dan religius. Beliau adalah salah satu pejabat

di Unisnu dan orang penting dalam dunia pendidikan di Jawa

Tengah, semasa hidupnya karya-karya beliau untuk kemajuan dunia

pendidikan teruslah mengalir. Namun beliau selalu rendah hati

dengan siapapun termasuk dengan saya. Hal yang selalu ku ingat

kenangan dengan beliau adalah ketika beliau berangkat ke masjid

untuk menunaikan sholat jamaah di masjid Ar-Robaniyyin, tanpa

sengaja beliau selalu menyapa saya dengan celetukan khas

gluwehannya : “ruh, kuwe nyahmene lagi mangkat nek masjid nek

mau iku lho lapo...? ” tanya beliau kepada saya dan ku jawab juga :

“nek kulo ke masjidnya telat berarti kan kita sami-sami nggih pak”

beliau nimpali lagi : “oh kalo begitu mau lagi berjuang ngelawan

syetan ya, dan akhirnya setannya kalah karena meskipun telat tetap

berangkat, hahahaha”. Kata-kata itu yang selalu ku ingat ketika

berangkat ke masjid.

Tak hanya itu yang selalu ku ingat, beliau adalah orang yang

sangat tegas dan berwibawa sehingga sangat disegani oleh ribuan

mahasiswanya, ketegasan beliau dalam forum-forum rapat juga

selalu menjadi daya tarik dalam memberikan pertimbangan. Beliau

52 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

juga sangat mencintai keluarga dengan seringkali menunjukkan

foto dirinya dengan istri dan anak-anaknya yang mungkin di se usia

beliau sudah jarang lagi ditemukan yang mungkin bisa membuat iri

banyak pasangan muda lainnya.

Ketika berbicara dengan anak, beliau juga sering ngguyoni

Saya dengan pertanyaan yang jawabannya adalah sama “ruh, kuwe

koq anakmu akih trus wedok kabeh”, namun pertanyaan itu

jawabannya ku kembalikan lagi kepada beliau. “tekone sami kaleh

panjenengan sih pak, hehehe kita imbang 1:1 hehehe”

Untuk beberapa kali periode beliau sering diamanahi

menjadi Ketua KKN Unisnu, dan seringkali pula saya bersama beliau

dalam kegiatan KKN. Entah kegiatan ceremonial maupun

monitoring ke posko-posko mahasiswa. Seringkali bercerita ngalor

ngidul dan dari sekian banyak stakeholder yang kami temui, mulai

dari perangkat desa sampai pejabat lainnya, beliau sering bilang

lho, kenal karo aku ra ruh, wong aku iku wong terkenal calon DPR

seng ora dadi. Hahaha. Dan memang betul Saya begitu kagum

dengan beliau banyak sekali yang kenal beliau, relasi beliau sangat

banyak mulai dari teman sekolah sampai relasi bisnis maupun relasi

pejabat. Beliau adalah orang yang sangat supel dan tak segan untuk

menyapa semua orang. Beliau orang yang sangat dicintai dan

ditunggu kehadirannya dan karyanya. Dari beliau saya bisa belajar

dengan ilmu networking.

Tak hanya itu, saat pernah aku makan di warung dan

kebetulan bareng sama beliau, saat mau ku bayar makanannku

beliau trus bilang ke penjualnya, “tak bayare aku kabeh, nek ora

gelem ta bayarke yo kuwe seng bayari aku, gajimu karo aku mberah

ak tek” kata-kata itu menurutku bukan berarti arogan tetapi karena

53 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

beliau sosok yang jujur dan sangat mudah bergaul bersama dengan

mahasiswa/ karyawan tanpa memandang status.

Banyak sekali kenangan dari beliau yang sangat membekas,

namun saat jam 3 an pagi, saat bangun dan menyiapkan menu

sahur untuk keluarga, ku buka chatt WA dan ku ulang-ulang baca

lagi apa aku salah membacanya? apa kabar ini benar atau tidak? dan

ternyata kabar itu benar bahwa beliau telah dipanggil dalam

keadaan yang begitu indah, dalam keadaan suci sedang selesai

sholat dan berdzikir. Perasaan syok dan kaget seolah tak percaya,

karena jam 9 malam masih ku baca status beliau sedang bersama

cucunya, namun beberapa jam kemudian Allah sudah berkata lain.

Subhanallah sungguh indah sekali Engkau memanggil hambaMU

yang Engkau cintai. Orang baik akan meninggal dalam keadaan

baik.

Sekarang sosok yang religius itu sudah tiada dan tak ada

lagi orang yang nyeletuk dan mengingatkan aku lagi. Mengingatkan

dalam berlomba-lomba untuk kebaikan. Masih teringat jelas masa-

masa beliau ketika bertemu dengan saya di tangga, di tempat

wudhu dan seringkali mengucapkan kata-kata tersebut, namun

sekarang tak ada lagi yang membual dan guyon-guyon lagi.

Selamat jalan Bapak, semoga engkau tenang di alam sana, karya-

karyamu akan selalu menjadi amal jariyah yang selalu menerangi

kuburmu.

54 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MASWAN DAN CITA-CITA TERPENDAM

Drs. Abdul Rozaq Alkam, M.Ag

Dosen Unisnu Jepara, Asesor SMA/MA Provinsi Jawa Tengah

Maswan, seorang kawan dan sahabat yang penuh dengan

kenyentrikan dalam berbahasa, penuh pula dengan ragam

pemikiran yang dituangkan dalam ide-ide segar yang bertabur

dalam banyak media cetak di Indonesia. Penulis katakan “nyentrik”

karena dalam keseharian banyak ungkapan yang disampaikan

dalam bentuk terus terang dan vulgar serta bloko-suto dalam

menyampaikan aspirasi positif tentunya.

Rasa kehilangan atas berpulangnya almarhum ke Hadlirat

Ilahi Rabbi menjadi suatu hal yang sulit dilupakan, karena sehari

sebelum wafatnya beliau masih sempat kirim kabar via WA terkait

dengan banyak hal yang menjadi pemikiran untuk pengembangan

kampus dan pengembangan pendidikan secara umum.

Pengabdian dan perjuangan almarhum dalam dunia

pendidikan tidak diragukan lagi, mulai dari kegiatan-kegiatan kecil

tingkat fakultas sampai universitas, ia juga termasuk salah satu

Asesor SMA/MA Provinsi Jawa Tengah dari unsur dosen Unisnu

Jepara (bersama penulis), menjadi anggota Dewan Pendidikan

Provinsi, bahkan pengabdian dan perjuangan beliau sampai pada

puncaknya menjadi pucuk pimpinan Ketua Aliansi Dosen

Nahada/Nahdlatul Ulama (ADN) Provinsi Jawa Tengah.

Banyak hal yang sering diungkapkan tentang ide-ide

segarnya yang muncul di berbagai media massa menjadi

55 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

penggugah bagi para pembacanya. Ungkapan menggelitik yang

sering disampaikan pada penulis dengan Bahasa Jawa adalah:

“nisbate wong Puring iso dadi Asesor SMA/MA, iso dadi anggota

Dewan Pendidikan Provinsi, lan dadi ketua Aliansi Dosen Nahada

(ADN) Provinsi Jawa Tengah, ora angger wong pak, soale nek

angger wong malah kacau… ” (Saya hanya seorang dari desa Puring

Bangsri Jepara bisa menjadi Asesor SMA/MA, menjadi anggota

Dewan Pendidikan Provinsi, dan menjadi Ketua Aliansi Dosen

Nahada/Nahdlatul Ulama (ADN) Provinsi Jawa Tengah tidak semua

orang pak, masalahnya kalau setiap orang malah menjadi kacau)

kata almarhum sambil tertawa renyah khas beliau…

Secara berkelakar almarhum menyampaikan pada penulis

bahwa cita-cita tertinggi dalam hidupnya adalah sebagai “Rektor”

demi memajukan pendidikan di Jepara terutama dalam

pengembangan human resources (sumber daya manusia). Semasa

hidupnya, almarhum juga bercita-cita ingin lebih mewujudkan dan

menjadikan sebuah fakultas yang bersahaja, penuh kebersamaan

dan persaudaraan yang bernuansa dan bernilai akhlaqul karimah

serta mewujudkan kampus tercinta Unisnu Jepara sejajar dengan

perguruan tinggi lain yang terkemuka di Indonesia.

Beliau telah dipanggil terlebih dahulu oleh Yang Maha

Kuasa ke Pangkuan-Nya. Bisakah keinginan dan cita-cita yang

terpendam dari almarhum ini terwujud? Jawabannya ada pada kita

semua yang bisa mewarisi perjuangan dan pengabdian yang tiada

henti dari seorang bernama Maswan dengan sejuta cita-cita yang

terpendam.

56 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Foto Bersama Pak Maswan saat melaksanakan kegiatan KKL di

Malang pada tahun 2017

57 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

TETAP DIHATI

Yushinta Eka Farida

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Masih Tentang beliau pak Maswan. Masih ingat kumis tipis

yang selalu, menyunggingkan senyum manisnya? Beliaulah Pak

Maswan. Masih ingat Seorang Pria yang selalu datang ke kantor

untuk sekadar menyapa kita? Beliau Pak Maswan. Masih

terngiangkah kata yang selalu beliau katakan “Piye sehat Ra?” beliau

Pak Maswan. Masihkah terbaca tulisan yang seruing muncul di

koran pada kolom guru? Beliau pak maswan.

Masihkah ingat Bapak yang selalu merokok di depan kantor

Tatausaha Fakultas dan selalu menyapa kita saat tiba-tiba kita jalan:

“Lapo Bu?, Lopo Pak?”

Tak akan ada yang mampu mengganti sosok beliau Pak

Maswan. Rindu, iya kami rindu keramahan Beliau. Terkenang, iya

kami selalu terkenang sosok Bapak yang bijaksana. Beliau Pimpinan,

teman dosen, dan bapak yang sangat istimewa.

Beliau tak pernah sungkan bahkan malu jika harus meminta

berfoto dan meminta untuk difoto. Yang selalu saya kenang jika

dengan beliau “Bu ayo foto mbek aku, ngko tak duduohke bojoku“.

58 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Dan saat ada acara-acara pasti minta di foto dan bilang “Aku foto

Bu..., Tak uploade ne FB Bu.. ben terkenal..... meskipun tak perlu

meminta untuk foto, beliau sudah terkenal dikalangan siapapun.

Beliau sahabat mahasiswa, tak ada jarak dengan sesama rekan kerja.

Beliau pimpinan yang “grapyak”

59 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Aplikasi Tik tok, beliau juga meminta untuk membuat gerakan

tersebut. Itu adalah kenangan terakhir kami dengan beliau saat

pelaksanaan Kuliah Kerja Lapangan pada Januari 2020 lalu.

Pak Maswan.... Semoga tenang disana... Surga untuk beliau.....

Terima kasih untuk semua ilmu yang beliau berikan selama hidup.

Beliau panutan.

60 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MENJAGA WARISAN SEORANG PENULIS

Dedi Merisa

Kepala Bagian Hukum, Humas dan Kerjasama Unisnu Jepara,

Alumni Unisnu Jepara

Sejatinya saya ragu menulis tentang beliau, karena khawatir

jika tulisan ini justru merendahkan kredibilitasnya. Namun, pada

saat yang sama penulis juga yakin, keluhuran nama beliau tak akan

jatuh hanya oleh goresan ini. Lagi pula, tulisan ini hanyalah fragmen

dari kehidupannya, karena kehidupannya telah ia tulis sendiri

melalui ratusan karya, bahkan hidupnya adalah tulisan itu sendiri.

Dengan niat mengenang agar deposit semangat kepenulisannya

tetap kita jaga, maka penulis memberanikan diri membuat

“kesaksian” ini.

Saya mengenal pak Maswan sejak tahun 2003 silam, saat

mulai “nyantri” di Inisnu Jepara. Beliau sangat mudah dikenali dari

suaranya yang lantang dan khas itu. Pak Maswan selalu menjadi

pusat perhatian di berbagai forum, saat ia memiliki kesempatan

bicara, maka semua telinga akan terkesiap mendengar suaranya

yang lantang.

Gagasan yang disampaikannya secara lisan maupun tertulis,

senantiasa segar dan disampaikan dengan segala kesahajaannya.

Tidak muter-muter dan “to the point” adalah diantara ciri khasnya

saat berbicara. Maka, sering kali ia tidak terlalu lama jika berbicara,

tapi bisa panjang sekali jika gagasannya disampaikan dalam bentuk

61 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

tulisan. Setidaknya demikian memori yang ada tatkala bersama

dengannya di berbagai forum.

Yang paling dikenang adalah diksi yang digunakan. Ia tidak

terlalu menggunakan term yang “melangit”. Pilihan katanya

sederhana, seakan tersirat bahwa esensi dari setiap tulisan dan

pembicaraan adalah memahamkan, bukan memaksa pembaca atau

pendengar memahami maksud kita dengan diksi yang melangit.

Maka, menjadi ciri khasnya juga, bahwa isu-isu yang kadang rumit

dan ruwet, menjadi sangat mudah dan terurai jika ia tuliskan.

Di bidang kepenulisan, Pak Maswan adalah teladan. Ia

memang selalu bergairah untuk menulis. Hal itu sudah tertanam

sejak muda. Deposit semangat menulisnya tidak pernah defisit. Ia

juga sangat peka dalam membaca setiap isu yang sedang tren dan

mengurainya menjadi sebuah tulisan, yang pada akhirnya media

massa pun tergoda untuk menerbitkannya.

Ada kisah menarik tentang seputar karyanya yang

diterbitkan oleh media massa. Seringkali ia menemui kami di lorong

biro untuk menanyakan koran yang terbit beberapa hari yang telah

berlalu. Kami sudah hafal niatnya mencari koran bekas itu, hampir

pasti karena tulisannya diterbitkan pada koran edisi tertentu yang

pada waktu diterbitkan, ia tidak sempat membacanya. Dan lorong

biro itu menjadi salah satu destinasi yang diandalkan.

Kami pun selalu membantu mencarikan koran yang

dimaksud, terkadang ketemu, terkadang juga tidak. Jika tidak kami

temukan koran yang dimaksud, kami kadang bergurau (tapi serius),

bahwa di koran tersebut ada fotonya yang terlihat terlalu tampan,

sehingga menggoda orang untuk mengambilnya. Mungkin untuk

hiasan dinding, atau untuk dikliping. Ya, memang beliau tampan,

62 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

dan mungkin karena itulah, seorang Rokhis Zunaida tergoda dan

bersedia menjadi ibu dari anak-anaknya.

Sepengalaman saya, pak Maswan selalu menghargai

pendapat orang lain, walaupun pendapat itu muncul dari orang

yang lebih muda, baik dari sisi usia maupun pengalaman. Ia bukan

pribadi yang ngotot agar orang lain mengikuti pendapatnya.

Sikapnya ini yang membuat penggemar “Luwak White Koffie” itu

mudah akrab dengan siapapun yang lebih muda.

Dalam suatu kesempatan, Pak Maswan pernah berkisah

bahwa rokok menjadi salah satu pemacu inspirasinya saat menulis.

Meskipun belakangan, rokok pulalah yang diduga kuat menjadi

pemicu sakitnya. Namun, setiap batang rokok yang terbakar dan

asap yang mengepul itu telah menjadi saksi sekaligus arti, bahwa

dalam suatu proses seringkali membutuhkan pengorbanan. Asap

rokoknya juga telah menjadi wasilah baginya dalam berteman

dengan lebih banyak orang. Lihat saja, mereka yang merokok lebih

mudah mencairkan suasana ketika bertemu orang lain, bahkan

dengan yang belum dikenal sekalipun. Testimoni ini mungkin

sedikit lebay, namun demikianlah faktanya, meskipun hal itu hanya

berlaku untuk sementara pihak.

Saya bersyukur, “sempat” dipertemukan dengan pak

Maswan, meskipun singkat. Bahkan, hingga kini saya masih

merasakan vibrasi kehadirannya, setidaknya semangatnya yang

selalu menginspirasi itu. Semangat menulis adalah kekayaan yang

telah ia wariskan untuk kita semua. Semoga bisa kita lanjutkan dan

dijauhkan dari kemiskinan semangat menulis. Salah satu ikhtiyarnya

adalah menulis tentangnya, dan semoga tidak hanya untuk sekedar

menjaga warisanya.

63 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

64 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

ABAH WAN, NGREGANI YANG MUDA

Abdul Wahab Saleem

Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas

Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara,

Ketua Lembaga Dakwah PCNU Jepara

Sikap apresiatif, apalagi kepada yang lebih "muda" itu

kebanyakan sulit keluar, apalagi dari orang yang menganggap diri

sebagai "tua".

Itu tidak terjadi pada Abah Maswan, begitu aku sering

memanggilnya. Tentu pengalaman bersama dengan Abah Wan tak

cukup halaman untuk dituliskan semua, karena sangat sering kami

berada dalam satu forum, baik itu diskusi, rapat, seminar, pengajian

dan yang lain dalam macam-macam wadah organisasi dan majelis.

Produktifitas Abah Wan dalam menulis memang luar biasa,

dan itu yang juga sempat menjadi lontaran kritik padaku, "gus Doel,

kuwe iku ancen hebat, tapi isamu pidato, opo sing mok omongke

iku lho tulisen", sambil terbahak ku jawab "ben ditulis Udin sih Bah"

(maksud saya dimas Sunan Ahmad Saefudin, yang intelektual muda

itu).

Testimoni khidmah Abah Wan di berbagai wadah organiasasi

terutama di NU telah banyak ditulis di WAG ataupun halaman

medsos yang lain, sebagai ketua ADN Jateng-DIY (aku termasuk

salah satu anak buahnya) dan anggota Dewan Pendidikan Jateng,

juga Dosen dan pejabat kampus, ternyata Abah Wan masih selalu

65 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

menyempatkan diri berkhidmah di kampung, tanpa sedikitpun

jumawa. Lha aku termasuk yang pernah diundang untuk mengisi

ceramah pengajian santunan Yatama di kampungnya, dan ternyata

Abah Wan adalah ketua Yayasan ngaji cah cilik-cilik itu (aku lupa

nama Yayasannya), luar biasa...

Dalam forum-forum, Abah Wan itu tegas (campur galak-galak

gitu), menuangkan gagasan apa adanya (sebagaimana kalau ia

menuangkan gagasan dan ide ke dalam tulisan bebas yang

bertebaran di media-media). Kami sering "berdebat", tetapi sering

pula Abah Wan yang "sepuh" mengapresiasi bahkan legowo

dengan pendapatku yang "enom" dan "sepele" ini. Artinya, bahwa

orang yang biasa dengan perbedaan dan legowo menerima

gagasan orang lain yang mungkin berbeda dengan gagasannya, ia

adalah orang yang sudah selesai dengan diri sendiri dan pantas

menjadi panutan, ya, semacam sufi yang "berkelas" gitu lah.

Setahuku, Abah Wan tak gemar umbar "dalil", beliau juga

tidak ndakik-ndakik meneriakkan dhawuh kanjeng Nabi "laisa

minna man lam yarham shaghirana wa lam yuwaqqir kabirana", juga

kalimat hikmah "khudz al-hikmah wa lau min fam al-bahimah".

Tetapi dalam lakunya, Abah Wan telah mempraktikkan semua itu,

legowo "ngregani" yang muda, mengambil pandangan yang baik

dan "ashlah", berkelakar bersama dengan untaian kata motifasi

yang blak-blakan dan apa adanya.

Dalam membangun peradaban, dibutuhkan integrasi

harmonis tiga "dunia", yaitu dunia kata, tulis dan laku, karena sering

terjadi, yang mahir berkata-kata, ternyata tak begitu cakap

menuliskannya, pula sebaliknya, pandai menulis tapi tak fasih

mengatakannya. Ada juga yang memiliki kompetensi keduanya,

66 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

kata-tulis, tetapi tak sanggup memgamalkan dalam laku untuk

kemaslahatan.

Abah Wan termasuk salah satu orang yang pantas menjadi

inspirasi dalam tiga "dunia" tersebut, berani berkata-kata, berani

menuliskan dan berupaya meng-uswah-kan melalui laku baik dan

nyontoni.

Abah Wan, aku bersaksi jenengan min ahlil khoir, pesan dan

gurauanmu insyllah kami lanjutkan. Dan aku tetep udud,

sebagaimana kita sering lakukan bersama (cuma, rokok kita beda

merek).bSelamat menuju Surga Bah... Keluarga pasti tabah...

Keterangan Foto, Abah Wan yang tengah dan ganteng itu. Sehabis

uapacara Hari Santri Nasional di kampus Unisnu Jepara.

67 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

FIGUR BAPAK

Anita Afrianingsih

Dosen Prodi Pendidikan Guru PAUD Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Unisnu Jepara

Beliau adalah figur bapak yang saya temukan selain bapak

kandung saya. Masih terngiang sekali wejangannya ketika turun dari

tangga FTIK pasca itu, dengan tutur kata yang khas beliau berkata

“simpanlah semua keluh kesahmu dengan aman tanpa harus di gae

update status wa, yo” kala itu mata hatiku terbuka dengan seksama.

Terimakasih bapak, yang setiap ketemu selalu bertegur sapa

dengan gayanya “sehat tow?” dan selalu saya jawab alhamdulillah

sehat bapak, sambil saya menganggukkan kepala menunjukkan

rasa hormat, kagum dan beliau sangat berwibawa.

Kali keduanya, Ketika beliau berkunjung ke gubug saya, Ketika

itu saya melihat beliau menghela nafas sedalam-dalamnya sambal

berkata “ ya allah, bu perjuangan jenengan luar biasa, aku sampai

tidur bangun, tidur bangun 3 kali lho, baru sampai rumah jenengan”

njeh bapak, 100 km Pulang Pergi perjalanan yang saya tempuh

untuk sampai dimana tempat saya mengabdikan segenap ilmu,

lahiriah dan batiniah. Beliau menjawab “semoga sehat selalu dan

berkah ya bu”. Kata demi kata yang beliau tuturkan itu juga

membuat saya semakin semangat menjalani semuanya dengan

tawaqal dan ikhlas.

Bapak, walaupun engkau bukan bapak kandungku, semua

wejangan darimu selalu mampu membukakan mata hatiku, bahwa

68 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

menjalani kehidupan ini, harus ikhlas dan selalu bersyukur. Masih

banyak wejangan-wejangan lainnya yang akan memenuhi secarik

cerita ini.

Begitulah beliau, figure bapak yang senantiasa memberikan

naihat-nasihatnya kepada saya, selamat jalan Bapak, semoag

engkau diberikan tempat terbaik di sisi Allah SWT dan Allah SWT

mengampuni segala kekhilafanmu. Serta keluarga yang engkau

tinggalkan selalu Allah SWT berikan ketabahan, keberkahan dan

kelancaran dalam kehidupan yang fana ini. Aaminn ya robbal

alamin,,. terimakasih bapak, terimakasih dan terimakasih.

69 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SURAT UNTUK BAPAK MASWAN DI SURGA

Aliva Rosdiana

Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Tarbiyah

dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Dear Bapak Maswan,

Saya mungkin bukan orang yang kenal betul dengan pak

Maswan. Yang saya kenal dari Bapak adalah sosok the best writer

Unisnu ever had dengan karya tulisan popular Bapak yang setiap

hari membanjiri media cetak dan media massa online. Itu yang

membuat saya sangat terinspirasi. Jiwa jurnalisme Bapak sangat

mendarah daging dan itu menular pada saya. Hingga suatu hari

ketika saya berteman di facebook dan tulisan saya di media massa

online yang saya share mengandung kontroversi bagi sebagian

banyak orang dikritik lalu Bapak kritik melalui status. Kritikan adalah

motivasi yang membangun. Begitulah adanya tulisan jika berbau

politik. Saya sangat berterimakasih kepada Bapak karenanya.

Banyak orang mengenal sosok pak Maswan baik secara tatap

muka, suara khas, dan tulisan-tulisan. Suara tulisan lebih dianggap

jenius mewakili suara verbal. Hal ini dikarenakan tulisan dianggap

lebih autentik dan tidak hilang ditelan waktu. Seperti

perumpamaan, “Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati

meninggalkan belang.” Tulisan pak Maswan selalu meninggalkan

memori indah dan pahala akan selalu mengalir pada beliau karena

tulisan-tulisannya yang membawa kemaslahatan bagi orang

banyak. Selamat jalan pak Maswan. Saya bertanya-tanya, apakah

70 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Bapak di surga sana masih tetap menulis? Lalu apa yang Bapak tulis?

Saya yakin kehidupan di surga tidak serumit di dunia dan Bapak

tidak bisa berdiam diri untuk tidak menulis.

Kepada bapak Maswan, saya ingin menyuarakan hati saya dan

mungkin hati orang-orang yang mengasihi Bapak dalam lirik lagu

“Remember Me” OST Coco.

Remember me though I have to say goodbye. Remember

me... don’t let it make you cry. Forever if I’m far away I hold you in

my heart. I sing a secret song to you. Each night we are apart.

Bapak Maswan yang selalu ada di hati, sepotong lirik lagu

seolah suara pak Maswan berbicara pada kami semua untuk selalu

mengingat Bapak. Selamat jalan, Bapak. Semoga kita semua bisa

bertemu di surga Allah SWT. Aaamiin YRA.

71 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

DRS. MASWAN, MM: AKTIVIS, PENULIS DAN AKADEMISI

Dr. H. Subaidi, M.Pd.

Sahabat Sowan Mbah KH. Abdul Khalim dan Mbah Kiai Bajuri

Senandang Senori Tuban, Jawa Timur,

Dosen Program Pascasarjana Unisnu Jepara

Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)

Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara Drs. Maswan,

MM atau Gus Wan (sapaan di Grup WA ADN) memberi pesan

akademis dan ilmiah dari dunia perguruan tinggi yang

mengingatkan masyarakat kampus agar bergerak dan berpacu

dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

khususnya dunia tulis menulis.

Semasa hidupnya, pria kelahiran Jepara itu dikenal sebagai

penulis, aktivis, juga akademisi. Meninggalkan kariernya di bidang

furniture, pria lulusan IKIP Negeri Malang Jawa Timur dan STIE AUB

Solo Jawa Tengah ini mulai aktif menulis sejak dini sewaktu kuliah

S1. Gus Wan (sapaan di grup WA ADN) menjadi pimpinan redaksi

koran kampus saat itu. Setelah itu, ia aktif menulis di suara

mingguan dan bulanan kampusnya, Jawa Pos, Suara Merdeka, dan

lain sebagainya sampai akhir hayatnya (Perbincangan perjalanan

sowan KH. Halimi Pati Kidul terkait PMB 2017).

Tulisan-tulisan beliau banyak menyoroti berbagai persoalan

yang sedang dihadapi umat dan bangsa, terutama soal pendidikan

dan pengajaran. Diantara tulisan-tulisan yang terpublis adalah:

72 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Penggunaan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Fiqih Di Kelas

VII Di MTs SA PP Roudlotut Tholibin Bandungharjo Donorojo Jepara

Tahun Ajara 2014/2015; Pengaruh Kemampuan Menghafal

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Dalam Bidang Studi Al-

Qur’an Hadits Di MA NU Hasyim Asy’ari 02 Karang Malang Gebog

Kudus; Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah; Variasi

Pembelajaran Dalam Teknologi Instruksional; Tim Penyusun Buku

Silabus Kurikulum Tahun 2012 Prodi Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UNISNU Jepara; Pembentukan

Akhlak Anak Usia Dini Melalui Lagu-Lagu Islami (Studi Kasus Di

PAUD Bustan Qur’ani Krapyak Tahunan Jepara TA. 2015/2016);

Hubungan Kebiasaan Wudhu Dengan Peningkatan Konsentrasi

Belajar Fikih Siswa Di SD Muhammadiyah Kriyan Jepara TP.

2014/2015; Penggunaan Media LCD Dalam Pembelajaran PAI

Siswa Kelas VI Di SD NU Nawa Kartika Kudus TP. 2014/2015;

Implementasi Metode Demonstrasi Pada Mata pelajaran Fikih Siswa

Kelas VI Di MADIN Tarbiyatul Athfal II Ujung Pandan Welahan

Jepara TP. 2014/2015.

Selain menulis di media massa, pria yang menjabat sebagai

wakil dekan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UNISNU

Jepara ini juga menulis beberapa buku, antara lain: Gus Dur:

Manusia Multidemensional (2017), Tata Cara Menulis Karya Ilmiah

(2018).

Sejak pertengahan tahun 2017, pria yang berdomisili di desa

Jeruk Wangi Bangsri (dukuh Poreng) ini telah mengumpulkan

naskah-naskah tulisannya yang pernah diterbitkan di berbagai

media untuk diterbitkan dalam bentuk buku. Selain itu, beliau juga

73 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

sering diminta untuk memebrikan pelatiahan jurnalistik

dilingkungan sekolah, madrasah dan perguruan tinggi.

Kemampuan menulis Gus Wan tidak lepas dari kegemarannya

membaca sejak usia muda. Kebiasaan itu terus dipertahankan

hingga akhir hayat. Ia biasanya menyediakan waktu untuk membaca

sebelum dan sesudah tidur, setelah shalat subuh, pagi hari, dan juga

sore hari. Pernah dalam satu bulan, muncul dua belas judul artikel

koran yang bisa dipublis, dengan kata lain, setiap beliau menghisap

rokok, disitulah beliau memperoleh inspirasi dan pemikiran baru,

kemudian diekspresikan dalam sebuah tulisan, itulah kehebatan

alm. Drs. Maswan, MM. (Perbincangan dalam perjalanan sowan K.

Bajuri Sendang Senori Tuban Jawa Timur, PMB 2018).

Gus Wan juga aktif berorganisasi sejak muda. Organisasi yang

ia tekuni sampai akhir hayat adalah Pengurus Dewan Pendidikan

Daerah (DPD) Prov. Jawa Tengah, Ketua ADN dilingkungan

Nahdlàtul Ulama Prov. Jawa Tengah, Ketua Yayasan Islam yang

mengelola pendidikan Agama Islam wilayah Bangsri Jepara.

Semoga anak cucu beliau mewarisi ilmu, semangat dan kegigihan

almarhum dalam dunia tulis menulis ilmiah, dan Allah memberikan

ampunan atas segala khilafnya, Amin.

74 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MENGENANG SANG “THE BEST MENTOR”

Edi Susilo

Murid Menulis Pak Maswan, Dosen Prodi Ekonomi Islam Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Unisnu Jepara

Bergabungnya tiga institusi pendidikan (INISNU, STIENU dan

STTDNU) menjadi Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara,

menjadikan saya sebagai salah satu Dosen baru di lembaga

pendidikan tersebut. Ada sosok “Dosen senior yang menarik

perhatian saya”, karena tulisan-tulisannya dimuat berbagai media

massa. Sosok tersebut adalah “Pak Maswan”. Rasa penasaran untuk

menulis di media massa memberanikan saya untuk berkenalan

sekaligus memohon Beliau untuk menjadi mentor saya dalam

menulis.

“Silahkan Pak Edi”….. saya siap membantu” begitu jawaban

beliau, suatu siang sehabis sholat Dhzuhur berjamaan, di Masjid

Kampus Ar-Robbaniyyin. “Artikel yang telah ditulis nanti diemail ke

saya, biar saya koreksi”. Benar saja….artikel-artikel saya dikoreksi

oleh Beliau dengan menunjukkan berbagai kelemahannya, sambil

membenahinya.

Atas bimbingan dan mentoring dari Beliau, akhirnya artikel

saya bisa dimuat di sebuah rubrik Koran lokal “Radar Jepara” sampai

dua kali, dan wacana nasional “Suara Merdeka” pada waktu yang

tidak lama.

75 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

76 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Terima kasih “Pak Maswan”. Mengenangmu adalah

mengenang “Sang Guru Sejati”. Kehilanganmu adalah kehilangan

seorang “The best mentor”. Selamat Jalan “Sang Guru”…. Surga

Allah menunggumu!.

77 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

ISYARAT KEPERGIAN PAK MASWAN

H. Mufid

Wakil Dekan 2 Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Pak Maswan yang saya tahu ketika bertemu dengan saya,

beliau selalu menanyakan kepada saya dengan perkataan begini: "

Piye kabare... sehat ra?". Sehat itu penting karena untuk bisa

menjalankan aktivitas kerja.

Kira-kira 20 hari sebelum pak Maswan meninggal dunia ada

beberapa keanehan yang saya rasakan diantaranya adalah : Dia

selalu mengalah, ketika saya melontarkan kata kata yang menggoda

(menggoda emosinya), beliau tidak membantah dan ngeles .... saja.

Hari-hari itu juga beliau juga selalu intens mendengarkan

pengajian Gus Baha di kantornya, padahal jika hari sebelumnya

beliau kadang mendengarkan musik dangdut sebagai hiburan

beliau dengan penyanyi : Via Vallen, Nella Kharisma dan Jihan Audi.

Selamat tinggal pak Maswan, semoga mendapatkan Surga-

Nya Allah SWT . Aamiin.

78 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SANG WIRABRADJA TELAH TUTUP USIA

Santi Andriyani

Murid Pak Maswan, Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Unisnu Jepara

Pak Maswan, begitu kami memanggil beliau sejak saya masuk

kuliah di INISNU (sekarang menjadi UNISNU) pada tahun 2007

silam. Sosok beliau yang santai dan ramah membuat kami para

mahasiswa lumayan dekat dengan beliau. Dari dulu sampai

sekarang gaya beliau selalu kekinian dan terkesan selalu muda

menampakkan aura penuh semangat dan fresh. Saat beliau masuk

di kelas , Pak Maswan selalu membuat suasana menjadi rame dan

nyaman , tidak ada kesan penuh ketegangan. Beliau menampakkan

diri sebagai pendidik yang ngayomi bukan menakut-nakuti , beliau

selalu menyampaikan joke-joke yang kontekstual bukan abal-abal.

Bagi saya, kami, dan teman-teman dosen di UNISNU, Pak

Maswan merupakan sosok yang tangguh dalam dunia penulisan.

Karya-karya beliau membumi diseantero media cetak. Beliau bagai

sang Wirabradja, sang pemberani dan tajam. Pak Maswan berani

menyuarakan ide-ide dan pemikiran beliau melalui dunia tulis

menulis. Bahkan sering beliau secara tajam mengkritik kebijakan-

kebijakan pemerintah yang kaitannya dengan dunia pendidikan.

Saya juga sering menjumpai karya beliau berseliweran di media

cetak Surabaya dan Malang. Sungguh,, beliau adalah sang Wiro

bagi kita.

79 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Keteguhan dan konsistensi beliau dalam jurnalistik ini

memberikan lecutan semangat bagi kita untuk selalu berupaya

memberikan sumbangsih dan dedikasi bagi masyarakat kapanpun

dan bagaimanapun. Beliau mengejawantahkan “ Tri Dharma

Perguruan Tinggi “ dalam pemikiran dan ide-ide yang relevant dan

kritis melalui bidang tulis menulis. Pak Maswan telah meneriakkan

semangat “Holopis Kuntul Baris“. Semangat untuk bekerjasama,

berjuang dengan peuh konsisten mengabdikan diri pada

masyarakat sesuai dengan passion masing-masing.

Sekarang , Pak Maswan telah tiada. Beliau saya ibaratkan

seperti bunga “ Frangipani “. Bunga ini merupakan bunga spesial

dan memiliki makna mendalam. Meski bunga ini banyak tumbuh di

pemakaman, tetapi hanya bunga Frangipani lah yang selalu

berguguran sebelum layu. Sama halnya dengan beliau, beliau tiada

saat beliau masih “ ajeg “ dengan karya-karya fenomenal. Beliau

tutup usia saat ghirrah dan semangat beliau dalam menulis masih

sangat membara.

catatan : referensi istilah dari novel DUR

80 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PENYADARAN PRESTISE SANG PENULIS POPULER

Eka Setya Budi

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Ilmu penalaran mengajarkan kita bagaimana kita dalam

mengambil sebuah simpulan harus berdasarkan fakta dan data

yang mumpuni. Pengambilan simpulan tanpa data dan fakta adalah

omong belaka, boleh dikatakan orang dungu. Sering kali kita tanpa

sadar selalu menari sebuah simpulan hanya berdasrkan prasangka,

praduga imaji simpulan subjektif berdasarpada pengalaman kita

sendiri. Hal ini tentu akan menghasilkan sebuah simpulan yang

tidak benar dan kurang bermakna.

Pentingnya penyadaran prestise sesorang harus kita pahami

dan mengerti, bukankah khalayak umum akan menerima simpulan

kita apabila simpulan kita sesuai dengan kualifikasi keilmuan dan

simpulan dapat diuji kebenarannya.

Dulu sering kali saya membuat tulisan, artikel, jurnal, dan

simpulan-simpulan yang tidak sesuai dengan kualifikasi saya. Bisnis

entreprenuer selalu jadi bahasan. Tak tangung-tangung kebijakan

desan, RPJM Des, PNPM Mandiri Pedesaan, dan Pilpet adalah tema

dalam tulisan saya. Hingga bertemu dengan guru penulis produktif

beliau Bapak Drs. Maswan, M.M. Beliau mengatakan :lho kamu kan

ulusan S1 dan S2 bahasa Indonesia yaaa tulisannya yaa harus sesuai

dengan kualifikasi keilmuan kamu, masak orang bahasa Indonesia

tulisannya dunia bisnis, politik, dan ekonomi, nanti kamu tidak fokus

81 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

lhooo, minimal bidang pendidikanlah”. Kata-kata inilah sontak

mengoyak hati saya, perasaan cemas, dan merasakan bersalah telah

melenceng pada jalur yang kurang tepat.

Terimakasih bapak Maswan, selamat jalan semoga amal

ibadah diterima Allah Swt, diampuni dari segala dosa-dosanya, dan

ditempatkan pada tempat yang terbaik Aminn Allahuma Amin

82 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MENELADANI BABE MASWAN

Ahmad Kholas Syihab

Ayah dari Cucu Pak Maswan, Suami Putri Pertama Almarhum.

Bagi penulis, Babe Maswan begitu kami sering

memanggilnya, merupakan sosok orang tua sekaligus guru ideal

yang mempunyai segudang wacana juga pengalaman yang perlu

penulis catat dan di- stabilo karena hampir semua yang Babe

utarakan penuh dengan petuah bijak. Masih ingat betul Be, ketika

pertama kali bertandang ke Puring dan pertama kali itu juga ketemu

langsung dan mengenalmu. Tapi nekat nembung Aida dan singkat

cerita lansung di-ACC, setelah itu kami berdua diskusi hangat

jagongan sampai jam 2 dini hari baru diijinkan pulang. Lebih

lengkapnya nanti penulis ceritakan di lain waktu saja ya. hehe

Babe Maswan dilahirkan bertepatan dengan peringatan hari

Kartini 21 April 1960 di Desa Sekuro, Mlonggo, Jepara. Masa kecil

sampai lulus MA dihabiskan di Jepara, hingga akhirnya mencoba

peruntungan untuk melanjutkan study S1-nya di salah satu kampus

negeri kota apel Malang. Disana Babe bekerja serabutan mengukir

kayu serta menulis untuk mencukupi kebutuhan hidup dan

kuliahnya. Karena ketekunan dan keaktifan di dunia tulis menulis,

Babe dipercaya menjadi ketua (Himpunan Mahasiswa Penulis) HMP

di IKIP Negeri Malang yang sekarang menjadi UM (Universitas

Negeri Malang). Kepiawaian menulisnya itu diekspresikan lewat

opini-opini di surat kabar sejak mahasiswa hingga menjelang

meninggalnya Babe.

83 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Selepas selesai S1-nya, Babe kembali ke Jepara berkhidmat di

lembaga pendidikan NU, sampai Babe menjadi pengurus LP Ma’arif

Kabupaten Japara era KH. Mahfud Asymawi, disaat Babe menjadi

pengurus itulah, Babe diminta untuk menjadi dosen di INISNU

Jepara pada awal-awal berdiri era Dr. (HC) KH. Sahal Mahfudz yang

saat itu menjadi rektor sekaligus Rais Amm PBNU. Unisnu diawal

berdirinya belum punya kampus sendiri, masih menumpang di MA

Darul Ulum Purwogondo Kalinyamatan. Babe termasuk pelaku

sejarah awal berdirinya INISNU yang sekarang bertransformasi

menjadi UNISNU dan menjadi kampus kebanggan NU Jepara saat

ini. Disela kesibukan Babe menyelesaikan Magister di Solo,

mengajar di UNISNU, Babe juga menjadi pengusaha furniture untuk

mencukupi kebutuhan keluarga.

Kesibukan Babe tidak lepas dari dunia pendidikan dan

khidmat di NU, mulai dari guru di salah satu madrasah swasta NU,

kemudian menjadi dosen UNISNU. Di kampung, Babe masih aktif

sebagai pengurus rating NU Puring Jerukwangi. Bahkan Istri dan

ketiga putrinya dikuliahkan semuanya dikampus NU Unisnu Pekeng

itu. Memang kecintaan Babe terhadap pendidikan dan NU tidak bisa

diragukan lagi. Lewat tulisan di media seperti (Suara Merdeka, Jawa

Pos, Duta Masyarakat, Tribun, Kedaulatan Rakyat dll) dan media

sosial yang bertebaran dimana-mana, Babe fokus menyoroti dan

mengkritik sekaligus memberi solusi tentang dunia pendidikan

lewat tulisan-tulisannya.

Produktifitas babe di dunia pendidikan mengantarkan Babe

menjadi Asesor BAN-SM yang khusus mengakreditasi sekolah dan

madrasah, disamping itu Babe juga mewakili suara NU di Dewan

Pendidikan Jawa Tengah. Ya, lagi-lagi NU. Karya-karya berbentuk

84 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

buku seperti Gusdur Manusia Multidimensional, Babe tulis karena

saking cintanya dengan NU dan Gusdur dan sebenarnya masih

banyak sekali buku karya Babe yang menjadi warisan akademis yang

bisa dibaca khalayak. Terakhir sebelum dipanggilNya, Babe masih

menyusun tahap akhir desertasi doktoralnya di Unnes Semarang

dan beberapa bulan lalu baru saja dilantik menjadi Ketua ADN

(Aliansi Dosen Nahdlatul Ulama) untuk wilayah Jateng dan DIY.

Tepat setelah ulang tahunnya ke 60, Babe meninggalkan kita

semua. Babe dipanggil waktu sahur selepas melaksanakan shalat

tahajud di malam 11 Ramadhan. Babe meninggalkan kita dengan

sebaik-baiknya peninggalan. Terhitung mulai saat itulah tugas Babe

selesai dan diteruskan oleh anak cucunya untuk berkhidmat di NU

nantinya. Disana Babe insyaAllah akan bertemu gurunya yaitu Mbah

Hasyim Asyari, karena Mbah Hasyim pernah berkata “sapa wonge

sing ngurus NU bakal tak dadikno santriku”, Semoga.

Babe meninggalkan Istri Rochis Zunaidah dan putri sulungnya

Aida Farichatul Laila yang sekarang tinggal di Mayong bersama

penulis dan Muhammad Ghezwany Syihab cucu lelakinya.

Meninggalkan putri kembar Ulfa Izzatun Fauziyah dan Ulfi Fardiatun

Nasichah yang saat ini masih kuliah di UNISNU Jepara. Semoga

kami yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan

sehingga bisa meneruskan perjuangan Babe.

Demikian, sekelumit teladan dari Babe yang tidak cukup

halaman untuk menuliskannya. Semoga menjadi teladan untuk

kami sekeluarga. Kami mohon doa agar menjadi orang yang sabar

dalam menerima takdirNya. Dan kami memohon maaf atas segala

salah sekaligus mohon doa agar Babe senantiasa diberikan

maghfirah dan dilapangkan kuburnya dan kelak berkumpul kembali

85 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

di Surga Allah SWT. Atas nama keluarga, kami tidak bisa membalas

kebaikan Bapak/Ibu/Saudara. Semoga kebaikan tersebut dibalas

Allah SWT dengan balasan yang berlipat ganda. Amiin.

86 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PERJUMPAANKU DENGAN PENULIS PRODUKTIF ITU

H. Hisyam Zamroni

Wakil Ketua PCNU Kabupaten Jepara

“Kang Hisyam, aja kendor nulis”. Kata itu yang selalu dikatakan

oleh Mr. Maswan kepadaku saat ketemu, guyon bareng dan sekadar

saling sapa di WA. Saya mengenalnya saat masih menjadi Kepala

Sekolah di MTs dan MA. NU Safinatul Huda Karimunjawa dan ketika

itu saya sedang kuliah Akta IV di UNISNU Jepara.

Perjumpaan awal saya dengan Mr. Maswan adalah melalui

tulisan-tulisannya yang inspiratif, di mana jarang sekali saya jumpai

dosen dosen muda gemar menulis di media massa seperti Suara

Merdeka, Jawa Pos dan lainnya. Ini yang membuat saya

“kesengsem” sama Mr. Maswan. Tulisan-tulisannya di media massa

tentang pendidikan progresif, memberikan inspirasi banyak orang

bagaimana me-manage dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Pada sesi tulisan tulisannya tentang pendidikan, Mr. Maswan

mengolaborasikan antara pendidikan pesantren dan pendidikan

sekuler, di mana dia memberikan tawaran tentang mutu pendidikan

ditentukan oleh profesionalitas seorang guru. Guru profesional,

menurutnya, adalah guru yang cerdas (smart), berkharisma,

dinamis, kreatif, inovatif dan mempunyai etos kerja yg tinggi

sehingga guru profesional tidak “melulu” berbicara “hasil”, tetapi

juga harus mementingkan “proses” pendidikan.

87 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Kecerdasan dan produktivitas menulis Mr. Maswan ditandai

dengan banyaknya karya yang tersebar di berbagai media massa

dan 14 buku karyanya yang akan menjadikan namanya dikenang

senantiasa. Buah karya itu, selain sebagai produk intelektual, juga

memberi motivasi kepada siapa pun, utamanya para generasi muda

dan mahasiswanya, untuk meniru jejak langkahnya.

Dengan reputasi dan komitmennya di dunia pendidikan,

maka tak berlebihan kiranya jika ia diberi amanah sebagai salah satu

Komisioner Dewan Pendidikan Jawa Tengah dan didapuk menjadi

ketua Assosiasi Dosen Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.

Saya sangat kehilangan orang yang selama ini menjadi

partner dalam menulis beberapa buku, termasuk buku pertama

saya: Pendidikan Multikultural, di mana dia dengan tajam mengritisi

dan memberi masukan agar buku saya “layak” dibaca secara enak

renyah, enjoy dan tidak berat sebagaimana karya ilmiah murni.

Sungguh saya, dan kita semua kehilangan dengan kepergian

Mr. Maswan yang perjumpaan dan pesapaan dengannya adalah

perjumpaan dan sapa melalui karya yang jarang dimiliki banyak

orang. Ia juga sering menggojlok saya; Kang Hisyam, yen pidato iku

wes akih sing iso, tapi yen nulis akih sing terseok-seok. Demikian ia

selalu mengingatkan.

Selamat jalan sahabatku, Mr. Maswan. Kami sangat

kehilanganmu. Saya yakin, akan ada penerus “jihad nulismu”. Kamu

orang baik, dan semoga husnul khatimah. Amin.

88 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MASWAN: HIDUP SEUTUHNYA UNTUK PENDIDIKAN

Khoirul Muslimin

Adik Kandung Pak Maswan, Dosen Fakultas Dakwah dan

Komunikasi Unisnu Jepara

Puring merupakan sebuah dukuh di Jerukwangi, daerah ini

berpendudukan padat, sebagian besar penduduk bermata

pencaharian petani. Kini dukuh puring telah banyak mengalami

perubahan semenjak berdirinya PLTU di Desa Kaliaman. Hal ini

ditunjukkan dengan bangunan tata desa yang mulai dipercantik dan

akses jalan juga halus dan lebar.

Di dukuh inilah tinggal seorang yang bernama Maswan. Ia

merupakan seorang guru, dosen, dan juga pengusaha mebel. Ia

dilahirkan pada tanggal 21 April 1960 di di Desa Sekuro RT 003 RW

001 Kecamatan Mlonggo Kabupaten Jepara dari pasangan Bapak H.

Ircham dan Hj. Asiyah anak ke-3 dari 13 bersaudara. Sebagai

seorang kakak yang memilik banyak adik, ia selalu membantu orang

tuanya untuk membantuk pekerjaan di sawah dan juga momong

adik-adiknya. Ia memiliki pribadi yang patuh kepada kedua orang ,

pekerja keras, cekatan.

Oleh karena itu, Maswan kecil lebih banyak menghabiskan

waktunya untuk belajar dan momong adik-adik, dan membantu

orang tua ke ladang. Karena sejak kecil sudah terbiasa bekerja keras

dan pantang menyerah, ia telah memiliki kemampuan manjemen.

89 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Maswan kecil memang memiiki pribadi yang keras, tetapi memiliki

selera humor yang tinggi.

Maswan menempuh pendidikan pertama di TK, SDN Sekuro,

PGAP Mathalibul Huda Mlonggo, PGAN Kudus. Selesai dari PGAN

Kudus pada tahun 1979/1980, ia melanjutkan kuliah di IKIP Negeri

Malang (sekarang menjadi Universitas Negeri Malang). Di IKIP

Malang, ia memilih Program Studi teknologi pendidikan. Maswan

membiayai kuliah dengan menjual ukiran dan menjadi pengukir

kayu.

Selain itu, ia juga terhimpun menjadi mahasiwa penulis dan

dipercaya juga menjadi Ketua Himpunan Menulis Mahasiswa di

Malang, bekal Keterampilan menulis di media itu juga yang

mengantarkan beliau memilik tambahan biaya untuk membiaya

kuliah. Dosen dan juga mentor menjadi penulis ia dapatkan dari

Prof. Dr. Muhadjir Effendy yang saat ini menjabat menjadi Menteri

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Republik Indonesia. Karena kemampuan menulis itu, dan menjadi

hobi beliau, setiap hari-harinya ia terus berkarya melalui karya

ilmiah populer yang dimuat di media cetak lokal maupun nasional.

Kecintaan menulis, membuat ia mudah untuk menyelesaikan skripsi.

Gelar Doktorandus (Drs) Teknologi Pendidikan di raih pada 1985.

Sebelum ia lulus sudah melakukan pengabdian menjadi staf di IKIP

Negeri Malang. Namun karena kecintaan untuk mengabdikan diri

daerah kelahiran, akhirnya ia pulang kampung dan mengajar di

MTs, dan MA Mathalibul Huda Mllonggo, selain itu juga merintis

berdirinya SMA Bhakti Praja Mlonggo dan SMP Ma’arif Bangsri

Jepara.

90 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Maswan Tidak hanya mengajar di kelas, ia mengajarkan

banyak keterampilan hal yang diperoleh dari kuliah di antaranya

keterampilan menulis, keterampilan dekorasi, keterampilan

membuat spanduk, keterampilan membuat majalah. Untuk

menjalankan pengabdian itu, beliau dan teman-teman

seperjuangan, mendirikan Lembaga Pengkajian dan

Pengembangan Masyarakat (LP2KM). Dengan lembaga itu

perjuangan dan pengabdian terus dilakukan di berbagai bidang.

Beliau memiliki prinsip manusia yang baik adalah manusia yang

bermanfaat bagi orang lain. Selain sibuk mengajar beliau juga aktif

di Ansor, dan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU baik di tingkat

kecamatan maupun kabupaten. Kesibukan beliau yang teramat

padat itu, dijadikan rumah sebagai tempat singgah untuk ganti baju.

Berjodoh dengan Murid

Pada tahun tahun 1993, tepatnya tanggal 28 Mei beliau

menikah Rokhis Zunaidah dan menetap di Jerukwangi Puring. Ia

dikarunia tiga putri, anak pertama Aida Farichatul Laila, Ulfa Izzatun

Fauziyah, Ulfi Fardiatun Nasicah. Kiprah beliau ketika di Jerukwangi

pun sama, di desa kelahiran beliau Jeruk Wangi pengabdian untuk

desa lingkungan dicurahkan sesuai dengan kemampuan. Kondisi di

Jerukwangi Puring memang berbeda dengan di Desa Sekuro, di

Desa kelahiran beliau akses mudah dijangkau listrik sudah

terpasang, kondisi masyarakat juga sudah tertata dengan tatanan

kehidupan keagamaan yang baik. Namun hal itu berbeda dengan

kondisi yang ada di Jerukwangi Puring. Kondisi yang demikianlah

memberikan tantangan tersendiri ia untuk terus berjuang dan

menata kehidupan yang lebih religius. Jejak perjuangan beliau saat

91 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

itu tidak sia-sia di atas keterbatasan sumber daya manusia, akhir

lembaga pendidikan berbasis keagamaan berdiri yaitu MADIN

Darul Ulum. Lembaga ini menjadi cikal bakal untuk memberikan

bekal generasi muda di desa Jerukwangi dukuh Puring. Keinginan

yang lain selain pendirian MADIN adalah ingin berdirinya Madrasah

Ibtidiyah, namun sebelum keinginan itu terwujud beliau sudah

dipanggil Allah Swt.

Maswan menyadari bahwa perjuangan tidak hanya

dilakukan dengan pikiran dan tenaga tetapi materiil juga menjadi

hal yang dominan dalam melakukan perjuangan. Untuk

mendapatkan tambahan pendapatan tidak hanya dilakukan dengan

mengajar, ia kemudian berfikir untuk memulai usaha. Sehingga

pada tahun 1997 beliau merintis membuat usaha mebel. Proses

usaha dilakukan beliau tidak gampang, prosesnya jatuh bangun,

produksi yang dikirim ke Semarang diawal-awal rintisan sering

kembali tanpa hasil, sehingga tidak ada keuntungan yang didapat

tetapi kerugian. Namun kondisi demikain tidak menyurutkan niat

beliau untuk terus bangkit. Dalam perjalanan waktupun akhirnya

usaha mebel yang dijalani dengan ketekunan membuahkan hasil

yang bisa dirasakan sampai saat ini.

Walaupun dalam kondisi menjalankan usaha tetapi

kewajiban mengajar dan belajar tetap dilakukan, baik mengajar di

MA Mathalibul Huda Mlonggo maupun di Unsinu Jepara, disela

kesebikan beliau mengurus mebel, beliau menyempatkan

melanjutkan studi S2 di STIEAUB Surakarta bersama teman-

temannya hingga lulus dan memperoleh gelar magister manajemen

pada tahun 2009.

92 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Khidmah di Kampus

Sejak lulus S2, beliau mulai fokus mengajar di Unisnu Jepara

dan menjabat sebagai wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan. Karena fokus di Unisnu, dan tidak bisa berbagi waktu

dengan baik, mebel yang dikelola akhirnya sedikit-sedikit

mengalami kemunduran, dan mememutuskan untuk tidak

melanjutkan lagi usaha mebel. Fokus menjadi seorang pendidik di

Unisnu menjadi menjadi pilihan beliau. Sebagai seorang dosen

beliau sangat aktif dalam berbagai kegiatan, terlebih menulis artikel

populer di media cetak yang terus dilakukan oleh beliau, sehingga

nama beliau dan juga nama Unisnu terus berkibar di penjuru media.

Bersamaan dengan itu akhirnya memutuskan mengembankan

potensi di tingat Jawa Tengah dan terpilh menjadi asesor dan

menjadi Anggota Dewan Pendidikan Jawa Tengah. Apa yang beliau

dapatkan hari ini merupakan dari jerih payah dan ketekunan yang

ia lakukan, tidak salah bila kenikmatan yang didapat.

Di Mata Keluarga

Sebagai sosok Kakak, beliau selalu ngemong dan

memperhatikan keluarga, beliau menjadi penggerak yang

merekatkan keluarga satu dengan yang lain, walau posisinya bukan

yang paling tua, tetapi beliau dituakan dalam urusan keluarga.

Bapak/Ibunya selalu meyerahkan urusan keluarga kepada beliau.

Maswan memang kelihatan garang, tetapi hati dan baik pada

keluarga dan sesama, hampir semua kakak, dan adik-adiknya

pernah merepotkannya. Walau demikian, ia tetap memberikan

yang terbaik untuk saudara-saudara dan keluarganya sendiri.

93 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Maswan memiliki perhatian dan kesadaran yang tinggi pada

pendidikan. Sebagai seorang adik, Khoirul Muslimin benar-benar

merasakan hal itu dan menjadi inspirasinya untuk menjalani hidup

ini. Dari sisi pendidikan saya mengikuti jejak beliau sampai

menempuh S2, walau dulu beliau di kuliah sampai ke Malang,

namun S1 saya tempuh di Inisnu Jepara di Fakultas Dakwah. ketika

saya luluspun saya mengikuti jejak beliau mengajar di MTs.

Mathalibul Huda Mlonggo. Tidak hanya itu saja, sampai urusan

jodoh saya memiliki kesamaan dengannya, dan semua ini atas

rahmat dan ridlo Allah swt mendapat istri seorang murid sendiri. Ini

artinya apa yang baik dilakukan oleh seorang kakak mampu

memberi inspirasi adiknya.

Berkhidmah Menjadi Asesor dan Dewan Pendidikan Jawa

Tengah

Perlu kami sampaikan dalam tulisan ini bahwa nama saya

sejak lahir bukan Khoirul Muslimin, nama saya sejak lahir Maskuri,

nama tersebut diganti oleh teman kakak saya karena ketika saya

kecil sering tidak mau mengaji. Alhmdulillah setelah nama diganti

Khoirul Muslimin saya mau dan rajin mengaji. Dari nama sama-sama

M, yaitu Maskuri dan Maswan, beliau juga aktif berorganisasi di

Ansor, LP Ma’arif NU, sama pun sama di IPNU bahkan saya sampai

IPNU Tingkat Pusat, dari sisi pendamping hidup, jodoh saya murid

sendiri, beliau juga sama. Dari aspek profesi, beliau Guru MA

Mathalibul Huda Mlonggo, dan juga mengajar MTs Mathalibul

Huda Mlonggo, sama-sama menjadi guru, sama-sama berkhidmah

di Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Saya menjadi Staf Dewan

Pendidikan Provinsi Jawa Tengah, dan beliau menjadi anggota.

94 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Beliau juga dosen di Unisnu di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

dan saya pun mengajar di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu

Jepara.

Selain itu, beliau rajin menghasilkan tulisan, baik dalam

bentuk buku maupun karya ilmiah popoler. Jejak beliau dibidang

tersebut, juga kami ikuti walaupun tidak sepopuler beliau dalam

menulis buku maupun karya ilmiah populer. Kesamaan jejak ini,

adalah bagian keteladanan yang beliau berikan kepada adik-

adiknya. Sehingga saya mampu mengikuti jejak baik beliau dalam

pengembangan sumber daya manusia.

Akhir Perjalanan

Sejak menikah, setiap Ramadan saya dan keluarga kecilku

memiliki kebiasan berbuka di rumah beliau. Buka puasa yang saya

lakukan secara rutin itu, saya agendakan 10 hari terakhir. Namun

pada Pada bulan Ramadan 1441 H ini, kebiasan buka bersama di

akhir Ramadhan, saya lakukan pada awal Ramadan yaitu pada hari

Minggu 4 Mei 2020 bertepatan dengan ramadan ke-10. Entah ada

perasaan apa, yang pasti saat itu saya ingin berbuka di rumah

beliau.

Saat itu, saya awali dengan mengirim pesan ke WA Group

keluarga “Kak Nanti sore Farras mau buka di Puring. “Ok,” Jawab

Mbak Rokhis. Pada pukul 16.40 saya dan keluarga menuju Puring.

Alhamdulillah perjalan lancar, tiba di Puring jam 17.05 WIB. Saya dan

keluarga langsung ke belakang, dan tampak makanan berjejer dan

siap disantap. Uniknya dalam menu buka itu ada yang khusus

dibuatnya yaitu ‘Cegempong.’ “Om ini Cegempong yang buat mas

mu,” pungkas Mbak Rokhis.

95 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Adzan berkumandang, kami pun berdoa dan menimun dan

memakan makanan yang disediakan, semua tersaji di meja hampir

semua kesukaan Kakak saya, mulai dari gereh, cegempong, buah

sawo, dll. Hampir 85 persen kesukaan beliau. Kami foto dan kami

kirim ke group keluarga mengabarkan bahwa saya dan istri buka di

rumah Kak Wan, namun sayang di dalam foto itu ia tidak kena

jepretan kamera.

Usai sholat magrib, keluarga saling melakukan aktivitas

mengaji, Kak Wan juga mengambil Alquran dan mengaji di kamar

beliau, habis mengaji kami jagong di ruang tamu, membahas

persiapan 100 hari Bapak H. Ircham. Pada pukul 20.00 kita

melakukan sholat Isya berjama’ah dan dilanjutkan sholat Tarawih,

usai sholat tarawih saya dan beliau masih jagong-jagong sampai

jam 21.30 WIB. Sebenarnya niatan saya dan keluarga tidur di Puring,

akan tetapi karena Naila merengek-rengek menangis minta pulang

akhirnya kita pamit pulang. “Ora turu kene Nang,” ujar Kak Wan

sambil menyerahkan 2 semangka. “Yo wis Ati-ati,” tandasnya. Tidak

ada tanda-tanda apapun yang saya alami kalau beliau akan kembali

menghadapa kepada Allah swt pada hari itu.

Pukul 2.00 dini hari ada panggilan dari ponakan Ulfi

beberapa kali, hampir tujuh kali, kemudian saya terima telpon itu

terdengar suara tangis dan bilang “Om bapak om, om bapak om,”

tanpa berpikir panjang dan bergegas saya mengeluarkan motor dan

meluncur sekencang mungkin ke Puring. Sesampai di Puring kondisi

beliau sudah di mobil dan dan segera dilarikan ke rumah Sakit Islam

Sultan Hadirin. Dalam perjalanan ke RSI saya yakin beliau masih

dibisa diselamatkan, namun ketika saya baru sampai berada dipintu

UGD, saya melihat Mbak Rokhis menangis sesugukan. Saya mulai

96 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

cemas dan masuk ke ruang UGD. “ Pasien sudah meninggal

mungkin diperkirakan sudah dari rumah,” kata salah satu Tim medis

yang menjaga di UGD.

Kemudian saya urus adminstrasi perjalan dan mengabarkan

berita duka ke pihak kampus. saya coba hubungi Dr. KH. Akhirin Ali

beberapa kali tetapi tidak terhubung, akhirnya saya memutuskan

menghubungi Pak Drs. Mahalli, M.Pd. bahwa mengabarkan Kak

Wan telah tiada habis melaksanakan sholat Tahajud. Informasi

tersebut kemudian menyebar diseluruh jagad dunia maya, ada yang

percaya ada yang tidak percaya, sampai ada yang japri saya secara

langsung menanyakan informasi beredar di dunia masyarakat. “Apa

betul Pak Maswan Meninggal?” Ujar beberapa Teman. Saya

sampaikan bahwa informasi yang beredar di dunia maya benar.

Kematian akan menjemput setiap mahluk yang bernyawa

sewaktu-waktu/kapan dan dimana kita tidak pernah tahu. Allah SWT

telah menetapkan umur, jodoh, rezeki, dan nasib manusia jauh

sebelum manusia dilahirkan. Imam Ghozali berkata bahwa yang

paling dekat dengan kita adalah kematian, sedangkan yang paling

jauh adalah masa lalu. Apa yang disampaikan imam ghozali menjadi

penjelas, bahwa/kematian tidak ada batas di antara kita. Maka hal

bijak yang kita lakukan adalah membekali diri dengan amal sholeh

dan melakukan intropeksi besar-besaran atau semacam revolusi

diri, apakah jalan yang kita tempuh telah benar ataukah jauh dari

tujuan yang sebenarnya. Allah SWT akan memaafkan kita jika kita

pernah berbuat salah dan bertaubat kembali ke jalan yang lurus.

Namun jika kita tahu jalan yang benar dan secara sengaja kita

melangkah ke jalan yang salah, itu namanya kesesatan. Marilah kita

97 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

kembali melakukan perbaikan diri agar akhir perjalanan kita

kepangkuan Allah SWT tanpa ada penyesalan.

98 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PEMIMPIN KHARISMATIK DAN BERSAHAJA

Aprilia Riana Putri

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Pak Maswan, sosok lelaki tampan berkumis yang punya gaya

leadership transformasional dan penuh humoris membuat selalu

hangat dalam bersikap dengan siapapun, mulai dari level office boy,

dosen muda, staf atau bahkan dg sesama koleganya. Beliau sosok

pemimpin yang tidak pernah punya sekat dengan siapapun namun

selalu nampak berwibawa dan terhormat. Gaya bicaranya yang

ceplas- ceplos membuat suasana forum resmi kadang menjadi

renyah dengan canda tawa sejenak. Beliau mengajarkan banyak hal

pada generasi muda bahwa dengan menulis akan mencatat sejarah.

Selain hobi dengan mengabdi di berbagai aktifitas, kemampuan

menulisnya sudah tidak bisa di elakkan lagi. Hampir ratusan tulisan

beliau di surat kabar dan buku cetak pun berjejer rapi sebagai bukti

sejarah beliau punya motivasi tinggi dan mempunyai jiwa pantang

menyerah. Hal ini patut dicontoh oleh kita semua, suri tauladan

dengan prestasi dan bukti nyata, bukan hanya bualan belaka.

Ada banyak hal terngiang dalam memori mengingat sosok

pak Maswan, salah satunya saat saya yang dosen muda saat itu

tanpa punya jabatan apa-apa, memberanikan diri untuk menulis

karya sastra saya berupa cerpen dan akhirnya berhasil di muat di

media massa, dengan sangat penuh antusias koran tersebut saya

bawa ke ruangan beliau. Dengan tanpa basa-basi beliau langsung

99 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

memberikan banyak komentar positif dan kritik membangun

tentang cara tata tulis yang baik dan menarik tanpa sedikitpun ada

kalimat diskriminatif atau pun sarkasme muncul dari ujaran beliau.

Semenjak itu, motivasi saya terus meningkat karena terngiang betul

dengan nasehat dan masukannya. “Jika saya lelaki paruh baya masih

saja produktif dengan banyak hal termasuk dunia tulis menulis,

mosok Bu April yang masih muda kalah”, celetuknya sebelum saya

keluar dari ruangan beliau.

Kepergian beliau meninggalkan kesedihan yang mendalam

bagi banyak kalangan, termasuk bagi kami para dosen yang masih

membutuhkan sosok pemimpin seperti beliau. Sosok kharismatik,

tidak arogan, tetapi lucu dan begitu hangat dengan siapapun tanpa

terkecuali. Semua orang disapa tanpa harus menunggu disapa

terlebih dahulu. Akhlakul Karimah sederhana yang begitu indah

untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata, bukan hanya teori

semata, karena tidak sedikitpun angkuh dan selalu bersahaja. Beliau

bukan hanya sosok pemimpin tapi bapak dan juga sahabat bagi

kami semua. Tidak pernah pelit berbagi ilmu dan selalu memberikan

inspirasi bagi sesama.

Bapak, jasa-jasamu akan terkenang selalu dan doakan kami

semua bisa meneruskan perjuanganmu dalam dunia tulis menulis,

leadership dan akhlakul karimahmu.

Semoga seluruh ladang amal dan kebajikanmu menjadi

pendampingmu di surga.

100 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

MASWAN SANG MOTIVATOR

Muhammad Natsir

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Maswan, masa kapanpun akan selalu menawan, itu

ungkapan - yang menurut penulis sekaligus yunior beliau- layak

disandangkan untuk beliau. Meskipun jasad raga beliau sudah

bersemayam di alam barzah, tetapi spirit, jiwa dan ruh beliau masih

memberian inspirasi bagi teman sejawat, kolega dan murid-murid

beliau, termasuk di antara mereka adalah penulis tulisan ini. Ada

beberapa narasi isyhad (mempersaksikan) akan kebaikan dan amal

baik beliau semasa hidupnya, dan hal bagian dari deskripsi sabda

Rasul yang berbunyi; “sebut dan tuturkan amal baik seseorang yang

telah wafat dari kalian semua”.

Pertama, Pengakuan saya bahwa beliau adalah orang yang

sumeh, suka memberikan kabahagiaan kepada orang lain dengan

sapaan dan senyumannya, orang semanak, orang yang suka “ care

” dengan kondisi orang lain, sering sekali beliau dengan gayanya

yang kocak menanyakan kabar menyapa teman yang ditemuai; “

piye kabare ?, sehat yoo, nek iseh ngrokok berarti yo sehat “. Itu

bahasa-bahasa sapaan yang sering beliau ungkapkan untuk

mengartikulasikan rasa seduluran, semanak dan sumeh dengan

orang yang ditemui.

Kedua, beliau sosok yang selalu menampakkan style enerjik

di semua aktifitasnya sebagai pendidik dan konsultan akademik

101 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

bagi teman sejawat, kolega dan murid-muridnya, gaya komunikasi

fleksibel yang menyenangkan hati orang di sekelilingnya.

Ketiga, figur motivator bagi semuanya, celotehan yang

sering beliau dengungkan ialah “ karir puncak dari seorang dosen

yaa menjadi Rektor atau wakil Rektor, jadi harus rajin dan semangat

untuk aktif di Tri Dharma perguruan tinggi, yo mulang, yo neliti, yo

ngabdi”.

Keempat, usahakan dosen dapat aktif menuangkan

pemikiran dan opininya tentang pendidikan di media cetak ataupun

elektronik. Hal itu bagian dari kontribusi yang berharga untuk

pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di Indonesia

sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap amanah profesi

pendidik.

Kelima, dosen harus terus aktif untuk melatih rasa dan karsa

dari setiap ide yang dituangkan dalam bentuk tulisannya. Rasa karsa

ini harus terus dilatih, latihan itu bagian dari upaya untuk

melembutkan rasa karsa agar peka, sensitif, dan responsif terhadap

kondisi dan situasi perkembangan pendidikan di negeri ini.

Demikian beberapa pesan dan wejangan almarhum kepada para

juniornya agar selalu dan tetap semangat menjalani profesi dan

pengabdian diri kepada masyarakat akademis pada khususnya.

Selamat jalan The Doctor semoga segala amal baikmu

diterima dan diberi balasan oleh Allah dengan balasan yang lebih

baik. Selamat jalan untuk menapaki kehidupan abadi yang penuh

dengan kenikmatan Allah swt, kenikmatan itu terlimpahkan

untukmu, amiiin ya Robbal alamiiin.

102 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PAK MASWAN, AKADEMISI YANG DITERIMA DI “WARUNG

KOPI”

Fathur Rohman

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Salah satu problem klasik para akademisi adalah sulitnya

mengkomunikasikan ide atau teori akademik yang rumit ke dalam

ungkapan yang simpel. Dari sisi tulisan, sepengamatan saya tidak

banyak akademisi yang mau dan mampu apalagi lihai menulis di

media massa baik cetak ataupun online, meskipun itu cuma media

sosial milik sendiri. Begitu pula, dari sisi lisan, jarang kita

menemukan ceramah-ceramah para akademisi yang gayeng dan

enak dinikmati. Seperti yang kita tahu, media massa adalah sumber

informasi utama, malah bisa jadi satu-satunya yang familiar bagi

bagi masyarakat, terutama masyarakat awam. Sehingga, tulisan di

media massa memang lebih mengutamakan bahasa yang simpel

dan mudah dipahami daripada bahasa-bahasa intelek yang

cenderung elitis.

Sementara itu, kehidupan para akademisi tidak bisa lepas

dari term-term akademik. Yang mereka geluti sehari-hari adalah

buku-buku dan jurnal ilmiah. Demikian pula ketika menulis, para

akademisi lebih suka menulis buku dan artikel ilmiah. Entah itu

sekedar untuk mememuhi kewajiban akademik atau untuk

meningkatkan pangkat akademik. Jadi maklum, jika kebanyakan

akademisi seringkali gagap saat harus menulis atau berbicara

103 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

dengan sasaran masyarakat menengah ke bawah. Problem inilah

yang memicu anggapan bahwa dosen selama ini berada di atas

menara gading. Duduk nyaman menikmati kemewahan seorang diri

tanpa mau berbagi dengan orang sekitar.

Saya jadi teringat dengan ungkapan yang sering dikutip

para penceramah “Bedane profesor karo kiai; nek kiai iku ndadekno

gampang perkoro sing angel, nek profesor iku gawe angel perkoro

sing gampang” (bedanya profesor dan kiai adalah; jika kiai

membuat hal yang sulit jadi mudah, kalau profesor membuat

perkara mudah jadi sulit). Ungkapan ini barangkali ada benarnya.

Faktanya memang sebagian besar akademisi hobi mengutip istilah-

istilah ilmiah dalam segala kesempatan, tak peduli siapa mukhatab-

nya. Ini yang seringkali membuat lawan bicara bingung dan

parahnya, memunculkan anggapan sinis kepada akademisi.

Dianggap kemaki, nggaya, keminter, atau apalah. Sementara kiai,

justru mampu menerjemahkan ajaran Islam yang kebanyakan

berbahasa Arab, menjadi mudah dimengerti oleh masyarakat awam.

Pak Maswan adalah satu dari sedikit akademisi yang sudah

selesai dengan problem itu. Di satu sisi beliau adalah akademisi

yang setiap hari berjibaku dengan karya ilmiah tingkat tinggi. Beliau

berbagi ilmu pengetahuan dengan mahasiswa dan akademisi,

menulis artikel jurnal, buku referensi, hingga menulis disertasi.

Namun, di sisi lain, ilmu pengetahuan itu tidak dinikmatinya

bersama kalangannya sendiri. Beliau juga mampu menyulap ilmu

pengetahuan yang barangkali sulit dijangkau kalangan awam

menjadi mudah untuk dikonsumsi masyarakat luas.

104 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Jika Anda mengikuti FB beliau, anda akan melihat hampir

setiap bulan 2 sampai 3 tulisan beliau yang terbit di berbagai media

massa. Ini menjadi salah satu bukti sahih bahwa Pak Maswan bukan

tipe akademisi yang suka duduk nyaman di atas kursi akademik.

Beliau masih tetap memijakkan kaki di tengah-tengah masyarakat

awam dengan berbagai ide dan gagasan segar yang bisa dinikmati

semua orang. Lewat kolom-kolomnya itu, Pak Maswan telah

menyapa “masyarakat warung kopi” dan memberikan mereka

pencerahan atau setidaknya mengenalkan mereka dengan ilmu

pengetahuan. Ini berarti, Pak Maswan adalah akademisi yang bisa

diterima di manapun, tidak hanya di dunianya, tetapi juga di dunia

pinggiran, dunia orang bawah, dunia warung kopi.

Dengan begitu, Pak Maswan juga telah mengamalkan

dawuh Kanjeng Nabi Muhammad Saw “Khatibu al-Naasa ‘ala Qadri

‘Uqulihim” Berkomunikasilah dengan orang-orang sesuai dengan

kemampuan mereka. Sebagai dosen, beliau tidak hanya fasih

dengan dunia akademik yang dianggap “melangit”. Tetapi di luar

itu, beliau juga mampu membawa dunia akademik itu kembali turun

ke “bumi” dan dinikmati “makhluk bumi”. Pak Maswan, ibarat

manusia langit yang mampu membumi.

***

Lewat kolom-kolom itu pula, saya pertama kali mengenal al-

Marhum al-Maghfur lahu Pak Maswan sebagai seorang kolumnis.

Tulisan beliau yang terbit di Koran Muria, salah satu media lokal di

pantura, adalah inspirasi sekaligus mirror bagi saya yang masih

pemula untuk menjajal peruntungan di media massa. Lewat tulisan

itu, saya sedikit banyak mengetahui model tulisan yang disukai

media massa. Bagaimana polanya, gaya bahasanya, apa tema yang

105 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

diinginkan, hingga hal-hal teknis seperti jumlah kata atau

karakternya. Beruntung, percobaan pertama hasil dari ATM (amati,

tiru, dan modifikasi) tulisan Pak Maswan itu berhasil terbit di media

yang sama.

Setelah bergabung di Unisnu, beliaulah yang me-mentor-i

saya dalam dunia per-kolom-an. Beliau yang mengarahkan,

memberikan wejangan, dan motivasi untuk terus menulis. Saat ragu

dengan tulisan sendiri, kepada beliaulah saya bersandar untuk

mengungkapkan kegalauan itu. Tanpa ribet, beliau kemudian "men-

tashih" sekaligus men"tahsin" draft tulisan saya sehingga benar-

benar layak masuk media. Saat tulisan itu terbit, beliaulah orang

yang pertama kali memberitahu, bahkan sebelum saya tahu, dan

mengucapkan selamat. Saya memang tidak pernah belajar bersama

beliau di kelas, tapi saya bersyukur bisa merasakan sentuhan tangan

dingin beliau. Produktifitas beliau telah menginspirasi banyak

penulis pemula, untuk terus menulis, meski cuma ala kadarnya.

Kini, kita takkan lagi bisa menikmati tulisan-tulisan renyah

beliau yang mewarnai koran-koran pagi. Sang guru yang humoris

itu telah berpulang ke hadapan Allah Swt di sepertiga malam

tanggal ke-11 Ramadlan pasca menunaikan shalat tahajjud.

Sungguh sebuah cara menghadap Tuhan yang membuat muslim

manapun iri. Namun, hakikatnya Pak Maswan tidak pernah pergi,

karena lewat karya-karyanya beliau telah mengabadi.

106 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

BAPAK PEMBIMBING DAN PEMBINA

Ita Widayati

Alumni Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Ketua Racana Putri

Ratu Kalinyamat Unisnu Jepara Periode 2009-2010

Ketika menjadi mahasiswa, mengenal dan dibimbing

langsung oleh pak Maswan sungguh pertemuan yang menjadi

pengalaman sangat berpengaruh dalam perjalanan menimba ilmu

semasa kuliah pada kurun waktu 2008-2012. Bapak Maswan adalah

figur dan sosok bapak pendidikan idola untuk mahasiswa. Bukan

saja sebagai dosen yang mentransfer ilmu kemahasiswanya dengan

teori-teori saja, tapi dengan memberikan tindakan dan contoh

nyata di organisasi kemahasiswaan. Kala itu Pak Maswan memang

sudah menjadi pembantu Dekan bidang kemahasiswaan, jadi saya

juga sering dibimbing saat menjalankan organisasi.

Hal itu dapat saya rasakan ketika mendapat amanah menjadi

ketua Racana Putri Ratu Kalinyamat Inisnu Jepara (sekarang menjadi

Unisnu Jepara) periode 2009-2010. Pak Maswan menjadi pembina

pramuka yang sangat mengayomi dan menujukkan jiwa ke-bapak-

an untuk kami sebagai anak-anaknya.

Selain itu, pak Maswan juga kami kenal sebagai dosen yang

murah senyum dan suka menyapa. Itu menjadi salah satu khas

karakter beliau. Keramahan pak Maswan membuat saya dan teman-

teman merasa nyaman ketika menjadi mahasiswa. Hal yang saya

ingat adalah saat beliau menjadi dosen pembimbing skripsi saya.

107 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Beliau orang yang sangat berjasa untuk skripsi saya. Beberapa

masalah yang saya hadapi saat menyelesaikan skrpsi diantaranya,

dua kali ditolak dalam ujian proposal judul skripsi (jangan ditanya

bagaimana rasa saya saat itu). Ditambah tuntutan orang tua harus

lulus tepat waktu membuat saya harus selesai skripsi dalam waktu

kurang lebih tiga bulan.

Tapi berkat bimbingan Pak Maswan sore itu saya

mendapatkan pencerahan yang melahirkan judul skripsi saya

menuju draft final. Sempat dirawat dirumah sakit beberapa hari

karena beban pikiran skripsi, saya masih beruntung mendapatkan

motivasi via telpon dari beliau. Ketika itu, saya harus telpon

menyampaikan permohonan maaf kepada beliau karena saya sudah

terlanjur janjian menghadap beliau untuk bimbingan. Dalam

komunikasi kami, Pak Maswan “dawuhi” begini kepada saya "skripsi

kok mbok pikir sampek ngono ngopo, wes warasno sek engko leh

bar skripsine" (Skripsi kok kamu pikir sampai sakit begitu untuk

apa?, Sudah jangan dipikir yang penting kamu sembuh dulu agar

segera selesai skripsinya). Alhamdulillah, berkat bimbingan pak

Maswan sedikit-demi sedikit saya bangkit, saya berhasil

menyelesaikan penulisan skripsi saya berjudul Implementasi

Strategi PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan

Menyenangkan) pada Materi Pelajaran Akidah Akhlaq di Mi

Kedungombo Buaran Mayong Jepara 2011/2012.

Terimakasih bapak Maswan, terima kasih bapak pembina

sejati untuk anak mahasiswamu. Hidupmu selalu mampu memberi

manfaat untuk orang lain, melalui tulisan-tulisan, engkau telah

mampu memotivasi dan merubah pendidikan menjadi lebih baik.

Surga Allah tempatmu Bapak. Aamiin.

108 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

BAPAK MASWAN; SOSOK PENULIS BEREMPATI TINGGI

Azzah Nor Laila

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Menulis bagi sebagian orang menjadi momok, sulit, dan

seringkali mandek tidak berujung. Adakalanya orang kesulitan

menulis karena kurang membaca, kurang pengalaman, sulit

memulai dan bingung berawal dari mana. Namun berbeda dengan

almarhum Bapak Maswan, menulis adalah ruh dalam laku hidup

beliau. Menulis essay, opini, sampai buku menjadi rutinitas beliau.

Sempat beliau menceritakan, saat ada ide yang kemudian

dituangkan dalam tulisan opini itu seolah mengalir seperti air. Kata

demi kata dengan lancar mengalir, gagasan brilian terus bergulir,

sentilan-sentilan ringan nan membangun menjadi tawaran solutif

untuk pembaca dan masyarakat dari hulu ke hilir, pesan berisi

ungkapan sebagai bentuk empati pada pihak yang lemah selalu

diselipkan seolah tiupan angin semilir, begitulah gambaran tulisan-

tulisan karya almarhum Bapak Maswan.

Bukan suatu hal yang belebihan bila almarhum Bapak

Maswan mendapatkan gelar sosok teladan. Habit dan passion

almarhum Bapak Maswan sebagai penulis tersebut menjadi salah

satu bentuk membumikan pesan iqra’. Mengapa demikian? Pada

hakikatnya menulis merupakan aktifitas yang tersirat dari pesan

iqra’. Sebagaimana dalam penjelasan dari beberapa Mufassir bahwa

kata qaraa mengandung arti menghimpun, menelaah, membaca.

109 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Proses menulis tidak terlepas dari langkah awal membaca, dimana

penulis memulai membaca teks, referensi, membaca keadaan sosial,

membaca hikmah yang tersirat dari fenomena. Menulis juga melalui

suatu proses menghimpun informasi, menelaah, menganalisis, dan

memformulasikan menjadi suatu karya. Ketika suatu karya tulis itu

ada, saat itulah mendorong masyarakat untuk membaca. Almarhum

Bapak Maswan telah menghasilkan banyak karya tulis. Hal itulah

bentuk langkah riil almarhum Bapak Maswan dalam memberikan

kontribusi membumikan pesan iqra’ tersebut yang patut diteladani.

Selain kepiawaian beliau dalam menulis, beliau juga memiliki

empati yang tinggi pada orang lain serta merakyat. Hal itu terlihat

saat membahas acara atau moment ceremonial yang akan diikuti

banyak orang, beliau selalu berpesan “jangan lama-lama”. Pesan itu

tampak sepele, pendek kata, namun sarat makna. Pesan agar saat

mengadakan suatu acara perlu memahami audience, perlu

mengerti bila para tamu atau peserta itu memiliki banyak urusan

masing-masing sehingga tidak perlu bertele-tele atau terlalu lama

dalam forum. Almarhum Bapak Maswan juga sosok yang sering

menanyakan kabar para kolega, teman, dan mahasiswa beliau. Hal

itu menjadi bentuk kepedulian dan bukti beliau sosok yang memiliki

empati tinggi terhadap orang lain.

110 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

JANGAN MENYERAH DENGAN USIA

Sholihatun

Alumni Unisnu Jepara, Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini dan

Asesor BAN-PAUD dan PNF

“Jangan menyerah dengan usia”. Kalimat pendek yang

menurut orang lain mungkin tidak berharga, namun tidak demikian

dengan saya. Kalimat yang terucap dari beliau almarhum dosen dan

juga pembenia pramuka semasa masih menjadi mahasiswa di

Institut Islam Nahdlatul Ulama Jepara yang saat ini menjadi

Universitas Islam Nahdlatul Ulama yaitu beliau Almarhum bapak

Drs. Maswan, MM.

Pada tahun 2005 saya mendapatkan mandat dari teman-

teman untuk menjadi ketua racana putri masa bhakti 2005-2006,

disinah saya lebih dekat dan intens berkominikasi dengan beliau

karena beliau menjadi pembina pramuka racana Kalijaga Inisnu

Jepara. Meskipun beliau adalah pembina putra namun saya lebih

sering berkonsultasi, ngudo roso dan curhat kepada beliau terkait

kegiatan - kegiatan kami, tak jarang kami lebih sering berkunjung

ke kediaman beliau. Beliau adalah sosok yang sederhana, murah

senyum, dan murah hati. Sumbangsih saran, tenaga, fikiran serta

sokongan materil beliau curahkan penuh kepada kami “Racana

Kalijaga” sampai saya purna tugas menjadi ketua.

Meskipun saya tidak berkesempatan dibimbing beliau

dalam menyusun tugas akhir sekripsi saya, namun saya banyak

belajar dari beliau setelah lulus dari INISNU tentang penulian karya

111 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Ilmiah yaitu pada saat dipertemukan lagi dengan beliau pada tahun

2012 pada saat saya disandingkan dengan beliau menjadi Juri

lomba penulisan Karya Ilmiah pada kegiatan Raimuna Cabang VI

dan Gladi Widya Cakra Baswara I Kwartir Cabang Jepara. Sempat

grogi karena disandingkan dengan beliau seorang dosen dan juga

penulis hebat, namun beliau tidak membuat saya menciut namun

memberikan semangat untuk selalu bermanfaat bagi orang lain dan

sebuah pengakuan dari beliau bangga karena dipertemukan

dengan mantan Ketua Putri Racana yang juga mahasiswinya dalam

moment yang tepat.

Tahun 2019 Saya sowan kepada beliau diruang kerjanya

meminta restu untuk melanjutkan studi S2 di Universitas Negeri

Semarang. Beliau kaget karena bertemu mahasiswinya yang sudah

jadul kata beliau. Dengan senyum khasnya beliau berkata “ada

apa?” saya sampaikan maksud dan tujuan saya sowan kepada

beliau, Eeee…. beliau kaget lagi karena lulus S1 Jurusan PAI INISNU

Tahun 2008 baru sekarang Tahun 2019 berkesempatan melanjutkan

S2 PAUD. Kagetnya beliau bukan semata-mata karena rentang

waktu yang cukup lama (10 Tahun) antara studi S1 ke S2, tapi lebih

pada sebuah penghargaan bahwa seorang saya mahasiswinya yang

rekam pendidikannya tidak linier antara S1 san S2 namun

bersemangat untuk terus belajar meningkatkan SDM tanpa embel-

embel apapun hanya untuk ridlo Allah SWT melalui anak-anak kecil

yaitu di PAUD. “Jangan menyerah dengan usia” terus berkarya dan

berikhtiar untuk mencerdaskan anak bangsa”. Ridlo dan Do’amu

yang Bapak panjatkan terus mengiringi langkahku hingga

sekarang… Terimakasih bapak, kaulah motivator bagiku.

112 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PENGGEMAR JENGKOL DAN SOSOK SEDERHANA

Abdul Wahid

Bagian Kebersihan Kampus Unisnu Jepara

Istri saya, Siti Khodijah sering mendapat tugas untuk

memasak saat ada acara-acara tasyakuran ataupun selamatan di

kampus Unisnu Jepara, bahkan hampir setiap hari rabu, saya dan

istri selalu menyiapkan hidangan makan siang untuk disantap

bersama-sama di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu

Jepara. Hari rabu adalah hari rutin kami melaksanakan khataman Al

qur’an yang diakhiri dengan makan bersama.

Pak Maswan punya kesukaan lauk jengkol setiap ada acara

makan, pertama yang dicari pak Maswan adalah jengkol. Bahkan

sangking sukanya pada makanan itu, pernah suatu hari sempat

memesan untuk dibelikan jengkol 1 kg dan dimasak istri saya untuk

dibawa pulang beliau.

Yang terlintas dalam ingatan tentang Pak Maswan, beliau

sering menghabiskan jam istirahat dikampus dengan duduk-duduk

santai di kursi depan kantor Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan,

sembari merokok, membuka handphone dan bercerita hal-hal

menarik. Jika kehabisan rokok, beliau sening joinan dengan saya.

Hal itu menunjukkan kesederhanaan beliau dalam bergaul bersama

saya. Selamat Jalan Pak Maswan. Lain kali kita joinan rokok lagi..

113 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

DOSEN IDEAL

H. Ali As’ad

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Semasa hidup, sosok Drs Maswan MM, selalu hadir

memberikan warna tersendiri di Kampus Unisnu Jepara. Beliau

menjabat sebagai Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan Unisnu Jepara, beliau seorang yang periang, humaris.

Setiap kali datang ke kantor dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan dengan renyah menyapa kami “piye kabare podo waras?”,

Beliau adalah seorang dosen yang mampu memberikan

keteladanan kepada anak didiknya tentang nilai-nilai luhur dalam

kehidupan. Menurut Pak Maswan, pemahaman bahwa tugas dosen

adalah sekedar mentransfer ilmu yang pernah diperoleh adalah

pemahaman yang sangat parsial. Sebagai pemegang peranan kunci

dalam perkembangan pendidikan mahasisw di Unisnu Jepara,

tentunya tanpa kehadiran beliau dan ilmu yang diturunkan, kami

tidak akan berada di posisi yang sekarang.

Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan pak, semoga

Allah membalas kebaikanmu.

114 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SEMANGAT 45, BABE MASWAN SELAMAT JALAN

Muhammad Miqdad Sya’roni

Alumni Fakultas Dakwah dan Komunikasi Unisnu Jepara

Yai, begitu saya menyebut dan sering menyapanya. Beliau

salah satu dosen di Kampus Unisnu Jepara. Tapi bagi saya beliau

tidak hanya dosen, tapi sosok guru yang bisa "di gugu lan di tiru".

Tidak banyak cakap tapi tangkas, tidak begitu retorika tapi kerja

nyata. Itulah yang saya lihat dari keteladanan Bapak Maswan, yang

sering saya memanggil dengan Yai Maswan.

Dikatakan saya dengan beliau akrab juga sering berjumpa,

dikatakan beliau sosok yang "grapyak" juga karena sering kali

sebelum saya menyapa Yai Maswan, saya sudah "kedisikan" disapa

oleh beliau. Yai Maswan yang Agamawan, sering kali saya jumpai di

Masjid Kampus. Beliau itu "sregep" dan sangat rajin berjamaah,

bahkan setiap hari Senin dan Kamis saat ada kultum, jika ada pengisi

kultum yang kosong, dan tidak ada yang mengisi beliau pasti yang

maju, untuk memberikan sepatah kata atau tausyiah semangat

dalam beribadah. Tapi yang saya lihat bukan itu saja, Yai Maswan

itu setiap selesai Kultum, pasti yang mengawali untuk Sholawat

"Bubariyah", salah satu tradisi dan istilah di NU setelah acara di

sholawati dan bubar. Sehingga secara tidak langsung beliau selalu

mengajak bersholawat kepada yang hadir dan yang mendengar

untuk menjawab sholawat Bubariyah.

Masih ingat betul, beliau ketika "Ngunduh Mantu" Anaknya

yang "mbarep", Aydha FL yang kebetulan juga teman sekelas di

115 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Komunikasi '12 (Angkatan KPI 2012). Saat itu ingin berkah

sholawatan dalam pernikahan anaknya, masih dalam memori

ingatan saya, beliau sampai mau sowan (istilah pesantren) kepada

saya, untuk ngaturi kalau Jamuro diminta sholawatan dalam acara

melek an dalam Ngunduh Mantu Anaknya. Melihat WA beliau yang

begitu, saya langsung datang dan minta ketemu dengan Yai

Maswan di Ruang Kerjanya di Kantor FTIK Unisnu Jepara untuk

"nggenahke" terkait teknis sholawatan dalam acara tersebut, dan

alhamdulilah pas acara "melekan" dibarokahi dengan Maulid dan

Sholawat, ketika mau akad juga diberkahi dengan bacaan sholawat

nabi. Disini saya masih menyimpulkan bahwa beliau itu ahli

sholawatan. Yai Maswan Agamawan dan Ahli Sholawatan.

Yai Maswan semangat 45, kita tahu dan semuanya juga

mengetahui jiwa semangat yang kuat itu ada dalam diri beliau.

Selalu semangat dan memberikan semangat kepada siapapun, itu

karakter yang khas dalam diri beliau. Sering kali saya bertemu

dengan beliau pagi-pagi betul sudah berada di depan masjid

kampus, kadang juga ketemu di depan pos satpam depan gedung

hijau, masih pagi betul sudah datang ke kampus. Ini kalau tidak

memiliki jiwa yang semangat maka tidak mungkin yai Maswan

"sregep" ke kampus pagi-pagi.

Semangat 45 begitu sering saya mendengarnya, ternyata ini

menjadi semiotika bahwa engkau meninggalkan kami dalam

tanggal 04 pada bulan ke 05, 04 Mei 2020. Tidak hanya itu saya

menjadi sangat yakin bahwa beliau ini pasti Khusnul Khotimah,

karena tepat tanggal 11 Ramadhan 1441 bulan yang mulia, seusai

Sholat Tahajud dan Membaca Yasin Kau pergi meninggalkan kita

semua.

116 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Innalilahi wa Inna ilaihi Raji'un, membaca kabar di WhatsApp

Kang Samsul jam 03:55 hati sontak kaget dan langsung membuat

ucapan belasungkawa dengan foto yang legend, yang saya ambil

dari Foto profil beliau di WhatsApp. Foto itulah yang sudah

menghilirkan dan meramaikan dalam dunia jagat koran manual

juga koran digital. Sekali lagi "Jenengan" itu selain Agamawan juga

meninggal dengan cara yang sangat menawan, Yai Maswan.

Terakhir bertemu dengan Yai Maswan pada 28 Maret 2020,

saat itu berjumpa dan bertemu di depan gapura Makam Puring

Jerukwangi, karena kebetulan bersamaan dengan takziyah

tetangganya beliau. Seusai pertemuan di pemakaman kami

berjanjian untuk saya dan istri sowan ke ndalem beliau. Kebetulan

saya ada perlu dengan beliau, yang pertama terkait opini tulisan

beliau untuk JAMURO, karena sedang disusun Buku "Kiprah

Jamuro" (Kisah Pengalaman dan Sejarah), dan beliau salah satu yang

akan mengisi dalam sub bab "Jamuro, Apa Kata Mereka". Yang

kedua terkait beliau akan menjadi narasumber dalam Pesona R-Lisa

edisi 04 April 2020. Namun karena sedang situasi pandemi Covid-

19 maka beliau mengundurnya sampai situasi aman.

Banyak bahasan ngobrol dengan beliau ketika itu, saya cuma

menangkap pesan beliau, "Lha piye mas penulis iku pilihan mas"

jawabnya Yai Maswan singkat. Ketika itu saya meminta masukan

terkait tulisan-tulisan saya dan kebetulan ketemu sosok penulis

yang legend. Dalam pesan singkatnya itu saya mencoba untuk

menanyakan lagi, intinya jangan berhenti untuk menulis, dan terus

menulis walaupun tulisanmu di tolak oleh editor atau redaktur.

Sehingga saya masih ingat betul kata kata itu. Menjadi inspirasi bagi

kami untuk meniru jejak langkah beliau dalam dunia penulisan.

117 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Pesan tersirat beliau mau meninggalkan kita semua, sejak 02

Mei yang kebetulan tepat Hari Pendidikan Nasional. Beliau unggah

semua tulisan-tulisan beliau yang pernah dimuat di media-media

massa koran manual juga digital di akun Facebook Maswan Jepara.

Ini secara kebetulan ataupun menjadi isyarat, Wallahu 'Alam. Tapi

setidaknya pesan beliau dan jejak perjuangan Yai Maswan akan

tetap di lanjutkan oleh siapapun, anak keturunannya, murid-

muridnya maupun kawan-kawannya.

Yai Maswan, Sugeng Tindak, Sugeng Sowan Gusti, Selamat

Jalan.

"Guru Maswan Menawan"

Guru yang mulia dan menawan

Semoga disertai keselamatan

Dengan kucuran kerahmatan

Bagi sang pendidik kehidupan

Guru Yang Mulia dan Menawan

Derai air mata cinta Berpisah diakhir jumpa

Sang teladan yang nyata

Inspirasi dan motivasi membekas di jiwa

Kau ajari kami keteladanan

Semoga Allah muliakan

Bersama Nabi Sang Pujaan

Kau sebut dalam shalawatan

118 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Kami tunduk atas kehendak-Mu

Kami mematuhi-Mu

Istirahatlah dalam tidurmu

Penuh tenang bak pengantin baru

Maafkan kami, yang menjengkelkan dihati

Tiada maksud kami untuk menghakimi

Doa kepadamu tiada henti

Senantiasa berdoa pada ilahi Robbi:

"Ya Robbi, ampunilah guru kami, Yai Maswan Bin Irham yang

Agamawan, Ahli Sholawatan, Gigih Dalam Perjuangan, Terkenang

Dalam Tulisan dan Menawan Dalam Menghadap Keharibaan

Tuhan".

119 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

PENULIS YANG JENAKA

Darnoto

Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Unisnu Jepara

Tulisan ini walaupun saya beri judul Penulis yang Jenaka,

tetapi yakinlah bahwa di dalamnya anda tidak akan menemukan

sesuatu yang lucu yang akan membuat anda tertawa, jadi

sebelumnya saya mohon maaf ya.. Pemilihan judul ini tidak lain

hanya karena kenangan bersama beliau yang selalu membuat saya

tertawa akan guyonan-guyonan yang ringan dan renyah dari beliau.

Mengenal bapak yang satu ini adalah sebuah kebanggaan

pribadi bagi saya. Selain tulisannya yang bejibun dan bertebaran di

berbagai media baik online maupun cetak, beliau pribadi adalah

sosok guru/dosen yang jenaka, humoris, kocak, dan ceria. Hal ini

kami rasakan ketika suasana pembelajaran di ruang kuliah, dari awal

hingga akhir selalu membuat kita untuk tertawa. Selain itu bapak

Maswan merupakan sosok yang sangat perhatian baik kepada

mahasiswa maupun teman sejawat, hal ini dibuktikan dengan

pertanyaan yang selalu hampir kita dengar setiap kali masuk ke

kantor dosen, pertanyaan wajib itu adalah “piye kabare sehat

kabeh?”.

Apabila kita mengukur produktifitas tulisan beliau, layak

untuk kita gelari sebagai seorang “Suhu”, suhu di sini bukan berarti

temperatur panas maupun dingin, tetapi Suhu yang saya maksud

adalah guru, master, ahli, expert, dll. Virus produktifitas menulis ini

sudah beliau tularkan jauh sebelum virus covid-19 melanda dunia,

120 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

sudah hampir 15 tahun yang lalu beliau selalu mengoloki telinga

para mahasiswa seperti saya untuk selalu menulis, menulis, dan

menulis. Walaupun tingkat efek yang ditimbulkan sangat variatif,

ada yang baik dan kurang baik, saya sendiri termasuk yang kurang

begitu baik alias males untuk menulis..hehehe. maafkan saya bapak

Maswan, semoga saya segera tertular semangat panjenengan.

Walaupun penuh dengan keceriaan dan lawakan, beliau

merupakan sosok yang serius dan tidak main-main terhadap

kualitas para mahasiswanya, hal ini diceritakan oleh istri saya yang

kebetulan mahasiswa beliau. Pada suatu perkuliahaan, ada seorang

mahasiswa yang kebetulan presiden BEM Unisnu tidak serius dan

guyon di dalam kelas, detik itu juga beliau langsung meng-kuliahi

si presiden BEM ini sampai enthek ngamek kurang golek, tentu saja

beliau bukan marah akan dorongan nafsu, tetapi lebih kepada

memberikan pelajaran, bahwa sosok pemimpin itu harus

memberikan teladan kepada orang-orang di sekitarnya, inilah

sebenarnya pesan yang ingin disampaikan beliau.

Dari sekian tahun perkenalan dengan guru saya yang satu

ini, banyak pelajaran hidup yang bisa kita ambil dari beliau. Bahwa

menjadi seorang pengajar, guru, atau dosen, haruslah menjadi diri

kita sendiri, penuhi diri dengan kesederhanaan, pacu produktifitas,

bumbuhi dengan humor sehingga hidup akan berwarna dan

bermakna. Akhirnya kami berdoa semoga bapak mendapat tempat

yang mulia di sisi-Nya dan semoga semangat yang panjenengan

tularkan kepada kami menjadi jariyah yang memberikan manfaat,

amiin, Al-fatihah.

121 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

SEBUAH KEPULANGAN

Ulfa dan Ulfi

Dua Putri Kembar Bapak Maswan

Sedikit kisah perjalanan tentang seorang ayah, seorang

pemimpin, seorang penasehat, apapun itu. Sampai di titik

terakhirnya.

Sewaktu kami kecil, bapak selalu menjadi sosok yang tidak

pernah menyerah dalam berusaha. Bapak selalu bisa menjadi

contoh ayah yang baik dan selalu sabar terhadap keluarga.

Selama hidup bapak, kami dididik untuk berpegang pada

pendidikan. Dari bapak yang hampir menamatkan sarjana

doktoralnya, membuat kami menjadi terus semangat dalam

menimba ilmu lebih tinggi lagi. Bapak mengajarkan jika pendidikan

akan menjadi bekal manusia untuk bisa menjadi lebih baik. Dan

benar, dengan pendidikan yang bapak dapat, bapak berhasil

menjadi dewan pendidikan serta tim Asesor di Jawa Tengah. Bapak

selalu membuat kami bangga, apapun karya baik yang beliau sudah

torehkan.

Bapak juga aktif dalam dunia menulis. Selama hidupnya,

bapak memiliki puluhan karya tulisan berbentuk buku dan ribuan

bahkan karya berbentuk artikel. Dari situlah, sejak kecil kami selalu

dilatih bapak untuk selalu menulis, entah dalam bentuk puisi

ataupun cerpen. Bapak melatih kami untuk bisa mempublikasikan

tulisan kami di majalah anak.

122 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Bapaklah yang selalu menjadi penyemangat dalam

melakulan berbagai hal. Bapaklah yang juga menjadi sosok

penasehat dalam segala masalah yang sedang kami hadapi.

Namun, bapak hanya sampai pada waktu yang Allah sudah

tentukan. Minggu hari, tidak ada yang menyangka jika hari itu

adalah sebuah pertemuan akhir yang Allah berikan, untuk keluarga,

teman, siapapun yang mengenal bapak. Aku pikir, semua yang

menjadi firasat buruk selama beberapa bulan, hanya perasaan yang

tidak ada artinya, tidak akan terjadi. Namun, Allah selalu punya

kuasa. Manusia tidak bisa apa apa.

Selama hari terakhir Bapak, kebiasaan yang dilakukan hanya

seperti biasa, menanam banyak tanaman, menanam bunga,

membantu ibuk, dan sesekali menggarap tugas kantor. Tapi, bapak

cenderung lebih pendiam selama bulan puasa , selama 10 hari

sebelum kepergian. Tidak banyak hal yang bisa diutarakan, tidak

sama seperti dahulu. Bapak, cahanyanya kian redup, hari demi hari.

Bapak yang selalu memberi nasehat, perlahan hanya diam yang

setiap hari didengar.

Dan ternyata jawaban atas kegelisahan itu adalah sebuah

kepergian, pada senin fajar setelah tahajut. Kepergian yang hanya

menyisakan pamit selama beberapa menit. Lalu Allah mengambil.

Kami merasa ada tinju yang menyerang sekujur tubuh. Tapi

Allah sayang dengan bapak, kami tidak tau kesakitan seperti apa

sebuah kepulangan, namun kepergian itu sangat lembut dan

dimudahkan. Bapak pulang dengan sangat mudah.

Semua orang mengantar kepergian bapak, semuanya.

Dalam hati, langit hitam seperti menyelimuti semua kesedihan, lalu

123 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

hujan turun tak henti hentinya, hingga tenggelam semua semangat.

Hanya gelap yang terlihat. Waktu itu.

Sebuah kepulangan yang pasti terjadi, semuanya tanpa aba-

aba. Hingga kenangan yang tersisa sampai di titik terakhir bisa

ditemukan. Hari itu, sebuah kepergian.

Bapak telah berada pada waktu yang Allah sudah tentukan.

Sekarang hanya butuh terbiasa. Bapak sudah melepas raga yang

sudah tidak lagi di dunia. Melepas segala yang ia punya.

Pak Maswan Bersama Keluarga

124 Tribute to Drs. Maswan, MM;

Mengenang Hari-hari Inspiratif

Pak Maswan Bersama Pengurus ADN Jateng dan DIY

Pak Maswan Anggota Dewan Pendidikan Jawa Tengah