AMDAL

32
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup seyogyanya yang menjadi acuan bagi kegiatan berbagi ektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap terjamin. Pola pemanfaatan sumber daya alam seharusnya dapat memberikan akses kepada segenap masarakat, bukan terpusat pada beberapa kelompok masyarakat dan golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran serta akif masyarakat, sraemikiran dampak-dampak yang timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut. Untuk diperlukan suatu pemahaman yang cukup dalam menganalisi mengenai dapak terhadap lingkungan.

Transcript of AMDAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan sumber daya alam dan lingkungan hidup

seyogyanya yang menjadi acuan bagi kegiatan berbagi

ektor pembangunan agar tercipta keseimbangan dan

kelestarian fungsi sumber daya alam dan lingkungan

hidup sehingga keberlanjutan pembangunan tetap

terjamin. Pola pemanfaatan sumber daya alam seharusnya

dapat memberikan akses kepada segenap masarakat, bukan

terpusat pada beberapa kelompok masyarakat dan

golongan tertentu, dengan demikian pola pemanfaatan

sumberdaya alam harus memberi kesempatan dan peran

serta akif masyarakat, sraemikiran dampak-dampak yang

timbul akibat pemanfaatan sumber daya alam tersebut.

Untuk diperlukan suatu pemahaman yang cukup dalam

menganalisi mengenai dapak terhadap lingkungan.

2

Meningkatnya intensitas kegiatan penduduk dan

industri perlu dikendalikan untuk mengurangi kadar

kerusakan lingkungan di banyak daerah antara lain

pencemaran industri, pembuangan limbah yang tidak

memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan, penggunaan

bahan bakar yang tidak aman bagi lingkungan, kegiatan

pertanian, penangkapan ikan dan pengelolaan hutan yang

mengabaikan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

B. Tujuan

Tujuan disusunya makalah ini yaitu untuk

menjelaskan kepada para pembaca mengenai baku mutu

lingkungan yang meliputi baku mutu air, baku mutu

limbah cair, baku mutu udara ambien, baku mutu udara

emisi, dan baku mutu air laut, serta menjelaskan suatu

alat yang sering di gunakan untuk menganalisa dampak

lingkungan yang disebut AMDAL.

3

Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi

sumberdaya alam dan lingkungan hidup dewasa ini, maka

di perlukan upaya :

mengelola sumberdaya alam, baik yang dapat

diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui

melalui penerapan teknologi ramah lingkungan dengan

memperhatikan daya dukung dan daya tampungnya;

menegakkan hukum secara adil dan konsisten untuk

menghindari perusakan sumberdaya alam dan pencemaran

lingkungan;

mendelegasikan kewenangan dan tanggung jawab kepada

pemerintah daerah dalam pengelolaan sumberdaya alam

dan lingkungan hidup secara bertahap;

memberdayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi dalam

pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal;

4

menerapkan secara efektif penggunaan indikator-

indikator untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan

sumberdaya alam dan lingkungan hidup;

memelihara kawasan konservasi yang sudah ada dan

menetapkan kawasan konservasi baru di wilayah

tertentu; dan

mengikutsertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi

permasalahan lingkungan global.

Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya

pengelolaan sumberdaya alam yang berkelanjutan dan

berwawasan keadilan seiring meningkatnya kesejahteraan

masyarakat serta meningkatnya kualitas lingkungan

hidup sesuai dengan baku mutu lingkungan yang

ditetapkan, serta terwujudnya keadilan antar generasi,

antar dunia usaha dan masyarakat, dan antar negara

maju dengan negara berkembang dalam pemanfaatan

sumberdaya alam dan lingkungan hidup yang optimal.

5

BAB II

BAHAN BAKU LINGKUNGAN

Ada beberapa macam baku mutu lingkungan antara lain

yaitu baku mutu air, baku mutu limbah cair, baku mutu

6

udara ambien, baku mutu udara emisi, dan baku mutu air

laut.

A. Baku mutu air

Baku mutu  Baku mutu air pada sumber air,

disingkat baku mutu air. Baku mutu air adalah batas

kadar yang diperbolehkan bagi zat atau  bahan pencemar

terdapat dalam air, namun air tetap berfungsi sesuai

dengan peruntukannya.

Air dikatakan tercemar jika tidak dapat digunakan

sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam,

seperti gunung meletus, pertumbuhan ganggang, gulma

yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan

penyebab utama perubahan kualitas air, namun fenomena

tersebut tidak dapat disalahkan sebagai penyebab

pencemaran air. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh

limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga, 

industri, dan penangkapan ikan dengan menggunakan

racun. Polutan industri antara lain polutan organik

7

(limbah cair), polutan anorganik (padatan, logam

berat), sisa bahan bakar, tumpaham minyak tanah dan

oli merupakan sumber utama pencemaran air, terutama

air tanah.

Disamping itu penggundulan hutan, baik untuk

pembukaan lahan pertanian, perumahan dan konstruksi

bangunan lainnya mengakibatkan pencemaran air tanah.

Limbah rumah tangga seperti sampah organik (sisa-sisa

makanan), sampah anorganik (plastik, gelas, kaleng)

serta bahan kimia (detergen, batu batere) juga

berperan besar dalam pencemaran air, baik air di

permukaan maupun air tanah.

B. Baku mutu limbah cair

Baku mutu limbah cair adalah batas kadar yang 

diperbolehkan  bagi zat atau bahan pencemar untuk

dibuang dari sumber pencemaran  ke dalam air pada

sumber air , sehingga tidak mengakibatkan dilampauinya

baku mutu air.

8

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri

(KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, NOMOR:

KEP-  03/MENLH/l/1998) Dalam rangka untuk melestarikan

lingkungan hidup agar tetap bermanfaat bagi manusia

serta makhluk hidup lainnya perlu dilakukan

pengendalian terhadap pembuangan limbah cair ke media

lingkungan. Kegiatan pembuangan limbah cair oleh

kawasan industri mempunyai potensi menimbulkan

pencemaran lingkungan hidup, oleh karena itu perlu

dilakukan pengendalian.

Untuk melaksanakan pengendalian pencemaran air

sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 15 Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendatian

Pencemaran Air, perlu ditetapkan lebih lanjut Baku

Mutu Limbah Cair.

Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan

kegiatan industri yang dilengkapi dengan prasarana dan

sarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh

9

Perusahaan Kawasan hidustri yang telah memiliki Izin

Usaha Kawasan Industri. Perusahaan Kawasan Industri

adalah perusahaan yang mengusahakan pengembangan

dan/atau pengelolaan Kawasan Industri. Baku Mutu

Limbah Cair Kawasan Industri adalah batas maksimum

limbah cair yang diperbolehkan dibuang ke lingk-ungan

hidup dari suatu Kawasan Industri. Limbah Cair Kawasan

Industri adalah limbah dalam bentuk cair yang

dihasilkan oleh kegiatan Kawasan Industri yang dibuang

ke lingkungan hidup dan diduga dapat menurunkan

kualitas lingkungan hidup.

Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah cair yang

dinyatakan dengan debit, kadar dan beban pencemar.

Debit maksimum adalah debit tertinggi yang masih

diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup.

Kadar maksimum adalah kadar tertinggi yang masih

diperbolebkan dibuang ke lingkungan hidup. Beban

10

pencemaran maksimum adalah beban pencemaran tertinggi

yang masih diperbolehkan dibuang ke lingkungan hidup.

Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri yang

telah mempunyai Unit Pengolah Limbah Terpusat adalah

sebagaimana tersebut dalam Keputusan ini. Bagi Kawasan

Industri yang belum mempunyai Unit Pengolah Limbah

Terpusat berlaku Baku Mutu Limbah Cair bagi jenis-

jenis industri sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Kadar maksimum dari masing-

masing parameter atau debit limbah maksimum

sebagaimana tersebut dalam Keputusan ini dapat

dilampaui sepanjang beban pencemaran maksimum tidak

dilampaui.

BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KAWASAN INDUSTRI

PARAMETER    KADAR MAKSIMUM    BEBAN PENCEMARAN

MAKSIMUM      

    (mg/liter)    (kg/hari.Hari)      

BOD5        50    4.3      

11

COD        100    8.6      

TSS        200    17.2      

pH        6.0 - 9.0       

DEBIT LIMBAH CAIR MAKSIMUM: 1 L per detik per HA lahan

kawasan yang terpakai.

Baku mutu udara ambien

Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi

pada lapisan troposfir yang berada di dalam wilayah

yurisdiksi Republik Indonesia yang dibutuhkan dan

mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan

unsur Lingkungan hidup lainnya.

Baku mutu udara ambien adalah batas kadar yang 

diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar terdapat di

udara, namun tidak menimbulkan gangguan terhadap

makhluk hidup, tumbuh-tumbuhan dan atau benda.

Baku mutu udara ambient (USA) untuk CO adalah:

12

1. Konsentrasi maksimum dalam 8 jam tidak melebihi

sekali setahun = 10 mg/m3 atau 9 ppm

2. Konsentrasi maksimum dalam satu jam tidak melebihi

sekali setahun = 40 mg/m3 atau 35 ppm

3. Konsentrasi CO dapat diukur secara kontinyu dengan

menggu-nakan teknik spektroskop infra-merah non-

dispersif.

Baku mutu udara emisi   

Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain

yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau

dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai

dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur

pencemar.

Baku mutu udara emisi adalah batas kadar yang

diperbolehkan bagi zat atau bahan pencemar untuk

dikeluarkan  dari sumber pencemaran ke udara, sehingga

13

tidak mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara

ambien.

Baku mutu air laut

Baku mutu air laut adalah batas  atau kadar makhluk

hidup, zat, energi atau komponen lain yang ada atau

harus ada , dan zat atau bahan pencemar yang ditenggang

adanya dalam air laut.

BAB III

AMDAL

A. Pengertian

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun

1999, pasal 1 ayat 1, AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan ) adalah kajian mengenai dampak besar dan

14

penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan

bagi  proses pengambilan keputusan.

Setiap kegiatan pembangunan secara potensial

mempunyai dampak terhadap lingkungan.  Dampak-dampak

ini harus dipelajari untuk merencanakan upaya

mitigasinya.  Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993

(PP 51/1993) tentang Analisis Mengenal Dampak

Lingkungan (AMDAL) menyatakan bahwa studi tersebut

harus merupakan bagian dari studi kelayakan dan

menghasilkan dokumen-dokumen sebagai berikut:

1.Kerangka Acuan (KA) ANDAL, yang memuat lingkup studi

ANDAL yang dihasilkan dari proses pelingkupan.

2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), yang merupakan

inti studi AMDAL. ANDAL memuat pembahasan yang rinci

dan mendalam tentang studi terhadap dampak penting

kegiatan yang diusulkan.

15

3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), yang memuat

usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mitigasi

setiap dampak lingkungan dari kegiatan yang

diusulkan.

4.Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL), yang memuat

rencana pemantauan dampak lingkungan yang akan

timbul.

RKL dan RPL merupakan persyaratan mandatory menurut PP

51/1993, sebagai bagian kelengkapan dokumen AMDAL bagi

kegiatan wajib AMDAL. Untuk kegiatan yang tidak wajib

AMDAL, penanggulangan dampak lingkungan yang timbul

memerlukan:

1.Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)

2.Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)

3.Pertanggung-jawaban pelaksanaan audit, antara

auditor dan manajemen organisasi.

4.Komunikasi temuan-temuan audit.

5.Kompetensi audit.

16

6.Bagaimana audit akan dilaksanakan.

Sebagai dasar pelaksanaan Audit Lingkungan di

Indonesia, telah dikeluarkan Kepmen LH No.

42/MENLH/11/1994 tentang Prinsip-Prinsip dan Pedoman

Umum Audit Lingkungan.  Dalam Lampiran Kepmen LH No.

41/94 tersebut didefinisikan bahwa:

Audit lingkungan adalah suatu alat pengelolaan yang

meliputi evaluasi secara sistematik terdokumentasi,

periodik dan obyektif tentang bagaimana suatu kinerja

organisasi, sistem pengelolaan dan pemantauan dengan

tujuan memfasilitasi kontrol pengelolaan terhadap

pelaksanaan upaya pengendalian dampak lingkungan dan

pengkajian kelayakan usaha atau kegiatan terhadap

peraturan perundang-undangan tentang pengelolaan

lingkungan.

Audit Lingkungan suatu usaha atau kegiatan

merupakan perangkat pengelolaan yang dilakukan secara

internal oleh suatu usaha atau kegiatan sebagai

17

tanggungjawab pengelolaan dan pemantauan

lingkungannya.  Audit lingkungan bukan merupakan

pemeriksaan resmi yang diharuskan oleh suatu peraturan

perundang-undangan, melainkan suatu usaha proaktif

yang diIaksanakan secara sadar untuk mengidentifikasi

permasalahan lingkungan yang akan timbul sehingga

dapat dilakukan upaya-upaya pencegahannya.

B. Tujuan AMDAL

Tujuan dan sasaran AMDAL adalah Untuk menjamin

agar suatu usaha dan/atau kegiatan pembangunan dapat

beroperasi secara berkelanjutan tanpa merusak dan

mengorbankan lingkungan atau dengan kata lain usaha

atau kegiatan tersebut layak dari aspek lingkungan

hidup. Pada hakikatnya diharapkan dengan melalui

kajian AMDAL, kelayakan lingkungan sebuah rencana

usaha dan/atau kegiatan pembangunan diharapkan mampu

secara optimal meminimalkan kemungkinan dampak

18

lingkungan hidup yang negative, serta dapat

memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam secara

efisien.

AMDAL merupakan alat pengelolaan lingkungan hidup

untuk:

• Menghindari dampak

n  Apakah proyek dibutuhkan?

n    Apakah proyek harus dilaksanakan saat ini?

n    Apakah ada alternatif lokasi?

•  Meminimalisasi dampak

n    Mengurangi skala, besaran, ukuran

n    Apakah ada alternatif untuk proses, desain,

bahan baku, bahan bantu?

• Melakukan mitigasi/kompensasi dampak

n    Memberikan kompensasi atau ganti rugi terhadap

lingkungan yang rusak.

C. Fungsi AMDAL

19

AMDAL berfungsi sebagai penetapan pengambilan

keputusan seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat 1

PP 27 Tahun 1999, (AMDAL adalah kajian mengenai dampak

besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang

direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan

bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan ).

Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu

alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien

sesuai dengan situasi.

D. Manfaat AMDAL

Pada dasarnya AMDAL memiliki tiga manfaat utama yaitu,

1. Pada Pemerintah

Sebagai alat pengambil keputusan tentang kelayakan

lingkungan  dari suatu rencana usaha dan/atau

kegiatan.

20

Merupakan bahan masukan dalam perencanaan

pembangunan wilayah.

Mencegah potensi SDA di sekitar lokasi proyek tidak

rusak dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

2. Pada Masyarakat

Dapat mengetahui rencana pembangunan di daerahnya

sehingga dapat mempersiapkan diri untuk

berpartisipasi.

Mengetahui perubahan lingkungan yang akan terjadi

dan manfaat serta kerugian akibat adanya suatu

kegiatan.

Mengetahui hak dan kewajibannya di dalam hubungan

dengan usaha dan/atau kegiatan di dalam menjaga dan

mengelola kualitas lingkungan.

3. Pada Pemrakarsa

§    Untuk mengetahui masalahmasalah lingkungan

yang akan dihadapi pada masa yang akan datang.

21

§   Sebagai bahan untuk analisis pengelolaan

dansasaran proyek.

§    Sebagai pedoman untuk pelaksanaan

pengelolaandan pemantauan lingkungan hidup.

Selain manfaat – mafaat di atas AMDAL juga sering di

gunakan sebagai : AMDAL sebagai ENVIRONMENTAL

SAFEGUARDS

AMDAL digunakan sebagai Enironmental safeguards

atau upaya perlindungan lingkungan dari berbagai

jenis kegiatan eksploitasi sumber daya alam baik yang

di lakukan masyarakat lokal maupun pemerintah

sehingga  tecapai suatu tujuan yaitu :

Output SDS yang efesien

SDA yang berkelanjutan

Konservasi kawasan lindung

Pengembangan wilayah

22

Manfaat AMDAL dalam PERENCANAAN WILAYAH yaitu

Ayat (2) PP 27/1999:

Hasil AMDAL digunakan sebagai bahan perencanaan

pembangunan wilayah.

Manfaat AMDAL dalam CEGAH, KENDALI & PANTAU DAMPAK

Hasil AMDAL memberikan pedoman upaya pencegahan,  

pengendalian dan pemantauan dampak lingkungan.

AMDAL sebagai prasyarat utang

Banyak debitur yang tidak dapat mengembalikan utang

hal  ini dikarenakan berbagai masalah, salah satunya

mengenai masalah lingkungan. Sehingga dalam peberian

kredit atau utang di perlukan analaisa apakah debitur

23

tesebut akan mengalami masalah di bidang lingkungan

atau  tidak.

E.  Kriteria wajib AMDAL

Kriteria ini hanya diperlukan bagi proyek-proyek

yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan

yang pada umumnya terdapat pada rencana-rencana

kegiatan berskala besar, kompleks serta berlokasi di

daerah yang memiliki lingkungan sensitif.

Jenis-jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang

wajib dilengkapi dengan AMDAL dapat dilihat pada

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: 17

tahun 2001 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Yang

Wajib Dilengkapi dengan AMDAL.

Jenis Usaha dan Atau Kegiatan Wajib AMDAL:

Pertahanan dan Keamanan

Pertanian

24

Perikanan

Kehutanan

Kesehatan

Perhubungan

Teknologi Satelit

Perindustrian

Prasarana Wilayah

Energi dan Sumber Daya Mineral

Pariwisata

Pengelolaan limbah B3, dan Rekayasa Genetika

F. Pendekatan studi AMDAL

Dalam kegiatan per-Amdal-an, pendekatannya juga

perlu diketahui agar proses pelaksanaanya bias

seefisien mungkin. Di Indonesia, pendekatan

pelaksanaan studi AMDAL ada dikenal :

Pendekatan AMDAL Kegiatan Tunggal:

Yakni penyusunan atau pembuatan studi AMDAL

diperuntukkan bagi satu jenis usaha  dimana kewenangan

25

pembinaannya dibawah satu instansi yang membidangi

jenis usaha dan/atau kegiatan tersebut.

Pendekatan AMDAL Kegiatan Terpadu/Multisektor:

Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau

kegiatan terpadu baik dalam perencanaan    

produksinya maupun pengelolaannya dan melibatkan lebih

dari satu instansi yang membidangi kegiatan tersebut

serta berada dalam satu kesatuan hamparan ekosistem.

Pendekatan AMDAL Kegiatan dalam Kawasan:

Yakni penyusunan studi AMDAL bagi jenis usaha dan/atau

kegiatan yang berlokasi di dalam suatu kawasan yang

telah ditetapkan atau berada dalam kawasan/zona

pengembangan wilayah yang telah ditetapkan pada

kesatuan hamparan ekosistem.

26

Penilai AMDAL

Dalam proses menilai dokumen AMDAL sebuah rencana

kegiatan atau proyek, maka pihak-pihak yang terlibat

dalam proses penilaian dokumen AMDAL tersebut meliputi

:

Komisi Penilai AMDAL:

Yaitu sebuah komisi yang bertugas menilai   dokumen

AMDAL. Pada tingkat pusat dinamakan Komisi Penilai

Pusat. Ditingkatdaerah dinamakan Komisi Penilai

Daerah. Anggota-angotanya terdiri dari unsure

pemerintahan yang berkepentingan, unsur warga dan

masyarakat yang berkepentingan dan terkena dampak.

Pemrakarsa:

Yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung    jawab

atas s    uatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang

dilaksanakan.

27

Warga Masyarakat Yang Terkena Dampak:

Yaitu seorang atau kelompok warga masyarakat yang

akibat akan dibangunnya suatu rencana dan/atau

kegiatan tersebut akan menjadi kelompok yang

diuntungkan (benerficary groups), dan kelompok yang

dirugikan (at-risk groups). Lingkup warga masyarakat

yang terkena dampa kini dibatasi pada masyarakat yang

berada dalam ruang dampak rencan usaha dan/atau

kegiatan tersebut.

Namun dalam pelaksanaannya, komponen lainnya yang

turut berperan dalam proses peng-AMDAL-an antara lain

Pemberi Ijin (Instansi yang berwewenang menerbitkan

ijin melakukan kegiatan), Pakar Lingkungan dan Pakar

Teknis (Seseorang yang ahli di bidang lingkungan dan

bidang ilmu tertentu) Lembaga Pelatihan (Lembaga-

lembaga yang menyelenggarakan kursus-kursus dan/atau

pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan

pengelolaan LH.

28

29

BAB IV

PENUTUP

Baku mutu lingkungan merupakan suatu acuan yang perlu

kita pahami dalam memelihara lingkungan hidup dan sember

daya alam yang berkelanjutan. Sehingga kita dapat

meminimalisasi kerusakan lingkungan yang di akibatkan

oleh aktivitas berbagai aspek kehidupan.

Persoalan kerusakan lingkungan akibat industri dan

rumah tangga, khususnya di Negara berkembang seperti

Indonesia sudah sangat kompleks dan sudah menghawatirkan.

Karena itu perlu kesadaran semua pihak untuk turut

menangai pencemaran lingkungan. Pemerintah melalui

kebijakan dan aturan harus mampu mengatur industi dalam

pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara. Pihak

industripun harus menyadari peranan pencemarannya yang

sangat besar sehingga harus mau membangun pengolahan

limbah. Masyarakat pun harus mempunyai peranan yang

30

sangat besar dalam pengolahan limbah rumah tangga dan

lingkungan sekitar sehingga kelestarian lingkungan baik,

udara, tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.

31

DAFTAR PUSTAKA

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/04/polusi_air_tanah_akibat_limbah_industri.pdf

Http://en.wikipedia.org/wiki/Water_polution

www.menlh.go.id/i/art/pdf_1038886332.pdf

http://www.theceli.com/dokumen/produk/pp/1999/41-1999.htm

mages.soemarno.multiply.com/attachment/0/Ru9eSgoKCtgAAA7XvtI1/STANDARISASI%20LINGKUNGAN.doc?nmid=58345430

32