Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X Vol. 2, No. 7, Juli 2018, hlm. 2689-2697 http://j-ptiik.ub.ac.id
Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya 2689
Perbandingan Kinerja RouterOS Mikrotik dan Zeroshell pada Mekanisme
Load Balancing Serta Failover
Ardy Frayogi1, Widhi Yahya2, Raden Arief Setiawan3
1,2Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
3Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya
Email: [email protected], [email protected], [email protected]
Abstrak
Internet menjadi kebutuhan yang penting di dalam masyarakat. Masalah yang sering dihadapi
masyarakat untuk mengakses internet adalah koneksi dari penyedia layanan internet yang lambat dan
tidak stabil. Multikoneksi merupakan salah satu solusi yang dapat digunakan untuk membuat akses ke
jaringan internet menjadi lebih baik. Penerapan multikoneksi memerlukan teknik yang disebut load
balancing serta failover. Hal ini digunakan untuk memaksimalkan throughput sehingga akses ke internet
menjadi lebih stabil dan cepat. Penerapan load balancing dan failover memerlukan routerOS untuk
dapat mengontrol paket yang keluar masuk. RouterOS yang memiliki fitur load balancing dan failover
adalah Mikrotik dan Zeroshell. Pada penelitian ini akan menerapkan dan membandingkan kinerja load
balancing serta failover yang diterapkan pada routerOS Mikrotik dan Zeroshell. Metode load balancing
yang digunakan pada Mikrotik adalah nth dan pada Zeroshell menggunakan metode round-robin.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan kedua routerOS dapat berjalan sangat baik dengan penerapkan
load balancing serta failover. Hasil kinerja load balancing yang diterapkan pada Mikrotik menggunakan
metode nth memiliki nilai throughput yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai throughput yang
diterapkan pada load balancing Zeroshell. Hasil kinerja pada pengujian failover yang diterapkan pada
Mikrotik memiliki nilai delay yang lebih kecil dibandingkan dengan pengujian failover yang diterapkan
pada Zeroshell.
Kata kunci: load balancing, failover, mikrotik, zeroshell, nth, round-robin
Abstract
The Internet becomes an important need in society. The problem that is often faced by the public to
access the internet is a slow connection and unstable internet service provider. Multiconnection is one
solution that can be used to make access to the Internet network for better. Multiconnnection requires
a technique called load balancing and failover. It is used to maximize throughput so that access to the
internet becomes more stable and faster. Implementing load balancing and failover requires routerOS
to be able to control incoming packets. RouterOS that features load balancing and failover are Mikrotik
and Zeroshell. In this study will apply and compare the performance of load balancing and failover that
is applied to router Mikrotik and Zeroshell. The load balancing method used in Mikrotik is nth and in
Zeroshell uses round-robin method. Based on the results of the study concluded both routerOS can run
very well with load balancing and failover. The result of load balancing performance applied to
MikroTik using nth method has higher throughput value compared to the throughput value applied to
Zeroshell load balancing. Performance results on failover tests applied to Mikrotik have a smaller delay
value compared to the failover test applied to Zeroshell.
Keywords: load balancing, failover, mikrotik, zeroshell, nth, round-robin
1. PENDAHULUAN
Perkembangan jaman yang semakin pesat
membuat manusia sangat terikat terhadap
kebutuhan jaringan internet. Penggunaan
internet dapat menjadi tempat untuk belajar,
mencari berita, ataupun hiburan dalam
masyarakat sehingga memicu timbulnya
perkembangan akses ke jaringan internet yang
lebih baik. Masalah yang sering dihadapi dari
pengguna layanan untuk mengakses internet
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2690
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
adalah konektifitas yang tidak stabil, penyedia
layanan internet yang sering down dan koneksi
internet yang cenderung lambat. Terdapat
beberapa cara untuk mengantisipasi hal tersebut
yaitu dengan mengganti provider ISP dengan
yang lebih handal, akan tetapi biasanya cost
yang dikeluarkan akan menjadi lebih besar dan
hal ini belum menjamin masalah akan
terseleseikan dikarenakan kondisi ISP di
indonesia yang sering mengalami masalah
teknis. Solusi lain adalah pemanfaatan
multikoneksi menggunakan 2 jalur lSP berbeda
dengan fitur load balancing dan failover.
Multikoneksi adalah sistem untuk menggunakan
beberapa koneksi dari ISP berbeda yang
kemudian diseimbangkan dengan penerapan
load balancing. (Nurul, 2013)
Di dalam penggunaan multikoneksi
diperlukan sistem yang dapat mengatur lalu
lintas dari trafik yang digunakan. Sistem yang
dimaksud adalah load balancing dan failover.
Load balancing adalah teknik untuk
mendistribusikan 2 jalur koneksi menjadi
seimbang. Dengan penerapan load balancing
trafik akan berjalan menjadi lebih optimal,
memaksimalkan throughput dan menghindari
overload pada jalur koneksi. Sedangkan failover
dapat dikatakan sebagai backup otomatis. Jika
terdapat dua buah modem yang digunakan,
modem1 gateway_a dan modem2 gateway_b,
diasumsikan kedua modem telah aktif dan telah
dikonfigurasi menggunakan failover. Pada saat
gateway_a down maka koneksi akan otomatis
berpindah pada modem2 gateway_b hingga
modem1 gateway_a aktif kembali. Penerapan
failover akan membuat seolah-olah jaringan
tidak mendapatkan masalah. (Nurul, 2013)
Penerapan load balancing dan failover
memerlukan routerOS yang memiliki fitur load
balancer untuk dapat mengontrol trafik dari
multikoneksi. Ada beberapa routerOS yang
dapat digunakan salah satunya adalah mikrotik
routerOS. Mikrotik memiliki berbagai macam
fitur untuk membangun jaringan komputer agar
menjadi lebih baik, salah satunya adalah load
balancing dan failover. Kelebihan dari mikrotik
dalam load balancing adalah mikrotik memiliki
beberapa metode load balancing yang dapat
diaplikasikan sesuai keperluan. Salah satunya
adalah metode Nth. Metode Nth menggunakan
algoritma dari round robin yang dapat
menentukan pembagian dari pemecahan
connection yang akan diatur pada mangle ke
route yang dibuat untuk load balancing. Secara
umum koneksi yang masuk ke proses di router
akan menjadi satu arus yang sama, walaupun
mereka datang dari interface yang berbeda.
Maka pada saat menerapkan metode Nth,
tentunya akan memberikan batasan ke router
untuk hanya memproses dari sumber tertentu
saja. Ketika router telah membuat semacam
antrian baru untuk batasan yang telah dibuat
barulah proses Nth dimulai. Metode Nth dapat
melakukan pembagian beban trafik pada dua
jalur gateway secara beraturan namun tidak
handal dalam failover. Penggunaan routerOS
mikrotik harus disertai dengan pembelian lisensi
untuk dapat menggunakan sistemnya. (Agus, S.,
2013)
Selain mikrotik, routerOS yang dapat
digunakan dalam penerapan load balancing dan
failover adalah zeroshell. Zeroshell adalah salah
satu distribusi linux untuk server dan perangkat
embedded yang ditujukan untuk memberikan
layanan jaringan komputer agar menjadi lebih
baik. Fitur yang dimiliki zeroshell terbatas, akan
tetapi zeroshell merupakan free routerOS yang
berarti siapa saja dapat menggunakannya tanpa
perlu dikenakan biaya. Metode load balancing
yang dimiliki zeroshell terbatas hanya
menggunakan weight round robin. Round robin
merupakan salah satu metode load balancing
yang sederhana yaitu dengan membagi gateway
secara bersamaan dengan membagi beban secara
berurutan dan bergiliran. (Fulvio, 2009)
Dari penjelasan diatas maka penelitian ini
akan mengimplementasikan load balancing dan
failover dengan 2 ISP berbeda untuk membuat
koneksi yang lebih stabil dan dapat melakukan
backup gateway jika salah satu ISP mati. Load
balancing dan failover akan diterapkan pada
kedua routerOS yaitu mikrotik dan zeroshell
kemudian dianalisis untuk mendapatkan
perbandingan kinerja load balancing dan
failover dari kedua sistem tersebut..
2. DASAR TEORI
2.1 Load Balancing
Load balancing merupakan teknik
pendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih
jalur koneksi, agar trafik dapat berjalan lebih
baik, dapat memaksimalkan throughput,
memperkecil waktu delay dan menghindari
overload pada salah satu jalur koneksi. Load
balancing digunakan pada saat sebuah server
telah memiliki jumlah user melebihi maksimal
kapasitasnya. Load balancing juga
mendistribusikan beban kerja secara merata di
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2691
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
dua atau lebih komputer, link jaringan, CPU,
hard drive, atau sumber daya lainnya, untuk
mendapatkan pemanfaatan sumber daya yang
optimal. (Steve, 2012)
Disaat Load balancer menerima
permintaan layanan dari klien, maka permintaan
tersebut akan diteruskan ke gateway utama.
Load balancer dengan aturan routing dapat
menentukan gateway mana yang memiliki load
yang lebih rendah dan respons yang lebih cepat
sehingga bisa menghentikan akses ke gateway
yang sedang mengalami masalah dan hanya
meneruskan ke gateway yang dapat memberikan
layanan. Ini merupakan kelebihan yang dimiliki
load balancer, sehingga layanan seolah-olah
tidak ada gangguan di mata klien. (Rahmat R,
2010).
2.2 Failover
Failover merupakan kemampuan sistem
untuk dapat berpindah gateway secara manual
maupun otomatis jika salah satu gateway sistem
mengalami masalah sehingga dapat menjadi
backup untuk sistem yang mengalami masalah
untuk mengakses internet.. Penggunaan failover
dapat dilakukan jika memiliki minimal 2
gateway backup. (Fulvio, 2009)
2.3 Mikrotik
Mikrotik perangkat perangkat keras untuk
membantu pengambangan akases ke jaringan
internet atau yang biasa disebut routerboard.
Mikrotik terkenal dengan kualitas kontrol dan
fleksibilitas untuk membagi berbagai jenis paket
data dan penanganan jalur trafik atau yang lebih
dikenal dengan nama routing. Beberapa aplikasi
yang dapat diterapkan dengan mikrotik selain
routing adalah aplikasi kapasitas akses
(bandwidth) manajemen, firewall, wireless
access point (WiFi), backhaul link, sistem
hotspot, Virtual Private Netword (VPN) server,
load balancing, failover dan beberapa lainnya.
(Habib, B., 2015)
2.4 Nth
Nth adalah salah satu metode load balancing
yang terdapat pada routerOS mikrotik. Metode
Nth berjalan dengan memanfaatkan algoritma
round-robin yang dapat menentukan pembagian
pemecahan koneksi yang akan dimangle ke rute
yang dibuat untuk load balancing. Teknik dari
nth membuat koneksi yang masuk ke router
menjadi satu arus yang sama meskipun koneksi
tersebut berasal dari gateway yang berbeda. Saat
menerapkan metode nth akan data batasan ke
router untuk hanya dapat memproses koneksi
dari sumber tertentu saja. Ketika router memiliki
antrian baru maka proses nth akan bekerja.
Metode Nth pada load balance mikrotik disebut
juga metode round robin karena beban terbagi
secara berurutan dan bergiliran dari gateway
yang satuke gateway yang lain oleh karena itu
gateway yang digunakan selalu bergantian dan
tidak tetap (random), hal ini ditentukan dalam
pengaturan mangle Nth yaitu nilai pertama
menandakan every dan nilai kedua menandakan
packet. Angka every adalah jumlah kelompok
yang ingin dihasilkan, sedangkan angka packet
adalah jumlah koneksi yang akan ditandai atau
marking
2.5 Zeroshell
Zeroshell merupakan routerOS dengan
system yang berbasiskan linux. Zeroshell
ditujukan untuk server dan perangkat embedded
agar dapat membuat layanan jaringan menjadi
lebih baik. (Nuryadin, 2010). Zeroshell memiliki
fitur fitur seperti Captive Portal, Load
Balancing, Failover, Qos dan beberapa lainnya
untuk dapat membantu meningkatkan kinerja
jaringan komputer menjadi lebih baik.
Spesifikasi hardware untuk dapat menjalankan
routerOS Zeroshell sangatlah kecil, minimum
requirements hardware yang dibutuhkan oleh
zeroshell adalah pentium 233 Mhz, 96 MB RAM,
dan support semua vga card.. (Fulvio, R., 2009)
2.6 Weight Round-RobinMikrotik
Zeroshell memiliki fitur untuk
menyeimbangkan trafik yang dilalui. Didalam
zeroshell fitur tersebut bernama NetBalancer.
NetBalancer adalah fitur dari zeroshell yang
dapat memanfaatkan beberapa gateway internet
menjadi seimbang, fitur ini disebut juga dengan
load balancing. Load balancing pada zeroshell
menggunakan metode weight round robin.
Metode weight round robin didasari oleh round-
robin scheduling. Weight round robin
merupakan teknik penjadwalan yang dapat
diterapkan dalam berbagai bidang, untuk
pemakaian sumber daya bersama-sama pada
sebuah komputer atau jaringan. Metode ini
dieksekusi pada permulaan setiap frame. Metode
weight round robin menentukan alokasi
bandwidth antara klien berdasarkan paket data
yang di request. Bagian terpenting dari skema
weight round robin adalah menentukan bobot
dari setiap gateway. Bobot tersebut menentukan
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2692
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
pembagian bandwidth yang digunakan pada
metode round robin (Nuryadin, 2010).
Gambar 1. Load Balancing Weight Round-Robin
Load balancing yang digunakan pada
zeroshell menggunakan skema weight round
robin yaitu pemberian beban pada setiap
gateway. Pada gambar 3. menjelaskan bahwa
setiap gateway diberikan beban (weight) yang
berbeda-beda, semakin besar weight yang
diberikan maka prioritas penggunaan gateway
tersebut menjadi semakin besar, kemudian jika
gateway tersebut sudah tidak mampu melayani
klien maka penggunaan gateway akan
dipindahkan ke gateway yang diberikan bobot
lebih kecil dari sebelumnya hingga gateway ke-
n.
3 PERANCANGAN
3.1. Gambaran arsitektur Load Balancing
Pada umumnya arsitektur load balancing
terdiri dari klien, load balancer dan penyedia
layanan internet.
Gambar 2. Diagram Blok Load Balancing
Pada gambar 2 memberikan gambaran
secara umum bagaimana load balancing yang
diterapkan di sistem ini. Load balancing
berperan untuk memberikan koneksi yang lebih
stabil. Saat kedua ISP aktif maka load balancer
akan membagi beban sesuai dengan metode load
balancing yang digunakan. Untuk mikrotik
dengan menggunakan load balancing metode
Nth sedangkan untuk zeroshell menggunakan
metode weight-round robin yaitu pembagian
bandwidth berdasarkan weight ISP yang telah di
tentukan oleh admin jaringan dengan begitu
klien dapat terhubung ke jaringan internet.
4 IMPLEMENTASI
4.1 Implementasi Load Balancing dan
Failover pada Mikrotik RB951Ui-2ND
Implementasi load balancing & failover
pada mikrotik di bagi menjadi beberapa bagian
yaitu :
1. Implementasi hardware untuk load
balancing & failover mikrotik
2. Pemberian IP interface
3. Pengaktifan dhcp server
4. Pembuatan mangle di mikrotik
5. Pengaturan route
6. Pengaturan NAT
4.1.1 Implementasi hardware untuk load
balancing & failover pada mikrotik
Gambar 3. Perangkat yang terhubung dengan
Mikrotik
1. Mikrotik RB951Ui-2ND bertindak sebagai
load balancer
2. USB-Hub untuk menambah port usb pada
router mikrotik (router mikrotik hanya
memiliki 1 port usb)
3. Modem GSM Huawei E220 yang diberikan
kartu indosat ooredo, berfungsi sebagai
modem 1
4. Modem GSM Huawei E172 yang diberikan
kartu tri, berfungsi sebagai modem 2
5. Kabel lan, berfungsi untuk menghubungkan
mikrotik ke pc klien (Ethernet 2)
4.1.2 Pemberian IP interface
Gambar 4. Address List pada Mikrotik
Dua koneksi modem gsm dan 1 pc klien
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2693
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
maka akan membentuk 3 IP address. IP address
yang ditandai dengan huruf “D” merupakan IP
address yang bersifat dynamic, pada gambar 5.2
ip yang mendapatkan IP dynamic adalah IP yang
berasal dari interface modem.
4.1.3 Pengaktifan DHCP Server
Gambar 5. Pengaturan DHCP Server pada Mikrotik
Pada gambar 5. dhcp server diarahkan ke
ether2. Dengan begitu jika klien ether2
menggunakan switch untuk memperbanyak
klien maka IP akan langsung secara otomatis
diberi oleh mikrotik kepada klien klien dengan
jaringan yang sama oleh ether2.
4.1.4 Mangle Nth Mikrotik
Mangle mikrotik merupakan cara untuk
menandai paket ataupun koneksi tertentu. Untuk
membuat load balancing mikrotik metode Nth
diperlukan suatu mangle, karena mangle ini yang
akan menandai kemudian membagi beban
bandwidth.
Tabel 1. Mangle Nth pada mikrotik
1
2
/ip firewall mangle
add chain=prerouting in-
interface=ether2 connection-
state=new nth=2,1 action=mark-
connection new-connection-
mark=conn1 passthrough=yes
3
4
5
add chain=prerouting in-
interface=ether2 connection-
mark=conn1 action=mark-routing
new-routing-mark=conn1
passthrough=no
add chain=prerouting in-
interface=ether2 connection-
state=new nth=1,1 action=mark-
connection new-connection-
mark=conn2 passthrough=yes
add chain=prerouting in-
interface=ether2 connection-
mark=conn2 action=mark-routing
new-routing-mark=conn2
passthrough=no
4.1.5 Pengaturan Route
Route bertindak untuk mengarahkan mangle
yang sudah di atur ke interface yang tepat pada
mikrotik.
Tabel 2. Route Nth pada Mikrotik
1
2
3
4
/ip route
add dst-address=0.0.0.0/0
gateway=INDOSAT scope=255 target-
scope=10 routing-mark=conn1
add dst-address=0.0.0.0/0
gateway=TRI scope=255 target-
scope=10 routing-mark=conn2
add dst-address=0.0.0.0/0
gateway=INDOSAT
add dst-address=0.0.0.0/0
gateway=TRI
4.1.6 Pengaturan NAT
Fungsi NAT adalah menghubungkan klien
ke internet. Penggunaan dilakukan agar mangle
dan route dapat digunakan oleh klien untuk
dapat terhubung ke internet.
Tabel 3. NAT Nth pada Mikrotik
1
2
3
/ip firewall nat
add chain=srcnat connection-
mark=conn1 out-interface=INDOSAT
action=masquerade
add chain=srcnat connection-
mark=conn2 out-interface=TRI
action=masquerade
4.2 Implementasi Load Balancing dan
Failover pada Zeroshell
Implementasi load balancing & failover
pada zeroshell akan di bagi menjadi beberapa
bagian yaitu:
1. Implementasi hardware untuk load
balancing & failover di zeroshell
2. Pemberian IP interface
3. Pengaktifan dhcp server
4. Pengaktifan Net Balancer
5. Pengaktifan NAT
4.2.1 Implementasi Hardware untuk Load
Balancing & Failover pada Zeroshell
1 PC zeroshell, PC zeroshell merupakan
laptop yang telah diinstal dengan zeroshell
routerOS. Laptop yang digunakan adalah
laptop acer aspire 2920Z dengan ram 1GB,
terinstal routerOS zeroshell 3.4.0
2 Modem gsm huawei E172 yang diisi dengan
kartu TRI dihubungkan pada port usb1,
modem1
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2694
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
3 Modem gsm huawei E220 yang diisi dengan
kartu Indosat Ooredo dihubungkan pada port
usb2, modem2
4 PC klien, pc klien terhubung secara
langsung menggunakan kabel lan ke fisik
ethernet pc zeroshell.
Gambar 6. Perangkat yang terhubung dengan
zeroshell
4.1.1 Pemberian IP interface
Gambar 7. Tampilan Interface Zeroshell
Gambar 7. merupakan tampilan seluruh
interface yang terdapat pada zeroshell. Pada
gambar 7 zeroshell memiliki 3 interface yaitu:
1. ETH00 merupakan pc klien yang terhubung
langsung secara fisik oleh routerOS
zeroshell,
2. PPP0 merupakan modem Indosat Ooredo
yang berada di usb2 dengan IP address
dynamic.
3. PPP1 merupakan modem TRI yang berada
di usb1 dengan IP address dynamic.
4.1.2 Pengaktifan dhcp server
Fungsi dari dhcp server adalah jika terdapat
satu pc klien atau lebih yang melakukan koneksi
menggunakan switch maka pc klien tersebut
tidak perlu lagi melakukan pengaturan IP secara
manual karena IP akan didapatkan secara
otomatis.
Gambar 8. Pengaktifan DHCP Server pada
Zeroshell
4.2.4 Pengaktifan NetBalancer
NetBalancer merupakan aplikasi load
balancing yang ada pada zeroshell. NetBalancer
menggunakan algoritma round-robin yaitu
dengan menimbang dari beban gateway.
Gambar 9. NetBalancer pada Zeroshell
4.2.5 Pengaktifan NAT
Mengaktifkan nat agar pc klien dapat
terkoneksi ke jaringan internet.
Gambar 10. Pengaktifan NAT
5 PENGUJIAN
5.1 Pengujian Failover pada Mikrotik
Pengujian failover pada mikrotik dilakukan
dengan melakukan ping ke situs
www.google.com kemudian memutus koneksi
untuk mendapatkan fungsi dari failover.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2695
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 11. Pengujian Failover pada Mikrotik
Penghitungan delay adalah dengan mengurangi
time since reference or first time yang ada.
Berikut adalah hasil dari perhitungan delay,
Delay = (36.777368 – 35.330425) = 1.4 second
5.2 Pengujian Failover pada Zeroshell
Pengujian failover pada zeroshell dilakukan
dengan melakukan ping ke situs
www.google.com kemudian memutus koneksi
untuk mendapatkan fungsi dari failover.
Gambar 12. Pengujian Failover pada zeroshell
Penghitungan delay adalah dengan mengurangi
time since reference or first time yang ada.
Berikut adalah hasil dari perhitungan delay,
Delay = (24.500144 – 18.805204) = 5.69494 second
5.3 Pengujian Load Balancing menggunakan
situs www.speedtest.net
Pengujian klien melakukan test speed melalui
situs speedtest.net sebanyak 5 kali menggunakan
3 sistem. Pengujian akan mencatat nilai
throughput menggunakan software wireshark.
Gambar 13. Hasil Pengujian menggunakan Situs
Speedtest.net
Dari hasil tersebut sistem yang menerapkan
metode load balancing memiliki throughput
yang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem
yang tidak menerapkan load balancing.
Throughput pada mikrotik memiliki nilai lebih
tinggi dengan nilai 3.508 MBps dibandingkan
dengan nilai throughput zeroshell yang memiliki
nilai 2.876 MBps. Hal ini terjadi dikarenakan
koneksi yang menggunakan load balancing
menggunakan bandwidth kedua ISP untuk dapat
menghasilkan throughput yang lebih tinggi.
5.4 Pengujian Load Balancing dengan
streaming 4 film secara bersamaan
melalui situs www.filmapik.com
Pengujian dengan melakukan streaming 4
film dilakukan selama 5 menit kepada seluruh
sistem kemudian dicatat nilai throughput
menggunakan software wireshark.
Gambar 14. Hasil Pengujian Streaming 4 Film
Secara Bersamaan
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2696
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Pengujian kedua membuktikan klien yang
mengakses dengan menggunakan load
balancing mikrotik memiliki nilai throughput
yang lebih tinggi. Selisih nilai throughput
dengan load balancer zeroshell tidak berbeda
jauh, akan tetapi nilai throughput berbeda sangat
jauh dengan klien yang melakukan streaming
film tanpa menggunakan load balancer.
Pengujian ini membuktikan nilai throughput
yang diterapkan pada load balancing mikrotik
memiliki nilai lebih tinggi yaitu 2.078 MBps
dibandingkan dengan nilai throughput yang
diterapkan pada load balancing zeroshell yang
bernilai 1.75 MBps. Sistem yang tidak
menggunakan load balancer hanya
menggunakan 1 ISP aktif sehingga throughput
yang dihasilkan tidak maksimal berbeda hal
dengan sistem yang menerapkan load balancer
ketika salah satu ISP telah mencapai batas untuk
melayani klien maka ISP yang lain akan
membantu agar koneksi menjadi lebih stabil dan
seimbang.
5.5 Pengujian Load Balancing dengan
melakukan download video
menggunakan web browser google
chrome
Pengujian ketiga adalah pengujian dengan
melakukan download sebuah file video youtube
melalui situs www.en.savefrom.net. Video yang
didownload berukuran 82MB. Tools
downloader yang digunakan menggunakan web
browser google chrome. Selama proses
download berjalan nilai throughput dicatat
dengan wireshark. Berikut ini adalah hasil dari
pengujian tersebut:
Gambar 15. Hasil Pengujian Download Video
Youtube
Dari hasil pengujian diatas sistem tanpa load
balancer dan load balancer memiliki nilai yang
mendekati sama meskipun cenderung sedikit
lebih tinggi throughput yang diterapkan pada
load balancer. Hal ini disebabkan karena ISP
yang digunakan hanyalah 1 ISP yaitu ISP 3.
Dapat disimpulkan dari pengujian ini ketika
klien melakukan download video dengan
menggunakan browser google chrome maka
load balancer hanya menggunakan 1 jalur ISP.
5.6 Pengujian Load Balancing dengan
melakukan download video
menggunakan Internet Download
Manager
Pengujian keempat adalah klien melakukan
download video youtube melalui situs
en.savefrom.net dengan software internet
download manager. Video yang di download
berukuran 470MB. Berikut adalah nilai
throughput hasil dari pengujian download video
dengan menggunakan internet download
manager:
Gambar 16. Hasil Pengujian Download Video
menggunakan Internet Download Manager
Hasil gambar 16. menunjukkan klien yang
melakukan download file tanpa menggunakan
load balancer memiliki nilai throughput yang
paling kecil berbeda jauh dengan sistem yang
menerapkan load balancer, Hal ini dikarenakan
internet download manager melakukan unduhan
melebihi satu koneksi, sehingga nilai throughput
yang didapat ketika menggunakan load balancer
menjadi lebih tinggi. Dari data diatas sistem
yang menerapakan load balancing mikrotik
memiliki nilai throughput yang paling tinggi.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 2697
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
6. KESIMPULAN
Berdasarkan pengujian yang telah
dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut.
1. Dari hasil pengujian yang dilakukan, kinerja
load balancing yang diterapkan pada
mikrotik menggunakan metode Nth
memiliki nilai throughput yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai throughput yang
diterapkan pada load balancing zeroshell.
2. Kinerja dari pengujian failover yang
diterapkan pada mikrotik memiliki nilai
delay yang lebih kecil dibandingkan dengan
pengujian failover yang diterapkan pada
zeroshell.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, S., 2013. Implementasi Load Balancing
Pada Multihoaming ISP menggunakan
metode NTH, UGM, Yogyakarta.
Eris, A., 2014. Implementasi Load Balancing
Dua Line ISP menggunakan Mikrotik
RouterOS. AKPRIND, Yogyakarta.
Giga P. H., 2016. Analisis Perbandingan Metode
Load Balancing ECMP, Nth, dan PCC
Menggunakan Mikrotik Cloud Hoasted
Router pada GNS3, UGM, Yogyakarta.
Leandro, F., 2011. Internet redundandy and
Balancing with Zeroshell.
Fulvio, R., 2009. Multiple Internet Connections
by Balancing traffic and Managing
Failover.
Mohd, S., Yopi, H., & Zulfian A., 2015. Load
Balance Dan Pembagian Bandwidth Pada
Jaringan LAN Mengunakan Mikrotik
Router Board RB750. Triguna Dharma,
Medan.
Steve, D., 2012. Load Balancing Using PCC &
Router OS.
Daid, B., 2011. Load Balancing Using PCC
connected via PPPoE. Mikrotik.