Penanganan-anak-jalanan-berbasis-kemitraan-di-Kota ...

38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 47 BAB IV PEMBAHASAN G. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota Surakarta Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Surakarta merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki tugas dalam melaksanakan urusan sosial di daerah, antara lain: pengawasan usaha kesejahteraan sosial, partisipasi masyarakat di bidang kesejahteraan sosial, dan pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan sosial. Dinsosnakertrans memiliki misi: 1. Mewujudkan kualitas SDM yang profesional. 2. Mewujudkan pelayanan yang optimal dan berkualitas di Bidang Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 3. Mewujudkan Pengembangan Kemampuan Potensi dan Sumber Kesejahteraan (PSKS), Lembaga Kesejahteraan Sosial, Lembaga Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Organisasi Pekerja, Organisasi Pengusaha dan Lembaga-lembaga lainnya. 4. Mewujudkan kesejahteraan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), pekerja/buruh dan transmigran. 5. Mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang kondusif. 6. Pengembangan perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

Transcript of Penanganan-anak-jalanan-berbasis-kemitraan-di-Kota ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

BAB IV

PEMBAHASAN

G. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota

Surakarta

Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota

Surakarta merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang

memiliki tugas dalam melaksanakan urusan sosial di daerah, antara lain:

pengawasan usaha kesejahteraan sosial, partisipasi masyarakat di bidang

kesejahteraan sosial, dan pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan

sosial. Dinsosnakertrans memiliki misi:

1. Mewujudkan kualitas SDM yang profesional.

2. Mewujudkan pelayanan yang optimal dan berkualitas di Bidang Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

3. Mewujudkan Pengembangan Kemampuan Potensi dan Sumber

Kesejahteraan (PSKS), Lembaga Kesejahteraan Sosial, Lembaga

Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Organisasi Pekerja, Organisasi

Pengusaha dan Lembaga-lembaga lainnya.

4. Mewujudkan kesejahteraan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS), pekerja/buruh dan transmigran.

5. Mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang kondusif.

6. Pengembangan perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Panduan Umum Pemutakhiran dan Pemetaan Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial

(PSKS) Pemerintah Kota Surakarta Dinsosnakertrans tahun 2012,

menjabarkan visi, misi, dan tujuan tentang pembangunan bidang

kesejahteraan sosial yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari

pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan kesejahteraan sosial

adalah PMKS, di samping itu juga memberdayakan PSKS. Salah satu

permasalahan pokok yang dihadapi oleh pembangunan kesejahteraan

sosial, yaitu: masih tingginya jumlah PMKS yang belum tertangani dan

adanya tuntutan masyarakat agar penanganan PMKS terlaksana semakin

cepat, tepat, akuntable, dan transparan. Kriteria PMKS yang dimaksud

adalah anak balita terlantar, anak terlantar, anak nakal, anak jalanan,

wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak kekerasan/diperlakukan salah,

lanjut usia terlantar, penyandang cacat, tuna susila, pengemis, bekas warga

binaan pemasyarakatan, korban penyalahgunaan NAPZA, keluarga fakir

miskin, keluarga berumah tak layak huni, keluarga yang bermasalah sosial

psikologi, komunitas adat terpencil, korban bencana alam, korban bencana

sosial, pekerja imigran terlantar, penyandang HIV/AIDS, keluarga rentan.

Anak jalanan menjadi salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial

yang mendapat skala prioritas di dalam penangannya. Berbagai

permasalahan sosial yang terjadi, membutuhkan penanganan secara

terorganisir. Dinsosnakertrans memiliki susunan organisasi yang secara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

terperinci memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Susunan

Organisasi Dinsosnakertrans dapat dilihat sebagai berikut:

Gambar-4.1

Bagan Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan

Transmigrasi Kota Surakarta

Sumber: Perwal Surakarta Nomor 25, Tahun 2012

Dinsosnakertrans mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang sosial, tenaga kerja dan ketransmigrasian. Untuk

menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Dinsosnakertrans

mempunyai fungsi:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas

b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan

c. Penyelenggaraan rehabilitasi dan bantuan sosial/kesejahteraan

sosial

d. Penyelenggaraan informasi, pelatihan dan penempatan tenaga

kerja dalam dan luar negeri

e. Pembinaan pengusaha dan organisasi pekerja, penyelesaian

perselisihan dan pengupahan pekerja

f. Pengawasan norma kerja, kesehatan dan keselamatan kerja

g. Penyelenggaraan ketransmigrasian

h. Penyelenggaraan sosialisasi

i. Pembinaan jabatan fungsional

j. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Dinsosnakertrans memiliki beberapa bagian di dalam susunan

organisasinya. Susunan organisasi pada gambar-4.1 menjelaskan bahwa,

terdapat unit organisasi dalam Dinsosnakertrans, yaitu: bidang sosial.

Bidang sosial membawahi Seksi Kesejahteraan Sosial yang menangani

anak jalanan. Bidang Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan

perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang

kesejahteraan sosial dan rehabilitasi sosial. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud, bidang sosial mempunyai fungsi :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang kesejahteraan sosial.

b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan

pelaksanaan di bidang rehabilitasi sosial.

c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai

dengan tugas dan fungsinya.

Tugas pokok dari Dinsosnakertrans yang sesuai dengan tugas pokok

bidang sosial, yaitu: penyelenggaraan bantuan sosial/kesejahteraan sosial.

Hal ini dapat dikatakan bahwa bidang yang lebih concern menangani anak

jalanan adalah bidang sosial, yaitu dengan tugas pelaksanaan di bidang

kesejahteraan sosial, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa anak

jalanan masuk di dalam penyandang kesejahteraan sosial. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa Dinsosnakertrans memiliki program di dalam

penanganan anak jalanan.

2. Profil LSK Bina Bakat Surakarta

a. Domisili

Lembaga Studi Kemasyarakatan dan Bina Bakat Surakarta (LSK Bina

Bakat) adalah sebuah LSM lokal yang didirikan pada tanggal 25 Juli 1984

di Surakarta dengan Badan Hukum sebagai sebuah Yayasan. Domisili

LSK Bina Bakat di JL. Bromo II Desa Clolo Rt. 05 Rw. XIX, Kadipiro,

Banjarsari Surakarta 57136, Jawa Tengah-Indonesia. LSK Bina Bakat

memiliki program kerja lembaga, antara lain:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

a. Pertanian

Melakukan desiminasi program pertanian lestari di wilayah DAS

Hulu “Jratunseluna” (daerah aliran sungai Hulu, Jragung, Tuntang,

Serang, Lusi, dan Juana) di Jawa tengah

b. Komunitas Nelayan dan Sumberdaya Kelautan

Membuat perencanaan strategis bersama komunitas nelayan

Pantura, terutama di wilayah eks Karesidenan Pati dan Jawa

Tengah pada umumnya.

c. Kelompok Miskin Perkotaan

Mengadakan identifikasi masalah kelompok miskin perkotaan di

wilayah Surakarta, terutama sektor informal ( PKL/Pedagang

Kaki Lima) dan Masyarakat Marginal (Anak Jalanan, Pemulung,

dll).

b. Visi, Misi, dan Tujuan LSK Bina Bakat

- Visi LSK Bina Bakat adalah menjadi salah satu pusat pemikiran,

pengkajian, dan pengembangan kesejahteraaan masyarakat dan potensi

keberbakatan dalam arti luas untuk mewujudkan masyarakat yang adil-

makmur, bebas dari kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan.

- Misi LSK Bina Bakat Surakarta:

a. Mengupayakan kegiatan peningkatan kesejahteraan, pendapatan

kepada masyarakat (petani, nelayan, dan kelompok miskin

perkotaan) dengan perspektif lingkungan hidup, gender, dan HAM.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

b. Mengembangkan potensi keberbakatan masyarakat dalam arti luas,

termasuk anak-anak.

c. Menyelenggarakan kegiatan studi sosial kemasyarakatan, kebijakan

publik dan menyebarluaskan informasi tentang kesejahteraan sosial

dan pengembangan bakat.

- Tujuan LSK Bina Bakat Surakarta

a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran kritis

masyarakat (petani, nelayan, dan kelompok miskin perkotaan)

termasuk anak-anak sehingga mampu membuat keputusan yang

terbaik dalam kehidupannya.

b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas untuk

mencapai masyarakat yang adil-makmur, bebas dari kemiskinan,

keterbelakangan, kebodohan, dan meningkatkan usaha-usaha

penelitian serta dokumentasi kegiatan pengembangan masyarakat.

c. Mempengaruhi kebijakan publik tentang kesejahteraan sosial dan

pengembangan potensi keberbakatan, terutama kepada petani,

nelayan, dan kelompok miskin perkotaan.

d. Menggali potensi dan mengembangkan sumberdaya masyarakat,

termasuk keberbakatan dalam arti luas.

Berdasarkan hal tersebut LSK Bina Bakat memiliki visi dan misi

mengembangkan kesejahteraaan dengan mengupayakan kegiatan

peningkatan kesejahteraan. Upaya tersebut dilakukan dengan kegiatan

studi sosial kemasyarakatan, termasuk anak jalanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

c. Susunan Organisasi LSK Bina Bakat

Untuk mencapai tujuan program sebagaimana disebutkan diatas,

lembaga LSK Bina bakat memiliki susunan di dalam pengorganisasiannya

sebagai berikut:

Gambar-4.2

Bagan Organisasi LSK Bina Bakat

Sumber: LSK Bina Bakat

Susunan organisasi LSK Bina Bakat memiliki bagian yang menangani

anak jalanan. Bagian yang menangani anak jalanan adalah sektor informal.

Dalam penanganan anak jalanan ini, bagian sektor informal LSK Bina

Bakat memiliki tugas:

- Mengadakan identifikasi masalah kelompok miskin perkotaan di

wilayah Surakarta, terutama sektor informal Pedagang Kaki Lima

Dewan Pengurus

YAYASAN

KEPALA

WAKIL

KEPALA

SUBBAG

PERTANIAN

SUBBAG

PENG.

MASY.

NELAYAN

SUBBAG

SEKT. INFOR.

PERKOTAAN

SUBBAG

ADM. &

KEUANGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

(PKL) dan Masyarakat Marginal (anak jalanan, pemulung, dan lain-

lain).

- Mengadakan pendampingan dan pemberdayaan anak jalanan melalui

Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA).

d. Strategi LSK Bina Bakat

Strategi dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sebagaimana diatas,

LSK Bina Bakat memilih rangkaian kegiatan sebagai berikut:

1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan studi dan pengkajian terhadap

masalah-masalah sosial kemasyarakatan.

2. Mengembangkan kegiatan pendidikan dan latihan kepada masyarakat

dalam arti luas (petani, nelayan, dan kelompok miskin perkotaan).

3. Mengadakan kegiatan advocacy dan pemberdayaan masyarakat.

4. Mengembangkan sistem dokumentasi dan informasi.

5. Mengambil peran aktif dalam mengembangkan jaringan strategis

dengan cara menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.

6. Meningkatkan spesialisasi dan profesionalisme kerja staff.

7. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan setiap

program lembaga.

8. Mengembangkan ekonomi rakyat melalui usaha koperasi dan usaha

lainnya.

9. Mengembangkan program konsultansi untuk pengembangan

masyarakat petani, nelayan dan komunitas miskin perkotaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Strategi LSK Bina Bakat dilakukan dalam langkanya melakukan

penanganan berbagai masalah sosial. Strategi LSK Bina Bakat dalam

penanganan anak jalanan terlihat pada nomor 1, 2, 3, 5. Pada strategi

tersebut dikatakan bahwa melakukan pemberdayaan dan pelatihan kepada

masyarakat miskin perkotaan. Strategi tersebut merupakan salah satu

langkah LSK Bina Bakat untuk menangani anak jalanan. Kemudian

dikatakan pula salah satu langkah strategi yang dilakukan LSK Bina Bakat

adalah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.

Strategi lain yang dilakukan oleh LSK Bina Bakat dalam menangani

anak jalanan adalah adanya pendataan jumlah anak jalanan sesuai wilayah.

Wilayah kerja LSK Bina Bakat khusus dalam penanganan anak jalanan

adalah di wilayah Surakarta. Namun pendataan yang dilakukan oleh LSK

Bina Bakat dilakukan hanya di kecamatan Banjasari saja. Hal ini

dikarenakan banyaknya LSM yang berada di Surakarta dan menghindari

adanya overlapping di dalam pendataan jumlahnya anak jalanan.

Walaupun demikian, LSK Bina Bakat melakukan penanganan anak

jalanan dengan pihak-pihak yang terkait.

e. Pengalaman Lembaga

Dalam melaksanakan program kerjanya LSK Bina Bakat menjalin

kerjasama dengan berbagai pihak sebagai mitra kerja, diantaranya:

1. Masyarakat, petani, nelayan, dan kelompok miskin perkotaan

2. Lembaga dana baik dari dalam atau luar negeri

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

3. Lembaga pemerintah, baik departemen maupun non-departemen

4. Perguruan tinggi dan lembaga penelitian

5. Media massa

6. Organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik

7. Pemerintah Daerah

8. Departemen dan Dinas Pemerintah

9. DPR dan DPRD

10. LSM mitra dan Jaringan LSM

11. Lembaga keuangan bank dan non-bank

12. Konsumen

13. Relawan, dan kader atau tokoh masyarakat lokal

14. Perusahaan/Konsultan proyek pengembangan masyarakat

15. Kelompok-kelompok swadaya masyarakat

LSK Bina Bakat juga memiliki pengalaman yang sudah dilakukan

dalam penanganan anak jalanan, yaitu:

- Tahun 1999-2000, bekerjasama dengan Departemen Sosial RI melalui

Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi Jawa Tengah dalam

Program Pemberdayaan Anak Jalanan di Surakarta.

- Tahun 2002, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi

Jawa Tengah dalam pendidikan dan latihan ketrampilan bagi anak

jalanan melalui rumah belajar anak jalanan di Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

- Tahun 2000-2003, bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa

Tengah dalam pemberdayaan anak jalanan melalui rumah singgah di

Surakarta.

- Tahun 2007, bekerjasama dengan Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah

dalam pemberdayaan anak perempuan jalanan melalui rumah

perlindungan sosial anak di Surakarta.

- Tahun 2010, bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

dalam pendampingan dan pemberdayaan anak jalanan kota Surakarta.

- Tahun 2010, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surakarta dan

UNICEF dalam pendampingan anak jalanan dalam rangka Solo

menjadi kota layak anak.

H. Kemitraan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan LSK Bina

Bakat dalam Penanganan Anak Jalanan di Surakarta

1. Bentuk Kemitraan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat

Anak memiliki peran penting di dalam pembangunan, karena anak

merupakan generasi penerus bangsa. Pemerintah berkewajiban dan bertanggung

jawab terhadap hak dan perlindungan anak. Namun, masih banyak anak yang

tidak mendapatkan hak dan penghidupan yang layak. Maka dari itu, diperlukan

adanya kemitraan pemerintah dengan pihak terkait yang memiliki tujuan yang

sama, yaitu menangani anak jalanan. Menurut UU No. 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak pasal 55, menyatakan bahwa pemerintah dalam

penyelenggaraan dan perawatan anak terlantar dapat mengadakan kerjasama

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

dengan berbagai pihak terkait termasuk lembaga masyarakat. Pemerintah Kota

Surakarta khususnya Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Dinsosnakertrans) telah menjalin kemitraan dengan Lembaga Studi

Kemasyarakatan (LSK) Bina Bakat Surakarta, sebagai salah satu aktor

kelembagaan yang berasal dari masyarakat dalam menangani anak jalanan. Hal

tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Triman:

“Iya dengan Bina Bakat. Ya..sebenernya sih nggak cuma sama LSK

Bina Bakat mbak, sama Bappermas, yayasan kakak, yamama, atma gitu

juga. Banyak sih mbak selama memenuhi syarat-syarat untuk menjadi

LSM.” (Wawancara: 19 April 2013)

Kemitraan yang dilakukan Dinsosnakertrans dengan pihak Lembaga Swadaya

Masyarakat (LSM) dapat juga dilihat dari tim penanganan anak jalanan dan

jejaring sosial yang dilakukan Dinsosnakertrans. Tim penanganan anak jalanan

oleh Dinsosnakertrans Kota Surakarta:

1. Dinsosnakertrans Kota Surakarta

2. Kepolisian (Polresta dan Polsek) Kota Surakarta

3. Satpol PP Kota Surakarta

4. Pekerja Sosial

5. Psikolog

6. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)

7. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Karang Taruna

Kemudian jejaring sosial oleh Dinsosnakertrans:

1. Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) Kota Surakarta

2. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

3. Stasiun Kereta Api Jebres Surakarta

4. Kepolisian Kota Surakarta

5. Kementrian Agama Kota Surakarta

6. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)

7. Lembaga Pendidikan dan kursus pelatihan

8. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3 Merdeka)

Surakarta

9. Tokoh-tokoh Masyarakat Surakarta

10. Panti Sosial atau Balai Rehabilitasi Sosial baik milik Pemerintah

Kota Surakarta maupun milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah

Tim penanganan anak jalanan dan jejaring sosial memperlihatkan bahwa

Dinsosnakertrans menjalin kemitraan dengan LSM. Pada tim penanganan anak

jalanan, PSM merupakan satu tim dengan Dinsosnakertrans dalam menangani

anak jalanan. Sesuai dengan prinsip PSM, yaitu: membantu orang agar mampu

membantu dirinya sendiri, PSM sangat memperhatikan pentingnya partisipasi

sosial dan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut dapat dikatakan

bahwa LSM juga merupakan bagian dari PSM. Kemudian dalam jejaring sosial

LKSA menjadi bagian dari Dinsosnakertrans dalam mengidentifikasi anak

jalanan. LKSA merupakan alternatif terakhir dari pelayanan pengasuhan

alternatif untuk anak-anak yang tidak bisa diasuh di dalam keluarga inti,

keluarga besar, kerabat, atau keluarga pengganti.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Kemitraan yang dilakukan Dinsosnakertrans dapat dikatakan dengan

berbagai pihak. Maka dari itu Dinsosnakertrans juga memiliki syarat sebelum

melakukan sebuah kemitraan dengan pihak lain. Di dalam menjalin kemitraan

dengan LSM Dinsosnakertans memiliki persyaratan, antara lain:

1. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)

Memiliki SIUP sangat diperlukan untuk melakukan kemitraan,

karena jika LSM tidak memiliki SIUP, LSM tidak akan bisa mencairkan

dana dari Dinsosnakertrans, walaupun sudah disetujui oleh Pelayanan

Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Kota Surakarta (PTPAS).

2. Komunalitas

LSM tersebut milik umum yang dapat diartikan milik masyarakat

atau fungsinya digunakan untuk kepentingan masyarakat dan sesuai

dengan tujuan dari Dinsosnakertrans.

3. Eksis

LSM memiliki kegiatan yang rutin dan dari kegiatan yang

dilakukan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Eksis juga diartikan bahwa

LSM tersebut dikenal oleh pihak-pihak lain dan dikenal oleh sasaran dari

terbentuknya LSM tersebut.

4. Memiliki kegiatan yang jelas

Kegiatan yang dilakukan oleh LSM tersebut harus dilakukan

dengan jelas. Kegiatan yang dilakukan secara terstruktur dan memiliki

anggaran, sasaran, dan tujuan yang jelas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Triman:

“Gampang mbak kalau mau menjalin kemitraan, paling syaratnya ya

misalnya punya SIUP, komunalitas, eksis, jelas kegiatannya.”

(Wawancara: 19 April 2013)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Bambang:

“Kalau mau jalin kemitraan itu ya harus patuh peraturan dong, SIUP itu

paling penting. Kalau LSM nggak mau buat SIUP ya itu jelas nggak

bisa mbak, wong itu syarat utama kok.” (Wawancara: 19 April 2013)

Kemitraan dapat terbentuk apabila terdapat kesepakatan diantara keduanya

sebagai bentuk bukti adanya kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait, seperti

yang sudah dijelaskan di depan. Kemitraan Dinsosnakertrans dengan LSK Bina

Bakat tidak memiliki MoU maupun MoA, namun berdasarkan pada asas

kepercayaan terhadap kedua belah pihak. Pihak LSK hanya perlu mengajukan

proposal tentang profil LSM nya dan selama syarat-syarat dari pihak

Dinsosnakertrans dipenuhi, maka LSM itu akan di terima bermitra dengan

Dinsosnakertrans. Akan tetapi, kesepakatan diantara Dinsosnakertrans dan LSK

Bina Bakat tertulis dalam Nota Kesepakatan Pelayanan Terpadu Bagi

Perempuan dan Anak Kota Surakarta (PTPAS). Menurut Nota Kesepakatan

Nomor 463 tentang Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Kota

Surakarta (PTPAS) yang salah satunya membahas tentang anak dalam rentang

waktu 5 tahun, terdapat Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat sebagai

SKPD/instansi/lembaga yang masuk di dalam Nota Kesepakatan PTPAS. Nota

Kesepakatan PTPAS mengatur hubungan antar instasi/lembaga organisasi yang

tergabung dalam anggota jaringan PTPAS untuk menjalankan tugas dan

tanggung jawab dari peranan yang tercantum di dalam Nota Kesepakatan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Peranan Dinsosnakertrans yang tertulis pada Nota Kesepakatan PTPAS, sebagai

berikut:

1. Melaksanakan upaya perlindungan dan pelayanan di bidang sosial bagi

korban kekerasan berbasis gender dan anak, anak jalanan, dan anak

terlantar.

2. Melaksanakan upaya rehabilitasi sosial dan ekonomi bagi anak jalanan

dan anak terlantar.

3. Melakukan monitoring dan evaluasi.

Sedangkan LSK Bina Bakat memiliki peranan: Melaksanakan pelayanan di

bidang informasi dan advokasi hak anak dan pendampingan anak jalanan.

Peranan yang terdapat di dalam Nota Kesepakatan PTPAS adalah sama-sama

melakukan pelayanan di bidang sosial dengan pendampingan anak jalanan. Hal

ini sesuai yang disampaikan oleh Bapak Triman:

“Sampai sekarang sih nggak ada mbak, kalau sama LSM/LSK gitu

cuma asas saling percaya gitu sih. Yah, balik ke tadi, kalau udah

memenuhi syarat-syarat menjadi LSM dan mengajukan proposal kesini

yah di acc.” (Wawancara: 19 April 2013)

Kemudian Bapak Bambang juga menyampaikan bahwa: “Kesepakatannya itu

pokoknya syarat-syarat dari pihak Dinsos dipenuhi, itu udah beres mbak.”

(Wawancara: 19 April 2013)

Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Muladiyanto yang mengatakan

bahwa:

“Nggak ada MoU mbak, udah saling percaya gitu aja. Tapi ada kok di

nota kesepakatan PTPAS, kan sudah diatur di PTPAS tentang tupoksi

masing-masing mbak.” (Wawancara: 22 April 2013)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Kemitraan antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat terjalin dengan

baik. Dinsosnakertrans Kota Surakarta dan LSK Bina Bakat merupakan mitra

kerja yang saling mendukung karena memiliki persamaan visi dan misi. Hal ini

sesuai yang disampaikan oleh Bapak Triman bahwa:

“Kemitraan dengan LSK Bina Bakat sangat baik mbak, nggak ada

masalah apa-apa. Kita juga kalau tidak ada LSM gitu sih juga repot

nanganin anak jalanan.” (Wawancara: 19 April 2013)

Kemitraan yang terjalin dengan baik antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina

Bakat ini menimbulkan kelancaranan dalam membina hubungan diantara

keduanya. Apalagi jika melihat jumlah anak jalanan yang meningkat pada tahun

2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel-4.1 berikut:

Tabel-4.1

Jumlah Anak Jalanan Ditangani LSK Bina Bakat

di Kecamatan Banjarsari Surakarta

Tahun 2011 s/d 2013

No. Tahun Jumlah

(anak) (1) (2) (3)

1. 2011 35

2. 2012 15

3. 2013 130

Sumber: LSK Bina Bakat Kota Surakarta

Pada tabel-4.1 dijelaskan bahwa tahun 2013 terdapat 130 anak jalanan yang akan

diusulkan untuk mendapatkan bantuan dari Dinsosnakertrans. Jumlah ini

meningkat tinggi dari tahun sebelumnya dan membutuhkan penanganan anak

jalanan dengan tepat sasaran. Hal tersebut mendorong Dinsosnakertrans dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

LSK Bina Bakat melakukan kemitraan. Hal ini dikatakan oleh Bapak

Muladiyanto, bahwa:

“Masih banyaknya anak jalanan ini juga mengaharuskan kita bermitra

dengan pemerintah terutama Dinsos.” (Wawancara: 22 April 2013)

Hal serupa dikatakan oleh Bapak Triman, bahwa: “Ya mesti kita pengenlah ya

sama-sama mengurangi anak jalanan, makanya kita melakukan kemitraan.”

(Wawancara: 19 April 2013) Maka dari itu, Dinsosnakertrans dan LSK Bina

Bakat menyadari pentingnya melakukan kemitraan dalam menangani anak

jalanan. Bahkan Dinsosnakertrans secara concern dan rutin melakukan laporan

sosial setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel-4.2 berikut:

Tabel-4.2

Laporan Sosial Tentang Jumlah Anak Jalanan

Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

Tahun 2012

No. Tanggal Dalam kota Luar kota L P Umur

(tahun) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

1. 16 Mei 0 10 8 2

Terendah:10

Tertinggi:17

2. 27 Juni 0 5 4 1

Terendah:10

Tertinggi:16

3. 7 Juli 7 0 4 3

Terendah:3,5

Tertinggi:18

4. 13 Sep 3 0 3 0

Terendah:16

Tertinggi:18

5.

20 Des 5 4 6 3

Terendah:5

Tertinggi:18

6.

26 Des 0 4 3 1

Terendah:2

Tertinggi:16

Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Menurut tabel-4.2 diatas dapat dilihat bahwa anak jalanan yang berada di

Surakarta tidak semua berasal dari dalam kota. Maka dibutuhkan identifikasi

dengan tepat agar penanganan yang dilakukan tepat pada sasaran. Sebenarnya,

anak jalanan yang berasal dari Surakarta masih termasuk dalam karateristik

Children on the street atau high risk to be street children yang bekerja di

jalanan, namun masih mempunyai keluarga dan beberapa jam di jalanan

kemudian kembali ke rumah. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Bapak

Triman:

“Oh..iya mbak, anjal di Solo ini masih pulang ke rumah masing-masing.

Nggak ada yang sampai tidur di jalanan gitu, kalau yang ada itu

biasanya anjal yang dari luar kota yang nggak bisa pulang terus nggak

ada tempat menginap, jadi ya mereka tidurnya di jalanan.”

(Wawancara: 19 April 2013)

Melihat hal tersebut diatas, Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat

melakukan kemitraan saling melengkapi satu dan yang lainnya. Kedua pihak

menjalankan fungsi dan peranan saling mengisi dengan visi, misi, dan tujuan

dari masing-masing pihak. Kemitraan dilakukan dengan tidak melihat dari status

ataupun kekuatan dari masing-masing pihak. Dinsosnakertrans dan LSK Bina

Bakat menjalin kemitraan karena memiliki tujuan yang sama menangani anak

jalanan dengan melakukan berbagai bentuk kemitraan, misal saja kegiatan yang

dilakukan oleh LSK Bina Bakat akan didukung oleh Dinsosnakertrans. Hal

tersebut seperti yang dikatakan oleh Bapak Muladiyanto, bahwa: “Itu nanti

bentukknya misalnya LSK Bina Bakat punya program/kegiatan ya mbak, nanti

Dinsos ya ndukung gitu” (Wawancara: 22 April 2013). Jika LSK Bina Bakat

memiliki program/kegiatan yang akan dilakukan, LSK Bina Bakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

membutuhkan dana untuk melakukan kegiatan dalam penanganan anak jalanan,

Dinsosnakertrans akan memberikan dana yang dibutuhkan LSK Bina Bakat

dengan prosedur membuat proposal, kemudian dipersentasikan untuk

mencairkan dana. Dikatakan oleh Bapak Muladiyanto, bahwa:

“Kalau dari pihak LSK sendiri kan emang membutuhkan dana dari

pemerintah ya mbak, jadi ya itu yang mendukung kami untuk selalu

bermitra dengan pemerintah.” (Wawancara: 22 April 2013)

Hal yang sama disampaikan oleh Bapak Bambang, bahwa:

“Kalau mau melakukan kemitraan dengan Dinsosnakertrans, LSK Bina

Bakat akan diberitahu oleh Dinsos membuat proposal dan

dipresentasikan kegiatan LSK Bina Bakat buat cairin dana yang

dibutuhkan.” (Wawancara: 19 April 2013)

Dinsosnakertrans memiliki keterbatasan dalam mendekati anak jalanan,

karena yang bertugas menjaring anak jalanan (satpol PP) ditakuti oleh anak

jalanan. Apalagi karateristik anak jalanan di Surakarta sangat sensitif dan seperti

yang dijelaskan di atas bahwa anak jalanan di Surakarta intensitas hubungan

dengan keluarga rendah, walaupun mereka masih pulang ke rumah setiap

harinya. Maka dari itu Dinsosnakertrans membutuhkan LSK Bina Bakat yang

bisa mendekatkan diri dengan anak jalanan. Kemudian jika Dinsosnakertrans

memiliki acara atau kegiatan, Dinsosnakertrans akan menghubungi LSK Bina

Bakat untuk mengumpulkan anak-anak jalanan yang dibutuhkan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa kemitraan yang terjalin antara Dinsosnakertrans dan LSK

Bina Bakat adalah kemitraan linear collaborative of partnership. Kemitraan

yang terjalin, saling mengisi kekurangan dari masing-masing pihak tanpa

melihat kekuatan pihak yang bermitra. Hal ini sesuai yang dikatakan Bapak

Triman, bahwa:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

“Lagian anak jalanan sama satpol PP kan juga takut, makanya kita

butuh bantuan LSK Bina Bakat. Kalau ada acara apa gitu kita juga

meghubungi Bina Bakat mbak buat ngumpulin anak jalanan, kaya’

kemaren hari anak itu juga kita hubungi buat ngumpulin di balai kota.”

(Wawancara: 22 April 2013)

Hal yang sama juga dikatakan seorang anak jalanan Mega, bahwa: “Enak waktu

makan-makan sama dikasih duit di balaikota, tapi nggak suka mbak takut kalau

tiba-tiba ditangkap satpol PP, mereka jahat.” (Wawancara: 25 April 2013)

Dari penjabaran diatas dapat diketahui bahwa bentuk kemitraan yang

terjalin antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat adalah kemitraan

mutualism partnership berbasis linear collaborative of partnership. Kemitraan

yang dimaksud adalah Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat menyadari

pentingnya melakukan kemitraan dalam penanganan anak jalanan. Kedua belah

pihak tidak melihat latar belakang dari organisasinya dan tidak membedakan

status ataupun kekuatan dari pihak yang bermitra, namun dengan visi dan misi

yang sama bersatu dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilihat dari persamaan

visi, misi, dan tujuan dari Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat yaitu:

membangun kesejahteraan sosial. Persamaan visi, misi, dan tujuan dapat dilihat

pada tabel berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel-4.3

Persamaan Karateristik Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat

No Karateristik Dinsosnakertrans LSK Bina Bakat

(1) (2) (3)

1.

Visi

- Pengawasan usaha

kesejahteraan sosial

- Partisipasi masyarakat

di bidang kesejahteraan

sosial.

- Pemberdayaan

penyandang masalah

kesejahteraan sosial.

Menjadi salah satu pusat

pemikiran, pengkajian, dan

pengembangan kesejahteraaan

masyarakat.

2.

Misi

Mewujudkan

Pengembangan

Kemampuan Potensi dan

Sumber Kesejahteraan

(PSKS), Lembaga

Kesejahteraan Sosial,

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial

(PMKS).

- Mengupayakan kegiatan

peningkatan kesejahteraan,

pendapatan kepada

masyarakat.

- Menyelenggarakan

kegiatan studi sosial

kemasyarakatan, kebijakan

publik dan

menyebarluaskan informasi

tentang kesejahteraan sosial

dan pengembangan bakat.

3.

Tujuan Penyelenggaraan bantuan

sosial/kesejahteraan sosial.

Meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dalam arti luas

untuk mencapai masyarakat

yang adil-makmur, bebas dari

kemiskinan, keterbelakangan,

kebodohan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Pada tabel-4.3 tersebut, dijelaskan bahwa visi, misi, dan tujuan dari

Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat tidak dirumuskan secara eksplisit sama,

akan tetapi keduanya memiliki kecenderungan yang sama. Kemitraan yang

terjalin antara Dinsosnakertrans merupakan kemitraan yang saling

menguntungkan dan memberi manfaat antar pihak. Dinsosnakertrans masih

dapat melakukan program kegiatannya dalam keterbatasannya menangani anak

jalanan. Keterbatasan di dalam operasional lapangan untuk mendekati anak

jalanan, proses identifikasi salah sasaran, dan banyak anak jalanan yang tidak

tersentuh oleh program yang diadakan pemerintah. Maka dari itu, LSK Bina

Bakat menutup kekurangan Dinsosnakertrans dalam penanganan anak jalanan.

LSK Bina Bakat mampu mendekati anak jalanan dan mengidentifukasi hingga

akar-akarnya.

Hal sebaliknya, LSK Bina Bakat memiliki keterbatasan dana di dalam

melaksanakan programnya. Kemudian Dinsosnakertrans memberikan dana

kepada LSK Bina Bakat untuk dapat terus melaksanakan kegiatannya dalam

penanganan anak jalanan. Hubungan Dinsosnakertans dengan LSK Bina Bakat

yaitu “buka-tutup” yakni, kekurangan LSK Bina Bakat akan dipenuhi oleh

Dinsosnakertans dan begitu juga sebaliknya. Jadi, terdapat hubungan timbal

balik antara keduanya.

2. Program Kemitraan Dalam Penanganan Anak Jalanan

Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat memiliki peranan dalam kemitraan

penanganan anak jalanan. Peranan dari adanya kemitraan antara

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat diperlukan dalam mengatasi anak jalanan

ini. Dinsosnakertans Kota Surakarta memiliki peranan:

a. Fasilitasi

Melaksanakan perlindungan dan pelayanan di bidang sosial bagi

korban kekerasan berbasis gender dan anak, anak jalanan, dan anak

terlantar. Fasilitasi ini diawali dengan proses identifikasi yang

berbentuk penjaringan bagi anak jalanan.

b. Membina dan Memberi Masukan

Melaksanakan upaya rehabilitasi sosial dan ekonomi bagi anak

jalanan dan anak terlantar, serta memberikan masukan-masukan

sedikit demi sedikit. Hal ini masuk dalam solusi penanganan anak

jalanan oleh Dinsosnakertrans:

1. Pembinaan mental

2. Pendampingan dan penjangkauan

3. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan

c. Melakukan monitoring dan evaluasi

Setelah hal tersebut diatas dilakukan, Dinsosnakertrans masih

melakukan monitoring kepada anak jalanan dan melakukan evaluasi

dari peranan yang dilakukan. Pada proses evaluasi itu, dilakukan

langkah penanganan anak jalanan oleh Dinsosnakertrans:

- Rapat koordinasi

- Identifikasi/penjaringan

- Home Visit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

- Penjangkauan

- Seleksi calon peserta pelatihan

- Pelatihan

- Monitoring

- Evaluasi

Hal ini diungkapkan oleh Bapak Triman, bahwa:

“Kita melakukan home visit dan melakukan pelatihan bagi anak jalanan

itu mbak. Selain itu ya mbak, kami juga melakukan pembinaan kepada

orang tua dan life skill pada anak jalanan.” (Wawancara: 22 April 2013)

Peranan yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans sesuai yang disampaikan oleh

Bapak Triman, bahwa:

“Pihak Dinsos sendiri itu melakukan fasilitasi, monitoring, membina,

memberi masukan. Setelah itu kita mengidentifikasi yang dilakukan itu

nanti bentukknya penjaringan gitu mbak.” (Wawancara: 19 April 2013)

Upaya yang dilakukan Dinsosnakertrans tersebut dilakukan dengan guna

menjalankan tanggung jawabnya sebagai salah satu SKPD yang menangani anak

jalanan. Hal tersebut menunjukkan peranan Dinsosnakertrans dalam usahanya

melakukan pendekatan terhadap anak jalanan.

LSK Bina Bakat memiliki peranan melaksanakan pelayanan dibidang

informasi dan advokasi hak anak dan pendampingan anak jalanan. Hal tersebut

dapat dilakukan dengan:

1. Survai Lokasi

LSK Bina Bakat melakukan survai tempat beraktivitas dari anak

jalanan yang melakukan pekerjaannya. Survai Lokasi ini dilakukan

sampai ke tempat-tempat dalam/kampung.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

2. Pendataan

Merupakan perkenalan dengan obyek/anak-anak jalanan dengan

persuasif (orang tua, lingkungan, rt/rw), menggunakan preman, uang

makan, ataupun uang saku. Pendataan dapat dilakukan dengan study

case. Di dalam study case ditemukan banyak permasalahan antara lain:

a. Anak menggat

b. Perlakuan salah

c. Eksploitasi

Seperti yang telah dijelaskan bahwa hal tersebut merupakan penyebab

anak turun ke jalan.

3. Need assesment

Suatu proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas dengan

mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya

dengan kondisi yang ada. LSK Bina Bakat menentukan prioritas di

dalam penanganan anak jalanan, yang dimaksud adalah LSK Bina Bakat

melakukan solusi penanganan anak jalanan yang bagaimana seharusnya

dilakukan terlebih dahulu.

4. Pendampingan/pemberdayaan

LSK Bina Bakat terus melakukan pendampingan anak jalanan serta

melakukan kegiatan-kegiatan untuk memberdayakan anak jalanan.

Pemberdayaan sebagai salah satu bentuk penanganan anak jalanan yang

dilakukan LSK Bina Bakat (gambar: terlampir), antara lain:

- Forum anak jalanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

- Sosialisasi anak jalanan

- Pentas anak jalanan

- Jambore anak jalanan

- Festival musik anak jalanan

Seperti yang dikatakan Bapak Muladiyanto bahwa: “Ya kita melakukan

forum, sosialisasi, pentas anak, jambore anak, festival musik anak

jalanan.” (Wawancara: 22 April 2013)

5. Monitoring

LSK Bina Bakat akan terus memonitor anak jalanan yang sudah

diberi pengarahan selama 3 tahun.

Peranan LSK Bina Bakat sesuai yang disampaikan oleh Bapak Muladiyanto

mengatakan bahwa:

“Pertama-tama kita melakukan pendampingan anak jalanan ya mbak,

pendampingan itu ya bisa dikatakan tahap-tahap kami (LSK Bina

Bakat) dalam menangani anak jalanan survai/lokasi dan pendataan.”

(Wawancara: 22 April 2013)

Peranan yang dilakukan LSK Bina Bakat dapat dikatakan berupa kegiatan-

kegiatan yang menunjang semangat anak jalanan untuk melakukan sesuatu.

Anak jalanan disesuaikan minat dan bakatnya, dilatih sesuai dengan

kemampuannya. Anak jalanan diberi fasilitas dalam forum untuk diberikan

pengarahan dan didampingi di dalam melakukan kegiatannya. Di dalam peranan

program yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat, keduanya

memiliki kontribusi masing-masing dalam melakukan perannya.

Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dapat saling melakukan kegiatan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

sudah direncanakan. Hal tersebut sesuai dengan prinsip kemitraan, yaitu prinsip

azas manfaat bersama (mutual benefit).

Perananan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dalam penanganan anak

jalanan dapat diintisarikan pada tabel-4.4 berikut:

Tabel-4.4

Program Kemitraan

Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat

No. Kemitraan Dinsosnakertrans LSK Bina Bakat

(1) (2) (3)

1. Peranan 1. Fasilitasi

2. Monitoring dan

evaluasi

3. Membina dan

memberi

masukan

1. Survai Lokasi

2. Pendataan

3. Need assesment

4. Pendampingan/pemberdayaan

5. Monitoring

2. Kegiatan 1. Pelatihan

ketrampilan

2. Kursus-kursus

pelatihan

1. Forum anak jalanan

2. Sosialisasi anak jalanan

3. Pentas anak jalanan

4. Jambore anak jalanan

5. Festival musik anak jalanan

3. Solusi 1. Pembinaan

mental

2. Pendampingan

dan penjangkauan

3. Pendidikan,

Pelatihanketrampi

lan

1. Pelatihan ketrampilan

2. Pendampingan

Pada tabel-4.4, dijelaskan bahwa program kegiatan antara Dinsosnakertrans

dan LSK Bina Bakat saling berkaitan antar pihak. Pada peranan kemitraan

terhadap anak jalanan, Dinsosnakertans dan LSK Bina Bakat memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

kesinambungan dan memiliki proses yang sejalan dan bersatu. LSK Bina Bakat

melakukan survai lokasi dan Dinsosnakertrans melakukan fasilitasi. Kemudian

LSK Bina Bakat melakukan pendataan dan identifikasi anak jalanan, karena

LSK Bina Bakat dapat melakukan identifikasi hingga ke akarnya. Setelah itu

Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat melakukan pembinaan dan

pendampingan anjal dalam bentuk forum sosialisasi yang dilakukan di

Balaikota. Hal ini seperti yang dikatakan Irul, seorang anak jalanan binaan LSK

Bina Bakat yang berprofesi sebagai pengamen, mengatakan bahwa:

“Saya sukanya ngumpul sama pengamen yang lain mbak, diajak

makan-makan sama dikasih uang kalau pas kumpul-kumpul apa gitu.

Dulu saya juga makan sama dikasih uang pas dateng di Balaikota.”

(Wawancara: 26 April 2013)

LSK Bina Bakat membawa anak jalanan ke Balaikota yang diadakan oleh

Dinsosnakertrans. Kemitraan juga terjalin ketika Dinsosnakertrans melakukan

pelatihan ketrampilan dan kursus. Pelatihan ketrampilan merupakan program

Dinsosnakertrans, kemudian dengan dana dari Dinsosnakertrans, LSK Bina

Bakat melakukan kegiatannya dalam bentuk pentas anak jalanan, jambore anak

jalanan, festival musik anak jalanan. Hal lain juga pada kursus pelatihan yang

merupakan program Dinsosnakertrans, kemudian dengan dana Dinsosnakertrans,

LSK Bina Bakat melakukan kegiatan forum anak jalanan. Program dan kegiatan

yang telah dilakukan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat, kedua belah pihak

secara bersama melakukan monitoring dari kegiatan yang sudah dilaksanakan.

Kemitraan yang terjalin antara Dinsosnakertrans Kota Surakarta dengan

LSK Bina Bakat dilihat dari penjabaran program dan peranan dari masing-

masing pihak diatas, merupakan model kemitraan Institutional base. Model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

kemitraan Institutional base merupakan model kemitraan lembaga-lembaga

sosial di masyarakat yang menjalin kerjasama dengan pemerintah. LSK Bina

Bakat merupakan salah satu lembaga sosial yang menangani anak jalanan.

Sedangkan Pemerintah Kota (Pemkot) memiliki SKPD yang bertanggung jawab

menangani anak jalanan adalah Dinsosnakertrans. Kemitraan yang terjalin,

berkesinambungan antara satu pihak dan pihak yang lainnya, karena pihak-pihak

tersebut juga memiliki satu tujuan yang sama. Hal ini sesuai dengan salah satu

karateristik LSM yang merupakan suatu lembaga yang mementingkan

kepentingan masyarakat dan memiliki kekuatan dari masyarakat yang diatur

dalam UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, PP No. 18

Tahun 1986 tentang Pelaksana UU Organisasi Kemasyarakatan. Model

kemitraan Institutional base antara Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat, yaitu:

melaksanakan program kegiatan secara bersama dalam menangani anak jalanan.

Program dan kegiatan tersebut dilakukan secara berkesinambungan dan

memiliki asas manfaat dari kemitraan yang dilakukan.

I. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Kemitraan Dinas Sosial,

Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dengan LSK Bina Bakat Dalam

Penanganan Anak Jalanan

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dapat dilihat

dari strategi organisasi, visi, misi, tujuan dari kedua belah pihak yang

memiliki persamaan. Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat memiliki

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

persamaan persepsi bahwa anak jalanan menjadi salah satu penyandang

masalah kesejahteraan sosial yang mendapat skala prioritas di dalam

penangannya. Persamaan fungsi dan tugas pokok, yaitu: penyelenggaraan

bantuan sosial, mengembangkan kesejahteraaan dengan mengupayakan

kegiatan peningkatan kesejahteraan. Hal ini sesuai dengan commitment to

common purpose yang menyatakan behwa dalam sebuah kemitraan akan

berhasil jika terdapat perhatian dan komitmen dan mencapai tujuan, dalam

bentuk visi maupun misi.

Faktor pendukung lainnya adalah tersedianya dana alokasi khusus untuk

urusan wajib sosial yang tertera pada Nota Pengantar Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban Walikota Surakarta. Program urusan wajib sosial yang

dilaksanakan oleh Dinsosnakertrans salah satunya adalah pelayanan

kesejahteraan sosial bagi PMKS. Hal ini sesuai dengan network management

tentang ketersedian sumber dana dan access to resources yang menyatakan

bahwa pemerintah perlu menyediakan sumberdaya keuangan.

Mendapatkan hidup yang layak juga merupakan faktor pendukung

kemitraan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat. Hal ini seperti yang

dikatakan Siti Sariyati mengatakan bahwa:

“Ya nggak mau ngamen sih mbak, tapi nggak punya duit mbak.

Kalau saya dikasih uang terus ya saya nggak bakalan ngamen

mbak. Pengennya ya dapet duit, bisa beli apa-apa. Abis nggak ada

yang kasih duit sama saya.” (Wawancara: 25 April 2013)

Dikatakan juga oleh Irul bahwa: “Aku pengen jadi pilot” (Wawancara: 26

April 2013). Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa anak jalanan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

membutuhkan perhatian dari berbagai kalangan, karena mereka masih

memiliki keinginan dan cita-cita. Anak jalanan juga berhak mendapat hak nya

untuk mendapat penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Maka dari itu

kemitraan antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina terus berjalan untuk

mencapai tujuan tersebut.

Kemitraan antara Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat memiliki

kepercayaan antar pihak. Ketika Dinsosnakertrans kesulitan mencari data

akurat tentang jumlah anak jalanan karena keterbatasan kapasitasnya, maka

Dinsosnakertrans yakin kepada LSK Bina Bakat ini mampu memberikan

data-data dan segala informasi yang diperlukan untuk kepentingan

Dinsosnakertrans. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Triman, bahwa:

Tiap tahun jumlah anak jalanan kan beda-beda ya, jadi kita

kesulitan buat memastikan. Disitu kita kan butuh menjalin

kemitraan dengan LSM-LSM terkait mbak, data-data kita mix

dan itu nanti dibuat laporan. (Wawancara: 19 April 2013)

Hal ini sesuai dengan trust among the participants yang menyatakan bahwa

pemerintah mempercayakan informasi terhadap stakeholders lain untuk

mencapai tujuan bersama.

2. Faktor Penghambat

LSK Bina Bakat merupakan Non-Goverment Organization (NGO), NGO

dimaksudkan bahwa segala macam kegiatan yang dilakukan oleh LSK Bina

Bakat dana yang didapat berasal dari luar LSK Bina Bakat. Biasanya dana

yang didapatkan sering dari swasta, karena adanya kesulitan untuk

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

mendapatkan dana dari pemerintah yang membutuhkan proses yang lama,

padahal kegiatan yang dilakukan untuk menangani anak jalanan segera

dibutuhkan. Kemitraan yang terjalin antara Dinsosnakertrans berjalan dengan

baik, namun pihak LSK Bina Bakat merasa kurang ada transparasi dana yang

digunakan, sehingga pihak LSK Bina Bakat sedikit mengalami kebingungan

ketika menerima pencairan dana untuk program kegiatan.

LSM cenderung memiliki sifat langsung mengatakan inti dan sasarannya,

begitu pula dengan sifat LSK Bina Bakat. Seperti yang dikatakan oleh Bapak

Muladiyanto, bahwa:

“Kurangnya transparasi masalah dana juga itu mbak, buat

bingung,,hahahha. Kalau LSM kan ya gini mbak ceplas-ceplos,

tapi kalau dinas itu tertutup banget, nggak terbuka gitu.”

(Wawancara: 22 April 2013)

Hal ini berbeda dengan sifat Dinsosnakertrans yang cenderung lebih tertutup

masalah transparasi dana yang dikeluarkan.

Dinsosnakertrans menilai bahwa tidak akan bisa menangani anak jalanan

karena mindset dari anak jalanan sendiri sudah tidak mau berubah maka akan

sulit untuk menangani anak jalanan secara optimal. Sosialisasi yang

dilakukan oleh Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat juga dinilai masih

tidak efektif karena mindset dari anak jalanan tersebut sudah terbentuk seperti

itu, misal saja mindset anak jalanan yang tidak akan datang dalam acara

sosialisasi ataupun forum jika tidak mendapatkan “amplop”. Hal ini

dikemukakan oleh Bapak Triman, bahwa:

“Kalau faktor penghambat ya tau sendiri mbak, mindset anak

jalanan itu gimana? Susah banget buat diatur, lingkungan dan

keluarganya juga udah terlanjur terbentuk gitu mbak, jadi agak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

susah. “Trus kalau ada acara gitu yang dateng rombongan mbak

banyak sekali yang dateng,orang tuanya juga dateng, dapet

makan sama uang terus pulang, jadi ya sama aja nggak

didengerin.” (Wawancara: 19 April 2013)

Segala bentuk penanganan anak jalanan dinilai belum efektif selama masih

ada anak jalanan. Anak jalanan tidak akan bisa dihapuskan selama kebutuhan

keluarganya belum terpenuhi. Karena faktor terbesak anak menjadi anak

jalanan adalah desakan keadaan ekonomi keluarganya. Faktor lain adalah

sudah tertanamnya mindset anak jalanan bahwa mencari uang di jalanan

mudah. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Triman, bahwa:

“Ya belum mbak saat ini, apalagi masalah anak jalanan ini kan

sangat mendasar mbak, jadi susah juga buat ditanganin, apalagi

ngerubah mindset anak jalanan juga bener-bener nggak gampang

mbak.” (Wawancara: 22 April 2013)

Hal lain juga dikemukakan oleh Bapak Muladiyanto, bahwa:

“Belum optimal mbak selama masih ada anak jalanan dan

kebutuhan dari keluarganya belum terpenuhi, kan mereka juga

maunya punya duit. Kalau keluarganya nggak punya duit ya

mereka turun ke jalan.” (Wawancara: 22 April 2013)

Faktor penghambat yang lain adalah belum mengertinya program yang

dilakukan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dalam menangani anak

jalanan. Hal ini dapat dilihat dari Marsono salah satu anak jalanan yang

mengatakan:

“Iya, suka disuruh-suruh datang gitu ke acara-acara. Di sana

paling main sama teman lain mbak, dapet makan sama uang terus

pulang.” (Wawancara: 26 April 2013)

Dikatakan hal yang sama oleh Indah Novitasari, anak jalanan yang berprofesi

pedagang asongan, mengatakan bahwa: “Aku nggak tau itu acara apa mbak,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

ya dateng aja sih. Ada makanan sama uangnya.” (Wawancara: 25 April

2013) Kemudian dikatakan juga oleh Sari, bahwa:

“Kalau temen-temen yang lain pada ikut, aku sih ya ikut-ikut aja

mbak, ibu saya juga ikut. Pokoknya kalau acara-acara gitu temen-

temen yang lain ikut, ya kebanyakan semuanya pada ikut.”

(Wawancara: 26 April 2013)

Hal ini menunjukkan bahwa program yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans

kurang mendapatkan apresisasi dari anak-anak jalanan. Dinsosnakertrans

harus lebih meningkatkan cara penanganan anak jalanan bersama dengan

LSK Bina Bakat yang lebih efektif agar dapat mengatasi anak jalanan hingga

tuntas. Dari penjabaran pembahasan diatas dapat dibuat matriks sebagai

berikut:

Matriks-4.1

Matriks Hasil Pembahasan

No. Aspek

Kajian

Kriteria Temuan

(1) (2) (3)

1. Bentuk

Kemitraan

- Pseudo partnership

- Mutualism partnership

- Conjugation partnership

Kemudian analisis lain yang

digunakan dalam

menganalisis bentuk adalah

tentang hubungan di dalam

kerjasama, yaitu:

- Subordinate union of

partnership.

- Linear union of

partnership

- Linear collaborative of

partnership

Dijelaskan bahwa visi, misi,

dan tujuan dari

Dinsosnakertrans dan LSK

Bina Bakat tidak

dirumuskan secara eksplisit

sama, akan tetapi keduanya

memiliki kecenderungan

yang sama. Kemitraan yang

terjalin antara

Dinsosnakertrans

merupakan kemitraan yang

saling menguntungkan dan

memberi manfaat antar

pihak. Dinsosnakertrans

masih dapat melakukan

program kegiatannya dalam

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

keterbatasannya menangani

anak jalanan. Keterbatasan

di dalam operasional

lapangan untuk mendekati

anak jalanan, proses

identifikasi salah sasaran,

dan banyak anak jalanan

yang tidak tersentuh oleh

program yang diadakan

pemerintah. Maka dari itu,

LSK Bina Bakat menutup

kekurangan

Dinsosnakertrans dalam

penanganan anak jalanan.

LSK Bina Bakat mampu

mendekati anak jalanan dan

mengidentifukasi hingga

akar-akarnya.

Hal sebaliknya, LSK Bina

Bakat memiliki keterbatasan

dana di dalam melaksanakan

programnya. Kemudian

Dinsosnakertrans

memberikan dana kepada

LSK Bina Bakat untuk dapat

terus melaksanakan

kegiatannya dalam

penanganan anak jalanan.

2. Program

Kemitraan

- Family base

- Institutional base

- Multi-system base

Dalam program terdapat

prinsip di dalamnya terdapat

3 prinsip:

- Prinsip Kesetaraan (Equity)

- Prinsip Keterbukaan

- Prinsip Azas manfaat

Kemitraan yang terjalin

antara Dinsosnakertrans

Kota Surakarta dengan LSK

Bina Bakat dilihat dari

penjabaran program dan

peranan dari masing-masing

pihak, merupakan model

kemitraan Institutional base.

Program dan kegiatan

tersebut dilakukan secara

berkesinambungan dan

sesuai dengan prinsip asas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

manfaat dari kemitraan yang

dilakukan.

3. Faktor yang

Berpengaruh

- Tipe networked structure

(jenis struktur jaringan)

- Commitment to a common

purpose (komitmen

terhadap tujuan)

- Trust among the

participants (adanya saling

percaya diantara pelaku)

- Kepastian governance

- Access to authority (akses

terhadap kekuasaan)

- Distributive account

ability/responsibility

(pembagian akuntabilitas

/responsibilitas)

- Information sharing

(berbagi informasi)

- Access to resources (akses

terhadap sumberdaya)

Hambatan dalam kemitraan

mengacu pendapat Sudarmo

yang diklasifikasikan ke

dalam:

1. Faktor Budaya

2. Faktor Institusi

3. Faktor Politik

- Faktor yang berpengaruh

sesuai dengan tipe trust

among the participants

yang menyatakan bahwa

pemerintah

mempercayakan informasi

terhadap stakeholders lain

untuk mencapai tujuan

bersama.

- Kemudian access to

resources, adanya

ketergantungan dana LSK

Bina Bakat, serta adanya

dana alokasi khusu di

dalam penanganan anak

jalanan.

- Dana yang dibutuhkan LSK

Bina Bakat sulit dan

berbelit-belit sesuai dengan

faktor institusi.

- Kurang adanya

transparansi dana yang

sesuai dengan faktor

politik.