1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup
seyogyanya yang menjadi acuan bagi kegiatan berbagi
ektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan
kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan
hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap
terjamin. Pola pemanfaatan sumber daya alam seharusnya
dapat memberikan akses kepada segenap masarakat, bukan
terpusat pada beberapa kelompok masyarakat dan
golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan
sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran
serta akif masyarakat, sraemikiran dampak-dampak yang
timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut.
Untuk diperlukan suatu pemahaman yang cukup dalam
menganalisi mengenai dapak terhadap lingkungan.
2
Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan
industri perlu dikendalikan untuk mengurangi kadar
kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain
pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak
memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan
bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan
pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang
mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.
B. Tujuan
Tujuan disusunya makalah ini yaitu untuk
menjelaskan kepada para pembaca mengenai baku mutu
lingkungan yang meliputi baku mutu air, baku mutu
limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara
emisi, dan baku mutu air laut, serta menjelaskan suatu
alat yang sering di gunakan untuk menganalisa dampak
lingkungan yang disebut AMDAL.
3
Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi
sumberdaya alam dan lingkungan hidup dewasa ini, maka
di perlukan upaya :
mengelola sumberdaya alam, baik yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui
melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dengan
memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya;
menegakkan hukum secara adil dan konsisten untuk
menghindari perusakan sumberdaya alam dan pencemaran
lingkungan;
mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada
pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam
dan lingkungan hidup secara bertahap;
memberdayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi dalam
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup bagi
peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal;
4
menerapkan secara efektif penggunaan indikator-
indikator untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan
menetapkan kawasan konservasi baru di wilayah
tertentu; dan
mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi
permasalahan lingkungan global.
Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya
pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan
berwawasan keadilan seiring meningkatnya kesejahteraan
masyarakat serta meningkatnya kualitas lingkungan
hidup sesuai dengan baku mutu lingkungan yang
ditetapkan, serta terwujudnya keadilan antar generasi,
antar dunia usaha dan masyarakat, dan antar negara
maju dengan negara berkembang dalam pemanfaatan
sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang optimal.
5
BAB II
BAHAN BAKU LINGKUNGAN
Ada beberapa macam baku mutu lingkungan antara lain
yaitu baku mutu air, baku mutu limbah cair, baku mutu
6
udara ambien, baku mutu udara emisi, dan baku mutu air
laut.
A. Baku mutu air
Baku mutu Baku mutu air pada sumber air,
disingkat baku mutu air. Baku mutu air adalah batas
kadar yang diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar
terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.
Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan
sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam,
seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma
yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan
penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena
tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab
pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh
limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga,
industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan
racun. Polutan industri antara lain polutan organik
7
(limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam
berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan
oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama
air tanah.
Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk
pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi
bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.
Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa
makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng)
serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga
berperan besar dalam pencemaran air, baik air di
permukaan maupun air tanah.
B. Baku mutu limbah cair
Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk
dibuang dari sumber pencemaran ke dalam air pada
sumber air , sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya
baku mutu air.
8
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri
(KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, NOMOR:
KEP- 03/MENLH/l/1998) Dalam rangka untuk melestarikan
lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi manusia
serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan
pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke media
lingkungan. Kegiatan pembuangan limbah cair oleh
kawasan industri mempunyai potensi menimbulkan
pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu
dilakukan pengendalian.
Untuk melaksanakan pengendalian pencemaran air
sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 15 Peraturan
Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendatian
Pencemaran Air, perlu ditetapkan lebih lanjut Baku
Mutu Limbah Cair.
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan
kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan
sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh
9
Perusahaan Kawasan hidustri yang telah memiliki Izin
Usaha Kawasan Industri. Perusahaan Kawasan Industri
adalah perusahaan yang mengusahakan pengembangan
dan/atau pengelolaan Kawasan Industri. Baku Mutu
Limbah Cair Kawasan Industri adalah batas maksimum
limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingk-ungan
hidup dari suatu Kawasan Industri. Limbah Cair Kawasan
Industri adalah limbah dalam bentuk cair yang
dihasilkan oleh kegiatan Kawasan Industri yang dibuang
ke lingkungan hidup dan diduga dapat menurunkan
kualitas lingkungan hidup.
Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah cair yang
dinyatakan dengan debit, kadar dan beban pencemar.
Debit maksimum adalah debit tertinggi yang masih
diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup.
Kadar maksimum adalah kadar tertinggi yang masih
diperbolebkan dibuang ke lingkungan hidup. Beban
10
pencemaran maksimum adalah beban pencemaran tertinggi
yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup.
Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri yang
telah mempunyai Unit Pengolah Limbah Terpusat adalah
sebagaimana tersebut dalam Keputusan ini. Bagi Kawasan
Industri yang belum mempunyai Unit Pengolah Limbah
Terpusat berlaku Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis-
jenis industri sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Kadar maksimum dari masing-
masing parameter atau debit limbah maksimum
sebagaimana tersebut dalam Keputusan ini dapat
dilampaui sepanjang beban pencemaran maksimum tidak
dilampaui.
BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KAWASAN INDUSTRI
PARAMETER KADAR MAKSIMUM BEBAN PENCEMARAN
MAKSIMUM
(mg/liter) (kg/hari.Hari)
BOD5 50 4.3
11
COD 100 8.6
TSS 200 17.2
pH 6.0 - 9.0
DEBIT LIMBAH CAIR MAKSIMUM: 1 L per detik per HA lahan
kawasan yang terpakai.
Baku mutu udara ambien
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi
pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah
yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan
mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan
unsur Lingkungan hidup lainnya.
Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di
udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap
makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda.
Baku mutu udara ambient (USA) untuk CO adalah:
12
1. Konsentrasi maksimum dalam 8 jam tidak melebihi
sekali setahun = 10 mg/m3 atau 9 ppm
2. Konsentrasi maksimum dalam satu jam tidak melebihi
sekali setahun = 40 mg/m3 atau 35 ppm
3. Konsentrasi CO dapat diukur secara kontinyu dengan
menggu-nakan teknik spektroskop infra-merah non-
dispersif.
Baku mutu udara emisi
Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain
yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau
dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai
dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur
pencemar.
Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang
diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk
dikeluarkan dari sumber pencemaran ke udara, sehingga
13
tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien.
Baku mutu air laut
Baku mutu air laut adalah batas atau kadar makhluk
hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau
harus ada , dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang
adanya dalam air laut.
BAB III
AMDAL
A. Pengertian
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun
1999, pasal 1 ayat 1, AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan ) adalah kajian mengenai dampak besar dan
14
penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan.
Setiap kegiatan pembangunan secara potensial
mempunyai dampak terhadap lingkungan. Dampak-dampak
ini harus dipelajari untuk merencanakan upaya
mitigasinya. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993
(PP 51/1993) tentang Analisis Mengenal Dampak
Lingkungan (AMDAL) menyatakan bahwa studi tersebut
harus merupakan bagian dari studi kelayakan dan
menghasilkan dokumen-dokumen sebagai berikut:
1.Kerangka Acuan (KA) ANDAL, yang memuat lingkup studi
ANDAL yang dihasilkan dari proses pelingkupan.
2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), yang merupakan
inti studi AMDAL. ANDAL memuat pembahasan yang rinci
dan mendalam tentang studi terhadap dampak penting
kegiatan yang diusulkan.
15
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), yang memuat
usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mitigasi
setiap dampak lingkungan dari kegiatan yang
diusulkan.
4.Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), yang memuat
rencana pemantauan dampak lingkungan yang akan
timbul.
RKL dan RPL merupakan persyaratan mandatory menurut PP
51/1993, sebagai bagian kelengkapan dokumen AMDAL bagi
kegiatan wajib AMDAL. Untuk kegiatan yang tidak wajib
AMDAL, penanggulangan dampak lingkungan yang timbul
memerlukan:
1.Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
2.Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
3.Pertanggung-jawaban pelaksanaan audit, antara
auditor dan manajemen organisasi.
4.Komunikasi temuan-temuan audit.
5.Kompetensi audit.
16
6.Bagaimana audit akan dilaksanakan.
Sebagai dasar pelaksanaan Audit Lingkungan di
Indonesia, telah dikeluarkan Kepmen LH No.
42/MENLH/11/1994 tentang Prinsip-Prinsip dan Pedoman
Umum Audit Lingkungan. Dalam Lampiran Kepmen LH No.
41/94 tersebut didefinisikan bahwa:
Audit lingkungan adalah suatu alat pengelolaan yang
meliputi evaluasi secara sistematik terdokumentasi,
periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja
organisasi, sistem pengelolaan dan pemantauan dengan
tujuan memfasilitasi kontrol pengelolaan terhadap
pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan
pengkajian kelayakan usaha atau kegiatan terhadap
peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan
lingkungan.
Audit Lingkungan suatu usaha atau kegiatan
merupakan perangkat pengelolaan yang dilakukan secara
internal oleh suatu usaha atau kegiatan sebagai
17
tanggungjawab pengelolaan dan pemantauan
lingkungannya. Audit lingkungan bukan merupakan
pemeriksaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan
perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif
yang diIaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi
permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga
dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya.
B. Tujuan AMDAL
Tujuan dan sasaran AMDAL adalah Untuk menjamin
agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat
beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan
mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha
atau kegiatan tersebut layak dari aspek lingkungan
hidup. Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui
kajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana
usaha dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu
secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak
18
lingkungan hidup yang negative, serta dapat
memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara
efisien.
AMDAL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup
untuk:
• Menghindari dampak
n Apakah proyek dibutuhkan?
n Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini?
n Apakah ada alternatif lokasi?
• Meminimalisasi dampak
n Mengurangi skala, besaran, ukuran
n Apakah ada alternatif untuk proses, desain,
bahan baku, bahan bantu?
• Melakukan mitigasi/kompensasi dampak
n Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap
lingkungan yang rusak.
C. Fungsi AMDAL
19
AMDAL berfungsi sebagai penetapan pengambilan
keputusan seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1
PP 27 Tahun 1999, (AMDAL adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan ).
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien
sesuai dengan situasi.
D. Manfaat AMDAL
Pada dasarnya AMDAL memiliki tiga manfaat utama yaitu,
1. Pada Pemerintah
Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan
lingkungan dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan.
20
Merupakan bahan masukan dalam perencanaan
pembangunan wilayah.
Mencegah potensi SDA di sekitar lokasi proyek tidak
rusak dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
2. Pada Masyarakat
Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya
sehingga dapat mempersiapkan diri untuk
berpartisipasi.
Mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi
dan manfaat serta kerugian akibat adanya suatu
kegiatan.
Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan
dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan
mengelola kualitas lingkungan.
3. Pada Pemrakarsa
§ Untuk mengetahui masalahmasalah lingkungan
yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.
21
§ Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan
dansasaran proyek.
§ Sebagai pedoman untuk pelaksanaan
pengelolaandan pemantauan lingkungan hidup.
Selain manfaat – mafaat di atas AMDAL juga sering di
gunakan sebagai : AMDAL sebagai ENVIRONMENTAL
SAFEGUARDS
AMDAL digunakan sebagai Enironmental safeguards
atau upaya perlindungan lingkungan dari berbagai
jenis kegiatan eksploitasi sumber daya alam baik yang
di lakukan masyarakat lokal maupun pemerintah
sehingga tecapai suatu tujuan yaitu :
Output SDS yang efesien
SDA yang berkelanjutan
Konservasi kawasan lindung
Pengembangan wilayah
22
Manfaat AMDAL dalam PERENCANAAN WILAYAH yaitu
Ayat (2) PP 27/1999:
Hasil AMDAL digunakan sebagai bahan perencanaan
pembangunan wilayah.
Manfaat AMDAL dalam CEGAH, KENDALI & PANTAU DAMPAK
Hasil AMDAL memberikan pedoman upaya pencegahan,
pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan.
AMDAL sebagai prasyarat utang
Banyak debitur yang tidak dapat mengembalikan utang
hal ini dikarenakan berbagai masalah, salah satunya
mengenai masalah lingkungan. Sehingga dalam peberian
kredit atau utang di perlukan analaisa apakah debitur
23
tesebut akan mengalami masalah di bidang lingkungan
atau tidak.
E. Kriteria wajib AMDAL
Kriteria ini hanya diperlukan bagi proyek-proyek
yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan
yang pada umumnya terdapat pada rencana-rencana
kegiatan berskala besar, kompleks serta berlokasi di
daerah yang memiliki lingkungan sensitif.
Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib dilengkapi dengan AMDAL dapat dilihat pada
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 17
tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang
Wajib Dilengkapi dengan AMDAL.
Jenis Usaha dan Atau Kegiatan Wajib AMDAL:
Pertahanan dan Keamanan
Pertanian
24
Perikanan
Kehutanan
Kesehatan
Perhubungan
Teknologi Satelit
Perindustrian
Prasarana Wilayah
Energi dan Sumber Daya Mineral
Pariwisata
Pengelolaan limbah B3, dan Rekayasa Genetika
F. Pendekatan studi AMDAL
Dalam kegiatan per-Amdal-an, pendekatannya juga
perlu diketahui agar proses pelaksanaanya bias
seefisien mungkin. Di Indonesia, pendekatan
pelaksanaan studi AMDAL ada dikenal :
Pendekatan AMDAL Kegiatan Tunggal:
Yakni penyusunan atau pembuatan studi AMDAL
diperuntukkan bagi satu jenis usaha dimana kewenangan
25
pembinaannya dibawah satu instansi yang membidangi
jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut.
Pendekatan AMDAL Kegiatan Terpadu/Multisektor:
Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan terpadu baik dalam perencanaan
produksinya maupun pengelolaannya dan melibatkan lebih
dari satu instansi yang membidangi kegiatan tersebut
serta berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem.
Pendekatan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan:
Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau
kegiatan yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang
telah ditetapkan atau berada dalam kawasan/zona
pengembangan wilayah yang telah ditetapkan pada
kesatuan hamparan ekosistem.
26
Penilai AMDAL
Dalam proses menilai dokumen AMDAL sebuah rencana
kegiatan atau proyek, maka pihak-pihak yang terlibat
dalam proses penilaian dokumen AMDAL tersebut meliputi
:
Komisi Penilai AMDAL:
Yaitu sebuah komisi yang bertugas menilai dokumen
AMDAL. Pada tingkat pusat dinamakan Komisi Penilai
Pusat. Ditingkatdaerah dinamakan Komisi Penilai
Daerah. Anggota-angotanya terdiri dari unsure
pemerintahan yang berkepentingan, unsur warga dan
masyarakat yang berkepentingan dan terkena dampak.
Pemrakarsa:
Yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung jawab
atas s uatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang
dilaksanakan.
27
Warga Masyarakat Yang Terkena Dampak:
Yaitu seorang atau kelompok warga masyarakat yang
akibat akan dibangunnya suatu rencana dan/atau
kegiatan tersebut akan menjadi kelompok yang
diuntungkan (benerficary groups), dan kelompok yang
dirugikan (at-risk groups). Lingkup warga masyarakat
yang terkena dampa kini dibatasi pada masyarakat yang
berada dalam ruang dampak rencan usaha dan/atau
kegiatan tersebut.
Namun dalam pelaksanaannya, komponen lainnya yang
turut berperan dalam proses peng-AMDAL-an antara lain
Pemberi Ijin (Instansi yang berwewenang menerbitkan
ijin melakukan kegiatan), Pakar Lingkungan dan Pakar
Teknis (Seseorang yang ahli di bidang lingkungan dan
bidang ilmu tertentu) Lembaga Pelatihan (Lembaga-
lembaga yang menyelenggarakan kursus-kursus dan/atau
pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan
pengelolaan LH.
29
BAB IV
PENUTUP
Baku mutu lingkungan merupakan suatu acuan yang perlu
kita pahami dalam memelihara lingkungan hidup dan sember
daya alam yang berkelanjutan. Sehingga kita dapat
meminimalisasi kerusakan lingkungan yang di akibatkan
oleh aktivitas berbagai aspek kehidupan.
Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan
rumah tangga, khususnya di Negara berkembang seperti
Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah menghawatirkan.
Karena itu perlu kesadaran semua pihak untuk turut
menangai pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui
kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industi dalam
pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara. Pihak
industripun harus menyadari peranan pencemarannya yang
sangat besar sehingga harus mau membangun pengolahan
limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang
30
sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan
lingkungan sekitar sehingga kelestarian lingkungan baik,
udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.
31
DAFTAR PUSTAKA
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/04/polusi_air_tanah_akibat_limbah_industri.pdf
Http://en.wikipedia.org/wiki/Water_polution
www.menlh.go.id/i/art/pdf_1038886332.pdf
http://www.theceli.com/dokumen/produk/pp/1999/41-1999.htm
mages.soemarno.multiply.com/attachment/0/Ru9eSgoKCtgAAA7XvtI1/STANDARISASI%20LINGKUNGAN.doc?nmid=58345430
Top Related