PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL
DASAR HUKUM
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 Tentang Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil
PENGERTIAN
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil adalah pemberhentian yang
mengakibatkan yang bersangkutan kehilangan statusnya sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
JENIS-JENIS PEMBERHENTIAN
1. Pemberhentian atas permintaan sendiri (pasal 2 ayat 1 PP.
32 tahun 1979)
PNS yang diberhentikan atas permintaan sendiri apabila
telah mencapai usia 50 tahun dan memiliki masa kerja 20
tahun maka akan diberikan pensiun.
2. Pemberhentian karena mencapai batas usia pensiun
Batas usia pensiun bagi PNS adalah 56 tahun,BUP bagi PNS
yang menjabat jabatan tertentu dapat diperpanjang 65
tahun antara lain ahli peneliti,Guru Besar, Lektor
Kepala, lektor ataupun jabatan lain yang ditetukan
Presiden dan 60 tahun bagi PNS yang memangku jabatan
Ketua, Waka.Hakim Anggota MA, Jaksa Agung ,Sekjen, Aselon
I,II jabatan Stuktural ( psl.4 huruf b. PP. 32 tahun
1979)
3. Pembehentian karena adanya penyederhanaan organisasi
Apabila PNS yang kelebihan karena penyederhanaan satuan
organisasi tidak mungkin di salurkan kepada instansi
lain, maka PNS yang kelebihan itu diberhentikan dengan
hormat sbg PNS dengan mendapatkan hak-hak kepegawaian
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
( psl.6. PP. 32 tahun 1979)
4. Pemberhentian karena melakukan Pelanggaran/Tidak
pidana /Penyelewengan
PNS dapat diberhentikan karena melanggar Sumpah/Janji
atau melakukan pelanggaran PNS ,di hukum penjara
setinggi tingginya 4 tahun atau di ancam pidana yang
lebih berat ( psl.8 s.d psl 10 PP. 32 tahun 1979)
5. Pemberhentian karena tidak cakap jasmani atau rohani
PNS dapat diberhentikan dengan hormat karena menderita
penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi dirinya
sendiri atau lingkungan kerjanya dan oleh Tim Penguji
Kesehatan dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan negeri ( psl.11. PP. 32 tahun 1979)
6. Pemberhentian karena meninggalkan tugas
PNS yang dalam waktu 6 bulan terus-menerus meninggalkan
tugasnya dapat dengan hormat sebagai PNS dan apabila
ada keberatan atas hukuman itu dapat mengajukan keberatan
ke PTUN ( psl.12 PP. 32 tahun 1979)
7. Pemberhentian karena meninggal Dunia
PNS yang meninggal dunia dengan sendirinya dianggap
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS, juga bagi PNS
yang hilang telah di anggap meninggal dunia pada akhir
bulan ke 12 sejak ia dinyatakan hilang ( psl.13 PP. 32
tahun 1979).
8. Pemberhentian karena hal-hal lain
PNS yang tidak melaporkan dirinya kepada instansi indukya
setelah habis menjalankan cuti di luar tanggungan negara
diberhentikan dengan hormat sebagai PNS dengan
mendapatkan hak-hak kepegawaian berdasarkan Peraturan
perundangan yang berlaku ( psl.15 PP. 32 tahun 1979).
Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil
Pemberhentian terdiri atas pemberhentian sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan pemberhentian
dari jabtan Negeri. Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil
adalah pemberhentian yang
menyebabkan yang bersangkutan tidak lagi berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
Pemberhentian dari jabatan Negeri adalah pemberhentian yang
menyebabkan yang
bersangkutan tidak lagi bekerja pada suatu satuan organisasi
Negara, tetapi masih
berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
JENIS-JENIS PEMBERHENTIAN SEBAGAI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pemberhentian sebagai Pegawai Negeri Sipil terdiri atas
pemberhentian dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri Sipil dan pemberhentian tidak dengan
hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil.
Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil
menerima hak-hak Kepegawaiannya berdasarkan peraturan
Perundang-undangan yang
berlaku antara lain hak atas pensiun. Pegawai Negeri Sipil
yang diberhentikan tidak dengan
hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil, kehilangan hak-hak
Kepegawaiannya antara lain
Pensiun
PEMBERHENTIAN DENGAN HORMAT SEBAGAI
PEGAWAI NEGERI SIPIL
Pemberhentian dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
meliputi :
a. Meninggal Dunia
b. Atas Permintaan Sendiri
Pada prinsip Pegawai Negeri Sipil yang mengajukan permintaan
berhenti, dapat
diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Permintaan berhenti tersebut
dapat ditunda untuk paling lama 1 tahun, apabila kepentingan
dinas yang mendesak.
Permintaan berhenti dapat ditolak apabila Pegawai Negeri Sipil
yang bersangkutan masih
terikat dalam keharusan bekerja pada Pemerintah berdasarkan
peraturan Perundangundangan
yang berlaku, atau masih ada sesuatu hal yang harus
dipertanggung jawabkan.
c. Mencapai Batas Usia Pensiun
Batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 32
Tahun 1979 adaalh 56 tahun. Bagi jabatan-jabatan tertentu
diperlukan Pegawai Negeri
Sipil yang memiliki keahlian dan pengalaman yang matang yang
pada umumnya sangat
terbatas jumlahnya dan sebahagian terdiri dari mereka yang
telah beruasia 56 tahun atau
lebih, maka untuk kelancaran pelaksanaan tugas batas usia
pensiun Pegawai Negeri Sipil
yang memangku jabatan tertentu itu dapat deperpanjang dengan
memeperhatikan
kesehatannya.
Adapun batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil yang dapat
diperpanjang sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku adalah sebagai
berikut :
1. 58 tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan :
Mahkamah Pelayaran (dalam jangka waktu 5 Th sejak diundangkan
PP 8/2004
tanggal 17 Pebruari 2004, bagi yang beruasia 58 Th dapat
diperpanjang 60 Th)
Jabatan lain yang ditentukan oleh Presiden
2. 60 Tahun bagi PNs yang menduduki jabatan :
Jaksa agung (PP No. 32/1979)
Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara (PP
No. 32/1979)
Pimpinan LPND (PP No. 32/1979)
Sekjen, Irjen, Dirjen & Kepala Badan di Departemen (PP No.
32/1979)
Struktural eselon I & eselon II (PP No. 32/1979)
Dokter Pemerintah (PP No. 32/1979)
Pengawas SLTP/SLTA (PP No. 32/1979)
Pengawas TK/SD & Pendidikan Agama (PP No. 32/1979)
Guru Negeri SD, SLTP & SLTA (PP No. 32/1979)
Penyuluh Pertanian Muda, Madya (Kepres No. 63/1986)
Widyaiswara Muda, Madya (Kepres No. 63/1986)
Pustakawan Muda, Madya (Kepres No. 102/2003)
Pejabat Diplomat Konsuler I, II, III (Kepres No. 40/1987)
Sandiman (Kepres No. 37/1995)
3. 62 tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatan :
Ketua, Wakil Ketua & Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (UU
No. 9/2004)
Ketua, Wakil Ketua & Hakim Pengadilan Negeri (UU No. 8/2004)
Jaksa (UU no. 16/2004)
4. 65 Tahun bagi Pegawai Negeri Sipil yang menduduki jabatn :
Peneliti Muda s/d Ahli Peneliti Utama (PP No. 32/1976)
Ketua, Wakil Ketua, Ketua Muda, Mahkamah Agung (UU No. 5/2004)
Hakim Agung, dapat diperpanjang s/d 67 tahun (UU No. 5/2004)
Lektor s/d Guru Besar (PP No. 32/1979)
Ketua, Wakil Ketua & Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara
( UU No.
9/2004)
Ketua, Wakil ketua & Hakim Peengadilan Tinggi ( UU No. 8/2004)
Widyaiswara Utama (Kepres No. 63/1986)
Perekayasa Utama (Kepres No. 39/1996)
Pustakawan Utama (Kepres No. 102/2003)
Penyuluh Pertanian Utama (Kepres No. 63/1986)
5. 67 Tahun bagi hakim Mahkamah Konstitusi (UU No. 24/2004)
6. 70 Tahun Guru Besar yang diusulkan & mendapat persetujuan
dari Menteri Diknas (PP no. 1/1994)
d. Adanya Penyederhanaan Organisasi
Perubahan satuan organisasi Negara adakalanya mengakibatkan
kelebihan Pegawai. Apabila
terjadi hal yang sedemikian maka Pegawai Negeri Sipil yang
kelebihan itu disalurkan pada
satuan organisasi lainnya. Kalau penyaluran dimaksud tidak
mungkin dilaksanakan maka
Pegawai Negeri Sipil yang kelebihan itu diberhentikan dengan
hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil atau dari jabatn Negeri dengan mendapat hak-hak
Kepegawian berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Pemberhentian Karena Tidak cakap Jasmani dan Rohani
Berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
apabila berdasarkan surat
keterangan Tim Penguji kesehatan dinyatakan :
1. Tidak dapat bekerja lagi dalam semua jabatan Negeri karena
kesehatannya.
2. Menderita penyakit atau kelainan yang berbahaya bagi diri
sendirir atau lingkungan
kerjanya.
2. Setelah berakhirnya cuti sakit belum mampu bekerja
kembali.
Pegawai Negeri Sipil Dapar Diberhentikan Dengan Hormat Atau
Tidak Diberhentikan Karena.
a. Melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan
sumpah/janji Jabatan selain
pelanggaran sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan
sumpah/janji jabatan karena tidak
setia kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan Pemerintah
atau
b. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusa
Pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan yang ancaman hukumannya kurang
dari 4 (empat) tahun.
Pegawai Negeri Sipil Dapar Diberhentikan Dengan Hormat Tidak
Atas Permintaan Sendiri Atau Tidak Dengan Hormat Karena
a. Dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena
melakukan tindak pidana kejahatan yang ancaman
hukumannya 4 (empat) tahun atau lebih; atau
b. b. Melakukan pelanggaran disiplin tingkat berat.
Pegawai Negeri Sipil Diberhentikan Dengan Tidak Hormat Karena
a. Melanggar sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil dan
sumpah/janji jabatan karena tidak setia kepada
Pancasila, UUD 1945, Negara, dan Pemerintah
b. Melakukan Penyelewengan terhadap ideologi Negara,
Pancasila, UUD 1945, atau terlibat dalam kegiatan
yang menentang Negara dan Pemerintah dan/atau
c. Dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan jabatan atau tindak pidana
kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan.
PEMBERHENTIAN KARENA MENINGGALKAN TUGAS
Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugasnya secara tidak
sah dalam waktu 2 bulan
terus menerus dihentikan pembayaran gajinya mulai bulan ke 3.
apabila dalam waktu kurang
dari 6 bulan melaporkan diri kepada Pimpinan instansinya, maka
ia dapat ditugaskan kembali
jika ada alasan-alasan yang dapat diterima atau diberhentikan
dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil apabila ketidak hadirabnnya itu adalah karena
kelalaian sendiri, dan menurut
pendapat pejabat yang berwenanga akan menggangu suasana kerja
jika ia ditugaskan
kembali.
Pegawai Negeri Sipil yang meninggalkan tugas secara tidak sah
terus menerus selama 6 bulan
diberhentikan tidak dengan hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil. Pemberhentian tersebut
ditetapkan berlaku mulai tanggal pemberhentian pembayaran
gajinya dan gaji selama 2 bulan
sejak ia tidak masuk bekerja diberikan kepadanya.
PEMBERHENTIAN KARENA MENINGGALKAN DUNIA ATAU
HILANG
Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia dengan sendirirnya
dianggap diberhentikan
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Untuk kelengkapan
Tata usaha Kepegawaian
maka Pimpinan Instansi yang bersangkutan serendah-rendahnya
kepala subbagian atau
Pejabat lain yang setingkat dengan itu membuat surat
keterangan meninggal dunia. Pegawai
Negeri Sipil yang hilang dianggap telah meninggal dunia pada
akhir bulan ke 12 sejak ia
dinyatakan hilang. Berdasarkan berita acara atau surat
keterangan dari pejabat yang berwajib,
maka pejabat yang berwenang membuat surat pernyataan hilang.
Surat pernyataan hilang
dibuat selambat-lambatnya pada akhir bulan ke 2 sejak yang
bersangkutan hilang. Pejabat
yang membuat adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan
Kesekretaria Lembaga
Tertinggi/Tinggi negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non
Departemen, Gubernur,
Bupati/Walikota atau Pejabat lain yang ditunjuk. Pegawai
Negeri Sipil yang telah dinyatakan
hilang yang sebelum melewati masa 12 bulan diketemukan kembali
dan masih hidup dan
sehat, tetapi cacat diperlakukan sebagai berikut :
a. Diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
dengan hak pensiun
apabila ia telah memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 4
tahun, tetapi apabila ia
belum memiliki masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun maka ia
diberhentikan
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil tanpa hak pensiun.
b. Apabila hilangnya dan cacatnya itu disebabkan dalam dan
oleh karena ia menjalankan
kewajiban jabatannya, maka ia diberhentikan dengan hormat
sebagai Pegawai Negeri
Sipil dengan hak pensiun tanpa memandang masa kerja.
Pegawai Negeri Sipil yang telah dinyatakan hilang diketemukan
kembali setelah melewati
masa 12 bulan diperlakukan sebagai berikut :
a. Apabila ia masih sehat, dipekerjakan kembali
b. Apabila tidak dapat bekerja lagi, dalam semua jabatan
jabatan Negeri berdasarkan
surat keterangan Tim Penguji Kesehatan, diberhentikan dengan
hormat sebagai
© 2007 BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM
Pegawai Negeri Sipil dengan mendapat hak-hak Kepegawaian
sesuai dengan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
PEMBERHENTIAN KARENA SEBAB-SEBAB LAIN
a. Pegawai Negeri Sipil yang tidak melaporkan diri kepada
Pimpinan instansi induknya
6 bulan setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan
Negara diberhentikan
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil.
b. Pegawai Negeri Sipil yang terlambat melaporkan diri kembali
kepada instansi
induknya setelah habis menjalankan cuti diluar tanggungan
Negara diperlakukan
sebagai berikut:
Apabiala keterlambatan melaporkan diri itu kurang dari 6 bulan
maka Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan dapat dipekerjakan kembali
apabila alasan-alasan
tentang keterlambatan melaporkan diri itu dapat diterima oleh
pejabat yang
berwenang dan ada lowongan dan setelah ada ada persetujuan
kepala Badan
Kepegawaian Negara.
Apabila keterlambatan melaporkan diri itu kuarang dari 6 bulan
tetapi alasanalasan
tentang keterlambatan melaporkan diri itu tidak dapat diterima
oleh pejabat
yang berwewnang maka Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
diberhentikan
sebagai Pegawai Negeri Sipil.
Apabila keterlambatan melaporkan diri itu lebih dari 6 bulan
maka Pegawai
Negeri Sipil yang bersangkutan harus diberhentikan dengan
hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil.
PEMBERHENTIAN KARENA PEGAWAI NEGERI SIPIL MENJADI
ANGGOTA/PENGURUS PARTAI POLITIK
Dalam Undang-undang no. 43 1999 dinyatakan bahwa Pegawai
Negeri Sipil dilarang menjasi
anggota dan /atau pengurus partai politik. Pegawai Negeri
Sipil yang akan menjadi anggota
dan atau pengurus partai politik wajib mengundurkan diri
sebagai Pegawai Negeri Sipil, yang
diajukan secara tertulis kepada pejabat pembina Kepegawaian
dan tembusannya disampaikan
kepada :
1. Atasan langsung Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan,
serendah-rendahnya
pejabat struktural eselon IV
2. Pejabat yang bertanggung jawab di bidang Kepegawaian
instansi yang bersangkutan.
3. Pejabat yang bertanggung jawab di bidang keuangan yang
bersangkutan
Pegawai Negeri Sipil yang mengundurkan diri tersebut
diberhentikan dengan hormat sebagai
Pegawai Negeri Sipil. Pemberhentiannya terhitung mulai akhir
bulan yang bersangkutan
mengajukan pengunduran diri. Pegawai Negeri Sipil yang menjadi
anggota dan/atau pengurus
partai politik tanpa mengundurkan diri sebagai Pegawai Negeri
Sipil diberhentikan tidak
dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri
Sipil yang mengundurkan diri
yang ditangguhkan pemberhentiannya, tetapi tetap menjadi
anggota dan/atau mengurus partai
politik diberhentikan tidak dengan hormat. Pemberhentian
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana
tersebut diatas berlaku terhitung mulai akhir bulan yang
bersangkutan menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik.
PEMBERHENTIAN SEMENTARA
Untuk kepentingan peradilan seorang Pegawai Negeri yang
didakwa telah melakukan sesuatu
kejahatan/pelanggaran jabatan dan berhubungan dengan itu oleh
pihak yang berwajib
dikenakan tahanan sementara, mulai saat penahanannya dikenakan
pemberhentian sementara
Seorang Pegawai Negeri Sipil yang oleh pihak berwajib
dikenakan tahanan sementara karena
didakwa telah melakukan suatu pelanggaran hukum pidana yang
tidak menyakut pada
jabatannya dalam hal pelanggaran yang dilakukan itu berakibat
hilangnya penghargaan dan
kepercayaan atas diri pegawai yang bersangkutan atau hilangnya
martabat serta wibawa
pegawai itu tujuan pemberhentian sementara terutama untuk
mengamankan kepentingan
peradilan dan juga kepentingan jawatan ( instansi). Selama
pemberhentian sementara kepada
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan diberikan penghasilan
sebagai berikut :
a. Jika ada petunjuk-petunjuk yang cukup meyakinkan bahwa yang
bersangkutan telah
melakukan pelanggaran yang didakwakan atas dirinya, mulai
bulan berikutnya iya
diberhentikan diberikan bagian gaji sebesar 50% dari gaji
pokok yang diterimanya
terakhir.
b. Jika belum terdapat petunjuk-petunjuk yang jelas tentang
telah dilakukannya
pelanggaran yang didawakan atas dirinya mulai bulan berikutnya
ia diberhentikan
diberikan bagian gaji sebesar 75 % dari gaji pokok yang
diterima terakhir.
Jika sesudah pemeriksaan oleh pihak yang berwajib seorang
Pegawai Negeri yang dikenakan
pemberhentian sementara ternyata tidak bersalah maka Pegawai
itu harus segera diangkat dan
diperkerjakan kembali pada jabatannya semula, dalam hal yang
demikian selama masa
diberhentikan untuk sementara ia berhak mendapat gaji penuh
serta penghasilan-penghasilan
lain yang berhubungan dengan jabatannya.
Jika sesudah pemeriksaan pegawai yang bersangkutan ternyata
bersalah maka :
a. Terhadap pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara
tersebut harus diambil
tindakan pemberhentian sedangkan bagian gaji berikut
tunjangan-tunjangan yang
telah dibayarkan kepadanya tidak dipungut kembali
b. Terhadap Pegawai yang dikenakan pemberhentian sementara
tersebut jika perlu
diambil tindakan harus diambil tindakan sesuai dengan
pertimbangan/keputusan
hakim yang mengambil keputusan dalam perkara yang menyangkut
diri yang
bersangkutan.
Maka dalam hal ini mengenai gaji serta penghasilan-penghasilan
lain diperlukan ketentuan
sebagaimana tersebut diatas jika bersarkan keputusan
pengadilan telah mempunyai kekuatan
hukum yang telah dinyatakan tidak bersalah maka Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan
harus direhabilitasikan terhitung mulai saat diberhentikan
sementara dan gaji dibayarkan
penuh.
Jika ternyata yang bersangkutan dinyatakan bersalah,
diberhentikan sebagai Pegawai Negeri
Sipil tidak dengan hormat atau dengan hormat tidak dengan
permintaan sendiri sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pegawai Negeri
Sipil yang dikenakan
perbenhentian sementara :
a. pada saat ia mencapai batas usia pensiun diberhentika
pembayaran bagian gajinya
b. apabila kemudian ia tidak bersalah berdasarkan keputusan
pengadilan yang sudah
mempunyai kekuatan hukum yang tetap diberhentikan dengan
hormata sebagai
Pegawai Negeri Sipil dengan mendapat hak-hak Kepegawaian
berdasarkan Peratuaran
perundang-undangan yang berlaku terhitung sejak akhir bulan
dicapainya batas usia
pensiun.
Jika ternyata tindak pidana yang dilakukan tersebut diancam
hukuman penjara kurang dari 4
athun dan ada hal-hal yang meringankan maka yang bersangkutan
dapat diaktifkan kembali
sebagai Pegawai Negeri Sipil, namun tidak tertutup kemungkinan
yang bersangkutan dijatuhi
hukuman disiplin atau tindak administratirf lainnya sesuai
ketentuan perundang undangan
yang berlaku.
B. Pengertian Pensiun PNS
Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1969
tantang Pensiun Pegawai dan Pensiun Janda/Duda Pegawai
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
1982 tentang Pemberian Uang Duka Wafat bagi Keluarga
Penerima Pensiun
d. Surat Edaran Kepala BKN Nomor 4/SE/1980 tentang
Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
e. Surat Kepala BKN Nomor K.26-30/V.7-3/99 tentang Batas
Usia Pensiun Pegawai Negeri Sipil.
f. Surat Kepala BKN Nomor K.26-30N.28-6/99 tentang
Penjelasan terhadap Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
masih bersedia/tidak bersedia lagi melaksanakan tugas.
Pengertian Pensiun
Pensiun adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa
terhadap Pegawai Negeri yang telah bertahun-tahun
mengabdikan dirinya kepada Negara. Yang berhak atas
pensiun adalah sebagai berikut:
a. Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai
pegawai negeri berhak menerima pensiun pegawai, jikalau
ia pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri:
i. Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan
mempunyai masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya
20 tahun.
ii. Oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen
Kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian
kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam jabatan apapun, juga karena keadaan
jasmani atau rohani yang disebabkan oleh dan karena ia
menjalankan kewajiban jabatan atau
iii. Mempunyai masa-kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan
oleh badan/pejabat yang ditunjuk oleh Departemen
Kesehatan berdasarkan peraturan tentang pengujian
kesehatan pegawai negeri, dinyatakan tidak dapat
bekerja lagi dalam jabatan apapun juga karena keadaan
jasmani atau rohani, yang tidak disebabkan oleh dan
karena ia menjalankan kewajiban jabatannya.
b. Pegawai negeri yang diberhentikan atau dibebaskan
dari pekerjaannya karena penghapusan jabatan,
perubahan dalam susunan pegawai, penertiban aparatur
negara atau karena alasan-alasan dinas lainnya dan
kemudian tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai
negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia
diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan
pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri itu
telah berusia sekurang-kurangnya 50 tahun dan memiliki
masa-kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun.
c. Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas
negara tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai
negeri, berhak menerima pensiun pegawai apabila ia
diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai negeri dan
pada saat pemberhentiannya sebagai pegawai negeri ia
telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan
memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya
10 tahun.
d. Apabila pegawai negeri yang dimaksud pada huruf b
dan c diatas pada saat ia diberhentikan sebagai
pegawai negeri telah memiliki masa-kerja untuk pensiun
sekurang-kurangnya 10 tahun akan tetapi pada saat itu
belum mencapai usia 50 tahun, maka pemberian pensiun
kepadanya ditetapkan pada saat ia mencapai usia 50
tahun.
Masa Persiapan Pensiun (MPP)
PNS yang akan mencapai Batas Usia Pensiun (BUP), dapat
dibebaskan dari jabatannya untuk paling lama 1 (satu)
tahun, dengan mendapat penghasilan berdasarkan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku, kecuali tunjangan
jabatan. Pembebasan tugas ini dikenal dengan MPP. MPP
dapat diambil penuh 1 tahun atau sebagian sesuai dengan
keinginan/kebutuhan PNS.
Pengurusan Pensiun PNS
a.Pensiun BUP (Batas Usia Pensiun)
PNS yang telah mencapai batas usia pensiun, akan
diberhentikan sebagai PNS dan diberikan hak pensiun. BUP
tergantung dengan jabatan PNS tersebut. Berdasarkan UU
No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, bahwa BUP
PNS dirubah menjadi:
1. 58 tahun bagi Pejabat Administrasi;
2. 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi;
3. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan bagi Pejabat Fungsional.
Terkait dengan perubahan BUP, maka dalam masa peralihan ini:
1) Dalam hal terdapat PNS yang sedang menjalani MPP maupun
tidak sedang menjalani MPP dan tidak bersedia lagi
melaksanakan tugas, baik SK Pensiunya telah ditetapkan
maupun belum ditetapkan, yang TMT pensiunnya mulai
berlaku 1 Febuari 2014 s.d 1 Desember 2015 yang mencapai
BUP minimal 56 tahun, maka keputusan pensiun dan kenaikan
pangkat pengabdiannya dapat diberikan apabila memenuhi
syarat sesuai peraturan perundangan.
2) Dalam hal terdapat PNS yang keputusan pemberhentian/
pertimbangan teknis pensiunnya telah ditetapkan dan TMT
pensiunnya mulai berlaku 1 Februari 2014 s.d 1 Desember
2015 yang mencapai BUP minimal 56 tahun, apabila bersedia
lagi melaksanakan tugas maka keputusan/pertimbangan
teknis pensiun yang bersangkitan akan ditinjau kembali.
3) Dalam hal terdapat PNS yang menyatakan bersedia lagi
melaksanakan tugas, kemudian mengajukan pemberhentian
sebelum mencapai usia 58 atau belum pernah diusulkan
pensiunnya, kemudian mengajukan pemberhentian sebelum
mencapai usia 58 tahun maka, diberhentikan dengan hormat
sebagai PNS serta diberikan kenaikan pangkat pengabdian
apabila memenuhi syarat sesuai peraturan perundangan.
b. Pensiun Atas Permintaan Sendiri (Pensiun APS).
PNS yang telah berusia minimal 50 Tahun dan memiliki
masa kerja minimal 20 tahun (dihitung sejak TMT CPNS)
dapat mengajukan pensiun yang disebut dengan pensiun
atas permintaan sendiri. PNS yang mengambil Pensiun APS
ini tidak diberikan kenaikan pangkat pengabdian.
c. Pensiun Janda/Duda/Yatim
Sebelum diurai lebih lanjut tentang pensiun
janda/duda/yatim, perlu dipahami terlebih dahulu
definisi berikut:
1) Janda, ialah isteri sah menurut hukum dari pegawai
negeri atau penerima
pensiun-pegawai yang meninggal dunia;
2) Duda, ialah suami yang sah menurut hukum dari pegawai
negeri wanita atau penerima pensiun-pegawai wanita,
yang meninggal dunia dan tidak mempunyai isteri lain;
3) Anak, ialah anak kandung yang sah atau anak
kandung/anak yang disahkan menurut Undang-undang
Negara dari pegawai negeri, penerima pensiun, atau
penerima pensiun-janda/duda;
Hak atas pensiun janda/duda/yatim:
1) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun-pegawai
meninggal dunia, maka isteri (istri-istri)-nya untuk
pegawai negeri pria atau suaminya untuk pegawai negeri
wanita, yang sebelumnya telah terdaftar berhak menerima
pensiun janda atau pensiun duda.
2) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun pegawai
yang beristeri/bersuami meninggal dunia, sedangkan
tidak ada istri/suami yang terdaftar sebagai yang
berhak menerima pensiun janda/duda, maka pensiun
janda/duda diberikan kepada istri/suami yang ada pada
waktu ia meninggal dunia. Dalam hal pegawai negeri atau
penerima pensiun pegawai pria termaksud di atas
beristri lebih dari seorang, maka pensiun-janda
diberikan kepada istri yang ada waktu itu paling lama
dan tidak terputus-putus dinikahinya.
3) Apabila Pegawai Negeri atau penerima pensiun pegawai
meninggal dunia, sedangkan ia tidak mempunyai
isteri/suami lagi yang berhak untuk menerima pensiun
janda/duda atau bagian pensiun janda, maka:
a. pensiun-janda diberikan kepada anak/anak-anaknya,
apabila hanya terdapat satu golongan anak yang
seayah-seibu.
b. satu bagian pensiun janda diberikan kepada masing-
masing golongan anak yang seayah seibu.
c. pensiun-duda diberikan kepada anak (anak-anaknya).
4) Apabila pegawai negeri pria atau penerima pensiun pegawai
pria meninggal dunia, sedangkan ia mempunyai isteri
(isteri-isteri) yang berhak menerima pensiun janda/bagian
pensiun janda di samping anak (anak-anak) dari isteri
(isteri-isteri) yang telah meninggal dunia atau telah
cerai, maka bagian pensiun janda diberikan kepada masing-
masing isteri dan golongan anak (anak-anak) seayah-seibu
termaksud.
5) Kepada anak (anak-anak) yang ibu dan ayahnya berkedudukan
sebagai pegawai negeri dan kedua duanya meninggal dunia,
diberikan satu pensiun janda, bagian pensiunjanda atau
pensiunduda atas dasar yang lebih menguntungkan.
6) Anak (anak-anak) yang berhak menerima pensiun-janda atau
bagian pensiun janda ialah anak (anak-anak) yang pada
waktu pegawai atau penerima pensiunpegawai meninggal
dunia:
a. belum mencapai usia 25 tahun, atau
b. tidak mempunyai penghasilan sendiri, atau
c. belum nikah atau belum pernah nikah.
Pemberian pensiun janda/duda/yatim berakhir jika:
1. Janda/duda yang bersangkutan meninggal dunia
2. Tidak terdapat lagi anak-anak yang memenuhi syarat untuk
menerimanya
d. Pensiun Orang Tua
Apabila seorang PNS/CPNS tewas, apabila tidak
meninggalkan suami/isteri/anak yang berhak menerima
pensiun janda/duda, maka kepada orang tua almarhun
diberikan pensiun orang tua yang besarnya 20% dari
pensiun janda/duda Jika kedua orang tua telah bercerai,
maka kepada mereka masing-masing diberikan separoh dari
jumlah dimaksud.
Top Related