ENZIM HIDROLASE
Novian Agni Y
1406504371
Biokimia
Pembimbing : Prof. DR.dr. Mohamad Sadikin, Dsc.
PROGRAM MAGISTER ILMU BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS INDONESIA
2015
ENZIM KELAS HIDROLASE
I. PENDAHULUAN
Enzim atau biokatalisator adalah katalisator organik yang dihasilkan oleh sel.
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme dikatalis
oleh enzim. Jika tidak ada enzim, atau aktivitas enzim terganggu maka reaksi
metabolisme sel akan terhambat hingga pertumbuhan sel juga terganggu.
Reaksi-reaksi enzimatik dibutuhkan agar bakteri dapat memperoleh makanan/
nutrient dalam keadaan terlarut yang dapat diserap ke dalam sel, memperoleh energi
Kimia yang digunakan untuk biosintesis, perkembangbiakan, pergerakan, dan lain-lain
dengan secara cepat dan efisien bagi sel tersebut.Karena begitu banyak jenis enzim
yang telah diketahui dari waktu ke waktu dan sangat diperlukan penamaan agar tidak
jadi kerancuan dalam mempelajari keperluannya, maka dilakukan klasifikasi enzim
berdasarkan sifat katalisisnya.
Prinsip umum penamaan enzim adalah menamakannya sesuai reaksi yang
dikatalisis dan dengan menambahkan akhiran –ase, misalnya permease, translocase,
reparase, dan lainnya. Pada suatu sistem metabolisme, akan banyak enzim yang
digunakan, sehingga penamannya kadang akan lebih banyak dan hampir serupa. Oleh
karena itu, dibuatlah tata nama enzim oleh IUB (International Union of
Biochemistry )tahun 1964 sekarang menjadi IUNMB (International Union of
Biochemistry and Molecular Biology). Penamaan enzim dibuat dengan penomoran
empat angka. Angka pertama menunjukkan kelas enzim, angka kedua subkelas
(substrat atau jenis reaksi), ketiga subsubkelas (jenis reaksi yang lebih detail atau
koenzim), serta angka keempat urutan seri enzim. Kelas enzim terbagi menjadi enam
kelas, yaitu oksidoreduktase, transferase, hydrolase, lyase, isomerase, dan ligase.
Oksidoreduktase adalah kelas enzim yang mengkatalisis reaksi oksidoreduksi.
Substrat yang dioksidasi disebut hidrogen donor. Nama sistematik didasarkan pada
donor: acceptor oxidoreductase. Subkelas didasarkan kepada jenis gugus yang
dioksidasi ataupun direduksi, yaitu EC 1.1 untuk gugus alkohol, EC 1.2 untuk gugus
aldehid atau karboksilat, dan lainnya. Angka ketiga (sub-subkelas) menunjukkan tipe
akseptor yang terlibat, misalnya 1 menunjukkan NAD(P)+, 2 menunjukkan sitokrom.
Pada presentasi, tiga enzim dari kelas ini yang dibahas adalah AcylCoA dehidrogenase
(EC 1.3.99.3), Stearoyl-CoA Desaturase (EC 1.14.19.1), dan Cyclooxygenase (EC
1.14.99.1).
Transferase adalah enzim yang membantu transfer gugus, misalnya gugus metil
dari suatu senyawa (biasa disebut donor) ke senyawa lain (disebut dengan akseptor).
Nama sistematiknya adalah donor: acceptor grouptransferase. Nama umumnya adalah
acceptor grouptransferase atau donor grouptransferase. Subkelas mengindikasikan
gugus yang ditransfer, misalnya EC 2.1 transfer satu gugus karbon, EC 2.2 transfer
gugus aldehid atau keton. Sub-subkelas menunjukkan informasi lebih jauh mengenai
transfer gugus tersebut, misalnya EC 2.1.1 gugus hidroksi metil dan EC 2.1.1
formiltransferase. Enzim pada kelas ini yang dipresentasikan adalah ATCase (EC
2.1.3.2), Hexokinase (EC 2.7.1.1), dan Gliserol Kinase (EC 2.7.1.30).
Kelas hidrolase adalah kelompok enzim yang mengkatalisis pemutusan ikatan C-
O, C-N, C-C dan ikatan lainnya secara hydrolytic. Nama sistematiknya mengandung
kata hidrolase sedangkan nama umumnya berdasarkan nama substrat yang diberi
akhiran -ase. Beberapa hidrolase bekerja pada gugus ester, glycosil, peptida, amida,
dan ikatan lainnya, tidak hanya mengkatalisis perpindahan gugus ini tetapi juga
mentransfer gugus ini menjadi molekul akseptor yang sesuai. Pada dasarnya, enzim
hidrolitik dapat diklasifikasikan sebagai transferase karena hidrolisis dapat dikategorikan
sebagai pemindahan gugus ke air. Namun, reaksi dengan air sebagai akseptor telah
ditemukan lebih awal dan dipertimbangkan sebagai fungsi fisik utama dari enzim. Hal ini
yang menjelaskan mengapa enzim terklasifikasi sebagai hydrolase dibandingkan
transferase. Subkelas menjelaskan ikatan yang dihidrolisis, misalnya EC 3.1 adalah
esterase, EC 3.2 adalah glycosylase, dst. Sub-subkelas menunjukkan substrat yang
dihidrolisis, misalnya EC 3.1.1 thiolester hydrolase. Enzim dari kelas ini yang
dipresentasikan adalah Xylanase (EC 3.2.1.8) , Kitinase (EC 3.2.1.14), dan Papain (EC
3.4.22.2).
Lyase adalah enzim yang memutuskan ikatan C-C, C-O, C-N dan ikatan lainnya
dengan cara eliminasi, penghilangan ikatan rangkap, atau menambahkan gugus lain
pada ikatan rangkap. Nama sistematiknya adalah dengan pola susbtrate group-lyase.
Angka kedua (subkelas) menunjukkan ikatan yang terputus, misalnya EC 4.1 carbon-
carbon lyase, EC 4.2 carbon-oxygen lyase, dst. Sub-sub kelas meunjukkan informasi
lebih lanjut mengenai gugus yang tereliminasi, misalnya EC 4.1.1 menunjukan CO2 dan
EC 4.2.1 H2O. Enzim dari kelas lyase yang dipresentasikan adalah Pyruvat
Decarboxylase (EC 4.1.1.1), Fumarate Hydratase (EC 4.2.1.2), dan Heparin Lyase (EC
4.2.2.7).
Isomerase adalah enzim yang mengkatalisis perubahan geometri atau struktur
pada suatu molekul. Berdasarkan tipe isomerase, enzim dinamakan racemase,
epimerase, cis-trans-isomerase, tautomerase, mutases, atau cycloisomerase. Subkelas
didasarkan pada tipe isomerasi yang terjadi dan sub-subkelas dibagi berdasarkan tipe
substrat. Enzim dari kelas isomerase yang dipresentasikan adalah Glucose Isomerase
(EC 5.3.1.5), L-Rhamnose Isomerase (EC 5.3.1.14), dan DNA Topoisomerase (EC
5.99.1.2).
Kelas enzim yang terakhir adalah ligase. Enzim ini bekerja mengkatalisis
penggabungan dua molekul dengan hidrolisis ikatan difosfat pada ATP atau trifosfat
lainnya. Nama sistematik adala X:Y ligase. Angka kedua (subkelas) menunjukkan
ikatan yang terbentuk, EC 6.1 untuk ikatan C-O, EC 6.2 untuk ikatan C-S. Sub-
subkelas hanya terdapat pada C-N ligase. Enzim dari kelas ini yang dipresentasikan
adalah CoA Ligase (EC 6.2.1.33), Pyruvate Carboxylase (EC 6.4.1.1), dan DNA-LIgase
(EC 6.5.1.2).
Dalam tulisan ini penulis mencoba membahas lebih jauh tentang klasifikasi enzim
hidrolase dan beberapa manfaat enzim tersebut.
A. Enzim Hidrolase.
Kelas hidrolase adalah kelompok enzim yang mengkatalisis pemutusan ikatan C-
O, C-N, C-C dan ikatan lainnya secara hydrolytic. Nama sistematiknya mengandung
kata hidrolase sedangkan nama umumnya berdasarkan nama substrat yang diberi
akhiran -ase. Beberapa hidrolase bekerja pada gugus ester, glycosil, peptida, amida,
dan ikatan lainnya, tidak hanya mengkatalisis perpindahan gugus ini tetapi juga
mentransfer gugus ini menjadi molekul akseptor yang sesuai. Pada dasarnya, enzim
hidrolitik dapat diklasifikasikan sebagai transferase karena hidrolisis dapat dikategorikan
sebagai pemindahan gugus ke air. Namun, reaksi dengan air sebagai akseptor telah
ditemukan lebih awal dan dipertimbangkan sebagai fungsi fisik utama dari enzim. Hal ini
yang menjelaskan mengapa enzim terklasifikasi sebagai hydrolase dibandingkan
transferase. Secara umum enzim ini memberikan reaksi AB + H2O AH + BOH
Enzim hidrolase terbagi atas 13 subkelas berdasarkan ikatan yang diputus secara
hidrolisis, yaitu;
1. Bekerja pada ikatan ester
Sub kelas ini berisi enzim esterase. Para esterase dibagi lagi menjadi: hidrolase
karboksilat-ester (EC 3.1.1), thioester hidrolase (EC 3.1.2), hidrolase fosfat-monoester,
para fosfatase (EC 3.1.3),fosfat diester-hidrolase (EC 3.1.4), hidrolase triphosphoric-
monoester (EC 3.1.5), hidrolase ester sulfat-, para sulfatases (EC 3.1.6),
monoesterases diphosphoric (EC 3.1.7) dan hidrolase fosfat-triester (EC 3.1.8).
2. Bekerja pada ikatan glikosil
Subkelas ini berisi glycosylases, yang diklasifikasikan sebagai hidrolase,
meskipun beberapa dari mereka juga dapat mentransfer glikosil residu untuk
oligosakarida, polisakarida dan akseptor beralkohol lainnya. Para glycosylase dibagi
lagi menjadi glycosidase, yaitu, enzim yang menghidrolisis O dan senyawa S-glikosil
(EC 3.2.1) dan orang-orang yang menghidrolisis N- glikosil senyawa (EC 3.2.2). Nama
umum untuk enzim yang bekerja pada D-gula atau turunannya biasanya tidak
mengandung 'D', kecuali ambiguitas akan dihasilkan dari keberadaan umum yang
sesuai L-gula. Enzim yang menghidrolisis terminal, non-pereduksi-end glycose (atau
didefinisikan dengan baik di-, tri- atau oligosakarida) nama sistematik dari glycan, yaitu
exoenzymes, diberikan berdasarkan 'Glycohydrolase'; enzim yang menghidrolisis ikatan
glikosidik internal, yakni endoenzymes, diberi nama sistematis berdasarkan
'Glycanohydrolase'. Struktur yang sama sering digunakan ketika memberikan nama
yang diterima untuk enzim tersebut.
3. Bekerja pada ikatan eter
Subklas ini dibagi menjadi dua sub kelas besar 3.3.1 memutus ikatan eter (R-O-
R’) dan memutus ikatan tio –eter, sebagai contoh isochorismatase yang mereaksikan
isochorismate ditambah H2O menjadi 2,3-dihydroxy-2,3-dihydrobenzoate dan piruvat.
4. Bekerja pada ikatan peptide (C-N)
Direkomendasikan bahwa istilah "peptidase" digunakan sebagai sinonim dengan
"peptida hidrolase" untuk setiap enzim yang menghidrolisis ikatan peptida. Peptidase
direkomendasikan untuk dibagi lagi menjadi "exopeptidases" yang bertindak hanya
dekat ujung dari rantai polipeptida dan "endopeptidases" yang bertindak secara internal
dalam rantai polipeptida. Penggunaan "peptidase", yang sekarang dianjurkan, identik
dengan "protease" . pada awalnya kelas ini digunakan sebagai istilah umum untuk
kedua enzim exopeptidases dan endopeptidases, untuk konsistensi Nomenklatur
peptidase yang merepotkan. Kekhususan mereka umumnya sulit untuk menentukan,
tergantung pada sifat beberapa residu asam amino di sekitar ikatan peptida akan
dihidrolisis dan juga pada konformasi substrat yang rantai polipeptida. Oleh karena
Klasifikasi melibatkan kriteria tambahan mekanisme katalitik digunakan.
Dua set sub-subclass dari peptidase yang diakui, exopeptidases (EC 3.4.11 dan EC
3.4.13-19) dan endopeptidases (EC 3.4.21-25). Para exopeptidases bertindak hanya
dekat ujung rantai polipeptida, dan mereka yang bertindak di bebas N-terminus
membebaskan sebuah asam amino tunggal residu (aminopeptidases; EC 3.4.11), atau
dipeptida atau tripeptide sebuah (dipeptidylpeptidases dan tripeptidyl-peptidase; EC
3.4.14). Para exopeptidases yang bertindak di C-terminus bebas membebaskan residu
tunggal (Karboksipeptidase, EC 3.4.16-18), atau dipeptida (peptidil-dipeptidases;
EC.4.15).
Karboksipeptidase dibagi tiga kelompok berdasarkan situs katalitik:
Karboksipeptidase jenis serin (EC 3.4.16) sebagai contoh karboksipeptidase c, atau
nama luas kata lainnya Karboksipeptidase Y; serine Karboksipeptidase I; cathepsin A;
lysosomal protective protein; deamidase; lysosomal Karboksipeptidase A; phaseolin,
yang berfungsi melepas asam amino C- terminal dengan sensitifitas yang luas.
Metallokarboksipeptidase (EC 3.4.17) sebagai contoh karboksipeptidase A atau
karboksipolipeptidase atau pancreas karboksipeptidase A, yang berfungsi merilis asam
amino C- terminal tetapi tidak ada reaksi pemutusan –Asp, -Glu -Arg dan –Lys dan –
Pro. Karboksipeptidase jenis sistein (EC 3.4.18) sebagai contoh Cathepsin X atau nama
lainnya cathepsin B2; cysteine-type Karboksipeptidase; cathepsin IV; cathepsin Z; asam
Karboksipeptidase; lysosomal Karboksipeptidase B yang berfungsi melepaskan residu
asam amino C-terminal dengan spesifisitas yang luas, tetapi tidak memiliki tindakan
pada prolin C-terminal dan menunjukkan aktivitas endopeptidase lemah.
Exopeptidases lainnya khusus untuk dipeptides (dipeptidases, EC 3.4.13), atau
untuk menghilangkan residu terminal yang diganti, disiklisasi atau dihubungkan oleh
ikatan isopeptide (hubungan peptida selain yang dari alpha-karboksil kelompok alpha-
amino) (peptidase omega ; EC 3.4.19). Pada endopeptidases dibagi menjadi sub-
subclass berdasarkan situs katalitik, dan spesifisitas.. Sub-Subklas ini adalah:
endopeptidases serin (EC 3.4.21) contohnya chemotripsin A dan B, tripsin, trombin.
endopeptidases sistein (EC 3.4.22) contohnya cathepsin B, Papain, facain.
endopeptidases aspartat (EC 3.4.23) contohnya pepsin A dan Pepsin B.
metalloendopeptidases (EC 3.4.24) contohnya atrolisin A, microbial colagenase. dan
endopeptidases treonin (EC 3.4.25) contohnya proteasome endopipdase kompleks. .
5. Bekerja pada ikatan C-N yang bukan peptide
Subkelas ini memotong gugus ikatan amida sebagia contoh asparaginase, yang
mereaksikan L-asparagine dan H2O menjadi L-aspartate dan NH3.
6. Bekerja pada ikatan asam anhidrida
Subkelas ini memotong ikatan baik anhidrida asetat maupun anhidrida posfat,
contohnya adenosinetriphosphatase yang merubah ATP danH2O menjadi ADP dan
Posfat.
7. Bekerja pada ikatan C-C
Umumnya bekerja memutus ikatan keton, contoh oxaloacetase yang merubah
oxaloacetate dan air menjadi oxalat dan asetat
8. Bekerja pada ikatan halida
Subkelas ini bekerja dalam memutuskan ikatan antar halida
9. Bekerja pada ikatan Posfor dan Nitrogen
Subkelas yang bekerja dalam memutuskan ikatan antara P dan N.
10. Bekerja pada ikatan nitrogen sulfat
Subkelas yang bekerja dalam memutuskan ikatan antara N dan SO42-
11. Bekerja pada ikatan karbon fosfat
Subkelas yang bekerja dalam memutuskan ikatan antara C dan P
12. Bekerja pada ikatan sulfur-sulfur
Subkelas yang bekerja dalam memutuskan ikatan antara S dan S.
13. Bekerja pada ikatan karbon-sulfur
Subkelas yang bekerja dalam memutuskan ikatan antara C dan S.
B. Manfaat enzim
1. Bidang Farmasi dan kedokteran
Enzim merupakan polimer biologik yang mengatalisis lebih dari satu proses dinamik
yang memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal sekarang. Sebagai determinan
yang menentukan kecepatan berlangsungnya berbagai peristiwa fisiologik, enzim
memainkan peranan sentral dalam masalah kesehatan dan penyakit. Pemecahan
makanan untuk memasok energi serta unsur-unsur kimia pembangunan tubuh (building
blocks); perakitan building blocks tersebut menjadi protein, membran sel, serta DNA
yang mengkodekan informasi genetik; dan akhirnya penggunaan energi untuk
menghasilkan gerakan sel, semua ini dimungkinkan dengan adanya kerja enzim-enzim
yang terkoordinasi secara cermat. Sementara dalam keadaan sehat semua proses
fisiologis akan berlangsung dalam cara yang tersusun rapi serta teratur dan
homeostatis tetap dipertahankan, homeostatis dapat mengalami gangguan berat pada
keadaan patologis. Sebagai contoh, cedera jaringan hebat yang mencirikan penyakit
sirosis hepatis dapat menimbulkan gangguan berat pada kemampuan sel membentuk
enzim-enzim yang mengatalisis berbagai proses metabolisme penting seperti sintesis
ureum. Ketidakmampuan mengubah ammonia yang toksik menjadi ureum yang
nontoksik sebagai akibat dari penyakit tersebut akan diikuti dengan intoksikasi
ammonia, dan akhirnya koma hepatikum. Suatu spektrum penyakit genetik langka
tetapi yang sering sangat menurunkan keadaan umum penderitanya dan kerap fatal,
memberi contoh-contoh tambahan dramatis tentang konsekuensi fisiologis drastis yang
dapat menyertai gangguan terhadap aktivitas bahkan hanya satu enzim. Menyusul
suatu cedera jaringan berat (misal, infark jantung atau paru, cedera remuk pada
anggota gerak) atau pertumbuhan sel yang tidak terkendali (misal, karsinoma prostat),
enzim yang mungkin khas bagi jaringan tertentu akan dilepas ke dalam darah. Dengan
demikian, pengukuran terhadap enzim intrasel ini didalam serum dapat memberikan
informasi diagnostik dan prognostic yang tidak ternilai bagi dokter.Dalam bidang
farmasi, Sebagai contoh enzim protease digunakan untuk pengobatan dan luka bakar
serta sebagai bahan aktif dalam sediaan kosmetik.
2. Bidang pangan dan industri
Tidak hanya dalam bidang farmasi dan kedokteran enzim sangat penting bagi
keberlangsungan suatu industri sebagai biokatalis, Sebagai contoh protease digunakan
pada pembuatan roti, biskuit, keju, bir dan alkohol. Penambahan protease pada adonan
roti dimaksudkan untuk mengubah elastisitas serta tekstur dari gluten, sehingga volume
roti dapat ditingkatkan. Selain itu, waktu pembuatan roti dapat direduksi sekitar 30%.
Dalam pembuatan biskuit, protease digunakan untuk menghasilkan adonan dengan
ekstensibilitas dan kekuatan yang seimbang, sehingga adonan dapat dibentangkan
dengan tipis. Dalam industri bir, protease berfungsi sebagai penjernih. Pada industri
alkohol, enzim ini digunakan untuk menghidrolisis protein yang menyelubungi pati,
sehingga mudah dipecah menjadi alkohol oleh khamir. Dalam industri pangan lainnya,
protease digunakan untuk pengempukkan daging, pembuatan kecap dari kedelai, dan
menghidrolisis protein pada ikan untuk menghasilkan minyak ikan. Dalam industri non
pangan, protease banyak digunakan pada industri kulit (pembersih bulu), tekstil, bahan
tambahan pada deterjen (pembersih protein pada lensa kontak, penghilang noda
pakaian) dan pasta gigi. Dalam industri film dan fotografi, protease digunakan untuk
memperoleh kembali komponen perak.
C. Beberapa contoh spesipik enzim hidrolase.
1. PAPAIN
Di dalam getah pepaya terkandung enzim papain. Kata papain berasal dari
bahasa Inggris yang tersusun dari dua kata, yaitu papa (ya) dan in. Artinya kira-kira
suatu substansi di dalam buah pepaya (getah) yang memiliki enzimatis berupa daya
katalis untuk mengurai atau memecah protein. Enzim pemecah protein disebut
protease, proteinase, atau proteolitik, dan papain tergolong enzim protease.
Sebagai enzim proteolitik, papain mempunyai nilai ekonomi tinggi dan banyak
digunakan dalam berbagai industri besar. Papain merupakan enzim yang paling banyak
dan paling sering digunakan. Oleh krena itu potensi pasar papain dalam perdagangan
masih cukup besar.Manfaat getah pepaya sebagai pelunak dahing telah lama diketahui.
Hingga kini selain kebutuhan dan permintaan enzim papain semakin meningkat,
pemanfaatannya pun kian berkembang dan tidak hanya terbatas sebagai pelunak
daguing saja. Berbagai industri makanan dan minuman, industri farmasi, serta industri
lainnya mulai menggunakan papain atau enzim sejenis lainnya. Prospek pemasaran
papain tampaknya kian cerah.
Di Indonesia pemanfaatan getah pepaya sebagai pelunak daging sudah dikenal
sejak dulu. Cara yang umum dilakukan adalah dengan membungkus daging tersebut
beberapa saat dengan daun-daun pepaya yang telah dicacah. Setelah itu barulah
daging dimasak. Saat ini enzim papain sebagai pelunak daging mudah dibeli di pasar,
terutama di pasar swalayan. Cara pemakaian papain sangat mudah. Setelah ditusuk
tusuk dengan garpu, daging ditaburi dengan tepung papain dan baru kemudian
dimasak. Cara lain yang dapat dilakukan adalah dengan merendam daging dalam
larutan papain. Penusukan dengan garpu atau perendaman dimaksudkan agar papain
dapat meresap ke dalam daging.Penggunaan papain pada daging akan menambah
nikmat rasa daging. Daging akan menjadi empuk sehingga mudah dipotong, digigit, dan
dikunyah. Selain itu daging akan mudah dicerna sehingga nilai gizi protein daging yang
diserap tentunya akan meningkat.Industri minuman dan makanan banyak yang
menggunakan enzim papain. Diantaranya industri-industri pembuatan keju,
pengembang kue, biskuit, dan roti. Industri makanan ternak menggunakan papain untuk
menghasilkan konsentrat protein ikan. Industri farmasi menggunakan papain untuk
pengobatan penderita gangguan saluran pencernaan, penderita dispepsia, dan
gastritis.
2. BROMELIN
Bromelin adalah salah satu enzim proteolitik atau protease yaitu enzim yang
mengkatalisasi penguraian protein menjadi asam amino dengan membangun blok
melalui reaksi hidrolisis. Dalam pencernaan protein,ikatan peptide terputus dengan
penyisipan komponen air, -H dan -OH, pada rantai akhir .Enzim bromelin merupakan
suatu enzim endopeptidase yang mempunyai gugus sulfhidril (-SH) pada lokasi aktif.
Pada dasarnya enzim ini diperoleh dari jaringan-jaringan tanaman nanas. Enzim ini
dihambat oleh senyawa oksidator, alkilator dan logam berat. Enzim bromelin banyak
digunakan dalam bidang industri pangan maupun nonpangan seperti industri daging
kalengan, minuman bir dan lain-lain. Enzim bromelin dari jaringan-jaringan tanaman
nanas memiliki potensi yang sama dengan papain yang ditemukan pada pepaya yang
dapat mencerna protein sebesar 1000 kali beratnya. Bromelin dapat diperoleh dari
tanaman nanas baik dari tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang dalam jumlah yang
berbeda. Kandungan enzim lebih banyak di bagian daging buahnya, hal ini ditunjukkan
dengan aktivitasnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas pada bagian
batangnya. Sementara menurut Herdiyastuti (2006) kandungan enzim bromelin lebih
banyak terdapat pada bagian batang yang selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi
bromelin pada batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman.
Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah,
sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali.
Nanas mengandung enzim bromelain yang dapat digunakan untuk membantu
melunakan makanan di dalam lambung. Enzim ini juga berfungsi sebagai antiradang
dan penghambat pertumbuhan sel kanker. Bromelin adalah enzim proteolitik yang
ditemukan pada bagian batang dan buah nanas (Ananas comosus). Enzim ini
diproduksi sebagai hasil sampingan dari pabrik jus nanas. Dalam memproduksi
bromelin, beberapa senyawa yang dapat digunakan untuk presipitasi (pengendapan)
enzim ini adalah amonium sulfat dan alkohol. Beberapa kegunaan dari enzim ini adalah
mengurangi rasa sakit dan pembengkakan karena luka atau operasi, mengurangi
radang sendi, menyembuhkan luka bakar, meningkatkan fungsi paru-paru pada
penderita infeksi saluran pernapasan, dan lain-lain
II. DAFTAR PUSTAKA
Aldrich, Inc. 2015. Proteinase K. On line at www.sigmaaldrich.com/lifescience/
metabolomics/enzyme-explorer/analytical-enzymes/protease-k.html
[accessed 24 April 2015].
Herdyastuti N. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Ekstrak Kasar Enzim Bromelin dari
Batang Nanas (Ananas comusus L.merr). Berk. Penel. Hayati vol. 12: 75–77.
Hideko I, T Noriko, O Shigeyuki, & T Setsuzo. 1979. Complete Structure of the
Carbohydrate Moiety of Stem Bromelain. The Journal Of Biological Chemistry
Vol. 254 (21): 10715-10719.
NC-IUMB, 2010. Data base nomenclature of enzim. On line accessed 24 April 2015
Sadikin, Mohamad. 2002. Biokimia Enzim.Jakarta :Widya Medika
Top Related