PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN
HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasisus Sp)
PADA LAHAN BEKAS GALIAN INDUSTRI BATU MERAH
RAHMAT
10594092915
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
ii
PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP
DAN PERTUMBUHAN IKAN PATIN (Pangasisus Sp) PADA LAHAN
BEKAS GALIAN INDUSTRI BATU MERAH
RAHMAT
10594092915
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Perikanan
Pada Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : Pengaruh Padat Tebar yang Berbeda Terhadap
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Patin
(Pangasius Sp) Pada Lahan Bekas Galian Industri Batu
Merah.
Nama Mahasiswa : Rahmat
Nomor Stambuk : 10594092915
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
Telah Diperiksa dan Disetujui Oleh :
Pembimbing 1, Pembimbing II,
Dr. Abdul Haris Sambu, S.Pi. M.Si. Dr.Ir. Andi Khaeriyah, M. Pd
NIDN : 0021036706 NIDN : 0926036803
Mengetahui :
Dekan Fakultas Pertanian, Ketua Program Studi ,
Burhanuddin, S.Pi., M.P. Dr.Ir. Andi Khaeriyah, M. Pd
Nidn : 00321036704 Nidn : 0926036803
iv
HALAMAN PENGESAHAN KOMISI PENGUJI
Judul Skripsi : Pengaruh Padat Tebar yang Berbeda Terhadap
Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Ikan Patin
(Pangasius Sp) Pada Lahan Bekas Galian Industri Batu
Merah.
Nama Mahasiswa : Rahmat
Nomor Stambuk : 10594092915
Program Studi : Budidaya Perairan
Fakultas : Pertanian
SUSUNAN KOMISI PENGUJI
NAMA TANDA TANGAN
1. Dr. Abdul Haris Sambu, S.Pi.,M.Si (……………………………)
Ketua Sidang
2. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd (……………………………)
Sekretaris
3. Dr. H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P (……………………………)
Anggota
4. Asni Anwar, S.Pi.,M.Si (……………………………)
Anggota
Tanggal Lulus :15 Agustus 2019
v
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Padat
Tebar Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan
Ikan Patin (Pangasius Sp) Pada Lahan Bekas Galian Industri Batu Merah
adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir
skripsi.
Kalemandalle, 05 Agustus 2019
RAHMAT
vi
HALAMAN HAK CIPTA
@ Hak Cipta milik Unismuh Makassar, tahun 2019
Hak Cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebahagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan, karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Universitas
Muhammadiyah Makassar
2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebahagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapun tanpa izin Unismuh Makassar.
vii
ABSTRAK
Rahmat 10594092915, Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap
Kelangsunga Hidup Dan Pertumbuhan Ikan Patin (Pangasiu Sp) Pada
Lahan Bekas Galian Industri Batu Merah. Dibimbing Oleh Dr. Abdul Haris
Sambu, S.Pi., M.Si. dan Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M. Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui padat tebar yang optimal terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan patin.
Metode pengambilan sampel dalam penelitan ini dilakukan dengan cara
acak untuk menjaga agar tidak ada organisem yang terlalu kecil atau besar yang
terambil pada saat sampling atau dalam hal ini metode yang digunakan adalah
metode ulangan yakni membandingkan antara perlakuan yang satu dengan
perlakuan yang lainnya.
Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup ikan
patin berpengaruh nyata (P< 0,05). Hal ini diduga karena ketahanan ikan patin
terhadap kondisi lingkungan cukup tinggi sehinggah berbeda nyata.
Didalam penelitian ini disarankan sebaiknya dalam penelitian selanjutnya
menggunakan padat tebar yang lebih tinggi antara perlakuan yang satu dengan
perlakuan yang dapat meningkatkan kelangsungan hidup ikan patin dengan lebih
baik.
Kata kunci :Ikan patin, padat tebar kelangsungan hidup dan pertumbuhan
\
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah Swt karena berkat
limpahan rahmat dan taufik serta hidayah –nya yang tiada terkira sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas proposal yang berjudul “: Pengaruh Padat
Tebar Yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Ikan Patin
Pada Lahan Bekas Galian Industri Batu Merah “ ini sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan program strata satu pada Program Studi Budidaya Perairan
Fakultas Pertanian Universitas Makassar ini dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan proposal ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak saya Haeruddin Dg Tompo dan Ibu saya Sarkia Dg Tanang yang
telah mendukung saya sehinggah tugas skripsi ini dapat terselesaikan dengan tepat
waktu dan saya juga berterima kasih yang mendalam kepada bapak Dr.Abdul
Haris Sambu, S.Pi., M.Si selaku Pembimbing 1 , ibu Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.
Pd selaku pembimbing ke 2 sekaligus ketua Program Studi Budidaya Perairan,
kepada kedua orang tua yang telah banyak memberikan bantuan baik moral
maupun materi , dan bapak H.Burhanuddin S.Pi ,MP selaku Dekan fakultas
pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan banyak
waktunya sehingga tugas skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya,.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis secara tulus dan ikhlas
menyampaikan terima kasih kepada rekan rekan mahasiswa Program Studi
Budidaya Perairan Fakultas Peartanian Universitas Muhammadiyah Makassar
angkatan2015-2016, atas kerjasama nya ,dan jika selama ini penulis pernah
berbuat kesalahan atau kehilapan kepada rekan-rekan seangkatan baik disengaja
maupun tidak disengaja, penulis menyampaikan permohonan maaf lahir dan
bathin, bukan laut kalau tidak pernah surut, bukan manusia kalau tidak pernah
salah.
Kalemandalle , 07 Januari, 2019
Rahmat
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ii
Halaman Pengesahan Pembimbing iii
Pernyataan Mengenai Skripsi dan Sumbe Informasi vi
Hak Cipta v
Abstrak vi
Kata Pengantar vii
Daftar Isi viii
Daftar Tabel ix
Daftar Gambar x
Daftar Lampiran xi
1. PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Tujuan Penelitian 2
2. TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1. KlasifikasiIkan Patin 3
2.2. Morfologi Ikan Patin 3
2.3. Kelangsungan Hidup Ikan Patin 4
2.4 .Laju Pertumbuhan Ikan Patin 5
3. METODE PENELITIAN 7
3.1.Waktu dan Tempat 7
3.2. Alat dan Bahan 7
3.2.1. Alat 7
3.2.2. Bahan 8
3.3. Prosedur Penelitian 8
3.3.1. Persiapan Wadah 8
3.3.2. Persiapan Air Media Pemeliharaan 8
3.3.3. Hewan Uji 9
3.3.4. Jenis Pakan 9
x
3.3.5. Pemeliharaan Ikan 9
3.4. Rancangan Percobaan 9
3.5. Peubah Yang Diamati 9
3.6.Analisis Data 10
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 11
4.1. Gambaran Umum Lokasi 11
4.2. Kelangsungan hidup 12
4.3. Pertumbuhan 13
4.3.1 Pertumbuhan Bobot Mutlak 13
4.3.2. Laju Pertumbuhan Harian 15
4.4. Kualitas Air 16
5. PENUTUP 19
5.1. Kesimpulan 19
5.2. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Rata rata tingkat kelangsungan hidup 12
2. Hasil analisis pertumbuhan mutlak 13
3. Hasil analisis laju pertumbuhan harian 15
4. Kualitas Air 16
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil uji SPSS Tingkat Kelangsungan hidup Ikan Patin 23
2. Hasil Uji Duncan Kelangsungan Hidup 23
3 . Hasil Uji SPSS Pertumbuhan Mutlak Ikan Patin 23
4. Hasil Uji SPSS Laju Pertumbuhan Harian Ikan Patin 24
5. Lampiran Gambar 25
1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Bekas galian industri batu merah banyak terdapat di desa-desa yang ada di
Gowa khususnya Kecamatan Bajeng Barat.Pemanfaatan bekas galian industri batu
merah menjadi tempat budiaya ikan yang bermanfaat bagi masayarakat karena
bernilai ekonomis tinggi dan tidak membutuhkan biaya yang mahal dalam proses
pembuatan kolam baru.
Ikan patin sebagai komoditas ikan air tawar memiliki potensi untuk
dibudidayakan secara komersial.Ikan ini tidak hanya menjadi ikan konsumsi tetapi
juga digunakan pula sebagai ikan hias.Hal ini menimbulkan segmentasi usaha
yang beragam dalam pembudidayaannya.Usaha budidaya ikan patin dapat
dikelompokkan menjadi usaha pembenihan, usaha pendederan dan usaha
pembesaran.
Kepadatan ikan mempengaruhi derajat kelangsungan hidup dan
pertumbuhan ikan, sehingga memungkinkan terjadinya kegagalan dalam proses
produksi (Jobling, 1994). Kepadatan ikan yang rendah berdampak pada
pertumbuhan yang baik dan tingginya derajat kelangsungan hidup tetapi produksi
per area rendah (Gomes et al., 2000).Kepadatan ikan yang tinggi berdampak pada
rendahnya pertumbuhan dan meningkatnya stres pada ikan (Montero et al., 1999).
Selain itu tingginya interaksi sosial pada ikan akan menimbulkan heterogenitas
ukuran ikan (Caveroet al., 2003 dalam Brandao, 2004). Akan tetapi, peningkatan
kepadatan ikan akan meningkatkan total produksi (Hepher dan Pruginin, 1981)
dan biaya produksi per unit menjadi rendah (Islam et al., 2006). Oleh karena itu,
2
sangat penting untuk dilaksanakan penelitian mengenai Pengaruh Padat Tebar
Terhadap Tingkat Kelangsungan Hidup Dan Pertumbuhan Ikan Patin dengan
harapan dapat dihasilkan kepadatan yang optimal dan produksi yang tinggi,
1.2. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan padat tebar yang optimal bagi
kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan patin.
3
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Klasifikasi Ikan Patin
Klasifikasi ikan patin (Pangasius pangasius) menurut Saanin (1984) diacu
dalam Subagja 2009 adalah sebagai berikut :
Ordo : Ostariophyri
Subordo : Siluroide
Famili : Pangasidae
Genus : Pangasius
Spesies : Pangasius sp
Ikan patin merupakan jenis ikan konsumsi air tawar, berbadan panjang
berwarna putih perak dengan punggung berwarna kebiru-biruan.Kepala ikan patin
relatif kecil, mulut terletak di ujung kepala agak di sebelah bawah (merupakan ciri
khas golongan catfish).Pada sudut mulutnya terdapat dua pasang kumis pendek
yang berfungsi sebagai peraba (Anonim 2006 dalam Subagja 2009).
2.2. Morfologi Ikan Patin
Morfologi ikan patin mempunyai badan memanjang dan pipih, posisi
mulut sub terminal dengan 4 buah sungut.Sirip punggung berduri dan bersirip
tambahan serta terdapat sirip lengkung mulai dari kepala sampai pangkal sirip
ekor.Bentuk sirip tersebut agak bercagak dengan bagian tepi berwarna putih dan
garis hitam di tengah. Ikan ini mempunyai panjang maksimum 150 cm .
4
Gambar 1. Ikan patin
Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air.Artinya,
ikan ini dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang
agak asam (pH 5) sampai perairan yang basa (pH 9). Kandungan oksigen terlarut
yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm,
sementara karbondioksida yang bias ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan
alkalinitas antara 80-250. Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada
dalam kisaran 28-30°C (Khairuman dan Suhenda 2002 dalam Subagja 2009).
2.3. Kelangsungan Hidup Ikan Patin
Tingkat kelangsungan hidup merupakan salah satu parameter utama yang
menunjukan keberhasilan dalam pemeliharaan suatu organisme akuatik.Menurut
Effendi et al (2006) mengatakan bahwa kualitas air yang baik akan mempengaruhi
kelangsungan hidup ikan serta pertumbuhan ikan.
Kelangsungan hidup ikan patin dipengaruhi oleh faktor external dan
internal.Faktor internal meliputi umur, keturunan, ketahanan tubuh terhadap
penyakit dan kemampuan mencerna makanan, faktor external meliputi sifat fisika
dan sifat kimia lingkungan, jumlah makanan, ukuran nilai gizi makanan yang
tersedia dan jumlah ikan yang ada (Hued dalam Afdison, 2004).Hal ini didukung
oleh Brett dalam Subhan (2014), jumlah pakan yang mampu dikonsumsi ikan
5
patin setiap harinya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi potensi ikan
patin untuk tumbuh secara maksimal dan laju konsumsi makanan harian
berhubungan erat dengan kapasitas dan pengosongan perut.
Kelangsungan hidup ikan patin juga dipengaruhi oleh pemberian pakan
dan padat tebar ikan patin karena ketika budiaya ikan Menurut Bennet (1970) dan
Stickney (1979) peningkatan padat penebaran ikan yang tinggi akan
meningkatkan persaingan dalam memperebutkan makanan, ruang gerak dan
oksigen terlarut sehingga kelangsungan hidupnya menurun. Dengan penggunaan
sistem resirkulasi maka kandungan oksigen terlarut dalam media pemeliharaan
ikan patin relatif stabil.
2.4. Laju Pertumbuhan Ikan Patin
Pertumbuhan adalah total energi yang diubah menjadi penyusun tubuh,
kebutuhan energi ini diperoleh dari makanan. Pertumbuhan juga merupakan suatu
proses pertambahan bobot maupun panjang tubuh ikan, adapun perbedaan laju
pertumbuhan dapat disebabkan karena adanya pengaruh padat penebaran dan
persaingan di dalam mendapatkan makanan (Hernowo, 2001)
Hal ini mungkin disebabkan karena pada padat penebaran tinggi ikan
semakin berdesakan sehingga harus bersaing untuk mendapatkan pakan.
Kekurangan pakan akan memperlambat laju pertumbuhan ikan dan ruang gerak
juga merupakan faktor luar yang mempengaruhi laju pertumbuhan spesifik,
dengan adanya ruang gerak yang cukup luas ikan dapat bergerak secara maksimal.
Pendapat ini sesuai dengan pendapat Rahmat (2010) mengatakan bahwa pada
padat penebaran yang tinggi ikan mempunyai daya saing di dalam memanfaatkan
6
makanan, dan ruang gerak, sehingga akan mempengaruhi laju pertumbuhan ikan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing ikan memiliki jumlah padat
penebaran tertentu.
Penyebab lainnya adalah diduga pada kepadatan tinggi ikan akan bersaing
untuk memperoleh oksigen terlarut menurut Nurlaela et al. (2010) secara umum
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi padat penebaran yang diaplikasikan maka
pertumbuhan akan semakin rendah, karena akan terjadi persainganbaik ruang
gerak, oksigen terlarut maupun pakan yang berpengaruh pada pertumbuhan.
Menurut Widiastuti (2003) menyatakan bahwa kondisi wadah yang semakin padat
dapat menyebabkan ikan stress dan nafsu makan berkurang sehingga
pertumbuhannya menjadi lambat.
7
3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 23 Mei sampai 6 Juli 2018 di
Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat Kabupaten Gowa disajikan pada
Gambar 2.
Gambar 2. Peta Desa Gentungan
3.2. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada penelitian ini berupa pH meter untuk mengukur
derajat keasaman, DO meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam air,
ember untuk menampung sample, timba untuk memindahkan air, thermometer
untuk mengukur suhu, penggaris untuk mengukur panjang sampel, timbangan
8
untuk mengukur berat sampel, secchi disk untuk mengukur kecerahan dan seser
untuk mengambil sampel wadah.
3.2.2. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ikan patin sebagai objek
penelitian, pakan komersil sebagai makanan ikan patin, dan air sebagai media
budidaya.
3.3. Prosedur Peneletian
Prosedur yang dilakukan selama penelitian meliputi persiapan wadah,
persiapan air media pemeliharaan, hewan uji, persiapan pakan dan respon yang
diukur
3.3.1. Persiapan Wadah
Wadah yang digunakan adalah bekas galian industri batu merah yang
memiliki luas lahan 0.85 ha dan dalam bekas galian batu merah dibuat keramba
jaring apung sebanyak 9 buah sebagai tempat pemeliharaan pada lahan bekas
galian industri batu merah berbentuk persegi berukuran (1 x 1x 1) dengan
volume air yang diisi sampai dengan tinggi 2 meter dan untuk mengaliri air bekas
galian batu merah dilengkapi dengan saluran air yang tersambung pada saluran air
pertanian.
3.3.2. Persiapan Air Media Pemeliharaan
Air yang digunakan pada penelitian ini adalah air yang berasal dari saluran
air pertanian yang akan dialirkan masuk pada bekas galian industri merah.
9
3.3.3. Hewan Uji
Dalam peneletian ini ikan yang digunakan adalah ikan patin dengan
panjang 1-2 cm.
3.3.4. Jenis Pakan
Pakan yang digunakan pada penelitian ini adalah pakan komesil.
3.3.5. Pemeliharan Ikan
Pemiliharan ikan dilakukan selama 45 hari dengan waktu pemberian pakan
sebanyak tiga kali yaitu pagi pada jam 08.00, siang hari pada jam 13.00 dan
malam hari pada jam 20.30.
3.4. Rancangan Percobaan
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan tiga perlakuan dan tiga ulangan sehinggah berjumlah 9
unit. Perlakuan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
A = Padat Tebar 50 ekor/bak
B = Padat Tebar 100 ekor/bak
C = Padat Tebar 150 ekor/bak
3.5. Peubah yang Diamati
3.5.1. Pertumbuhan Mutlak Individu
Pertumbuhan mutlak individu dihitung dengan rumus Roiyce (1972):
G = Wt-Wo
G = Pertumbuhan mutlak
Wt = Berat akhir hewan uji(gram)
Wo = Berat awal hewan uji (gram)
10
3.5.2. Laju Pertumbuhan Individu
Laju pertumbuhan individu dihitung berdasarkan petunjuk Zonneveld Dkk
(1991).
SGR = Laju pertumbuhan individu (% per hari)
t = Waktu pengamatan
Wt = Berat akhir hewan uji(gram)
Wo = Berat awal hewan uji (gram)
3.5.3. Tingkat Kelangsungan Hidup
Tingkat kelangsungan hidup dihitung dengan menggunakan rumus
Effendie (1979).
SR = Tingkat kelangsungan hidup
Nt = Jumlah hewan uji pada akhir pengamatan
No = Jumlah hewan uji pada awal pengamatan
3.6. Analisis Data
Untuk mengetahui pengaruh padat tebar pada lahan bekas galian industri
batu merah terhadap kelangsugan hidup pertumbuhan hewan uji, maka dilakukan
analisis ragam terhadap data yang diperoleh selama penelitian dan dilanjutkan
dengan uji Duncan untuk mengetahui perlakuan yang terbaik.
11
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Gambaran Umum Lokasi
Dusun Borissalama Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat merupakan
salah satu daerah yang berada di Kabupaten Gowa.Daerah ini berbatasan langsung
dengan Desa Bontomanai disebelah Barat , Desa Tanabangka disebelah Utara,
Desa Borimatangkasa sebelah Selatan dan Desa Lempangang sebelah Timur.
Dusun Borissalama Desa Gentungan Kecamatan Bajeng Barat ini
merupakan salah satu daerah industri penghasil batu merah,tidak heran jika
banyak lahan-lahan yang dipakai untuk diambil tanah liatnya sebagai bahan baku
utama batu merah. Banyaknya bekas galian industri batu merah yang dihasilkan
akibat industri batu merah ini yang dimanfaatkan sebagai tempat budidaya ikan
sehingga lokasi yang dulunya terlantar kini bisa dimaksimalkan untuk
menghasilkan nilai ekonomis. Dengan banyaknya bekas galian industri batu
merah maka diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini akan membantu
masyarakat dalam mengembangkan inovasi dari pemanfaatan bekas galian batu
merah dan bisa dijadikan peluang usaha oleh masyarakat untuk membantu
memenuhi kebutuhan sehari-hari . Bekas galian industri batu merah yang
digunakan dalam penelitian ini memiliki kedalaman keseluruhan 3 meter denga
kedalaman air setinggi 2,3 meter dengan luas sebesar 0,85 h dan tersambung
langsung dengan saluran air pertanian masyarakat dan bekas galian batu merah
yang digunakan untuk penelitian hanya memiliki saluran air masuk dan tidak
memiliki saluran pengeluaran air.
12
4.2. Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup adalah jumlah organisme yang mampu bertahan hidup
dari awal sampai akhir penelitian. Hasil analisis rata–rata tingkat kelangsungan
hidup ikan patin pada uji coba lahan bekas galian industri batu merah disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Kelangsungan hidup ikan patin
Perlakuan Ulangan
Rata-Rata Kelangsungan
Hidup 1 2 3
A ( 50 Ekor )
B ( 100 Ekor )
C ( 150 Ekor
92%
88%
82%
90%
85%
80%
96%
84%
77%
92%
85%
79%
46.3333±2,49a
85.6667±2,08b
119.6667±2,05c
Sumber: Data 2019 (P<0,05)
Berdasarkan analisis ragam padat tebar menunjukkan pengaruh nyata
terhadap kelangsungan hidup ikan patin. Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa
kelangsungan hidup tertinggi terdapat pada perlakuan A sebesar 92% dengan
padat tebar 50 ekor berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan
kelangsungan hidup perlakuan A dan B (padat tebar 100 dan 150 ekor) . Hal
ini diduga karena terbatasnya ruang gerak ikan dan adanya persaingan dalam
mendapatkan pakan.Hal ini sesuai dengan pendapat Septimesy. A DkkPerlakuan
P1 dengan padat tebar 20 ekor.L-1 yang menghasilkan kelangsungan hidup
selama pemeliharaan sebesar 73,34 ± 4,30%
Diansari (2013) bahwa kepadatan ikan yang terlalu tinggi dapat
menurunkan mutu air, pertumbuhan ikan menjadi lambat,persaingan dalam
memperebutkan ruang gerak, tingkat kelangsungan hidup ikan yang rendah serta
dapat mengakibatkan produksi rendah.Menurut BSNI (2009), kelangsungan hidup
13
untuk produksi ikan nila pada kolam air tenang adalah >75%.Berdasarkan hal
tersebut perlakuan P1 dan P2 memiliki persentase yang sudah cukup baik.
Tingkat kelangsungan hidup organisme budiaya dipengaruhi oleh kualitas
air yang dugunakan selama pemeliharaan seperti kadar ammonia yang tidak
optimal, kadar ammonia yang tinggi dapat menjadi racun yang dapat membunuh
organisme yang dipelihara. Menurut Effendi (2003) bahwa kadar amonia pada
perairan tawar sebaiknya tidak melebihi 0,1 mg.L. karena bersifat toksit bagi
beberapa ikan.
4.3. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran baik panjang maupun
berat organisme yang dibudidaya. Pertumbuhan yang di amati dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua yaitu pertumbuhan bobot mutlak dan laju pertumbuhan
harian.
4.3.1. Pertumbuhan Bobot Mutlak
Pertumbuhan berat mutlak benih ikan patin pada uji coba lahan bekas
galian industri batu merah disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis pertumbuhan Mutlak Ikan Patin
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata–rata Bobot Mutlak 1 2 3
A
B
C
2,58
2,59
2,38
2,81
2,63
2,62
2,59
2,51
2,27
8,34
7,73
7,72
2,78
2,57
2,42
2.4233± 0,13c
2.5767±0,06bc
2.7800± 0,17a
Sumber: Data 2019 (P>0,05)
14
Hasil analisis rata-rata pertumbuhan mutlak benih ikan patin
menunjukkan tidak berpengaruh nyata (P >0,05).Seperti disajikan pada lampiran
2. Berat rata-rata ikan patin dengan padat tebar 50 ekor tidak berbeda nyata
dengan perlakuan B dengan padat tebar 100 ekor serta perlakuan C dengan
padat tebar 150 ekor . Hal ini diduga karena ruang gerak organisme yang
dipelihara terbatas sehingga mempunyai daya saing dalam memanfaatkan ruang
gerak dan makanan, sehinggah mempengaruhi pertumbuhan bobot mutlak
individu yang dipelihara.Menurut Handajani (2002) dalam Kadarini et al., (2010),
padat penebaran selain dapat menyebabakan kompetisi ruang gerak dan perebutan
oksigen terlarut pada ikan, juga dapat menyebabkan ikan mengalami stres,
sehingga menghambat metabolisme dan mengakibatkan nafsu makan ikan
menurun. Hal ini sesuai dengan pendapat Septimesy. A DkkPerlakuan P1 dengan
padat tebar 20 ekor.L-1menghasilkan pertumbuhan bobot mutlak 1,03± 0,43 g.
Pertumbuhan ikan terjadi karenatersedianya pakan dalam jumlah
yangcukup, dimana pakan yang dikonsumsilebih besar dari kebutuhan pokok
untukkelangsungan hidup (Huet, 1986dalam Mulyadi et al, 2014). Menurut
Rahmat (2010) dalam Diansari (2013), mengatakan bahwa pada padat penebaran
ikan yang tinggi akan mempunyai daya saing di dalam memanfaatkan makanan
dan ruang gerak, sehingga akan mempengaruhi laju pertumbuhan ikan
tersebut.Suyanto (2002), menyatakan bahwa jika ikan dipelihara dalam padat
penebaran rendah maka pertumbuhannya lebih baik bila dibandingkan pada padat
penebaran tinggi.
15
4.3.2. Laju Pertumbuhan Harian
Laju pertumbuhan harian benih ikan patin pada uji coba lahan bekas galian
industri batu merah dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Analisis Laju Pertumbuhan Harian Benih Ikan Patin
Perlakuan Ulangan
Jumlah Rata-rata Laju Pertumbuhan
1 2 3
A
B
C
0,06
0.06
0,05
0,06
0.06
0,06
0,07
0,06
0,05
0,19
0,18
0,16
0,06
0,06
0,05
.0533 ± 0,05c
.0600 ± 0bc
.0633 ± 0,04a
Sumber: data 2019
Hasil analisis rata–rata laju pertumbuhan harian benih ikan patin
menunjukkan tidak berpengaruh nyata (p > 0,05) seperti disajikan pada lampiran
3. Berat rata–rata ikan patin tertinggi pada perlakuan A dengan rata-rata 0,06 tidak
berbeda nyata dengan perlakuan B dengan rata-rata 0,06, serta dengan perlakuan
C dengan rata-rata 0,05. Hal ini diduga karena terjadinya persaingan dalam
mencari makan serta ruang gerak organisme yang dipelihara terbatas sehinggah
mempengaruhi pertumbuhan ikan.Pertumbuhan ikan terjadi karena tersedianya
pakan dalam jumlah yangcukup, dimana pakan yang dikonsumsi lebih besar dari
kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup (Huet, 1986dalam Mulyadi et al,
2014)
Pertumbuhan organisme budidaya dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu padat penebaran, makanan, dan kualitas air selama pemeliharaan karena
berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, menurut Effendie (1979),laju
pertumbuhan dapat dipengaruhi olehmakanan, suhu, umur ikan sertakandungan
16
zat-zat hara dalam perairan. Semakin tinggi padat penebaran dapat mempengaruhi
laju pertumbuhan ikan disebabkan adanya daya saing akan memperebutkan
makanan, ruang gerak sehingga ada ikan yang tidak mendapatkan makanan secara
optimal yang menyebabkan pertumbuhan menjadi lambat (Diansari, Vanya R.
2013).Peningkatan padat tebar hingga mencapai daya dukung maksimum akan
menyebabkan pertumbuhan ikan menurun akan diikuti dengan peningkatan
jumlah pakan, buangan metabolisme tubuh, konsumsi oksigen, dan dapat
menurunkan kualitas air (Diansari dkk,2013)
4.4. Kualitas Air
Selama kegiatan berlangsung dilakukan pengukuran parameter kualitas air
baik fisika maupun kimia pada media pemeliharaan benih ikan patin parameter
yang diukur antar lain suhu, kecerahan , pH, amonia, H2S dan oksigen telarut.
Hasil pengukuran kualitas air pada media pemeliharaan benih ikan patin disajikan
pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil pengukuran kualitas air pada media pemeliharaan ikan patin
Nama Awal Pertengahan Akhir SNI
Kecerahan
pH
Amonia (ppm)
H2S (ppm)
Suhu (C)
Do (ppm)
27 cm
7 – 7,2
0,0013
0,010
26 – 27
7,0
30 cm
7,1 – 7,4
0,001
0,0011
27 – 28
6,1
30 cm
7,1 – 7,3
0,0011
0,011
27 – 28
6,9
30-40
6,5-8,5
<0,02mg/L
<0,05
25-32ºC
>5
Sumber: Data 2019
Suhu media pemeliharan ikan patin yang optimal berkisaran antara 28–
30°C sehingga media masih dalam kisaran normal, pada data tabel hasil
17
pengukuran kualitas air dari awal pemeliharaan sampai akhir pemeliharaan
menunjukkan angka 26–28°C sehinggah tidak menunjukkan perbedaan yang jauh
terhadap suhu yang optimal untuk memelihara ikan patin. Menurut
Djokosetiyanto, dkk (2005), yang menyatakan suhu air yang baik untik
memelihara ikan patin siam berkisar antara 26–30°C
Secara umum, besarnya pH air yang akan digunakan sebagai media
pemeliharaan benih ikan patin harus sesuai dengan habitat aslinya dialam liar
yaitu antara 6,5–8,5 (BSN, 2009), ketidaksesuaian pH air dengan syarat hidup
ikan patin siam dapat mengakibatkan perkembangan dan pertumbuhan tidak
optimal. Hubungan pH air dan kehidupan ikan budidaya sebagai mana tersaji
dalam tabel 6, berdasarkan hasil prngukuran pH air selama penelitan yang
berkisar 7–7,4, kisaran pH air selama pemeliharaan sangat mendukung
pertumbuhan ikan uji.
Selain kedua faktor diatas, oksigen merupakan unsur terpenting dalam
kehidupan organisme. Oksigen yang ada didalam air disebut oksigen telarut, dari
hasil pengukuran nilai oksigen telarut dalam media penelitan berkisaran 6,1 – 7,0
mg/l. Kisaran oksigen telarut diatas dalam mendia pemeliharaan dianggap masih
layak dalam mendukung pertumbuhan benih ikan patin. Menurut Djokosetiyanto
(2005) bahwa kandungan oksigen telarut yang baik untuk memelihara ikan patin
siam diatas 3 ppm
H2S merupakan salah satu senyawa toksik yang terdapat di sedimen dasar
perairan yang anoksit (tidak ada oksigen atau aerob). H2S terbentuk dari sisa
pembuangan hasil proses penguraian bahan organik seperti sisa pakan, bangkai
18
ikan dan plankton yang terdapat pada dasar kolam. Pemicu timbulnya H2S sama
seperti amonia dalam air yaitu pembusukan yang ada didalam dasar perairan.
Hasil pengukuran H2S pada media pemeliharaan termasuk dalam kisaran yang
optimal untuk kelayakan hidup ikan patin yaitu berkisar antara 0,010–0,011 ppm.
Nilai amonia selama pemeliharaan yang berkisar 0,0013, 0,001 dan 0,
0011 ppm, menurut Effendi (2003) bahwa kadar amonia pada perairan tawar
sebaiknya tidak melebihi 0,1 mg.L. karena bersifat toksit bagi beberapa ikan.
Selama penelitian nilai kualitas air pada penelitian di bawa 0,1 mg.L.
Kecerahan adalah tingkat batass air yang terlihat atau tingginya padatan
tersuspensi yang berada dalam perairan baik itu disebabkan oleh plankton maupun
partikel–partikel lainnya. Berdasarka hasil yang diperoleh dari pengukuran
kecerahan yang diperoleh yaitu 27 cm dan 30 cm.
Ikan patin sangat toleransi terhadap derajat keasaman (pH) air.Artinya,
ikan ini dapat bertahan hidup pada kisaran pH air yang lebar, dari perairan yang
agak asam (pH 5) sampai perairan yang basa (pH 9). Kandungan oksigen terlarut
yang dibutuhkan bagi kehidupan ikan patin adalah berkisar antara 3-6 ppm,
sementara karbondioksida yang bisa ditolerir berkisar antara 9-20 ppm, dengan
alkalinitas antara 80-250. Suhu air media pemeliharaan yang optimal berada
dalam kisaran 28-30°C (Khairuman dan Suhenda 2002 dalam Subagja 2009).
19
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa padat tebar yang
berbeda pada lahan bekas galia batu merah tidak berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan bobot mutlak ikan patin. Pada penelitiaan ini perlakuan A dengan
padat tebar 20 ekor.L-1 merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan
pertumbuhan bobot mutlak 1,03± 0,43 g, pertumbuhan panjang mutlak 1,86 ±
0,50 cm, dan kelangsungan hidup selama pemeliharaan sebesar 73,34 ± 4,30%.
5.2. Saran
Sebaiknya penelitain selanjutnya disarankan padat tebar yang digunakan bisa
ditingkatkan untuk mengetahui padat tebar yang optimal untuk ikan pati.
20
DAFTAR PUSTAKA
Asmawi, S. 1986. Pemeliharaan Ikan Dalam Keramba. Cetakan Kedua. PT.
Gramedia, Jakarta. 44 hal.
Amri, K. dan Khairuman. 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Bennet, G.W. 1970. Management Of Lakes and Ponds. Second Edition. Van
Nostrand Reinhold Company. 375 hlm.
BSNI 06-6989.22. 2004. Cara Uji Nilai Permanganat Secara Titrimetri. Badan
Standarisasi Nasional Indonesia. Jakarta.
BSNI 7550.2009.Produksi Ikan Nila (Oreochromis niloticus Bleker) Kelas
Pembesaran di Kolam Air Tenang.Badan Standarisasi Nasional Indonesia.
Jakarta.
Brandao FR, Gomes LC, Chagas EC, Araujo LD, Silva ALF, Silva CR. 2004.
Stocking density of matrinxã juveniles during second growth phase in
cages. Paper of Fish culture performance in the tropics: 127-129.
Cholik, F., Jagatraya, A.G., Poernomo, R.P. dan Jauzi, A. 2005. Akuakultur
Tumpuan Harapan Masa Depan Bangsa. Masyarakat Perikanan Nusantara
dan Taman Akuarium Air Tawar Taman Mini Indonesia Indah. Jakarta. 415
hal
Djarijah.A.A.2001. Budidaya Ikan Patin.Kanasius.Yogyakarta 87 hal.
Diansari VR.., Arini E., dan Elfitasari T. 2013. Pengaruh kepadatan yang berbeda
terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan ikan nila (Oreochromis
niloticus) pada sistem resirkulasi dengan filter zeolit. Journal of
Aquaculture Management and Technology. 2 (3) : 37-4
Diansari, Vanya R, Dkk. 2013. Pengaruh Kepadatan Yang Berbeda Terhadap
Kelulushidupan dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus)Pada
Sistem Sirkulasi Dengan Filter Zeolit. Journal Of Aquaculture Management
and Teknology. Volume 2 nomor 3, hal 37-48. Semarang.
http://ejournall.undip.ac.id/indek.php/jfplk . 28 September 2017
Effendy.2006. Seri Buku Ikatan Kimia dan Kimia Anorganik Teori VSEPR
Kepolaran dan Gaya Antar Molekul.Malang : Banyumedia Publishing.
Gomes L C, Baldisserotto B, Senhorini JA. 2000. Effect of stocking density on
water quality, survival, and growth of larvae of the matrinxã, Brycon
cephalus (characidae), in ponds. Journal Aquaculture 183, (1): 73-81.
21
Hernowo. 2001. Pembenihan Patin Skala Kecil dan Besar, Solusi Permasalahan.
Penebar Swadaya. Jakarta. 66 hal
Hepher B, Pruginin Y. 1981. Commercial Fish Farming with Special Reference to
Fish Culture in Israel. John Willey and Sons, New York.
Jobling, M. 1994. Fish Bioenergetics. Chapman & Hall, London
Khairuman dan Suhenda D. 2002.Budidaya Ikan Patin Secara Intensif. Agromedia
Pustaka. Jakarta. 89 hal.
Kadarini. T, Sholichah. L dan., Gladiyakti. M. 2010. Pengaruh Padat Penebaran
Terhadap Sintasan Dan Pertumbuhan Benih Ikan Silver Dolar.[Jurnal].
Universitas Diponegoro, Semarang.
Montero D, Izquierdo MS, Tort L, Robaina L, Vergara JM. 1999. High stocking
density produces crowding stres altering some physiological and
biochemical parameters in gilthead seabream, Sparus aurata, juveniles.
Journal Fish Physiology and Biochemistry 20 (1):53-60.
Nurlaela, I., E. Tapahari.Sulatro. 2010. Pertumbuhan ikan patin nasutus
(Pangasius nasutus) pada padat tebar yang berberda. Jurnal.Lokal Riset
Pemuliaan dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Subang, 31-36
Rahmat. 2010. http//kepadatan ikan khusus_nila.com diakses pada tanggal 12
Oktober 2012 pukul 15.00 WIB.
Reski E, Elfrida, Nawir Muhar. 2015. Pengaruh padat tebar yang berbeda terhadap
kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan mas pada system
resilkulasi dengan penambahan zeolite.
Saanin 1984, Subagja Y. 2009. Fortifikasi ikan patin (Pangasius sp)
[skripsi].Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Saanin 1984, Subagja Y. 2009. Fortifikasi ikan patin (Pangasius sp) [skripsi].
Suyanto, S.R. 2002.Budidaya Ikan lele.Penebar Swadaya.Jakarta.
Septimesy Dkk. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan patin disistem
resiskulasi dengan padat tebr yang berbeda.
Susanto. Dan K, Amri. 2001. Budidaya Ikan Patin, Penebar Swadaya, Jakarta. 90
hal.
Subhan, R.Y. 2014.Penerapan Sistem Resirkulasi Pada Proses Domestikasi Ikan
Juaro.Skripsi.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau.
Pekanbaru
Stickney, R.R. 1979. Principles of Warmnwater Aquaculture.John Wiley and Sons.
New York.
22
Widiastuti E.2003.Perbedaan Kadar LDL-Kolesterol Metoda Direk Dengan
Formula Friedewald (Pada penderita DM).Karya Ilmiah
Akhir.Semarang:UNDIP
Zonneveld, N., E.A. Huisman, J.H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip budidaya ikan.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
23
LAMPIRAN
Lampiran 1.Hasil analisis kelangsungan hidup ikan patin
ANOVA
KL
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 8080.889 2 4040.444 637.965 .000
Within Groups 38.000 6 6.333
Total 8118.889 8
Lampiran 2. Hasil uji Duncan kelangsungan hidup ikan patin
KL
Duncana
Perlakuan N
Subset for alpha = 0.05
1 2 3
A 3 46.3333
B 3 85.6667
C 3 119.6667
Sig. 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000.
Lampiran 3.Hasil analisis pertumbuhan mutlak ikan patin
ANOVA
BI
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .192 2 .096 4.077 .076
Within Groups .141 6 .024
Total .333 8
24
Lampiran 4.Hasil analisis laju pertumbuhan harian
ANOVA
LPH
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 2 .000 3.500 .098
Within Groups .000 6 .000
Total .000 8
25
Lampiran 5. Dokumentasi Kegiatan
Gambar 1. Proses pembuatan waring
Gambar 2. Proses pemasangan waring
30
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Rahmat, Dilahirkan di Ballatabbua pada tanggal 18 April
1997.Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari
Bapak Haeruddin Dg Tompo dan Ibu Sarkia Dg Tanang.
Penulis menyelesaikan pendidikan di taman kanak-kanak
ABA BALLATABBUA pada tahun 2003 dan melanjutkan
Sekolah Dasar di SD MIS BALLATABBUA dan selesai
pada tahun 2009. Pada tahun itu juga penulis melanjutkan pendidikan di SMP
NEGERI 1 BAJENG BARAT dan tamat pada tahun 2012 kemudian Sekolah
Menengah Kejuruan di SMK YPKK LIMBUNG pada tahun 2015. Pada tahun
2015 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta , tepatnya di
Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH) Fakultas Pertanian pada
Program Study Budidaya perairan. Penulis Meneyelesaikan kuliah Strata Satu
(S1) pada tahun 2019.
Penulis telah melaksanakan penelitian di Desa Gentungan Kecamatan
Bajeng Barat Kabupaten Gowa pada Tanggal 23 Mei sampai 6 Juli 2018 dan
memiliki judul PENGARUH PADAT TEBAR TERHADAP
KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN IKAN PATIN
(Pangasisus Sp) PADA LAHAN BEKAS GALIAN INDUSTRI BATU
MERAH
Top Related