KARYA ILMIAH TERAPAN
ANALISIS KERJA SISTEM PENGASUTAN MOTOR LISTRIK
3 PHASA PADA MESIN BANTU DI ATAS KAPAL PGN FSRU
LAMPUNG
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Pendidikan dan Pelatihan Diploma III
MOH. YUSUF MUKMINUN NATIQOH
N.I.T 05.17.012.1.43 / E
ELECTRO TECHNICAL OFFICER
PROGRAM DIPLOMA III PELAYARAN
POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2020
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Moh. Yusuf Mukminun Natiqoh
Nomor Induk Taruna : 05.17.012.1.43 / E
Program Diklat : Electro Technical Officer
Menyatakan bahwa Karya Ilmiah Terapan yang saya tulis dengan judul :
“ANALISIS KERJA SISTEM PENGASUTAN MOTOR
LISTRIK 3 PHASA PADA MESIN BANTU DI ATAS KAPAL
PGN FSRU LAMPUNG”
Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema
dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.
Jika pertanyaan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi yang di
tetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
Surabaya, ……………2020
Moh. Yusuf M.N
NIT.05.17.012.1.43/E
iii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN
Judul : Analisis Kerja Sistem Pengasutan Motor Listrik 3
Phasa pada Mesin Bantu di Atas Kapal PGN FSRU
LAMPUNG Nama Taruna : MOH. YUSUF MUKMINUN NATIQOH
NIT : 05.17.012.1.43 /E
Program Diklat : Electro Technical Officer
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan
Surabaya, ....................... 2020
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Sri Mulyanto Herlambang, S.T, M.T Sigit Purwanto, S. Psi.
Pembina (IV/a) Penata (III/c)
NIP. 197204181998031002 NIP. 198006182008121001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Elektro
Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.SiT, M.Adm.Sda.
Penata Tk.1 (III/d)
NIP.197812172005022001
iv
Penguji II
Anak Agung Istri Sri Wahyuni,
S.SiT, M.Adm., Sda
Penata Tk.I (III/d)
NIP.197812172005022001
PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN
ANALISIS KERJA SISTEM PENGASUTAN MOTOR LISTRIK
3 PHASA PADA MESIN BANTU DI ATAS KAPAL PGN FSRU
LAMPUNG
Disusun dan Diajukan Oleh :
MOH. YUSUF MUKMINUN NATIQOH
NIT.05.17.012.1.43/E
Electro Technical Officer
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan
Politeknik Pelayaran Surabaya
Pada tanggal......................... 2020
Menyetujui :
Mengetahui :
BAB I
PENDAHULUAN
Penguji I
Sri Mulyanto Herlambang, S.T., M.T.
Pembina (IV/a)
NIP. 197204181998031002
Penguji III
Novrico Susanto, S.T., M.M.
Penata Tk.I (III/d)
NIP.19791129200312 1002
Ketua Jurusan Elektro
Anak Agung Istri Sri Wahyuni, S.SiT, M.Adm., Sda
Penata Tk.I (III/d)
NIP.19781217 200502 2 001
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya
saya dapat menyelesaikan proposal ini dengan tepat waktu.
Peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
serta memberikan arahan, bimbingan, petunjuk dalam segala hal yang sangat berarti
dan menunjang dalam penyelesaian karya ilmiah terapan ini. Perkenankanlah peneliti
menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Direktur Politeknik pelayaran Surabaya beserta jajarannya yang telah
menyediakan fasilitas dan pelayanannya, sehingga saya dapat menyelesaikan
karya ilmiah terapan ini.
2. Dosen pembimbing I maupun II, yang dengan penuh ketekunan dan kesabaran
membimbing saya dalam penulisan karya ilmiah terapan ini.
3. Bapak / Ibu dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan
program studi Elektro Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memeberikan
bekal ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan karya ilmiah terapan ini.
4. Yang terhormat kedua orang tua saya yang telah membimbing sehingga
terselesaikan karya ilmiah terapan ini.
5. Rekan-rekan taruna yang telah memberikan dorongan dan semangat sehingga
penulisan karya ilmiah terapan ini dapat terselesaikan.
Saya sadar bahwa dalam penulisan karya ilmiah terapan ini masih terdapat
banyak kekurangan. Kekurangan tersebut tentunya dapat dijadikan peluang untuk
vi
peningkatan penulisan selanjutnya.
Semoga karya ilmiah terapan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan saya
terkhususnya.
Surabaya, ................................. 2020
Peneliti,
Moh. Yusuf M.N
NIT.05.17.012.1.43/E
vii
ABSTRAK
MOH. YUSUF M.N, 2020, “Analisis sistem kerja pengasutan motor listrik 3
phasa pada mesin bantu di atas kapal”. Dibimbing oleh Bpk. Sri Mulyanto
Herlambang, S.T, M.T selaku dosen pembimbing I dan Bpk. Sigit Purwanto, S.Psi.
selaku dosen pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui sistem pengasutan motor listrik
yang tepat sesuai karakteristiknya dan dapat mengetahui cara menginstalasi sistem
pengasutan yang benar pada motor listrik.
Jenis penelitian yang peneliti sajikan adalah penelitian kualitatif deskriptif.
Dengan metode mengumpulkan data secara wawancara, observasi dan dokumentasi
peneliti menjelaskan bagaimana cara mengetahui sistem pengasutan dan cara instalasi
motor listri 3 phasa pada mesin bantu di atas kapal.
Hasil penelitian menunjukkan dalam melakukan instalasi motor listrik harus
mengetahui sistem pengasutan yang tepat. Dengan memahami karakteristik motor
listrik yang terdapat pada nameplate motor listrik seperti horsepower, frekuensi, arus
maksimal kerja, kelas insulasi dan duty cycle bisa menjadi acuan dalam menentukan
sistem pengasutan. Melakukan perhitungan untuk menentukan perangkat elektronik
seperti MCCB, kontaktor, OVL dan kabel untuk sistem pengasutan pada control
panel juga berperan sangat penting kesalahan dalam perhitungan maka akan berakibat
fatal yaitu tidak sesuainya karakteristik kerja arus pada perangkat elektronik dengan
arus yang mengalir dan mengakibatkan terbakarnya motor listrik akibat panas yang
berlebih. Hal ini tentu sangat dihindari karena sistem pendingin sangat diperlukan
salah satunya generator, shutdown atau breakdown nya fresh water cooling pump
mengakibat kan overheat nya generator dan dapat memicu blackout.
Kata kunci : sistem pengasutan, motor listrik, nameplate.
viii
ABSTRACT
MOH. YUSUF M.N, 2020, "Analysis of the 3-phase electric motor starting work
system on auxiliary engines on board". Supervised by Mr. Sri Mulyanto Herlambang,
S.T, M.T as supervisor I and Mr. Sigit Purwanto, S.Psi. as supervisor II.
This study aims to determine the proper starting system of an electric motor
according to its characteristics and to know how to install the correct starting system
on an electric motor.
The type of research that the researchers present is descriptive qualitative
research. With the method of collecting data through interviews, observation and
documentation, the researcher explains how to find out the starting system and how
to install a 3-phase electric motor on the auxiliary engine on board.
The results showed that when installing an electric motor, you must know the
proper starting system. By understanding the characteristics of the electric motor
contained in the electric motor nameplate such as horsepower, frequency, maximum
working current, insulation class and duty cycle, it can be used as a reference in
determining the starting system. Performing calculations to determine electronic
devices such as MCCB, contactors, OVL and cables for the starting system on the
control panel also plays a very important role if doing some mistake in the
calculation, it will have fatal consequences, namely the incompatibility of the
working characteristics of the current in electronic devices with the current flowing
and resulting in burning of the electric motor due excess heat. This is of course very
avoided because the cooling system is needed, one of which is a generator, shutdown
or breakdown of the fresh water cooling pump, which causes the generator to
overheat and can trigger a blackout.
Keywords : starting system, electric motor, nameplate.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN SEMINAR ............................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR .............................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................... vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………......ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………........xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Batasan Masalah ......................................................................................... 3
D. Tujuan Penelitian......................................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAUN PUSTAKA
A. Review Penelitian Sebelumnya ................................................................... 5
B. Landasan Teori ............................................................................................ 5
1. Motor Listrik ........................................................................................ 6
a. Motor Arus Bolak-balik(AC) ........................................................ 7
1) Motor Listrik Sinkron ............................................................... 8
a) Rotor ................................................................................... 8
b) stator ................................................................................... 9
x
b. Motor Listrik Induksi ..................................................................... 9
1) Komponen Motor Induksi ........................................................ 9
a) Rotor ................................................................................... 9
b) Stator ................................................................................... 10
2) Klasifikasi Motor Induksi ......................................................... 10
a) Motor Induksi 1 Fasa .......................................................... 10
b) Motor Induksi 3 Fasa .......................................................... 11
c. Motor Arus Searah (DC) ............................................................... 11
1) Komponen Motor DC ............................................................... 11
a) Kutub Medan ...................................................................... 11
b) Dinamo ............................................................................... 12
c) Commutator ........................................................................ 12
2) Jenis-jenis Motor DC ................................................................ 13
a) Motor DC Sumber Daya Terpisah ...................................... 13
b) Motor DC Sumber Daya Sendiri ........................................ 13
c) Motor DC Sumber Daya Sendiri : Motor Seri .................... 14
d) Motor DC Kompon/Gabungan ........................................... 15
2. Fresh Water Pump ................................................................................ 16
3. Sistem Pengasutan Motor Listrik ......................................................... 16
a. Sistem DOL (Direct On Line) ....................................................... 16
b. Sistem Star Delta ............................................................................ 18
1) Hubungan Bintang ................................................................... 19
2) Hubungan Delta ........................................................................ 21
4. Pembacaan Nameplate Motor Listrik ................................................... 22
C. Kerangka Penelitian .................................................................................... 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 26
B. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 27
1. Waktu Penelitian ................................................................................... 27
2. Tempat Penelitian ................................................................................. 27
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 29
xi
1. Jenis Data ............................................................................................. 29
a. Data Primer ..................................................................................... 29
b. Data Sekunder ................................................................................ 29
2. Sumber Data ......................................................................................... 30
D. Pemilihan Informan ..................................................................................... 30
E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 30
1. Observasi .............................................................................................. 30
2. Wawancara ........................................................................................... 31
3. Dokumentasi ......................................................................................... 31
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 31
1. Penyajian Data ...................................................................................... 32
2. Reduksi Data ........................................................................................ 32
3. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan ................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi tempat penelitan .......................................................................... 34
B. Deskripsi auxiliary fresh water cooling pump ............................................ 34
C. Hasil penelitian............................................................................................ 34
1. Sistem pengasutan motor listrik ............................................................ 35
2. Menentukan perangkat listrik ................................................................ 38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................. 44
B. Saran ............................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
xii
DAFTAR GAMBAR
hal
2.1 Prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik ........................................................... 6
2.2 Jenis-jenis Motor Listrik ................................................................................. 7
2.3 Konstruksi Motor Sinkron .............................................................................. 8
2.4 Motor Induksi(Automated Buildings) ............................................................. 10
2.5 Commutator .................................................................................................... 12
2.6 Motor Shunt .................................................................................................... 13
2.7 Karakteristik Motor Seri DC ........................................................................... 15
2.8 Motor DC Kompon ......................................................................................... 15
2.9 Rangkaian Pengasutan DOL Starter................................................................ 17
2.10 Rangkaian Start Motor Star/Bintang-Delta/Segitiga ....................................... 18
2.11 Hubungan Star ................................................................................................. 20
2.12 Hubungan Delta .............................................................................................. 21
2.13 Spesifikasi Nameplate Motor .......................................................................... 22
2.14 Spesifikasi Nameplate Motor 2 ....................................................................... 23
4.1 Local group starter panel ................................................................................. 39
4.2 Starting control panel fresh water cooling pump ............................................ 40
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Motor listrik merupakan mesin yang menggunakan tenaga listrik
dalam pengoperasiannya. Motor listrik adalah mesin listrik yang berfungsi
mengubah energi listrik menjadi energi mekanik, energi mekanik tersebut
berupa putaran dari motor (Ali, Izzatul, dan Hendi 2016 : 12). Putaran dari
motor atau rotasi motor pada motor listrik disebut dengan energi mekanik
yang digunakan dalam industri pelayaran sebagai pesawat bantu,
contohnya, pompa ballast, pompa sanitari, pompa fresh water. Penggunaan
motor listrik di industri pelayaran memegang peranan penting sehingga
sering kali disebut sebagai “prime mover” nya kapal.
Banyak faktor yang menyebabkan motor listrik mengalami kerusakan
atau kinerjanya tidak maksimal, misalnya karena kotor pada saluran
pendingin motor, kipas saluran pendingin terganggu dan akibatnya
overheat, lembab yang mengakibatkan pengkaratan pada bearing, rotor,
stator, poros dan laminasi mengakibatkan tahanan isolasi dari lilitan motor
listrik akan menurun (degradasi), dan kualitas daya listrik yaitu pada
kurang nya tegangan kerja motor listrik tidak sesuai dengan tegangan
masukan pada motor listrik. Faktor tersebut akan menyebabkan usia motor
listrik menjadi pendek dan menyebabkan kerugian pada perusahaan
pelayaran. Kerugian yang sangat dirasakan oleh perusahaan pelayaran
2
adalah pembengkakan biaya perbaikan atau mengganti motor listrik,
kerugian pada sisi operasional saat bekerja di atas kapal akibat motor listrik
banyak masalah saat beroperasi. Dalam pengoperasian motor induksi
sangatlah penting untuk memperhatikan arus awal pada saat motor
dijalankan. Pengasutan tegangan penuh yang dilakukan dengan beban yang
tinggi pada motor-motor yang besar menyebabkan motor akan menarik arus
yang sangat besar, hal ini akan mengakibatkan voltage dip pada beban-
beban yang lain (Pawawoi, dalam jurnal Husodo, 2017: 173). Disamping
itu arus yang besar ini juga dapat merusak motor itu sendiri (Kadir, dalam
jurnal Husodo, 2017: 173). Untuk mengatasi masalah tersebut bisa diatasi
dengan sistem pengasutan, salah satu metode untuk menurunkan arus
pengasutan dan penggunaan energi listrik oleh motor induksi adalah dengan
menggunakan peralatan pengasutan tertentu (Prasetya, Hamid, & Nahkoda,
dalam jurnal Husodo, 2017: 173), pada waktu pengasutan motor tidak
langsung dihubungkan dengan tegangan penuh. Metode ini disebut metode
pengasutan dengan tegangan diturunkan.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis tertarik meneliti lebih
dalam dan membahas dalam bentuk Karya Ilmiah Terapan dengan judul
“ANALISIS KERJA SISTEM PENGASUTAN MOTOR LISTRIK 3
PHASA PADA MESIN BANTU DI ATAS KAPAL PGN FSRU
LAMPUNG”.
B. Rumusan Masalah
3
Dari penulisan di atas dapat ditarik kesimpulan, agar lebih
memudahkan dalam pembahasan bab-bab berikutnya maka peneliti
mengangkat masalah untuk dicari solusinya, ada pun masalah yang peneliti
angkat adalah :
1. Bagaimana menentukan sistem pengasutan motor listrik yang tepat
sesuai karakteristiknya ?
2. Bagaimana cara menentukan perangkat listrik yang tepat pada motor
listrik sesuai karakteristiknya ?
C. Batasan Masalah
Mengingat sangat luasnya permasalahan yang dapat dikaji serta
keterbatasan waktu dan teori-teori, agar penelitian dapat terselesaikan dan
mencapai tujuan yang diinginkan maka perlunya batasan masalah sebagai
berikut :
1. Meneliti motor listrik yang digunakan khusus pada fresh water pump.
2. Berfokus pada motor listrik sistem pengasutan star-delta.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan karya ilmiah dan pembahasan ini adalah :
1. Dapat mengetahui sistem pengasutan motor listrik yang tepat sesuai
karakteristiknya.
2. Dapat mengetahui cara menentukan perangkat listrik yang tepat pada
motor listrik sesuai karakteristiknya.
4
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian analisis kerja sistem pengasutan motor listrik 3
phasa di kapal ini adalah :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini merupakan kesempatan bagi peneliti untuk
menerapkan dan menguji teori-teori yang sudah didapat dan menambah
pengetahuan peneliti tentang masalah sistem pengasutan motor listrik .
2. Bagi pembaca
Sebagai pengetahuan dan membantu pembaca dalam meningkatkan
perbendaharaan ilmu, serta sebagai acuan untuk melakukan tindakan
yang berhubungan dengan masalah tersebut di atas.
3. Bagi lembaga pendidikan.
Karya ini dapat menambah perbendaharaan perpustakaan Politeknik
Pelayaran Surabaya, dan menjadi sumber bacaan maupun referensi bagi
semua pihak yang membutuhkannya.
4. Bagi perusahaan pelayaran.
Dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat memberikan
kebijakan-kebijakan dalam usaha perawatan dan penyediaan suku
cadang.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Review Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan penelitian dari Yusnan Badruzzaman.(2012).Pengasutan
Konvensional Motor Induksi 3 Fasa Rotor Sangkar Tupai, penggunaan
motor induksi tiga fasa untuk aplikasi di mesin-mesin industri telah banyak
digunakan pada dunia industri karena mempunyai konstruksi yang
sederhana sehingga mudah dalamperawatannya. Kelemahan utama motor
induksi tiga fasa adalah arus starting yang cukup tinggi dan torsi awal yang
rendah. Untuk mengatasinya kita perlu memilih metode pengasutan yang
tepat yangmampu menurunkan arus starting dan menaikkan torsi awal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikarakteristik sistem
pengasutan konvensional yang terdiri dari sistemdirect online, bintang
segitiga,tahanan primer dan pengasutan dengan transformator.Metode
pengasutan konvensional merupakanmetode pengasutan yang paling sering
dipakai di dunia industri karena konstruksinya sederhana, handaldan
ekonomis.Metode pengasutan konvensional dilakukan dengan mengatur
dua buah variabel utamayaitu tegangan dan arus.
B. Landasan Teori
Motor listrik merupakan sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah
energi listrik menjadi energi mekanik (UNEP, dalam jurnal Kuswardana
6
2016 : 12). Energi mekanik ini digunakan untuk memutar impeller pompa,
fan atau blower, menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll.
Gambar 2.1 Prinsip Dasar dari Kerja Motor Listrik
Sumber:insinyoer.com
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor secara umum sama. Arus
listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya. Jika kawat yang
membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran (loop), maka
kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan
gaya pada arah yang berlawanan. Pasangan gaya menghasilkan tenaga
putar (torque) untuk memutar kumparan. Motor-motor memiliki beberapa
loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran yang lebih
seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik
yang disebut kumparan medan.
1. Motor Listrik
Motor listrik dapat dikategorikan melalui cara kerjanya yang didasarkan
pada input, konstruksi, dan mekanisme operasi (UNEP, dalam jurnal
Kuswardana 2016 : 16). Adapun untuk mengetahui tentang klasifikasi
7
jenis utama motor listrik, dapat dijelaskan melalui sekema berikut :
Gambar 2.2 jenis-jenis motor listrik
Sumber :hme-tadulako.blogspot.com
a. Motor Arus Bolak-balik(AC).
Motor AC menggunakan arus listrik yang membalikkan arahnya
secara teratur pada rentang waktu tertentu. Motor listrik AC
memiliki 2 bagian dasar listrik stator dan rotor. Stator merupakan
komponen listrik statis.Rotor merupakan komponen listrik berputar
untuk memutar as motor.Keuntungan utama motor DC terhadap
motor AC adalah bahwa kecepatan motor AC lebih sulit
dikendalikan.Untuk mengatasi kerugian ini, motor AC dapat
dilengkapi dengan penggerak frekuensi variabel untuk
meningkatkan kendali kecepatan sekaligus menurunkan
dayanya.Motor induksi merupakan motor yang paling populer di
industri karena keandalannya dan lebih mudah perawatannya.
Motor induksi AC cukup murah (harganya setengah atau kurang
8
dari harga sebuah motor DC) dan juga memberikan rasio daya
terhadap berat yang cukup tinggi (sekitar dua kali motor DC).
1) Motor Listrik Sinkron.
Gambar 2.3konstruksi motor sinkron
Sumber:zonaelektro.net
Motor sinkron adalah motor AC, bekerja pada kecepatan
tetap pada sistem frekuensi tertentu. Motor ini memerlukan arus
searah (DC) untuk pembangkitan daya dan memiliki torque
awal yang rendah, dan oleh karena itu motor sinkron cocok
untuk penggunaan awal dengan beban rendah, seperti
kompresor udara, perubahan frekuensi dan generator motor.
Motor sinkron mampu untuk memperbaiki faktor daya sistem,
sehingga sering digunakan pada sistem yang menggunakan
banyak listrik. Komponen utama motor sinkron :
a) Rotor
9
Perbedaan utama antara motor sinkron dengan motor
induksi adalah bahwa rotor mesin sinkron berjalan pada
kecepatan yang sama dengan perputaran medan magnet.Hal
ini memungkinkan sebab medan magnet rotor tidak lagi
terinduksi. Rotor memiliki magnet permanen atau arus DC-
excited, yangdipaksa untuk mengunci pada posisi tertentu
bila dihadapkan dengan medan magnet lainnya.
b) Stator
Stator menghasilkan medan magnet berputar yang
sebanding dengan frekuensi yang dipasok.Motor ini
berputar pada kecepatan sinkron.
b. Motor Listrik Induksi
Motor induksi merupakan motor yang umum digunakan pada
peralatan industri. Alasannya karena kontruksi rancangannya
sederhana, murah, mudah didapat, dan dapat langsung
disambungkan ke sumber daya AC.
1) Komponen motor induksi memiliki 2 komponen utama, yaitu:
a) Rotor. Motor induksi menggunakan 2 jenis rotor,yaituRotor
kandang tupai terdiri dari batang penghantar tebal yang
diletakkan dalam petak-petak slots paralel. Batang-batang
tersebut diberi hubungan pendek pada kedua ujungnya
dengan alat cincin hubungan pendek.Lingkaran rotor yang
memiliki gulungan tiga fasa, lapisan ganda dan terdistribusi.
Dibuat melingkar sebanyak kutub stator. Tiga fasa digulungi
10
kawat pada bagian dalamnya dan ujung yang lainnya
dihubungkan ke cincin kecil yang dipasang pada batang as
dengan sikat yang menempel padanya.
b) Stator. Dibuat dari sejumlah stamping dengan slot untuk
membawa gulungan tiga fasa. Gulungan ini dilingkarkan
untuk sejumlah kutub yang tertentu. Gulungan diberi spasi
geometri sebesar 120 derajat.
Gambar 2.4 Motor induksi(Automated Buildings)
Sumber:duniaelectrical.id
2) Klasifikasi motor induksi
a) Motor induksi 1 fasa. Motor ini hanya memiliki satu
gulungan stator, beroperasi dengan pasokan daya satu fasa,
memiliki sebuah rotor kandang tupai, dan memerlukan
sebuah alat untuk menghidupkan motornya. Sejauh ini
motor ini merupakan jenis motor yang paling umum
digunakan dalam peralatan rumah tangga, seperti kipas
angin, mesin cuci dan pengering pakaian, dan untuk
penggunaan hingga 3 sampai 4 Hp.
11
b) Motor induksi 3 fasa. Medan magnet yang berputar
dihasilkan oleh pasokan 3 fasa yang seimbang. Motor
tersebut memiliki kemampuan daya yang tinggi, dapat
memiliki kandang tupai atau gulungan rotor (walaupun 90%
memiliki rotor kandang tupai); dan penyalaan sendiri.
Diperkirakan bahwa sekitar 70% motor di industri
menggunakan jenis ini, sebagai contoh, pompa, kompresor.
Tersedia dalam ukuran 1/3 hingga ratusan Hp.
c. Motor Arus Searah (DC)
Motor arus searah digunakan pada penggunaan khusus diperlukan
penyalaan torsi yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran
kecepatan yang luas.
1) Motor DC memiliki tiga komponen utama(UNEP, 2006 : 3) :
a) Kutub medan. Secara sederhana digambarkan bahwa
interaksi dua kutub magnet akan menyebabkan perputaran
pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan yang
stasioner dan dinamo yang menggerakkan bearing pada
ruang diantara kutub medan. Motor DC memiliki dua kutub
medan: kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi
membesar melintasi bukan diantara kutub-kutub dari utara
ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih
kompleks terdapat satu atau lebih
12
elektromagnet.Elektronmagnet menerima listrik dari sumber
daya dari luar sebagai penyedia struktur medan.
b) Dinamo. Bila arus masuk menuju dinamo, maka arus ini
akan menjadi elektromagnet. Dinamo yang berbentuk
silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakkan
beban. Untuk kasus motor DC yang kecil, dinamo berputar
dalam medan magnet yang dibentuk oleh kutub-kutub,
sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika
hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub
utara dan selatan dinamo.
c) Commutator. Komponen ini terutama ditentukan dalam
motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikkan arah
arus listrik dalam dinamo. Commutator juga membantu
dalam transmisi arus antara dinamo dan sumber daya.
Gambar 2.5 Commutator
Sumber:www.pinterest.com
Motor DC tersedia dalam banyak ukuran, namun penggunannya
pada umumnya dibatasi untuk beberapa penggunaan berkecepatan
rendah, penggunaan daya rendah hingga sedang seperti peralatan
13
listrik dan rolling mills, sebab sering terjadi masalah dengan
perubahan arah arus listrik mekanis pada ukuran yang lebih besar.
Juga, motor tersebut dibatasi hanya untuk penggunaan di area yang
bersih dan tidak berbahaya sebab risiko percikan api pada sikatnya.
Motor DC juga relatif lebih mahal dibanding motor AC.
2) Jenis-jenis motor DC
a) Motor DC sumber daya terpisah/ separately excited
Jika arus medan dipasok dari sumber terpisah maka disebut
motor DC sumber daya terpisah/ separately excited.
b) Motor DC sumber daya sendiri/ self excited: motor shunt
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt)
disambungkan secara paralel dengan gulungan dinamo (A)
seperti diperlihatkan dalam gambar.Oleh karena itu total
arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan dan
arus dinamo.
Gambar 2.6 Motor shunt
Sumber :zonaelektro.net
14
Tentang kecepatan motor shunt(E.T.E, dalam jurnal UNEP2006 : 5):
i. Kecepatan pada praktiknya konstan tidak tergantung
pada beban (hingga torque tertentu setelah
kecepatannya berkurang) dan oleh karena itu cocok
untuk penggunaan komersial dengan beban awal
yang rendah, seperti peralatan mesin.
ii. Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara
memasang tahanan dalam susunan seri dengan
dinamo (kecepatan berkurang) atau dengan
memasang tahanan pada arus medan (kecepatan
bertambah).
c) Motor DC daya sendiri: motor seri
Dalam motor seri, gulungan medan (motor shunt)
dihubungkan secara seri dengan gulungan dinamo (A)
seperti ditunjukkan gambar . Oleh karena itu, arus medan
sama dengan arus dinamo. Berikut tentang kecepatan motor
seri (Rodwell International Corporation, L.M Photonics Ltd,
dalam jurnal UNEP 2006 : 5): Kecepatan dibatasi pada 5000
RPM dan harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa
ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang
memerlukan torsi penyalaan awal yang tinggi, seperti Derek
dan alat pengangkat hoist.
Gambar 2.7Karakteristik Motor Seri DC
15
Sumber :zonaelektro.net
d) Motor DC kompon/gabungan
Motor kompon DC merupakan gabungan motor seri dan
shunt. Pada motor kompon, gulungan medan (medan shunt)
dihubungkan secara pralel dan seri dengan gulungan dinamo
(A) seperti yang ditunjukkan gambar. Sehingga, motor
kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan
kecepatan yang stabil. Makin tinggi presentase
penggabungan (yakni presentase gulungan medan yang
dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini. Contoh,
penggabungan 40-50% menjadikan motor ini cocok untuk
alat pengangkat hoist dan Derek, sedangkan motor kompon
yang standar (12%) tidak cocok(myElectrical, dalam jurnal
UNEP 2006 : 6).
Gambar 2.8 Motor DC kompon
16
Sumber :dedyalfilianto.wordpress.com
2. Fresh Water Pump
Berfungsi memindahkan sekaligus mensirkulasikan air tawar
melalui bagian sistem pipa-pipa, pendingin(cooler), tangki ekspansi,
berbagai katup, saringan dan lain lain, berfungsi untuk mendinginkan
blok silinder atau badan mesin penggerak akibat terjadinya kebakaran
didalam silinder mesin.
3. Sistem Pengasutan Motor Listrik
Sistem pengasutan motor induksi adalah sistem bagaimana motor
dari awal penyalaan, proses selama motor berputar hingga motor
berhenti berputar (Tohir, 2019 : 504). Motor listrik memiliki beberapa
cara pengasutan, contohnya dengan cara sistemDOL(Direct On Line)
dan star delta. Pemilihan sistem pengasutan disesuaikan dengan
karakteristik yang tertera pada nameplate motor listrik. Berikut dibawah
ini penjelasan beberapa cara sistem pengasutan yang umum digunakan :
a. SistemDOL(Direct On Line).
17
Direct On Line starter merupakan starting langsung atau disebut
juga dengan full voltage starter (Ali, 2015 : 15). Penggunaan
metode ini sering dilakukan untuk motor-motor AC yang
mempunyai kapasitas daya yang kecil atau memiliki daya dibawah
5 KW. Pengertian penyambungan langsung disini, motor yang akan
dijalankan langsung di switch on ke sumber tegangan jala-jala
sesuai dengan besar tegangan nominal motor. Artinya tidak perlu
mengatur atau menurunkan tegangan pada saat starting. Jika motor
dengan kapasitas sangat besar diasut dengan DOL, tegangan sistem
akan terganggu (terjadi voltage dip pada jaringan suplai) karena
adanya arus pengasutan yang sangat besar(Chapman, dalam jurnal
Husodo dan Habibul, 2017 : 74). Gangguan tegangan ini dapat
menyebabkan kerusakan pada peralatan elektronis yang lainyang
terhubung dengan sumber. Itulah sebabnya metoda DOL ini
biasanya digunakan untuk motor induksi yang mempunyai kapasitas
daya yang kecil. Metode pengasutan DOL ini memberikan arus
pengasutan yang terbesar. Demikian pula, torsi yang dihasilkan
pada waktu pengasutan sangat besar (Abbas et al. dalam jurnal
Husodo dan Habibul, 2017 : 74).
Gambar 2.9 rangkaian pengasutan DOL starter.
18
Sumber:imroee.blogspot.com
Rangkaian kendalinya disuplai dari tegangan 220 Volt. Pada saat
tombol start S2 ditekan arus mengalir melalui F2-S1-S2-K1.
Kontaktor magnetik 1 (K1) bekerja, kontak bantu K1 (NO) menutup
dan motor terhubung pada saluran. Untuk selanjutnya, arus akan
mengalir melalui F2-S1- kontak bantu K1-K1.
b. Sistem star-delta.
Starter ini mengurangi lonjakan arus dan torsi pada saat start.
Tersusun atas 3 buah kontaktor yaitu main kontaktor, star
kontaktor dan delta kontaktor, timer untuk pengalihan dari star ke
delta serta sebuah overload relay. Pada saat start, starter terhubung
secara star. Gulungan stator hanya menerima tegangan sekitar
0,578(seperakar tiga) dari tegangan line. Jadi arus dan torsi
dihasilkan akan lebih kecil dari pada DOL starter. Pada mula jalan,
kumparan stator disambung secara star, setelah motor berputar,
kumparan stator diubah menjadi sambungan delta (Sutrisno, dalam
jurnal Kurniawan 2017 : 2). Starter ini akan bekerja dengan baik
jika saat start motor tidak terbebani dengan berat.
Gambar 2.10 rangkaian start motor star/bintang – delta/segitiga
19
Sumber: imroee.blogspot.com
Rangkaian kendali pengasutan dengan cara ini disuplai oleh
tegangan 220 volt, cara kerjanya : jika tombol start S2 ditekan, arus
mengalir melalui F2-S1-S2-kontak bantu timer T (NC)- kontak
bantu K3- K1. Kontaktor magnetik 1(K1) bekerja dan motor
terhubung dalam lilitan bintang, saat itu juga kontak bantu K1
(NC) membuka dan kontak bantu K1 (NO) menutup sehingga arus
mengalir melalui F2- S1- S2- kontak bantu K1 (NO)- K2.
Kontaktor magnetik 2 (K2) bekerja dan motor terhubung pada
sumber tegangan. Pada saat yang sama kontak bantu K2 (NO)
menutup dan timer T bekerja. Setelah t detik kontak bantu T (NC)
membuka sehingga K1 tidak dilewati arus (K1 tidak bekerja),
kontak bantu T (NC) menutup, arus mengalir melalui F2- S1-
kontak K2 (NO)- kontak bantu T (NO)- kontak bantu K1 (NC)-
K3, kontaktor magnetik K3 bekerja, motor terhubung dalam belitan
delta. Tombol S1 digunakan untuk melepaskan motor dari sumber
tegangan.
Dengan pengasutan cara ini, kenaikan arus start dapat dibatasi
hingga sepertiga kali, dibandingkan bila lilitan motor langsung
terhubung delta. Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut :
1) Hubungan bintang
Dalam hubungan bintang, didapatkan dengan menghubungkan
ujung-ujung terminal A, B dan C menjadi satu titik bersama
20
yang ditandai dengan titik netral N. sedangkan ujung terminal
A, B, dan C ditetapkan menjadi saluran A, B dan C, dari sistem
3 fasa.
Gambar 2.11 Hubungan star
Sumber:sinelectronic.blogspot.com
Pada gambar titik netral N dapatdifungsikan atau dapat
tidak difungsikan.Apabila terdapat sebuah saluran netral, maka
hubungan bintang sering disebut sistem berfasa tiga berkawat
empat. Besarnya tegangan yang didapat antara saluran fasa
dengan titik netral N disebut dengan tegangan fasa, dan dapat
dituliskan :
i. Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U/ √3
ii. Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IY
iii. Arus yang mengalir ditiap belitan akan sama dengan
arus fasa IY
21
2) Hubungan delta.
Pada hubungan segitiga didapatkan dengan
menghubungkan ujung ujung terminal A, B dan C
disambungkan secara individu sehingga menghasilkan sebuah
hubungan segitiga.Dalam hubungan segitiga tidak terdapat
saluran netral, maka sistem tersebut adalah sebuah sistem
berfasa tiga berkawat tiga.
Gambar 2.12 Hubungan delta
Sumber:sinelectronic.blogspot.com
Jika diperhatikan gambar sambungan segitiga besarnya
tegangan fasa sama dengan besarnya tegangan saluran atau line
sehingga dapat dituliskan :
i. Tiap belitan mendapatkan tegangan sebesar U
ii. Sehingga arus yang mengalir ditiap belitan sebesar IfΔ
iii. Arus fasa untuk belitan delta : IΔ = √3 IfΔ
22
Bila dibandingkan,
c. Pembacaan nameplate motor listrik
Sebelum melakukan instalasi motor listrik 3 fasa, seorang
installator harus memahami informasi yang tertera pada motor atau
lebih dikenal dengan nameplate motor. Seluruh informasi sudah tertera
pada motor listrik terrsebut, misalnya, frekuensi, faktor daya, arus,
daya, putaran per menit atau RPM dan tegangan kerja. Tidak semua
motor listrik bisa dipasang secara star delta dengan cara melihat
tegangan kerja pada nameplate motor, sebagai contoh
Gambar 2.13 spesifikasi nameplate motor
23
Sumber:akhdanazizan.com
Pada nameplate tertera 400Δ/690Y V berarti tegangan tiap
kumparan mampu menerima 400 V. Saat kondisi star motor bekerja
pada tegangan 690 V sedangkan pada kondisi delta bekerja dengan
tegangan 400 V, tegangan suplai dari generator yaitu 380 V jadi motor
ini bisa dikoneksikan secara star delta atau delta saja atau star saja.
Gambar 2.14 spesifikasi nameplate motor 2
Sumber:http://antonsuwanto.blogspot.com/2015/01/kumpulan-name-plate-
motor-induksi-dan.html
Jika spesifikasi yang tertera pada nameplate motor tertulis 380-415
V Yartinya motor dalam keadaan star bekerja dengan tegangan 380-415
V dan saat kondisi delta 220-240 V. tegangan suplai dari generator 380
V sehingga tegangan kumparan tidak mampu menerima tegangan suplai
(220 V<380V). Motor listrik tersebut tidak dapat dikoneksikan
25
C. Kerangka Penelitian
Mulai
selesai
Mesin generator
di hidupkan
Motor listrik
di hidupkan Motor listrik
Dapat berjalan Motor listrik
Tidak berkerja
Tidak memahami
karakteristik motor
Motor listrik
Kesalahan instalasi pada terminal motor
Motor listrik
panas mengakibatkan kumparan terbakar
Dilakukan instalasi ulang
sesuai karakteristik
motor
Motor listrik
Berjalan normal
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian merupakan suatu proses dari suatu rangkaian langkah-
langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis, guna
mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pernyataan-
pernyataan tertentu. Dalam penelitian terdapat dua jenis penelitian yaitu
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Sifat penelitian ini adalah
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati. Deskriptif, yaitu metode penelitian yang dapat
diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan keadaan subyek atau objek penelitian, proses yang
sedang berlangsung, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adannya (Sugiyono, dalam jurnal Choirun, 2015 : 57).
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang bertujuan yang
ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif bersifat induktif peneliti
membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan
terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang
seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai
27
catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis
dokumen dan catatan- catatan (Sukmadinata, dalam jurnal Choirun, 2015 :
57).
B. LOKASI PENELITIAN
1. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan ketika peneliti melaksanakan praktek
layar di atas kapal kurang lebih 1 tahun. Dengan tujuan bisa menjawab
dan melakukan observasi secara langsung tentang rumusan masalah
yang ada. Sehingga pada bagian akhir peneliti bisa memperoleh
kesimpulan atas semua masalah yang ada pada proposal ini.
2. Tempat Penelitian
Tempat peneliti mengadakan penelitian dilaksanakan pada saat praktek
layar di atas kapal, dengan data-data sebagai berikut :
Nama kapal : PGN FSRU Lampung
Pemilik kapal : PT. HOEGH LNG Lampung
Kebangsaan : Indonesia
Terdaftar di pelabuhan : Tanjung priok, Jakarta
Dibuat di : Korea (Hyundai heavy industries)
Nomor resmi : 9629524
Tipe kapal : FSRU
Trayek pelayaran : Na (fixed connedted TYMS)
28
Klasifikasi : DNVGL, BKI
Berat kotor : 109.671 tons
Berat bersih : 36.732 tons
Bobot mati : 94.399 tons
Panjang keseluruhan : 302,66 m
Panjang antara garis tegak : 282 m
Lebar keseluruhan : 46,0 m
Kapasitas cargo : 98,5% : 167.450 m3
100% : 170.000 m3
Kapasitas tangki bahan bakar : MDO : 559,5 m3
MGO : 396,4 m3
Kapasitas tangki air tawar : 446 m3
Kapasitas air ballas : 53.468,2 m3
Mesin penggerak utama : tipe : N3 HTC 630 J8
Nomor : 2 set
Pembuat : GE Energy
Daya poros : 2530 HP/KW
RPM : 590-649 RPM
29
C. JENIS DAN SUMBER DATA
1. Jenis data
Dalam penulisan penelitian dengan judul Analisis Sistem
Pengasutan Motor Listrik 3 Phasa di atas Kapal PGN FSRU
LAMPUNG. Peneliti menggunakan jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data kualitatif, berupa informasi sekitar
pembahasan baik secara lisan maupun tulisan.
Jenis data-data yang digunakan dalam menunjang pembahasan
penulisan karya ilmiah terapan ini diperoleh data dan sumber data dari:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh dari tempat penelitian
yang terdiri atas observasi secara langsung dan hasil wawancara
dengan narasumber yaitu Electrician di tempat peneliti praktek laut
di atas kapal. Observasi dan wawancara tersebut yaitu metode yang
dilakukan secara langsung pada bagian sistem
pengasutan khususnya pada motor listrik 3 pahasa pada mesin
bantu yang merupakan kaitan dari judul yang peneliti angkat pada
penulisan karya ilmiah terapan ini. Berdasarkan pada pengalaman
dan waktu peneliti mengadakan praktik laut di kapal.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang
didapat dari sumber manual book atau foto-foto terdahulu yang
30
dapat digunakan sebagai sumber informasi serta hal-hal lain yang
berhubungan dengan penelitian ini.
2. Sumber Data
Adapun data-data yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah
terapan ini didapat melalui wawancara langsung dengan crew atau
orang yang paham tentang sistem pengasutan motor listrik 3 phasa dan
melalui dukumentasi yaitu dari log book, manual book atau foto-foto
terdahulu yang bisa digunakan sebagai informasi.
D. PEMILIHAN INFORMAN
Berdasarkan rumusan masalah yang peneliti lakukan sebelumnya,
maka dalam penulisan Karya Ilmiah Terapan ini dibutuhkan suatu
pengamatan. Sehingga mampu mendapatkan data yang benar sesuai dengan
judul yang penulis ambil. Disini peneliti memilih informan yaitu KKM dan
masinis serta Electrician yang sudah berpengalaman mengenai penelitian
saya yakni sistem pengasutan motor listrik 3 phasa pada mesin bantu di
atas kapal.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data ada beberapa macam tergantung dari
bagaimana penyampaian hasil penelitian tersebut nantinya. Agar tulisan
dapat memenuhi kriteria-kriteria yang diwajibkan, maka harus dilengkapi
dengan teknik pengumpulan data lebih dari satu. Adapun beberapa teknik
pengumpulan data yang dapat dilakukan berupa:
1. Observasi
31
Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan langsung dikapal saat
akan melakukan praktek layar, tentang sistem pengasutan motor listrik
3 phasa pada mesin bantu, adapun troubleshooting pada sistem
tersebut, sehingga perlu data yang didapatkan benar-benar berasal dari
pengamatan langsung.
2. Wawancara
Metode wawancara ini sangat efektif untuk mendapatkan penjelasan
yang lebih rinci mengenai pertanyaan-pertanyaan atau banyak hal yang
tidak dipahami dalam hal permasalahan yang berhubungan sistem
pengasutan motor listrik 3 phasa pada mesin bantu. Wawancara ini
dilakukan oleh peneliti pada jam kerja atau pada waktu senggang
secara berdiskusi.
3. Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kajian dokumen untuk
membantu dalam mengumpulkan data yaitu dari log book, manual
book atau foto-foto terdahulu. Data tersebut akan digunakan peneliti
untuk data dukung tentang sesuatu yang berkaitan dengan sistem
pengasutan motor listrik pada mesin bantu.
Dalam teknik ini data yang diperoleh lebih praktis dan objektif, karena
tidak semua permasalahan di atas kapal dapat dijabarkan secara rinci dalam
buku petunjuk (instruction manual book) maupun buku lainnya, melainkan
juga berdasarkan atas pengalaman-pengalaman para Masinis, Electrician
dan Kepala kamar mesin selama berlayar.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
32
1. Penyajian Data
Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun
yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga makin mudah
dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif,
bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur. Penyajian data
dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam memahami apa
yang terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun data yang
relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan memiliki
makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Penyajian data
yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis
kualitatif yang valid dan handal. Dalam melakukan penyajian data
tidak semata-mata mendeskripsikan secara naratif, akan tetapi disertai
proses analisis yang terus menerus sampai proses penarikan
kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses analisis data kualitatif
adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan melakukan
verifikasi data.
2. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai upaya merangkum dan proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan,
menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan
33
menganalisis isi berbagai dokumen (Somantri, 2005 : 60) dengan
maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.
3. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan
Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan
berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah
disajikan. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan
dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang
ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja. Berdasarkan
keterangan di atas, maka setiap tahap dalam proses tersebut dilakukan
untuk mendapatkan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari
berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen
pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dan sebagainya melalui metode
wawancara yang didukung dengan studi dokumentasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2015). Motor Control and Starting (online),
(https://www.academia.edu/37650973/. Diakses pada tanggal 3 April
2019).
Ali, Izzatul Umami, dan Hendi Sopian. (2017). Particle Swarm Optimization
(PSO) Sebagai Tuning PID Kontroler Untuk Kecepatan Motor DC
(online), (http://ejournal.undar.ac.id/index.php/intake/article/view/382.
Diakses tanggal 15 April 2019).
Badruzzaman, Yusnan. (2013). Pengasutan Konvensional Motor Induksi Tiga
Fasa Rotor Sangkar Tupai (Online), Vol. 1, No. 1: 41-47,
(https://jurnal.polines.ac.id/index.php/jtet/article/view/7/7. Diakses pada
tanggal 20 April 2019).
Choirun, Nikmah. (2015). Pengembangan Minat Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) (Online), (https://repo.iain-
tulungagung.ac.id/2766/. Diakses pada tanggal 22 April 2019).
Husodo dan Habibul Irsyad. (2007). Analisa Pengasutan Motor Induksi 3 Fasa
2500 KW sebagai Penggerak Fan pada Bag Filter (Online), Vol. 21,
No. 3,
(http://scholar.googleusercontent.com/scholar?q=cache:w3d8FepcTngJ:
scholar.google.com/. Diakses pada tanggal 27 April 2019).
Kurniawan, Yevi. (2017). Analisis Pengaruh Penggunaan Sistem Star Delta
dengan Rangkaian Manual dan PLC pada Motor Listrik 3
Phasa(Online),
(https://journal.umtas.ac.id/index.php/aljazari/article/view/151. Diakses
pada tanggal 2 Mei 2019).
Kuswardana, Aditya. (2016). Analisis Sistem Motor Penggerak pada Mobil Listrik
dengan Kapasitas Satu Penumpang (Online),
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPTM/article/view/5463.
Diakses pada tanggal 9 Mei 2019).
United Nasional Environment Programme(UNEP). (2012). Pedoman Efisiensi
Energi untuk Industri di Asia, motor listrik (Online). Badan
Produktifitas Nasional. India. (https://www.itokindo.org/?wpfb_dl=274.
Diakses pada tanggal 11 Mei 2019).
Somantri, G.R. (2005). Memahami Metode Kualitatif (Online), Vol. 9, No. 2.
(http://hubsasia.ui.ac.id/old/index.php/hubsasia/article/view/122/110.
Diakses tanggal 15 Mei 2019).
Tohir, Toto. (2019). Rancang Bangun Kendali Motor Induksi 3 Fasa Berbasis
PLC Dengan Metoda Pemrogaman Function Block Diagram (Online),
( https://senter.ee.uinsgd.ac.id/repositori/index.php/prosiding/article/download/
senter2019p55/152/320. Diakses pada tanggal 20 Mei 2019).
Top Related