ASUHAN KEPERAWATAN PADA PERIKARDITIS
A. SISTEM KARDIOVASKULAR
1. Anatomi sistem kardiovaskular
a. Jantung
1) Pengertian
Jantung adalah satu organ berdinding muskulos tebal dengan 4
ruangan di dalamnya. Jantung ini menepati Mediastinum Medius,
rongga di dada kiri dan berada di dalam pericardium. Jantung
merupakan organ tubuh yang paling berat pada embryo 5 bulan.
Kerjanya harus tetap berkontraksi sejak dalam kandungan sampai
orang meninggal. Bentuk jantung kerucut dengan puncak kedepan
lateral kiri dan basis di posterior. Beratnya (tanpa darah) adalah 300
gram, kapasitas ruangannya adalah 300 cc (dilatasi) dimana 120 cc
masing-masing untuk bilik kiri/kanan. Besar jantung sewaktu
Cositractive adalah sebesar tinju (12,5 x 3,5 x 2,5 cm). (Nixson
Manurung, 2016)
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat ruang yang
terletak di rongga dada dibawah perlindungan tulang iga, sedikit ke
sebelah kiri sternum. Ukuran jantung lebih kurang sebesar genggaman
tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram, Jantung
mempunyai empat ruang yaitu atrium kanan, atrium kiri, ventrikel
kanan, dan ventrikel kiri. Atrium adalah ruangan sebelah atas jantung
dan berdinding tipis, sedangkan ventrikel adalah ruangan sebelah
bawah jantung.dan mempunyai dinding lebih tebal karena harus
memompa darah ke seluruh tubuh. Atrium kanan berfungsi sebagai
penampung darah rendah oksigen dari seluruh tubuh.Atrium kiri
berfungsi menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan
mengalirkan darah tersebut ke paru-paru.Ventrikel kanan berfungsi
menerima darah dari atrium kanan dan memompakannya ke paru-
5
6
paru.ventrikel kiri berfungsi untuk memompakan darah yang kaya
oksigen keseluruh tubuh.Jantung juga terdiri dari tiga lapisan yaitu
lapisan terluar yang merupakan selaput pembungkus disebut
epikardium, lapisan tengah merupakan lapisan inti dari jantung terdiri
dari otot-otot jantung disebut miokardium dan lapisan terluar yang
terdiri jaringan endotel disebut endokardium.(Eva Roswati & Zainal
Safitri 2016)
Jantung terdiri atas 4 ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis
disebut atrium (serambi) dan dua ruang berdinding tebal disebut
ventrikel (bilik). Fungsi kontraktilitas otot jantung sebagai pompa
merupakan bagian terpenting dari fungsi jantung (Arif Muttaqin, 2014)
Menurut ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa jantung
adalah suatu organ yang memiliki 4 ruang yaitu 2 ruang berdinding
titip yang disebut serambi dan 2 ruang yang berdinding tipis disebut
bilik, beratnya sekitar 250-300gram dengan bentuk kerucut, jantung
juga terdiri dari tiga lapisan yaitu lapisan terluar yang merupakan
selaput pembungkus disebut epikardium, lapisan tengah merupakan
lapisan inti dari jantung terdiri dari otot-otot jantung disebut
miokardium dan lapisan terluar yang terdiri jaringan endotel disebut
endokardium
Gambar 2.1 Anatomi jantung manusia
Sumber : Eva Roswati &Zainal Safitri 2016
7
2) Siklus jantung
Siklus jantung merupakan kejadian yang terjadi dalam jantung
selama peredaran darah.Gerakan jantung terdiri dari 2 jenis yaitu
kontraksi (sistolik) dan relaksasi (diastolik).Sistolik merupakan
sepertiga dari siklus jantung.Kontraksi dari ke-2 atrium terjadi
secara serentak yang disebut sistolik atrial dan relaksasinya disebut
diastolik atrial. Lama kontraksi ventrikel ±0,3 detik dan tahap
relaksasinya selama 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium
pendek,sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat.
Daya dorong ventrikel kiri harus lebih kuat karena harus
mendorong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan tekanan
darah sistemik.Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah
yang sama tapi tugasnya hanya mengalirkan darah ke sekitar paru-
paru ketika tekanannya lebih rendah(Eva Roswati & Zainal Safitri
2016)
3) Curah jantung
Curah jantung merupakan volume darah yang di pompa tiap
ventrikel per menit. Pada keadaan normal (fisiologis) jumlah darah
yang dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama
besarnya. Bila tidak demikian akan terjadi penimbunan darah di
tempat tertentu. Jumlah darah yang dipompakan pada setiap kali
sistolik disebut volume sekuncup. Dengan demikian curah jantung
= volume sekuncup x frekuensi denyut jantung per
menit.Umumnya pada tiap sistolik ventrikel tidak terjadi
pengosongan total ventrikel, hanya sebagian dari isi ventrikel yang
dikeluarkan. Jumlah darah yang tertinggal ini dinamakan volume
residu. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama,
bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa
pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat
atau menurun dalam berbagai keadaan. (Eva Roswati & Zainal
Safitri 2016)
8
Manusia memiliki berbagai mekanisme kontrol regulasi
yang digunakan untuk meningkatkan suplai darah secara aktif ke
jaringan yaitu dengan meningkatkan jumlah curah jantung (cardiac
output). Pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian
denyut jantung (heart rate) dengan volume sekuncup (stroke
volume). Curah jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter per
menit. Peningkatan curah jantung terjadi karena adanya
peningkatan denyut jantung dan atau volume sekuncup. Curah
jantung dapat meningkat atau menurun akibat gaya-gaya yang
bekerja secara intristik di jantung. Kontrol instristik atas curah
jantung ditrntukan oleh panjang serat-serat otot jantung. Apabila
serat-serat otot jantung direnggangkan sampai batas tertentu maka
kontraktilitas atau kemampuan jantung untuk memompa akan
meningkat.Peningkatan kontraktilitas akan meningkatkan kekuatan
setiap denyut sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan
curah jantung.. penurunan peregangan serat-serat otot
menyebabkan kontraktilitas dan kekuatan setiap denyutan
berkurang. Berkurangnya volume sekuncup menyebabkan
penurunan curah jantung. (Arif Muttaqin, 2014).
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bawa curah
jantung adalah volume darah yang di pompa tiap ventrikel
permenit yang digunakan untuk meningkatkan suplai darah secara
aktif ke jaringan. Besar curah jantung seseorang tidak selalu sama,
bergantung pada keaktifan tubuhnya. Curah jantung orang dewasa
pada keadaan istirahat lebih kurang 5 liter dan dapat meningkat
atau menurun dalam berbagai keadaan. Kontrol instristik atas curah
jantung ditrntukan oleh panjang serat-serat otot jantung.
4) Denyut Jantung dan Daya pompa Jantung
Denyut jantung normalnya berkisar 70x/ menit. Denyutan
jantung ini dikontrol sendiri oleh jantung melalui mekanisme
regulasi nodus SA, nodus AV, dan sistem purkinje. Dalam keadaan
9
normal denyut jantung dipengaruhi oleh saraf simpatis dan saraf
parasimpatis melalui saraf otonom. Mekanisme yang terjadi adalah
stimulasi saraf simpatis akan meningkatkan denyut jantung melalui
saraf vagus. Empat refleks utama yang menjadi media sistem saraf
otonom dalam meregulasi denyut jantung adalah refleks
baroreseptor, refleks kemoreseptor, reflek Brainbrige, dan refleks
pernapasan (Arif Muttaqin, 2014).
Pada saat jantung normal dalam keadaan istirahat, maka
pengaruh sistem parasimpatis dominan dalam mempertahankan
kecepatan denyut jantung sekitar 60 hingga 80 denyut per menit.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat dipengaruhi oleh
pekerjaan, tekanan darah, emosi, cara hidup dan umur. Pada waktu
banyak pergerakan, kebutuhan oksigen (O2) meningkat dan
pengeluaran karbondioksida (CO2) juga meningkat sehingga
kecepatan jantung bisa mencapai 150 x/ menit dengan daya pompa
20-25 liter/menit.16 Pada keadaan normal jumlah darah yang
dipompakan oleh ventrikel kanan dan ventrikel kiri sama sehingga
tidak teradi penimbunan. Apabila pengembalian dari vena tidak
seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginya dengan daya
pompa jantung maka vena-vena dekat jantung jadi membengkak
berisi darah sehingga tekanan dalam vena naik dalam jangka waktu
lama, bisa menjadi edema (Arif Muttaqin, 2014).
B. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Perikarditis adalah peradangan perikardium pariental, perikardium
visceral, atau keduanya. Perikarditis dibagi atas perikarditis akut,
perikarditis sub akut, dan perikarditis kronis. Perikarditis sub akut dan
kronis mempunyai etiologi, manifestasi klinis, pendekatan diagnostik, dan
penatalaksanaan yang sama, Klasifikasi perikarditis baik secara klinis
10
maupun etiologis sangat berguna karena kelainan ini merupakan penyebab
proses sakit paling umum yang mengenai perikardium, Perikarditis
mengacu pada inflamasi pada perikardium, kantong membran yang
membungkus jantung. Bisa merupakan penyakit primer atau dapat terjadi
seuai perjalanan berbagai penyakit medis dan bedah (Arif Muttaqin,
2014).
Perikarditis adalah inflamasi pada perikardium, kantong membran
yang menyelubungi jantung. Perikarditis dapat bersifat primer atau dapat
pula terjadi dalam rangkaian berbagai gangguan medis dan bedah.
Perikarditis mungkin bersifat subakut, akut, atau kronis dan dapat
diklasifikasikan berdasarkan lapisan perikardium yang saling berkaitan
satu sama lain atau berdasarkan apa yang terakumulasi di kantong
perikardium: serum (serosa), pus (purulen), deposit kalsium (kalsifik),
protein pembekuan (fibrinosa), atau darah (sanguinosa). Episode
perikarditis yang sering atau memanjang dapat memicu penebalan dan
penurunan elastisitas yang membatasi kemampuan jantung untuk terisi
oleh darah secara wajar (perikarditis konstiktif).perikardium dapat juga
mengalami klasifikasi yang membatasi kontraksi ventrikel. Perikarditis
dapat memicu akumulasi cairan di kantong perikardium (efusi perikarditis
) dan meningkatkan tekanan pada jantung yang akan memicu temponade
jantung (Brunner & Suddarth, 2013)
Perikarditis adalah peradangan perikardium parietalis, viseralis atau
keduanya. Respons perikard terhadap peradangan bervariasi dari efusi
perikardium, deposisi fibrin, proliferasi jaringan fi brosa, pembentukan
granuloma, atau kalsifikasi.. (Eva Roswati & Zainal Safitri, 2016)
Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa perikarditis
adalah peradangan pada perikardium atau pelindung jantung, perikarditis
dibagi menjadi 3 bagian yaitu perikarditis akut, perikarditis sub akut dan
perikarditis kronis.
11
Gambar 2.2Peradangan pada perikardium
Sumber : Eva Roswati & Zainal Safitri,2016
2. Etiologi
Perikarditis dapat disebabkan oleh :
a. Hampir semua penyakit infeksi dapat menyebabkan perikarditis
1) Infeksi Bacterial
Streptokokus, stafilokokus, meningokokus, hemofilus,
samonelosis.
2) Infeksi Spiroketa
Sifilis, leptospirosis
3) Infeksi Jamur
Asprergilosis, kandidiasis, kriptokokosis.
4) Infeksi Parasit
Toksoplasmosis, tripanosomiasis.
5) Infeksi Virus
Arbo virus, hepatitis, cytomegalo virus, influenza, mumps,
poliomyelitis, rabies, varicella, HIV.
12
6) Infeksi Ricettsia.
Kelainan jaringan ikat sistemik lupus eritematosus, demam
rematik, arthitis remathoid, poliartritis.
b. Reaksi alergi.
1) Antibiotik
Amfoterisin B, penicillin, kloramfenikol, strepto misalin.
2) Sulfanomid
Sulfadiasin, sulfasokzasol.
3) Anti konvulsan
Fenitoin, karbamazepin.
4) Anti tuberculosis
Isoniazid, paraaminosalisilat.
5) Anti inflmasi
Indometazin, fenilbutazon.
6) Diuretik
Sprinolakton.
7) Lain-lain
Tetanus toksoid, vaksin cacar atau kolera.
c. Reaksi toksin karena bahan-bahan tertentu
1) Bahan-bahan kimia.
2) Anti neoplasti.
3) Bisa ular, laba-laba, kalajengking.
4) Lain-lain : Radiasi, kokain.
d. Penyakit struktur disekitarya : infark miokardium, aneurisma, penyakit
pleura dan paru (pneumonia)
e. Penyakit neoplasia
f. Sekunder akibat metasis dari kanker paru, kanker payudara.
g. Leukimia
h. Terapi radiasi
i. Trauma : cedera dada, pembedahan jantung, selama katerisasi jantung,
pemasangan pacemaker
13
j. Gagal ginjam dan uremia
k. Tuberkulosis
( Nixson Manurung, 2016)
3. Manifestasi klinis
a. Gejala khas perikarditis adalah nyeri. Nyeri yang dirasakan di atas
perikardium atau dibawah klavikulabserta di leher dan area skapula
kiri, semakin berat ketika pasien bernapas, berpindah posisi di tempat
tidur, dan memuntir tubuh; nyeri reda dengan duduk tegak (atau
mencondongkan tubuh dengan).
b. Tanda perikarditis yang paling khas adalah bunyi gesekan berdencit
atau seperti menggaruk yang terdengar paling jelas di batas sternum
kiri bawah.
c. Tanda lain dapat mencakup demam ringan, peningkatan jumlah sel
darah putih, anemia, peningkatan laju endap darah, atau kadar protein
C-reaktif, batuk nonproduktif, atau cegukan
d. Dipsnea dan tanda serta gejala gagal ginjal yang lain dapat terjadi
4. Patofisiologi
Adanya proses inflamasi sekunder dari fenomena infeksi pada
perikarditis akan memberikan respons. Terjadinya vasodilatasi dengan
peningkatan akumulasi cairan ke kantong perikardium. Hal ini membuat
terjadinya peningkatan permeabilitas vaskular, sehingga kandungan
protein, termasuk fibrinogen atau fibrin di dalam cairan akan meningkat.
Peningkatan perpindahan leukosit dapat terjadi terutama pada perikarditis
purulenta. Pendarahan akibat trauma tembus juga merupakan penyebab
yang mungkin. Perubahan patologis selanjutnya yang terjadi berupa
terbentuknya jaringa parut dan perlengketan disertai klasifikasi dari
perikardium viseral maupun parietal yang menimbulkan perikarditis
konstriktif yang apabila cukup berat akan menghambat pengembangan
volume jantung pada fase diastolik. Pada kondisi lain, terakumulasinya
cairan pada perikardium dimana sekresi melebihi absorpsi menyebabkan
suatu efusi perikardium. Pengumpulan cairan intraperikardium dalam
14
jumlah yang cukup untuk menyebabkan ostruksi serius terhadap masuknya
darah ke kedua bilik jantung bisa menimbulkan temponade jantung. Salah
satu komplikasi perikarditis yang paling fatal dan memerlukan tindakan
darurat adalah temponade. Temponade jantung merupakan akibat
peninggian tekanan intraperikardium dan restriksi progresif pengisian
ventrikel (Arif Muttaqin. 2014).
Perikardium dapat terinfeksi mikobakteriumTB secara hematogen,
limfogen ataupunpenyebaran langsung.Perikarditis TB seringterjadi tanpa
TB paru maupun TB di luarparu.Penyebaran tersering karena infeksidi
nodus mediastinum, langsung masuk keperikardium, terutama di sekitar
percabangantrakeobronkial.Terdapat 4 stadium evolusi perikarditis TB6,7:
a. Stadium Fibrinosa
Terjadi deposit fibrin luas bersamaan denganreaksi granuloma.
Stadium ini sering tidakmenimbulkan gejala klinis sehingga
tidakterdiagnosis.
b. Stadium Efusi
Terbentuk efusi dalam kantong perikardium.Reaksi hipersensitif
terhadap tuberkuloprotein,gangguan resorbsi dan cedera
vaskulerdipercaya dapat membentuk efusiperikardium. Permukaan
perikardium menjaditebal dan berwarna abu-abu tampak sepertibulu-
bulu kusut yang menunjukkan eksudasifibrin.Efusi dapat berkembang
melaluibeberapa fase, yaitu serosa, serosanguinosa,keruh, atau
darah.Reaksi seluler awal cairantersebut mengandung sel
polimorfonuklear(PMN). Jumlah total sel berkisar
10.000/mm3.Terjadi perubahan kimiawi yang ditandaidengan
penurunan glukosa dan peningkatanprotein. Pada stadium ini, dapat
terjadi efusimassif
15
c. Absorpsi Efusi
Pada stadium ini terbentuk fibrin dan kolagenyang menimbulkan
fibrosis perikardium;terbentukgranuloma perkejuan danpenebalan
pericardium
d. Penebalan perikardium parietal
konstriksimiokardium akan membatasi ruanggerak jantung dan ada
deposit kalsium diperikardium. Pada kasus ini sudah terjadipenebalan
perkardium parietal dan konstriksimiokardium. (Eva Roswati &
Zainal Safitri, 2016)
16
5. Pathway
Jantung
Perikarditis konstriktif
Pergerakan fase diastolik &
sistolik menurun
Inflamasi, tumor, invasi kuman ke perikardium
elektrilitas katup vaskularisasi miokard
Temponade jantung
Curah jantung menurun
Efusi perikardium
Ruptur jantung, pembentukan
eksudat ke perikardium
Trauma pasca infark, pasca
pembedahan jantung
Volume sekuncup
Pengisian
diastolik menurun
Peningkatan tekanan vena jugularis, acsites, edema
Tekanan vena meningkatTekanan ventrikel
meningkat Nyeri dada
Iskemik miokardium
Aliran darah
koroner menurun
17
Bagan 2.1 Pathway Perikarditis
Curah jantung menurun
Peningkatan volume perikardium
Kognesti pulmonal
Curah jantung turun
Aliran darah tidak adekuat ke sistemik
Mual, muntah
Perfusi jaringan
Sirkulasi darah ke organ turun
Curah jantung turun
Kompresi perikardial
Kemampuan dilatasi jantung turun
Perubahan pada eliminasi
Sesak nafas
Produksi urine berkurang
Nyeri akut
pusingPernyaringan darah di ginjal turun
Gangguan perubahan nutrisi
Peningkatan produksi Hcl
Supply O2 ke otak turun
O2 turunIntoleransi aktivitas
Kelemahan fisik
Supply O2 turun ke sistemik
Penurunan curah jantung
Kontraktilitas ventrikel turun
Gangguan
pertukaran
gas
18
6. Komplikasi perikarditis
a. Efusi perikardium
penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium. Cairan dapat
berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau hemoperikardium.
Efusi perikardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu
penyakit. Gejalanya tidak spesifik dan berkaitan dengan penyakit yang
b. Temponade jantung
Merupakan komplikasi perikarditis yang paling fatal dengan gambaran
klinis tergantung kecepatan akumulasi cairan perikardium; akumulasi
cairan dapat menyebabkan kompensasi, seperti takikardia, peningkatan
resistensi vaskuler perifer dan peningkatan volume intravaskular guna
membantu sistem sirkulasi yang adekuat. Tamponade Jantung hampir
selalu disertai gelisah, sesak napas hebat pada posisi tegak dan agak
berkurang jika penderita membungkuk, tekanan vena jugularis
meningkat, takikardia, pulsus paradoksus (penurunan tekanan sistolik
>10 mmHg pada saat inspirasi), tekanan sistolik <100 mmHg,
pericardial friction rub, bunyi jantung melemah (suara jantung yang
terdengar menjauh).Gejala klinis tamponade jantung sangat
dipengaruhi oleh kecepatan akumulasi cairan perikardium. Akumulasi
lambat memberi kesempatan kompensasi jantung yang lebih baik,
yaitu takikardi, peningkatan resistensi vaskuler perifer dalam beberapa
hari atau beberapa minggu. Namun, akumulasi yang cepat berakibat
fatal dalam beberapa menit ( Eva Roswati & Zaenal Safitri, 2016)
7. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan laboratorium
Dijumpai leukositosis dengan polimorfonuklear atau limfosit yang
dominan, bergantung pada penyebabnya
b. Foto rontgen toraks
Bisa normal bila efusi perikardium hanya sedikit, tetapi dampak
bayangan jantung membesar seperti water-bottledengan vaskularisasi
paru normal dan adanyaefusi perikardium yang banyak. Pada efusi
19
perikardiumgambaran rontgen toraks memperlihatkan suatu
konfigurasi bayangan jantung berbentuk buli buli air, tapi dapat juga
normal atau hampir normal.
c. Elektrokardiografi
Memperlihatkan elevasi segmen ST dan perubahan resiprokal ,
voltase QRS yang rendah (low voltage) tapi EKG bisa juga normal
atau hanya terdapat gangguan irama berupa fibrilasi atrium.
d. Pemeriksaan ekokardiografi M-Mode tau dua dimensi
Pemeriksaan ini sangat baik untuk memastikan adanya efusi
perikardium dan memperkirakan banyaknya cairan perikardium. (Arif
Mutaqqin,2009).
8. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan penyakit dasar merupakan tujuan utama, tetapi beberapa
kronis idiopatik dapat diobati dengan menggunaka indometasin atau
kotrikisil. Bila efusi perikardium kronis tetap menimbulkan gejala
keluhan maka perlu dipertimbangkan perikardiektomi. Bila diagnosis
perikarditis konstriktf telah dibuat maka perikardiektomi merupakan
satu-satunya pengobatan untuk menghilangkan tahanan pengisian
ventrikel pada fase diastolik (Arif Muttaqin, 2014)
Menurut (Nikson Manurung, 2016:75),penatalaksanaanpada pasien
perikarditis yaitu :
a. Tindakan terapeutik menggunakan antibiotika.
b. Tirah baring digitaslis untuk mengatasi disritmia atau kegagalan
jantung/meningkatkan istirahat dan memberikan bantuan dalam
perawatan diri.
c. Memberi tahu tentang etiologi penyakit, pengobatan, pencegahan.
d. Pengawasan fungsi jantung dan suhu tubuh.
e. Mengatasi penyakit sistemik dasar atau mencegah komplikasi.
f. Membantu dalan pengobatan atau penghilangan penyebab yang
mendasari.
20
Sasaran penatalaksanaan adalah untuk menetukan penyebab,
memberikan terapi untuk penyebab yang spesifik (jika diketahui), dan
mendeteksi tanda dan gejala temponade jantung. Tirah baring
dilakukan ketika curah jantung terganggu sampai demam, nyeri
dada, dan bunyi gesekan akan menghilang, adapun terapi farmakologi
perikarditis yaitu :
a. Analgesik dan NSAID seperti aspirin atau ibu profen (Motrin)
untuk meredakan nyeri dan mempercepat reabsorpsi cairan di
perikarditisreumatik. Kolsikin dapat juga digunakan sebagai
medikasi alternatif.
b. Kirtikosteroid (mis, prednison ) dapat diresepkan jika perikarditis
tergolong berat atau jika pasien tidak berespon terhadap NSAID.
(Brunner & Sudsarth, 2013)
C. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Perikarditis
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada sistem kardiovaskular adalah salah
satu dari pada komponen proses keperawatan yang merupakan suatu usaha
yang dilakukan oleh perawat dalam menggali permasalahan klien meliputi
usaha pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (Arif
Muttaqin, 2014:56).
Pengkajian memegang peranan penting sebagai parameter yang
mendasari seluruh tindakan yang akan dilakukan. Pengkajian termasuk
dalam proses keperawatan dan merupakan tahap awal dalam melakukan
proses asuhan keperawatan. Pengkajian meliputi data subjektif dan data
objektif yang didapat dari wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang atau diagnostik (Nikson Manurung, 2016:21).
Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengkajian
adalah proses pengumpulan informasi atau data yang didapatkan langsung
dari sumbernya, dalam pengkajian keperawatan misalnya, pengkajian
21
dapat berisikan biodata klien, dan masalah kesehatan klien. Pengkajian
perikarditis pada klien meliputi :
a. Identitas
Identitas adalah data yang harus dikaji pada pasien yang meliputi :
Nama klien, Umur, Suku/ Bangsa, Agama, Pendidikan, Pekerjaan,
Alamat rumah
b. Keluhan utama
keluhan yang dirasakan klien sehingga harus dibawa ke Rumah Sakit,
dan biasanya keluhan utama pada perikarditis adalah nyeri dada,
sedangkan pada efusi perikardium adalah cepat lelah dalam
beraktivitas
c. Riwayat kesehatan sekarang
Riwayat kesehatan sekarang adalah keadaan atau kondisi kesehatan
klien saat dikaji, biasanya pengkajian pada riwayat kesehatan sekarang
mengunakan pengkajian dengan PQRST , PQRST adalah :
Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
penyebab miokarditis, nyeri berkuraang saat bagaimana, dan
bertambah berat apabila?
Quality of Pain: seperti apa rasa sakit yang dirasakan atau digambarkan
oleh klien, apakah rasa sakitnya seperti tercekik atau kesulitan untuk
bernafas dan nyeri dada saat melakukan aktivitas ?
Region: Dimana rasa sakitnya yang dirasakan klien apakah saat sedang
melakukan aktivitas?
Severity of Pain: Seberapa sakit yang dirasakan klien ?
Time: Berapa lama rasa sakitnya berlangsung, kapan, apakahbertambah
buruk saat melakukan aktivitas, apakah gejalanya timbulmendadak,
perlahan-lahan atau seketika itu juga, apa yang sedangdilakukan klien
saat gejala timbul, lama timbulnya (durasi),kapangejala tersebut
pertama kali timbul ?
pada penyakit perikarditis biasanya riwayat kesehatan sekarang nya
adalah nyeri dada seperti ditekan atau terimpa benda berat dan terasa
22
sesak biasanya skala nyeri pada perikariditis cukup serius seperti skala
5 dari 1-10, biasanya nyeri dirasakan setiap saat klien sedang
melakukan aktivitas , dan biasanya gejalanya timbul mendadak ada
juga yang dirasakan secara perlahan-lahan tergantung kondisi klien,
biasanya nyeri timbul pertama kali saat klien sudah komplikasi.
d. Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan dahulu adalah riwayat
penyakit yang pernah diderita klien, adalah pada kasus perikarditis
biasaya ditanyakan tentang penyakit sistem kardiovaskular. Tanyakan
apakah klien ada riwayat gagal ginjal, tumor mediatinum, infark
miokardium, nyeri dada, nafas pendek, alkoholik, anemia, penyakit
jantung bawaan, stroke, pingsan, tuberkulosis, hipertensi,
thromboplebitis, nyeri yang hilang dan timbul, varises, leukimia
arthitis remathoid, pneunomonia
e. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat kesehatan keluarga adalah riwayat penyakit yang diderita oleh
klien pernah dialami oleh anggota keluarga klien atau tidak, pengkajian
ini dilakukan sebagai faktor predisposisi di rumah. Biasanya pada
penyakit perikarditis riwayat kesehatan keluarga yang muncul adalah
penyakit Tuberkulosis, riwatay hipertensi dan riwayat penyakit jantung
bawaan
f. Pengkajian psikososial dan spiritual
Pengkajian psikologi klien meliputi beberapa dimensi yang
memungkinkan perawat untuk memperoleh persepsi yang jelas
mengenai status emosi, kognitif, dan prilaku klien. Perawat
mengumpulkan data hasil pemeriksaan awal klien tentang kapasitas
fisik dan intelektual saat ini. Nila-nilai dan kepercayaan individu
dipengaruhi kultur dan kebudayaan yang berperan penting dalam
tingkat komplikasi yang dihadapi pasien ketika dihadapkan dengan
penyakit kardiovaskular.
23
g. Riwayat pengobatan
Tanyakan kepada pasien tentang pengobatan yang pernah di jalani
pasien seperti pemakaian aspirin. Pengkajian pengobatan harus
dituliskan nama dari obatnya dan pasien mengerti tentang kegunaan
dan efek sampingnya. Biasanya penderita penyakit perikarditis berada
pada pengobatan penyakit lain seperti Tuberkulosis, infark
miokardium, penyakit jantung bawan, leukimia, hipertensi
h. Riwayat pembedahan atau pengobatan lain
Pasien juga harus ditanyakan secara spesifik tentang pengobatan-
pengobatan tentang pembedahan yang pernah dijalani, perawatan
rumah sakit yang berhubungan dengan kardiovaskular. Hasil-hasil data
diagnostik yang pernah dilakukan selama perawatan harus lebih dikaji.
Harus dicatat dimana EKG dan fhoto rontgen dapat dijadikan data
dasar dan pada riwayat pembedahan atau pengobatan lain pada
perikarditis ini sering muncul riwayat bedah jantung
i. Data dasar pengkajian fisik
1. Review of system (Nikson Manurung, 2016:76)
a) Aktivitas / istirahat :
Gejala :
kelelahan, kelemahan.
Tanda :
takikardi, penurunan tekanan darah, dipsnea
b) Sirkulasi
Gejala :
Riwayat demam reumatik, penyakit jantung kongenital, IM ,
bedah jantung (CABG/ penggantian katup/ bypass
kardiopulmonal lama), Palpitas, .Jatuh pingsan.
Tanda :
Takikardia, distrimia, Perpindahan TIM (titik impuls
maksimal) kiri dan inferior (pembesaran jantung) Friction rub,
perikardia (biasanya intermen, terdengar dibatas sternal kiri,.
24
Murmur aortik, mitral, stenosis/ insufisiensi trikuspid,
perubahan dalam murmur yang mendahului, disfungsi otot
papilar, Irama gallop (s3/s4) bunyi jantung normal pada awal
perikarditis akut, Edema, DVJ (GJK)Petekie (konjungtiva,
membran mukosa), Hemorargi splinter (punggung kuku),
Nodus Osler (jari/ ibu jari) Lesi Janewat (telapak tangan,
telapak kaki).
c) Eliminasi
Gejala :
Riwayat penyakit ginjal/ gagal ginjal, Penurunan jumlah
frekuensi urine
Tanda :
Urine pekat gelap
d) Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala : nyeri pada anterior (sedang berat/ tajam ) diperberat
oleh inspirasi, batuk, gerakan menelan, berbaring, hilang
dengan duduk, bersandar ke depan (perikarditis) Nyeri dada
Tanda : perilaku distraksi mis, gelisah
e) Pernafasan
Gejala : Napas pendek
Tanda : batuk, Dipsnesa, Inspirasi mengi, takipnea, krekels,
Ronkhi, pernapasan dangkal.
f) Keamanan
Gejala :Riwayat infeksi, penurunan sistem imun
Tanda :Demam
g) Penyuluhan atau pembelajaran
gejala :Terapi IV jangka panjang atau penggunaan kateter
indwelling atau penyealahgunaan obat parenteral.
2. Head to toe (Nikson Manurung, 2016:26)
a) Kesadaran umum:
Pasien tampak lemah.
25
b) Kepala
Kaji bentuk kepala pasien, apakah bersih atau tidak, adanya
lesi atau tidak, distribusi rambut pasien, warna rambut pasien,
adanya nyeri tekan apa tidak.adanya benjolan atau kelainan
apa tidak.
c) Wajah
Pada pasien dengan perikarditis wajah tampak pucat, tampak
gelisah, meringis kesakitan.
d) Mata
Kaji bentuk mata, kesimetrisan mata, warna konjungtiva dan
sclera (anemis/ikterik), penggunaan kecamata/lensa, kontak
dan respon terhadap cahaya.
e) Telinga
f) Kaji bentuk dan ukuran telinga, kesimetrisan, posisi telinga,
warna, lubang telinga (serumen/tanda-tanda infeksi), adanya
pendarahan atau tidak, memakai alat bantu dengar atau tidak.
g) Hidung
Pada pasien perikarditis diketahui sesak nafas, dispnea, batuk,
mengi, takipnea, ronkhi, pernapasan dangkal.
h) Mulut
Pada pasien dengan perikarditis pasien mengalami batuk,
bibir kering, adanya lesi.
i) Dada
Pada pasien dengan perikarditis diketahui dada terasa berat,
berdebar-debar, dan sesak nafas, anoreksia, gallops, bunyi
jantung lemah, tanda-tanda gagal jantung kanan, dispneu,
demam, denyut jantung meningkat, takikardi, aritmia, nyeri
menyerupai angina pektoris, tekanan vena jugularis
meningkat, jantung biasanya membesar apabila sudah terjadi
jantung kongesif, irama gallop (S3 dan S4).
26
j) Abdomen
Pada pasien denga perikarditis pasien mengalami rasa tak
nyaman di perut bagian atas.
k) Genetalia
Adanya riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal, penurunan
frekuensi/jumlah urine dengan warna urine pekat.
l) Ektremitas atas
Pada klien dengan miokarditis terdapat hipotensi dengan nadi
yang kecil atau dengan gangguan pulpasi.
m) Ektremitas bawah
Kaji kekuatan otot dan tonus otot pasien, reflek patella dan
archiles positif atau negatif, jari kaki lengkap atau tidak,
adanya kelainan atau tidak, bengkak atau tidak.
2. Analisa Data
Tabel 2.1 Analisa data
No Diagnosa keperawatan Etiologi Masalah
1 Nyeri berhubungan dengan
ketidakseimbangan
kebutuhan dan suplai
oksigen ke perikardium
Ds : pada klien dengan perikarditis biasanya mengatakan nyeri dada sebelah kanan dan menjalar ke leher sampai ke punggu
Do :pada klien dengan perikarditis biasanya klien tampak cemas, mengekspresikan nyeri , skala nyeri meningkat
Perikarditis
curah jantung turun
Kognesti pulmonal
O2 turun
Nyeri
Nyeri
27
2 Gangguan pertukaran gas
yang berhubungan dengan
sesak nafas
Ds : klien dengan
perikarditis biasanya
mengeluh sesak
Do:klien yang mengeluh
sesak biasanya terpasang
oksigen, Respirasi
meningkat, hasil AGD sa02
menurun,
Perikarditis
Curah jantung
turun
Kognesti
pulmonalis
Sesak napas
Gangguan
pertukaran gas
Gangguan pertukaran gas
3 Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan fisik
Ds : klien dengan
perikarditis biasanya sering
mengeluh lemah
Do : klien yang lemah biasanya kekuatan ototnya menurun dan aktivitasnya dibantu,
Perikarditis
Aliran darah tidak
adekuat ke sistemik
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
28
Intolerasi aktivitas
4 Perubahan nutrisikurang
dari kebutuhan
berhubungan dengan
peningkatan produksi Hcl
DS : klien dengan
perikarditis biasanya
mengeluh mual
DO :klien dengan
perikarditis biasanya nafsu
makan menurun, biasanya
klien tidak menghabiskan
porsi makan
Adanya muntah
Dan klien biasanya
mengalami penurunan berat
badan
Perikarditis
Aliran darah tidak
adekuat ke sistemik
Peningkatan
produksi Hcl
perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
5 Perubahan pola eliminasi
berhubungan dengan penurunan
penyaringan darah di ginjal
Ds : klien biasanya mengatakan
BAK tidak lancar
Do :biasanya adanya penurunan
berkemih, Urine berwarna gelap,
turgor kulit jelek (lebih dari 2
detik), konjungtiva anemis, Hb
menurun
Perikardirtis
Curah jantung menurun
Sirkulkasi darh ke organ turun
Penyaringan darah di ginjal menurun
Produksi urine berkurang
Perubahan pola eliminasi
29
Perubahan pola eliminasi
6 Penurunan curah jantung
berhubungan dengan
kontraktilitas ventrikel
Ds : biasanya Klien mengeluh
sesak nafas
Do :biasanya tekanan darah
rendah terjadi Penurunan nadi
perifer dan Klien tampak gelisah.
Perikasditis
Komprersi pericardial
Kemampuan dilatasi jantung
turun
Kontraktilitas ventrikel turun
Penurunan curah jantung
Penurunan curah jantung
3. Diagnosa keeperawatan
Menurut NANDA (2015) Diagnosis keperawatan merupakan
penilaian klinis terhadap respons manusia terhadap gangguan kesehatan
maupun proses kehidupan, kerentanan respons respons dari individu,
kelompok, maupun keluarga, atau komunitas. Diagnosis keperawatan ada
dua focus kunci pada diagnosis dan deskripton tau pengubah dalam
diagnosis
Diagnosa keperawatan menggambarkan label singkat yang
menggambarkan kondisi pasien dilapangan, dapat berupa masalah secara
aktual ataupun potensial (Wilkinson & Ahern, 2011)
Jadi diagnosa keperawatan adalah keputusan klinik tentang
respon individu, keluarga, dan masyarakat tentang masalah kesehatan
aktual atau potensial.Diagnosa keperawatan muncul berdasarkan hasil
30
pengkajian klien. Berdasarkan pengertian diagnosa keperawatan diatas
keputusan klinis hasil pengkajian yang telah dilakukan munculah
respon klien saya sebagai berikut :
a. Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan
suplai oksigen ke perikardium
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengankognesti pulmonalis
c. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik
d. Perubahan nutrisi berhubungan dengan pengingkatan Hcl.
e. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan penyaringan
darah di ginjal
f. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontraktilitas ventrikel
4. Intervensi
Intervensi atau perencanaan merupakan langkah ketiga setelah
menegakan diagnosis dalam melakukan proses keperawatan, dan
prosesnya yaitu untuk untuk menentukan tujuan dan hasil yang diharapkan
dalam melakukan intervensi (Potter& Perry, 2009).
Setelah diagnosis keperawatan teridentifikasi, suatu rencana
asuhan dibuat dan hasil atau tujuannya ditetapkan. Hasil adalah perubahan
yang terprojektif pada status kesehatan klien, kondisi klinis, atau prilaku
yang terjadi setelah intervensi keperawatan. Sasaran akhir dari asuhan
keperawatan adalah mengubah diagnosis keperawatan menjadi ststus
kesehatan yang di inginkan. Rencana asuhan ditetapkan sebelum intervensi
dapat dibuat (Wong,2009:23).
Jadi Intervensi adalah suatu rencana untuk melaksanakan tinakan
asuhan keperawatan yang akan dilaksanakan pada klien berdasarkan hasil
diagnosa yang muncul.
a. Nyeri berhubungan dengan ketidakseimbangan kebutuhan dan
suplai oksigen ke perikardium
Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada keluhan dan terdapat
penurunan respon nyeri dada.
31
Kriteria : secara subyektif klien mengatakan penurunan rasa nyeri
dada, secara obyektif didapatkan tanda tanda vital dalam batas normal,
wajah rileks
Tabel 2.2 Diagnosa
Intervensi rasional1. catat karakteristik nyeri,
lokasi, intensitas, lamanya dan penyebarannya
2. lakukan managemen nyeri keperawatan :\a. Ajarkan teknik
relaksasi nafas dalama. Lakukan managemen
sentuhanb. Membatasi
pengunjungdapat mengungari aktivitas dan meningkatkan pola istirahat klien
c. kolaborasi pemberian terapi farmakologi antiangina (nitrogliserin)
1. klien karena nyeri terjadi sebagai temuan pengkajian, lokasi nyeri perikarditis pada bagian substernal menjalar ke leher dan punggung
2. Meningkatkan suplai oksigen sehingga menurunkan nyeri Teknik sentuhan berupa dukungan psikologis dapat membantu menurunkan nyeri seperti massase ringan
3. obat-obat anti angin bertujuan untuk mengingatkan aliran darah baik dengan menambah suplai oksigen atau dengan mengurangi kebutuhan perikardium akan oksigen.Nitrat berguna untuk kontrol nyeri dengan efek vasodilatasi
32
b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kognesti pulmonal
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola nafas
Kriteria : klien tidak sesak nafas, Respirasi dalam batas normal (16-
20x/mnt)
Intervensi Rasional
1. auskultasi bunyi napas (krakles)
2. kaji adanya edema3. ukur intake output cairan
1. indikasi edema paru, sekunder akibat dekompensasi jantung
2. waspadai adanya gagal kognestif dan kelebihan volume cairan
3. penurunan curah jantung mengakibatkan tidak efektifnya perfusi ginjal, retensi natrium/ cairan dan penurunan output urine
a. Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan kelemahan fisik
Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam aktivitas sehari-hari klien
terpenuhi dan meningkatnya kemampuan beraktivitas
Kriteria : klien menunjukan kemampuan beraktivitas tanpa gejala
gejala yang berat, terutama mobilisasi di tempat tidur
Intervensi Rasional 1. tingkatkan istirahatm
batasi aktivitas, dan berikan aktivitas
1. perikardiun dan konsiumsi oksigen perikardium
33
senggang yang tidak berat
2. jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktivitas, contoh : bangun dari kursi, bila tak ada nyeri, ambulasi dan istirahat selama 1jam setelah makan.
2. aktivitas yang maju memberikan kontrol jantung, meningkatkan regangan, dan mencegah aktivitas berlebihan
c. Gangguan perubahan nutrisi berhubungan dengan pengingkatan
Hcl.
Tujuan : dalam waktu 3x 24 jam gangguan nutrisi klien teratasi
Kriteria Hasil : Mual muntah hilang,, pemenuhan kebutuhan klien
tercukupi
intervensi Rasional1. Kaji status nurtisi2. Anjurkanmakan makanan
hangan3. Anjurkan makan sedikit
tapi sering
1. Untuk mengetahui status nutrisi klien
2. Makanan hangat dapat mengurangi mual
3. Makan sedikit tapi sering dapat membantu mengurangi muntah
d. Perubahan pola eliminasi berhubungan dengan penurunan
penyaringan darah di ginjal
Tujuan :dalam waktu 3x24 jam gangguan pola eliminasi klien teratasi
Kriteria Hasil : Pola eliminasi klien lancar.
Intervensi Rasional
34
1. Kaji input dan output klien
2. Pertahankan pemasukan cairan
1. Retensi cairan dan sodium dapat terjadi akibat mekanisme kompensasi pengaturan fisiologi
2. Untuk mencegah dehidrasi dan kerja ginjal berlebih
e. Penurunan curah jantung berhubungan dengan kontraktilitas
ventrikel
Tujuan : dalam waktu 3x24 jam pernurunan curah jantung teratasi
Kriteria hasil : tekanan darah dalam bats normal
intervensi Rasional
1. Kaji status mental klien2. Kaji tekanan darah dan nadi
pasien3. Monitori saturasi oksigen
1. Untuk mengetahui gejal awal penurunan kardiak output atau curah jantung
2. Tekanan darah rendah dan nadi cepat adalah tanda awal gagal jantung
3. Mengetahui manifestasi penurunan curah jantung
5. Implementasi
Menurut setiawan, 2004:39 implementasi adalam perluasan
aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan
tindakan untuk mencapai serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi
yang efektif. Sedangkan menurut nadnda nic noc implementasi merupakan
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Oleh karena itu rencana tindakan disusun dan ditujukan pada nursing
orders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan . oleh
karena itu rencana tindakan yang spesifik dilaksanakanbuntuk
memodofikasi faktor faktor yang memperngaruhi masalah kesehatan klien.
35
Tujuan dari pelaksananaan adalah membantu klien dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi
koping.
6. Evaluasi
Tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanannnya sudah berhasil dicapai. Meskipun tahap evaluasi diletakan
pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada
setiap tahap proses keperawatan.
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam
mencapai tujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan mengadakan
hubungan dengan klien berdasarkan respon klien terhadap tindakan
keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan
a. Mengakhiri tindakan keperawatan ( klien telah mencapai tujuan yang
ditetapkan)
b. Memodifikasi rencana tindakan keperawatan (klien memerlukan waktu
yang lebih lama untuk mencapai tujuan)
Top Related