130
PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT MISKIN
BERBASIS UPKU PANCA USAHA DI DESA MOJORUNTUT
KECAMATAN KREMBUNG
Sekar Novi Prihatin
Luluk Fauziah
(Prodi Ilmu Administrasi Negara – FISIP Universitas MuhammadiyahSidoarjo,
Jalan Majapahit 666 B Sidoarjo, email : [email protected];
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan Unit Pengelola
Keuangan dan usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo dan untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Unit Pengelola
Keuangan dan usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui pengamatan (Observasi)
kemudian wawancara (interview) serta dengan melakukan dokumentasi.
Hasil penelitian tentang Peranan UPKu Panca Usaha dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin diwujudkan melalui realisasi program Usaha
Ekonomi Produktif Simpan-Pinjam (UEP-SP), yaitu memberikan layanan
permodalan secara mudah, murah dan cepat guna merintis atau mengembangkan
suatu usaha bagi rumah tangga miskin dan menciptakan kegiatan Usaha Sektor
Riil (USR). Faktor pendukung diantaranya adalah adanya dukungan dari
pemerintah baik pemerintah provinsi, kabupaten maupun desa, partisipasi
masyarakat, dan adanya pedoman Standar Operasional Program (SOP) dan
Standar Pelayanan Program (SPP). Sedangkan faktor penghambatnya adalah
minimnya pengetahuan dan sumber daya masyarakat (SDM) yang dimiliki rumah
tangga miskin dalam mengelola suatu usaha, budaya masyarakat yang konsumtif,
dan tingkat kesadaran masyarakat yang rendah.
Kata Kunci: pemberdayaan ekonomi, kemiskinan, budaya kreatif
131 | J K M P , V o l . 1 , N o . 2 , S e p t e m b e r 2 0 1 3 , H a l 1 1 4 - 2 2 7
ECONOMIC EMPOWERMENT OF THE POOR
UPKu-Based Business In The Village Of Panca Mojoruntut Krembung
ABSTRACT
This study is aimed to determine the role of finance and business
management unit (UPKu) Panca Usaha and factors inhibiting and supporting the
unit in the economic empowerment of the poor in Mojoruntut, Krembung District,
Sidoarjo. The method used in this study is a qualitative research method and the
technique of collecting data is through observation, interview as well as
documentation.
The results show that the role of UPKu in economic empowerment of the
poor is seen through the realization of Productive Economic Business Savings
and Loan (UEP-SP), which provides easy, inexpensive and quick capital services
to pioneer or develop a business for poor households and create Business
activities of Real Sector (USR). The supporting factors include the support of
provincial and district government, community participation, and the guidelines
of Standard Operating Program (SOP) and Standard Service Program (SPP).
While inhibiting factor is the lack of knowledge and Human Resources (HR)
owned by poor households in managing a business, a consumer culture, and the
low level of public awareness.
Keywords: economic empowerment and poverty, creative cultural
132 | Sekar, Zaeni & Totok, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin
PENDAHULUAN
Dimensi kemiskinan di Indonesia yang begitu luas mengharuskan setiap
upaya penanggulangan kemiskinan perlu dilakukan secara terpadu yang meliputi
berbagai program pembangunan baik secara sektoral maupun regional. Undang-
Undang Dasar Tahun 1945 telah mengamanatkan negara untuk melindungi
segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJM) yang ditetapkan
melalui Perpres Nomor 5 Tahun 2010 tertulis, kebijakan penanggulangan
kemiskinan berada di urutan ke-4 dari 11 daftar prioritas Nasional. Dalam
dokumen tersebut ditetapkan target untuk menurunkan tingkat kemiskinan ke
angka 8–10 persen di akhir 2014.
Pemberdayaan ekonomi rakyat dan kemiskinan adalah masalah pokok dan
isu sentral pembangunan ekonomi dan sosial yang pada saat ini hingga beberapa
tahun mendatang masih tetap relevan untuk terus dikaji di Indonesia.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah proses perolehan pelaku ekonomi
untuk mendapatkan surplus value sebagai hak manusia yang terlibat dalam
kegiatan produksi. Upaya ini dapat dilakukan melalui distribusi penguasaan
faktor-faktor produksi (melalui kebijakan politik ekonomi yang tepat dengan
kondisi dan tingkatan sosial ekonomi budaya masyarakat setempat). Permasalahan
yang dialami oleh masyarakat miskin menunjukkan bahwa kemiskinan bersumber
dari ketidakberdayaan dan ketidakmampuan masyarakat dalam memenuhi hak-
hak dasar mereka sebagai masyarakat miskin. Oleh karena hal tersebut,
pemerintah selalu berupaya untuk melakukan koordinasi antar pihak dalam upaya
penanggulangan kemiskinan di berbagai aspek melalui program-program strategis
dan sistematis (Haryati, 2007).
Berbagai program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan
masyarakat yang telah diupayakan baik oleh pemerintah, pemerintah daerah,
maupun oleh organisasi non pemerintah antara lain: Program Jaring Pengaman
Sosial (JPS), Program Subsidi Bahan Bakar Mentah (BBM), Program Beras
Miskin (Raskin), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP),
Program Pengembangan Kecamatan (PPK), Program Prasarana Pendukung Desa
Tertinggal (P3DT), Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP),
Kelompok Usaha Bersama (KUBE). Program-program tersebut masih belum bisa
menanggulangi kemiskinan, sebab berdasarkan BPS pada tahun 2010 penduduk
miskin berjumlah sekitar 31,92 juta jiwa atau 13,33% dari total penduduk, pada
tahun 2011 mencapai 30,02 juta jiwa atau 12,49% dan pada tahun 2012 sebesar
29,13 juta jiwa. Kepala BPS Suryamin merinci dari jumlah penduduk miskin itu
sebanyak 15,833 juta berada di Jawa. Dari jumlah itu, sekitar 7,119 juta penduduk
miskin berada di kota, sementara 8,703 berada di desa (BPS, 2012).
Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur (2011)
salah satu pemerintah daerah yang telah mengembangkan pola pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui
Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) yang merupakan
revitalisasi dari Program Gerakan Terpadu Pengentasan Kemiskinan (Gerdu-
Taskin) yang sudah dilakukan sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2009.
133 | J K M P , V o l . 1 , N o . 2 , S e p t e m b e r 2 0 1 3 , H a l 1 1 4 - 2 2 7
Program tersebut direalisasikan dengan mengembangkan pemberdayaan Unit
Pengelolaan Keuangan dan Usaha (UPKu) sebagai instrumen yang memberikan
pelayanan pinjaman permodalan kepada Kelompok Masyarakat Usaha Ekonomi
Produktif (Pokmas UEP). Berdasarkan data BPS Jawa Timur, pada 2005 jumlah
penduduk miskin di Jawa Timur sebesar 22,51% dan berturut-turut mengalami
penurunan pada tahun 2006 menjadi 19,89%, tahun 2007 18,51%, tahun 2009
sebesar 6,68% dan tahun 2010 sebesar 15,26% atau setara dengan 5.529.300 jiwa,
termasuk juga di wilayah Kabupaten Sidoarjo yang merupakan salah satu daerah
yang berpenduduk padat di Jawa Timur.
Berdasarkan data tersebut, maka Kabupaten Sidoarjo adalah salah satu
Kabupaten yang menerima manfaat program PPKM sejak tahun 2010 dengan
melaksanakan pemberdayaan UPKu. Menurut data BPS Kabupaten Sidoarjo pada
tahun 2011 Jumlah penduduknya 1.906.633 jiwa dengan jumlah penduduk miskin
sebesar 21.151 jiwa. Salah satunya di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung.
Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo merupakan Desa
pelaksana tahap awal Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM)
Tahun 2010 yang direalisasikan dengan melalui pemberdayaan UPKu. Jumlah
penduduk pada tahun 2011 sebanyak 6418 jiwa dan 1395 Kepala Keluarga.
Penduduk miskin sesuai dengan pendataan mandiri pengurus UPKu dengan
pendamping mencapai 264 Kepala Keluarga (KK) dari total jumlah penduduk
yang ada.
Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk menjawab 2(dua)
pertanyaan berkaitan dengan Peranan UPKu Panca Usaha dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin, yaitu: (1) Bagaimana peranan Unit Pengelola
Keuangan dan usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo? Dan (2) faktor-faktor pendukung dan penghambat Unit Pengelola
Keuangan dan usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo?
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui peranan Unit Pengelola
Keuangan dan usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi
masyarakat miskin di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembung Kabupaten
Sidoarjo. Dan (2) untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat Unit
Pengelola Keuangan dan usaha (UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin di Desa Mojoruntut Kecamatan Krembunng
Kabupaten Sidoarjo.
LANDASAN TEORETIS
1) Konsep Pemberdayaan
Konsep pemberdayaan dalam wacana masyarakat selalu dihubungkan
dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan. Pada dasarnya,
pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Menurut
Rappaport (1987), pemberdayaan diartikan sebagai pemahaman secara psikologis
pengaruh kontrol individu terhadap keadilan sosial, kekuatan politik, dan hak-
haknya menurut undang-undang. Sementara itu, McArdle (1989) mengartikan
134 | Sekar, Zaeni & Totok, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin
pemberdayaan sebagai proses pengambilan keputusan oleh orang-orang yang
secara konsekuen melaksanakan keputusan tersebut.
Sementara itu Menurut Soenyono (2012) konsep pemberdayaan
masyarakat mencakup pengertian pembangunan masyarakat (community
development) dan pembangunan yang bertumpu pada masyarakat (community-
based development). Terkait dengan pemahaman ini, perlu terlebih dahulu
dipahami arti dan makna keberdayaan dan pemberdayaan masyarakat.
2) Kemiskinan
Kemiskinan sangat berkaitan dengan masalah ekonomi rumah tangga.
Rumah tangga yang secara ekonomi tidak mampu maka dapat dikatakan rumah
tangga tersebut tidak berdaya. Secara teoritik, kemiskinan merupakan suatu
keadaan atau kondisi yang serba kekurangan. Keadaan ini, dialami oleh seseorang
atau sekelompok orang di luar keinginan yang bersangkutan sebagai kejadian
yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang dimiliki. Keadaan atau kondisi
ini disebabkan oleh berbagai faktor yang sangat kompleks yang saling berinteraksi
antara satu sebab dengan sebab lain, sehingga menghasilkan kondisi baru yang
menyebabkan ketidakberdayaan. Kondisi ini muncul saat mereka tidak mampu
memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti pangan, papan/perumahan, dan
sandang (Basrowi, 2011; Soenyono, 2012).
METODE PENELITAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yakni yang pada hakikatnya
ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka,
berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya
(Sugiyono, 2012). Sedangkan Moleong (2005) mendefinisikan metode kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), teknik pengumpulan data lebih banyak pada
observasi, wawancara mendalam (indepth interview) dan dokumentasi (Sugiyono,
2012). Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman dan
Spradley. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri dari tiga komponen: reduksi
data (data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan serta pengujian
kesimpulan (drawing and verifying conclusions) (Pawito, 2007).
135 | J K M P , V o l . 1 , N o . 2 , S e p t e m b e r 2 0 1 3 , H a l 1 1 4 - 2 2 7
Gambar 1 : Kerangka Konseptual
UPKu Panca Usaha
sebagai instrumen
pelayanan pinjaman
permodalan
Strategi pemberdayaan
dalam membangun
ekonomi masyarakat
miskin
Analisis data : reduksi data (data
reduction), penyajian data (data
display),penarikan dan pengujian
kesimpulan (drawing and
verifying conclusions)
Perlu adanya penambahan modal dan
Perlu adanya pelatihan pengelolaan usaha
Tujuan penelitian adalah Untuk mengetahui peranan
dan kinerja UPKu dalam menjalankan program
pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di Desa
Mojoruntut
Jumlah penduduk miskin di
Indonesia yang masih banyak
Metode penelitian
kualitatif
Metode pengumpulan data:
pengamatan, wawancara,
dokumentasi
Teori oleh:
Mardikanto (2012),
Soenyono (2012),
Soerjono Soekanto (2012)
1. Permendagri 7 / 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat
2. Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor 188/36/KPTS/013/2010 Tentang Penunjukan dan
Pengangkatan Kuasa Pengguna Anggaran di lingkungan
Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi Jawa Timur Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Tahun Anggaran
2010
3. Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor:188/662/404.1.3.2/2012 tentang Daftar Penerima dan Besaran Bantuan Program
Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM) di
Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2012
136 | Sekar, Zaeni & Totok, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin
HASIL PENELITIAN
1) Peranan UPKu Panca Usaha dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Miskin di Desa Mojoruntut
UPKu Panca Usaha merupakan sebuah lembaga ekonomi desa yang
mempunyai peran dan tanggung jawab dalam memberdayakan potensi
perekonomian masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan. Peranan
UPKu Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di Desa
Mojoruntut yang telah dilakukan diantaranya adalah:
a. Usaha Ekonomi Produktif Simpan-Pinjam (UEP-SP)
Program UEP-SP adalah suatu kegiatan usaha simpan-pinjam yang
dijalankan oleh UPKu Panca Usaha dengan memberikan layanan permodalan
secara mudah, murah dan cepat dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
usaha dan kualitas pekerja bagi rumah tangga miskin (RTM) di Desa
Mojoruntut. Berikut adalah penuturan yang disampaikan oleh Ibu Lilis Suryani
selaku ketua UPKu Panca Usaha mengenai peranan UPKu Panca Usaha dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di desa Mjoruntut:
“Peranan UPKu Panca Usaha di Desa Mojoruntut adalah
memberikan pinjaman modal usaha kepada masyarakat desa,
terutama masyarakat yang memiliki usaha dengan mengacu pada
data Program Perlindungan Sosial 2008 (PPLS 08). Tetapi
pengurus melakukan pendataan ulang atau pemetaan yang
disebabkan oleh data yang tidak valid, dengan cara pengurus
langsung mendatangi masyarakat” (hasil wawancara, 10 Mei 2013).
Dari sejak awal diselenggarakannya UPKu Panca Usaha pada tahun 2010
sampai dengan sekarang, telah memiliki anggota sebanyak 123 orang yang
mendapatkan manfaat pinjaman dari program UEP-SP, dari jumlah anggota
tersebut terakomodisi dalam 5 kelompok masyarakat atau disebut dengan istilah
(POKMAS). Sebagaimana terperinci pada tabel di bawah ini.
Tabel 1: Jumlah Anggota Program UEP-SP UPKu Panca Usaha desa Mojoruntut
No Nama POKMAS Jumlah
Anggtota Jenis Usaha Anggota
1 Pokmas Kesimbukan 20 orang Toko Pracangan/Warung
2 Pokmas Simorowo 16 orang Pedagang Pasar /PKL/ Warung
3 Pokmas Jabon 43 orang Toko Pracangan / PKL / Industri
Rumahan
4 Pokmas Biting 29 orang Perdagangan / Toko Pracangan
5 Pokmas Buntut 15 orang Warung / Toko Pracangan
Jumlah 123 0rang
Sumber: hasil wawancara, diolah, 3 Agustus 2013
b. Usaha Sektor Riil (USR)
137 | J K M P , V o l . 1 , N o . 2 , S e p t e m b e r 2 0 1 3 , H a l 1 1 4 - 2 2 7
Kegiatan Usaha Sektor Riil merupakan kegiatan usaha yang dilakukan
secara langsung untuk menghasilkan output. Dalam hal ini UPKu Panca Usaha
telah menjalankan suatu kegiatan usaha yang dikelola secara langsung yaitu
berupa bisnis jasa pelayanan pembayaran segala tagihan, meliputi pembayaran
tagihan PLN, Telkom, PDAM, kredit motor, dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan
usaha sektor riil ini adalah untuk menunjang pengelolaan dana bergulir yang
dikelola oleh UPKu Panca Usaha agar lebih produktif dan melayani kebutuhan
masyarakat agar dapat terlayani lebih mudah dan murah, sehingga program
pemberdayaan ekonomi masyarakat sejahtera dapat segera tercapai.
2) Faktor Pendukung dan Penghambat Unit Pengelola Keuangan dan Usaha
(UPKu) Panca Usaha dalam Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin
di Desa Mojoruntut
Faktor pendukung
Keberhasilan lembaga UPKu Panca Usaha dalam mengemban amanat dan
melaksanakan program, visi, misi, serta tujuan, tidak terlepas dari campur tangan
dan dukungan dari semua pihak yang berkepentingan dalam hal ini, baik dari
elemen pemerintah maupun masyarakat. Sebagaimana dapat dijabarkan sebagai
berikut:
a. Dukungan Pemerintah
Pemerintah sebagai penggagas program melalui pemerintah Provinsi
Jawa Timur dan diikuti oleh pemerintah kabupaten Sidoarjo telah
memberikan alokasi dana sebagai modal awal UPKu Panca Usaha untuk
menyelenggarakan sebuah lembaga pengelolaan keuangan dan usaha di
dalam lingkup desa melalui progam pemberian dana simpan-pinjam untuk
masyarakat yang kurang mampu dan kekurangan modal untuk
mengembangkan usahanya.
b. Dukungan masyarakat
Faktor dukungan dari tokoh masyarakat dan masyarakat umum setempat
yang memberikan sambutan baik dan respons positif atas keberadaan UPKu
Panca Usaha sebagai lembaga pemberdayaan ekonomi masyarakat sangat
berpengaruh bagi jalannya usaha dan program UPKu Panca Usaha, karena
masyarakat adalah sasaran utama bagi program pemberdayaan kesejahteraan
ekonomi yang telah dicanangkan oleh pemerintah.
c. Partisipasi Masyarakat
Tanggapan positif dan antusiasme masyarakat dalam menyambut baik
program UPKu dalam menggulirkan dana simpan-pinjam bagi masyarakat,
membuat warga desa setempat terpacu dan bergairah untuk berwirausaha atau
mengembangkan lahan usaha mandiri lainnya.
d. Pedoman SOP dan SPP
Secara konseptual UPKu Panca Usaha sudah dijalankan sesuai dengan
pedoman Standar Operasional Program (SOP) dan Standar Prosedur
Pelayanan (SPP), yang dimulai dari tahapan sosialisasi sampai dengan
penjaringan anggota masyarakat sasaran dan kemudian melakukan pelayanan
138 | Sekar, Zaeni & Totok, Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Miskin
menggulirkan dana simpan-pinjam bagi kelompok masyarakat atau rumah
tangga sasaran.
Faktor Penghambat
a. Minimnya pengetahuan dan SDM pelaku usaha dalam mengelola suatu usaha
sangat mempengaruhi jalannya usaha yang sedang dikelola, ketidakmampuan
dalam melihat peluang pasar, kurangnya inovasi dan kreativitas, serta
manajemen keuangan yang buruk, membuat suatu usaha akan sulit berkembang
dan tidak dapat bersaing dengan pelaku usaha lainnya yang lebih profesional.
b. Budaya konsumtif di masyarakat ketika memiliki harta lebih, rupanya juga
mempengaruhi pola kehidupan di masyarakat pedesaan yang kurang mampu.
Hal ini tampak pada sebagian rumah tangga di desa Mojoruntut yang
mendapatkan dana pinjaman dari UPKu Panca Usaha yang seharusnya
dipergunakan untuk permodalan usaha tetapi mereka mengalihkannya untuk
keperluan konsumsi pribadinya.
c. Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat dalam mengembalikan dana
pinjaman secara tepat waktu dan banyaknya peminjam yang menunggak turut
menghambat kelancaran UPKu Panca Usaha dalam menjalankan programnya
secara maksimal.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan temuan hasil penelitian dan uraian dalam pembahasan maka
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peranan Unit Pengelola Keuangan dan Usaha (UPKu) Panca Usaha dalam
pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di desa Mojoruntut adalah
melalui program Usaha Ekonomi Produktif Simpan-Pinjam (UEP-SP) dan
juga mengembangkan kegiatan Usaha Sektor Riil (USR) sebagai penunjang
produktivitas perputaran dana yang telah digulirkan untuk pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin di desa Mojoruntut.
2. faktor pendukung dan penghambat Unit Pengelola Keuangan dan Usaha
(UPKu) Panca Usaha dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin di
desa Mojoruntut adalah; adanya dukungan dari pemerintah baik pemerintah
Provinsi, Kabupaten maupun Desa, dukungan masyarakat, partisipasi
masyarakat, serta adanya pedoman SOP dan SPP. Adapun faktor
penghambatnya adalah: minimnya pengetahuan dan SDM pelaku usaha,
masyarakat yang konsumtif, serta tingkat kesadaran masyarakat yang rendah.
Saran
1. Perlu adanya peningkatan dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin
yang salah satunya dalam penambahan modal sehingga usaha yang sudah ada
dapat diteruskan dan dikembangkan.
2. Perlunya diadakan pelatihan-pelatihan yang berkaitan tentang manajemen
usaha, mendorong dan mengarahkan masyarakat agar tidak berlakukonsumtif,
memberikan wawasan tentang tanggungjawab dan kesadaran mengembalikan
pinjaman.
139 | J K M P , V o l . 1 , N o . 2 , S e p t e m b e r 2 0 1 3 , H a l 1 1 4 - 2 2 7
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pemberdayaan masyarakat Provinsi Jawa Timur, Standar Pelayanan
Publik Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat (PPKM)
Provinsi Jawa Timur Tahun 2011.
Mardikanto, T. dan Soebiato, P. 2012. Pemberdayaan Masyarakat dalam
Perspektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.
Moleong. J, Lexy. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Roebyantho, Haryati, dkk. Dampak Sosial Ekonomi Program Penanganan
Kemiskinan melalui KUBE. Jakarta: P3KS Press, 2011.
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Katalog dalam
Terbitan.
Soenyono. 2012. Sosiologi Pemberdayaan Masyarakat (Community
empowerment). Surabaya: Jenggala Pustaka Utama.
Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung:Alfabeta.
Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: PT LKiS Pelangi
Aksara Yogyakarta.
Top Related