TESIS
PENGARUH DIVERSITAS GENDER DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DEWAN DIREKSI
TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA
I MADE SUDIARTANA
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2011
TESIS
PENGARUH DIVERSITAS GENDER DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DEWAN DIREKSI
TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2008)
I MADE SUDIARTANA
NIM 0891662004
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2011
PENGARUH DIVERSITAS GENDER DAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DEWAN DIREKSI
TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN SUKARELA
Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
I MADE SUDIARTANA NIM 0891662004
PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR 2011
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 26 JULI 2011
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. I.B. Putra Astika SE,M.Si, AK Dr. I Ketut Budiartha, SE, M.Si,Ak NIP. 19580718 198601 001 NIP. 19591202 198702 1 001
Mengetahui,
Ketua Program Magister Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Udayana
Dr. I Ketut Budiartha, SE, M.Si, Ak. NIP. 19591202 198702 1 001
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana,
Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19590215 198510 2 001
PENETAPAN PANITIA PENGUJI
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 26 Juli 2011 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana
No. 1299/UN14.4/HK/2011 Tanggal 19 Juli 2011
Ketua : Dr. I.B Putra Astika,SE.,M.Si.,Ak
Sekretaris : Dr. I Ketut Budiartha, SE., M.Si., Ak
Anggota :
1. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si 2. Dr. I Wayan Suartana, SE.,M.Si,Ak 3. Drs. I Gede Suparta Wisadha, M.Si., Ak
PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA TULIS TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya tulis
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu
dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang diberikan oleh universitas batal saya terima.
Denpasar,26 Juli 2011
Yang membuat pernyataan,
I Made Sudiartana
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Waca, karena atas
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh
Diversitas Gender dan Latar Belakang Pendidikan Dewan Direksi Terhadap
Luas Pengungkapan Sukarela”. Tesis ini merupakan hasil penelitian sebagai
persyaratan akhir jenjang Strata-2, dibidang Akuntansi, Program Studi Magister
Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana, Denpasar.
Berbagai pihak telah berkontribusi besar dalam penyelesaian tesis ini sehingga pada
kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Dr. I.B. Putra Astika, SE, MSi., Ak., sebagai pembimbing
Akademik dan Pembimbing I dan bapak Dr. I Ketut Budiartha,
SE,MSi.,Ak sebagai pembimbing II, yang telah membimbing,
memberikan nasehat kepada penulis dengan tulus dan penuh kesabaran
baik selama perkuliahan maupun dalam rerangkaian penulisan proposal
sampai dengan tahap penyelesaian tesis.
2. Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., MSi., Bapak Dr. I Wayan
Suartana, SE.,MSi., Ak., dan Bapak Drs. I Gede Suparta Wisadha, MSi.,
Ak., sebagai tim penguji yang telah memberikan masukan dan saran
dalam menyempurnakan tesis ini.
3. Bapak Prof. Dr. dr. I Made Bakta, Sp.DP (KHOM) selaku Rektor
Universitas Udayana dan Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S(K) selaku
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan dan
fasilitas yang diberikan kepada penulis selama menyelesaikan proses
perkuliahan.
4. Bapak Dr. Ketut Budiartha, SE, MSi., Ak., Bapak Dr. I Dewa Nyoman
Badera, SE., MSi Ibu Ni Made Dwi Ratnadi, SE, MSi., Ak dan Ibu Ni
Luh Supadmi, SE, MSi., Ak., selaku pengelola Program Magister
vi
Akuntansi Universitas Udayana yang memberi perhatian dan bantuan
selama mengikuti perkuliahan.
5. Para Dosen pengajar Program Magister Akuntansi Universitas Udayana
yang telah memberikan bekal ilmu selama penulis mengikuti perkuliahan.
Terima kasih pula kepada segenap rekan-rekan MAKSI angkatan II khususnya
Bayu Wicaksana dan Yuniasih. yang telah memberikan banyak masukan, dorongan
dan memovitasi penulis selama perkuliahan sampai penyelesaian tesis ini.
. Terima kasih yang tak terhingga dipersembahkan kepada keluarga, kedua
orang tua, Bapak I Nyoman Mudrana, SE.,MM, Ibu Ni Luh Lotreni, SE dan istriku
Made Christin Dwitrayani, SE dan Anakku Ni Luh Tania Kharisma Putri, atas
kesabarannya dalam memberikan dorongan, dukungan, motivasi materi serta doa
restu selama mengikuti perkuliahan sampai dengan penyelesaian tesis ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusi kepada
penulis. Penulis mohon maaf kepada semua pihak jika ada kekuangan yang
pastinya tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat.
Denpasar,Juli 2011
Penulis,
I Made Sudiartana
vii
ABSTRAK
PENGARUH DIVERSITAS GENDER DAN LATAR BELAKANG
PENDIDIKAN DEWAN DIREKSI TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN
SUKARELA
(Kajian Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2008)
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agen dengan prinsipalnya,
termasuk juga berkaitan dengan masalah yang timbul sebagai akibat hubungan
tersebut. Salah satu cara meminimalisasi masalah keagenan adalah dengan
menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Salah satu prinsip
tata kelola perusahaan yang baik adalah transparansi. Transparansi dapat dikaitkan
dengan seberapa banyak perusahaan mengungkapkan informasi mengenai dirinya
Dalam Resource dependence theory, karakteristik latar belakang dewan sering
dianggap berpengaruh terhadap keputusan yang dihasilkan perusahaan. Sehingga
akan berpengaruh terhadap seberapa banyak informasi yang akan diungkapkan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara karakteristik latar
belakang dewan terhadap luas pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan.
Defenisi dewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dewan direksi, karena
merekalah yang memiliki tanggung jawab pembuatan keputusan yang menentukan
arah dari perusahaan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
gender yang di proksikan dengan persentase wanita dalam dewan direksi, dan latar
belakang pendidikan dewan direksi yang diproksikan dengan variasi latar belakang
pendidikan anggota dewan direksi terhadap luas pengungkapan sukarela yang
diproksikan menggunakan indek pengungkapan.
Sampel penelitian adalah perusahaan yang terdaftar di bursa Efek Indonesia
tahun 2007-2008. Dengan menggunakan purposive sampling diperoleh sampel
sebesar 357 amatan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi binary
Hasil pengujian hipotesis pertama, ditemukan bahwa gender tidak memiliki
pengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela. Pengujian hipotesis kedua
viii
menunjukan bahwa latar belakang pendidikan yang bervariasi berpengaruh
terhadap luas pengungkapan sukarela.
Kata Kunci: Teori Keagenan, Resource dependence theory, gender, latar
belakang pendidikan dewan, luas pengungkapan sukarela
ix
ABSTRACT
THE EFFECT OF GENDER AND BOARD OF DIRECTOR’S
EDUCATIONAL BACKGROUND ON VOLUNTARY DISCLOSURE
(An Empirical Study on Companies Listed in Indonesian Stock Exchange
Year 2007-2008)
Agency theory explained the relation between agent and their principal,
include the problems that arise as the result of this relationship. One of the
solutions to minimize the problems is to applied the good corporate governance.
One of the GCG principal are transparency. Transparency can be defined as how
many information disclose by company. Based on Resource Dependence Theory,
board background characteristic often assumed have effect on decision made by
company.
The purpose of this study is to examine the effect of board characteristic to the
voluntary disclosure does by the company. Board in this study, defined as board of
director, since they have the responsibility and power to made decision that will
affect the company progress. The purpose of this study is to examine the effect of
gender, as measured by the percentage of woman director on board, and the
director’s educational background on the voluntary disclosure made by company.
Samples consisted of companies that listed in Indonesian Stock Exchange
during period 2007-2008. Based on the purposive sampling method that used in
this study, we collected 357 observations. The analysis that used in this study is
binary regression analysis.
The first hypothesis testing showed that gender does not have any significant
effect on voluntary disclosure made by company. The second hypothesis test shows
that director’s educational backgrounds do have a significant effect on voluntary
disclosure.
Keyword: Agency Theory, Resource dependences theory, gender, director’s
educational background, voluntary disclosure
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DALAM ..................................................................... i
PERSYARATAN GELAR................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI .................................................................. iv
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACK ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5 1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................... 6 1.4 Kegunaan Penelitian..................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Keagenan ............................................................................ 7 2.2 Teori Pensinyalan ........................................................................ 9 2.3 Teori Ketergantungan Sumberdaya .............................................. 10 2.4 Good Corporate Governance ........................................................ 13 2.5 Diversitas Dewan ......................................................................... 15 2.6 Diversitas Gender dalam Dewan .................................................. 17 2.7 Diversitas Latar Belakang Pendidikan .......................................... 18 2.8 Pengungkapan Informasi .............................................................. 18 2.9 Pengungkapan Sukarela ............................................................... 21
BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 25 3.2 Konsep Penelitian ........................................................................ 27
xi
3.3 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 28
BAB IV METODA PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 31 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 33 4.3 Penentuan Sumber Data ............................................................... 33
4.3.1 Jenis data ............................................................................. 33 4.3.2 Sumber data ........................................................................ 33 4.3.3 Metoda penentuan sampel ................................................... 34
4.4 Variabel Penelitian ....................................................................... 34 4.4.1 Identifikasi variabel ............................................................. 34 4.4.2 Definisi operasional variabel ............................................... 35
4.5 Teknik Analisis Data .................................................................... 36
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Statistik Desktiptif........................................................................ 39 5.2 Hasil Pengujian Hipotesis............................................................. 40
5.2.1 Uji kelayakan model regresi ................................................ 40 5.2.2 Menilai Keseluruhan Model ................................................ 41 5.2.3 Koefisien Determinasi ......................................................... 41 5.2.4 Uji Multikolinearitas ........................................................... 42 5.2.5 Model Regresi Logistik yang Terbentuk .............................. 42
5.3 Pengujian Hipotesis ...................................................................... 43
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Pengaruh Gender pada Luas Pengungkapan Sukarela ................... 46 6.2 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Dewan Direksi pada
Luas Pengungkapan Sukarela ....................................................... 47
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN 7.1 Simpulan Penelitian ..................................................................... 51 7.2 Keterbatasan dan Saran ................................................................ 51 7.3 Implikasi Penelitian ..................................................................... 52
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................... 54
LAMPIRAN....................................................................................................... 57
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Ringkasan Penelitian sebelumnya ........................................................... 22
5.1 Statistik Deskriptif .................................................................................. 39
5.2 Matrik Korelasi antar Variabel Bebas ..................................................... 42
5.3 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik ....................................................... 42
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir ......................................................................... 27
Gambar 3.2 Konsep Penelitian .......................................................................... 28
Gambar 3.3 Model Penelitian ............................................................................ 30
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ..................................................................... 32
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabel Daftar Item dan indeks Pengungkapan ................................. 57
Lampiran 2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ................... 58
Lampiran 3 Hasil Uji Statistik Deskriptif...................................................... 67
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap tahun, perusahaan yang go public menerbitkan laporan tahunannya.
Laporan yang berisi baik data keuangan maupun non keuangan digunakan oleh
investor, kreditur, dan pengguna lainnya dalam menganalisis kondisi perusahaan
untuk keperluannya masing-masing. Apabila dihubungkan dengan peningkatan
nilai perusahaan, ketika terjadi asimetri informasi, manajer dapat memberikan
sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimalisasikan
nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat melalui pengungkapan
(disclosure) informasi akuntansi. Informasi yang diungkapkan dalam laporan
tahunan dapat dikelompokkan menjadi pengungkapan wajib (mandatory
disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure).
Besarnya biaya dan manfaat pengungkapan informasi tertentu berbeda antara
perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Biaya dan manfaat
pengungkapan informasi secara sukarela kemungkinan dipengaruhi oleh faktor-
faktor yang akan mengakibatkan perbedaan luas pengungkapan dalam laporan
tahunan perusahaan.
Dalam struktur organisasi perusahaan, Dewan direksi memiliki tanggung
jawab membuat keputusan-keputusan yang akan mempengaruhi arah kebijakan
perusahaan. Direktur perusahaan adalah orang yang mempunyai keahlian dan
pengetahuan tentang operasional perusahaan dan mengetahui dengan pasti apa yang
terjadi di dalam perusahaan (Bhagat and Black, 1999), dan berpotensi memberikan
suatu informasi kepada pihak luar. Di bawah asumsi teori pensinyalan, direksi
memiliki insentif untuk mengungkapkan segala macam informasi yang baik (good
news) mengenai perusahaan untuk mengatraksi pasar. Teori upper echelon
menyatakan bahwa hasil perusahaan yang meliputi pilihan-pilihan strategis dan
tingkat kinerja setengahnya dapat diramalkan dari karakteristik latar belakang
direksi (Hambrick dan Mason, 1984).
Beberapa hal penting dalam karakteristik latar belakang direksi yang
dianggap dapat berpengaruh terhadap keputusan yang dihasilkan perusahaan
adalah gender, ras, dan budaya dari dewan. Isu ini menjadi perhatian publik
sebagai akibat dari pemberitaan di media, permintaan pemegang saham, dan
persyaratan yang diajukan oleh investor institusional besar. Sebagai contoh,
Interfaith Center for Corporate Responsibility (ICCR) telah mensponsori
permintaan pemegang saham yang mewajibkan perusahaan besar untuk
meningkatkan dan melaporkan diversitas dewan direksi (Carter et al, 2002)
Lebih lanjut, menurut Carter et al (2002), Blue Ribbon Commite
merekomendasikan keragaman gender, ras, umur dan kebangsaan harus
dipertimbangan dalam pemilihan direktur. Ada dua aspek dari keragaman dewan
direksi, salah satunya adalah bahwa keragaman direksi akan meningkatkan nilai
pemegang saham.
Singhvi dan Desai (1971) melakukan penelitian tentang variabel yang memiliki
pengaruh terhadap kualiatas pengungkapan. Penelitian ini dilakukan dengan
mempergunakan analisis regresi berganda dan menggunakan indeks pengungkapan
yang terdiri atas 34 item pengungkapan dengan bobot tertentu, hasilnya
menunjukkan bahwa besar perusahaan, jumlah pemegang saham, return, kualitas
laba, status pendaftaran, dan KAP yang mengaudit berkaitan secara signifikan
dengan kualitas pengungkapan.
Carter et al (2002) menyelidiki hubungan antara diversitas dewan dengan nilai
perusahaan pada perusahaan Fortune 1000. Board diversity didefenisikan sebagai
persentase wanita, Afrika-Amerika, Asia dan Hispanik. Hasil penelitian
menunjukan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara proporsi wanita,
atau minoritas terhadap nilai perusahaan.
Roberson dan Park, (2007) yang meneliti pengaruh diversitas reputasi dan
diversitas ras pemimpin terhadap hasil-hasil kinerja keuangan menunjukan adanya
hubungan berbentuk U-shape antara diversitas ras pemimpin terhadap pendapatan,
laba bersih dan book to market equity.
Randoy et al. (2006) yang meneliti hubungan antara diversitas dewan yang
diproksikan dengan gender, umur dan kebangsaan terhadap kinerja yang di
proksikan dengan kinerja pasar dan ROA, tidak menemukan adanya hubungan
antara gender, umur, dan kebangsaan terhadap kinerja pasar dan ROA. Penelitian
yang dilakukaan Eklund et al. (2008) yang meneliti hubungan antara struktur
kepemilikan, board diversity dan nilai perusahaan yang diproksikan dengan kinerja
investasi pada perusahaan yang listing di Swedia menunjukan pengaruh kecil tapi
negatif antara gender dengan kinerja investasi.
Zhou dan Panbunyuen (2008), menyelidiki hubungan antara komposisi dewan
dengan berbagai tipe pengungkapan perusahaan yang terdaftar di Shanghai Stock
Exchenge dan OMX Nordic Exchange Stockholm. Proksi yang digunakan untuk
mengukur komposisi dewan adalah proporsi outside director dan pengungkapan
sukarela diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu: informasi strategis, informasi
non-keuangan, dan informasi keuangan. Hasilnya menunjukan tidak ada hubungan
signifikan antara komposisi dewan dengan pengungkapan perusahaan sampel yang
berasal dari China dan Swedia.
Nalikka (2009), melakukan penelitian terhadap pengaruh gender direksi
perusahaan terhadap pengungkapan sukarela pada laporan tahunan (annual report).
Dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Helsinki Stock Exchange
pada tahun 2005-2007 dengan memfokuskan pada gender Chief Executive
Officer(CEO), Chief Financial Officer (CFO), dan board of director. Hasilnya
menunjukan bahwa perusahaan dengan CFO wanita berhubungan dengan tingkat
pengungkapan yang lebih tinggi pada laporan tahunan. CEO wanita dan proporsi
anggota BOD wanita ditemukan tidak memiliki dampak signifikan terhadap
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.
Ponnu (2008) menyelidiki dampak kualifikasi akademis anggota BOD
terhadap kinerja perusahaan, dengan menggunakan sampel 30 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Malaysia. Hasilnya menunjukan tidak ada perbedaan signifikan
antara kualifikasi akademis anggota BOD dengan kinerja perusahaan.
Bayu (2010), melakukan penelitian terhadap pengaruh diversitas dewan pada
kinerja pasar perusahaan yang terdaftar di BEI, menunjukan bahwa diversitas
dewan tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan,sedangkan ukuran dan
jenis industri berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan. Dalam penelitian ini,
diversitas dewan diproksikan dengan keragaman gender, latar belakang pendidikan,
kebangsaan dan umur, sedangkan kinerja pasar diproksikan dengan rasio price to
book value
Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh komposisi dewan dengan luas
pengungkapan masih sangat jarang. Sehingga penelitian ini termotivasi untuk
mereplikasi penelitian yang dilakukan Nalikka (2009). Dimana dalam penelitian ini
proksi yang digunakan untuk mengukur komposisi dewan adalah keragaman
gender dewan direksi dan keragaman latar belakang pendidikan terhadap luas
pengungkapan sukarela perusahaan. Komposisi dewan direksi dipilih sebagai objek
penelitian karena dewan direksilah yang menentukan seberapa luas pengungkapan
yang akan dilakukan perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berbagai litaratur tata kelola perusahaan telah memberikan argumen bahwa
komposisi dewan direksi akan berpengaruh terhadap baik kinerja maupun nilai
perusahaan. Komposisi dewan yang tepat akan meningkatkan kualitas pembuatan
keputusan, begitu juga dengan keputusan seberapa luas pengungkapan sukarela
yang akan diungkapkan, maka rumusan masalah penelitian ini adalah:
1) Apakah diversitas gender dewan direksi berpengaruh pada luas
pengungkapan sukarela?
2) Apakah latar belakang pendidikan dewan direksi berpengaruh pada luas
pengungkapan sukarela?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini untuk mengetahui secara empiris :
1) Pengaruh diversitas gender dewan direksi pada luas pengungkapan
sukarela?
2) Pengaruh latar belakang pendidikan dewan direksi pada luas
pengungkapan sukarela.
1.4. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan diatas, maka penelitian ini diharapkan memberikan
manfaat sebagai berikut:
1) Manfaat Teoretis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan
referensi penelitian pengaruh gender dan latar belakang pendidikan dewan
direksi pada luas pengungkapan sukarela.
2) Manfaat Praktis
a) Bagi para investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
tambahan informasi yang berkaitan dengan keberadaan gender dan
latar belakang dewan direksi pada luas pengungkapan sukarela.
b) Bagi Regulator, penelitian ini diharapkan mampu memberikan
informasi terutama berkaitan dengan keberadaan gender dan latar
belakang dewan direksi pada luas pengungkapan sukarela.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Jensen dan Meckling dalam Andri dan Hanung (2007) teori keagenan
menjelaskan hubungan antara agent (manajemen perusahaan) dan principal
(pemegang saham). Dalam hubungan keagenan (agency relationship) terdapat
suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah agent untuk
melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agent
untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Pihak principal juga dapat
membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang
layak kepada agen dan bersedia mengeluarkan biaya pengawasan (monitoring cost)
untuk mencegah hazard dari agen. Namun, sebaliknya teori keagenan juga dapat
mengimplikasikan adanya asimetri informasi.
Konflik antar kelompok atau agency problem merupakan konflik yang timbul
antara pemilik dan manajer perusahaan ada kecenderungan manajer lebih
mementingkan tujuan individu daripada tujuan perusahaan. Menurut Suad Husnan
& Enny Pudjiastuti (2002:12) masalah keagenan sering terjadi pada perusahaan
yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) yang sering kali terjadi pemisahan antara
pengelola perusahaan dengan pemilik perusahaan. Di samping itu, untuk
perusahaan yang berbentuk PT tanggung jawab hanya terbatas pada modal yang
disetorkan, artinya apabila perusahaan mengalami kebangkrutan, maka modal
7
(ekuitas) yang telah disetorkan oleh pemilik perusahaan mungkin sekali akan
hilang, tetapi harta kekayaan pribadi tidak akan diikutsertakan untuk menutup
kerugian tersebut. Dengan demikian memungkinkan masalah-masalah keagenan
(agency problems).
Beberapa faktor yang menyebabkan munculnya masalah keagenan antara lain.
1) Moral Hazard (MH)
Hal ini umumnya terjadi pada perusahaan besar dengan kompleksitas yang
tinggi, manajer cenderung untuk memanfaatkan insentif yang sesuai dengan
kepentingannya atau berdasarkan keahliannya untuk bayaran yang diterima
dari perusahaan dan kemungkinan hal tersebut tidak termasuk dalam
kontrak.
2) Penahanan Laba (Earning Retention)
Masalah ini berkisar pada kecenderungan untuk melakukan investasi yang
berlebihan oleh agent (pihak manajemen) melalui peningkatan dan
pertumbuhan dengan tujuan untuk memperbesar kekuasaan, prestise, atau
penghargaan bagi dirinya, namun dapat menghancurkan kesejahteraan
pemegang saham.
3) Horison Waktu
Konflik ini muncul sebagai akibat dari kondisi arus kas, dengan mana
principal lebih menekankan pada arus kas untuk masa depan yang
kondisinya belum pasti, sedangkan manajemen cenderung menekankan
kepada hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan mereka.
4) Penghindaran Risiko Manajerial
Masalah ini muncul ketika ada batasan diversifikasi portofolio yang
berhubungan dengan pendapatan manajerial atas kinerja yang dicapainya,
sehingga manajer akan berusaha meminimalkan risiko saham perusahaan
dari keputusan investasi yang meningkatkan risikonya. Misalnya
manajemen lebih senang dengan pendanaan ekuitas dan berusaha
menghindari peminjaman utang, karena mengalami kebangkrutan atau
kegagalan.
Dapat disimpulkan bahwa timbulnya masalah-masalah keagenan terjadi karena
terdapat pihak-pihak yang memiliki perbedaan kepentingan namun saling bekerja
sama dalam pembagian tugas yang berbeda. Konflik keagenan dapat merugikan
pihak principal (pemilik) karena pemilik tidak terlibat langsung dalam pengelolaan
perusahaan sehingga tidak memiliki akses untuk mendapatkan informasi yang
memadai. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan suatu mekanisme yang
dapat melindungi pemilik sehingga manfaat yang diperolehnya dari perusahaan
memiliki nilai wajar dan tinggi. Corporate governance merupakan suatu
mekanisme pengelolaan perusahaan yang didasarkan pada teori keagenan.
Corporate governance diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah yang timbul
akibat pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan.
2.2. Teori Pensinyalan (Signaling Theory)
Teori sinyal membahas bagaimana sebaiknya dan seharusnya sinyal-sinyal
keberhasilan atau kegagalan harus disampaikan. Teori sinyal menjelaskan mengapa
perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan
pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi
disebabkan terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri
informasi terjadi karena perusahaan mengetahui lebih banyak informasi perusahaan
dan prospek yang akan datang dibandingkan pihak luar terutama investor dan
kreditor. Kurangnya informasi yang dimiliki mengenai perusahaan menyebabkan
pihak luar melindungi diri dengan memberikan harga yang rendah untuk
perusahaan. Perusahaan dapat meningkatkan nilai tersebut dengan memperkecil
asimetri informasi. Salah satu cara untuk memperkecilnya adalah dengan
memberikan sinyal pada pihak luar berupa informasi keuangan yang dapat
dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang
akan datang. Berdasarkan teori tersebut perusahaan akan melakukan pengungkapan
untuk meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan tersebut tercermin dalam harga
saham perusahaan. Apabila terjadi peningkatan maka nilai perusahaan juga akan
meningkat.
2.3 Teori Ketergantungan Sumberdaya (Resource Dependence Theory)
Teori ketergantungan sumberdaya dikemukakan oleh Aldrich dan Pfeffer
tahun 1976. Teori ini awalnya dikembangkan untuk memberikan perspektif
alternatif bagi para ahli ekonomi mengenai merger dan board interlocks, dan
memahami tipe hubungan interorganisasional yang memiliki peranan besar dalam
“market failure” belakangan ini. Dasar dari teori ini adalah pernyataan Emerson
pada tahun 1962 yang menyatakan bahwa kekuasaan (power) A atas B berasal
dari kontrol atas sumberdaya yang dibutuhkan B, dimana sumberdaya tersebut
tidak ditemukan ditempat lain. Sehingga pengelola perusahaan memiliki motivasi
untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan meningkatkan otonomi
perusahaan yang mereka kelola.
Penekanan pada kekuasaan dan penelaahan yang hati-hati terhadap taktik yang
tersedia bagi pengurus perusahaan merupakan cici-ciri dari teori ketergantungan
sumberdaya yang membedakannya dengan pendekatan lainnya. Beberapa taktik
yang dapat digunakan sebagai contoh adalah jika perusahaan tergantung kepada
satu sumber saja untuk keperluan bahan baku, maka cara untuk menjadi lebih
otonom adalah dengan mencari dan memelihara sumber alternatif. Taktik lain
yang dapat digunakan adalah dengan menjadi besar.
Perusahaan besar, memiliki kecenderungan gagal yang lebih kecil
dibandingkan perusahaan kecil. Keuntungan lainnya yang diperoleh dari ukuran
perusahaan yang besar adalah perusahaan dapat meminta bantuan pemeritah
ketika perusahaan tersebut menghadapai masalah. Alternatif taktik yang sedikit
lebih berisiko adalah dengan memasukan perwakilan dari supplier ke dalam
dewan untuk mendapatkan dukungan, atau dengan memasukan wakil dari
kelompok pelanggan yang besar ke dalam dewan, atau dengan memasukan bekas
pejabat pemerintahan ke dalam dewan untuk mendapatkan legitimasi (Davis dan
Cobb, 2009).
Strategi dan taktik pemilihan komposisi anggota BOD sebagai salah satu
cara untuk mengatasi ketergantungan dan menjadi lebih otonom merupakan suatu
hal yang mendapat perhatian akhir-akhir ini. Dengan menggunakan komposisi
BOD yang tersebar, akan meningkatkan paling tidak lima hal yaitu:
1) Meningkatkan pemahaman akan pasar. Dengan makin tersebarnya pasar,
perusahaan harus dapat memahami karakteristik pelanggannya. Cara yang
baik adalah dengan menggunakan tenaga penjualan yang tesebar pula.
2) Meningkatkan kreatifitas dan inovasi. Sikap, fungsi kognitif, dan keyakinan
tidak tersebar secara acak dalam populasi, tetapi cenderung berbeda secara
sistematis sesuai dengan variabel demografi seperti umur, ras, dan gender.
Sehingga konsekuensi yang dapat diharapkan dari peningkatan keragaman
budaya dalam organisasi adalah munculnya perspektif yang berbeda-beda
yang akan meningkatkan kinerja dari tugas yang kreatif. Sebagai tambahan,
karyawan yang merasa dihargai dan didukung oleh organisasinya, cenderung
akan lebih inovatif.
3) Meningkatkan kualitas pemecahan masalah. Kelompok yang heterogen
cenderung menghasilkan pemecahan masalah yang lebih inovatif. Perbedaan
diantara anggota kelompok menyebabkan anggota kelompok dapat melihat
permasalahan dari berbagai perspektif berdasarkan pengalaman anggota
kelompok. Hal ini menyebabkan pembuat keputusan mengevaluasi lebih
banyak alternatif dan menelaah dengan lebih hati-hati konsekuensi dari
alternatif yang diberikan.
4) Meningkatkan keefektifitasan pemimpin. Komposisi demografi pada level top
management mempengaruhi strategi kompetitif dan keefektifitasan finansial
perusahaan.
5) Membina hubungan global yang efektif. Tantangan yang dihadapi manajer
puncak adalah mengubah keragaman etnokultural menjadi keunggulan
diferensial dalam persaingan pasar global yang semakin meningkat. Sehingga
manejemen terhadap diversitas dapat berdampak terhadap baik kinerja
finansial jangka panjang maupun terhadap kinerja saham jangka pendek
perusahaan (Robinson dan Dechant, 1997).
2.4. Good Corporate Governance (GCG)
Tata kelola perusahaan (corporate governance) menjelaskan rerangka
bagaimana perusahaan diarahkan dan diawasi misalnya penetapan tujuan
perusahaan dan pe-monitor-an terhadap kinerja sehubungan dengan tujuan-tujuan
yang telah ditetapkan. Tata kelola perusahaan yang baik bertujuan untuk
memberikan dorongan kepada dewan dan manajemen untuk mencapai tujuan
tersebut, yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang sahamnya
(Meier, 2005).
Rerangka ini menggabungkan komponen struktural dan perilaku. Komponen
struktural melibatkan pemisahan peran antara komisaris dan direktur, dan
seberapa banyak jumlah komisaris independen dalam dewan. Sedangkan
komponen perilaku meliputi tingkat kehadiran komisaris dalam rapat dewan,
pengungkapan remunerasi komisaris dan kebijakan remunerasi. Permasalahan
diversitas dewan dan kode etik perusahaan juga dipertimbangan ketika menilai
keefektivitasan dari pembuatan keputusan perusahaan. Namun tidak seperti
elemen tradisional, diversitas dewan dan kode etik perusahaan dipandang sebagai
indikator independensi dan akuntabilitas pembuatan keputusan.
Corporate governance menjelaskan seperangkat hubungan antara manajemen
perusahaan, dewan komisarisnya, pemegang saham dan pemangku
kepentingannya. Corporate governance merupakan proses dimana komisaris dan
auditor me-manage tanggung jawab mereka terhadap pemegang saham dan
pemangku kepentingannya. Sedangkan bagi pemegang saham corporate
governance dapat meningkatkan keyakinan mereka pada return yang adil dari
invetasi mereka (Meier, 2005). Sedangkan bagi stakeholder perusahaan adanya,
corporate governance memberikan jaminan bahwa perusahaan akan mengelola
dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat dalam cara-cara yang
bertanggungjawab.
Corporate governance menggabungkan kombinasi antara hukum, aturan-
aturan, aturan listing, dan praktek-praktek sukarela sektor swasta yang
menyebabkan perusahaan dapat menarik modal, berkinerja efisien, menghasilkan
laba, memenuhi kewajiban legal, dan memenuhi ekspektasi sosial umum.
Menurut Rondoy dan Oxellheim, (2001) Corporate governance menekankan
mekanusme legal, institusional dan budaya. Sistem corporate governance dapat
dikarateristikan menjadi dua yaitu variabel good governance utama dan variabel
internasional. Variabel good governance utama meliputi independensi dewan,
ukuran dewan, adanya blockholders, dan tekanan hutang. Variabel kedua adalah
adanya orang asing dalam dewan, dan foreign exchange listing.
Menurut Kusumatuti dkk. (2006), Corporate Governance merupakan sistem
tata kelola yang diselenggarakan dengan mempertimbangkan semua faktor yang
mempengaruhi proses institusional termasuk semua faktor yang berkaitan dengan
regulator. Corporate governance suatu perusahaan dikatakan baik jika perusahaan
memenuhi prinsip-prinsip fairness, transparancy, accountability, dan
responsibility.
Dengan penerapan good coprorate governance oleh perusahaan akan
meningkatkan keyakinan calon investor akan keadilan, transparansi, akuntabilitas
dan tanggung jawab pengelolaan perusahaan sehingga akan meningkatkan nilai
pasar perusahaan (Meier, 2005).
Penelitian ini hanya memfokuskan pengungkapan pada laporan tahunan, tidak
termasuk pengungkapan pada laporan keuangan yang tercantum pada Catatan Atas
Laporan Keuangan, meskipun laporan keuangan merupakan bagian dari laporan
tahunan.
2.5 Diversitas Dewan
Menurut Rondoy et al. (2006), mekanisme corporate governance membantu
pemegang saham dan stakeholder untuk menerapkan kontrol terhadap manajemen
dan corporate insiders. Literatur corporate governance menekankan bahwa good
corporate governance memfasilitasi penciptaan nilai jangka panjang untuk
kepentingan pemilik dan stakeholder. Corporate governance seperti ini
memerlukan interaksi optimal antara pemilik, manajemen, dan dewan.
Menurut Goodstein et al. (1994), Randoy et al. (2006), dalam teori
ketergantungan sumberdaya, dewan dapat memfasilitasi akses terhadap
sumberdaya. Teori ketergantungan sumberdaya (resource dependences)
berpendapat bahwa penggunaan diverse constitunces dan stakeholder dalam
dewan memfasilitasi perolehan sumberdaya yang penting bagi perusahaan. Para
ahli corporate governance juga menyatakan bahwa diversitas dewan dapat secara
langsung maupun tak langsung memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dengan
adanya diversitas dewan dapat memberikan altenatif-alternatif keputusan yang
bervariasi untuk pengambilan keputusan yang optimal.
Menurut Robinson dan Deschant, (1997), Charter et al. (2002) dan
Kusumatuti dkk. (2006) menunjukan lima preposisi mengenai diversitas board
yaitu: pertama corporate diversity mendorong pemahaman yang lebih baik akan
pasar, dimana hal ini berhubungan dengan kondisi demografi suplier dan
customer yang juga beragam sehingga kemampuan penetrasi pasar perusahaan
akan meningkat. Kedua, diversitas meningkatkan kreatifitas dan inovasi. Menurut
pandangan ini, sikap, fungsi kognitif, dan kepercayaan tidak terdistribusi secara
acak dalam populasi, tetapi cenderung bervariasi secara sistematis sesuai dengan
variabel demografi seperti umur, ras, dan gender. Ketiga diversitas menghasilkan
penyelesaian masalah yang lebih efektif. Diversitas memang menghasilkan lebih
banyak konflik dalam proses pembuatan keputusan, namun berbagai perspektif
yang muncul menyebabkan pembuat keputusan mengevaluasi lebih banyak
alternatif dan meng-explore dengan lebih hati-hati konsekuensi dari alternatif
yang diberikan. Keempat diversifikasi meningkatkan efektifitas kepemimpinan
perusahaan. Kelima diversitas mendorong hubungan global yang lebih efektif.
2.6 Diversitas Gender dalam Dewan
Menurut teori resource dependence, segala bentuk sumberdaya manusia yang
dimiliki perusahaan harus digunakan semaksimal mungkin. Hal ini akan
mendorong perusahaan meningkatkan kinerja dan potensi penciptaan
kemakmuran. (Mitchell. S.M., 2001). Diversifikasi struktur sumberdaya manusia
yang berkaitan dengan ras dan campuran gender seringkali dipandang sebagai hal
penting untuk memaksimalkan sumberdaya penting perusahaan (Siciliano, 1996).
Dalam literatur corporate governance dan teori resource dependence, sering
kali diungkapkan bahwa BOD yang diversed dan well-ballanced dapat secara
signifikan meningkatkan kinerja perusahaan (Mitchell, 2001). BOD merupakan
mekanisme penting yang dapat meningkatkan dan menciptakan koalisi antara
BOD dan pemegang saham dalam mengontrol sumberdaya yang dibutuhkan
perusahaan. Masing-masing anggota dewan akan memberikan kumpulan dari
pengalaman, attachment, dan pandangan yang unik dan berbeda-beda bagi dewan.
Jika persepsi, pandangan dan latar belakang anggota dewan relatif homogen,
maka ada kemungkinan besar strategi-strategi pembuatan keputusan dari
mekanisme corporate governance akan menjadi single-minded, dapat ditebak dan
tidak fleksibel. Dewan yang memiliki diversitas anggota yang lebih tinggi akan
lebih mampu menghadapi tantangan dan dinamika lingkungan bisnis.
Menurut Kusumatuti dkk. (2007), wanita memiliki sikap kehati-hatian yang
sangat tinggi, cenderung menghindari risiko, dan lebih teliti dibandingkan pria. Sisi
inilah yang membuat wanita tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Untuk itu dengan adanya wanita dalam jajaran direksi dikatakan dapat membantu
mengambil keputusan yang lebih tepat dan berisiko lebih rendah.
2.7 Diversitas Latar Belakang Pendidikan
Menurut Ponnu, (2008) BOD seharusnya terdiri dari orang-orang profesional
dengan keahlian dalam bidang hukum, perpajakan akuntansi, keuangan, dan
lainnya. Dengan adanya anggota board yang memiliki keahlian, dapat memberikan
perspektif yang bermanfaat terhadap penilaian risiko, keunggulan bersaing, dan
pemahaman mengenai tantangan yang dihadapi dalam bisnis.
Diversitas latar belakang dan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, merupakan hal penting bagi komposisi dewan secara keseluruhan. hal
ini disebabkan oleh kebutuhan perusahaan akan latar belakang pendidikan dan
pengalaman tertentu yang terus berubah seiring perubahan waktu. board
seharusnya memonitor keahlian dan pengalaman anggota board dengan kriteria
keanggotaan yang telah ditetapkan untuk menilai pada tiap tahapan daur hidup
perusahaan apakah dewan telah memiliki alat untuk melaksanakan fungsinya secara
efektif. Namun tanpa kualifikasi keahlian, seseorang masih bisa berkontribusi
kepada perusahaan, membuat keputusan yang berbeda, memiliki pandangan yang
independen, dan bertindak tanpa rasa takut.
2.8 Pengungkapan Informasi
Undang-undang (UU) No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan
secara jelas bahwa perusahaan publik wajib menyampaikan laporan berkala dan
laporan insidental lainnya kepada Bapepam. Ketentuan yang lebih spesifik tentang
pelaporan perusahaan publik diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.2,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-38/PM/2003 tentang Laporan
Tahunan yang berlaku sejak tanggal 17 Januari 1996. Kemudian pada tanggal 7
Desember 2006, untuk meningkatkan kualitas keterbukaan informasi kepada
publik, diberlakukanlah Peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan (LK) Nomor
X.K.6, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-134/BL/2006
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Tahunan bagi Emiten atau Perusahaan
Publik.
Pada tahun 1996, Bapepam mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-80/PM/1996, yang mewajibkan bagi setiap emiten dan
perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan dan
laporan auditor independennya kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir
bulan keempat (120 hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.
Namun sejak tanggal 30 September 2003, Bapepam semakin memperketat
peraturan dengan dikeluarkannya Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran
Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala.
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 ini menyatakan bahwa laporan keuangan
tahunan harus disertai dengan laporan Akuntan dengan pendapat yang lazim dan
disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga (90
hari) setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dalam Peraturan Bapepam dan LK
Nomor X.K.6 dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan dimaksud
melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan sebagaimana diatur
dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan
penyampaian laporan keuangan tahunan.
Corporate governance merupakan suatu cara untuk menjamin bahwa
manajemen bertindak yang terbaik untuk kepentingan stakeholders. Penerapan
corporate governance menuntut adanya perlindungan yang kuat terhadap hak-hak
pemegang saham, terutama pemegang saham minoritas. Prinsip-prinsip good
corporate governance disusun dengan tujuan untuk melindungi investor dan
stakeholder lainnya dari asimetri informasi. Salah satu yang mendasari keputusan
investor dalam pengambilan keputusan investasi adalah laporan keuangan
perusahaan. Pengungkapan yang detil akan memberikan gambaran kinerja
perusahaan yang sesungguhnya. Pada kondisi ketidakpastian pasar, nilai informasi
yang relevan dan reliabel yang tercermin di dalam pengungkapan informasi
perusahaan menjadi faktor penting.
Tujuan umum pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang
perlu untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai
pihak yang mempunyai kepentingan berbeda-beda. Pengungkapan juga dapat
diwajibkan untuk tujuan melindungi, informatif atau melayani kebutuhan khusus.
Pengungkapan wajib meliputi komponen laporan keuangan, catatan atas laporan
keuangan dan informasi pelengkap.
2.9 Pengungkapan Sukarela
Pengungkapan sukarela adalah pengungkapan informasi oleh perusahaan
dalam laporan tahunan (annual report) yang disajikan secara bebas sesuai dengan
pilihan manajemen perusahaan dalam rangka menyediakan informasi yang dapat
digunakan dalam pembuatan keputusan, (Meek et al.,1995; Eng and Mak, 2003;
Cheng and Courtenay, 2006; Chen and Jaggi, 2000).
Sebagai tambahan terhadap pelaporan keuangan yang diwajibkan, beberapa
perusahaan menambahkan pengungkapan dengan pengungkapan sukarela seperti
ramalan manajemen (Healy and Palepu, 2001). Pengungkapan sukarela dapat
diukur dengan jumlah dan detail dari informasi yang tidak diwajibkan dalam
laporan tahunan perusahaan (Eng and Mak, 2003). Untuk mendukung penelitian ini
teori yang digunakan disajikan pada Tabel 1.
BAB III
RERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Rerangka Berpikir
Menurut Jensen dan Meckling dalam Andri dan Hanung (2007) teori keagenan
menjelaskan hubungan antara agent (manajemen perusahaan) dan principal
(pemegang saham). Dalam hubungan keagenan (agency relationship) terdapat
suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah agent untuk
melakukan suatu jasa atas nama principal dan memberi wewenang kepada agent
untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Pihak principal juga dapat
membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif yang
layak kepada agen dan bersedia mengeluarkan biaya pengawasan (monitoring cost)
untuk mencegah hazard dari agen. Namun, sebaliknya teori keagenan juga dapat
mengimplikasikan adanya asimetri informasi.
Menurut teori resource dependence, segala bentuk sumberdaya manusia yang
dimiliki perusahaan harus digunakan semaksimal mungkin. Hal ini akan
mendorong perusahaan meningkatkan kinerja dan potensi penciptaan kemakmuran
(Mitchell. S.M., 2001). Diversifikasi struktur sumberdaya manusia yang berkaitan
dengan campuran gender seringkali dipandang sebagai hal penting untuk
memaksimalkan sumberdaya penting perusahaan (Siciliano, 1996).
Dalam literatur corporate governance dan teori resource dependence, sering
kali diungkapkan bahwa BOD yang diversed dan well-ballanced dapat secara
signifikan meningkatkan kinerja perusahaan (Mitchell, 2001). BOD merupakan
mekanisme penting yang dapat meningkatkan dan menciptakan koalisi antara
BOD dan pemegang saham dalam mengontrol sumberdaya yang dibutuhkan
perusahaan. Masing-masing anggota dewan akan memberikan kumpulan dari
pengalaman, attachment, dan pandangan yang unik dan berbeda-beda bagi dewan.
Jika persepsi, pandangan dan latar belakang anggota dewan relatif homogen,
maka ada kemungkinan besar strategi-strategi pembuatan keputusan dari
mekanisme corporate governance akan menjadi single-minded, dapat ditebak dan
tidak fleksibel. Dewan yang memiliki diversitas anggota yang lebih tinggi akan
lebih mampu menghadapi tantangan dan dinamika lingkungan bisnis.
Menurut Ponnu, (2008) BOD seharusnya terdiri dari orang-orang profesional
dengan keahlian dalam bidang hukum, perpajakan akuntansi, keuangan, dan
lainnya. Dengan adanya anggota board yang memiliki keahlian, dapat memberikan
perspektif yang bermanfaat terhadap penilaian risiko, keunggulan bersaing, dan
pemahaman mengenai tantangan yang dihadapi dalam bisnis.
Diversitas latar belakang dan pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaan, merupakan hal penting bagi komposisi dewan secara keseluruhan. hal
ini disebabkan oleh kebutuhan perusahaan akan latar belakang pendidikan dan
pengalaman tertentu yang terus berubah seiring perubahan waktu. Dewan
seharusnya memonitor keahlian dan pengalaman anggota board dengan kriteria
keanggotaan yang telah ditetapkan untuk menilai pada tiap tahapan daur hidup
perusahaan apakah dewan telah memiliki alat untuk melaksanakan fungsinya secara
efektif.
Namun tanpa kualifikasi keahlian, seseorang masih bisa berkontribusi kepada
perusahaan, membuat keputusan yang berbeda, memiliki pandangan yang
independen, dan bertindak tanpa rasa takut.
Rerangka berpikir dalam penelitian ini dapat disajikan pada Gambar 3.1
sebagai berikut.
Gambar 3.1 Rerangka Berpikir
3.2 Konsep Penelitian
Berdasarkan rerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, kemudian
disusun konsep penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel dalam
penelitian ini. Konsep penelitian ini merupakan hubungan logis dari landasan teori
dan kajian empiris yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Konsep terdapat
disajikan dalam Gambar 3.2 pada halaman berikut.
Keragaman gender
Luas Pengungkapan
sukarela
Latar belakang pendidikan
Gambar 3.2 Konsep Penelitian
3.3 Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menguji pengaruh diversitas gender pada pengungkapan sukarela
perusahaan dengan pemikiran bahwa keanekaragaman gender dan latar belakang
pendidikan di dalam satu perusahaan akan berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sukarela perusahaan
Nalikka (2009), melakukan penelitian terhadap pengaruh gender direksi
perusahaan terhadap pengungkapan sukarela pada laporan tahunan (annual report).
Dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Helsinki Stock Exchange
pada tahun 2005-2007 dengan memfokuskan pada gender Chief Executive
Officer(CEO), Chief Financial Officer (CFO), dan board of director. Hasilnya
menunjukan bahwa perusahaan dengan CFO wanita berhubungan dengan tingkat
pengungkapan yang lebih tinggi pada laporan tahunan. CEO wanita dan proporsi
Diversitas Gender
Latar belakang pendidikan
Pengungkapan sukarela
H1
H22
Kajian Teoritis 1. Agency Theory
2. Signaling Theory
3. RDT
Kajian Empiris 1. Nalikka (2009)
2. Ponnu (2008)
3. Zhou dan Panbuyuen (2008)
anggota BOD wanita ditemukan tidak memiliki dampak signifikan terhadap
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.
Berdasarkan uraian tersebut maka hipotesis pertama yang diajukan adalah
sebagai berikut.
H1: Diversitas gender dewan direksi berpengaruh pada luas pengungkapan
sukarela
Resource Dependence theory (RDT), mengungkapkan bahwa diversitas
meningkatkan kreatifitas dan inovasi. Menurut pandangan ini, sikap, fungsi
kognitif, dan kepercayaan tidak terdistribusi secara acak dalam populasi, tetapi
cenderung bervariasi secara sistematis sesuai dengan variabel demografi seperti
umur, ras, latar belakang pendidikan dan gender.
Penelitian Nalikka (2009) menemukan bahwa CFO wanita berhubungan
dengan tingkat pengungkapan yang lebih tinggi pada laporan tahunan. Hal ini
menunjukan bahwa latar belakang pendidikan berpengaruh terhadap luas
pengungkapan.
Ponnu (2008) menyelidiki dampak kualifikasi akademis anggota BOD
terhadap kinerja perusahaan, dengan menggunakan sampel 30 perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Malaysia. Hasilnya menunjukan tidak ada perbedaan
signifikan antara kualifikasi akademis anggota BOD dengan kinerja perusahaan.
Sehingga hipotesis ke dua yang diajukan adalah sebagai berikut
H2: Latar belakang pendidikan dewan direksi berpengaruh pada luas
pengungkapan sukarela
Kedua hipotesis diatas dapat digambarkan dalam model penelitian seperti
disajikan dalam Gambar 3.3 berikut.
Gambar 3.3 Model Penelitian
Diversitas gender
Latar Belakang Pendidikan
Pengungkapan Sukarela
H1
H2
BAB IV
METODA PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian menjelaskan rencana dari struktur riset yang
mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif,
efisien, dan efektif. Pada bab sebelumnya telah dijelaskan latar belakang, masalah,
tujuan, manfaat, kajian pustaka, dan hipotesis penelitian. Tahapan selanjutnya yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah mempersiapkan data penelitian dan menguji
hipotesis sehingga dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan hasil yang diperoleh.
Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder yang diperoleh dengan
mengakses website www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory.
Berdasarkan hipotesis yang diajukan, diidentifikasi dua jenis variabel dalam
penelitian ini; yang pertama adalah variabel independen yaitu diversitas gender dan
latar belakang pendidikan dewan, kedua adalah variabel dependen yaitu luas
pengungkapan sukarela
Pengujian pengaruh keraganman gender dan latar belakang pendidikan dewan
direksi pada luas pengungkapan sukarela menggunakan analisis regresi bineri. Alat
analisis ini digunakan karena variabel dependen/terikat yaitu luas pengungkapan
sukarela merupakan variabel dummy. Jika variabel dependen/terikat merupakan
variabel dummy, yang bersifat biner (yang diberi kode 1 atau 0) maka analisis yang
digunakan adalah analisis regresi bineri. Teknik analisis ini tidak memerlukan lagi
uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Tahapan-tahapan
diatas disajikan pada Gambar 4.1 berikut ini 29
31
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Kajian Pustaka
Hipotesis Rancangan Penelitian
Data Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif
Purposive Sampling
Data Sekunder BEI
Luas pengungkapan
sukarela
Keragaman Gender
Regresi Binominal
Saran dan implikasi
Kesimpulan Penelitian
Hasil Pengujian dan pembahasan
Variabel Penelitian
Latar belakang pendidikan
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah di Bursa Efek Indonesia (selanjutnya disingkat
menjadi - BEI) dengan alamat komplek perkantoran Jl. Jenderal Sudirman Kav.
52-53 Jakarta 12190, data diperoleh dengan mengakses melalui website
www.idx.co.id. Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun 2007 dan 2008.
4.3 Penentuan Sumber Data
4.3.1 Jenis Data
1) Data Kuantitatif adalah data dalam bentuk angka–angka atau data
kualitatif yang diangkakan, Sugiyono (2009). Data kuantitatif yang
digunakan adalah laporan keuangan perusahaan non keuangan yang
terdaftar di BEI tahun 2008.
2) Data Kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan
gambar, Sugiyono (2009). Data kualitatif yang digunakan adalah daftar
perusahaan non keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2008.
4.3.2 Sumber Data
Menurut sumbernya, penelitian ini menggunakan data sekunder eksternal, yaitu
data yang diperoleh dari penelitian secara tidak langsung melalui perantara, seperti
orang lain atau dokumen, Sugiyono (2009). Data sekunder eksternal dalam
penelitian ini adalah laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2007
dan 2008.
4.3.3 Metoda Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan sektor non
keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2008. Pemilihan sampel penelitian
didasarkan pada metode nonprobability sampling tepatnya metode purposive
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan/kriteria tertentu,
Sugiyono (2009).
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1) Perusahaan yang terdaftar di BEI untuk tahun 2007 dan 2008.
2) Menerbitkan laporan tahunan (annual report) tahun 2007 dan 2008.
3) Tahun buku per 31 Desember
4) Terdapat informasi mengenai gender dan latar belakang pendidikan
anggota dewan direksi pada laporan tahunan (annual report).
4.4 Variabel Penelitian
4.4.1 Identifikasi Variabel
Berdasarkan pokok permasalahan yang telah dirumuskan di atas, maka
variabel–variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Variabel bebas/independen adalah variabel yang tidak dipengaruhi oleh
variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah keragaman
gender dan keragaman latar belakang pendidikan dewan direksi.
2) Variabel terikat/dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah luas pengungkapan
sukarela.
4.4.2 Definisi Operasional Variabel
a). Keragaman gender
Menurut WHO gender didefenisikan sebagai perbedaan status dan peran
antara pria dan wanita yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan nilai budaya
yang berlaku dalam periode tertentu. Keragaman gender diukur dengan
menggunakan persentase jumlah wanita dibandingkan seluruh jumlah anggota
dewan dalam dewan direksi.
b). Keragaman Latar belakang pendidikan
Latar belakang pendidikan dewan diukur dengan terlebih dahulu
mengelompokkan latar belakang pendidikan menjadi beberapa bidang, yaitu
akuntansi dan keuangan, manajemen pemasaran dan manajemen strategis, hukum,
engineering, sosial ekonomi, dan lainnya. Kemudian perusahaan dibagi menjadi
kelompok tersebar (diverse) dan tidak tersebar (non diverse). Suatu perusahaan
dikatakan tersebar ketika kurang dari 40 persen anggota dewan direksinya memiliki
latar belakang pendidikan sama (Ponnu, 2008). Untuk kelompok tersebar diberikan
nilai 1, sedangkan kelompok tidak tersebar diberi nilai 0.
c) Luas pengungkapan sukarela .
Luas pengungkapan sukarela diukur dengan menggunakan daftar
pengungkapan item-item (index) seperti yang digunakan Mahayana, 2010. Dari
indeks ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok yang memiliki
indeks diatas nilai indeks rata-rata dinyatakan sebagai kelompok yang memiliki
luas pengungkapan sukarela yang tinggi, kemudian diberikan nilai 1. Kelompok
yang memiliki nilai indeks dibawah nilai indeks rata-rata dikatakan sebagai
kelompok dengan luas pengungkapan sukarela yang rendah, dan kemudian
diberikan nilai 0.
4.5 Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis kuantitatif yaitu
analisis yang bersifat objektif dengan berdasarkan pada angka-angka dalam
melakukan penilaian apakah keragaman gender dan latar belakang pendidikan
dewan direksi dapat mempengaruhi luas pengungkapan sukarela. Alat analisis yang
digunakan adalah regresi binary. Teknik ini digunakan karena variabel terikat yaitu
luas pengungkapan sukarela merupakan variabel dummy. Jika variabel dependen
merupakan variabel dummy, yang bersifat biner ( yang diberi kode 1 atau 0) maka
analisis yang digunakan adalah analisis regresi binary. Tehnik analisis ini tidak
memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya
(Ghozali, 2005).
Model regresi binary ditunjukkan dalam persamaan sebagai berikut.
Y = β0 +β1X1 + β2X2 + e ....................................................................................(1)
Keterangan :
Y = Luas pengungkapan sukarela β0 = Konstanta β1,β2 = Koefisien Regresi X 1 = keragaman gender X 2 = keragaman latar belakang pendidikan
Hipotesis dinyatakan diterima apabila Pvalue < 0,05, artinya variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen secara statistis signifikan.
Penelitian ini menggunakan variabel dependen bersifat dikotomi
(pengungkapan sukarela tinggi dan pengungkapan sukarela rendah), maka
pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji binary logistic
regression. Tahapan dalam pengujian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Menguji kelayakan model regresi
Menurut Gozali (2006) hasil statistik Hosmer and Lemeshow’s menguji
hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak
ada perbedaaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit).
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test statistik sama
dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada
perbedaan antara model dengan nilai observasinya sehingga model
dikatakan tidak baik karena tidak dapat memprediksi nilai observasinya.
Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar dari
0,05, berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat
dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
2) Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log
Likelihood (-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log
Likelihood (-2LL) pada akhir (Block Number = 1). Nilai -2LL awal adalah
sebesar 490,638. Setelah dimasukkan tiga variabel independen, maka nilai
-2LL akhir mengalami penurunan menjadi sebesar 486,521. Penurunan
likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau
dengan kata lain model yang dihipotesiskan bisa menjelaskan fenomena
yang diteliti
3) Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square
adalah sebesar 0,015 yang berarti variabilitas variabel dependen yang
dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 1,5% sedangkan
sisanya sebesar 98,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model
penelitian
4) Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi
yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya
korelasi antar variabel independen.
5) Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi dibawah 0,05 menunjukkan
variabel independen berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela,
sedangkan apabila nilai signifikansi di atas 0,05 berarti variabel
independen tidak berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan
informasi karakteristik variabel penelitian khususnya mengenai mean dan deviasi
standar. Pengukuran mean merupakan cara yang paling umum digunakan untuk
mengukur nilai sentral dari suatu distribusi data. Deviasi standar merupakan
perbedaan antara nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya. Statistik
deskriptif dari pengungkapan sukarela, gender dan latar belakang pendidikan dapat
dilihat seperti pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Voluntary Disclousure (VD) 357 ,00 1,00 ,4454 ,49771
Gender 357 ,00 1,00 ,1322 ,17798 Education ( EDU) 357 ,00 1,00 ,5378 ,49927 Valid N (listwise) 357
Sumber: Lampiran 3
Statistik deskriptif pada Tabel 5.1 memperlihatkan nilai terendah
(minimum), nilai tertinggi (maximum), rata-rata (mean), dan deviasi standar
(standart deviation) dari masing-masing variabel. Deviasi standar menunjukkan
perbedaan nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya. Voluntary Disclousure
(VD) dan gender merupakan variabel dummy yang memiliki nilai terendah 0 dan
nilai tertinggi 1. Menurut Ghozali (2006) statistik deskriptif yang sesuai untuk
variabel dummy adalah berdasarkan counting, yaitu nilai modus. Modus merupakan
39
nilai yang paling sering muncul dari serangkaian pengamatan. Lampiran 2
menunjukkan nilai VD yang paling sering muncul adalah 0, nilai -0 muncul
sebanyak 198 kali sedangkan nilai 1 muncul 159 kali. Hal ini berarti 45%
pengamatan perusahaan memiliki tingkat pengungkapan tinggi, sedangkan sisanya
55% memiliki tingkat pengungkapan sukarela rendah. Edu menunjukkan variabel
latar belakang pendidikan. Lampiran 2 menunjukkan nilai Edu yang paling sering
muncul adalah 1, nilai 1 muncul sebanyak 192 kali sedangkan nilai 1 muncul 165
kali. Hal ini berarti 54% pengamatan perusahaan memiliki anggota direksi dengan
latar pendidikan tersebar, sedangkan sisanya 46% memiliki latar belakang
pendidikan yang homogen.
Variabel gender memiliki nilai terendah sebesar 0,00 dan nilai tertinggi
sebesar 1,00. Rata-rata (mean) gender dari seluruh pengamatan adalah sebesar
0,1322 dengan deviasi standar sebesar 0,17798. Ini berarti persentase rata-rata
anggota dewan perempuan dibandingkan seluruh anggota dewan adalah sebesar
13,22 persen.
5.2 Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Penelitian ini menggunakan variabel dependen bersifat dikotomi
(pengungkapan sukarela tinggi dan pengungkapan sukarela rendah), maka
pengujian terhadap hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji binery logistic
regression. Tahapan dalam pengujian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menguji kelayakan model regresi
Menurut Gozali (2006) hasil statistik Hosmer and Lemeshow’s menguji
hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada
perbedaaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit). Jika nilai
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test statistik sama dengan atau kurang
dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan antara model
dengan nilai observasinya sehingga model dikatakan tidak baik karena tidak dapat
memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Hosmer and Lemeshow’s Goodness of
Fit Test lebih besar dari 0,05, berarti model mampu memprediksi nilai observasinya
atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya.
Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa besarnya nilai statistik Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test sebesar 3,222 dengan signifikansi (nilai p)
sebesar 0,666 (lampiran 3.d). Berdasarkan hasil tersebut, terlihat bahwa signifikansi
(nilai p) lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model dapat diterima
atau layak.
2. Menilai keseluruhan model (overall model fit)
Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood
(-2LL) pada awal (Block Number = 0) dengan nilai -2 Log Likelihood (-2LL) pada
akhir (Block Number = 1). Nilai -2LL awal adalah sebesar 490,638. Setelah
dimasukkan tiga variabel independen, maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan
menjadi sebesar 486,521 (Lampiran 3.c). Penurunan likelihood (-2LL) ini
menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang
dihipotesiskan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti.
3. Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Besarnya nilai koefisien determinasi pada model regresi logistik
ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke R Square adalah
sebesar 0,015 ( lampiran 3.c) yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat
dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 1,5% sedangkan sisanya sebesar
98,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian.
4. Uji Multikolinearitas
Model regresi yang baik adalah regresi dengan tidak adanya gejala korelasi
yang kuat di antara variabel bebasnya. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan matrik korelasi antar variabel bebas untuk melihat besarnya korelasi
antar variabel independen.
Tabel 5.2
Matrik Korelasi antar Variabel Bebas
Constant Gender Edu Step 1 Constant 1,000 -,377 -,631
Gender -,377 1,000 -,133 Edu -,631 -,133 1,000
Sumber: Lampiran 3.d.
Tabel 5.2 menunjukkan tidak ada koefisien korelasi antar variabel yang
nilainya lebih besar dari 0,8. Korelasi antara variabel gender dan edukasi hanya
sebesar -0,133. Hal ini menunjukkan tidak terdapat gejala multikolinearitas antar
variabel bebas dalam model regresi.
5. Model Regresi Logistik yang Terbentuk
Model regresi logistik yang terbentuk disajikan pada Tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.3 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
B Wald. Sig. Gender ,005 ,000 ,994 Edu ,435 4,012 ,045 Constant -,457 7,010 ,008
. Sumber: Lampiran 3.d
6. Hasil Pengujian Hipotesis
6.1 Pengujian hipotesis pertama
Hasil pada Tabel 5.3 dapat dijelaskan bahwa nilai signifikansi dibawah 0,05
menunjukkan variabel independen berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela,
sedangkan apabila nilai signifikansi di atas 0,05 berarti variabel independen tidak
berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela.
Hasil pengujian sampel seperti yang ditunjukan pada Tabel 5.3 menunjukkan
variable gender memiliki koefisien regresi β1 sebesar 0,005 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,994 lebih besar dari 0,05 artinya variabel gender tidak
berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela sehingga,.hipotesis pertama tidak
dapat didukung. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa variabel gender
tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan sukarela.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Nalikka (2009). Nalikka (2009),
melakukan penelitian terhadap pengaruh gender direksi perusahaan terhadap
pengungkapan sukarela pada laporan tahunan (annual report). Dengan
menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Helsinki Stock Exchange pada
tahun 2005-2007 dengan memfokuskan pada gender Chief Executive Officer(CEO),
Chief Financial Officer (CFO), dan board of director. Hasilnya menunjukan bahwa
perusahaan dengan CFO wanita berhubungan dengan tingkat pengungkapan yang
lebih tinggi pada laporan tahunan. CEO wanita dan proporsi anggota BOD wanita
ditemukan tidak memiliki dampak signifikan terhadap pengungkapan sukarela
dalam laporan tahunan
6.2 Pengujian hipotesis kedua.
Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah latar belakang
pendidikan dewan direksi yang tersebar berpengaruh terhadap luas pengungkapan
sukarela. Kesimpulan ditarik berdasarkan nilai signifikansinya. Nilai signifikansi
dibawah 0,05 menunjukkan variabel latar belakang pendidikan dewan direksi yang
tersebar berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela, sedangkan apabila nilai
signifikansi di atas 0,05 berarti variabel latar belakang pendidikan dewan direksi
yang tersebar tidak berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela.
Berdasarkkan hasil pengujian yang dilakukan menggunakan analisa regresi
binary seperti yang disajikan pada Tabel 5.3 diketahui bahwa variabel latar
belakang pendidikan menunjukkan koefisien regresi β2 sebesar 0,435 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,045 lebih kecil dari 0,05 artinya variabel latar
belakang pendidikan berpengaruh positif pada luas pengungkapan sukarela.
Sehingga hipotesis kedua diterima, dan dapat disimpulkan bahwa latar
belakang pendidikan dewan direksi yang tersebar berpengaruh positif terhadap
luas pengungkapan sukarela. Hasil penelitian ini sesuai dengan Resource
Dependence Theory yang menyatakan bahwa dengan menggunakan komposisi
BOD yang tersebar, akan meningkatkan kualitas pemecahan masalah. Kelompok
yang heterogen cenderung menghasilkan pemecahan masalah yang lebih inovatif.
Perbedaan diantara anggota kelompok men yebabkan anggota kelompok dapat
melihat permasalahan dari berbagai perspektif berdasarkan pengalaman anggota
kelompok. Hal ini menyebabkan pembuat keputusan mengevaluasi lebih banyak
alternatif dan menelaah dengan lebih hati-hati konsekuensi dari alternatif yang
diberikan.
Hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian Ponnu (2008) yang menyelidiki
dampak kualifikasi pendidikan akademis anggota BOD terhadap kinerja
perusahaan. Penelitian Ponnu (2008) menggunakan sampel yang terdiri dari 30
perusahaan yang terdaftar di bursa efek Malaysia, menunjukan bahwa tidak ada
perbedaan signifikan antara kualifikasi akademis anggota BOD dengan kinerja
perusahaan.
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Pengaruh Gender pada Luas Pengungkapan Sukarela
Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa gender tidak
berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela. Hal ini berarti hasil pengujian tidak
dapat mendukung hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Nalikka (2009).
Nalikka (2009), melakukan penelitian terhadap pengaruh gender direksi
perusahaan terhadap pengungkapan sukarela pada laporan tahunan (annual report).
Dengan menggunakan data perusahaan yang terdaftar di Helsinki Stock Exchange
pada tahun 2005-2007 dengan memfokuskan pada gender Chief Executive
Officer(CEO), Chief Financial Officer (CFO), dan board of director. Hasilnya
menunjukan bahwa perusahaan dengan CFO wanita berhubungan dengan tingkat
pengungkapan yang lebih tinggi pada laporan tahunan. CEO wanita dan proporsi
anggota BOD wanita ditemukan tidak memiliki dampak signifikan terhadap
pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan.
Hofstede (1991) menyatakan ada empat dimensi yang berpengaruh terhadap
nilai nilai sosial dalam suatu masyarakat. Salah satunya adalah Power distance.
Power Distance Index (PDI) didefinisikan sebagai sejauh mana masayarakat dapat
menerima ketidaksetaraan (inequality). Di negara-negara Asia, Indonesia
menempati peringkat kedua setelah Malaysia untuk skor PDI-nya. Hal ini dapat
berarti bahwa masyarakat di Indonesia dapat menerima ketidaksetaraan dan
menggangapnya hal yang biasa. Adalah suatu hal yang wajar bagi bawahan untuk
46
menghormati keputusan atasannya atau orang yang lebih tua dalam artian orang
yang lebih dihormati. Hal ini berpotensi menimbulkan group think.
Group think, merupakan fenomena yang sering terjadi dalam pembuatan
keputusan kelompok, didefinisikan sebagai suatu situasi dimana kelompok
mayoritas berusaha untuk meredam pandangan yang kritis, tidak biasa, atau berasal
dari kelompok minoritas (Robbins dan Judge, 2001).
Berdasarkan statistik deskriptif dapat dilihat bahwa proporsi wanita dalam
dewan rata-rata hanya 13 persen. Ini menunjukkan keberadaaan perempuan dalam
dewan masih tergolong kecil (minoritas) sehingga tidak memiliki hak suara
mayoritas dalam menentukan keputusan yang dibuat dewan terkait dengan luas
pengungkapan sukarela. Keputusan yang dibuat tidak hanya ditentukan oleh jumlah
anggota perempuan dalam dewan tetapi juga kualitas orang-orang tersebut. Faktor
pengalaman, ras, dan umur mungkin mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh
masing-masing anggota dewan berkaitan dengan luas pengungkapan sukarela yang
akan dilakukan perusahaan. Hal tersebut mungkin mempengaruhi hasil penelitian
ini. Faktor-faktor tersebut perlu dipertimbangkan dalam penelitian selanjutnya dan
dalam menentukan kualifikasi anggota dewan.
6.2 Pengaruh Latar Belakang Pendidikan pada Luas Pengungkapan
Sukarela
Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan
anggota dewan berpengaruh positif pada luas pengungkapan sukarela. Hal ini
berarti hipotesis kedua yang diajukan dapat didukung.
Pemilihan anggota dewan perusahaan harus berpedoman pada persyaratan
mengenai pencapaian pendidikan, kecukupan kompetensi dan pemahaman
mengenai bisnis, persyaratan umur, integritas/kejujuran, dan ketekunan seseorang.
Ponnu (2008) menyebutkan bahwa seorang anggota dewan perusahaan harus
memiliki kredibilitas dan skill serta pengalaman yang diperlukan, sehingga mampu
memberikan judgment independen dalam isu yang berkaitan dengan strategi,
kinerja, dan sumber daya perusahaan.
Dewan komisaris dan direksi harus terdiri dari anggota profesional, dengan
keahlian dalam bidang hukum, pajak, atau akuntansi. Keberadaan anggota dewan
komisaris dan direksi yang memiliki pengalaman dalam industri dan bisnis relevan
sangat bermanfaat bagi dewan perusahaan secara keseluruhan. Keberadaan mereka
memberikan perspektif mengenai risiko signifikan dan keuntungan kompetitif, serta
lebih memahami mengenai tantangan yang akan dihadapi dalam bisnis perusahaan
(Ponnu, 2008).
Latar belakang pendidikan formal anggota dewan komisaris dan direksi
merupakan karakteristik kognitif yang dapat memengaruhi kemampuan dewan
dalam pengambilan keputusan bisnis serta mengelola bisnis (Kusumastuti dkk.,
2006). Siciliano (1996) menemukan bahwa diversitas latar belakang pendidikan
yang berasosiasi dengan latar belakang pekerjaan anggota dewan direksi
perusahaan berpengaruh positif pada kinerja organisasi terutama pada kinerja
sosial. Wallace dan Cooke (1990) anggota direksi yang memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi dan bisnis mungkin melakukan tingkat pengungkapan yang
lebih luas untuk meningkatkan citra perusahaan maupun kredibilitas manajemen.
Berdasarkan Resource dependence theory (RDT) dijelaskan bahwa dengan
menggunakan komposisi BOD yang tersebar, akan meningkatkan paling tidak
lima hal yaitu:
(1) Meningkatkan pemahaman akan pasar. Dengan makin tersebarnya pasar,
perusahaan harus dapat memahami karakteristik pelanggannya. Cara yang
baik adalah dengan menggunakan tenaga penjualan yang tesebar pula.
(2) Meningkatkan kreatifitas dan inovasi. Sikap, fungsi kognitif, dan
keyakinan tidak tersebar secara acak dalam populasi, tetapi cenderung
berbeda secara sistematis sesuai dengan variabel demografi seperti umur,
ras, dan gender. Sehingga konsekuensi yang dapat diharapkan dari
peningkatan keragaman budaya dalam organisasi adalah munculnya
perepektif yang berbeda-beda yang akan meningkatkan kinerja dari tugas
yang kreatif. Sebagai tambahan, karyawan yang merasa dihargai dan
didukung oleh organisasinya, cenderung akan lebih inovatif.
(3) Meningkatkan kualitas pemecahan masalah. Kelompok yang heterogen
cenderung menghasilkan pemecahan masalah yang lebih inovatif.
Perbedaan diantara anggota kelompok memnyebabkan anggota kelompok
dapat melihat permasalahan dari berbagai perspektif berdasarkan
pengalaman anggota kelompok. Hal ini menyebabkan pembuat keputusan
mengevaluasi lebih banyak alternatif dan menelaah dengan lebih hati-hati
konsekuensi dari alternatif yang diberikan.
(4) Meningkatkan keefektifitasan pemimpin. Komposisi demografi pada level
top management mempengaruhi strategi kompetitif dan keefektifitasan
finansial perusahaan.
(5) Membina hubungan global yang efektif. Tantangan yang dihadapi manajer
puncak adalah mengubah keragaman etnokultural menjadi keunggulan
diferensial dalam persaingan pasar global yang semakin meningkat.
Sehingga manejemen terhadap diversitas dapat berdampak terhadap baik
kinerja finansial jangka panjang maupun terhadap kinerja saham jangka
pendek perusahaan (Robinson dan Dechant, 1997).
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Gender tidak berpengaruh pada luas pengungkapan sukarela. Hal ini
disebabkan karena keberadaan perempuan dalam dewan rata-rata hanya 13%
sehingga tidak dominan dalam pembuatan keputusan terkait dengan luas
pengungkapan sukarela. Hasil ini juga dipengaruhi oleh faktor individu dari
anggota dewan seperti pengalaman, ras, dan umur.
2) Latar belakang pendidikan berpengaruh positif pada luas pengungkapan
sukarela. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman latar belakang pendidikan
anggota dewan mempengaruhi keputusan mereka dalam melakukan
pengungkapan informasi kepada publik. Semakin beragam latar belakang
pendidikan anggota dewan, semakin luas pengungkapan sukarela yang
dilakukan.
7.2 Keterbatasan dan Saran
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan antara lain :
1) Pada penelitian ini menggunakan variabel dummy untuk mengukur variabel
dependennya. Penelitian berikutnya dapat menggunakan kombinasi antara
indeks pengungkapan dan jumlah item yang diungkapkan.
2) Koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0,015 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen
51
adalah sebesar 1,5 persen, sedangkan sisanya sebesar 98,5 persen dijelaskan
oleh variabel-variabel lain di luar model penelitian. Hal ini berarti masih ada
variabel lain yang perlu diidentifikasi untuk menjelaskan luas pengungkapan
sukarela yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian, variabel
diversitas dewan lain yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan
pengungkapan sukarela adalah diversitas kognitif seperti pengalaman, skill
dan kompetensi (Coffey dan Wang, 1998) dan diversitas demografi seperti
status perkawinan (Slocum dan Hellriegel, 2007 dalam Marimuthu, 2008).
3) Pada penelitian selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk memasukan variabel
kontrol. Variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga hubungan variabel independen terhadap dependen tidak
dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Dalam hal ini dapat digunakan
variabel jenis industri, yang memisahkan antara industri keuangan dengan non
keuangan. Karena dari sisi aturan, ada ukuran tertentu yang harus dipenuhi
oleh lembaga keuangan yang tidak diberlakukan bagi perusahaan non
keuangan khususnya berkaitan dengan pengungkapan yang diwajibkan (Bayu,
2010).
7.3 Implikasi Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa gender tidak berpengaruh terhadap luas
pengungkapan sukarela, di sisi lain, latar belakang pendidikan dewan direksi yang
tersebar berpengaruh positif signifikan secara statistik, sehingga penelitian ini
memiliki implikasi sebagai berikut
1) Implikasi Teoretis
Penelitian ini diharapkan memberikaan tambahan pengetahuan berkaitan
dengan pengaruh gender dan latar belakang pendidikan dewan direksi
yang tersebar terhadap luas pengungkapan sukarela
2) Implikasi Praktis
Penelitian ini memiliki implikasi praktis bagi manajemen perusahaan
berkaitan dengan strategi pemilihan anggota direksinya. Ketika perusahaan
memilih anggota dewan direksi, sebaiknya dipertimbangkan juga kualifiasi
akademisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, R.B., dan Ferreira, D. 2004. Gender Diversity In The Boardroom. ECGI Finance Working Paper No.58. Available at http://ssm.com/abstracth =594506. Diakses pada tanggal 28 Juli 2010.
Bhagat,S., dan Black, B. 1999. The Uncertain Relationship Between Board Composition and Firm Performance. Columbia Law School, Center for Law and Economics Studies Working Paper No.137. Available at http://papers.ssrn.com/papers.taf?abstract_id=11417. Diakses tanggal 28 Juli 2010
Carter, D.A., D’Souza, F., Simkins, B. J., dan Simpson, W.G. 2007. The Diversity of Corporate Board Committees and Financial Performance. Available at http://www.fma.org/Prague/Papers/DiversityofCorporateBoardCommittees. Diakses 28 Juli 2010
Carter, D.A., Frank, D., Simkin, B.J., dan Simpson. W.G. 2007. The Diversity of Corporate Boards comities and Firm Financial performance. http://ssrn/abstract=972763.
Carter, D.A., Simkins, B.J., dan Simpson, W.G. 2003. Corporate Governance, Board Diversity, and Firm Value. The Financial Review. No. 38:33 – 53.
Coffey, B.S., dan Jia Wang. 1998. Board Diversity and Managerial Control as Prediction of Corporate social Performance. Journal of Bussiness Ethics 17. hal 1595-1603
Davis, G.F., dan Cobbs, J.A.2009. Resource Dependence Theory: Past and Future. Available at www/webuser bus umich edu/gfdavis_cobbs_09_RSO pdf, di akses pada tanggal 20 April 2010.
Eklund, J.E., Palmberg, J., dan Wilberg, D. 2008. Ownership Structure, Board Composition And Investment Performance. Available at http://www.cesis.abe.kth.se/documents/WP172.pdf. Diakses pada 12 Maret 2010
Gandz, J., dan Orange, M.E. 2001. A Business Case for Diversity. Available at www.equaloppurtunity.on.ca, diakses pada tanggal 20 April 2010
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang
Goodstein, J., Gautam, K., dan Becker, W. 1994. The Effect Of Board Diversity On Strategic Change. Stategic Management Journal. Vol 15 hal 241-250.
Haniffa, R., dan Cooke, T. 2000. Culture, Corporate Governance , and Disclosure in Malaysian Corporation, Makalah. Disampaikan pada The Asian AAA World Conference di Singapura 28-30 Agustus.
Hofstede. G, 1991, Cultures and Organization: Software of the Mind. McGraw-Hill International (UK).
Ketut Arya Bayu W. 2010. Pengaruh Diversitas Dewan pada Kinerja Pasar Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Tesis. Universitas Udayana
Khomsiyah. 2005. “Analisis Hubungan Struktur dan Indeks Corporate Governance Dengan Kualitas Pengungkapan” (disertasi). Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.
Kochan, T., Bezrukova, K., Ely, R., Jackson, S., Joshi, A., Jehn, K., Leonard, J., Levine, D., dan Thomas, D. 2002. The Effects of Diversity on Business Performance: Report of The Diversity Research Network. Available at http://www.solargeneral.com/library/diversity-at-work.pdf. Diakses tanggal 28 Juli 2010
Kusumastuti, S., Supatmi, dan Perdana S. 2006. Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 9 No. 2 Nopember 2007. Hal 88-98.
Marimuthu, M. 2008. Ethnic Diversity on Boards of Directors and Its Implications on Firm Financial Performance. The Journal of International Social Research. Vol. 1(4): 431-445.
Marimuthu, M., dan Kolandaisamy, I. 2009. Can Demographic Diversity In Top Management Team Contribute For Greater Financial Performance? An Empirical Discussion. The Journal of International Social Research Vol 2/8. Available at http://www.sosyalarastimalar.com/ cilt2/sayi8pdf/ marimuthu_kolandaisamy.ppd. Diakses tanggal 28 Juli 2010.
McLeod, P.L., Lobel, S.A., dan Cox, Jr., T.H. 1996. Ethnic Diversity and Creativity in Small Groups. Small Groups Research Vol. 27 No.2 hal 248-264. Avalaible at http://deepblue.lib.umich.edu/ bitstream/ 2027.42/ 68515/2/10.1177_1046496271046.pdf. Diakses tanggal 28 Juli 2010.
McMilan-Capehart, A., dan Simerly, R.L. 2008. Effects of Managerial Racial and gender Diversity on Organizational Performance: An empirical Study. International Journal Of Management. Vol 25 No.3 Hal 446-592
Meier, S. 2005. How Global is Good Corporate Governance. Ethical Investment Research Services. Available at http://www.eiris.org/files/research publication/howglobaliscorpgov05.pdf. Diakses pada 12 Maret 2010.
Nalikka, A. 2009. Impact of Gender Diversity on Voluntary Disclosure in Annual Reports. Accounting & Taxation. Vol. 1, No. 1.
Ponnu, C.H. 2008. Academic Qualifications of Board of Directors and Company Performance. The Business Review Cambridge. Vol. 10. No.1: 177-181.
Randoy, T., dan Oxelheim, L, 2001. The Impact Of Foreign Board Membership On Firm Value. Available at http://www.ifn.se/wfiles/wp/WP567.pdf. Diakses pada 12 Maret 2010.
Randoy, T., Oxellheim, L., dan Thomsen, S. 2006. A Nordic Perspective on Board Diversity.Nordic Inovation Centre. Available at http: //www. nordicinovation.net/img/anordicperspectiveonboard//diversity//final.web.pdf. Diakses pada 12 Maret 2010
Richard, O.C., Bannett, T., Dwyer, S., dan Chadwick, K. 2004. Cultural Diversity In Management, Firm Performance, And The Moderating Role Of Entrepreneurial Orientation Dimension. Academy of Management Journal. Volume 47 No 2. hal 255-266.
Roberson, Q.M., dan Hyeon Jeong Park. 2007. Examining the Link between diversity and Firm Performance: The Effects of Diversity Reputation and Leader Racial Diversity. Group & Organization Management, vol 32 No.5 hal 548-568
Robin, S.P., and Judge. T.A. 2001. Organizational Behaviour. Pearson Prentice Hall.
Robinson, G., dan Dechant, K. 1997. Building A Business Case For Diversity. Academy of Management Executive, vol 11, hal 21-30.
Rosalina, S. 2005. Board Size, Board Composition, And Property Firm Performance. Available at http://www.press.net/Paper/Roselina_Board_ Size_ Board Composition_ And_ Property_Firm.pdf. Diakses pada 12 Maret 2010.
Siciliano, J.I. 1996. The Relationship Of Board Member Diversity To Organizational Performance. Journal Of Bussiness Ethics 15 hal 1313-1320
Wardani, R. 2008. Pengaruh Konsentrasi Pemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba. Makalah. Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi ke XI di Pontianak 23-24 Juli.
Lampiran 1
Tabel Daftar Item Pengungkapan Number Item Disclosure
1 Company name disclosed 2 Company location disclosed 3 Date of establishment of company disclosed 4 Legal form of company disclosed 5 Number of employees disclosed 6 Number of executive employees disclosed 7 Amount of personnel expenditures disclosed 8 Aggregate executive compensation disclosed 9 Aggregate compensation of board members disclosed
10 Board members names disclosed 11 Organization Structure disclosed 12 Audit opinion presented 13 How many years balance sheets (2,1 count as two items, 1 per year) 14 Number of shares of contributed capital disclosed 15 Amount of reserves disclosed 16 Changers in owners equity disclosed 17 How many years income statement (2,1 count this as two items) 18 Distribution of last years profits disclosed 19 How many years cash flows statement (2,1 count this as two items) 20 Indirect method of cash flow statement used 21 Inventory valuation method disclosed 22 Marketable securities (current asset) valuation method disclosed 23 Investment securities (noncurrent assets) valuation method disclosed 24 Depreciation method disclosed 25 Market value of fixed assets disclosed 26 Valuation method of intangibles disclosed 27 Evidence of bad debts accounts disclosed 28 Overdue accounts receivable disclosed 29 Contingent liability disclosed 30 Line of product sales disclosed 31 Future oriented information disclosed
Lampiran 2.a
No Kode Nama Perusahaan TAHUN Gender
Latar Belakang Tinggi=1
Pendidikan Rendah=0
1 ABBA Abdi Bangsa Tbk 2007 0.00 0 0 2 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2007 0.25 1 0 3 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 2007 0.00 1 0 4 ADMF Adira Dinamika Multi Finance 2007 0.00 1 1 5 AGRO Bank Agroniaga Tbk. 2007 0.25 0 0 6 AHAP Asuransi Harta Aman P Tbk 2007 0.00 1 0 7 AIMS Akbar Indo Makmur Stimec Tbk 2007 0.00 0 0 8 AKRA AKR Corporindo Tbk 2007 0.20 1 0 9 AKSI Asia Kapitalindo Securities Tb 2007 0.50 1 0
10 ALFA Alfa Retailindo Tbk 2007 0.25 1 0 11 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2007 1.00 0 0 12 ANTA Anta Express Tour & Travel Se 2007 0.50 0 0 13 APIC Pan Pacific International Tbk 2007 0.50 0 0 14 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 2007 0.17 1 0 15 ARTA Arthavest Tbk 2007 0.00 0 1 16 ASBI Asuransi Bintang Tbk 2007 0.13 1 0 17 ASDM Asuransi Dayin MitraTbk 2007 0.00 1 1 18 ASGR Astra Graphia Tbk 2007 0.00 0 0 19 ASII Astra International Tbk 2007 0.00 0 0 20 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk 2007 0.00 0 0 21 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk 2007 0.33 0 0 22 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 2007 0.25 0 0 23 BAYU Bayu Buana Tbk 2007 0.25 1 0 24 BBCA Bank Central Asia Tbk 2007 0.14 1 0 25 BBIA Bank UOB Buana Tbk 2007 0.00 1 1 26 BBKP Bank Bukopin Tbk 2007 0.00 0 0 27 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 2007 0.00 0 0 28 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 2007 0.13 0 0 29 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 2007 0.10 1 1 30 BCAP Bhakti Capital Indonesia Tbk 2007 0.00 0 0 31 BCIC Bank Century Tbk 2007 0.20 1 1 32 BDMN Bank Danamon Tbk 2007 0.13 1 0 33 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 2007 0.00 1 1 34 BHIT Bhakti Investama Tbk 2007 0.25 1 1 35 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 2007 0.40 0 1 36 BKSL Sentul City Tbk 2007 0.00 0 0
37 BKSW Bank Kesawan Tbk 2007 0.00 0 0 38 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 2007 0.20 1 0 39 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 2007 0.00 1 0 40 BMTR Global Mediacom Tbk 2007 0.00 0 1 41 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 2007 0.33 1 1 42 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 2007 0.20 1 1 43 BNGA Bank Niaga Tbk 2007 0.00 0 1 44 BNII Bank International Ind. Tbk 2007 0.00 0 0 45 BNLI Bank Permata Tbk 2007 0.13 0 1 46 BTEL Bakrie Telecom Tbk 2007 0.00 0 1 47 BVIC Bank Victoria Int l. Tbk 2007 0.29 0 1 48 CENT Centrin Online Tbk. 2007 0.00 0 0 49 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 2007 0.20 0 1 50 CKRA Ciptojaya Kontrindoreksa Tbk 2007 0.00 0 1 51 CMNP Citra Marga Nushapala P. Tbk 2007 0.09 1 1 52 CMPP Centris Multi Persada P. Tbk 2007 0.00 0 1 53 COWL Cowell Development Tbk 2007 0.17 1 1 54 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk. 2007 0.67 0 1 55 CTRP Ciputra Property Tbk 2007 0.33 1 1 56 CTRS Ciputra Surya Tbk 2007 0.00 0 1 57 DART Duta Anggada Realty Tbk 2007 0.11 0 0 58 DEWA Darma Henwa Tbk 2007 0.25 1 1 59 DGIK Duta Graha Indah Tbk 2007 0.00 0 1 60 DKFT Duta Kirana Finance Tbk. 2007 0.25 0 0 61 DNET Dyviacom Intrabumi Tbk 2007 0.33 1 1 62 DUTI Duta Pertiwi Tbk 2007 0.10 0 0 63 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 2007 0.20 0 0 64 EXCL Excelcomindo Pratama Tbk 2007 0.00 1 0 65 FAST Fast Food Indonesia Tbk 2007 0.17 0 1 66 FORU Fortune Indonesia Tbk 2007 0.33 0 1 67 FREN Mobile-8 Telecom Tbk 2007 0.25 1 1 68 GEMA Gema Grahasarana Tbk 2007 0.33 0 0 69 GMCW Grahamas Citrawisata Tbk. 2007 0.00 0 0
70 GMTD Gowa Makassar Tourism Dev. Tbk 2007 0.00 1 0
71 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk 2007 0.00 0 0 72 GSMF Equity Development Investment 2007 0.25 0 0 73 HADE Hortus Danavest Tbk 2007 0.00 0 0 74 HERO Hero Supermarket Tbk 2007 0.20 1 0 75 HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk 2007 0.00 1 0 76 HITS Humpuss Intermoda Trans. Tbk 2007 0.00 1 0
LLampiran 2.b
75
77 IATA Indonesia Air Transport Tbk 2007 0.00 0 0 78 ICON Island Concepts Indonesia Tbk. 2007 0.00 0 0 79 IDKM Indosiar Karya Media Tbk 2007 0.00 1 0 80 INCF Indo Citra Finance Tbk 2007 0.00 0 0 81 INDX Indoexchange Tbk 2007 0.00 0 0 82 INPC Bank Artha Graha Internasional 2007 0.00 0 1 83 INPP Indonesian Paradise Property 2007 0.33 1 1 84 INTA Intraco Penta Tbk 2007 0.22 0 1 85 INTD Inter Delta Tbk 2007 0.33 1 0 86 ISAT Indosat Tbk 2007 0.00 0 0 87 ITTG Integrasi Teknologi Tbk 2007 0.33 1 1 88 JAKA Jaka Inti Realtindo Tbk 2007 0.00 0 1 89 JASS Jasa Angkasa Semesta Tbk. 2007 0.00 0 1 90 JIHD Jakarta Int l Hotel & Dev. Tbk 2007 0.00 0 1 91 JKON Jaya Konstruksi Manggala Prata 2007 0.00 1 0 92 JRPT Jaya Real Property Tbk 2007 0.00 1 0 93 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 2007 0.00 1 1 94 JSPT Jakarta Setiabudi Internasiona 2007 0.00 1 0 95 JTPE Jasuindo Tiga Perkasa Tbk 2007 0.50 0 0 96 KARK Dayaindo Resources Int l Tbk 2007 0.00 0 0 97 KBLV First Media Tbk. 2007 0.11 1 1 98 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 2007 0.00 1 0 99 KOIN Perdana Bangun Pusaka Tbk 2007 0.00 0 0
100 KPIG Global Land Development Tbk 2007 0.20 1 1 101 KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk 2007 0.17 0 1 102 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 2007 0.29 1 0 103 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 2007 0.00 1 0 104 LPBN Bank Lippo Tbk 2007 0.00 1 1 105 LPCK Lippo Cikarang Tbk 2007 0.00 0 0 106 LPGI Lippo General Insurance Tbk 2007 0.25 1 0 107 LPKR Lippo Karawaci Tbk 2007 0.00 0 0 108 LPLI Lippo E-NET Tbk 2007 0.00 0 0 109 LPPF Pacific Utama Tbk 2007 0.00 0 0 110 LPPS Lippo Securities Tbk 2007 0.00 0 0 111 LTLS Lautan Luas Tbk 2007 0.00 0 0 112 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk 2007 0.00 1 0 113 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 2007 0.29 1 0 114 MAYA Bank Mayapada Tbk 2007 0.25 1 0 115 MCOR Bank Wiindu Multicor Tbk 2007 0.14 1 0 116 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk 2007 0.20 1 0 117 MDRN Modern Internasional Tbk 2007 0.00 0 0
LLampiran 2.c
118 MEGA Bank Mega Tbk 2007 0.17 0 0 119 META Nusantara Infrastructure Tbk 2007 0.00 0 0 120 MFIN Mandala Multifinance Tbk 2007 0.50 0 0 121 MIRA Mitra Rajasa Tbk 2007 0.00 1 0 122 MITI Mitra Investindo Tbk 2007 0.67 1 0 123 MNCN Media Nusantara Citra Tbk 2007 0.00 1 0 124 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 2007 0.20 0 0 125 MREI Maskapai Reasuransi Ind. Tbk 2007 0.17 0 0 126 MTDL Metrodata Electronics Tbk 2007 0.00 1 0 127 MTFN Capitalinc Investment Tbk 2007 0.00 0 0 128 MTSM Metro Supermarket Realty Tbk 2007 0.40 1 0 129 MYOH Myoh Technology Tbk. 2007 0.00 0 0 130 NISP Bank NISP Tbk 2007 0.20 1 0 131 OCAP Okansa Capital Tbk. 2007 0.20 1 0 132 OKAS Okansa Persada Tbk. 2007 0.00 0 0 133 PANR Panorama Sentrawisata Tbk 2007 0.00 1 0 134 PANS Panin Sekuritas Tbk 2007 0.25 0 0 135 PEGE Panca Global Securities Tbk 2007 1.00 0 0 136 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk 2007 0.10 1 1 137 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk 2007 0.00 1 0 138 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 2007 0.00 1 1 139 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 2007 0.00 1 1 140 PNSE Pudjiadi & Sons Estate Tbk 2007 0.50 1 1 141 POOL Pool Advista Indonesia Tbk 2007 0.00 0 0 142 PSAB Pelita Sejahtera Abadi Tbk. 2007 0.00 1 0 143 PUDP Pudjiadi Prestige Limited Tbk 2007 0.00 1 1 144 PWON Pakuwon Jati Tbk 2007 0.00 1 1 145 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk 2007 0.00 0 0 146 RAJA Rukun Raharja Tbk 2007 0.00 1 1 147 RALS Ramayana Lestari Sentosa Tbk 2007 0.00 1 1 148 RBMS Ristia Bintang Mahkotasejati T 2007 0.50 1 1 149 RELI Reliance Securities Tbk 2007 0.00 0 0 150 RIGS Rig Tenders Tbk 2007 0.25 1 1 151 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 2007 0.25 1 1 152 RODA Roda Panggon Harapan Tbk. 2007 0.25 1 1 153 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 2007 0.00 1 1 154 SAFE Steady Safe Tbk 2007 0.00 0 1 155 SCBD Danayasa Arthatama Tbk. 2007 0.00 0 0 156 SCMA Surya Citra Media Tbk 2007 0.00 1 0 157 SDPC Millennium Pharmacon Int. Tbk 2007 0.00 1 1 158 SHID Hotel Sahid Jaya Tbk 2007 0.20 1 0
Lampiran 2.d
159 SIIP Suryainti Permata Tbk 2007 0.00 1 0 160 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 2007 0.25 0 0 161 SMDR Samudera Indonesia Tbk 2007 0.13 1 0 162 SMMA Sinar Mas Multiartha Tbk 2007 0.00 1 1 163 SMRA Summarecon Agung Tbk 2007 0.29 1 1 164 SONA Sona Topas Tourism Inds.Tbk 2007 0.25 1 0 165 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 2007 0.00 0 1 166 SUGI Sugi Samapersada Tbk 2007 0.00 1 1 167 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 2007 0.25 0 1 168 TIRA Tira Austenite Tbk 2007 0.33 1 0 169 TKGA Toko Gunung Agung Tbk 2007 0.20 1 1 170 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 2007 0.00 1 1 171 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk 2007 0.33 1 1 172 TOTL Total Bangun Persada Tbk 2007 0.33 1 1 173 TRIM Trimegah Securities Tbk 2007 0.25 0 1 174 TRUB Truba Alam Manunggal E. Tbk 2007 0.33 1 1 175 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk 2007 0.00 0 1 176 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 2007 0.00 0 1 177 UNTR United Tractors Tbk 2007 0.00 0 1 178 WEHA Panorama Transportasi Tbk 2007 0.00 1 1 179 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk 2007 0.00 1 1 180 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tb 2007 0.40 1 0 181 ZBRA Zebra Nusantara Tbk 2007 0.00 0 0 182 ABBA Abdi Bangsa Tbk 2008 0.00 0 0 183 ABDA Asuransi Bina Dana Arta Tbk 2008 0.25 1 0 184 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 2008 0.00 1 1 185 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk 2008 0.00 1 1 186 ADMF Adira Dinamika Multi Finance 2008 0.25 1 1 187 AHAP Asuransi Harta Aman P Tbk 2008 0.00 1 1 188 AKRA AKR Corporindo Tbk 2008 0.20 1 0 189 AKSI Asia Kapitalindo Securities Tb 2008 0.33 1 1 190 ALFA Alfa Retailindo Tbk 2008 0.25 1 0 191 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 2008 1.00 0 1 192 ANTA Anta Express Tour & Travel Se 2008 0.33 1 0 193 APIC Pan Pacific International Tbk 2008 0.50 0 0 194 APOL Arpeni Pratama Ocean Line Tbk 2008 0.17 1 1 195 ARTA Arthavest Tbk 2008 0.00 0 1 196 ASBI Asuransi Bintang Tbk 2008 0.25 1 1 197 ASDM Asuransi Dayin MitraTbk 2008 0.00 0 1 198 ASGR Astra Graphia Tbk 2008 0.00 0 1 199 ASII Astra International Tbk 2008 0.00 1 1
Lampiran 2.e
200 ASJT Asuransi Jasa Tania Tbk 2008 0.00 0 1 201 ASRI Alam Sutera Realty Tbk. 2008 0.20 1 0 202 ASRM Asuransi Ramayana Tbk 2008 0.00 1 1 203 BABP Bank Bumiputera Indonesia Tbk 2008 0.33 1 1 204 BAEK Bank Ekonomi Raharja Tbk. 2008 0.00 1 1 205 BAYU Bayu Buana Tbk 2008 0.00 0 1 206 BBCA Bank Central Asia Tbk 2008 0.00 1 1 207 BBKP Bank Bukopin Tbk 2008 0.00 1 1 208 BBLD Buana Finance Tbk 2008 0.00 0 1 209 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk 2008 0.00 1 1 210 BCAP Bhakti Capital Indonesia Tbk 2008 0.00 0 0 211 BCIC Bank Century Tbk 2008 0.00 0 1 212 BDMN Bank Danamon Tbk 2008 0.13 1 1 213 BEKS Bank Eksekutif International T 2008 0.00 0 1 214 BFIN BFI Finance Indonesia Tbk 2008 0.00 0 0 215 BHIT Bhakti Investama Tbk 2008 0.25 1 0 216 BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 2008 0.00 1 0 217 BKDP Bukit Darmo Property Tbk 2008 0.40 1 0 218 BKSL Sentul City Tbk 2008 0.33 1 0 219 BKSW Bank Kesawan Tbk 2008 0.00 0 0 220 BLTA Berlian Laju Tanker Tbk 2008 0.20 1 0 221 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 2008 0.00 1 0 222 BMTR Global Mediacom Tbk 2008 0.00 0 0 223 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 2008 0.33 1 0 224 BNBR Bakrie & Brothers Tbk 2008 0.60 1 1 225 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 2008 0.00 0 0 226 BNII Bank International Ind. Tbk 2008 0.00 0 0 227 BNLI Bank Permata Tbk 2008 0.13 1 1 228 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 2008 0.43 1 1 229 BSWD Bank Swadesi Tbk 2008 0.50 1 1 230 BTPN Bank Tabungan Pensiunan N. Tbk 2008 0.00 0 1 231 BVIC Bank Victoria Int l. Tbk 2008 0.29 0 1 232 CENT Centrin Online Tbk. 2008 0.00 0 1 233 CFIN Clipan Finance Indonesia Tbk 2008 0.60 0 1 234 CKRA Citra Kebun Raya Agri Tbk 2008 0.00 0 1 235 CMNP Citra Marga Nushapala P. Tbk 2008 0.08 1 1 236 CMPP Centris Multi Persada P. Tbk 2008 0.00 0 1 237 COWL Cowell Development Tbk 2008 0.17 1 1 238 CSAP Catur Sentosa Adiprana Tbk. 2008 0.20 0 1 239 CTRA Ciputra Development Tbk 2008 0.22 1 1 240 CTRP Ciputra Property Tbk 2008 0.33 1 1
Lampiran 2.f
241 CTRS Ciputra Surya Tbk 2008 0.25 1 1 242 DEFI Danasupra Erapacific Tbk 2008 0.50 1 0 243 DEWA Darma Henwa Tbk 2008 0.25 1 1 244 DGIK Duta Graha Indah Tbk 2008 0.00 0 1 245 DILD Intiland Development Tbk 2008 0.00 0 1 246 DNET Dyviacom Intrabumi Tbk 2008 0.33 1 1 247 ELTY Bakrieland Development Tbk 2008 0.25 1 1 248 ELNUSA Elnusa Tbk 2008 0.00 1 1 249 EPMT Enseval Putra Megatrading Tbk 2008 0.25 1 0 250 EXCL Excelcomindo Pratama Tbk 2008 0.20 1 0 251 FAST Fast Food Indonesia Tbk 2008 0.17 1 1 252 FREN Mobile-8 Telecom Tbk 2008 0.25 0 1 253 GMCW Grahamas Citrawisata Tbk. 2008 0.00 0 1 254 GPRA Perdana Gapuraprima Tbk 2008 0.13 1 1 255 GSMF Equity Development Investment 2008 0.25 0 0 256 HERO Hero Supermarket Tbk 2008 0.20 0 0 257 HOME Hotel Mandarine Regency Tbk 2008 0.00 1 0 258 IATA Indonesia Air Transport Tbk 2008 0.00 0 0 259 ICON Island Concepts Indonesia Tbk. 2008 0.00 0 0 260 IDKM Indosiar Karya Media Tbk 2008 0.00 1 0 261 INCF Indo Citra Finance Tbk 2008 0.00 0 0 262 INDX Indoexchange Tbk 2008 0.00 0 0 263 INDY Indika Energy Tbk 2008 0.00 1 0 264 INTA Intraco Penta Tbk 2008 0.22 0 0 265 INTD Inter Delta Tbk 2008 0.33 1 0 266 ISAT Indosat Tbk 2008 0.00 0 0 267 ITTG Leo Investments Tbk 2008 0.25 1 0 268 JASS Jasa Angkasa Semesta Tbk. 2008 0.00 0 1 269 JKON Jaya Konstruksi Manggala Prata 2008 0.00 1 1 270 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk 2008 0.00 1 1 271 JSPT Jakarta Setiabudi Internasiona 2008 0.00 1 1 272 KARK Dayaindo Resources Int l Tbk 2008 0.00 0 1 273 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 2008 0.00 1 1 274 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk 2008 0.00 0 1 275 KPIG Global Land Development Tbk 2008 0.20 1 1 276 KREN Kresna Graha Sekurindo Tbk 2008 0.17 0 1 277 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk 2008 0.33 1 1 278 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk 2008 0.00 1 1 279 LMAS Limas Centric Indonesia Tbk 2008 0.67 0 1 280 LPCK Lippo Cikarang Tbk 2008 0.00 0 0 281 LPGI Lippo General Insurance Tbk 2008 0.25 1 0
Lampiran 2.g
282 LPKR Lippo Karawaci Tbk 2008 0.00 0 0 283 LPLI Lippo E-NET Tbk 2008 0.00 0 0 284 LPPF Pacific Utama Tbk 2008 0.00 0 0 285 LPPS Lippo Securities Tbk 2008 0.00 0 0 286 LTLS Lautan Luas Tbk 2008 0.00 0 0 287 MACO Courts Indonesia Tbk. 2008 0.13 1 0 288 MAMI Mas Murni Indonesia Tbk 2008 0.00 1 0 289 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk 2008 0.29 1 0 290 MAYA Bank Mayapada Tbk 2008 0.25 1 0 291 MCOR Bank Windu Kentjana Int l Tbk 2008 0.14 1 0 292 MDLN Modernland Realty Ltd. Tbk 2008 0.20 1 0 293 MDRN Modern Internasional Tbk 2008 0.00 0 0 294 MEGA Bank Mega Tbk 2008 0.17 0 0 295 META Nusantara Infrastructure Tbk 2008 0.00 0 0 296 MICE Multi Indocitra Tbk 2008 0.33 0 1 297 MLPL Multipolar Tbk 2008 0.00 1 1 298 MNCN Media Nusantara Citra Tbk 2008 0.00 1 1 299 MPPA Matahari Putra Prima Tbk 2008 0.20 0 1 300 MREI Maskapai Reasuransi Ind. Tbk 2008 0.17 0 1 301 MTDL Metrodata Electronics Tbk 2008 0.00 1 1 302 MTSM Metro Supermarket Realty Tbk 2008 0.40 1 1 303 MYOH Myoh Technology Tbk. 2008 0.00 0 1 304 OCAP JJ NAB Capital Tbk 2008 0.50 1 1 305 OKAS TD Resources Tbk. 2008 0.00 0 1 306 PANR Panorama Sentrawisata Tbk 2008 0.00 1 1 307 PANS Panin Sekuritas Tbk 2008 0.25 0 1 308 PDES Destinasi Tirta Nusantara Tbk 2008 0.00 0 1 309 PEGE Panca Global Securities Tbk 2008 0.33 0 1 310 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk 2008 0.09 1 1 311 PGLI Pembangunan Graha Lestari Inda 2008 0.00 0 0 312 PJAA Pembangunan Jaya Ancol Tbk 2008 0.00 1 0 313 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 2008 0.00 1 0 314 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 2008 0.00 1 0 315 POOL Pool Advista Indonesia Tbk 2008 0.00 0 0 316 PSAB Pelita Sejahtera Abadi Tbk. 2008 0.00 1 0 317 PSKT Pusako Tarinka Tbk. 2008 0.40 1 0 318 PTRO Petrosea Tbk 2008 0.00 0 0 319 PTSP Pioneerindo Gourmet Int l Tbk 2008 0.00 0 0 320 PWON Pakuwon Jati Tbk 2008 0.00 1 0 321 PWSI Panca Wiratama Sakti Tbk 2008 0.00 0 0 322 RIGS Rig Tenders Tbk 2008 0.25 1 0
Lampiran 2.h
323 RIMO Rimo Catur Lestari Tbk 2008 0.50 1 0 324 RMBA Bentoel International Inv. Tbk 2008 0.20 0 0 325 RODA Royal Oak Development Asia Tbk 2008 0.20 1 0 326 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk 2008 0.00 1 0 327 SCMA Surya Citra Media Tbk 2008 0.00 1 0 328 SDPC Millennium Pharmacon Int. Tbk 2008 0.00 1 0 329 SHID Hotel Sahid Jaya Tbk 2008 0.20 1 0 330 SIIP Suryainti Permata Tbk 2008 0.00 1 0 331 SING Singer Indonesia Tbk. 2008 0.00 0 0 332 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk 2008 0.25 0 0 333 SMMT Eatertainment International 2008 0.00 0 0 334 SMRA Summarecon Agung Tbk 2008 0.29 1 0 335 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk 2008 0.00 0 0 336 SUGI Sugi Samapersada Tbk 2008 0.00 1 0 337 TGKA Tigaraksa Satria Tbk 2008 0.33 0 0 338 TIRA Tira Austenite Tbk 2008 0.25 1 0 339 TKGA Toko Gunung Agung Tbk 2008 0.20 0 0 340 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk 2008 0.00 1 1 341 TMAS Pelayaran Tempuran Emas Tbk 2008 0.40 1 0 342 TMPO Tempo Inti Media Tbk 2008 0.00 0 0 343 TOTL Total Bangun Persada Tbk 2008 0.29 1 0 344 TRAM Trada Maritime Tbk 2008 0.00 1 1 345 TRIL Triwira Insanlestari Tbk. 2008 0.00 1 0 346 TRUB Truba Alam Manunggal E. Tbk 2008 0.33 1 1 347 TRUS Trust Finance Indonesia Tbk 2008 0.00 0 0 348 TURI Tunas Ridean Tbk 2008 0.00 1 1 349 UNIT Nusantara Inti Corpora Tbk 2008 0.00 0 1 350 UNTR United Tractors Tbk 2008 0.00 0 1 351 WAPO Wahana Phonix Mandiri Tbk 2008 0.00 0 1 352 WEHA Panorama Transportasi Tbk 2008 0.00 1 1 353 WICO Wicaksana Overseas Int l Tbk 2008 0.00 0 0 354 WIKA Wijaya Karya (Persero) Tbk 2008 0.00 1 1 355 WOMF Wahana Ottomitra Multiartha Tb 2008 0.40 1 0 356 YULE Yulie Sekurindo Tbk 2008 0.50 0 0 357 ZBRA Zebra Nusantara Tbk 2008 0.00 0 0
Lampiran 2.i
Logistic Regression Notes Output Created 17-JUN-2011 11:57:18 Comments Input Data D:\JOB\SUDIARTANA\data.sav
Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 357
Missing Value Handling
Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing
Syntax LOGISTIC REGRESSION VARIABLES VD /METHOD = ENTER Gender Edu /SAVE = COOK RESID /CASEWISE OUTLIER(2) /PRINT = GOODFIT CORR ITER(1) /CRITERIA = PIN(.05) POUT(.10) ITERATE(20) CUT(.5) .
Resources Elapsed Time 0:00:00,02 Processor Time
0:00:00,03
Variables Created or Modified
COO_1 Analog of Cook's influence statistics RES_1 Difference between observed and
predicted probabilities [DataSet1] D:\JOB\SUDIARTANA\data.sav
Lampiran 3.a.
Case Processing Summary Unweighted Cases(a) N Percent Selected Cases Included in Analysis 357 100,0
Missing Cases 0 ,0 Total 357 100,0
Unselected Cases 0 ,0 Total 357 100,0
a If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Internal Value ,00 0 1,00 1
Block 0: Beginning Block Iteration History(a,b,c)
Iteration
-2 Log likelihood Coefficients
Constant Constant Step 0 1 490,638 -,218
2 490,638 -,219 a Constant is included in the model. b Initial -2 Log Likelihood: 490,638 c Estimation terminated at iteration number 2 because parameter estimates changed by less than ,001. Classification Table(a,b)
Observed
Predicted
VD Percentage
Correct
,00 1,00 ,00 Step 0 VD ,00 198 0 100,0
1,00 159 0 ,0 Overall Percentage 55,5
a Constant is included in the model. b The cut value is ,500
Lampiran 3.b
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 0 Constant -,219 ,106 4,243 1 ,039 ,803
Variables not in the Equation
Score df Sig. Step 0 Variables Gender ,077 1 ,781
Edu 4,106 1 ,043 Overall Statistics 4,106 2 ,128
Block 1: Method = Enter Iteration History(a,b,c,d)
Iteration
-2 Log likelihood Coefficients
Constant Gender Edu Constant Step 1 1 486,521 -,449 ,005 ,427
2 486,518 -,457 ,005 ,435 3 486,518 -,457 ,005 ,435
a Method: Enter b Constant is included in the model. c Initial -2 Log Likelihood: 490,638 d Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001. Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig. Step 1 Step 4,120 2 ,127
Block 4,120 2 ,127 Model 4,120 2 ,127
Model Summary
Step -2 Log
likelihood Cox & Snell R
Square Nagelkerke R
Square 1 486,518(a) ,011 ,015
a Estimation terminated at iteration number 3 because parameter estimates changed by less than ,001.
Lampiran 3.c
Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 3,222 5 ,666
Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test
VD = ,00 VD = 1,00 Total
Observed Expected Observed Expected Observed Step 1 1 70 67,959 41 43,041 111
2 20 21,420 15 13,580 35 3 11 11,621 8 7,379 19 4 39 41,442 43 40,558 82 5 22 20,208 18 19,792 40 6 20 16,668 13 16,332 33 7 16 18,682 21 18,318 37
Classification Table(a)
Observed
Predicted
VD Percentage
Correct
,00 1,00 ,00 Step 1 VD ,00 198 0 100,0
1,00 159 0 ,0 Overall Percentage 55,5
a The cut value is ,500 Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step 1(a)
Gender ,005 ,610 ,000 1 ,994 1,005 Edu ,435 ,217 4,012 1 ,045 1,545 Constant -,457 ,173 7,010 1 ,008 ,633
a Variable(s) entered on step 1: Gender, Edu. Correlation Matrix
Constant Gender Edu Step 1 Constant 1,000 -,377 -,631
Gender -,377 1,000 -,133 Edu -,631 -,133 1,000
Lampiran 3.d
Casewise List(a) a The casewise plot is not produced because no outliers were found. SAVE OUTFILE='D:\JOB\SUDIARTANA\data.sav' /COMPRESSED. DESCRIPTIVES VARIABLES=VD Gender Edu /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX .
Descriptives Notes Output Created 17-JUN-2011 12:04:08 Comments Input Data D:\JOB\SUDIARTANA\data.sav
Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none> N of Rows in Working Data File 357
Missing Value Handling
Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.
Cases Used All non-missing data are used. Syntax DESCRIPTIVES
VARIABLES=VD Gender Edu /STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX .
Resources Elapsed Time
0:00:00,00
Processor Time 0:00:00,00 [DataSet1] D:\JOB\SUDIARTANA\data.sav Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation VD 357 ,00 1,00 ,4454 ,49771 Gender 357 ,00 1,00 ,1322 ,17798 Edu 357 ,00 1,00 ,5378 ,49927 Valid N (listwise) 357
Lampiran 3.e