karya ilmiah terapan penanganan overflowing fuel oil purifier ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of karya ilmiah terapan penanganan overflowing fuel oil purifier ...
KARYA ILMIAH TERAPAN
PENANGANAN OVERFLOWING FUEL OIL PURIFIER DI
KAPAL MT. PRINCESS NAOMI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran
JAUHARI AL KHARIS
NIT : 05.17.013.1.54
AHLI TEKNIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III
POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
i
PENANGANAN OVERFLOWING FUEL OIL PURIFIER DI
KAPAL MT. PRINCESS NAOMI
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Pendidikan dan Pelatihan Pelaut Diploma III Pelayaran
JAUHARI AL KHARIS
NIT : 05.17.013.1.54
AHLI TEKNIKA TINGKAT III
PROGRAM DIPLOMA III
POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA
TAHUN 2021
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Jauhari al kharis
NIT : 05.17.013.1.54
Program Diklat : Ahli Teknika Tingkat III
Pernyataan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :
PENANGANAN OVERFLOWING FUEL OIL PURIFIER DI KAPAL MT.
PRINCESS NAOMI
merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam karya ilmiah terapan (KIT)
tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide
saya sendiri. Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.
Surabaya,………………2021
Jauhari Al Kharis
NIT : 05.17.013.1.54
iii
PERSETUJUAN SEMINAR
KARYA ILMIAH TERAPAN
Judul : PENANGANAN OVERFLOWING FUEL OIL
PURIFIER DI KAPAL MT. PRINCESS NAOMI
NamaTaruna : Jauhari Al Kharis
NIT : 05.17.013.1.54
Jurusan : Teknika A Diploma III
Program Diklat : Ahli Teknika Tingkat III
Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan
Surabaya, 2021
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Solehuddin S.Si.T . MM Dr. Trisnowati Rahayu. M.AP
Penata Tk.I (III/ d) Pembina Tk.I (IV/b)
NIP. 19731127 200812 1 002 NIP. 19660216 1999303 2001
Mengetahui :
Ketua Jurusan Teknika
Monika Retno Gunarti, M.Pd., M.Mar.E
Penata Tk I (III/ d)
NIP. 19760528 200912 2 002
iv
PENGESAHAN
KARYA ILMIAH TERAPAN
PENANGANAN OVERFLOWING FUEL OIL PURIFIER DI KAPAL
MT. PRINCESS NAOMI
Disusun dan Diajukan Oleh:
JAUHARI AL KHARIS
NIT.05.17.013.1.54
Ahli Teknika Tingkat III
Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Politeknik
Pelayaran Surabaya
Pada Tanggal…………………
Menyetujui:
Penguji I Penguji II Penguji III
Solehuddin, S.SiT., MM H. Saiful Irfan, M.Pd.,M.Mar.E Dr. Trisnowati Rahayu, M.AP
Penata Tk. I (III/d) Penata (III/c) Pembina Tk.I (IV/b)
NIP. 19731127 200812 1 002 NIP. 19760905 201012 1 001 NIP. 19660216 1999303 2001
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknika
Monika Retno Gunarti, M.Pd., M.Mar.E
Penata Tk. I (III/d)
NIP. 19760528 200912 2 002
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, Sang Maha Pencipta dan Pengatur Alam Semesta,
berkat Ridho-Nya, penulis akhirnya mampu menyelesaikan tugas Karya Ilmiah
Terapan (KIT) yang berjudul “Penanganan Over Flowing Fuel Oil Purifier di
Kapal MT. Princess Naomi.
Dalam menyusun Karya Ilmiah Terapan (KIT) ini, tidak sedikit kesulitan
dan hambatan yang penulis alami. Namun berkat dukungan, dorongan dan
semangat dari orang terdekat, serta bimbingan dari dosen pembimbing sehingga
penulis mampu menyelesaikan.
Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun, penulis
terima dengan baik. Semoga Karya Ilmiah Terapan (KIT) ”Penanganan Over
Flowing Fuel Oil Purifier Di Kapal MT. Princess Naomi” ini bermanfaat bagi kita
semua.
Surabaya, ......................2021
Jauhari Al Kharis
NIT : 05.17.013.1.54
vi
ABSTRAK
JAUHARI AL KHARIS. Pelaksanaan Perawatan Berkala pada Fuel Oil
Purifier Untuk Meningkatkan Kualitas Kebersihan Bahan Bakar. Dibimbing oleh,
Solehuddin, S.Si.T. MM dan Dr.Trisnowati Rahayu.M.AP.
Fuel Oil purifier di kapal merupakan salah satu mesin bantu yang memiliki
peranan sangat penting untuk menghasilkan bahan bakar yang bersih. Kegunaan
dari bahan bakar yang sudah bersih ini adalah untuk mendukung pengoperasian
dari mesin induk dalam menghasilkan pembakaran yang sempurna. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan perawatan berkala pada FO
Purifier sehingga kualitas bahan bakar yang bersih dapat dicapai dan mengetahui
kendala-kendala pada FO Purifier. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif yaitu mengamati dan melaksanakan secara langsung penelitian tersebut.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
perawatan berkala FO Purifier sangatlah penting dan melaksanakan perbaikan
maupun penggantian komponen FO Purifier apabila terjadi kendala-kendala
seperti yang terjadi pada FO Purifier. Oleh sebab itu, perawatan terhadap
komponen purifier sesuai dengan buku petunjuknya merupakan langkah yang
tepat untuk meningkatkan kinerja dari FO Purifier.
Penelitian ini dilaksanakan di atas kapal. Sumber data diperoleh dengan cara
observasi dokumen serta literatur-literatur yang berkaitan dengan judul Karya
Ilmiah Terapan ini.
Hasil kerja yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pentingnya
pelaksanaan perawatan berkala pada Fuel Oil Purifier terhadap kualitas bahan
bakar yang dihasilkan.
Kata kunci : Perawatan, FO Purifier, Bahan Bakar
vii
ABSTRACT
JAUHARI AL KHARIS. Periodic Maintenance of Fuel Oil Purifiers to Improve
Fuel Hygiene Quality. Guided by, Solehuddin S.Si.T. MM and Dr.Trisnowati
Rahayu.M.AP.
Fuel Oil purifier on the ship is one of the auxiliary machines that have a very
important role to produce clean fuel. The usefulness of this clean fuel is to support
the operation of the main engine to produce perfect combustion. The purpose of
this study was to determine the periodic maintenance at FO Purifier so that the
quality of clean fuels can be achieved and find out the constraints on the FO
Purifier. The research method used is descriptive, namely observing and
implementing the research directly. The results obtained from this study indicate
that the regular maintenance of FO Purifier is very important and carry out repairs
and replacements of FO Purifier components if there are obstacles such as those
that occur in the FO Purifier. Therefore, maintenance of purifier components
according to the manual is the right step to improve the performance of the FO
Purifier.
This research was carried out on board. The source of the data is obtained by
observing documents and literature related to the title of this Applied Scientific
Work.
The work obtained from this study shows that the importance of periodic
maintenance of the Fuel Oil Purifier on the quality of the fuel produced.
Keywords : Treatment, FO Purifier, Fuel
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ ii
PERSETUJUAN SEMINAR KEASLIAN ........................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ..v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
ABSTRAK BAHASA INGGRIS......................................................................vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. .......viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Review Penelitian Sebelumnya .......................................................... 6
B. Landasan Teori ................................................................................... 7
1. Pengertian Sistem Bahan Bakar Mesin Penggerak Utama ............ 7
2. Nama– Nama Komponen Sistem Bahan Bakar dan Fungsinya.. . 11
ix
3. Pengertian Bahan Bakar dan Jenis– Jenisnya
di Dalam Kapal ............................................................................ 26
4. Pengertian dan Cara Kerja FO Purifier.....................................32
5. Nama – Nama Komponan FO Purifier dan Fungsinya ............... 43
6. Perawatan Fuel Oil Purifier ......................................................... 48
7. Kerangka Berfikir ........................................................................ 56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................................. 56
B. Lokasi Penelitian .......................................................................... 56
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................. 56
D. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 57
E. Teknik Analisis Data .................................................................... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian............................................ 59
B. Hasil Penelitian............................................................................ 62
1. Penyajian Data.......................................................................... 63
2. Analisis Data............................................................................. 67
3. Pembahasan............................................................. ..................68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................. 81
B. Saran............................................................................................. 83
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 84
x
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
A. Review Penelitian Sebelumnya ...................................................................... 6
xi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1 Sistem Bahan Bakar ...................................................................................... 7
2.2 Sistem Pengabutan ...................................................................................... 10
2.3 Pompa Injeksi In- Line ................................................................................ 11
2.4 Pompa Injeksi Distributor ........................................................................... 12
2.5 Sistem Bahan Bakar pada Unit Besar ......................................................... 13
2.6 Pompa- pompa Bahan Bakar ...................................................................... 15
2.7 Saringan bahan bakar .................................................................................. 15
2.8 Saringan Bahan Bakar dan Priming Pump ................................................. 16
2.9 Bagian- bagian Pompa Penekan Bahan Bakar ............................................ 18
2.10 Kedudukan Pluyer Terhadap Silinder Pompa ........................................... 18
2.11 Pompa injeksi Tipe Distributor ................................................................ 29
2.12 Pompa Injeksi Tipe In- Line...................................................................... 20
2.13 Governor Sentrifugal ................................................................................ 22
2.14 Pengabut (Injector) ................................................................................... 23
2.15 Fuel Oil Purifier ....................................................................................... 32
2.16 Cara Kerja Fuel Oil Purifier .................................................................... 33
2.17 Skematik Sentrifuse jenis Disc Bowl ....................................................... 36
2.18 Aliran Bahan Bakar melalui pembersih jenis cakram (DeLaval) ........... 38
2.19 Aliran Bahan Bakar melalui pemurni tipe Tubular (Sharples) ................ 38
2.20 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 53
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kapal adalah kendaraan air dengan jenis dan bentuk tertentu yang
mengangkut penumpang dan barang melalui perairan menuju kawasan tertentu.
Angkutan laut ini berkembang sangat pesat. Kapal sebagai sarana angkutan laut
memegang peranan penting dalam memperlancar transportasi laut yang aman
dan tepat guna. Kapal laut sebagai bangunan terapung yang bergerak dengan
daya dorong yang bervariasi melintasi berbagai daerah pelayaran dalam kurun
waktu tertentu, akan mengalami berbagai masalah yang di sebabkan berbagai
faktor seperti halnya cuaca, keadaan alur pelayaran , maupun permesinan yang
ada di dalam kapal itu sendiri. Keadaan gangguan pelayaran tersebut dapat
mengganggu jalannya operasional kapal yang mana dapat merugikan Nahkoda,
ABK dan pemilik kapal serta lingkungan laut.
Kelancaran dalam pengoperasian Permesinan yang ada di kapal adalah
hal yang sangat penting untuk di perhatikan guna menunjang jalannya
operasional Kapal. Salah satu faktor penunjang kelancaran pengoperasian
permesian di kapal adalah system bahan bakar yang mana harus di pisahkan
dari kandungan kotoran dan air untuk menghasilkan pembakaran yang
sempurna.
Fuel Oil (FO) Purifier adalah pesawat bantu pada kapal yang berfungsi
untuk membersihkan dan memurnikan bahan bakar (Fuel Oil) mesin diesel dari
kotoran cair maupun padat (lumpur) yang tercampur sehingga kualitas bahan
bakar diesel yang sesuai pada Mesin Penggerak Utama dapat di suplai dengan
2
optimal. Untuk menghindari terjadinya suatu masalah pada Mesin Penggerak
Utama dan mesin bantu terutama dalam pemasokan bahan bakar diesel,terdapat
suatu sistem pembersihan dan pemurni bahan bakar yaitu Fuel Oil Purifier.
Pada Fuel Oil Purifier, pembersihan dilakukan dengan sistem gerak
putar (sentrifugal), jika tenaga sentrifugal diputar beberapa ribu kali putaran
dalam waktu tertentu maka tenaganya akan lebih dari gaya gravitasi dan statis.
Sehingga kotoran yang mempunyai massa jenis lebih besar akan terlempar ke
bagian luar. Semakin lama maka kotoran akan menumpuk dan semakin berat.
Dengan banyaknya kotoran tersebut harus dibuang dengan cara diblow. Untuk
proses pembuangan kotoran tersebut maka valve untuk opening water dibuka
sehingga kotoran keluar menuju tangki kotoran (Sludge Tank). Dalam
pengoperasiannya, Fuel Oil Purifier tidak selalu bekerja dengan baik. Fuel Oil
Purifier mengalami beberapa gangguan yang dapat menganggu proses
pembersihan dan pemurnian, bahkan dapat mengagalkan proses pemurnian
sehingga hasil purifikasi tidak optimal.
Apabila Fuel Oil Purifier gagal beroperasi bisa dipastikan mesin
didalam kapal mengalami gangguan karena bahan bakar (Fuel Oil) untuk mesin
mengandung campuran yang tidak seharusnya. Sistem safety pada Fuel Oil
Purifier membuat pekerjaan lebih aman karena Fuel Oil Purifier berhenti dan
memberikan sinyal alarm saat terjadi gangguan, menandakan bahwa terjadi
sesuatu pada Fuel Oil Purifier. Selain itu pengoperasian Fuel Oil Purifier yang
benar dapat membuat Fuel Oil Purifier bekerja dengan baik. Karena
sebelumnya pernah terjadi kasus di atas kapal MT. TIRTASARI yaitu over flow
bahan bakar saat pengoperasain Fuel Oil Purifier dan bahan bakar hasil
3
purifikasi terkontaminasi dengan air (Paulus Pongkessu, 2011). Maka dibuat
sebuah field project yang berjudul “PENANGANAN OVER FLOWING
FUEL OIL PURIFIER DI KAPAL MT. PRINCESS NAOMI ”.
Dalam field project ini direncanakan dan dilakukan studi kasus tentang
operasional Fuel Oil Purifier yang meliputi sistem cara kerja dan proses
pembersihan dan pemurnian bahan bakar (Fuel Oil). Dengan memaksimalkan
sistem perawatan berkala dan prosedur pengoperasian secara benar akan
membuat Fuel Oil Purifier bekerja dengan optimal dan tahan lama, maka untuk
hasil yang nantinya dihasilkan berupa kesimpulan dan rekomendasi yang
memungkinkan untuk kekurangan yang ada serta dapat membantu dalam proses
perawatan dan perbaikan Fuel Oil Purifier untuk selanjutnya dan dapat
diterapkan di atas kapal saat melaksanakan perawatan berkala maupun
perbaikan Fuel Oil Purifier.
B. Rumusan Masalah
Penulisan field project ini berguna untuk memberikan penjelasan dan
cara mengatasi masalah yang timbul pada Fuel Oil Purifier. Masalah yang
sering timbul bisa dari segi mekanik maupun elektrik yang dapat menggangu
kinerja Purifier. Dari permasalahan di atas, dibahas tentang apa itu Fuel Oil
Purifier serta bagaimana proses kerja dalam membersihkan dan memurnikan
Fuel Oil. Dalam memurnikan Fuel Oil seringkali terjadi kebocoran bahan bakar
yang tidak diketahui sehingga bahan bakar terbuang ke Sludge Tank. Dengan
memaksimalkan sistem safety yang ada dan cara pengoperasionalan yang benar
untuk meminimalkan terjadiya kebocoran bahan bakar dan meningkatkan hasil
4
purifikasi. Berdasarkan uraian singkat di atas dapat dirumuskan suatu
permasalahan sebagai berikut :
1. Apa saja penyebab terjadinya Over Flow pada Fuel Oil Purifier saat proses
pemurnian ?
2. Perawatan apa saja yang perlu di lakukan untuk menjaga kinerja Fuel Oil
Purifier agar hasil purifikasi stabil dan komponennya tidak cepat rusak ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pengerjaan field project ini untuk memberikan hasil yang berupa
laporan kerja proyek lapangan dan beberapa rekomendasi yang dapat
diterapkan pada Fuel Oil Purifier di kapal. Selain itu, maksud dan tujuan dari
pembuatan field project adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui penyebab Ofer Flow bahan bakar (Fuel oil) pada saat proses
pemurnian.
2. Mengetahui cara untuk menjaga kinerja Fuel Oil Purifier agar hasil
purifikasi stabil dan komponennya tidak cepat rusak.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang didapat dari penyusunan laporan field project ini adalah :
1. Manfaat teoritis :
a. Menambah pengetahuan dibidang permesinanan kapal bagi pembaca.
b. Menambah referensi yang akan berguna bagi taruna yang akan
melaksanakan praktek laut.
5
c. Menambah referensi yang akan berguna bagi Perwira Mesin di atas
kapal saat melaksanakan pekerjaan pada Fuel Oil Purifier.
2. Manfaat praktis :
a. Membantu menemukan gejala-gejala kerusakan pada Fuel Oil Purifier
secara mekanik maupun secara elektrik bagi Perwira Mesin di atas
kapal.
b. Membantu cara dan pelaksanaan perawatan Fuel Oil Purifier yang
sesuai dengan buku manual petunjuk bagi taruna yang melaksanakan
praktek laut.
c. Memberi petunjuk manual tentang Fuel Oil Purifier bagi pembaca
maupun crew mesin lainnya yang akan bekerja maupun melaksanakan
penelitian pada Fuel Oil Purifier.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Review Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Review Penelitian Sebelumnya
Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Tahun
Penelitian
Tempat
Penelitian
Hasil Penelitian
Moch.
Fauzi
Prima
Aprianto
Optimalisasi
pada Fuel Oil
Purifier
terhadap
Purifikasi
Bahan Bakar
sedangkan
penulis
melaksanakan
penelitian
Pelaksanaan
Perawatan
Berkala Pada
Fuel Oil
Purifier
Untuk
Meningkatkan
Kualitas
Kebersihan
Bahan bakar.
03 Mei 2011 Praktek Laut
Di Kapal MV.
MUSI RIVER
Bahan bakar
sangatlah penting
dalam proses kerja
mesin induk.
Beberapa
komponen vital
sistem bahan bakar
yang
mempengaruhi
purifikasi bahan
bakar. Terutama
Fuel Oil Purifier.
FO Purifier Sangat
penting dalam
pemurnian bahan
bakar,yang
berpengaruh pada
kinerja mesin
induk. Apabila Fuel
Oil Purifier tidak di
perhatikan dengan
khusus, maka bahan
bakar yang di pasok
tidak sesuai dengan
7
yang di butuhkan
mesin induk dan
dapat menimbulkan
kerusakan.
(Sumber : Prima, Fauzi. 2011,Optimalisasi pada Fuel Oil Purifier,
Tersedia : http://maritimeworld.web.id/2011/03/pengertian-dan-cara -kerja-
purifier.html.)
B. Landasan Teori
1. Pengertian Sistem Bahan Bakar Mesin Penggerak Utama
Sistem Bahan Bakar adalah suatu sistem dimana bahan bakar dari
tangki penyimpanan dialirkan ke silinder dan dikabutkan ke dalamnya
dengan dibantu dengan sebuah pompa (Suhodo, 2002).Sistem bahan
bakar adalah sistem yang digunakan untuk menyuplai bahan bakar yang
diperlukan motor induk. Pada umumnya :
a. Mesin diesel kecepatan rendah dapat beroperasi dengan hampir setiap
bahan bakar cair dari minyak tanah (kerosine) sampai minyak bunker.
b. Mesin diesel kecepatan tinggi modern, karena singkatnya selang
waktu yang tersedia untuk pembakaran pada setiap daur ulang
memerlukan minyak bakar yang lebih khusus dan lebih ringan.
Sistem bahan bakar merupakan sistem yang sangat vital bagi
keberhasilan operasi suatu motor diesel mengingat bahwa sangat
berkaitan dengan penyediaan tenaga yang berasal dari bahan bakar.
Sistem pengabutan bahan bakar harus sempurna, karena bila
sistem pengabutan bahan bakar yang tidak sempurna akan menyebabkan
8
kekurangan tenaga atau tidak maksimal dan hal ini akan menimbulkan
kerugian tenaga serta mempengaruhi daya motor.
Gambar 2.1Sistem Bahan Bakar
Sumber: http://www.prosesindustri.com
a. Fungsi Sistem Bahan Bakar
Sistem bahan bakar berfungsi untuk (Surbakty, 1985) :
1) Mengalirkan Fuel Oil dari tangki harian sampai ke ruang bakar.
2) Mengatur jumlah bahan bakar yang dikabutkan.
3) Mengatur saat pengabutan yang tepat.
4) Mengatur lamanya pengabutan.
5) Mengabutkan bahan bakar dan memasukannya ke dalam silinder.
6) Mendistribusikan bahan bakar yang telah ditakar kesetiap silinder.
b. Metode Pengabutan Bahan Bakar
Metode pengabutan bahan bakar yang banyak digunakan
adalah sebagai berikut :
9
1) Pengabutan sistem common rail
Sistem ini mempunyai pompa tunggal yang menekan
bahan bakar kesebuah “header” (common rail atau tabung
bersama) dengan tekanan yang tinggi. Bahan bakar tersebut
dialirkan ke pengabut melalui pipa bahan bakar tekanan tinggi.
Saat pengabutan bahan bakar oleh pengabut tersebut diatur oleh
gerakkan camshaft (Boentarto, 1996).
Sistem pengabutan bahan bakar dengan (commonrail)
memiliki keuntungan, bahwa kontruksinya sederhana sehingga
memudahkan dalam pemeliharaan, apabila karena suatu beban
kecepatannya turun, secara otomatis aliran bahan bakar ke silinder
bertambah (Daryanto, 2004).
2) Pengabutan sistem pompa pribadi (Individual Jerk Pump)
Pada sistem pompa pribadi setiap silinder dilayani oleh
satu pompa penekan bahan bakar. Setiap pengabut dilayani oleh
satu pompa penekan bahan bakar. Pompa penekan bahan bakar
adalah pompa plunyer yang dilengkapi dengan pengatur kapasitas
pengabutan, sedangkan daya untuk menggerakkan pompa diambil
dari daya motor itu sendiri. Pompa penekan bahan bakar
dihubungkan dengan nozzle melalui pipa tekanan tinggi dan nozzle
akan memberikan bentuk pengabutan ke dalam silinder sesuai
dengan bentuk mulut atau lubang nozzle (Boentarto, 1996).
10
Pompa tipe ini memerlukan ketelitian yang tinggi, baik
untuk keperluan timming maupun untuk pengontrolan jumlah
bahan bakar yang dikabutkan. Jumlah pengabutan bahan bakar
setiap langkah pompa antara 1:2000 untuk beban penuh sedangkan
pada keadaan motor diesel tanpa beban mencapai 1:100.000 dari
volume silindernya (Daryanto, 2004).
3) Pengabutan sistem distribusi
Pada sistem distribusi hanya menggunakan sebuah pompa
penekan bahan bakar untuk melayani semua pengabut yang ada
disetiap silinder. Pada sistem ini pompa tersebut mengalirkan
bahan bakar dengan tekanan tinggi masuk ke dalam distributor.
Pompa penekan bahan bakar pada sistem distributor juga
dilengkapi dengan alat pengatur kapasitas (Arismunandar, 2002).
4) Pengabutan sistem unit pengabut
Pada sistem ini tidak diperlukan pipa-pipa tekanan tinggi
karena pompa penekan bahan bakar dan pengabut dibuat menjadi
satu kesatuan. Pada setiap silinder dilayani oleh satu pengabut
yang bekerjanya diatur oleh camshaft, batang penekan dan
tuas. Pada unit pengabut terdapat sebuah plunyer yang berfungsi
untuk menaikkan tekanan bahan bakar, mengatur jumlah bahan
bakar dan menentukan saat pemasokan bahan bakar ke dalam
silinder (Boentarto, 1996).
11
Gambar 2.2 Sistem Pengabutan
Sumber: http://eprints.undip.ac.id
Sistem bahan bakar motor diesel dibuat sedemikian presisi agar
dapat menghasilkan kemampuan yang cukup pada waktu kecepatan
tinggi. Jika kebetulan terdapat kotoran kecil atau air masuk kedalam
bahan bakar, maka daya tahan pemakaian pompa penekan bahan bakar
dan pengabut yang merupakan bagian terpenting dari motor diesel dapat
berkurang.
2. Nama-Nama Komponen Sistem Bahan Bakar dan Fungsinya
Seperti sudah dijelaskan diatas pada sebuah mesin diesel untuk
menghasilkan proses pembakaran dipicu oleh kompresi yang tinggi,
dimana terjadinya proses pembakaran di dalam silinder terjadi karena
temperatur tinggi yang disebabkan oleh tekanan kompresi.
Maka untuk itu sistem bahan bakar mesin diesel dibuat
sedemikian rupa agar proses pembakaran yang dihasilkan dapat berjalan
dengan sempurna. Solar sebagai bahan bakarnya yang mempunyai titik
12
nyala rendah dibandingkan dengan bensin sejenisnya, harus dapat
terbakar dengan sempurna di dalam ruang bakar, untuk mengatasi itu
dibuatkan sistem bahan bakar yang terdiri dari komponen-komponen yang
dapat menghasilkan tekanan dan merubah solar dalam bentuk gas
sehingga mudah terbakar.
Pada sistem bahan bakar diesel ada 2 tipe pompa injeksi yang
digunakan sebagai penekan bahan bakar :
a. Pompa Injeksi In- Line
Gambar 2.3Pompa Injeksi In- Line
Sumber: http://eprints.undip.ac.id
Keterangan :
1) Fuel tank (tangki bahan bakar) 6) Fuel filter (saringan solar)
2) Fuel line (pipa bahan bakar) 7) Injection pump (pompa injeksi)
3) Priming pump (pompa priming) 8) Injection pipe (pipa injeksi)
4) Feed pump 9) Injector (injection nozzle)
5)Water sedimeter 10) Over flow pipe
13
Aliran bahan bakar adalah :
Fuel tank- fuel line- feed pump- water sendimeter- fuel filter- injector
pump- injector pipe- injector nozzle- ruang bakar- over flow pipe- fuel
tank.
b. Pompa Injeksi Distributor
Gambar 2.4 Pompa Injeksi Distributor
Sumber: http://eprints.undip.ac.id
Keterangan :
1) Fuel tank (tangki bahan bakar) 5) Injection pump (pompa injeksi)
2) Fuel line (pipa bahan bakar) 6) Injection pipe (pipa injeksi)
3) Water sedimeter & fuel filter 7) Injector(injection nozzle)
4) Priming pump 8) Over flow pipe
Aliran bahan bakar adalah :
Fuel tank- fuel line- water sedimeter & fuel filter- injection pump-
injection pipe- injection nozzle- ruang bakar- over flow pipe- fuel tank.
14
Komponen sistem bahan bakar yang sering digunakan untuk
menyalurkan bahan bakar dan mempunyai fungsi masing-masing sebagai
berikut :
Gambar 2.5 Sistem Bahan Bakar pada Unit Besar
Sumber: http://www.academia/edu.ac.id
a. Tangki
Tangki yang digunakan dalam sistem bahan bakar terdiri dari
dua tangki yaitu:
1) Tangki Penyimpanan (Double Bottom Tank)
Tangki penyimpanan suatu sistem bahan bakar dapat
ditempatkan diatas atau di bawah. Tangki ini dilengkapi dengan
penguras air dan penampung endapan. Ujung pipa hisap bahan
bakar harus diletakkan diatas titik yang tidak memungkinkan
dicapai oleh endapan, paling tidak harus 50 atau 75 mm di atas
15
alas. Tangki harus mempunyai ventilasi dengan puncak yang
dilengkapi tutup anti hujan (Maleev, 1995).
2) Tangki Setling(Setling Tank)
Tangki Setling digunakan sebagai penyimpan bahan bakar
yang di transfer dari Double Bottom. Bahan bakar di dalam tangki
setling akan dipanaskan mengunakan Thermal Heater sampai
temperatur standart purifikasi yang seterusnya bahan bakar akan
dimurnikan oleh Fuel Oil Purifier.
3) Tangki Harian(Service Tank)
Tangki harian merupakan tangki sediaan bahan bakar.
Disebut tangki harian karena harus memuat bahan bakar yang
cukup untuk operasi mesin selama satu hari kerja penuh atau kira-
kira 8 sampai 9 jam. Tangki harian yang ditempatkan diatas
umumnya memanfaatkan gaya grafitasi untuk mengalirkan bahan
bakar ke pompa penekan bahan bakar, dan dipasang 300 sampai
450 cm diatas pompa penekan bahan bakar. Tangki harian yang
ditempatkan dibawah harus diatur tidak lebih dari 195 cm dibawah
pompa pemindah (Maleev, 1995).
b. Pompa pemindah bahan bakar
Setiap instalasi bahan bakar motor diesel biasanya mempunyai
beberapa pompa bahan bakar. Pompa-pompa tersebut yaitu untuk
memindahkan bahan bakar secara terus menerus dari tangki dasar
(Double Bottom) ke tangki harian. Dan satu lagi untuk mengalirkan
16
bahan bakar ke pompa penekan bahan bakar, kalau tangki harian tidak
memberikan tekanan yang cukup.
Instalasi dan kapasitas tangki harian menentukan ukuran
pompa yang harus dipakai untuk memindahkan bahan bakar dari
tangki penampung bahan bakar yang sering digunakan adalah pompa
roda gigi.
Gambar 2.6 Pompa Pompa Bahan Bakar
Sumber: http://dhikaenginering.blogspot.co.id
c. Saringan
Dalam bahan bakar motor diesel, banyak atau sedikit selalu
mengandung kotoran zat padat, yang mana kotoran tersebut sama
sekali tidak boleh berada dalam pompa bahan bakar, apalagi dalam
pengabut (Injector), hal ini dapat dicegah oleh alat penyaring bahan
bakar. Elemen saringan dapat terdiri dari kain, saringan pelat atau
kertas (Daryanto, 2004).
Keadaan yang sangat penting dari operasi motor diesel adalah
pemasukan bahan bakar yang benar-benar bersih ke pompa penekan
bahan bakar dan pengabut. Untuk mencapai hal tersebut, langkah
17
pertama membersihkan bahan bakar dengan memasang saringan halus
pada sisi isap pompa penekan bahan bakar.
Gambar 2.7 Saringan Bahan Bakar
Sumber: http://digilib.its.ac.id/public/ITS
Saringan bahan bakar ditempatkan di antara pompa penekan
bahan bakar. Tugasnya ialah melakukan penyaringan seteliti mungkin
pada kotoran padat yang turut bersama bahan bakar, padatan yang
terdapat dalam bahan bakar selain dapat menyebabkan keausan pada
bidang-bidang plunyer pompa, juga dapat menyumbat lubang-lubang
pengabut (Daryanto, 2004).
Water sedimeter berfungsi untuk memisahkan solar dari
kandungan air. Bila air mencapai tinggi tertentu maka magnet yang
ada pada pelampung akan menutup reed switch dan menyalakan
lampu indikator.
Untuk Pompa Injeksi Tipe In-Line
18
Gambar 2.8 Saringan Bahan Bakar dan Priming Pump
Sumber: http://digilib.its.ac.id/public/ITS
Fuel filter terbuat dari kertas dan pada bagian atas terdapat air
vent plug yang digunakan untuk mengeluarkan udara (bleeding).
Priming pump pada pompa injeksi terletak pada feed pump dan
dipasangkan pada bodi pompa injeksi.Priming pump berfungsi untuk
menghisap bahan bakar dari tangki pada saat mengeluarkan udara
palsu dari sistem bahan bakar.
Feed pump berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki
dan menekannya ke pompa injeksi. Feed pump adalah single acting
pump yang dipasang pada sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh
camshaft pompa injeksi.
d. Katup aliran bahan bakar
Katup pada sistem bahan bakar digunakan sebagai pengatur
tekanan, membuka dan menutup aliran bahan bakar serta sebagai
penghubung aliran bahan bakar. Jadi katup ini berfungsi untuk
keamanan dalam pengaturan sistem bahan bakar di dalam pipa yang
akan dipindahkan dari tempat satu ke tempat yang lain.
19
e. Pompa penekan bahan bakar (Injection Pump)
Pompa penekan bahan bakar merupakan suatu kelengkapan
motor yang mempunyai tugas untuk menekan bahan bakar menuju ke
pengabut serta membagi bahan bakar ke setiap silinder atau ruang
bakar motor sesuai dengan urutan pengabutan (Firring Order) dari
motor bersangkutan pada waktu dan jumlah yang tepat (Daryanto,
2004). Pompa bahan bakar tekanan tinggi dipakai untuk menekan
bahan bakar kedalam ruang bakar pada saat yang telah ditentukan
dalam jumlah sesuai dengan daya yang harus dihasilkan. Di dalam
sebuah silinder terdapat sebuah plunyer yang digerakkan oleh poros
nok dari pompa tersebut.
Plunyer merupakan sebuah batang yang terdapat pada alur,
pada dinding silindernya terdapat lubang hisap,sedangkan pada kepala
silinder terdapat katup yang akan terbuka apabila tekanan mencapai
nilai tertentu, lubang hisap akan terbuka dan tertutup oleh batang
plunyer.
Gambar 2.9 Bagian-bagian Pompa Penekan Bahan Bakar
Sumber: http://dhikaenginering.blogspot.co.id
20
Gambar 2.10 Kedudukan PlunyerTerhadap Silinder Pompa
Sumber: http://dhikaenginering.blogspot.co.id
1) Pompa Injeksi Tipe Distributor
Gambar 2.11 Pompa Injeksi Tipe Distributor
Sumber:http://dhikaenginering.blogspot.co.id
Bahan bakar dibersihkan oleh water sedimenter dan filter
dan ditekan oleh vane type feed pump yang mempunyai 4 vane.
Bahan bakar melumasi komponen-komponen pompa injeksi.
Pump plunger bergerak lurus bolak-balik sambil berputar karena
bergeraknya drive shaft, cam plate, plunger spring, dll.
Gerakan plunger menyebabkan naiknya tekanan bahan
bakar dan menekan bahan bakar melalui delivery valve ke
21
injection nozzle. Mechanical governor berfungsi untuk mengatur
banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan oleh nozzle dengan
menggerakkan spill ring sehingga merubah saat akhir langkah
efektif plunger. Pressure timer berfungsi untuk memajukan saat
penginjeksian bahan bakar dengan cara merubah posisi tappet
roller. Fuel cut-off solenoid untuk menutup saluran bahan bakar
dalam pompa.
2) Pompa Injeksi Tipe In-Line
Gambar 2.12 Pompa Injeksi Tipe In-Line
Sumber: http://eboy 71. Word press.com
Feed pump menghisap bahan bakar dari tanki dan menekan
bahan bakar yang telah disaring oleh filter. Pompa injeksi tipe In-
Line mempunyai cam dan plunger yang jumlahnya sama dengan
jumlah silinder. Gerakan plunger lurus bolak-balik.Delivery valve
berfungsi untuk menjaga tekanan pada pipa injeksi dan
menghentikan injeksi dengan cepat. Plunger dilumasi oleh solar
22
dan camshaft oleh oli mesin. Governor bekerja menggerakkan
control rack.
Cara kerja pompa penekan bahan bakar:
Plunyer bertugas menekan bahan bakar menuju pengabut
melalui katup pelepas dan pipa tekanan tinggi. Bahan bakar
ditekan oleh plunyer dengan tekanan tinggi. Pada saat plunyer
berada dititik mati bawah bahan bakar mengalir ke dalam silinder
melalui lubang pintu pemasukkan ke ruangan penyalur pada
bagian atas plunyer. Pada saat plunyer bergerak ke atas, apabila
permukaan dari plunyer bagian atas bertemu dengan bibir atas
pintu pemasukkan, bahan bakar mulai mengalir dengan suatu
tekanan. Pada saat plunyer bergerak ke atas lagi, bahan bakar di
dalam ruang pengantar mendorong katup pelepas dan keluar
melalui pipa tekanan tinggi ke pengabut.
f. Pipa Bahan Bakar Tekanan Tinggi
Pipa pengabut bahan bakar tekanan tinggi adalah pipa yang
menghubungkan pompa penekan bahan bakar dengan pengabut. Pipa
tersebut harus tahan terhadap tekanan tinggi karena itu pipa tersebut
biasanya terbuat dari baja, berdinding tebal dan dibuat dengan
diameter luar 6 mm dan diameter dalam 1.6 mm (Arismunandar,W
dan Koichi Tsuda, 2004).
g. Governor
Governor adalah pesawat yang bertugas mengubah jumlah
pemberian bahan bakar, agar putaran (poros motor) tetap pada angka
23
yang telah ditentukan. Walaupun beban luar berubah, alat tersebut
mengatur setiap saat (cepat, teliti dan otomatis). Apabila kecepatan
motor naik maka governor segera menggerakkan penakar bahan bakar
sedemikian rupa hingga pemberian bahan bakar yang disemprotkan
kedalam silinder berkurang. Dan sebaliknya bila kecepatan motor
turun maka governor segera mereduksi pemberian bahan bakar ke
dalam silinder (Arismunandar,W dan Koichi Tsuda, 2004).
Menurut Maleev, 1995 menyatakan bahwa fungsi utama
governor motor diesel diklasifikasikan sebagai berikut :
a) Pengatur kecepatan konstan, yakni untuk mempertahankan motor
agar sama atau hampir sama tanpa beban sampai beban penuh.
b) Pengatur kecepatan variabel, yakni untuk mempertahankan
kecepatan motor yang diinginkan dari kecepatan tanpa kerja
sampai kecepatan maksimum tanpa tergantung perubahan beban,
kecepatan sendiri diatur dengan tangan.
c) Pengatur pembatas kecepatan, yakni untuk mengendalikan motor
minimum dan untuk membatasi kecepatan maksimumnya atau
untuk kecepatan minimumnya saja.
d) Pengatur pembatas beban, yakni untuk membatasi beban yang
dapat di ambil oleh motor pada setiap kecepatan.
24
Gambar 2.13 Governor sentrifugal (bandul)
Sumber: http://eboy 71. Word press.com
h. Pengabut (Injector)
Menurut Karyanto, 2002 bahwa pengabut (injector) adalah
suatu alat yang gunanya untuk mengabutkan bahan bakar dalam
bentuk kabut yang sifatnya mudah tebakar pada ruang bakar motor.
Jadi tugas dari pengabut, untuk mengabutkan atau menyebarkan
bahan bakar dalam bentuk butiran-butiran halus dan terbagi rata pada
kecepatan tinggi ke dalam ruang bakar. Pengabutan itu diberikan
kepada udara yang terdapat dalam ruang bakar pada akhir langkah
kompresi, dihasilkan campuran yang heterogen antara udara dan
bahan bakar. Pengabut akan bekerja pada saat tertentu sewaktu pompa
bahan bakar memompakan bahan bakar dengan tekanan 250-300
kg/cm2. Bahan bakar akan mengalir melalui lubang-lubang kecil pada
nozzle dan akan menekan jarum melalui sel-sel jarum
tersebut. Dengan adanya penekanan jarum ini maka lubang aliran
bahan bakar pada silinder akan terbuka dan bahan bakar bertekanan
tinggi akan masuk ke dalam silinder motor.
25
Gambar 2.14 Pengabut (Injector)
Sumber: Karyanto E, 1986, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta
Cara kerja pengabut:
Injection nozzle terdiri nozzle body dan needle dan berfungsi
untuk mengabutkan bahan bakar.Antara nozzle body dan needle
dikerjakan dengan presisi dengan toleransi 1/1000 mm karena itu
kedua komponen itu apabila perlu diganti harus diganti secara
bersama.
Pada pengabut terdapat sebuah katup jarum, dimana ujung
bawahnya terdiri atas dua bidang kerucut. Kerucut yang pertama
menetap pada dudukannya, sedangkan yang kedua menerima tekanan
dari bahan bakar. Jika gaya yang ditimbulkan bahan bakar melebihi
gaya pegas, maka katup akan terangkat ke atas sehingga membuka
lubang pengabut (Arismunandar, W dan Koichi Tsuda, 2004).
26
3. Pengertian Bahan Bakar dan Jenis-Jenisnya di Dalam Kapal
Defenisi bahan bakar diesel produk hasil industri migas terdiri dari
berbagai macam jenis dengan karakteristik dan sifat yang berbeda-beda,
salah satunya adalah fraksi diesel.
Solar adalah salah satu jenis bahan bakar yang dihasilkan dari
proses pengolahan minyak bumi, pada dasarnya minyak mentah
dipisahkan fraksi-fraksinya pada proses destilasi sehingga dihasilkan
fraksi solar dengan titik didih 250°C sampai 300°C. Kualitas solar
dinyatakan dengan bilangan cetane (pada bensin disebut oktan), yaitu
bilangan yang menunjukkan kemampuan solar mengalami pembakaran di
dalam mesin serta kemampuan mengontrol jumlah ketukan (knocking),
semakin tinggi bilangan cetane pada solar maka kualitas solar akan
semakin bagus.
a. Karakteristik Bahan Bakar
Sebagai bahan bakar, tentunya solar memiliki karakteristik
tertentu sama halnya dengan jenis bahan bakar lainnya. berikut
karakteristik yang dimiliki fraksi solar :
1) Tidak berwarna atau terkadang berwarna kekuning-kuningan dan
berbau.
2) Tidak akan menguap pada temperatur normal.
3) Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan bensin dan kerosen.
4) Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40°C sampai 100°C.
5) Terbakar spontan pada temperatur 300°C.
27
6) Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.
Pada umumnya solar digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermesin diesel ataupun mesin dalam kapal. Agar
menghasilkan pembakaran yang baik, solar memiliki syarat-syarat
agar memenuhi standar yang telah ditentukan. Berikut persyaratan
yang menentukan kualitas solar:
a) Mudah terbakar.
b) Tidak mudah mengalami pembekuan pada suhu yang dingin.
c) Memiliki sifat anti knocking dan membuat mesin bekerja dengan
lembut.
d) Solar memiliki kekentalan yang memadai agar dapat disemprotkan
oleh injector ke dalam mesin.
e) Tetap stabil atau tidak mengalami perubahan struktur, bentuk dan
warna dalam proses penyimpanan.
f) Memiliki kandungan sulfur sekecil mungkin, agar tidak berdampak
buruk bagi mesin kendaraan serta tidak menimbulkan polusi.
b. Jenis-jenis Bahan Bakar Diesel
Dalam dunia perkapalan (Maritime) klasifikasi bahan bakar
Sebagai berikut:
- MGO (Marine gasoil)
- MDO (Marine diesel oil)
- IFO (Intermediate fuel oil)
- MFO (Medium fuel oil)
- HFO (Heavy fuel oil)
28
Bahan bakar diesel dapat digolongkan dalam berbagai macam
jenis yang dibedakan oleh kekentalan, jumlah cetane dan sebagainya.
Tetapi walaupun memiliki perbedaan, struktur utama pada bahan
bakar diesel tersebut tidak memiliki perbedaan. berikut adalah jenis-
jenisnya:
1) High Speed Diesel (HSD)
HSD merupakan bahan bakar jenis solar yang digunakan
untuk mesin diesel yang memiliki performa untuk jumlah cetane
45. Umumnya mesin yang menggunakan bahan bahar HSD
merupaka mesin yang menggunakan sistem injeksi pompa dan
elektronik injeksi. Jadi pada dasarnya bahan bakar ini
diperuntuhkan untuk kendaraan bermotor dan bahan bakar
peralatan industri.
2) Marine Fuel Oil (MFO)
MFO dihasilkan dari proses pengolahan minyak berat
(residu) sehingga memiliki kekentalan yang lebih tinggi. Jenis ini
sering dugunakan sebagai bahan bakar langsung pada sektor
industri untuk mesin-mesin diesel yang memiliki kecepatan yang
rendah. Kandungan yang terdapat pada Marine Fuel Oil yaitu:
- Residu karbon
- Kandungan belerang
- Kadar abu hasil pembakaran (carbon)
- Air dan endapan
- Kandungan sulfur
29
3) Minyak Bakar
Memiliki sifat dan bentuk yang tidak berbeda jauh dengan
MFO, tetapi biasanaya digunakan sebagai bahan bakar langsung
untuk menghasilkan panas, contohnya saja sebagai bahan bakar
furnace pada proses pemanasan minyak mentah.
4) Industrial Diesel Oil (IDO)
IDO dihasilkan dari proses penyulingan minyak mentah
pada temperatur rendah, biasanya jenis ini memiliki kandungan
sulfur yang tergolong rendah sehingga dapat diterima oleh
Medium Speed Diesel Engine.
5) Bio Diesel
Bahan bakar biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang
cukup baik sebagai pengganti solar yang berasal dari fraksi
minyak bumi, hal ini disebabkan karena biodiesel merupakan
sumber energi yang dapat diperbaharui karena berasal dari minyak
nabati dan hewani walaupun secara kimia, susunan biodiesel
terdiri dari campuran mono-alkyl ester dan rantai panjang asam
lemak, Biodiesel merupakan bahan bakar yang tidak memiliki
kandungan berbahaya bila terlepas ke udara, karena sangat mudah
untuk terurai secara alami. Dalam proses pembakarannya, bahan
bakar jenis ini hanya menghasilkan karbon monoksida serta
hidrokarbon yang relatif rendah sehingga cukup aman bagi
lingkungan sekitar, hal ini lah yang membuat biodiesel memenuhi
persyaratan sebagai bahan bakar.
30
6) Diesel Performa Tinggi
Bahan bakar ini merupakan bahan bakar yang memiliki
kualitas lebih tinggi jika dibandingkan dengan jenis bahan bakar
yang berasal dari petroleum lainnya. Jenis bahan bakar telah
mengalami proses peningkatan kualitas dari segi cetane number
serta pengurangan kandungan sulfur sehingga lebih di anjurkan
bagi mesin diesel sistem injeksi commonrail, untuk lebih jelasnya,
sistem injeksi commonrail adalah sebuah tube bercabang yang
terdapat di dalam mesin dengan katup injektor yang dikendalikan
oleh komputer dimana masing-masing tube tersebut terdiri dari
nozzle mekanis dan plunger yang dikedalikan oleh selenoid serta
actuator piezoelectric. Pada solar jenis ini memiliki jumlah
bilangan cetane 53 serta kandungan sulfur dibawah 300 ppm
sehingga digolongkan sebagai diesel modern yang memiliki
standar gas buang EURO 2.
c. Sifat bahan bakar Marine Fuel Oil
Sifat berikut yang mempengaruhi prestasi dan keandalan dari
Marine Fuel Oil yang digunakan mesin diesel :
- Tidak mudah mengguap pada temperatur tinggi
- Memiliki viskositas yang sesuai
- Memiliki titik nyala diatas 100oC
- Mutu penyalaan yang stabil pada temperatur 300oC
- Safety yaitu bahan bakar MFO stabil pada temperatur tinggi, tidak
mudah membeku pada temperatur dingin dan tidak mengalami
31
perubahan bentuk, warna dalam proses penyimpanan. Memiliki sifat
anti knocking.
Untuk mesin diesel dalam skala kecil dibutuhkan penguapan
bahan bakar yang tinggi dari mesin diesel besar agar didapatkan
penggunaan bahan bakar yang lebih hemat, suhu buang rendah, dan asap
minimum.
Residu karbon adalah karbon yangg tertinggal setelah penguapan
dan pembakaran habis suatu bahan yang diuapkan dari minyak, ini
menunjukkan kecenderungan bahan bakar untuk membentuk endapan
karbon pada bagian mesin (torak) diperbolehkan residu karbon sebesar
0,1 %.
Viskositas suatu bahan bakar dinyatakan oleh volume tertentu dari
bahan bakar untuk mengalirkan melalui lubang diameter tertentu, makin
rendah jumlah detiknya makin rendah viskositasnya. Alat untuk
mengukur viskositas bahan bakar adalah viskosimeter saybolt. Dalam
sistem bahan bakar terbakar bersama minyak dan menghasilkan gas yang
sangat korosif yang diembunkan oleh dinding silinder yang didinginkan,
terutama kalau mesin beroperasi dengan beban rendah dan suhu silinder
menurun.
Korosi yang sering disebabkan oleh gas belerang sering didapati
dalam sistem buang dari mesin diesel. Berbagai spesifikasi tidak
mengijinkan kandungan belerang lebih dari 0,5-1,5%, titik nyala pada
temperatur yang paling rendah yang harus di capai dalam pemanasan
32
bahan bakar untuk menimbulkan uap yang dapat terdapat dalam jumlah
yang cukup untuk menyala atau terbakar sesaat.
Titik nyala minimum untuk bahan bakar diesel sekitar 150 derajat
fahrenhet. Mutu penyalaan adalah sifat dari bahan bakar diesel yang
penting, terutama pada mesin diesel putaran tinggi sangat menentukan
mudahnya penyalaan dan start mesin dingin. Jenis pembakaran yang di
peroleh dari bahan bakar dengan mutu penyalaan yang baik akan
memberikan mutu operasi yang lebih halus, mutu pelayanan diukur
dengan indek yang disebut angka cetane.
4. Pengertian dan Cara Kerja serta Jenis –Jenis pembersihan pada FO
Purifier
Menurut Jackson dan Marton (1977), pengertian Fuel Oil Purifier
adalah suatu pesawat bantu yang digunakan untuk pemisahan dua cairan
yang berbeda berdasarkan berat jenisnya. Sedangkan menurut
Sarifuddin Rowa (2002), Fuel Oil Purifier adalah suatu pesawat bantu
yang berfungsi memisahkan minyak dari lumpur dan kotoran lainnya
berdasarkan gaya sentrifugal. Di kapal, Fuel Oil Purifier berfungsi untuk
membersihkan bahan bakar dari kotoran cair maupun padat (lumpur)
sehingga kerusakan pada mesin akibat penggunaan bahan bakar yang
tidak bersih dapat dikurangi.
Pada setiap Mesin Induk pada kapal yang menggunakan bahan
bakar MFO sebagai sumber tenaga, pada Mesin Induk untuk mencegah
kerusakan akibat pemakaian bahan bakar yang tidak sesuai, maka
perawatan sistem bahan bakar perlu diperhatikan dan dijaga kemurnian
bahan bakar.
33
Maksud diadakan perawatan tersebut agar bahan bakar dalam
pemakaian tidak mempengaruhi daya kerja dari Mesin Induk dalam
proses pembakaran. Untuk menghindari terjadinya suatu masalah pada
Mesin Induk dan Mesin Bantu lainnya yang membutuhkan bahan bakar,
maka diadakan suatu sistem pembersihan bahan bakar yang dimulai dari
bahan bakar berada dalam tangki dasar berganda (Double Bottom),
pengendapan dalam setling dan service tank. Pada Fuel Oil Purifier
pembersihan dilakukan dengan sistem gerak putar (Sentrifugal), jika
tenaga sentrifugal diputar beberapa ribu kali putaran dalam waktu tertentu
maka tenaganya akan lebih dari gaya gravitasi dan statis.
Gambar 2.15 Fuel Oil Purifier
Sumber: http://id.answers.yahoo.com/question/index
34
a. Prinsip Kerja Fuel Oil Purifier
1) Menurut Maanen (1983), prinsip kerja Purifier adalah memisahkan
minyak dari air, lumpur dan kotoran lainnya dengan gaya
sentrifugal berdasarkan berat jenisnya sehingga partikel yang
mempunyai berat jenis yang lebih besar akan berada jauh
meninggalkan porosnya, sedangkan partikel yang mempunyai
berat jenis lebih kecil akan selalu berada mendekati porosnya :
- Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang
dengan cara di Blow-Up.
- Gerakan pembuangan lumpur dilakukan dalam suatu waktu yang
singkat dengan pembersihan yang tinggi.
2) Putaran elektro motor mempunyai satuan RPM yang berarti
Rotation Perminute. Pada induksi motor terdapat yang
namanya pole atau kutub, jumlah kutub-kutub menentukan
besarnya putaran motor. Semakin banyak kutub maka putaran
motor akan semakin rendah begitupun sebaliknya. Namun dalam
hal ini jumlah kutub yang ada pada motor umumnya 2 pole.
Besarnya putaran motor ditentukan juga oleh frekuensi tegangan
jala-jala.
3) Daya Elektromotor
Daya Elektromotor dalam fisika adalah laju energi yang
dihantarkan atau kerja yang dilakukan persatuan waktu.
35
b. Cara Kerja Fuel Oil Purifier
Gambar 2.16 Cara Kerja Fuel Oil Purifier
Sumber: https://eboy71.wordpress.com
Cara kerja Purifier sangat identik dengan gaya berat yang
dalam prosesnya didukung oleh gaya sentrifugal sehingga proses
pemisahannya sangat cepat. Percepatan gaya sentrifugal besarnya
antara 6000-7000 kali lebih besar dari pengendapan gravitasi statis.
c. Prinsip Pemisahan Minyak Pada FO Purifier
Menurut Sarifuddin Rowa (2002, hal 32), bahwa prinsip
pembersihan minyak terdiri dari beberapa jenis, hal ini disebabkan
karena perbedaan berat jenis (BJ) zat cair tersebut. Beberapa bentuk
metode pembersihan yang sering dipakai di atas kapal, yaitu :
1) Metode Gaya Gravitasi
Metode gaya gravitasi adalah cara pembersihan minyak
dengan menggunakan gaya berat, yaitu bahan bakar dari tangki
dasar berganda dialirkan ke tangki penyimpanan bahan bakar
dalam waktu tertentu untuk mengendapkan air dan lumpur yang
dikandung oleh bahan bakar.
36
2) Metode Pembersihan Sentrifugal
Metode pemisah kotoran yang lazim disebut Fuel Oil
Purifier (FO Purifier) yaitu pemisahan dengan putaran untuk
melakukan pemisahan antara bahan bakar dari kotoran dan lumpur
yang akan mengendap dibidang sentrifugal sehingga lumpur
ataupun kotoran yang menggendap akan dibuang dengan cara
diblow up.
Jika pemisahan dengan gaya sentrifugal bekerja sesuai
dengan putarannya yaitu 1500-1900 rpm (putaran permenit), maka
pemisahan dan pembersihannya jauh lebih besar dari pada
pengendapan gravitasi bumi. Dengan menggunakan gaya
sentrifugal, yang dihasilkan dengan putaran cepat, dimana gaya
gravitasi digantikan dengan gaya sentifugal akan menghasilkan
gaya pemisahan ribuan kali lebih besar.
Keuntungan-keuntungan FO Purifier jenis pembersihan
sentrifugal adalah:
- Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang
dengan cara diblow down.
- Gerakan pembuangan lumpur dilakukan dalam suatu waktu yang
singkat dengan pembersih yang tinggi.
- Proses pembersihan jauh lebih efisien dan ekonomis dibanding
dengan metode gravitasi.
37
3) Metode Filter (Saringan)
Untuk pembersihan bahan bakar dengan pemakaian
saringan dibagi dalam dua kali penyaringan. Ini dimaksudkan agar
dapat memperoleh hasil yang maksimal, untuk setiap saringan
dipergunakan untuk menyaring bagian kotoran yang besar
sedangkan saringan (super filter) dipergunakan untuk menyaring
bagian kotoran yang kecil.
4) Prinsip dasar hidrolika
Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika (hydro
mechanics) yang berhubungan dengan air yang mana bertujuan
untuk mengetahui perubahan terhadap tempat dan waktu, yang
langsung berkaitan dengan viscositas cairan dan gaya gravitasi.
d. Jenis – Jenis pembersihan pada F.O Purifier
1) Pembersihan jenis Disc Bowl
Pada gambar nampak rumah dimna nampak Bowl (4)
sedangkan Disc berada di dalamnya, sementara kelengkapan
bagian luar dapat dilihat seperti electromotor (6), pompa roda
gigi (3) dan roda gigi pemindah putaran (1). Jika minyak
mengalir dalam suatu kondisi lurus (horisontal) di antara dua
buah plat dan maksimum pada saat ia berada di tengah antara
plat-plat.
38
Gambar 2.17 skematik sentrifuse jenis Disc Bowl
http:// kapal-kapal cargobogspot.com/2011/03/oil-purifier-
kapal.html
Pada Gambar dapat kita lihat suatu variasi kecepatan alira
tersebut. Minyak mengalir antara dua Disc di dalam sentrifuse
yang karena putarannya, terjadi 2 buah gaya yaitu gaya ke atas
dan gaya keluar. Dengan adanya kedua gaya tersebut, partikel
juga mengikuti gaya-gaya tersebut. Besarnya gaya tergantung
dari masa partikel, kecepatan dan radius dimana partikel berada.
39
Mengacu pada gambar, terlihat bahwa setiap partikel akan
mengalirke atas merayap di bagianbawah Disc dan masuk ke
daerah kecepatan nol dan kemudian ia bergeerak (karena gaya
sentrifugal) ke dalam ruang lumpur dalam Bowl.
2) Pembersihan Jenis Tubular
Potongan melintang dari pemurni sentrifugal tipe Tubular
di tunjukkan pada Gambar 2.19. Jenis pembersih ini pada
dasarnya terdiri dari rotor berlubang atau mangkuk yang berputar
dengan kecepatan tinggi. Rotor memiliki lubang di bagian bawah
utuk memungkinkan bahan bakar kotor masuk. Ini juga memiliki
dua set bukaan di bagian atas untuk memungkinkan bahan bakar
dan air mengalir. Mangkuk, atau rotor berlubang, dari pemurni
dihubungkan oleh unit kopling ke poros. Spindel di tangguhkan
dari rakitan bantalan bola. Mangkuk ini dingerakan oleh sabuk
oleh motor listrik yang dipasang pada bingkai alat pembersih.
Ujung bawah mangkuk memanjang menjadi bushing
pemandu yang di pasang secara fleksibel. Perakitan menahan
gerakan bagian bawah mangkuk, tetapi juga memungkinkan
gerakan mangkuk yang cukup untuk memusatkan dirinya sendiri
selama operasi. Didalam mengkuk adalah perangkat yang terdiri
dari tiga piring datar yang berjarak ssama secara radial. Perangkat
ini biasa disebut sebagai PERANGKAP TIGA SAYAP, atau
40
Gambar 2.18.-Aliran bahan bakar melalui pembersih jenis
cakram (DeLaval). http://www.tpub.com/engine3/en3_files/image254.jpg
Gambar 2.19.-Aliran bahan bakar melalui pemurni tipe
tubular (Sharples).
http://www.tpub.com/engine3/en3 files/image256.jpg
41
hanya sayap tiga. Tiga sayap berputar dengan mangkuk dan
memaksa cairan dalam mangkuk berputar dengan kecepatan yang
sama seperti mangkuk. Cairan yang akan disentrifugasi
dimasukkan, di bawah tekanan, ke bagian bawah mangkuk
melalui nosel umpan. Setelah mangkuk diberi air, pemisahan
pada dasarnya sama dengan pemurni jenis cakram. Gaya
sentrifugal menyebabkan bahan bakar bersih untuk mengambil
posisi terdalam (gravitasi spesifik terendah) dan semakin tinggi
kepadatan air dan kotoran dipaksa keluar ke arah sisi mangkuk.
Bahan bakar dan air dikeluarkan dari bukaan terpisah di bagian
atas mangkuk. Lokasi antarmuka bahan bakar-air dalam mangkuk
ditentukan oleh ukuran cincin logam yang disebut RING DAM,
atau oleh pengaturan sekrup pelepasan. Ring dam atau sekrup
pelepasan juga terletak di bagian atas mangkuk. Setiap
kontaminasi padat yang dipisahkan dari cairan tetap berada di
dalam mangkuk di sekitar permukaan bagian dalam. Instruksi
khusus untuk pengoperasian purifier harus diperoleh dari manual
teknis NAVSEA yang disediakan bersama unit. Informasi umum
berikut berlaku untuk operasi dasar pemurnian dalam layanan
angkatan laut. Ketika pembersih dioperasikan sebagai pemisah,
mangkuk harus disiapkan dengan air segar sebelum bahan bakar
dimasukkan ke pembersih. Air menyegel mangkuk, dan mangkuk
berputar menciptakan keseimbangan awal lapisan cairan sesuai
42
dengan gravitasi spesifik. Jika mangkuk tidak disiapkan, bahan
bakar akan hilang melalui port pembuangan air.
Waktu yang diperlukan untuk pemurnian dan pengeluaran
purifier tergantung pada banyak faktor. Dua faktor penting adalah
ukuran partikel sedimen dan suhu bahan bakar kotor yang masuk.
Agar pemurni dapat beroperasi pada kapasitas terukurnya dalam
galon per jam, bahan bakar harus dipanaskan hingga suhu yang
ditentukan. Dengan cara ini, viskositas bahan bakar berkurang.
(Bahan bakar menjadi lebih tipis.) Viskositas yang lebih rendah
melakukan dua hal: (1) itu menurunkan gravitasi spesifik, dan (2)
itu memungkinkan bahan bakar lebih mudah untuk melepaskan
air yang mungkin dipercayakan.
Viskositas bahan bakar sangat menentukan lamanya waktu
yang dibutuhkan untuk pemurnian. Semakin banyak bahan bakar
kental, semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bahan bakar
mengalami gaya sentrifugal. Dengan kata lain, mengurangi
viskositas bahan bakar dengan memanaskan akan mempercepat
proses pemurnian dan akan meningkatkan kapasitas pemurni.
Untuk mencapai suhu yang lebih tinggi, bahan bakar harus
melewati pemanas. Dengan cara ini, bahan bakar akan mencapai
suhu yang tepat dalam pemanas sebelum memasuki mangkuk
pemurni.
43
5. Nama-Nama Komponen FO Purifier dan Fungsinya
Menurut instruction manual book SJ – 20 T hal 2-1, menyebutkan
bahwa komponen dari Purifier adalah sebagai berikut :
a. Komponen luar Purifier :
1) Operating Water Tank
Berfungsi sebagai tempat penampungan untuk air pengoperasian.
2) Ball Valve (for opening bowl)
Berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air
pengoperasian high pressure (tekanan tinggi) untuk
membuka bowl.
3) Globe Valve (for closing bowl)
Glovevalve berfungsi sebagai katup untuk mengalirkan air
pengoperasian low pressure (tekanan rendah) untuk
penutupan bowl.
4) Feed Valve (flow control valve)
Flow control valve berfungsi sebagai alat control kecepatan aliran
minyak selama pengoperasian Purifier berlangsung.
5) Solenoid Valve For Water (for operating water tank)
Berfungsi untuk membuka katup aliran air pengoperasian
ke dalam operating water tank (tanki air pengoperasian), apabila
mendapat sinyal dari dalam tangki bahwa level air di dalam tangki
berkurang.
6) Electromotor
Electromotor berfungsi untuk memutar shaft pada FO Purifier
44
7) Thermometer
Berfungsi untuk mandeteksi temperatur bahan bakar yang masuk
ke dalam Purifier selama pengoperasian FO Purifier berlangsung.
8) Gear Pump
Berfungsi untuk menyuplai bahan bakar dari settling tank ke
dalam FO Purifier untuk dipisahkan dari air dan kotoran lainnya.
9) Safety Joint
Merupakan bagian FO Purifier yang akan menghubungkan
secara otomatis tenaga dari motor ke gear pump ketika FO
Purifier dioperasikan.
10) Butterfly Valve
Berfungsi untuk membuka dan menutup aliran sludge menuju
ke sludge tank.
11) Purified Oil Outlet Valve
Berfungsi sebagai katup saluran keluar bahan bakar yang sudah
dibersihkan di dalam FO Purifier.
12) Dirty Oil Inlet Valve
Dirty oil inlet valve berfungsi untuk membuka katup aliran bahan
bakar dari settling tank masuk ke dalam FO Purifier.
13) By–Pass Valve
By–Pass Valve berfungsi sebagai saluran balik bahan bakar
dari gear pump ke settling tank.
45
14) Circulation Line Valve
Circulation Line Valve berfungsi sebagai katup aliran balik bahan
bakar pada saat bahan bakar disirkulasikan.
15) Heater
Berfungsi untuk memanaskan bahan bakar sebelum masuk ke
dalam FO Purifier.
16) Reducing Valve
Reducing valve berfungsi untuk menyuplai dan mereduksi air
pengoperasian tekanan tinggi untuk menutup bowl.
17) Sistem Pemipaan
Sistem pemipaan pada FO Purifier meliputi: pipa sludge, pipa air
tawar, pipa ke service tank.
18) Manometer
Manometer berfungsi untuk mengetahui tekanan pada bahan bakar
yang masuk dan keluar FO Purifier.
b. Komponen dalam FO Purifier :
1) Disc
Disc adalah komponen dalam FO Purifier yang berfungsi untuk
menahan aliran minyak yang akan dibersihkan secara perlahan-
lahan hingga akhirnya minyak keluar menuju ke tangki harian.
2) Bowl Hood
Berfungsi sebagai tempat diletakkannya disc-disc yang merupakan
tempat terjadinya proses pembersihan bahan bakar.
3) Bowl Body
Berfungsi sebagai tempat dudukan bowl hood FO Purifier.
46
4) Bowl Nut
Berfungsi untuk mengunci atau menahan bowl hood agar tidak
terlepas dari dudukannya.
5) Main Seal Ring
Main seal ring berfungsi sebagai pelapis atau penyekat
antara main cylinder dan bowl hood agar minyak tidak terbuang
ke sludge tank pada saat Purifier sedang beroperasi.
6) Distributor
Berfungsi sebagai tempat saluran masuk bahan bakar kotor yang
akan dibersihkan dan berfungsi membagi bahan bakar ke tiap-tiap
bagian bowl bisc melalui lubang distributor.
7) Main Cylinder
Main cylinder berfungsi sebagai komponen dalam Purifier yang
berfungsi sebagai tempat saluran masuk bahan bakar kotor yang
akan dibersihkan.
8) Pilot Valve
Pilot valve berfungsi untuk membuka katup saluran air
pembuangan menuju sludge tank.
9) Drain Nozzle pada Bowl Body
Berfungsi untuk mengeluarkan air pengisian untuk
mengangkat main cylinder (low pressure) pada saat air
pengisian (high pressure) masuk dan membuka pilot valve.
10) Sludge Space
Adalah ruang tempat dimana kotoran-kotoran terkumpul.
47
11) Operation Slide
Berfungsi sebagai tempat dudukan springs dan drain valve
plug yang terletak di dalam bowl body.
12) Gravity Disc
Gravity disc adalah sebuah cincin yang dipasang dalam Purifier
untuk menghindari agar bahan bakar dan air tidak bersatu kembali
pada saat bahan bakar dan air keluar.
13) Bowl Disc
Piringan-piringan yang berfungsi sebagai pemisah minyak, air dan
kotoran menurut struktur dan susunan dari mangkok tersebut.
14) Sliding Bowl Bottom
Berfungsi untuk membuka kemudian membuang kotoran-kotoran
yang ada di dalam bowl lewat sludge port.
15) Sludge Port
Berfungsi untuk membuang kotoran-kotoran melalui lubang
pembuangan ke sludge tank.
16) Drain Valve Tank
Berfungsi untuk membuka dan menutup drain chanel.
17) Drain Chanel
Berfungsi sebagai saluran pembuangan pada closing water.
18) Oil Paring Chamber
Berfungsi untuk memompa bahan bakar yang naik
melalui level ring dan keluar ke pipa outlet.
48
19) Water Paring Chamber
Berfungsi untuk memompa air yang naik melalui sisi
disamping top disc keluar sludge tank.
20) Spiral Gear
Berfungsi untuk menghubungkan dengan putaran
antara horizontal shaft dan vertical shaft.
21) Shaft
Shaft disini ada dua buah yaitu shaft horizontal dan shaft
vertikal sebagai penghubung antara putaran dari motor bowl.
6. Perawatan Fuel Oil Purifier
a. Prosedur – prosedur Pengoperasian dan Penghentian Fuel Oil Purifier.
Cara Pengoperasian dan Penghentian Fuel Oil Purifier, yaitu :
1) Prosedur Pembilasan
- Jalankan Purifier sampai putaran pada bowl menjadi normal
- Bowl dalam keadaan kosong dan terbuka
- Selanjutnya buka operating water valve untuk menutup bowl
- Buka displacement water selenoid valve untuk flashing
- Biarkan berputar selama 5 menit
- Kemudian lakukan flashing dengan membuka operating water
valve.
2) Uji Layak Jalan
Tujuan diadakannya uji layak jalan yaitu untuk mengetahui
apakah FO Purifier tersebut dapat beroprasi dengan normal.
49
3) Uji Jalan Sentrifugal
Tujuannya untuk mengetahui apakah putaran pada bowl sudah
normal (1500-1900 rpm).
b. Pengoprasian Secara Manual
1) Menurut Suparwo (2003 Hal, 39), pengopersian FO Purifier secara
manual yaitu:
Setelah pemanasan bahan bakar telah mencapai temperature yang
dikehendaki dan saluran bahan bakar menuju ke tangki harian
telah terbuka, maka tekan tombol “ON” pada FO Purifier, apabila
putaran bowl sudah mencapai putaran normal, maka isi air lewat
corong air yang berada di atas cover, air akan masuk ke dalam
saluran distributor yang selanjutnya melewati lubang masuk di
kaki distributor, air akan terlempar keluar menempel di dinding
bowl, maksud pengisian air adalah untuk membuat water
seal yang dapat menahan bahan bakar terbuang ke saluran air. Cek
saluran air, apakah kelebihan air sudah mengalir keluar, kalau
sudah keluar, berarti water dam ring atau water seal telah terbuka.
Bila sistem air tawar sudah bekerja dengan baik maka buka kran
bahan bakar untuk di alirkan ke dalam FO Purifier. Adakan
pengecekan terhadap proses purifikasi, bila bahan bakar keluar
melalui pipa keluar bahan bakar maka proses pemisahan telah
berjalan normal, tetapi bila terdapat kelainan, stop FO Purifier dan
lakukan pengecekan terhadap komponen-komponennya yang
dapat mengakibatkan purifikasi tidak berjalan dengan normal.
50
2) Proedur Untuk Menghentikan Purifier:
- Tutup kran pemanas minyak.
- Tutup kran masuk dan keluar bahan bakar pada Purifier.
- Adakan Blow-Down dengan menggunakan air tawar untuk
proses pembilasan.
- Tekan tombol Stop pada panel untuk menghentikan
pengoperasian Purifier.
- Setelah motor stop, maka tutup kran pembuangan ke sludge tank.
c. Pengoprasian secara otomatis
1) Menurut instruction manual book SJ – 20 T, prosedur untuk
pengoperasian FO Purifier secara otomatis yaitu,
Prosedur Menjalankan :
- Sebelum menjalankan FO Purifier, pastikan bahwa valve dalam
keadaan terbuka penuh.
- Jalankan pemanas bahan bakar.
- Tekan tombol start pada automatic control panel.
Pada saat pertama start, karena beban untuk berputar agak berat,
maka penunjukan jarum ampere antara 9-10 ampere. Tetapi bila
putaran motor sudah normal maka penunjukan jarum ampere
akan bergerak turun hingga mencapai sekitar 5 ampere.
- Setelah putaran motor sudah normal, maka adakan pengaturan
waktu untuk proses blow-up-
51
- Setelah memestikan FO Purifier jalan dengan normal, lakukan
penyetelan pada katup by pass dan kemudian lakukan
pengaturan tekanan bahan bakar masuk dan keluar Purifier.
2) Prosedur menghentikan
- Tutup kran pemanas minyak (oil heater).
- Tekan tombol auto-stop pada panel program control.
- Secara otomatis akan memblow-up sendiri dan menghentikan
pengoperasian Purifier. Setelah lampu merah pada panel
menyala menandakan bahwa Purifier sudah selesai dalam
pengoperasian dan aman untuk menurunkan saklarnya. Tutup
kran masuk dan keluar bahan bakar dan juga kran yang menuju
ke sludge tank.
d. Perawatan Ditinjau dari Segi Manajemen :
Berkembangnya suatu perusahaan pelayaran sangat tergantung
pada kelancaran dan pengoperasian kapal-kapalnya. Salah satu tujuan
dari perusahaan pelayaran adalah memperoleh keuntungan yang
sebesar-besarnya, keuntungan perusahaan akan bertambah bila
pendapatan meningkat dan biaya operasi kapal dapat diminimalkan.
Demikian juga yang harus dilakukan pada FO Purifier ini agar
sistem instalasi bahan bakar pada motor induk tidak terganggu akibat
bahan bakar tercampur kotoran dan air sehingga dapat mengganggu
kelancaran operasi kapal yang pada akhirnya akan merugikan
perusahaan maka FO Purifier harus dirawat secara baik dan
berencana sesuai dengan metode manajemen. Untung ruginya suatu
52
perusahaan pelayaran sangat dipengaruhi pada perawatan kapal
tersebut sedangkan perawatan ddtinjau dari sudut manajemen
mencakup:
1) Planning (perencanaan)
Sebelum memulai suatu manajemen perawatan dalam hal
ini perawatan pada Purifier terlebih dahulu dibuat suatu rencana
yang sesuai dengan buku petunjuk yang diberikan oleh pabrik
pembuat.
Maksud dari rencana perawatan diatas adalah perawatan
yang meliputi pembersihan saringan secara rutin dan pengeluaran
sisa-sisa kotoran setelah proses penyaringan akan mengendap
pada piring-piringnya.
Apabila FO Purifier tersebut telah melampaui batas kerja
(3000 jam) sesuai yang disyaratkan maka akan segera diadakan
overhoul untuk pembersihan FO Purifier, karena kotoran-kotoran
yang menempel harus dikeluarkan kemudian dibersihkan dengan
menggunakan sekrap minyak solar.
2) Organizing (pengorganisasian)
Pengorganisasian adalah merupakan pembagian tugas yang
akan dilaksanakan yaitu menyangkut perawatan yang telah
disusun sehingga rencana perwatan tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik dan teratur, Jadi masisnis yang ditunjuk harus
menyusun rencana kerja perwatan sesuai dengan buku petunjuk
dan pengadaan suku cadang dari FO Purifier tersebut.
53
Agar rencana kerja perawatan FO Purifier ini tidak
bebenturan dengan perawatan mesin yang lain maka masinis yang
ditunjuk harus berkonsultasi dengan kepala kerja dalam hal ini
Masinis I.
3) Actuating (pelaksanaan)
Setelah rencana perawatan telah diorganisasikan atau
disusun dengan baik, maka penanggung jawab pada perawatan FO
Purifier dalam hal ini Masinis yang ditunjuk dapat melaksanakan
pengorganisasian rencana perawatan tersebut, termasuk
penggantian suku cadang yang aus, robek dan rusak.
4) Contolling (pengawasan)
Pengawasan ini sangat penting pada perawatan dilihat dari
segi manajemen, karena dengan pengawasan dapat dilihat sumber
daya manusia yang berkualitas dan loyal terhadap perusahaan.
Pengawasan pada setiap pekerjaan yang telah dilaksanakan,
karena pengawasan ini bukan saja untuk mencari kesalahan tetapi
juga untuk menemukan kesalahan dalam pelaksanaan tugas
sehingga dapat diperbaiki demi kelancaran tugas dimasa yang
akan datang.
5) Daftar special tool FO Purifier
Special tool dalam perbaikan, pengecekan maupun
pengukuran komponen-komponen FO Purifier untuk mendukung
dalam proses perbaikan dalam mencapai keakuratan perbaikan,
pengukuran maupun pengantian komponen seperti di bawah ini :
54
- Puller and lifting tool - Spanner for locking ring
- Puller and lifting tool - Hex socket head key
-Puller - Spanner double
- Compressing tool - Spanner
- Screw- Open-ended spanner
-Mount and dismount tool
- Mount and dismount tool
- Spanner for bowl hood
- Tin hammer
- Mounting tool
55
7. Kerangka Berfikir
Gambar 2.20 Kerangka Berfikir
Fuel Oil Purifier
Kualitas bahan bakar
Nama- nama komponen Fuel Oil Purifier
dan fungsinya
Kendala – kendala yang terjadi pada
Fuel Oil Purifier
Perbaikan dan pengantian komponen
atau spare part FO Purifier
Pelaksanaan perawatan berkala pada
Fuel Oil Purifier
Perawatan sistem bahan bakar
Perawatan,penggecekan dan pengukuran
komponen – komponen FO Purifier
.
Komponen – komponen sistem bahan
bakar
Kesimpulan
Pengertian sistem bahan bakar
Saran
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu menekankan pada makna, penalaran, definisi
suatu situasi tertentu ( dalam konteks tertentu ), lebih banyak meneliti hal-hal
yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Pendekatan kualitatif, lebih
lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir oleh
karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah pada kondisi dan
banyaknya gejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya
berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
B. Lokasi Penelitian
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya penelitian ini adalah
penelitian dilaksanakan saat praktek laut (PRALA) diatas kapal.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu
kualitatif, yang lazimnya dilakukan pengumpulan data dengan cara
pembahasan secara lisan ataupun secara tulisan.
2. Sumber Data
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan
secara langsung dan pencatatan secara factual oleh beberapa narasumber
yang tepat untuk dijadikan responden didalam penelitian.
57
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan tinggal
digunakan sebagai penunjang dari data primer untuk menjelaskan
subtansi dari penelitian. Data sekunder biasanya bisa diperoleh
diperpustakaan, website pada internet ataupun buku-buku, jurnal dan
manual book peralatan yang terdapat diatas kapal.
D. Metode Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan beberapa metode
penelitian untuk mendapatkan data yang sesuai, valid dan bisa dipertanggung
jawabkan. Beberapa metode penelitian yang digunakan yaitu: metode
wawancara yaitu, penulis akan menanyakan secara langsung tentang penelitian
yang akan dilakukan pada masinis pertama (first enginer), masinis kedua
(second enginer), maupun masinis ketiga (third enginer) yang menangani
mesin-mesin utama atau mesin-mesin bantu pada kamar mesin sebagai
narasumber ketika melakukan praktik laut di atas kapal.
E. Teknik Analisis Data
Menurut Patton, 1980 (dalam Lexy J. Moleong 2002: 103)
menjelaskan bahwa analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.
Sedangkan menurut Taylor, (1975: 79) mendefinisikan analisis data sebagai
proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan
merumuskan hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan dan tema pada hipotesis. Jika dikaji, pada dasarnya
definisi pertama lebih menitikberatkan pengorganisasian data sedangkan yang
58
ke dua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Dengan demikian
definisi Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data
menggenai cara dan sistem pelaksanaan perawatan berkala pada Fuel Oil
Purifier maupaun perbaikan pada Fuel Oil Purifier.
Akhirnya perlu dikemukakan bahwa analisis data itu dilakukan dalam
suatu proses. Proses berarti pelaksanaannya sudah mulai dilakukan sejak
pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan secara intensif. Pekerjaan
menganalisis data memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan
tenaga, pikiran peneliti. Selain menganalisis data, peneliti juga perlu
mendalami kepustakaan guna mengkonfirmasikan teori atau untuk
menjastifikasikan adanya teori baru yang barangkali ditemukan.
84
DAFTAR PUSTAKA
Anonimouse. (2015) .Pengertian bahan bakar (online).
(http://id.m.wikipedia.org/wiki/Sistem_bahan_bakar+diesel.http://www.
prosesindustri.com/2015/02/defenisi-bahan-bakar-diesel-solar.html.
Diakses pada tanggal 10 April 2016).
Anonimouse. (Maret 2011). Sistem pengisian dan transfer bahan bakar (online).
(http://www.academia.edu/5371849/Sistem_Pengisian_dan_Transfer_Ba
han_Bakar. Diakses pada tanggal 10 April 2016).
Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda. (1983). Motor diesel putaran tinggi (online).
(Arismunandar, W dan Kuichi Tsuda, 1983, Motor Diesel Putaran
Tinggi, Paramudya Paramita, Jakarta. Diakses pada tanggal 10 April
2016).
Dhika. (Februari 2011). Studi kasus fo dan lo purifier (online).
(http://dhikaenginering.blogspot.co.id/2011/02/study-kasus-fo-dan-lo-
purifier.html. Diakses pada tanggal 3 April 2016).
Digilid. ITS- Undergraduate (online). (http://digilib.its.ac.id/public/ITS-
Undergraduate-17724-4207100604-
Chapter1.pdf.http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-27543-
6408030007-Presentation.pdf. Diakses pada tanggal 10 April 2016).
Eboy 71. (15 Februari 2010). Pengertian purifier ( online ). ( http://eboy 71. Word
press.com/2010/02/15/pengertian-purifier/.
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090624221843AAXI
ke5. Diakses pada tanggal 10 April 2016).
Eboy. (15 Februari 2011). Pengertian Purifier (online).
(https://eboy71.wordpress.com/2010/02/15/pengertian-purifier/. Diakses
pada tanggal 29 Maret 2016).
Karyanto E. (1986). Teknik perbaikan, penyetelan, pemeliharaan, trouble
shooting motor diesel ( online ).(Karyanto E, 1986, Teknik Perbaikan,
Penyetelan, Pemeliharaan, Trouble Shooting Motor Diesel, Pedoman
Ilmu Jaya, Jakarta. Diakses pada tanggal 10 April 2016).
Kanagawa. (1987). Manual Book Fuel Oil Purifier Mitsubishi Selfjector
SJ15T.(Miitsubishi Selfjector Excellent Series Intruction
Manual,Mitsubishi Kakoki Kaisha,Ltd, Japan. Dilihat dan di baca pada
tanggal 3 Januari 2018).
Pongkessu Paulus. (2011). Manual Book Purifier (online).(http://www.alfa-
laval.com/manual+book/purifier. Diakses pada tanggal 13 Agustus
2018).
85
Suharto. (1991). Manajemen perawatan mesin (online). (Suharto, 1991,
Manajemen Perawatan Mesin, Rimeka Cipta, Jakarta. Diakses pada
tanggal 20 April 2016).
Sujanto. (1982). Pesawat kapal (online). (Sujanto, 1982, Pesawat kapal 1, Jakarta.
Diakses pada tanggal 20 April 2016).
V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B. (1986). Operasi dan pemeliharaan
mesin diesel (online). (V.L Maleev, M.E. Dr.A.M dan Priambodo B,
1986, Operasi dan Pemeliharaan Mesin Diesel, Erlangga, Jakarta.
Diakses pada tanggal 20 April 2016).
Viarohidinthea. (November 2014). Sistem bahan bakar diesel (online).
(http://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-bahan-bakar-
diesel.html. Diakses pada tanggal 10 April 2016).
Wasimun. (Maret 2011). Pengertian dan cara kerja purifier (online).
(http://wasimun.blogspot.co.id/2011/03/pengertian-dan-cara-kerja-
purifier.html.http://www.maritimeworld.web.id/2011/03/pengertian-dan-
cara-kerja-purifier.html. Diakses pada tanggal 3 April 2016).
Yanmar Diesel. (1980). Buku petunjuk mesin diesel yanmar (online). (Yanmar
Diesel, 1980. Buku Petunjuk Mesin Diesel Yanmar, PT Yanmar
Indonesia, Jakarta. Diakses pada tanggal 25 April 2016).