Penanganan-anak-jalanan-berbasis-kemitraan-di-Kota ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of Penanganan-anak-jalanan-berbasis-kemitraan-di-Kota ...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB IV
PEMBAHASAN
G. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Struktur Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kota
Surakarta
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota
Surakarta merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang
memiliki tugas dalam melaksanakan urusan sosial di daerah, antara lain:
pengawasan usaha kesejahteraan sosial, partisipasi masyarakat di bidang
kesejahteraan sosial, dan pemberdayaan penyandang masalah kesejahteraan
sosial. Dinsosnakertrans memiliki misi:
1. Mewujudkan kualitas SDM yang profesional.
2. Mewujudkan pelayanan yang optimal dan berkualitas di Bidang Sosial,
Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
3. Mewujudkan Pengembangan Kemampuan Potensi dan Sumber
Kesejahteraan (PSKS), Lembaga Kesejahteraan Sosial, Lembaga
Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, Organisasi Pekerja, Organisasi
Pengusaha dan Lembaga-lembaga lainnya.
4. Mewujudkan kesejahteraan bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), pekerja/buruh dan transmigran.
5. Mewujudkan iklim ketenagakerjaan yang kondusif.
6. Pengembangan perluasan lapangan kerja dan kesempatan berusaha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Panduan Umum Pemutakhiran dan Pemetaan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS) dan Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial
(PSKS) Pemerintah Kota Surakarta Dinsosnakertrans tahun 2012,
menjabarkan visi, misi, dan tujuan tentang pembangunan bidang
kesejahteraan sosial yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pembangunan nasional. Sasaran utama pembangunan kesejahteraan sosial
adalah PMKS, di samping itu juga memberdayakan PSKS. Salah satu
permasalahan pokok yang dihadapi oleh pembangunan kesejahteraan
sosial, yaitu: masih tingginya jumlah PMKS yang belum tertangani dan
adanya tuntutan masyarakat agar penanganan PMKS terlaksana semakin
cepat, tepat, akuntable, dan transparan. Kriteria PMKS yang dimaksud
adalah anak balita terlantar, anak terlantar, anak nakal, anak jalanan,
wanita rawan sosial ekonomi, korban tindak kekerasan/diperlakukan salah,
lanjut usia terlantar, penyandang cacat, tuna susila, pengemis, bekas warga
binaan pemasyarakatan, korban penyalahgunaan NAPZA, keluarga fakir
miskin, keluarga berumah tak layak huni, keluarga yang bermasalah sosial
psikologi, komunitas adat terpencil, korban bencana alam, korban bencana
sosial, pekerja imigran terlantar, penyandang HIV/AIDS, keluarga rentan.
Anak jalanan menjadi salah satu penyandang masalah kesejahteraan sosial
yang mendapat skala prioritas di dalam penangannya. Berbagai
permasalahan sosial yang terjadi, membutuhkan penanganan secara
terorganisir. Dinsosnakertrans memiliki susunan organisasi yang secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
terperinci memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Susunan
Organisasi Dinsosnakertrans dapat dilihat sebagai berikut:
Gambar-4.1
Bagan Susunan Organisasi Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan
Transmigrasi Kota Surakarta
Sumber: Perwal Surakarta Nomor 25, Tahun 2012
Dinsosnakertrans mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang sosial, tenaga kerja dan ketransmigrasian. Untuk
menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Dinsosnakertrans
mempunyai fungsi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
a. Penyelenggaraan kesekretariatan dinas
b. Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan
c. Penyelenggaraan rehabilitasi dan bantuan sosial/kesejahteraan
sosial
d. Penyelenggaraan informasi, pelatihan dan penempatan tenaga
kerja dalam dan luar negeri
e. Pembinaan pengusaha dan organisasi pekerja, penyelesaian
perselisihan dan pengupahan pekerja
f. Pengawasan norma kerja, kesehatan dan keselamatan kerja
g. Penyelenggaraan ketransmigrasian
h. Penyelenggaraan sosialisasi
i. Pembinaan jabatan fungsional
j. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Dinsosnakertrans memiliki beberapa bagian di dalam susunan
organisasinya. Susunan organisasi pada gambar-4.1 menjelaskan bahwa,
terdapat unit organisasi dalam Dinsosnakertrans, yaitu: bidang sosial.
Bidang sosial membawahi Seksi Kesejahteraan Sosial yang menangani
anak jalanan. Bidang Sosial mempunyai tugas pokok melaksanakan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang
kesejahteraan sosial dan rehabilitasi sosial. Untuk melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, bidang sosial mempunyai fungsi :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
a. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang kesejahteraan sosial.
b. Menyiapkan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
pelaksanaan di bidang rehabilitasi sosial.
c. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
Tugas pokok dari Dinsosnakertrans yang sesuai dengan tugas pokok
bidang sosial, yaitu: penyelenggaraan bantuan sosial/kesejahteraan sosial.
Hal ini dapat dikatakan bahwa bidang yang lebih concern menangani anak
jalanan adalah bidang sosial, yaitu dengan tugas pelaksanaan di bidang
kesejahteraan sosial, seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa anak
jalanan masuk di dalam penyandang kesejahteraan sosial. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa Dinsosnakertrans memiliki program di dalam
penanganan anak jalanan.
2. Profil LSK Bina Bakat Surakarta
a. Domisili
Lembaga Studi Kemasyarakatan dan Bina Bakat Surakarta (LSK Bina
Bakat) adalah sebuah LSM lokal yang didirikan pada tanggal 25 Juli 1984
di Surakarta dengan Badan Hukum sebagai sebuah Yayasan. Domisili
LSK Bina Bakat di JL. Bromo II Desa Clolo Rt. 05 Rw. XIX, Kadipiro,
Banjarsari Surakarta 57136, Jawa Tengah-Indonesia. LSK Bina Bakat
memiliki program kerja lembaga, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
a. Pertanian
Melakukan desiminasi program pertanian lestari di wilayah DAS
Hulu “Jratunseluna” (daerah aliran sungai Hulu, Jragung, Tuntang,
Serang, Lusi, dan Juana) di Jawa tengah
b. Komunitas Nelayan dan Sumberdaya Kelautan
Membuat perencanaan strategis bersama komunitas nelayan
Pantura, terutama di wilayah eks Karesidenan Pati dan Jawa
Tengah pada umumnya.
c. Kelompok Miskin Perkotaan
Mengadakan identifikasi masalah kelompok miskin perkotaan di
wilayah Surakarta, terutama sektor informal ( PKL/Pedagang
Kaki Lima) dan Masyarakat Marginal (Anak Jalanan, Pemulung,
dll).
b. Visi, Misi, dan Tujuan LSK Bina Bakat
- Visi LSK Bina Bakat adalah menjadi salah satu pusat pemikiran,
pengkajian, dan pengembangan kesejahteraaan masyarakat dan potensi
keberbakatan dalam arti luas untuk mewujudkan masyarakat yang adil-
makmur, bebas dari kemiskinan, keterbelakangan, dan kebodohan.
- Misi LSK Bina Bakat Surakarta:
a. Mengupayakan kegiatan peningkatan kesejahteraan, pendapatan
kepada masyarakat (petani, nelayan, dan kelompok miskin
perkotaan) dengan perspektif lingkungan hidup, gender, dan HAM.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
b. Mengembangkan potensi keberbakatan masyarakat dalam arti luas,
termasuk anak-anak.
c. Menyelenggarakan kegiatan studi sosial kemasyarakatan, kebijakan
publik dan menyebarluaskan informasi tentang kesejahteraan sosial
dan pengembangan bakat.
- Tujuan LSK Bina Bakat Surakarta
a. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran kritis
masyarakat (petani, nelayan, dan kelompok miskin perkotaan)
termasuk anak-anak sehingga mampu membuat keputusan yang
terbaik dalam kehidupannya.
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam arti luas untuk
mencapai masyarakat yang adil-makmur, bebas dari kemiskinan,
keterbelakangan, kebodohan, dan meningkatkan usaha-usaha
penelitian serta dokumentasi kegiatan pengembangan masyarakat.
c. Mempengaruhi kebijakan publik tentang kesejahteraan sosial dan
pengembangan potensi keberbakatan, terutama kepada petani,
nelayan, dan kelompok miskin perkotaan.
d. Menggali potensi dan mengembangkan sumberdaya masyarakat,
termasuk keberbakatan dalam arti luas.
Berdasarkan hal tersebut LSK Bina Bakat memiliki visi dan misi
mengembangkan kesejahteraaan dengan mengupayakan kegiatan
peningkatan kesejahteraan. Upaya tersebut dilakukan dengan kegiatan
studi sosial kemasyarakatan, termasuk anak jalanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
c. Susunan Organisasi LSK Bina Bakat
Untuk mencapai tujuan program sebagaimana disebutkan diatas,
lembaga LSK Bina bakat memiliki susunan di dalam pengorganisasiannya
sebagai berikut:
Gambar-4.2
Bagan Organisasi LSK Bina Bakat
Sumber: LSK Bina Bakat
Susunan organisasi LSK Bina Bakat memiliki bagian yang menangani
anak jalanan. Bagian yang menangani anak jalanan adalah sektor informal.
Dalam penanganan anak jalanan ini, bagian sektor informal LSK Bina
Bakat memiliki tugas:
- Mengadakan identifikasi masalah kelompok miskin perkotaan di
wilayah Surakarta, terutama sektor informal Pedagang Kaki Lima
Dewan Pengurus
YAYASAN
KEPALA
WAKIL
KEPALA
SUBBAG
PERTANIAN
SUBBAG
PENG.
MASY.
NELAYAN
SUBBAG
SEKT. INFOR.
PERKOTAAN
SUBBAG
ADM. &
KEUANGAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
(PKL) dan Masyarakat Marginal (anak jalanan, pemulung, dan lain-
lain).
- Mengadakan pendampingan dan pemberdayaan anak jalanan melalui
Rumah Perlindungan Sosial Anak (RPSA).
d. Strategi LSK Bina Bakat
Strategi dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan sebagaimana diatas,
LSK Bina Bakat memilih rangkaian kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan studi dan pengkajian terhadap
masalah-masalah sosial kemasyarakatan.
2. Mengembangkan kegiatan pendidikan dan latihan kepada masyarakat
dalam arti luas (petani, nelayan, dan kelompok miskin perkotaan).
3. Mengadakan kegiatan advocacy dan pemberdayaan masyarakat.
4. Mengembangkan sistem dokumentasi dan informasi.
5. Mengambil peran aktif dalam mengembangkan jaringan strategis
dengan cara menjalin kerjasama dengan berbagai pihak.
6. Meningkatkan spesialisasi dan profesionalisme kerja staff.
7. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam melaksanakan setiap
program lembaga.
8. Mengembangkan ekonomi rakyat melalui usaha koperasi dan usaha
lainnya.
9. Mengembangkan program konsultansi untuk pengembangan
masyarakat petani, nelayan dan komunitas miskin perkotaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Strategi LSK Bina Bakat dilakukan dalam langkanya melakukan
penanganan berbagai masalah sosial. Strategi LSK Bina Bakat dalam
penanganan anak jalanan terlihat pada nomor 1, 2, 3, 5. Pada strategi
tersebut dikatakan bahwa melakukan pemberdayaan dan pelatihan kepada
masyarakat miskin perkotaan. Strategi tersebut merupakan salah satu
langkah LSK Bina Bakat untuk menangani anak jalanan. Kemudian
dikatakan pula salah satu langkah strategi yang dilakukan LSK Bina Bakat
adalah menjalin kemitraan dengan berbagai pihak.
Strategi lain yang dilakukan oleh LSK Bina Bakat dalam menangani
anak jalanan adalah adanya pendataan jumlah anak jalanan sesuai wilayah.
Wilayah kerja LSK Bina Bakat khusus dalam penanganan anak jalanan
adalah di wilayah Surakarta. Namun pendataan yang dilakukan oleh LSK
Bina Bakat dilakukan hanya di kecamatan Banjasari saja. Hal ini
dikarenakan banyaknya LSM yang berada di Surakarta dan menghindari
adanya overlapping di dalam pendataan jumlahnya anak jalanan.
Walaupun demikian, LSK Bina Bakat melakukan penanganan anak
jalanan dengan pihak-pihak yang terkait.
e. Pengalaman Lembaga
Dalam melaksanakan program kerjanya LSK Bina Bakat menjalin
kerjasama dengan berbagai pihak sebagai mitra kerja, diantaranya:
1. Masyarakat, petani, nelayan, dan kelompok miskin perkotaan
2. Lembaga dana baik dari dalam atau luar negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
3. Lembaga pemerintah, baik departemen maupun non-departemen
4. Perguruan tinggi dan lembaga penelitian
5. Media massa
6. Organisasi kemasyarakatan dan organisasi politik
7. Pemerintah Daerah
8. Departemen dan Dinas Pemerintah
9. DPR dan DPRD
10. LSM mitra dan Jaringan LSM
11. Lembaga keuangan bank dan non-bank
12. Konsumen
13. Relawan, dan kader atau tokoh masyarakat lokal
14. Perusahaan/Konsultan proyek pengembangan masyarakat
15. Kelompok-kelompok swadaya masyarakat
LSK Bina Bakat juga memiliki pengalaman yang sudah dilakukan
dalam penanganan anak jalanan, yaitu:
- Tahun 1999-2000, bekerjasama dengan Departemen Sosial RI melalui
Kantor Wilayah Departemen Sosial Propinsi Jawa Tengah dalam
Program Pemberdayaan Anak Jalanan di Surakarta.
- Tahun 2002, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Nasional Provinsi
Jawa Tengah dalam pendidikan dan latihan ketrampilan bagi anak
jalanan melalui rumah belajar anak jalanan di Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
- Tahun 2000-2003, bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa
Tengah dalam pemberdayaan anak jalanan melalui rumah singgah di
Surakarta.
- Tahun 2007, bekerjasama dengan Dinas Sosial Propinsi Jawa Tengah
dalam pemberdayaan anak perempuan jalanan melalui rumah
perlindungan sosial anak di Surakarta.
- Tahun 2010, bekerjasama dengan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah
dalam pendampingan dan pemberdayaan anak jalanan kota Surakarta.
- Tahun 2010, bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surakarta dan
UNICEF dalam pendampingan anak jalanan dalam rangka Solo
menjadi kota layak anak.
H. Kemitraan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan LSK Bina
Bakat dalam Penanganan Anak Jalanan di Surakarta
1. Bentuk Kemitraan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat
Anak memiliki peran penting di dalam pembangunan, karena anak
merupakan generasi penerus bangsa. Pemerintah berkewajiban dan bertanggung
jawab terhadap hak dan perlindungan anak. Namun, masih banyak anak yang
tidak mendapatkan hak dan penghidupan yang layak. Maka dari itu, diperlukan
adanya kemitraan pemerintah dengan pihak terkait yang memiliki tujuan yang
sama, yaitu menangani anak jalanan. Menurut UU No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak pasal 55, menyatakan bahwa pemerintah dalam
penyelenggaraan dan perawatan anak terlantar dapat mengadakan kerjasama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
dengan berbagai pihak terkait termasuk lembaga masyarakat. Pemerintah Kota
Surakarta khususnya Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi
(Dinsosnakertrans) telah menjalin kemitraan dengan Lembaga Studi
Kemasyarakatan (LSK) Bina Bakat Surakarta, sebagai salah satu aktor
kelembagaan yang berasal dari masyarakat dalam menangani anak jalanan. Hal
tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Triman:
“Iya dengan Bina Bakat. Ya..sebenernya sih nggak cuma sama LSK
Bina Bakat mbak, sama Bappermas, yayasan kakak, yamama, atma gitu
juga. Banyak sih mbak selama memenuhi syarat-syarat untuk menjadi
LSM.” (Wawancara: 19 April 2013)
Kemitraan yang dilakukan Dinsosnakertrans dengan pihak Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dapat juga dilihat dari tim penanganan anak jalanan dan
jejaring sosial yang dilakukan Dinsosnakertrans. Tim penanganan anak jalanan
oleh Dinsosnakertrans Kota Surakarta:
1. Dinsosnakertrans Kota Surakarta
2. Kepolisian (Polresta dan Polsek) Kota Surakarta
3. Satpol PP Kota Surakarta
4. Pekerja Sosial
5. Psikolog
6. Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK)
7. Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) dan Karang Taruna
Kemudian jejaring sosial oleh Dinsosnakertrans:
1. Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dikpora) Kota Surakarta
2. Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
3. Stasiun Kereta Api Jebres Surakarta
4. Kepolisian Kota Surakarta
5. Kementrian Agama Kota Surakarta
6. Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA)
7. Lembaga Pendidikan dan kursus pelatihan
8. Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3 Merdeka)
Surakarta
9. Tokoh-tokoh Masyarakat Surakarta
10. Panti Sosial atau Balai Rehabilitasi Sosial baik milik Pemerintah
Kota Surakarta maupun milik Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah
Tim penanganan anak jalanan dan jejaring sosial memperlihatkan bahwa
Dinsosnakertrans menjalin kemitraan dengan LSM. Pada tim penanganan anak
jalanan, PSM merupakan satu tim dengan Dinsosnakertrans dalam menangani
anak jalanan. Sesuai dengan prinsip PSM, yaitu: membantu orang agar mampu
membantu dirinya sendiri, PSM sangat memperhatikan pentingnya partisipasi
sosial dan pendekatan pemberdayaan masyarakat. Hal tersebut dapat dikatakan
bahwa LSM juga merupakan bagian dari PSM. Kemudian dalam jejaring sosial
LKSA menjadi bagian dari Dinsosnakertrans dalam mengidentifikasi anak
jalanan. LKSA merupakan alternatif terakhir dari pelayanan pengasuhan
alternatif untuk anak-anak yang tidak bisa diasuh di dalam keluarga inti,
keluarga besar, kerabat, atau keluarga pengganti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Kemitraan yang dilakukan Dinsosnakertrans dapat dikatakan dengan
berbagai pihak. Maka dari itu Dinsosnakertrans juga memiliki syarat sebelum
melakukan sebuah kemitraan dengan pihak lain. Di dalam menjalin kemitraan
dengan LSM Dinsosnakertans memiliki persyaratan, antara lain:
1. Memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
Memiliki SIUP sangat diperlukan untuk melakukan kemitraan,
karena jika LSM tidak memiliki SIUP, LSM tidak akan bisa mencairkan
dana dari Dinsosnakertrans, walaupun sudah disetujui oleh Pelayanan
Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Kota Surakarta (PTPAS).
2. Komunalitas
LSM tersebut milik umum yang dapat diartikan milik masyarakat
atau fungsinya digunakan untuk kepentingan masyarakat dan sesuai
dengan tujuan dari Dinsosnakertrans.
3. Eksis
LSM memiliki kegiatan yang rutin dan dari kegiatan yang
dilakukan sesuai dengan tujuan yang dicapai. Eksis juga diartikan bahwa
LSM tersebut dikenal oleh pihak-pihak lain dan dikenal oleh sasaran dari
terbentuknya LSM tersebut.
4. Memiliki kegiatan yang jelas
Kegiatan yang dilakukan oleh LSM tersebut harus dilakukan
dengan jelas. Kegiatan yang dilakukan secara terstruktur dan memiliki
anggaran, sasaran, dan tujuan yang jelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan oleh Bapak Triman:
“Gampang mbak kalau mau menjalin kemitraan, paling syaratnya ya
misalnya punya SIUP, komunalitas, eksis, jelas kegiatannya.”
(Wawancara: 19 April 2013)
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Bambang:
“Kalau mau jalin kemitraan itu ya harus patuh peraturan dong, SIUP itu
paling penting. Kalau LSM nggak mau buat SIUP ya itu jelas nggak
bisa mbak, wong itu syarat utama kok.” (Wawancara: 19 April 2013)
Kemitraan dapat terbentuk apabila terdapat kesepakatan diantara keduanya
sebagai bentuk bukti adanya kemitraan dengan pihak-pihak yang terkait, seperti
yang sudah dijelaskan di depan. Kemitraan Dinsosnakertrans dengan LSK Bina
Bakat tidak memiliki MoU maupun MoA, namun berdasarkan pada asas
kepercayaan terhadap kedua belah pihak. Pihak LSK hanya perlu mengajukan
proposal tentang profil LSM nya dan selama syarat-syarat dari pihak
Dinsosnakertrans dipenuhi, maka LSM itu akan di terima bermitra dengan
Dinsosnakertrans. Akan tetapi, kesepakatan diantara Dinsosnakertrans dan LSK
Bina Bakat tertulis dalam Nota Kesepakatan Pelayanan Terpadu Bagi
Perempuan dan Anak Kota Surakarta (PTPAS). Menurut Nota Kesepakatan
Nomor 463 tentang Pelayanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Kota
Surakarta (PTPAS) yang salah satunya membahas tentang anak dalam rentang
waktu 5 tahun, terdapat Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat sebagai
SKPD/instansi/lembaga yang masuk di dalam Nota Kesepakatan PTPAS. Nota
Kesepakatan PTPAS mengatur hubungan antar instasi/lembaga organisasi yang
tergabung dalam anggota jaringan PTPAS untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab dari peranan yang tercantum di dalam Nota Kesepakatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Peranan Dinsosnakertrans yang tertulis pada Nota Kesepakatan PTPAS, sebagai
berikut:
1. Melaksanakan upaya perlindungan dan pelayanan di bidang sosial bagi
korban kekerasan berbasis gender dan anak, anak jalanan, dan anak
terlantar.
2. Melaksanakan upaya rehabilitasi sosial dan ekonomi bagi anak jalanan
dan anak terlantar.
3. Melakukan monitoring dan evaluasi.
Sedangkan LSK Bina Bakat memiliki peranan: Melaksanakan pelayanan di
bidang informasi dan advokasi hak anak dan pendampingan anak jalanan.
Peranan yang terdapat di dalam Nota Kesepakatan PTPAS adalah sama-sama
melakukan pelayanan di bidang sosial dengan pendampingan anak jalanan. Hal
ini sesuai yang disampaikan oleh Bapak Triman:
“Sampai sekarang sih nggak ada mbak, kalau sama LSM/LSK gitu
cuma asas saling percaya gitu sih. Yah, balik ke tadi, kalau udah
memenuhi syarat-syarat menjadi LSM dan mengajukan proposal kesini
yah di acc.” (Wawancara: 19 April 2013)
Kemudian Bapak Bambang juga menyampaikan bahwa: “Kesepakatannya itu
pokoknya syarat-syarat dari pihak Dinsos dipenuhi, itu udah beres mbak.”
(Wawancara: 19 April 2013)
Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Muladiyanto yang mengatakan
bahwa:
“Nggak ada MoU mbak, udah saling percaya gitu aja. Tapi ada kok di
nota kesepakatan PTPAS, kan sudah diatur di PTPAS tentang tupoksi
masing-masing mbak.” (Wawancara: 22 April 2013)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Kemitraan antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat terjalin dengan
baik. Dinsosnakertrans Kota Surakarta dan LSK Bina Bakat merupakan mitra
kerja yang saling mendukung karena memiliki persamaan visi dan misi. Hal ini
sesuai yang disampaikan oleh Bapak Triman bahwa:
“Kemitraan dengan LSK Bina Bakat sangat baik mbak, nggak ada
masalah apa-apa. Kita juga kalau tidak ada LSM gitu sih juga repot
nanganin anak jalanan.” (Wawancara: 19 April 2013)
Kemitraan yang terjalin dengan baik antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina
Bakat ini menimbulkan kelancaranan dalam membina hubungan diantara
keduanya. Apalagi jika melihat jumlah anak jalanan yang meningkat pada tahun
2013. Hal ini dapat dilihat pada tabel-4.1 berikut:
Tabel-4.1
Jumlah Anak Jalanan Ditangani LSK Bina Bakat
di Kecamatan Banjarsari Surakarta
Tahun 2011 s/d 2013
No. Tahun Jumlah
(anak) (1) (2) (3)
1. 2011 35
2. 2012 15
3. 2013 130
Sumber: LSK Bina Bakat Kota Surakarta
Pada tabel-4.1 dijelaskan bahwa tahun 2013 terdapat 130 anak jalanan yang akan
diusulkan untuk mendapatkan bantuan dari Dinsosnakertrans. Jumlah ini
meningkat tinggi dari tahun sebelumnya dan membutuhkan penanganan anak
jalanan dengan tepat sasaran. Hal tersebut mendorong Dinsosnakertrans dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
LSK Bina Bakat melakukan kemitraan. Hal ini dikatakan oleh Bapak
Muladiyanto, bahwa:
“Masih banyaknya anak jalanan ini juga mengaharuskan kita bermitra
dengan pemerintah terutama Dinsos.” (Wawancara: 22 April 2013)
Hal serupa dikatakan oleh Bapak Triman, bahwa: “Ya mesti kita pengenlah ya
sama-sama mengurangi anak jalanan, makanya kita melakukan kemitraan.”
(Wawancara: 19 April 2013) Maka dari itu, Dinsosnakertrans dan LSK Bina
Bakat menyadari pentingnya melakukan kemitraan dalam menangani anak
jalanan. Bahkan Dinsosnakertrans secara concern dan rutin melakukan laporan
sosial setiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel-4.2 berikut:
Tabel-4.2
Laporan Sosial Tentang Jumlah Anak Jalanan
Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi
Tahun 2012
No. Tanggal Dalam kota Luar kota L P Umur
(tahun) (1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. 16 Mei 0 10 8 2
Terendah:10
Tertinggi:17
2. 27 Juni 0 5 4 1
Terendah:10
Tertinggi:16
3. 7 Juli 7 0 4 3
Terendah:3,5
Tertinggi:18
4. 13 Sep 3 0 3 0
Terendah:16
Tertinggi:18
5.
20 Des 5 4 6 3
Terendah:5
Tertinggi:18
6.
26 Des 0 4 3 1
Terendah:2
Tertinggi:16
Sumber: Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Menurut tabel-4.2 diatas dapat dilihat bahwa anak jalanan yang berada di
Surakarta tidak semua berasal dari dalam kota. Maka dibutuhkan identifikasi
dengan tepat agar penanganan yang dilakukan tepat pada sasaran. Sebenarnya,
anak jalanan yang berasal dari Surakarta masih termasuk dalam karateristik
Children on the street atau high risk to be street children yang bekerja di
jalanan, namun masih mempunyai keluarga dan beberapa jam di jalanan
kemudian kembali ke rumah. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan Bapak
Triman:
“Oh..iya mbak, anjal di Solo ini masih pulang ke rumah masing-masing.
Nggak ada yang sampai tidur di jalanan gitu, kalau yang ada itu
biasanya anjal yang dari luar kota yang nggak bisa pulang terus nggak
ada tempat menginap, jadi ya mereka tidurnya di jalanan.”
(Wawancara: 19 April 2013)
Melihat hal tersebut diatas, Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat
melakukan kemitraan saling melengkapi satu dan yang lainnya. Kedua pihak
menjalankan fungsi dan peranan saling mengisi dengan visi, misi, dan tujuan
dari masing-masing pihak. Kemitraan dilakukan dengan tidak melihat dari status
ataupun kekuatan dari masing-masing pihak. Dinsosnakertrans dan LSK Bina
Bakat menjalin kemitraan karena memiliki tujuan yang sama menangani anak
jalanan dengan melakukan berbagai bentuk kemitraan, misal saja kegiatan yang
dilakukan oleh LSK Bina Bakat akan didukung oleh Dinsosnakertrans. Hal
tersebut seperti yang dikatakan oleh Bapak Muladiyanto, bahwa: “Itu nanti
bentukknya misalnya LSK Bina Bakat punya program/kegiatan ya mbak, nanti
Dinsos ya ndukung gitu” (Wawancara: 22 April 2013). Jika LSK Bina Bakat
memiliki program/kegiatan yang akan dilakukan, LSK Bina Bakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
membutuhkan dana untuk melakukan kegiatan dalam penanganan anak jalanan,
Dinsosnakertrans akan memberikan dana yang dibutuhkan LSK Bina Bakat
dengan prosedur membuat proposal, kemudian dipersentasikan untuk
mencairkan dana. Dikatakan oleh Bapak Muladiyanto, bahwa:
“Kalau dari pihak LSK sendiri kan emang membutuhkan dana dari
pemerintah ya mbak, jadi ya itu yang mendukung kami untuk selalu
bermitra dengan pemerintah.” (Wawancara: 22 April 2013)
Hal yang sama disampaikan oleh Bapak Bambang, bahwa:
“Kalau mau melakukan kemitraan dengan Dinsosnakertrans, LSK Bina
Bakat akan diberitahu oleh Dinsos membuat proposal dan
dipresentasikan kegiatan LSK Bina Bakat buat cairin dana yang
dibutuhkan.” (Wawancara: 19 April 2013)
Dinsosnakertrans memiliki keterbatasan dalam mendekati anak jalanan,
karena yang bertugas menjaring anak jalanan (satpol PP) ditakuti oleh anak
jalanan. Apalagi karateristik anak jalanan di Surakarta sangat sensitif dan seperti
yang dijelaskan di atas bahwa anak jalanan di Surakarta intensitas hubungan
dengan keluarga rendah, walaupun mereka masih pulang ke rumah setiap
harinya. Maka dari itu Dinsosnakertrans membutuhkan LSK Bina Bakat yang
bisa mendekatkan diri dengan anak jalanan. Kemudian jika Dinsosnakertrans
memiliki acara atau kegiatan, Dinsosnakertrans akan menghubungi LSK Bina
Bakat untuk mengumpulkan anak-anak jalanan yang dibutuhkan. Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemitraan yang terjalin antara Dinsosnakertrans dan LSK
Bina Bakat adalah kemitraan linear collaborative of partnership. Kemitraan
yang terjalin, saling mengisi kekurangan dari masing-masing pihak tanpa
melihat kekuatan pihak yang bermitra. Hal ini sesuai yang dikatakan Bapak
Triman, bahwa:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
“Lagian anak jalanan sama satpol PP kan juga takut, makanya kita
butuh bantuan LSK Bina Bakat. Kalau ada acara apa gitu kita juga
meghubungi Bina Bakat mbak buat ngumpulin anak jalanan, kaya’
kemaren hari anak itu juga kita hubungi buat ngumpulin di balai kota.”
(Wawancara: 22 April 2013)
Hal yang sama juga dikatakan seorang anak jalanan Mega, bahwa: “Enak waktu
makan-makan sama dikasih duit di balaikota, tapi nggak suka mbak takut kalau
tiba-tiba ditangkap satpol PP, mereka jahat.” (Wawancara: 25 April 2013)
Dari penjabaran diatas dapat diketahui bahwa bentuk kemitraan yang
terjalin antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat adalah kemitraan
mutualism partnership berbasis linear collaborative of partnership. Kemitraan
yang dimaksud adalah Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat menyadari
pentingnya melakukan kemitraan dalam penanganan anak jalanan. Kedua belah
pihak tidak melihat latar belakang dari organisasinya dan tidak membedakan
status ataupun kekuatan dari pihak yang bermitra, namun dengan visi dan misi
yang sama bersatu dalam mencapai tujuan. Hal ini dapat dilihat dari persamaan
visi, misi, dan tujuan dari Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat yaitu:
membangun kesejahteraan sosial. Persamaan visi, misi, dan tujuan dapat dilihat
pada tabel berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Tabel-4.3
Persamaan Karateristik Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat
No Karateristik Dinsosnakertrans LSK Bina Bakat
(1) (2) (3)
1.
Visi
- Pengawasan usaha
kesejahteraan sosial
- Partisipasi masyarakat
di bidang kesejahteraan
sosial.
- Pemberdayaan
penyandang masalah
kesejahteraan sosial.
Menjadi salah satu pusat
pemikiran, pengkajian, dan
pengembangan kesejahteraaan
masyarakat.
2.
Misi
Mewujudkan
Pengembangan
Kemampuan Potensi dan
Sumber Kesejahteraan
(PSKS), Lembaga
Kesejahteraan Sosial,
Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial
(PMKS).
- Mengupayakan kegiatan
peningkatan kesejahteraan,
pendapatan kepada
masyarakat.
- Menyelenggarakan
kegiatan studi sosial
kemasyarakatan, kebijakan
publik dan
menyebarluaskan informasi
tentang kesejahteraan sosial
dan pengembangan bakat.
3.
Tujuan Penyelenggaraan bantuan
sosial/kesejahteraan sosial.
Meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dalam arti luas
untuk mencapai masyarakat
yang adil-makmur, bebas dari
kemiskinan, keterbelakangan,
kebodohan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Pada tabel-4.3 tersebut, dijelaskan bahwa visi, misi, dan tujuan dari
Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat tidak dirumuskan secara eksplisit sama,
akan tetapi keduanya memiliki kecenderungan yang sama. Kemitraan yang
terjalin antara Dinsosnakertrans merupakan kemitraan yang saling
menguntungkan dan memberi manfaat antar pihak. Dinsosnakertrans masih
dapat melakukan program kegiatannya dalam keterbatasannya menangani anak
jalanan. Keterbatasan di dalam operasional lapangan untuk mendekati anak
jalanan, proses identifikasi salah sasaran, dan banyak anak jalanan yang tidak
tersentuh oleh program yang diadakan pemerintah. Maka dari itu, LSK Bina
Bakat menutup kekurangan Dinsosnakertrans dalam penanganan anak jalanan.
LSK Bina Bakat mampu mendekati anak jalanan dan mengidentifukasi hingga
akar-akarnya.
Hal sebaliknya, LSK Bina Bakat memiliki keterbatasan dana di dalam
melaksanakan programnya. Kemudian Dinsosnakertrans memberikan dana
kepada LSK Bina Bakat untuk dapat terus melaksanakan kegiatannya dalam
penanganan anak jalanan. Hubungan Dinsosnakertans dengan LSK Bina Bakat
yaitu “buka-tutup” yakni, kekurangan LSK Bina Bakat akan dipenuhi oleh
Dinsosnakertans dan begitu juga sebaliknya. Jadi, terdapat hubungan timbal
balik antara keduanya.
2. Program Kemitraan Dalam Penanganan Anak Jalanan
Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat memiliki peranan dalam kemitraan
penanganan anak jalanan. Peranan dari adanya kemitraan antara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat diperlukan dalam mengatasi anak jalanan
ini. Dinsosnakertans Kota Surakarta memiliki peranan:
a. Fasilitasi
Melaksanakan perlindungan dan pelayanan di bidang sosial bagi
korban kekerasan berbasis gender dan anak, anak jalanan, dan anak
terlantar. Fasilitasi ini diawali dengan proses identifikasi yang
berbentuk penjaringan bagi anak jalanan.
b. Membina dan Memberi Masukan
Melaksanakan upaya rehabilitasi sosial dan ekonomi bagi anak
jalanan dan anak terlantar, serta memberikan masukan-masukan
sedikit demi sedikit. Hal ini masuk dalam solusi penanganan anak
jalanan oleh Dinsosnakertrans:
1. Pembinaan mental
2. Pendampingan dan penjangkauan
3. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan
c. Melakukan monitoring dan evaluasi
Setelah hal tersebut diatas dilakukan, Dinsosnakertrans masih
melakukan monitoring kepada anak jalanan dan melakukan evaluasi
dari peranan yang dilakukan. Pada proses evaluasi itu, dilakukan
langkah penanganan anak jalanan oleh Dinsosnakertrans:
- Rapat koordinasi
- Identifikasi/penjaringan
- Home Visit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
- Penjangkauan
- Seleksi calon peserta pelatihan
- Pelatihan
- Monitoring
- Evaluasi
Hal ini diungkapkan oleh Bapak Triman, bahwa:
“Kita melakukan home visit dan melakukan pelatihan bagi anak jalanan
itu mbak. Selain itu ya mbak, kami juga melakukan pembinaan kepada
orang tua dan life skill pada anak jalanan.” (Wawancara: 22 April 2013)
Peranan yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans sesuai yang disampaikan oleh
Bapak Triman, bahwa:
“Pihak Dinsos sendiri itu melakukan fasilitasi, monitoring, membina,
memberi masukan. Setelah itu kita mengidentifikasi yang dilakukan itu
nanti bentukknya penjaringan gitu mbak.” (Wawancara: 19 April 2013)
Upaya yang dilakukan Dinsosnakertrans tersebut dilakukan dengan guna
menjalankan tanggung jawabnya sebagai salah satu SKPD yang menangani anak
jalanan. Hal tersebut menunjukkan peranan Dinsosnakertrans dalam usahanya
melakukan pendekatan terhadap anak jalanan.
LSK Bina Bakat memiliki peranan melaksanakan pelayanan dibidang
informasi dan advokasi hak anak dan pendampingan anak jalanan. Hal tersebut
dapat dilakukan dengan:
1. Survai Lokasi
LSK Bina Bakat melakukan survai tempat beraktivitas dari anak
jalanan yang melakukan pekerjaannya. Survai Lokasi ini dilakukan
sampai ke tempat-tempat dalam/kampung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
2. Pendataan
Merupakan perkenalan dengan obyek/anak-anak jalanan dengan
persuasif (orang tua, lingkungan, rt/rw), menggunakan preman, uang
makan, ataupun uang saku. Pendataan dapat dilakukan dengan study
case. Di dalam study case ditemukan banyak permasalahan antara lain:
a. Anak menggat
b. Perlakuan salah
c. Eksploitasi
Seperti yang telah dijelaskan bahwa hal tersebut merupakan penyebab
anak turun ke jalan.
3. Need assesment
Suatu proses kebutuhan sekaligus menentukan prioritas dengan
mengetahui perbedaan antara kondisi yang diinginkan/seharusnya
dengan kondisi yang ada. LSK Bina Bakat menentukan prioritas di
dalam penanganan anak jalanan, yang dimaksud adalah LSK Bina Bakat
melakukan solusi penanganan anak jalanan yang bagaimana seharusnya
dilakukan terlebih dahulu.
4. Pendampingan/pemberdayaan
LSK Bina Bakat terus melakukan pendampingan anak jalanan serta
melakukan kegiatan-kegiatan untuk memberdayakan anak jalanan.
Pemberdayaan sebagai salah satu bentuk penanganan anak jalanan yang
dilakukan LSK Bina Bakat (gambar: terlampir), antara lain:
- Forum anak jalanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
- Sosialisasi anak jalanan
- Pentas anak jalanan
- Jambore anak jalanan
- Festival musik anak jalanan
Seperti yang dikatakan Bapak Muladiyanto bahwa: “Ya kita melakukan
forum, sosialisasi, pentas anak, jambore anak, festival musik anak
jalanan.” (Wawancara: 22 April 2013)
5. Monitoring
LSK Bina Bakat akan terus memonitor anak jalanan yang sudah
diberi pengarahan selama 3 tahun.
Peranan LSK Bina Bakat sesuai yang disampaikan oleh Bapak Muladiyanto
mengatakan bahwa:
“Pertama-tama kita melakukan pendampingan anak jalanan ya mbak,
pendampingan itu ya bisa dikatakan tahap-tahap kami (LSK Bina
Bakat) dalam menangani anak jalanan survai/lokasi dan pendataan.”
(Wawancara: 22 April 2013)
Peranan yang dilakukan LSK Bina Bakat dapat dikatakan berupa kegiatan-
kegiatan yang menunjang semangat anak jalanan untuk melakukan sesuatu.
Anak jalanan disesuaikan minat dan bakatnya, dilatih sesuai dengan
kemampuannya. Anak jalanan diberi fasilitas dalam forum untuk diberikan
pengarahan dan didampingi di dalam melakukan kegiatannya. Di dalam peranan
program yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat, keduanya
memiliki kontribusi masing-masing dalam melakukan perannya.
Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dapat saling melakukan kegiatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
sudah direncanakan. Hal tersebut sesuai dengan prinsip kemitraan, yaitu prinsip
azas manfaat bersama (mutual benefit).
Perananan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dalam penanganan anak
jalanan dapat diintisarikan pada tabel-4.4 berikut:
Tabel-4.4
Program Kemitraan
Dinsosnakertrans dengan LSK Bina Bakat
No. Kemitraan Dinsosnakertrans LSK Bina Bakat
(1) (2) (3)
1. Peranan 1. Fasilitasi
2. Monitoring dan
evaluasi
3. Membina dan
memberi
masukan
1. Survai Lokasi
2. Pendataan
3. Need assesment
4. Pendampingan/pemberdayaan
5. Monitoring
2. Kegiatan 1. Pelatihan
ketrampilan
2. Kursus-kursus
pelatihan
1. Forum anak jalanan
2. Sosialisasi anak jalanan
3. Pentas anak jalanan
4. Jambore anak jalanan
5. Festival musik anak jalanan
3. Solusi 1. Pembinaan
mental
2. Pendampingan
dan penjangkauan
3. Pendidikan,
Pelatihanketrampi
lan
1. Pelatihan ketrampilan
2. Pendampingan
Pada tabel-4.4, dijelaskan bahwa program kegiatan antara Dinsosnakertrans
dan LSK Bina Bakat saling berkaitan antar pihak. Pada peranan kemitraan
terhadap anak jalanan, Dinsosnakertans dan LSK Bina Bakat memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
kesinambungan dan memiliki proses yang sejalan dan bersatu. LSK Bina Bakat
melakukan survai lokasi dan Dinsosnakertrans melakukan fasilitasi. Kemudian
LSK Bina Bakat melakukan pendataan dan identifikasi anak jalanan, karena
LSK Bina Bakat dapat melakukan identifikasi hingga ke akarnya. Setelah itu
Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat melakukan pembinaan dan
pendampingan anjal dalam bentuk forum sosialisasi yang dilakukan di
Balaikota. Hal ini seperti yang dikatakan Irul, seorang anak jalanan binaan LSK
Bina Bakat yang berprofesi sebagai pengamen, mengatakan bahwa:
“Saya sukanya ngumpul sama pengamen yang lain mbak, diajak
makan-makan sama dikasih uang kalau pas kumpul-kumpul apa gitu.
Dulu saya juga makan sama dikasih uang pas dateng di Balaikota.”
(Wawancara: 26 April 2013)
LSK Bina Bakat membawa anak jalanan ke Balaikota yang diadakan oleh
Dinsosnakertrans. Kemitraan juga terjalin ketika Dinsosnakertrans melakukan
pelatihan ketrampilan dan kursus. Pelatihan ketrampilan merupakan program
Dinsosnakertrans, kemudian dengan dana dari Dinsosnakertrans, LSK Bina
Bakat melakukan kegiatannya dalam bentuk pentas anak jalanan, jambore anak
jalanan, festival musik anak jalanan. Hal lain juga pada kursus pelatihan yang
merupakan program Dinsosnakertrans, kemudian dengan dana Dinsosnakertrans,
LSK Bina Bakat melakukan kegiatan forum anak jalanan. Program dan kegiatan
yang telah dilakukan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat, kedua belah pihak
secara bersama melakukan monitoring dari kegiatan yang sudah dilaksanakan.
Kemitraan yang terjalin antara Dinsosnakertrans Kota Surakarta dengan
LSK Bina Bakat dilihat dari penjabaran program dan peranan dari masing-
masing pihak diatas, merupakan model kemitraan Institutional base. Model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
kemitraan Institutional base merupakan model kemitraan lembaga-lembaga
sosial di masyarakat yang menjalin kerjasama dengan pemerintah. LSK Bina
Bakat merupakan salah satu lembaga sosial yang menangani anak jalanan.
Sedangkan Pemerintah Kota (Pemkot) memiliki SKPD yang bertanggung jawab
menangani anak jalanan adalah Dinsosnakertrans. Kemitraan yang terjalin,
berkesinambungan antara satu pihak dan pihak yang lainnya, karena pihak-pihak
tersebut juga memiliki satu tujuan yang sama. Hal ini sesuai dengan salah satu
karateristik LSM yang merupakan suatu lembaga yang mementingkan
kepentingan masyarakat dan memiliki kekuatan dari masyarakat yang diatur
dalam UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan, PP No. 18
Tahun 1986 tentang Pelaksana UU Organisasi Kemasyarakatan. Model
kemitraan Institutional base antara Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat, yaitu:
melaksanakan program kegiatan secara bersama dalam menangani anak jalanan.
Program dan kegiatan tersebut dilakukan secara berkesinambungan dan
memiliki asas manfaat dari kemitraan yang dilakukan.
I. Faktor Pendukung Dan Faktor Penghambat Kemitraan Dinas Sosial,
Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Dengan LSK Bina Bakat Dalam
Penanganan Anak Jalanan
1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dapat dilihat
dari strategi organisasi, visi, misi, tujuan dari kedua belah pihak yang
memiliki persamaan. Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
persamaan persepsi bahwa anak jalanan menjadi salah satu penyandang
masalah kesejahteraan sosial yang mendapat skala prioritas di dalam
penangannya. Persamaan fungsi dan tugas pokok, yaitu: penyelenggaraan
bantuan sosial, mengembangkan kesejahteraaan dengan mengupayakan
kegiatan peningkatan kesejahteraan. Hal ini sesuai dengan commitment to
common purpose yang menyatakan behwa dalam sebuah kemitraan akan
berhasil jika terdapat perhatian dan komitmen dan mencapai tujuan, dalam
bentuk visi maupun misi.
Faktor pendukung lainnya adalah tersedianya dana alokasi khusus untuk
urusan wajib sosial yang tertera pada Nota Pengantar Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Walikota Surakarta. Program urusan wajib sosial yang
dilaksanakan oleh Dinsosnakertrans salah satunya adalah pelayanan
kesejahteraan sosial bagi PMKS. Hal ini sesuai dengan network management
tentang ketersedian sumber dana dan access to resources yang menyatakan
bahwa pemerintah perlu menyediakan sumberdaya keuangan.
Mendapatkan hidup yang layak juga merupakan faktor pendukung
kemitraan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat. Hal ini seperti yang
dikatakan Siti Sariyati mengatakan bahwa:
“Ya nggak mau ngamen sih mbak, tapi nggak punya duit mbak.
Kalau saya dikasih uang terus ya saya nggak bakalan ngamen
mbak. Pengennya ya dapet duit, bisa beli apa-apa. Abis nggak ada
yang kasih duit sama saya.” (Wawancara: 25 April 2013)
Dikatakan juga oleh Irul bahwa: “Aku pengen jadi pilot” (Wawancara: 26
April 2013). Pernyataan tersebut memperlihatkan bahwa anak jalanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
membutuhkan perhatian dari berbagai kalangan, karena mereka masih
memiliki keinginan dan cita-cita. Anak jalanan juga berhak mendapat hak nya
untuk mendapat penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Maka dari itu
kemitraan antara Dinsosnakertrans dengan LSK Bina terus berjalan untuk
mencapai tujuan tersebut.
Kemitraan antara Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat memiliki
kepercayaan antar pihak. Ketika Dinsosnakertrans kesulitan mencari data
akurat tentang jumlah anak jalanan karena keterbatasan kapasitasnya, maka
Dinsosnakertrans yakin kepada LSK Bina Bakat ini mampu memberikan
data-data dan segala informasi yang diperlukan untuk kepentingan
Dinsosnakertrans. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Triman, bahwa:
Tiap tahun jumlah anak jalanan kan beda-beda ya, jadi kita
kesulitan buat memastikan. Disitu kita kan butuh menjalin
kemitraan dengan LSM-LSM terkait mbak, data-data kita mix
dan itu nanti dibuat laporan. (Wawancara: 19 April 2013)
Hal ini sesuai dengan trust among the participants yang menyatakan bahwa
pemerintah mempercayakan informasi terhadap stakeholders lain untuk
mencapai tujuan bersama.
2. Faktor Penghambat
LSK Bina Bakat merupakan Non-Goverment Organization (NGO), NGO
dimaksudkan bahwa segala macam kegiatan yang dilakukan oleh LSK Bina
Bakat dana yang didapat berasal dari luar LSK Bina Bakat. Biasanya dana
yang didapatkan sering dari swasta, karena adanya kesulitan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
mendapatkan dana dari pemerintah yang membutuhkan proses yang lama,
padahal kegiatan yang dilakukan untuk menangani anak jalanan segera
dibutuhkan. Kemitraan yang terjalin antara Dinsosnakertrans berjalan dengan
baik, namun pihak LSK Bina Bakat merasa kurang ada transparasi dana yang
digunakan, sehingga pihak LSK Bina Bakat sedikit mengalami kebingungan
ketika menerima pencairan dana untuk program kegiatan.
LSM cenderung memiliki sifat langsung mengatakan inti dan sasarannya,
begitu pula dengan sifat LSK Bina Bakat. Seperti yang dikatakan oleh Bapak
Muladiyanto, bahwa:
“Kurangnya transparasi masalah dana juga itu mbak, buat
bingung,,hahahha. Kalau LSM kan ya gini mbak ceplas-ceplos,
tapi kalau dinas itu tertutup banget, nggak terbuka gitu.”
(Wawancara: 22 April 2013)
Hal ini berbeda dengan sifat Dinsosnakertrans yang cenderung lebih tertutup
masalah transparasi dana yang dikeluarkan.
Dinsosnakertrans menilai bahwa tidak akan bisa menangani anak jalanan
karena mindset dari anak jalanan sendiri sudah tidak mau berubah maka akan
sulit untuk menangani anak jalanan secara optimal. Sosialisasi yang
dilakukan oleh Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat juga dinilai masih
tidak efektif karena mindset dari anak jalanan tersebut sudah terbentuk seperti
itu, misal saja mindset anak jalanan yang tidak akan datang dalam acara
sosialisasi ataupun forum jika tidak mendapatkan “amplop”. Hal ini
dikemukakan oleh Bapak Triman, bahwa:
“Kalau faktor penghambat ya tau sendiri mbak, mindset anak
jalanan itu gimana? Susah banget buat diatur, lingkungan dan
keluarganya juga udah terlanjur terbentuk gitu mbak, jadi agak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
susah. “Trus kalau ada acara gitu yang dateng rombongan mbak
banyak sekali yang dateng,orang tuanya juga dateng, dapet
makan sama uang terus pulang, jadi ya sama aja nggak
didengerin.” (Wawancara: 19 April 2013)
Segala bentuk penanganan anak jalanan dinilai belum efektif selama masih
ada anak jalanan. Anak jalanan tidak akan bisa dihapuskan selama kebutuhan
keluarganya belum terpenuhi. Karena faktor terbesak anak menjadi anak
jalanan adalah desakan keadaan ekonomi keluarganya. Faktor lain adalah
sudah tertanamnya mindset anak jalanan bahwa mencari uang di jalanan
mudah. Hal ini dikemukakan oleh Bapak Triman, bahwa:
“Ya belum mbak saat ini, apalagi masalah anak jalanan ini kan
sangat mendasar mbak, jadi susah juga buat ditanganin, apalagi
ngerubah mindset anak jalanan juga bener-bener nggak gampang
mbak.” (Wawancara: 22 April 2013)
Hal lain juga dikemukakan oleh Bapak Muladiyanto, bahwa:
“Belum optimal mbak selama masih ada anak jalanan dan
kebutuhan dari keluarganya belum terpenuhi, kan mereka juga
maunya punya duit. Kalau keluarganya nggak punya duit ya
mereka turun ke jalan.” (Wawancara: 22 April 2013)
Faktor penghambat yang lain adalah belum mengertinya program yang
dilakukan Dinsosnakertrans dan LSK Bina Bakat dalam menangani anak
jalanan. Hal ini dapat dilihat dari Marsono salah satu anak jalanan yang
mengatakan:
“Iya, suka disuruh-suruh datang gitu ke acara-acara. Di sana
paling main sama teman lain mbak, dapet makan sama uang terus
pulang.” (Wawancara: 26 April 2013)
Dikatakan hal yang sama oleh Indah Novitasari, anak jalanan yang berprofesi
pedagang asongan, mengatakan bahwa: “Aku nggak tau itu acara apa mbak,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
ya dateng aja sih. Ada makanan sama uangnya.” (Wawancara: 25 April
2013) Kemudian dikatakan juga oleh Sari, bahwa:
“Kalau temen-temen yang lain pada ikut, aku sih ya ikut-ikut aja
mbak, ibu saya juga ikut. Pokoknya kalau acara-acara gitu temen-
temen yang lain ikut, ya kebanyakan semuanya pada ikut.”
(Wawancara: 26 April 2013)
Hal ini menunjukkan bahwa program yang dilakukan oleh Dinsosnakertrans
kurang mendapatkan apresisasi dari anak-anak jalanan. Dinsosnakertrans
harus lebih meningkatkan cara penanganan anak jalanan bersama dengan
LSK Bina Bakat yang lebih efektif agar dapat mengatasi anak jalanan hingga
tuntas. Dari penjabaran pembahasan diatas dapat dibuat matriks sebagai
berikut:
Matriks-4.1
Matriks Hasil Pembahasan
No. Aspek
Kajian
Kriteria Temuan
(1) (2) (3)
1. Bentuk
Kemitraan
- Pseudo partnership
- Mutualism partnership
- Conjugation partnership
Kemudian analisis lain yang
digunakan dalam
menganalisis bentuk adalah
tentang hubungan di dalam
kerjasama, yaitu:
- Subordinate union of
partnership.
- Linear union of
partnership
- Linear collaborative of
partnership
Dijelaskan bahwa visi, misi,
dan tujuan dari
Dinsosnakertrans dan LSK
Bina Bakat tidak
dirumuskan secara eksplisit
sama, akan tetapi keduanya
memiliki kecenderungan
yang sama. Kemitraan yang
terjalin antara
Dinsosnakertrans
merupakan kemitraan yang
saling menguntungkan dan
memberi manfaat antar
pihak. Dinsosnakertrans
masih dapat melakukan
program kegiatannya dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
keterbatasannya menangani
anak jalanan. Keterbatasan
di dalam operasional
lapangan untuk mendekati
anak jalanan, proses
identifikasi salah sasaran,
dan banyak anak jalanan
yang tidak tersentuh oleh
program yang diadakan
pemerintah. Maka dari itu,
LSK Bina Bakat menutup
kekurangan
Dinsosnakertrans dalam
penanganan anak jalanan.
LSK Bina Bakat mampu
mendekati anak jalanan dan
mengidentifukasi hingga
akar-akarnya.
Hal sebaliknya, LSK Bina
Bakat memiliki keterbatasan
dana di dalam melaksanakan
programnya. Kemudian
Dinsosnakertrans
memberikan dana kepada
LSK Bina Bakat untuk dapat
terus melaksanakan
kegiatannya dalam
penanganan anak jalanan.
2. Program
Kemitraan
- Family base
- Institutional base
- Multi-system base
Dalam program terdapat
prinsip di dalamnya terdapat
3 prinsip:
- Prinsip Kesetaraan (Equity)
- Prinsip Keterbukaan
- Prinsip Azas manfaat
Kemitraan yang terjalin
antara Dinsosnakertrans
Kota Surakarta dengan LSK
Bina Bakat dilihat dari
penjabaran program dan
peranan dari masing-masing
pihak, merupakan model
kemitraan Institutional base.
Program dan kegiatan
tersebut dilakukan secara
berkesinambungan dan
sesuai dengan prinsip asas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
manfaat dari kemitraan yang
dilakukan.
3. Faktor yang
Berpengaruh
- Tipe networked structure
(jenis struktur jaringan)
- Commitment to a common
purpose (komitmen
terhadap tujuan)
- Trust among the
participants (adanya saling
percaya diantara pelaku)
- Kepastian governance
- Access to authority (akses
terhadap kekuasaan)
- Distributive account
ability/responsibility
(pembagian akuntabilitas
/responsibilitas)
- Information sharing
(berbagi informasi)
- Access to resources (akses
terhadap sumberdaya)
Hambatan dalam kemitraan
mengacu pendapat Sudarmo
yang diklasifikasikan ke
dalam:
1. Faktor Budaya
2. Faktor Institusi
3. Faktor Politik
- Faktor yang berpengaruh
sesuai dengan tipe trust
among the participants
yang menyatakan bahwa
pemerintah
mempercayakan informasi
terhadap stakeholders lain
untuk mencapai tujuan
bersama.
- Kemudian access to
resources, adanya
ketergantungan dana LSK
Bina Bakat, serta adanya
dana alokasi khusu di
dalam penanganan anak
jalanan.
- Dana yang dibutuhkan LSK
Bina Bakat sulit dan
berbelit-belit sesuai dengan
faktor institusi.
- Kurang adanya
transparansi dana yang
sesuai dengan faktor
politik.