Download - LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI - Kementerian PUPR

Transcript

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III BATCH III

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH VI SURABAYA

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Sampah

(Pemilahan, Pengumpulan, dan Pengangkutan)

di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP)

Untuk Mendukung Kegiatan Reduce, Reuse, Recycle (3R)

di Kementerian PUPR

DISUSUN OLEH :

NAMA : DANIA DWI DIMIATI, S.T NIP : 199504042018022001 FORMASI JAFUNG : TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN

AHLI PERTAMA UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH VI SURABAYA

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2018

2

.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III BATCH III

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH VI SURABAYA

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Sampah

(Pemilahan, Pengumpulan, dan Pengangkutan)

di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP)

Untuk Mendukung Kegiatan Reduce, Reuse, Recycle (3R)

di Kementerian PUPR

DISUSUN OLEH :

DANIA DWI DIMIATI, S.T.

199504042018022001

TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN AHLI PERTAMA

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DISEMINARKAN PADA :

HARI : JUMAT

TANGGAL : 2 NOVEMBER 2018

MENTOR

I Wayan Lindu Suwara, S.Kom, M.Si NIP. 197307122001121001

COACH

Yosi Darmawan Arifianto, S.T, M.T NIP. 197709042003121005

PENYELENGGARA BALAI DIKLAT PUPR WIL. VI

SURABAYA

A. Kholidi Nasution, S.ST, M.T NIP. 196703041993031007

.

KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN

FUNGSIONAL, BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ir. Nicodemus Daud, M.Si

NIP. 196412301997031002

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan tuntunan-Nya penulis dapat menyelesaikan kegiatan habituasi dan laporan aktualisasi

dengan judul “Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Sampah (Pemilahan, Pengumpulan, Dan

Pengangkutan) di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) Untuk Mendukung

Kegiatan Reduce, Reuse, Recycle (3R) Di Kementerian PUPR” ini dengan tepat waktu.

Laporan aktualisasi ini dibuat guna memenuhi salah satu komponen evaluasi peserta dalam

menentukan kelulusan diklat dasar CPNS 2017.

Dengan selesainya laporan aktualisasi ini, tidak lupa penulis sampaikan terima

kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kelancaran penyelesaian laporan inii, antara

lain:

1. Chandra R.P. Situmorang, S.T, M.T sebagai mentor yang telah memberi bimbingan

serta masukan selama proses pengerjaan aktualisasi;

2. Yosi Darmawan Arifianto, S.T, M.T sebagai coach yang telah banyak memberikan ilmu

dan pengarahan selama penyusunan laporan

3. Dr. Ir. Achmad Hermanto Dardak, M.Sc selaku penguji yang telah menyediakan waktu,

tenaga, dan pikiran untuk memberikan kritik dan saran dalam seminar rancangan

aktualisasi

4. Orang tua dan keluarga yang memberikan dukungan dan doa demi kelancaran seluruh

proses penyelesaian rancangan aktualisasi ini;

5. Seluruh pegawai di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) atas bantuan

dan kerjasama selama berjalannya aktualisasi

6. Teman – teman CPNS Diklatsar Balai Diklat Surabaya Batch III, CPNS Direktorat KIP,

dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan ini

Dalam penyusunan laporan ini tentu masih terdapat banyak kekurangan, karena

itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan laporan ini

kedepannya.

Jakarta, 2 November 2018

Penulis

4

DAFTAR ISI .

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI………………..………………………………………………………………….……..ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1

1.2 Ruang Lingkup ................................................................................................ 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................. 1

1.4 Manfaat ........................................................................................................... 2

1.5 Metode ............................................................................................................ 2

BAB 2 RANCANGAN AKTUALISASI ................................................................................... 3

2.1 Identifikasi Isu ................................................................................................. 3

2.2 Core Issue ...................................................................................................... 3

2.3 Dampak issue ................................................................................................. 4

2.4 Gagasan ......................................................................................................... 5

2.5 Rancangan Kegiatan ...................................................................................... 5

2.6 Nilai Dasar ...................................................................................................... 7

2.7 Kesesuaian Kegiatan ...................................................................................... 9

2.8 Jadwal .......................................................................................................... 12

BAB 3 PELAKSANAAN AKTUALISASI ............................................................................. 13

3.1 Kegiatan Aktualisasi ...................................................................................... 13

3.2 Hambatan dan Permasalahan ...................................................................... 24

3.3 Jadwal .......................................................................................................... 25

BAB 4 ANALISIS ............................................................................................................... 26

4.1 Aspek Institusional ........................................................................................ 26

4.2 Aspek Legalitas ............................................................................................ 28

4.3 AspeknTeknis ............................................................................................... 28

4.4 Aspek Finansial ............................................................................................ 33

BAB 5 REKOMENDASI ..................................................................................................... 34

BAB 6 PENUTUP .............................................................................................................. 40

5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah padat merupakan salah satu permasalahan yang tidak kunjung berakhir

untuk diselesaikan di Indonesia. Pada tahun 2011 jumlah timbulan limbah padat di DKI

Jakarta mencapai 5.598 ton/hari (BPS DKI Jakarta, 2012). Dari jumlah tersebut, 55%

limbah padat berasal dari rumah tangga, 35% industri dan perkantoran, dan 5% lainnya

dari pasar (Desy & Rimadi, 2012). Begitu juga dengan aktivitas perkantoran Kementerian

PUPR di Jalan Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan khususnya Direktorat

Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) yang terletak di lantai 4 gedung B1-c yang

tidak dapat lepas dari hasil sisa kegiatan perkantoran berupa timbulan sampah.

Komposisi limbah padat yang dihasilkan dari gedung Direktorat KIP

mengindikasikan bahwa penerapan pengelolaan limbah padat yang berbasis 3R (reduce,

reuse, recycle) berpotensi untuk dilakukan, seperti limbah padat organik dapat

dikomposkan, dan limbah padat anorganik dapat dikumpulkan untuk dijual ke pengepul.

Pemilahan sampah dapat melalui fasilitas tempat – tempat sampah yang sudah dibagi

menurut jenis sampahnya. Dalam mengelola persampahan menurut UU No.18 Tahun

2008 tentang Pengelolaan Sampah, dapat dimulai dari pengurangan sumber yaitu dari

awal aktivitas yang dapat menghasilkan sampah. Namun, kegiatan pemilahan dari

sumber tersebut kurang berjalan dengan optimal, dimana masih ditemukannya jenis

sampah yang dibuang tidak sesuai dengan pembagian pada tempat sampah yang telah

disediakan (masih tercampur). Begitu juga dengan aktivitas pengumpulan sampahnya

yang akan dibawa menuju TPS 3R yang ada di Kementerian PUPR juga masih

tercampur sehingga kurang efektif dengan adanya tempat sampah 2 jenis yang ada. Hal

ini dapat disebabkan dari kebiasaan pegawai dan pejabat yang pada lantai 4 KIP belum

membuang sampah sesuai dengan jenisnya, atau kurangnya prasarana persampahan

(pewadahan) dan alat pengumpul sampah untuk mendukung kegiatan pemilahan

sampah dari sumber.

Oleh karena itu perlu adanya evaluasi pengelolaan sampah yang ada dari proses

pemilahan dan pengumpulan di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP)

untuk mendukung kegiatan 3R Kementerian PUPR.

1.2 Ruang Lingkup

Ruang lingkup aktualisasi ini adalah :

a. Kegiatan sampling : jenis dan timbulan sampah di Direktorat KIP

b. Evaluasi pengelolaan sampah : pengurangan sampah (3R), pemilahan di sumber,

pengumpulan, dan pengangkutan ke TPS 3R

c. Lokasi : Direktorat KIP (Lantai 4 Gedung B1-c)

1.3 Tujuan

Tujuan dari aktualisasi ini adalah :

a. Mengetahui jenis sampah yang dihasilkan, jumlah dan kondisi tempat sampah yang

ada, serta kondisi kegiatan pengelolaan sampah yang telah berjalan dari sumber

6

hingga pengumpulan ke TPS 3R di gedung Direktorat KIP Direktorat Jenderal Cipta

Karya B1-c (evaluasi)

b. Menghasilkan rekomendasi dan rencana pengelolaan sampah (pemilahan,

pengumpulan, dan pengangkutan ) di lingkungan gedung Direktorat KIP Direktorat

Jenderal Cipta Karya

1.4 Manfaat

Manfaat dari aktualisasi ini adalah :

a. Memberikan informasi dan data jenis sampah, jumlah dan kondisi fasilitas, serta

kondisi kegiatan pengelolaan sampah dari sumber hingga pengangkutan ke TPS 3R

b. Mengurangi timbulan sampah dari sumber untuk mengurangi sampah yang masuk ke

TPS 3R Kementerian PUPR

c. Meningkatkan efektivitas kegiatan 3R dengan sudah melakukan pemilahan sampah

sari sumber sebelum masuk ke TPS 3R Kementerian PUPR

d. Mengoptimalkan peraturan pengelolaan sampah yang sudah ada di lingkungan Cipta

Karya

1.5 Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam aktualisasi ini adalah obervatif dan desktriftif

berdasarkan hasil studi lapangan, pengamatan, wawancara, pengumpulan data, dan

analisis kondisi yang ada dengan kondisi yang diharapkan. Peningkatan efektivitas

sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur

Permukiman (KIP) meliputi 3 tahap yaitu persiapan, pengumpulan data, serta analisis

data dan pembuatan rekomendasi.

7

BAB II

RANCANGAN AKTUALISASI

2.1 Identifikasi Isu

Rencana aktualisasi nilai-nilai dasar PNS (Pegawai Negeri Sipil) akan

direalisasikan pada proses habituasi selama On The Job Training (OJT) di Direktorat

Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) Direktorat Jenderal Cipta Karya. Selama

mengikuti On Job Training (OJT) di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman

(KIP) selama kurang lebih tiga bulan (Maret – Mei 2018), terdapat beberapa isu yang

ditemukan dalam kegiatan sehari – hari. Isu – isu tersebut diantaranya :

a. Kurang optimalnya sistem pemilahan sampah dari sumber dan belum adanya

prosedur standar mengenai proses pengelolaan sampah

b. Penerapan sistem hemat energi yang belum berjalan optimal dalam penggunaan

pencahayaan ruangan.

c. Efisiensi penggunaan AC yang masih kurang optimal

2.2 Isu Utama

Ketiga isu diatas harus dipilih satu core issue yang akan diberikan gagasan

pemecahannya dalam laporan ini. Salah satu metode untuk menganalisis kualitas

masing-masing isu untuk dapat menjadi core issue dapat menggunakan metode analisis

USG (Urgency, Seriousness, dan Growth). Uji USG merupakan alat analisis berupa

matriks urgency, seriousness, dan growth. Metode USG yaitu:

• Urgency : Mendesaknya masalah tersebut untuk segera diselesaikan.

• Seriousness : Besarnya dampak masalah tersebut terhadap organisasi.

• Growth : Besarnya dampak masalah tersebut jika tidak segera ditangani.

Urgency menunjukkan seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis,

dan ditindaklanjuti. Semakin mendesak suatu masalah untuk diselesaikan maka semakin

tinggi urgensi masalah tersebut. Seriousness merujuk pada seberapa serius suatu isu

harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan. Semakin tinggi dampak

masalah tersebut terhadap organisasi maka semakin serius masalah tersebut. Growth

menekankan pada seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak

ditangani sebagaimana mestinya dengan segera. Semakin cepat berkembang masalah

tersebut maka semakin tinggi tingkat pertumbuhannya. Suatu masalah yang cepat

berkembang tentunya makin prioritas untuk diatasi permasalahan tersebut.

Rentang penilaian yang digunakan pada matriks USG adalah skor 1-5, dimana

semakin tinggi skor menunjukkan isu tersebut sangat penting dan sangat serius untuk

segera ditangani. Penyusunan matriks USG diawali dengan menentukan skor masing-

masing isu sesuai ketiga parameter tersebut. Agar penilaian yang lebih objektif

didapatkan, maka penilaian ditentukan dengan mengurutkan ketiga isu sehingga isu

dengan urutan paling atas akan mendapatkan nilai tertinggi yaitu tiga, dan isu berikutnya

mendapatkan nilai dua dan nilai satu untuk isu yang berada di urutan terbawah. Berikut

adalah matriks USG untuk mencari core issue (isu utama) :

8

Tabel 2.1 Hasil matriks USG

No Isu – isu

Komponen matriks USG Total

Urgency Seriousness Growth

1

Kurang efektifnya sistem pemilahan dan

pengumpulan sampah dari sumber dan

belum adanya prosedur standar menge-

nai proses pengelolaan sampah

4 4 3 11

2

Penerapan sistem hemat energi yang be

lum berjalan optimal dalam penggunaan

pencahayaan ruangan

3 3 2 8

3 Efisiensi penggunaan AC yang masih k

urang optimal 3 2 2 7

Dari hasil USG didapat isu nomor 1 dengan skor tertinggi karena urgensitas

pengelolaan sampah yang tidak baik akan mengganggu kenyaman lingkungan dan

menurunkan standar pelayanan publik. Serta belum mendukung upaya penerapan

program Bangunan Gedung Hijau menurut PermenPUPR No.2 tahun 2015 dan belum

mendukung program Zero Waste dalam pengelolaan sampah di lingkungan Kementerian

PUPR, khususnya Direktorat Jenderal Cipta Karya. Maka isu ini akan diangkat menjadi

rencana untuk pelaksanaan aktualisasi.

2.3 Dampak Isu Utama

Berdasarkan hasil USG, didapat isu utama yaitu kurang efektifnya sistem

pemilahan dan pengumpulan sampah dari sumber dan belum adanya prosedur standar

mengenai proses pengelolaan sampah. Isu ini memiliki beberapa dampak yang dapat

ditimbulkan apabila isu ini tidak segera dievaluasi dan dicari perbaikannya, yaitu :

1. Mengurangi nilai komitmen mutu dan integritas Direktorat Cipta Karya (DJCK) yang

memiliki tuas dan wewenang salah satunya dalam pengelolaan sampah, meskipun

lingkupnya di sampah permukiman. Namun sebaiknya pengelolaan sampah

perkantoran juga dapat diterapkan dengan baik di Kementerian PUPR khususnya

DJCK.

2. Mengurangi kenyamanan dan kebersihan dalam lingkungan kantor, seperti sampah

menumpuk dan tidak terpilah di dalam ruang sub direktorat

3. Memperlama waktu pemilahan sampah di TPS 3R Kementerian PUPR sehingga

sampah menumpuk di TPS 3R dan membuat kurang efektif saat pengelolaan

sampah di TPS 3R

4. Belum menunjukkan upaya percontohan dari instansi pusat yang mengelola sampah

perkantoran, hal ini terkait dengan tugas dan fungsi Direktorat Jenderal Cipta Karya

dalam pelaksanaan dan evaluasi serta pembinaan penataan bangunan berkelanjutan

dan pengelolaan persampahan

2.4 Gagasan Usulan Pemecahan Isu

Dari isu utama tersebut, maka diperlukan suatu gagasan untuk memperbaiki

permasalahan yang ada. Maka dibuatlah kegiatan aktualisasi untuk evaluasi kegiatan

9

pengelolaan sampah (pemilahan, pengumpulan, dan pengangkutan) dan uji coba

kegiatan pemilahan serta pengurangan sampah di tingkat sumber.

2.5 Rancangan Kegiatan dan Tahapan Aktualisasi

Untuk dapat melaksanakan aktualisasi tersebut, maka dibuat matriks rancangan

kegiatan aktualisasi. Berikut adalah kertas kerja yang berisi rencana tahapan kegiatan

dalam memecahkan masalah atau isu utama.

Tabel 2.2 Kertas Kerja Rancangan Aktualisasi

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan

1

Studi literatur awal

terkait pengelolaan

sampah

1. Mempelajari Undang - undang, Peraturan

pemerintah, dan Permen PUPR terkait

penanganan sampah di gedung perkantoran

Catatan dan

rencana sistem

penanganan

sampah di gedung

perkantoran 2. Mencari data penelitian terkait studi kasus

pengelolaan sampah di perkantoran lain

2

Komunikasi dan

koordinasi dengan

stakeholder terkait

rencana

pelaksanaan

sampling dan uji

coba 3R

1. Studi banding (wawancara, koordinasi,

dan survei langsung) terkait Pengelolaan

Sampah ke Direktorat PPLP sebagai role

model pengelolaan sampah melalui program

SIPESAT

Informasi dan data

evaluasi terkait

pelaksanaan

program SIPESAT

2. Evaluasi dan rencana implementasi

sistem SIPESAT di Direktorat KIP

3. Berkomunikasi dengan atasan tempat

kerja terkait izin dan meminta petunjuk

sebelum memulai observasi dan rekan

sejawat

4. Berdiskusi dengan rekan sejawat maupun

senior di tempat kerja mengenai saran

pemecahan isu

5. Berkoordinasi dengan Direktorat PPLP,

Biro Umum Setditjen Cipta Karya, Mentor,

Kasubdit yang berada di lingkungan

Direktorat KIP, serta petugas kebersihan

mengenai izin pelaksanaan sampling

timbulan sampah dan rencana uji coba

penerapan program SIPESAT

3

Pengumpulan

informasi terkait

pemilahan dan

pengumpulan

sampah saat ini

1. Pengumpulan data dan mencatat

informasi (wawancara dan survei langsung)

terkait bagaimana pemilahan sampah dari

sumber (di setiap subdit)

Data dan informasi

terkait bagaimana

pemilahan sampah

dari tiap subdit dan

di lobby lantai

Direktorat dan

10

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan

2. Pengumpulan data dan mencatat

informasi melalui wawancara dengan

petugas kebersihan bagaimana pemilahan

sampah di lobby lantai Direktorat KIP dan

waktu serta cara pengumpulan ke TPS 3R

KemenPUPR

pengumpulan

sampah ke TPS

3R

3. Pengumpulan data (wawancara dan

survei langsung) terkait efektivitas proses

3R di TPS 3R Kementerian PUPR

4 Sampling timbulan

sampah

1. Persiapan alat dan bahan yang

dibutuhkan untuk mengukur timbulan tiap

jenis sampah

Data hasil

sampling berupa

jenis sampah,

jumlah timbulan

saat di sumber

dan saat

pengumpulan,

serta kondisi

pengelolaan

sampah di

lapangan

2. Pelaksanaan sampling harian selama 5

hari berturut-turut mengenai jenis sampah,

jumlah (berat) sampah, dan jumlah serta

kondisi tempat sampah yang ada, serta tata

cara pengumpulannya

3. Mencatat data sampling dan menghitung

sesuai literatur atau peraturan yang berlaku

5 Analisis dan evaluasi

hasil sampling

1. Pengolahan dan analisis data hasil

sampling untuk mengetahui jenis, jumlah,

dan apakah tempat sampah yang ada sudah

mencukupi

Rencana

perbaikan kegiatan

pemilahan dan

pengumpulan

sampah

2. Evaluasi kegiatan pemilahan sampah

eksisting dan pembuatan rencana

pelaksanaan 3R berdasarkan data hasil

sampling

6

Pelaksanaan uji coba

3R dan pemilahan

sampah di Direktorat

KIP

1. Persiapan wadah 3R untuk pemilahan

sampah di sumber (subdit dan lobby)

Terlaksananya

praktik 3R dan

pemilahan sampah

di Direktorat KIP

2. Peletakkan wadah untuk mendukung

proses 3R disertai informasi pendukung

(label, poster)

3. Sosialisasi, penginformasian, dan

himbauan ke seluruh pegawai yang ada di

masing - masing subdit untuk melakukan

pemilahan sampah dan 3R

4. Mendokumentasikan, mencatat, dan

mengamati langsung praktik 3R dan

pemilahan sampah selama 5 hari berturut -

turut

7 Analisis dan evaluasi

uji coba 3R di

1. Analisis kekurangan dan hambatan

selama uji coba 3R

Kesimpulan dan

saran perbaikan

11

No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Kegiatan

Direktorat KIP 2. Mengevaluasi penerapan 3R terkait

efektivitasnya

dari evaluasi

praktik 3R

3. Membuat saran perbaikan

8

Pembuatan

rekomendasi

kebijakan sistem 3R

dan pemilahan

sampah

1. Membuat rencana kebijakan sistem

pengelolaan sampah berdasarkan prinsip

3R dan proses pemilahan hingga

pengumpulan sampah hasil sampling dan uji

coba

Rekomendasi

kebijakan terkait

optimalisasi

pemilahan sampah

melalui program

3R

2. Mengaitkan hasil sampling dan uji coba

3R dengan peraturan yang berlaku

3. Mengasistensi dan mendiskusikan

dengan mentor terkait hasil uji coba 3R

9 Penyusunan laporan

1. Menyusun draft laporan dari awal hingga

akhir aktualisasi Laporan kegiatan

aktualisasi 2. Asistensi dengan mentor

3. Revisi dan penyusunan laporan final

aktualisasi

2.6 Nilai Dasar Aktualisasi

Di dalam tugas Aktualisasi Pelatihan Dasar Golongan III CPNS ini, terdapat 5 nilai

dasar profesi PNS yaitu : Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan

Anti Korupsi (ANEKA) yang harus ditanamkan dan diterapkan oleh setiap PNS.

a) Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk

memenuhi pertanggungjawabannya yang telah menjadi amanahnya. Amanah dari

seorang PNS adalah menjamin terwujudnya nilai-nilai publik berupa mengambil pilihan

yang tepat dan benar, menghindari dan mencegah politik praktis, serta konsisten dan

dapat diandalkan. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam akuntabilitas yaitu:

Transparansi

Integritas

Tanggung jawab

Keadilan

Kejelasan

Konsistensi

Netralitas

Kejujuran

b) Nasionalisme

Nasionalisme adalah cara pandang mengenai rasa cinta yang wajar terhadap

bangsa dan negara serta sekaligus menghormati bangsa lain. PNS harus memiliki nilai

nasionalisme yang kuat dalam melaksanakan fungsi dantugasnya sebagai pelaksana

12

kebijakan publik, pelayan publik, dan pemersatu bangsa berlandaskan Pancasila dan

UUD 1945. Nilai-nilai dasar nasionalisme yaitu :

ASN sebagai pelaksana kebijakan

ASN sebagai pelayan publik

ASN sebagai perekat serta pemersatu bangsa, selain itu juga tercermin dalam

Pancasila

c) Etika Publik

Etika publik adalah refleksi kritis mengenai standar/norma yang menentukan

baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan

publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar

dalam etika publik yaitu :

Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila

Setia dan mempertahankan undang-undang dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia 1945

Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak

Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif

Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur

Mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public

Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah

Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,

berdaya guna, berhasil guna, dan santun

Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi

Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama

Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai

Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan

Meningkatkan efektivitas system pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat

sistem karir.

d) Komitmen Mutu

Komitmen mutu adalah pelaksanaan fungsi pelayanan publik yang berorientasi pada

efisiensi, efektivitas, dan mutu. Instansi tempat PNS bekerja sangat perlu untuk

menetapkan perencanaan mutu, termasuk didalamnya adalah menyusun standar mutu

yang akan menjadi pedoman dalam proses implementasi hingga sampai pada

pengawasan dan perbaikan mutu. Komitmen mutu menekankan 4 nilai dasar yaitu:

Efektivitas

Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang

ditetapkan atau berhasil mencapai apapun yang dikerjakan.

Efisiensi

Efisiensi organisasi adalah jumlah sumberdaya yang digunakan untuk mencapai

tujuan organisasional efisiensi dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang

digunakan untuk menghasilkan barang/jasa.

Inovasi

13

Inovasi terhadap barang/jasa adalah cara utama di mana suatu organisasi

beradaptasi terhadap perubahan-perubahan di pasar, perubahan teknologi, dan

perubahan persaingan.

Kualitas/Mutu

Menjaga mutu merupakan mempertahankan atau memastikan bahwa kualitas dari

output sudah baik.

e) Anti Korupsi

Anti korupsi merupakan nilai dasar yang menunjukkan segala tindakan atau upaya

yang dilakukan untuk mencegah, melawan dan memberantas tindak kejahatan yang

menguntungkan dirinya sendiri serta merugikan negara dan masyarakat. Kesadaran anti

korupsi dibangun melalui pendekatan spiritual yang dikaitkan dengan tanggung jawab

manusia dalam membawa amanah. Nilai-nilai dasar yang terkandung dalam Anti Korupsi

adalah :

Jujur

Peduli

Mandiri

Disiplin

Tanggung jawab

Kerja keras

Sederhana

Berani

Adil

2.7 Kesesuaian Kegiatan dengan Mata Pelatihan, Nilai Organisasi, dan Visi Misi

Organisasi

Dari kegiatan yang dilakukan, maka akan dilihat bagaimana kesesuaian dengan

nilai mata pelatihan serta penguatan terhadap nilai organisasi. Kegaiatan aktualisasi ini

mendukung visi misi Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam terwujudnya pengelolaan

bangunan gedung berkelanjutan. Serta mendukung tugas dan fungsi Direktorat Jenderal

Cipta Karya dalam pelaksanaan dan evaluasi kebijakan terkait pembinaan penataan

bangunan dan pengelolaan persampahan.

Tabel 2.3 Hubungan Kegiatan dengan Kesesuaian Mata Pelatihan

No Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan

Penguatan Nilai

Organisasi (iProVe)

1

Studi literatur awal

terkait pengelolaan

sampah

Akuntabilitas dan Etika Publik :

melaksanakan kebijakan sesuai

dengan peraturan perundang -

undangan yang berlaku. Nilai

Manajemen ASN yaitu kewajiban

ASN untuk selalu berpedoman pada

undang - undang yang berlaku

Profesional : sebelum

merencanakan dan

melaksanakan sesuatu

disesuaikan dengan

kompetensi serta aturan

yang berlaku

14

No Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan

Penguatan Nilai

Organisasi (iProVe)

2

Komunikasi dan

koordinasi dengan

stakeholder terkait

rencana pelaksanaan

sampling dan uji coba

3R

Etika publik dan akuntabilitas :

mendapatkan dan memperdalam

informasi secara cermat dan teliti

serta sopan santun dalam

berkomunikasi, dan Whole of

Government : komunikasi dan

koordinasi dengan stekeholder untuk

mendukung pencapaian tujuan

organisasi

Visioner :

melaksanakan kegiatan

pendukung untuk tujuan

yang besar serta

Profesional :

melaksanakan

koordinasi untuk

menghindari konflik

saat pelaksanaan

3

Pengumpulan

informasi terkait

pemilahan dan

pengumpulan sampah

saat ini

Akuntabilitas : akuntabilitas dapat

diwujudkan dari proses pengumpulan

dan penyusunan data untuk

mendapatkan hasil nyata (fakta)

kondisi di lapangan

Integritas :

melaksanakan tugas

berdasarkan fakta di

lapangan (jujur dan

disiplin)

4 Sampling timbulan

sampah

Akuntabilitas : akuntabilitas dapat

diwujudkan dari proses pengumpulan

dan penyusunan data untuk

mendapatkan hasil nyata (fakta)

kondisi di lapangan

Integritas :

melaksanakan tugas

berdasarkan fakta di

lapangan (jujur dan

disiplin) dan

Profesional :

melaksanakan tugas

sesuai dengan

kompetensi dan

kemampuan

5 Analisis dan evaluasi

hasil sampling

Akuntabilitas : dapat melakukan

evaluasi dan rencana perbaikan dan

Anti Korupsi : menganilisis sesuai

hasil di lapangan tanpa ada

kecurangan

Integritas;

melaksanakan tugas

dengan sungguh -

sungguh

6

Pelaksanaan uji coba

3R dan pemilahan

sampah di Direktorat

KIP

Etika Publik : membuat perencanaan

sesuai keahlian dan hasil evaluasi

serta Komitmen Mutu : membuat

kegiatan untuk menjadikan budaya

kerja yang sesuai aturan dan jangka

panjang

Orientasi misi :

melaksanakan uji coba

sesuai dengan rencana

yang telah dibuat dan

emlayani kebutuhan

pengelolaan sampah

7

Analisis dan evaluasi

uji coba 3R di

Direktorat KIP

Akuntabilitas : dapat melakukan

evaluasi dan rencana perbaikan dan

Anti Korupsi : menganilisis sesuai

hasil di lapangan tanpa ada

kecurangan

Integritas ;

melaksanakan tugas

dengan teliti dan

sungguh - sungguh

15

No Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata

Pelatihan

Penguatan Nilai

Organisasi (iProVe)

8

Pembuatan

rekomendasi

kebijakan sistem 3R

dan pemilahan

sampah

Etika publik : pembuatan

rekomendasi kebijakan sesuai

dengan hasil di lapangan dan aturan

yang berlaku (berdasarkan prinsip

keahlian) dan Komitmen mutu :

membuat rencana kegiatan

berdasarkan saran perbaikan untuk

melaksanakan Undang - undang

dengan lebih optimal dan

berkelanjutan

Visioner : merumuskan

rekomendasi kegiatan

untuk tujaun yang lebih

besar dan memberi

makna lebih dan

profesional dan

Profesional : bekerja

dengan sungguh -

sungguh dalam

merumuskan

rekomendasi

9 Penyusunan laporan

Akuntabilitas dan Anti Korupsi :

pembuatan laporan dilakukan dengan

penuh tanggungjawab

Profesional : memiliki

komitmen untuk

menyelesaikan tugas

hingga hasilnya optimal

dan transparan

16

2.8 Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

Berikut adalah jadwal rencana kegiatan aktualisasi.

Tabel 2.4 Jadwal Rencana Kegiatan

No Kegiatan Hari ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 7 18 19 20 21 22

1 Studi literatur awal terkait pengelolaan sampah

2 Komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait rencana pelaksanaan sampling dan uji coba 3R

3 Pengumpulan informasi terkait pemilahan dan pengumpulan sampah saat ini

4 Sampling Timbulan Sampah

5 Analisis dan evaluasi hasil sampling

6 Pelaksanaan uji coba 3R dan pemilahan sampah di Direktorat KIP

7 Analisis dan evaluasi uji coba 3R di Direktorat KIP

8 Pembuatan rekomendasi kebijakan sistem 3R dan pemilahan sampah

9 Penyusunan laporan

17

BAB III

PELAKSANAAN AKTUALISASI

3. 1 Kegiatan dan Tahapan Aktualisasi

Aktualisasi dilaksanakan di Direktorat KIP Lantai 4 Gedung B1-c selama 27 hari

kerja yang dimulai dari tanggal 26 September 2018 hingga 1 November 2018. Secara

garis besar, tahapan dan waktu pelaksanaan kegiatan terealisasi sebagian besar sama

dengan rancangan tahapan aktualisasi. Namun terdapat perubahan jadwal sehingga

waktu aktualisasi yang semula 23 hari kerja menjadi 27 hari kerja. Terdapat 10 kegiatan

yang telah dilaksanakan, dari rencana kegiatan sebanyak 9. Tambahan yang dilakukan

yaitu perhitungan timbulan setelah adanya uji coba pemilahan dan pengurangan sampah

di tiap ruangan. Berikut adalah kegiatan yang telah dilakukan dalam aktualisasi, yaitu :

3.1.1 Studi Literatur Awal Terkait Pengelolaan Sampah

Untuk proses studi literatur ini dilaksanakan selama proses aktualisasi. Bahkan

untuk materi – materi terkait undang – undang dan peraturan persampahan, serta jurnal

atau artikel ilmiah juga didapat sebelum mulai pelaksanaan aktualisasi. Proses studi

literatur ini bertujuan untuk mencari landasan, acuan, serta referensi terkait aspek –

aspek pengelolaan sampah yang dapat diterapkan di aktualisasi.

a) Tanggal pelaksanaan : selama proses aktualisasi

b) Tahapan kegiatan :

Mempelajari Undang - undang, Peraturan pemerintah, dan Permen PUPR terkait

penanganan sampah di gedung perkantoran

Mencari data penelitian terkait studi kasus pengelolaan sampah di perkantoran

lain

c) Output kegiatan : Catatan dan rencana sistem penanganan sampah di gedung

perkantoran

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

Akuntabilitas dan Etika Publik : melaksanakan kebijakan sesuai dengan

peraturan perundang - undangan yang berlaku.

Nilai Manajemen ASN yaitu kewajiban ASN untuk selalu berpedoman pada

undang - undang yang berlaku

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Profesional : sebelum merencanakan dan melaksanakan sesuatu disesuaikan

dengan kompetensi serta aturan yang berlaku

3.1.2 Komunikasi dan Koordinasi dengan Stakeholder Terkait

Penulis telah melakukan komunikasi dan koordinasi dengan beberapa

stakeholder untuk mulai melaksanakan aktualisasi. Tujuan dari komunikasi ini selain

sebagai perijinan, juga sebagai sarana mendapatkan informasi dan data yang

dibutuhkan.

a) Tanggal pelaksanaan : 27 September – 3 Oktober 2018

b) Tahapan kegiatan :

18

Studi banding (wawancara, koordinasi, dan survei langsung) terkait Pengelolaan

Sampah ke pengelola TPS 3R PUPR yang menerapkan prgram Sistem

Pengelolaan dan Pengolahan Sampah Terpadu (SIPESAT)

Wawancara dan koordinasi terkait Pengelolaan Sampah ke Direktorat PPLP

(subdit persampahan) sebagai yang berwenang terkait pembuat kebijakan

pengelolaan sampah

Evaluasi sistem pengelolaan sampah yang ada di Direktorat Jenderal Cipta

Karya maupun di gedung lain di Kementerian PUPR serta rencana implementasi

di Direktorat KIP

Berdiskusi dengan rekan sejawat maupun senior di tempat kerja mengenai saran

pemecahan isu

Berkoordinasi dengan Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian PUPR,

Mentor, Kasubdit yang berada di lingkungan Direktorat KIP, serta petugas

kebersihan mengenai izin pelaksanaan sampling timbulan sampah dan rencana

uji coba penerapan 3R dan pengurangan sampah

c) Output kegiatan : Informasi dan data evaluasi terkait pelaksanaan program

pengelolaan persampahan

d) Keterkaitan dengan nilai pelatihan :

Etika publik dan akuntabilitas : mendapatkan dan memperdalam informasi secara

cermat dan teliti dan sopan satun dalam berkomunikasi

Whole of Government : komunikasi dan koordinasi dengan stekeholder untuk

mendukung pencapaian tujuan organisasi

e) Penguatan nilai organisasi :

Visioner : melaksanakan kegiatan pendukung untuk tujuan yang besar

Profesional : melaksanakan koordinasi untuk menghindari konflik saat

pelaksanaan

Gambar 3.1 Komunikasi dengan Direktur KIP dan Kasubag TU KIP

19

Gambar 3.2 Komunikasi dengan salah satu Kasubdit

Berikut adalah data wawancara yang telah penulis lakukan :

1) Wawancara dengan pihak pengelola TPS 3R (Bu Fitri) Kementerian PUPR

Tanggal pelaksanaan : 27 dan 28 September serta 2 Oktober 2018

Hasil wawancara : Belum ada pemilahan sampah di gedung B1-c Cipta Karya

sehingga masih dicampur saat pengumpulan ke TPS. Yang sudah terpilah di

Gedung Utama, BPIW, dan SDA. Belum ada perhitungan timbulan sampah di

tiap direktorat, timbulan yang dihitung saat sampah masuk ke TPS 3R (dari

masing – masing gedung) dalam satuan volume (m3). Volume ini dihitung dengan

menghitung jumlah sampah per sulo atau per trashbag. Pengelolaan sampah

berhenti di TPS 3R PUPR sehingga tidak ada yang dikirim ke TPA Bantar

Gebang sehingga di TPS 3R PUPR telah ada pengolahan untuk semua jenis

sampah. Ada juga sampah yang dikumpulkan dan dijual kembali seperti botol,

kertas, dan kardus. Dari wawancara ini dapat diketahui bagaimana TPS 3R

mengolah sampah yang dihasilkan di semua gedung di Kementerian PUPR

Jalan Pattimura.

Gambar 3.3 Wawancara dengan Bu Fitri (Pengelola TPS 3R)

20

2) Wawancara dengan Pak Nanda dan Bu Tya pegawai subdit Persampahan Dit.PPLP

Tanggal pelaksanaan : 1 dan 3 Oktober 2018

Hasil wawancara :

Pengelolaan sampah untuk perkantoran tidak dikelola langsung oleh subdit

Persampahan, dikarenakan tugas dan fungsi subdit ini adalah membuat

kebijakan persampahan untuk skala nasional di bidang permukiman. Di gedung

B1-c sendiri juga belum terdapat pemilahan sampah, masih tercampur saat

pengumpulan ke TPS. Apabila akan dihitung timbulan, perlu juga dihitung jumlah

pegawai di lantai 4. Untuk pengumpulan sampah di Lantai 4 KIP diambil tiap

malam dari tiap subdit, tercampur, dan langsung dibuang ke TPS 3R dalam

wadah berupa trashbag hitam ukuran besar.sehingga tidak ada yang dikirim ke

TPA Bantar Gebang. Dari wawancara ini dapat diketahui bagaimana TPS 3R

mengolah sampah yang dihasilkan di semua gedung di Kementerian PUPR

Jalan Pattimura.

Di tiap direktorat di gedung B1-c sampah masih tercampur ke TPS 3R.

Terkadang, office boy dapat memilah kertas dan kardus untuk diambil dan

dikumpulkan sebelum dijual ke pengepul.

Untuk pemilahan dari sumber di tiap subdit, dapat dimulai dengan memilah dua

jenis saja dahulu, yaitu sampah sisa makanan dan sampah plastik. Agar nanti

dapat lebih mudah dipilah kembali untuk sampah plastiknya. Ada metode baru

untuk pemilahan sampah di lantai 7 Direktorat PPLP, dimana dulunya

menggunakan keranjang SIPESAT, namun saat ini diganti dengan pemilahan

sampah khusus guna ulang dan daur ulang. Dulu pernah dilakukan pengolahan

sisa makanan di masing – masing direktorat untuk dengan pengadaan keranjang

kompos takakura. Namun saat ini tidak berjalan lagi.

Jadwal pengangkutan untuk lantai 7 dan kemungkinan juga sama yaitu setiap

hari selepas jam kerja, ada yang jam 5 sore atau bahkan dapat lebih malam.

Untuk kegiatan pengurangan sampah yang kira – kira dapat dilakukan untuk

skala kantor, diantaranya pengurangan sampah plastik dan kardus saat rapat,

mengurangi membeli air minum kemasan, dapat dengan suguhan di gelas atau

membawa botol minum sendiri, serta pengumpulan tersendiri sampah kertas

yang dapat dijual kembali ke pengepul

Gambar 3.4 Wawancara dengan Bu Tya (pegawai subdit Persampahan)

21

3) Wawancara dengan Bu Endah pegawai Biro Umum Setjen

Tanggal pelaksanaan : 3 Oktober 2018

Hasil wawancara :

Di gedung utama telah menerapkan pemilahan sampah dari sumber dengan

memanfaatkan keranjang SIPESAT (Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu).

Pengambilan sampah dilakukan seminggu tiga kali (sore hari), dan dibawa ke

TPS 3R dengan keadaan sampah sudah terpilah sejak dari keranjang pemilahan.

Tidak disediakan lagi tempat sampah yang dekat dengan pegawai, sehingga

semua pembuangan sampah ke keranjang SIPESAT yang harus terpilah.

Belum ada aturan atau SNI khusus yang digunakan dalam penetuan

pengumpulan sampah untuk sampah gedung/perkantoran.

Kendala yang masih ada yaitu masih belum optimalnya pemilahan sampah

(masing sering tercampur), terutama untuk sampah organic dari sisa makanan

terkadang masih tercampur ke tempat sampah yang untuk jenis lain dan

kondisinya terbuka, sehingga dapat menimbulkan bau.

Gambar 3.5 Wawancara dengan Bu Endah (Biro Umum Setjen)

4) Wawancara dengan Pak Teguh Cleaning Service dan OB lantai 4 Direktorat KIP

Tanggal pelaksanaan : 1 Oktober 2018

Hasil wawancara :

Pengumpulan sampah setiap hari, setiap malam selepas pegawai pulang sekitar

pukul 21.00 – 22.00 WIB. Pengumpulan mengggunakan trashbag dijadikan satu

tercampur dari tiap subdit. Dapat sekitar 2 – 3 kantong trashbag perhari, asumsi

1 kantong 2 – 3 kg maka sampah perhari dapat mencapai 10 kg/hari. Sampah

kertas dapat dikumpulkan dan dijual ke pengepul.

Gambar 3.6 Wawancara dengan Pak Teguh dan Bu Kokom (Cleaning Service dan OB Lantai 4)

22

3.1.3 Pengumpulan Informasi Terkait Pemilahan dan Pengumpulan Sampah Saat

Ini

Hasil dari kegiatan wawancara dan observasi tersebut berupa data hasil

wawanacara dan data kondisi eksisting terkait pemilahan dan pengumpulan sampah,

baik yang ada di lingkup Kementerian PUPR secara umum dan secara khusus di

Direktorat KIP. Kegiatan pengumpulan informasi ini untuk merekap dan menganalisis

hasil catatan wawancara yang telah dilakukan pada tahap kegiatan sebelumnya.

a) Tanggal pelaksanaan : 27 September – 3 Oktober 2018

b) Tahapan kegiatan :

Pengumpulan data dan mencatat informasi (wawancara dan survei langsung)

terkait bagaimana pemilahan sampah dari sumber (di setiap subdit)

Pengumpulan data dan mencatat informasi melalui wawancara dengan petugas

kebersihan bagaimana pemilahan sampah di lobby lantai Direktorat KIP dan

waktu serta cara pengumpulan ke TPS 3R KemenPUPR

Pengumpulan data (wawancara dan survei langsung) terkait efektivitas proses

3R di TPS 3R Kementerian PUPR

c) Output kegiatan : Data dan informasi terkait bagaimana pemilahan sampah dari tiap

subdit dan di lobby lantai Direktorat dan pengumpulan serta pengangkutan sampah

ke TPS 3R

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

Akuntabilitas : akuntabilitas dapat diwujudkan dari proses pengumpulan dan

penyusunan data untuk mendapatkan hasil nyata (fakta) kondisi di lapangan

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Integritas : melaksanakan tugas berdasarkan fakta di lapangan (jujur dan disiplin)

3.1.4 Sampling Timbulan Sampah

Kegiatan sampling timbulan sampah ini bertujuan untuk mengetahui timbulan

sampah yang dihasilkan setiap hari beserta komposisi jenis sampahnya. Data timbulan

sampah ini berguna untuk menentukan rekomendasi pengelolaan sampah ke depannya.

Sampling dilaksanakan slama 5 hari kerja, sekitar pukul 20.00 – 21.30 setelah jam

makan malam di masing – masing sub direktorat. Pemilahan jenis sampah adaptasi dari

SNI dan berdasarkan pemilahan yang ada di TPS 3R. Alat yang digunakan yaitu

timbangan gantung digital (pinjam di TPS 3R PUPR).

a) Tanggal pelaksanaan : 4, 5, 8, 9, dan 10 Oktober 2018

b) Tahapan kegiatan :

Persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengukur timbulan tiap jenis

sampah

Pelaksanaan sampling harian selama 5 hari berturut-turut mengenai jenis

sampah, jumlah (berat) sampah, dan jumlah serta kondisi tempat sampah yang

ada, serta tata cara pengumpulannya

Mencatat data sampling dan menghitung sesuai literatur atau peraturan yang

berlaku

c) Output kegiatan : Data hasil sampling berupa jenis sampah, jumlah timbulan saat di

sumber dan saat pengumpulan, serta kondisi pengelolaan sampah di lapangan

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

23

Akuntabilitas : akuntabilitas dapat diwujudkan dari proses pengumpulan dan

penyusunan data untuk mendapatkan hasil nyata (fakta) kondisi di lapangan

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Integritas : melaksanakan tugas berdasarkan fakta di lapangan (jujur dan

disiplin)

Profesional : melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi dan kemampuan

Gambar 3.7 Sampling timbulan sampah

3.1.5 Analisis dan Evaluasi Hasil Sampling Timbulan Sampah

Analisis ini dibuat dalam bentuk data excel, dilihat laju timbulan sampahnya

dengan dibagi jumlah pegawai KIP di Lantai 4, dan dilihat berapa persen jumlah

komposisi jenis sampahnya. Data ini dapat menunjukkan jumlah apa saja sampah yang

paling banyak sehingga dapat direkomendasikan bentuk pengurangan timbulan

sampahnya.

a) Tanggal pelaksanaan : 11 – 12 Oktober 2018

b) Tahapan kegiatan :

Pengolahan dan analisis data hasil sampling untuk mengetahui jenis, jumlah,

dan apakah tempat sampah yang ada sudah mencukupi

Evaluasi kegiatan pemilahan sampah eksisting dan pembuatan rencana

pelaksanaan 3R berdasarkan data hasil sampling

c) Output kegiatan : Rencana perbaikan kegiatan pemilahan dan pengumpulan

sampah

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

Akuntabilitas : dapat melakukan evaluasi dan rencana perbaikan

Anti Korupsi : menganilisis sesuai hasil di lapangan tanpa ada kecurangan

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Integritas : melaksanakan tugas dengan sungguh - sungguh

24

3.1.6 Pelaksanaan Uji Coba Pengurangan dan Pemilahan Sampah di Direktorat

KIP

Uji coba pelaksanaan kegiatan reduce, reuse, recycle (3R) yang dapat dilakukan

yaitu reduce atau pengurangan timbulan sampah. Sedangkan penanganan sampah

yang dapat diuji cobakan adalah pemilahan sampah dari sumber yaitu (subdit dan ruang

TU). Sampah dibagi menjadi 3 jenis di ruangan yaitu sampah sisa makanan, kertas,

karton, dan kardus, serta sampah plastik dan lain – lain. Sedangkan untuk pengurangan

sampah plastik dengan himbauan misalnya pengurangan sampah plastik. Lalu akan

dikumpulkan sampah sesuai jenisnya dari subdit (sumber tingkat satu) ke sumber tingkat

dua yaitu di lobby untuk kemudian diangkut ke TPS 3R. Hal ini bertujuan untuk melihat

bagaimana pola pengelolaan sampah yang tepat untuk lingkungan Direktorat. Poster

dan label dicetak pada kertas bekas yang satu sisi sudah terpakai agar hemat.

a) Tanggal pelaksanaan : 15 – 26 Oktober 2018

b) Tahapan kegiatan :

Persiapan wadah pemilahan sampah dan pembuatan label serta poster untuk

pemilahan sampah di sumber (subdit dan lobby).

Peletakkan wadah disertai informasi pendukung (label, poster)

Perijinan, sosialisasi, penginformasian, dan himbauan ke seluruh pegawai yang

ada di masing - masing subdit untuk melakukan pemilahan sampah dan 3R

Mendokumentasikan, mencatat, dan mengamati langsung praktik pengurangan

dan pemilahan sampah selama 5 hari berturut – turut

Sampling timbulan sampah saat uji coba pengurangan dan pemilahan sampah

c) Output kegiatan : Terlaksananya praktik 3R dan pemilahan sampah di Direktorat

KIP

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

Etika Publik : membuat perencanaan sesuai keahlian dan hasil evaluasi

Komitmen Mutu : membuat kegiatan untuk menjadikan budaya kerja yang

sesuai aturan dan jangka panjang

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Orientasi misi : melaksanakan uji coba sesuai dengan rencana yang telah

dibuat dan emlayani kebutuhan pengelolaan sampah

Gambar 3.8 Penempelan poster dan label jenis sampah

25

Gambar 3.9 Label dan poster yang terpasang

26

Gambar 3.10 Sosialisasi ke tiap Subdit

Gambar 3.11 Uji coba perilaku memilah sampah oleh pegawai

Gambar 3.12 Hasil pemilahan sampah dan pengangkutan ke TPS

27

3.1.7 Analisis dan Evaluasi Uji Coba Pemilahan, Pengumpulan, dan

Pengangkutan Sampah

Setelah melaksanakan uji coba pemilahan dan pengurangan sampah, maka

yang selajutnya dilakukan adalah melakukan analisis terhadap hasil uji coba. Akan ada

saran, masukan, dan evaluasi berdasarkan apa yang ditemukan saat uji coba. Yang

dapat dievaluasi adalah bagaimana perilaku pegawai dalam memilah sampah,

bagaimana sistem pengumpulan serta pengangkutan yang efektif untuk dibawa ke TPS.

a) Tanggal pelaksanaan : 29 Oktober 2018

b) Tahapan kegiatan :

Analisis kekurangan dan hambatan selama uji coba 3R

Mengevaluasi penerapan pengurangan dan pemilahan sampah terkait

efektivitasnya

Membuat saran perbaikan

c) Output kegiatan : Kesimpulan dan saran perbaikan dari evaluasi praktik 3R

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

Akuntabilitas : dapat melakukan evaluasi dan rencana perbaikan

Anti Korupsi : menganilisis sesuai hasil di lapangan tanpa ada kecurangan

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Integritas : melaksanakan tugas dengan teliti dan sungguh – sungguh

3.1.8 Pembuatan Rekomendasi Kebijakan Pengelolaan Sampah

Berdasarkan hasil uji coba pemilahan dan pengurangan sampah serta hasil

sampling timbulan sampah sebelum dan saat uji coba 3R, maka akan dibuat

rekomendasi terkait pola atau alur pengelolaan sampah dari subdit hingga ke TPS 3R

PUPR. Dalam pembuatan rekomendasi dapat didiskusikan dengan mentor serta

pengelola TPS 3R. Rekomendasi ini dapat diajukan ke TU KIP kemudian dapat

diteruskan ke Setditjen Cipta Karya untuk lingkup lebih luas..

a) Tanggal pelaksanaan : 30 – 31 Oktober 2018

b) Tahapan kegiatan :

Membuat rencana kebijakan sistem pengelolaan sampah berdasarkan prinsip 3R

dan proses pemilahan hingga pengumpulan sampah hasil sampling dan uji coba

Mengaitkan hasil sampling dan uji coba 3R dengan peraturan yang berlaku

Mengasistensi dan mendiskusikan dengan mentor terkait hasil uji coba 3R

c) Output kegiatan : Rekomendasi kebijakan terkait optimalisasi pemilahan sampah

melalui program 3R

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

Etika publik : pembuatan rekomendasi kebijakan sesuai dengan hasil di

lapangan dan aturan yang berlaku (berdasarkan prinsip keahlian)

Komitmen mutu : membuat rencana kegiatan berdasarkan saran perbaikan untuk

melaksanakan Undang - undang dengan lebih optimal dan berkelanjutan

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Visioner : merumuskan rekomendasi kegiatan untuk tujaun yang lebih besar dan

memberi makna lebih dan profesional

Profesional : bekerja dengan sungguh - sungguh dalam merumuskan

rekomendasi

28

3.1.9 Penyusunan Laporan

Penyusunan laporan dilaksanakan setelah semua data terkumpul. Saat

pembauatn rekomenadasi serta evaluasi uji coba, juga telah dilakukan untuk mencicil

laporan.

a) Tanggal pelaksanaan : 31 Oktober 2018 – 1 November

b) Tahapan kegiatan :

Menyusun draft laporan dari awal hingga akhir aktualisasi

Asistensi dengan mentor

Revisi dan penyusunan laporan final aktualisasi

c) Output kegiatan : Rekomendasi kebijakan terkait optimalisasi pemilahan sampah

melalui program 3R

d) Nilai – nilai dasar ASN dalam kegiatan :

Akuntabilitas dan Anti Korupsi : pembuatan laporan dilakukan dengan penuh

tanggungjawab

e) Penguatan nilai organisasi (iProve) :

Profesional : memiliki komitmen untuk menyelesaikan tugas hingga hasilnya

optimal dan transparan

3. 2 Hambatan dan Permasalahan

Selama melaksanakan aktualisasi, hambatan dan permasalahan yang penulis

temukan yaitu :

a) Kurangnya kesadaran pegawai dan pandangan yang masih sebelah mata dalam

mengubah dan membiasakan diri dalam memilah sampah yang ada. Meskipun sudah

disosialisasikan dan diberi penjelasan di poster, namun harus tetap dipantau dan

terus diingatkan agar membuang sampah sesuai jenisnya.

b) Kurangnya jelasnya informasi dan rencana yang akurat mengenai bagaimana

peraturan dan penanggung jawab pengelolaan sampah perkantoran, misalnya

berbeda – bedanya fasilitas persampahan dan jadwal pengangkutan ke TPS dari

setiap lantai Direktorat Jenderal Cipta Karya, terjadi perubahan sistem pengelolaan

sampah tanpa diketahui evaluasi dari sistem sebelumnya, misalnya dulu di lantai 7

dengan SIPESAT, sekarang jadi 2 jenis (guna dan daur ulang).

c) Kurangnya fasilitas untuk mendukung pengelolaan sampah yang sesuai peraturan

untuk sampah perkantoran misalnya volume tempat sampah yang ada di setiap

subdit tidak seragam dan terkadang kurang dalam menampung sampah

d) Tidak adanya fasilitas pengumpulan tempat sampah sementara untuk setiap gedung

sehingga masih cenderung semua terpusat dan menumpuk ke TPS 3R Kementerian

PUPR

e) Terbatasnya lahan untuk meletakkan tempat pemilahan sampah, hanya cukup untuk

2 – 3 jenis sampah saja

f) Terbatasnya SDM untuk memilah dan mengangkut sampah apabila diterapkan

program pemilahan dan pengurangan sampah dari sumber

g) Perlunya biasaya tambahan untuk menyiapkan wadah sampah terpilah serta kantung

plastik untuk melapisi wadah sampah khususnya wadah sampah untuk sisa makanan

h) Belum adanya sosialisasi dan pengarahan khusus kepada OB atau Cleaning Service

bagaimana mengumpulkan dan mengangkut sampah agar tidak tercampur

29

3. 3 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Berikut adalah jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi.

Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Keterangan Hari ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

1 Studi literatur awal terkait pengelolaan sampah

Rencana

Realisasi

2

Komunikasi dan koordinasi dengan stakeholder terkait rencana pelaksanaan sampling dan uji coba 3R

Rencana

Realisasi

3 Pengumpulan informasi terkait pemilahan dan pengumpulan sampah saat ini

Rencana

Realisasi

4 Sampling Timbulan Sampah Rencana

Realisasi

5 Analisis dan evaluasi hasil sampling

Rencana

Realisasi

6 Pelaksanaan uji coba 3R dan pemilahan sampah di Direktorat KIP

Rencana

Realisasi

7 Analisis dan evaluasi uji coba 3R di Direktorat KIP

Rencana

Realisasi

8 Pembuatan rekomendasi kebijakan sistem 3R dan pemilahan sampah

Rencana

Realisasi

9 Penyusunan laporan Rencana

Realisasi

30

BAB IV

ANALISIS

Yang pertama dilakukan untuk mendapatkan informasi pengelolaan sampah saat

ini di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP), maka diperlukan kegiatan

awal yaitu pengumpulan data untuk menunjang analisis. Data yang dikumpulkan terbagi

menjadi 2 jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang

diperoleh melalui pengamatan dan pengukuran langsung di lapangan. Data primer yang

dibutuhkan untuk perencanaan yaitu timbulan, komposisi sumber sampah. Metode

sampling jumlah timbulan dan komposisi menggunakan metode SNI 19-3964-1994.

Namun pada karya tulis ini tidak melakukan uji karakteristik sampah sampah yaitu

densitas, kadar air, kadar abu dan nilai kalori sampah karena tidak melakukan

pengolahan lebih lanjut di lantai 4, pengolahan sampah dilakukan di TPS 3R. Sehingga

yang diperlukan data identifikasi awal jenis sampah dan jumlah timbulannya saja.

Sedangkan data sekunder yang diperlukan adalah data eksisting pengelolaan sampah,

jumlah pegawai Direktorat KIP Lantai 4, dan profil singkat Direktorat KIP.

Dalam melakukaan evaluasi pengelolaan persampahan maka perlu diketahui

dahulu kondisi pengelolaan sampah saat ini. Hal ini dapat ditinjau dari beberapa aspek

yaitu legalitas, institusi, finansial, teknis, dan edukasi/peran pegawai.

4. 1 Aspek Institusional

4.1. 1 Pengelolaan Sampah di Kementerian PUPR

Kantor Kementerian PUPR ini juga menjadi satu-satunya kantor pemerintahan

yang dapat mengolah sampahnya sendiri di TPS dan tidak memberikan sampahnya ke

TPA (Tempat Penampungan Akhir). Yang mengelola persampahan di Kawasan kantor

Pusat Kementerian PUPR adalah Sekretariat Jenderal di bidang Biro Umum. Pada biro

umum terbagi lagi menjadi bagian prasarana fisik, tata usaha, rumah tangga,

administrasi perkantoran. Bagian yang khusus menangani pengelolaan dan pengolahan

persampahan di kawasan kantor ini diatur oleh bagian prasarana fisik. Biro Umum

sendiri dalam menangani pengelolaan dan pengolahan persampahan di kawasan kantor

ini dibantu oleh pihak ketiga yang dikontrak. Pihak ketiga yang dikontrak untuk

pengelolaan sampah berbeda dengan pengolahan sampah. Pihak ketiga dalam

pengelolaan sampah gedung merupakan dari PT. Airkon Pratama. Kontrak pengelolaan

sampah dengan PT. Airkon Pratama hanya pada gedung utama, gedung BPIW, gedung

smart parking. Untuk pengelolaan sampah pada gedung SDA, gedung Heritage, gedung

pendopo, gedung Sapta Taruna, yang dilakukan oleh cleaning service nya, dikontrakan

ke PT. Arina Tama (Mugni, 2018).

Kegiatan pengelolaan sampah di gedung Cipta Karya, gedung Bina Marga dan

gedung Pusdata diatur oleh bagian umum di Sekretariat Direktorat Jenderal (Setditjen)

masing-masing gedung. Bagian umum dari masing-masing Setditjen gedung tersebut

juga melakukan outsource hanya untuk staff pengelola kegiatan kebersihan (cleaning

service). Pengelolaan sampah ini bisa dilakukan langsung oleh bagian bagian umum

atau dikontrakkan ke pihak ketiga. Pada dasarnya sampah yang dihasilkan dari gedung

akan dikelola oleh cleaning service, yaitu dengan mengumpulkan sampah dari disetiap

lantai lalu sampah akan dibawa ke TPS yang ada di kawasan kantor ini.

31

Sedangkan pihak ketiga yang melakukan pengolahan sampah di TPS

Kementerian PUPR ini adalah PT. Pandawa Agrotama Konstruksindo. Pengolahan

sampah di TPS hanya dikontrakkan ke satu perusahaan saja, dan perusahaan inilah

yang telah mempunyai hak paten atas sistem serta alat yang digunakan untuk mengolah

sampah yang dihasilkan oleh Kawasan Kementerian PUPR, termasuk gedung Cipta

Karya yang terdiri dari 8 lantai di gedung B1-c.

4.1. 2 Profil Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP)

Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP) merupakan salah satu

direktorat dibawah Direktorat Jenderal Cipta Karya. Direktorat KIP memiliki tugas yang

tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR No.15 Tahun 2015 yaitu melaksanakan

penyusunan kebijakan dan strategi, keterpaduan perencanaan dan kemitraan,

pembiayaan, pelaksanaan, pengelolaan data dan sistem informasi serta pemantauan

dan evaluasi kinerja keterpaduan program pembangunan infrastruktur permukiman yang

meliputi pengembangan kawasan permukiman, serta penataan bangunan dan

lingkungan, pengembangan sistem penyediaan air minum, dan penyehatan lingkungan

permukiman. Direktorat KIP memiliki 6 sub direktorat yaitu Keterpaduan Perencanaan

dan Kemitraan, Keterpaduan Pembiayaan, Keterpaduan Pelaksanaan, Pengelolaan

Data dan Sistem Informasi, serta Pemantauan dan Evaluasi.

4.1. 3 Jumlah Pegawai Direktorat KIP

Direktorat Jenderal Cipta Karya menempati gedung B1-c yang terdiri dari lantai 1

hingga 8 dengan urutan dari lantai 1 adalah ruang Direktur Jenderal Cipta Karya,

Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya, serta 5 Direktorat yaitu Keterpaduan

Infrastruktur Permukiman (KIP), Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP), Bina

Penataan Bangunan (BPB), Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman

(PPLP), dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) di lantai 8. Tiap

direktorat tersebut memiliki jumlah pegawai di setiap lantainya. Berdasarkan hasil

wawancara dan pengumpulan data, jumlah pegawai pada tiap lantai gedung B1-c

disajikan pada Tabel 2.1.

Tabel 3.1 Data Jumlah Pegawai di Direktorat Jenderal Cipta Karya gedung B1-c

No. Organisasi Jumlah Pegawai

Jumlah Laki - laki Perempuan

1 Sekretariat Direktorat Jenderal

Cipta Karya

61 38 99

2 Direktorat KIP 71 45 116

3 Direktorat BPB 74 54 128

4 Direktorat PKP 72 51 123

5 Direktorat PPLP 69 81 150

6 Direktorat PSPAM 77 67 144

Sumber : Tata Usaha masing – masing Direktorat

32

Pada aktualisasi ini, lingkup kegiatan yang akan dievaluasi adalah hanya di lantai

4 gedung B1-c yaitu Direktorat KIP. Dari data diatas, jumlah pegawai pada Direktorat

KIP akan mempengaruhi laju timbulan sampah yang dihasilkan setiap harinya. Dari

jumlah sampah yang telah dihitung timbulannya (dalam berat basah), maka akan dilihat

laju timbulan berapa sampah yang dihasilkan per orang per harinya. Menurut SNI 19-

3694-1994 tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran contoh Timbulan dan

Komposisi Sampah Perkotaan, satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi

sampah adalah dalam % berat basah, jumlah unit lokasi pengambilan untuk kantor

adalah dengan ukuran jumlah pegawai.

4. 2 Aspek Legalitas

Pengelolaan sampah yang ada di Indonesia mengacu pada beberapa dasar

hukum yaitu Undang – undang No.18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah,

Peraturan Pemerintah RI No.81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah

Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga, serta Peraturan Menteri Pekerjan

Umum No.3 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan

Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah

Tangga.

4. 3 Aspek Teknis

4.3.1 Komposisi Sampah di Direktorat KIP

Kegiatan yang dilakukan di Kawasan kantor Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat sebagian besar merupakan kegiatan perkantoran. Dari kegiatan

perkantoran ini akan menghasilkan timbulan sampah yang termasuk kategori sampah

non-domestik dan dapat disebut juga sebagai sampah sejenis sampah rumah rumah

tangga (SSSRT). Komposisi sampah perlu diketahui sebagai identifikasi awal jenis

sampah apa saja yang dihasilkan beserta berat timbulannya. Biasanya dinyatakan

dalam persen berat (% berat). Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang

diperlukan, sistem, program dan rencana manajemen persampahan suatu kota

(Damanhuri dan Padmi, 2004).

Berdasarkan hasil perhitungan timbulan sampah di lapangan yang telah diukur

selama 5 hari kerja berturut – turut (tanpa hari Sabtu dan Minggu) pada lokasi yang

sama yaitu di lantai 4 Direktorat KIP, didapat hasil penimbangan tiap jenis sampah.

Pembagian jenis sampah berdasarkan SNI 19-3964-1994 dengan pembagian 11 jenis

sampah, antara lain sisa makanan, kertas, kain, plastik, logam, sampah B3. Untuk

sampah perkantoran untuk di dalam gedung, jarang ditemui komposisi sampah untuk

kayu, karet, dan sampah taman (daun). Sehingga tidak dihitung untuk 3 jenis sampah

tersebut. Komposisi ya yaitu seperti kertas, duplex, plastik (kemasan atau kresek), botol

dan gelas aqua, kaleng, B3 (tinta printer, pulpen, baterai, bohlam lampu), dan residu

kertas (Mugni, 2018). Disamping itu, pemilahan sampah berdasarkan proses di TPS 3R

Kementerian PUPR dengan penanganan lebih lanjut seperti dijual lagi ke pengepul.

Sehingga pemilahan jenis sampah sebagai identifikasi awal dibagi menjadi 13 jenis

sesuai dengan kondisi jenis sampah yang sering ditemukan atau dihasilkan. Hasil

pengukuran jumlah timbulan dan jenis sampah Direktorat KIP dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :

33

Tabel 3.2 Timbulan Sampah Direktorat KIP per Komponen

No. Komponen Kamis

04/10/2018 (kg/hr)

Jumat 05/10/2018

(kg/hr)

Senin 08/10/2018

(kg/hr)

Selasa 09/10/2018

(kg/hr)

Rabu 10/10/2018

(kg/hr)

Rata-rata Laju

timbulan (kg/hari)

Jumlah pegawai Lantai 4

KIP (orang)

Frekuensi pengump

ulan (/hari)

Laju (kg/org/hari)

% Kompo

sisi

1 Sisa makanan 11.900 7.800 6.005 5.730 8.200 7.927

116 1 kali

0.068 49.20%

2 Residu kertas (tisu, bungkus nasi, tusuk

sate, dll) 1.600 2.480 2.070 1.600 1.900 1.930

0.017 11.98%

3 Kertas 0.400 1.450 0.510 0.980 0.855 0.839 0.007 5.21%

4 Duplex (karton

snack/kotak nasi) 1.300 1.820 2.000 1.550 3.150 1.964

0.017 12.19%

5 Styrofoam/mika 0.300 0.570 0.510 0.430 0.560 0.474 0.004 2.94%

6 Botol dan gelas plastik 0.045 0.880 0.830 0.925 0.525 0.641 0.006 3.98%

7 Residu plastik 0.900 1.570 1.800 0.965 1.590 1.365 0.012 8.47%

8 Logam (kawat,

plong2an kertas) 0.060 0.025 0.000 0.000 0.585 0.134

0.001 0.83%

9 B3 (masker, lampu

bekas, tinta, baterai) 0.060 0.120 1.850 0.240 0.000 0.454

0.004 2.82%

10 Kain 0.330 0.190 0.000 0.000 0.000 0.104 0.001 0.65%

11 Kaleng minuman 0.000 0.530 0.025 0.002 0.000 0.111 0.001 0.69%

12 Kaca (botol minuman) 0.110 0.000 0.125 0.190 0.000 0.085 0.001 0.53%

13 Lain-lain (spons cuci,

mouse bekas) 0.000 0.300 0.115 0.000 0.000 0.083

0.001 0.52%

Total 17.005 17.735 15.840 12.612 17.365 16.111 0.1389 100%

Sumber : Hasil pengukuran di lapangan

34

Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa rata – rata jumlah sampah yang dihasilkan

yaitu sebesar 16,11 kg/hari, dengan rata – rata per orang menghasilkan 0,14

kg/pegawai/hari. Timbulan sampahnya bervariasi antara 12 – 17 kg/hari. Variasi jumlah

sampah ini dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya kegiatan kerja lembur

(semakin banyak sampah makanan), banyak sedikitnya rapat di ruang Yudhistira

(sampah duplex, plastik, dan sisa makanan), serta adanya dinas luar untuk pegawai

sehingga mengurangi jumlah pegawai yang berada di lantai 4 Direktorat KIP. 5 komponen

sampah yang paling banyak dihasilkan yaitu sampah sisa makanan, plastik, dan

duplekx/karton Dari masing – masing komponen sampah ini, apabila telah dipilah maka

dapat lebih lanjut diolah atau dijual.

Berdasarkan data yang diperoleh dari pengelola TPS 3R, rata – rata jumlah

sampah untuk Direktorat Cipta Karya sebesar 1,51 m3/hari. Timbulan sampah di

Dorektorat KIP dalam satuan berat akan menjadi m3/hari dengan cara dibagi oleh

densitas (kg/m3). Densitas sampah perkotaan menurut Damanhuri dan Padmi, 2014 yaitu

0,5 – 0,75 L/pegawai/hari. Diasumsikan densitas sampah sebesar 0,75 L/pegawai/hari,

sehinggga didapat rata – rata volume sampah dari Direktorat KIP sebesar 1,13 m3/hari

(75% sampah Cipta Karya).

4.3.2 Pewadahan dan Penempatan Wadah Sampah di Direktorat KIP

Proses awal dalam penanganan sampah terkait langsung dengan sumber

sampah adalah penampungan (pewadahan). Pewadahan sampah adalah suatu cara

penampungan sampah sebelum dikumpulkan, dipindahkan, diangkut dan dibuang ke

TPA. Tujuannya adalah menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak

menggangu lingkungan. Faktor yang paling mempengaruhi efektifitas tingkat pelayanan

adalah kapasitas peralatan, pola penampungan, jenis, dan sifat bahan dan lokasi

penempatan (SNI 19-2454-2002).

Pewadahan yang ada di Direktorat KIP terletak di dua sumber yaitu sumber tingkat

satu di masing – masing ruangan baik Sub direktorat (subdit), Tata usaha (TU), ruang

Direktur, dan dapur. Sedangkan sumber kedua yaitu dari koridor yang dekat dengan lift

dan tangga. Bentuk, ukuran, dan bahan tempat sampah yang ada di sumber tingkat satu

bervariasi, ada wadah bahan logam (stainless steel) pedal tertutup maupun wadah

keranjang plastik terbuka dan plastik pedal tertutup. Untuk ukuran wadah di masing –

masing ruangan terdiri dari bentuk tabung silinder dan balok mengecil di bagian bawah

berkisar 10 – 15 liter, sedangkan yang ada di sumber tingkat dua dengan bahan

stainless steel bervolume 120 liter berbentuk tabung silinder tertutup. Untuk jumlah wadah

sampah di setiap ruangan bervariasi 1 – 6 buah tempat sampah yang biasanya diletakkan

di ruang Kepala Subdit maupun Kepala seksi masing – masing 1 buah, lalu di pojok

beberapa meja pegawai. Wadah sampah yang ada di sumber tingkat satu (ruangan) dan

sumber tingkat dua (koridor) bukan wadah permanen sehingga mudah diangkat, dipindah,

dan dibersihkan. Untuk sampah yang ada di dalam subdit tidak ada pemisahan jenis

sampah. Sedangkan untuk wadah sampah di koridor (sumber tingkat dua) berjumlah dua

buah dengan tulisan terpisah yaitu sampah guna ulang dan daur ulang. Namun, pada

kenyaataan yang ditemukan di lapangan, untuk sampah di koridor masih ditemukan

kesalahan penempatan jenis sampah sehingga masih tidak terpilah.

Lokasi penempatan tempat sampah yang berada di koridor lantai 4 dan dekat lift

dirasa kurang efektif, hal ini dapat dilihat dari timbulan sampah yang dihasilkan dari

35

tempat sampah tersebut sangat sedikit. Biasanya sumber sampah untuk tempat hanya

berasal dari tamu – tamu yang melewati area koridor dan lift. Untuk pegawai cenderung

sudah membuang sampah di tempat sampah terdekat yang ada di ruangannya masing –

masing. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan baik ke bagian

umum Setditjen Cipta Karya, subdit persampahan Direktorat PPLP, dan Biro Umum,

belum ada aturan terkait penempatan lokasi tempat sampah yang benar dan efektif, baik

di dalam ataupun di luar ruangan yang dapat diterapkan pada Direktorat KIP. Sehingga

dapat dikatakan bahwa sumber sampah sebagian besar sampah dari Direktorat KIP

dihasilkan dari tiap ruang kerja pegawai.

Gambar 4.1 Contoh pewadahan sampah di ruangan

4.3.3 Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah di Direktorat KIP

Menurut UU No.18 Tahun 2008, pengumpulan adalah pengambilan dan

pemindahan sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau

tempat pengolahan sampah terpadu. Dalam Permen PU No. 3 Tahun 2013 dijelaskan

bahwa pengumpulan adalah kegiatan mengambil dan memindahkan sampah dari sumber

sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah dengan

prinsip 3R.

Pada lokus Direktorat KIP ini, pola pengumpulan sampah terdiri dari dua tahap,

yaitu sampah dari masing – masing ruangan sub direktorat diambil oleh Office Boy (OB)

menggunakan kantong plastik besar warna hitam (trashbag) ukuran 60 x 100 cm, dengan

jumlah 1 trashbag untuk 1 ruangan. Sehingga dapat diketahui bahwa belum adanya

pemilahan sampah baik dari sumber sampah di tempat sampah ruangan dan

pengumpulannya yang masih tercampur. Begitu juga dengan sampah yang berasal dari

wadah sampah di koridor lantai dekat lift, meskipun terpisah 2 jenis, namun masih belum

terpisah dan pengumpulannya juga dijadikan 1 trashbag atau dicampur dengan sampah di

ruangan. Sampah tersebut kemudian dibawa oleh OB ke TPS 3R PUPR. Proses

pemilahan sampah dan 3R akan dilakukan di TPS tersebut.

Permasalahan dalam aspek pengangkutan sampah pada kawasan kantor

Kementerian PUPR ini mengakibatkan sampah yang masuk ke TPS menjadi tidak

menentu, volume sampah yang masuk ke TPS langsung sekaligus banyak dan sampah

yang masuk tidak dapat terdata dengan baik di TPS. Pada dasarnya, telah dibuat aturan

bahwa pengoperan sampah dari gedung ke TPS menurut jadwal yaitu 3 kali yaitu pada

36

saat pagi (09.00-11.30), siang (13.30-15.00) dan malam (21.00-22.00), namun ada

beberapa gedung yang tidak mematuhi aturan pengangkutan sampah ini, bahkan ada

gedung yang mengangkut sampah hari kemarin dan diangkut saat pagi di hari berikutnya.

Tidak adanya jadwal yang efektif dalam pengangkutan sampah dari gedung ke TPS

membuat timbulan sampah di TPS akan menjadi semakin banyak dan seringkali

mengakibatkan shock loading pada unit pengolah sampah dan juga akan mengurangi nilai

estetika dari TPS ini (Mugni, 2018).

Gambar 4.2 Contoh pengumpulan sampah tiap subdit (tercampur)

4.3.4 Pengolahan Sampah di TPS 3R Kementerian PUPR

Pengelolaan sampah yang dilakukan yaitu dengan metode pengomposan,

pemusnahan residu sampah dengan mesin miniheater, pemusnahan sampah B3 menjadi

batako, pengumpulan sampah plastik dan botol untuk dijual kembali. Kegiatan pelayanan

sampah yang sekarang dilakukan yaitu mulai dari pemisahan sampah dengan

menggunakan tenaga manual dengan bantuan alat belt conveyor, setelah itu sampah

yang terpilah akan dilakukan proses pengolahan sampah pada masing-masing jenis

sampah. Proses pengomposan ini dilakukan dengan menggunakan sampah sisa

makanan yang telah dicacah, dicampur dengan abu sisa pembakaran daun dari

miniheater (gasifikasi), kompos matang yang amsih berukuran kasar hasil pengayakan,

serta abu hasil pembakaran (insinerasi). Metode pengomposan dengan pencampuran

sampah sisa makanan dengan abu sisa pembakaran daun dari miniheater bertujuan

untuk menghilangkan sampah residu. Karena pada dasarnya sampah yang dibakar pada

tungku pembakaran miniheater adalah sampah daun, kayu dan ranting, sehingga dapat

terdegradasi menjadi kompos apabila dicampurkan dengan sampah sisa makanan.

Proses pengolahan sampah secara thermal ini terdiri dari proses pembakaran,

pirolisis dan gasifikasi. Sampah daun, residu kertas, ranting/kayu, styrofoam, dan mika

akan masuk ke tabung pengolahan miniheater. Sampah-sampah ini akan dibakar

dengan suhu awal pada 15 menit pertama yaitu 600oC kemudian suhu akan secara

bertahap naik menjadi 1200oC.

Sampah yang akan masuk ke dalam unit pirolisis hanya sampah styrofoam, mika,

dan plastik. Pada dasarnya pirolisis adalah proses dekomposisi materi organik secara

termokimia yang berlangsung tanpa adanya udara atau oksigen (O2). Proses pirolisis ini

37

pada umumnya berlangsung pada rentang temperatur 300oC-600oC. Produk yang

dihasilkan dari proses pirolisis ini adalah gas, minyak dan arang yang mana produk hasil

pirolisis digunakan kembali sebagai bahan bakar untuk unit miniheater dalam melakukan

pembakaran.

Sampah halaman seperti dedaunan akan masuk ke tabung gasifikasi dan

mengalami proses gasifikasi. Proses gasifikasi merupakan proses konversi bahan bakar

dalam fasa padat menjadi bahan bakar dalam fasa gas dengan menggunakan

udara/oksigen yang terkontrol atau terbatas. Produk yang dihasilkan oleh proses

gasifikasi ini adalah gas, abu dan tar. Gas yang dihasilkan merupakan gas yang mudah

terbakar. Pada umumnya kandungan dari gas hasil gasifikasi mengandung karbon

monoksida (CO), hidrogen (H2) dan methan (CH4), gas-gas ini dapat digunakan sebagai

pengganti bahan bakar minyak pada unit miniheater dan dapat dibakar langsung untuk

menghasilkan pembakaran yang bersih. Abu yang dihasilkan dari proses gasifikasi ini,

dikarenakan abu tersebut merupakan abu dari daun, akan digunakan sebagai bahan

campuran dalam pembuatan kompos dan batako.Adonan dalam pembuatan batako

didapatkan dari abu kasar dari sisa pembakaran yang telah disaring sebelumnya,

sedangkan untuk abu halusnya digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan

kompos. Sampah selain sampah organik seperti sampah kertas, kardus/dupleks, botol,

kaleng dan plastik merupakan sampah yang berpotensi untuk di daur ulang sehingga

akan dikemas dan dijual. Sampah yang bisa didaur ulang ini akan dijual ke pelapak.

Gambar 4.3 Kondisi TPS 3R PUPR

4.4 Aspek Finansial

Untuk menerapkan kosep zero waste, maka TPS 3R di Kementerian PUPR

terdapat berbagai pengolahan sampah yang membuat sampah tidak lagi dikirim ke

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Untuk tahun 2017-2018 ini, pihak ketiga yang

mengelola sampah di TPS adalah PT. Pandawa Agrotama Konstruksindo dengan

anggaran dana operasional yang diberikan dari pihak Kementerian PUPR yaitu sebesar

Rp 3.495.862.000 untuk waktu pelaksanaan mulai dari 5 Januari-31 Desember 2018 9

(Mugni, 2018).

38

BAB V

REKOMENDASI

Setelah mengetahui kondisi eksisting dan hasil timbulan sampah Direktorat KIP,

maka dapat dibuat suatu perbaikan terhadap kekurangan dalam pengelolaan sampah

yang ada. Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan hal

yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu

wilayah. Data tersebut harus tersedia agar dapat disusun suatu alternatif sistem

pengelolaan sampah yang baik (Damanhuri, 2010).

Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan

kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya. Pengelolaan

sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga terdiri atas

pengurangan sampah dan penanganan sampah (UU No.18 Tahun 2008). Sampah

sejenis sampah rumah tangga disini termasuk sampah perkantoran. Pengurangan

sampah meliputi pembatasan timbulan sampah, pendaurulangan sampah, dan

pemanfaatan kembali sampah (reduce, reuse, recycle atau 3R). Sedangkan penanganan

sampah meliputi :

a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai dengan

jenis, jumlah, dan sifat sampah.

b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber

sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu.

c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari tempat

penampungan sampah sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu

menuju tempat pemrosesan akhir.

d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah sampah.

Untuk merancang perbaikan sistem pengelolaan sampah yang ada di Direktorat

KIP maka akan dirancang alternati rencana perbaikan juga meliputi aspek yang ada pada

bab sebelumnya namun yang perlu diperbaiki hanya aspek teknis, peran serta pegawai,

dan legalitasnya.

5.1 Aspek Teknis

5.1.1 Perencanaan Pewadahan dan Pemilahan

Perencanaan pewadahan berkaitan erat dengan proses pemilahan sampah. TPS

3R Kementerian PUPR telah menerapkan pengolahan sampah dengan konsep zero

waste. Konsep zero waste yang dimaksud disini adalah seluruh sampah diolah di

sumber sampah tanpa ada yang diangkut keluar lingkungan. Dalam pengaplikasian

konsep ini, TPS membentuk suatu alur pengolahan sampah yang dimulai dengan

pemilahan sampah terlebih dahulu, sehingga sampah dapat diolah berdasarkan dengan

jenisnya dengan tujuan untuk mengurangi beban pengolahan apabila sampahnya

tercampur.

Proses pemilahan sampah ini dalam alur waktu kerja pengolahan sampah

memiliki durasi proses paling lama, yang mengakibatkan sampah menjadi banyak yang

menumpuk karena belum bisa diproses ke unit pengolahan apabila belum terpilah. Oleh

karena itu, apabila dilakukan pemilahan sampah langsung pada sumber sampah maka

proses pemilahan sampah yang ada di TPS tidak akan terlalu lama dan proses

39

pemilahan sampah di TPS nantinya hanya sekedar memastikan tidak ada kontaminasi

sampah dari kelompok sampah lainnya. Apabila waktu pemilahan sampah di TPS

menjadi singkat, maka dapat dipastikan sampah akan cepat terolah. Sehingga

penumpukan sampah di TPS 3R dapat berkurang.

Pada perencanaan pewadahan, mengacu pada Permen PU No.3 Tahun 2013

yaitu membuat pewadahan komunal dengan pembagian 5 jenis komponen sampah,

yang terdiri atas :

a) sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan

berbahaya dan beracun;

b) sampah yang mudah terurai;

c) sampah yang dapat digunakan kembali;

d) sampah yang dapat didaur ulang; dan

e) sampah lainnya

Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan

berbahaya dan beracun antara lain kemasan obat serangga, kemasan oli, kemasan

obat-obatan, obat-obatan kadaluarsa, peralatan listrik, dan peralatan elektronik rumah

tangga. Sampah yang mudah terurai antara lain sampah yang berasal dari tumbuhan,

hewan, dan/atau bagian-bagiannya yang dapat terurai oleh makhluk hidup lainnya

dan/atau mikroorganisme seperti sampah makanan dan serasah. Sampah yang dapat

digunakan kembali merupakan sampah yang dapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui

proses pengolahan antara lain kertas kardus, botol minuman, dan kaleng. Sampah yang

dapat didaur ulang merupakan sampah yang dapat dimanfaatkan kembali setelah

melalui proses pengolahan antara lain sisa kain, plastik, kertas, dan kaca. Sampah

lainnya merupakan residu. (Permen PU No.3 Tahun 2013).

Sedangkan berdasarkan hasil sampling jumlah timbulan dan komponen sampah

dan modifikasi dari permen PU No.3 tahun 2013, maka pemilahan di sumber tingkat

satu yaitu yang berada dalam ruangan subdit dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu

a) Sampah yang dapat dikomposkan (sisa makanan)

b) Sampah yang tidak dapat dikomposkan dibagi menjadi 2 wadah yaitu :

sampah kertas (kerana dapat dijual kembali) serta

sampah plastik dan sampah lain – lain karena akan dipilah di TPS 3R

Gambar 5.1 Pewadahan di sumber tingkat satu

40

Untuk sampah di sumber tingkat dua yaitu di koridor, pemisahannya dapat lebih

disamakan dengan jenis sampah dari sumber tingkat satu. Namun volume wadahnya

yang diperbesar. Hal ini dapat menggunakan tempat sampah bahan stainless steel

tertutup volume 120 liter atau sulo plastik tertutup dan beroda volume 120 atau 200 L,

sehingga sampah dari subdit dapat dijadikan satu di wadah sumber tingkat kedua,

sebelum dibawa ke TPS 3R. Warna yang akan didesain untuk tempat sampah sumber

tingkat dua akan mengikuti aturan SNI 19-2454-2002 dimana disebutkan ketentuan

bahwa untuk sampah organik (sisa makanan) warnanya gelap dan sampah anorganik

(plastik dan lain – lain) warnanya terang.

Gambar 5.2 Tong Sampah (Sulo) Ukuran 200 L

Sumber : img.indonetwork.co.id

Pembagian jenis sampah tersebut berdasarkan komposisi sampah yang paling

banyak, kemudahan pemilahan, dan ketersediaan sarana prasarana dan luas area

penempatan 3 jenis wadah sampah di dalam ruangan. Untuk sampah kertas

dipisahkan sendiri karena akan lebih mudah dipilah oleh OB dan dijual, sehingga

mengurangi sampah yang masuk ke TPS 3R sekaligus menambah nilai ekonomis

sampah sebagai tambahan pendapatan untuk OB di lantai 4.

Khusus untuk sampah B3 tidak dibuatkan wadah terpisah karena jarang

dihaslkan limbah B3. Nanti dikumpulkan sendiri di masing – masing subdit, namun

tidak dikumpulkan setiap hari. Atau apabila saat pemilahan di sumber tingkat dua

ditemukan sampah B3 maka akan disendirikan. Sampah yang terkumpul dari setiap

gedung akan dibawa ke tempat penyimpanan sampah B3 di TPS. Penyimpanan

sampah B3 di TPS ini hanya untuk menampung sampah B3 selama tidak lebih dari 90

hari karena setelah itu sampah B3 dari kawasan kantor ini akan diserahkan kepada

pihak ketiga agar dapat ditangani lebih lanjut. Kerjasama pihak ketiga ini akan

dijadikan rekomendasi kebijakan kepada pihak pengelola persampahan di Kawasan

kantor Kementerian PUPR.

5.1.2 Perencanaan Pengumpulan dan Pengangkutan ke TPS

Pengumpulan sampah pada masing-masing sumber dilakukan dengan

mengikuti wadah sampah yang terpilah. Pengumpulan sampah pada satu lantai akan

digunakan wadah untuk sampah satu lantai yang berbeda untuk masing-masing

sampah sehingga sampah tidak akan tercampur kembali pada saat proses

41

pengumpulan. Mekanisme proses pengumpulan sampah di Direktorat KIP dapat

dengan mengambil sampah secara terpilah dari sumber tingkat satu (subdit) dengan

menyediakan 3 trashbag, yang maisng – maisng menampung jenis sampah terpilahnya

yaitu sisa makanan, kertas/karton/duplex/kardus, dan plastik serta sampah lainnya.

Masing – masing trashbag akan diberi label untuk masing – masing jenis, lalu diisi

sampah dari tiap subdit. Sehingga 1 trashbag untuk jenis sisa makanan misalnya akan

menerima sampah sisa makanan dari seluruh ruangan. Mekanisme ini

direkomendasikan dengan tujuan agar terjadi penghematan pada penyediaan wadah

untuk pengumpulan sampah di Direktorat KIP. Sampah dari tiap subdit dilhat dulu kira

– kira banyak atau sedikit untuk kemudian dicampur di sampah yang ada di sumber

tingkat dua (koridor) tetap sesuai jenisnya.

Pada aspek pengangkutan, sampah dapat dikumpulkan dalam Sulo yang

beroda pada tempat sampah sumber tingkat dua sehingga OB dapat langsung

membawa sampah per Sulo ke TPS 3R. Nanti setelah membuang sampah ke TPS,

Sulo akan dibawa kembali ke sumber sampah dua (koridor). Kemudian perlu dibuat

jadwal pengangkutan yang efektif dan efisien karena akan sangat mempengaruhi

timbulan sampah yang ada di TPS.Pengangkutan ke TPS dari masing – masing lantai

khusunya di Direktorat KIP memerlukan ketepatan jadwal yang telah disepakati. Untuk

Direktorat KIP diupayakan mengikuti jadwal pengumpulan setiap hari pada pukul 21.00

– 22.00 setelah kegiatan perkantoran selesai.

5.2 Aspek Legalitas

Untuk aspek legalitas, yang dibutuhkan adalah penurunan aturan – aturan

pengelolaan persampahan yang sudah ada, yang dimodifikasi dan disesuaikan dengan

kondisi pengelolaan sampah di perkantoran. Maka dapat direkomendasikan Prosedur

Operasional Standar terkait sistem pengelolaan sampah (pemilahann, pewdahan,

pengumpulan, dan pengangkutan) yang dapat diterapkan di setiap direktorat.

5.3 Aspek Peran Serta Pihak Terkait

Dalam UU No.18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah disebutkan bahwa

pengelolaan sampah diselenggarakan berdasarkan asas tanggung jawab, asas

berkelanjutan, asas manfaat, asas keadilan, asas kesadaran, asas kebersamaan, asas

keselamatan, asas keamanan, dan asas nilai ekonomi. Dalam mendukung upaya

pemilahan sampah dari sumber, diperlukan peran serta pegawai yang menghasilkan

langsung sampah yang ada. Berikut adalah beberapa contoh kegiatan reduce, reuse,

recycle (3R) yang dapat dilakukan :

a) Reuse :

1) Menggunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang-ulang

2) Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis.

b) Reduce :

1) Menggunakan alat tulis yang dapat diisi ulang kembali

2) Menyediakan jaringan informasi dengan computer (tanpa kertas)

3) Menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill)

4) Mengurangi penggunaan bahan sekali pakai.

c) Recycle :

1) Mengolah sampah organik menjadi kompos.

42

Untuk kegiatan recycle hanya dapat dilakukan di TPS karena membutuhkan

lahan dan peralatan khusus. Berdasarkan wawancara dengan Bu Tya selaku pegawai

subdit Persampahan Direktorat PPLP, dulu pernah diberikan keranjang takakuka (sistem

pengomposan dengan keranjang dan dilapisi sekam) untuk mengolah sampah sisa

makanan di masing – masing Direktorat. Namun tidak berjalan dengan baik dan akhirnya

berhenti. Sebenarnya sisa makanan menyumbang jumlah sampah paling banyak diantara

komponen sampah lainnya di Direktorat KIP. Sehingga perlu diupayakan evaluasi sistem

takakuka yang pernah ada dan mencoba kembali diterapkan agar dapat berkurang

sampah sisa makanan yang dibuang ke TPS. Apabila ada penerapan komposter

takakura, maka dapat dilaksanakan pula recycle sampah sisa makanan menjadi kompos,

sesuai volume keranjang takakura. Untuk sampah kertas HVS sisa mencetak dokumen,

dapat langsung dikumpulkan sendiri oleh OB Direktorat KIP untuk dijual. Sehingga

mengurangi timbulan sampah yang masuk ke TPS 3R.

Diperlukan peran dari managemen gedung serta cleaning service yang konsisten

untuk membantu pemisahan sampah langsung di sumbernya, agar terjamin bahwa

sampah yang akan masuk ke TPS merupakan sampah yang terpilah. Selain itu, sampah

yang terpisah di sumbernya dapat berjalan apabila didukung oleh partisipasi pegawai dan

penghuni gedung kantor tersebut. Perlu diadakan sosialisasi dan edukasi dalam hal

minimasi dan pemanfaatan sampah serta cara membuang sampah agar sesuai dengan

jenis dan kelompok sampah pada tempat sampah yang sudah disediakan. Apabila terjadi

pelanggaran dapat diberikan hukuman dan sanksi nyata agar dapat tercipta kebiasaan

membuang sampah sesuai jenisnya.

5.4 Rekomendasi Prosedur Pengelolaan Sampah

Standar rencana pengelolaan sampah ini nantinya dapat diajukan ke TU agar

dapat dibuat sebagai bahan peraturan yang mengikat dalam mengelola sampah di tiap

lantai perkantoran misalnya dalam bentuk Sirat Edaran Dirjen maupun Prosedur

Operasional Standar (POS).

5.4.1 Perencanaan Pewadahan

Tujuan :

a) Membuat sampah yang ditampung baik pada wadah sampah tingkat 1 dan 2 menjadi

terpilah dari sumber ( 3 jenis sampah)

b) Meringkankan kerja pengolahan sampah selanjutnya dikarenakan sampah dari

sumber sudah dalam keadaan terpilah.

c) Menyukseskan program pemilahan sampah dari sumber.

Prosedur:

a) Pewadahan tingkat 1 diletakkan di tempat paling strategis di dalam ruangan subdit

b) Pegawai membuang sampah ke wadah tingkat 1 yang disediakan dekat dengan area

kerja.

c) Pewadahan tingkat 2 diletakkan di daerah lobby dekat lift atau tangga

5.4.2 Perencanaan Pengumpulan

Tujuan: Melakukan pengumpulan sampah dari wadah tingkat 1 untuk dimasukan ke

wadah tingkat 2 dan wada secara terpilah dari sumber.

43

Prosedur:

a) Sampah pada wadah tingkat 1 akan dikumpulkan oleh masing-masing cleaning

service ke wadah tingkat 2 yang tersedia di tiap lantai.

b) Sampah di tingkat 2 untuk sampah kertas tidak dibawa ke TPS 3R, yang dibawa

hanya 2 jenis terpilah yaitu sisa makanan dan anorganik

5.4.3 Perencanaan Pengangkutan

Tujuan: Melakukan pengangkutan sampah dari sumber ke TPS untuk melaksanakan

pengolahan sampah di TPS dan untuk meminimalkan bau dari timbulan sampah yang

sebelumnya telah dikumpulkan

Prosedur:

a) Sampah terpilah yang telah diletakan pada wadah sampah tingkat 2 kemudian akan

diangkut ke TPS sesuai jadwal yang telah ditentukan.

b) Pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan wadah sampah tingkat 2.

Wadah sampah tingkat 2 ini dilengkapi dengan roda sehingga dapat digunakan untuk

mobilisasi pengangkutan sampah.

c) Sampah diangkut ke TPS dan kemudian akan dimasukan ke kontainer penampung

sampah yang telah disediakan di TPS.

d) Kemudian wadah tingkat 2 sebagai kontainer pengangkut sampah akan dikembalikan

ke lobby untuk penggunaan selanjutnya.

Alur pengelolaan sampah yang dapat direkomendasikan adalah sebagai berikut :

Pengepul

TPS 3R Sumber Sampah Tingkat 2 Sumber Sampah Tingkat 1

Pengumpulan Pengangkutan

Ket : Biru : anorganik

Hijau : sisa makanan

Kuning : kertas bekas

44

BAB VI

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari permasalahan – permasalahan yang terjadi dalam Pengelolaan Sampah di

Direktorat KIP, dapat disimpulkan beberapa hal :

Belum ada peratiran yang jelas mengenai bagaimana pola atau alur

pengelolaan sampah yang tepat dari setiap lantai hingga ke TPS

Belum ada pemisahan yang merata pada aspek pewadahan sampah dan

meskipun ada beberapa gedung yang telah menerapkan pemisahan pada

wadah sampah, pada akhirnya sampah akan tercampur kembali pada wadah

sentral sebelum diangkut ke TPS.

Tidak adanya jadwal tetap yang mengatur pengangkutan sampah dari gedung ke TPS, hal ini mengakibatnya penumpukan sampah di TPS.

2. Saran

Dari evaluasi pengelolaan sampah di Direktorat KIP maka diperlukan Prosedur

Operasional Standar yang mencakup pengaturan pewadahan, pengumpulan, hingga

pengangkutan sampah dari sumber di setiap lantai ke TPS 3R Kementerian PUPR

yang dapat diterapkan di masing – masing Direktorat untuk optimalisasi kegiatan 3R

di lingkungan Kementerian PUPR.

45

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 1994. SNI 19-3964-1994 tentang Metode Pengambilan dan

Pengukuran Contoh Timbulan. Jakarta : BSN

Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di

Permukiman. 1994. Jakarta : BSN

Damanhuri, E. dan Padmi, T. 2004. Pengelolaan Sampah. Bandung: Institut Teknologi

Bandung

Damanhuri. E., dan Padmi, T. 2010. Pengelolaan Sampah. Bandung: Institut Teknologi

Bandung.

Damanhuri. E., dan Padmi, T. 2016. Pengelolaan Sampah Terpadu. Bandung: Institut

Teknologi Bandung.

Kementerian Pekerjaan Umum. 2013. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Republik

Indonesia Nomor 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan

Sarana Persampahan Dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah

Sejenis Sampah Rumah Tangga . Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. Petunjuk Teknis TPS 3R.

Jakarta : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Mugni, Lafidya. 2018. Optimasi dan Redesain Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu

(SIPESAT) Kawasan Kantor Pusat Kementerian PUPR. Tugas Akhir. Bandung :

Institut Teknologi Bandung

Pemerintah Republik Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang

Pengelolaan Sampah. Jakarta : Sekretariat Negara

i

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III BATCH III

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH VI SURABAYA

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Sampah

(Pemilahan, Pengumpulan, dan Pengangkutan)

di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP)

Untuk Mendukung Kegiatan Reduce, Reuse, Recycle (3R)

di Kementerian PUPR

DISUSUN OLEH :

NAMA : DANIA DWI DIMIATI, S.T NIP : 199504042018022001 FORMASI JAFUNG : TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN

AHLI PERTAMA UNIT ORGANISASI : DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH VI SURABAYA

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2018

2

.

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III BATCH III

BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PUPR WILAYAH VI SURABAYA

PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN FUNGSIONAL

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PELAKSANAAN AKTUALISASI

Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Sampah

(Pemilahan, Pengumpulan, dan Pengangkutan)

di Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (KIP)

Untuk Mendukung Kegiatan Reduce, Reuse, Recycle (3R)

di Kementerian PUPR

DISUSUN OLEH :

DANIA DWI DIMIATI, S.T.

199504042018022001

TEKNIK PENYEHATAN LINGKUNGAN AHLI PERTAMA

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA

DISEMINARKAN PADA :

HARI : JUMAT

TANGGAL : 2 NOVEMBER 2018

MENTOR

I Wayan Lindu Suwara, S.Kom, M.Si NIP. 197307122001121001

COACH

Yosi Darmawan Arifianto, S.T, M.T NIP. 197709042003121005

PENYELENGGARA BALAI DIKLAT PUPR WIL. VI

SURABAYA

A. Kholidi Nasution, S.ST, M.T NIP. 196703041993031007

.

KEPALA PUSDIKLAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN JABATAN

FUNGSIONAL, BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA,

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

Ir. Nicodemus Daud, M.Si

NIP. 196412301997031002

3

4