BAB III COCKPIT VOICE RECORDER

20
21 BAB III COCKPIT VOICE RECORDER A. Sejarah Cockpit Voice Recorder (CVR) Faktor keselamatan merupakan faktor utama dalam pengoperasian pesawat terbang. Berbagai macam regulasi dan peraturan harus ditaati, tapi kecelakaan tetap saja terjadi. Ada tiga faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan, yaitu faktor manusia, material, dan alam, serta beberapa faktor lain di antaranya faktor managemen dan operasional yang pada akhirnya faktor manusia juga yang paling berperan dalam setiap kecelakaan pesawat terbang. Ada beberapa cara untuk mengetahui penyebab terjadinya suatu kecelakaan, di antaranya adalah dengan memasang alat perekam penerbangan yang sering disebut black box atau kotak hitam sebagai alat untuk mengungkap tabir penyebab kecelakaan. Mungkin disebut black untuk mengkonotasikan black atau hitam sebagai sebuah tragedi. Namun, sejatinya black box pada pesawat tidaklah berwarna hitam, namun orange atau warna cerah (warna dicat terang agar mendapatkan tingkat “visibilitas” tinggi atau istilah indonesianya menarik perhatian). Kotak hitam pertama mulai muncul pada tahun 1950 dan mulai diwajibkan pada tahun 1960-an. Black box atau perekam data pesawat (flight recorder) ditemukan pertama kali oleh ilmuan Australia yang bernama David Warren. Lahir pada

Transcript of BAB III COCKPIT VOICE RECORDER

21

BAB III

COCKPIT VOICE RECORDER

A. Sejarah Cockpit Voice Recorder (CVR)

Faktor keselamatan merupakan faktor utama dalam pengoperasian

pesawat terbang. Berbagai macam regulasi dan peraturan harus ditaati, tapi

kecelakaan tetap saja terjadi. Ada tiga faktor utama penyebab terjadinya

kecelakaan, yaitu faktor manusia, material, dan alam, serta beberapa faktor

lain di antaranya faktor managemen dan operasional yang pada akhirnya

faktor manusia juga yang paling berperan dalam setiap kecelakaan pesawat

terbang.

Ada beberapa cara untuk mengetahui penyebab terjadinya suatu

kecelakaan, di antaranya adalah dengan memasang alat perekam

penerbangan yang sering disebut black box atau kotak hitam sebagai alat

untuk mengungkap tabir penyebab kecelakaan.

Mungkin disebut black untuk mengkonotasikan black atau hitam

sebagai sebuah tragedi. Namun, sejatinya black box pada pesawat tidaklah

berwarna hitam, namun orange atau warna cerah (warna dicat terang agar

mendapatkan tingkat “visibilitas” tinggi atau istilah indonesianya menarik

perhatian). Kotak hitam pertama mulai muncul pada tahun 1950 dan mulai

diwajibkan pada tahun 1960-an.

Black box atau perekam data pesawat (flight recorder) ditemukan

pertama kali oleh ilmuan Australia yang bernama David Warren. Lahir pada

22

tahun 1925 di kawasan timur laut Australia. Beliau meninggal diusianya

yang ke-85 tahun di sebuah panti jompo di kota Melbourne. Ide dalam

membuat kotak hitam untuk merekam percakapan pilot dan co-pilot di

cockpit muncul saat dia menyelidiki kecelakaan pertama pesawat jet

komersil, Comet, Tahun 1953. Saat itu dia berfikir bahwa tim penyidik

sangat terbantu jika ada rekaman suara di cockpit. Lalu David Warren

langsung merancang dan menciptakan prototype alat yang dia gagas tersebut

pada tahun 1956. Hasil karyanya tidak langsung disambut positif. Ide dasar

dalam pembuatan kotak hitam ini adalah perlu adanya informasi yang

menjelaskan segala kegiatan saat pesawat sedang dioperasikan. Perlu waktu

10 tahun bagi David Warren untuk mendapatkan pengakuan dari masyarakat

luas atas temuan hebatnya itu, sosialisasi terus dia lakukan termasuk kepada

militer Inggris pada tahun 1958. Hasilnya, angkatan udara Australia yang

semula menganggap kotak hitam tidak berguna, tidak diperdulikan dan tidak

perlu dipasang pada pesawat komersil sebaliknya jadi menggunakan.

Setelah melewati beberapa tahap penyempurnaan dan penelitian, kotak

hitam pun menjadi salah satu komponen yang wajib dipasang dalam

pesawat. Berkat jasanya, David Warren dianugerahi penghargaan Orde of

Australia pada tahun 2002. Merupakan bentuk penghargaan tertinggi

penerintah Australia bagi warga sipil mereka.

Perekam data penerbangan (flight recorder) terdiri dari dua alat

perekam, yaitu perekam data penerbangan (FDR/Flight Data Recorder) dan

perekam percakapan (CVR/Cockpit Voice Recorder).

23

B. CVR (Cockpit Voice Recorder)

1. Karakteristik CVR (Cockpit Voice Recorder)

CVR memiliki beberapa karakteristik, oleh karena itu untuk

mengetahui lebih lanjut karakteristik dari CVR dapat kita lihat pada

table 1 di bawah ini.

Panjang 15.187 in. maximum (385.75 mm)

Lebar 5.032 in. maximum (127.81 mm)

Tinggi 7.845 in. maximum (199.26 mm)

Berat 23.5 pounds maximum (10.66 Kg)

Cover Material Corrosion Resistant Steel

Cover Finish International Orange Enamel/Black Lettering

Power Requirements 115VAC, 400 Hz

Connector DPXB57-34P0001 Cannon

Tape Speed 2 – 3/4 inch per second

Recording 30 minutes

Record Bias 45 kHz ± 5%

Tabel 1. Karakteristik CVR

24

Gambar 3.1. Fisik CVR

Model AV-557C Cockpit Voice Recorder (CVR), Part Number

980-6005-074, -075, -076, -077, -078, and -079, are manufactured by

Honeywell.

2. Fungsi dan Kegunaan CVR

Fungsi dan kegunaan CVR adalah untuk merekam pembicaraan di

pesawat yang terbagi dalam 4 channel, yaitu mic monitor, pilot, co-

pilot, dan extra audio.

3. Komponen CVR

CVR disusun dalam sebuah box yang terdiri dari beberapa

komponen yaitu, Underwater Locator Beacon, tape deck assembly,

25

armored enclosure, dust cover assembly, shock mount assembly,

chassis and electronics.

Gambar 3.2. Komponen CVR

Tape Deck Assembly

Armore Enclosure

Electronics

Components

Dust Cover Assembly

26

a. Underwater Locator Beacon

Gambar 3.3. Fisik ULB

Gambar 3.4. Bagian-bagian ULB

27

Jika pesawat mengalami kecelakaan dan jatuh ke air, maka

beacon inilah yang akan mengirimkan sinyal ultrasonik yang tidak

dapat didengarkan oleh telinga manusia, tetapi dengan

menggunakan sonar atau akustik lo kasi. Pada beacon terdapat

submergence sensor yang bila terkena air akan mengaktifkan

beacon. Ketika pesawat berada di dalam air maka switch ini akan

kontak dengan air, sehingga memancarkan sinyal yang kemudian

akan diterima oleh receiver yang dibawa oleh tim pencari (tim

SAR).

Gambar 3.5. Proses Pencarian

Sinyal yang akan dikeluarkan yaitu sinyal dengan frequensi

37,5KHz tiap second-nya dari 30 hari pengaktifannya sesuai

dengan standar baterai lithium (dengan harapan akan lebih mudah

28

menemukan posisi jatuhnya pesawat atau tempat beradanya

CVR/FDR) dan kedalamannya sampai dengan 14.000 feet (4.267

m).

b. Tape Deck Assembly

Tape Deck Assembly terdiri dari seluruh komponen untuk

menjalankan atau menggerakan pita magnetik yang berisi rekaman

terakhir, terdapat komponen pencatatat dan komponen penghapus

pita. Sesuai dengan desainnya, pita yang berbahan polymide base

magnetic dengan panjang adalah 230 feet (70.104 m) yang setara

dengan 30 menit perekaman dengan lebar pita 6,35 mm. Tape Deck

Assembly juga berisi komponen atau sensor untuk merasakan

kondisi end of tape untuk secara otomatis membalikan arah pita

(reverse) dan bulk erase dapat digunakan untuk menghapus pita

setelah penerbangan terakhir.

29

Gambar 3.6. Tape Deck Assembly

Perekam pita bekerja dengan meletakan jalur kemagnetan

remanen material magnetik yang terdapat pada permukaan pita

(lihat gambar 7). Polaritas daerah yang termagnetisasi di dalam

jalur tersebut tergantung pacla polaritas medan magnetik yang

melewati head gap (celah head). Akibatnya, terbentuklah pola yang

sesuai dengan polaritas dan kuat medan magnet yang melintasinya

dan membentuk rekaman permanen. Pita dimagnetisasi menjadi

potongan-potongan polaritas magnet yang dibentuk oleh celah

head.

30

Gambar 3.7. Perekam Pita

c. Armored Enclosure

Armored Enclosure didesain untuk melindungi alat rekaman

dari efek panas ke komponen mekanik dan menghadapi lingkungan

thermal pada waktu kondisi pesawat hancur.

Armored Enclosure dibuat dengan kulit lapisan baja pada

bagian luar untuk penetrasi dan pelindung dari hantaman keras.

Dan dengan thermal isolasi di dalamnya. Bagian luar Armored

Enclosure dilapisi dengan cat yang melindungi dari api.

31

d. Dust Cover Assembly

Dust Cover Assembly ini berupa kotak yang terbuat dari

bahan stainless yang melindungi pada bagian terluar pada CVR.

Pada bagian depannya terdapat panel sebagai koneksi antara CVR

dengan pesawat. Dapat melindungi dari suhu dan tekanan pada

kondisi tertentu saja sedangkan pada kondisi sangat ekstrim, Dust

Cover Assembly ini tidak lebih kuat dibandungkan dengan

Armored Enclosure, dengan kata lain perlindungan pada alat

perekaman terletak pada bagian Armored Enclosure.

Bagian luar Dust Cover Assembly dicat dengan warna orange

dan ditulis dengan huruf hitam besar sesuai dengan yang telah

disepakati dunia penerbangan internasional. Pada CVR tipe 980-

6005-074, -075, -076, -078, dan -079 bertuliskan COCKPIT

VOICE RECORDER pada kedua sisinya. Sedangkan pada tipe

980-6005-075 dan -077 bertuliskan FLIGHT RECORDER – DO

NOT OPEN dan pada tipe ini juga terdapat tulisan dalam bahasa

Prancis ENREGISTREUR DE VOL NE PAS OUVRIR, dan

hanya pada tipe ini tulisan tersebut benar-bernar dapat bertahan

dari api.

32

e. Shock Mount Assembly and Chassis Assembly

Shock Mount Assembly adalah sebuah komponen tambahan

yang dipasang pada bagian bawah sebagai alat peredam guncangan

pada CVR. Chassis Assembly adalah alat pendukung yang

menghubungkan CVR dengan bagian Shock Mount Assembly.

Gambar 3.8. Penempatan CVR

f. Electronics Component

Komponen elektronik ini dikemas ke dalam 3 bagian circuit

yang terpisah yang dimasukan ke dalam Chassis Tape Recorder.

Jadi komponen elektronik ini berada di sebelah komponen Tape

Recorder. Komponen elektonik ini terdiri dari 3 bagian yang biasa

disebut A1, A2, A3. Pada bagian A1 terdapat rangkaian Erase,

Record, Bias Assembly. Bagian A2 terdapat rangkaian Repro,

Shock Mount Assembly &

Chassis Assembly

33

Monitor, Self Test Assembly. Dan terakhir pada bagian A3 terdapat

rangkaian Power Supply, Regulator, Motor Control. Schematic dari

komponen-komponen elektronika pada CVR dapat digambarkan

sebagai berikut :

34

1) System Block Diagram

Gambar 3.9. Block Diagram CVR

35

Pada gambar di atas menggambarkan tentang system

operasi pada sebuah CVR. CVR secara otomatis beroperasi

bersamaan dengan engine ON, kemudian keempat inputan

CVR sudah dapat dioperasikan diikuti oleh semua sistem pada

CVR yang juga aktif. Sebelum lepas landas (take off), sebuah

standar pengecekan harus dilakukan untuk memastikan bahwa

CVR bekerja sebagaimana mestinya.

Standar pengecekan ini meliputi : Bias Erase, delapan

sistem perekaman, kondisi pita beserta komponen

penggeraknya, saklar-saklar relay dan jalur komunikasi antara

cockpit dan CVR. Dengan menekan tombol test pada control

panel di cockpit (lihat gambar 10) maka pada speaker yang

terdapat pada cockpit akan mengeluarkan suara “Bip”

sebanyak 4 kali, 2 “Bip” pertama hanya suara dan 2 “Bip”

terakhir diikuti dengan bergeraknya meter indicator sebanyak

2 kali pula.

36

Gambar 3.10. CVR Control Panel

1. Test Meter, berfungsi untuk mengindikasikan kekuatan

relatif sinyal dari mikrofon atau audio amplifier.

2. Test button-switch, berfungsi untuk melakukan pengetesan

3. Erase button-switch, berfungsi untuk menghapus semua

rekaman setelah penerbangan rutin. Untuk mencegah

penghapusan secara tidak sengaja (accidental erasures)

maka perlu menekan dan menahan tombol erase selama ±

2 detik sebelum penghapusan dimulai.

4. Headset Jack, berfungsi untuk memasang headset 600

Ohms untuk mendengarkan rekaman pada semua Channel.

37

2) Record Amplifiers

Gambar 3.11. Record Amplifier

Fungsi dari record amplifier adalah untuk menyesuaikan

sinyal masuka (input) sehingga dicapai pensinyalan yang

sesuai dengan standar perekaman. Kita ambil channel 1

sebagai penggambaran.

38

Sinyal yang masuk dari inputan diperkecil oleh

transformator (T1). AR1A adalah op-amp yang menguatkan

kembali sinyal masukan sehingga didapatkan sinyal yang

sesuai untuk perekaman. Resistor variable (R16) dipasang

untuk bertindak sebagai pengatur dari penguatan perekaman.

Keluaran dari AR1A mengirim sinyal ke record head.

Penempatan R19 untuk mengatur arus bias pada record head

agar didapatkan level frekuensi respon yang optimal. Amplifier

bekerja pada sumber tegangan +15 VDC.

3) Bias / Erase Oscillator

Gambar 3.12. Bias / Erase Oscillator

Fungsi dari bias oscillator adalah untuk menyediakan

gelombang sinus berfrekuensi ( 45 KHz ±5%) yang digunakan

untuk menggabungkan dengan sinyal data dalam perekaman.

39

4) Monitor Circuit

Gambar 3.13. Monitor Circuit

Monitor circuit ini berfungsi untuk mengontrol kondisi

dari perekaman, apakan FWD (Forward) atau REV (Reverse).

U1 adalah sirkuit kontak yang menentukan kondisi perekaman.

Kondisi FWD adalah ketika Q1 ON. Sedangkan kondisi REV

adalah ketika Q1 OFF. Pemilihan penguatan sinyal keluaran

pada AR1A tergantung pada R20 untuk FWD dan R19 untuk

REV.

40

Untuk merekam frekuensi yang terlalu tinggi atau noise

maka dipasang AR2 sebagai Low Pass Filter (LPF) untuk

mendapatkan frekuensi yang sesuai.

5) Bulk Erase Diagram

Bulk erase bekerja pada tegangan 115VAC 400Hz.

Perintah untuk menghapus rekaman biasanya dilakukan setelah

pesawat mendarat (landing) dan sebelum melakukan

penerbangan (flight) kembali. Bulk erase diagram dapat

dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.14. Bulk Erase Diagram