21
BAB III
COCKPIT VOICE RECORDER
A. Sejarah Cockpit Voice Recorder (CVR)
Faktor keselamatan merupakan faktor utama dalam pengoperasian
pesawat terbang. Berbagai macam regulasi dan peraturan harus ditaati, tapi
kecelakaan tetap saja terjadi. Ada tiga faktor utama penyebab terjadinya
kecelakaan, yaitu faktor manusia, material, dan alam, serta beberapa faktor
lain di antaranya faktor managemen dan operasional yang pada akhirnya
faktor manusia juga yang paling berperan dalam setiap kecelakaan pesawat
terbang.
Ada beberapa cara untuk mengetahui penyebab terjadinya suatu
kecelakaan, di antaranya adalah dengan memasang alat perekam
penerbangan yang sering disebut black box atau kotak hitam sebagai alat
untuk mengungkap tabir penyebab kecelakaan.
Mungkin disebut black untuk mengkonotasikan black atau hitam
sebagai sebuah tragedi. Namun, sejatinya black box pada pesawat tidaklah
berwarna hitam, namun orange atau warna cerah (warna dicat terang agar
mendapatkan tingkat “visibilitas” tinggi atau istilah indonesianya menarik
perhatian). Kotak hitam pertama mulai muncul pada tahun 1950 dan mulai
diwajibkan pada tahun 1960-an.
Black box atau perekam data pesawat (flight recorder) ditemukan
pertama kali oleh ilmuan Australia yang bernama David Warren. Lahir pada
22
tahun 1925 di kawasan timur laut Australia. Beliau meninggal diusianya
yang ke-85 tahun di sebuah panti jompo di kota Melbourne. Ide dalam
membuat kotak hitam untuk merekam percakapan pilot dan co-pilot di
cockpit muncul saat dia menyelidiki kecelakaan pertama pesawat jet
komersil, Comet, Tahun 1953. Saat itu dia berfikir bahwa tim penyidik
sangat terbantu jika ada rekaman suara di cockpit. Lalu David Warren
langsung merancang dan menciptakan prototype alat yang dia gagas tersebut
pada tahun 1956. Hasil karyanya tidak langsung disambut positif. Ide dasar
dalam pembuatan kotak hitam ini adalah perlu adanya informasi yang
menjelaskan segala kegiatan saat pesawat sedang dioperasikan. Perlu waktu
10 tahun bagi David Warren untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat
luas atas temuan hebatnya itu, sosialisasi terus dia lakukan termasuk kepada
militer Inggris pada tahun 1958. Hasilnya, angkatan udara Australia yang
semula menganggap kotak hitam tidak berguna, tidak diperdulikan dan tidak
perlu dipasang pada pesawat komersil sebaliknya jadi menggunakan.
Setelah melewati beberapa tahap penyempurnaan dan penelitian, kotak
hitam pun menjadi salah satu komponen yang wajib dipasang dalam
pesawat. Berkat jasanya, David Warren dianugerahi penghargaan Orde of
Australia pada tahun 2002. Merupakan bentuk penghargaan tertinggi
penerintah Australia bagi warga sipil mereka.
Perekam data penerbangan (flight recorder) terdiri dari dua alat
perekam, yaitu perekam data penerbangan (FDR/Flight Data Recorder) dan
perekam percakapan (CVR/Cockpit Voice Recorder).
23
B. CVR (Cockpit Voice Recorder)
1. Karakteristik CVR (Cockpit Voice Recorder)
CVR memiliki beberapa karakteristik, oleh karena itu untuk
mengetahui lebih lanjut karakteristik dari CVR dapat kita lihat pada
table 1 di bawah ini.
Panjang 15.187 in. maximum (385.75 mm)
Lebar 5.032 in. maximum (127.81 mm)
Tinggi 7.845 in. maximum (199.26 mm)
Berat 23.5 pounds maximum (10.66 Kg)
Cover Material Corrosion Resistant Steel
Cover Finish International Orange Enamel/Black Lettering
Power Requirements 115VAC, 400 Hz
Connector DPXB57-34P0001 Cannon
Tape Speed 2 – 3/4 inch per second
Recording 30 minutes
Record Bias 45 kHz ± 5%
Tabel 1. Karakteristik CVR
24
Gambar 3.1. Fisik CVR
Model AV-557C Cockpit Voice Recorder (CVR), Part Number
980-6005-074, -075, -076, -077, -078, and -079, are manufactured by
Honeywell.
2. Fungsi dan Kegunaan CVR
Fungsi dan kegunaan CVR adalah untuk merekam pembicaraan di
pesawat yang terbagi dalam 4 channel, yaitu mic monitor, pilot, co-
pilot, dan extra audio.
3. Komponen CVR
CVR disusun dalam sebuah box yang terdiri dari beberapa
komponen yaitu, Underwater Locator Beacon, tape deck assembly,
25
armored enclosure, dust cover assembly, shock mount assembly,
chassis and electronics.
Gambar 3.2. Komponen CVR
Tape Deck Assembly
Armore Enclosure
Electronics
Components
Dust Cover Assembly
27
Jika pesawat mengalami kecelakaan dan jatuh ke air, maka
beacon inilah yang akan mengirimkan sinyal ultrasonik yang tidak
dapat didengarkan oleh telinga manusia, tetapi dengan
menggunakan sonar atau akustik lo kasi. Pada beacon terdapat
submergence sensor yang bila terkena air akan mengaktifkan
beacon. Ketika pesawat berada di dalam air maka switch ini akan
kontak dengan air, sehingga memancarkan sinyal yang kemudian
akan diterima oleh receiver yang dibawa oleh tim pencari (tim
SAR).
Gambar 3.5. Proses Pencarian
Sinyal yang akan dikeluarkan yaitu sinyal dengan frequensi
37,5KHz tiap second-nya dari 30 hari pengaktifannya sesuai
dengan standar baterai lithium (dengan harapan akan lebih mudah
28
menemukan posisi jatuhnya pesawat atau tempat beradanya
CVR/FDR) dan kedalamannya sampai dengan 14.000 feet (4.267
m).
b. Tape Deck Assembly
Tape Deck Assembly terdiri dari seluruh komponen untuk
menjalankan atau menggerakan pita magnetik yang berisi rekaman
terakhir, terdapat komponen pencatatat dan komponen penghapus
pita. Sesuai dengan desainnya, pita yang berbahan polymide base
magnetic dengan panjang adalah 230 feet (70.104 m) yang setara
dengan 30 menit perekaman dengan lebar pita 6,35 mm. Tape Deck
Assembly juga berisi komponen atau sensor untuk merasakan
kondisi end of tape untuk secara otomatis membalikan arah pita
(reverse) dan bulk erase dapat digunakan untuk menghapus pita
setelah penerbangan terakhir.
29
Gambar 3.6. Tape Deck Assembly
Perekam pita bekerja dengan meletakan jalur kemagnetan
remanen material magnetik yang terdapat pada permukaan pita
(lihat gambar 7). Polaritas daerah yang termagnetisasi di dalam
jalur tersebut tergantung pacla polaritas medan magnetik yang
melewati head gap (celah head). Akibatnya, terbentuklah pola yang
sesuai dengan polaritas dan kuat medan magnet yang melintasinya
dan membentuk rekaman permanen. Pita dimagnetisasi menjadi
potongan-potongan polaritas magnet yang dibentuk oleh celah
head.
30
Gambar 3.7. Perekam Pita
c. Armored Enclosure
Armored Enclosure didesain untuk melindungi alat rekaman
dari efek panas ke komponen mekanik dan menghadapi lingkungan
thermal pada waktu kondisi pesawat hancur.
Armored Enclosure dibuat dengan kulit lapisan baja pada
bagian luar untuk penetrasi dan pelindung dari hantaman keras.
Dan dengan thermal isolasi di dalamnya. Bagian luar Armored
Enclosure dilapisi dengan cat yang melindungi dari api.
31
d. Dust Cover Assembly
Dust Cover Assembly ini berupa kotak yang terbuat dari
bahan stainless yang melindungi pada bagian terluar pada CVR.
Pada bagian depannya terdapat panel sebagai koneksi antara CVR
dengan pesawat. Dapat melindungi dari suhu dan tekanan pada
kondisi tertentu saja sedangkan pada kondisi sangat ekstrim, Dust
Cover Assembly ini tidak lebih kuat dibandungkan dengan
Armored Enclosure, dengan kata lain perlindungan pada alat
perekaman terletak pada bagian Armored Enclosure.
Bagian luar Dust Cover Assembly dicat dengan warna orange
dan ditulis dengan huruf hitam besar sesuai dengan yang telah
disepakati dunia penerbangan internasional. Pada CVR tipe 980-
6005-074, -075, -076, -078, dan -079 bertuliskan COCKPIT
VOICE RECORDER pada kedua sisinya. Sedangkan pada tipe
980-6005-075 dan -077 bertuliskan FLIGHT RECORDER – DO
NOT OPEN dan pada tipe ini juga terdapat tulisan dalam bahasa
Prancis ENREGISTREUR DE VOL NE PAS OUVRIR, dan
hanya pada tipe ini tulisan tersebut benar-bernar dapat bertahan
dari api.
32
e. Shock Mount Assembly and Chassis Assembly
Shock Mount Assembly adalah sebuah komponen tambahan
yang dipasang pada bagian bawah sebagai alat peredam guncangan
pada CVR. Chassis Assembly adalah alat pendukung yang
menghubungkan CVR dengan bagian Shock Mount Assembly.
Gambar 3.8. Penempatan CVR
f. Electronics Component
Komponen elektronik ini dikemas ke dalam 3 bagian circuit
yang terpisah yang dimasukan ke dalam Chassis Tape Recorder.
Jadi komponen elektronik ini berada di sebelah komponen Tape
Recorder. Komponen elektonik ini terdiri dari 3 bagian yang biasa
disebut A1, A2, A3. Pada bagian A1 terdapat rangkaian Erase,
Record, Bias Assembly. Bagian A2 terdapat rangkaian Repro,
Shock Mount Assembly &
Chassis Assembly
33
Monitor, Self Test Assembly. Dan terakhir pada bagian A3 terdapat
rangkaian Power Supply, Regulator, Motor Control. Schematic dari
komponen-komponen elektronika pada CVR dapat digambarkan
sebagai berikut :
35
Pada gambar di atas menggambarkan tentang system
operasi pada sebuah CVR. CVR secara otomatis beroperasi
bersamaan dengan engine ON, kemudian keempat inputan
CVR sudah dapat dioperasikan diikuti oleh semua sistem pada
CVR yang juga aktif. Sebelum lepas landas (take off), sebuah
standar pengecekan harus dilakukan untuk memastikan bahwa
CVR bekerja sebagaimana mestinya.
Standar pengecekan ini meliputi : Bias Erase, delapan
sistem perekaman, kondisi pita beserta komponen
penggeraknya, saklar-saklar relay dan jalur komunikasi antara
cockpit dan CVR. Dengan menekan tombol test pada control
panel di cockpit (lihat gambar 10) maka pada speaker yang
terdapat pada cockpit akan mengeluarkan suara “Bip”
sebanyak 4 kali, 2 “Bip” pertama hanya suara dan 2 “Bip”
terakhir diikuti dengan bergeraknya meter indicator sebanyak
2 kali pula.
36
Gambar 3.10. CVR Control Panel
1. Test Meter, berfungsi untuk mengindikasikan kekuatan
relatif sinyal dari mikrofon atau audio amplifier.
2. Test button-switch, berfungsi untuk melakukan pengetesan
3. Erase button-switch, berfungsi untuk menghapus semua
rekaman setelah penerbangan rutin. Untuk mencegah
penghapusan secara tidak sengaja (accidental erasures)
maka perlu menekan dan menahan tombol erase selama ±
2 detik sebelum penghapusan dimulai.
4. Headset Jack, berfungsi untuk memasang headset 600
Ohms untuk mendengarkan rekaman pada semua Channel.
37
2) Record Amplifiers
Gambar 3.11. Record Amplifier
Fungsi dari record amplifier adalah untuk menyesuaikan
sinyal masuka (input) sehingga dicapai pensinyalan yang
sesuai dengan standar perekaman. Kita ambil channel 1
sebagai penggambaran.
38
Sinyal yang masuk dari inputan diperkecil oleh
transformator (T1). AR1A adalah op-amp yang menguatkan
kembali sinyal masukan sehingga didapatkan sinyal yang
sesuai untuk perekaman. Resistor variable (R16) dipasang
untuk bertindak sebagai pengatur dari penguatan perekaman.
Keluaran dari AR1A mengirim sinyal ke record head.
Penempatan R19 untuk mengatur arus bias pada record head
agar didapatkan level frekuensi respon yang optimal. Amplifier
bekerja pada sumber tegangan +15 VDC.
3) Bias / Erase Oscillator
Gambar 3.12. Bias / Erase Oscillator
Fungsi dari bias oscillator adalah untuk menyediakan
gelombang sinus berfrekuensi ( 45 KHz ±5%) yang digunakan
untuk menggabungkan dengan sinyal data dalam perekaman.
39
4) Monitor Circuit
Gambar 3.13. Monitor Circuit
Monitor circuit ini berfungsi untuk mengontrol kondisi
dari perekaman, apakan FWD (Forward) atau REV (Reverse).
U1 adalah sirkuit kontak yang menentukan kondisi perekaman.
Kondisi FWD adalah ketika Q1 ON. Sedangkan kondisi REV
adalah ketika Q1 OFF. Pemilihan penguatan sinyal keluaran
pada AR1A tergantung pada R20 untuk FWD dan R19 untuk
REV.
40
Untuk merekam frekuensi yang terlalu tinggi atau noise
maka dipasang AR2 sebagai Low Pass Filter (LPF) untuk
mendapatkan frekuensi yang sesuai.
5) Bulk Erase Diagram
Bulk erase bekerja pada tegangan 115VAC 400Hz.
Perintah untuk menghapus rekaman biasanya dilakukan setelah
pesawat mendarat (landing) dan sebelum melakukan
penerbangan (flight) kembali. Bulk erase diagram dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.14. Bulk Erase Diagram
Top Related