BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ernest Hilgert (1957) mengatakan ”Psychology may be defined is the science
that studies the behavior of man and other animal” yang artinya adalah psikologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku tingkah laku manusia
dan hewan lainnya.
Geoge A. Miller (1974:4) mengatakan : ”Psichology is the science that attamp
to discribe, predict, and control mental and behavior events” artinya adalah
psikologi adalah ilmu yang mencoba menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol
mental dan tingkah laku.
Sastra adalah segala bentuk dan macam tulisan yang di tulis oleh manusia,
seperti : ilmu pengetahuan, kitab-kitab suci, surat-surat dsb.
Psikologi Sastra adalah salah satu jenis kajian karya sastra yang bersifat
interdisipliner, karena memahami dan mengkaji sastra dengan menggunakaan
berbagai konsep dan kerangka teori yang ada dalam psikologi.
Pada tahun 1923, Sigmund Freud merumuskan hipotesis akhirnya berhubungan
denag seluk beluk jiwa manusia. Dia menyimpulkan bahwa seluk beluk jiwa
manusia itu tersusun dalam tiga tingkat, yaitu id, ego, dan super ego.Id tidak bisa di
musnahkan, tetapi hanya dapat di kawal.Ego biasanya mengawal dan menekan
dorongan id yang kuat.Sedangakan superego berfungsi sebagai lapisan yang
menolak sesuatu yang melanggar prinsip moral. Apabila terdapat keseimbangan
yang wajar dan stabil antara ketiga unsur itu, akan memperoleh struktur watak
manusia biasa.
Di dalam Novel Bagja Pratamayang berjudul “ Melajang Menjalang “ itu
sangat unik ceritanya. Terutama dari segi psikologi tokohnya, maka dari itu saya
mencoba menganalisis Novel karya Bagja Pratama yang berjudul “ Melajang
Menjalang” itu dengan kajian Psikologisastranya.
Novel ini menceritakan seorang gadis muda yang kuliah di dua universitas di
bandung, ia memiliki pandangan bahwa cinta di dunia ini tidak ada.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Novel?
2. Apa itu Sastra?
3. Apa Psikologi Sastra itu?
4. Apa Itu Konflik?
5. Apa sajakah macam-macam konflik itu?
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Novel
Dari Wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Novel merupakan sebuah
karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita.Novel lebih
panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi
keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak.Umumnya sebuah novel
bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel berasal dari bahasa italia novella, yang dalam bahasa jerman Novelle, dan
dalam bahasa Yunani novellus.Kemudian masuk ke Indonesia menjadi novel.
Istilah Novella dan novella saat ini mengandung pengertian yang sama dengan
istilah Indonesia novelette (Inggris: novelette), yang berarti sebuah karya prosa
fiksi yang panjangnya cakupan, tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu
pendek.
Nurgiyantoro, (1995: 9) menjelaskan bahwa Novel merupakan karya fiksi yang
mengungkapkan aspek-aspek kemanusiaan yang lebih mendalam dan disajikan
dengan halus.
Novel adalah bentuk sastra yang paling popular di dunia.Bentuk sastra ini paling
banyak dicetak dan paling banyak beredar, lantaran daya komunitasnya yang luas
pada masyarakat (Jakob Sumardjo Drs).
Novel adalah bentuk karya sastra yang di dalamnya terdapat nilai-nilai budaya
social, moral, dan pendidikan (Dr. Nurhadi, Dr. Dawud, Dra. Yuni Pratiwi, M.Pd,
Dra. Abdul Roni, M. Pd).
Novel merupakan karya sastra yang mempunyai dua unsur, yaitu : undur
intrinsik dan unsur ekstrinsik yang kedua saling berhubungan karena sangat
berpengaruh dalam kehadiran sebuah karya sastra (Drs. Rostamaji,M.Pd, Agus
priantoro, S.Pd).
Novel adalah karya sastra yang berbentuk prosa yang mempunyai unsur-unsur
intrinsic (Paulus Tukam, S.Pd).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (1995 : 694) dijelaskan bahwa
Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan
watak dan sifat setiap pelaku.
Dari beberapa Pengertian Novel di atas, dapat disimpulkan bahwa Novel adalah
karya atau karangan fiksi yang biasanya dalam bentuk buku (lebih dari 40.000 kata)
dan berisi cerita kehidupan, memiliki Unsur Intrinsik, Unsur Ekstinsik , serta
memiliki nilai-nilai norma seperti Nilai Sosial, Nilai Ethik, Nilai Hedorik, Nilai
Spirit, Nilai Koleksi, dan Nilai Kultural.
B. Pengertian Sastra
Sastra (Sansekerta शा�स्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta
śāstra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar śās- yang berarti “instruksi” atau “ajaran”. Dalam bahasa Indonesia kata ini
biasa digunakan untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan
yang memiliki arti atau keindahan tertentu. Tetapi kata “sastra” bisa pula merujuk
kepada semua jenis tulisan, apakah ini indah atau tidak.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau
sastra lisan (sastra oral).Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan,
tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman
atau pemikiran tertentu.Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah geografis atau
bahasa.
Sumarno dan Saini, Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan, gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu
bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa.
Tarigan, Sastra adalah obyek bagi pengarang dalam mengungkapkan gejolak
emosinya.Misalnya perasaan sedih, kecewa, senang dank lain sebagainya.
Damono, mengungkapkan bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan.
Suyitno, Sastra adalah sesuatu yanmg imajinatif, fiktif, dan inventif.Juga harus
melayani misi-misi yang dapat dipertanggungjawabkan.
C. Pengertian Psikologi Sastra
Psikologi berasal dari perkataan Yunani ‘psyche’ yang artinya jiwa, dan ‘logos’
yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologis (menurut arti kata) psikologi
artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macammacam
gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya (Abu Ahmadi, 1979:1).
Bimo Walgito mengatakan bahwa ‘psikologi’ adalah ilmu yangmembicarakan
tentang jiwa.Ia merupakan suatu ilmu yang menyelidiki sertamempelajari tingkah
laku serta aktifitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan(1997:9).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesiadijelaskan bahwa pengertian ‘psikologi’
adalah ilmu yang berkaitan dengan dengan proses-proses mental baik normal
maupun abnormal yang pengaruhnya pada perilaku atau ilmu pengetahuan tentang
gejala dan kegiatan-kegiatan jiwa (1995:792).
Ernest Hilgert (1957) mengatakan ”Psychology may be defined is the science
that studies the behavior of man and other animal” yang artinya adalah psikologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku tingkah laku manusia
dan hewan lainnya.
Geoge A. Miller (1974:4) mengatakan : ” Psichology is the science that attamp
to discribe, predict, and control mental and behavior events” artinya adalah
psikologi adalah ilmu yang mencoba menjelaskan, memprediksi, dan mengontrol
mental dan tingkah laku.
Dengan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa psikologi adalah
ilmu yang mempelajari jiwa manusia, baik mengenai gejala-gejalanya, prosesnya
maupun latar belakangnya yang tercermin dalam tingkah laku serta aktivitas
manusia atau individu sendiri.
Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi
kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia. Lewat tinjauan psikologi akan nampak
bahwa fungsi dan peran sastra adalah untuk menghidangkan citra manusia yang
seadil-adilnya dan sehidup-hidupnya atau paling sedikit untuk memancarkan bahwa
karya sastra pada hakikatnya bertujuan untuk melukiskan kehidupan manusia
(Andre Hardjana, 1985:66).
Psikologi sastra sebagai cabang ilmu sastra yang mendekati sastra dari sudut
psikologi.Perhatiannya dapat diarahkan kepada pengarang, dan pembaca (psikologi
komunikasi sastra) atau kepada teks itu sendiri (Dick Hartoko dan B. Rahmanto,
1986:126).
Istilah psikologi sastra mempunyai empat kemungkinan pengertian, yaitu
(1) Studi psikologi pengarang sebagai tipe atau pembeda, (2) Studi proses
kreatif,
(3) Studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra,
dan
(4) Studi yang mempelajari dampak sastra pada pembaca atau psikologi
pembaca (Wellek, Rene dan Austin Warren, 1989:90).
Berdasarkan pendapat Wellek dan Warren di atas, penelitian pada roman
Larasati ini mengarah pada pengertian ketiga, yaitu pendekatan psikologi
sebagai studi tipe dan hukum-hukum yang diterapkan pada karya sastra. Secara
spesifik dapat dijelaskan, bahwa analisis yang akan dilakukan terutama
diarahkan pada kondisi kejiwaan tokoh utama yang berperan dalam cerita, untuk
mengungkap kepribadiannya secara menyeluruh.
Menurut Wayan Ardana (1985 : 12) mengatakan ilmu jiwa dapat dianggap
sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan pengalaman
organisme – organisme (hidup) yang dapat diobservasi oleh orang lain atau diuji
dengan teknik – teknik evaluasi atau teknik – teknik eksperimental.
Jadi secara umum psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
menggunakan prinsip – prinsip ilmiah untuk mempelajari perilaku manusia baik
perilaku yang terlihat, seperti makan, minum, berjalan, tidur, bekerja, dan
berbicara maupun perilaku yang tidak dapat dilihat seperti berfikir, emosi dan
imajinasi. Dan ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Wayan
Ardana (1985 : 12), sehingga penulis lebih cenderung mengambil pendapat
Wayan Ardana (1985 : 12).
D. Pengertian Konflik dan macam-macam konflikPengertian Konflik menurut Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam
organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi
konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain
kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik.
Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
1. Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan
bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus
dihindari.Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan
irrationality.Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi
yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan
kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
2. Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View. Pandangan ini
menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di
dalam kelompok atau organisasi.Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat
dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan
pandangan atau pendapat antar anggota.Oleh karena itu, konflik harus dijadikan
sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi.
Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan
inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
Pengertian Konflik menurut stoner dan Freman (1989:392) membagi pandangan
menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old view) dan pandangan modern
(Current View):
1. Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik
dapat dihindari.Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan
mencegah pencapaian tujuan yang optimal.Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan
yang optimal, konflik harus dihilangkan.Konflik biasanya disebabkan oleh
kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi.Dikarenakan
kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan
konflik.
2. Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak
faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan
sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai
tingkatan.Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas
mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan
bersama.
Pengertian konflik menurut Myers Selain pandangan menurut Robbin dan
Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)
1. Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk
yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena
dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi.Bahkan
seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik
secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti
akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu
sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut
pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
2. Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa
konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis
interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana
meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak
merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi.Konflik
dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan
dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif
.Macam-macam Konflik :
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik
yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan
kelompok, konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
1) Konflik Intrapersonal
Konflik intrapersonal adalah konflik seseorang dengan dirinya sendiri.
Konflik terjadi bila pada waktu yang sama seseorang memiliki dua keinginan
yang tidak mungkin dipenuhi sekaligus.Sebagaimana diketahui bahwa dalam
diri seseorang itu biasanya terdapat hal-hal sebagai berikut:
Sejumlah kebutuhan-kebutuhan dan peranan-peranan yang bersaing
Beraneka macam cara yang berbeda yang mendorong peranan-peranan
dan kebutuhan-kebutuhan itu terlahirkan.
Banyaknya bentuk halangan-halangan yang bisa terjadi di antara dorongan
dan tujuan
Terdapatnya baik aspek yang positif maupun negatif yang menghalangi
tujuantujuan yang diinginkan.
Ada tiga macam bentuk konflik intrapersonal yaitu :
a) Konflik pendekatan-pendekatan, contohnya orang yang dihadapkan pada
dua pilihan yang sama-sama menarik.
b) Konflik pendekatan – penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan
pada dua pilihan yang sama menyulitkan.
c) Konflik penghindaran-penghindaran, contohnya orang yang dihadapkan
pada satu hal yang mempunyai nilai positif dan negatif sekaligus.
2) Konflik Interpersonal
Konflik Interpersonal adalah pertentangan antar seseorang dengan orang lain
karena pertentengan kepentingan atau keinginan. Hal ini sering terjadi antara
dua orang yang berbeda status, jabatan, bidang kerja dan lain-lain.Konflik
interpersonal ini merupakan suatu dinamika yang amat penting dalam
perilaku organisasi. Karena konflik semacam ini akan melibatkan beberapa
peranan dari beberapa anggota organisasi yang tidak bisa tidak akan
mempngaruhi proses pencapaian tujuan organisasi tersebut.
3) Konflik antar individu-individu dan kelompok-kelompokHal ini seringkali berhubungan dengan cara individu menghadapi tekanan-tekanan untuk mencapai konformitas, yang ditekankan kepada mereka oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh dapat dikatakan bahwa seseorang individu dapat dihukum oleh kelompok kerjanya karena ia tidak dapat mencapai norma-norma produktivitas kelompok dimana ia berada
4) Konflik interorganisasiKonflik intergrup merupakan hal yang tidak asing lagi bagi organisasi manapun, dan konflik ini meyebabkan sulitnya koordinasi
dan integrasi dari kegiatan yang berkaitan dengan tugas-tugas dan pekerjaan. Dalam setiap kasus, hubungan integrup harus dimanage sebaik mungkin untuk mempertahankan kolaborasi dan menghindari semua konsekuensidisfungsional dari setiap konflik yang mungkin timbul.Contoh seperti di bidang ekonomi dimana Amerika Serikat dan negara-negara lain dianggap sebagai bentuk konflik, dan konflik ini biasanya disebut dengan persaingan.Konflik ini berdasarkan pengalaman ternyata telah menyebabkan timbulnya pengembangan produk-produk baru, teknologi baru dan servis baru, harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber daya secara lebih efisien.
BAB III
ANALISIS NOVEL “ MELAJANG MENJALANG “
KARYA : BAGJA PRATAMA
A. Psikologi Pengarang
Tentang Penulis, Bagja Pratama lahir di bandung 05 November 1984. Balita di
bandung, batita di jakarata. Dan di Bekasi sampai kelas tiga SMP ( SMPN 4
Bekasi). Kemudian hijrah ke medan selama dua tahun ( SMUN 15 Medan). Balik
lagi ke Bekasi (SMUN 2 Bekasi). Selang satu tahun kuliah di bandung (Fakultas
Hukum Unpad’02) sampai sekarang. Saat ini aktif di LPPMD – Unpad dan
menjabat sebagai pimpinan Umum Jurnal sosial-politik DIALEKTIKA LPPMD –
Unpad.
Penulis mengatakan, menulis adalah membalik kertas dan
menggambar.Bagaimana hati di lukis?Pikiran tersketsa?imajinasi terwarna?
Apa yang nyata dari khayalan? Juga ketika Bagja Pratama bertemu dengan dia.
Seorang yang hanya menyebut sebuah nama; Messialuna, yang mengajak Bagja
Pratama untuk percaya; bahwa ada kehidupan di atas lembaran kertas! Ada gedung-
gedung yang berdiri, ada manusia-manusia yang berlalu-lalang. Penulis pun masih
heran, bagaimana mungkin terdapat sebuah nyawa di antara jejran huruf yang
terapit oleh oparagraf-paragraf?
Tapi dia memang hidup! Penulis melihatnya melalui sudut pandang yang tanpa
hitungan sudut atau derajat.Tanpa isi.Tanpa waktu yang terbagi dalam hari
kemarin, saat ini dan esok.Dan kemudian, dia menyuruh penulis untuk bertanya,
adakah sebuah kehidupan dimana semuanya hanya diatur oleh imajinasi? Byukan
hokum, moral maupun syariat agama ciptaan manusia!
Ternyata tidak ada.Menurut penulis kehidupan hanya berisi dendam dengan
kepadatan populasinya. Itulah kenapa sang penulis menulis novel ini karena dia
merasa dibohongi oleh pernyataan Messialuna. Penulis marah, dia ingin membalas
dendam padanya.
Dan sekarang di tumpahkan kedalam sebuah novel yang berjudul “
MELAJANG MENJALANG “.
B. Psikologi Tokoh Dalam Cerita
Saya menganalisis bebarapa Tokoh yang ada dalam novel “ Melajang
Menjalang ” ini,
Seorang Gadis yang Percaya Diri pada dirinya sendiri, dia menganggap
dirinya adalah wanita yang sempurna, dan dia juga menganggap bahwa lelaki
mana yang menolak kalau dia yang meminta. Namanya Messialuna.
Berikut cuplikan pada novel tersebut :
“ perlukah aku memperkenalkan diri? Toh, meski aku jarang mengenal
diri pun, banyak orang terutama lelaki meminta berkenalan denganku.
Mungkin, banyak orang bilang aku cantik. Bukan sombong, menganggap diri
sendiri cantik.”(sobekan pertama, halaman 1 )
Dan aku memang tidak perlu malu mengatakan diri cantik. Semua
mengakui, apalagi lelaki! Dan aku akan memanfaatkan kecantikan aku ini
dengan kesadaran.(sobekan pertama)
` seorang mesialuna dan seorang jiwa yang menentang keras dengan
adanya globalisasi, malah dia sendiri tidak menyadari bahwa ia sendiri ikut ke
dalam globalisai itu sendiri.
Berikut bebrapa cuplikannnya :
“ Tapi globalisasi? O. mungkin hanya dimulai dari generasiku ke atas saja yang
beruntung bisa mengalaminya.Dan generasiku sedikit lebih beruntung, bisa
menyaksikan globalisasi dari awal kelahirannya. Aih, betapa aku semakin
tertarik akan hal ini! “(sobekan kedua)
“ gadis seumuranku 18 tahun, dapat menyaksikan dengan mata kepala sendiri,
bagaimana awal sebuah globalisasi. Zaman keterbukaan dan persaingan bebas,
kata orang-orang. “(sobekan kedua)
“ Noval membakar sebatang rokoknya,. Mereknya A Mild dan aku pun ingin
sekali merokok! Tapi tidak di depannya.Zaman ini belum sepenuhnya
terbuka.Banyak orang masih enggan dan ragu menerima keterbukaan
ini.”(sobekan ketiga)
“apakah seperti ini yang namanya keterbukaan? Menawari seorang gadis
sebatang rokok tanpa berbasa basih? Atau memang begini salah satu cara
berbasa-basinya zaman globalisasi?”(sobekan keempat)
Seorang Messialuna yang mempunyai watak tidak mau di atur-atur oleh orang
lain (keras kepala), karena di merasa bisa sendiri. Ia merasa bisa hidup tanpa
orang lain.
Berikut beberapa Cuplikan yang mendukung pernyataan di atas.
“ ayo cepat ganti baju! Katanya tanpa menoleh. Bawel sekali dia hari ini! Siapa
pula kau bisa memerintah aku sedemikian rupa.” (sobekan keempat)
Seorang Messialuna yang mepunyai nasfu atau berahi yang tinggi terhadap
lawan jenis, terkadang bisa mengendalikan terkadang juga terpancing nafsunya
itu sendiri.
Berikut beberapa Cuplikan yang mendukung pernyataan di atas.
“ dandi melepas kausnya. Aih, badan itu…….betapa ingin segera kucicipi.”
(sobekan keempat)
“ bisa kubayangkan nanti, luapan birahinya tumpah ruah melumuri sekujur
tubuhku.” (sobekan keempat)
“ dan di kamar ini, kupastikan semua itu akan terjadi! Sekarang pagi, seruangan
kamar ini masih gelap.Dan gemuruh di luar pun kontan belum terdengar
lagi.Dandi masih melelap.Aku memunguti pakaianku yang masih acak
berserakan. Masa, celana dalamku bisa terletak di atas monitor komputernya.
Aku menertawai diriki sendiri. Namanya juga gairah muda………….” ( sobekan
keempat)
Seorang Messialuna yang tidak percaya dengan adanya cinta. Sehingga
ia bisa melakukan hubungan seks bebas dengan siapun juga, yaitu dengan
teman-teman kuliahnhya yang ia sukai. Ia bisa mealakukannya karena semata-
mata dorongan seks saja tanpa di landasi cinta. Pandangannya tersebut hadir
karena sejarah hidupnya yang kurang kasih saying.Kedua oaring tuanya telah
bercerai.Ayahnya pekerja di luar negeri sedangakan ibunya menikah lagi.Luna
lebih banyak tinggal dengan pembantu dan sopir pribadinya. Kehidupan luna
seperti tak berdasar karena ketidak percayaannya terhadap cinta.
Kecantikannyapun semakin berguna berkaitan pandangan seks bebasnya.Ketika
ayahnya, yang lebih memperhatikannya di bandingkan dengan ibunya, kemudian
meninggal.Luna semakin merasa sendirian.Tetapi temannya, jiwa, terus
menemaninya. Hubungannya dengan jiwa lain daripada dengan laki-laki lain.
Malah luna di sadarkan oleh jiwa bahwa sebenarnya cinta itu bisa dimilikinya.
Tetapi hubungan luna dan jiwa pun tidak berjalan mulus karena jiwa telah
memiliki pacar. Luna berusaha untuk menjalani hidupnya yang sendirian dengan
lebih baik daipada sebelumnya.
BAB IV
PENUTUP
A. SIMPULAN
Novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang-orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak
dan sifat setiap pelaku.
Sastra (Sansekerta शा�स्त्र, shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta
śāstra, yang berarti “teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata dasar
śās- yang berarti “instruksi” atau “ajaran”.
psikologi dapat diartikan sebagai ilmu yang menggunakan prinsip – prinsip
ilmiah untuk mempelajari perilaku manusia baik perilaku yang terlihat, seperti makan,
minum, berjalan, tidur, bekerja, dan berbicara maupun perilaku yang tidak dapat dilihat
seperti berfikir, emosi dan imajinasi.
Psikologi sastra merupakan suatu pendekatan yang mempertimbangkan segi-segi
kejiwaan dan menyangkut batiniah manusia.
konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu
pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi
di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan
konflik.
Menurut James A.F. Stoner dan Charles Wankel dikenal ada lima jenis konflik
yaitu konflik intrapersonal, konflik interpersonal, konflik antar individu dan kelompok,
konflik antar kelompok dan konflik antar organisasi.
B. SARAN
Semoga Analisis yang saya buat ini sedikit bisa membantu pembaca
untuk menjadi referensi ketika hendak mengerjkan tugas sekolah atau kuliahnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/pengertian-sastra.htm
http://pengertian-novel-menurut-para-pakar.html
http://www.untukku.com/artikel-untukku/pengertian-novel-untukku.html
http://sastralife.wordpress.com/pengertian-sastra/
http://andhikaunysastraindonesia.blogspot.com/2010/12/psikologi-sastra.html
http://www.blogger.com/email-post.g?blogID=47635034952043867&postID=7650155442122901355
http://teguhwirwan.blogdetik.com/2009/08/27/analisis-psikologi-sastra-dalam-roman-larasati-karya-pramoedya-ananta-toer/
http://www.syafir.com/2011/06/19/pengertian-psikologi-menurut-para-ahli
http://id.shvoong.com/business-management/management/2008566-jenis-jenis-konflik/
Sosiopsikologi sastra, Heru Subekti
Tarigan, Henry Guntur
Wellek, Rene, dan Austin Warren. 1999. Teori Kesusastraan. Jakarta: Penerbit.
Top Related