1.1 Pengertian Zoning
Zoning adalah pembagian suatu area berdasarkan produk yang dihasilkan,
lingkungan, kontaminasi, dan tipe cleaning yang diperlukan. Zoning diterapkan untuk
mencegah kontaminasi baik mikrobiologi, kimia, dan fisik yang menyebar dari daerah
tingkat kontainasi tinggi ke daerah proses yang critical sehingga produk dihasilkan
aman untuk dikonsumsi. Bangunan untuk pembuatan produksi makanan memiliki
ukuran, rancang bangun, konstruksi, serta letak yang memadai agar memudahkan dalam
pelaksanaan kerja, pelaksanaan kebersihan, dan pemeliharaan yang baik. Tiap sarana
kerja hendaknya memadai, sehingga setiap resiko terjadinya kekeliruan, pencemaran
silang dan berbagai kesalahan lain yang dapat menurunkan mutu produk dapat dihindari.
Dalam merencanakan pembuatan gedung untuk pembuatan makanan perlu
diperhatikan adalah lokasi bangunan hendaklah dipilih lokasi yang bebas dari pencemaran
lingkungan disekelilingnya seperti pencemaran udara dan air maupun kegiatan
didekatnya. Bangunan dirancang dengan baik sehingga dapat terpelihara dan berfungsi
sebagaimana mestinya. Permukaan bagian dalam hendaknya licin, bebas dari keretakan
dan sambungan terbuka serta mudah dibersihkan dan didesinfektan. Lantai dibuat dari
bahan kedap air, permukaan rata dan memungkinkan pembersihan secara cepat dan
efisien. Sudut dinding hendaknya berbentuk lengkung.
Bangunan hendaknya mendapat penerangan dan ventilasi yang efektif dengan
fasilitas pengontrolan udara (suhu, kelembaban, filtrasi) sesuai dengan kegiatan diluar dan
didalam. Daerah penyimpan hendaknya dirancang, ditata dan mempunyai kapasitas yang
cukup sehingga memungkinkan pemisahan yang teratur dari berbagai kelompok bahan
yang disimpan serta memudahkan perputaran sediaan.
Penentuan rancangan bangunan dan penataan gedung dipertimbangkan
kesesuaiannya dengan kegiatan lain untuk menjamin mutu obat dan kelangsungan
produksi. Untuk itu daerah pabrik dibagi atas tiga zona :
a. Zona kuning
Zona yang bebas dimasuki sembarang petugas. Pada zona ini dilakukan
pekerjaan -pekerjaan yang tidak memerlukan penjagaan ketat terhadap kontaminasi
dari udara luar.
b. Zona abu-abu
Zona tempat proses produksi non steril berlangsung. Pada zona ini kebebasan
karyawan dan barang yang memasuki ruangan dikurangi. Untuk memasuki daerah
ini karyawan terlebih dahulu harus mencuci tangan dan memakai pakaian khusus yang
bersih. Barang yang memasuki daerah ini harus diganti kemasannya dengan kemasan
khusus.
c. Zona merah
Zona produksi aseptis, seperti pembuatan sediaan injeksi dan sortasi. Untuk
memasuki daerah ini kaaryawan harus mencuci tangan dan memakai pakaian khusus
yang steril. Semua peralatan yang dipakai harus disterilkan terlebih dahulu, begitu juga
ruangannya.
d.Warna hijau,orange,biru,coklat.
Merupakan peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan nata de coco.
PETA LOKASI UKM NATA DE COCOC ‘’SARI MAYANG’’ SMKN 1 SUKORAMBI
GAMBAR DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN NATA DE COCO
’’Sari Mayang’’
DIAGRAM ALIR PROSES PENGOLAHAN NATA DE COCO
’’Sari Mayang’’
Air Kelapa Direbus hingga mendidih(100oc),10 menit,+Gula,ZA,NPK,As.sitrat,As.asetat,+
Strater(Acetobacter xylinum)
Dimasukkan dalam bak dan ditutup dengan kertas
koran
Diinkubasi (28oc,Ph4,8,10 hari)
Nata Lembaran
Dipotong (1x1x1 cm2)dengan mesin pemotong otomatis
Dicuci dan dimasak Dikemas Sterilisasi
Produk akhir nata de coco