PERILAKU MENYIKAT GIGI SERTA GAMBARAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA
KELAS V SD KRISTEN HARAPAN DENPASAR
TAHUN 2019
oleh:
KETUT LISVERI SARI
NIM: P07125016036
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KESEHATAN GIGI
DENPASAR
2019
PERILAKU MENYIKAT GIGI SERTA GAMBARAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA KELAS V SD
KRISTEN HARAPAN DENPASAR
TAHUN 2019
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah
Jurusan Kesehatan Gigi
Program D-III
Oleh:
KETUT LISVERI SARI
NIM: P07125016036
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KESEHATAN GIGI
DENPASAR
2019
LEMBAR PERSETUJUAN
PERILAKU MENYIKAT GIGI SERTA GAMBARAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SD
KELAS V KRISTEN HARAPAN DENPASAR
TAHUN 2019
TELAH MENDAPATKAN PERSETUJUAN
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
I Nyoman Gejir, S.Si.T,M.Kes Ni Ketut Ratmini,S.Si.T, MDSc
NIP: 196812311988031004 NIP : 196509091985032001
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
drg. Sagung Agung Putri Dwiastuti, M.Kes
NIP : 196604171992032001
PENELITIAN DENGAN JUDUL :
PERILAKU MENYIKAT GIGI SERTA GAMBARAN
KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA
SD KELAS V KRISTEN HARAPAN DENPASAR
TAHUN 2019
TELAH DIUJI DI HADAPAN TIM PENGUJI
PADA HARI : RABU
TANGGAL : 29 MEI 2019
TIM PENGUJI
1. drg. Regina Tedjasulaksana, M.Biomed (Ketua) ………….
2. I Nyoman Gejir, S.Si.T,M.Kes (Anggota) ………….
3. Ni Made Sirat, S.Si.T, M.Kes (Anggota) ………….
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN KESEHATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
drg. Sagung Agung Putri Dwiastuti, M.Kes
NIP : 196604171992032001
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ketut Lisveri Sari
Nim : P07125016036
Program Studi : Diploma III
Jurusan : Kesehatan Gigi
Tahun akademik : 2018/2019
Alamat : Jl. Pendidikan Gang baja II no.2
Dengan ini menyatakan bahwa:
1) Tugas akhir dengan judul Perilaku Menyikat Gigi Serta Gambaran
Kebersiha n Gigi Dan Mulut Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
Tahun 2019 adalah benar karya sendiri atau bukan plagiat hasil karya
orang lain.
2) Apabila dikemudian hari terbukti bahwa Tugas Akhir ini bukan karya
saya sendiri atau plagiat hasil orang lain, maka saya sendiri bersedia
menerima sanksi Peraturan Mendiknas RI. No. 17 Tahun 2010 dan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Denpasar, Mei 2019
Ketut Lisveri Sari
NIM: P07125016036
TEETH BRUSHING BEHAVIOR AND OVERVIEW OF DENTAL AND ORAL
HYGIENE IN 5TH-GRADE STUDENTS OF SD KRISTEN HARAPAN
DENPASAR
ABSTRACT
Behavior is one of the important factors which affects a person‟s health status.
The indicator of community behavior in protecting dental and oral health is a
tooth brushing. The aim of this study is to figure out the tooth brushing and
overview of dental and oral hygiene in 5th-grade students of SD Kristen Harapan
Denpasar in 2019. The data were analyzed in a descriptive, qualitative manner.
The respondents of this research were 65 students. The result of this study showed
that most students had tooth brushing behaviorin guidance criteria, namely 43
students. The percentage of students tooth brushing behavior 12 students in
excellent criteria, 4 students in good criteria, and 6 students in sufficient criteria.
Percentage of dental and oral hygiene level in 5th-grade students of SD Kristen
Harapan Denpasar with good criteria of 55 students (84,6%), the percentage of
students who have oral and dental hygiene levels with moderate criteria of 10
students, and no students have a percentage level of oral and dental exclusion with
poor criteria. From the study, it can be concluded that most students had tooth
brushing in guidance criteria with good dental and oral health.
Keywords: behavior, hygiene level, tooth and mouth
PERILAKU MENYIKAT GIGI SERTA GAMBARAN KEBERSIHAN GIGI
DAN MULUT PADA SISWA KELAS V SD KRISTEN HARAPAN
DENPASAR
ABSTRAK
Perilaku merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang. Perilaku masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut
indikatornya adalah menyikat gigi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
perilaku menyikat gigi serta gambaran kebersihan gigi dan mulut siswa kelas V di
SD Kristen Harapan Denpasar tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif dengan responden 65 siswa. Hasil penelitian menunjukkan sebagian
besar siswa memiliki perilaku menyikat gigi dengan kriteria perlu bimbingan
yaitu 43 siswa. Presentase siswa yang memiliki perilaku menyikat gigi dengan
kriteria cukup yaitu 12 siswa, presentase siswa yang memiliki perilaku menyikat
gigi dengan kriteria baik yaitu 4 siswa, dan presentase siswa yang memiliki
perilaku menyikat gigi dengan kriteria sangat baik yaitu 6 siswa. Persentase
tingkat kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas V SD Kristen Harapan
Denpasar dengan kriteria baik yaitu 55 siswa (84,6%), persentase siswa yang
memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut dengan kriteria sedang yaitu 10 siswa
(15,4%), dan tidak ada siswa yang memiliki persentase tingkat kebersihan gigi
dan mulut dengan kriteria buruk. Simpulan dari penelitian ini adalah sebagian
besar siswa memiliki kriteria menyikat gigi perlu bimbingan dengan kriteria
kebersihan gigi dan mulut baik.
Kata kunci : perilaku, tingkat kebersihan, gigi dan mulut.
RINGKASAN PENELITIAN
PERILAKU MENYIKAT GIGI SERTA GAMBARAN KEBERSIHAN GIGI
DAN MULUT PADA SISWA KELAS V SD KRISTEN HARAPAN
DENPASAR TAHUN 2019
Oleh : Ketut Lisveri Sari
Perilaku merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan
seseorang. perilaku masyarakat dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut
indikatornya adalah menyikat gigi. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
perilaku menyikat gigi serta gambaran kebersihan gigi dan mulut siswa kelas V di
SD Kristen Harapan Denpasar tahun 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dilaksanakan di SD
Kristen Harapan Denpasar pada bulan Mei 2019 dengan jumlah responden 65
siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi dan
pemeriksaan langsung. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data tentang
perilaku menyikat gigi pada siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
tahun 2019. Persentase siswa yang berperilaku menyikat gigi dengan kriteria
sangat baik sebanyak 6 siswa (9,24%), kriteria baik sebanyak 4 siswa (6,15%),
kriteria cukup sebanyak 12 siswa (18,46%), dan presentase siswa yang
berperilaku menyikat gigi dengan kriteria perlu bimbingan sebanyak 43 siswa
(66,15%).
Hasil penelitian terhadap 65 siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
tahun 2019 yang memiliki presentase tingkat kebersihan gigi dan mulut dengan
kriteria baik sebanyak 55 siswa (84,6%), kriteria sedang sebanyak 10 siswa
(15,4%), dan tidak ada siswa yang memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut
buruk. Rata-rata OHI-S yang dimiliki siswa kelas V adalah 0,70 dengan kriteria
baik
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa memiliki perilaku menyikat gigi dengan kriteria perlu
bimbingan mempunyai kriteria kebersihan gigi dan mulut baik.
Berdasarkan simpulan dapat disarankan dari Pihak sekolah diharapkan
mengadakan kerjasama dengan pihak petugas kesehatan setempat untuk
memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut. Hal ini bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut khususnya tentang
cara menyikat gigi dengan cara dan waktu yang tepat serta melaksanakan sikat
gigi bersama bagi siswa, sehingga siswa menyikat gigi dengan baik dan benar
agar siswa memiliki perilaku menyikat gigi dengan kriteria sangat baik dan
kriteria kebersihan gigi dan mulut baik.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena berkat rahmat dan cinta kasih-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Perilaku Menyikat gigi
serta Gambaran Kebersihan Gigi dan Mulut pada Siswa SD kelas V Kristen
Harapan Denpasar” tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa, penulisan karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak sehubungan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Anak Agung Ngurah Kusumajaya, SP.,MPH. selaku Direktur
Politeknik Kesehat Denpasar.
2. Ibu drg. Sagung Agung Putri Dwiastuti,M.Kes, selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Denpasar.
3. Bapak I Nyoman Gejir, S.Si.T, M.Kes, selaku pembimbing utama dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Ibu Ni Ketut Ratmini, S.Si.T , MDSc, selaku pembimbing pendamping dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini.
5. Kedua orang tua yang telah memberikan dorongan dan dukungan dalam
segala hal.
6. Teman-teman serta semua pihak yang telah membantu sehingga karya tulis
ilmiah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Mengingat karya tulis ilmiah ini jauh dari sempurna karena keterbatasan
kemampuan dan pengetahuan penulis oleh karena itu kritik dan saran sangat
diharapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.
Denpasar, Mei 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ............................................................................ i
HALAMAN JUDUL ................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv
SURAT PERNYATAAN .......................................................................... v
ABSTRACT ............................................................................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................... vii
RINGKASAN PENELITIAN ……………………………………………… viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. x
DAFTAR ISI ............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ................................................................................. … xv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ … xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
Tujuan umum ............................................................................................ 5
Tujuan khusus ........................................................................................... 5
Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................... 7
Perilaku .................................................................................................... 7
Pengertian perilaku ................................................................................... 7
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ............................................... 9
Proses perubahan perilaku ......................................................................... 10
Perilaku menyikat gigi .............................................................................. 11
Menyikat Gigi ........................................................................................... 12
Pengertian menyikat gigi ........................................................................... 12
Frekuensi dan waktu menyikat gigi ........................................................... 12
Cara menyikat gigi .................................................................................... 13
Peralatan dan bahan menyikat gigi ............................................................ 14
Akibat tidak menyikat gigi ........................................................................ 15
Kebersihan gigi dan mulut ........................................................................ 16
Pengertian kebersihan gigi dan mulut ........................................................ 16
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut ................... 17
Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut .............................................. 17
Mengukur kebersihan gigi dan mulut ........................................................ 18
BAB III KERANGKA KONSEP .............................................................. 24
Kerangka konsep ...................................................................................... 24
Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional .............................................. 25
Variabel penelitian .................................................................................... 25
Definisi operasional .................................................................................. 25
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................ 27
Jenis Penelitian ......................................................................................... 27
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 27
Unit dan Responden Penelitian .................................................................. 27
Unit penelitian .......................................................................................... 27
Responden penelitian ................................................................................ 27
Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................................ 29
Jenis data .................................................................................................. 29
Cara pengumpulan data ............................................................................. 29
Instrumen pengumpulan data .................................................................... 30
Pengelolahan data dan analisis data ........................................................... 30
Data perilaku menyikat gigi ...................................................................... 31
Data rata-rata perilaku menyikat gigi siswa ................................................ 31
Data kebersihan gigi dan mulut ................................................................. 32
Data rata-rata OHI-S berdasarkan perilaku menyikat gigi ........................... 32
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 34
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 34
1. Kondisi lokasi penelitian ....................................................................... 34
2. Karakteristik subyek penelitian ............................................................. 34
3. Hasil penelitian berdasarkan variabel penelitian .................................... 35
4. Analisis data ......................................................................................... 37
B. Pembahasan .......................................................................................... 40
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 43
A. Simpulan .............................................................................................. 43
B. Saran .................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 44
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Kualifikasi Penilaian Keterampilan .......................................... 12
Tabel 2 Kriteria Debris Index (DI) ...................................................... 21
Tabel 3 Kriteria Calculus Index (CI) .................................................... 22
Tabel 4 Definisi Operasional ................................................................. 25
Tabel 5 Karakteristik Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
Kecamatan Denpasar Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin ......... 31
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Kelas V
SD Kristen Harapan Denpasar ................................................. 32
Tabel 7 Distribusi Persentase Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Pada
Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar Kecamatan
Denpasar Selatan ...................................................................... 33
Tabel 8 Rata-rata OHI-S Berdasakan Perilaku Menyikat Gigi Pada
Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar .......................... 33
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar I Kerangka Konsep Perilaku Menyikat Gigi Serta Gambaran
Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Siswa SD Kelas V
Kristen Harapan Denpasar Tahun 2019 ................................. 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Blangko Pemeriksaan Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa SD
Kelas V Kristen Harapan Denpasar Tahun 2019.
Lampiran 2 Panduan Wawancara dan Observasi Keterampilan Menyikat Gigi
Siswa SD Kelas V Kristen Harapan Denpasar Tahun 2019.
Lampiran 3 Tabel Induk Perilaku Menyikat Gigi Serta Gambaran Kebersihan
Gigi dan Mulut Pada Siswa SD Kelas V Kristen Harapan Denpasar
Tahun 2019.
Lampiran 4 Jadwal Penelitian.
Lampiran 5 Surat Keterangan Bukti Penelitian.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) tahun 2008, menyatakan bahwa sehat
adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang
merupakan satu kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan.
Tiga komponen penting yang merupakan satu kesatuan dalam defenisi sehat yaitu;
sehat jasmani, mental dan spiritual (Chamidah, 2010). Undang-undang Kesehatan
No. 36 Tahun 2009 memberikan batasan tentang kesehatan adalah keadaan sehat,
baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang
untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2012).
Kesehatan gigi adalah kesejahteraan rongga mulut, temasuk gigi geligi dan
struktur serta jaringan-jaringan pendukungnya yang terbebas dari penyakit dan
rasa sakit serta fungsi secara optimal. Gigi merupakan salah satu bagian tubuh
yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan mempertahankan bentuk muka.
Kesehatan mulut merupakan bagian dari kesehatan umum dan kesejahteraan
hidup. Perilaku pemeliharaan kesehatan mulut indikatornya adalah variabel
menyikat gigi, sedangkan menyikat gigi merupakan tindakan pencegahan primer
yang paling utama dianjurkan. (Kwan, dkk dalam Sriyono, 2009). Waktu
menyikat gigi yang tepat adalah pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur
(Machfoedz dan Zien, 2006). Derajat kesehatan dipengaruhi oleh empat faktor
perilaku yaitu, lingkungan, perilaku, keturunan, dan pelayanan kesehatan. Status
kesehatan akan tercapai secara optimal apabila keempat faktor tersebut bersama-
sama mempunyai kondisi yang optimal juga. Jika salah satu faktor tersebut berada
dalam keadaan yang terganggu (tidak optimal) maka status kesehatan akan
tergeser dibawah optimal (Notoatmodjo, 2010).
Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan
keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang, diukur dengan menggunakan suatu
Index. Index adalah suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat
pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari permukaan
gigi yang ditutupi oleh plak maupun calculus. Faktor yang mempengaruhi
kebersihan gigi dan mulut adalah debris dan calculus. Mengukur kebersihan gigi
dan mulut menggunakan suatu Index salah satunya adalah dengan Oral Hygiene
Index Simplified (OHI-S). angka ini diperoleh dengan menjumlahkan Debris Index
(DI) dan Calculus Index (CI). Kebersihan gigi dan mulut yang baik akan membuat
gigi dan jaringan sekitarnya menjadi sehat. Debris Index dan Calculus Index
terdapat tiga kriteria yaitu baik (0,0-0,6), kriteria sedang (0,7-1,8), dan buruk (1,9-
3,0). Sedangkan Oral Hygiene Index Simplified (OHI-S), dibagi menjadi tiga
kriteria yaitu baik (0,0-1,2), kriteria sedang (1,3-3,0) dan buruk (3,1-6,0) (Putri,
Herijulianti, dan Nurjannah, 2010).
Kebersihan gigi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kesehatan gigi. Keadaan kebersihan mulut responden dinilai dari sisa makan dan
kalkulus pada permukaan gigi. Dampak buruk dari perilaku menggosok gigi yang
kurang baik, akan menimbulkan berbagai penyakit serius, karena kuman yang
sudah membusuk dalam gigi lalu menyebabkan infeksi pada jaringan gusi hingga
masuk ke dalam aliran darah. Kondisi tersebut dapat mengakibatkan peradangan
pada bagian tubuh lain seperti pada otot jantung, ginjal, sendi, sakit kepala yang
berkepanjangan, mata dan organ tubuh lainnya (Fedi, 2005).
Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan bahwa
93,8% penduduk Indonesia yang berumur lebih dari sepuluh tahun sudah
menyikat gigi, namun hanya 2,3% yang berperilaku benar dalam menyikat gigi
(menyikat gigi sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam). Persentase
penduduk Provinsi Bali yang berumur lebih dari sepuluh tahun yang berperilaku
benar menyikat gigi masih sangat rendah, yaitu 4,1% sedangkan persentase
penduduk Kabupaten Badung yang berumur lebih dari sepuluh tahun yang
berperilaku benar menyikat gigi yaitu 3,6% dan merupakan kabupaten yang
memiliki perilaku menyikat gigi dengan benar terendah keempat di provinsi Bali.
Data ini menunjukkan bahwa perilaku pemeliharaan dari masyarakat Indonesia
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah. Anak-anak
umumnya pada usia ini kemampuan motorik halus dan kasar sudah mengalami
kemajuan tetapi anak belum mampu menyikat gigi dengan baik dan efektif,
karena menyikat gigi itu tidak mudah terutama pada makanan yang lengket, serta
sisa makanan yang berada di permukaan gigi yang sulit dijangkau dengan sikat
gigi (Machfoedz dan Zien, 2006)
Menurut Rasyidi (dalam Taufik 2007), Sekolah Dasar pada hakikatnya
merupakan satuan atau unit lembaga sosial (social institution) yang diberi amanah
atau tugas khusus (specific task) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan
pendidikan dasar secara sistematis. Secara teknis pendidikan SD dapat pula
didefinisikan sebagai proses membimbing, mengajar, dan melatih peserta didik
yang berusia 6-13 tahun untuk memiliki kemampuan dasar dalam aspek
intelektual, sosial, dan personal yang terintegrasi dan sesuai dengan karakteristik
perkembangannya.
Karakteristik siswa kelas V yang dulunya memiliki aspek emosi yang
belum stabil, kurang menyadari kesalahan, berangsur-angsur akan berubah
menjadi kooperatif, serta pada kelas V siswa mulai terbuka terhadap informasi
sehingga dapat belajar tentang masalah-masalah kesehatan, serta melakukan
perubahan secara sukarela melalui perilakunya (Taufik, Prianto,
dan Mikarsa, 2007).
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas V yang dulunya memiliki aspek
emosi yang belum stabil, kurang menyadari kesalahan, berangsur-angsur akan
berubah menjadi kooperatif, serta pada kelas V siswa mulai terbuka terhadap
informasi sehingga dapat belajar tentang masalah-masalah kesehatan, serta
melakukan perubahan secara sukarela melalui perilakunya (Taufik, Prianto,
dan Mikarsa, 2007).
Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD Kristen Harapan Denpasar,
diperoleh informasi bahwa selama ini siswa sudah pernah mendapatkan
penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dari tenaga kesehatan puskesmas,
namun dalam pelaksanaan penyuluhan tersebut tidak spesifik menyampaikan
tentang cara menyikat gigi yang efektif siswa di sekolah tersebut juga belum
pernah diajarkan cara menyikat gigi melalui upaya menyikat gigi bersama.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian tentang
perilaku menyikat gigi serta gambaran kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas
V SD Kristen Harapan Denpasar tahun 2019. Penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas V, karena rentang usia 10-11 tahun, merupakan usia yang rentan terhadap
kesehatan gigi dan mulut sehingga perlu diperhatikan yang khususnya mengenai
kebersihan gigi dan mulut.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut: „‟Bagaimana perilaku menyikat gigi serta gambaran kebersihan gigi dan
mulut siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar ?‟‟.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku
menyikat gigi serta gambaran kebersihan gigi dan mulut siswa kelas V SD Kristen
Harapan Denpasar.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. menghitung persentase siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar yang
memiliki perilaku menyikat gigi dengan kriteria sangat baik, baik, cukup dan
perlu bimbingan pada tahun 2019.
b. Menghitung rata-rata perilaku siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
pada tahun 2019.
c. Menghitung persentase siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar dengan
Kriteria OHI-S Baik, sedang, dan buruk pada tahun 2019.
d. Menghitung rata-rata OHI-S siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
pada tahun 2019.
e. Menghitung rata-rata OHI-S berdasarkan perilaku menyikat gigi siswa kelas
V SD Kristen Harapan Denpasar pada tahun 2019.
D. Manfaat Penelitian.
1. Menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang perilaku menyikat gigi
dan gambaran kebersihan gigi dan mulut siswa kelas V SD Kristen Harapan
Denpasar.
2. Menambah pengetahuan siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar tentang
perilaku menyikat gigi serta gambaran kebersihan gigi dan mulut.
3. Dipergunakan sebagai masukkan bagi tenaga kesehatan gigi, sehubungan
dengan rencana promotif dan preventif yang akan diberikan dalam upaya
meningkatkan kebersihan gigi dan mulut siswa kelas V SD Kristen Harapan
Denpasar.
4. Dipergunakan sebagai masukkan untuk peneliti lebih lanjut dalam rangka
pengembangan penelitian kesehatan gigi dan mulut pada siswa kelas V SD
Kristen Harapan Denpasar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku manusia (human behavior) merupakan sesuatu yang penting dan
perlu dipahami secara baik, hal ini disebabkan perilaku manusia terdapat dalam
setiap aspek kehidupan manusia yang tidak berdiri sendiri. Perilaku manusia
mencangkup dua komponen, yaitu sikap atau mental dan tingkah laku (attitude).
Sikap atau mental merupakan sesuatu keadaan atau peristiwa, sedangkan tingkah
laku merupakan perbuatan tertentu dari manusia sebagai reaksi terhadap keadaan
atau situasi yang dihadapi (Herijulianti, Indriani, dan Artini, 2001).
Segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(mahluk hidup) yang bersangkutan, oleh sebab itu dari sudut pandang biologis
semua mahluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai dengan
manusia itu berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing-masing. Perilaku
manusia pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri
yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Perilaku
(manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2007).
Skinner dalam Notoatmodjo (2007), seorang ahli psikologi, merumuskan
bahwa perilaku merupakan repon atau reaksi seseorang terhadap stimulasi
(rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses stimulus-
organisme-respons. Teori Skinner ini menjelaskan adanya dua jenis respons,
yakni:
a. Respondent response atau reflesive yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan stimulus tertentu yang disebabkan eliciting stimulus
karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya: makanan yang
lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata
tertutup, dan sebagainya. Respondent response ini juga mencangkup perilaku
emosional, misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis,
mendengar berita gembira, akan menimbulkan bahagia atau senang.
b. Operant response atau instrument response yakni respon yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang
ini disebut reinforcing stimulator atau reinforce, karena berfungsi memperkuat
respon. Misalnya seorang petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan baik
kemudian memperoleh penghargaan/gaji, maka petugas kesehatan tersebut akan
lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Notoatmodjo (2007), Dilihat dari bentuk respon terhadap
stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua:
1. Perilaku tertutup (corvert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup
(covert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan/kesadaran dan sikap yang terjadi pada orang yang
menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan
atau praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang
lain.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003), perilaku dipengaruhi oleh tiga
faktor utama yakni:
a. Faktor pemudah (predisposing factor)
Faktor ini memberikan cara berfikir rasional atau motivasi untuk
berperilaku, yang termasuk dalam faktor ini adalah pendidikan, pengetahun, sikap,
kepercayaan, persepsi, dan nilai juga termasuk dalam faktor predisposisi adalah
faktor demografi seperti status ekonomi, jenis kelamin, dan jumlah keluarga.
1. Pendidikan
Pendidikan lebih dikenal dalam pendidikan formal yang diberikan
pendidikan kepada peserta didik dan biasanya dilakukan disuatu lembaga atau
institusi seperti sekolah, tempat bimbingan belajar atau lainnya.
2. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap satu obyek. Penginderaan terjadi melalui panca indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih lama dari perilaku yang tidak didasari oleh pengtahuan.
3. Sikap (attitude)
Menurut Newcomb (dalam Notoatmodjo) (2003), bahwa sikap itu juga
merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
b. Faktor pendukung (enabling factors)
Faktor pemungkin yang termasuk dalam hal ini adalah ketersediaan sarana
atau fasilitas kesehatan gigi bagi masyarakat fasilitas dan sarana pelayanan
kesehatan yang dimaksud seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor penguat ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat
(toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas kesehatan, undang-
undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang
terkait dengan kesehatan.
3. Proses perubahan perilaku
Menurut Hosland (dalam Notoatmodjo) (2007), mengatakan bahwa
perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses
perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang
terdiri dari:
a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau
ditolak. Apabila yang tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif
dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini. Stimulus yang sudah
diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut
efektif.
b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme maka ia mengerti
stimulus ini ada dilanjutkan kepada proses selanjutnya.
c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan
untuk bertindak demi stimulus yang telah diterima.
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut.
4. Perilaku menyikat gigi
Menurut Sihite (2011), perilaku menyikat gigi di pengaruhi oleh :
a. Cara menyikat gigi
b. Frekuensi menyikat gigi
c. Waktu menyikat gigi
d. Alat dan bahan menyikat gigi
Notoatmodjo dalam Shite (2011), menjelaskan bahwa penyebab timbulnya
masalah kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat salah satunya adalah faktor
perilaku atau sikap mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Hal tersebut dilandasi
oleh kurangnya pengetahuan akan pentingnya pemeliharaan gigi dan mulut. Anak-
anak masih sangat tergantung pada orang dewasa dalam hal menjaga kebersihan
gigi karena kurangnya pengetahuan anak mengenai kesehatan gigi dibandingkan
orang dewasa. Perilaku kesehatan gigi positif misalnya, kebiasaan menyikat gigi
secara teratur sebaliknya perilaku kesehatan gigi negatif misalnya, tidak menyikat
gigi secara teratur sehingga kondisi kesehatan gigi dan mulut akan menurun
dengan dampak antara lain gigi mudah berlubang.
Penilaian keterampilan atau praktek melalui penilaian kinerja, yaitu
penilaian yang menurut sasaran mendemontrasikan suatu kompetensi tertentu.
Nilai keterampilan dikualifikasikan menjadi predikat/kriteria sebagai berikut.
(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013)
Tabel 1
Kualifikasi Penilaian Keterampilan
Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2013).
B. Menyikat Gigi
1. Pengertian menyikat gigi
Menyikat gigi adalah rutinitas yang penting dalam menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat dengan
menggunakan sikat gigi. Menyikat gigi merupakan suatu upaya yang dilakukan
untuk menjaga agar gigi tetap dalam keadaan yang bersih dan sehat (Ramadhan,
2012)
2. Frekuensi dan waktu menyikat gigi
a. Frekuensi menyikat gigi
Nilai Kriteria
80 - 100
70 - 79
Sangat baik
Baik
60 - 69 Cukup
<60 Perlu Bimbingan
Menurut Manson (dalam Putri, Herujulianti, dan Nurjannah) (2010),
menyikat gigi sebaiknya dua kali sehari yaitu setiap kali setelah makan dan
sebelum tidur. Loe (dalam Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010), melalui suatu
percobaan menunjukkan bahwa dengan frekuensi penyikatan gigi satu kali sehari
pun, asalkan teliti sehingga semua plaque hilang, gusi dapat dipertahankan tetap
sehat.
b. Waktu menyikat gigi
Waktu menyikat gigi yang benar minimal dua kali sehari yakni setelah
sarapan pagi dan malam sebelum tidur. Waktu tidur produksi air liur berkurang
sehingga menimbulkan suasana asam dimulut. Sisa-sisa makanan pada gigi jika
tidak segera dibersihkan, maka mulut semakin asam dan kuman akan tumbuh
subur sehingga dapat membuat gigi berlubang (Budiman, 2009).
3. Cara menyikat gigi
Menurut Sariningsih (2012), gerakan menggosok gigi yang baik dan benar
sebagai berikut :
a. Menyikat gigi bagian depan rahang atas dan rahang bawah dengan gerakan
naik turun (ke atas dan ke bawah) minimal delapan kali gerakan.
b. Menyikat gigi pada bagian pengunyahan gigi atas dan bawah dengan gerakan
maju mundur. Menyikat gigi minimal delapan kali gerakan untuk setiap
permukaan gigi.
c. Menyikat gigi pada permukaan gigi depan rahang bawah yang menghadap
kelidah dengan gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi.
d. Menyikat gigi pada permukaan gigi belakang rahang bawah yang menghadap
ke lidah dengan gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi.
e. Menyikat gigi permukaan depan rahang atas mengadap ke langit-langit dengan
gerakan dari gusi kearah tumbuhnya gigi.
f. Menyikat gigi permukaan gigi belakang rahang atas yang menghadap ke
langit-langit dengan arah dari gusi ke arah tumbuhnya gigi.
g. Menyikat gigi pada permukaan gigi yang menghadap ke pipi dengan gerakan
naik turun sedikit memutar.
4. Peralatan dan bahan menyikat gigi
a. Sikat gigi
Sikat gigi merupakan salah satu alat oral fisiotherapi yang digunakan
secara luas untuk membersihkan gigi dan mulut. Macam sikat gigi ada yang
manual maupun elektrik, dengan berbagai ukuran dan bentuk. Banyak jenis sikat
gigi di pasaran, harus diperhatikan keefektifan sikat untuk membersihkan gigi
dan mulut (Putri, Herijulianti, dan Nurjanah, 2010). Sikat gigi yang digunakan
harus memenuhi syarat kesehatan yaitu:
(1) Kepala sikat yang kecil
Ukuran kepala sikat gigi yang kecil tujuannya agar dapat membersihkan
permukaan gigi yang paling belakang serta dapat digerakkan dengan mudah pada
sudut permukaan gigi yang berbeda.
(2) Tangkainya lurus
Tangkai sikat gigi yang dipergunakan tangkainya lurus dengan tujuan agar
mudah dipegang.
(3) Bulu sikat yang halus
Bulu sikat gigi yang dipergunakan harus halus supaya tidak merusak gigi
dan jangan terlalu keras karena tidak dapat membersihkan sisa makanan yang
menempel pada permukaan gigi.
b. Pasta gigi
Pasta gigi biasanya digunakan bersama-sama dengan sikat gigi untuk
membersihkan dan menghaluskan permukaan gigi geligi, serta memberikan
rasa nyaman dalam rongga mulut, karena aroma yang terkandung didalam
pasta tersebut nyaman dan menyegarkan. Pasta gigi yang sebaiknya
digunakan adalah pasta gigi yang mengandung fluor, karena fluor dapat
mencegah kerukan gigi yang lebih lanjut (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah,
2010).
c. Gelas kumur
Gelas kumur digunakan untuk kumur-kumur pada saat membersihkan
setelah menggunakan sikat gigi. Dianjurkan air yang digunakan adalah air
matang, tapi paling tidak air yang digunakan adalah air yang bersih dan jernih
(Putri, Herijulianti, dan Nurjannah, 2010).
d. Cermin
Cermin digunakan untuk melihat permukaan gigi yang tertutup plak pada
saat menggosok gigi, selain itu juga bias digunakan untuk melihat bagian gigi
yang belum disikat (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah, 2010)
5. Akibat tidak menyikat gigi
Akibat dari tidak menyikat gigi ada berbagai macam yaitu :
a. Bau mulut
Bau mulut merupakan suatu keadaan yang tidak mengenakkan, apabila pada
saat berbicara dengan orang lain mengeluarkan bau tidak sedap yang disebabkan
oleh sisa-sisa makanan yang membusuk di dalam mulut (Tarigan, 2013).
b. Karang gigi
Karang gigi merupakan jaringan keras yang melekat erat pada gigi yang
terdiri dari bahan-bahan mineral. Karang gigi merupakan suatu faktor iritasi
terhadap gusi sehingga dapat menyebabkan peradangan pada gusi (Tarigan,
2013).
c. Gusi berdarah
Penyebab dari gusi berdarah karena kebersihan gigi yang kurang baik,
sehingga terbentuk plak pada permukaan gigi dan gusi. Bakteri-bakteri pada plak
menghasilkan racun yang merangsang gusi sehingga mengakibatkan radang gusi
dan gusi mudah berdarah (Tarigan, 2013).
d. Gigi berlubang
Gigi berlubang atau karies gigi adalah hasil interaksi dari bakteri di
permukaan gigi, plak dan diet (khususnya komponen karbohidrat yang dapat
difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat dan asetat)
sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan memerlukan cukup waktu
untuk kejadiannya (Putri, Herjulianti, Nurjannah, 2010).
C. Kebersihan Gigi dan Mulut
1. Pengertian kebersihan gigi dan mulut
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010), kebersihan gigi dan
mulut adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa di dalam mulut seseorang
bebas dari kotoran seperti debris, plak dan kalkulus. Kebersihan gigi dan mulut
apabila terabaikan akan terbentuk plak pada gigi geligi dan meluas ke seluruh
permukaan gigi. Kondisi mulut yang basah, gelap dan lembab sangat mendukung
pertumbuhan dan perkembang biakan baktreri yang membentuk plak.
Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan
keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Mengukur kebersihan gigi dan
mulut umumnya menggunakan suatu index. Index adalah suatu angka yang
menunjukkan keadaan klinis yang didapat pada waktu dilakukan pemeriksaan
dengan cara mengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi plak maupun
calculus, dengan demikian angka yang diperoleh berdasarkan penilaian objektif
(Putri,Herijulianti, dan Nurjanah, 2010).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut
a. Menyikat gigi
Menyikat gigi adalah tindakan untuk membersihkan gigi dan mulut dari sisa
makanan dan debris yang bertujuan mencegah terjadinya penyakit pada jaringan
keras maupun jaringan lunak dimulut (Putri, Herjulianti, dan Nurjannah, 2010).
Menyikat gigi adalah rutinitas yang penting dalam menjaga dan memelihara
kesehatan gigi dari bakteri dan sisa makanan yang melekat dengan mengunakan
sikat gigi. Menyikat gigi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga
agar gigi agar tetap dalam keadaan yang bersih dan sehat (Ramadhan 2012).
b. Jenis Makanan
Menurut Tarigan (2013), fungsi mekanis dari makanan yang dikonsumsi
berpengaruh dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut, diantaranya :
1) Makanan yang bersifat membersihkan gigi, yaitu makanan yang berserat dan
berair seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
2) Sebaliknya makanan yang dapat merusak gigi yaitu makanan yang manis dan
mudah melekat pada gigi seperti : coklat, permen, biscuit dan lain-lain.
3. Cara memelihara kebersihan gigi dan mulut
a. Kontrol plak
Kontrol plak dengan menyikat gigi sangatlah penting. Menjaga kebersihan
rongga mulut harus dimulai pada pagi hari setelah sarapan dan dilanjutkan dengan
menjaga kebersihan rongga mulut yang akan dilakukan pada malam hari sebelum
tidur (Tarigan, 2013)
Menurut Srigupta (2004), cara mengontrol plak ada dua yaitu:
1) Cara mekanis
Cara mengontrol plak secara mekanis meliputi menyikat gigi dan
membersihkan gigi bagian dalam dengan menggunakan bantuan dental floss,
tusuk gigi, dan mencuci mulut.
2) Cara kimiawi
Mengontrol plak secara kimiawi dilakukan dengan menggunakan
bermacam-macam bahan kimia, alat-alat generasi pertama adalah antibiotic,
antiseptic, seperti fenil dan alat-alat generasi kedua yang biasanya digunakan
adalah klorheksidin atau aleksidin.
b. Scaling
Menurut Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010), scaling adalah suatu
proses membuang plak dan calculus dari permukaan gigi, baik supra gingival
maupun sub gingival. Tujuan dari scaling adalah untuk mengembalikan kesehatan
gusi dengan cara membuang semua elemen yang menyebabkan radang gusi dari
permukaan gigi.
4. Mengukur kebersihan gigi dan mulut
Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan
keadaan kebersihan keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang. Umumnya
untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu index. Index adalah
suatu angka yang menunjukkan keadaan klinis yang didapat pada waktu dilakukan
pemeriksaan, dengan cara pengukur luas dari permukaan gigi yang ditutupi oleh
plak maupun kalkulus, dengan demikian angka yang diperoleh berdasarkan
penilaian yang obyektif. Ketika sudah mengetahui nilai atau angka kebersihan gigi
dan mulut dari pasien, dapat memberikan pendidikan dan penyuluhan, motivasi
dan evaluasi, yaitu dengan melihat kemajuan, kemunduran, dan perbedaan
kebersihan gigi dan mulut siswa ataupun sekelompok siswa (Putri, Herijulianti,
dan Nurjanah, 2010)
Pengukuran kebersihan gigi dan mulut menurut Green dan Vermillion
dapat digunakan index yang dikenal dengan OHI dan OHI-S. Hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan index adalah penilaian yang digunakan harus
mempunyai cara atau metode yang seragam, sehingga ukuran yang didapat juga
seragam. Angka yang diperoleh dengan menggunakan index adalah berdasarkan
penilaian yang objektif, bukan subjektif. Tingkat kebersihan gigi dan mulut itu
sendiri, dipengaruhi oleh Debris Index (DI) dan Calculus Index (CI) seseorang.
Setelah dilakukan pemeriksaan baik nilai debris dan nilai calculus, maka tingkat
kebersihan rongga mulut dapat diketahui dengan cara menjumlahkan nilai Debris
Index (DI) dan nilai Calculus Index (CI) (OHI-S = DI + CI ) (Herijulianti,
Indriani, dan Artini, 2001).
Debris Index (DI) adalah score (nilai) dari endapan lunak yang terjadi
karena adanya sisa makanan yang melekat pada gigi penentu. Calculus Index (CI)
adalah score (nilai) dari endapan keras (karang gigi), terjadi karena debris
mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu (Depkes RI., 1995).
a. Gigi Index OHI-S
Menurut Green dan Vermillion dalam Putri, Herijulianti, dan Nurjannah,
(2010) untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut seseorang ada enam
permukaan gigi index tertentu yang cukup dapat mewakili segmen depan maupun
belakang dari seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga mulut. Gigi-gigi
yang dipilih sebagai gigi index beserta permukaan yang dianggap mewakili tiap
segmen adalah:
a. Gigi 16 pada permukaan bukal
b. Gigi 11 pada permukaan labial
c. Gigi 26 pada permukaan bukal
d. Gigi 36 pada permukaan lingual
e. Gigi 31 pada permukaan labial
f. Gigi 46 pada permukaan lingual
Permukaaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat dalam
mulut, yaitu permukaan klinis bukan permukaan anatomis. Gigi index yang tidak
ada pada suatu segmen harus diganti dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika gigi molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar kedua,
jika gigi molar pertama dan kedua tidak ada penilaian dilakukan pada molar
ketiga akan tetapi jika molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada
penilaian untuk segmen tersebut.
2. Jika gigi insisif pertama kanan atas tidak ada, dapat diganti oleh gigi insisif
kiri dan jika gigi insisif kiri bawah tidak ada, dapat digantikan dengan gigi insisif
pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi insisif pertama kiri atau kanan tidak
ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen tersebut.
3. Gigi index dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti: gigi hilang
karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan mahkota
jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam, mahkota gigi sudah hilang
atau rusak lebih dari seperdua bagiannya pada permukaan index akibat karies
maupun fraktur, gigi yang erupsinya belum mencapai seperdua tinggi mahkota.
4. Penilaian dapat dilakukan jika ada dua gigi index yang dapat diperiksa (Putri,
Herijulianti, dan Nurjannah, 2010)
b. Kriteria Debris Index (DI)
Tabel 2
Kriteria Debris Index (DI)
No Kondisi Nilai
1 Tidak ada debris atau stain 0
2 Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal atau 1
terdapat stain ekstrinsik di permukaan yang diperiksa
3 Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan
yang diperiksa
2
4 Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa 3
Sumber : Putri, Herijulianti, dan Nurjanah (2010)
c. Kriteria Calculus Index (CI)
Tabel 3
Kriteria Calculus Index (CI)
No Kondisi Nilai
1 Tidak ada calculus 0
2
Supra gingival calculus menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan
servikal yang diperiksa 1
3
Supragingiva calculus menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3
permukaan yang diperiksa atau ada bercak-bercak subgingiva
calculus disekeliling servikal gigi 2
4
Supragingiva calculus menutup lebih dari 2/3 permukaan atau ada
subgingiva calculus sekeliling servikal gigi 3
Sember : Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010)
d. Cara melakukan penilaian debris dan calculus
Melakukan penilaian debris dan calculus, dengan membagi permukaan
gigi permukaan gigi yang akan dinilai dengan garis khayal menjadi 3 bagian sama
besar/luasnya secara horizontal.
a. Pemeriksaan terhadap debris.
Pertama-tama pemeriksaan dilakukan pada sepertiga permukaan gigi
bagian insisal. Pemeriksaan dilanjutkan pada sepertiga permukaan gigi bagian
tengah. Jika sepertiga bagian insisal, maka pemeriksaan terakhir dilakukan pada
sepertiga permukaan bagian servical jika permukaan bagian tengah bersih.
b. Pemeriksaan terhadap calculus.
Menurut Green dan Vermillion dalam Putri, Herijulianti, dan Nurjannah
(2010), kriteria penilaian debris dan calculus sama, yaitu mengikuti ketentuan
sebagai berikut:
a. Baik : jika nilai antara 0 – 0.6
b. Sedang : jika nilainya antara 0,7 – 1,8
c. Buruk : jika nilainya antara 1,9 – 3,0
OHI-S mempunyai kriteria tersendiri, yaitu mengikuti ketentuan sebagai berikut :
a. Baik : jika nilai antara 0,0 – 1,2
b. Sedang : jika nilainya antara 1,3 – 3,0
c. Buruk : jika nilainya antara 3,1 – 6,0
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka konsep
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), perilaku dipengaruhi oleh tiga
faktor utama yaitu faktor predisposisi seperti pengetahuan dan keterampilan,
faktor pendukung seperti fasilitas baik sarana dan prasarana, faktor penguat
seperti kelompok panutan dan perilaku petugas kesehatan. Berdasarkan teori di
atas maka, dapat dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Faktor pendukung:
fasilitas baik sarana dan
prasarana
Perilaku menyikat
gigi pada siswa
kelas V SD Kristen
Harapan Denpasar
Tingkat kebersihan
gigi dan mulut
siswa kelas V SD
Kristen Harapan
Denpasar
Faktor penguat:
1. Kelompok
panutan
2. Perilaku
Faktor predisposisi:
1. Pengetahuan
2. Keterampilan
Keterangan : : Variabel yang di teliti
: Variabel yang tidak di teliti
Gambar 1 Kerangka Konsep Perilaku Menyikat Gigi serta Gambaran Kebersihan
Gigi dan Mulut pada Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar Tahun 2019
B. Variable penelitian dan definisi operasional
1. Veriabel Penelitian
Berdasarkan kerangka konsep di atas ditetapkan variabel penelitian adalah
Perilaku Menyikat gigi serta kebersihan gigi dan mulut siswa kelas V SD Kristen
Harapan Denpasar.
2. Definisi Operasional
Tabel 4
Definisi Operasional
N
o
Variabel
penelitian
Definisi operasi Cara
pengukuran
Skala ukur
1 2 3 4 5
1 Perilaku
menyikat
gigi
Kemampuan responden
menyikat giginya dengan
alat, bahan, waktu, frekuensi
dan cara yang benar.
Penilaian perilaku menyikat
gigi diukur dengan
penjumlahan nilai benar dan
Wawancara
atau observasi
Ordinal
salah dengan kriteria:
1. Sangat baik : 80-100
2. Baik : 70-79
3. Cukup : 60-69
4. Perlu bimbingan :
<60
1 2 3 4 5
2 Kebersihan
gigi dan mulut
Tingkat kebersihan gigi
dan mulut pada siswa
kelas V SD Kristen
Harapan. Tingkat
kebersihan gigi dan mulut
dihitung dengan index
OHI-S, yaitu penjumlahan
dari DI + CI.
OHI-S dibagi menjadi 3
kriteria yaitu :
1. Baik bila berada
antara: 0,1-1,2
2. Sedang bila berada
antara: 1,3-3,0
3. Buruk bila berada
antara: 3,1-6,0
Pemeriksaan
langsung
ordinal
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan definisi survei.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kristen Harapan Denpasar.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2019.
C. Unit Analisis dan Responden Penelitian
1. Unit Analisis
Jumlah unit analisis ini adalah seluruh siswa kelas V SD Kristen Harapan
Denpasar berjumlah 158 orang.
2. Responden penelitian
Jumlah responden penelitian yang diambil dengan menggunakan rumus dari
Ridwan dan Akdon (2009) yaitu:
n : jumlah sampel
N : jumlah populasi
d : tingkat kepercayaan dan ketetapan yang diinginkan (d=0,1)
( )
Berdasarkan perhitungan di atas, maka besar sampel sebanyak 61
responden, namun untuk antisipasi maka jumlah sampel ditingkatkan menjadi 65
orang.
Penentuan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan persentase masing-masing kelas, yaitu:
1) Kelas VA, dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang, maka : 40/158 x 100% =
25,3%.
2) Kelas VB, dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang, maka : 39/158 x 100% =
24,7%.
3) Kelas VC, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang, maka : 38/158 x 100% =
24,1%.
4) Kelas VD, dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang, maka : 41/158 x 100% =
25,9%.
b. Menentukan jumlah sampel pada masing-masing kelas dilakukan dengan
Stratified proportional random sampling, dengan penghitungan sebagai berikut:
1) Kelas VA, dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang (25,3%), maka jumlah
yang diambil di kelas VA adalah :
25,3% x 65 = 16,45 (diambil 16 orang)
2) Kelas VB, dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang (24,7%), maka jumlah
yang diambil di kelas VB adalah :
24,7% x 65 = 16,01 (diambil 16 orang)
3) Kelas VC, dengan jumlah siswa sebanyak 38 orang (24,1%), maka jumlah
yang diambil di kelas VC adalah :
24,1% x 65 = 15,66 (diambil 16 orang)
4) Kelas VD, dengan jumlah siswa sebanyak 41 orang (25,9%), maka jumlah
yang diambil di kelas VD adalah :
25,9% x 65 = 16,84 (diambil 17 orang)
c. Berdasarkan perhitungan di atas, maka total sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 65 orang, yang terdiri dari: Kelas VA sebanyak 16 orang,
Kelas VB sebanyak 16 orang, Kelas VC sebanyak 16 orang, dan Kelas VD
sebanyak 17 orang. Selanjutnya pada masing-masing kelas diambil secara acak.
D. Jenis dan Cara Pengumpulan Pengumpulan Data
1. Jenis data yang dikumpulkan
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diambil dengan pemeriksaan langsung dan observasi cara
menyikat gigi pada siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar. Data sekunder
adalah data siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar yang diambil dari absen
siswa SD Kristen Harapan Denpasar.
2. Cara pengumpulan data
Data perilaku menyikat gigi dikumpulkan dengan cara melakukan pengamatan
langsung terhadap siswa yang mendemonstrasikan teknik menyikat gigi secara
langsung, kemudian hasilnya dituangkan pada checklist. Data gambaran
kebersihan gigi dan mulut dikumpulkan dengan pemeriksaan langsung
menggunakan OHI-S, kemudian hasil pemeriksaan ditulis pada lembar
pemeriksaan.
3. Instrumen pengumpulan data
Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah:
a. Blangko untuk pemeriksaan OHI-S.
b. Alat Oral Diagnostik (kaca mulut, sonde, excavator, pinset).
c. Disclosing agent.
d. Kapas.
e. NaOCL.
f. Lembar observasi untuk mengamati perilaku menyikat gigi.
g. Gelas kumur.
h. Sikat gigi.
i. Pasta gigi.
j. Handuk bersih.
E. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolah data
Data yang diperoleh diolah dengan cara :
a. Editing adalah melihat hasil pemeriksaan dari lembar observasi dan check list.
b. Coding adalah merubah data yang terkumpul dengan menggunakan kode.
c. Tabulating adalah memasukkan data yang dikode kedalam tabel induk.
2. Pengolahan analisis data
Analisis data dilakukan secara statistik dengan analisis univariat yang berupa
frekuensi dan rata-rata terhadap seluruh data yang terkumpul, sebagai berikut:
a. Data perilaku menyikat gigi
Data perilaku menyikat gigi dianalisis berdasarkan wawancara dan
observasi secara langsung keterampilan menyikat gigi dan hasilnya dapat
dikelompokan menjadi empat, yaitu : sangat baik, baik, cukup perlu bimbingan.
Cara pengukurannya:
1) Persentase siswa dengan perilaku menyikat gigi sangat baik:
∑
∑
2) Peresentase siswa dengan perilaku menyikat gigi baik:
∑
∑
3) Persentase siswa dengan perilaku menyikat gigi cukup:
∑
∑
4) Persentase siswa dengan perilaku menyikat gigi perlu bimbingan:
∑
∑
b. Data rata-rata perilaku menyikat gigi siswa. Di hitung dengan cara :
∑
∑
c. Data kebersihan gigi dan mulut (OHI-S)
Data kebersihan gigi yang telah dikumpulkan dengan index OHI-S
sselanjutnya dianalisis untuk menentukan presentase OHI-S baik, sedang dan
buruk dengan rumus sebagai berikut:
1) Presentase siswa dengan OHI-S kriteria baik:
∑
∑
2) Presentase siswa dengan OHI-S kriteria sedang:
∑
∑
3) Presentase siswa dengan OHI-S kriteria buruk:
∑
∑
d. Data rata-rata OHI-S siswa. Dihitung dengan cara:
∑
∑
e. Data rata-rata OHI-S berdasarkan perilaku menyikat gigi siswa berdasarkan
kriteria sangat baik, baik, buruk, perlu bimbingan dengan rumus sebagai berikut :
1) Rata-rata OHI-S siswa berdasarkan perilaku menyikat gigi dengan kriteria
sangat baik
∑
∑
2) Rata-rata OHI-S siswa berdasarkan perilaku menyikat gigi dengan kriteria
baik
∑
∑
3) Rata-rata OHI-S siswa berdasarkan perilaku menyikat gigi dengan kriteria
cukup
∑
∑
4) Rata-rata OHI-S siswa berdasarkan perilaku menyikat gigi dengan kriteria
cukup
∑
∑
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kondisi lokasi penelitian
Sekolah Dasar Kristen Harapan Denpasar berlokasi di jalan Raya Sesetan
No.62, Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Sekolah tersebut
didirikan pada tanggal 16 Maret 1993 dengan luas bangunan keseluruhan seluas
2,700 M2.
Fasilitas yang tersedia di SD Kristen Harapan Denpasar, terdiri dari :
empat puluh ruang kelas, satu buah ruang kepala sekolah, satu buah ruang guru,
ruang perpustakaan, dan kamar mandi. Fasilitas penunjang yang tersedia antara
lain: aula, tempat beribadah, dan kantin.
Tenaga pengajar yang ada di SD Kristen Harapan Denpasar terdiri dari
satu orang kepala sekolah, 42 guru. Jumlah seluruh siswa kelas SD Kristen
Harapan Denpasar sebanyak 922 siswa.
2. Karakteristik subyek penelitian
Karakteristik subyek penelitian yang disajikan pada hasil penelitian ini
adalah karakteristik berdasarkan jenis kelamin, seperti pada tabel 5.
Tabel 5
Karakteristik Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
Kecamatan Denpasar Selatan Berdasarkan Jenis Kelamin.
No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Presentase (%)
1 Laki-laki 42 64,62
2 Perempuan 23 35,38
Jumlah 65 100
Tabel 5 menunjukkan bahwa responden laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan, yaitu responden laki-laki sebanyak 42 orang (64,62%), sedangkan
responden perempuan sebanyak 23 orang (35,38%).
3. Hasil peneltian berdasarkan variabel penelitian
a. Persentase siswa yang berperilaku menyikat gigi dengan kriteria sangat baik,
baik, cukup, dan perlu bimbingan dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Distribusi Frekuensi Perilaku Menyikat Gigi Kelas V SD Kristen Harapan
Denpasar, Kecamatan Denpasar Selatan
Bulan Mei Tahun 2019
No Kategori Perilaku Menyikat Gigi Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Sangat Baik 6 9,24
2 Baik 4 6,15
3 Cukup 12 18,46
4 Perlu Bimbingan 43 66,15
Jumlah 65 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa persentase perilaku menyikat gigi pada siswa
kelas V SD Kristen Harapan Denpasar, Kecamatan Denpasar Selatan yang
tertinggi yaitu dengan kriteria perlu bimbingan sebanyak 43 orang (66,15%).
b. Rata-rata perilaku menyikat gigi pada siswa kelas V SD Harapan Denpasar
adalah 48,61 dengan kriteria perlu bimbingan.
c. Persentase siswa yang memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut dengan
kriteria baik, sedang, dan buruk dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7
Distribusi Persentase Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut
Pada Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
Kecamatan Denpasar Selatan
Tahun 2019
No Kreteria OHI-S Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Baik 55 84,6
2 Sedang 10 15,4
3 Buruk 0 0
Jumlah 65 100
Tabel 7 menunjukkan persentase tingkat kebersihan gigi dan mulut siswa
kelas V SD Kristen Harapan Denpasar terbanyak dengan kriteria baik yaitu 55
orang (84,6%).
d. Rata-rata OHI-S pada siswa kelas V SD Harapan Denpasar adalah 0,70
(ktiteria baik).
e. Rata-rata OHI-S berdasarkan perilaku menyikat gigi pada siswa kelas V SD
Harapan Denpasar dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Rata-rata OHI-S Berdasakan Perilaku Menyikat Gigi
Pada Siswa Kelas V SD Kristen Harapan Denpasar
Tahun 2019
No Perilaku menyikat gigi frekuensi Total skor
OHI-S
Rata-rata
1 Sangat baik 6 4,15 0,69
2 Baik 4 2,82 0,70
3 Cukup 12 6,64 0,55
4 Perlu bimbingan 43 32,01 0,74
Jumlah 65 45,62
Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata OHI-S tertinggi adalah pada siswa
yang berperilaku menyikat gigi dengan kriteria cukup, yaitu dengan rata-rata 0,83.
Rata-rata OHI-S terendah adalah pada siswa yang berperilaku menyikat gigi
dengan kriteria cukup, yaitu 0,59. Secara umum dapat dilihat bahwa rata-rata
OHI-S adalah dengan kriteria baik pada semua kriteria perilaku menyikat gigi.
4. Hasil analisis data
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 65 siswa Kelas V SD Kristen Harapan
Denpasar Kecamatan Denpasar Selatan tahun 2019 dianalisis sebagai berikut:
a. Persentase siswa yang memiliki perilaku menyikat gigi dengan kriteria sangat
baik, baik, cukup, dan perlu bimbingan dapat dianalisis sebagai berikut:
1) Persentase tingkat pengetahuan menyikat gigi dengan kriteria sangat baik:
∑
∑
= 9,24%
2) Persentase tingkat pengetahuan menyikat gigi dengan kriteria baik:
∑
∑
= 6,15%
3) Persentase tingkat pengetahuan menyikat gigi dengan kriteria cukup:
∑
∑
= 18,46%
4) Persentase tingkat pengetahuan menyikat gigi dengan kriteria perlu
bimbingan:
∑
∑
= 66,15%
b. Rata-rata perilaku menyikat gigi siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar:
∑
∑
= 48,61
c. Persentase siswa yang memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut dengan
kriteria baik, sedang, buruk dapat dianalisis sebagai berikut:
1) Persentase siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar yang memiliki skor
OHI-S dengan kriteria baik:
∑
∑
= 84,6%
2) Persentase siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar yang memiliki skor
OHI-S dengan kriteria sedang:
∑
∑
= 15,4%
3) Persentase siswa kelas V SD Kristen Harapan denpasar yang memiliki skor
OHI-S dengan kriteria buruk:
∑
∑
= 0 %
d. Rata-rata kebersihan gigi dan mulut pada siswa kelas V SD Kristen Harapan
Denpasar kecamatan Denpasar Selatan dapat dianalisis sebagai berikut:
∑
∑
= 0,70 (kriteria baik)
e. Rata-rata kebersihan gigi dan mulut siswa pada siswa kelas V SD Kristen
Harapan Denpasar berdasarkan perilaku menyikat gigi dengan kriteria sangat
baik, baik, cukup, perlu bimbingan sebagai berikut:
1) Rata-rata siswa yang memiliki kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku
menyikat gigi kriteria sangat baik:
∑
∑
= 0,69 (kriteria baik)
2) Rata-rata siswa yang memiliki kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku
menyikat gigi kriteria baik:
∑
∑
= 0,70 (kriteria baik)
3) Rata-rata siswa yang memiliki kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku
menyikat gigi kriteria cukup:
∑
∑
= 0,55 (kriteria baik)
4) Rata-rata siswa yang memiliki kebersihan gigi dan mulut dengan perilaku
menyikat gigi kriteria perlu bimbingan:
∑
∑
= 0,74 (kriteria baik)
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 65 siswa SD kelas V Kristen
Harapan Denpasar tahun 2019 diperoleh bahwa sebagian besar siswa memiliki
perilaku menyikat gigi dengan kriteria perlu bimbingan, yaitu sebanyak 43 orang
(66,15%). Perilaku menyikat gigi dengan kriteria sangat baik hanya enam orang
(9,24%). Rata-rata perilaku menyikat gigi siswa adalah 48,61 dengan kriteria
perlu bimbingan. Banyaknya siswa yang memiliki perilaku menyikat gigi dengan
kriteria perlu bimbingan kemungkinan karena kurangnya pengetahuan tentang
cara menyikat gigi. Hal ini sesuai dengan informasi dari Kepala SD Kristen
Harapan Denpasar, yang menyatakan bahwa di sekolah tersebut sudah pernah
diberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi, namun tidak spesifik tentang cara
menyikat gigi, juga belum pernah dilakukan menyikat gigi bersama. Pendapat ini
didukung oleh pernyataan menurut Green dalam Notoatmodjo (2003), bahwa
salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang adalah pengetahuan.
Perilaku yang didasari dengan pengetahuan akan lebih lama bertahan, daripada
perilaku yang tanpa didasari pengetahuan.
Hasil penelitian tingkat kebersihan gigi dan mulut pada siswa SD kelas V
Kristen Harapan Denpasar tahun 2019, menunjukkan bahwa dari 65 siswa
terdapat 55 siswa (84,6%) yang memiliki OHI-S kriteria baik, sepuluh siswa
(15,4%) yang memiliki OHI-S kriteria sedang, dan tidak ada siswa yang memiliki
OHI-S kriteria buruk, dengan rata-rata OHI-S adalah 0,70 (kriteria baik). Keadaan
ini mungkin disebabkan karena siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar tidak
memiliki kebiasaan jajan saat istirahat atau sebelum masuk kelas, sehingga
meminimalisir sisa makanan pada permukaan gigi, dengan sendirinya mengurangi
angka Debris Index. Menurut Putri, Herijulanti, dan Nurjanah (2010), kebersihan
gigi dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukkan bahwa di dalam mulut
seseorang bebas dari kotoran seperti; debris, calculus, dan plak.
Berdasarkan perilaku menyikat gigi, diperoleh bahwa dari keempat kategori
perilaku menyikat gigi, semua memiliki rata-rata OHI-S dengan kriteria baik.
Rata-rata OHI-S terendah adalah pada siswa yang memiliki perilaku menyikat gigi
kategori cukup yaitu 0,55, sedangkan siswa yang berperilaku menyikat gigi sangat
baik memiliki rata-rata OHI-S lebih tinggi, yaitu 0,69. Hal ini mungkin
disebabkan karena menyikat gigi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi
kebersihan gigi dan mulut, jenis makanan juga mempengaruhi kebersihan gigi dan
mulut seseorang. Menurut Tarigan (2013), fungsi mekanistis makanan yang
dikonsumsi seseorang berpengaruh terhadap kebersihan gigi dan mulut, misalnya
makanan yang berserat dan berair dapat membantu membersihkan gigi,
sebaliknya makanan yang manis dan melekat dapat merusak gigi.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa kelas V SD Kristen Harapan Denpasar tahun 2019 memiliki perilaku
menyikat gigi dengan kriteria perlu bimbingan, dengan rata-rata adalah 48,61
(perlu bimbingan). Sebagian besar siswa memiliki kebersihan gigi dan mulut
dengan kriteria baik, dan rata-rata OHI-S adalah 0,70 (kriteria baik). Rata-rata
OHI-S berdasarkan perilaku menyikat gigi menunjukkan bahwa pada semua
kategori perilaku menyikat gigi, memiliki rata-rata OHI-S dengan kriteria baik.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, diajukan saran-saran
sebagai berikut :
1. Pihak sekolah diharapkan mengadakan kerja sama dengan pihak puskesmas
untuk memberikan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut, terutama
tentang cara menyikat gigi.
2. Kepada para guru diharapkan juga dapat menginformasikan kepada orang tua
siswa untuk memperhatikan kebersihan gigi dan mulut anaknya untuk menyikat
gigi secara teratur dengan waktu yang tepat yaitu pagi setelah sarapan dan malam
sebelum tidur.
DAFTAR PUSTAKA
Budiman. C.M 2009. Manfaat Berbagai Jenis Pasta Gigi. (online) Tersedia
dalam:
http://www//fajar.co.id/news.php?newside=123982 (16 Febuari 2019)
Chamidah, A. N., 2010. Deteksi Dini Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Anak. (online) Tersedia dalam:
http://eprits.uny.ac.id/878/2/deteksi_dini_gangguan_tumbang.pdf (13
Maret 2019)
Depkes RI. 1995. Pemeliharaan Kesehatan Gigi Keluarga. Surabaya: Airlangga
University Press.
Fedi, F.J., Vernino, A.R., and Gray, J.L. Faktor Periodontal yang Berkaitan
dengan Plak: Patogenesis, Periodonti Edisi 4, EGC:Jakarta 2005
Herijulianti, E. T.S Indriani, dan S. Artini, 2001 Pendidikan Kesehatan Gigi.
Jakarta: EGC.
______. 2002. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: EGC.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Model Penelitian Hasil Belajar
Peserta Didik. Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah. Direktorat
Pembinaan SMA.
Machfoedz, I. dan A. Y. Zein. 2006. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-
anak dan Ibu Hamil. Edisi Revisi. Yogyakarta: Fitramaya.
Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
______. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
______. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
______. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Edisi Revisi.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ramadhan, N., 2012. Makalah Menggosok Gigi., (online), tersedia dalam:
http://www.scribd.com/doc/78236106/makalah-gosok-gigi, di akses
pada tanggal 13 Maret 2019.
Sariningsih, E. 2012. Merawat Gigi Anak Sejak Dini. Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Sihite, J.N 2011. Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Dengan Pengalaman Karies.
http://repository.usa.ac.id/bitstream/123456789/25491/4/capter%20II.
pdf. Diakses tanggal 13 Maret 2019.
Srigupta, A.A 2004. Perawatan Gigi dan Mulut, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Sriyono, N.W. 2009. Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut Guna Meningkatkan
Kualitas Hidup : Yogyakarta:UGM
Taufik, A. 2007. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Taufik, A., P. L. Priyanto, dan H.L. Mikarsa. 2007. Pendidikan Anak di SD. Edisi.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Putri, M.H., E. Herujulianti, dan N. Nurjannah. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta:EGC.
Tarigan, R. 2013. Karies Gigi. Jakarta: EGC.
Lampiran 1
BLANGKO PEMERIKSAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SISWA
KELAS V SD KRISTEN HARAPAN DENPASAR
TAHUN 2019
Nama Responden : …………………………………
Umur : …………………………………
Jenis Kelamin : L/P
Tanggal Pemeriksaan : …………………………………
Hasil Pemeriksaan
Debris Score = Calculus Score =
OHI-S =
Kriteria =
Lampiran 2
PANDUAN WAWANCARA DAN OBSERVASI
GAMBARAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA KELAS V
SD KRISTEN HARAPAN DENPASAR
TAHUN 2019
NamaResponden : ……………………………………………
Umur : ……………………………………………
JenisKelamin : L/P
Tanggal Pemeriksaan : ……………………………………………
NO KEGIATAN SKOR
(1) (0)
1 2 3 4
I PersiapanSebelumMenyikat Gigi
1 Siswa menyebutkan dengan benar waktu yang tepat untuk menyikat
gigi dalam sehari
2 Siswa menyebutkan dengan benar frekuensi yang tepat untuk
menyikat gigi dalam sehari.
3 Menyiapkan pasta gigi, sikat gigi, gelas dan air kumur
4 Menempatkan pasta gigi pada sikat gigi dengan benar
II Pelaksanaan
5 Menyikat gigi depan yang menghadap kebibir dalam keadaan
tertutup dengan gerakan naik turun sebanyak 8-10 kali
6 Menyikat gigi belakang kiri yang menghadap kepipi dalam keadaan
tertutup dengan gerakan naik turun sedikit memutar sebanyak 8-10
kali.
7
Menyikat gigi belakang kanan yang menghadap kepipi dengan
gerakan naik turun sedikit memutar sebanyak 8-10 sekali
8 Menyikat gigi belakang kiri bawah yang menghadap kelidah
dengan gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi sebanyak 8-
10 kali
9 Menyikat gigi depan bawah yang menghadap kelidah dengan
gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi sebanyak 8-10 kali
10 Menyikat gigi belakang kanan bawah yang menghadap kelidah
dengan gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi sebanyak8-10
kali
1 2 3 4
11 Menyikat gigi belakang kiri atas yang menghadap kelangit-langit
dengan gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi sebanyak 8-
10 kali
12 Menyikat gigi depan atas yang menghadap kelangit-langit dengan
gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi sebanyak 8-10 kali
13 Menyikat gigi belakang kanan atas yang menghadap kelangit-langit
dengan gerakan dari arah gusi kearah tumbuhnya gigi sebanyak 8-
10 kali
14 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang kiri bawah dengan
gerakan maju mundur sebanyak 8-10 kali
15 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang kanan bawah dengan
gerakan maju mundur sebanyak 8-10 kali
16 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang kiri atas dengan
gerakan maju mundur sebanyak 8-10 kali
17 Menyikat dataran pengunyahan gigi belakang kanan atas dengan
gerakan maju mundur sebanyak 8-10 kali
III Penyelesaian
18 Setelah menyikat gigi berkumur satu kali dengan cara yang benar
19 Mencuci sikat gigi di bawah air mengalir
20 Menyimpan sikat gigi dengan benar
Sumber: Widhiasti, N.M, Tedjasulaksana. R, dan Agung. A. A. G. Optimalisasi
Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut Siswa sebagai Wujud Implementasi
Pelatihan Dokter Gigi Kecil di SD 2 Dawan Kelod Klungkung 2015.
Keterangan :
0 = salah
1 = benar
(Nilai = jumlah skor perolehan : sekor maksimal x 100)
Lampiran 3
Tabel induk
Perilaku Menyikat Gigi Serta Gambaran Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Siswa SD Kelas V Kristen Harapan Denpasar Tahun
2019
No No
Responden Usia
JK Perilaku Menyikat Gigi Tingkat Kebersihan Gigi Dan Mulut
Nilai Kriteria DI CI OHI-S Kriteria
SB B C PB
B SD BR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Responden 1 11 th L 50 0 0 0 1 0,50 0,16 0,66 1 0 0
2 Responden 2 11 th L 40 0 0 0 1 0,33 0 0,33 1 0 0
3 Responden 3 11 th L 55 0 0 0 1 0,66 0 0,66 1 0 0
4 Responden 4 11 th L 50 0 0 0 1 0,66 0,50 1,16 1 0 0
5 Responden 5 11 th P 40 0 0 0 1 0,50 0 0,50 1 0 0
6 Responden 6 11 th P 25 0 0 0 1 1,50 0,66 2,16 0 1 0
7 Responden 7 10 th L 10 0 0 0 1 0,33 0 0,33 1 0 0
8 Responden 8 11 th L 35 0 0 0 1 1,33 0,50 1,83 0 1 0
9 Responden 9 10 th L 65 0 0 1 0 1,00 0 1,00 1 0 0
10 Responden 10 11 th P 45 0 0 0 1 1,00 0,33 1,33 0 1 0
11 Responden 11 11 th P 60 0 0 1 0 0,66 0 0,66 1 0 0
12 Responden 12 12 th P 60 0 0 1 0 0,33 0 0,33 1 0 0
13 Responden 13 12 th L 50 0 0 0 1 2,33 0 2,33 0 1 0
14 Responden 14 12 th P 85 1 0 0 0 0,16 0 0,16 1 0 0
15 Responden 15 11 th P 35 0 0 0 1 0,66 0 0,66 1 0 0
16 Responden 16 10 th L 65 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
17 Responden 17 11 th L 55 0 0 0 1 0,66 0 0.66 1 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
18 Responden 18 11 th P 55 0 0 0 1 0,33 0 0,33 1 0 0
19 Responden 19 10 th L 60 0 0 1 0 0,33 0 0,33 1 0 0
20 Responden 20 11 th L 90 1 0 0 0 0,33 0 0,33 1 0 0
21 Responden 21 11 th L 80 1 0 0 0 0,83 0 0,83 1 0 0
22 Responden 22 11 th P 25 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
23 Responden 23 11 th L 45 0 0 0 1 0,83 0 0,83 1 0 0
24 Responden 24 11 th L 70 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
25 Responden 25 11 th L 60 0 0 1 0 0,66 0 0,66 1 0 0
26 Responden 26 10 th L 40 0 0 0 1 0,50 0,33 0,83 1 0 0
27 Responden 27 11 th L 50 0 0 0 1 0,50 0 0,50 1 0 0
28 Responden 28 10 th P 60 0 0 1 0 0,16 0 0,16 1 0 0
29 Responden 29 11 th P 25 0 0 0 1 0,66 0 0,66 1 0 0
30 Responden 30 11 th L 75 0 1 0 0 1,66 0 1,66 0 1 0
31 Responden 31 11 th L 40 0 0 0 1 0,66 0 0,66 1 0 0
32 Responden 32 11 th L 40 0 0 0 1 1,00 0,50 1,50 0 1 0
33 Responden 33 11 th L 45 0 0 0 1 0,66 0,16 0,82 1 0 0
34 Responden 34 11 th P 40 0 0 0 1 0,83 0 0,83 1 0 0
35 Responden 35 11 th L 60 0 0 1 0 1,00 0 1,00 1 0 0
36 Responden 36 11 th L 70 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0
37 Responden 37 11 th L 60 0 0 1 0 1,00 0 1,00 1 0 0
38 Responden 38 10 th P 40 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
39 Responden 39 11 th L 50 0 0 0 1 0,16 0 0,16 1 0 0
40 Responden 40 11 th L 85 1 0 0 0 1,50 0 1,50 0 1 0
41 Responden 41 11 th P 30 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
42 Responden 42 11 th L 20 0 0 0 1 1,00 0,83 1,83 0 1 0
43 Responden 43 10 th L 20 0 0 0 1 0,66 0 0,66 1 0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
44 Responden 44 12 th P 65 0 0 1 0 1,00 0 1,00 1 0 0
45 Responden 45 10 th L 20 0 0 0 1 0,33 0 0,33 1 0 0
46 Responden 46 11 th L 40 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
47 Responden 47 12 th L 20 0 0 0 1 0,50 0,33 0,83 1 0 0
48 Responden 48 10 th L 25 0 0 0 1 0,33 0 0,33 1 0 0
49 Responden 49 10 th L 25 0 0 0 1 1,00 0,16 1,16 1 0 0
50 Responden 50 11 th P 50 0 0 0 1 0,33 0 0,33 1 0 0
51 Responden 51 11 th L 65 0 0 1 0 0,50 0 0,50 1 0 0
52 Responden 52 11 th P 55 0 0 0 1 0,50 0 0,50 1 0 0
53 Responden 53 10 th P 40 0 0 0 1 0,50 0 0,50 1 0 0
54 Responden 54 10 th P 25 0 0 0 1 0,50 0 0,50 1 0 0
55 Responden 55 11 th P 20 0 0 0 1 1,00 0 1,00 1 0 0
56 Responden 56 11 th L 50 0 0 0 1 0,33 0,66 0.99 1 0 0
57 Responden 57 11 th P 75 0 1 0 0 0,83 0,33 1,16 0 1 0
58 Responden 58 11 th L 90 1 0 0 0 0,33 0 0,33 1 0 0
59 Responden 59 11 th L 50 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0
60 Responden 60 11 th L 45 0 0 0 1 0,83 0,66 1,49 0 1 0
61 Responden 61 11 th L 90 1 0 0 0 1,00 0 1,00 1 0 0
62 Responden 62 11 th P 55 0 0 0 1 0,50 0 0,50 1 0 0
63 Responden 63 11 th P 15 0 0 0 1 0,50 0 0,50 1 0 0
64 Responden 64 11 th P 20 0 0 0 1 0,50 0,33 0,83 1 0 0
65 Responden 65 11 th L 60 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0
Total 3160 6 4 12 43 39,18 6,44 45,62 55 10 0
Rata-rata 48,61 0,09 0,06 0,18 0,66 0,60 0,10 0,70 0,84 0,15 0
Top Related