NA Nata de coco

29
Industri Pengolahan Nata de Coco

Transcript of NA Nata de coco

Page 1: NA Nata de coco

Industri Pengolahan Nata de Coco

Page 2: NA Nata de coco

Latar belakang

Berasal dari Filipina. Di Jepang, dipercaya

nata de coco dapat melindungi tubuh dari kanker dan sebagai makanan diet.

Survey bahwa Indonesia merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, diikuti India dan Filipina.

Page 3: NA Nata de coco

Perusahaan pembuat nata de coco:

1. Membuat nata de coco lembaran. Mentah2. Membuat nata de coco di dalam kemasan.

Siap saji.3. Membuat nata de coco lembaran dan siap

saji.

Analisis keuangan akan dilakukan pada nata de coco jenis usaha ketiga. (lembaran dan siap saji.)

Page 4: NA Nata de coco

Persyaratan dan Jenis KreditPola pembiayaan bank.

NO Persyaratan Kredit Kredit Investasi Kredit Modal Kerja

1 Bunga (% per tahun) 14.5% 14.5%

2 Grace period (bulan) - -

3 Jangka waktu kredit 3 Tahun 1 Tahun

4 Dana sendiri nasabah (% plafon) 30% -

5 Periode angsuran Bulanan Bulanan

Page 5: NA Nata de coco

Aspek kelayakan kredit

Sosial Ekonomi Aspek teknis Aspek manajemen Aspek komersial atau pemasaran Aspek finansial Aspek khusus

Page 6: NA Nata de coco

Aspek pemasaran

Permintaan Penawaran Persaingan dan

peluang pasar Harga Jalur pemasaran Kendala pemasaran

Page 7: NA Nata de coco

Aspek Produksi

Lokasi usahaTerkait dengan jenis produk, didaerah survey Kabupaten Lampung terdapat 3 macam produsen nata de coco.lokasi usaha tidak menuntut tempat khusus.

Fasilitas produksi dan peralatanUsaha ini sangat membutuhkan fasilitasbangunan,sumber air dan pembuangan limbah cair

Page 8: NA Nata de coco

Aspek Produksi

Bahan baku

Bahan baku yang diperlukan meliputi bahan baku dan bahan pembantu

Tenaga Kerja

produksi nata de coco membutuhkan pendidikan formal atau pengetahuan khusus.

Teknologi

Teknologi yang digunakan adalah teknologi yang sederhana dan tepat guna

Page 9: NA Nata de coco

Aspek Produksi

Proses produksi (Ada penjelasan lanjutan)

Jumlah, jenis dan mutu produksi (Ada penjelasan lanjutan)

Produksi optimum

Kendala produksi

Page 10: NA Nata de coco

Proses produksi

Penyaringan Pemasakan dan

pencampuran bahan pembantu

Penempatan dalam baki/nampan plastik

Inokulasi bibit (starter) Fermentasi Panen dan pasca

panen

Page 11: NA Nata de coco

Jumlah, jenis dan mutu produksi

Pembuatan syrup

Pencampuran

Pengemasan dan pengepakan

Page 12: NA Nata de coco

Aspek keuangan Biaya Investasi

No. Jenis biaya Nilai (Rp.)Penyusutan

(Rp.)

1 Perijinan3.300.000 0

2Sewa tanah dan

bangunan16.000.000 4.000.000

3 Mesin/peralatan224.570.000 22.508.000

Jumlah biaya investasi

243.870.000 26.508.000

Page 13: NA Nata de coco

Biaya Operasional

No. Jenis biaya

I Biaya produksi

A Nata de coco lempengan

1 Bahan baku dan pembantu 578.600 181.101.800

2 Tenaga kerja 195.000 61.035.000

3 Listrik 10.000 3.130.000

4 Minyak tanah 72.000 22.536.000

Sub jumlah 855.600 267.802.800

Page 14: NA Nata de coco

B Nata de coco kemasan

1 Bahan baku dan pembantu 454.075 142.125.475

2 Tenaga kerja 195.000 61.035.000

3 Listrik 10.000 3.130.000

4 Minyak tanah 120.000 37.560.000

5 Kemasan 2.200.000 688.600.000

Sub jumlah 2.979.075 932.450.475

II Distribusi/Transportasi 190.000 59.470.000

Jumlah 4.024.675 1.259.723.275

Page 15: NA Nata de coco

Aspek Keuangan

A. Pemilihan Pola Usaha

Alasan memilih jenis usaha yang membuat nata de coco

lembaran dan kemasan yaitu:• Memiliki produksi permanen• Memiliki karakteristik integrasi vertikal dalam

satu perusahaan sehingga memiliki cakupan manajemen yang lebih luas

Page 16: NA Nata de coco

Aspek Keuangan

B. Asumsi dan Parameter Perhitungan

Periode proyek adalah 4 tahun (tahun 1, 2, 3 dan 4). Tahun ke nol sebagai

dasar perhitungan nilai sekarang (present value) adalah tahun ketika biaya

investasi awal dikeluarkan. Dengan tingkat keberhasilan fermentasi sebesar

95%, pengusaha dapat menghasilkan 1.600 nata de coco lembaran (kurang

lebih 1.600 kg).

Page 17: NA Nata de coco

Asumsi Analisis Keuangan

Asumsi Satuan Jumlah/Nilai

Keterangan

Periode proyek tahun

Tingkat keberhasilan fermentasi persen

Kapasitas mesin / peralatan:

- nata de coco lembaran kg

- nata de coco kemasan gelas

Harga nata de coco

Page 18: NA Nata de coco
Page 19: NA Nata de coco

D. Kebutuhan Dana Investasi dan KreditRincian Kebutuhan Dana

No Rincian Biaya Proyek Total Biaya

1 Dana investasi yang bersumber dari:

a. Kredit 170.709.000

b. Dana sendiri 73.161.000

Jumlah dana investasi 243.870.000

2 Dana modal kerja yang bersumber dari:

a. Kredit 151.166.793

b. Dana sendiri 1.108.556.482

Jumlah dana modal kerja 1.259.723.275

3 Total dana proyek yang bersumber dari:

a. Kredit 321.875.793

b. Dana sendiri 1.181.717.482

Jumlah Dana Proyek 1.503.593.275

Page 20: NA Nata de coco

E. Produksi dan Pendapatan

Output dari analisis keuangan ini adalah nata de coco kemasan gelas.

Dengan 1,6 ton nata de coco lembaran (kurang lebih 1600 nata de coco

lembaran) dan kapasitas mesin/peralatan yang ada dapat dihasilkan

sebanyak 12000 gelas. Harga di pasar lokal Rp 11.500 dan harga di pasar

luar daerah Rp 12.500. distribusi pemasaran 30% untuk pasar lokal dan

70% untuk pasar luar daerah.

Harga rata-rata tertimbang nata de coco per karton:

(30% x Rp 11.500) + (70% x Rp 12.500) = Rp 12.200

Penerimaan setiap produksi sebanyak 500 karton:

Rp 12.500 x 500 =Rp. 6.100.000

Asumsi dalam setahun terdapat 313 hari produksi sehingga penerimaan

dalam setahun sebesar: 313 x Rp 6.100.000 = Rp 1.909.300.000

Page 21: NA Nata de coco

F. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point

No Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

1 Pendapatan 1.909.300.000

1.909.300.000

1.909.300.000

1.909.300.000

2 Pengeluaran:

- Biaya operasional

1.259.723.275

1.259.723.275

1.259.723.275

1.259.723.275

- Penyusutan 26.508.000 26.508.000 26.508.000 26.508.000

- Angsuran pokok

208.069.793 56.903.000 56.903.000 0

- Bunga bank 32.844.018 0

Jumlah 1.527.145.086

1.355.854.466

1.347.603.531

1.286.231.275

Laba sebelum pajak

382.154.914 553.445.534 561.696.469 623.068.725

- Pajak 15% 57.323.237 83.016.830 84.254.470 93.460.309

3 Laba rugi 324.831.677 470.428.704 477.441.998 529.608.416

4 Profit margin 24,64% 25,01% 27,74%

Page 22: NA Nata de coco

Uraian Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4

BEP (nilai penjualan)

786.032.573 282.558.283 258.306.320

77.914.929

BEP ( produksi dlm karton)

64.429 23.161 21.173 6.386

BEP Rp per karton berdasarkan:

- biaya operasional

2.519.447 2.519.447 2.519.447 2.519.447

Total Biaya 3.054.290 2.711.709 2.695.207 2.572.463

Page 23: NA Nata de coco

G. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Kelayakan Usaha Nata de Coco

No Kriteria Kelayakan Nilai Kesimpulan

1 Net B/C ratio pada discount rate 14,5%

1,15 Layak

2 NPV pada discount rate 14,5% 224.235.166 Layak

3 IRR 21,49% Layak

4 PBP usaha (tahun) 0,69 Layak

5 PBP kredit (tahun) 0,92 Layak

Page 24: NA Nata de coco

ASPEK SOSIAL EKONOMI DAN DAMPAK LINGKUNGAN

A. Aspek Sosial EkonomiAnalisis financial dan sosial ekonomi menilai aspek-aspek:• Tujuan analisis• Tujuan umum• Konsep perbaikan• Perubahan manfaat• Perubahan biaya• Pajak penghasilan• Subsidi biaya produksi• Biaya pemerintah• Eksternalitas• Manfaat dan biaya sampingan• Manfaat dan biaya yang tidak memiliki harga

Page 25: NA Nata de coco

B. Dampak Lingkungan

Dalam proses produksi nata de coco lembaran terdapat limbah

cair. Limbah cair berasal dari proses pencucian, perendaman

dan perubahan ini. Dibutuhkan jumlah air yang cukup banyak

untuk proses-proses ini, sehingga juga dihasilkan limbah cair

yang cukup banyak.

Biasanya pengusaha membuang limbah cari tersebut ke dalam

tanah (lubang sumur yang tertutup). Jika lubang sumur tempat

limbah cair tersebut besar maka akan bisa menampung limbah

cair yang banyak, sehingga tidak perlu penyedotan.

Page 26: NA Nata de coco

Kesimpulan

1. Usaha nata de coco memiliki prospek yang cerah sebagai makanan kesehatan.

2. Dari segi pasokan input, keberlangsungan usaha nata de coco dapat dijamin karena input air kelapa tidak terpengaruh oleh musim.

3. Usaha pengolahan nata de coco terdiri dari 3 macam yaitu penghasil nata de coco lembaran, kemasan dan juga yang sekaligus keduanya.

4. Di Lampung Selatan usaha skala rumah tangga pengolahan nata de coco biasanya bersifat sporadis hanya berproduksi pada saat terjadi limpahan permintaan lokal.

5. Terdapat dua macam pola pembiayaan usaha yaitu pembiayaan pemerintah daerah dan pembiayaan bank.

Page 27: NA Nata de coco

6. Dari pihak bank tidak terdapat skema kredit khusus untuk pengolahan nata de coco. Kredit yang diberikan oleh bank adalah kredit umum dengan persyaratan umum.

7. Untuk skala usaha kecil memiliki sifat produksi permanen dan melayani permintaan lokal dan luar daerah dengan perbandingan lokal 30% dan luar daerah 70%.

8. Produksi nata de coco lembaran menggunakan bahan baku, bahan pembantu dan peralatan teknis yang mudah di beli dari pasar lokal. Produksi nata de coco kemasan mendatangkan mesin kemas dan plastik kemasan dari luar daerah. Tingkat teknologi yang digunakan dapat dikategorikan teknologi tepat guna.

Page 28: NA Nata de coco

9. Analisis keuangan pada perusahaan yang memproduksi nata de coco lembaran dan kemasan sekaligus menunjukkan bahwa usaha ini menguntungkan. Pada umur usaha 4 tahun dan tingkat discount rate 14,5%, usaha ini memiliki NBCR 1,15; NPV Rp 224.235.166 dan IRR 21,49%. Dari segi PBP, usaha ini mampu mengembalikan modal investasinya dalam waktu 0,69 tahun (8 bulan 8 hari) dan mampu mengembalikan kredit (modal kerja dan investasi) dalam waktu 0,92 tahun (11 bulan).

10. Keberadaan usaha nata de coco telah meningkatkan kesejahteraan

masyarakat secara keseluruhan. Produksi nata de coco lembaran

menghasilkan limbah cair asam baik bau maupun rasa yang relatif

tidak membahayakan lingkungan. Dengan teknologi penanganan

limbah yang sederhana, pengaruh negatif limbah cair ini dapat dapat dieliminasi.

Page 29: NA Nata de coco

Saran1. Dengan melihat prospek pasar domestik dan pasar ekspor yang cerah,

pemerintah dan pelaku usaha perlu untuk meningkatkan standar mutu

produk nata de coco yang memenuhi kriteria preferensi pasar dan

kesehatan.

2. Pengembangan pola kemitraan antara usaha besar, menengah dan

kecil maupun rumah tangga dalam pasokan input maupun pemasaran

output.

3. Secara finansial, usaha ini layak dibiayai oleh bank, meskipun demikian bank perlu melakukan analisis kredit yang lebih komprehensif dengan prinsip kehati-hatian. Disarankan bank memberikan perhatian pada kemampuan membayar yang lebih besar. Pemberian kredit investasi dan modal kerja pada tahun yang sama kemungkinan akan dapat memberatkan nasabah dalam hal membayar cicilan pokok dan bunganya. Kelonggaran waktu pelunasan kredit modal kerja perlu disesuaikan dengan aliran kas usaha.